Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
11
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Umum
2.1.1 Pengertian Hubungan Masyarakat
Hubungan masyarakat adalah sebagai alat manajemen secara struktural
merupakan bagian integral dari suatu organisasi/perusahaan, berperan sangat
signifikan dan kontribusinya turut menentukan keberhasilan organisasi/perusahaan itu
untuk mencapai visi, misi dan tujuan bersama. (Ardhoyo, 2013)
Hubungan masyarakat merupakan kegiatan komunikasi dua arah secara timbal
balik antara suatu organisasi dengan publiknya atau khalayaknya, baik publik internal
maupun eksternal, dalam rangka mendukung fungsi dan tujuan manajemen organisasi
tersebut, dengan meningkatkan pembinaan kerjasama dan pemenuhan kepentingan
bersama, yang dilandasi asas saling pengertian dan saling mempercayai. Kebanyakan
organisasi besar memiliki staf humas tersendiri, juga dapat mengakibatkan kerja
ganda. Dengan demikian humas haruslah memiliki manajemen komunikasi yang
efektif dalam rangka memenuhi peran dan fungsinya dalan mendukung kegiatan
perusahaan, termasuk dalam kegiatan bisnisnya promosi. (Ardhoyo, 2013)
Hubungan masyarakat merupakan penghubung antara suatu organisasi dengan
masyarakat sekitarnya, yang menjembatani hubungan organisasi dengan publik agar
tidak timbul kesalahpahaman agar tercipta hubungan yang harmonis antara keduanya.
(Ardhoyo, 2013)
12
2.1.2 Ruang Lingkup Hubungan Masyarakat
Adapun ruang lingkup tugas humas dalam sebuah organisasi atau perusahaan
antara lain meliputi aktivitas sebagai berikut :
a. Membina hubungan ke dalam (publik internal). Yang dimaksud dengan publik
internal adalah publik yang menjadi bagian dari unit atau badan atau perusahaan
atau organisasi itu sendiri. Seorang humas harus mampu mengidentifikasi atau
mengenali hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif di dalam masyarakat,
sebelum kebijakan itu dijalankan oleh organisasi. (Diurna & Vi, 2017)
b. Membina hubungan keluar (publik eksternal). Yang dimaksud publik eksternal
adalah publik umum (masyarakat). Mengusahakan tumbuhnya sikap dan
gambaran yang positif terhadap lembaga yang diwakilinya. Dengan demikian,
peran humas bersifat dua arah yaitu berorientasi k dalam (inward looking) dan ke
luar (outward looking). (Diurna & Vi, 2017)
Humas lahir disebabkan adanya kebutuhan, dengan harapan dapat
menjalankan fungsi dan tugasnya dalam suatu organisasi perusahaan maupun
departemen. Humas berusaha membagun hubungan yang harmonis. Humas publik
internal membina hubungan yang baik antara :
1. Pemilik usaha dengan karyawan.
2. Para pimpinan perusahaan atau managemen dengan karyawan. (Listrik et al.,
2016)
Publik Eksternal adalah membina hubungan baik perusahaan dengan
masyarakat. Hubungan yang terbina dijadikan tolok ukur perilaku komunikasi yang
terjalin. Sukses atau tidaknya suatu hubungan yang terjalin dapat diukur melalui
13
kemampuan humas dalam menjalankan tugas dan fungsinya. Publik eksternal
meliputi beberapa hal:
1. Humas berusaha memberikan berbagai informasi yang berkaitan dengan
prosedur, waktu pelaksanaan suatu acara yang dilaksanakan perusahaan terhadap
masyarakat.
2. Menciptakan hubungan yang baik antara masyarakat disekitar perusahaan dengan
perusahaaan .
3. Menciptakan hubungan yang kondusif dengan media, berusaha menganalisa
opini yang berkembang dimasyarakat terkait perusahaan dan berusaha menyerap
aspirasi dari kelompok masyarakat.
4. Menciptakan komunikasi dua arah dan menumbuhkan saling pengertian dengan
pemerintah sebagai pemangku kebijakan. (Listrik et al., 2016)
2.1.3 Fungsi Hubungan Masyarakat
Fungsi hubungan masyarakat diantaranya adalah :
1. Membantu menentukan dan merumuskan tempat serta tujuan organisasi dalam
kehidupan bersama.
