26
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Pengertian dan Klasifikasi Hipertensi Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukan oleh angka systolik (bagian atas) dan diastolik (angka bawah). Hipertensi merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kematian. Secara umum hipertensi merupakan masalah kesehatan yang ditandai oleh tekanan darah sistolik presisiten di atas 140 mmHg dan tekanan darah diastolik di atas 85 mmHg (Kurniawan, 2006). Menurut WHO, (2010) yaitu tekanan darah yang masih di anggap normal adalah 140/90 mmHg, sedangkan tekanan darah ≥160/95 mmHg dinyatakan sebagai hipertensi. Hipertensi adalah suatu gangguan keadaan dimana tekanan darah seseorang adalah ≥ 140 mmHg (tekanan sistolik) dan 90 mmHg (tekanan diastolik). Tekanan sistolik merupakan fase darah yang dipompa oleh jantung dan tekanan diastolik menunjukan fase darah kembali ke dalam jantung (DepKes RI, 2006). Sedikit berbeda dengan apa yang dikemukakan oleh Sustrani, (2006) bahwa hipertensi merupakan salah satu gangguan pembuluh darah yang menyebabkan suplay darah yang berisi oksigen melibatkan jantung harus memompa darah keseluruh tubuh lebih kuat. Hubungan Dkungan Keluarga..., Dyah Elvina Wulandari, S1 Keperawatan UMP, 2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Pengertian dan …repository.ump.ac.id/2716/3/Dyah Elvina Wulandari BAB II.pdf · Penatalaksanaan Farmakologi Merupakan pengobatan yang didasarkan

  • Upload
    vuminh

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Pengertian dan …repository.ump.ac.id/2716/3/Dyah Elvina Wulandari BAB II.pdf · Penatalaksanaan Farmakologi Merupakan pengobatan yang didasarkan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Hipertensi

1. Pengertian dan Klasifikasi Hipertensi

Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami

peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukan oleh angka

systolik (bagian atas) dan diastolik (angka bawah). Hipertensi

merupakan salah satu faktor yang menyebabkan kematian. Secara

umum hipertensi merupakan masalah kesehatan yang ditandai oleh

tekanan darah sistolik presisiten di atas 140 mmHg dan tekanan darah

diastolik di atas 85 mmHg (Kurniawan, 2006). Menurut WHO, (2010)

yaitu tekanan darah yang masih di anggap normal adalah 140/90

mmHg, sedangkan tekanan darah ≥160/95 mmHg dinyatakan sebagai

hipertensi.

Hipertensi adalah suatu gangguan keadaan dimana tekanan darah

seseorang adalah ≥ 140 mmHg (tekanan sistolik) dan 90 mmHg

(tekanan diastolik). Tekanan sistolik merupakan fase darah yang

dipompa oleh jantung dan tekanan diastolik menunjukan fase darah

kembali ke dalam jantung (DepKes RI, 2006). Sedikit berbeda dengan

apa yang dikemukakan oleh Sustrani, (2006) bahwa hipertensi

merupakan salah satu gangguan pembuluh darah yang menyebabkan

suplay darah yang berisi oksigen melibatkan jantung harus memompa

darah keseluruh tubuh lebih kuat.

Hubungan Dkungan Keluarga..., Dyah Elvina Wulandari, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Pengertian dan …repository.ump.ac.id/2716/3/Dyah Elvina Wulandari BAB II.pdf · Penatalaksanaan Farmakologi Merupakan pengobatan yang didasarkan

Klasifikasi hipertensi menurut WHO, (2009) berdasarkan

tingginya tekanan diastolik, yaitu:

a. Hipertensi derajat I yaitu, jika tekanan diastoliknya 95-

109mmHg.

b. Hipertensi derajat II yaitu, jika tekanan diastolnya 110-

119mmHg.

c. Hipertensi derajat III yaitu, jika tekanan diastoliknya lebih

dari 120 mmHg.

Tabel 2.1 Klasifikasi Hipertensi menurut Joint National Commite 7 (2007) yaitu:

Kategori Sistol (mmHg) Diastole (mmHg) Normal < 120 < 80 Prehipertensi 210-139 80-89 Hipertensi tahap 1 140-159 90-99 Hipertensi tahaap 2 ≥ 160 ≥ 100

Tabel 2.2 Klasifikasi Tekanan Darah Orang Dewasa Berusia 18 Tahun Keatas

Kategori Sistole (mmHg) Distole (mmHg) Normal < 130 <85 Normal tinggi 130-139 85-89 Hipertensi Stadium 1 (ringan) 140-159 90-99 Hipertensi Stadium 2 (sedang) 160-179 100-109 Hipertensi Stadium 3 (berat) 180-209 110-119 Hipertensi Setadium 4 (SB) ≥ 210 ≥ 120

Sumber : Brunner & Suddarth (2001)

2. Epidemiologi Hipertensi

Hipertensi adalah suatu gangguan pada system peredaran darah

yang mengganggu kesehatan masyaraakat. Umumnya terjadi pada

manusia yang berusia setengah baya (>40 tahun). Namun banyak yang

tidak menyadari bahwa mereka menderita hipertensi akibat gejalanya

tidak nyata. Pada stadium awal, hipertensi belum menimbulkan

Hubungan Dkungan Keluarga..., Dyah Elvina Wulandari, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Pengertian dan …repository.ump.ac.id/2716/3/Dyah Elvina Wulandari BAB II.pdf · Penatalaksanaan Farmakologi Merupakan pengobatan yang didasarkan

gangguan yang serius. Sekitar 1,8% - 28,6% penduduk dewasa

penderita hipertensi. Pervalensi hipertensi di seluruh dunia

diperkirakan antara 15-20% (Depkes RI, 2006).

