35
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang dianmis, dimana perubahan tersebut bukan sekadar proses transfer materi atau teori dar seseorang ke orang lain dan bukan pula seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut tejadi akibat adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok, dan masyarakat itu sendiri (Wahit dkk, 2006 dalam Mubarak & Chayatin, 2009). Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan (Sumijatun, dkk, 2006). Menurut Committee President on Health Education(1997), yang dikutip Soekidjo Notoadmojo, pendidikan kesehatan adalah proses yang menjembatani kesenjangan antara informasi kesehatan dan praktek kesehatan (Mubarak & Chayatin, 2009). b. Tujuan Pendidikan Kesehatan Menurut Mubarak & Chayatin (2009) tujuan utama pendidikan kesehatan adalah agar individu mampu untuk: 1) Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri. 2) Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dengan sumber daya yang ada pada mereka ditambah dengan dukungan dari luar. 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan 2.pdf · 2020. 1. 10. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan 2.pdf · 2020. 1. 10. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan

a. Pengertian Pendidikan Kesehatan

Pendidikan kesehatan adalah proses perubahan perilaku yang

dianmis, dimana perubahan tersebut bukan sekadar proses transfer

materi atau teori dar seseorang ke orang lain dan bukan pula

seperangkat prosedur. Akan tetapi, perubahan tersebut tejadi akibat

adanya kesadaran dari dalam diri individu, kelompok, dan masyarakat

itu sendiri (Wahit dkk, 2006 dalam Mubarak & Chayatin, 2009).

Pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di

dalam bidang kesehatan (Sumijatun, dkk, 2006).

Menurut Committee President on Health Education(1997), yang

dikutip Soekidjo Notoadmojo, pendidikan kesehatan adalah proses yang

menjembatani kesenjangan antara informasi kesehatan dan praktek

kesehatan (Mubarak & Chayatin, 2009).

b. Tujuan Pendidikan Kesehatan

Menurut Mubarak & Chayatin (2009) tujuan utama pendidikan

kesehatan adalah agar individu mampu untuk:

1) Menetapkan masalah dan kebutuhan mereka sendiri.

2) Memahami apa yang dapat mereka lakukan terhadap masalah

kesehatan yang dihadapi dengan sumber daya yang ada pada

mereka ditambah dengan dukungan dari luar.

6

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan 2.pdf · 2020. 1. 10. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan

7

3) Memutuskan kegiatan yang paling tepat guna untuk meningkatkan

taraf hidup sehat dan kesejahteraan masyarakat.

Sedangkan tujuan dari pendidikan kesehatan menurut Undang-

Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992 maupun WHO adalah

meningkatkan kemampuan masyarakat untuk memelihara dan

meningkatkan derajat kesehatan, baik fisik, mental, dan sosial, sehingga

produktif secara ekonomi maupun secara sosial. Pendidikan kesehatan

dilakukan disemua program kesehatan, baik pemberantasan penyakit

menular, sanitasi lingkungan, gizi masyarakat, pelayanan kesehatan,

maupun program kesehatan lainnya. Steward (1986, dalam Machfoedz

& Suryani, 2003) mengatakan bahwa pendidikan kesehatan dapat

berpengaruh mengubah perilaku perseorangan atau masyarakat dengan

tujuan untuk tercapai pencegahan penyakit dan meningkatkan

kesehatan.

c. Ruang Lingkup Pendidikan Kesehatan

Menurut Mubarak & Chayatin (2009) Ruang lingkup pendidikan

kesehatan terdiri dari:

1) Dimensi Sasaran

Berdasarkan dimensi sasarannya, pendidikan kesehatan

dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

a) Pendidikan kesehatan individual dengan sasaran individu

b) Pendidikan kesehatan kelompok dengan sasaran kelompok

c) Pendidikan kesehatan masyarakat dengan sasaran masyarakat

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan 2.pdf · 2020. 1. 10. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan

8

2) Dimensi tempat pelaksanaan

Pendidikan kesehatan dapat berlangsung di berbagai

tempat, dengan sendirinya sasarannya berbeda pula, misalnya:

a. Pendidikan kesehatan di sekolah, dilakukan disekolah dengan

sasaran murid.

b. Pendidikan kesehatan di rumah sakit, dilakukan di rumah sakit

dengan sasaran pasien atau keluarga pasien.

c. Pendidikan kesehatan di tempat-tempat kerja, dengan sasaran

buruh atau karyawan yang bersangkutan.

3) Dimensi Tingkat Pelayanan Kesehatan

Menurut Leavel&Clark, pendidikan kesehatan dapat

dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan (five levels of

prevention), yaitu sebagai berikut :

a) Peningkatan kesehatan

Peningkatan status kesehatan masyarakat dilakukan melalui

beberapa kegiatan berikut ini.

(1) Pendidikan kesehatan

(2) Penyuluhan kesehatan masyarakat (PKM) seperti

penyuluhan tentang masalah gizi.

(3) Pengamatan tumbuh kembang anak (growth and

development monitoring).

(4) Pengadaan rumah sehat

(5) Konsultasi perkawinan

(6) Pendidikan seks

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan 2.pdf · 2020. 1. 10. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan

9

(7) Pengendalian lingkungan

(8) Program P2M (pemberantasan penyakit menular) melalui

kegiatan imunisasi dan pemberantasan vektor

(9) Stimulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga

dan asuhan keperawatan pada anak atau balita serta

tentang penyuluhan tentang pencegahan terhadap

kecelakaan

(10)Program kesehatan lingkungan dengan tujuan menjaga

lingkungan hidup manusia agar aman dari bibit penyakit

seperti bakteri, virus, dan jamur serta mencegah

kemungkinan berkembangnya vektor.

(11)Asuhan keperawatan pre-natal dan pelayanan keluarga

berencana

(12)Perlindungan gigi

(13)Penyuluhan untuk pencegahan keracunan

b) Perlindungan umum dan khusus

Perlindungan umum dan khusus merupakan usaha

kesehatan untuk memberikan oerlindungan untuk memberikan

perlindungan secara khusus atau umum kepada seseorang atau

masyarakat. Bentuk perlindungan tersebut sebagai berikut :

(1) Imunisasi dan hygiene perseorangan.

(2) Perlindungan diri dari kecelakaan.

(3) Perlindungan diri dari lingkungan.

