29
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Dalam landasan teori inidijabarkanteori-teori yang mendukung perumusan hipotesis serta hal-hal lain yang membantu dalam analisis hasil- hasil penelitian nantinya.Adapun penjabaran teori dan argumentasi tersebut nantinya digunakan sebagai tuntunan dalam memecahkan masalah pada penelitian ini. 2.1.1. Pengalaman Kerja Singgih dan Bawono (2010) mengatakan bahwa pengalaman merupakan suatu proses pembelajaran penambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non formal atau bisa juga diartikan sebagai suatu proses yang membawa seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Variabel pengalaman akan diukur dengan menggunakan indikator lamanya bekerja,frekuensi pekerjaan pemeriksaan yang telah dilakukan,dan banyaknya pelatihan yang telah diikutinya. Pengalaman kerja seseorang menunjukkan jenis-jenis pekerjaan yang pernah dilakukan seseorang dan memberikan peluang yang besar bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan yang lebih baik.Semakin luas pengalaman kerja seseorang,semakin terampil melakukan pekerjaan dan semakin sempurna pola berpikir dan sikap dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan (Abriyani Puspaningsih, 2004 dalam Nurmalita Sari, 2011). Pengalaman kerja menujukan suatu kemampuan atau keterampilan yang dimiliki seseorang. Seseorang yang sudah memiliki pengalaman kerja pasti akan lebih mudah untuk memahami suatu pekerjaan yang serupa daripada orang yang belum memiliki pengalaman. Pernyataan diatas didukung oleh pernyataan Hariandja (2002 ) menyatakan, ” Pengalaman kerja adalah suatu pekerjaan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKArepository.stimart-amni.ac.id/393/2/BAB II YESS.pdf · BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Landasan Teori Dalam landasan teori inidijabarkanteori-teori yang mendukung

  • Upload
    others

  • View
    17

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 6

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Landasan Teori

    Dalam landasan teori inidijabarkanteori-teori yang mendukung

    perumusan hipotesis serta hal-hal lain yang membantu dalam analisis hasil-

    hasil penelitian nantinya.Adapun penjabaran teori dan argumentasi tersebut

    nantinya digunakan sebagai tuntunan dalam memecahkan masalah pada

    penelitian ini.

    2.1.1. Pengalaman Kerja

    Singgih dan Bawono (2010) mengatakan bahwa pengalaman

    merupakan suatu proses pembelajaran penambahan perkembangan

    potensi bertingkah laku baik dari pendidikan formal maupun non

    formal atau bisa juga diartikan sebagai suatu proses yang membawa

    seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Variabel

    pengalaman akan diukur dengan menggunakan indikator lamanya

    bekerja,frekuensi pekerjaan pemeriksaan yang telah dilakukan,dan

    banyaknya pelatihan yang telah diikutinya.

    Pengalaman kerja seseorang menunjukkan jenis-jenis

    pekerjaan yang pernah dilakukan seseorang dan memberikan peluang

    yang besar bagi seseorang untuk melakukan pekerjaan yang lebih

    baik.Semakin luas pengalaman kerja seseorang,semakin terampil

    melakukan pekerjaan dan semakin sempurna pola berpikir dan sikap

    dalam bertindak untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

    (Abriyani Puspaningsih, 2004 dalam Nurmalita Sari, 2011).

    Pengalaman kerja menujukan suatu kemampuan atau

    keterampilan yang dimiliki seseorang. Seseorang yang sudah memiliki

    pengalaman kerja pasti akan lebih mudah untuk memahami suatu

    pekerjaan yang serupa daripada orang yang belum memiliki

    pengalaman. Pernyataan diatas didukung oleh pernyataan Hariandja

    (2002 ) menyatakan, ” Pengalaman kerja adalah suatu pekerjaan atau

  • 7

    jabatan yang pernah diduduki sebelumya selama kurun waktu

    tertentu.” Selain itu ada pendapat lain menurut Hasibuan (2002),

    ”Pengalaman kerja seorang pelamar hendaknya mendapat

    pertimbangan utama dalam proses seleksi. Orang yang berpengalaman

    merupakan calon karyawan yang siap pakai”.

    Banyak perusahaan yang dalam perekrutan tenaga kerjanya

    dipilih yang sudah mempunyai pengalaman kerja, karena pengalaman

    kerja seseorang dianggap sebagai salah satu kualitas tenaga kerja,

    sehingga tenaga kerja yang berpengalaman sangat dibutuhkan dalam

    dunia usaha.Banyaknya pengalaman kerja seseorang ditentukan oleh

    masa kerja atau lamanya seseorang itu bekerja.

    Dari uraian beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa

    pengalaman kerja adalah tingkat peguasaan pengetahuan serta

    keterampilan seseorang yang dapat diukur dari masa kerja

    seorang.Sehingga semakin lama seseorang bekerja semakin bertambah

    pengalamannya terhadap pekerjaannya.Dengan banyaknya

    pengalaman kerja yang dimiliki seseorang pekerja maka orang

    tersebut akan lebih menguasai pekerjaannya,sehingga dapat

    menyelesaikan pekerjaannya dengan baik ini berarti orang tersebut

    mempunyai efektifitas kerja yang baik.

    Dari uraian diatas tentang pengalaman kerja, penulis

    menyimpulkan hal yang bisa dijadikan indikator pengalaman kerja

    seorang karyawan adalah lama kerja atau masa kerja,yaitu

    pengalaman kerja seorang karyawan pada jangka waktu tertentu

    dengan ukuran tahun pada organisasi atau perusahaan tempat dia

    bekerja sebelumnya.