3. Jenis Hipertensi

Jenis hipertensi ada dua golongan menurut Udjianti, (2010) yaitu:

a. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak

diketahui penyebabnya diantaranya adalah seperti genetik, jenis

kelamin, dan usia, konsumsi diit tinggi garam dan lemak, berat

badan (obesitsa > 25% diatas BB ideal), gaya hidup, merokok

dan mengkonsumsi alkohol dapat meningkatkan tekanan darah.

b. Hipertensi sekunder misalnya dalam penggunaan kontasepsi

oral, neurogenik (tumor otak, gangguan pesikiatris), kehamilan

dan stress. Hipertensi sekunder terjadi karena dari penyakit

lain, seperti penyakit ginjal, kelainan hormonal, obat-obatan.

4. Penyebab Hipertensi

Hipertensi disebabkan oleh faktor yang kompleks, yang belum di

ketahui kepastian etiologinya. Perkembangan penyakit ini

berhubungan dengan abnormalitas struktur fungsi faskuler yang

menyebabkan kerusakan jantung, ginjal, otak dan pembuluh darah

dengan akibat morbiditas dan kematian dini (Susalit, 2001).

Hubungan Dkungan Keluarga..., Dyah Elvina Wulandari, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Pengertian dan …repository.ump.ac.id/2716/3/Dyah Elvina Wulandari BAB II.pdf · Penatalaksanaan Farmakologi Merupakan pengobatan yang didasarkan

Menurut Bustam, (2009) Faktor yng menyebabkan hipertensi

terbagi menjadi dua yaitu:

a. Faktor yang dapat dikontrol, pada faktor yang dapat di

kontrol antara lain obesitas, disiplidemia, stress, aktifitas

fisik, merokok, konsumsi garam yang berlebihan, dietrik,

kebiasaan makan dan konsumsi alkohol.

b. Faktor-faktor yang dan faktor yang tidak dapat di kontrol

seperti usia, jenis kelamin, dan Ras.

Hipertensi juga berhubungan dengan komposisi tubuh, asupan

makanan, faktor emosi, dan gaya hidup. Berhubung dari 90%

penderita hipertensi digolongkan atau disebabkan oleh hipertensi

primer maka secara umum yang disebut hipertensi primes (esensial)

(Kusmana, 2007).

1) Faktor yang dapat diubah:

a) Obesitas

Kelebihan berat badan meningkatkan resiko seseorang

terserang penyakit hipertensi. Semakin besar masa tubuh,

maka semakin banyak pula darah yang dibutuhkan untuk

memasok oksigen dan makanan ke jaringan tubuh. Maka

volume darah yang beredar melalui pembuluh darah

meningkat, sehingga akan memberi tekanan lebih besar ke

dinding arteri. Selain itu obesitas dapat meningkatkan

Hubungan Dkungan Keluarga..., Dyah Elvina Wulandari, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Pengertian dan …repository.ump.ac.id/2716/3/Dyah Elvina Wulandari BAB II.pdf · Penatalaksanaan Farmakologi Merupakan pengobatan yang didasarkan

frekuensi denyut jantung dan kadar insulin dalam darah

(Martuti, 2009).

b) Stress

Stress adalah interaksi antara seseorang dengan lingkungan

termasuk penilaian seseorang terhadap tekanan dari suatu

kejadian dan kemampuan yang dimiliki untuk menghadapi

tekanan tersebut, keadaan ini diikuti respon secara psikologi

antara lain berupa emosi, kecemasan, depresi, dan perasaan

stress. Sedangkan respon secara fisiologis dapat berupa

rangsangan fidik meningkat, perut mules, badan

berkeringat, jaantung berdebar-debar. Respon secara

perilaku antara lain mudah marah, mudah lupa, dan susah

berkosentrasi (Stuart, 2007).

c) Merokok

Individu yang terus menerus menggunakan tembakau

cenderung meningkatkan risiko hipertensi, hal ini

disebabkan karena adanya konsumsi komulatif dari

penggunaan tembakau. Apapun yang menimbulkan

ketegangan pembuluh darah dapat menaikan tekanan darah,

termasuk nikotin yang ada dalam rokok. Nikotin

merangsang system syaraf simpatik, sehingga pada ujung

syaraf melepaskan hormon stress norepineprihne dan segera

meningkat hormone reseptor alpha. Hormon ini mengalir

Hubungan Dkungan Keluarga..., Dyah Elvina Wulandari, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Pengertian dan …repository.ump.ac.id/2716/3/Dyah Elvina Wulandari BAB II.pdf · Penatalaksanaan Farmakologi Merupakan pengobatan yang didasarkan

dalam pembuluh darah dan seluruh tubuh. Oleh karena itu

jantung akan berdenyut lebih cepat dan pembuluh darah

akan mengkerut. Selanjutnya akan menyebabkan

penyempitan pembuluh darah dan menghalangi arus darah

secara normal, sehingga tekanan darah meningkat (WHO,

2009).

