25
7 BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tingkat pendidikan a. Definisi Pendidikan Pengertian pendidikan menurut Instruksi Presiden No. 15 Tahun 1974 adalah segala sesuatu usaha untuk membina kepribadian dan mengembangkan kemampuan manusia Indonesia, jasmani dan rohani yang berlangsung seumur hidup, baik didalam maupun diluar sekolah dalam rangka pembangunan persatuan Indonesia dan masyarakat yang adil, makmur berdasarkan pancasila. Menurut Notoatmodjo (2010) pendidikan adalah upaya persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat, agar masyarakat mau melakukan tindakan-tindakan (praktik) untuk memelihara (mengatasi masalah- masalah), dan meningkatkan kesehatannya. Perubahan atau tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang dihasilkan oleh pendidikan kesehatan ini didasarkan kepada pengetahuan dan kesadarannya melalui proses pembelajaran, sehingga perilaku tersebut diharapkan akan berlangsung lama (long lasting) dan menetap (langgeng), karena didasari oleh kesadaran. Dari beberapa definisi tentang pendidikan diatas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah upaya persuasif yang dilakukan

BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tingkat ... · pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tingkat ... · pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan

7

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Tingkat pendidikan

a. Definisi Pendidikan

Pengertian pendidikan menurut Instruksi Presiden No. 15

Tahun 1974 adalah segala sesuatu usaha untuk membina kepribadian

dan mengembangkan kemampuan manusia Indonesia, jasmani dan

rohani yang berlangsung seumur hidup, baik didalam maupun diluar

sekolah dalam rangka pembangunan persatuan Indonesia dan

masyarakat yang adil, makmur berdasarkan pancasila.

Menurut Notoatmodjo (2010) pendidikan adalah upaya

persuasi atau pembelajaran kepada masyarakat, agar masyarakat mau

melakukan tindakan-tindakan (praktik) untuk memelihara (mengatasi

masalah- masalah), dan meningkatkan kesehatannya. Perubahan atau

tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang dihasilkan oleh

pendidikan kesehatan ini didasarkan kepada pengetahuan dan

kesadarannya melalui proses pembelajaran, sehingga perilaku tersebut

diharapkan akan berlangsung lama (long lasting) dan menetap

(langgeng), karena didasari oleh kesadaran.

Dari beberapa definisi tentang pendidikan diatas dapat

disimpulkan bahwa pendidikan adalah upaya persuasif yang dilakukan

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tingkat ... · pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan

8

untuk menyiapkan peserta didik agar mampu mengembangkan potensi

yang dimiliki secara menyeluruh dalam memasuki kehidupan dimasa

yang akan datang.

b. Tingkat Pendidikan

Tingkat atau jenjang pendidikan adalah tahap pendidikan yang

berkelanjutan, yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan

peserta didik, tingkat kerumitan bahan pengajaran dan cara menyajikan

bahan pengajaran (Ihsan, 2006).

Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003

menjelaskan bahwa indikator tingkat pendidikan terdiri dari jenjang

pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan

pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta

didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan yang dikembangkan,

yaitu terdiri dari:

1) Pendidikan dasar

Jenjang pendidikan awal selama 9 (sembilan) tahun pertama

masa sekolah anak-anak yang melandasi jenjang pendidikan

menengah.

Pendidikan dasar terdiri dari :

a) Sekolah Dasar atau Madrasah Ibtidaiyah

b) SMP atau MTs

Menurut Ihsan (2006) Pendidikan dasar diselenggarakan

untuk memberikan bekal dasar yang diperlukan untuk hidup dalam

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tingkat ... · pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan

9

masyarakat, berupa pengembangan sikap, pengetahuan, dan

keterampilan dasar.

2) Pendidikan menengah

Jenjang pendidikan lanjutan pendidikan dasar. Pendidikan

menengah terdiri dari:

a) SMA dan MA

b) SMK dan MAK

Menurut Ihsan (2006) Pendidikan menengah dalam

hubungan kebawah berfungsi sebagai lanjutan dan perluasan

pendidikan dasar. Adapun dalam hubungan keatas mempersiapkan

peserta didik untuk mengikuti pendidikan tinggi ataupun memasuki

lapangan kerja.

