12
23 BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKA Penelitian sebelumnya pernah dilaksanakan oleh Mirca Madianou dari Universitas Leichester Inggris dan Daniel Miller dari Perguruan Tinggi London, Inggris, yang berjudul Polimedia: Menuju teori baru media digital Komunikasi Interpersonal 8 . Penelitian ini menggunakan pendekatan etnografi dengan subjek keluarga-keluarga transnasional di Filipina dan karibia. Dijabarkan dalam hasil penelitian tersebutpengaruh media komunikasi digital dalam konteks komunikasi interpersonal. Bagaimana pengguna menggariskan media baru sebagai alat komunikasi, dengan beragam media komunikasi yang ada, kendala komunikasi berubah dari beban media individual menjadi tekanan sosial, emosional dan konsekuensi moral dari pemilihan media yang berbeda karena perubahan media komunikasi tidak hanya merupakan perubahan teknologi namun merupakan relasi baru antara kondisi sosial dan teknologi. Masyarakat tidak lagi hanya melihat dari segi biaya dan kemudahan, namun juga alasan pemilihan media sebagai sebuah aksi yang membentuk relasi sosial. Maka itu terdapat istilah polimedia sebagai kondisi dimana terdapat beragam media komunikasi yang dapat dipilih sesuai kondisi sosial pengguna. 8 Mirca M dan Daniel M, 2012. Polimedia: Menuju teori baru media digital komunikasi interpersonal. International Journal of Cultural Studies 16(2) Hal. 169-187

BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKAeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4642/3/BAB II.pdf · 2019-02-16 · etnografi dengan subjek keluarga-keluarga transnasional di Filipina dan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKAeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4642/3/BAB II.pdf · 2019-02-16 · etnografi dengan subjek keluarga-keluarga transnasional di Filipina dan

23

BAB II

LANDASAN TEORI

A. TINJAUAN PUSTAKA

Penelitian sebelumnya pernah dilaksanakan oleh Mirca Madianou dari

Universitas Leichester Inggris dan Daniel Miller dari Perguruan Tinggi

London, Inggris, yang berjudul Polimedia: Menuju teori baru media digital

Komunikasi Interpersonal8. Penelitian ini menggunakan pendekatan

etnografi dengan subjek keluarga-keluarga transnasional di Filipina dan

karibia. Dijabarkan dalam hasil penelitian tersebutpengaruh media

komunikasi digital dalam konteks komunikasi interpersonal. Bagaimana

pengguna menggariskan media baru sebagai alat komunikasi, dengan

beragam media komunikasi yang ada, kendala komunikasi berubah dari

beban media individual menjadi tekanan sosial, emosional dan konsekuensi

moral dari pemilihan media yang berbeda karena perubahan media

komunikasi tidak hanya merupakan perubahan teknologi namun merupakan

relasi baru antara kondisi sosial dan teknologi. Masyarakat tidak lagi hanya

melihat dari segi biaya dan kemudahan, namun juga alasan pemilihan media

sebagai sebuah aksi yang membentuk relasi sosial. Maka itu terdapat istilah

polimedia sebagai kondisi dimana terdapat beragam media komunikasi yang

dapat dipilih sesuai kondisi sosial pengguna.

8 Mirca M dan Daniel M, 2012. Polimedia: Menuju teori baru media digital komunikasi

interpersonal. International Journal of Cultural Studies 16(2) Hal. 169-187

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKAeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4642/3/BAB II.pdf · 2019-02-16 · etnografi dengan subjek keluarga-keluarga transnasional di Filipina dan

24

Dalam penelitian lain yang disusun oleh Novilah yang dimuat pada

jurnal Visi Komunikasi, Mei 2017 dengan judul Aktivitas Customer

Relations dalam Layanan Pengemudi Gojek Srikandi Terhadap Pengguna

Jasa9. Penelitian deskriptif kualitatif ini mencermati aktivitas komunikasi

pengemudi Gojek Srikandi dengan pelanggan dengan menggunakan

landasan teori kepuasan pelanggan (customer satisfactios). Penelitian

dilaksanakan dengan pengamatan dan interaksi langsung dengan objek

penelitian yaitu para pengemudi gojek Srikandi. Komunikasi pengemudi

gojek srikandi dalam melayani pelanggan meliputi 3 momentum yang

pertama ketika mengawali komunikasi saat bertemu dengan pelanggan,

kedua saat melayani pelanggab, dan ketiga setelah melayani pelanggan,

setiap pengemudi gojek srikandi harus mampu berkomunikasi dan

menciptakan hubungan pelanggan yang baik.

