22
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges), keterampilan (skills), alat (tools) dan teknik (techniques) dalam aktivitas proyek untuk memenuhi kebutuhan proyek (PMBOK, 2004). Menurut Wulfram I. Ervianto (2004), Manajemen Proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) sampai selesainya proyek untuk menjamin bahwa proyek dilaksanakan tepat waktu, tepat biaya, dan tepat mutu. Sumber daya dalam proyek konstruksi dapat dikelompokkan menjadi manpower, material, machines, money, method. Dengan kata lain, dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen proyek adalah penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan, cara teknis yang terbaik dan dengan sumber daya yang terbatas, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja biaya, mutu dan waktu, serta keselamatan kerja (Husen, 2011). Sumber:(Husen, 2010) Gambar 2.1 Proses Manajemen Proyek Input Tujuan sasaran informasi, data serta sumber daya Output Fungsi Manajemen Proyek - Perencanaan - Pengorganisasian - Pelaksanaan - Pengendalian - Optimasi kinerja proyek - Biaya - Mutu - Waktu - Safety/K3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyekeprints.umm.ac.id/51727/3/BAB 2.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges),

  • Upload
    others

  • View
    11

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyekeprints.umm.ac.id/51727/3/BAB 2.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges),

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Manajemen Proyek

Manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges), keterampilan

(skills), alat (tools) dan teknik (techniques) dalam aktivitas proyek untuk memenuhi

kebutuhan proyek (PMBOK, 2004). Menurut Wulfram I. Ervianto (2004),

Manajemen Proyek adalah semua perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan

koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan) sampai selesainya proyek untuk

menjamin bahwa proyek dilaksanakan tepat waktu, tepat biaya, dan tepat mutu.

Sumber daya dalam proyek konstruksi dapat dikelompokkan menjadi manpower,

material, machines, money, method.

Dengan kata lain, dapat ditarik kesimpulan bahwa manajemen proyek adalah

penerapan ilmu pengetahuan, keahlian dan keterampilan, cara teknis yang terbaik

dan dengan sumber daya yang terbatas, untuk mencapai sasaran dan tujuan yang

telah ditentukan agar mendapatkan hasil yang optimal dalam hal kinerja biaya,

mutu dan waktu, serta keselamatan kerja (Husen, 2011).

Sumber:(Husen, 2010)

Gambar 2.1 Proses Manajemen Proyek

Input

Tujuan sasaran

informasi, data

serta sumber daya

Output Fungsi Manajemen Proyek

- Perencanaan

- Pengorganisasian

- Pelaksanaan

- Pengendalian

- Optimasi kinerja

proyek

- Biaya

- Mutu

- Waktu

- Safety/K3

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyekeprints.umm.ac.id/51727/3/BAB 2.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges),

6

2.2 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Keselamatan dan kesehatan kerja wajib dilaksanakan di setiap perusahaan baik

yang berskala kecil maupun besar. Pada dasarnya setiap perusahaan pasti memiliki

wilayah yang dianggap berbahaya sehingga perlu ada jaminan keamanan agar para

karyawan menjadi nyaman selama bekerja. Untuk itu penerapan keselamatan dan

kesehatan kerja penting adanya dalam perusahaan dan juga pelaksanaannya harus

dilandasi oleh peraturan, undang-undang, serta ilmu yang berkaitan dengan

penerapannya agar dapat bermanfaat bagi perusahaan

K3 dapat ditinjau dari dua aspek yakni aspek filosofis dan teknis. Secara

filosofis K3 adalah konsep berpikir dan upaya nyata untuk menjamin keutuhan dan

kesempurnaan baik jasmaniah maupun rohaniah tenaga kerja pada khususnya dan

manusia pada umumnya, beserta hasil-hasil karya dan budayanya menuju

masyarakat adil, makmur, dan sejahtera. Secara teknis K3 adalah perlindungan

yang ditujukan agar tenaga kerja dan orang lain di tempat kerja/perusahaan selalu

dalam keadaan selamat dan sehat, sehingga setiap sumber produksi dapat digunakan

secara aman dan efisien (Utama, 2001).

Tujuan program keselamatan dan kesehatan kerja berdasarkan Occupational

Safety and Healty Act adalah manusia dalam hal ini adalah karyawan perusahaan.

Tujuan keselamatan kerja menurut Suma’mur (2001) adalah:

a. Mencegah terjadinya kecelakaan

b. Pencegahan terjadinya penyakit akibat kerja

c. Peningkatan produktivitas kerja atas dasar tingkat keamanan kerja yang

tinggi

d. Pemeliharaan tempat kerja yang bersih, sehat, aman dan nyaman

e. Pencegahan atau penekanan menjadi sekecil-kecilnya cacat akibat

pekerjaan.

Sedangkan menurut Budiono (2000) adalah:

a. Melindungi karyawan dari resiko kecelakaan pada saat ia melakukan

pekerjaan.

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyekeprints.umm.ac.id/51727/3/BAB 2.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges),

7

b. Menjaga supaya orang-orang yang berada disekitar tempat kerja

terjamin keselamatannya.

Menjaga supaya sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara

aman dan berdayaguna

2.2.1 Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

1. Keselamatan Kerja

Menurut Suma’mur (2005), keselamatan kerja adalah rangkaian

usaha untuk menciptakan suasana kerja yang aman dan tentram bagi

para karyawan yang bekerja di perusahaan yang bersangkutan.