3) Pendidikan tinggi

Jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah yang

mencakup program sarjana, magister, doktor, dan spesialis yang

diselenggarakan oleh perguruan tinggi.

Pendidikan tinggi terdiri atas:

a) Akademik

b) Institut

c) Sekolah Tinggi

Menurut Ihsan (2006) Pendidikan tinggi merupakan

kelanjutan dari pendidikan menengah, yang diselenggarakan untuk

menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tingkat ... · pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan

10

memiliki kemampuan akademik dan/ atau profesional yang dapat

menerapkan, mengembangkan dan/ atau menciptakan ilmu

pengetahuan, teknologi dan/atau kesenian.

Dari uraian diatas jenjang persekolahan atau tingkat-tingkat

yang ada pada pendidikan formal dimengerti bahwa pendidikan

merupakan proses yang berkelanjutan. Oleh karena itu setiap jenjang

atau tingkat pendidikan itu harus dilaksanakan secara tertib, dalam

arti tidak bisa terbalik penempatannya. Setiap jenjang atau tingkatan

mempunyai tujuan dan materi pelajaran yang berbeda-beda.

Perbedaan luas dan kedalaman materi ajaran tersebut jelas akan

membawa pengaruh terhadap kualitas lulusannya, baik ditinjau dari

segi pengetahuan, kemampuan, sikap maupun kepribadiannya.

Manusia memerlukan pengetahuan, ketrampilan, penguasaan

teknologi, dan dapat mandiri memalui pendidikan. Produktivitas

kerja memerlukan pengetahuan, ketrampilan dan penguasaan

teknologi. Sehingga dengan adanya tingkat pendidikan karyawan

maka kinerja karyawan akan menjadi lebih baik dan tujuan dari

perusahaan akan tercapai dengan sempurna (Uyoh, 2006).

c. Faktor yang Memperngaruhi Tingkat Pendidikan

Faktor yang mempengaruhi tingkat pendidikan menurut

Hasbullah (2003) adalah sebagai berikut:

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tingkat ... · pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan

11

1) Ideologi

Semua manusia dilahirkan kedunia mempunyai hak yang

sama khususnya hak untuk mendapatkan pendidikan dan

peningkatan pengetahuan dan pendidikan.

2) Sosial Ekonomi

Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi memungkinkan

seseorang mencapai tingkat pendidikan yang lebih tinggi.

3) Sosial Budaya

Masih banyak orang tua yang kurang menyadari akan

pentingnya pendidikan formal bagi anak-anaknya.

4) Perkembangan IPTEK

Perkembangan IPTEK menuntut untuk selalu

memperbaharui pengetahuan dan keterampilan agar tidak kalah

dengan negara maju.

5) Psikologi

Konseptual pendidikan merupakan alat untuk

mengembangkan kepribadian individu agar lebih bernilai.

Menurut Green (1980) bahwa tingkat pendidikan seseorang akan

berpengaruh dalam memberikan respon terhadap sesuatu yang datang

dari luar, mereka yang mempunyai pendidikan lebih tinggi akan memberi

respon yang rasional daripada mereka yang berpendidikan rendah. Orang

yang mempunyai pendidikan tinggi diharapkan lebih peka terhadap

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tingkat ... · pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan

12

kondisi keselamatannya, sehingga lebih baik dalam memanfaatkan

fasilitas keselamatan (Green, 1980).

2. Masa Kerja

a. Definisi Masa Kerja

Masa kerja adalah suatu kurun waktu atau lamanya tenaga

kerja itu bekerja disuatu tempat (Tarwaka,2010). Masa kerja merupakan

salah satu alat yang dapat mempengaruhi kemampuan seseorang,

dengan melihat masa kerjanya kita dapat mengetahui telah berapa lama

seseorang bekerja dan kita dapat menilai sejauh mana pengalamannya

(Bachori, 2006).