2. Memberi masukan bagi kebijakan dan langkah-langkah selanjutnya.
3. Memberi nasihat kepada kepemimpinan. (rahmawati, 2014)
Humas juga berfungsi menjembatani hubungan antara para pengelola
perusahaan dengan pemerintah dan berbagai elemen masyarakat lainnya. Sedangkan
sebagai komunikator, humas senantiasa membangun persamaan persepsi dan makna
atas berbagai kebutuhan masyarakat disatu sisi dan kepentingan perusahaan/lembaga
14
di sisi lainnya, sehingga terjalin sinergi yang efektif yang pada akhirnya akan
meningkatkan kesejahteraan bersama. (rahmawati, 2014)
Humas juga berfungsi membuka peluang akses informasi melalui media
massa untuk memberikan gambaran mengenai aktifitas humas, mengembangkan dan
mengelola manajemen isu dengan baik sebagai bagian dari kekuatan perusahaan,
misalnya: liputan mengenai profil dan kinerja perusahaan melalui media akan
memberikan pencitraan yang baik bagi perusahaan dan pada akhirnya mampu
menumbuhkan minat pemodal untuk menginvestasikan dana pada perusahaan
tersebut. (rahmawati, 2014)
2.1.4 Tugas Hubungan Masyarakat
Tugas hubungan masyarakat diantaranya adalah :
1. Membantu merumuskan kebijakan dan menilai organisasi dari segi
kemasyarakatan, budaya dan ilmu pengetahuan.
2. Mengantisipasi berbagai reaksi dan mempelajari opini dan interpretasinya .
3. Memberi penilaian mengenai pembagian tugas dan anggaran.
4. Memberi bimbingan kepada yang bekerja sama dengan pimpinan dan
memberikan saran bagi perbaikan intern. (rahmawati, 2014)
Tugas humas adalah mempertahankan citra baik lembaga atau perusahaan di
mata masyarakat atau publik. Agar dapat mempertahankan citra perusahaan
atauorganisasi seorang praktisi humas harus giat melakukan penelitian-penelitian
berkaitan dengan hubungan masyarakat. Dalam sebuah penelitian hubungan
masyarakat terdapat metode analisis citra yang secara garis besar citra adalah
15
seperangkat keyakinan, ide, dan kesan seseorang terhadap suatu obyek tertentu.
(rahmawati, 2014)
Tugas humas juga menjadi narasumber informasi yang dibutuhkan lembaga
atau perusahaan maupun oleh publik sebagai pencapaian atas pemahaman yang baik
dan reputasi positif dengan masyarakat umum yang memiliki kepentingan dalam
organisasi. (rahmawati, 2014)
2.1.5 Peran Humas
Peran utama hubungan masyarakat adalah sebagai berikut :
1. Image maker
Menciptakan, memelihara dan meningkatkan citra positif.
2. Communicator/Mediator :
Melaksanakan kegiatan komunikasi dua arah bagi stakeholders lembaga yang
berdimensi vertikal, horizontal, internal dan eksternal, sehingga terbina hubungan
yang harmonis/ serasi antara organisasi dan publiknya.
3. Back-up management
Memberikan dukungan dan menunjang kegiatan setiap departemen dalam
perusahaan untuk mencapai misi atau sasarannya. (Ardhoyo, 2013)
Peran humas juga sebagai berikut :
1. Technician communication
Kebanyakan praktisi masuk ke bidang ini sebagai teknisi komunikasi. Teknisi
komunikasi disewa untuk menulis dan mengedit newsletter karyawan, menulis
news release dan feature, mengembangkan isi web, dan menangani kontak
16
media. Praktisi yang melakukan peran ini biasanya tidak hadir disaat manajemen
mendefinisikan problem dan memilih solusi. Mereka baru bergabung untuk
melakukan komunikasi dan mengimplementasikan program, terkadang tanpa
mengetahui secara menyeluruh motivasi atau tujuan yang diharapkan. Meskipun
mereka tidak hadir saat diskusi tentang kebijakan baru atau keputusan
manajemen baru, merekalah yang diberi tugas untuk menjelaskannya kepada
karyawan dan pers.
2. Expert Prescriber communication
Ketika para praktisi mengambil peran sebagai pakar atau ahli, orang lain akan
menganggap mereka sebagai otoritas dalam persoalan PR dan solusinya.
