19
11 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum 2.1.1 Definisi Hubungan Masyarakat Menurut (Sumbawabaratkab & Id, 2017) dalam Kusumastuti (2004:10) mengemukakan bahwa: Hubungan Masyarakat atau Humas, Humas adalah aktivitas komunikasi dua arah dengan publik (perusahaan/organisasi), yang bertujuan untuk menumbuhkan saling pengertian, saling percaya, dan saling membantu/kerja sama. Menurut (Sumbawabaratkab & Id, 2017) dalam Ruslan (2008:16) mengemukakan bahwa: Public Relations adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi publik, memperkenalkan berbagai kebijakan dan prosedur dari suatu individu atau organisasi berdasarkan kepentingan publik, dan membuat perencanaan, serta melaksanakan suatu program kerja dalam upaya memperoleh pengertian dan pengakuan publik. Menurut (Sumbawabaratkab & Id, 2017) dalam Abdurrachman (2001:27) mengemukakan bahwa, “Public Relations adalah kegiatan untuk menanamkan dan memperoleh pengertian, good will, kepercayaan, penghargaan, pada dan dari publik sesuatu badan khususnya dan masyarakat umumnya”. 2.1.2 Ruang Lingkup Hubungan Masyarakat Menurut (Sumbawabaratkab & Id, 2017) dalam Widjaja (2010:57) mengemukakan bahwa, Ruang lingkup Public Relations dalam suatu organisasi/lembaga antara lain sebagai berikut: a. Membina hubungan kedalam (publik internal) Publik internal adalah publik yang menjadi bagian dari unit/badan/perusahaan atau organisasi itu sendiri.

BAB II LANDASAN TEORI · Menurut (Xc & Xc, 2014) dalam Cutlip dan Center, Peranan public relations dalam suatu organisasi dapat dibagi empat kategori, antara lain: a. Penasehat Ahli

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 11

    BAB II

    LANDASAN TEORI

    2.1 Umum

    2.1.1 Definisi Hubungan Masyarakat

    Menurut (Sumbawabaratkab & Id, 2017) dalam Kusumastuti (2004:10) mengemukakan bahwa: Hubungan Masyarakat atau Humas, Humas adalah aktivitas komunikasi dua arah dengan publik (perusahaan/organisasi), yang bertujuan untuk menumbuhkan saling pengertian, saling percaya, dan saling membantu/kerja sama. Menurut (Sumbawabaratkab & Id, 2017) dalam Ruslan (2008:16) mengemukakan bahwa: Public Relations adalah fungsi manajemen yang mengevaluasi publik, memperkenalkan berbagai kebijakan dan prosedur dari suatu individu atau organisasi berdasarkan kepentingan publik, dan membuat perencanaan, serta melaksanakan suatu program kerja dalam upaya memperoleh pengertian dan pengakuan publik. Menurut (Sumbawabaratkab & Id, 2017) dalam Abdurrachman (2001:27)

    mengemukakan bahwa, “Public Relations adalah kegiatan untuk menanamkan dan

    memperoleh pengertian, good will, kepercayaan, penghargaan, pada dan dari

    publik sesuatu badan khususnya dan masyarakat umumnya”.

    2.1.2 Ruang Lingkup Hubungan Masyarakat

    Menurut (Sumbawabaratkab & Id, 2017) dalam Widjaja (2010:57)

    mengemukakan bahwa, Ruang lingkup Public Relations dalam suatu

    organisasi/lembaga antara lain sebagai berikut:

    a. Membina hubungan kedalam (publik internal) Publik internal adalah publik

    yang menjadi bagian dari unit/badan/perusahaan atau organisasi itu sendiri.

  • 12

    Seorang humas harus mampu mengidentifikasi atau mengenali hal-hal yang

    menimbulkan gambaran negatif di dalam masyarakat, sebelum kebijakan

    dijalankan oleh organisasi.

    b. Membina hubungan keluar (publik eksternal) Publik eksternal adalah publik

    umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan gambaran publik

    yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya.