Siagian (2008) menyatakan bahwa masa kerja menunjukan

berapa lama seseorang bekerja pada masing-masing pekerjaan atau

jabatan. Kreitner dan Kinicki (2004) menyatakan bahwa masa kerja

yang lama akan cenderung membuat seorang pegawai lebih merasa

betah dalam suatu organisasi, hal ini disebabkan diantaranya karena

telah beradaptasi dengan lingkungan yang cukup lama sehingga seorang

pekerja akan merasa nyaman dengan pekerjaannya. Penyebab lain juga

dikarenakan adanya kebijakan dari instansi atau perusahaan mengenai

jaminan hidup di hari tua.

Pengalaman untuk kewaspadaan terhadap kecelakaan

bertambah sesuai dengan usia, masa kerja di perusahaan dan lamanya

bekerja ditempat kerja yang bersangkutan. Tenaga kerja yang baru

biasanya belum mengetahui secara mendalam pekerjaan dan

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tingkat ... · pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan

13

keselamatannya, selain itu tenaga kerja baru mementingkan selesainya

sejumlah pekerjaan yang diberikan kepada mereka. Dalam suatu

perusahaan pekerja-pekerja baru yang kurang pengalaman sering

mendapat kecelakaan sehingga perhatian khusus perlu diberikan kepada

mereka. Lama kerja seseorang dapat dikaitkan dengan pengalaman

yang didapatkan di tempat kerja. Semakin lama seorang pekerja

semakin banyak pengalaman dan semakin tinggi pengetahuannya dan

ketrampilannya. Masa kerja yang lebih lama menunjukkan pengalaman

yang lebih seseorang dibandingkan dengan rekan kerja lainnya,

sehingga sering masa kerja/pengalaman kerja menjadi pertimbangan

sebuah perusahaan dalam mencari pekerja. (Rivai, 2009).

b. Faktor-faktor masa kerja

Menurut Hani (2007), faktor-faktor yang mempengaruhi masa

kerja diantaranya:

1) Tingkat kepuasan kerja

2) Stres lingkungan kerja

3) Pengembangan karir

4) Kompensasi hasil kerja

Masa kerja menurut Hani (2007) dikategorikan menjadi dua,

meliputi:

1) Masa kerja kategori baru ≤3 tahun

2) Masa kerja kategori lama > 3 tahun

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tingkat ... · pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan

14

3. Kepatuhan Penggunan Safety Helmet

a. Kepatuhan

Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No.

PER.01/MEN/1980 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada

Konstruksi Bangunan, pasal 3 ayat (1) yang berbunyi “Pada setiap

pekerjaan konstruksi bangunan harus diusahakan pencegahan atau

dikurangi terjadinya kecelakaan atau sakit akibat kerja terhadap tenaga

kerjanya.” Masih banyaknya pekerja kerangka bangunan yang tidak

patuh dalam penggunaan APD, maka masih belum ditaatinya peraturan

Undang-undang No.1 tahun 1970 maupun Permenakertrans No.

PER.01/MEN/1980.

1) Definisi Kepatuhan

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, patuh adalah suka

menurut perintah, taat pada perintah, sedangkan kepatuhan adalah

perilaku sesuai aturan dan berdisiplin (Pranoto, 2007). Kepatuhan

(adherence) adalah suatu bentuk perilaku yang timbul akibat adanya

interaksi antara petugas kesehatan dan pasien sehingga pasien

mengerti rencana dengan segala konsekuensinya dan menyetujui

rencana tersebut serta melaksanakannya (Kemenkes R.I., 2011).

2) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Kepatuhan

Menurut Green (dikutip dari Notoatmodjo, 2003) ada beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi perubahan perilaku tenaga kerja

untuk menjadi patuh/tidak patuh dalam menggunakan safety helmet,

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tingkat ... · pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan

15

yang diantaranya dipengaruhi oleh faktor predisposisi, faktor

pendukung serta faktor pendorong, yaitu:

a) Faktor Predisposisi

Menurut teori Green (1980) bahwa faktor predisposisi adalah

faktor yang mempermudah dan mendasari untuk terjadinya

perilaku tertentu. Faktor predisposisi meliputi pengetahuan, sikap,

nilai-nilai budaya, kepercayaan dari orang tersebut tentang dan

terhadap perilaku tertentu serta beberapa karakteristik individu,

misalkan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan dan masa kerja.