Manajemen puncak menyerahkan PR di tangan para ahli dan manajemen
biasanya mengambil peran pasif saja. Praktisi yang beroperasi sebagai praktisi
pakar bertugas mendefinisikan problem, mengembangkan program, dan
bertanggung jawab penuh atas implemetasinya.
3. Communication facilitator
Peran fasilitator komunikasi bagi seorang praktisi adalah sebagai pendengar yang
peka dan broker (perantara) komunikasi. Fasilitator komunikasi bertindak
sebagai perantara (liason), interpreter, dan mediator antara organisasi dan
publiknya. Mereka menjaga komunikasi dua arah dan memfasilitasi percakapan
dengan menyingkirkan rintangan dalam hubungan d an menjaga agar saluran
komunikasi tetap terbuka. Tujuannya adalah memberi informasi yang
dibutuhkbaik itu manajemen maupun publik untuk membuat keputuasan demi
kepentingan bersama. Praktisi yang berperan sebagai fasilitator komunikasi ini
17
bertindak sebagai sumber informasi dan agen kontak resmi antara organisasi dan
publik. (Soyusiawaty, Fajri, & Eksternal, 2016)
Humas memiliki peran untuk membantu organisasi menentukan bukan hanya
apa yang akan dikatakan, tetapi juga apa yang akan dilakukan oleh organisasi
tersebut, memiliki manajemen dan perencanaan yang efeisien agar semua kegiatan
organisasi berjalan secara efektif. (Ardhoyo, 2013)
2.1 Studi Literatur
2.2.1 Program Kerja Hubungan Masyarakat
Pengertian program hubungan masyarakat adalah sesuai peranannya sebagai
pengabdi untuk kepentingan umum, sebagai mediator antara pimpinan dengan public
dan sebagai dokumentator, maka program humas dititikberatkan pada :
1. Program pelayanan data atau informasi baik secara lisan maupun tertulis,
termasuk penyelenggaraan display tetap dan permanen.
2. Program Mediator
Program ini berupa penertiban berbagai media massa, penyelenggaraan
konferensi pers, wisata pers, menjawab surat pembaca, menanggapi tajuk rencana
yang negative dan lain-lain.
3. Program Dokumentator
Program ini berupa pembuatan dokumentasi film, foto, rekaman (kaset audio dan
video), transkrip pidato dan lain-lain. (Kussanti & Leliana, 2017)
Programming adalah susunan acara, yaitu perincian waktu atau timing secara
teratur dan menurut urutan tertentu tentang pelaksanaan langkah demi langkah sesuai
18
dengan apa yang telah ditetapkan dalam planning. Selain, sebuah perencanaan dan
program yang sedemikian matang, tapi tak ideal apabila tidak ada unsur publikasi,
maka humas harus cerdas mengetahui media apa yang akan digunakan dalam
menunjang kegiatan PR tersebut. Setiap tahap dari proses kerja humas di atas, sama
pentingnya bagi terlaksananya suatu program PR yang efektif. (Ruliana & Dwiantari,
2015)
2.2.2 Rencana Program Hubungan Masyarakat
Pada perencanaan ini dikenal pula istilah perumusan 6 C, yaitu : suatu
penilaian terhadap hubungan komunikator dengan komunikan. Perumusan itu adalah:
1. Credibility yaitu nilai kepercayaan public terhadap pihak komunikator
2. Contex, yaitu faktor yang menghubungkan isi dari pesan dengan kenyataan pada
lingkungannya.
3. Content yaitu makna dan arti yang terdapat dalam pesan yang dapat dipahami
oleh komunikan.
4. Clarity yaitu faktor kesederhanaan dan kejelasan tidaknya pertentangan atau
perbedaan dalam pesan.
5. Continuity dan Consistency yaitu faktor ada tidaknya pertentangan atau perbedaan
dalam pesan.