(4) Kesehatan kerja.

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan 2.pdf · 2020. 1. 10. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan

10

(5)Perlindungan diri dari karsinogen, toksin, dan allergen.

(6)Pengendalian sumber-sumber pencemaran dan lain-lain.

c) Diagnosis dini dan pengobatan segera atau adekuat

Usaha ini dilakukan karena rendahnya pengetahuan dan

kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit,

sehingga sering kesulitan mendeteksi penyakit-penyakit yang

terjadi dalam masyarakat. Bentuk usaha tersebut dapat

dilakukan melalui :

(1) Penemuan kasus secara dini

(2) Pemeriksaan umum lengkap

(3) Pemeriksaan masal

(4) Survey terhadap kontak, sekolah, dan rumah

(5) Penanganan kasus dan pengobatan adekuat

d) Pembatasan kecacatan

Kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat

tentang kesehatan dan penyakit sering membuat masyarakat

tidak melanjutkan pengobatannya sampai tuntas. Pengobatan

yang tidak layak dan sempurna dapat mengakibatkan orang

yang bersangkutan cacat atau ketidakmampuan. Bentuk

pendidikan kesehatan antara lain :

(1) Penyempurnaan dan intensifikasi terapi lanjutan

(2) Pencegahan komplikasi

(3) Perbaikan fasilitas kesehatan

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan 2.pdf · 2020. 1. 10. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan

11

e) Rehabilitasi

Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-

kadang orang menjadi cacat. Untuk memulihkan cacatnya

tersebut diperlukan latihan-latihan tertentu. Oleh karena itu,

kurangnya pengertian dan kesadaran membuat masyarakat

tidak mau atau segan melakukan latihan-latihan yang

dianjurkan.di samping itu orang yang cacat karena suatu

penyakit kadang-kadang malu untuk kembali ke masyarakat.

Masyarakat sering tidak mau menerima mereka sebagai

anggota masyarakat yang normal. Oleh sebab itu, pendidikan

kesehatan diperlukan tidak hanya untuk orang yang cacat tetapi

juga untuk masyarakat

d. Sasaran Pendidikan Kesehatan

Menurut Mubarak & Chayatin (2009) sasaran pendidikan

kesehatan dibagi menjadi 3 kelompok:

1) Sasaran primer, sasaran langsung pada masyarakat berupa segala

upaya pendidikan kesehatan.

2) Sasaran sekunder, sasaran dtujukan pada tokoh masyarakat adat,

diharapkan kelompok ini pada umumnya akan memberikan

pendidikan kesehatan pada masyarakat di sekitarnya.

3) Sasaran tersier, sasaran ditujukan pada pembuat keputusan/penentu

kebijakan baik ditingkat pusat maupun daerah, diharapkan dengan

keputusan dari kelompok ini akan berdampak kepada perilaku

kelompok sasaran sekunder yang kemudian pada kelompok primer.

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan 2.pdf · 2020. 1. 10. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan

12

e. Prinsip-Prinsip Pendidikan Kesehatan

Menurut Mubarak & Chayatin (2009) prinsip-prinsip pendidikan

kesehatan adalah:

1) Belajar mengajar berfokus pada klien, pendidikan klien adalah

hubungan klien yang berfokus pada kebutuhan klien yang spesifik.

2) Belajar mengajar bersifat menyeluruh, artinya dalam memberikan

pendidikan kesehatan harus dipertimbangkan klien secara

kesehatan tidak hanya berfokus pada muatan spesifik saja.

3) Belajar mengajar negoisasi. Dimana petugas kesehatan dan klien

bersama-sama menentukan apa yang telah diketahui dan apa yang

penting untuk diketahui.

4) Belajar mengajar yang interaktif, dimana proses belajar-mengajar

adalah suatu proses yang dinamis dan interaktif, yang melibatkan

partisipasi dari petugas kesehatan dan klien

5) Pertimbangan usia dalam pendidikan kesehatan, untuk menumbuh

kembangkan seluruh kemampuan dan perilaku manusia melalui

pengajaran, sehingga perlu dipertimbangkan usia klien dan

hubungan dengan proses belajar mengajar.

f. Peran Pendidikan Kesehatan

Semua ahli kesehatan masyarakat dalam membicarakan status

kesehatan mengacu kepada H.L. Blum. Dari hasil penelitiannya di

Amerika Serikat, sebagai salah satu Negara yang sudah maju. Blum

menyimpulkan bahwa lingkungan mempunyai andil yang paling besar

terhadap kesehatan, kemudian berturut-turut disusul oleh perilaku

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan 2.pdf · 2020. 1. 10. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan

13

mempunyai andil nomor dua, pelayanan kesehatan nomor tiga.

Bagaimana proporsi pengaruh faktor-faktor tersebut terhadap status

kesehatan di Negara-negara berkembang, terutama di Indonesia, belum

ada penelitian. Apabila dilakukan penelitian mungkin hasilnya berbeda-

beda tergantung masyarakatnya (Notoatmojo, 2011).

Lawrence Green menjelaskan bahwa perilaku itu dilatar belakangi

atau dipengaruhi oleh tiga faktor pokok, yakni faktor predisposisi

Predisposing factors (pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dsb),

faktor yang mendukung Enabling Factors (ketersediaan

sumber/fasilitas) dan faktor yang memperkuat atau mendorong

Reinforcing factors (Sikap dan perilaku petugas dan Toma). Oleh sebab

itu, pendidikan kesehatan sebagai upaya intervensi perilaku harus

diarahkan pada ketiga faktor tersebut. Skema dari Blum dan Green

tersebut dapat dimodifikasi sebagai berikut:

Gambar 2.1 Hubungan Status Kesehatan Perilaku dan Pendidikan Kesehatan

Dari skema tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa

peranan pendidikan kesehatan adalah melakukan intervensi perilaku

sehingga perilaku individu, kelompok atau masyarakat sesuai dengan

nilai-nilai kesehatan. Dengan kata lain, pendidikan kesehatan adalah

Pendidikan kesehatan

Predisposing Factors

Perilaku Enabling Factors

Reinforcing Factors

Status kesehatan

Pelayanan kesehatan

Keturunan

Lingkungan

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan 2.pdf · 2020. 1. 10. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan

14

suatu usaha untuk memotivasi atau mengoordinasikan sasaran agar

mereka berperilaku sesuai dengan tuntunan nilai-nilai kesehatan.

