35
6 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kelelahan Kerja a. Definisi Kelelahan 1) Kelelahan Umum Kelelahan diakibatkan oleh penumpukan asam laktat di otot-otot dan di dalam aliran darah. Akibat dari penumpukan asam laktat salah satunya adalah terjadinya penurunan kerja otot-otot, kemungkinan syaraf tepi dan sentral sehingga tubuh mudah merasa lemas dan lelah. (Setyawati,2010). Kelelahan mengarah pada kondisi melemahnya tenaga untuk melakukan suatu kegiatan. Gejala seseorang yang mengalami kelelahan ditandai dengan kondisi yang cenderung untuk mengantuk, 4L (letih, lelah, lesu dan lemah), tidak bersemangat untuk melakukan kegiatan. Penyebab kelelahan selain dari penumpukan asam laktat yaitu kurangnya asupan yang diperlukan oleh tubuh seperti karbohidrat dan oksigen (Budiono dkk, 2003).

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · saraf pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut

  • Upload
    votruc

  • View
    231

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · saraf pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Kelelahan Kerja

a. Definisi Kelelahan

1) Kelelahan Umum

Kelelahan diakibatkan oleh penumpukan asam laktat di

otot-otot dan di dalam aliran darah. Akibat dari penumpukan asam

laktat salah satunya adalah terjadinya penurunan kerja otot-otot,

kemungkinan syaraf tepi dan sentral sehingga tubuh mudah merasa

lemas dan lelah. (Setyawati,2010).

Kelelahan mengarah pada kondisi melemahnya tenaga

untuk melakukan suatu kegiatan. Gejala seseorang yang

mengalami kelelahan ditandai dengan kondisi yang cenderung

untuk mengantuk, 4L (letih, lelah, lesu dan lemah), tidak

bersemangat untuk melakukan kegiatan. Penyebab kelelahan selain

dari penumpukan asam laktat yaitu kurangnya asupan yang

diperlukan oleh tubuh seperti karbohidrat dan oksigen (Budiono

dkk, 2003).

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · saraf pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut

7

2) Kelelahan Kerja

Lelah (fatigue) merupakan suatu keadaan fisik dan

mental yang mengakibatkan terjadinya penurunan daya kerja dan

berkurangnya ketahanan tubuh untuk bekerja. Kelelahan ini

mengakibatkan seseorang kehilangan kemauan untuk bekerja

dikarenakan kondisi psikologisnya. Lelah yang berat

mengakibatkan seseorang berhenti untuk bekerja dikarenakan

seseorang tersebut tidak mampu lagi meneruskan pekerjaannya.

Pekerja yang mengalami lelah dan tetap meneruskan pekerjaannya

dapat mempengaruhi kelancaran pekerjaan dan berdampak buruk

terhadap kesehatan tubuhnya. (Suma’mur 2013).

Kelelahan kerja dapat dialami oleh tenaga kerja pada

semua jenis pekerjaan, baik jenis pekerjaan yang ringan maupun

berat. Kelelahan kerja dapat mengakibatkan menurunnya kinerja

seseorang dan menambah tingkat kesalahan pekerja dalam

menyelesaikan pekerjaannya. Kelelahan kerja akan meningkat

seiring dengan semakin lamanya seseorang melakukan pekerjaan

dan dapat menurun apabila beristirahat dengan cukup (Nurmianto,

2004).

b. Jenis dan Gejala Kelelahan

1) Jenis kelelahan

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · saraf pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut

8

a) Kelelahan Otot

Kelelahan otot yaitu terjadinya penurunan kinerja otot-

otot dikarenakan tekanan melalui fisik pada waktu tertentu.

Gejala kelelahan otot ditandai dengan tremor atau rasa nyeri

yang terjadi di otot dan menyebabkan melemahnya kemampuan

tenaga kerja dalam menyelesaikan pekerjaannya dan

meningkatkan kemungkinan terjadi kesalahan dalam

melakukan tugasnya sehigga terjadi kecelakaan kerja (Budiono

dkk, 2003).

Kelelahan fisiologis atau kelelahan otot yaitu kelelahan

pada susunan saraf pusat atau perifer (otot yang sedang

bekerja).Kelelahan ini disebabkan oleh otot atau fisik karena

beban yang berat yang dapat menimbulkan rasa nyeri atau

tremor pada otot (Suma’mur, 2013).

b) Kelelahan Umum

Kelelahan umum yaitu suatu keadaan dimana seseorang

mengalami penurunan gairah, susah berkonsentrasi dan lesu

untuk melakukan aktivitas. Kelelahan umum disebabkan oleh

keadaan persarafan sentral atau kondisi psikis-psikologis

(Suma’mur, 2013).

2) Gejala Kelelahan Kerja

Gambaran mengenai gejala kelelahan (fatigue) secara

subjektif dan objektif antara lain menurut Budiono dkk (2003) :

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · saraf pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut

9

a) Perasaan lesu, ngantuk dan pusing

b) Tidak/kurang mampu berkonsentrasi

c) Berkurangnya tingkat kewaspadaan

d) Presepsi yang buruk dan lambat

e) Tidak ada/ berkurangnya gairah untuk bekerja

f) Menurunnya kinerja jasmani dan rohani

Semua gejala di atas terutama ditunjukan dalam wujud

keluhan psikosomatis, dimana terjadi gangguan fungsional organ

dalam tubuh atau sirkulasi yang merupakan wujud eksternal, akibat

konflik psikologis dan kesulitan-kesulitan lainnya. Bentuk umum

dari gejala ini adalah sebagai berikut :

a) Sakit kepala

b) Perasaan pusing/mabuk

c) Sulit tidur

d) Detak jatung tidak normal

e) Keluar keringat secara berlebih

f) Masalah pencernaan

Sama halnya dengan kelelahan umum munculnya tanda-

tanda kelelahan psikosomatis diatas berpengaruh pula pada waktu-

waktu absen dari pekerjaan. Hal ini menunjukkan bahwa penyebab

ketidakhadiran di tempat kerja karena yang bersangkutan

membutuhkan waktu istirahat yang lebih banyak.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · saraf pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut

10

c. Penyebab dan Faktor yang mempengaruhi Kelelahan Kerja :

1) Penyebab Kelelahan Kerja

Penyabab terjadinya kelelahan kerja menurut sutalaksana

dkk (1995):

a) Faktor fisiologis yaitu akumulasi dasi substansi toksin (asam

laktat) dalam darah, penurunan waktu reaksi.

b) Faktor psikologi yaitu konflik yang mengakibatkan stress yang

berkepanjangan ditandai dengan menurunnya prestasi kerja,

rasa lelah.

