43
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gampa bumi di Indonesia dapat terjadi sewaktu-waktu, karena letak geografis Indonesia berada pada pertemuan empat lempeng tektonik. Apabila terjadi pergeseran atau patahan pada lempeng akan menimbulkan peluang bencana gempa. Adapun empat lempeng tektonik tersebut sebagai berikut: lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Pada bagian selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari Pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara dan Sulawesi yang sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah yang sebagian didominasi oleh rawa- rawa. Kondisi tersebut sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor. (Ikhwanuddin, 2006: 1). Dengan kondisi geogrfis seperti itu, sudah saatnya untuk senantiasa siap siaga di dalam menghadapi bencana. Baik kesiapan dari infrastruktur bangunan yang tahan gempa maupun kesiapan dalam hal pengetahuan akan gempa. Pengetahuan masyarakat terkait gempa harus ditingkatkan, adanya masyarakat yang menjadi korban bencana karena kurangnya pemahaman tindakan penyelamatan saat terjadinya bencana gempa. Bencana gempa memang tidak dapat dihindari, akan tetapi perlunya mewaspadai resiko bencana tersebut. Jadi secara tidak langsung, dengan meningkatakan pengetahuan akan gempa mampu memberikan kewaspadaan masyarakat untuk melakukan tindakan penyelamatan diri. Dalam meningkatkan kewaspadaan gempa perlu adanya daya dukung teknologi. Peran teknologi dalam bencana gempa selama ini belum berfungsi memberikan informasi secara jelas. Contohnya saja seismometer, alat ini dapat merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang dapat mengartikan gelombang yang terekam pada seismometer. Maka perlu alat yang benar-benar mampu memberikan informasi/tanda secara langsung kepada masyarakat di daerah bahwa telah terjadi gempa.

BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Gampa bumi di Indonesia dapat terjadi sewaktu-waktu, karena letak

geografis Indonesia berada pada pertemuan empat lempeng tektonik. Apabila

terjadi pergeseran atau patahan pada lempeng akan menimbulkan peluang bencana

gempa. Adapun empat lempeng tektonik tersebut sebagai berikut:

lempeng Benua Asia, Benua Australia, lempeng Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Pada bagian selatan dan timur Indonesia terdapat sabuk vulkanik (volcanic arc) yang memanjang dari Pulau Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara dan Sulawesi yang sisinya berupa pegunungan vulkanik tua dan dataran rendah yang sebagian didominasi oleh rawa-rawa. Kondisi tersebut sangat berpotensi sekaligus rawan bencana seperti letusan gunung berapi, gempa bumi, tsunami, banjir dan tanah longsor. (Ikhwanuddin, 2006: 1).

Dengan kondisi geogrfis seperti itu, sudah saatnya untuk senantiasa siap siaga di

dalam menghadapi bencana. Baik kesiapan dari infrastruktur bangunan yang tahan

gempa maupun kesiapan dalam hal pengetahuan akan gempa.

Pengetahuan masyarakat terkait gempa harus ditingkatkan, adanya

masyarakat yang menjadi korban bencana karena kurangnya pemahaman tindakan

penyelamatan saat terjadinya bencana gempa. Bencana gempa memang tidak

dapat dihindari, akan tetapi perlunya mewaspadai resiko bencana tersebut. Jadi

secara tidak langsung, dengan meningkatakan pengetahuan akan gempa mampu

memberikan kewaspadaan masyarakat untuk melakukan tindakan penyelamatan

diri.

Dalam meningkatkan kewaspadaan gempa perlu adanya daya dukung

teknologi. Peran teknologi dalam bencana gempa selama ini belum berfungsi

memberikan informasi secara jelas. Contohnya saja seismometer, alat ini dapat

merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di

ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang dapat

mengartikan gelombang yang terekam pada seismometer. Maka perlu alat yang

benar-benar mampu memberikan informasi/tanda secara langsung kepada

masyarakat di daerah bahwa telah terjadi gempa.

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

2

Pada daerah yang terkena gempa akan terlihat retakan-retakan pada tanah

dan robohnya beberapa bangunan. Hal ini disebabkan, gelombang gempa

merambat dengan membawa energi dari pusat gempa ke segala arah melalui

lapisan-lapisan bumi. Berdasarkan medium rambatannya, gelombang gempa

terbagi menjadi dua yaitu gelombang bodi (body wave) dan gelombang

permukaan (surface wave). Gelombang bodi merupakan gelombang pada gempa

yang menjalar masuk menembus medium ke dalam bumi. Gelombang ini terbagi

atas dua tipe yaitu gelombang primer (P) dan gelombang sekunder (S), baik

gelombang primer dan sekuder akan dirambatkan dari pusat gempa yang sama,

akan tetapi keduanya memiliki kecepatan rambat yang berbeda.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis mengambil

judul Seminar Fisika tentang ”Gelombang Primer (P) dan Gelombang

Sekunder (S) Pada Gelombang Seismik”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat di identifikasi

masalah-masalah sebagai berikut :

1. Gampa bumi di Indonesia dapat terjadi sewaktu-waktu, karena letak

geografis Indonesia berada pada empat lempeng tektonik.

2. Masyarakat yang menjadi korban bencana karena kurangnya pemahaman

tindakan penyelamatan saat terjadinya bencana gempa.

3. Peran teknologi dalam bencana gempa belum berfungsi memberikan

informasi secara jelas.

4. Adanya perbedaan kecepatan rambat gelombang primer dan sekunder

meski dari pusat gempa yang sama.

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

3

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, penulis

membatasi permasalahan yang akan dibahas pada Makalah Seminar Fisika,

sebagai berikut :

1. Gelombang primer pada gelombang seismik

2. Gelombang sekunder pada gelombang seismik

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah, maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana perumusan kecepatan gelombang primer pada gelombang

seismik ?

2. Bagaimana perumusan kecepatan gelombang sekunder pada gelombang

seismik ?

3. Bagaimana aplikasi gelombang primer dan sekunder pada Tsunami early

warning system?

E. Tujuan

Dari perumusan masalah yang telah diuraikan di atas, maka dapat

dirumuskan tujuan sebagai berikut:

1. Mengetahui perumusan kecepatan gelombang primer pada gelombang

seismik.

2. Mengetahui perumusan kecepatan gelombang sekunder pada gelombang

seismik.

3. Mengetahui aplikasi gelombang primer dan sekunder pada tsunami early

warning system.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

4

F. Manfaat

Hasil dari penulisan makalah seminar fisika diharapkan dapat:

1. Bagi penulis dan pembaca akan manambah wawasan pengetahuan tentang

gelombang primer dan gelombang sekunder pada gelombang seismik.

2. Menambah koleksi perpustakaan prodi Pendidikan Fisika sebagai

referensi bahan mata kuliah geofisika.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

Gelombang merupakan gejala usikan dari keadaan setimbang yang dapat

merambat dalan ruang. ketika ditinjau dari mekanisme perambatannya,

gelombang sendiri dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu gelombang mekanik

dan gelombang elektromganetik. Jika ditinjau dari arah rambatnya, gelombang

dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu gelombang tranversal dan gelombang

longitudinal.

Pada gelombang mekanik, perlu ad

gelombangnya, mediumnya itu dapat berupa zat padat, cair dan gas. Salah satu

contoh dari gelombang mekanik yang dapat merambat pada medium gas yaitu

gelombang bunyi. Sedangkan gelombang elektromagnetik sendiri merupakan

gelombang yang merambat dalam ruangan tanpa adanya medium perantara.

Gelombang ketika ditinjau dari arah rambatnya dapat dibedakan menjadi

gelombang tranversal dan longitudinal. Gelombang tranversal

gelombang yang arah getarannya tegak lurus dengan arah perambatannya.

Gelombang tranversal ini memiliki ciri

gelombang. Contohnya yaitu gelombang seismik primer

Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya

dengan arah rambatnya. Gelombang longitudinal ini memliki ciri

Gambar 2.1 Gelombang Tranversal

Amplitudo

Puncak

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Gelombang

Gelombang merupakan gejala usikan dari keadaan setimbang yang dapat

merambat dalan ruang. ketika ditinjau dari mekanisme perambatannya,

dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu gelombang mekanik

dan gelombang elektromganetik. Jika ditinjau dari arah rambatnya, gelombang

dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu gelombang tranversal dan gelombang

Pada gelombang mekanik, perlu adanya medium sebagai rambatan

gelombangnya, mediumnya itu dapat berupa zat padat, cair dan gas. Salah satu

contoh dari gelombang mekanik yang dapat merambat pada medium gas yaitu

. Sedangkan gelombang elektromagnetik sendiri merupakan

ang yang merambat dalam ruangan tanpa adanya medium perantara.