(1) Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, hal ini

terjadi setelah orang mendapatkan stimulus dan melakukan

penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa, dan raba.

Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata

dan telinga (Notoatmodjo, 2010). Pengetahuan adalah hasil

tahu dari manusia, yang sekedar menjawab pertanyaan

“what”, misalnya apa air, apa manusia, apa alam, dan

sebagainya (Notoatmodjo, 2010).

Secara garis besar, tingkat pengetahuan dibagi

menjadi 6 tingkatan (Notoatmodjo, 2010), yaitu:

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tingkat ... · pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan

16

(a) Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi

yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam

pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali

(recall) terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan

yang telah dipelajari dan juga rangsangan yang diterima.

Oleh karena itu, “tahu” ini merupakan tingkatan yang

paling rendah.

(b) Memahami (Comprehension)

Merupakan suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang

yang telah paham dengan objek atau materi harus dapat

menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,

meramalkan dan sebaginya terhadap objek yang

dipelajari.

(c) Aplikasi (Aplication)

Merupakan kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi yang nyata.

Aplikasi disini dapat diartikan penggunaan hukum-

hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam

konteks yang lain, misalnya dapat menggunakan prinsip

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tingkat ... · pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan

17

siklus pemecahan masalah dalam pemecahan masalah

kesehatan.

(d) Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk

menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam

komponen-komponen, tetapi masih didalam satu struktur

organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain.

(e) Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan

untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di

dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata

lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

(f) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk

melaksanakan justifikasi atau penilaian terhadap suatu

materi atas objek. Penilaian- penilaian itu berdasarkan

suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan

kriteria- kriteria yang telah ada (Notoatmodjo, 2010).

(2) Usia

Usia berpengaruh terhadap pola pikir seseorang dan

pola pikir berpengaruh terhadap perilaku seseorang. Usia

seseorang secara garis besar menjadi indikator dalam setiap

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tingkat ... · pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan

18

mengambil keputusan yang mengacu kepada setiap

pengalamannya (Evin, 2009).

(3) Tingkat Pendidikan

Pendidikan menuntut manusia untuk berbuat dan

mengisi kehidupan yang dapat digunakan untuk mendapatkan

informasi sehingga meningkatkan kualitas hidup. Semakin

tinggi pendidikan seseorang, maka akan memudahkan

seseorang menerima informasi sehingga meningkatkan

kualitas hidup dan menambah luas pengetahuan. Pengetahuan

yang baik akan berdampak pada penggunaan komunikasi

secara efektif (Alimul, 2006). Pendidikan dapat

mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang

akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap

berperan serta dalam pembangunan kesehatan. pendidikan

yang kurang akan menghambat perkembangan sikap

seseorang terhadap nilai-nilai atau informasi yang baru

diperkenalkan, sebaliknya makin tinggi tingkat pendidikan

seseorang, semakin mudah menerima informasi sehingga

semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki

(Notoatmodjo,2003).

(4) Masa Kerja

Semakin lama tenaga kerja bekerja, semakin banyak

pengalaman yang dimiliki tenaga kerja yang bersangkutan.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tingkat ... · pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan

19

Sebaliknya, makin singkat masa kerja, makin sedikit

pengalaman yang diperoleh (Sastrohadiwiryo, 2005). Orang

yang mempunyai pengalaman akan selalu lebih pandai dalam

menyikapi dari segala hal daripada mereka yang sama sekali

tidak memiliki pengalaman (Gibson, 2009).

b) Faktor Pendukung

(1) Ketersediaan APD

Ketersediaan APD merupakan faktor pendukung

dalam kepatuhan menggunakan APD untuk mencegah

terjadinya kecelakaan dan resiko kerja yang terjadi di

perusahaan, jika perusahaan tidak menyediakan APD berarti

perusahaan telah membahayakan pekerjanya dari resiko

kecelakaan dan penyakit yang akan timbul dilingkungan

kerja. Oleh sebab itu perusahaan diberlakukan aturan untuk

menyediakan alat pelindung diri sesuai dengan pekerjaan

masing-masing karena pekerja merupakan aset perusahaan

yang sangat penting, jika pekerja mangalami kecelakaan

ataupun penyakit akibat kerja maka berkuranglah aset yang

dimiliki perusahaan (Prasetyo, 2015).