Kontraksi otot rangka yang lama dan kuat, dimana

proses metabolisme tidak mampu lagi meneruskan supply energi

yang dibutuhkan serta membuang sisa metabolisme, khususnya

asam laktat. Jika asam laktat yang banyak terkumpul, otot akan

kehilangan kemampuannya. Terbatasnya aliran darah pada otot

(ketika berkontraksi), otot menekan pembuluh darah dan membawa

oksigen sehingga menyebabkan terjadinya kelelahan (Budiono dkk,

2003).

2) Faktor yang mampengaruhi Kelelahan Keja

a) Faktor dari dalam Individu ( Faktor Internal )

(1) Usia

Usia mempengaruhi ketahanan tubuh dan kapasitas

kerja seseorang yang berakibat pada kelelahan. Salah satu

indikator dari kapasitas kerja adalah kekuatan otot

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · saraf pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut

11

seseorang. Semakin tua umur seseorang, maka semakin

menurun kekuatan ototnya. Kekuatan otot yang dipengaruhi

oleh umur akan berakibat pada kemampuan fisik tenaga

kerja untuk melakukan pekerjaannya. Laki-laki maupun

wanita pada umur sekitar 20 tahun merupakan puncak dari

kekuatan otot seseorang, dan pada umur sekitar 50 – 60

tahun kekuatan otot mulai menurun sekitar 15 – 25%

(Setyowati dkk,2013).

(2) Jenis Kelamin

Perbedaan secara fisik antara jenis kelamin wanita

dan laki-laki terletak pada ukuran tubuh dan kekuatan

ototnya. Kekuatan otot wanita relatif kurang jika

dibandingkan dengan kekuatan otot laki-laki. Kekuatan otot

ini akan mempengaruhi kemampuan kerja seseorang yang

merupakan penentu dari terjadinya kelelahan. Permasalahan

wanita lebih kompleks dibandingkan laki-laki, salah

satunya adalah haid. Wanita yang sedang mengalami haid

cenderung cepat lelah dibandingkan wanita yang tidak

mengalami haid (Suma’mur, 2013).

(3) Status Gizi

Keadaan gizi yang baik merupakan salah satu ciri

kesehatan yang baik, sehingga tenaga kerja yang produktif

terwujud. Status gizi merupakan salah satu penyebab

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · saraf pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut

12

kelelahan. Seorang tenaga kerja dengan keadaan gizi yang

baik akan memiliki kapasitas kerja dan ketahanan tubuh

yang lebih baik, begitu juga sebaliknya(Budiono, dkk,

2003). Pada keadaan gizi buruk, dengan beban kerja berat

akan mengganggu kerja dan menurunkan efisiensi dan

ketahanan tubuhsehingga mudah terjangkit penyakit

sehingga mempercepat timbulnya kelelahan. Status gizi

seseorang dapat diketahui melalui nilai IMT (Indeks Massa

Tubuh). IMT merupakan alat yang sederhana untuk

memantau status gizi seseorang khususnya yang berkaitan

dengan kekurangan dan kelebihan berat badan. IMT

dihitung dengan rumus berat badan dalam kilogram dibagi

dengan kuadrat tinggi badan dalam meter (Supariasa, 2012)

(4) Kondisi Psikologis

Kelelahan psikologis timbul dalam perasaan orang

yang bersangkutan dan terlihat dengan tingkah lakunya atau

pendapat-pendapatnya yang tidak konsekuen lagi serta

jiwanya yang labil dengan adanya perubahan walaupun

sendiri dalam kondisi lingkungan atau kondisi tubuhnya.

(5) Status Kesehatan

Status kesehatan mempengaruhi kelelahan

dikarenakan kondisi tenaga kerja yang tidak dalam keadaan

sehat dapat mempengaruhi terjadi kelelahan kerja. hal ini

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · saraf pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut

13

juga dapat dilihat dari riwayat penyakit yang diderita oleh

seseoorang. Beberapa penyakit yang berhubungan dengan

kelelahan:

(a) Penyakit jantung

Kerja fisik yang sangat berat merupakan kondisi yang

sangat menegangkan yang harus dihadapi oleh sistem

sirkulasi normal. Hal ini karena pada beberapa kondisi,

aliran darah yang melalui otot dapat meningkat lebih

dari 20 kali lipat. Kenaikan dari aliran darah ini juga

dapat meningkatkan aktivitas jantung lebih dari

normal. Kenaikan aliran darah ini salah satunya adalah

dikarenakan berkurangnya O2 dalam jaringan otot

(Guyton, 1997). Kekurangan O2 yang berkurang

secara cepat memungkinkan terjadi metabolisme

anaerobik dimana akan menghasilkan asam laktat yang

mempercepat kelelahan (Santoso, 2004).

(b) Hipertensi.

Hipertensi adalah suatu penyakit dimana salah satu

penyebabnya adalah karena tekanan tinggi pada arteri

sehingga arteri kehilangan kelenturannya untuk

mengembang dan menyempit sehingga terjadi

penyumbatan dan mengganggu peredaran darah

(Gunawan,2001). Terbatasnya aliran darah pada otot

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · saraf pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut

14

(ketika berkontraksi), otot menekan pembuluh darah

dan membawa O2 memungkinkan terjadinya kelelahan

( Gunawan, 2001).