    2.1.2. Kepuasan Kerja

    Kepuasan kerja merujuk pada pengalaman kesenangan atau

    kesukaan yang dirasakan oleh seseorang ketika apa yang

    diinginkannya tercapai (Weihrich,Kontz dalam Lijan Poltak

    Sinambela (2012).Menurut Michell dan Larson Lijan Poltak

  • 8

    Sinambela (2012), setidaknya ada dua alasan untuk mengetahui

    kepuasan dan akibatnya yaitu (1) bersumber dari faktor organisasi,

    kepuasan adalah suatu hal yang dapat mempengaruhi perilaku kerja,

    kelambanan bekerja, ketidakhadiran dan keluar masuknya pegawai;

    (2) bersumber dari sumber daya dan penyebab kepuasan, karena

    kepuasan sangat penting untuk meningkatkan kinerja perorangan.

    Berikut dijabarkan beberapa definisi dari kepuasan kerja :

    1. Kepuasan kerja adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang

    yang menunjukkan perbedaan antara jumlah penghargaan yang

    diterima dengan yang seharusnya diterima (Robbins dalam Lijan

    Poltak Sinambela ( 2012).

    2. Kepuasan kerja adalah sikap positif atau negatif yang dilakukan

    individu terhadap pekerjaannya (Greenberg dan Baron dalam

    Lijan Poltak Sinambela (2012).

    3. Kepuasan kerja adalah respon affective atau emosional terhadap

    berbagai segi pekerjaan (Kreitner dan Kinicki dalam Lijan Poltak

    Sinambela (2012).

    4. Kepuasan kerja adalah suatu perasaan yang menyokong atau tidak

    menyokong diri pegawai yang berhubungan dengan pekerjaannya

    maupun dengan kodisi dirinya (Mangkunegara dalam Lijan Poltak

    Sinambela (2012).

    Menurut Davis dan Newstrom dalam Lijan Poltak Sinambela

    (2012),manajer harus berusaha meningkatkan kepuasan kerja

    pegawainya.Untuk membangun organisasi atau masyarakat yang lebih

    baik, untuk itu perlu menjawab tiga pertanyaan penting sebagai

    berikut :

    1. Apakah jumlah pegawai yang tidak puas cukup banyak?

    2. Apakah kepuasan kerja berkaitan dengan perilaku merusak?

    3. Apakah perilaku itu merusak organisasi?

    Terdapat banyak variabel yang menyebabkan puas tidaknya

    seseorang dalam pekerjaannya. Menurut Kreitner dan Kinicki dalam

  • 9

    Lijan Poltak Sinambela (2012),terdapat lima penyebab kepuasan kerja

    yaitu (1), Need Fulfillment (pemenuhan kebutuhan) (2), Discepancies

    (perbedaan) (3), Value attaintment (pencapaian nilai) (4), Equity

    (keadilan), (5) Dispositional/genetic components (komponen genetik).

    Adapun indikator-indikator kepuasan kerja antara lain:

    1. Kesetiaan

    Penilai mengukur kesetiaan karyawan terhadap

    pekerjaannya, jabatannya, dan organisasi. Kesetiaan ini

    dicerminkan oleh kesediaan karyawan menjaga dan membela

    organisasi di dalam maupun di luar pekerjaan dari rongrongan

    orang yang tidak bertanggung jawab.

    2. Kemampuan

    Penilai menilai hasil kerja baik kualitas maupun kuantitas

    yang dapat dihasilkan karyawan tersebut dari uraian

    pekerjaannya.

    3. Kejujuran

    Penilai menilai kejujuran dalam melaksanakan tugas-

    tugasnya memenuhi perjanjian baik bagi dirinya sendiri maupun

    terhadap orang lain.

    4. Kreatifitas

    Penilaimenilai kemampuan karyawan dalam

    mengembangkan kreativitasnya untuk menyelesaikan

    pekerjaannya, sehingga akan dapat bekerja lebih baik.

    5. Kepemimpinan

    Penilai menilai kemampuan untuk memimpin, mempunyai

    pribadi yang kuat,dihormati,berwibawa dan dapat memotivasi

    orang lain atau bawahannya untuk bekerja secara efektif.

    6. Tingkat Gaji

    Penilai menilai jumlah gaji yang diberikan perusahaan dan

    diterima karyawan harus sesuai dengan apa yang karyawan

    berikan kepada perusahaan agar mereka merasa puas.

  • 10

    7. Kompensasi tidak langsung

    Penilai menilai pemberian balas jasa yang memadai dan

    layak kepada para karyawan atas kontribusi mereka membantu

    perusahaan mencapai tujuannya.Pemberian balas jasa atau

    imbalan atas tenaga, waktu, pikiran serta prestasi yang telah

    diberikan seseorang kepada perusahaan.

    8. Lingkungan Kerja

    Penilai menilai lingkungan kerja yang baik dapat membuat

    karyawan merasa nyaman dalam bekerja

    2.1.3. Motivasi Kerja

    Motivasi berasal dari motive atau bahasa latinnya,yaitu

    movere, yang berarti “mengerahkan”.Liang Gie mendefenisikan

    motive atau dorongan adalah suatu dorongan yang menjadi pangkal

    seseorang melakukan sesuatu atau bekerja. Seseorang yang sangat

    termotivasi, yaitu orang yang melaksanakan upaya substansial,guna

    menunjang tujuan-tujuan produksi unit kerjanya,dan organisasi

    dimana ia bekerja. Seseorang yang tidak termotivasi, hanya

    memberikan upaya minimum dalam hal bekerja.

