34
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kanker Payudara Kanker payudara adalah tumor ganas yang berasal dari kelenjar payudara. Termasuk saluran kelenjar air susu dan jaringan penunjangnya yang tumbuh infiltratif, destruktif, serta dapat bermetastase (Suryana, 2008). 2.2. Anatomi payudara normal Payudara wanita dewasa berlokasi dalam fascia superficial dari dinding depan dada. Dasar dari payudara terbentang dari iga kedua di sebelah atas sampai iga keenam atau ketujuh di sebelah bawah, dan dari sternum batas medialnya sampai ke garis midaksilrasis sebagai batas lateralnya. Duapertiga dasar tersebut terletak di depan M.pectoralis major dan sebagian M.serratus anterior. Sebagian kecil terletak di atas M.obliquus externus. Pada 95% wanita terdapat perpanjangan dari kuadran lateral atas sampai ke aksila. Ekor ini (tail of Spence) dari jaringan mammae memasuki suatu hiatus (dari Langer) dalam fascia sebelah dalam dari dinding medial aksilaI. Hanya ini jaringan mammae yang ditemukan secara normal di bawah fascia sebelah dalam. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kanker Payudara …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38965/4/Chapter ll.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Definisi Kanker Payudara

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kanker Payudara …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38965/4/Chapter ll.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Definisi Kanker Payudara

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Definisi Kanker Payudara

Kanker payudara adalah tumor ganas yang berasal dari kelenjar payudara.

Termasuk saluran kelenjar air susu dan jaringan penunjangnya yang tumbuh

infiltratif, destruktif, serta dapat bermetastase (Suryana, 2008).

2.2. Anatomi payudara normal

Payudara wanita dewasa berlokasi dalam fascia superficial dari dinding depan

dada. Dasar dari payudara terbentang dari iga kedua di sebelah atas sampai iga

keenam atau ketujuh di sebelah bawah, dan dari sternum batas medialnya sampai

ke garis midaksilrasis sebagai batas lateralnya. Duapertiga dasar tersebut terletak

di depan M.pectoralis major dan sebagian M.serratus anterior. Sebagian kecil

terletak di atas M.obliquus externus.

Pada 95% wanita terdapat perpanjangan dari kuadran lateral atas sampai ke

aksila. Ekor ini (tail of Spence) dari jaringan mammae memasuki suatu hiatus

(dari Langer) dalam fascia sebelah dalam dari dinding medial aksilaI. Hanya ini

jaringan mammae yang ditemukan secara normal di bawah fascia sebelah dalam.

Universitas Sumatera Utara

Page 2: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kanker Payudara …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38965/4/Chapter ll.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Definisi Kanker Payudara

Gambar 1.1. Potongan sagital mammae dan dinding dada sebelah depan

Gambar 1.2. Topografi aksila (Anterior view)

Setiap payudara terdiri dari 15 sampai 20 lobus, beberapa lebih besar

daripada yang lainnya, berada dalam fascia superficial, dimana dihubungkan

secara bebas dengan fascia sebelah dalam. Lobus-lobus ini beserta duktusnya

adalah kesatuan dalam anatomi, bukan kesatuan dalam bedah.Suatu biopsy

payudara bukan suatu lobektomi, dimana pada prosedur semacam itu, sebagian

dari 1 atau lebih lobus diangkat.

Universitas Sumatera Utara

Page 3: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kanker Payudara …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38965/4/Chapter ll.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Definisi Kanker Payudara

Antara fascia superficial dan yang sebelah dalam terdapat ruang

retromammary (submammary) yang mana kaya akan limfatik.

Lobus-lobus parenkim beserta duktusnya tersusun secara radial berkenaan

dengan posisi dari papilla mammae, sehingga duktus berjalan sentral menuju

papilla seperti jari-jari roda berakhir secara terpisah di puncak dari

papilla.Segmen dari duktus dalam papilla merupakan bagian duktus yang

tersempit. Oleh karena itu, sekresi atau pergantian sel-sel cenderung untuk

terkumpul dalam bagian duktus yang berada dalam papilla, mengakibatkan

ekspansi yang jelas dari duktus dimana ketika berdilatasi akibat isinya dinamakan

lactiferous sinuse .Pada area bebas lemak di bawah areola, bagian yang dilatasi

dari duktus laktiferus (lactiferous sinuses) merupakan satu-satunya tempat untuk

menyimpan susu. Intraductal papillomas sering terjadi di sini.

Ligamentum suspensori Cooper membentuk jalinan yang kuat, pita

jaringan ikat berbentuk ireguler menghubungkan dermis dengan lapisan dalam

dari fascia superfisial, melewati lobus-lobus parenkim dan menempel ke elemen

parenkim dan duktus. Kadang-kadang, fascia superfisial terfiksasi ke kulit,

sehingga tidak mungkin dilakukan total mastectomy subkutan yang ideal. Dengan

adanya invasi keganasan, sebagian dari ligamentum Cooper akan mengalami

kontraksi, menghasilkan retraksi dan fiksasi atau lesung dari kulit yang khas. Ini

berbeda dengan penampilan kulit yang kasar dan ireguler yang disebut peau

d'orange, dimana pada peau d'orange perlekatan subdermal dari folikel-folikel

rambut dan kulit yang bengkak menghasilkan gambaran cekungan dari kulit.

Universitas Sumatera Utara

Page 4: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kanker Payudara …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38965/4/Chapter ll.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Definisi Kanker Payudara

Gambar 1.3.Dumpling of the breast, akibat dari terlibatnya ligamentum

Cooper pada penyakit yang invasive.Dapat diperjelas dengan

penekanan oleh tangan pemeriksa.

Suplai darah

Mammae diperdarahi dari 2 sumber, yaitu A. thoracica interna, cabang dari A.

axillaries, dan A. intercostal.

Gambar 1.4.A. Pada 18% individu, payudara diperdarahi oleh arteri internal

thoracic, axillary, dan intercostals. B. Pada 30%, kontribusi dari

A.aksilaris tidak berarti. C. Pada 50%, A.intercostal hanya sedikit

kontribusinya.

Vena aksilaris, vena thoracica interna, dan vena intercostals 3-5 mengalirkan

darah dari kelenjar mamma.Vena-vena ini mengikuti arterinya.

Vena aksilaris terbentuk dari gabungan vena brachialis dan vena basilica,

terletak di medial atau superficial terhadaop arteri aksilaris, menerima juga 1 atau

Universitas Sumatera Utara

Page 5: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kanker Payudara …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38965/4/Chapter ll.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Definisi Kanker Payudara

2 cabang pectoral dari mammae.Setelah vena ini melewati tepi lateral dari iga

pertama, vena ini menjadi vena subclavia. Di belakang, vena intercostalis

berhubungan dengan sistem vena vertebra dimana masuk vena azygos,

hemiazygos, dan accessory hemiazygos, kemudian mengalirkan ke dalam vena

cava superior. Ke depan, berhubungan dengan brachiocephalica.

Melaui jalur kedua jalur pertama, metastasis ca mammae dapat mencapai

paru-paru.Melalui jalurketiga, metastasis dapat ke tulang dan system saraf pusat.

Gambar 1.5.Diagram potongan frontal mammae kanan menunjukkan jalur

drainase vena.A. Drainase medial melalui internal thoracic vein ke

jantung kanan. the right heart. B. Drainage posterior ke vertebral

veins. C. Drainase lateral ke intercostal, superior epigastric veins, dan

hati. D. Darinase superior lateral superior melalui vena aksilaris ke

jantung kanan.

