Upload
dangdan
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini membahas mengenai teori penunjang yang mendasari dalam
pembahasan yaitu state of the art, metode dan pemodelan sistem.
2.1 State of the Art
Game Tradisional Engklek merupakan game yang dibuat untuk
menggambarkan permainan tradisional engklek. Game Engklek dibuat untuk
diimplementasikan pada platform mobile berbasis android. Konsep yang dimiliki
game ini adalah terdapat tingkatan level yang berbeda. Tingkatan level terdiri dari
2 level yaitu easy mode dan hard mode. Setiap level memiliki beberapa kategori
permainan yaitu single player, two player dan three player. Game ini juga memiliki
scene memilih karakter setelah pemilihan kategori permainan. Terdapat 5 karakter
berbeda yang dapat dilipilih pada game. Cara bermain Game Engklek yaitu pada
layar terdapat kotak-kotak sebagai arena engklek, lakukan tap/touch pada device
kemudian menarik power untuk melakukan pelemparan batu. Langkah berikutnya
melakukan loncatan dan mencari rumah. Pemenang pada Game Engklek ini
ditentukan dengan menghitung pemilik rumah terbanyak (Prihandani, Bayupati &
Wirdiani 2016).
Game Tajog Race merupakan game yang juga dibuat untuk
menggambarkan salah satu permainan tradisional yaitu tajog (egrang). Terdapat 2
game utama pada game Tajog Race yaitu Stage Game dan Explore Game. Stage
Game merupakan game balap tajog dan Explore Game merupakan game endless
yang dibuat untuk memberi variasi dalam game. Perbandigan dari Game
Tradisional Engklek dengan game Tajog Race dapat dilihat pada tabel 2.1.
6
Tabel 2.1 Perbandingan antara game Tradisional Engklek dengan game Tajog Race.
Parameter Game Tradisional Engklek Game Tajog Race
Platform Mobile, Android Mobile, Android
Tema Game Permainan Tradisional Permainan Tradisional
Game play/ level 1 game utama dengan 2
level mode, yaitu:
1. Level Easy merupakan
Game Engklek dengan
garis bantu dalam
melakukan pelemparan
batu.
2. Level Hard merupakan
Game Engklek tanpa garis
bantu dalam melakukan
pelemparan batu.
2 game utama, yaitu:
1. Explore Game merupakan
game endless yang
memiliki 3 track yang
berbeda,
2. Stage Game adalah game
yang terdiri dari 3 stage
dengan setiap stage
memiliki game yang sama
yaitu balap tajog namun
terdapat perbedaan
kecepatan, rintangan dan
fitur menarik dari game di
setiap track-nya.
Fitur Multitouch Sensor Accelerometer,
Collision Detection, Fungsi
Random, Parallax Effect
Game Casual “Jebyuurrr!” adalah game yang dibuat berdasarkan cerita atau
hasil imajinasi. Game ini menceritakan bagaimana gurita telah melepaskan diri dari
nelayan dan berusaha menghindari ikan-ikan yang ada untuk masuk ke dalam laut.
Tujuan dari Game Casual “Jebyuurrr!” yaitu mengumpulkan poin sebanyak-
banyaknya. Game ini tidak ada pembagian level yang jelas karena memiliki jenis
survival atau endless game. Fitur sensor accelerometer digunakan dalam
mengontrol pergerakan karakter gurita. Pergerakan gurita memanfaatkan sensor
accelerometer difokuskan pada pergerakanan ke kanan dan ke kiri berdasarkan
sumbu x (Christian 2013)..
Game Casual “Jebyuurrr!” dan game Tajog Race memiliki fitur game yang
sama namun memiliki perbedaan pada gameplay dan genre game. Perbedaan dari
Game Casual “Jebyuurrr!” dengan Tajog Race dapat dilihat pada table 2.2.
7
Tabel 2.2 Perbandingan antara game Casual “Jebyuurrr!” dengan game Tajog Race.