Menurut Mubarak & Chayatin (2009) Peran pendidikan

kesehatan yaitu untuk melakukan intervensi perilaku, sehingga perilaku

individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai

kesehatan. Nursalam dan Effendy (2008) menyatakan bahwa

pendidikan sangat berperan besar dalam membentuk mutu kehidupan

seseorang baik pendidikan secara formal dibangku sekolah ataupun non

formal di luar sekolah, karena hakekat pendidikan kesehatan merupakan

suatu bentuk tindakan yang dapat membantu dalam proses pencegahan

tentang masalah kesehatan, dan dalam upaya meningkatkan kesehatan,

dengan cara memberikan pemahaman tentang syarat-syarat

pemeliharaan kesehatan melalui pendidikan kesehatan. Adapun strategi

pendidikan kesehatan yang digunakan dalam intervensi faktor perilaku

dapat dikembangkan dalam berbagai disiplin ilmu melalui pembelajaran

pada mata ajar sebagai berikut :

1) Komunikasi.

2) Dinamika kelompok.

3) Pengembangan dan Pengorganisasian Masyarakat.

4) Pengembangan Kesehatan Masyarakat Desa.

5) Pemasaran Sosial.

6) Pengembangan Organisasi.

7) Pendidikan dan Pelatihan.

8) Pengembangan Media.

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan 2.pdf · 2020. 1. 10. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan

15

9) Perencanaan dan Evaluasi Pendidikan Kesehatan.

10) Antropologi Kesehatan.

11) Sosiologi kesehatan.

12) Psikologi kesehatan.

g. Metode Pendidikan Kesehatan

Metode pendidikan kesehatan pada dasarnya merupakan

pendekatan yang digunakan dalam proses pendidikan untuk

penyampaian pesan kepada sasaran pendidikan kesehatan yaitu :

individu, kelompok atau keluarga, dan masyarakat.

Dalam buku (Mubarak & Chayatin, 2009) macam-macam metode

pembelajaran dalam pendidikan kesehatan berupa :

1) Metode pendidikan individual

Metode pendidikan individual pada pendidikan kesehatan

digunakan untuk membina perilaku baru serta membina perilaku

individu yang mulai tertarik pada perubahan perilaku sebagai

proses inovasi. Metode pendidikan individual yang biasa digunakan

adalah bimbingan dan penyuluhan, konsultasi pribadi, serta

wawancara.

2) Metode pendidikan kelompok

Dalam memilih metode pendidikan kelompok, harus

mengingat besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan

formal pada sasaran. Untuk kelompok yang besar, metodenya akan

lain dengan kelompok yang kecil. Efektivitas suatu metode akan

tergantung pula pada besarnya sasaran pendidikan.

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan 2.pdf · 2020. 1. 10. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan

16

a. Kelompok besar

Apabila peserta penyuluhan lebih dari 15 orang. Metode yang baik untuk

kelompok besar ini, antara lain :

1) Ceramah

Ceramah adalah pidato yang disampaikan oleh seorang

pembicara didepan sekelompok pengunjung. Ceramah pada

hakikatnya adalah proses transfer informasi dari pengajar kepada

sasaran belajar. Dalam proses transfer informasi ada tiga elemen yang

penting, yaitu pengajar, materi pengajaran, dan sasaran belajar.

a) Penggunaan metode

Metode ceramah digunakan pada sifat sasaran sebagai berikut,

sasaran belajar mempunyai perhatian yang selektif, sasaran belajar

mempunyai lingkup perhatian yang terbatas, sasaran belajar perlu

menyimpan informasi, sasaran belajar perlu menggunakan

informasi yang diterima.

b) Keunggulan metode ceramah.

(1) Dapat digunakan pada orang dewasa.

(2) Penggunaan waktu yang efisien.

(3) Dapat dipakai pada kelompok yang besar.

(4) Tidak terlalu banyak menggunakan alat bantu pengajaran.

(5) Dapat dipakai untuk memberi pengantar pada pelajaran atau

suatu kegiatan.

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan 2.pdf · 2020. 1. 10. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan

17

c) Kekurangan metode ceramah

(1) Menghambat respons dari yang belajar sehingga pembicara

sulit menilai reaksinya.

(2) Tidak semua pengajar dapat menjadi pembicara yang baik,

pembicara harus menguasai pokok pembicaraannya.

(3) Dapat menjadi kurang menarik, sulit untuk dipakai pada anak-

anak.

(4) Membatasi daya ingat.

2) Seminar

Metode ini hanya cocok untuk sasaran kelompok besar dengan

pendidikan menengah ke atas. Seminar adalah suatu penyajian

(presentasi) dari satu ahli atau beberapa ahli tentang suatu topik yang

dianggap penting dan biasanya dianggap hangat di masyarakat.

b. Kelompok kecil

Apabila peserta kegiatan kurang dari 15 orang. Metode-metode yang

cocok untuk kelompok kecil ini antara lain :

1) Diskusi kelompok.

2) Curah pendapat.

3) Bola salju.

4) Kelompok-kelompok kecil.

5) Role play.

6) Permainan simulasi.

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan 2.pdf · 2020. 1. 10. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan

18

3) Metode pendidikan massa

Metode pendidikan masa digunakan pada sasaran yang bersifat

massal yang bersifat umum dan tidak membedakan sasaran dari umur,

jenis kelamin, pekerjaan, status sosial ekonomi, tingkat pendidikan.

Pendidikan kesehatan dengan menggunakan metode pendidikan massa

tidak dapat diharapkan sampai pada terjadinya perubahan perilaku,

namun mungkin hanya mungkin sampai tahap sadar (awareness).

Beberapa bentuk metode pendidikan massa adalah ceramah umum,

pidato, simulasi, artikel di majalah, film cerita dan papan reklame.

h. Alat Bantu/Peraga/Media Pendidikan Kesehatan

Menurut Notoatmojo (2011) macam-macam alat bantu/media

pendidikan kesehatan antara lain:

1) Alat bantu

Alat bantu adalah alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam

menyampaikan bahan pendidikan pengajaran. Elgar Dale membagi

alat peraga menjadi 11 macam, dan menggambarkan tingkat intensitas

tiap-tiap alat tersebut dalam sebuah kerucut yaitu : verbal, lambang,

visual, radio, film, televisi, karyawisata, demonstrasi, pengalaman

melalui drama, benda tiruan, pengalaman langsung.