Universitas Sumatera Utara

Page 6: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kanker Payudara …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38965/4/Chapter ll.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Definisi Kanker Payudara

Aliran limfatik

Kelenjar getah bening dari regio mammae terdapat dalam kelompok inkonstan

yang bervariasi.Seringnya pembagian menurut Haagensen.

Gambar 1.6.Kelenjar getah bening aksila dan payudara menurut klasifikasi

dari Haagensen (kiri).Aliran limfatik mammae (kanan).

Klasifikasi utama Haagensen adalah axillary dan internal thoracic (mammary).

1. Drainase Aksilaris (35.3 nodes).

Group 1.External mammary nodes (1.7 nodes), juga dikenal sebagai anterior

pectoral nodes. Ini terletak sepanjang batas lateral dari M. pectoralis minor, di

bawah M. pectoralis major, sepanjang sisi medial dari aksila mengikuti aliran

lateral thoracic artery pada dinding dada, mulai dari iga 2-6. Di bawah areola

terdapat perluasan jaringan pembuluh-pembuluh limfatik, dinamakan

subareolar plexus of Sappey.

Universitas Sumatera Utara

Page 7: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kanker Payudara …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38965/4/Chapter ll.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Definisi Kanker Payudara

Gambar 1.7.Aliran limfatik mammae.Aliran limfe langsung dari kulit

ditunjukkan oleh tanda panah pada mammae kanan dan sisi medial

mammae kiri.1. Areolar plexus of vessels, draining areola, nipple

and some parenchyma. 2. Anterior pectoral nodes. 3. Central

axillary nodes. 4. Interpectoral nodes (a path which can bypass

central axillary nodes). 5. Apical, infraclavicular nodes. 6.

Retrosternal nodes.

Group 2.Scapular nodes (5.8 nodes).Terletak di atas pembuluh-pembuluh darah

subsakapular.Limfatik dari KGB ini salng berhubungan dengan pembuluh

limfe intercistal.

Group 3.Central nodes (12.1 nodes).Merupakan kelompok kelenjar getah bening

yang terbesar; merupakan KGB yang paling mudah dipalpasi di aksila karena

ukurannya yang besar. Ketika KGB ini membesar, dapat menekan

intercostobrachial nerve, cabang kutaneus lateral dari second atau third

thoracic nerve, dapat timbul nyeri.

Group 4.Interpectoral nodes (Rotter's nodes) (1.4 nodes). Terletak antara otot

pektoralis mayor dan minor, sering terdapat tunggal. Merupakan kelompok

Universitas Sumatera Utara

Page 8: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kanker Payudara …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38965/4/Chapter ll.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Definisi Kanker Payudara

KGB terkecil dari KGB aksila dan tidak dapat ditemukan walaupun M.

pectoralis major diangkat.

Group 5.Axillary vein nodes (10.7 nodes).Merupakan kelompok KGB terbesar

kedua di aksila.Terletak di permukaan ventral dan kaudal dari bagian lateral

vena aksilaris.

Group 6.Subclavicular nodes (3.5 nodes).Terletak pada permukaan ventral dan

kaudal dari bagian medial vena aksilaris. These lie on the caudal and ventral

surfaces of the medial part of the axillary vein.

2. Drainase Internal Thoracic (Mammary)(8.5 Nodes)

Pembuluh-pembuluh limfatik timbul dari tepi medial mammae pada fascia

pectoralis. KGB ini juga menerima trunkus limfatikus dari kulit mammae

kontralateral, hati, diafragma, rectus sheath, bagian atas rectus abdominis. KGB

sekitar 4-5 setiap sisinya, kecil, dan biasanya dalam lemak dan jaringan ikat dari

ruang interkosta.Saluran ini bermuara ke ductus thoracicus atau ductus limfatikus

dextra.Rute ke vena aksilaris lebih pendek daripada rute aksila.

Dalam staging, bila ditemukan metastasis ke KGB supraclavicular, cervical,

atau contralateral internal mammary dianggap telah mengadakan metastasis jauh

(M1). Yang termasuk KGB regional :

1. KGB aksila (ipsilateral) : interpectoral (Rotter's) nodes dan KGB sepanjang

vena aksilaris dan bagian-bagiannya yang dapat dibagi ke dalam beberapa

tingkat :

a. Level I (low axilla): KGB lateral dari tepi lateral M pectoralis minor

b. Level II (midaxilla): KGB antara tepi medial dan lateral M pectoralis minor

dan KGB interpectoral (Rotter's)

c. Level III (apical axillary): KGB medial dari tepi medial M pectoralis minor

termasuk subclavicular, infraclavicular, or apical

Catatan : KGB intramammary disandikan sebagai KGB aksila.

Universitas Sumatera Utara

Page 9: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kanker Payudara …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38965/4/Chapter ll.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Definisi Kanker Payudara

Gambar 2.8. Kelompok kelenjar getah bening aksila. Level I meliputi

beberapa kelenjar getah bening yang terletak lateral dari M.

Pectoralis minor, Level II meliputi beberapa kelenjar getah bening

yang terletak di bawah M. Pectoralis minor, Level III meliputi

beberapa kelenjar getah bening yang terletak medial dari M.

Pectoralis minor.

2. Internal mammary (ipsilateral): KGB di ruang intercosta sepanjang tepi

sternum dalam fascia endothoracica.

Persarafan

Mammae dipersarafi oleh nervus intercosta 2-6, dengan cabang-cabangnya

melewati permukaan kelenjar. 2 cabang mammae dari nervus kutaneus lateral

keempat juga mempersarafi papilla mammae.

Universitas Sumatera Utara

Page 10: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kanker Payudara …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38965/4/Chapter ll.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Definisi Kanker Payudara

Gambar 1.9. Saraf-saraf perifer penting yang ditemukan selama mastectomy

2.3. Epidemiologi

Kanker payudara adalah salah satu kanker paling umum di Amerika

Serikat lebih dari 160,000 wanita mengalami kanker ini setiap tahun, dan 40.000

perempuan meninggal setiap tahun karena keganasan ini. Kira-kira 1 dari 9 wanita

di Amerika Serikat akan menderita kanker payudara, walaupun 1% kasus terjadi

pada pria. Risiko meningkat dengan usia, dan meningkat pesat saat menopouse.

risiko besar. Terjadi pada wanita usia 60 tahun ke atas, dan memiliki kesempatan

3-4% menderita kanker payudara selama 1 dekade kehidupan mereka (Weiss,

1995).

Kanker payudara adalah penyakit dominan peradaban Barat. Ini adalah kanker

paling umum pada wanita dan penyebab kematian paling umum pada perempuan

antara usia 35 dan 55. Di Inggris setiap tahun, lebih 24.000 kasus baru yang

didiagnosis dan 30.000 perempuan kondisi meninggal. Kanker payudara sangat

jarang terjadi sebelum usia 25 (Churchill, 1990).

2.4. Gejala Klinis Kanker Payudara

Gejala kanker payudara bisa dialami oleh laki-laki maupun perempuan,

tetapi kanker payudara sangat jarang pada pria dibandingkan dengan wanita.Lebih

dari 1 dari 10 perempuan cenderung menderita gejala kanker payudara.