Parameter Game Casual “Jebyuurrr!” Game Tajog Race
Platform Mobile, Android Mobile, Android
Alat Pengembang
dan Bahasa
Pemrograman
Eclipse IDE, Bahasa
Pemgoraman Java
Corona SDK, Bahasa
Pemgoraman Lua
Game play/ level 1 game utama yaitu gurita
menghindari ikan dan
mengumpulkan poin
sebanyak-banyaknya
(endless game)
2 game utama, yaitu:
1. Explore Game merupakan
endless game yang
memiliki 3 track yang
berbeda,
2. Stage Game adalah game
yang terdiri dari 3 stage
dengan setiap stage
memiliki game yang sama
yaitu balap tajog namun
terdapat perbedaan
kecepatan, rintangan dan
fitur menarik dari game di
setiap track-nya.
Fitur Sensor Accelerometer,
Sensor Suara, Multitouch
Sensor Accelerometer,
Collision Detection, Fungsi
Random, Parallax Effect
Genre Endless Race dan Endless -Running
Game
Game Super Noseman merupakan game 2 dimensi dengan genre endless-
running game. Game ini diadopsi dari game terdahulunya yang telah mendapatkan
respon sangat baik yaitu Temple Run dan Flappy Bird. Cara bermain dari Super
Noseman ini adalah menyelamatkan penduduk dengan cara menangkapnya dan
memukul obstacle yang ada di dalam gedung. Obstacle yang digunakan adalah
karakter ninja. Game akan berakhir ketika Super Noseman gagal menyelamatkan
penduduk atau gagal memukul ninja dengan jumlah tertentu. Nilai atau poin yang
didapatkan tergantung dari berapa banyak ninja yang berhasil dipukul dan berapa
banyak penduduk yang dapat diselamatkan (Handoyo 2014).
8
Game Tajog Race dan game Super Noseman memiliki kesamaan genre
game yaitu endless-running game. Selain genre, fitur yang digunakan juga ada
kesamaan seperti penggunaan fitur parallax effect. Disamping kesamaan tersebut,
kedua game memiliki perbedaan dari beberapa aspek. Perbedaan dari game Super
Noseman dengan Tajog Race dapat dilihat pada table 2.3.
Tabel 2.3 Perbandingan antara game Super Noseman dengan game Tajog Race.
Parameter Game Super Noseman Game Tajog Race
Platform Mobile, Android Mobile, Android
Game play/ level 1 game utama yaitu endless-
running game dengan Super
Noseman sebagai karakter
utama.
2 game utama, yaitu:
1. Explore Game merupakan
game endless yang
memiliki 3 track yang
berbeda,
2. Stage Game adalah game
yang terdiri dari 3 stage
dengan setiap stage
memiliki game yang sama
yaitu balap tajog namun
terdapat perbedaan
kecepatan, rintangan dan
fitur menarik dari game di
setiap track-nya.
Fitur Parallax Effect, Algoritma
Circle Collision, Algoritma
Axis-Aligned Bounding Box
Sensor Accelerometer,
Collision Detection, Fungsi
Random, Parallax Effect
Genre Endless-Running Race dan Endless-Running
Wang dan Lin (2012) membuat jurnal mengenai Game AI: Simulating Car
Racing Game by Applying Alghorthms. Jurnal tersebut membahas game dengan
genre race. Game tersebut mengimplementasikan algoritma pencarian jarak
terpendek (pathfinding). Algoritma yang digunakan adalah algoritma A* untuk
menghindari rintangan yang memiliki pergerakan statis dan dinamis. Simulasi
9
balap F1 (Formula 1) digunakan sebagai objek penerapan algoritma A* tersebut.
Ujicoba dilakukan pada 3 track yang berbeda yaitu Turki, Hungaria dan Italia.
Game Tajog Race dan Simulating Car Racing Game tersebut memiliki
kesamaan pada salah genre game yaitu race game. Perbedaan juga nampak pada
game play, fitur dan genre game. Perbedaan dari Simulating Car Racing Game
dengan game Tajog Race dapat dilihat pada table 2.4.
Tabel 2.4 Perbandingan antara Simulating Car Racing Game dengan game Tajog Race.