6. Capability yaitu faktor kemampuan untuk memberikan penjelasan. (Gifari &
Purnama, 2017)
Tahapan evaluasi ini merupakan tahap akhir dalam proses public relations ini,
dengan cara melakukan penilaian atas persiapan, implementasi, dan hasil dari
19
program. Penyesuaian akan dilakukan sembari program diimplementasikan, dan
didasarkan pada evaluasi atas umpan balik tentang bagaimana program itu berhasil
atau tidak. (Gifari & Purnama, 2017)
2.2.3 Employee Relations
Employee relations merupakan bagian khusus dari hubungan masyarakat yang
membangun dan mempertahankan hubungan yang baik dan saling bermanfaat antara
manajer dan pegawai tempat organisasi menggantungkan kesuksesannya. Perusahaan
kecil maupun menengah membutuhkan komunikasi yang efisien dan personal dengan
pegawainya untuk membentuk ikatan atau hubungan yang paling tidak sama kuatnya
dengan hubungan yang perusahaan bangun terhadap konsumen ataupun investornya,
dimana hubungan ini merupakan hubungan yang berdasarkan dengan pemahaman
akan nilai-nilai yang ada dalam perusahaan tersebut. (Petra, Darjono, Komunikasi, &
Petra, 2015)
Pegawai merupakan salah satu publik yang paling penting dalam sebuah
perusahaan, sehingga sebelum melakukan pendekatan dengan publik eksternal,
perusahaan perlu melakukan pendekatan dengan orang dalam perusahaan itu sendiri.
Dalam pendekatan organisasi sering disebutkan fakta bahwa “our people are our
most important resource”, yang dapat diartikan sebagai “Orang kita atau orang dalam
perusahaan (pegawai) adalah sumber daya perusahaan yang paling penting”. Salah
satu stakeholder yang paling dalam sebuah perusahaan adalah pegawai dalam
perusahaan itu sendiri. (Petra et al., 2015)
Dalam dunia hubungan masyarakat dikenal hubungan masyarakat internal
20
(employee relations), yaitu publik yang terdiri dari para pekerja yang menjadi bagian
utama dari unit usaha, perusahaan, atau instansi itu sendiri. Para pegawai merupakan
aset perusahaan yang penting untuk kelangsungan perusahaan dan pencapaian visi
dan misi dari perusahaan tersebut. Employee relations merupakan sarana teknis atau
suatu kegiatan metode komunikasi yang memiliki kekuatan mengelola sumber daya
manusia dan lain sebagainya demi pencapaian tujuan organisasi. Hal tersebut berguna
untuk meningkatkan produktivitas perusahaan baik dilihat secara kuantitas maupun
kualitas, bentuk produk-produk barang atau pemberian jasa yang ditawarkan kepada
publik sasarannya. (Putriani, 2017)
A. Fungsi Employee Relations
1. Sarana komunikasi internal secara timbal balik yang dipergunakan dalam
suatu organisasi atau perusahaan. Dalam hal ini, employee relations ditujukan
untuk membangun interaksi satu sama lain antar pegawai perusahaan.
2. Untuk menghilangkan kesalahpahaman atau hambatan komunikasi antara
manajemen perusahaan dan para karyawan. Kegiatan employee relations
dibuat dengan tujuan salah satunya adalah agar terbentuknya komunikasi
timbal balik. Dengan adanya komunikasi timbal balik yang berlangsung di
kalangan pegawai di semua level, maka kesalahpahaman bisa terminimalisir
dan tidak adanya hambatan komunikasi yang kompleks.
3. Kegiatan employee relations sebagai sarana saluran atau alat komunikasi
dalam upaya menjelaskan tentang kebijaksanaan, peraturan, dan ketatakerjaan
dalam sebuah organisasi perusahaan. Misalnya dengan Employee Training,
21
semua karyawan dikumpulkan untuk sosialisasi hal-hal yang berkaitan atau
akan diberlakukan di perusahaan. (Putriani, 2017)
B. Manfaat Employee Realtions
Beberapa faktor yang digunakan dalam mengukur kinerja pegawai, yaitu:
Kuantitas hasil kerja, Kualitas hasil kerja, Ketepatan waktu, Kehadiran, dan
Kemampuan bekerjasama. Sejumlah studi menunjukan bahwa cara penting untuk
meningkatkan kinerja karyawan adalah fokus pada pengembangan employee
engagement. Manfaat dari employee engagement bahwa employee engagement dapat
menciptakan kesuksesan bagi perusahaan melalui hal-hal yang berkaitan dengan
kinerja karyawan, produktifitas, keselamatan kerja, kehadiran dan retensi, kepuasan
pelanggan, loyalitas pelanggan, hingga profitabilitas. Kinerja karyawan menjadi salah
satu hal yang menjadi akibat dari terciptanya employee engagement. Karyawan yang
memiliki kaitan kuat dengan perusahaan akan meningkatkan performansi dalam
pekerjaannya untuk keuntungan perusahaan. (Handoyo & Setiawan, 2017)
2.2.4 Komunikasi Organisasi
Aspek terpenting dalam komunikasi organisasi adalah membangun hubungan.