(c) Penyakit ginjal

Pengaruh kerja terhadap faal ginjal terutama

dihubungkan dengan pekerjaan yang perlu

mengerahkan tenaga dan yang dilakukan dalam cuaca

kerja panas. Kedua-duanya mengurangi peredaran

darah ke ginjal dengan akibat gangguan penyediaan

zat–zat yang diperlukan oleh ginjal (Suma’mur, 2009).

b) Faktor dari luar Individu ( Faktor Eksternal )

(1) Kondisi Lingkungan tempat kerja

Lingkungan kerja yang buruk dapat

mempengaruhi kelelahan seseorang. Lingkungan kerja yang

panas (> 26,7○C) dan kebisingan (> 85 dB) merupakan

beban tambahan tenaga kerja yang dapat mempengaruhi

tingkat ketelitian atau konsentrasi seseorang dalam

melakukan aktivitasnya dan dapat menyebabkan gangguan

psikis seseorang misalnya susah tidur atau kurang istitiraha

sehingga berdampak pada peningkatan kelelahan

(Setyowati dkk, 2014).

Menurut Santosa (2012) faktor yang

mempengaruhi lingkungan kerja dibagi menjadi 3 :

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · saraf pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut

15

(a) Faktor fisik yaitu faktor fisik yang ada di lingkungan

kerja seperti : bising, getaran, pencahayaan, radiasi, dan

tekanan panas.

(b) Faktor kimia, yaitu bahan baku atau pembantu yang

prosesnya menggunkan bahan kimia seperti gas-gas

berbahaya, larutan kimia, limbah, dal lain-lain.

(c) Faktor Biologi, yaitu faktor-faktor yang menjadi

penyebab masalah kesehatan atau penyakit akibat kerja,

faktor-faktor tersebut dapa berada sendiri atau bersama-

sama dengan faktor-faktor bahaya lainnya seperti :

bakteri, virus, jamur, parasit, binatang, dan tanaman.

(2) Beban Kerja fisik

Seorang tenaga kerja memiliki kemampuan

tersendiri dalam hubungan dengan beban kerja. Mungkin

diantara mereka lebih cocok untuk beban fisik, atau mental,

atau sosial. Namun sebagai persamaan yang umum, mereka

hanya mampu memikul beban pada suatu berat tertentu.

Bahkan ada beban yang dirasa optimal bagi seseorang.

Inilah maksud penempatan seorang tenaga kerja yang tepat

padapekerjaan yang tepat. Derajat tepat suatu penempatan

meliputi kecocokan, pengalaman, ketrampilan, motivasi

dan lain sebagainya (Suma’mur, 2009).

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · saraf pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut

16

Begitu juga dengan oksigen, bahwa setiap individu

mempunyai keterbatasan maksimum untuk oksigen yang

dikonsumsi. Semakin meningkatnya beban kerja, maka

konsumsi oksigen akan meningkat secara proporsional

sampai didapat kondisi maksimumnya. Beban kerja yang

lebih tinggi yang tidak dapat dilaksanakan dalam kondisi

aerobik, disebabkan oleh kandungan oksigen yang tidak

mencukupi untuk suatu proses aerobik. Akibatnya adalah

manifestasi rasa lelah yang ditandai dengan meningkatrnya

kandungan asam laktat (Eko Nurmianto, 2004).

d. Pengukuran Kelelahan

Menurut setyawati (2010) ada beberapa pengukuran

kelelahan kerja antara lain:

1) Reaction Timer L77 Lakassidaya

Uji waktu reaksi ternyata stimuli terhadap cahaya lebih

signifikan daripada stimuli suara. Hal tersebut disebabkan karena

stimuli suara lebih cepat diterima oleh reseptor daripada stimuli

cahaya.

Hasil penelitian yang dilakukan Setyawati (2010) tingkat

kelelahan diklasifikasikan berdasarkan waktu reaksi yang diukur

dengan reaction timeryaitu:

(a) Normal dengan waktu reaksi 150,0 - 240,0 milidetik.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · saraf pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut

17

(b) Kelelahan kerja ringan dengan waktu reaksi 240,0< x < 410,0

milidetik.

(c) Kelelahan kerja sedang dengan waktu reaksi 410,0< x < 580,0

milidetik.

(d) Kelelahan kerja berat dengan waktu reaksi > 580,0 milidetik.

2) Uji Finger-tanpping (uji ketuk jari)

Mengukur kecepatan maksimal mengetukkan jari tangan

dalam suatu periode waktu tertentu.

3) Uji Flicker-fusion

Pengukuran terhadap kecepatan berkelipnya cahaya

(lampu) yang secara bertahap ditingkatkan sampai kecepatan

tertentu sehingga cahaya tampak berbaur sebagai cahaya yang

kontinyu.

4) Skala Kelelahan Industrial Fatigue Research Committee (IFRC)

Skala IFRC yang didesain untuk pekerja dengan budaya

Jepang ini merupakan ngket yang mengandung tiga puluh macam

perasaan kelelahan.

e. Pengendalian Kelelahan Kerja

Menurut Setyawati (2010) kelelahan dapat dikurangi

melalui program penanggulangan kelelahan kerja dengan kegiatan

promosi kesehatan, pencegahan kelelahan kerja, pengobatan kelelahan

kerja dan rehabilitasi kelelahan kerja.

1) Promosi Kesehatan

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · saraf pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut

18

Promosi kesehatan dalam pelaksanaannya dapat

bekerjasama dengan berbagai pihak misalnya departemen tenaga

kerja, deprtemen kesehatan, departemen perindustrian dan pihak-

pihak lain baik dalam pemerintahan maupun pihak swasta seperti

media masa dan organisasi pekerja. Promosi kesehatan dalam

program penanggulangan kelelahan ini dapat dilakukan dengan

penyuluhan kepada tenga kerja atau pedagang. Materi penyuluhan

tentang kelelahan kerja, faktor-faktor penyebabnya, dampak dan

cara pencegahan terjadinya kelelahan (Setyawati, 2010).

2) Pencegahan Kelelahan Kerja

Pencegahan kelelahan dapat dilakukan dengan cara

menciptakan suasana lingkungan kerja yang sehat, aman dan

nyaman bagi tenaga kerja, tidak menciptakan dan menghindarkan

stres buatan manusia (Budiono dkk, 2003).