Gambar 2.2 : Kerucut Edgar Dale

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan 2.pdf · 2020. 1. 10. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan

19

2) Alat peraga

Alat peraga ada tiga macam alat bantu pendidikan :

a) Alat bantu lihat (visual aids).

b) Alat bantu dengar (audio aids).

c) Alat bantu lihat-dengar (audio visual aids).

3) Media pendidikan kesehatan

Yang dimaksud dengan media pendidikan kesehatan pada

hakekatnya adalah alat bantu pendidikan (AVA). Berdasarkan fungsinya

sebagai penyalur pesan-pesan kesehatan, media ini dibagi menjadi 3 yaitu :

media cetak, media elektronik, dan media papan.

2.2 Konsep Personal Hygiene

a. Pengertian Personal Hygiene

Personal hygiene adalah perawatan diri yang dilakukan orang

seperti mandi, eliminasi, hygiene tubuh secara umum, dan berhias.

Hygiene meliputi perawatan kulit, rambut, kuku, gigi, mulut dan

hidung, mata, telinga, dan area perineum dan genital (Kozier dkk:

2010). Personal hygiene adalah suatu tindakan untuk memelihara

kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan, baik fisik

maupun psikisnya (Isro’in & Andarmoyo, 2012).

Personal hygiene adalah cara perawatan diri manusia untuk

memelihara kesehatan mereka. Pemeliharaan hygiene perorangan

diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanaan, dan kesehatan.

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan 2.pdf · 2020. 1. 10. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan

20

Praktek hygiene sama dengan meningkatkan kesehatan (Perry dan

Potter, 2010).

b. Jenis-Jenis dan Cara Pemenuhan Personal Hygiene

Jenis-Jenis dan Cara Pemenuhan Personal Hygiene menurut Isro’in

& Andarmoyo (2012).

Kebersihan perorangan meliputi :

1) Kebersihan kulit

Kebersihan kulit merupakan cerminan kesehatan yang

paling pertama memberi kesan, oleh karena itu perlu memelihara

kulit sebaik-sebaiknya. Pemeliharaan kesehatan kulit tidak dapat

terlepas dari kebersihan lingkungan, makanan yang dimakan serta

kebiasaan hidup sehari – hari. Untuk selalu memelihara kebersihan

kulit kebiasaan-kebiasaan yang sehat harus selalu memperhatikan

seperti :

a) Menggunakan barang-barang keperluan sehari-hari milik

sendiri.

b) Mandi minimal 2x sehari.

c) Mandi memakai sabun.

d) Menjaga kebersihan pakaian.

e) Menjaga kebersihan lingkungan.

Cara membersihkan kulit umumnya dilakukan dengan mandi,

untuk Indonesia yang beriklim tropis (panas dan berdebu) mandi

sebaiknya dilakukan 2x sehari (pagi & sore)

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan 2.pdf · 2020. 1. 10. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan

21

Cara mandi yang baik dan benar adalah:

a) Seluruh badan disiram dengan air yang digunakan untuk

mandi.

b) Kemudian seluruh badan disabun dan digosok untuk

menghilangkan semua kotoran yang menempel di permukaan

kulit, terutama sekali bagian yang lembab dan berlemak seperti

pada lipatan paha, sela-sela jari kaki, ketiak, lipatan telinga dan

muka.

c) Setelah itu, disiram lagi sampai bekas sabun tadi terbuang

bersih.

d) Keringkan seluruh permukaan tubuh dengan handuk yang

kering dan bersih.

e) Dengan memelihara kebersihan kulit badan maka diri

seseorang dapat terhindar dari serangan penyakit-penyakit kulit

seperti kudis, panu, kurap, dll.

2) Kebersihan rambut

Rambut merupakan bagian dari tubuh yang memiliki fungsi

sebagai proteksi serta pengatur suhu, melalui rambut perubahan

status kesehatan diri dapat diidentifikasi (Hidayat, 2008). Rambut

yang terpelihara dengan baik akan membuat terpelihara dengan

subur dan indah sehingga akan menimbulkan kesan cantik dan

tidak berbau apek. Dengan selalu memelihara kebersihan rambut

dan kulit kepala, maka perlu diperhatikan sebagai berikut :

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan 2.pdf · 2020. 1. 10. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan

22

a) Memperhatikan kebersihan rambut dengan mencuci rambut

sekurang-kurangnya 2x seminggu.

b) Mencuci rambut memakai shampoo atau bahan pencuci rambut

lainnya. Sebaiknya menggunakan alat-alat pemeliharaan

rambut sendiri.

c) Frekuensi pencucian rambut tergantung beberapa hal seperti,

keadaan rambut (tebal, tipis, panjang, pendek atau berminyak)

dan lingkungan tempat tinggal atau tempat kerja.

Cara mencuci rambut yang benar :

a) Rambut dicuci dengan menggunakan bahan pembersih, seperti

shampoo paling sedikit 2x seminggu secara teratur atau

tergantung pada kebutuhan dan keadaan.

b) Rambut disiram dengan air bersih, setelah basah semua

(merata) kemudian digosok dengan menggunakan shampoo

tersebut.

c) Seluruh bagian rambut sampai permukaan kulit kepala digosok

dengan shampoo dan sebaiknya sambil melakukan pemijatan

pada seluruh kulit kepala (tujuannya adalah untuk merangsang

persyarafan pada kulit kepala sehungga pertumbuhan rambut

menjadi sehat dan normal).

d) Bila rambut dirasakan masih kurang bersih, gosok lagi dengan

shampoo, baru dibilas berkali-kali dengan air bersih sampai

rambut terasa kesat (tanda-tanda sudah bersih).

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan 2.pdf · 2020. 1. 10. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan

23

e) Setelah itu rambut dikeringkan dengan handuk yang kering dan

bersih, kemudian baru disisir.