Universitas Sumatera Utara

Page 11: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kanker Payudara …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38965/4/Chapter ll.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Definisi Kanker Payudara

Gejala kanker payudara dapat terdeteksi ketika benjolan atau massa tumbuh cukup

besar, baik dirasakan atau dilihat pada mamografi. Gejala kanker payudara sering

belum terdeteksi sampai kanker itu sudah dalam tahap lanjut, dan mungkin sudah

metastasis ke daerah vital tubuh.Untuk itu, penting bagi wanita memeriksakan diri

secara teratur. Gambaran klinis yang dapat ditemukan menurut Churchill (1990),

yaitu:

1. Benjolan pada payudara, keras atau lembut.

2. Nyeri, yang bervariasi dengan siklus haid dan independen dari siklus

haid

3. Perubahan pada kulit payudara:

- Skin dimpling

- Skin ulcer

- Peau d'orange

4. Gangguan puting:

- Puting tertarik ke dalam

- Eksim (ruam yang melibatkan puting atau areola, atau keduanya)

- Putting discharge.

2.5. Etiologi (Faktor risiko)

Etiologi pasti dari kanker payudara masih belum jelas. Beberapa penelitian

menunjukkan bahwa wanita dengan faktor risiko tertentu lebih sering untuk

berkembang menjadi kanker payudara dibandingkan yang tidak memiliki

beberapa faktor risiko tersebut.2 Beberapa faktor risiko tersebut 3,4 :

• Umur :

Kemungkinan untuk menjadi kanker payudara semakin meningkat seiring

bertambahnya umur seorang wanita. Angka kejadian kanker payudara rata-

rata pada wanita usia 45 tahun ke atas. Kanker jarang timbul sebelum

menopause. Kanker dapat didiagnosis pada wanita premenopause atau

sebelum usia 35 tahun, tetapi kankernya cenderung lebih agresif, derajat tumor

yang lebih tinggi, dan stadiumnya lebih lanjut, sehingga survival rates-nya

lebih rendah.

Universitas Sumatera Utara

Page 12: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kanker Payudara …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38965/4/Chapter ll.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Definisi Kanker Payudara

• Riwayat kanker payudara :

Wanita dengan riwayat pernah mempunyai kanker pada satu payudara

mempunyai risiko untuk berkembang menjadi kanker pada payudara yang

lainnya.

• Riwayat Keluarga :

Risiko untuk menjadi kanker lebih tinggi pada wanita yang ibunya atau

saudara perempuan kandungnya memiliki kanker payudara. Risiko lebih

tinggi jika anggota keluarganya menderita kanker payudara sebelum usia 40

tahun. Risiko juga meningkat bila terdapat kerabat/saudara (baik dari keluarga

ayah atau ibu) yang menderita kanker payudara.

• Perubahan payudara tertentu :

Beberapa wanita mempunyai sel-sel dari jaringan payudaranya yang

terlihat abnormal pada pemeriksaan mikroskopik. Risiko kanker akan

meningkat bila memiliki tipe-tipe sel abnormal tertentu, seperti atypical

hyperplasia dan lobular carcinoma in situ [LCIS].

• Perubahan Genetik :

Beberapa perubahan gen-gen tertentu akan meningkatkan risiko terjadinya

kanker payudara, antara lain BRCA1, BRCA2, dan beberapa gen lainnya.

BRCA1 and BRCA2 termasuk tumor supresor gen. Secara umum, gen BRCA-1

beruhubungan dengan invasive ductal carcinoma,poorly differentiated, dan

tidak mempunyai reseptor hormon. Sedangkan BRCA-2 berhubungan dengan

invasive ductal carcinoma yang lebih well differentiated dan mengekspresikan

reseptor hormon.Wanita yang memiliki gen BRCA1 dan BRCA2 akan

mempunyai risiko kanker payudara 40-85%. Wanita dengan gen BRCA1 yang

abnormal cenderung untuk berkembang menjadi kanker payudara pada usia

yang lebih dini.

• Riwayat reproduksi dan menstruasi :

Meningkatnya paparan estrogen berhubungan dengan peningkatan risiko

untuk berkembangnya kanker payudara, sedangkan berkurangnya paparan

justru memberikan efek protektif. Beberapa faktor yang meningkatkan jumlah

siklus menstruasi seperti menarche dini (sebelum usia 12 tahun), nuliparitas,

Universitas Sumatera Utara

Page 13: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kanker Payudara …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38965/4/Chapter ll.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Definisi Kanker Payudara

dan menopause yang terlambat (di atas 55 tahun) berhubungan juga dengan

peningkatan risiko kanker. Diferensiasi akhir dari epitel payudara yang terjadi

pada akhir kehamilan akan memberi efek protektif, sehingga semakin tua

umur seorang wanita melahirkan anak pertamanya, risiko kanker meningkat.

Wanita yang mendapatkan menopausal hormone therapymemakai estrogen,

atau mengkonsumsi estrogen ditambah progestin setelah menopause juga

meningkatkan risiko kanker.

• Ras :

Kanker payudara lebih sering terdiagnosis pada wanita kulit putih,

dibandingkan wanita Latin Amerika, Asia, or Afrika. Insidensi lebih tinggi

pada wanita yang tinggal di daerah industrialisasi.

• Wanita yang mendapat terapi radiasi pada daerah dada :

Wanita yang mendapat terapi radiasi di daerah dada (termasuk payudara)

sebelum usia 30 tahun, risiko untuk berkembangnya kanker payudara akan

meningkat di kemudian hari.

• Kepadatan jaringan payudara :

Jaringan payudara dapat padat ataupun berlemak.Wanita yang

pemeriksaan mammogramnya menunjukkan jaringan payudara yang lebih

padat, risiko untuk menjadi kanker payudaranya meningkat.

• Overweight atau Obese setelah menopause:

Kemungkinan untuk mendapatkan kanker payudara setelah menopause

meningkat pada wanita yang overweight atau obese, karena sumber estrogen

utama pada wanita postmenopause berasal dari konversi androstenedione

menjadi estrone yang berasal dari jaringan lemak, dengan kata lain obesitas

berhubungan dengan peningkatan paparan estrogen jangka panjang.

• Kurangnya aktivitas fisik :

Wanita yang aktivitas fisik sepanjang hidupnyakurang, risiko untuk

menjadi kanker payudara meningkat. Dengan aktivitas fisik akan membantu

mengurangi peningkatan berat badan dan obesitas.

Universitas Sumatera Utara

Page 14: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kanker Payudara …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38965/4/Chapter ll.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Definisi Kanker Payudara

• Diet :

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa wanita yang sering minum

alkohol mempunyai risiko kanker payudara yang lebih besar. Karena alkohol

akan meningkatkan kadar estriol serum. Sering mengkonsumsi banyak makan

berlemak dalam jangka panjang akan meningkatkan kadar estrogen serum,

sehingga akan meningkatkan risiko kanker.

2.6. Klasifikasi kanker payudara

1. Non invasive carcinoma

a) Ductal carcinoma in situ

Ductal carcinoma in situ, juga disebut intraductal cancer, merujuk

pada sel kanker yang telah terbentuk dalam saluran dan belum

menyebar.Saluran menjadi tersumbat dan membesar seiring

bertambahnya sel kanker di dalamnya.Kalsium cenderung terkumpul

dalam saluran yang tersumbat dan terlihat dalam mamografi sebagai

kalsifikasi terkluster atau tak beraturan (clustered or irregular

calcifications) atau disebut kalsifikasi mikro (microcalcifications) pada

hasil mammogram seorang wanita tanpa gejala kanker.

DCIS dapat menyebabkan keluarnya cairan puting atau munculnya

massa yang secara jelas terlihat atau dirasakan, dan terlihat pada

mammografi. DCIS kadang ditemukan dengan tidak sengaja saat

dokter melakukan biopsy tumor jinak.Sekitar 20%-30% kejadian

kanker payudara ditemukan saat dilakukan mamografi.Jika diabaikan

dan tidak ditangani, DCIS dapat menjadi kanker invasif dengan potensi

penyebaran ke seluruh tubuh.