3) Pengobatan Kelelahan Kerja

Pengobatan kelelahan kerja dapat dilakukan dengan

meminum vitamin atau obat-obatan yang berfungsi untuk

memulihkan tenaga seseorang, perbaikan lingkungan kerja,

mengupayakan sikap kerja dan menggunakan alat kerja yang

ergonomis, penyuluhan mental dan bimbingan mental (Setyawati,

2010).

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · saraf pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut

19

4) Rehabilitasi Kelelahan kerja

Upaya rehabilitasi kelelahan dilakukan dengan

melanjutkan tindakan dan pengobatan kelelahan kerja serta

membangun semangat tenaga kerja (Setyawati, 2010).

2. Kebisingan

a. Definisi dan sumber Kesbisingan

Bunyi atau suara didengar sebagai rangsangan pada sel

saraf pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang

ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang

tersebut merambat melalui media udara atau penghantar lainya, dan

manakala bunyi atau suara tersebut tidak dikehendaki oleh karena

mengganggu atau timbul diluar kemauan orang yang bersangkutan,

maka bunyi-bunyian atau suara yang keberadaanya tidak dikehendaki

(noise is unwanted sound). Dalam rangka perlindungan kesehatan

tenaga kerja kebisingan diartikan sebagai semua suara/bunyi yang

tidak dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan

atau alat-alat kerja yang pada tingkat tertentu dapat menimbulkan

gangguan pendengaran (Suma’mur, 2009).

Menurut Dirjen PPM dan PL., DEPKES & KESSOS

RI.Tahun (2000) sumber kebisingan dibedakan menjadi:

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · saraf pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut

20

1) Bising Industri

Industri besar termasuk didalamnya pabrik, bengkel dan

sejenisnya. Bising industri dapat dirasakan oleh karyawan maupun

masyarakat disekitar industri.

2) Bising Rumah Tangga

Umumnya disebabkan oleh alat-alat rumah tangga dan

tidak terlalu tinggi tingkat kebisingannya.

3) Bising Spesifik

Bising yang disebabkan oleh kegiatan-kegiatan khusus,

misalnya pemasangan tiang pancang tol atau bangunan.

b. Jenis Kebisingan

Macam-macam Kebisingan yang sering dijumpai, yaitu

(Suma’mur, 2009):

1) Kebisingan menetap berkelanjutan tanpa putus-putus dengan

spektrum frekuensi yang lebar (steady state, wide band noise),

misalnya bising mesin, kipas angin, dapur pijar, dan lain-lain.

2) Kebisingan menetap berkelanjutan dengan spektrum frekuensi

tipis (steady state, narrow band noise), misalnya: bising gergaji

sirkuler, katup gas, dan lain-lain.

3) Kebisingan terputus-putus (intermittent noise), misalnya bising

lalu-lintas, suara kapal terbang.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · saraf pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut

21

4) Kebisingan impulsive (impact or impulsive noise), misalnya

seperti bising pukulan palu, tembakan bedil atau meriam, dan

ledakan.

5) Kebisingan impulsive berulang, misalnya bising mesin tempa di

perusahaan atau tempaan tiang pancang bangunan.

c. Dampak Kebisingan

1) Audiometi yaitu system atau alat yang digunakan untuk mengukur

tingkat pendengaran manusia.

a) Trauma Accoustic

Adalah kerusakan pendengaran akibat suara yang sangat

keras dalam waktu yang sangat singkat yang dapat

megakibatkan patahnya tulang pendengaran dan sobeknya

membran tymphani.

(1) Temporary Threshold shift ( TTS)/ tuli sementara.

Adalah tuli sementara akibat seseorang memasuki

tempat yang bising. Seseorang dapat pulih kembali apabila

tidak berada di tempat bising ± 16 jam.

(2) Permanent Therhold Shift (PTS)/ Tuli Permanen.

Penurunan tajam pendengaran akibat seseorang

memasuki tempat bising yang melebihi NAB (terpapar)

selama ± 5 jam.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · saraf pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut

22

2) Non Audiometri

a) Kelelahan kerja

Lingkungan kerja yang buruk dapat mempengaruhi

kelelahan seseorang. Lingkungan kerjayang bising (> 85 dB)

merupakan beban tambahan tenaga kerja yang dapat

mempengaruhi tingkat ketelitian atau konsentrasi seseorang

dalam melakukan aktivitasnya dan dapat menyebabkan

gangguan psikis seseorang misalnya susah tidur atau kurang

istitiraha sehingga berdampak pada peningkatan kelelahan

(Setyowati dkk, 2014).

Kebisingan menganggu perhatian yang perlu terus-

menerus dicurahkan kepada kepada pelaksanaan pekerjaan dan

juga pencapian hasil kerja yang sebaik-baiknya. Maka dari itu

tenaga kerja yang melakukan pengamatan dan pengawasan

terhadap suatu proses produksi atau hasilnya dapat membuat

kesalahan-kesalahan akibat dari terganggunya konsentrasi dan

kurang fokusnya perhatian.

b) Meningkatkan tekanan darah

Kebisingan dapat menyebabkan detak jantung semakin

cepat, meningkatkan tekanan darah dan penyempitan nadi yang

menunjukkan adanya perubahan fungsi faal (Triyunita,2013)

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · saraf pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut

23

d. Nilai Ambang Batas (NAB) Kebisingan

Nilai Ambang Batas (NAB) adalah standart faktor tempat

kerja yang dapat diterima tenaga kerja tanpa mengakibatkan penyakit

atau gangguan kesehatan dalam pekerjaannya sehari-hari untuk waktu

tidak melebihi 8 jam sehari atau 40 jam seminggu. Menurut

Permenakertrans RI No. PER.13/MEN/2011 tentang Nilai Ambang

Batas Faktor Fisika dan Faktor Kimia di Tempat Kerja, NAB

kebisingan adalah sebagai berikut:

Tabel 1.Nilai Ambang Batas Kebisingan

Waktu Pemaparan Per Hari Intensitas Kebisingan (dB)

8

4

2

1

30

15

7,5

3,75

1,88

0,94

Jam

Menit

85

88

91

94

97

100

103

106

109

112

Bersambung

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · saraf pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut

24

28,12

14,06

7,03

3,52

1,76

0,88

0,44

0,22

0,11

Detik

115

118

121

124

127

130

133

136

139

Sumber: Permenakertrans RI No. PER.13/MEN/2011

e. Pengukuran Kebisingan

Alat utama pengukuran kebisingan adalah sound level meter.