Hubungan kerja merupakan kunci dasar menghadapi krisis manajemen dan
membantu menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam organisasi.
Hubungan kerja yang harmonis antar karyawan satu dengan yang lain akan
membentuk lingkungan kerja yang kondusif dan menyenangkan. Seseorang yang
mampu melakukan komunikasi interpersonal dengan efektif akan menciptakan
hubungan interpersonal yang hangat dan menyenangkan serta memungkinkan dirinya
22
untuk menjalin dan membina hubungan yang bermakna dengan orang lain. Begitu
juga dalam organisasi, komunikasi interpersonal juga dapat menunjang karyawan
dalam menjalin dan membina hubungan kerja yang baik dengan karyawan lain. (Sari
& Widodo, 2015)
Komunikasi dalam organisasi, ternasuk di dalamnya adalah komunikasi
interpersonal, memainkan peran yang penting terhadap motivasi karyawan, dimana
pada era modern ini karyawan dihadapkan pada beban kerja dan tekanan kerja yang
semakin besar, serta jam kerja yang semakin lama. Komunikasi efektif dari atasan ke
bawahan membantu manajer dalam melaksanakan keputusannya oleh karyawan, juga
mengembangkan kerjasama, kepercayaan, produktivitas kerja, dan memperkecil
miskomunikasi dan rumor. Komunikasi efektif dari bawahan ke atasan membantu
manajer untuk memahami organisasi dan isu-isu yang berhubungan dengan
karyawan. Sehingga komunikasi interpersonal yang efektif baik atasan maupun
bawahan akan membantu menciptakan lingkungan kerja yang mendukung tumbuhnya
motivasi kerja pada karyawan. (Sari & Widodo, 2015)
Komunikasi organisasi sebagai pengiriman dan penerimaan berbagai pesan
dalamorganisasi, baik dalam kelompok formal maupun kelompok informal organisasi
atau juga komunikasi organisasi adalah proses menciptakan dan saling menukar
pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling tergantung satu sama lain untuk
mengatasi lingkungan yang tidak pasti atau yang selalu berubah-ubah. Komunikasi
organisasi disebut juga pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang
kompleks. Yang termasuk dengan bidang ini adalah komuikasi internal, hubungan
manusia, hubungan persatuan pengelola, komunikasi downward, komunikasi upward,
23
atau komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi
dari orang-orang yang sama level atau tingkatnya dalam organisasi, keterampilan
komunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis, dan komunikasi evaluasi
program. (Kalesaran, 2016)
2.2.5 Komunikasi Antar Pegawai
Komunikasi interpersonal adalah sesuatu yang tidak dapat lepas dari
kehidupan berorganisasi yang berperan dalam membangun hubungan kerja.
Hubungan kerja merupakan salah satu kunci dalam menciptakan lingkungan kerja.
Lingkungan kerja yang kondusif dibutuhkan agar karyawan termotivasi untuk
menunjukkan kinerja yang optimal. Hal tersebut menjadi dasar mengapa penting
untuk meneliti hubungan antara komunikasi interpersonal antar karyawan dengan
motivasi kerja pada karyawan, sehingga hasilnya diharapkan mampu memberi
manfaat demi mencapai tujuan organisasi maupun tujuan karyawan secara pribadi.
Komunikasi interpersonal antar karyawan merupakan kemampuan menyampaikan
dan menerima pesan antar karyawan dalam organisasi baik secara langsung maupun
dengan perantara yang bersifat informal untuk tujuan pribadi. Komunikasi
interpersonal memungkinkan penyampaian dan penerimaan pesan baik secara verbal
maupun non verbal, lisan maupun tulisan, dan dapat terjadi satu arah maupun dua
arah. (Sari & Widodo, 2015)
Aspek terpenting dalam komunikasi organisasi adalah membangun hubungan.
Hubungan kerja merupakan kunci dasar menghadapi krisis manajemen dan
membantu menghadapi perubahan-perubahan yang terjadi dalam organisasi.