Keselamatan kerja merupakan sarana untuk pencegahan kecelakaan,

cacat, dan kematian sebagai akibat kecelakaan kerja.

Adapun menurut wayne (2008) keselamatan adalah

perlindungan karyawan dari cedera yang disebabkan oeh kecelakaan

yang berkaitan dengan pekerjaan. Keselamatan kerja adalah upaya

mengurangi tingkat kecelakaan yang tidak diharapkan saat melakukan

pekerjaan pada lingkungan perusahaan. Keselamatan kerja bersasaran

disegala tempat kerja, baik di darat didalam tanah di permukaan air

maupun di udara. Keselamatan kerja merupakan tugas dari semua orang

yang bekerja

Menurut Suma’mur (2005) bahwa 85% dari sebab-sebab

kecelakaan adalah faktor manusia. Maka dari itu, usaha-usaha

keselamatan selain ditujukan kepada teknik mekanik juga harus

memperhatikan secara khusus aspek manusiawi. Dalam hubungan ini,

pendidikan dan penggairahan keselamatan kerja kepada tenaga kerja

merupakan sarana penting. Sekalipun upaya-upaya pencegahan telah

maksimal, kecelakaan masih mungkin terjadi, dan dalam hal inilah,

adalah besar peranan kompensasi kecelakaan sebagai suatu segi jaminan

sosial bagi meringankan beban penderita

Tujuan keselamatan kerja adalah melindungi tenaga kerja atas

hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan

hidup dan meningkatkan produksi. Menjamin keselamatan setiap orang

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyekeprints.umm.ac.id/51727/3/BAB 2.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges),

8

lain yang berada di tempat kerja dan memelihara sumber produksi dan

dipergunakan secara aman dan efisien. Keselamatan kerja adalah sarana

utama pencegahan kecelakaan, cacad, dan kematian sebagai akibat

kecelakaan kerja. Keselamatan kerja yang baik adalah pintu gerbang

bagi keamanan tenaga kerja. Kecelakaan selain menjadi sebab

hambatan-hambatan langsung juga merupakan kerugian-kerugian

secara tidak langsung yakni kerusakan mesin dan peralatan kerja,

terhentinya proses produksi untuk beberapa saat, kerusakan pada

lingkungan kerja, dan lain-lain. Biaya-biaya sebagai akibat kecelakaan

kerja, baik langsung atau tidak langsung cukup bahkan kadang-kadang

sangat atau terlampau besar

Beberapa aspek industri yang harus diperhatikan dari aspek

Keselamatan dan Kesehatan kerja adalah: (Bennett dan Rumondang,

1991,86)

a. Penerangan yang cukup

Penerangan harus memperhatikan tidak timbulnya kesilauan (glare),

pantulan dari permukaan yang berkilat, dan peningkatan suhu

ruangan.

b. Pengendalian kebisingan dan getaran

Kebisingan di atas batas normal (85 db) perlu disisihkan dari tempat-

tempat kerja guna mencegah kemerosotan syaraf karyawan,

mengurangi keletihan mental, dan meningkatkan moral kerja.

Pengendalian atas kebisingan dan getaran yang timbul adalah:

1) Bagian-bagian bergerak dari seluruh mesin, perlengkapan dan

peralatan harus dilumasi dengan pelumas.

2) Cegah penggunaan mesin-mesin yang menimbulkan kebisingan

di atas 95 db.

3) Pergunakan peredam getaran seperti tegel akustik, karet, dan

barang-barang lain yang sejenis.

4) Sumber-sumber getaran harus diisolasi.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyekeprints.umm.ac.id/51727/3/BAB 2.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges),

9

5) Permukaan tembok dan langit-langit sedapat mungkin dilapis

dengan tegel akustik.

6) Lengkapi karyawan yang bekerja ditempat kebisingan dengan

pelindung telinga.

c. Pengendalian suhu

Suhu yang ekstrim seperti dingin dan panas sangat mempengaruhi

produktivitas dan kesehatan para karyawan. Setiap mesin

menimbulkan panas. Debu, kelembaban udara, dan pencemar udara

serta tubuh manusia sendiri adalah sumber ketidaknyamanan di

lingkungan kerja disamping panasnya udara. Sinar matahari yang

masuk ke ruang kerja dapat meningkatkan suhu yang ada. Oleh

sebab itu, perlu kiranya diadakan alat pengendalian suhu, debu, dan

bau disetiap tempat kerja.

d. Sarana

Sarana industri terpenting adalah air. Sistem air industri harus

mencakup sumber air bersih untuk minum, sumber air biasa untuk

alat-alat pendingin, toilet, dan kebersihan, dan sumber air untuk

penanggulangan kebakaran. Kemudahan lain yang perlu diadakan

adalah tempat istirahat, musolla, kantin, dan klinik PPPK.

2. Kesehatan kerja

Kesehatan merupakan anugerah yang diberikan Tuhan kepada

kita untuk menikmati hidup, baik dirumah maupun ditempat kerja.

Tanpa kesehatan kita tidak dapat melakukan aktivitas yang produktif

dalam suatu organisasi. Fakta ini dinyatakan oleh Health and Safety

Executive (HSE) atau pelaksana keselamatan dan kesehatan kerja

sebagai ‘Good Health is Good Business’ (kesehatan yang baik

menunjang bisnis yang baik). (Ridley, 2008).