Nikotin akan meningkatkan tekanan darah dengan

merangsang untuk melepaskan system hormonal kimia,

yaitu norephinephirin melalui syaraf adrenegrik dan

meningkatkan katekolamin yang dikeluarkan medulla

adrenal. Volume darah merupakan faktor peting yang harus

diperhitungkan pada system pengendalian darah. Karene

volume darah dan jumlah kapasitas pembuluh darah harus

selalu sama dan seimbang jika terjadi perubahan diameter

pembuluh darah (penyempitan pembuluh darah) maka akan

terjadi perubahan pada nilai osmotil (Ibnu, 2006).

d) Aktivitas Fisik

Kurang melakukan aktivitas fisik dapat meningkatkan

resiko seseorang terserang penyakit hipertensi. Hal ini

berkaitan dengan masalah kegemukan. Orang yang tidak

aktif, cenderung memiliki frekuensi denyut jantung yang

lebih tinggi, Sehingga otot jantung harus bekerja lebih keras

pada saat kontraksi (Martini, 2009).

Hubungan Dkungan Keluarga..., Dyah Elvina Wulandari, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Pengertian dan …repository.ump.ac.id/2716/3/Dyah Elvina Wulandari BAB II.pdf · Penatalaksanaan Farmakologi Merupakan pengobatan yang didasarkan

e) Konsumsi alkohol yang berlebihan

Alkohol juga dihubungkan dengan peningkatan darah

peminum alkohol berat akaan cenderung hipertensi

messkipun mekanisme timbulnya hipertensi yang pasti

belum diketahui. Beberapa studi menunjukan hubungan

langsung antara tekanan darah dan asupan alkohol dan

diantaranya melaporkan bahwa efek terhadap tekanan darah

baru nampak apabila mengonsumsi alkohol sekitar 2-3 gelas

ukuran setandar setiap harinya (Karyadi, 2005).

f) Konsumsi garam yang tinggi

Tingginya konsumsi garam mengakibatkan tekanan darh

meningkat. Penelitian telah membuktikan bahwa

pembatasan konsumsi garam dapat menurunkan tekanan

darah dan pengeluaran garam (natrium) oleh obat diuretik

akan menurunkan tekanan darah. Garam terdapat dua

komponen mineral, natrium dan klorida yang sangat

dibutuhkan untuk menjaga keseimbangan cairan, elektrolit,

asam basa, transmisi syaraf, serta kontaksi otot. Garam

adalah zat tambahan makanan sesudah gula, yang

digunakan atau disalahgunakan. Apabila mengkonsumsi

garam terlalu banyak dari yang dapat di olah oleh ginjal

maka kelebihan garam akan ditimbun dan harus dicairkan

sebelum tubuh menanganinya. Jadi tubuh harus menahan

Hubungan Dkungan Keluarga..., Dyah Elvina Wulandari, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Pengertian dan …repository.ump.ac.id/2716/3/Dyah Elvina Wulandari BAB II.pdf · Penatalaksanaan Farmakologi Merupakan pengobatan yang didasarkan

berkilogram air, hanya untuk menjaga agar kelebihan garam

tetap cair. Hal ini akan meningkatkan tekanan darah, karena

ginjal harus mendorong cairan garam itu melalui penyaring-

penyaring yang terdapat pada ginjal (Bustam, 2007).

g) Kurang Serat

Buah-buahan sayuran segar mengandung serat tinggi yang

dapat menurunkan kadar kolestrol darah. Kolestrol yang

tinggi akan membentuk plak dalam arteri, dan

mempersempit arteri yang dapat meningkatkan tekanan

darah setiap gram konsumsi serat dapat menurunkan

kolestrol, rata-rata 2,2 mg/dl konsumsi serat juga

menghindari kelebihan gula dan natrium, serta dapat

menurunkan berat badan dan mencegah kegemukan. Faktor-

faktor yang mempengaruhi tekanan darah dalam sehari

dianjurkan oleh Dietary Guidelines For American untuk

mengkonsumsi makanan mengandung serat 20-35 gram.

Rata-rata penduduk Indonesia konsumsi serat pada

makanannya tergolong rendah, menurut hasil penelitian

Puslitbang Gizi Bogor berkisar 10-15 gram/hari (Martini,

2009).

Hubungan Dkungan Keluarga..., Dyah Elvina Wulandari, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Pengertian dan …repository.ump.ac.id/2716/3/Dyah Elvina Wulandari BAB II.pdf · Penatalaksanaan Farmakologi Merupakan pengobatan yang didasarkan

2) Faktor yang tidak dapat dikontrol

a) Umur

Penambahan usia dapat meningkatkan penambahan resiko

terjangkitnya penyakit hipertensi. Walaupun penyakit

hipertensi bisa terjadi pada segala usia, tetapi sering

menyerang orang dewasa yang berusia 35 tahun atau lebih

dan khususnya pada lansia. Meningkatnya tekanan darah

seiring dengan bertambahnya usia memang sangat umum.