    Dengan demikian dapat dikatakan bahwa motivasi pada

    dasarnya adalah kondisi mental yang mendorong dilakukannya suatu

    tindakan (action atau activities) dan memberikan kekuatan yang

    mengarah kepada pencapaian kebutuhan, memberi kepuasan ataupun

    mengurangi ketidak seimbangan.

    Kinerja seorang karyawan akan baik bila dia mempunyai

    keahlian (skill) yang tinggi,bersedia bekerja karena digaji atau diberi

    upah sesuai dengan perjanjian, mempunyai harapan (expectation)

    masa depan yang lebih baik.

    Mengenai gaji dan adanya harapan (expectation) merupakan

    hal yang menciptakan motivasi seorang karyawan bersedia

    melaksanakan kegiatan kerja dengan kinerja yang baik. Bila

  • 11

    sekelompok karyawan dan atasannya mempunyai kinerja yang

    baik,maka akan berdampak pada kinerja perusahaan yang baik pula.

    Dalamteorinya yang dikutip Brantas (2009), yaitu

    McClelland’s Achievement Motivation Theory (teori motivasi prestasi

    McClelland’s) ada tiga faktor ataudimensi dari motivasi, yaitu

    motif,harapandan insentif.Motif (Motive) adalah suatu perangsang

    keinginan dan daya penggerakkemauan bekerja seseorang.Setiap

    motif mempunyai tujuan tertentu yang ingindicapai. Dorongan untuk

    melakukan suatu perbuatan tertentu tersebut dapatdiakibatkan oleh

    hasil proses pemikiran dari dalam diri pegawai maupun dari

    luardirinya. Alasan-alasan yang mendorong manusia untuk melakukan

    sesuatudikarenakan mempunyai kebutuhan-kebutuhan yang harus

    dipenuhi.

    Hasibuan(2000) Brantas (2009) mengemukakan dalam

    memotivasi karyawan,pimpinan hendaknya menyediakan peralatan

    menciptakan suasana pekerjaan yang baikdan memberikan

    kesempatan untuk promosi. Dengan demikian,kemungkinan untuk

    mencapa kebutuhan akan prestasi, afiliasi dan kekuatan yang

    diinginkannya,yang merupakan daya penggerak untuk memotivasi

    karyawan dan menggerakkan semua potensi yang dimilikinya.

    Teori ini mengemukakan bahwa seseorang mempunyai

    kebutuhan yang berhubungan dengan dengan tempat dan suasana di

    lingkungan ia bekerja, dapat diukur dengan indikator-indikator yaitu;

    (1) upah yang adil dan layak;(2) kesempatan untuk maju; (3)

    pengakuan sebagai individu; (4) keamananbekerja; (5) tempat kerja

    yang baik; (6) penerimaan oleh kelompok; (7) perlakuanyang wajar;

    (8) pengakuan atas prestasi.

    Harapan (Expectancy) adalah suatu kesempatan yang diberikan

    terjadi karena perilaku untuk tercapainya tujuan. Secara umum

    harapan dapat diartikan sebagai suatu tindakan tertentu akan diikuti

    oleh hasil atau tindakan berikutnya.Dalam konsep ini harapan tersebut

  • 12

    dapat dinilai nol (harapan sama sekali tidakada). Tetapi dapat pula

    satu, bila sangat yakin bahwa hasilnya positif ada.Secarasederhana,

    teori ini menyatakan bahwa motivasi seseorang dalam organisasi

    tergantung pada harapannya.Seseorang akan mempunyai motivasi

    tinggi untuk berprestasi tinggi dalam organisasi,jika ia berkeyakinan

    bahwa dari prestasinya itu ia dapat mengharapkan imbalan yang lebih

    besar. Sebaliknya sesorang tidakmempunyai harapan bahwa

    prestasinya akan dihargai lebih tinggi tidak akan pulaberusaha

    meningkatkan prestasinya. Hersey (1982) Brantas (2009

    )mengemukakan indikator-indikator tentang harapan para karyawan

    sebagai berikut; (1) kondisi kerja yang baik; (2) perasaan ikut

    terlibat;(3) pendisiplinan yang bijaksana; (4) penghargaan penuh atas

    penyelesaian pekerjaan; (5) loyalitas pimpinan terhadap karyawan; (6)

    pemahaman yang simpatik atas persoalan pribadi; (7) jaminan

    pekerjaan.

    Insentif (Incentive) yaitu memotivasi (merangsang) bahwa

    dengan memberikan hadiah (imbalan) kepada mereka yang berprestasi

    di atas prestasi standar. Dengan demikian semangat kerja bawahan

    akan meningkat karena umumnya manusia senang menerima yang

    baik-baik saja. Perangsang atau dayatarik yang sengaja diberikan

    kepada pegawai dengan tujuan ikut membangun,memelihara dan

    memperkuat harapan-harapan pegawai agar dalam diri pegawai timbul

    semangat yang lebih besar untuk berprestasi dalam organisasi. Adabe

    berapa indikaror tentang imbalan yang berasal dari pekerjaan

    (ekstrinsik) yang dikemukakan oleh Gibson (1996) Brantas (2009)

    adalah; (1) gaji danupah; (2) tunjangan; (3) promosi.

    Indikator motivasi kerja dalam penelitian ini adalah; (1) gaji

    yang diterima; (2) pengakuan sebagai individu; (3) penerimaan oleh

    kelompok;(4) kondisi kerja;(5) pendisiplinan yang bijaksana;(6)

    loyalitas pimpinan;(7) tunjangan yang diterima;(8) promosi yang

    diperoleh.