Gelombang ketika ditinjau dari arah rambatnya dapat dibedakan menjadi

gelombang tranversal dan longitudinal. Gelombang tranversal

yang arah getarannya tegak lurus dengan arah perambatannya.

Gelombang tranversal ini memiliki ciri-ciri berupa adanya lembah dan puncak

gelombang. Contohnya yaitu gelombang seismik primer (P) pada gempa bumi.

Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya

dengan arah rambatnya. Gelombang longitudinal ini memliki ciri

Gambar 2.1 Gelombang Tranversal (Giancoli, 2001: 382)

Amplitudo

Amplitudo

Lembah

Panjang gelombang

5

5

Gelombang merupakan gejala usikan dari keadaan setimbang yang dapat

merambat dalan ruang. ketika ditinjau dari mekanisme perambatannya,

dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu gelombang mekanik

dan gelombang elektromganetik. Jika ditinjau dari arah rambatnya, gelombang

dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu gelombang tranversal dan gelombang

anya medium sebagai rambatan

gelombangnya, mediumnya itu dapat berupa zat padat, cair dan gas. Salah satu

contoh dari gelombang mekanik yang dapat merambat pada medium gas yaitu

. Sedangkan gelombang elektromagnetik sendiri merupakan

ang yang merambat dalam ruangan tanpa adanya medium perantara.

Gelombang ketika ditinjau dari arah rambatnya dapat dibedakan menjadi

gelombang tranversal dan longitudinal. Gelombang tranversal merupakan

yang arah getarannya tegak lurus dengan arah perambatannya.

ciri berupa adanya lembah dan puncak

pada gempa bumi.

Gelombang longitudinal adalah gelombang yang arah getarnya sejajar

dengan arah rambatnya. Gelombang longitudinal ini memliki ciri-ciri berupa

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

6

adanya rapatan dan regangan pada gelombang. Contohnya gelombang seismik

sekunder pada gempa bumi.

Macam-macam besaran pokok pada gelombang.

1. Amplitudo (A) merupakan ketinggian/simpangan maksimum puncak atau

kedalaman lembah yang dicapai suatu partikel dari titik kesetimbangannya

dalam satuan (m)

2. Panjang Gelombang (λ) merupakan jarak antara dua puncak atau

regangan yang ditempuh oleh sebuah gelombang dalam satu periode (m)

3. Frekuensi (f ) merupakan banyaknya gelombang yang terjadi dalam satu sekon

(s)

4. Periode (T) merupakan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan atau

membentuk satu gelombang penuh.

5. Cepat rambat gelombang (�) merupakan rata-rata pergerakan gelombang pada

medium setiap satuan waktu (m/s). Secara rumusan matematis dapat dituliskan

sebagai berikut.

� = ��

Sedangkan hubungan antara periode dan frekuensi adalah

� = �� atau � = �

Sehingga kecepatan gelombang dapat dinyatakan dalam bentuk rumus yang

lain sebagai berikut

� = �� atau � = �. �

Keterangan:

v = Cepat rambat gelombang (m/s)

Gambar 2.2 Gelombang Longitudinal (Giancoli, 2001: 384)

(2.1)

(2.2)

(2.2)

Arah rambat sejajar arah getar rapatan

regangan

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

7

λ = Panjang gelombang (m)

f = Frekuensi (Hz)

T = Periode (s)

( Giancoli, 2001:382-384 )

B. Persamaan Gelombang

Sistem gelombang mempunyai fungsi gelombang yang menggambarkan

perpindahan satu partikel dalam medium. Fungsi tersebut tergantung pada posisi

dan waktu (dimensi ruang dan waktu ), sehingga secara umum fungsi gelombang

dapat dinyatakan dengan � (�, �). Pada gelombang satu dimensi, di mana

gelombang merambat dalam arah x dan bergerak dengan kecepatan konstan

sebesar v, fungsi gelombang dapat dinyatakan sebagai berikut

� (�, �) = �(� ± ��)

Apabila fungsi gelombang (2.4) dipenuhi oleh salah satu dari fungsi (� − ��) atau

(� + ��). Dengan memisalkan � = � − ��, maka fungsi gelombang pada

persamaan (2.4) dapat dinyatakan sebagai berikut

�(�, �) = �(� − ��) = �(�)

Dengan menggunakan dalil rantai ketika diturunkan terhadap x, maka fungsi

gelombang pada persamaan (2.5) akan diperoleh sebagai berikut

���� = ���� ����

���� = �� ����

���� = �� �(����)��

���� = �� Ketika diturunkan terhadap t, maka akan diperoleh sebagai berikut

���� = ���� ����

���� = �� ����

���� = �� �(����)��

���� = −���

(2.6)

(2.4)

(2.5)

(2.7)

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

8

Dengan mengambil turunan-turunan kedua, dari persamaan (2.6) dan persamaan

(2.7) akan diperoleh

Dengan mensubtitusikan persamaan (2.8) ke dalam persamaan (2.9) maka akan

diperoleh persamaan berikut.

������ = ��� ������

Persamaan (2.10) merupakan rumusan perambatan gelombang dengan kecepatan

v dalam ruang satu dimensi. (Paul A.Tipler, 1998: 495)

C. Gelombang Seismik

Gelombang termasuk bagian dari fenomena yang ada di alam.

Gelombang timbul karena adanya perambatan dari usikan atau energi dari suatu

sumber ke titik-titik yang lain. Misalnya gelombang yang ditimbulkan karena

adanya gempa bumi. Gempa bumi merupakan getaran atau guncangan yang

terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energi di dalam bumi secara tiba-tiba

yang ditandai dengan patahnya lapisan batuan pada kerak bumi.

Gempa bumi terjadi pada retakan dalam kerak bumi yang disebut

patahan. Patahan terbentuk karena batuan rapuh dan pecah yang disebabkan oleh

tekanan besar yang mendesaknya. Patahan tersebut akan bergerak secara

perlahan-lahan pada lempeng bumi. Sehingga dapat menyebabkan tekana pada

daerah kerak bumi.

Gempa bumi terjadi ketika tekanan telah semakin meningkat di daerah

batuan sampai pada tingkat tertentu, sehingga terjadi pergerakan mendadak.

(2.10)

��� ����� = −� ��!���

������ = −� ��!�� �(����)��

������ = �"��� ��� = ��� ������

��� ����� = �#�!$���

������ = ��� (2.8)

(2.9)

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

9

Pergerakan mendadak ini dapat menciptakan patahan baru ketika batuan pecah

pada titik terlemah, atau pergerakan menyebabkan batuan tergelincir di sepanjang

patahan yang ada. Pada saat gempa bumi terjadi, sejumlah besar energi dilepaskan

bersamaan dengan dilepasnya tekanan. Energi yang dipancarkan dari sumber

gempa akan menjalar kesegala arah dalam bentuk gelombang, sehingga efeknya

dapat dirasakan sampai ke permukaan bumi.

Apabila terjadi suatu gempa bumi yang cukup kuat, maka gelombang-

gelombang elastik dipancarkan dari pusat gempa bumi ke semua arah. Gelombang

yang terpancarkan dari pusat gempa akan terekam oleh alat yang dinamakan

seismometer. Seismometer merupakan alat yang dirancang untuk merekam atau

mencatat gerakan tanah dalam arah tertentu baik dalam arah vertikal maupun

horizontal. Dalam kamus lengkap fisika (Oxford,1990:39) “Seismograf

didefinisakan sebagi alat pencatat getaran bumi yang diakibatkan pengaruh

gempa, kemudian Seismogram merupakan grafik getaran yang direkam oleh

sesimograf”.