Hal ini disebabkan karena ada perubahan alami pada

jantung, pembuluh darah, dan hormon. Namun perubahan

ini disertai dengan faktor yang lain bisa memicu terjadinya

penyakit hipertensi (Crown, 2011).

b) Jenis kelamin

Faktor gander berpengaruh terhadap terjadinya hipertensi,

dimana pria lebih banyak yang menderita hipertensi

dibandingkan wanita, dengan ratio sekitar 2,29 untuk

kenaikan tekanan darah sistolik dan 3,76 untuk kenaikan

tekanan darah sistolik. Pria diduga memiliki gaya hidup

yang cenderung dapat meningkatkan tekanan darah

dibandingkan dengan wanita. Namun setelah memasuki

monopose, prevalensi hipertensi pada wanita tinggi. Bahkan

setelah usia 65 tahun, terjadinya hipertensi pada wanita

Hubungan Dkungan Keluarga..., Dyah Elvina Wulandari, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Pengertian dan …repository.ump.ac.id/2716/3/Dyah Elvina Wulandari BAB II.pdf · Penatalaksanaan Farmakologi Merupakan pengobatan yang didasarkan

lebih tinggi dibandingkan dengan pria yang diakibatkan

oleh faktor hormonal (DepKes RI, 2006).

c) Ras

Berbagai golongan etnik dapat berbeda dalam kebiasaan

makan, genetika, gaya hidup dan sebagainya yang

mengakibatkan angka kesakitan dan kematian. Pada

kelompok orang dewasa di Amerika, kenaikan tekanan

darah seiring umur dijumpai lebih banyak pada orang

berkulit hitam dari pada berkulit putih (Darmojo, 2009).

5. Manifestasi Klinis

Tanda dan gejala yang ditimbulkan pada penderita

hipertensi menurut Nurarif , (2013) yaitu :

a. Tidak ada gejala

Tekanan darah yang tinggi namun penderita tidak merasakan

perubahan kondisi tubuh. Seringkali hal ini yang menyebabkan

banyak penderita hipertensi terlalu mengabaikan kondisinya

karena memang gejala atau keluhan yang tidak dirasakan.

b. Gejala yang lazim

Gejala yang lazim pada penyakit hipertensi adalah nyeri kepala

dan kelelahan. Beberapa penderita yang memerlukan

pertolongan medis karena mereka mengeluh sakit kepala,

pusing, lemas, kelelahan, sesak napas, gelisah, mual, muntah,

epistaksin, kesadaran menurun.

Hubungan Dkungan Keluarga..., Dyah Elvina Wulandari, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Pengertian dan …repository.ump.ac.id/2716/3/Dyah Elvina Wulandari BAB II.pdf · Penatalaksanaan Farmakologi Merupakan pengobatan yang didasarkan

Menurut Martuti, (2009). Hipertensi berat biasanya akan

menimbulkan keluhan yang sangat nampak yaitu : sakit kepala,

kelelahan, mual, muntah, sesak napas, napas pendek (terengah-

engah), gelisah, pandangan mata kabur dan berkunang-kunang,

emosional, telinga berdengung, sulit tidur, tengkuk terasa berat,

nyeri kepala bagian belakang dan di dada, otot lemah, terjadi

pembengkakan pada kakai dan pergelangan kaki, keringat

berlebihan, denyut jantung yang kuat, cepat atau tidak teratur,

impotensi, pendarahan di urine, bahkan mimisan.

6. Pengendalian Tekanan Darah

Hipertensi memang penyakit berbahaya, namun bukan

berarti orang akan menderita penyakit ini seumur hidupnya, karena

penyakit hipertensi dapat dikontrol, untuk itu dibutuhkan

pengendalian tekanan darah yang tepat dan berkesinambungan.

Salah satu masalaah utama dalam mengontrol hipertensi adalah

kemampuan penderita hipertensi untuk patuh terhadap intruksi

tenaga kesehatan (WHO, 2009).

Penatalaksanaan penderita hipertensi dapat dibagi menjadi

dua yaitu secara farmakologis dan non farmakologis. Menurut

Junaidi (2010), yaitu :

a. Penatalaksanaan Non Farmakologis

Merupakan pengobatan tanpa menggunakan obat-obatan yang

diterapikan untuk hipertensi, dengan cara ini penurunan tekanan

Hubungan Dkungan Keluarga..., Dyah Elvina Wulandari, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Pengertian dan …repository.ump.ac.id/2716/3/Dyah Elvina Wulandari BAB II.pdf · Penatalaksanaan Farmakologi Merupakan pengobatan yang didasarkan

darah diupayakan untuk merubah kebiasaan yang dapat

mengakibatkan terjadinya hipertensi yaitu :

1) Penderita hipertensi yang obesitas dianjurkan untuk

mengurangi berat badan sampai batas ideal dengan cara diit

yang diatur porsi makannya.

2) Mengurangi penggunaan garam sampai kurang dari 2-3 gram

natrium perhari atau 6 gram natrium klorida setiap setiap

harinya yang disertai dengan asupan kalsium, magnesium,

dan kalium yang cukup.

3) Managemen stress agar tidak terlalu mempengaruhi pikiran.

4) Melakukan olahraga secara teratur.

5) Berhenti merokok.

