Upload
vuhanh
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Iklim
Menurut Kartasapoetra (1986) Iklim adalahrata-rata keadaan cuaca
dalam jangka waktu yang cukup lama, minimal 30 tahun yang sifatnya
tetap.Sedangkan cuaca merupakan keadaan atau kelakuan atmosfer pada
waktu tertentu yang sifatnya berubah-ubah dari waktu ke waktu.Iklim
dibedakan atas iklim makro dan iklim mikro. Iklim makro adalah keseluruhan
kejadian meteorologis khusus di atmosfir yang juga dipengaruhi oleh kondisi
topografi bumi dan perubahan-perubahan peradaban di permukaannya dan
berhubungan dengan ruang yang besar seperti negara, benua dan lautan.Iklim
mikro merupakan kondisi iklim pada suatu ruang yang sangat terbatas, tetapi
komponen ini penting artinya bagi kehidupan tumbuhan, hewan dan manusia
karena pada skala mikro akan berkontak langsung dengan makhluk hidup
tersebut (Lakitan: 1994).Jadi, iklim adalah keadaan cuaca dalam jangka
waktu yang cukup lama dan dapat mempengaruhi keadaan lingkungan
disekitar baik itu biotik dan abiotik.
B. Iklim Mikro untuk Budidaya Tanaman.
Menurut Tjasyono, Bayong (1987) ilmu yang mempelajari iklim
mikro atau iklim dalam ruangan yang kecil disebut dengan Mikroklimatologi.
Iklim mikro memang sangat penting untuk memperbesar peluang keberhasilan
budidaya tanaman. Salah satu caranya adalah dengan substitusi unsur iklim
Kajian Produksi Budidaya Jamur..., Rizki Herdani, FKIP UMP, 2014
partial. Substitusi unsur iklim partial tersebut dapat dilaksanakan sampai batas
tertentu. Walaupun begitu ada beberapa subtitusi unsur iklim partial yang
belum dapat dilalaikan.
Hal tersebut mungkin dilaksanakan dengan biaya yang cukup tinggi,
tidak adanya unsur pengganti atau karena adanya unsur yang berlebihan.
Misalnya radiasi matahari yang terlalu terik, suhu yang terlalu rendah, atau
hujan yang terlalu banyak dan merata. Dalam keadaan yang semacam itu yang
realistik dan relatif akan lebih mudah adalah modifikasi cuaca atau iklim yang
semula tidak sesuai menjadi sesuai dengan tanaman tertentu. Dengan
membuat naungan yang baik, naungan fisik maupun naungan biologis untuk
radiasi matahari yang terlalu tinggi, membangun green house untuk suhu yang
terlalu rendah atau hujan yang terlalu banyak, meratakan angin dan lain-lain
(Wisnubroto, 2000).
Menurut Noorhadi dan Sudadi (2003) modifikasi iklim mikro disekitar
tanaman terutama tanaman hortikultura merupakan suatu usaha yang telah
banyak dilakukan agar tanaman yang dibudidayakan dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik. Kelembaban udara dan tanah, suhu udara dan tanah
merupakan komponen iklim mikro yang sangat mempengaruhi pertumbuhan
tanaman dan masing – masing berkaitan mewujudkan keadaan lingkungan
optimal bagi tanaman. Penyebaran berbagai jenis tumbuhan akan dibatasi oleh
kondisi iklim dan tanah serta daya adaptasi dari masing – masing spesies
tumbuhan tersebut.
Kajian Produksi Budidaya Jamur..., Rizki Herdani, FKIP UMP, 2014
Hubungan antara vegetasi dan iklim merupakan hubungan saling
pengaruh. Iklim dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman, keberadaan vegetasi juga dapat mempengaruhi iklim di sekitarnya.