1. Konsep Gelombang Seismik

Gelombang seismik adalah gelombang yang merambat baik di dalam

maupun diluar permukaan bumi yang berasal dari sumber seismik. Dari

sumber sesmik ini akan muncul getaran pada kerak bumi yang diakibatkan

adanya gangguan pada salah satu lapisan bumi. Getaran yang mencapai

permukaan bumi pada umumnya menyebabkan pergerakan ke berbagai arah,

pergerakan tersebut dikenal dengan gempa bumi. Gelombang seismik akan

mengalami osislasi partikel terhadap medium yang di lewatinya, Osilasi

partikel medium terjadi akibat interaksi antara gaya gangguan malawan gaya-

gaya elastik. Dari interaksi ini muncul gelombang longitudinal, gelombang

transversal dan kombinasi diantara keduanya. (Afnimar, 2009:7)

Gerakan batuan yang tiba-tiba di sepanjang celah pada sesar bumi

menimbulkan getaran yang mentransmisikan energi dalam bentuk gelombang

bodi (body wave). Sedangkan gelombang yang merambat dari episenter ke

sepanjang permukaan bumi disebut gelombang permukaan (surface wave).

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

10

Berdasarkan tempat menjalarnya, gelombang seismik dapat dibedakan

menjadi dua bagian, yaitu gelombang bodi (body wave) dan gelombang

permukaan (surface wave). Gelombang bodi ini terdiri dari dua tipe yaitu

gelombang primer (P) dan gelombang sekunder (S). gelombang primer (P)

adalah gelombang longitudinal yang arah pergerakkan partikelnya searah

dengan arah rambat gelombang. Kemudian gelombang sekunder (S) adalah

gelombang yang arah pergerakkan partikelnya tegak lurus dengan arah rambat

gelombang.

Gelombang primer dan sekunder akan merambat meninggalkan

sumber gempa pada saat yang bersamaan, tetapi gelombang primer akan

mencapai seismometer terlebih dahulu dibandingkan dengan gelombang

sekunder, karena kecepatan perambatan gelombang primer lebih cepat.

Gambar 2.3 Rekaman Gelombang Primer Dan Sekunder Pada Seismometer

Beda waktu antara kedatangan gelombang P pertama dan gelombang

S pertama ini dikenal sebagai panjang waktu getaran pendahuluan atau waktu

SP. Beda waktu ini merupakan petunjuk yang penting untuk mengetahui

lokasi sumber gempa. Waktu SP dapat mencapai orde sekon ataupun menit

bergantung pada jarak sumber gempa ke stasiun pencatat. Akan tetapi, waktu

SP selalu dapat mengungkap jarak stasiun pencatat ke episentruum, yaitu

suatu titik yang terletak di permukaan Bumi tepat di atas sumber gempa

(hiposentrum).

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

Gelombang permukaan

menjalar/merambat dari episenter

amplitudonya melemah bila semakin masuk ke dalam medium

gelombang permukaan yaitu gelombang Rayleigh, gelombang Lo

gelombang tabung.

pada batas permukaan saja dan hanya dapat merambat pada media padat serta

arah getarannya berlawanan arah dengan arah perambatannya.

Love adalah gelombang yang hanya merambat pada batas lapisan saja

bergerak pada bidang yang

gerak/aliran fluida di sepanjang sumur pengeboran.

2. Gelombang Bodi

a. Gelombang Primer

Gelombang primer atau gelombang longitudinal

pertama kali pada seismometer

ke depan dan ke

mediumnya

Gelombang permukaan merupakan gelombang elastik yang

merambat dari episenter sepanjang permukaan bumi dengan

amplitudonya melemah bila semakin masuk ke dalam medium

gelombang permukaan yaitu gelombang Rayleigh, gelombang Lo

gelombang tabung. Gelombang Rayleigh adalah gelombang yang merambat

pada batas permukaan saja dan hanya dapat merambat pada media padat serta

arah getarannya berlawanan arah dengan arah perambatannya.

adalah gelombang yang hanya merambat pada batas lapisan saja

bergerak pada bidang yang horizontal saja. Gelombang tabung merupakan

gerak/aliran fluida di sepanjang sumur pengeboran.

Gambar 2.4 Gelombang Primer

1. Persamaan Gelombang seismik

Gambar 2.5 Gelombang Sekunder

(W.M.Telford,1992)

Gelombang Bodi

Gelombang Primer (P)

elombang primer atau gelombang longitudinal

ma kali pada seismometer. Gelombang ini memiliki a

depan dan ke belakang sehingga materi yang dilewati sebagai

mediumnya mengalami tekanan dan peragangan seperti spiral. Oleh

11

merupakan gelombang elastik yang

sepanjang permukaan bumi dengan

amplitudonya melemah bila semakin masuk ke dalam medium. Beberapa tipe

gelombang permukaan yaitu gelombang Rayleigh, gelombang Love,

Gelombang Rayleigh adalah gelombang yang merambat

pada batas permukaan saja dan hanya dapat merambat pada media padat serta

arah getarannya berlawanan arah dengan arah perambatannya. Gelombang

adalah gelombang yang hanya merambat pada batas lapisan saja dan

Gelombang tabung merupakan

elombang primer atau gelombang longitudinal akan tercatat

Gelombang ini memiliki arah getaran

sehingga materi yang dilewati sebagai

ngalami tekanan dan peragangan seperti spiral. Oleh

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

12

karena itu, sering disebut sebagai Push-Pull Wave atau Compressional

Wave.

Gelombang primer terjadi karena adanya rambatan dari

hiposentrum yang bergerak melewati lapisan litosfer secara menyebar

ke berbagai arah. Gelombang primer dapat merambat melalui medium

padat, cair dan gas. Dengan arah rambatan ke depan, maka gelombang

primer ini memiliki kecepatan yang tergolong tinggi, kecepatannya

antara 7-14 km per detik dan mempunyai periode antara 5-7 detik.

Gambar 2.6 Gelombang Primer (P-wave) (earthquake.wordpress.com)

Gelombang primer akan merambat dengan mudah pada

medium padat maupun medium cair. Pada umumnya, semakin padat

suatu batuan, semakin cepat perambatan gelombang P. Hal ini

menunjukkan bahwa adanya perbedaan kecepatan antar bidang batas.

Ketika semakin padat medium yang dilaluinya, maka semakin kecil

simpangan yang terjadi pada gelombang, dan semakin renggang

medium yang dilaluinya akan semakin besar simpangannya.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

13

Gambar 2.7. Rambatan Gelombang Primer (P) dan Sekunder (S) Pada Interior Bumi

(rajebo.blogspot.com)

Pada gambar 2.7 sebagaimana dinyatakan oleh Noor Djauhari

(2009) bahwa, “Rambatan gelombang primer di dalam interior bumi

yang berasal dari suatu sumber gempa. Sifat dari rambat gelombang

seismik di dalam bumi diperlihatkan oleh gelombang primer yang

merambat baik pada Inti bagian luar maupun inti bagian dalam”.

Berdasarkan sifat rambat gelombang primer tersebut, maka gelombang

primer itu dapat merambat pada inti bumi bagian luar yang berfasa cair

dan Inti bumi bagian dalam berupa padatan.

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

14

Gambar 2.8. Rambatan Gelombang P dan S Pada Lapisan Bumi (rajebo.blogspot.com)

Pada gambar 2.8 menurut Noor Djauhari (2009) bahwa

“kecepatan rambat gelombang primer dan gelombang sekunder kearah

interior bumi. Gelombang P tetap menjalar pada bagian luar Inti Bumi

yang berfasa cair, namun terjadi perubahan kecepatan rambat gelombang

primer dari bagian Mantel Bumi ke arah Inti Bumi bagian luar menjadi

lambat”. Dari gambar tersebut antara Kulit Bumi dengan Mantel Luar

dibatasi oleh suatu material yang berfase semi-plastis yang saat ini dikenal

sebagai tempat di mana kerak bumi yang saling bergerak. Dengan

demikian bahwa, gelombang primer dapat merambat pada interior bumi

baik yang berfasa padat maupun berfasa cair.

b. Gelombang Sekunder (S)

Gelombang transversal atau gelombang sekunder adalah

gelombang gempa yang bersama-sama dengan gelombang primer

dirambatkan dari hiposentrum ke segala arah dalam lapisan litosfer.

Gelombang sekunder memiliki arah getar tegak lurus terhadap arah

rambatnya, gelombang sekunder ini merambat di sela-sela bebatuan

dengan kecepatan antara 4-7 km/detik dan mempunyai periode 11-13

detik. Gelombang sekunder hanya dapat merambat melalui medium padat.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

15

Ketika melewati medium cair atau udara gelombangnya akan teredam

sehingga tidak tercatat oleh seismograf.