    2.1.3 Tugas dan Fungsi Hubungan Masyarakat

    Menurut (Sumbawabaratkab & Id, 2017) dalam Ruslan (2008:108),

    Humas memiliki tugas dan kewajiban sebagai berikut:

    a. Berupaya memberikan penerangan atau informasi kepada masyarakat

    tentang pelayanan masyarakat (public services), kebijaksanaan serta tujuan

    yang akan dicapai oleh pihak pemerintah dalam menyampaikan program

    kerja pembangunan tersebut.

    b. Mampu menanamkan keyakinan dan kepercayaan, serta mengajak

    masyarakat dalam partisipasinya untuk melaksanakan program pembangunan

    di berbagai bidang, seperti sosial, ekonomi, hukum, politik, serta menjaga

    stabilitas keamanan dan ketertiban nasional

    c. Keterbukaan dan kejujuran dalam memberikan pelayanan serta pengabdian

    dari aparatur pemerintah bersangkutan perlu dijaga atau dipertahankan

    dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya masing-masing secara konsisten

    dan profesional.

    Menurut (Rahutomo, 2013) dalam Kusumastuti (2004: 23-24)

    mengatakan bahwa fungsi humas meliputi hal-hal berikut:

  • 13

    a. Menunjang kegiatan manajemen dan mencapai tujuan organisasi.

    b. Menciptakan komunikasi dua arah secara timbal balik dengan

    menyebarkan informasi dari perusahaan kepada publik dan menyalurkan opini

    publik pada perusahaan.

    c. Melayani publik dan memberikan nasehat kepada pimpinan organisasi

    untuk kepentingan umum.

    d. Membina hubungan secara harmonis antara organisasi dan publik, baik

    internal maupun eksternal.

    2.1.4 Peranan Hubungan Masyarakat

    Menurut (Xc & Xc, 2014) dalam Cutlip dan Center, Peranan public

    relations dalam suatu organisasi dapat dibagi empat kategori, antara lain:

    a. Penasehat Ahli

    Seorang praktisi Public Relations yang berpengalaman dan memiliki

    kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian

    masalah hubungan dengan publiknya. Hubungan praktisi Public Relations

    dengan manajemen organisasi seperti hubungan antaran dokter dan

    pasiennya. Artinya pihak manajemen bertindak pasif untuk menerima atau

    mempercayai apa yang telah disarankan atau usulan dari praktisi Public

    Relations tersebut dalam memecahkan dan mengatasi persoalan Public

    Relations yang tengah dihadapi oleh organisasi bersangkutan.

    b. Fasilitator Komunikasi

    Dalam hal ini praktisi Public Relations bertindak sebagai komunikator

    atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal mendengarkan

  • 14

    apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. Dipihak lain, dia

    juga dituntut mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan

    harapan organisasi kepada pihak publiknya. Sehingga dengan komunikasi

    timbal balik tersebut dapat tercipta saling pengertian, mempercayai,

    menghargai, mendukung dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak.

    c. Fasilitator Proses Pemecahan Masalah

    Peranan praktisi Public Relations dalam proses pemecahan persoalan

    merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk

    membantu pimpinan organisasi baik sebagai penasehat hingga mengambil

    tindakan eksekusi dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah

    dihadapi secara rasional dan professional.

    d. Teknisi Komunikasi

    Peranan teknisi komunikasi ini menjadikan praktisi Public Relations sebagai

    journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi

    atau yang dikenal dengan method of communication in organization.

    Menurut (Xc & Xc, 2014) Menurut Cutlip dan Center serta Canfieid,

    maka peranan humas dapat dirumuskan sebagai berikut:

    a. Menunjang kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan organisasi

    b. Membina hubungan harmonis antara organisasi dengan public, baik public

    ekstern maupun intern

    c. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dengan menyebarkan

    informasi dari organisasi kepada public dan menyalurkan opini public

    kepada masyarakat.

  • 15

    d. Melayani public dan menasehati pimpinan organisasi demi kepentingan

    umum.

    2.2 Studi Literatur

    2.2.1 Puskom Publik

    Pusat Komunikasi Publik disebut Puskompublik adalah unsur pendukung

    pelaksana tugas dan fungsi pertahanann berada dibawah dan bertanggung jawab

    kepada Menteri melalui Sekjen. Pusat Komunikasi Publik dipimpin oleh Kepala

    Puskom Publik yang disebut Kapuskom publik. Pusat Komunikasi Publik

    mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas pokok Kementerian dibidang

    informasi penyelenggaraan pertahanan negara.