Parameter Simulating Car Racing
Game
Game Tajog Race
Game play/ level 1 game utama yaitu race
game dengan Formula 1
sebagai objek simulasi game.
Terdapat 3 track berbeda
yang digunakan pada game,
antara lain: Turki, Hungaria
dan Italia.
2 game utama, yaitu:
1. Explore Game merupakan
game endless yang
memiliki 3 track yang
berbeda,
2. Stage Game adalah game
yang terdiri dari 3 stage
dengan setiap stage
memiliki game yang sama
yaitu balap tajog namun
terdapat perbedaan
kecepatan, rintangan dan
fitur menarik dari game di
setiap track-nya.
Fitur Algoritma A*, Collision
Detection dan Fungsi
Random
Sensor Accelerometer,
Collision Detection, Fungsi
Random, Parallax Effect
Genre Race Race dan Endless-Running
2.2 Definisi Game
Game berasal dari Bahasa Inggris yang memiliki arti dasar permainan.
Permainan dalam hal ini merujuk pada pengertian “kelincahan intelektual”
(intellectual playability game). Kelincahan intelektual pada tingkat tertentu
merupakan ukuran sejauh mana game itu menarik untuk dimainkan secara
10
maksimal. Dengan kata lain, segala bentuk kegiatan yang memerlukan pemikiran,
kelincahan intelektual dan pencapaian terhadap target tertentu dapat dikatakan
sebagai game (Zamroni, Suryaman & Jalaludin 2013).
Game atau permainan biasanya dilakukan untuk kesenangan dan kadang
kadang digunakan sebagai alat pendidikan. Pembuat Game harus membuat
deskripsi yang menceritakan game yang akan dibuat terlebih dahulu untuk
membuat sebuah game. Selain itu dibutuhkan juga desain game yang sederhana
untuk mempermudah pembuatan game. Desain yang telah dibuat dapat membantu
mengetahui semua elemen-elemen yang dibutuhkan dalam pembuatan game,
misalnya karakter user, karakter musuh, animasi serangan dan sebagainya.
Membuat game akan mebutuhkan gambar dari tiap elemen-elemen yang ada,
background image, dan sound. Semua hal diatas dapat dikatakan sebagai resources
game.
2.3 Jenis-Jenis Game
Menurut Chowanda & Lusiana, game dapat dikelompokkan menjadi
beberapa jenis. Jenis-jenis Game diantaranya shooting (tembak-tembakan), fighting
(pertarungan), adventure (Petualangan), Simulasi, Konstruksi, Manajemen,
Strategi, Olahraga, puzzle, dan Edugames (Chowanda & Lusiana 2011).
1. Shooting (Tembak-Tembakan)
Game tembak-tembakan sangat memerlukan kecepatan refleks, koordinasi
mata-tangan, juga timing, inti dari game jenis ini adalah tembak, tembak dan
tembak. Contoh : GTA, dan Crysis.
2. Fighting (Pertarungan)
Fighting (pertarungan) merupakan game yang permainannya memerlukan
refleks dan koordinasi mata dan tangan dengan cepat, tetapi inti dari game
pertarungan adalah penguasaan hafalan jurus. Contoh: Mortal Kombat dan Tekken.
3. Adventure (Petualangan)
Game yang lebih menekankan pada jalan cerita dan kemampuan berpikir
pemain dalam menganalisia tempat secara visual, memecahkan tekateki maupun
menyimpulkan berbagai peristiwa. Contoh: Kings Quest, dan Space Quest.
11
4. Simulasi, Konstruksi, Manajemen
Video game simulasi, kontruksi dan manajemen seringkali menggambarkan
dunia di dalamnya sedekat mungkin dengan dunia nyata dan memperhatikan
dengan detil berbagai faktor. Contoh: The Sims.
5. Strategi
Game strategi memerlukan koordinasi dan strategi dalam memainkan
permainan ini. Kebanyakan game strategi adalah game perang. Contoh: Warcraft.
6. Olahraga
Jenis game olahraga merupakan adaptasi dari kenyataan, membutuhkan
kelincahan dan juga strategi dalam memainkannya. Contoh : Winning Eleven dan
NBA.