DCIS muncul dengan dua tipe sel yang berbeda, dimana salah satu

sel cenderung lebih invasif dari tipe satunya.Tipe pertama, dengan

perkembangan lebih lambat, terlihat lebih kecil dibandingkan sel

normal.Sel ini disebut solid, papillary atau cribiform.Tipe kedua,

disebut comedeonecrosis, sering bersifat progresif di awal

Universitas Sumatera Utara

Page 15: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kanker Payudara …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38965/4/Chapter ll.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Definisi Kanker Payudara

perkembangannya, terlihat sebagai sel yang lebih besar dengan bentuk

tak beraturan.

A B

Gambar 1.10 Ductal Carcinoma in situ (A) dan Sel-sel kanker menyebar keluar

dari ductus, menginvasi jaringan sekitar dalam mammae (B)

b) Lobular carcinoma in situ

Meskipun sebenarnya ini bukan kanker, tetapi LCIS kadang

digolongkan sebagai tipe kanker payudara non-invasif. Bermula dari

Universitas Sumatera Utara

Page 16: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kanker Payudara …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38965/4/Chapter ll.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Definisi Kanker Payudara

kelenjar yang memproduksi air susu, tetapi tidak berkembang

melewati dinding lobulus. Mengacu pada National Cancer Institute,

Amerika Serikat, seorang wanita dengan LCIS memiliki peluang 25%

munculnya kanker invasive (lobular atau lebih umum sebagai

infiltrating ductal carcinoma) sepanjang hidupnya.

Gambar 1.11 Lobular carcinoma in situ

2. Invasive carcinoma

I. Paget’s disease dari papilla mammae

Paget’s disease dari papilla mammae pertama kali dikemukakan pada

tahun 1974. Seringnya muncul sebagai erupsi eksim kronik dari papilla

mammae, dapat berupa lesi bertangkai, ulserasi, atau halus. Paget's disease

biasanya berhubungan dengan DCIS (Ductal Carcinoma in situ) yang luas dan

mungkin berhubungan dengan kanker invasif. Biopsi papilla mammae akan

menunjukkan suatu populasi sel yang identik (gambaran atau perubahan

pagetoid). Patognomonis dari kanker ini adalah terdapatnya sel besar pucat dan

bervakuola (Paget's cells) dalam deretan epitel. Terapi pembedahan untuk

Paget's disease meliputi lumpectomy, mastectomy, atau modified radical

mastectomy, tergantung penyebaran tumor dan adanya kanker invasif.

Universitas Sumatera Utara

Page 17: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kanker Payudara …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38965/4/Chapter ll.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Definisi Kanker Payudara

II. Invasive ductal carcinoma

a. Adenocarcinoma with productive fibrosis (scirrhous, simplex, NST) (80%)

Kanker ini ditemukan sekitar 80% dari kanker payudara dan pada 60%

kasus kanker ini mengadakan metastasis (baik mikro maupun

makroskopik) ke KGB aksila. Kanker ini biasanya terdapat pada wanita

perimenopause or postmenopause dekade kelima sampai keenam, sebagai

massa soliter dan keras. Batasnya kurang tegas dan pada potongan

meilntang, tampak permukaannya membentuk konfigurasi bintang di

bagian tengah dengan garis berwarna putih kapur atau kuning menyebar ke

sekeliling jaringan payudara. Sel-sel kanker sering berkumpul dalam

kelompok kecil, dengan gambaran histologi yang bervariasi.

b. Medullary carcinoma (4%)

Medullary carcinoma adalah tipe khusus dari kanker payudara,

berkisar 4% dari seluruh kanker payudara yang invasif dan merupakan

kanker payudara herediter yang berhubungan dengan BRCA-1.

Peningkatan ukuran yang cepat dapat terjadi sekunder terhadap nekrosis

dan perdarahan. 20% kasus ditemukan bilateral. Karakterisitik

mikroskopik dari medullary carcinoma berupa (1) infiltrat limforetikular

yang padat terutama terdiri dari sel limfosit dan plasma; (2) inti

pleomorfik besar yang berdiferensiasi buruk dan mitosis aktif; (3) pola

pertumbuhan seperti rantai, dengan minimal atau tidak ada diferensiasi

duktus atau alveolar. Sekitar 50% kanker ini berhubungan dengan DCIS

dengan karakteristik terdapatnya kanker perifer, dan kurang dari 10%

menunjukkan reseptor hormon. Wanita dengan kanker ini mempunyai 5-

year survival rate yang lebih baik dibandingkan NST atau invasive lobular

carcinoma.

c. Mucinous (colloid) carcinoma (2%)

Mucinous carcinoma (colloid carcinoma), merupakan tipe khusus lain

dari kanker payudara, sekitar 2% dari semua kanker payudara yang

invasif, biasanya muncul sebagai massa tumor yang besar dan ditemukan

Universitas Sumatera Utara

Page 18: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kanker Payudara …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38965/4/Chapter ll.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Definisi Kanker Payudara

pada wanita yang lebih tua. Karena komponen musinnya, sel-sel kanker ini

dapat tidak terlihat pada pemeriksaan mikroskopik.

d. Papillary carcinoma (2%)

Papillary carcinoma merupakan tipe khusus dari kanker payudara

sekitar 2% dari semua kanker payudara yang invasif. Biasanya ditemukan

pada wanita dekade ketujuh dan sering menyerang wanita non kulit putih.

Ukurannya kecil dan jarang mencapai diameter 3 cm. McDivitt dan

kawan-kawan menunjukkan frekuensi metastasis ke KGB aksila yang

rendah dan 5- and 10-year survival rate mirip mucinous dan tubular

carcinoma.

e. Tubular carcinoma (2%)

Tubular carcinoma merupakan tipe khusus lain dari kanker payudara

sekitar 2% dari semua kanker payudara yang invasif. Biasanya ditemukan

pada wanita perimenopause dan pada periode awal menopause. Long-term

survival mendekati 100%.

III. Invasive lobular carcinoma (10%)

Invasive lobular carcinoma sekitar 10% dari kanker payudara.Gambaran

histopatologi meliputi sel-sel kecil dengan inti yang bulat, nucleoli tidak jelas,

dan sedikit sitoplasma.Pewarnaan khusus dapat mengkonfirmasi adanya musin

dalam sitoplasma, yang dapat menggantikan inti (signet-ring cell

carcinoma).Seringnya multifokal, multisentrik, dan bilateral.Karena

pertumbuhannya yang tersembunyi sehingga sulit untuk dideteksi.

IV. Kanker yang jarang (adenoid cystic, squamous cell, apocrine)

Universitas Sumatera Utara

Page 19: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kanker Payudara …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38965/4/Chapter ll.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Definisi Kanker Payudara

Tabel 2.1. Distribusi lokasi tumor menurut histologisnya pada semua pasien

Location Lobular (%) Ductal (%) Combination (%)

Nipple 2.2 1.7 1.9

Central 6.0 5.3 6.1

Upper inner 7.3 9.2 8.3

Lower inner 3.8 4.7 3.9

Upper outer 37.0 36.9 37.1

Lower outer 5.8 6.4 5.7

Axillary tail 0.8 0.8 0.6

Overlapping* 18.6 18.2 19.9

NOS (not otherwise specified) 18.6 16.8 16.5

*Lesions overlap between two quadrants within the breast.