    Dalam melaksanakan tugasnya, Puskompublik menyelenggarakan

    fungsinya yaitu :

    a. Perumusan dan pelaksanaan kebijikan teknis di bidang informasi pertahanan

    dan dokumentasi

    b. Penyusunan standar, norma, pedoman, kriteria, dan prosedur di bidang

    pemberitaan, opini, dan kerjasama informasi pertahanan

    c. Pelaksanaan dan evaluasi kebijakan teknis di bidang pemberitaan, opini, dan

    kerjasama informasi pertahanan

    d. Pelaksanaan bimbingan, supervisi teknis, dan pengendalian di bidang

    pemberitaan, opini, dan kerjasama informasi pertahanan

    e. Penyiapan bahan perencanaan program dan anggaran, evaluasi dan laporan,

    pembinaan kepegawaian, data dan kepustakaan, ketatalaksanaan dan

    kelembagaan serta ketatausahaan dan kerumahtanggaan Puskompublik.

  • 16

    Organisasi Puskompublik terdiri atas :

    a. Bagian Tata Usaha

    b. Bidang Pemberitaan

    c. Bidang Opini

    d. Bidang Kerjasama Informasi

    2.2.2 Strategi

    a. Definisi Strategi

    Menurut (Rahutomo, 2013) dalam Onong Uchjana (2004:29) mengemukakan bahwa: Srategi pada hakekatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen untuk mencapai suatu tujuan. Namun untuk mencapai tujuan tersebut, strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, tetapi harus menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya. Menurut (Rahutomo, 2013) dalam Gregory (2004:98) mengemukakan

    bahwa, “Strategi adalah pendekatan keseluruhan untuk suatu program atau

    kampanye dan sebagai faktor pengkoordinasi, prinsip yang menjadi penuntun,

    ide utama, dan pemikiran dibalik program taktik”.

    Menurut (Indhira Hari Kurnia, 2013) dalam Morissan (2008:152)

    mengemukakan bahwa, “Strategi sebagai penentuan tujuan jangka panjang

    perusahaan dan memutuskan arah tindakan serta mendapatkan sumber-sumber

    yang diperlukan untuk mencapai tujuan”.

    b. Jenis-jenis Strategi

    Menurut (Di, Tinggi, & Arifin, 2017) dalam David (2004:231), Jenis-jenis

    Strategi dapat dibedakan atas 5 jenis, yaitu sebagai berikut :

  • 17

    1. Strategi Integrasi

    Integrasi ke depan, integrasi ke belakang, integrasi horizontal kadang

    semuanya disebut sebagai integrasi vertikal. Strategi integrasi vertikal

    memungkinkan perusahaan dapat mengendalikan para distributor, pemasok,

    dan atau atau pesaing.

    2. Strategi Intensif

    Penetrasi pasar, dan pengembangan produk kadang disebut sebagai strategi

    intensif karena semuanya memerlukan usaha-usaha intensif jika posisi

    persaingan perusahaan dengan produk yang ada hendak ditingkatkan.

    3. Strategi Diversifikasi

    Terdapat tiga jenis strategi diversifikasi, yaitu diversifikasi konsentrik,

    horizontal, dan konglomerat. Menambah produk atau jasa baru, namun masih

    terkait biasanya disebut diversifikasi konsentrik. Menambah produk atau jasa

    baru yang tidak terkait untuk pelanggan yang sudah ada disebut diversifikasi

    horizontal. Menambah produk atau jasa baru yang tidak disebut diversifikasi

    konglomerat.

    4. Strategi Defensif

    Disamping strategi integrative, intensif, dan diversifikasi, organisasi juga dapat

    menjalankan strategi rasionalisasi biaya, divestasi, atau likuidasi. Rasionalisasi

    Biaya, terjadi ketika suatu organisasi melakukan restrukturisasi melalui

    penghematan biaya dan aset untuk meningkatkan kembali penjualan dan laba

    yang sedang menurun. Kadang disebut sebagai strategi berbalik (turnaround)

    atau reorganisasi, rasionalisasi biaya dirancang untuk memperkuat kompetensi

    pembeda dasar organisasi. Selama proses rasionalisasi biaya, perencana strategi

  • 18

    bekerja dengan sumber daya terbatas dan menghadapi tekanan dari para

    pemegang saham, karyawan dan media.