  • 13

    2.1.4. Kinerja

    Pengelolaan sumber daya manusia sangatlah penting bagi

    perusahaan atau organisasi.Organisasi atau perusahaan harus dapat

    mengelola, mengatur, memanfaatkan pegawai sehingga dapat

    berfungsi secara produktif untuk tercapainya tujuan.Sumber daya

    manusia merupakan salah satu faktor produksi potensial. Faktor

    manusia bukan hanya bekerja secara fisik saja akan tetapi juga bekerja

    secara berfikir. Optimalisasi sumber daya manusia menjadi titik

    perhatian organisasi atau perusahaan dalam meningkatkan kinerja

    pegawai.Sehingga dapat dikatakan sumber daya manusia adalah

    sumber yang sangat penting atau faktor kunci dalam menghasilkan

    kinerja yang baik.

    Menurut Suyadi Prawirosentoro (2015),kinerja atau dalam

    bahasa Inggris ”performance” atau “to perform” adalah hasil kerja

    yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu

    organisasi sesuai dengan wewenang dan tanggungjawab masing-

    masing, dalam rangka upaya untuk mencapai tujuan organisasi

    bersangkutan secara legal,tidak melanggar hukum dan sesuai dengan

    moral maupun etika.

    Veithzal Rivai (2005) menyebutkan : “kinerja adalah

    kesediaan seseorang atau kelompok orang untuk melakukan sesuatu

    kegiatan dan menyempurnakannya sesuai dengan tanggung jawabnya

    dengan hasil seperti yang diharapkan”. Selanjutnya Veithzal Rivai

    menjelaskan bahwa : “pada hakikatnya kinerja merupakan prestasi

    yang dicapai oleh seseorang dalam melaksanakan tugasnya atau

    pekerjaannya sesuai dengan standar dan kriteria yang ditetapkan untuk

    pekerjaan itu”.

    Oleh karenanya, kinerja merupakan hal yang penting untuk

    dilakukan secara berkelanjutan dan memberikan umpan balik dalam

    upaya mencapai keberhasilan di masa mendatang.Penggunaan kata

  • 14

    kinerja sendiripun kadang-kadang disamaartikan dengan prestasi

    kerja, efektivitas kerja,hasil kerja, pencapaian tujuan, produktivitas

    kerjadan berbagai istilah lainnya.Lijan Poltak Sinambela

    (2012),mengemukakan bahwa kinerja pegawai didefinisikan sebagai

    kemampuan pegawai dalam melakukan sesuatu keahlian tertentu.

    Kinerja pegawai sangatlah perlu,sebab dengan kinerja ini akan

    diketahui seberapa jauh kemampuan pegawai dalam melaksanakan

    tugas yang dibebankan kepadanya. Untuk itu diperlukan penentuan

    kriteria yang jelas dan terukur serta ditetapkan secara bersama-sama

    yang dijadikan sebagai acuan.

    Dari beberapa pendapat atau definisi diatas maka dapat

    disimpulkan bahwa kinerja adalah hasil kerja seseorang dalam suatu

    organisasi dalam mencapai tujuan organisasi atau perusahaan dan

    meminimalisir kerugian organisasi atau perusahaan.

    Gambar 2.1 : Elemen Suatu Pendekatan Sistematik Untuk Menimbulkan

    Harapan Kinerja

    Gambar di atas menunjukkan bahwa untuk memperoleh

    kinerja yang baik harus memperhatikan empat elemen pokok yaitu:

    deskripsi jabatan,yang akan menguraikan tugas dan tanggungjawab

    suatu jabatan, sehingga pejabat yang akan melakukannya tahu secara

    pasti apa yang harus dilakukannya. Bidang hasil dengan indikator

    kinerja haruslah jelas.Selain penetapan indicator pelaksanaan tugas

    tentu saja harus ada standar kinerja yang menunjukkan berhasil atau

    tidaknya tugas yang dilaksanakan tersebut. Dengan melakukan ketiga

    1

    Deskripsi

    Jabatan

    2

    Bidang Hasil

    dengan Indikator

    Kinerja 3

    Standar

    Kinerja

    4

    Tujuan

  • 15

    elemen tersebut secara sistematis diharapkan tujuan yang sudah

    ditetapkan tersebut akan dapat dicapai.

    a. Kinerja Individu

    Kinerja individu didefinisikan sebagai kemampuan individu

    dalam melakukan sesuatu dengan keahlian tertentu Lijan Poltak

    Sinambela (2012). Stephen Robbins (Robbins, 1996) Lijan Poltak

    Sinambela (2012) mengemukakan bahwa kinerja diartikan sebagai

    hasil evaluasi terhadap pekerjaan yang dilakukan individu

    dibandingkan dengan kriteria yang telah ditetapkan bersama.

    Kedua konsep diatas menunjukkan bahwa kinerja seseorang

    sangatlah perlu, sebab dengan kinerja ini akan diketahui seberapa

    jauh kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugasmu. Untuk

    mengetahui hal itu diperlukan penentuan kriteria pencapaiannya

    yang ditetapkan secara bersama-sama.

    b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja individu

    1. Faktor Individual

    Yaitu faktor-faktor yang meliputi sikap, sifat kepribadian, sifat

    fisik, minat dan motivasi, pengalaman, umur, jenis kelamin,

    tingkat pendidikan, serta faktor individual lainnya.

    2. Faktor Situasional

    a. Faktor fisik pekerjaan, meliputi: metode kerja, kondisi dan

    desain perlengkapan kerja, penentuan ruang dan lingkungan

    fisik (penyinaran, temperatur dan ventilasi).

    b. Faktor sosial dan organisasi, meliputi peraturan organisasi,

    jenis latihan dan pengawasan, sistem upah dan lingkungan

    sosial.