Menurut (Mangkunegara, 2000), program kesehatan kerja

menunjukkan pada kondisi yang bebas dari gangguan fisik, mental,

emosi atau rasa sakit yang disebabkan oleh lingkungan kerja. Resiko

kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyekeprints.umm.ac.id/51727/3/BAB 2.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges),

10

bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat

membuat stress emosi atau gangguan fisik.

Menurut Bennet dan Rumondang (1991), penyakit akibat kerja

atau yang lebih dikenal sebagai man made diseases, dapat timbul setelah

seorang karyawan yang tadinya terbukti sehat memulai pekerjaannya.

Memang tidak seluruh pekerjaan menimbulkan penyakit, yang jelas

adalah ada pekerjaan yang menyebabkan beberapa macam penyakit, dan

ada pula yang mencetuskannya. Baik penyebab maupun pencetus dapat

dicegah sedini mungkin. Pencegahan dapat dimulai dengan

pengendalian secermat mungkin pengganggu kerja dan kesehatan.

Gangguan ini terdiri dari:

a. Beban kerja (ringan/sedang/berat atau fisik/mental/sosial)

b. Beban tambahan oleh faktor-faktor lingkungan kerja seperti faktor

fisik, kimia, biologis, dan psikologis.

c. Kapasitas kerja, atau kualitas karyawan itu sendiri yang

mencangkup kemahiran, umur, daya tahan tubuh, jenis kelamin,

gizi, ukuran tubuh, dan motivasi kerja.

Kondisi atau material yang memungkinkan reaksi yang

berdampak terhadap kondisi kesehatan karyawan menurut Ridley

(2008):

Kondisi/material Reaksi tubuh

Debu jika terhirup, mempengaruhi paru-paru

sehingga menyebabkan pneumokoniosis (radang

paru-paru). Debu-debu tertentu menimbulkan

penyakit khusus:

1) asbes: asbestosis

2) silika: silikosis

3) debu batubara: pneumokoniosis.

Racun racun yang telah dicerna:

1) dapat mempengaruhi organ tubuh mana saja

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyekeprints.umm.ac.id/51727/3/BAB 2.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges),

11

2) tubuh menyerap sejumlah racun dengan sangat

cepat, sisanya melewati tubuh dan akhirnya di

evakuasi.

3) Tidak perlu dimuntahkan dengan cara dipancing

karena dapat menyebabkan kerusakan yang lebih

besar ketimbang racun itu sendiri.

Zat pelarut masuk ke tubuh melalui:

1) asupan cairan.

2) hirupan asap.

3) penyerapan melalui kulit.

dapat menimbulkan:

1) efek narkotika (bius) pada sistem saraf

2) efek racun pada organ-organ seperti hati, ginjal,

atau sumsum tulang

3) efek iritasi melalui penghancuran lemak kulit

Gas karena sifat beracun dari gas atau asap yang terhirup,

misalnya khlorin, karbonmonoksida, hidrogen

sulfida, dan sebagainya.

Pemekaan pekerja dapat menjadi peka terhadap zat-zat seperti

isosianat, debu kayu dan fluor, jamur dari jerami

busuk, uap solder, dan sebagainya

setelah pemekaan, eksposur ke konsentrasi yang

sangat kecilpun dapat menyebabkan reaksi

dapat sangat mempengaruhi prospek pekerjaan

dimasa datang khususnya pada penggunaan substansi

tertentunya

Alat kerja yang menyebabkan luka-luka di tangan dan lengan

bergetar (dikenal secara umum sebagai ‘sindrom getaran

tangan-lengan’ (‘hand-arm vibration syndrome’—

HAVS)

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyekeprints.umm.ac.id/51727/3/BAB 2.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges),

12

dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah di

tangan, diawali dengan kondisi yang dikenal sebagai

vibration white finger dimana jari-jari memucat dan

mengalami mati rasa

operator-operator yang mengalami kondisi ini

sebaiknya dipindahkan ke jenis pekerjaan lain.

Kebisingan pengaruh utama adalah kehilangan pendengaran

akibat imbas bising (noise induced hearing lost)

kebisingan yang berlebihan dapat menyebabkan

kepenatan (fatigue) dan disorientasi

Panas dan lembab bekerja pada temperatur dan tingkat kelembaban

yang tinggi dapat menyebabkan:

1) kejang/kram

2) stroke panas (heat stroke)

3) kelelahan

tidak ada standar untuk diberlakukan, namun

pengaruh dingin dari hembusan udara dapat

membantu.

Tekanan/stres reaksi psikologis terhadap faktor-faktor yang berada

diluar kendali manusia, seperti:

1) tuntutan pekerjaan berada di atas atau di bawah

kemampuan.

2) lingkungan kerja.

3) hubungan dengan sesama pekerja atau organisasi.

3. Kecelakaan Kerja

Kecelakaan adalah kejadian yang tidak diharapkan, tidak

diinginkan, tidak diramalkan, tidak direncanakan, tidak terduga serta

tidak ada unsur kesengajaan yang dapat mengganggu atau merusak

kelangsungan yang wajar dari suatu kegiatan dan dapat mengakibatkan

suatu luka atau kerusakan pada benda atau peralatan (Sudinarto, 1995).