2.6. Staging

Tabel 2.2. TNM Staging System untuk Breast Cancer

Tumor Primer (T)

TX Tumor primer tidak dapat dinilai

T0 Tidak ada bukti terdapat tumor primer

Tis Carcinoma in situ

Tis(DCIS) Ductal carcinoma in situ

Tis(LCIS) Lobular carcinoma in situ

Tis(Paget's) Paget's disease dari papilla mammae tanpa tumor (Catatan :

Paget's disease yang berhubungan dengan tumor diklasifikasikan

menurut ukuran tumor)

T1 Tumor ≤ 2 cm

Universitas Sumatera Utara

Page 20: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kanker Payudara …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38965/4/Chapter ll.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Definisi Kanker Payudara

T1mic Microinvasion ≤ 0.1

T1a Tumor > 0.1 cm tetapi tidak lebih dari 0.5 cm

T1b Tumor > 0.5 cm tetapi tidak lebih dari 1 cm

T1c Tumor > 1 tetapi tidak lebih dari 2 cm

T2 Tumor > 2 cm tetapi tidak lebih dari 5 cm

T3 Tumor > 5 cm

T4 Tumor ukuran berapapun dengan perluasan langsung ke dinding

dada atau kulit, seperti yang diuraikan dibawah ini :

T4a Perluasan ke dinding dada, tidak melibatkan otot pectoralis

T4b Edema (termasuk peau d'orange), atau ulserasi kulit [ayudara, atau

ada nodul satelit terbatas di kulit payudara yang sama

T4c Kriteria T4a dan T4b

T4d Inflammatory carcinoma

Kelenjar Getah Bening—Klinis (N)

NX KGB regional tidak dapat dinilai (misalnya sebelumnya telah

diangkat)

N0 Tidak ada metastasis ke KGB regional

N1 Metastasis ke KGB aksilla ipsilateral tetapi dapat digerakkan

N2 Metastasis KGB aksilla ipsilateral tetapi tidak dapat digerakkan

atau terfiksasi, atau tampak secara klinis ke KGB internal

mammary ipsilateral tetapi secara klinis tidak terbukti terdapat

metastasis ke KGB aksilla ipsilateral

N2a Metastasis ke KGB aksilla ipsilateral dengan KGB saling melekat

atau melekat ke struktur lain sekitarnya.

N2b Metastasis hanya tampak secara klinis ke KGB internal mammary

Universitas Sumatera Utara

Page 21: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kanker Payudara …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38965/4/Chapter ll.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Definisi Kanker Payudara

ipsilateral dan tidak terbukti secara klinis terdapat metastasis ke

KGB aksilla ipsilateral

N3 Metastasis ke KGB infraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa

keterlibatan KGB aksilla, atau secara klinis ke KGB internal

mammary ipsilateral tetapi secara klinis terbukti terdapat

metastasis ke KGB aksilla ipsilateral; atau metastasis ke KGB

supraklavikula ipsilateral dengan atau tanpa keterlibatan KGB

infraklavikula atau aksilla ipsilateral

N3a Metastasis ke KGB infraklavikula ipsilateral

N3b Metastasis ke KGB internal mammary dan aksilla

N3c Metastasis ke KGB supraklavikula ipsilateral

Kelenjar Getah Bening Regional—Patologia anatomi (pN)

pNX KGB regional tidak dapat dinilai (sebelumnya telah diangkat atau

tidak dilakukan pemeriksaan patologi)

pN0b

Secara histologis tidak terdapat metastasis ke KGB, tidak ada

pemeriksaan tambahan untuk isolated tumor cells (Catatan :

Isolated tumor cells (ITC) diartikan sebagai sekelompok tumor

kecil yang tidak lebih dari 0.2 mm, biasanya dideteksi hanya

dengan immunohistochemical (IHC) atau metode molekuler

pN0(i–) Tidak ada metastasis ke KGB regional secara histologis, IHC (-)

pN0(i+) Tidak ada metastasis ke KGB regional secara histologis, IHC (+),

IHC cluster tidak lebih dari 0.2 mm

pN0(mol–) Tidak ada metastasis ke KGB regional secara histologis,

pemeriksaan molekuler (-) (RT-PCR)

pN0(mol+) Tidak ada metastasis ke KGB regional secara histologis,

pemeriksaan molekuler (+) (RT-PCR)

pN1 Metastasis ke 1-3 KGB aksila, dan atau KGB internal mammary

Universitas Sumatera Utara

Page 22: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kanker Payudara …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38965/4/Chapter ll.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Definisi Kanker Payudara

terdeteksi secara mikroskopis melalui diseksi sentinel KGB,

secara klinis tidak tampak

pN1mi Micrometastasis (> 0.2 mm, < 2.0 mm)

pN1a Metastasis ke 1-3 KGB aksila

pN1b Metastasis ke KGB internal mammary terdeteksi secara

mikroskopis melalui diseksi sentinel KGB, secara klinis tidak

tampak

pN1c Metastasis ke 1-3 KGB aksila dan ke KGB internal mammary

terdeteksi secara mikroskopis melalui diseksi sentinel KGB,

secara klinis tidak tampak (jika berhubungan dengan >3 (+) KGB

aksila, KGB internal mammary diklasifikasikan sebagai pN3b)

pN2 Metastasis ke 4-9 KGB aksila, atau tampak secara klinis ke KGB

internal mammary tetapi secara klinis tidak terbukti terdapat

metastasis ke KGB aksilla

pN2a Metastasis ke 4-9 KGB aksila (sedikitnya 1 tumor > 2 mm)

pN2b tampak secara klinis ke KGB internal mammary tetapi secara

klinis tidak terbukti terdapat metastasis ke KGB aksilla

pN3 Metastasis ke 10 KGB aksila, atau KGB infraklavikula, atau

secara klinis ke KGB internal mammary ipsilateral dan terdapat 1

atau lebih metastasis ke KGB aksilla atau > 3 metastasis ke KGB

aksilla tetapi secara klinis microscopic metastasis (-) ke KGB

internal mammary; atau ke KGB supraklavikular ipsilateral

pN3a Metastasis ke ≥10 KGB aksila (minimal 1 tumor > 2 mm), atau

metastasis ke KGB infraklavikula

pN3b Secara klinis metastasis ke KGB internal mammary ipsilateral dan

terdapat 1 atau lebih metastasis ke KGB aksilla atau > 3

metastasis ke KGB aksilla dan dalam KGB internal mammary

Universitas Sumatera Utara

Page 23: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kanker Payudara …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38965/4/Chapter ll.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Definisi Kanker Payudara

dengan kelainan mikroskopis yang terdeteksi melalui diseksi

KGB sentinel, tidak tampak secara klinis

pN3c Metastasis ke KGB supraklavikular ipsilateral

Metastasis Jauh (M)

MX Metastasis jauh tidak dapat dinilai

M0 Tidak terdapat metastasis jauh

M1 Terdapat metastasis jauh

Tampak secara klinis didefinisikan bahwa dapat dideteksi melalui alat pencitraan

atau dengan pemeriksaan klinis atau kelainan patologis terlihat jelas.

Tidak tampak secara klinis berarti tidak terlihat melalui alat pencitraan (kecuali

dengan lymphoscintigraphy) atau dengan pemeriksaan klinis.

Klasifikasi berdasarkan diseksi KGB aksila dengan atau tanpa diseksi sentinel dari

KGB. Klasifikasi semata-mata berdasarkan diseksi sentinel KGB tanpa diseksi

KGB aksila yang selanjutnya direncanakan untuk "sentinel node", seperti pN-(l+)

(sn).

RT-PCR = reverse transcriptase polymerase chain reaction.

SOURCE: Modified with permission from American Joint Committee on Cancer:

AJCC Cancer Staging Manual, 6th ed. New York: Springer, 2002, pp 227–228.