Gambar 2.9 Gelombang Sekunder (S-wave) (earthquake.wordpress.com)

Sebagaiamana yang diperlihatkan pada Pada gambar 2.7 bahwa

untuk sifat rambatan dari gelombang gempa di dalam bumi berupa

gelombang sekunder tidak merambat pada Inti Bumi bagian luar. Jadi

untuk gelombang sekunder hanya merambat pada bagian mantel dari

interior bumi. Kemudian untuk kecepatan rambat gelombang sekunder

yang diperlihatkan pada gambar 2.8 menunjukkan bahwa gelombang

sekunder tidak menjalar pada bagian Inti Bumi bagian luar yang berfasa

cair (liquid).

D. Kecepatan gelombang primer (P) dan kecepatan gelombar sekunder (S)

Jika sebuah medium/benda padat berada dalam keadaaan setimbang

dipengaruhi gaya-gaya yang berusaha menarik, menggeser, atau menekannya

maka bentuk benda tersebut akan berubah (terdeformasi). Jika benda kembali

ke bentuknya semula bila gaya-gaya dihilangkan maka benda dikatakan

elastik. Hubungan antara gaya dan deformasinya dapat dijelaskan dengan

menggunakan konsep tegangan (stress), regangan (strain), hukum Hooke dan

konstanta elastiknya

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

16

1. Tegangan (%)

Tegangan (stress) didefenisikan sebagai gaya persatuan luas.

Apabila gaya yang bekerja tegak lurus terhadap permukaan, maka

tegangan yang demikian dikatakan tegangan normal (normal stress).

Sedangkan gaya yang bekerja sejajar dengan permukaan dikatakan

sebagai tegangan geser (shearing stress). Gaya yang bekerja dalam arah

yang tidak sejajar dan tidak tegak lurus pada permukaan, tegangannya

dapat diuraikan ke dalam komponen normal dan komponen geser.

Gambar 2.10 Komponen Tegangan (W.M.Telford,1992)

Jika ditinjau sebuah elemen kecil volume di mana tegangannya

berada pada dua permukaan yang tegak lurus terhadap sumbu x, maka

komponen-komponen tegangannya ditunjukkan seperti pada gambar 2.10

Tegangan normal ditunjukkan oleh σxx, sedangkan tegangan geser

ditunjukkan oleh σyx dan σzx. Jika benda berada dalam kesetimbangan

statis, gaya-gaya yang bekerja padanya harus setimbang. Berarti ketiga

tegangan yakni σxx, σyx dan σzx bekerja pada bidang OABC haruslah sama

dan berlawanan dengan hubungan tegangan yang ditunjukkan pada bidang

DEFG.

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

17

2. Regangan (&)

Regangan didefinisikan sebagai gaya yang bekerja pada suatu

benda untuk meregangkan benda tersebut. Perubahan fraksional suatu

benda elastik baik bentuk maupun dimensinya dinamakan dengan

regangan. Analisis kuantitatif dua dimensi regangan dapat diilustrasikan

seperti pada gambar (2.11)

Pada gambar dibawah terlihat perubahan posisi koordinat PQRS

menjadi '�, (�, )�, *�. Pada saat titik P berubah menjadi '� akan

mempunyai komponen u dan v, misalkan u = u (x,y) danv = v (x,y), maka :

Gambar 2.11 Analisis Tekanan Dua Dimensi

(W.M Telford.1992) ' (�, �); ((� + ,�, �); *(�, � + ,�); )(� + ,�, � + ,�);

'�; (� + -, � + �), (�; �� + ,� + - + �.�� ,�, � + � + ���� ,�

*�; �� + - + �.�� ,�, � + ,� + � + ���� ,�

)�; �� + ,� + - + �.�� ,� + �.�� ,�, � + ,� + � + ���� ,� + ���� ,�

Dalam bentuk tiga dimensi, komponen perpindahan titik P (x, y

dan z) ditulis dengan (u, v dan w), sehingga regangan normal tunjukkan

oleh persamaan (2.11), regangan geser persamaan (2.12), sedangkan

komponen regangan pada benda yang mengalami perpindahan secara

rotasional ditunjukkan oleh persamaan (2.13).

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

18

Regangan normal

Regangan geser

sedangkan komponen regangan pada benda yang mengalami perpindahan

secara rotasional adalah:

/� = �" ��0�� − ���1 ; /� = �" ��.�1 − �0�� ; /1 = �" ����� − ����

Perubahan dimensi yang disebabkan oleh strain normal akan

mengakibatkan perubahan volume. Perubahan volume per satuan volume

disebut dilatasi (dilatation) dan diberi simbol ∆, dimisalkan ∆ = /.

/ = 2�� + 2�� + 211 = �.�� + ���� + �0�1

(W.M.Telford, 1992: 140-143)

3. Hukum Hooke

Pada tahun (1635-1703) Robert Hooke menunjukkan eksperimen

bahwa pertambahan panjang benda sebanding dengan berat atau gaya yang

diberikan pada benda. Perbandingan dinyatakan dalam persamaan

3 = 4 ∆6

Disini F menyatakan gaya (berat benda) yang menarik benda, ∆6

adalah perubahan panjang, dan k adalah konstansta pembanding. Ternyata

persamaan (2.15) berlaku untuk hampir semua materi padat dari besi

sampai tulang, tetapi hanya sampai pada batas tertentu. Karena jika gaya

terlalu besar, benda merenggang sangat besar dan akhirnya patah.

(Giancoli, 2001: 299)

2�� = �.��

2�� = ����

211 = �0��

(2.11)

2�� = 2�� = ���� + �.��

2�1 = 21� = �0�� + ���1

21� = 2�1 = �.�1 + �0��

(2.12)

(2.14)

(2.13)

(2.15)

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

19

Dalam hal ini, Hooke merumuskan hubungan antara tegangan dan

regangan. Hooke mengemukakan bahwa jika tegangan bekerja pada

sebuah benda dan menimbulkan regangan cukup kecil, maka terdapat

hubungan secara linier antara tegangan dan regangan. Tanpa

memperhitungkan komponen arah atas kedua variabel tersebut, pada

medium yang bersifat homogen isotropik. Dalam seismologi, medium

elastik yang bersifat homogen isotropik didefinisikan sebagai sifat medium

di mana tidak terdapat variasi densitas di dalam medium sehingga

gelombang menjalar dengan kecepatan yang sama dalam medium. Hooke

mendefinisikan:

788 = � / + 2 μ ε88 < = �, �, =

78> = μ ε8> <, ? = �, �, =, < ≠ ?

λ dan µ disebut konstanta Lame, dengan µ menyatakan hambatan

regangan geser. Pada harga tegangan tetap (σ) regangan akan menjadi

besar bila modulus gesernya kecil, begitu juga sebaliknya.

4. Konstanta Elastik

Konstanta elastik adalah tinjauan hubungan antara tegangan-

regangan dan perubahan bentuk benda yang ditimbulkannya. Untuk

medium yang homogen isotropik konstanta elastik meliputi

a. Modulus Young (E)

Modulus Young didefinisikan sebagai besarnya regangan yang

ditunjukkan oleh perubahan panjang suatu benda. Semua komponen

regangan yang tidak searah sumbu panjang adalah nol. Hal ini

disebabkan tegangan hanya terjadi pada arah sumbu panjang tersebut,

pada arah yang lain tegangannya nol.

A = BCCDCC

(2.16)

(2.17)

(2.18)

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

20

b. Modulus Bulk (K)

Jika benda mengalami gaya internal dari semua sisi, maka

volume bendanya akan berkurang. Tekanan yang dikenakan pada suatu

benda didefinisikan sebagai gaya per luas yang ekivalen dengan

tegangan (tekanan hidrostatik). Untuk keadaan ini, perubahan volume

(∆�) sebanding dengan volume awal(�E). Jadi modulus Bulk adalah

hubungan antara tegangan (tekanan hidrostatik) Ph= F/A dan regangan

volume / = ∆��F, maka persamaan matematis modulus Bulk

G = H IJIK KLJ = �MN

Tanda minus menunjukkan bahwa volume berkurang terhadap

penambahan tekanan.

c. Modulus Rigiditas (µ)

Tekanan terhadap suatu benda dapat menimbulkan regangan

berupa pergeseran pada salah satu permukaan bidangnya. Tekanan

yang bekerja pada benda ini disebut tekanan geser dan regangannya

disebut regangan geser. Perubahan bentuk akibat pergeseran ini tidak

disertai perubahan volumenya. Hubungan antara tegangan dan

regangan yang menimbulkan pergeseran sederhana ini disebut modulus

Rigiditas. Perumusan matematisnya sebagai berikut

O = PQRSTRST RQUQVVQRSTRST RQUQV = BCCDCW

d. Rasio Poisson (X)

Rasio Poisson atau poisson’s ratio adalah ukuran besarnya

regangan pada suatu benda berupa kontraksi dalam arah transversal

dan peregangan dalam arah longitudinal akibat terkena tekanan.