6) Berusaha membina hidup yang positif.

b. Penatalaksanaan Farmakologi

Merupakan pengobatan yang didasarkan pada obat-obatan medis.

Pengobatan farmakologis merupakan pengobatan jangka panjang

bahkan mungkin sampai seumur hidup. Diantaranya yaitu :

1) Obat yang terkenal dari jenis beta-blocker adalah propanolol,

atenolol, pindolo dan sebagainya.

2) Obat yang bekerja sentral

Obat yang bekerja sentral dapat mengurangi pelepasan non

adrenalin sehingga menurunkan aktivitas syaraf adrenergic

perifer dan turunnya tekanan darah. Penggunaan obat ini

Hubungan Dkungan Keluarga..., Dyah Elvina Wulandari, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Pengertian dan …repository.ump.ac.id/2716/3/Dyah Elvina Wulandari BAB II.pdf · Penatalaksanaan Farmakologi Merupakan pengobatan yang didasarkan

perlu memperhatikan efek hipertensi ortostatik. Obat yang

termasuk jenis ini adalah Clonidine, Guanfacine dan

Metildopa.

a) Vosodilator

Obat vasodilator mempunyai efek mengembangkan

dinding arteriole sehingga daya tahan perifer berkurang

dan tekanan darah menurun, obat yang termasuk dalam

jenis ini adalah Hidralazine dan Ecarazine

b) Antagonis Kalsium

Mekanisme antagonis kalsium adalah menghambat

pemasukan ion kalsium ke dalam sel otot polos

pembuluh darah dengan efek vasodilatasi dan turunnya

tekanan darah. Obat jenis antagonis kalsium yang

terkenal adalah Nifedupine dan Verapamil.

B. Dukungan Keluarga

1. Pengertian Keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dalam masyarakat merupakan

penerimaan asuhan keperawatan, keluarga berperan menentukan cara

asuhan keperawatan yang diperlukan anggota keluarga yang

mengalami masalah kesehatan. Bila salah satu dari anggota keluarga

mengalami masalah kesehatan, maka sistem didalam keluarga akan

terganggu (Friedman, 1998).

Hubungan Dkungan Keluarga..., Dyah Elvina Wulandari, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Pengertian dan …repository.ump.ac.id/2716/3/Dyah Elvina Wulandari BAB II.pdf · Penatalaksanaan Farmakologi Merupakan pengobatan yang didasarkan

Menurut pendapat (Gillis & Davis, 1993 ; dalam Friedman 1998),

mengungkapkan keluarga merupakan sumber daya penting dalam

pemberian layanan kesehatan, baik bagi individu maupun keluarga

saat perawatan di fokuskan pada keluarga, efektifitas perawatan

terbukti meningkat.

2. Fungsi Keluarga

Beberapa fungsi keluarga menurut Friedman, (1998) yaitu :

a. Fungsi afektif (Fungsi pemeliharaan kepribadian)

Untuk stabilitas keperibadian keluarga dalam memenuhi

kebutuhan-kebutuhan anggota keluarganya termasuk dalm

mendapatkan kesehatan yang layak.

b. Fungsi sosialisasi

Untuk sosialisasi primer yang bertujuan untuk membuat anggota

keluarga menjadi anggota masyarakat yang produktif

c. Fungsi reproduktif

Menjaga kelangsungan generasi dan keberlangsungan hidup

anggota keluarga.

d. Fungsi ekonomi

Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektif.

e. Fungsi-fungsi keperawatan kesehatan

Untuk pengadaan, perawatan dan penyediaan kebutuhan-

kebutuhan fisik hingga kebutuhan akan perawatan kesehatan

untuk anggota keluarga.

Hubungan Dkungan Keluarga..., Dyah Elvina Wulandari, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Pengertian dan …repository.ump.ac.id/2716/3/Dyah Elvina Wulandari BAB II.pdf · Penatalaksanaan Farmakologi Merupakan pengobatan yang didasarkan

3. Tugas Keluarga

Beberapa tugas keluarga menurut Friedman (1998) yaitu :

a. Mampu mengatasi dan megambil keputusan yang tepat bila

terdapat masalaah dalam keluarga tersebut.

b. Mengenal maslah, keluarga harus mampu mengenali masalah

kesehatan yang ada didalam keluarga.

c. Merawat anggota keluarga yang sakit.

d. Memanfaatkan fasilitas kesehatan yang sudah ada.

e. Memelihara lingkungan.

Dari fungsi dan tugas keluarga di atas, dapat disimpulkan bahwa

peran keluarga merupakan sumber utama dalam memberikan sebuah

layanan kesehatan bagi anggota keluarga yang mengalami masalah

kesehatan.

4. Jenis Dukungan Keluarga

Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan, dan penerimaan

keluarga terhadap penderita yang sakit. Keluarga terdiri atas suami,

istri, anak. Keluarga berfungsi sebagai system pendukung bagi

anggota keluarganya, tetapi anggota keluarga memandang bahwa

orang yang besifat mendukung selalu siap memberikan

pertolongan dan bantuan jika diperlukan (Friedman, 1998).