2.7. Diagnosis

a. Gejala

Gejala yang yang paling sering meliputi :

1. Penderita merasakan adanya perubahan pada payudara atau pada puting

susunya

a. Benjolan atau penebalan dalam atau sekitar payudara atau di daerah

ketiak

b. Puting susu terasa mengeras

2. Penderita melihat perubahan pada payudara atau pada puting susunya

a. Perubahan ukuran maupun bentuk dari payudara

Universitas Sumatera Utara

Page 24: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kanker Payudara …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38965/4/Chapter ll.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Definisi Kanker Payudara

b. Puting susu tertarik ke dalam payudara

c. Kulit payudara, areola, atau puting bersisik, merah, atau bengkak.

Kulit mungkin berkerut-kerut seperti kulit jeruk.

3. Keluarnya sekret atau cairan dari puting susu

Pada awal kanker payudara biasanya penderita tidak merasakan nyeri. Jika

sel kanker telah menyebar, biasanya sel kanker dapat ditemukan di kelenjar

limfe yang berada di sekitar payudara. Sel kanker juga dapat menyebar ke

berbagai bagian tubuh lain, paling sering ke tulang, hati, paru-paru, dan otak.

Pada 33% kasus kanker payudara, penderita menemukan benjolan pada

payudaranya. Tanda dan gejala lain dari kanker payudara yang jarang

ditemukan meliputi pembesaran atau asimetrisnya payudara, perubahan pada

puting susu dapat berupa retraksi atau keluar sekret, ulserasi atau eritema kulit

payudara, massa di ketiak, ketidaknyamanan muskuloskeletal. 50% wanita

dengan kanker payudara tidak memiliki gejala apapun. Nyeri pada payudara

biasanya berhubungan dengan kelainan yang bersifat jinak.

b. Pemeriksaan fisik

1. Inspeksi

Inspkesi bentuk, ukuran, dan simetris dari kedua payudara, apakah

terdapat edema (peau d’orange),

retraksi kulit atau puting susu,

dan eritema.

Universitas Sumatera Utara

Page 25: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kanker Payudara …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38965/4/Chapter ll.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Definisi Kanker Payudara

2. Palpasi

Dilakukan palpasi pada payudara apakah terdapat massa, termasuk palpasi

kelenjar limfe di aksila, supraklavikula, dan parasternal. Setiap massa yang

teraba atau suatu lymphadenopathy, harus dinilai lokasinya, ukurannya,

konsistensinya, bentuk, mobilitas atau fiksasinya.

c. Pemeriksaan penunjang

1. Mammografi

Mammografi merupakan pemeriksaan yang paling dapat diandalkan untuk

mendeteksi kanker payudara sebelum benjolan atau massa dapat dipalpasi.

Karsinoma yang tumbuh lambat dapat diidentifikasi dengan mammografi

setidaknya 2 tahun sebelum mencapai ukuran yang dapat dideteksi melalui

palpasi.

Mammografi telah digunakan di Amerika Utara sejak tahun 1960 dan

teknik ini terus dimodifikasi dan diimprovisasi untuk meningkatkan kualitas

gambarnya. Mammografi konvensional menyalurkan dosis radiasi sebesar 0,1

sentigray (cGy) setiap penggunaannya. Sebagai perbandingan, Foto X-ray

thoraks menyalurkan 25% dari dosis radiasi mammografi. Mammografi dapat

digunakan baik sebagai skrining maupun diagnostik. Mammografi mempunyai

Universitas Sumatera Utara

Page 26: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kanker Payudara …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38965/4/Chapter ll.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Definisi Kanker Payudara

2 jenis gambaran, yaitu kraniokaudal (CC) dan oblik mediolateral (MLO).

MLO memberikan gambaran jaringan mammae yang lebih luas, termasuk

kuadran lateral atas dan axillary tail of Spence. Dibandingkan dengan MLO,

CC memberikan visualisasi yang lebih baik pada aspek medial dan

memungkinkan kompresi payudara yang lebih besar.

Radiologis yang berpengalaman dapat mendeteksi karsinoma payudara

dengan tingkat false-positive sebesar 10% dan false-negative sebesar 7%.

Gambaran mammografi yang spesifik untuk karsinoma mammae antara lain

massa padat dengan atau tanpa gambaran seperti bintang (stellate), penebalan

asimetris jaringan mammae dan kumpulan mikrokalsifikasi. Gambaran

mikrokalsifikasi ini merupakan tanda penting karsinoma pada wanita muda,

yang mungkin merupakan satu-satunya kelainan mammografi yang ada.

Mammografi lebih akurat daripada pemeriksaan klinis untuk deteksi

karsinoma mammae stadium awal, dengan tingkat akurasi sebesar 90%.

Protokol saat ini berdasarkan National Cancer Center Network (NCCN)

menyarankan bahwa setiap wanita diatas 20 tahun harus dilakukan

pemeriksaan payudara setiap 3 tahun. Pada usia di atas 40 tahun, pemeriksaan

payudara dilakukan setiap tahun disertai dengan pemeriksaan mammografi.

Pada suatu penelitian atas screening mammography, menunjukkan reduksi

sebesar 40% terhadap karsinoma mammae stadium II, III dan IV pada

populasi yang dilakukan skrining dengan mammografi.

2. Ultrasonografi (USG)

Penggunaan USG merupakan pemeriksaan penunjang yang penting untuk

membantu hasil mammografi yang tidak jelas atau meragukan, baik digunakan

untuk menentukan massa yang kistik atau massa yang padat. Pada

pemeriksaan dengan USG, kista mammae mempunyai gambaran dengan batas

yang tegas dengan batas yang halus dan daerah bebas echo di bagian

tengahnya. Massa payudara jinak biasanya menunjukkan kontur yang halus,

berbentuk oval atau bulat, echo yang lemah di bagian sentral dengan batas

Universitas Sumatera Utara

Page 27: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kanker Payudara …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38965/4/Chapter ll.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Definisi Kanker Payudara

yang tegas. Karsinoma mammae disertai dengan dinding yang tidak beraturan,

tetapi dapat juga berbatas tegas dengan peningkatan akustik. USG juga

digunakan untuk mengarahkan fine-needle aspiration biopsy (FNAB), core-

needle biopsy dan lokalisasi jarum pada lesi payudara. USG merupakan

pemeriksaan yang praktis dan sangat dapat diterima oleh pasien tetapi tidak

dapat mendeteksi lesi dengan diameter ≤ 1 cm.

3. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

Sebagai alat diagnostik tambahan atas kelainan yang didapatkan pada

mammografi, lesi payudara lain dapat dideteksi. Akan tetapi, jika pada

pemeriksaan klinis dan mammografi tidak didapat kelainan, maka

kemungkinan untuk mendiagnosis karsinoma mammae sangat kecil.

MRI sangat sensitif tetapi tidak spesifik dan tidak seharusnya digunakan

untuk skrining. Sebagai contoh, MRI berguna dalam membedakan karsinoma

mammae yang rekuren atau jaringan parut. MRI juga bermanfaat dalam

memeriksa mammae kontralateral pada wanita dengan karsinoma payudara,

menentukan penyebaran dari karsinoma terutama karsinoma lobuler atau

menentukan respon terhadap kemoterapi neoadjuvan.