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyekeprints.umm.ac.id/51727/3/BAB 2.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges),

13

Menurut Suma’mur (1989:4), kecelakaan kerja adalah

kecelakaan berhubung dengan hubungan kerja pada perusahaan.

Hubungan kerja disini dapat berarti, bahwa kecelakaan terjadi

dikarenakan oleh pekerjaan atau pada waktu melaksanakan pekerjaan.

Bahaya pekerjaan adalah faktor-faktor dalam hubungan pekerjaan yang

dapat mendatangkan kecelakaan. Bahaya teersebut disebut potensial,

jika faktor-faktor tersebut belum mendatangkan kecelakaan. Jika

kecelakaan telah terjadi, maka bahaya tersebut sebagai bahaya nyata.

Maka dalam hal ini, terdapat dua permasalahan penting, yaitu:

a. kecelakaan adalah akibat langsung pekerjaan, atau

b. kecelakaan terjaadi pada saat pekerjaan sedang dilakukan

Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) dalam tahun 1962

merumuskan kecelakaan akibat kerja seperti yang dikutip dalam Silalahi

(1995:133) yang digolongkan sebagai berikut:

a. Penggolongan kerja menurut tipe kecelakaan:

1) Terjatuh

2) Terhantam benda jatuh

3) Tersentuh atau terpukul benda yang tidak bergerak

4) Terjepit diantara dua benda

b. Penggolongan kecelakaan menurut penyebab

1) Mesin

2) Alat pengangkut dan sarana angkutan

3) Material, bahan-bahan dan radiasi

4) Lingkungan kerja

c. Penggolongan menurut sifat luka

1) Patah tulang

2) Terkilir

3) Gegar otak dan luka dalam

4) Amputasi

5) Memar dan remuk

d. Penggolongan menurut letak luka di tubuh

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyekeprints.umm.ac.id/51727/3/BAB 2.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges),

14

1) Kepala

2) Leher

3) Badan

4) Tangan dan Tungkai

2.2.2 Tujuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Adapun tujuan dilaksanakannya K3 antara lain (Pelealu,2015):

1. Melindungi tenaga kerja atas hak keselamatan dalam melakukan pekerjaan

untuk kesejahteraan hidup.

2. Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja.

3. Sumber produksi dipelihara dan dipergunakan secara aman dan efisien.

2.2.3 Manfaat Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Secara ekonomi menurut Husen (2011) Manfaat Keselamatan dan Kesehatan

Kerja (K3):

1. Menghemat biaya yang tak terduga.

2. Meningkatkan moral dan produktivitas kerja.

3. Mengurangi risiko dan menghemat biaya asuransi karena premiumnya lebih

rendah akibat sejarah kecelakaan perusahaan yang rendah.

4. Reputasi yang baik bagi perusahaan dalam hal keselamatan dan kesehatan

kerja dapat meningkatkan permintaan pasar terhadap perusahaan.

5. Tingkat efisiensi dan efektif kerja bagi perusahaan menjadi lebih tinggi

dengan menekan risiko kecelakaan yang akan terjadi.

6. Upaya pengawasan terhadap 4 M (Men, Material, Machines, and Methods)

dan Environtment yaitu manusia, material, mesin, dan metode kerja dan

lingkungan yang dapat memberikan lingkungan kerja aman dan nyaman

sehingga tidak terjadi kecelakaan (Ervianto, 2005).

2.2.4 Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah bagian dari

sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,

perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang

dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyekeprints.umm.ac.id/51727/3/BAB 2.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges),

15

pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja guna terciptanya tempat

kerja yang selamat, aman, efisien dan produktif (Peraturan Menteri Pekerjaan

Umum, 2008).

Sumber: (PMBOK,2000)

Gambar 2.2 Bagan Project Safety Management

1. Perencanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

Safety Planning adalah melakukan analisis adanya resiko bahayapada

pekerjaan yang merupakan lingkup kontrak pada proyek yang bersangkutan,

sehingga dapat dirumuskan cara pencegahan dan penanggulangannya secara efekif.

Analisis tersebut termasuk (PMBOK, 2000):

a. Survey geografik dan risiko bahaya fisik di site proyek.

b. Antisipasi risiko bahaya yang sering terjadi pada tipikal konstruksi.

c. Peraturan dan perundangan pemerintah yang menyangkut K3.

d. Persyaratan dari owner yang sudah tertuang dalam kontrak tentang K3.

Safety Planning

Project Safety Management

Input

- Undang- undang & Peraturan

- Persyaratan Kontrak

- Kebijakan K3

- Lokasi Site

- Komitmen Manajemen

Output Tools & Techniques

- Analisis Resiko

Bahaya

- Seleksi Sub

kontraktor

- Insentif

(penghargaan)

- Project Safety Plan

- Otoritas petugas

- Dana/biaya

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyekeprints.umm.ac.id/51727/3/BAB 2.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges),

16

Sumber: (PMBOK,2000).