    5. Strategi Umum Michael Porter

    Menurut Porter, ada tiga landasan strategi yang dapat membantu organisasi

    memperoleh keunggulan kompetitif, yaitu keunggulan biaya, diferensiasi, dan

    fokus. Porter menamakan ketiganya strategi umum. Keunggulan biaya

    menekankan pada pembuatan produk standar dengan biaya per unit sangat

    rendah untuk konsumen yang peka terhadap perubahan harga. Diferensiasi

    adalah strategi dengan tujuan membuat produk dan menyediakan jasa yang

    dianggap unik di seluruh industri dan ditujukan kepada konsumen yang relatif

    tidak terlalu peduli terhadap perubahan harga. Fokus berarti membuat produk

    dan menyediakan jasa yang memenuhi keperluan sejumlah kelompok kecil

    konsumen.

    1.2.3 Strategi Hubungan Masyarakat

    Menurut (Mayasari & Angguntiara, 2018) dalam Widjaja (2010:68) mengemukakan bahwa: Strategi Humas adalah: Strategi pokok Humas untuk meningkatkan mekanisme komunikasi dua arah lembaga dengan sasaran humas agar hasil-hasil yang dicapai oleh lembaga dapat dikenal oleh sasaran humas, sehingga sasaran humas akan ikut berpartisipasi aktif dalam mewujudkan tujuan lembaga khususnya dan tujuan pembangunan nasional umumnya”. Menurut (Sumbawabaratkab & Id, 2017) dalam Lubis (1992:2)

    mengemukakan bahwa, “Strategi Public Relations adalah bagaimana seorang

    Public Relations officer dapat menganalisa lingkungan, strategi,

    mengimplementasikan strategi, mengendalikan strategi”

  • 19

    Menurut (Kolianan, Liliweri, & Tamunu, 2016) dalam Ruslan (2006)

    mengemukakan bahwa, Pengertian strategi PR adalah:

    a. Publication (Publikasi) Setiap fungsi dan tugas Humas adalah

    menyelenggarakan publikasi atau menyebarluaskan informasi melalui berbagai

    media tentang aktivitas atau kegiatan perusahaan atau organisasi yang pantas

    untuk diketahui oleh publiknya. Setelah itu, menghasilkann publisitas untuk

    memperoleh tanggapan positif secara luas dari masyarakat.

    b. Event (Penyusunan Program Acara) Merancang acara tertentu atau lebih

    dikenal dengan peristiwa (special event) yang dipilih dalam jangka waktu,

    tempat, dan objek tertentu yang khusus sifatnya untuk mempengaruhi opini

    public.

    c. News (Menciptakan Berita) Berupaya menciptakan berita melalui pres release,

    newslater dan bulletin dan lain-lain yang biasanya mengacu teknis penulisan

    5W + 1H dengan sistematika penulisan “piramida terbalik”, yang paling

    penting menjadi lead atau intro dan dan kurang penting ddiletakkan di tengah

    batang berita. Untuk itulah secara humas, mau tidak mau harus mempunyai

    kemampuan untuk menulis, karena sebagian besar tugasnya untuk tulis-

    menulis, khususnya dalam menciptakan publisitas.

    d. Community Involvement (Kepedulian Kepada Komunitas) 54 Jim Briand

    Kolianan, dkk. Keterlibatan tugas sehari-hari seorang Humas adalah

    mengadakan kontk social dengan kelompok masyarakat tertentu untuk menjaga

    hubungan baik dengan pihak organisasi atau lembaga yang yang diwakilinya.

    e. Inform or Image (Memberitahukan dan Meraih Citra) Ada dua fungsi utama

    dari Humas, yaitu memberitahukan sesuatu kepada publik atau menarik

  • 20

    perhatian, sehingga diharapkan akan memperoleh tanggapan berupa citra

    positif dari suatu proses “nothing” diupayakan menjadi “something”. Dari

    yang tidak tahu menjadi tahu, setelah tahu menjadi suka, dan kemudian

    diharapkan timbul sesusatu (something) yang berupa citra.