Dukungan sosial keluarga adalah sikap, tindakan dan

penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Anggota keluarga

dipandang sebagai bagian yang tidak terpisahkan dalam

Hubungan Dkungan Keluarga..., Dyah Elvina Wulandari, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Pengertian dan …repository.ump.ac.id/2716/3/Dyah Elvina Wulandari BAB II.pdf · Penatalaksanaan Farmakologi Merupakan pengobatan yang didasarkan

lingkungan keluarga. Keluarga memiliki pengaruh yang sangat

penting terhadap pembentukan identitas seseorang individu dan

perasaan harga diri. Keluarga memainkan suatu peran yang bersifat

mendukung selama masa penyembuhan dan pemulihan terhadap

anggota yang mengalami masalah kesehatan. Apabila dukungan

semacam ini tidak ada maka keberhasilan penyembuhan atau

pemulihan sangat berkurang (Friedman, 1998).

Dukungan sosial keluarga dapat berupa dukungan internal,

seperti dukungan dari suami, istri, atau dukungan dari saudara

kandung, dan dukungan eksternal seperti dukungan dari sahabaat,

teman, maupun petugas kesehatan (Kuspiatiningsih, 2009).

Menurut Friedman, (1998) terdapat empat dimensi

dukungan keluarga yaitu :

a. Dukungan emosional

Meliputi ungkapan empati, perhatian dan kepedulian yang

bersangkutan dengan anggota keluarga yang mengalami

masalah kesehatan. Misalnya umpan balik dan penegasan dari

anggota keluarga. Keluarga merupakan tempat yang aman

untuk pemulihan penguasaan emosi.

b. Dukungan Instrumental

Dukungan ini bersifat nyata, bertujuan untuk meringankan

beban ataau masalah bagi individu. Sehingga keluarga

merupakan sumber pertolongan yang praktis dan konkrit.

Hubungan Dkungan Keluarga..., Dyah Elvina Wulandari, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Pengertian dan …repository.ump.ac.id/2716/3/Dyah Elvina Wulandari BAB II.pdf · Penatalaksanaan Farmakologi Merupakan pengobatan yang didasarkan

c. Dukungan Informasi

Dukungan ini di berikan dalam bentuk informasi, nasehat dan

petunjuk tentang penyelesaian masalah. Keluarga merupakan

penyebar informasi yang dapat memberikan dukungan

pengawasan, serta semangat terhadap pola hidup sehari-hari.

d. Dukungan Penghargaan

Terjadi lewat ungkapan hormat, atau positif untuk anggota

keluarga yang mengalami masalah kesehtan. Misalnya : pujian,

reward terhadap tindakan atau penyampaian pesan ataupun

masalah, keluarga berperan sebagai pembimbing seperti

dorongan bagi anggota keluarga.

5. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kesehatan

Secara umum dukungan keluarga telah mengkonseptualisasi

sebagai koping. Baik dukungan sosial keluarga internal maupun

eksternal terbukti bermanfaat bagi keluarga saat mengalami masalah

gangguan kesehatan (Friedman, 1998).

Status sehat atau sakit para anggota keluarga dan anggota

mempengaruhi satu sama lain. Satu penyakit dalam keluarga

mempengaruhi seluruh keluarga dan sebaliknya mempengaruhi

jalannya suatu penyakit dan setatus kesehatan anggota keluarga.

Keluarga cenderung menjadi seorang reactor terhadap masalah-

masalah kesehatan dan menjadi actor dalam menentukan masalah-

masalah kesehatan anggota keluarga, keluarga juga harus dilibatkan

Hubungan Dkungan Keluarga..., Dyah Elvina Wulandari, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Pengertian dan …repository.ump.ac.id/2716/3/Dyah Elvina Wulandari BAB II.pdf · Penatalaksanaan Farmakologi Merupakan pengobatan yang didasarkan

dalam program pendidikan dan penyuluhan dan proses terapeutik

pada setiap tahap sehat dan sakit para anggota keluarga, mulai dari

keadaan sehat (ketika mulai diajarkan pengenalan kesehatan dan

strategi kesehatan) hingga tindakan dan penyembuhan. Agar

keluarga mampu mendukung usaha penderita untuk mengendalikan

hipertensi, ini dapat memberi arti adanya hubungan yang seimbang

antara penderita dengan keluarganya dimana kedua pihak tersebut

dapat mengungkapkan kebutuhan dan kepentingan mereka secara

terbuka (Friedman, 1998).

Penyuluhan, bimbingan dan dorongan secara terus-menerus

biasanya diperlukan agar penderita hipertensi tersebut dapat atau

mampu melaksanakan rencana yang dapat diterima untuk

mengendalikan hipertensi dan mematuhi aturan terapinya. Keluarga

selalu dilibatkan dalam memenuhi kebutuhan pasien, mendukung

kepatuhan terhadap program terapi dan mengetahui kapan harus

mencari pertolongan dari professional kesehatan, Keluarga juga

harus memperingatkan bahwa terapi obat hipertensi dapat

menimbulkan masalah kesehatan yang lain, misalnya hipotensi yang

harus dilaporkan (Brunner and Suddart, 2001).