Alat ini mengukur kebisingan diantara 30-130 dB dan frekuensi 20-

20.000 Hz. Suatu sistem kalibrasi terdapat dalam suatu alat itu sendiri,

kecuali untuk kalibrasi mikrofon diperlukan pengcheckan dengan

kalibrasi tersendiri. Sebagai alat kalibrasi dapat dipakai pengeras suara

yang kekuatan suaranya diatur oleh amplifier. Atau suatu piston phone

dibuat untuk maksud kalibrasi tersebut, yang tergantung dari tekanan

udara, sehingga perlu koreksi berdasarkan atas perbedaan barometer.

Kalibrator dengan intensitas tinggi 125 dB lebih disukai, oleh karena

alat pengukur intensitas kebisingan demikian mungkin dipakai untuk

mengukur kebisingan yang intensitasnya tinggi.

Sambungan

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · saraf pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut

25

Analisa frekuensi terhadap suatu kebisingan biasanya

diperlukan dan hal ini dilakukan dengan meggunakan alat octave band

analyzer, yang memiliki sejumlah saringan (filter) berdasar oktaf. Jika

spektrumnya sangat curam dan kandungan frekuensinya berbeda

banyak, dapat dipakai skala 1/3 oktaf.

Untuk analisis kebisingan lebih lanjut dapat dipakai narrow

band analyzer ( alat analisis spektrum tipis )baik latar spektrumnya

tetap misalnya 2-200 Hz atau melebar dengan lebih banyaknya

frekuensi. Yang terakhir ini lebih disenangi di lapangan, mengingat

komponen frekuensi kebisingan mungkin berbeda tergantung dari

frekuensi sumber kebisingan antara lain bisingnya suara beraneka

mesin yang dioperasikan dalam proses produksi.

Sound Level Meter digunakan untuk mengukur intensitas

kebisingan yang ada di tempat kerja. Cara penggunaan alat adalah :

1) Hidupkan alat dengan menekan tombol power

2) Pilih frequency weighting dengan menekan tombol A/ C

a) Weighting net work A

Respon manusia untuk tingkat suara yang rendah

(human response for low levels), untuk kebisingan lingkungan,

tempat kerja.

b) Weighting net work C

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · saraf pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut

26

c) Respon manusia untuk tingkat suara yang tinggi (human

response for high sound levels),untuk diagnosis kerusakan pada

perangkat listrik, elektronik dan mekanik.

3) Pilih fast atau slow dengan menekan tombol F/ S

4) Tekan tombol “rec” untuk merekam hasil pengukuran. Tekan

tombol “rec’ lagi untuk melihat nilai “max” atau nilai tetrtinggi

saat pengukuran dilakukan. Tekan tombol “rec” lagi untuk ”min”

atau nilai terendah saat pengukuran dilakukan. Untuk

menghentikan perekaman,tekan tombol “rec” sampai indikator

“rec” di layar hilang.

5) Mencatat hasil pengukuran.

f. Pengendalian Kebisingan

Menurut Budiono dkk (2003) Pengendalian kebisingan dapat

dilakukan dengan :

1) Pengendalian primer

a) Pengendalian secara Teknis

(1) Mengubah cara kerja dari yang menimbulkan bising

menjadi berkurang suara yang menimbulkan bisingnya.

(2) Menggunkan penyekat dinding dan langit-langit yang

kedap suara.

(3) Mengisolasi mesin-mesin yang menjadi sumber

kebisingan. Meisn/alat didesain sedemikian hingga suara

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · saraf pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut

27

bising tidak seluruhnya mengenai pekerja. Pemasangan

kaca membuat pekerja dapat tetap bekerja.

(4) Subtitusi mesin yang bising dengan mesin yang kurang

bising.

(5) Menggunkan fondasi mesin yang baik agar tidak ada

sambungan yang goyang, dan mengganti bagian-bagian

logam dengan karet.

(6) Modifikasi mesin atau proses.

(7) Merawat mesin dengan alat secara teratur dan periodik

sehingga dapat mengurangi suara bising.

b) Pengendalian secara Administratif

(1) Pengadaan ruang control pada bagian tertentu misalnya :

bagian diesel. Tenaga kerja di bagian tersebut hanya

melihat dari ruang berkaca yang kedap suara dan sesekali

memasuki ruang yang bising dalam waktu yang telah

ditentukan dan menggunakan APD.

(2) Pengaturan jam Kerja disesuaikan NAB yang ada.

c) Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

Merupakan alternatif terakhir bila pengendalian yang lain tela

dilakukan. tenaga kerja dilengkapi dengan sumbat telinga (ear

plug) atau tutup telinga (ear muff) disesuaikan dengan jenis

pekerjaan, kondisi dan penurunan intensitas kebisingan yang

diharapkan.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · saraf pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut

28

2) Pengendalian Sekunder

a) Pengendalian secara Medis

Pemeriksaan audiometri sebaiknya dilakukan pada saat awal

masuk kerja secara periodik, secara khusus pada akhir masa

kerja.

b) Pengendalian Tersier

Dirujuk langsung ke rumah sakit untuk mendapat penanganan

medis secara langsung.

3. Status Gizi

a. Definisi Status Gizi

Status gizi adalah suatu ukuran mengenai konsidi tubuh

seseorang yang dapat dilihat dari makanan yang dikonsumsi dan

penggunaan zat-zat di dalam tubuh. Status gizi dibagi menjadi 3

kategori yaitu status gizi kurang, normal dan gizi lebih

(Almatsier,2009).