    Faktor-faktor kinerja juga dipengaruhi oleh motivasi,

    kepuasan kerja, tingkat stress, kondisi fisik pekerjaan,sistem

    kompensasi, desain pekerjaan, komitmen terhadap organisasi dan

    aspek-aspek ekonomis, teknis serta keperilakuan lainnya.

  • 16

    Terdapat hubungan yang erat antara kinerja perorangan

    (individual performance) dengan kinerja lembaga (institutional

    performance) atau kinerja perusahaan (corporate performance).

    Dengan kata lain bila kinerja karyawan (individual performance)

    baik maka kemungkinan besarnya kinerja perusahaan (corporate

    performance) juga baik.

    Penilaian kinerja dititikberatkan pada suatu proses

    pengukuran yang memberi perhatian pada teknik-teknik penilaian

    (Rivai; Basri, 2005, Lijan Poltak Sinambela (2012). Penggunaan

    teknik-teknik penilaian kinerja akan menjadi efektif jika penilaian

    memperhatikan validitas dan reliabilitas teknik penilaian.

    Menurut Donnelly,Gibsondan Ivancevich (1994) Lijan

    Poltak Sinambela (2012), bahwa kinerja individu dipengaruhi oleh

    enam faktor yaitu:

    1. Harapan mengenai imbalan.

    2. Dorongan.

    3. Kemampuan, kebutuhan dan sifat.

    4. Persepsi terhadap tugas.

    5. Imbalan internal dan eksternal, dan

    6. Persepsi tentang tingkat imbalan dan kepuasan kerja.

    Miner (Sudarmanto, 2009), mengemukakan 4 dimensi yang

    dijadikan sebagai tolak ukur dalam menilai kinerja, yaitu :

    1. Kualitasyaitu : tingkat kesalahan, kerusakan, kecermatan.

    2. Kuantitasyaitu jumlah pekerjaan yang dihasilkan

    3. Penggunaan waktu dalam bekerja, yaitu tingkat ketidakhadiran,

    keterlambatan waktu kerja efektif/jam kerja hilang

    4. Kerja sama dengan orang lain dalam bekerja

  • 17

    2.2. Penelitian Terdahulu

    Beberapa penelitian yang membahas mengenai kinerja telah

    dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya yang digunakan oleh peneliti

    sebagai rujukan. Beberapa penelitian tersebut diantaranya sebagai berikut:

    Bella Ariviana (2014) melakukan penelitian tentang pengaruh

    akuntabilitas, pengetahuan, pengalamandan independensi terhadap kualitas

    hasil kerja auditor. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman

    memiliki pengaruh positif terhadap kualitas hasil kerja.Penelitian Luh

    Aristarini (2011) penelitian. Pengaruhpengalaman kerja, kompetensi sosial

    dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada bagian pemasaran PT.

    Adira Finance Singaraja menyatakan bahwa ada pengaruh positif

    pengalaman kerja, kompetensi sosial dan motivasi kerja terhadap kinerja

    karyawan. Dalam penelitian Andi Basuki (2009) tentang pengaruh gaya

    kepemimpinan dan pengalaman kerja terhadap kinerja karyawan PT.

    Hamudhaprimamedia Boyolali tahun 2009 menyatakan bahwa ada pengaruh

    yang signifikan pengalaman kerja terhadap kinerja karyawan. Namun hal ini

    berlawanan dengan penelitian yang dilakukan oleh Haris Fuad (2015)yang

    mengangkat judul Pengaruh pengalaman, otonomi, profesionalisme,

    ambiguitas perandan motivasiterhadap kinerja auditor(Studi Empiris pada

    Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Semarang) menyatakan bahwa

    pengalaman tidak berpengaruh terhadap kinerja.

    Ayu Desi Indrawati(2013) dalam penelitiannya tentang Pengaruh

    kepuasan kerja terhadap kinerja karyawandan kepuasan pelanggan pada

    rumah sakit swastadi kota Denpasar menyatakan bahwa kepuasan kerja

    memiliki pengaruh signifikan yang positif terhadap kinerja karyawan. Dian

    Kristianto, dkk (2011) dalam penelitianPengaruh kepuasan kerja terhadap

    kinerja karyawan dengan komitmen organisasional sebagai variabel

    intervening (studi pada RSUDTugurejo Semarang) juga menyatakan bahwa

    kepuasan kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

    variabel kinerja karyawan. Hal ini juga serupa dengan dengan hasil

    penelitian dari Febri Furqon Artad (2014) tentang Pengaruh kepuasan kerja

  • 18

    dan beban kerja terhadapkinerja karyawan pada PT. Merapi Agung

    Lestariyang menyatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap

    kinerja karyawan. Penelitian tersebut juga didukung oleh penelitian

    Rahmatullah Burhanuddin Wahab (2012) tentang Pengaruh kepuasan kerja

    dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank Mandiri

    (Persero) tbk Makassarjuga menyatakan bahwa kepuasan kerja berpengaruh

    signifikan terhadap Kinerja Karyawan namun hal tersebut berbeda dengan

    hasil penelitian dari Kresno Nugroho P (2011) tentang Pengaruh

    organisasional (studi pada balai besar pendidikan dan pelatihan

    kesejahteraan Universitas Pembangunan Nasional “veteran”kepuasan kerja

    dan komitmen organisasional terhadap kinerja karyawansosial Yogyakarta)