Penyuluhan perawatan kesehatan sangat penting untuk

menyampaikan informasi mengenai kesehatan keluarga, perawatan

kesehatan mulai ketika keluarga menyatakan bahwa anggota

keluarga yang sakit benar-benar sakit dan membutuhkan

Hubungan Dkungan Keluarga..., Dyah Elvina Wulandari, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Pengertian dan …repository.ump.ac.id/2716/3/Dyah Elvina Wulandari BAB II.pdf · Penatalaksanaan Farmakologi Merupakan pengobatan yang didasarkan

pertolongan. Keluarga mulai mencari informasi, penyembuhan,

nasehat, untuk membantu keluarga memeliharara dan meningkatkan

kesehatanny Friedman (1998).

C. Lansia

1. Pengertian Lansia

Lansia merupakan bagian dari anggota keluarga dan anggota

masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan dengan

peningkatan usia harapan hidup. Secara umum seseorang dikatakan

lanjut usia apabila usianya 60 tahun ke atas. Lansia bukan penyakit,

namun tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan

penurunan kemampuan tubuh untuk beradaptasi dengan stress

lingkungan. Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan

seseorang untuk mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi

stress fisiologis. Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya

kemampuan untuk hidup serta peningkatan kepekaan secara

individual. Usia lanjut dapat dikatakan usia emas, karena tidak semua

orang dapat mencapai usia tersebut, maka dari itu orang yang berusia

lanjut sangat memerlukan tindakan keperawatan baik yang bersifat

perventif maupun promotif agar mereka dapat menikmati masa usia

emas serta menjadi usia lanjut yang berguana dan bahagia (Maryam,

2008).

Menurut WHO, (2004) ada 4 tahap batasan umur lansia yaitu:

Hubungan Dkungan Keluarga..., Dyah Elvina Wulandari, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Pengertian dan …repository.ump.ac.id/2716/3/Dyah Elvina Wulandari BAB II.pdf · Penatalaksanaan Farmakologi Merupakan pengobatan yang didasarkan

a. Usia pertengahan (middle age) yaitu usia 45 sampai 59

tahun.

b. Lanjut usia (elderly) yaitu antara 60 sampai 74 tahun.

c. Lanjut usia tua (old) yaitu antara 75 sampai 90 tahun.

d. Usia sangat tua (very old) yaitu diatas 90 tahun.

2. Klasifikasi Lansia

Menurut Maryam, (2008) klasifikasi lansia dibagi menjadi lima,

yaitu:

a. Pralansia (prasenelis), yaitu seseorang yang berusia antara 45

sampai 59 tahun.

b. Lansia yaitu, seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih.

c. Lansia resiko tinggi, yaitu seseorang yang berusia 70 tahun

lebih atau seseorang yang berusia 60 tahun lebih dengan

masalah kesehatan.

d. Lansia Potensial, yaitu lansia yang masih mampu melakukan

pekerjaan atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang atau

jasa.

e. Lansia tidak potensial, yaitu lansia tidak bisa mencari nafkah,

sehingga hidup bergantung orang lain.

Hubungan Dkungan Keluarga..., Dyah Elvina Wulandari, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Pengertian dan …repository.ump.ac.id/2716/3/Dyah Elvina Wulandari BAB II.pdf · Penatalaksanaan Farmakologi Merupakan pengobatan yang didasarkan

3. Tipe Lansia

Menurut Effendi & Makhfudi, (2009) tipe pada lansia bergantung

pada karakter, pengalaman hidup, lingkungan, kondisi fisik, mental, sosial,

dan ekonominya. Tipe tersebut yaitu:

a. Tipe mandiri

Lansia tersebut bisa mengganti kegiataan yang hilang dengan yang

baru, selektif dalam mencari pekerjaan, dan dapat bergaul dengan

teman.

b. Tipe arif bijaksana

Lansia tersebut bisa menyesuaikan diri dengan perubahan zaman,

mempunyai kesibukan, bersikap ramah, rendah hati, dermawan, dan

menjadi panutan.

c. Tipe pasrah

Lansia tersebut hanya menerima dan menunggu nasib baik, mengikuti

kegiatan agama, dan melakukan pekerjaan apa saja.

d. Tipe tidak puas

Konflik lahir batin menentang proses penuaan sehingga menjadi

pemarah, tidak sabar, mudah tersinggung, sulit dilayani, pengkritik,

dan banyak menuntut.

e. Tipe bingung

Lansia biasanya suka kaget, kehilangan keperibadian, mengasingkan

diri, minder, menyesal, pasif, dan acuh tak acuh.

Hubungan Dkungan Keluarga..., Dyah Elvina Wulandari, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Pengertian dan …repository.ump.ac.id/2716/3/Dyah Elvina Wulandari BAB II.pdf · Penatalaksanaan Farmakologi Merupakan pengobatan yang didasarkan

4. Perubahan Yang Terjadi Pada Lansia

Menurut Nugroho, (2008) ada tiga perubahan yang terjadi pada

lansia yaitu:

a. Perubahan atau kemunduran biologis

1. Kulit menjadi tipis, kering, keriput dan tidak elastis lagi, fungsi

kulit sebgai penyekat suhu tubuh lingkungan terhadap

masuknya kuman.

2. Rambut rontok, berwarna putih kering,dan tidak mengkilat.

Hal ini berkaitan dengan perubahan degenerative kulit.