Gambar 2.3 Diagram Safety Planning

2. Pelaksanaan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Safety Plan Execution adalah implementasi dan aplikasi dalammelaksanakan

praktikal kegiatan K3 di proyek sesuai dengan yang telah direncanakan. Kegiatan

implementasi tersebut antara lain diikuti oleh (PMBOK, 2000):

a. Melakukan sosialisasi setiap saat kepada seluruh pekerja agar mematuhi

peraturan dan rambu K3.

b. Menugaskan petugas K3 (safety officer) untuk selalu meninjau lokasi dan

melakukan penanganan praktis dengan hal-hal terkait dengan K3

Sumber: (PMBOK,2000)

Gambar 2.4 Diagram Pelaksanaan K3

3. Pengawasan dan Evaluasi K3

Administration and Reporting berjalan sesuai dengan aturanpemerintah yang

mewajibkan dilaksanakannya kegiatan K3 di setiap proyek konstruksi, maka segala

Input

- Project

SafetyPlan

- Persyaratan

Kontrak

Output Tools & Techniques

- Alat Pelindung Diri

(APD)

- Perlengkapan K3

- Peninjauan peralatan

kontruksi

- Komunikasi K3

(safety

communication)

- Pendidikan &

Pelatihan

- Inspeksi K3

- Penanganan &

Penyelidikan

Kecelakaan

- Fasilitas Perawatan

- Tes Pengobatan

- Kecelakaan yang

diminimalkan

- Biaya asuransi lebih

rendah

- Mempertinggi

reputasi

- Meningkatkan

produktivitas

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyekeprints.umm.ac.id/51727/3/BAB 2.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges),

17

bentuk rekord dan laporan yang berkaitan dengan aktifitas K3 harus dijaga dan

dipelihara. Laporan tersebut antara lain berupa (PMBOK, 2000):

a. Laporan aktifitas K3 secara periodic.

b. Laporan kecelakaan secara periodic.

c. Laporan hasil sosialisasi dan pelatihan K3 sebagai bukti pihak manajemen telah

melakukan pengarahan, pembinaan dalam rangak mencegah terjadinya bahaya

dan lain-lain.

Sumber: (PMBOK,2000)

Gambar 2. 5. Diagram Pengawasan dan Evaluasi K3

Menurut Mathis dan Jackson (2002) , Sistem Manajemen Keselamatan dan

Kesehatan Kerja yang efektif terdiri dari lima hal, sebagai berikut:

a. Tanggung jawab dan komitmen perusahaan.

Inti dari sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah komitmen

perusahaan dan usaha K3 yang komprehensif. Usaha ini sebaiknya dicerminkan

dari tindakan-tindakan manajerial dan dikoordinasikan mulai dari tingkat

manajemen paling tinggi. Fokus pendekatan sistematis terhadap keselamatan

kerja adalah adanya kerjasama terus menerus dari para pekerja, manajer, dan

yang lainnya.

b. Kebijakan dan disiplin K3.

Input

- Persyaratan

Pelaporan secara

Legal

- Persyaratan report

asuransi

- Persyaratan

kontrak

- Persyaratan

rencana K3

Output Tools & Techniques

- Daftar & Report

Inspeksi

- Report training &

pertemuan

- Daftar kecelakaan

dan jatuh sakit

karyawan

- Penanganan &

penyelidikan

kecelakaan

- Record berupa photo

dan video

- Daftar & Laporan ke

pemerintah

- Laporan Kecelakaan

- Perolehan hasil dari

insentif K3

- Kinerja dari aktivitas

K3 yang

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyekeprints.umm.ac.id/51727/3/BAB 2.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges),

18

Merancang kebijakan dan peraturan mengenai K3 serta mendisiplinkan pelaku

pelanggaran merupakan komponen penting dalam rangka menciptakan

lingkungan kerja yang aman dan sehat. Dukungan yang sering terhadap

perlunya perilaku kerja yang aman dan memberikan umpan balik terhadap

praktik-praktik keselamatan kerja yang positif, juga sangat penting dalam

meningkatkan keselamatan para pekerja.

c. Komunikasi dan pelatihan K3.

Sebagai tambahan, dalam pelatihan K3 perlu dilakukan komunikasi secara terus

menerus untuk membangun kesadaran akan pentingnya K3. Bentuk komunikasi

antara lain mengubah poster keselamatan kerja dan mengupdate papan buletin

K3.

d. Inspeksi dan Penyelidikan Kecelakaan Kerja.

Inspeksi tempat kerja sebaiknya dilakukan secara berkala oleh komite K3 atau

koordinator K3. Sama halnya ketika terjadi kecelakaan kerja, penyelidikan juga

harus dilakukan oleh komite atau koordinator K3.

e. Evaluasi

Perusahaan harus mengawasi dan mengevaluasi usaha-usaha K3nya dengan

melakukan audit secara periodik. Hal ini ditujukan untuk menganalisis serta

mengukur kemajuan dalam manajemen K3

Menurut Wieke Y.C. dkk,(2012:85) bahwa budaya keselamatan dan kesehatan

kerja dapat terbentuk dari beberapa faktor dominan, yaitu sebagai berikut :

a. Komitmen top management

Komitmen top management merupakan komitmen perusahaan dalam

memberikan prioritas utama terhadap masalah K3, memberhentikan

pekerjaan yang membahayakan, usaha peningkatan kinerja K3 pada periode

tertentu, melakukan pengawasan terhadap K3 para pekerja, memberikan

perlengkapan K3 dan memberikan pelatihan K3

b. Peraturan dan prosedur K3

Peraturan dan prosedur K3 terkait dengan kebijakan perusahaan dalam

menerapkan K3, Prosedur K3 diterapkan dengan konsisten, pemberian

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyekeprints.umm.ac.id/51727/3/BAB 2.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges),