    yang menyatakan bahwa kepuasan kerja tidak berpengaruh secara signifikan

    terhadap kinerja

    Mengacu pada faktor motivasi kerja,dalam penelitian Haris Fuad

    (2015), tentang Pengaruh pengalaman, otonomi, profesionalisme,

    Ambiguitas peran, dan motivasiTerhadap kinerja auditor (Studi Empiris

    pada Kantor Akuntan Publik di Surakarta dan Semarang) menyatakan

    bahwa ada pengaruh positif antara motivasi kerja terhadap kinerja

    karyawan. Hal tersebut juga serupa dengan hasil penelitian Rahmatullah

    Burhanuddin Wahab (2012) tentang Pengaruh kepuasan kerja dan motivasi

    kerja terhadap kinerja karyawan pada PT. Bank mandiri (persero) tbk

    Makassar yang juga menyatakan bahwa motivasi kerja berpengaruh

    signifikan terhadap Kinerja Karyawan. Ini juga didukung dengan hasil

    penelitian yang dilakukan oleh Khairul Akhir Lubis (2008) tentang

    Pengaruh kepuasan kerja dan motivasi kerja terhadap kinerja karyawan pada

    PT. Bank Mandiri (Persero) tbk Makassar yang menyatakan bahwa motivasi

    kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan baik secara parsial maupun

    simultan. Namun, hasil berbeda ditujukkan dalam penelitian yang dilakukan

    oleh Titis Windiara (2014) tentang Analisis pengaruh motivasi kerja serta

    tingkat kesejahteraan karyawan terhadap kinerja karyawan (studi kasus pada

  • 19

    PT. Indoturbine Jakarta)yang menyatakan bahwa motivasi kerja tidak

    berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

    Tabel 2.1

    Penelitian Terdahulu

    No

    Nama

    Penelitian

    dan Tahun

    Penelitian

    Judul Penelitian Variabel Penelitian Hasil Penelitian

    1 Khairul Akhir

    Lubis (2008)

    Pengaruh kepuasan

    kerja dan motivasi

    kerja terhadap

    kinerja karyawan

    pada PT. Bank

    Mandiri (Persero)

    tbk Makassar

    Pelatihan kerja,

    motivasi kerja, kinerja

    karyawan

    Peningkatan Kinerja

    Penggunaan Oil Water

    Separator Di Mv.Sea

    Apache Dalam Usaha

    Penanggulangan Terjadinya

    Pencemaran

    2 Andi Basuki

    (2009)

    Pengaruh gaya

    kepemimpinan dan

    pengalaman kerja

    terhadap kinerja

    karyawan PT.

    Hamudhaprimamedi

    Boyolali tahun 2009

    Gaya kepemimpinan,

    pengalaman

    kerja,kinerja karyawan

    Berdasarkan hasil

    penelitian, dapat

    disimpulkan (1) ada

    pengaruh yangsignifikan

    Gaya Kepemimpinan (X1)

    terhadap Kinerja Karyawan

    (Y) di PT HamudhaPrima

    Media Boyolali tahun 2009,

    karena r hitung lebih besar r

    table atau 0,436 > 0,361

    padataraf signifikansi 5%.

    (2) ada pengaruh yang

    signifikan Pengalaman

    Kerja (X2) terhadapKinerja

    Karyawan (Y) di PT

    Hamudha Prima Media

    41

  • 20

    Boyolali tahun 2009, karena

    r hitung lebih besar r tabel

    atau 0,399 > 0,361 pada

    taraf signifikansi 5%. (3)

    ada pengaruh

    yangsignifikan Gaya

    3 Donny

    Prakasa

    Utama (2010)

    Pengaruh Disiplin

    Kerja Dan Sistem

    Kompensasi

    Pegawai Negeri Sipil

    Terhadap Kinerja

    Pegawai Negeri Sipil

    Di Badan

    Kepegawaian

    Negara

    Disiplin kerja, sistem

    kompensasi pegawai,

    kinerja pegawai

    Disiplin kerja dan sistem

    kompensasi memiliki

    pengaruh yang positif dan

    signifikan, baik secara

    parsial maupun simultan,

    terhadap kinerja pegawai di

    lingkungan Badan

    Kepegawaian Negara.

    4 Luh Aristarini

    (2011)

    Pengaruh

    pengalaman kerja,

    kompetensi sosial

    dan motivasi kerja

    terhadap kinerja

    karyawan pada

    bagian pemasaran

    PT. Adira Finance

    Singaraja

    Kinerja karyawan,

    kompetensi sosial,

    motivasi kerja dan

    pengalaman kerja

    Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa (1)

    ada pengaruh positif

    pengalaman kerja,

    kompetensi sosial dan

    motivasi kerja terhadap

    kinerja karyawan,(2) ada

    pengaruh positif

    pengalaman kerja terhadap

    kinerja karyawan,(3) ada

    pengaruh positif

    kompetensi sosial terhadap

    kinerja karyawan,(4) ada

    pengaruh positif motivasi

    kerja terhadap kinerja

    karyawan, (5) ada pengaruh

    42

  • 21

    positif pengalaman kerja

    terhadap kompetensi sosial,

    (6) ada pengaruh positif

    pengalaman kerja terhadap

    motivasi kerja dan (7) ada

    pengaruh positif

    kompetensi sosial terhadap

    motivasi kerja karyawan

    pada bagian pemasaran PT

    Adira Finance Singaraja.