3) Kebersihan gigi dan mulut

Hygiene mulut membantu mempertahankan status

kesehatan mulut, gigi, gusi dan bibir. Hygiene mulut yang lengkap

memberikan rasa sehat dan selanjutnya menstimulasi nafsu makan

(Perry & Potter, 2010). Gigi dan mulut adalah bagian penting yang

harus dipertahankan kebersihannya, sebab melalui organ ini

berbagai kuman dapat masuk. Tujuan dari menjaga kebersihan

mulut dan gigi adalah supaya gigi bersih dan tidak berlubang,

mulut tidak berbau, lidah bersih, gusi tidak bengkak, bibir tidak

pecah-pecah. Sehingga menyikat gigi bertujuan untuk

menghilangkan plak yang dapat menyebabkan gigi berlubang

(Caries) dan menyebabkan sakit gigi. (Hidayat, 2008). Menggosok

gigi dengan teratur dan baik akan menguatkan dan membersihkan

gigi sehingga terlihat cemerlang. Hal-hal yang perlu diperhatikan

dalam menjaga kesehatan gigi adalah:

a) Memakai sikat gigi sendiri.

b) Menghindari makan-makanan yang merusak gigi.

c) Memeriksa gigi secara teratur.

d) Menghindari makan/minum yang terlalu panas/dingin dan yang

terlalu asam.

e) Dengan membersihkan gigi berarti juga membersihkan rongga

mulut dari sisa-sisa makanan yang biasanya tertinggal diantara gigi.

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan 2.pdf · 2020. 1. 10. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan

24

f) Untuk membersihkan gigi yang biasa dilakukan adalah menyikat

gigi dengan sikat gigi.

g) Gigi perlu disikat dengan menggunakan air bersih dan pasta gigi.

h) Pada waktu menyikat gigi atau menggosok gigi yang harus

diperhatikan adalah arah penyikatan.

i) Arah penyikatan yang baik adalah dari gusi ke permukaan gigi,

karena selain membersihkan gigi juga melakukan pengurutan

kepada gusi. Lidah juga harus disikat.

j) Gerakan penyikatan gigi bisa dikombinasikan antara gerakan

keatas kebawah dengan gerakan maju mundur.

k) Penyikatan dilakukan sampai semua permukaan gigi tersikat atau

tergosok.

l) Setelah selesai disikat, kumur-kumur dengan air bersuh.

m) Menggosok gigi sebaiknya dilakukan segera setelah selesai makan

(makan pagi) dan pada saat menjelang tidur malam.

n) Sebaiknya menggunakan sikat gigi yang bulu-bulunya tidak terlalu

kasar atau terlalu halus. Permukaan bulu sikat gigi yang rata,

kepala sikat gigi kecil dan tangkainya enak dipegang.

o) Untuk melindungi gigi anak kecil, sebaiknya tidak diberikan

permen atau kue-kue yang terlalu manis.

p) Sebaiknya lebih banyak mengkonsumsi sayuran dan buah-buahan.

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan 2.pdf · 2020. 1. 10. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan

25

4) Kebersihan mata

Secara normal tidak ada perawatan khusus yang diperlukan untuk

mata karena secara terus menerus dibersihkan oleh air mata, dan

kelopak mata dan bulu mata mencegah masuknya partikel asing.

Seseorang hanya memerlukan untuk memindahkan sekresi kering yang

berkumpul pada kantus sebelah dalam atau bulu mata. Pembersihan

mata biasanya dilakukan selama mandi dan melibatkan pembersihan

dengan waslap pembersih yang dilembabkan kedalam air. Bersihkan

daerah mata dari arah luar ke dalam (bersihkan kotoran mata yang

menempel pada sudut kelopak mata) (Perry & Potter, 2010). Hal-hal

yang perlu diperhatikan dalam kebersihan mata adalah :

a) Membaca di tempat yang terang

b) Memakan makanan yang bergizi

c) Istirahat yang cukup dan teratur

d) Memakai peralatan sendiri dan bersih (seperti handuk dan sapu

tangan)

e) Memelihara kebersihan lingkungan.

5) Kebersihan telinga

Hal yang perlu diperhatikan dalam kebersihan telinga adalah :

a) Jangan mengorek-ngorek telinga dengan benda tajam.

b) Bersihkan telinga secara rutin (1x/1-2 mg) lakukan dengan hati-hati

menggunakan alat yang bersih dan aman. Daun telinga dibersihkan

waktu mandi kemudian dikeringkan dengan handuk atau kapas

bersih (Hidayat, 2008).

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan 2.pdf · 2020. 1. 10. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan

26

6) Kebersihan tangan, kaki dan kuku

Seperti halnya kulit, tangan,kaki dan kuku harus dipelihara dan

ini tidak terlepas dari kebersihan lingkungan sekitar dan kebiasaan

hidup sehari-hari. Selain indah dipandang mata, tangan, kaki, dan kuku

yang bersih juga menghindarkan kita dari berbagai penyakit. Menjaga

kebersihan kuku merupakan salah satu aspek penting dalam

mempertahankan perawatan diri karena kuman dapat masuk ke dalam

tubuh melalui kuku (Hidayat, 2008). Masalah kuku kaki dan tangan

sampai terjadi nyeri atau ketidaknyamanan dihasilkan karena perawatan

yang salah atau kurang terhadap kaki dan tangan, seperti menggigit

kuku dan pemotongan yang tidak tepat dan pemakaian sepatu yang

tidak pas (Perry dan Potter, 2010). Kuku dan tangan yang kotor dapat

menyebabkan bahaya kontaminasi dan menimbulkan penyakit-penyakit

tertentu. Untuk menghindari hal tersebut maka perlu diperhatikan

sebagai berikut :

a) Membersihkan tangan sebelum makan.

b) Cara cuci tangan yang benar:

(1) Cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan memakai

sabun.

(2) Bersihkan telapak, pergelangan tangan, sela-sela jari dan

punggung tangan.

(3) Setelah itu keringkan dengan lap bersih.

(4) Kuku mempunyai fungsi dan peranan yang amat penting dalam

kehidupan kita.

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan 2.pdf · 2020. 1. 10. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan

27

c) Kuku yang kotor dapat menjadi sarang berbagai kuman penyakit

yang selanjutnya dapat ditularkan kebagian-bagian tubuh yang lain.

d) Ciri-ciri kuku yang baik, antara lain adalah kuku harus tumbuh

dengan baik, kuat, bersih, dan halus.

e) Seharusnya tidak membiarkan kuku terlalu panjang.