24
Hubungan kerja yang harmonis antar karyawan satu dengan yang lain akan
membentuk lingkungan kerja yang kondusif dan menyenangkan .Seseorang yang
mampu melakukan komunikasi interpersonal dengan efektif akan menciptakan
hubungan interpersonal yang hangat dan menyenangkan serta memungkinkan dirinya
untuk menjalin dan membina hubungan yang bermakna dengan orang lain.. (Sari &
Widodo, 2015)
Begitu juga dalam organisasi, komunikasi interpersonal juga dapat menunjang
karyawan dalam menjalin dan membina hubungan kerja yang baik dengan karyawan
lain. Komunikasi dalam organisasi, termasuk di dalamnya adalah komunikasi
interpersonal, memainkan peran yang penting terhadap motivasi karyawan, dimana
pada era modern ini karyawan dihadapkan pada beban kerja dan tekanan kerja yang
semakin besar, serta jam kerja yang semakin lama. Komunikasi efektif dari atasan ke
bawahan membantu manajer dalam melaksanakan keputusannya oleh karyawan, juga
mengembangkan kerjasama, kepercayaan, produktivitas kerja, dan memperkecil
miskomunikasi dan rumor. Komunikasi efektif dari bawahan ke atasan membantu
manajer untuk memahami organisasi dan isu-isu yang berhubungan dengan
karyawan. Sehingga komunikasi interpersonal yang efektif baik atasan maupun
bawahan akan membantu menciptakan lingkungan kerja yang mendukung tumbuhnya
motivasi kerja pada karyawan. (Sari & Widodo, 2015)
2.2.6 Pembinaan Pegawai
Pembinaan adalah upaya untuk meningkatkan keahlian, pengetahuan,
keterampilan, sikap, serta kedisiplinan dalam melaksanakan tugas. Jika tugas yang
25
dilaksanakan agar memperoleh hasil yang baik, maka pimpinan dapat mengadakan di
dalam organisasi yaitu pembinaan pegawai. Pembinaan biasanya dilaksanakan oleh
pimpinan organisasi, dimana pimpinan berperan aktif di dalam organisasi. Pemimpin
dengan banyak pengikut dan tidak lagi diikuti. Jadi pengikut maksudnya adalah
bawahan yang akan dibina kinerjanya oleh pimpinan, karena kinerja akan efektif
apabila adanya melakukan pembinaan pegawai. (Administrasi & Fip, 2014)
Keterampilan pegawai sangatlah berdaya guna bagi kelancaran proses jalan
penyelesaikan tugas, agar menjadi kreatif dan inovatif. Karena keterampilan adalah
kemampuan melaksanakan tugas atau pekerjaan dengan menggunakan anggota badan
dan peralatan kerja yang tersedia. Keterampilan lebih banyak menggunakan unsur
anggota badan dari pada unsur lain. Jadi keterampilan merupakan karya atau keahlian
seseorang dalam melakukan kegiatan bukan menggunakan pemikiran tetapi
menggunakan anggota badan, sehingga pelaksanaan tugas menjadi lebih baik dan
inovatif. Sikap dan tingkah laku biasanya terdapat dari pribadi individu itu sendiri.