    f. Lobby or Negotiation (Pendekatan dan Bernegosiasi) Keterampilan untuk

    melobi secara pendekatan pribadi dan kemampuan bernegosiasi sangat

    diperlukan bagi seorang Humas. Tujuan lobi adalah untuk mencapai

    kesepakatan (deal) atau memperoleh dukungan dari individu dan lembaga yang

    berpengaruh terhadap kelangsungan bisnis perusahaan.

    g. Social Responsibility (Tanggung Jawab Sosial) Memiliki tanggung jawab sosial

    dalam aktivitas Humas menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kepedulian

    terhadap masyarakat. Hal ini akan meningkatkan citra perusahaan di mata

    publik. Saat ini banyak perusahaan menjadikan kegiatan sosial sebagai aktifitas

    yang harus dilakukan. Bentuknya beragam seperti peduli banjir, memberikan

    beasiswa, santunan anak yatim, pengobatan gratis, dan masih banyak kegiatan

    lainnya.

    2.2.4 Humas Pemerintahan

    a. Definisi Humas Pemerintahan

    Menurut (Zulfan, 2018) dalam Ruslan (2004 : 99) mengemukakan bahwa: Dalam suatu pemerintahan Humas pemerintahan sangat berbeda dengan Humas yang bukan pemerintahan. Humas pemerintahan tidak mempunyai sesuatu yang diperdagangkan, walaupun demikian Humas pemerintah juga senantiasa menggunakan teknik strategi pemerintahan dalam menginformasikan kegiatan pemerintahan. Kemudian strategi yang dilakukan bertujuan untuk menyadarkan masyarakat akan hal-hal yang berkaitan dengan kegiatan pemerintah daerah.

  • 21

    Menurut (Humas, Dprd, & Menjalin, n.d.) dalam Susanto (1977:77) mengemukakan bahwa: Humas pemerintah pada dasarnya tidak mempunyai sesuatu yang dijual belikan. Penggunaan teknik periklanan dan publisitas terbatas pada menyadarkan masyarakat atau khalayak akan hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan instansi yang bersangkutan. Menurut (Humas et al., n.d.) dalam Effendy (1993:152-153) mengemukakan bahwa: Humas Pemerintahan melalui unit atau program kerja Humas tersebut, pemerintah menyampaikan informasinya atau menjelaskan mengenai kebijaksanaan dan tindakan-tindakan tertentu serta aktivitas dalam melaksanakan tugas-tugas atau kewajiban-kewajibankepemerintahannya. Komunikasi dengan jawatan-jawatan tersebut dalam rangka membina goodwill dan hubungan harmonis, akan banyak membantu mengatasi kesulitan-kesulitan.

    b. Peranan Humas Pemerintahan

    Menurut (Zulfan, 2018) dalam Rosady Ruslan (2006:142)

    mengemukakan bahwa, Humas dalam menjalankan perananannya melakukan

    berbagai strategi melalui beberapa aspek pendekatan

    diantaranya adalah sebagai berikut:

    1. Pendekatan Persuasif dan Edukatif

    Fungsi humas adalah menciptakan komunikasi dua arah (timbal balik)

    dengan menyebarkan informasi dari organisasi kepada pihak publiknya

    yang bersifat mendidik dan memberikan penerangan maupun dengan

    melakukan pendekatan persuasif, agar tercipta saling pengertian,

    menghargai, pemahaman, toleransi dan lain sebagainya.

    2. Pendekatan Kerjasama

    Berupaya membina hubungan yang harmonis antara organisasi dengan

    berbagai kalangan, baik hubungan kedalam (internal relations) maupun

    hubungan ke luar (eksernal relations) untuk meningkatkan kerja sama. Hal

    ini dilakukan dalam rangka menyelenggarakan hubungan baik dengan

  • 22

    publiknya (community relations) dan untuk memperoleh opini publik serta

    perubahan sikap yang positif bagi kedua belah pihak (mutual

    understanding).

    b. Tugas Humas Pemerintahan

    Menurut (Humas et al., n.d.) dalam Rachmadi (1992:77-78)

    mengemukakan bahwa, Pada dasarnya tugas humas pemerintah adalah:

    1. Memberikan penerangan dan pendididkan kepada masyarakattentang

    kebijakan, langkah-langkah, dan tindakan-tindakan pemerintah, serta

    memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa informasi yang diperlukan

    secara terbuka, jujur, dan obyektif.