(2) Pengadaan APD

Penyediaan APD oleh perusahaan telah tertulis dalam

Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan

Kerja, pasal 14 ayat (3) yang berbunyi “Pengurus diwajibkan

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tingkat ... · pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan

20

menyediakan secara cuma-cuma, semua alat perlindungan

diri yang diwajibkan pada tenaga kerja yang berada dibawah

pimpinannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang

memasuki tempat kerja tersebut, disertai dengan petunjuk-

petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai

pengawas atau ahli-ahli keselamatan kerja ”.

c) Faktor Pendorong

(1) Penyuluhan

Penyuluhan yang diberikan oleh petugas K3 sesuai

dengan Peraturan Menteri Tenaga Kerja Republik Indonesia

No. PER.04/MEN/1987 tentang Panitia Pembina

Keselamatan dan Kesehatan Kerja serta Tata Cara

Penunjukkan Ahli Keselamatan Kerja pasal 4 ayat (2) b yang

berbunyi “P2K3 mempunyai fungsi membantu menunjukkan

dan menjelaskan kepada setiap tenaga kerja : berbagai faktor

bahaya di tempat kerja yang dapat menimbulkan gangguan

keselamatan dan kesehatan kerja, termasuk bahaya kebakaran

dan peledakan serta cara penanggulangannya, faktor yang

dapat mempengaruhi efisiensi dan produktivitas kerja, alat

pelindung diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan, cara dan

sikap yang benar dan aman dalam melaksanakan

pekerjaannya”.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tingkat ... · pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan

21

(2) Pengawasan

Pengawasan yang dilaksanakan oleh petugas K3

sesuai dengan Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang

Keselamatan Kerja, pasal 5 ayat (1) yang berbunyi, “Direktur

melakukan pelaksanaan umum terhadap Undang-undang ini,

sedangkan para pegawai pengawas dan ahli keselamatan

kerja ditugaskan menjalankan pengawasan langsung terhadap

ditaatinya Undang-undang ini dan membantu

pelaksanaannya”.

(3) Pelatihan

Menurut Mathis (2002), Pelatihan adalah suatu

proses dimana orang-orang mencapai kemampuan tertentu

untuk membantu mencapai tujuan organisasi. Pelatihan telah

tertulis pada Undang-undang No.13 Tahun 2003 tentang

Ketenagakerjaan, pasal 9 yang berbunyi “Pelatihan kerja

diselenggarakan dan diarahkan untuk membekali,

meningkatkan, dan mengembangkan kompetensi kerja guna

meningkatkan kemampuan,produktivitas, dan kesejahteraan”.

(4) Pemberian Sanksi

Sanksi dari petugas K3 berupa pemberian denda

kepada mandor dan pekerja. Pengadaan sanksi disiplin kerja

bagi tenaga kerja yang melanggar norma-norma perusahaan,

bertujuan untuk memperbaiki dan mendidik para tenaga kerja

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tingkat ... · pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan

22

yang melakukan pelanggaran disiplin (Sastrohadiwiryo,

2005). Dalam menetapkan jenis sanksi disiplin yang akan

dijatuhkan kepada tenaga kerja yang melanggar, hendaknya

dipertimbangkan dengan cermat, teliti, dan saksama bahwa

sanksi displin yang akan dijatuhkan setimpal dengan tindakan

dan perilaku yang diperbuat. Dengan demikian, sanksi

disiplin tersebut dapat diterima oleh rasa keadilan

(Sastrohadiwiryo, 2005).

b. Safety Helmet

Helm keselamatan (Safety Helmet) harus dipakai oleh tenaga

kerja yang mungkin tertimpa di bagian kepala oleh benda jatuh atau

melayang atau benda-benda lain yang bergerak. Helm keselamatan

harus cukup keras dan kokoh, tetapi ringan. Bahan plastik dengan

lapisan dalam berbahan kain terbukti sangatlah cocok untuk keperluan

ini (Anizar, 2009).