(Administrasi & Fip, 2014)
Sikap adalah suatu hasil proses rasa dan pikir mengenai obyek tertentu setelah
diransang baik dari dalam maupun dari luar. Sikap atau tingkah laku adalah satu
kesatuan yang terdiri dari diri individu itu sendiri yang ditunjukan terhadap pekerjaan
sangatlah penting demi mencapai faktor keberhasilan organisasi kerja. Disiplin
pegawai beranjak dari pandangan bahwa tidak ada manusia yang sempurna, tidak
luput dari kekhilafan dan kesalahan. Disiplin dalam pelaksanaan, mengatakan disiplin
adalah suatu bentuk ketaatan terhadap aturan, baik tertulis maupun yang telah
ditetapkan. Disiplin sangat menunjang hasil kerja dan kepribadian pegawai dalam
26
pelaksanaan tugas. (Administrasi & Fip, 2014)
2.2.7 Pengertian Media Komunikasi Internal
Komunikasi internal adalah komunikasi yang terjadi antara atasan dengan
bawahan, bawahan dengan atasan dan atara sesama karyawan. Komunikasi internal
juga merupakan komunikasi yang dikirimkan kepada anggota dalam suatu organisasi
dengan kata lain penerima pesan dalam komunikasi internal adalah orang-orang
dalam organisasi. Komunikasi internal disebut juga sebagai pertukaran informasi dan
gagasan di dalam organisasi. (Agung, Yuni, Bagia, Putu, & Jana, 2016)
Komunikasi internal sebagai gagasan di antara para administrator dan
karyawan dalam suatu perusahaan atau jawatan yang menyebabkan terwujutnya
perusahaan atau terwujudnya perusahaan atau jawatan tersebut lengkap dengan
strukturnya yang khas (organisasi) dan pertukaran gagasan secara horisontal dan
vertikal di dalam perusahaan atau jawatan yang menyebabkan pekerjaan berlansung
(operasi dan manajemen). (Agung et al., 2016)
Komunikasi Internal merupakan fungsi komunikasi yang secara khusus
dirancang oleh perusahaan untuk membangun dan membina hubungan dengan
stakeholder internal, sehingga tercipta kedekatan emosional yang diwujudkan melalui
komitmen dan keterlibatan yang bermanfaat bagi kesuksesan terkait pencapaian
tujuan perusahaan. Komunikasi Internal disebut merupakan kunci sebuah organisasi
dalam membangun Organizational Identification, sebuah kondisi dimana karyawan
merasa bangga untuk bekerja, memiliki rasa aman, dan rasa memiliki (sense of
belonging) kepada perusahaan yang diwujudkan dengan dedikasi secara pribadi
27
dalam kinerja. Organizational Identification adalah faktor yang menghasilkan
Employee Engagement. (Wijaya, 2015)
2.2.8 Media Komunikasi Internal
Kehadiran media internal dalam sebuah organisasi khususnya sebuah
perusahaan mempermudah komunikasi dari perusahaan ke karyawan atau khalayak di
luar lembaga. Kebutuhan media internal dalam sebuah lembaga swasta atau
pemerintah merujuk pada fungsi menginformasikan dan transmisi budaya. Pada poin
informasi, media internal memberikan kontribusi untuk memberikan penjelasan
terkait lembaga yang dibantunya, memberikan informasi secara umum terkait
kebutuhan segmentasinya, dan memberikan informasi secara khusus terkait program
kerja yang telah atau tengah dilaksanakan oleh lembaga. Terkait transmisi budaya,
sebuah media internal bisa memuat tata cara atau etika, hukum, atau bahkan aturan
yang berlaku di dalam lembaganya. Sikap dan perilaku yang harus dilakukan atau
tidak boleh dilakukan, juga dituangkan pada fungsi transmisi budaya. (Astrid, 2017)
Secara umum bahwa media internal menjadi salah satu sarana komunikasi,
yang dapat digunakan untuk menyampaikan berbagai informasi dari suatu organisasi
kepada khalayak . Cara ini dilakukan dalam bentuk menjalin komunikasi dengan
pihak terkait untuk mendapat dukungan dari publik atau stakeholdersnya sesuai
dengan harapan pimpinan atau pengelola suatu organisasi. Maka idealnya, sebuah
media internal harus memuat informasi yang bersifat positif, baik dari sisi ilmu, citra
lembaga, dan informasi umum. (Astrid, 2017)
Ada empat bentuk media yang dapat digunakan sebagai media internal , yaitu :
28
1. Lisan, dapat berupa :
a. morning briefing, untk morning briefing biasanya membahas pekerjaan
ataupun masalah yang terjadi
b. rapat
c. diskusi atau
d. ceramah.
2. Tertulis, dapat berupa :
a. surat
b. brosur
c. company profile
d. bulletin
e. majalah.
Untuk jenis tertulis paling banyak digunakan karena dianggap paling efektif
adalah ;bulletin dan majalah. Majalah perusahaan yaitu majalah untuk karyawan dan
majalah untuk customer. Seiring perkembangan teknologi, maka media-media
tersebut sekarang dilakukan secara elektronik, seperti e-bulletin dan e-magazine.
3. Elektronik lebih hemat biaya, pegawai malas membuka, tidak bisa disimpan
dalam jangka waktu lama.
4. Konvensional bisa disimpan dalam waktu lama. Biaya mahal. (Astrid, 2017)