Apabila diterapkan pada silinder, di mana arah transversalnya

dinyatakan dengan diameter silinder (D) dan arah longitudinal dengan

panjang silinder (Y), maka rasio Poisson adalah:

X = Z[T\VS]U^ \VST_QVUS`aQVQRSTRST `[TR^\bc^TS` = Id/d∆f fL⁄

(2.19)

(2.20)

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

21

X = − &hh&ii = − DjjDCC

Hubungan antara konstanta elastik pada medium homogen isotropik

saling terkait membentuk perumusan sebagai berikut, yaitu

A = k (l�m"k)(�mk)

G = (l�m"k)l

n = �"(�mk)

5. Kecepatan gelombang primer (P)

Penentuan kecepatan gelombang primer, diawali dengan tinjauan

terhadap sebuah benda (medium) homogen berbentuk kubus yang

dikenakan oleh sebuah gaya tertentu. Tekanan yang mengenai benda

tersebut jika ditinjau pada salah satu permukaa, maka akan mempunyai

komponen-komponen sebagai berikut:

7�� + �BCC�� ,� ; 7�� + �BWC�� ,� ; 71� + �BjC�1 ,=

Karena tekanan ini berlawanan dengan yang bertindak di bagian belakang,

maka tekanan bersih yang bekerja pada elemen volum kubus adalah

�BCC�� ,� ; �BWC�� ,� ; �BjC�1 ,=

Tekanan ini bekerja pada permukaan yang luasnya (dy,dz) dan

mempengaruhi volume (dx,dy,dz), dengan itu didapatkan gaya bersih per

satuan volume dalam arah sumbu x, y, dan z bernilai

�BCC�� ; �BWC�� ; �BjC�1

Untuk ke-empat permukaan yang lain, persamaanya dapat diperoleh

dengan cara yang sama, sehingga gaya total persatuan volume dalam

sumbu x adalah

�BCC�� + �BWC�� + �BjC�1

Komponen-Komponen tekanan di atas disebut gaya tiap unit

volume benda pada bidang x yang berarah pada sumbu x, y, z. Untuk

(2.21)

(2.22)

(2.25)

(2.26)

(2.27)

(2.28)

(2.24)

(2.23)

Page 22: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

22

permukaan bidang lainnya, hubungan variabel gaya tiap satuan volumenya

analog dengan bidang x. Total gaya pada sumbu x yang terjadi pada benda

kubus adalah:

3 = [�BCC�� + �BWC�� + �BjC�1 ] ,�,�,=

Dengan ,�,�,= = satuan volume kubus

Sedangkan menurut hukum II Newton, gaya adalah perkalian antara massa

dan percepatannya, F = m.a, bila dikaitkan dengan densitas benda q = r� ,

maka:

3 = st = q�t = q (,�,�,=) ��.���

Dengan menggunakan definisi gaya tersebut, maka persamaan (2.28)

menjadi;

q(,�,�,=) ��.��� = u�BCC�� + �BWC�� + �BjC�1 v ,�,�,=

q ���.��� = u�BCC�� + �BWC�� + �BjC�1 v ,�,�,=

Di mana q adalah kerapatan eleman kubus. Hubungan ini disebut

persamaan gerak yang searah sumbu x. Pada persamaan gerak untuk

sumbu y dan z, dapat diperoleh dengan cara yang sama yaitu hanya dengan

menggantikan tegangan normal 7�� dengan 7�� atau 711.

Pada persamaan (2.31) dapat diperoleh penyelesaiannya dengan

mensubtitusikan persamaan (2.16) dan (2.17) berupa definisi dari hukum

Hooke.

q ���.��� = u�BCC�� + �BWC��w + �BjC�1 v ,� ,� ,=

q ���.��� = �(� Nm" µ εCC)�� + �#µ εWC$�� + �(µ εjC)�1

q ���.��� = � �(N)�� + �(" µ εCC)�� + �#µ εWC$�� + �(µ εjC)�1

q ���.��� = � �(N)�� + 2 µ �(εCC)�� + µ �# εWC$�� + µ �(εjC)�1

q ���.��� = x�� �(N)�� + 2O �DCC�� + O �DCW�� + O �DCj�1 y

q ���.��� = � �(N)�� + O �2 �DCC�� + �DCW�� + �DCj�1

(2.29)

(2.31)

(2.30)

Page 23: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

23

Dengan menggunakan tetapan regangan geser dan regangan normal berupa

� = zbz{ ; 2�� = 2�� = ���� + �.�� ; 2�1 = 21� = �0�� + ���1 dan 21� = 2�1 =�.�1 + �0�� maka dapat diperoleh penyelesaian sebagai berikut.

q ���.��� = |� �(N)�� + O }2 ��� � zbz{ + ~ ��� ����� + �.�� � + � ��1 ��.�1 + �0�� ��� q ���.��� = }� �N�� + O x2 ��.��� + � ������� + ��.��� + ���k�1� + ��0�1�� y�

q ���.��� = x� �N�� + O �2 ��.��� + ��.��� + ��k�1� + ������� + ��0�1�� y

q ���.��� = x� �N�� + O ���.��� + ��.��� + ��k�1� + ��.��� + ������� + ��0�1�� y

Persamaan diatas dapat disederhanakan dengan menggunakan tetapan

laplacian , ∇"- = ��.��� + ��.��� + ��k�1� maka

q ���.��� = x� �N�� + O �∇"- + ��.��� + ������� + ��0�1�� y

q ���.��� = x� �N�� + O∇"- + - ���.��� + ������� + ��0�1�� y

q ���.��� = x� �N�� + O∇"- + - ��� ��.�� + ���� + �0�1 y

Dengan ; / = �.�� + ���� + �0�1

q ���.��� = � �N�� + O∇"- + - �N��

q ���.��� = � �N�� + - �N�� + O∇"-

Sehingga persamaan gerak untuk media elastik dan homogen isotropis

didapatkan sabagai berikut

q ���.��� = (� + -) �N�� + O∇"-

q ������� = (� + -) �N�� + O∇"�

q ���0��� = (� + -) �N�1 + O∇"�

Gelombang yang merambat pada suatu media ke segala arah,

secara tiga dimensi arah perambatan gelombang dinyatakan dengan sumbu

(2.32)

(2.33)

(2.34)

Page 24: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

24

x, y, z, untuk menentukan persamaan gelombang ini, persamaan (2.32),

(2.33) dan (2.34 ) masing-masing dideferensiasikan terhadap x, y dan z.

maka diperoleh persamaan sebagai berikut.

q ����� ��.�� = (� + -) ��� ��N�� + O∇" �.��

q ����� ����� = (� + -) ��� ��N�� + O∇" ����

q ����� ��0�1 = (� + -) ��1 ��N�� + O∇" �0�1

Dengan menjumlahkan ketiganya, maka akan diperoleh persamaan berikut,

Dengan / = �.�� + ���� + �0�1 dan persamaan laplacian: ∇"- = ��.��� + ��.��� +��k�1� atau ∇"/ = ��N��� + ��N��� + ��N�1� maka hasil penjumlahan di atas dapat

disederhanakan sebagai berikut

q ��N��� = (� + -)∇"/ + O∇" /

q ��N��� = � ∇"/ + -∇"/ + -∇"/

q ��N��� = � ∇"/ + 2 -∇"/

q ��N��� = (� + 2O)∇"/

��N��� = � m"k� ∇"/

�" = � m"k�

� = �� m���

(2.35)

(2.36)

(2.37)

q ���� ��.�� + ���� + �0�1 = (� + -) ��� ��N�� + ��� ��N�� + �N�1 ��N�1 + O∇"

��.�� + ���� + �0�1

q ���� ��.�� + ���� + �0�1 = (� + -) ��N��� + ��N��� + ��N�1� + O∇" ��.�� + ���� + �0�1

(2.38)

(2.39)

Page 25: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

25

Persamaan (2.39) merupakan persamaan gelombang longitudinal.