    5 Dian

    Kristianto,

    dkk (2011)

    Pengaruh kepuasan

    kerja terhadap

    kinerja karyawan

    dengan komitmen

    organisasional

    sebagai variabel

    intervening (studi

    pada RSUDTugurejo

    Semarang)

    Kepuasan kerja, kinerja

    karyawan, komitmen

    organisasional

    Kepuasan kerja

    berpengaruh secara positif

    dan signifikan terhadap

    komitmen organisasional

    Komitmen organisasional

    memiliki pengaruh yang

    positif dan signifikan

    terhadap variabel kinerja

    karyawan

    Kepuasan kerja juga

    memiliki pengaruh yang

    positif dan signifikan

    terhadap variabel kinerja

    karyawan

    Komitmen organisasional

    mampu beroperasi sebagai

    variabel intervening dalam

    hubungan antara kepuasan

    kerja dan kinerja karyawan

    6 Kresno PePengaruh kepuasan Kepuasan kerja, Kepuasan kerja dan

  • 22

    Nugroho P

    (2011)

    kerja dan komitmen

    organisasional

    terhadap kinerja

    karyawan (studi

    pada balai besar

    pendidikan dan

    pelatihan

    kesejahteraansial

    yogyakarta)

    komitmen

    organisasional, kinerja

    karyawan

    komitmen organisasional

    tidak berpengaruh secara

    signifikan terhadap kinerja

    pada BBPPKS di

    Yogyakarta.

    Kepuasan kerja tidak

    berpengaruh secara

    signifikan terhadap

    kinerjapada pada BBPPKS

    di Yogyakarta.

    Komitmen organisasional

    tidak berpengaruh secara

    signifikan

    terhadap kinerja pada pada

    BBPPKS di Yogyakarta.

    7 Rahmatullah

    Burhanuddin

    Wahab (2012)

    Pengaruh kepuasan

    kerja dan motivasi

    kerja terhadap

    kinerja karyawan

    pada PT. Bank

    mandiri (persero) tbk

    Makassar

    Kepuasan kerja dan

    motivasi kerja, kinerja

    karyawan

    Kepuasan kerja dan

    Motivasi Kerja berpengaruh

    signifikan terhadap Kinerja

    Karyawan pada PT. Bank

    Mandiri (Persero) Tbk

    Makassar. Variabel

    Kepuasan Kerja dan

    Motivasi Kerja koefisien

    regresi bertanda positif (+)

    menandakan hubungan

    yang searah, dengan kata

    lain Kepuasan Kerja dan

    Motivasi Kerja akan

    meningkatkan kinerja

    karyawan pada PT. Bank

    Mandiri (Persero) Tbk

  • 23

    Makassar. Korelasi atau

    hubungan antara Kepuasan

    Kerja dan Motivasi Kerja

    dengan Kinerja Karyawan

    PT. Bank Mandiri (Persero)

    Tbk Makassar adalah

    sangat kuat sekali sebesar (r

    = 0,923) dan koefisien

    determinasi atau angka R

    square adalah sebesar

    0,853.

    8 Ayu Desi

    Indrawati

    (2013)

    Pengaruh kepuasan

    kerja terhadap

    kinerja karyawandan

    kepuasan pelanggan

    pada rumah sakit

    swastadi kota

    Denpasar

    Kepuasan kerja, kinerja

    karyawan, kepuasan

    pelanggan

    Hasil yang diperolehdalam

    penelitian ini 1) kepuasan

    kerja memiliki pengaruh

    signifikan yang positif

    terhadap kinerja

    karyawan,2) kinerja

    karyawan juga berpengaruh

    positif signifikan terhadap

    kepuasan pelanggan, dan 3)

    kepuasan

    kerja berpengaruh positif

    secara langsung terhadap

    dan tidak langsung melalui

    kinerja karyawan terhadap

    kepuasan pelanggan.

    9 Arief Setya

    Sandhi (2013)

    Analisis pengaruh

    motivasi

    kerjalingkungan

    kerja, dan stres kerja

    Motivasi

    kerja, lingkungan kerja,

    dan stres kerja, kinerja

    karyawan

    Y = 0,324 X1 + 0,228 X2 –

    0,267 X3

    motivasi kerja dan

    lingkungan kerja

  • 24

    terhadap kinerja

    karyawan (studi

    pada rsu puri asih

    salatiga)

    berpengaruh positif

    terhadap kinerja karyawan

    dan stres kerja berpengaruh

    negatif terhadap kinerja

    karyawan. Karena nilai

    signifikansi motivasi kerja

    dan stres kerja kurang dari

    0,05 dan nilai signifikansi

    lingkungan kerja lebih dari

    0,05, dapat disimpulkan

    bahwa

    terdapat pengaruh motivasi

    kerja dan stres kerja secara

    signifikan

    terhadap kinerjakaryawan

    Rumah Sakit Umum Puri

    Asih Salatiga dan tidak

    terdapat pengaruh

    lingkungan kerja secara

    signifikan terhadap kinerja

    karyawan Rumah Sakit

    UmumPuri Asih Salatiga.

    10 Arta Adi

    Kusuma

    (2013)

    Pengaruh Motivasi

    Dan Lingkungan

    Kerja Terhadap

    Kinerja Karyawan

    Hotel Muria

    Semarang

    Motivasi, lingkungan

    kerja, kinerja karyawan

    Ada pengaruh motivasi

    kerja terhadap kinerja

    karyawan Hotel Muria

    Semarang, dengan

    kontribusi sebesar 12,04%.

    Ada pengaruh lingkungan

    kerja terhadap kinerja

    karyawan Hotel Muria

  • 25

    Semarang, dengan

    kontribusi sebesar 8,88%.

    Ada pengaruh motivasi

    kerja dan lingkungan kerja

    secara bersama-sama

    terhadap kinerja karyawan

    Hotel Muria Semarang,

    dengan kontribusi sebesar

    37,6% , sedangkan sisanya

    sebesar 62,4% dipengaruhi

    oleh faktor faktor yang lain.