Cara merawat kuku, antara lain:

a) Dilakukan dengan memotong ujung kuku sampai beberapa

milimeter dari tempat perlekatan antara kuku dan kulit.

b) Potongan kuku disesuaikan dengan bentuk ujung jari supaya

kelihatan lebih bagus.

c) Pergunakan alat pemotong kuku atau gunting yang tajam agar

memberikan hasil potongan kuku yang rapi.

d) Sebaiknya setelah dipotong kikirlah tepi kuku agar menjadi lebih

rapi dan tidak tajam.

e) Setelah pemotongan selesai dilakukan, harus dilanjutkan dengan

pencucian.

f) Agar mendatangkan hasil yang baik, maka kuku sebaiknya dicuci

dengan air hangat, dan pergunakan sikat untuk membersihkan sisa-

sisa kotoran yang kemungkinan masih tertinggal.

g) Kemudian tangan, kaki dan kuku dikeringkan dengan lap atau

handuk kering dan bersih.

h) Perawatan kaki:

(1) Kebiasaan buruk pada seseorang adalah memakai kaus kaki

yang kotor, sepatu yang tidak bersih.

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan 2.pdf · 2020. 1. 10. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan

28

(2) Sesudah berolahraga juga dibiasakan membersihkan kaki

dengan sabun atau air hangat.

(3) Jamur dapat tumbuh di sela-sela kaki, yang meskipun seperti

sepele namun dapat berkembang menjadi luka yang lebih

serius.

(4) Diluar rumah hendaknya memakai sandal atau sepatu untuk

menghindarkan kaki dari kotoran atau kena luka.

(5) Dengan memakai sepatu atau sandal dapat mencegah

masuknya cacing tambang kedalam tubuh melalui telapak kaki,

dan untuk memberi keindahan pada pemakainya.

(6) Kaki dapat membawa kotoran dari jalan kerumah, oleh sebab

itu perlu dibersihkan.

(7) Penting juga untuk diketahui, bahwa sepatu tertutup yang

longgar dapat mengupayakan kaki seseorang tumbuh dengan

wajar.

(8) Kaos kaki yang lembut juga tidak membatasi pertumbuhan

kaki seseorang.

c. Tujuan Perawatan Personal Hygiene

Menurut Isro’in & Andarmoyo (2012), tujuan perawatan personal

hygiene meliputi :

1) Meningkatkan derajat kesehatan seseorang.

2) Memelihara kebersihan diri seseorang.

3) Memperbaiki personal hygiene yang kurang.

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan 2.pdf · 2020. 1. 10. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan

29

4) Pencegahan penyakit.

5) Meningkatkan percaya diri seseorang.

6) Menciptakan keindahan.

d. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Personal Hygiene

Faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan personal

hygiene (Perry dan Potter, 2010), yaitu :

1) Citra tubuh

Penampilan umum pasien dapat menggambarkan pentingnya

hygiene pada orang tersebut. Citra tubuh merupakan konsep

subyektif seseorang tentang penampilan fisiknya. Citra tubuh ini

dapat sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara

mempertahankan hygiene. Citra tubuh dapat berubah akibat adanya

pembedahan atau penyakit fisik maka harus membuat suatu usaha

ekstra untuk meningkatkan hygiene.

2) Praktik sosial

Kelompok-kelompok sosial wadah seseorang pasien

berhubungan dapat mempengaruhi praktik hygiene pribadi. Selama

masa kanak-kanak, kanak-kanak mendapatkan praktik hygiene dari

orang tua mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah orang dirumah, dan

ketersediaan air panas dan atau air mengalir hanya merupakan

beberapa faktor yang mempengaruhi perawatan kebersihan.

3) Status sosio ekonomi

Sumber daya ekonomi seseorang mempengaruhi jenis dan

tingkat praktik kebersihan yang dilakukan. Apakah dapat

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan 2.pdf · 2020. 1. 10. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan

30

menyediakan bahan-bahan yang penting seperti deodoran, sampo,

pasta gigi, dan kosmestik (alat-alat yang membantu dalam

memelihara higiene dalam lingkungan rumah).

4) Pengetahuan

Pengetahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya

bagi kesehatan mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian,

pengetahuan itu sendiri tidak cukup, harus termotivasi untuk

memelihara perawatan diri.

5) Kebudayaan

Kepercayaan kebudayaan pasien dan nilai pribadi

mempengaruhi perawatan hygiene. Orang dari latar kebudayaan

yang berbeda mengikuti praktek perawatan diri yang berbeda.

6) Pilihan pribadi

Kebebasan individu untuk memilih waktu untuk perawatan

diri, memilih produk yang ingin digunakan, dan memilih

bagaimana cara melakukan hygiene.

7) Kondisi fisik

Pada keadaan sakit tertentu kemampuan untuk merawat diri

berkurang sehingga perlu bantuan untuk melakukan perawatan diri.

e. Dampak Yang Timbul Pada Masalah Personal Hygiene

Dampak yang bisa timbul adalah (Isro’in & Andarmoyo, 2012):

1) Dampak fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena

tidak terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan 2.pdf · 2020. 1. 10. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan

31

fisik yang sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan

mukosa mulut, gangguan pada mata dan telinga, gangguan pada

kuku.

2) Dampak psikososial

Masalah sosial yang berhubunagan dengan personal

hygiene adalah gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan harga

diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

2.3 Konsep Anak Usia Sekolah

a. Definisi Anak Usia Sekolah

Menurut UU No. 4 Tahun 1979 tentang kesejahteraan anak

dikutip dari Suprajitno (2004), anak sekolah adalah anak yang memiliki

umur 6 sampai 12 tahun yang masih duduk di sekolah dasar dari kelas 1

sampai kelas 6 dan perkembangan sesuai usianya. Anak usia sekolah

adalah anak dengan usia 7 sampai 15 tahun (termasuk anak cacat) yang

menjadi sasaran program wajib belajar pendidikan 9 tahun.