Setiap orang dalam siklus hidupnya selalu membutuhkan dan

mengkonsumsi berbagai macam bahan makanan. Zat gizi yaitu zat-zat

yang diperoleh dari bahan makanan yang dikonsumsi tadi, mempunyai

nilai yang sangat penting ( tergantung dari macam-macam bahan

makanannya). Manfaat zat makanan yaitu untuk :

1) Memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan,

terutama bagi mereka yang masih dalam masa pertumbuhan.

2) Memperoleh energi guna melakukan kegiatan fisik.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · saraf pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut

29

Termasuk dalam memelihara proses tubuh dalam

pertumbuhan yaitu sebagai pengganti sel-sel yang rusak sebagai zat

pelindung dalam tubuh (dengan cara menajda keseimbangan cairan

dalam tubuh ). Proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan

yang terpelihara dengan baik akan menunjukkan baiknya kesehatan

yang dimiliki seseorang. Seseorang yang sehat tentunya memiliki daya

pikir dan daya kegiatan fisik sehari-hari yang cukup tinggi.

Nilai yang sangat penting dari bahan makanan atau zat

makanan bagi pertumbuhan dan perkembangan fisik serta perolehan

energi guna melakukan kegiatan sehari-hari seperti yang dikemukakan

di atas tergantung dari keadaan dan macam-macam bahan makananya.

Kadar zat makanan (gizi) pada setiap bahan makanan memang

tidak sama, ada yang rendah adapula yang tinggi, karena itu dengan

memperhatikan empat sehat lima sepurna yang selalu dianjurkan,

setiap bahan makanan akan saling melengkapi zat makanan/gizinya

yang selalu dibutuhkan tubuh manusia guna menjamin pertumbuhan

dan perkembangan fisik serta energi yang cukup guna melaksanakan

kegiatan-kegiatannya. Zat makanan (gizi) yang diperlukan tubuh

manusia ada yang berasal dari tumbuh-tumbuhan adapula yang berasal

dari hewan.

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · saraf pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut

30

Tabel 2.1 Kebutuhan Kalori tenaga kerja dalam 1 hari

Jenis pekerjaan Tenaga kerja

Laki-laki Perempuan

Ringan 2400 kal 2000 kal

Sedang 2600 kal 2400 kal

Berat 3000 kal 2600 kal

Sumber : Budiono (2003)

b. Faktor yang mempengaruhi status gizi

Kebutuhan gizi setiap orang berbeda satu sama lainya dan

sangat bergantung pada beberapa faktor yaitu:

1) Ukuran tubuh

Semakin besar ukuran tubuh seseorang , semakin besar

pula kalori yang dibutuhkan meskipun jenis kelamin, usia dan

aktivitas yang dilakukan sama.

2) Usia

Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang

dewasa (usia 18 tahun keatas) merupakan msalah penting, karena

selain mempunyai resiko-resiko penyakit tertentu, juga dapat

mempengaruhi produktivitas kerja. Oleh karena itu pemantauan

keadaan tersebut harus dilakukan secara berkesinambungan. Salah

satu cara adalah dengan mempertahankan berat badan ideal.

3) Jenis kelamin

Laki-laki umumnya membutuhkan relatif lebih banyak

kalori dibanding dengan wanita. Hal ini karena secara fisiologis

laki-laki mempunyai lebih banyak otot dan juga lebih aktif,

sehingga secara kodrati pria diciptakan untuk tampil lebih aktif

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · saraf pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut

31

dan kuat dari pada wanita. Pria lebih sanggup melaksanakan

pekerjaan yang lebih berat lainya seperti mengangkat karung

beras di pasar atau pelabuhan. Sedangkan kegiatan wanita pada

umumnya lebih banyak membutuhkan ketrampilan tangan.

4) Aktivitas pekerjaan yang dilakukan

Pekerjaan berat akan membutuhkan kalori dan protein

lebih besar dari pada mereka yang bekerja sedang dan ringan.

Besarnya kebutuhan kalori tergantung banyaknya otot yang

dipergunakan untuk bekerja serta lamanya penggunaan otot

tersebut. Disamping itu protein yang digunakan juga lebih tinggi

dari normal. Karena harus mengganti jaringan baru yang lebih

banyak dari pada keadaan biasa untuk mempertahankan agar

tubuh dapat bekerja secara normal

5) Kondisi tubuh tertentu

Pada orang yang baru sembuh dari sakit akan

membutuhkan lebih banyak kalori dan zat gizi lainya dari pada

sebelum sakit. Penambahan zat gizi tersebut diperlukan untuk

rehabilitas kembali sel tubuh yang rusak selam sakit.

6) Kondisi lingkungan

Pada musim hujan membutuhkan lebih banyak kalori

dibanding dengan musim panas. Demikian pula pada tempat yang

dingin lebih tinggi dari pada tempat 20 pada suhu panas. Dimana

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · saraf pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut

32

tambahan kalori pada tempat dingin diperlukan untuk

mempertahan suhu tubuh.

c. Dampak kekurangan gizi bagi tubuh

Konsumsi makan berpengaruh terhadap status gizi

seseorang.Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh

memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien,

sehingga memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak,

kemampuan kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi

mungkin.Status gizi kurang terjadi apabila tubuh mengalami

kekurangan satu atau lebih zat-zat esensial.Status gizi lebih terjadi bila

tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah berlebihan sehingga

menimbulkan efek toksik atau membahayakan. Akibat gizi kurang

pada proses tubuh bergantung pada zat-zat gizi apa yang kurang.

Kekurangan gizi secara umum (makanan kurang dalam kuantitas dan

kualitas) menyebabkan gangguan pada proses-proses seperti

pertumbuhan tidak optimal, produksi tenaga kurang untuk bergerak,

bekerja dan melakukan aktivitas, pertahanan tubuh menurun,

terganggunya fungsi otak dan perilaku yang tidak tenang. (Almatsier,

2009)

Gizi lebih dapat menyebabkam kegemukan atau obesitas.