    2. Memberi bantuan kepada media berita (news media) berupa bahan-bahan

    informasi mengenai kebijakan dan langkah-langkah serta tindakan

    pemerintah, termasuk fasilitas peliputan kepada media berita untuk acara-

    acara resmi yang penting. Pemerintah merupakan sumber informasi yang

    penting bagi media, karena itu sikap keterbukaan informasi sangat

    diperlukan.

    3. Mempromosikan kemajuan pembangunan ekonomi dan kebudayaan yang

    telah dicapai oleh bangsa kepada khalayak di dalam negeri, maupun

    khalayak luar negeri.

    4. Memonitor pendapat umum tentang kebijakan pemerintah, selanjutnya

    menyampaikan tanggapan masyarakat dalam bentuk feedback kepada

    pimpinan instansi-instansi pemerinta yang bersangkutan.

  • 23

    2.2.5 Media

    Menurut (Mayasari & Angguntiara, 2018) dalam Cangara (2014:119) mengemukakan bahwa : Defnisi media, sebagai berikut: Alat atau sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada khalayaknya. Ada beberapa pakar psikologi memandang bahwa dalam komunikasi antara manusia, maka media yang paling dominan dalam berkomunikasi adalah pancaindra manusia selanjutnya diproses dalam pikiran manusia untuk mengontrol dan menetukan sikapnya terhadap sesuatu, sebelum dinyatakan dalam tindakan. Menurut (Rembang, 2016) dalam Arsyad (2002), mengemukakan bahwa: Media jika dipahami secara garis besar adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi, yang menyebabkan siswa mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Jadi menurut pengertian ini, guru, teman sebaya, buku teks, lingkungan sekolah dan luar sekolah, bagi seorang siswa merupakan media. Menurut (Rembang, 2016) dalam Sadiman (1990) mengemukakan bahwa,

    “Media adalah bentuk-bentuk komunikasi baik yang tercetak maupun audio visual

    beserta peralatannya”.

    2.2.6 Media Massa

    Menurut (Kolianan et al., 2016) dalam Ardianto (2010:43) mengemukakan bahwa: Media massa adalah saluran yang ddigunakan dalam menyampaikan informasi kepada khalayak banyak. Dengan media massa orang dapat menyebarluaskan sesuatu. Ini merupakan kekuatan tersendiri yang dibutuhkan oleh bermacam-macam kepentingan. Melalui media massa orang melakukan pengendalian atau control terhadap suatu perkembangan. Ciri khas dari media massa adalah memiliki kemampuan untuk memikat perhatian khalayak secara serempak (simultaneous) dan serentak (instantaneous).

    Menurut (Rembang, 2016) dalam Iriantara (2008:82-83) mengemukakan

    bahwa, “menjalin hubungan baik dengan media massa dan awak media adalah

    sasaran (objective),karena tujuan pokoknya (goal) adalah berkomunikasi dengan

    publik”.

  • 24

    Menurut (Rembang, 2016) dalam Iriantara (2008:81-82) mengemukakan

    bahwa, “hubungan baik itu dijalin dengan media massa sebagai institusi maka

    siapapun wartawan yang bertugas tidak akan banyak mengganggu hubungan

    yang sudah terjalin antara organisasi dan institusi media massa”.

    2.2.7 Hubungan Media

    a. Definisi Hubungan Media

    Menurut (Gifari & Purnama, 2017) dalam Damasti (2012) mengemukakan bahwa: Hubungan media adalah Hubungan personal yang baik antara Public Relations dengan pekerja media diharapkan dapat digunakan sebagai dasar untuk membangun keterbukaan dan saling menghormati antarprofesi masing-masing. Ada beberapa model yang dapat digunakan dalam membangun hubungan yang efektif dengan media. Model hubungan tersebut adalah model hubungan antara Public Relations dengan institusi media dan model hubungan antara seorang public relationsdengan pekerja media. Menurut (Kolianan et al., 2016) dalam Iriantara (2005:32) mengemukakan bahwa: Hubungan media merupakan bagian dari Public Relations eksternal yang membina dan mengembangkan hubungan baik dengan media massa sebagai sarana komunikasi antara organisasi dengan publik untuk mencapai tujuan organisasi.