Usia sekolah adalah anak pada usia 6-12 tahun, yang artinya

sekolah menjadi pengalaman inti anak. Usia sekolah merupakan masa

anak memperoleh dasar-dasar pengetahuan untuk keberhasilan

penyesuaian diri pada kehidupan dewasa dan memperoleh keterampilan

tertentu. Menurut Soekidjo Notoatmojo (2010), Usia 6-12 tahun anak

sudah memiliki dunia sekolah yang lebih serius walaupun ia tetap

seorang anak dengan dunia yang khas, masa ini ditandai dengan

perubahan dalam kemampuan dan perilaku. Pertumbuhan dan

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan 2.pdf · 2020. 1. 10. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan

32

perkembangan anak membuatnya lebih siap untuk belajar dibanding

sebelumnya, anak juga mengembangkan keinginan untuk melakukan

berbagai hal dengan baik bahkan bila mungkin enggan sempurna.

Karakteristik anak usia sekolah jelas berbeda dengan anak prasekolah

sehingga orang tua perlu melakukan pendekatan yang berbeda

dibanding sebelumnya ketika anak masih duduk di Taman Kanak-

Kanak. Karena waktu anak sekarang lebih banyak dilewatkan diluar

rumah sehingga orang tua khawatir anak tercemar pengaruh yang tidak

diinginkan.

Pendidikan kesehatan di sekolah sangat penting karena dengan

adanya pendidikan kesehatan di sekolah tingkat kesehatan siswa akan

lebih baik. Menurut Dermawan (2012) kesehatan merupakan

persyaratan utama agar pendidikan berhasil, sebaliknya pendidikan

yang diperoleh akan mendukung tercapainya upaya kesehatan

seseorang terutama pada anak usia sekolah. Latipun (2001) mengatakan

bahwa faktor pengalaman hidup, ataupun pengalaman yang bisa

menambah pengetahuan seperti sekolah ataupun penyuluhan seperti

sekolah ataupun penyuluhan dapat meningkatkan pengetahuan

seseorang sehingga akhirnya dapat meningkatkan personal hygiene.

Menurut Depkes RI (2008) peran sekolah sangat di perlukan dalam

peningkatan personal hygiene, karena faktor lingkungan salah satunya

adalah sekolah, memiliki kekuatan besar dalam menentukan perilaku

personal hygiene.

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan 2.pdf · 2020. 1. 10. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan

33

b. Ciri-Ciri Anak Usia Sekolah

Menurut Hurlock (2012), orang tua, pendidik, dan ahli psikologis

memberikan berbagai label kepada periode ini dan label-label itu

mencerminkan ciri-ciri penting dari periode anak usia sekolah, yaitu

sebagai berikut:

1) Label yang digunakan oleh orang tua

a) Usia yang menyulitkan

Suatu masa dimana anak tidak mau lagi menuruti perintah dan

dimana ia lebih banyak dipengaruhi oleh teman-teman sebaya

daripada oleh orang tua dan anggota keluarga lainnya.

b) Usia tidak rapi

Suatu masa dimana anak cenderung tidak memperdulikan dan

ceroboh dalam penampilan, dan kamarnya sangat berantakan.

Sekalipun ada peraturan keluarga yang ketat mengenai

kerapihan dan perawatan barang-barangnya, hanya beberapa

saja yang taat, kecuali kalau orang tua mengharuskan

melakukannya dan mengancam dengan hukuman.

2) Label yang digunakan oleh para pendidik

a) Usia sekolah dasar

Pada usia tersebut anak diharapkan memperoleh dasar-dasar

pengetahuan yang dianggap penting untuk keberhasilan

penyesuaian diri pada kehidupan dewasa, dan mempelajari

berbagai keterampilan penting tertentu, baik keterampilan

kurikuler maupun ekstra kurikuler.

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan 2.pdf · 2020. 1. 10. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan

34

b) Periode kritis

Suatu masa di mana anak membentuk kebiasaan untuk

mencapai sukses, tidak sukses, atau sangat sukses. Sekali

terbentuk, kebiasaan untuk bekerja dibawah, diatas atau sesuai

dengan kemampuan cenderung menetap sampai dewasa telah

dilaporkan bahwa tingkat perilaku berprestasi pada masa

kanak-kanak mempunyai korelasi yang tinggi dengan perilaku

berprestasi pada masa dewasa.

3) Label yang digunakan ahli psikologi

a) Usia berkelompok

Suatu masa di mana perhatian utama anak tertuju pada

keinginan diterima oleh teman-teman sebaya sebagai angota

kelompok, terutama kelompok yang bergengsi dalam

pandangan teman-temannya. Oleh karena itu, anak ingin

menyesuaikan dengan standar yang disetujui kelompok dalam

penampilan, berbicara, dan perilaku.

b) Usia penyesuaian diri

Suatu masa dimana perhatian pokok anak adalah dukungan

dari teman-teman sebaya dan keanggotaan dalam kelompok.

c) Usia kreatif

Suatu masa dalam rentang kehidupan dimana akan ditentukan

apakah anak-anak menjadi konformis atau pencipta karya yang

baru yang orisinil. Meskipun dasar-dasar untuk ungkapan

kreatif diletakkan pada awal masa kanak-kanak, namun

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan 2.pdf · 2020. 1. 10. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan

35

kemampuan untuk menggunakan dasar-dasar ini dalam

kegiatan-kegiatan orisinal pada umumnya belum berkembang

sempurna sebelum anak-anak belum mencapai tahun-tahun

akhir masa kanak-kanak.

d) Usia bermain

Bukan karena terdapat lebih banyak waktu untuk bermain

daripada dalam periode-periode lain hal mana tidak

dimungkinkan lagi apabila anak-anak sudah sekolah melainkan

karena terdapat tumpang tindih antara ciri-ciri kegiatan

bermain anak-anak yang lebih muda dengan ciri-ciri bermain

anak-anak remaja. Jadi alasan periode ini disebut sebagai usia

bermain adalah karena luasnya minat dan kegiatan bermain

dan bukan karena banyaknya waktu untuk bermain.

c. Tugas Perkembangan Anak Usia Sekolah

Menurut Abraham dan Stanley (1996), anak laki-laki cenderung

dominan aktif dan bebas ditunjukkan dengan sifat percaya diri, keras

kepala, kompetitif dan yakin. Sedangkan anak perempuan cenderung

sensitif yang ditunjukkan dengan sikap kritis terhadap kebersihan diri,

bijaksana, penuh pengertian, hangat dan selalu memperhatikan

penampilan. Tugas-tugas perkembangan anak usia sekolah menurut

Havighurst dalam Hurlock (2012) adalah sebagai berikut:

1) Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan

permainan yang umum.