Kelebihan energi yang dikonsumsi disimpan di dalam jaringan dalam

bentuk lemak. Kegemukan merupakan salah satu fsktor resiko dalam

terjadinya berbagai penyakit degeneratif seperti hipertensi atau tekanan

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · saraf pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut

33

darah tinggi, penyakit-penyakit diabetes, jantung koroner, hati dan

kantung empedu (Almatsier,2009)

d. Penilaian Status Gizi

Penilaian status gizi secara langsung dapat dibagi menjadi

tujuh penilaian yaitu:

1) Antropometri

Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh

manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri gizi

berhubungan dengan barbagai macam pengukuran dimensi tubuh

dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi

Antropometri secara umum digunakan untuk melihat

ketidakseimbangan asupan protein dan energi. Ketidakseimbangan

ini terlihat pada pola pertumbuhan fisik dan proporsi jaringan

tubuh seperti lemak, otot dan jumlah air dalam tubuh.

Menurut Depkes RI (2009), antropometri merupakan

metode yang paling sering digunakan dalam penilaian status gizi.

Cara ini hanya dapat diterapkan pada orang dewasa berumur >18

tahun serta tidak dapat diterapkan pada wanita hamil.Metode ini

menggunakan parameter berat badan (BB) dan tinggi badan

(TB).Melalui kedua parameter tersebut, dapat dilakukan

penghitungan Indeks Massa Tubuh (IMT). Penilaian berdasarkan

IMT adalah untuk mengetahui status gizi orang dewasa berusia 18

tahun atau lebih yaitu dengan pengukuran berat dan tinggi badan.

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · saraf pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut

34

Dari perhitungan IMT, dilakukan penilaian status gizi dengan

klasifikasi sebagai berikut :

Tabel 2.2. status gizi berdasarkan perhitungan indeks masa

tubuh

IMT Status gizi Kategori

< 17.0 Gizi Kurang Kurus

18.5 – 24.9 Gizi Baik Normal

>25 Gizi Lebih Gemuk

Sumber : Depkes Depkes RI. Pedoman Kecukupan Gizi Pekerja Selama

Bekerja. Direktorat Bina Kesehatan Kerja (2009).

2) Pemeriksaan Klinis

Metode ini sangat penting untuk menilai status gizi

masyarakat, metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang

terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. Hal ini

dapat dilihat pada jarinagn epitel seperti: kulit, rambut, mata dan

mukosa oral.

3) Pemerikasaan Biokimia

Pemeriksaan laboratorium (biokimia), dilakaukan

melalui pemeriksaan spesimen jaringan tubuh (darah, urin, tinja,

hati dan otot) yang diuji secara 21 laboratoris terutama untuk

mengetahui kadar hemoglobin, feritin, glukosa, dan kolesterol.

Pemerikaan biokimia bertujuan mengetahui kekurangan gizi

spesifik (Irianto, 2007)

4) Pemeriksaan Biofisik

Pemeriksaan dilakukan dengan melihat kemampuan

fungsi serta perubahan struktur jaringan. Pemerikasaan biofisik

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · saraf pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut

35

bertujuan mengetahui situasi tertentu, misalnya pada orang yang

buta senta (Irianto, 2007)

5) Survei konsusmsi makanan

Survei konsusmsi makanan adalah metode penentuan

status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis

zat gizi yang dikonsumsi oleh individu. Pengumpilan data survai

konsumsi makanan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi

berbagai makanan yang mengandung zat gizi pada masyarakat,

keluarga dan individu. Survai konsumsi makanan dapat

mengidentifikasi kelebihan dan kekurangan zat gizi.

6) Statistik vital

Pemerikasaan dilakukan dengan menganalisis data

kesehatan seperti angka kematian, angka kesakitan dan kematian

akibat hal yang berhubungan dengan gizi. Pemeriksaan ini

bertujuan menemukan indikator tidak langsung status gizi

masyarakat

4. Hubungan Kebisingan dan Kelelahan Kerja

Suara dari lingkungan akan diterima daun telinga dan liang

telinga yang merupakan bagian telinga luar. Semua bunyi yang mencapai

telinga kita sebenarnya merupakan tenaga suatu gelombang suara.

Selanjutnya gelombang suara akan menggetarkan gendang telinga

(membrane tympani) yang merupakan selaput tipis dan transparan.

Selanjutnya getaran-tersebut mulai sampai ke telinga tengah yang berisi

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · saraf pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut

36

tulang-tulang pendengaran. Tulang tersebut antara lain tulang-tulang

malleus, incus dan stapes.Sebagian tulang malleus melekat pada sisi dalam

gendang telinga dan akan bergetar bila membran tympani bergetar. Tulang

stapes berhubugan dengan selaput oval window (tingkat oval) yaitu telinga

bagian dalam. Karena ketiga tulang pendengaran saling bersendi satu sama

lain maka akan menjembatani getaran dari gendang telinga, memperkeras

dan menyampaikan ke telinga dalam(Watson, 2002).

Suara yang terlalu bising dan berlangsung lama dapat

menimbulkan stimulasi daerah di dekat area penerimaan pendengaran

primer yang akan menyebabkan sensasi suara gemuruh dan berdenging

(suma’mur,2009)

Bising dengan intensitas tinggi dapat menyebabkan

pusing/sakit kepala. Hal ini disebabkan bising dapat merangsang situasi

vestibular dalam telinga dalam yang akan menimbulkan efek

pusing/vertigo. Perasaan mual, susah tidur dan sesak napas disebabkan

oleh rangsangan bising terhadap sistem saraf, keseimbangan organ dan

keseimbangan elektrolit. Melalui makanisme hormonal adrenalin, yang

dapat meningkatkan frekuensi detak jantung dan tekanan darah.

Suara yang terlalu bising dan berlangsung lama dapat

menimbulkan stimulasi daerah di dekat area penerimaan pendengaran

primer yang akan menyebabkan sensasi suara gemuruh dan berdenging.

Timbulnya sensasi suara ini akan menyebabkan pula stimulasi nucleus

ventralateralis thalamus yang akan menimbulkan inhibisi implus dari

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · saraf pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut

37

umparan otot (musclespindle) dengan kata lain akan menggerakkan atau

menguatkan system inhibisi atau penghambat yang berada pada thalamus

(Chusid, J. G, 1992).