Semakin besar total biomassa vegetasi yang terlibat dan semakin nyata
pengaruhnya terhadap iklim wilayah tersebut. Peran vegetasi mirip bentang
dan air. Hal ini disebabkan karena tumbuhan mengandung banyak air dan
tumbuhan menyumbang banyak uap air ke atmosfer melalui proses transpirasi
(Lakitan, 1994).Analisis iklim mikro yang mempengaruhi pertumbuhan,
antara lain:
Kecepatan Angin
Kecepatan angin dapat diukur dengan suatu alat yang disebut
Anemometer. Kecepatan angin dapat ditentukan oleh beberapa faktor, antara
lain:
a. Relief Permukaan Bumi.
Angin bertiup kencang pada daerah yang reliefnya rata dan tidak ada
rintangan. Sebaliknya bila bertiup pada daerah yang reliefnya besar dan
rintangannya banyak, maka angin akan berkurang kecepatannya.
b. Ada Tidaknya Tanaman.
Banyaknya pohon-pohonan akan menghambat kecepatan angin dan
sebaliknya, bila pohon-pohonannya jarang maka sedikit sekali memberi
hambatan pada kecepatan angin.
Kajian Produksi Budidaya Jamur..., Rizki Herdani, FKIP UMP, 2014
c. Tinggi Tempat dari Permukaan Tanah.
Angin yang bertiup dekat dengan permukaan bumi akan mendapatkan
hambatan karena bergesekan dengan muka bumi, sedangkan angin yang
bertiup jauh di atas permukaan bumi bebas dari hambatan.
d. Aktivitas Manusia
Penyiraman yang dilakukan oleh manusia akan mempengruhi tumbuh baik
atao tidaknya suatu tanaman.
Berdasarkan pendapat para ahli di atasmenunjukan bahwa iklim
mikro merupakan kondisi iklim pada suatu ruang yang terbatas dan
dipengaruhi oleh topografi, tumbuhan disekitar, bentuk tanah dan aktivitas
manusia.
Suhu merupakan karakteristik inberent yaitu dimiliki oleh suatu
bendayang berhubungan dengan panas dan energy. Jika panas dialirkan pada
suatu benda tersebut akan meningkat, sebaliknya suhu benda tersebut akan
turun jika benda yang bersangkutan kehilangan panas. Hubungan antara
satuan panas (energy) dengan satuan suhu tidak merupakan suatu konstanta,
karena besarnya peningkatan suhu akibat penerimaan panas dalam jumlah
tertentu akan dipengaruhi oleh daya tampung panas (beat copacity) yang
dimiliki oleh benda penerima tersebut(Lakitan : 1994).
Menurut Basoeki (1997: 29) yang dimaksud dengan suhu adalah
derajat panas atau derajat dingin yang diukur berdasarkan skala tertentu
berdasarkan dengan menggunakan alat pengukur suhu (thermometer), atau
dapat dikatakan secara singkat bahwa suhu adalah ukuran relative dari panas
Kajian Produksi Budidaya Jamur..., Rizki Herdani, FKIP UMP, 2014
atau dinginnya suatu benda. Alat ukur thermometer satuan suhu udara
dilambangkan dengan celcius (0C).
Kelembaban udara adalah suatu istilah yang digunakan untuk
menyatakan banyaknya uap air yang di kandung di udara.Kandungan uap air
di udara ini tidak tetap melainkan selalu berubah tergantung suhu udara
tersebut. Semakin tinggi suhu udara suatu massa udara semakin besar
kapasitas tampung udara tersebut terhadap uap air. Apabila kemampuan
tampungnya sudah maximal dikatakan udara tersebut sudah jenuh atau dengan
uap air akan membentuk embun. Pengertian hygrometer adalah alat untuk
mengukur tingkat kelembaban pada suatu tempat,yang dilambangkan dengan
persent (% ) (Basoeki, 1997: 97).