4. Biopsi

Fine-needle aspiration biopsy (FNAB) dilanjutkan dengan pemeriksaan

sitologi merupakan cara praktis dan lebih murah daripada biopsi eksisional

dengan resiko yang rendah. Teknik ini memerlukan patologis yang ahli dalam

diagnosis sitologi dari karsinoma mammae dan juga dalam masalah

pengambilan sampel, karena lesi yang dalam mungkin terlewatkan. Insidensi

false-positive dalam diagnosis adalah sangat rendah, sekitar 1-2% dan tingkat

false-negative sebesar 10%. Kebanyakan klinisi yang berpengalaman tidak

akan menghiraukan massa dominan yang mencurigakan jika hasil sitologi

Universitas Sumatera Utara

Page 28: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kanker Payudara …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38965/4/Chapter ll.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Definisi Kanker Payudara

FNA adalah negatif, kecuali secara klinis, pencitraan dan pemeriksaan

sitologi semuanya menunjukkan hasil negatif.

Large-needle (core-needle) biopsy mengambil bagian sentral atau inti

jaringan dengan jarum yang besar. Alat biopsi genggam menbuat large-core

needle biopsy dari massa yang dapat dipalpasi menjadi mudah dilakukan di

klinik dan cost-effective dengan anestesi lokal.

Open biopsy dengan lokal anestesi sebagai prosedur awal sebelum

memutuskan tindakan defintif merupakan cara diagnosis yang paling dapat

dipercaya. FNAB atau core-needle biopsy, ketika hasilnya positif,

memberikan hasil yang cepat dengan biaya dan resiko yang rendah, tetapi

ketika hasilnya negatif maka harus dilanjutkan dengan open biopsy.Open

biopsy dapat berupa biopsy insisional atau biopsi eksisional. Pada biopsi

insisional mengambil sebagian massa payudara yang dicurigai, dilakukan bila

tidak tersedianya core-needle biopsy atau massa tersebut hanya menunjukkan

gambaran DCIS saja atau klinis curiga suatu inflammatory carcinoma tetapi

tidak tersedia core-needle biopsy. Pada biopsi eksisional, seluruh massa

payudara diambil.

5. Biomarker

Biomarker karsinoma mammae terdiri dari beberapa jenis. Biomarker sebagai

salah satu faktor yang meningkatkan resiko karsinoma mammae. Biomarker

ini mewakili gangguan biologik pada jaringan yang terjadi antara inisiasi dan

perkembangan karsinoma. Biomarker ini digunakan sebagai hasil akhir dalam

penelitian kemopreventif jangka pendek dan termasuk perubahan histologis,

indeks dari proliferasi dan gangguan genetik yang mengarah pada karsinoma.

Nilai prognostik dan prediktif dari biomarker untuk karsinoma mammae

antara lain (1) petanda proliferasi seperti proliferating cell nuclear antigen

(PNCA), BrUdr dan Ki-67; (2) petanda apoptosis seperti bcl-2 dan rasio

bax:bcl-2; (3) petanda angiogenesis seperti vascular endothelial growth factor

(VEGF) dan indeks angiogenesis; (4) growth factors dan growth factor

Universitas Sumatera Utara

Page 29: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kanker Payudara …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38965/4/Chapter ll.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Definisi Kanker Payudara

receptors seperti human epidermal growth receptor (HER)-2/neu dan

epidermal growth factor receptor (EGFr) dan (5) p53.

2.8. Skrining

Rekomendasi untuk deteksi kanker payudara dini menurut American Cancer

Society :

Wanita berumur ≥ 40 tahun harus melakukan screening mammogram

secara terus-menerus selama mereka dalam keadaan sehat, dianjurkan setiap

tahun.

Wanita berumur 20-30 tahun harus melakukan pemeriksaan klinis

payudara (termasuk mammogram) sebagai bagian dari pemeriksaan

kesehatan yang periodik oleh dokter, dianjurakan setiap 3 tahun.

Setiap wanita dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri

mulai umur 20 tahun. untuk kemudian melakukan konsultasi ke dokter bila

menemukan kelainan.

Wanita yang berisiko tinggi (>20%) harus melakukan pemeriksaan MRI

dan mammogram setiap tahun.

Wanita yang risiko sedang (15-20%) harus melakukan mammogram

setiap tahun, dan konsultasi ke dokter apakah perlu disertai pemeriksaan

MRI atau tidak.

Wanita yang risiko rendah (<15%) tidak perlu pemeriksaan MRI

periodik tiap tahun.

Wanita termasuk risiko tinggi bila :

- mempunyai gen mutasi dari BRCA1 atau BRCA2

- mempunyai kerabat dekat tingkat pertama (orang tua, kakak-adik) yang

memiliki gen mutasi dari BRCA1 atau BRCA2 tetapi belum pernah

melakukan pemeriksaan genetik

- mempunyai risiko kanker ≥ 20 -25% menurut penilaian faktor risiko

terutama berdasarkan riwayat keluarga

- pernah mendapat radioterapi pada dinding dada saat umur 10-30 tahun

Universitas Sumatera Utara

Page 30: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kanker Payudara …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38965/4/Chapter ll.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Definisi Kanker Payudara

- mempunyai Li-Fraumeni syndrome, Cowden syndrome, atau Bannayan-

Riley-Ruvalcaba syndrome, atau ada kerabat dekat tingkat pertama memiliki

salah satu sindrom-sindrom ini.

Wanita dengan risiko sedang bila :

- mempunyai risiko kanker 15-20% menurut penilaian faktor risiko terutama

berdasarkan riwayat keluarga

- mempunyai riwayat kanker pada satu payudara, ductal carcinoma in situ

(DCIS), lobular carcinoma in situ (LCIS), atypical ductal hyperplasia

(ADH), atau atypical lobular hyperplasia (ALH)

- mempunyai kepadatan yang tidak merata atau berlebihan terlihat pada

pemeriksaan mammogram

2.9. Penatalaksanaan

Terapi dapat bersifat kuratif atau paliatif.Terapi kuratif dianjurkan untuk stadium

I, II, dan III. Pasien dengan tumor lokal lanjut (T3,T4) dan bahkan inflammatory

carcinoma mungkin dapat disembuhkan dengan terapi multimodalitas, tetapi

kebanyakan hanya bersifat paliatif. Terapi paliatif diberikan pada pasien dengan

stadium IV dan untuk pasien dengan metastasis jauh atau untuk karsinoma lokal

yang tidak dapat direseksi.

A. Terapi secara pembedahan

1. Mastektomi partial (breast conservation)

Tindakan konservatif terhadap jaringan payudara terdiri dari reseksi tumor primer

hingga batas jaringan payudara normal, radioterapi dan pemeriksaan status KGB

(kelenjar getah bening) aksilla.Reseksi tumor payudara primer disebut juga

sebagai reseksi segmental, lumpectomy, mastektomi partial dan

tylectomy.Tindakan konservatif, saat ini merupakan terapi standar untuk wanita

dengan karsinoma mammae invasif stadium I atau II.Wanita dengan DCIS hanya

Universitas Sumatera Utara

Page 31: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kanker Payudara …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38965/4/Chapter ll.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Definisi Kanker Payudara

memerlukan reseksi tumor primer dan radioterapi adjuvan.Ketika lumpectomy

dilakukan, insisi dengan garis lengkung konsentrik pada nipple-areola complex

dibuat pada kulit diatas karsinoma mammae.Jaringan karsinoma diangkat dengan

diliputi oleh jaringan mammae normal yang adekuat sejauh 2 mm dari tepi yang

bebas dari jaringan tumor.Dilakukan juga permintaan atas status reseptor

hormonal dan ekspresi HER-2/neu kepada patologis.

Setelah penutupan luka payudara, dilakukan diseksi KGB aksilla ipsilateral untuk

penentuan stadium dan mengetahui penyebaran regional.Saat ini, sentinel node

biopsy merupakan prosedur staging yang dipilih pada aksilla yang tidak

ditemukan adanya pembesaran KGB. Ketika sentinel node biopsy menunjukkan

hasil negatif, diseksi KGB akilla tidak dilakukan.