Helm (helmet) sangat penting digunakan sebagai pelindung

kepala, dan sudah merupakan keharusan bagi setiap pekerja konstruksi

untuk menggunakannya dengan benar sesuai peraturan. Helm ini

digunakan untuk melindungi kepala dari bahaya yang berasal dari atas,

misalnya peralatan atau material konstruksi yang jatuh dari atas.

Kedisiplinan para pekerja untuk menggunakan Safety Helmet masih

rendah yang tentunya dapat membahayakan diri sendiri maupun orang

lain.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tingkat ... · pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan

23

1) Safety Helmet konstruksi dan alat pelindung diri pelengkapnya.

a) Desain umum

Menurut Labour Department (2004) Safety Helmet

memiliki 2 komponen utama, yaitu kerangka dan pengikat

(bagian dalam helm). Kerangka Safety Helmet berbentuk kubah

atau setengah lingkaran yang terbuat dari material yang keras dan

tahan lama. Permukaan luar dari kerangka mengkilap, meliputi:

(1) Bagian pinggir helm

(2) Bagian puncak helm

Bagian dalam dari Safety Helmet berbentuk seperti

pengikat yang berfungsi untuk menyelaraskan Safety Helmet

dengan bentuk kepala, dan menjaga agar posisi Safety Helmet

tetap dan tidak berubah. Pada dasarnya bagian dalam Safety

Helmet terdiri dari:

(1) Cradle

Adalah bagian dimana kepala kontak dengan bagian

dalam Safety Helmet.

(2) Ikat kepala

Bagian dari Safety Helmet bagian dalam yang berfungsi

untuk menjaga Safety Helmet agar tetap pada posisi dan tidak

jatuh saat digunakan.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tingkat ... · pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan

24

(3) Pengencang ikat kepala

Pengencang ikat kepala digunakan untuk mengatur

kelonggaran dari ikat kepala Safety Helmet agar sesuai dengan

bentuk kepala (Labour Department, 2004).

2) Karakteristik Safety Helmet Konstruksi

Menurut Labour Department (2004) Safety Helmet memiliki

kriteria dan standar internasional tersendiri untuk bidang konstruksi.

Jarak kerangka Safety Helmet, jarak ruangan antara kerangka dan

bagian dalamnya, serta pertambahan jarak akibat dari pengencangan

ikat kepala, antara lain sebagai berikut:

a) Berapa ukuran lengkungan dari kerangka secara horizontal dari

atas tali pengikat.

b) Jarak vertikal antara bagian dalam Safety Helmet dan bagian

dalam kerangka pada umumnya tidak kurang dari 5 mm dan tidak

lebih dari 20 mm.

c) Antara kerangka dan bagian dalam helm memiliki jarak untuk

ventilasi.

d) Lebar dari pertambahan tali pengikat tidak lebih dari 5 mm.

3) Penggunaan Bahan Safety Helmet

Bahan yang digunakan untuk Safety Helmet harus tahan lama

dan terhindar dari efek buruk akibat sinar matahari, temperatur,

getaran, kelembapan. Untuk bahan yang kontak dengan kulit, bahan

yang digunakan bukanlah bahan yang dapat menyebabkan iritasi

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tingkat ... · pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan

25

(Labour Department , 2004). Untuk bagian kerangka, material yang

biasanya digunakan adalah:

a) High density polyethylene (HDPE)

b) Acrylonitrile-butadiene-styrene (ABS)

c) Polycarbonate (PC)

Untuk bagian dalam helm, umumnya menggunakan bahan:

a) Nylon

b) Vinyl

Untuk bantalan helm, digunakan bahan:

a) busa spone

4) Aksesoris Safety Helmet

Menurut Labour Department (2004) Berikut adalah

pelengkap Safety Helmet yang dapat dipasangkan untuk

memaksimalkan fungsi dari Safety Helmet. Contohnya adalah

pengikat dagu, pelindung wajah, earmuff, lampu kepala, dll.