Menurut Siswati (2003),cahaya tidak begitu penting untuk
pertumbuhan miselium jamur tiram putih dan bahkan pertumbuhan miselium
lebih baik dalam keadaan gelap, namun cahaya sekalipun dalam kondisi
singkat diperlukanuntuk pertumbuhan tubuh jamur. Cahaya yang terlalu
banyak mengurangi ukuran tudung dan cahaya yang terlalu rendah juga akan
membuat warna tudung jamur pucat.
Menurut Suharyono (2013), relief atau bentuk vertikal suatu
wilayah atau disebut juga dengan topografi, sangat berpengaruh besar atas
kondisi cuaca dan iklim.
Kajian Produksi Budidaya Jamur..., Rizki Herdani, FKIP UMP, 2014
C. Jamur Yang Beracun
Menurut Alex (2011:56), mengenal jamur yang beracun dapat dilihat
dari beberapa ciri sebagai berikut :
1. Jenis jamur beracun pada umumnya mempunyai warna yang
mencolok seperti merah darah, hitam legam, biru tua, walaupun ada juga jenis
jamur beracun yang mempunyai warna terang (kuning muda) atau putih, dan
jamur yang dapat dimakan berwarna gelap, missal coklat tua.
2. Jamur beracun mempunyai bau yang menyengat seperti bau telur
busuk ataupun ammoniak.
3. Jenis beracun pada umumnya tumbuh pada tempat yang kotor
seperti tempat pembuangan sampah, kotoran kandang dan sebagainya.
4. Jamur beracun jika dikeratkan pada pisau maka akan terdapat noda
hitam yang melekat pada pisau.
5. Jamur beracunmudah sekali berubah warna, misalnya dari warna
yang terang ke warna gelap, kalau dimasak atau dipanaskan.
6. Apabila jamur dipepes bersama dengan nasi, lalu nasi itu berubah
wana menjadi gelap maka jamur tersebut mengandung racun.
D. Jamur Yang Tidak beracun
Dalam memilih jamur juga harus berhati hati terutama apabila untuk
di konsumsi ada beberapa jamur yang beracun tidak layak di konsumsi ada
pula yang tidak beracun dan diperbolehkan untuk dikonsumsi berikut
adalah cirri – cirri jamur yang tidak beracun dan aman untuk dikonsumsi :
Kajian Produksi Budidaya Jamur..., Rizki Herdani, FKIP UMP, 2014
1. Tudung berwarna putih kekuning-kuningan atau kecoklat-coklatan
dengan batang putih bersih.
2. Tumbuh di tempat yang bersih dan tidak bau busuk.
3. Apabila dipepes dengan nasi nasi tidak akan berubah warnanya.
4. Apabila diiris menggunakan pisau tidak meninggalkan getah yang
berwarna hitam.
E. Mengenal Jamur Tiram Putih
Menurut Alex (2011), jamur tiram (Pleorotus ostreatus) adalah jamur
pangan dari kelompok bodiomycota, termasuk kelas
homobasidiomycota.Ciri-ciri umum jamur tiram putih adalah tubuh buah
berwarna putih hingga krem, tudungnya berbentuk setengah lingkaran mirip
cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung.Jamur tiram putih adalah
jenis jamur yang paling banyak dijumpai dalam budidaya jamur termasuk
salah satu jenis jamur kayu yang dapat di konsumsi. Beberapa nama lain
untuk menyebut jamur tiram putih adalah jamur kayu, jamur mutiara atau
jamur shimeiji. Jamur tiram putih bersifat saprofit atau tumbuh menyebar
sesuai dengan iklim pertumbuhannya. Ciri–ciri jamur tiram putih yaitu
bentuk jamur seperti tudung/payung, warna jamur putih bersih, jika kadar air
baik akan berwana putih bersih dan apabila terlalu banyak kadar air akan
berwarna kuning dan cepat membusuk.