Konsep kelelahan merupakan hasil penelitian terhadap

manusia. Konsep tersebut menyatakan bahwa keadaan dan perasaan lelah

adalah reaksi fungsional pusat kesadaran yaitu otak (cortex cerebri), yang

dipengaruhi oleh dua sistem antagonisis yaitu sistem penghambat

(inhibisi) dan sistem penggerak (aktivasi). Sistem penghambat bekerja

terhadap thalamus yang mampu menurunkan kemampuan manusia

bereaksi dan menyebabkan kecenderungan untuk tidur. Adapun sistem

penggerak terdapat dalam formasio retikularis (formatio reticularis) yang

dapat merangsang pusat vegetatif untuk konversi ergrotopis dari organ

dalam tubuh ke arah kegiatan bekerja. Maka berdasarkan konsep tersebut,

keadaan seseorang pada suatu saat sangat tergantung kepada hasil kerja

antara dua sistem antagonistis yang dimaksud. Apabila sistem penghambat

berada pada posisi lebih kuat daripada system penggerak, berarti seseorang

berada dalam kondisi lelah. Sebaliknya, jika sistem penggerak lebih kuat

dari sistem penghambat, maka seseorang berada dalam keadaan bugar

untuk aktif dalam kegiatan termasuk bekerja. Konsep ini dapat dipakai

untuk menerangkan peristiwa yang sebelumnya tidak dapat dijelaskan.

Misalnya pada peristiwa dimana seseorang yang lelah kemudian secara

tiba-tiba kelelahannya hilang karena terjadi suatu peristiwa yang tidak

diduga atau terjadi tegangan emosi. Dalam hal itu, sistem penggerak tiba-

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · saraf pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut

38

tiba terangsang dan dapat menghilangkan pengaruh dari sistem

penghambat. Demikian pula pada peristiwa monotoni, kelelahan terjadi

karena kuatnya hambatan dari sistem penghambat, walaupun sebenarnya

beban kerja tidak terlalu berat (Suma’mur, 2009).

5. Hubungan Status Gizi dengan Kelelahan Kerja

Manusia yang sehat dan mendapatkan makanan yang cukup,

baik kualitas maupun kuantitasnya maka akan memiliki kemampuan yang

maksimal dalam menjalani hidupnya. Kemampuan maksimal ini

disebutkan kapasitas kerja orang dewasa. Namun apabila energi yang

diperoleh dari makanan tidak cukup, maka orang akan bekerja dibawah

kapasitas kerja seharusnya. Secara keseluruhan kandungan energi yang

rendah dalam makanan akan membawa dampak berupa penurunan

kegiatan otot, efisiensi kerja otot rendah dan lama waktu bekerja

berkurang. Dengan adanya gangguan ini maka kapasitas kerja secara

keseluruhan menjadi berkurang dan keadaan ini tentunya akan

menyebabkan penurunan produktivitas kerja (Moehji, 2003).

Makanan yang mengandung glikogen mengalir dalam tubuh

melalui peredaran darah. Setiap kontraksi dari otot selalu diikuti reaksi

kimia (oksidasi glukosa) yang merubah glikogen tersebut menjadi tenaga,

panas dan asam laktat (produk sisa). Dalam tubuh dikenal fase pemulihan

yaitu suatu proses untuk merubah asam laktat menjadi glikogen kembali

dengan adanya oksigen dari pernafasan sehingga memungkinkan otot-otot

bisa bergerak secara kontinu dan keseimbangan kerja bisa dicapai dengan

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · saraf pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut

39

baik apabila kerja fisiknya tidak terlalu berat. Pada dasarnya kelelahan

terjadi karena terakumulasinya produk sisa dalam otot atau peredaran

darah yang disebabkan tidak seimbangnya antara kerja dan proses

pemulihan.

Daya tahan tubuh seseorang biasanya dipengaruhi dari gizi

dan makanan yang didapat, dengan semua itu akan memberikan semangat

kerja tiap karyawan untuk memacu prestasi sehingga produktivitas kerja

karyawan akan tercapai. Kesehatan tenaga kerja dan produktivitas kerja

erat kaitannya dengan tingkat atau keadaan gizi. Seseorang tenaga kerja

dengan keadaan gizi yang baik akan memiliki kapasitas kerja yang lebih

baik, begitu pula sebaliknya. Tenaga kerja memerlukan makanan yang

bergizi untuk pemeliharaan tubuh, untuk perbaikan dari sel-sel dan

jaringan, untuk pertumbuhan sampai masa tertentu dan untuk melakukan

kegiatan termasuk pekerjaan. Seseorang tenaga kerja dengan keadaan gizi

yang baik akan memiliki kapasitas kerja dan ketahanan tubuh yang lebih

baik, begitu pula sebaliknya pada tenaga kerja dengan keadaan gizi yang

buruk dan dengan beban kerja yang berat akan mengganggu kerja dan

mempercepat kelelahan (Budiono, dkk., 2003).

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka · saraf pendengar dalam telinga oleh gelombang longitudinal yang ditimbulkan getaran dari sumber bunyi atau suara dan gelombang tersebut

40

B. Kerangka Berpikir

Keteranangan :

= Diteliti

= Tidak Diteliti

C. Hipotetis

“Adanya pengaruh kebisingan dan status gizi terhadap kelelahan kerja”.

Faktor eksternal :

1. Beban Kerja

2. Kondisi

lingkungan

kerja

3. Sikap kerja

4. Shift kerja

Faktor Internal :

1. Usia

2. Jenis

kelamin

3. Masa kerja

4. Kondisi

psikologis

5. Stress kerja

6.

1. Frekuensi

makan

2. Jenis

makanan

Kelelahan kerja

Status gizi

Kecukupan energi

Aktivitas fisik

Penimbunan asam laktat

Kebisingan

Stimulasi di area

pendengaran

Reaksi fungsional dari

pusat kesadaran

Sistem penghambat

meningkat Penurunan kemampuan otot