Dari persamaan gelombang tersebut diperoleh kecepatan gelombang

longitudinal atau dikenal dengan kecepatan gelombang primer yaitu

�� = �� m ��� ���

Keterangan

Vp = kecepatan perambatan gelombang Primer (m/s)

λ = konstanta Lame (m/s)

µ = rigiditas medium (�/s")

ρ = massa jenis medium (kg/sl)

θ = perubahan volume atau dilatasi

6. Kecepatan Gelombang Sekunder (S)

Kecepatan gelombang sekunder didapat dengan menurunkan

terlebih dahulu persamaan (2.36) diturunkan terhadap z

dan persamaan (2.37) diturunkan terhadap y

Dengan mengurangkan hasil turunan persamaan (2.40) dengan turunan

persamaan (2.41) maka akan diperoleh persamaan berikut

q ����� ��0�� − ���1 = (� + -) ��N�1�� + O∇" �0�� − (� + -) ��N���1 + O∇" ���1

q ����� ��0�� − ���1 = (� + -) ��N�1�� − (� + -) ��N���1 + O∇" �0�� − O∇" ���1

q ������� = (� + -) �N�� + O∇"�

q ����� ����1 = (� + -) ��� ��N�1 + O∇" ���1

q ����� ����1 = (� + -) ��N���1 + O∇" ���1

q ���0��� = (� + -) �N�1 + O∇"�

q ����� ��0�� = (� + -) ��1 ��N�� + O∇" �0��

q ����� ��0�� = (� + -) ��N�1�� + O∇" �0��

(2.40)

(2.41)

Page 26: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

26

q ����� ��0�� − ���1 = (� + -) ��N�1�� − ��N���1 + O∇" �0�� − O∇" ���1

q ����� ��0�� − ���1 = O∇" �0�� − O∇" ���1

q ����� ��0�� − ���1 = O∇" ��0�� − ���1

Dengan mensubtitusikan ��0�� − ���1 dengan tetapan rotasi berupa /� =�" ��0�� − ���1 maka akan diperoleh persamaan berikut

q ��NC��� = O∇"/�

�" = k�

���NC��� = k� ∇"/�

��NC��� = �"∇"/�

Persamaan (2.42) menyatakan persamaan gelombang transversal. Dari

persamaan gelombang tersebut diperoleh kecepatan gelombang transversal

atau dikenal dengan kecepatan gelombang sekunder yaitu

�w = ���

Vs = kecepatan perambatan gelombang sekunder (m/s)

µ = rigiditas medium (N/m")

ρ = massa jenis medium (kg/sl)

(W.M.Telford, 1992: 143-145)

Berdasarkan pola-pola dari persamaan (2.38) dan (2.42), bahwa

persamaan tersebut berlaku umum untuk gelombang yang merambat

dalam media elastik homogen isotropis, hubungan ini disebut persamaan

gelombang skalar.

��� ������ = ∇"�

Dengan � menyatakan kecepatan tetap, � menyatakan fungsi gelombang

yang direalisasikan sebagai usikan yang menjalar pada posisi (x,y,z) dan

waktu (t) tertentu, atau dapat dituliskan �(x,y,z,t). ( Asyafe, 2008 )

(2.42)

(2.43)

(2.43)

Page 27: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

27

Apabila � hanya merupakan fungsi dari x, maka persamaan (2.43)

menjadi;

��� ������ = ������

Jika dipilih solusi persamaan gelombang tersebut sebagai fungsi � =�(� − ��) yang diketahui sebagai solusi D’Alemberts. Maka usikan yang

dimaksud menjalar sepanjang sumbu x positif, seperti gambar 2.12

Gambar 2.12. Tinjauan Satu Dimensi Penjalaran Gelombang Dalam Arah Sumbu X Positif

Dari gambar tersebut ditunjukkan pada waktu (��), bagian

gelombang di (��) mencapai titik ('�), sehingga (�� = �(�� + ���).

Kemudian pada waktu (�� + ∆�) bagian yang sama dari gelombang ini di

(�� + ∆�) mencapai titik '�, sehingga � adalah � = �[(�� + ∆�) −�(�� + ∆�)]. Karena keduanya merupakan bagian yang sama dari

gelombang tersebut, maka haruslah �� = ��, sehingga:

(�� − ��E) = [(�� + ∆�) − �(�� + ∆�)] Maka besaran � dapat dinyatakan sebagai

� = ∆�∆�

Jadi besaran � disini merupakan kecepatan perambatan usikan atau

dikatakan sebagai kecepatan gelombang.

(2.44)

Page 28: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

28

Suatu fungsi � = �(� − ��) juga merupakan penyelesaian dari

persamaan (2.44). yang mengindikasikan perambatan gelombang dalam

arah sumbu x negatif. Oleh karena itu, penyelesaian umum dari persamaan

(2.44) dapat dituliskan

� = �(� − ��) + �(� + ��)

Persamaan ini menggambarkan perambatan gelombang sepanjang sumbu x

dalam arah yang berlawanan dengan kecepatan �. Karena besaran � ini

tidak bergantung pada sumbu y ataupun z, maka usikan yang terjadi

haruslah sama disemua tempat di dalam bidang yang tegak lurus terhadap

sumbu x. jenis gelombang ini disebut gelombang datar.

(Susilowati, 2008: 15-16)

E. Aplikasi Gelombang Primer dan Sekunder pada Tsunami Early Warning

System (TEWS)

Pada saat gempa bumi terjadi, gelombang gempa bumi menjalar

melalui lapisan dalam bumi dan direkam oleh jaringan Seismograf.

Rekaman gempa bumi digunakan untuk menentukan lokasi dan kekuatan

sumber gempa bumi. Apabila hasil analisa menunjukan bahwa parameter

gempa bumi yang terjadi memenuhi kriteria berpotensi menimbulkan

tsunami, maka National/Regional Tsunami Warning Center

(NTWC/RTWC) akan mengeluarkan warning potensi tsunami terutama ke

institusi interface yang akan menindaklanjuti dengan penyebaran melalui

berbagai media termasuk aktivasi sirine. Gempa yang berpotensi tsunami

jika berlokasi dibawah laut dengan kedalaman kurang dari 70-100 km

dengan magnitude lebih besar dari 7 Skala Richter (SR). Warning potensi

tsunami ditindaklanjuti dengan konfirmasi terjadinya tsunami berdasarkan

data hasil deteksi tsunami oleh sensor Buoys ataupun Tide Gauge.

(Fauzi dan Harjadi P, 2010: 6)

Kecepatan gelombang tsunami tidak lebih cepat dari kecepatan

gelombang gempa. Oleh karena itu beda waktu tiba gelombang gempa

Page 29: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

29

dan tsunami dapat dimanfaatkan untuk menyampaikan peringatan akan

datangnya tsunami dengan membangun sistem peringatan dini tsunami.

Pada TEWS terdapat dua komponen utama di antaranya

1. Komponen Struktural

Komponen struktural diantarannya yaitu stasiun pasang surut,

tsunami buoy dan seismometer.

a. Tide Gauges (stasiun pasang surut).

Gambar 2.12 Tide Gauges

Tide Gauges terletak dipesisir pulau atau pelabuhan. Tide gauges

akan mengukur perubahan permukaan laut dan dapat mencatat air

surut beberpa menit sebelum gelombang tsunami tiba.

b. Tsunami buoy

Gambar 2.13 Tsunami Buoy

Page 30: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

30

Tsunami bouy adalah sebuah alat yang dipasang di laut

dalam. Di Indonesia sekarang menggunakan 4 jenis buoy yang

sedang beroperasi di perairan Indonesia, yaitu Buoy Tsunami

Indonesia, Deep Ocean Assessment and Reporting

Tsunamis (DART) Amerika, German-Indonesian Tsunami

Warning System (GITWS) dan Buoy Wavestan. Pada buoy ini

terdapat OBU (Ocean Bottom Unit) di mana nantinya alat inilah

yang mendeteksi adanya gelombang yang berpotensi sebagai

tsunami yang lewat di atasnya.

c. Seismometer

Gambar 2.14 Seismometer

Instrumen ini mampu mengukur gelombang seismik yang

dioperasikan oleh BMKG. Dari sini akan diperoleh data beberpa

lokasi, waktu, kedalaman, dan magnitude suatu gempa. Untuk itu

jaringan seismometer telah dipasang di Indonesia yang terhubung

dengan NTWC melalui satelit. (Harald Spahn, 2010: 5-7)

Page 31: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

seismometer, 500

10 Regional Center. Dengan jumlah sensor

sensor ±100 km,

yang terjadi diwilayah

(Fauzi, Harjadi P., 2010:12)

Gambar 2.16 Rekaman Gelombang Seismik Pada Seismometer

Ada tiga fase

pada saat terjadi gelombang Tsunami

P-wave yaitu gelombang yang berasal dari sumber gempa

lapisan bumi y

akan tercatat pada s

Jaringan Seismik didesain terdiri dari

seismometer, 500 accelerometer dan akan dikelompokan ke

10 Regional Center. Dengan jumlah sensor tersebut dan

sensor ±100 km, maka dalam 3 menit pertama sumber gempa bumi

yang terjadi diwilayah Indonesia dapat ditentukan lokasinya.