Kajian Produksi Budidaya Jamur..., Rizki Herdani, FKIP UMP, 2014
F. Media Tumbuh Jamur Tiram Putih
Media tumbuh merupakan salah satu faktor yang penting dalam
budidaya jamur tiram putih.Kayu atau serbuk kayu yang digunakan sebagai
tempat tumbuh jamur mengandung karbohidrat, lemak serta protein.Dari
beberapa kandungan yang ada pada kayu ada beberapa zat yang dapat
menghambat pertumbuhan miselium jamur yaitu getah dan ekstraktif (zat
pengawet yang terdapat pada kayu).Bahanlain yang menjadi campuran media
jamur tiram adalah bekatul dan kapur, campuran–campuran lain yang dapat
mendukung pembuatan media jamur tiram putih yang paling sederhana
adalah serbuk kayu(Cahayana dkk,1999).
Media tumbuh jamur tiram putih masih banyak mengandung mikroba
khususnya jamur liar, apabila media tumbuh jamur tiram putih tidak
disterilisasi, maka jamur liar tersebut akan tumbuh terlebih dahulu dan akan
menghambat pertumbuhan jamur tiram putih yang ditanam, oleh karena itu
sterilisasi bagi media tanam baik bibit maupun alam budidaya merupakan hal
paling penting. Sterilisasi substrat tanam jamur tiram putih bertujuan untuk
menghambat pertumbuhan semua jasad hidup yang terbawa bersama bahan
baku. Sterilisasi ada beberapa cara di antaranya adalah sterilisasi dengan
tekanan suhu yang tinggi, sterilisasi dengan udara panas dan sterilisasi dengan
uap air panas. Perebusan bukanlah metode sterilisasi, cara lain yang
dikembangkan untuk sterilisasi adalah sterilisasi basah untuk produk-produk
tahan panas.
Kajian Produksi Budidaya Jamur..., Rizki Herdani, FKIP UMP, 2014
Desinfectantsadalah salah satu jenis sterilisasi untuk merusak
organisme (bakteri) tetapi tidak mematikan spora bakteri Substrat jamur tiram
putih biasanya disterilisasi dengan uap air panas menggunakan autoklaf atau
drum bekas. Ketidakberhasilan sterilisasi disebabkan oleh waktu pemanasan
yang terlalu singkat dan suhu sterilisasi dibawah 85C, seharusnyasuhu untuk
proses sterilisasi adalah 1000C dan dipanaskan selama 10 jam.
G. Syarat Tumbuh Jamur Tiram Putih
Menurut Sukandar (2005), syarat tempat yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan dan perkembangan jamur tiram putih adalah mempunyai suhu
antara 250C dan kelembaban 60%.Pertumbuhan jamur tiram putih yang perlu
diperhatikan adalah :
1. Air
Penyemprotan air dapat dilakukan didalam ruangan untuk
mengatur suhu dan kelembaban. Hal ini dilakukan apabila air yang
ditambahkan kurang optimal sehingga jamur menjadi kurus dan apabila
terlalu banyak air, maka miselium/bibit jamur,akan membusuk dan mati.
2. Suhu
Suhu tumbuh jamur tiram putih berkisar antara250C, sedangkan
suhu pada pembentukan tumbuh jamur berkisar antara 16 – 220C.
3. Kelembaban
Kelembaban udara pada pertumbuhan tubuh buah dipertahankan
sekitar 80%.
Kajian Produksi Budidaya Jamur..., Rizki Herdani, FKIP UMP, 2014
4. Nutrisi
Nutrisi yang ditambahkan harus sesuai dengan kebutuhan hidup
jamur tiram putih antara lain seperti bekatul sebagai sumber karbohidrat,
lemak, dan protein. Kapur bermanfaat sebagai sumber mineral dan
pengaturan pH dalam media, serta gips sebagai bahan penambah mineral
dan sebagai bahan untuk mengkokohkan media.
5. Tingkat Keasaman
Tingkat keasaman media sangat berpengaruh terhadap
pertumbuhan jamur tiram putih Apabila pH terlalu rendah atau terlalu
tinggi maka pertumbuhan jamur tiram akan terhambat. Tingkat keasaman
atau pH perlu diatur antara pH 6 -7 dengan menggunakan kapur.