7. Puzzle
Game teka-teki, pemain diharuskan memecahkan teka-teki dalam game
tersebut. Contoh : Tetris, Minesweeper dan Bejeweled.
8. Edugames
Edugames dibuat dengan tujuan spesifik sebagai alat pendidikan, baik untuk
belajar mengenal warna untuk balita, mengenal huruf dan angka, matematika,
sampai belajar bahasa asing. Developer yang membuat edugame, harus
memperhitungkan berbagai hal agar game ini benar-benar dapat mendidik,
menambah pengetahuan dan meningkatkan ketrampilan yang memainkannya.
Target segmentasi pemain harus pula disesuaikan dengan tingkat kesulitan
dan desain visual ataupun animasinya. Contoh edugames: Bobi Bola, Dora the
Explorer, Petualangan Billy dan Tracy.
Game Tajog Race merupakan game yang memiliki dua genre atau jenis
game. Jenis game running-endless diimplementasikan pada Explore game dan jenis
racing (olahraga) diimplementasikan pada Stage game.
2.4 Metajog
Permainan egrang adalah permainan berjalan menggunakan alat yang
terbuat dari bambu dan pelepah sagu atau tempurung kelapa. Nilai budaya yang
12
terkandung dalam permainan egrang adalah kerja keras, keuletan dan sportivitas.
Permainan egrang pada umumnya dilakukan oleh anak-anak yang berusia 7-13
tahun dengan jumlah pemain berkisar 2-5 orang. Selain menggunakan bambu,
egrang dapat pula dibuat dari batok kelapa. Aturan permainan egrang bambu dapat
dibagi menjadi dua yaitu perlombaan lari atau balapan dan pertandingan untuk
saling menjatuhkan dengan cara memukulkan kaki-kaki bambu (Purbowinanto
2011, h.23).
Egrang merupakan permainan tradisional yang cukup terkenal di berbagai
wilayah di nusantara, tidak terkecuali daerah Bali. Egrang lebih dikenal oleh
masyarakat Bali dengan nama tajog (metajog). Tajog merupakan salah satu
permainan tradisional yang terkenal di Bali. Nama permainan ini diambil dari nama
alat yang dipakai yaitu tajog. Cara bermain tajog yaitu dengan mengandalkan
keseimbangan dan kecepatan gerakan tajog untuk bersaing dengan lawan yang lain
untuk mencapai garis finish paling cepat.
Metajog merupakan sebuah permainan tradisional Bali yang sudah tidak ada
penggemarnya lagi. Metajog ini sebenarnya murah meriah, hanya diperlukan dua
potongan bambu untuk kaki-kakian. Untuk alas tempat berpijak bisa dipakai
potongan bambu kecil atau kayu. Alas ini kemudian diikat pada kaki tajog dengan
ketinggian yang disesuaikan dengan keinginan dan keberanian. Keseimbangan
yang baik memang mutlak diperlukan bila tidak ingin jatuh terjerembab dari kaki
tajog yang tinggi (Win 2010, h.50).
13
Gambar 2.1 Permainan Tajog “Metajog”
Permainan tajog dari Bali dimainkan oleh beberapa anak. Bentuk dan
ukuran tajog dapat diperkirakan seperti pada gambar 2.1.
2.5 Sensor Accelerometer
Accelerometer merupakan alat atau transduser yang digunakan untuk
mengukur percepatan, getaran dan percepatan yang disebabkan oleh gravitasi.
Secara umum sensor accelerometer bekerja untuk mengukur percepatan akibat
gerakan benda yang melekat dengannya (Nugroho 2013, h.15).
Accelerometer memiliki banyak kegunaan yang diimplementasikan pada
berbagai alat untuk membantu kelangsungan hidup manusia, misalnya pada device
yang sedang berkembang yaitu diterapkan pada smartphone sebagai image
stabilization dalam camera recorder dan track switching untuk mengubah lagu
yang dimainkan. Sensor accelerometer diterapkan pada game Tajog Race sebagai
kontrol gerak karakter utama dalam menghindari rintangan yang ada.