19

sanksi terhadap pelanggaran prosedur K3, Peraturan dan prosedur K3

diperbaiki secara berkala.

c. Komunikasi

Komunikasi merupakan kebijakan perusahaan dalam menyampaikan

informasi tentang K3 yang meliputi Pekerja mendapat informasi mengenai

masalah K3, Pekerja mendapat informasi mengenai kecelakaan kerja yang

terjadi, komunikasi yang baik antara pekerja dan pihak manajerial dan

komunikasi yang baik antara sesama pekerja.

d. Kompetensi pekerja

Kompetensi pekerja merupakan segala pengetahuan, ketrampilan dan

kemampuan pekerja dalam memahami tanggungjawab terhadap K3,

mengerti sepenuhnya resiko dari pekerjaannya, mampu melakukan

pekerjaannya dengan cara yang aman, tidak melakukan pekerjaan diluar

tanggungjawabnya dan mampu memenuhi seluruh peraturan dan prosedur

K3

e. Keterlibatan pekerja

Keterlibatan Kerja merupakan sebuah penilaian terhadap bagaimana

seorang pekerja meletakkan hatinya dalam pekerjaan di tempat kerja,

kesiapan untuk memberikan upaya ekstra pada pekerjaan yang meliputi

keterlibatan dalam dalam perencanaan program K3, keterlibatan dalam

melaporkan jika terjadi kecelakaan atau situasi yang bahaya, keterlibatan

dalam penyampaian informasi K3 dan dilibatkan dalam mengingatkan

pekerja lain tentang bahaya dan K3

f. Lingkungan kerja

Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja

yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang

dibebankan yang meliputi kondisi fisik tempat kerja yang aman, Pekerja

tidak saling menyalahkan bila terjadi kecelakaan, Pekerja termotivasi

karena program K3

2.3 Elemen Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (SMK3)

Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyekeprints.umm.ac.id/51727/3/BAB 2.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges),

20

Sebagaimana yang telah disebutkan dalam Permen PU Nomor:

05/PRT/M/2014 tentang pedoman SMK3 konstruksi bidang PU tercantum

elemen-elemen yang harus dilaksanakan oleh Penyedia Jasa sebagai berikut

1. Kebijakan K3

Kebijakan adalah arah yang ditentukan untuk dipatuhi dalam proses kerja dan

organisasi perusahaan. Kebijakan yang ditetapkan manajemen menuntut

partisipasi dan kerjasama semua pihak. Kebijakan K3 menggarisbawahi

hubungan kerja manajemen dan karyawan dalam rangka pelaksanaan program

K3 yang efektif.

2. Perencanaan K3

Perusahaan harus membuat perencanaan yang efektif guna mencapai

keberhasilan penerapan SMK3 dengan sasaran yang jelas dan dapat

diukur.Perencanaan juga memuat tujuan, sasaran dan indikator kinerja yang

diterapkan.. Adapun bagian-bagian perencanaan adalah sebagai berikut:

a. Identifikasi Bahaya, Penilaian Risiko dan Pengendaliannya,

b. Pemenuhan Perundang-undangan dan persyaratan lainnya,

c. Sasaran dan Program. (Permen, 2014)

3. Penerapan dan Operasi Kegiatan

Dalam mencapai tujuan keselamatan dan kesehatan kerja, perusahaan harus

menunjuk personel yang mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan sistem

yang diterapkan.Adapun kualifikasi yang tercantum dalam Permen No. 5 tahun

2014 adalah sebagai berikut:

a. Sumber Daya, Struktur Organisasi dan Pertanggungjawaban.

b. Kompetensi, Pelatihan dan Kepedulian.

c. Komunikasi, Keterlibatan dan Konsultasi.

d. Dokumentasi.

e. Pengendalian Dokumen

f. Pengendalian Operasional.

g. Kesiagaan dan Tanggap Darurat. (Permen, 2014)

4. Pemeriksaan atau Evaluasi

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyekeprints.umm.ac.id/51727/3/BAB 2.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges),

21

Perusahaan harus memiliki sistem untuk mengukur, memantau dan

mengevaluasi kinerja SMK3 dan hasilnya harus dianalisis guna menentukan

keberhasilan atau untuk melakukan identifikasi tindakan perbaikan. Seperti

yang terdapat pada pasal 10 Permen PU tahun 2014 menyatakan bahwa dalam

hal materi penyelenggaraan SMK3 konstruksi bidang Pekerjaan Umum yang

dijadikan salah satu bahan evaluasi dalam proses pemilihan penyedia jasa, maka

PPK wajib menyediakan acuannya. PPK (Pejabat Pembuat Komitmen) ialah

pejabat yang melakukan tindakan yang mengakibatkan pengeluaran anggaran

belanja. Berikut ini adalah bagian peraturan dalam setiap evaluasi atau

pengukuran kinerja SMK3 terdiri dari 4 bagian yaitu:

a. Evaluasi Kepatuhan.

b. Penyelidikan Insiden, Ketidaksesuaian, Tindakan Perbaikan dan

Pencegahan.

c. Pengendalian Rekaman.

d. Audit Internal.(Permen, 2017)

5. Tinjauan Manajemen (Permen, 2014)

Pimpinan yang ditunjuk harus melaksanakan tinjauan ulang SMK3 secara

berkala untuk menjamin kesesuaian dan keefektifan yang berkesinambungan

dalam pencapaian kebijakan dan tujuan K3.Ruang lingkup tinjauan ulang

SMK3 harus dapat mengatasi implikasi K3 terhadap seluruh kegiatan, produk

barang dan jasa termasuk dampaknya terhadap kinerja perusahaan.