6. Untuk tempat tumbuh jamur tiram putih yang perlu diperhatikan adalah :
a. Lantai
Sebaiknya lantai dikeramik agar mudah dibersihkan dan mudah
memberikan kelembaban udara.
b. Dinding
Dinding menggunakan berbagai macam bahan seperti plastic, gedek,
tembok batu bata dan lain lain.
c. Atap
Dalam penggunaan atap diupayakan tidak menimbulkan panas
ruangan,diusahakan menggunakan genteng, daun kelapa atau alan–alang.
Kajian Produksi Budidaya Jamur..., Rizki Herdani, FKIP UMP, 2014
d. Ventilasi cahaya
Ventilasi udara perlu diberikan karena jamur tiram putih sangat
memerlukan cahaya tidak langsung.
e. Rak
Rak ditata sedemikian rupa untuk memudahkan menata media jamur
tiram putih.
Selain faktor media, faktor lingkungan juga sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan jamur tiram putih. Faktor lingkungan tersebut antara
lain suhu, kelembaban ruangan, cahaya, dan sirkulasi udara.Jamur tiram
putih dapat tumbuh pada bagian tumbuhan yang mati.Suhu ruangan
pertumbuhan miselium jamur tiram putih adalah 200C, kecepatan
pertumbuhan yang optimal pada suhu 250C dengan kondisi pH yang cocok
adalah 4–6, Semakin asam media pH kurang dari 4 menyebabkan semakin
terhambatnya miselium, begitu juga dengan pertumbuhan miselium yang
semakin memburuk, untuk pertumbuhan miselium membutuhkan sedikit
udara, kelembaban ruangan berkisar 80%, untuk pemanenan waktu yang
dibutuhkan sekitar 21–25 hari (Cahayana, dkk, 2001).
H. Panen dan Pasca panen
Menurut (Yulisnawati. 2008) hal yang paling penting di perhatikan
pada saat panen dan pasca panen sebagai berikut :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan (keranjang panen,
kantong plastik, timbangan, pisau dan gunting )
2. Melakukan pemanenan dengan cara:
Kajian Produksi Budidaya Jamur..., Rizki Herdani, FKIP UMP, 2014
a. Memanen jamur secara bertahap, pada setiap tingkat rak.
b. Memperhatikan pada setiap tingkatan dibawah dan diatas susuna baglog.
c. Melakukan panen pada saat pertumbuhan optimal (daun masih bulan dan
belum pecah).
d. Mencabut seluruh bagian jamur dari baglog lalu di masukan ke dalam
keranjang panen.
e. Bekas batang atau akar jamur tiram yang masih tertinggal pada media
harus dibersihkan.
f. Mengumpulkan hasil panen dan membersihkan dari sisa-sisa media.
I. Penelitian Relevan
Penelitian produksi jamur tiram putih dengan media yang sama
dengan tempat yang berbeda mempunyai perbedaan produksi. Peneliti
memaparkan “Kajian Produksi Jamur Tiram Putih Berdasarkan Ketinggian
Tempat yang Berbeda di Kabupaten Banyumas”.
Penelitian yang dilakukan oleh Sukandar (2005) yang berjudul
Pengaruh Konsentrasi Urea Dan Sistem Pengendalian Kelembaban Udara
Terhadap Kuantitas Dan Kualitas Hasil Jamur Tiram dengan tujuan :
1. Mengetahui Kebutuhan Pupuk Urea Pril.
2.Mengetahui pengkabutan yang optimal untuk pertumbuhan dan
produktivitas jamur tiram putih.
3.Mengetahui pengaruh interaksi antara konsentrasi pemupukan dengan
pengkabutan yang diberikan pada jamur tiram putih.