14
2.6 Collision Detection
Collision detection merupakan suatu algoritma yang digunakan pada saat
terjadi tumbukan antara objek satu dengan objek lainnya. Collision detection atau
pendeteksian tumbukan adalah proses pengecekan apakah beberapa buah objek
spasial saling bertumbuk atau tidak. Jika ternyata ada paling sedikit dua buah objek
yang bertumpuk, maka kedua objek tersebut dikatakan saling bertumbukkan
(Nugraha 2010).
Collision detection pada game Tajog Race digunakan untuk memberikan
tindakan jika terjadi tumbukan. Collision detection digunakan pada game Tajog
Race untuk memberikan tindakan terhadap tumbukan yang terjadi antara karakter
game dengan rintangan dan karakter game dengan jajanan bali.
2.7 Fungsi Random
Fungsi random merupakan fungsi yang digunakan untuk melakukan
perintah acak. Bahasa pemrograman Lua yang digunakan oleh Corona SDK
mendukung penggunaan random function. Corona memiliki libraries math.* yang
menangani pembuatan nilai acak dengan mudah untuk digunakan di aplikasi atau
game.
Pembuatan game sering menggunakan fungsi ini untuk memberikan proses
yang tak terduga karena perintah acak yang dilakukan. Biasanya random function
digunakan pada game puzzle, shooter game dan masih banyak lagi. Random
function diimplementasikan pada game Tajog Race untuk penempatan rintangan,
jajanan bali, health dan healing kit.
2.8 Parallax Effect
Parallax effect adalah efek yang dilihat mata terhadap perpindahan atau
besarnya sebuah objek yang disebabkan oleh perbedaan posisi objek tersebut. Efek
ini dapat diilustrasikan seperti saat seseorang melintasi jalan menggunakan mobil,
maka perpindahan tiang listrik di pinggir jalan terasa lebih cepat dibandingkan
dengan gunung yang posisinya jauh dari tiang listrik tersebut (Handoyo 2014, h.94).
15
Parallax effect ini banyak diimplementasikan pada game yang bertipe
scrolling seperti endless-running game dan race. Game Tajog Race
mengimplementasikan parallax effect pada kedua game utama yaitu Explore Game
dan Stage Game. Pergerakan track dan batas track pada game diimplementasikan
parallax effect tersebut.
2.9 Corona SDK (Software Development Kit)
Corona SDK merupakan software engine yang diciptakan oleh Walter Luh.
Corona SDK membantu software programmer untuk membuat aplikasi dan game
dalam platform mobile berbasis iOS dan Android. Corona SDK menggunakan
bahasa pemrograman Lua. Fitur yang terdapat pada Corona antara lain adalah
audio, grafis, jaringan dan beberapa sensor seperti accelerometer dan GPS (Burton
2013).
Game Tajog Race merupakan game 2 Dimensi berbasis Android yang
dibuat menggunakan corona SDK. Beberapa library digunakan untuk
mengimplementasi game Tajog Race seperti library math.*, physics.* dan
transition.*.
2.10 Pemodelan Sistem
Pemodelan sistem merupakan salah satu bagian terpenting dalam
perancangan game Tajog Race. Pemodelan sistem adalah langkah untuk
menggambarkan secara umum game yang akan dibangun, adapun bentuk gambaran
umum digambarkan dengan flowchart, use case diagram dan activity diagram.
2.10.1 Flowchart
Flowchart adalah penyajian yang sistematis tentang proses dan logika dari
kegiatan penanganan informasi atau penggambaran secara grafik dari langkah-
langkah dan urut-urutan prosedur dari suatu program. Flowchart menolong analis
dan programmer untuk memecahkan masalah kedalam segmen-segmen yang lebih
kecil dan menolong dalam menganalisis alternatif-alternatif lain dalam
pengoperasian. System flowchart adalah urutan proses dalam sistem dengan
menunjukkan alat media input, output serta jenis media penyimpanan dalam proses
16
pengolahan data. Program flowchart adalah suatu bagan dengan simbol-simbol
tertentu yang menggambarkan urutan proses secara mendetail dan hubungan antara
suatu proses (instruksi) dengan proses lainnya dalam suatu program (Anharku.