(Fauzi, Harjadi P., 2010:12)

Gambar 2.16 Rekaman Gelombang Seismik Pada Seismometer

Ada tiga fase gelombang seismik yang yang dapat diamati

pada saat terjadi gelombang Tsunami. Pada fase pertama dinamakan

yaitu gelombang yang berasal dari sumber gempa

lapisan bumi yang mempunyai kecepatan 8-13.5 km/dt, gelomba

akan tercatat pada stasiun pemantauan seismik sehingga dengan

Gambar 2.15 Stasiun Seismik (Fauzi, Harjadi P, 2010:12)

31

mik didesain terdiri dari 160 broadband

accelerometer dan akan dikelompokan ke dalam

tersebut dan jarak tiap

sumber gempa bumi

Indonesia dapat ditentukan lokasinya.

Gambar 2.16 Rekaman Gelombang Seismik Pada Seismometer

eismik yang yang dapat diamati

fase pertama dinamakan

yaitu gelombang yang berasal dari sumber gempa di dalam

km/dt, gelombang ini

pemantauan seismik sehingga dengan

Page 32: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

32

mudah dapat diketahui posisi sumber gempa tersebut. Fase kedua

dinamakan S-wave yaitu gelombang yang merambat pada media air

laut sebelum muncul ke permukaan, kecepatan gelombang ini sekitar

6,7-8 km/dt. Dengan mengetahui amplitudo dari kedua gelombang

primer dan sekunder akan menentukan ukuran kekuatan gempa yang

terjadi. Sedangkan fase ketiga adalah gelombang seismik yang

muncul ke permukaan laut, kekuatannya akan ditentukan dari

tingginya kedalaman air laut tersebut. Semua fase ini akan tercatat

dalam peralatan seismometer pada stasiun pemantauan seismik yang

besar magnitudonya diukur dalam bentuk skala logaritma yang

dinamakan skala Richter.

Dengan adanya hasil rekaman gelombang pada seismometer,

maka dapat digunakan untuk menetukan besarnya magnitude

gelombang bodi (Mb). Magnitudo gempa adalah parameter yang

berhubungan dengan besarnya kekuatan gempa dari sumbernya.

Dalam penentuan magnitudo gelombang bodi dapat diperoleh dengan

memakai data amplitudo gelombang bodi yaitu primer dan sekunder

dari sebarang fase seperti P, S, PP, SS, pP, sS yang terlihat jelas pada

seismometer. Seismometer yang dipakaipun dapat dipilih dari

komponen vertikal maupun horisontal. Magnitude gelombang bodi

dapat ditentukan dengan rumus berikut.

�� = log �I� + ( (ℎ, ∆)

Keterangan M¤ = Magnitudo gelombang bodi

A = Amplitudo getaran (µm) T = Periode getaran (s) ∆ = Jarak Pusat gempa atau episenter (km) h = Kedalaman gempa (km)

2. Komponen Kultural

Komponen culture meliputi beberapa instansi seperti LIPI,

Kementrian Dalam Negeri dan Kementrian Komunikasi dan

(2.45)

Page 33: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

33

Informatika yang mempunyai tugas sebagai penyalur informasi

kepada masyarakat, persiapan sebelum bencana bahkan evaluasi dan

mengkaji pasca bencana.

Page 34: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

34

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

1. Perambatan gelombang primer pada gelombang seismik.

a. Gelombang primer terjadi karena adanya rambatan dari hiposentrum

dengan menginduksi gerakan partikel media dalam arah paralel terhadap

arah penjalaran gelombang.

b. Gelombang longitudinal merambat melalui medium padat, cair dan gas.

c. Persamaan kecepatan gelombang-P yaitu;

�� = �� m "k� �¦�

2. Perambatan gelombang sekunder pada gelombang seismik.

a. Gelombang sekunder terjadi karena adanya rambatan dari hiposentrum

yang menyebabkan gerakan partikel media dalam arah tangensial

terhadap arah penjalaran gelombang ke segala arah dalam lapisan litosfer.

b. Gelombang sekunder hanya dapat merambat melalui medium padat.

c. Persamaan kecepatan gelombang-S yaitu:

�w = �k�

3. Gelombang primer dan sekunder dapat diaplikasikan pada tsunami early

warning system yaitu berdasarkan amplitude gelombang primer dan

gelombang sekunder maka dapat ditentukan besarnya magnitude gelombang

bodi (Mb).

34

Page 35: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

35

B. SARAN

Saran yang disampaikan penulis kepada pembaca adalah:

1. Dalam Makalah ini yang dibahas hanya perambatan kecepatan gelombang

seismik untuk gelombang bodi, sehingga pembaca perlu mempelajari

perambatan kecepatan gelombang permukaan.

2. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca untuk meningkatkan

pengetahuannya pada bidang fisika khususnya untuk terkait dengan

gelombang gempa.

Page 36: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

36

DAFTAR PUSTAKA

Afnimar. (2009). Seismologi. Bandung: Institute Teknologi Bandung

Asyafe. (2008). A little bit of adventures on the Earth. Diperoleh 11 Juli 2011,dari http://asyafe.wordpress.com/2008/12/11/teori-seismik-penurunan persamaan-kecepatan-gelombang-p-gelombang-s.

Djauhari, N. (2009). Susunan Interior Bumi. Diperoleh 9 Juli 2012, dari http://rajebo.blogspot.com/2011/05/susunan-interior-bumi.html

Fauzi, Harjadi, P.,(Ed.) (2010). Ina TEWS Konsep dan Implementasi. Jakarta:

Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika

Giancoli, Dauglas C.(2001). Fisika Jilid 1 Edisi Kelima. Terj. Yuhilza Hanum.

Jakarta: Erlangga ( Buku Asli diterbitkan 1998)

Lowrie, W. (2007). Fundamentals of Geophysics, second edition. New York :

Cambridge University Press

Mawardi, Ikhwanudin. (2006). Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko

Bencana 2006-2009. Jakarta: Perum Percetakan Negara RI

Oxford.(1990). Kamus Lengkap FISIKA. Edt. Alan Isaacs Bsc, Phs. DIC. Hlm

390. Jakarta: Erlangga

Spahn, Harald. (2010). InaTEWS- Pengawasan dan layanan peringatan. Terj.

Evie Chandra. Jakarta: GITEWS Capacity Building In Local Commuties

Susilowati. (2008). Penerapan penjalaran gelombang seismik gempa pada

penelaahan struktur bagian dalam bumi. Hlm 15-16. USU e-Repository

Telford, W.P., Geldart, L.P., & Sheriff, R.E. (1992). Applied Geophysics, Second

Edition. New York : Cambridge University Press

Tipler, P. (1998). Fisika Untuk Sains dan Teknik Jilid I Edisi ketiga. Terj. Lea

Prasetio, Rahmad W.Adi. Jakarta: Erlangga

36

Page 37: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

37

LAMPIRAN

1. Hubungan antara konstanta elastik pada medium homogen isotropik

a. Modulus Young (E)

A = BCCDCC = A = k #l�!m"k$(�!mk)

7�� = � / + 2 µ ε�� 7�� = � / + 2 µ ε�� 711 = � / + 2 µ ε11 7�� = 711 = 0

7�� = � / + 2 µ ε�� 0 = � / + 2 µ ε�� 0 = � / + 2 µ ε11 +

7�� = 3 � / + 2 µ ε�� + ε�� + ε11 Ingat dilatasi ; / = 2�� + 2�� + 211 = �.�� + ���� + �0�1