Kajian Produksi Budidaya Jamur..., Rizki Herdani, FKIP UMP, 2014
Tabel 2.1 Penelitan Yang Relevan
Aspek Perbadaan Sukandar (2005) Rizki Herdani (2014)
Judul Pengaruh Konsentrasi Urea
Dan Sistem Pengendalian
Kelembaban Udara
Terhadap Kuantitas Dan
Kualitas Hasil Jamur Tiram
Putih ( pleurotus ostreatus)
Kajian Produksi Budidaya Jamur
Tiram Putih Berdasarkan Ketinggian
Tempat di Kabupaten Banyumas.
Tujan Penelitian 1) Mengetahui Kebutuhan
Pupuk Urea Pril.
2) Mengetahui
pengkabutan yang optimal
untuk pertumbuhan dan
produktivitas jamur tiram
putih.
3) Mengetahui pengaruh
interaksi antara konsentrasi
pemupukan dengan
pengkabutan yang
diberikan pada jamur tiram
putih.
1. Untuk mengetahui produksi
jamur tiram putih pada ketinggian
tempat yang berbeda yaitu di Desa
Pajerukan Kecamatan Kalibagor
dengan ketinggian tempat 127
meter dari permukaan laut (dpl) dan
di Desa Karangrau Kecamatan
Banyumas dengan ketinggian
tempat 495 meter dari permukaan
laut (dpl).
Tempat Penelitian BLK pertanian Kelampok
Kecamatan Purwareja
Klampok Kabupaten
Banjarnegara.
Desa Pajerukan Kecamatan
Kalibagor dan Desa Karangrau
Kecamatan Banyumas Kabupaten
Banyumas
Analisis Penelitian Rancangan Petak Terbagi
Faktorial.
Uji T beda
Pengumpulan Data Observasi.
Experiment
Hasil Pupuk urea memberikan
pengaruh nyata terhadan
saat tumbuh calon tubuh
buah jamur, konsentrasi
0,50 persen pupuk urea dan
2 kali sehari pemupukan
air yang memberikan hasil
501,75 g/ baglog.
Desa Pajerukan Kecamatan
Kalibagor ketinggian 127 meter dari
permukaan laut (dpl)memiliki rata-
rata suhu dalam satu siklus produksi
(23 hari) adalah 27,60C, kelembaban
rata-rata satu siklus produksi (23
hari) adalah 68,9%, memproduksi
jamur tiram putih sebanyak 15,86
kg. Di Desa Karangrau Kecamatan
Banyumas ketinggian 495 meter dari
permukaan laut (dpl) memiliki suhu
rata-rata satu siklus produksi adalah
26,30C,rata-rata kelembabansatu
siklus produksi adalah 77,5%,
memproduksi sebanyak 182,3 ons
(18,23 kg).
Kajian Produksi Budidaya Jamur..., Rizki Herdani, FKIP UMP, 2014
J. Kerangka Pikir
Ketinggian suatu tempat akan mempengaruhi iklim tempat
tersebut. Iklim mikro akan dipengaruhi oleh suhu dan ketinggian tempat,
dalam budidaya jamur tiram putih unsur iklim mikro yang paling dominan
adalah suhu dan kelembaban, dimana jamur tiram putih tumbuh dengan
suhu antara 250C dan kelembaban 60% menurut (Sukandar, 2005).
Berdasarkan uraian di atas,kerangka pikir dalam penelitian ini sebagai
berikut :
K. Hipotesis
Adaperbedaaan produksi jamur tiram putih yang signifikandi Desa
Pajerukan Kecamatan Kalibagor dengan ketinggian 127 meter dari permukaan
laut (dpl) dan di Desa Karangrau Kecamatan Banyumas dengan ketinggian
495 meter dari permukaan laut (dpl).
Budidaya jamur tiram
putih
Pertumbuhan jamur tiram putih
Iklim mikro
Suhu/Kelembaban
kelemba
Produksi Jamur Tiram Putih
Ketinggian tempat
Kajian Produksi Budidaya Jamur..., Rizki Herdani, FKIP UMP, 2014