Perhatian khusus diperlukan untuk menjamin bahwa aksesoris dan

pelengkap sesuai dengan Safety Helmet. Disarankan untuk

menggunakan aksesoris dan pelengkap yang asli dari perusahaan

yang mengeluarkan Safety Helmet agar ukuran dan bahan sesuai dan

aman.

Perlindungan kepala harus dipilih sesuai dengan ukuran saat

digunakan dan mudah disesuaikan (adjustable headband). Alat

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tingkat ... · pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan

26

pelindung kepala dimungkinkan untuk tidak mengganggu jalannya

pekerjaan (Labour Department, 2004)

5) Pemilihan Safety Helmet

Faktor-faktor penting yang harus diperhatikan dalam

pemilihan Safety Helmet antara lain:

a) Safety Helmet yang disediakan adalah Safety Helmet yang tepat

untuk meminimalisasi efek dari potensi bahaya

b) Safety Helmet yang dipilih harus memberikan perlindungan

yang optimal serta nyaman dipakai dan tidak menimbulkan

masalah keselamatan yang lain.

c) Cidera kepala merupakan potensi bahaya yang dapat terjadi di

tempat kerja, untuk itu, perlu adanya pemilihan jenis dan

kualitas Safety Helmet yang sesuai untuk memaksimalkan

perlindungan kepala dari potensi bahaya yang ada ditempat

kerja. Di pekerjaan konstruksi, Safety Helmet harus memberikan

perlindungan untuk mencegah dampak berupa cidera kepala

akibat kejatuhan benda dari atas maupun cidera kepala akibat

dari tersambar benda yang menggantung misalnya tali crane.

Safety Helmet juga harus mampu memberikan perlindungan

terhadap bahaya listrik, untuk itu Safety Helmet harus tebuat dari

bahan isolator yang tidak menghantarkan arus listrik. untuk

pekerjaan yang berada pada temperatur yang rendah, Safety

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tingkat ... · pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan

27

Helmet juga dapat berfungsi untuk pelindung kepala dari suhu

lingkungan yang rendah.

d) Apabila memungkinkan, Safety Helmet harusnya tidak

mengganggu pekerjaan dari tenaga kerja.

e) Desain dari Safety Helmet seharusnya memungkinkan untuk

pemakaian alat pelindung diri lain yang dibutuhkan, sehingga

dapat memaksimalkan perlindungan dari alat pelindung diri.

6) Jenis Safety Helmet

Menurut bentuknya, dibagi menjadi:

a) Safety Helmet dengan cap depan

Safety Helmet yang berbentuk seperti topi dan

mempunyai cap depan, berfungsi untuk melindungi mata dari

silau. Safety Helmet jenis ini lebih nyaman untuk pekerjaan pada

tempat khusus dan sempit, dengan bentuk ini, memungkinkan

untuk Safety Helmet dapat ditambahi degan alat pelindung lain

yang dibutuhkan, berupa ear muff, pelindung muka untuk

pengelasan, dll.

b) Safety Helmet berbentuk topi

Safety Helmet ini berbentuk seperti topi yang

pinggirannya mempunyai cap yang melingkar. Safety Helmet

jenis ini sangat cocok untuk perlindungan terhadap kepala dan

leher dari cuaca, kotoran, air, sinar matahari, dll (Labour

Department, 2004).

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tingkat ... · pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan

28

Menurut kemampuan isolatornya, safety helmet dibagi

menjadi 3 kelas (ANZI Z89.1-2009):

a) Helm kelas G (General)

Helm kelas G berfungsi untuk mengurangi akibat dari

kejatuhan benda serta mengurangi bahaya kontak dengan

konduktor listrik bertegangan rendah yang terbuka. Helm kelas

G dapat tahan hingga 2.200 volt.

b) Helm kelas E (Electrical)

Helm kelas E berfungsi untuk mengurangi akibat dari

kejatuhan benda serta mengurangi bahaya kontak dengan

konduktor listrik bertegangan tinggi yang terbuka. Helm kelas E

dapat tahan hingga 20.000 volt.

c) Helm kelas C (Conductive)

Kelas ini tidak dapat menahan arus listrik, hanya

dapat mengurangi akibat dari kejatuhan benda.