    Menurut (Kolianan et al., 2016) dalam Lesly (1991:7) mengemukakan

    bahwa, “Hubungan media sebagai hubungan dengan media komunikasi untuk

    melakukan publisitas atau merespon kepentingan media terhadap kepentingan

    organisasi”.

    b. Jenis-jenis Hubungan Media

    Menurut (Kolianan et al., 2016) dalam Ruslan (2006 : 187-194)

    mengemukakan bahwa, jenis-jenis kegiatan yang berhubungan dengan media

    adalah :

  • 25

    1. Press Conference

    Press Conference adalah suatu pertemuan (kontak) khusus dengan pihak pers

    yang bersifat resmi atau sengaja disilenggarakan oleh Humas, yang bertindak

    sebagai narasumber dalam upaya menjelaskan suatu rencana atau permasalahan

    tertentu yang tengah dihadapinya dalam bentuk acara press conference yang

    telah ditetapkannya waktu, tempat, tema press conference dengan sekelompok

    wartawan yang masing-masing mewakili berbagai media massa yang di daftar

    sebagai peserta yang di undang secara resmi.

    2. Press Tour

    Sejumlah wartawan yang berasal dari berbagai media massa yang telah di

    kenal baik oleh Humas bersangkutan diajak wisata kunjungan ke suatu event

    khusus, atau peninjauan ke luar kota bersamaan dengan pejabat instansi atau

    pemimpin perusahaan sebagai pengundang (tuan rumah) selama lebih dari satu

    hari, untuk meliput secara langsung mengenai kegiatan tertentu.

    3. Preess Reception

    Pertemuan pers semacam ini, yaitu jamuan pers/wartawan yang bersifat sosial,

    menghadiri acara resepsi atau 55 Jim Briand Kolianan, dkk / Jurnal

    Administrasi Publik, Volume 6 No. 1 Thn. 2016 seremonial tertentu baik

    formal maupun informal. Ada juga melalui acara olahraga bersama, kumpul

    bersama dalam acara ulang tahun perusahaan dan pada acara keagamaan

    seperti berbuka puasa bersama dan merayakan hari natal.

  • 26

    4. Press Briefing

    Press briefing termasuk bentuk jumpa pers secara resmi yang diselenggarakan

    secara periodic tertentu, biasanya pada awal/akhir bulan oleh pihak humas atau

    pimpinan dan pejabat tinggi instansi bersangkutan.

    5. Press Statement

    Biasanya keterangan pers di sini biasa dilakukan kapan dan dimana saja oleh

    narasumber, tanpa adanya undangan resmi. Mungkin pemberitaannya cukup

    dilakukan melalui telepon kepada wartawan yang bersangkutan.

    6. Press Interview

    Biasanya inisiatif wawancara datang dari pihak setelah melalui perjanjian atau

    konfirmasi dengan narasumbernya. Hal ini dilakukan untuk meminta

    keterangan, komentar, pendapat dan sebagiannya tentang suatu masalah yang

    tengah aktual dan faktual dalam masyarakat.

    7. Press Gathering

    Yaitu pertemuan pers secara informal, khususnya hubungan (good

    relationship) antara pihak Humas dan wartawan media massa dalam suatu

    acara sosial keagamaan atau aktifitas olahraga.

    c. Tujuan Hubungan Media

    Menurut (Rembang, 2016) dalam Iriantara (2008:90-91) mengemukakan

    bahwa, pada umumnya tujuan yang hendak dicapai melalui kegiatan hubungan

    dengan media selalu dikelompokkan menjadi tiga kategori, yaitu:

    a. Meningkatkan kesadaran, misalnya kesadaran merek (brand-awareness) pada

    publik.