7�� = 3 � / + 2 µ (ε�� + ε�� + ε11 ) 7�� = 3 � / + 2 µ /

7�� = (3 � + 2 µ )/

/ = 7�� 3 � + 2 µ J

7�� = � ( BCCl � m" µ) + 2 µ ε��

7�� − � � BCCl � m" µ = 2 µ ε��

7�� �1 − �l � m" µ = 2 µ ε��

7�� �l � m" µl � m" µ − �l � m" µ = 2 µ ε��

7�� �l � m" µl � m" µ − �l � m" µ = 2 µ ε��

7�� �" � m" µl � m" µ = 2 µ ε��

7�� �" � m" µª � m« µ = µ ε��

Page 38: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

38

BCCεCC = µ �ª � m« ¬" � m" ¬ = µ �l � m" ¬� m ¬

b. Modulus Bulk(K)

G = H IJIK KLJ = �MN

7�� = � / + 2 μ ε�� 7�� = � / + 2 μ ε�� 711 = � / + 2 μ ε11 7�� + 7�� + 711 = 3� / + 2 μ( ε�� + ε�� + ε��)

Ingat dilatasi ; / = 2�� + 2�� + 2�� = �.�� + ���� + �0�1

7�� + 7�� + 711 = −­

−3­ = 3� / + 2 μ /

−3­ = (3� + 2 μ) /

−­ = (3� + 2 μ) /3

��N ® = ¯°" = � + " ¬ l atau G = (l� m"k)l

n = �"#� mk$ c. Ratio poisson’s

X = − &hh&ii = − 2112��

G = ±l (��"�) (l� m"k)l = �l (��"�) µ �l � m" ¬� m ¬ 3� + 2O = ²² (��"�) µ �l � m" ¬� m ¬ 3� + 2O = l� m"k (��"�)(� m ¬) µ l� m"kl� m"k = � (��"�)(� m ¬) µ (� m ¬)µ

= � (��"�) 1 − 2� = µ � m ¬ −2� = µ � m ¬ − 1

Page 39: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

39

−2� = µ � m ¬ − � m ¬� m ¬

� = ���"� m ¬ � = �"� m ¬

(William lowrie, 2007:129)

2. Penentuan Kecepatan gelombang primer (P)

q ���.��� = u�BCC�� + �BWC�� + �BjC�1 v ,� ,� ,=

Dengan;

7�� = � / + 2 µ ε�� 7�� = µ ε��

71� = µ ε1�

/ = �.�� + ���� + �0�1 q ���.��� = �(� Nm" µ εCC)�� + �#µ εWC$�� + �(µ εjC)�1

q ���.��� = � �(N)�� + �(" µ εCC)�� + �#µ εWC$�� + �(µ εjC)�1

q ���.��� = � �(N)�� + 2 µ �(εCC)�� + µ �# εWC$�� + µ �(εjC)�1

q ���.��� = x�� �(N)�� + 2O �DCC�� + O �DCW�� + O �DCj�1 y

q ���.��� = � �(N)�� + O �2 �DCC�� + �DCW�� + �DCj�1

Dengan regangan normal � = zbz{ dan regangan geser 2�� = 2�1 = ���� + �.��; 2�1 = 2�� = �0�� + ���1 ; 21� = 211 = �.�1 + �0��

q ���.��� = |� �(N)�� + O }2 ��� � zbz{ + ~ ��� ����� + �.�� � + � ��1 ��.�1 + �0�� ��� q ���.��� = }� �N�� + O x2 ��.��� + � ������� + ��.��� + ���k�1� + ��0�1�� y�

q ���.��� = x� �N�� + O �2 ��.��� + ��.��� + ��k�1� + ������� + ��0�1�� y

Page 40: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

40

q ���.��� = x� �N�� + O ���.��� + ��.��� + ��k�1� + ��.��� + ������� + ��0�1�� y

Persamaan laplacian: ∇"- = ��.��� + ��.��� + ��.�1�

Dengan mensubtitusikan persamaan laplacian, maka akan diperoleh

penyelesaian sebagai berikut

q ���.��� = x� �N�� + O �∇"- + ��.��� + ������� + ��0�1�� y

q ���.��� = x� �N�� + O∇"- + - ���.��� + ������� + ��0�1�� y

q ���.��� = x� �N�� + O∇"- + - ��� ��.�� + ���� + �0�1 y

Dimana ; / = �.�� + ���� + �0�1

q ���.��� = � �N�� + O∇"- + - �N��

� �³�´³µ� = (� + ´) ³¶³i + �·�´

� �³�¸³µ� = (� + ´) ³¶³h + �·�¸

� �³�¹³µ� = (� + ´) ³¶³º + �·�¹

Jika ketiga persamaan tersebut terakhir dideferensiasi terhadap x,y dan z maka

diperoleh

q ����� ��.�� = (� + -) ��� ��N�� + O∇" �.�� dideferensiasi terhadap x

q ����� ����� = (� + -) ��� ��N�� + O∇" ���� dideferensiasi terhadap y

q ����� ��0�1 = (� + -) ��1 ��N�� + O∇" �0�� dideferensiasi terhadap z

Dengan menjumlahkan ketiga hasil diferensial diatas akan diperoleh sebagai berikut

q ���� ��.�� + ���� + �0�1 = (� + -) ��� ��N�� + ��� ��N�� + �N�1 ��N�1 + O∇" ��.�� +

���� + �0�1

q ���� ��.�� + ���� + �0�1 = (� + -) ��N��� + ��N��� + ��N�1� + O∇" ��.�� + ���� + �0�1

Dengan / = �.�� + ���� + �0�1

Page 41: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

41

Persamaan laplacian: ∇"- = ��.��� + ��.��� + ��k�1�

∇"/ = ��N��� + ��N��� + ��N�1�

q ��N��� = (� + -)∇"/ + O∇" /

q ��N��� = � ∇"/ + -∇"/ + -∇"/

q ��N��� = � ∇"/ + 2 -∇"/

q ��N��� = (� + 2O)∇"/

��N��� = � m"k� ∇"/

�" = � m"k�

� = �� m"k�

�� = �� m ��� ���

keterangan

Vp = kecepatan perambatan gelombang primer (m/s)

λ = konstanta Lame (m/s)

µ = rigiditas medium (N/m")

ρ = kerapatan jenis medium (kg/ml)

θ = perubahan volume atau dilatasi

3. Penentuan kecepatan gelombang sekunder (S)

Untuk memperoleh persamaan gelombang primer atau tranversal

Persamaan (2.36) diturunkan terhadap z.

� �³�¸³µ� = (� + ´) ³¶³h + �·�¸

q ����� ����1 = (� + -) ��� ��N�1 + O∇" ���1

q ����� ����1 = (� + -) ��N���1 + O∇" ���1

Persamaan (2.37) diturunkan terhadap y.

Page 42: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

42

q ���0��� = (� + -) �N�1 + O∇"�

q ����� ��0�� = (� + -) ��1 ��N�� + O∇" �0��

q ����� ��0�� = (� + -) ��N�1�� + O∇" �0��

Dengan mengurangkan hasil turunan dari persmaan (2.37) dengan hasil

turunan (2.37) akan diperoleh penyelesaian sebagai berikutz

q ����� ��0�� = (� + -) ��N�1�� + O∇" �0��

q ����� ����1 = (� + -) ��N���1 + O∇" ���1

q ����� ��0�� − q ��

��� ����1 = (� + -) ��N�1�� + O∇" �0�� − (� + -) ��N���1 + O∇" ���1

q ����� ��0�� − ���1 = (� + -) ��N�1�� − (� + -) ��N���1 + O∇" �0�� − O∇" ���1

q ����� ��0�� − ���1 = (� + -) ��N�1�� − ��N���1 + O∇" �0�� − O∇" ���1

q ����� ��0�� − ���1 = O∇" �0�� − O∇" ���1

q ����� ��0�� − ���1 = O∇" ��0�� − ���1

Dengan /� = �0�� − ���1 q ��NC��� = O∇"/�

�" = k�

��NC��� = k� ∇"/�

��NC��� = �"∇"/�

�w = �k�

Keterangan

Vs = kecepatan perambatan gelombang sekunder (m/s)

µ = rigiditas medium (N/m")

ρ = kerapatan jenis medium (kg/ml)

Page 43: BAB I PENDAHULUAN - twiyoko.files.wordpress.com · merekam getaran yang ditimbulkan oleh sumber gempa kemudian di ilustrasikannya dalam gambar gelombang, tetapi tidak semua orang

43