(Sastrohadiwiryo, 2001)

2.4 Konsep Penerapan Program K3

Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu sistem yang

dirancang untuk menjamin keselamatan yang baik pada semua personel di tempat

kerja agar tidak menderita luka maupun menyebabkan penyakit di tempat kerja

dengan mematuhi atau taat pada hukum dan aturan keselamatan dan kesehatan

kerja, yang tercermin pada perubahan sikap menuju keselamatan di tempat kerja.

Sehubungan dengan keberhasilan dalam penerapan atau mengimplementasikan suatu

program, Van Meter dan Van Horn (dalam Subarsono, 2005) mengemukakan enam

variabel yang mempengaruhi kinerja penerapan atau implementasi yakni

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyekeprints.umm.ac.id/51727/3/BAB 2.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges),

22

1) Standar dan Sasaran Kebijakan

Standar dan sasaran kebijakan harus jelas dan terukur sehingga dapat

direalisasikan. Apabila standard dan sasaran kebijakan kabur, maka akan terjadi

multiimplementasi dan mudah menimbulkan konflik diantara para agen

implementasi.

2) Sumber Daya

Implementasi kebijakan perlu dukungan sumber daya, baik sumber daya

manusia maupun sumber daya non manusia.

3) Komunikasi antar organisasi dan penguatan aktivitas Dalam implementasi

program perlu dukungan dan koordinasi dengan instansi lain. Untuk ini

diperlukan koordinasi dan kerja sama antar instansi bagi keberhasilan suatu

program.

4) Karakteristik agen pelaksana

Agar pelaksana mencakup struktur birokrasi, norma-norma, dan pola-pola

hubungan yang terjadi dalam birokrasi, yang semuanya akan mempengaruhi

implementasi suatu program.

5) Kondisi sosial, ekonomi dan politik

Variabel ini mencakup sumber daya ekonomi, lingkungan yang dapat

mendukung keberhasilan implementasi kebijakan, sejauh mana kelompok-

kelompok kepentingan dapat memberikan dukungan bagi implementasi

kebijakan, karakteristik para partisipan, yakni mendukung atau menolak,

bagaimana sifat opini publik yang ada di lingkungan dan apakah elit politik

mendukung implementasi kebijakan.

6) Disposisi implementor

Disposisi implementor ini mencakup tiga hal, yakni (a) respon implementor

terhadap kebijakan, yang akan dipengaruhi kemauannya untuk melaksanakan

kebijakan, (b) kognisi, yakni pemahamannya terhadap kebijakan, dan (c)

intensitas disposisi implementor, yakni preferensi nilai yang dimiliki oleh

implementor.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyekeprints.umm.ac.id/51727/3/BAB 2.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges),

23

Tahap pelaksanaan suatu program K3 merupakan tahap yang paling banyak

membutuhkan pikiran, energy, sumberdaya, dan waktu, serta tidak lepas dari

kendala-kendala yang dapat saja muncul seketika. Sehingga butuh pengambilan

keputusan yang strartegis dalam mencari dan menemukan solusinya secara tepat.

Kosekwensi ini dapat saja dilakukan jika semua stakeholder yang terlibat dalam

pengambilan keputusan dan pelaksanaan program, dalam hal ini administrator

bermain dalam ruang yang merupakan tanggungjawab pekerjaannya. Komitmen

terhadap kewenangannya, transparan, akuntabel, sehingga peningkatan

kesejahteraan rakyat dapat terealisasi dengan baik, yakni untuk tercapainya wujud

dari pembangunan suatu bangsa serta berlangsung secara berkesinambungan. Jika

implementasi gagal mencapai tujuan kebijakan, mungkin disebabkan oleh faktor

seperti pemilihan strategi yang keliru atau instrumen yang keliru, program

birokrasinya salah, operasionalisasinya buruk, ada yang salah pada tingkat

pelaksana atau respon yang buruk terhadap problem.

2.5 Kuisioner

Kuisioner adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang mempelajari

sikap-sikap, keyakinan, perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam

organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan atau oleh sistem yang

sudah ada.

Jenis-jenis pertanyaan dalam kuisioner adalah:

1. Pertanyaan terbuka, yaitu pertanyaan yang memberi pilihan-pilihan respons

terbuka kepada responden. Pada pertanyaan terbuka, responden diberi

kebebasan untuk menjawab kuisioner tersebut.

2. Pertanyaan tertutup, yaitu pertanyaan yang membatasi atau menutup pilihan

pilihan respon yang tersedia bagi responden. Pada pertanyaan terbuka,

responden hanya akan menjawab pertanyaan yang ada di kuisioner.

Penelitian ini menggunakan kuisioner dengan pernyataan tertutup. Pertanyaan

tertutup, yaitu pertanyaan yang membatasi atau menutup pilihan respon yang

tersedia bagi responden.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyekeprints.umm.ac.id/51727/3/BAB 2.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges),

24

2.6 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Adapun rangkuman penelitian terdahulu dapat diliat pada tabel 1.

Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu

No Nama Peneliti

(Tahun) Judul Skripsi Tujuan Penelitian Metode Penelitian Kesimpulan

1

I Putu Indra

Sanjaya, Ida Ayu

Rai Widhiawati,

dan Ariany

Frederika (2012)

Analisis penerapan

keselamatan dan

kesehatan kerja (k3)

pada proyek

konstruksi gedung di

kabupaten klungkung

dan karangasem

Untuk mengetahui bagaimana

penerapan K3 pada proyek

konstruksi gedung, dan bagaimana

hubungan faktor-faktor yang

mempengaruhi K3 terhadap K3

pada proyek konstruksi gedung di

Kabupaten Klungkung dan

Karangasem, serta faktor apakah

yang memberikan sumbangan

terbesar terhadap K3.

Teknik analisada data

adalah regresi ganda,

analisis korelasi

ganda, sumbangan

relatif, dan analisis

menggunakan

program SPSS

Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara

faktor-faktor yang mempengaruhi K3 terhadap

K3 pada proyek konstruksi adalah kuat sebesar

0,614, koefisien determinasi sebesar 0,377

menunjukkan nilai rata-rata K3 pada proyek

konstruksi sebesar 37,7% ditentukan oleh 3

faktor yang mempengaruhi K3, sedangkan

62,3% ditentukan oleh faktor lain.

2

Faisal Sidik dan

Widodo Hariyono,

(2017)

Analisis Penerapan

Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3)

Pada Proyek

Konstruksi Sahid

Jogja Lifestyle City di

Kabupaten Sleman

Tujuan penelitian, mengetahui

penerapan Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) dalam proyek

konstruksi Sahid Jogja Life Style

City di Kecamatan Depok,

Kabupaten Sleman.

Jenis penelitian ini

adalah penelitian

deskriptif kualitatif

Kesimpulan, penerapan K3 di proyek

konstruksi Sahid Jogja Lifestyle City secara

umum sudah baik, tetapi masih terdapat

beberapa kekurangan praktik K3 yang

substansial.

3

Ariza Eka

Novianto,

Sugiyarto dan

Fajar Sri H (2016)

Analisis pengaruh

kesehatan dan

keselamatan kerja (k3)

terhadap kinerja

pekerja konstruksi

pada proyek

Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pengaruh faktor

keselamatan dan kesehatan kerja

(K3) terhadap kinerja pekerja

konstruksi pada proyek

pembangunan Fly Over Palur

Penelitian ini

merupakan penelitian

kuantitatif.

Kemudian peneliti

mendesain kuisioner

dan analisa

menggunakan SPSS

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa

variabel bebas Kesehatan Kerja Keselamatan

Kerja (X1) dan Kesehatan Kerja (X2) terhadap

masalah K3 secara simultan dan parsial

berpengaruh signifikan dan positif terhadap

variabel kinerja pekerja konstruksi pada proyek

pembangunan Fly Over Palur, dimana

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyekeprints.umm.ac.id/51727/3/BAB 2.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges),

25

pembangunan fly over

palur

pengaruh variabel X1 sebesar 1,309 (54,38%)

dan X2 sebesar 1,098 (45,62%). Pada

penelitian ini juga menunjukkan bahwa

variabel Keselamatan Kerja (X1) berpengaruh

dominan dibandingkan variabel Kesehatan

Kerja (X2).

4 Dameyanti

Sihombing (2014)

Implementasi

keselamatan dan

kesehatan kerja (k3)

pada proyek di kota

bitung (studi kasus

proyek pembangunan

pabrik minyak pt.mns)

Penelitian ini bertujuan untuk

mengevaluasi implementasi K3

dalam pelaksanaan pekerjaan

konstruksi pada proyek

pembangunan pabrik minyak PT.

MNS dengan berpatokan pada

SMK3.

Penelitian

menggunakan

questioner survei dan

wawancara langsung

di lapangan,

dilanjutkan dengan

identifikasi lokasi

proyek, survei secara

visual di proyek dan

pengambilan

dokumentasi

dilapangan.

Pada proyek Pembangunan Pabrik Minyak

PT.MNS, implementasi Keselamatan dan

Kesehatan Kerja (K3) sudah berjalan cukup

baik, karena di proyek ini penyelenggara

pekerjaan konstruksi (Kontraktor) telah

menyediakan alat pelindung diri (APD) bagi

para pekerja dan adanya sosialisasi tentang K3

juga sudah dilakukan oleh pihak kontraktor dan

Para pekerja cukup memahaminya namun

masih ada saja pekerja yang berkesan tidak

peduli dengan Keselamatan dan Kesehatan

kerja tersebut, dapat dilihat dari hasil

questioner menyatakan, 100% (Ya) karena

pekerjaan konstruksi (kontraktor) telah

memberikan alat pelindung diri (APD); 98%

mengetahui apa yang dimaksud dengan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja; dan 100%

pekerja menyatakan adanya jaminan

Keselamatan dan Kesehatan Kerja.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyekeprints.umm.ac.id/51727/3/BAB 2.pdf5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Proyek Manajemen proyek adalah aplikasi pengetahuan (knowledges),

26