7) Warna Safety Helmet

Pemilihan warna dari Safety Helmet disesuaikan dengan

kondisi tempat kerja. Safety Helmet dengan warna yang terang

merupakan pilihan yang tepat untuk memantulkan cahaya.

Contohnya adalah Safety Helmet berwarna putih, sangat cocok untuk

pekerjaan yang mempunyai pencahayaan yang rendah.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tingkat ... · pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan

29

8) Cara merawat safety helmet

Cara merawat alat pelindung kepala dengan kondisi yang baik,

sebagai berikut:

a) Disimpan ketika tidak digunakan ditempat yang aman dan

jangan disimpan ditempat yang langsung terkena sinar matahari

yang terlalu panas dan kondisi yang lembab.

b) Diperiksa secara teratur adanya kerusakan-kerusakan alat

pelindung kepala.

c) Dan mengganti komponen-kompenen alat pelindung kepala

yang rusak.

4. Hubungan Tingkat Pendidikan dengan Kepatuhan Penggunaan

Safety Helmet

Pendidikan tidak lepas dari proses belajar, menurut konsep

amerika pengajaran diperlukan untuk memperoleh keterampilan yang

dibutuhkan manusia dalam hidup bermasyarakat. Belajar pada hakikatnya

adalah penyempurnaan potensi atau kemampuan pada organisme biologis

dan psikis yang diperlukan dalam hubungan manusia dengan dunia luar

dan hidup bermasyarakat (Notoatmodjo, 2007).

Pendidikan menuntut manusia untuk berbuat dan mengisi

kehidupan yang dapat digunakan untuk mendapatkan informasi sehingga

meningkatkan kualitas hidup. Semakin tinggi pendidikan seseorang, maka

akan memudahkan seseorang menerima informasi sehingga meningkatkan

kualitas hidup dan menambah luas pengetahuan. Pengetahuan yang baik

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tingkat ... · pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan

30

akan berdampak pada penggunaan komunikasi secara efektif (Alimul,

2006). Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku

seseorang akan pola hidup terutama dalam memotivasi untuk sikap

berperan serta dalam pembangunan kesehatan. pendidikan yang kurang

akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai atau

informasi yang baru diperkenalkan, sebaliknya makin tinggi tingkat

pendidikan seseorang, semakin mudah menerima informasi sehingga

semakin banyak pula pengetahuan yang dimiliki (Notoatmodjo,2003).

5. Hubungan Masa Kerja dengan Kepatuhan Penggunaan Safety Helmet

Semakin lama tenaga kerja bekerja, semakin banyak pengalaman

yang dimiliki tenaga kerja yang bersangkutan. Sebaliknya, semakin

singkat masa kerja, semakin sedikit pengalaman yang diperoleh

(Sastrohadiwiryo, 2005). Orang yang mempunyai pengalaman akan selalu

lebih pandai dalam menyikapi dari segala hal daripada mereka yang sama

sekali tidak memiliki pengalaman (Gibson, 2009).

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Tingkat ... · pendidikan dan kesesuaian jurusan. Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan

31

B. Kerangka Pemikiran

Keterangan : : diteliti

: tidak diteliti

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Hubungan Tingkat Pendidikan dan Masa

Kerja dengan Kepatuhan Pemakaian Safety Helmet.

C. Hipotesis

Terdapat Hubungan Tingkat pendidikan dan Masa Kerja dengan

Kepatuhan Pemakaian Safety Helmet pada Pekerja di PT. Wijaya Kusuma

Contractors Proyek dr. Oen Surakarta.

Tingkat Pendidikan Masa Kerja

stimulus Pengindraan

Menerima Informasi

Kepatuhan menggunakan

safety helmet

pengalaman

1. Usia

2. Pengetahuan

3. Pengadaan safety

helmet

4. Ketersediaan

safety helmet

5. Penyuluhan

6. Pengawasan

7. Pelatihan

8. Pemberian sanksi

Ketrerampilan

kewaspadaan