3. Gigi mulai habis

4. Penglihatan dan pendengaran berkurang

5. Mudah lelah, gerakan menjadi gambaran lamban dan kurang

lincah.

6. Kerampingan tubuh menghilang terjadi timbunan lemak

terutama di bagian perut dan panggul.

7. Jumlah sel otot berkurang mengalami atrofi sementara jumlah

jaringan ikat bertambah, volume otot secara keseluruhan

menyusut, fungsi dan kekuatan menurun atau berkurang.

8. Berbagai pembuluh darah sangat penting, khususnya di jantung

dan otak mengalami kekakuan. Lapisan intim menjadi kasar

akibat merokok, hipertensi, diabetes mellitus, kadar kolestrol

tinggi dan lain-lain yang memudahkaan timbulnya

penggumpalan darah dan thrombosis.

Hubungan Dkungan Keluarga..., Dyah Elvina Wulandari, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Pengertian dan …repository.ump.ac.id/2716/3/Dyah Elvina Wulandari BAB II.pdf · Penatalaksanaan Farmakologi Merupakan pengobatan yang didasarkan

9. Tulang pada proses menua kadar kapur (kalsium) menurun

akibat tulang menjadi kropos dan mudah patah.

10. Seks yaitu produksi hormone testoteron pada pria dan hormone

progesterone dan estrogen wanita menurun dengan

bertambahnya umur.

b. Perubahaan atau kemunduran kemampuan kognitif

1. Mudah lupa karena ingatan tidak berfungsi dengan baik.

2. Ingatan kepada hal-hal dimasa muda lebih baik dari pada yang

terjadi dimasa tuanya.

3. Orientasi umum dan perepsi terhadap waktu dan ruangan atau

tempat juga mundur, erat hubungannya dengan daya ingat

yang sudah mundur dan juga karena pandangan yang sudah

menyempit.

4. Meskipun mempunyai banyak pengalaman skor yang dicapai

dalam test intelegensi menjadi lebih rendah sehingga lansia

tidak mudah untuk menerima hal-hal yang baru.

c. Perubahan-perubahan Psikososial

1. Pensiun, merupakan produktifitas selain itu identitas pensiun

dikaitkan dengan peranan dalam sebuah pekerjaan.

2. Merasakan atau sadar akan kematian

3. Perubahan dalam cara hidup, yaitu memasuki rumah

perawatan bergerak lebih sempit.

4. Penyakit kronis dan ketidaak mampuan.

Hubungan Dkungan Keluarga..., Dyah Elvina Wulandari, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Pengertian dan …repository.ump.ac.id/2716/3/Dyah Elvina Wulandari BAB II.pdf · Penatalaksanaan Farmakologi Merupakan pengobatan yang didasarkan

5. Kesepian akibat pengasingan dari lingkungan sosial.

6. Gangguan syaraf panca indra.

7. Gangguan gizi akibat kehilangan jabatan.

8. Rangkaaian dari kehilangan yaitu kehilangan hubungan dan

teman maupun family.

9. Hilangnya kemampuan dan ketegapan fisik.

10. Perubahan terhadap gambaran diri, perubahan konsep diri.

Hubungan Dkungan Keluarga..., Dyah Elvina Wulandari, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Pengertian dan …repository.ump.ac.id/2716/3/Dyah Elvina Wulandari BAB II.pdf · Penatalaksanaan Farmakologi Merupakan pengobatan yang didasarkan

D. Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka Teori Sumber : Modifikasi Friedman (1998), Kusmana (2007), Junaidi (2010)

Faktor Penyebab Hipertensi

Obesitas, stress, aktifitas fisik, merokok,

konsumsi garam yang berlebihan, deuretik,

kebiasaan makan dan konsumsi alkohol.

Pengendalian Tekanan Darah pada Lanjut Usia Penderita Hipertensi

Faktor Penguat

Farmakologi (Obat-obatan) Aturan atau ketetapaan yang membuat individu mengubah perilaku terapi.

Non Farmakologi Perubahan gaya hidup dan perilaku kesehatan (mengurangi stress, olah raga, menurunkan berat badan, mengurangi konsusmsi garam, kafein, dan alkohol, serta mengatur pola makan.

Dukungan Keluarga :

a. Dukungan Emosiaonal

b. Dukungan Informasi

c. Dukungan Penghargaan

d. Dukungan Instrumental

Hubungan Dkungan Keluarga..., Dyah Elvina Wulandari, S1 Keperawatan UMP, 2015

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hipertensi 1. Pengertian dan …repository.ump.ac.id/2716/3/Dyah Elvina Wulandari BAB II.pdf · Penatalaksanaan Farmakologi Merupakan pengobatan yang didasarkan

E. Kerangka Konsep

Variabel Bebas Variabel Terikat

Gambar 2.2 Kerangka Konsep

F. Hipotesis

Hipotesis pada penelitian ini adalah terdapat hubungan dukungan

keluarga dengan pengendalian tekanan darah pada lanjut usia Penderita

hipertensi di Puskesmas Kalimanah Kabupaten Purbalingga.

Dukungan Keluarga Pengendalian tekanan darah pada lanjut usia penderita hipertensi

Hubungan Dkungan Keluarga..., Dyah Elvina Wulandari, S1 Keperawatan UMP, 2015