  • 27

    b. Mengubah sikap, misalnya mengubah sikap dari anti menjadi netral dan dari

    netral menjadi mendukung terhadap tindakan yang dilakukan organisasi.

    c. Mendorong tindakan, misalnya mendorong untuk mendukung kebijakan

    proses produksi yang ramah lingkungan yang dilakukan organisasi.

    2.2.8 Press Gathering

    a. Definisi Press Gathering

    Menurut (Rembang, 2016) dalam Soemirat dan Ardianto (2012:128-129)

    mengemukakan bahwa, “Press Gathering adalah pertemuan khusus antara direksi

    perusahaan dengan kalangan media massa, terutama para pemimpin redaksinya”.

    Menurut (Kolianan et al., 2016) dalam Ruslan (2006 : 187-194)

    mengemukakan bahwa, “Press Gathering yaitu pertemuan pers secara informal,

    khususnya hubungan (good relationship) antara pihak Humas dan wartawan

    media massa dalam suatu acara social keagamaan atau aktifitas olahraga”.

    b. Prinsip Umum Press Gathering

    Menurut (Rembang, 2016) dalam Jefkins (2003:116-117) mengemukakan

    bahwa, terdapat beberapa prinsip umum yang perlu diperhatikan oleh praktisi

    Public Relations dalam rangka menciptakan dan membina hubungan pers yang

    baik yaitu :

    1. Memahami dan melayani media. Seorang praktisi Public Relations akan

    mampu menjalin kerja sama dengan pihak media dan juga akan dapat

    menciptakan suatu hubungan timbal-balik yang saling menguntungkan.

    2. Membangun reputasi sebagai orang yang dapat dipercaya. Para praktisi Public

    Relations harus senantiasa siap menyediakan materi-materi yang akurat di

  • 28

    mana saja dan kapan saja hal itu dibutuhkan. Hanya dengan cara inilah Public

    Relations akan diakui sebagai suatu sumber informasi yang akurat dan dapat

    dipercaya oleh para jurnalis. Bertolak dari kenyataan itu, maka komunikasi

    timbal-balik yang saling menguntungkan akan lebih mudah diciptakan dan

    dipelihara.

    3. Menyediakan salinan yang baik. Misalnya menyediakan reproduksi foto-foto

    yang baik, menarik, dan jelas. Dengan adanya teknologi pmasukan data

    langsung melalui komputer (teknologi ini sangat memudahkan koreksi dan

    penyusunan ulang suatu terbitan, seperti siaran berita, penyediaan salinan

    naskah dan foto-foto yang baik secara cepat menjadi semakin penting).

    4. Bekerja sama dalam penyediaan materi. Petugas Public Relations dan jurnalis

    dapat bekerja sama dalam mempersiapkan sebuah acara wawancara atau temu

    pers dengan tokoh-tokoh tertentu.

    5. Menyediakan fasilitas verifikasi. Para praktisi Public Relations juga perlu

    memberi kesempatan kepada para jurnalis untuk melakukan verifikasi

    (membuktikan kebenaran) atas setiap materi yang mereka terima.

    6. Membangun hubungan personal yang kokoh. Suatu hubungan personal yang

    kokoh dan positif hanya akan tercipta serta terpelihara apabila dilandasi oleh

    keterbukaan, kejujuran, kerja sama, dan sikap saling menghormati profesi

    masing-masing.

    c. Tujuan Press Gathering

    Menurut (Rembang, 2016) dalam Soemirat & Ardianto (2012:128-129)

    mengemukakan bahwa, Tujuan dari Press Gathering sebagai berikut :

  • 29

    1. Menyebarkan informasi positif kepada publik (masyarakat luas) tentang

    perusahaan, seperti penandatangan kerjasama, ekspor perdana, pergantian

    direksi, publik ekpose (go publicnya perusahaan dan lainnya)

    2. Menetralisir atau menambah berita yang tidak benar atau negatif tentang

    perusahaan, manajemen, karyawan, produk/jasa dan lainnya.

    3. Meningkatkan image (citra) yang dapat menunjang pemasaran dan penjualan

    suatu produk/jasa seperti perkenalan produk baru, ekspasi ekspor, produksi,

    restasi perusahaan dan lainnya.

    4. Membina hubungan secara langsung dengan pers.