2. Modified Radical Mastectomy

Modified radical mastectomy mempertahankan baik M. pectoralis mayor and M.

pectoralis minor, dengan pengangkatan KGB aksilla level I dan II tetapi tidak

level III. Modifikasi Patey mengangkat M. pectoralis minor dan diseksi KGB

axilla level III. Batasan anatomis pada Modified radical mastectomy adalah batas

anterior M. latissimus dorsi pada bagian lateral, garis tengah sternum pada bagian

medial, bagian inferiornya 2-3 cm dari lipatan infra-mammae dan bagian

superiornya m. subcalvia.

Seroma dibawah kulit dan di aksilla merupakan komplikasi tersering dari

mastektomi dan diseksi KGB aksilla, sekitar 30% dari semua kasus. Pemasangan

closed-system suction drainage mengurangi insidensi dari komplikasi ini. Kateter

dipertahankan hingga cairan drainage kurang dari 30 ml/hari. Infeksi luka jarang

terjadi setelah mastektomi dan kebanyakan terjadi sekunder terhadap nekrosis

skin-flap. Pendarahan sedang dan hebat jarang terjadi setelah mastektomi dan

sebaiknya dilakukan eksplorasi dini luka untuk mengontrol pendarahan dan

Universitas Sumatera Utara

Page 32: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kanker Payudara …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38965/4/Chapter ll.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Definisi Kanker Payudara

memasang ulang closed-system suction drainage. Insidensi lymphedema

fungsional setelah modified radical mastectomy sekitar 10%. Diseksi KGB aksilla

ekstensif, terapi radiasi, adanya KGB patologis dan obesitas merupakan faktor-

faktor predisposisi.

B. Terapi secara medikalis (non-pembedahan)

1. Radioterapi

Terapi radiasi dapat digunakan untuk semua stadium karsinoma mammae. Untuk

wanita dengan DCIS, setelah dilakukan lumpectomy, radiasi adjuvan diberikan

untuk mengurangi resiko rekurensi lokal, juga dilakukan untuk stadium I, IIa, atau

IIb setelah lumpectomy. Radiasi juga diberikan pada kasus resiko/kecurigaan

metastasis yang tinggi.

Pada karsinoma mammae lanjut (Stadium IIIa atau IIIb), dimana resiko

rekurensi dan metastasis yang tinggi maka setelah tindakan pembedahan

dilanjutkan dengan terapi radiasi adjuvan.

2. Kemoterapi

a. Kemoterapi adjuvan

Kemoterapi adjuvan memberikan hasil yang minimal pada karsinoma mammae

tanpa pembesaran KGB dengan tumor berukuran kurang dari 0,5 cm dan tidak

dianjurkan. Jika ukuran tumor 0,6 sampai 1 cm tanpa pembesaran KGB dan

dengan resiko rekurensi tinggi maka kemoterapi dapat diberikan. Faktor

prognostik yang tidak menguntungkan termasuk invasi pembuluh darah atau

limfe, tingkat kelainan histologis yang tinggi, overekspresi HER-2/neu dan status

reseptor hormonal yang negatif sehingga direkomendasikan untuk diberikan

kemoterapi adjuvan.

Contoh regimen kemoterapi yang digunakan antara lain siklofosfamid,

doxorubisin, 5-fluorourasil dan methotrexate.

Universitas Sumatera Utara

Page 33: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kanker Payudara …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38965/4/Chapter ll.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Definisi Kanker Payudara

Untuk wanita dengan karsinoma mammae yang reseptor hormonalnya negatif

dan lebih besar dari 1 cm, kemoterapi adjuvan cocok untuk diberikan.

Rekomendasi pengobatan saat ini, berdasarkan NSABP B-15, untuk stadium IIIa

yang operabel adalah modified radical mastectomy diikuti kemoterapi adjuvan

dengan doxorubisin diikuti terapi radiasi.

b. Neoadjuvant chemotherapy

Kemoterapi neoadjuvan merupakan kemoterapi inisial yang diberikan sebelum

dilakukan tindakan pembedahan, dimana dilakukan apabila tumor terlalu besar

untuk dilakukan lumpectomy.

Rekomendasi saat ini untuk karsinoma mammae stadium lanjut adalah

kemoterapi neoadjuvan dengan regimen adriamycin diikuti mastektomi atau

lumpectomy dengan diseksi KGB aksilla bila diperlukan, diikuti kemoterapi

adjuvan, dilanjutkan dengan terapi radiasi. Untuk Stadium IIIa inoperabel dan

IIIb, kemoterapi neoadjuvan digunakan untuk menurunkan beban atau ukuran

tumor tersebut, sehingga memungkinkan untuk dilanjutkan modified radical

mastectomy, diikuti dengan kemoterapi dan radioterapi.

3. Terapi anti-estrogen

Dalam sitosol sel-sel karsinoma mammae terdapat protein spesifik berupa reseptor

hormonal yaitu reseptor estrogen dan progesteron. Reseptor hormon ini ditemukan

pada lebih dari 90% karsinoma duktal dan lobular invasif yang masih

berdiferensiasi baik.

Setelah berikatan dengan reseptor estrogen dalam sitosol, tamoxifen

menghambat pengambilan estrogen pada jaringan payudara. Respon klinis

terhadap anti-estrogen sekitar 60% pada wanita dengan karsinoma mammae

dengan reseptor hormon yang positif, tetapi lebih rendah yaitu sekitar 10% pada

reseptor hormonal yang negatif. Kelebihan tamoxifen dari kemoterapi adalah

tidak adanya toksisitas yang berat. Nyeri tulang, hot flushes, mual, muntah dan

Universitas Sumatera Utara

Page 34: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Kanker Payudara …repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/38965/4/Chapter ll.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA . 2.1. Definisi Kanker Payudara

retensi cairan dapat terjadi pada pengunaan tamoxifen. Resiko jangka panjang

pengunaan tamoxifen adalah karsinoma endometrium. Terapi dengan tamoxifen

dihentikan setelah 5 tahun. Beberapa ahli onkologi merekomendasikan tamoxifen

untuk ditambahkan pada terapi neoadjuvan pada karsinoma mammae stadium

lanjut terutama pada reseptor hormonal yang positif. Untuk semua wanita dengan

karsinoma mammae stadium IV, anti-estrogen (tamoxifen), dipilih sebagai terapi

awal.

4. Terapi antibodi anti-HER2/neu

Penentuan ekspresi HER-2/neu pada semua karsinoma mammae yang baru

didiagnosis, saat ini direkomendasi. Hal ini digunakan untuk tujuan prognostik

pada pasien tanpa pembesaran KGB, untuk membantu pemilihan kemoterapi

adjuvan karena dengan regimen adriamycin menberikan respon yang lebih baik

pada karsinoma mammae dengan overekspresi HER-2/neu. Pasien dengan

overekspresi Her-2/neu mungkin dapat diobati dengan trastuzumab yang

ditambahkan pada kemoterapi adjuvan.

2.10.Prognosis

Survival rates untuk wanita yang didiagnosis karsinoma mammae antara tahun

1983-1987 telah dikalkulasi berdasarkan pengamatan, epidemiologi dan hasil

akhir program data, didapatkan bahwa angka 5-year survival untuk stadium I

adalah 94%, stadium IIa 85%, IIb 70%, dimana pada stadium IIIa sekitar 52%,

IIIb 48% dan untuk stasium IV adalah 18%.

Universitas Sumatera Utara