    11 Bella

    Ariviana

    (2014)

    Pengaruh

    akuntabilitas,

    pengetahuan,

    pengalaman, dan

    independensi

    terhadap kualitas

    hasil kerja auditor

    Akuntabilitas,pengetah

    uan, pengalaman,dan

    independensi,kualitas

    hasil kerja

    Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa

    akuntabilitas,pengetahuan,p

    engalaman,dan

    independensi memiliki

    pengaruh positif terhadap

    kualitas hasil kerja auditor.

    12 Febri Furqon

    Artad (2014)

    Pengaruh kepuasan

    kerja dan beban

    kerja terhadap

    kinerja karyawan

    pada PT. Merapi

    Agung Lestari

    Kepuasan kerja, beban

    kerja, kinerja karyawan

    Hasil penelitian pada taraf

    signifikansi 5%

    menemukan bahwa: (1)

    kepuasan kerja berpengaruh

    positif terhadap kinerja

    karyawan PT. Merapi

    AgungLestari dengan nilai

    (β) sebesar 0,402 (*p

  • 26

    (2) beban kerja berpengaruh

    positif terhadap kinerja

    karyawan PT. Merapi

    Agung Lestari dengan nilai

    (β) sebesar 0,427

    (**p

  • 27

    probabilitas (0,002 < 0,05).

    Variabel promosi jabatan

    berpengaruh terhadap

    kinerja karyawan. Hal ini

    dapat dilihat dari nilai

    probabilitas (0,013 <

    0,05).

    14 Satrijo

    Budiwibowo

    (2014)

    PengaruhGaya

    KepemimpinanTrans

    aksional,Transforma

    sional Dan Disiplin

    Kerja Terhadap

    Kinerja Guru

    (Karyawan) Di Kota

    Madiun

    Gaya kepemimpinan

    transaksional,

    transformasional,

    disiplin kerja, kinerja

    guru (karyawan)

    Hasil penelitian

    menunjukkan bahwa secara

    bersama-sama gaya

    kepemimpinan

    transaksional,

    transformasional, disiplin

    kerja berpengaruh terhadap

    kinerja karyawan

    perusahaan penyiaran.

    Secara parsial gaya

    kepemimpinan

    transaksional dan

    transformasional tidak

    berpengaruh terhadap

    kinerja. Dan disiplin kerja

    berpengaruh paling

    dominan terhadap kinerja.

    15 Tri Budi

    Setyani

    (2014)

    Analisis pengaruh

    kompensasi,

    motivasi, lingkungan

    kerja,dan budaya

    organisasi terhadap

    kinerja karyawan

    Kompensasi, motivasi,

    lingkungan

    kerja, dan budaya

    organisasi,

    kinerja karyawan

    Hasil penelitian ini

    menunjukan bahwa

    pertama, kompensasi

    berpengaruh terhadap

    kinerja karyawan, dengan

    nilai signifikansi

  • 28

    (studi kasus di

    lingkungan pegawai

    kantor PDAM

    Boyolali )

    0,041

  • 29

    ambiguitas peran, otonomi

    dan motivasi berpengaruh

    terhadap kinerja auditor.

    2.3. Hipotesis

    Hipotesis adalah jawaban sementara dari perumusan masalah dan

    harus dibuktikan kebenarannya.Dari penelitian terdahulu dan kerangka

    pemikiran diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai

    berikut:

    H1 : Diduga ada pengaruh factor pengalaman kerja terhadap kinerja

    karyawan

    H2 : Diduga ada pengaruh faktor kepuasan kerja terhadap kinerja

    karyawan

    H3 : Diduga ada pengaruh faktor motivasi kerja terhadap kinerja

    karyawan

    H4 : Diduga ada pengaruh faktor pengalaman kerja, kepuasan kerja,

    motivasi kerja secara simulatan terhadap kinerja karyawan.

  • 30

    H1

    H2

    H3

    H4

    2.4. Kerangka Pemikiran

    Gambar 2.3 : Kerangka Pemikiran

    Keterangan

    : Variabel : pengaruh

    : Indikator : Pengukur

    Pengalaman

    Kerja (X1)

    X1.1

    X1.2

    X1.3

    Kepuasan Kerja

    (X2)

    X2.1

    X2.2

    X2.3

    Motivasi Kerja

    (X3)

    X3.1

    X3.2

    X3.3

    Kinerja

    Karyawan (Y)

    Y1

    Y2

    Y3

  • 31

    Indikator Masing – masing Variable

    1. KinerjaPegawai (Y)

    Y1 Target yang ditetapkan tercapai

    Y2 Pelaksanaan pekerjaan tepat waktu

    Y3 Menghasilkan kerja yang berkualitas

    2. Pengalaman Kerja X1

    X1.1 Lama waktu/ masa kerja

    X1.2 Penguasaan terhadap pekerjaan dan peralatan.

    X1.3 Tingkat pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.

    3. Kepuasaan Kerja X2

    X2.1 Kepuasan Terhadap Gaji

    X2.2 Kepuasan Terhadap atasan / Supervisor

    X2.3 Mempunyai sifat positif

    4. Motivasi Kerja X3

    X3.1 Melakukan Motivasi berkala

    X3.2 Adanya kesejahteraan yang baik

    X3.3 Kesempatan yang luas untuk promosi

  • 32

    2.5. Diagram Alir Penelitian

    Gambar 2.2 : Diagram Alir Penelitian

    Latar Belakang Masalah

    Landasan Teori

    Metodologi Penelitian

    Pengumpulan Data

    Kepuasaan Kerja

    (X2)

    Pengalaman Kerja

    (X1)

    Motivasi Kerja

    (X3)

    Kinerja Pegawai (Y)

    Pengolahan Data

    Kesimpulan Dan Saran

    Analisa Data

  • 33

  • 34