2009). Simbol-simbol yang digunakan pada pembuatan flowchart dapat dilihat pada
tabel 2.5 berikut.
Tabel 2.5 Simbol Flowchart
Simbol Nama Keterangan
Terminator Permulaan/ akhir program
Garis Alir Arah aliran program
Preparation Proses inisialisasi/ pemberian
harga awal
Proses
Proses perhitungan/ proses
pengolahan data
Input/ Output Data
Proses input/ output data,
parameter, informasi
Predefined Process
(Sub Program)
Permulaan sub program/
proses menjalankan sub
program
Decision
Perbandingan pernyataan,
penyeleksian data yang
memberikan pilihan untuk
langkah selanjutnya
On Page Connector
Penghubung bagian-bagian
flowchart yang berada pada
satu halaman
Off Page Connector
Penghubung bagian-bagian
flowchart yang berada pada
halaman berbeda
17
Flowchart digunakan untuk menggambarkan alur proses pengerjaan game
dari awal sampai selesai game dirancang. Flowchart ini membantu untuk
mengerjakan pertahap langkah pembuatan game Tajog Race, dengan kata lain
flowchart yang dibuat nantinya sebagai landasan alur perancangan game Tajog
Race.
2.10.2 Use Case Diagram
Use case adalah rangkaian sekelompok yang saling terkait dan membentuk
sistem secara teratur yang dilakukan atau diawasi oleh aktor. Use case digunakan
untuk membentuk tingkah-laku benda dalam sebuah model serta di realisasikan
oleh sebuah collaboration. Umumnya use case digambarkan dengan sebuah elips
dengan garis yang solid, biasanya mengandung nama. Use case menggambarkan
proses sistem atau kebutuhan sistem dari sudut pandang user (Rumbaugh, Jacobson
& Booch 2005, h.78).
Use case diagram adalah gambaran fungsionalitas dari suatu sistem,
sehingga user sistem paham dan mengerti mengenai kegunaan sistem yang akan
dibangun. Use case diagram adalah penggambaran sistem dari sudut pandang
pengguna sistem tersebut (user), sehingga pembuatan use case lebih dititikberatkan
pada fungsionalitas yang ada pada sistem, bukan berdasarkan alur atau urutan
kejadian. Adapun simbol dari Use Case Diagram dapat dilihat pada tabel 2.6.
Tabel 2.6 Simbol dari Use Case Diagram
Simbol Nama Keterangan
Actor
Seseorang atau sesuatu yang
berinteraksi dengan sistem
Use Case
Menggambarkan bagaimana
seseorang akan menggunakan
atau memanfaatkan sistem
18
Relationship
Hubungan antara actor dengan
use case. Terdapat dua
hubungan, yaitu:
1. <<include>> : kelakuan yang
harus terpenuhi agar sebuah
event dapat terjadi
2. <<extends>> : kelakukan
yang hanya berjalan di
bawah kondisi tertentu
Use case menggambarkan suatu interaksi antara aktor dengan sistem. Use
case merupakan sebuah pekerjaan tertentu. Aktor atau seorang adalah entitas
manusia atau mesin yang melakukan interaksi dengan sistem untuk melakukan
pekerjaan-pekerjaan tertentu.
2.10.3 Activity Diagram
Activity diagram merupakan penyampaian secara grafis dari seluruh
tahapan alur kerja. Activity diagram ini mengandung aktivitas, pilihan tindakan,
perulangan dan hasil dari aktivitas tersebut. Pada pemodelan UML, diagram ini juga
dapat digunakan untuk menjelaskan proses bisnis dan alur kerja operasional secara
pertahap dari komponen suatu sistem yang dirancang (Rumbaugh, Jacobson &
Booch 2005, h. 96). Adapun simbol dari activity diagram dapat dilihat pada tabel
2.7.
Tabel 2.7 Simbol dari Activity Diagram
Simbol Nama Keterangan
Initial State
Titik awal dimulai activity
Final State
Finish (akhir activity)