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan 2.pdf · 2020. 1. 10. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan

36

2) Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk

yang sedang tumbuh.

3) Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya.

4) Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat.

5) Mengembangkan keterampilan-keterampilan dasar untuk

membaca, menulis, dan berhitung.

6) Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk

kehidupan sehari-hari.

7) Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, tata dan tingkatan

nilai.

8) Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok social dan

lembaga-lembaga.

9) Mencapai kebebasan pribadi.

d. Masalah Anak Usia Sekolah Dasar

Menurut Suprajitno (2004) masalah–masalah yang sering terjadi

pada anak usia ini meliputi bahaya fisik dan psikologi antara lain:

1) Bahaya fisik

a) Penyakit

Penyakit infeksi pada usia ini jarang sekali terjadi, penyakit

yang sering ditemui adalah penyakit yang berhubungan dengan

kebersihan diri anak.

b) Kegemukan

Kegemukan terjadi bukan karena adanya perubahan pada

kelenjar tapi akibat banyaknya karbohidrat yang dikonsumsi

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan 2.pdf · 2020. 1. 10. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan

37

sehingga anak kesulitan mengikuti kegiatan bermain, sehingga

kehilangan kesempatan untuk mencapai ketrampilan yang

penting untuk keberhasilan sosial.

c) Kecelakaan

Kecelakaan terjadi akibat keinginan anak untuk bermain yang

menghasilkan ketrampilan tertentu.

d) Kecanggungan

Pada masa ini anak mulai membandingkan kemampuannya

dengan teman sebaya bila muncul perasaan tidak mampu dapat

menjadi dasar untuk rendah diri.

e) Kesederhanaan

Kesederhanaan sering dilakukan oleh anak-anak pada masa

apapun. Orang yang lebih dewasa memandangnya sebagai

perilaku yang kurang menarik, sehingga anak menafsirkan

sebagai penolakan yang dapat mempengaruhi perkembangan

konsep diri pada anak.

2) Bahaya Psikologi

a) Bahaya dalam berbicara

Kesalahan dalam berbicara seperti salah ucap dan kesalahan

bahasa, cacat dalam bicara seperti gagap atau pelat, akan

membuat anak menjadi sadar diri sehingga anak hanya

berbicara bila perlu saja.

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan 2.pdf · 2020. 1. 10. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan

38

b) Bahaya emosi

Anak masih menunjukkan pola-pola ekspresi emosi yang

kurang menyenangkan seperti marah yang meledak-ledak,

cemburu sehingga kurang disenangi orang lain.

c) Bahaya konsep diri

Anak mempunyai konsep diri yang ideal, biasanya merasa

tidak puas pada diri sendiri dan pada perlakuan orang lain.

Anak cenderung berprasangka dan bersikap diskriminatif

dalam memperlakukan orang lain.

d) Bahaya yang menyangkut minat

Tidak minat pada hal-hal yang dianggap penting oleh teman

sebaya dan mengembangkan.

e. Kebutuhan Anak Usia Dasar

1) Menurut Soetjiningsih (1998), anak tidak bisa memperjuangkan

nasibnya sendiri, mereka sangat lemah, mereka menderita akibat

distribusi sumber daya yang tidak merata sehingga mereka sangat

tergantung bagaimana kita memberikan perhatian khusus terhadap

kebutuhan mereka, salah satu kebutuhan dasar anak antara lain

pendidikan dasar, meliputi meningkatkan kesempatan belajar untuk

anak, pendidikan dimulai sejak dini dilanjutkan dengan pendidikan

dasar untuk meningkatkan kecerdasan bangsa.

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan 2.pdf · 2020. 1. 10. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan

39

2) Menurut Nelson (1999), kebutuhan anak antara lain:

Keberhasilan atau hygiene dan sanitasi lingkungan. Hygiene

merupakan kebutuhan anak karena bila kebersihan anak kurang,

maka akan mempengaruhi tumbuh kembangnya dan rentan

terhadap penyakit.

2.4 Hubungan Antar Konsep

Anak sebagai generasi penerus bangsa dan sebagai sumber daya

manusia yang berkualitas diperlukan pembinaan secara terus-menerus demi

kelangsungan hidup, pertumbuhan dan pengembangan fisik, mental dan

sosial anak. Usia sekolah merupakan waktu yang tepat untuk meletakkan

landasan yang kokoh bagi terwujudnya sumber daya manusia yang

berkualitas untuk pembangunan bangsa. Masalah kesehatan anak banyak

ditemukan pada periode anak usia sekolah hal ini menentukan kualitas anak

di kemudian hari. Masalah tersebut meliputi perilaku hidup sehat, gangguan

infeksi, gangguan perkembangan dan gangguan pertumbuhan.

Permasalahan perilaku kesehatan pada anak usia sekolah dasar

biasanya berkaitan dengan kebersihan perseorangan seperti kebiasaan cuci

tangan pakai sabun, kebiasaan gosok gigi yang benar, kebersihan rambut

dan kebersihan kuku. Personal hygiene harus dimulai sejak dini, karena

apabila pada masa anak-anak sudah diberikan pengetahuan tentang personal

hygiene maka pengetahuan anak tentang kebersihan diri lebih matang,

sehingga anak akan terbiasa untuk melakukan personal hygiene. Salah satu

peningkatan personal hygiene adalah dengan melakukan pendidikan

Page 35: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan 2.pdf · 2020. 1. 10. · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Pendidikan Kesehatan a. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan

40

kesehatan. Pendidikan kesehatan merupakan salah satu dari trias UKS

dimana merupakan upaya pendidikan kesehatan yang dilakukan sesuai

dengan kurikulum sekolah.

Pendidikan kesehatan dapat berupa beberapa bentuk salah satunya

dengan ceramah. pendidikan kesehatan dapat berpengaruh mengubah

perilaku perseorangan atau masyarakat dengan tujuan untuk tercapai

pencegahan penyakit dan meningkatkan kesehatan. Agar personal hygiene

anak dapat terpenuhi dan menjadi lebih baik maka perlu di adakan kegiatan

melalui pendidikan kesehatan di sekolah (Effendy, Ferry dan Makhfudli,

2009;Mubarak, W. Chayatin, N.2009;Kozier, dkk, 2010).