Sedangkan penelitian lain oleh Apsari Wahyu Kurnianti dari Universitas

Tidar yang dimuat pada Jurnal Komunikasi dan Kajian Media Oktober 2017

dengan judul Komunikasi Pemasaran Transportasi Online Nguberjek10.

Dalam penelitian tersebut dipelajari mengenai komunikasi pemasaran

aplikasi Nguberjek dalam menarik perhatian pasar. Penelitian menggunakan

teori strategi bauran pemasaran dengan metode deskriptif kualitatif.

Informasi dan data yang digunakan diperoleh dari wawancara dan

pengamatan. Berbagai strategi dijalankan untuk mengambil hati pasar agar

9 Novilah, 2017. Aktivitas Customer Relations dalam Layanan Pengemudi Gojek Srikandi

Terhadap Pengguna Jasa. Jurnal Visi Komunikasi Vol.16 No.01. Hal. 131-150 10 Apsari W.K. Komunikasi Pemasaran Transportasi Online Nguberjek. Jurnal Komunikasi dan

Kajian Media Oktober 2017. Hal. 69-84

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKAeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4642/3/BAB II.pdf · 2019-02-16 · etnografi dengan subjek keluarga-keluarga transnasional di Filipina dan

25

menggunakan aplikasi Nguberjek, komunikasi pemasaran yang baik serta

pengembangan untuk menciptakan inovasi canggih diperlukan agar strategi

tersebut berhasil.

Penelitian lain oleh Ahsani Amalia Anwar pada Etnosia:Jurnal Etnografi

Indonesia Desember 2017 dengan judul Online vs konvensional:

Keunggulan dan Konflik Antar Moda Transportasi di Kota Makassar11.

Penelitian deskriptif kualitatif ini menggunakan wawancara dan

pengamatan dalam mengumpulkan data. Dalam penelitian ini dibahas

mengenai keberadaan dan konflik antara moda transportasi konvensional

dan online. Kepraktisan, transparansi, keterpercayaan, keamanan,

kenyamanan, asuransi, ragam fitur, diskon dan promo serta ketersediaan

lahan kerja baru merupakan ragam alasan yang dikemukakan konsumen

untuk memilih moda transportasi online, sedangkan disisi lain moda

transportasi konvensional menjadi termarginalkan dan menimbulkan

konflik diantara pengemudi kedua moda transportasi tersebut.

B. Komunikasi Interpersonal

Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan oleh seseorang

kepada orang lain untuk memberi tahu, merubah sikap, pendapat atau

perilaku baik langsung secara lisan maupun tak langsung melalui media.

11 Ahsani A.A. Online vs Konvensional: Keunggulan dan Konflik Antar Moda Transportasi di

Kota Makasar. Etnosia: Jurnal Etnografi Indonesia Desember 2017. Hal. 220-246

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKAeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4642/3/BAB II.pdf · 2019-02-16 · etnografi dengan subjek keluarga-keluarga transnasional di Filipina dan

26

Dalam komunikasi ini memerlukan adanya hubungan timbal balik

antara penyampain pesan dan penerimanya yaitu komunikator dan

komunikan. Setiap bentuk komunikasi setidaknya dua orang saling

mengirimkan lambang-lambang yang memiliki makna tertentu. Lambang-

lambang tersebut bisa bersifat verbal berupa kata-kata, atau bersifat

nonverbal berupa ekspresi atau ungkapan tertentu dan gerakan tubuh

Komunikasi interpersonal dapat berlangsung melalui tiga bentuk yaitu

percakapan, dialog, serta wawancara. Percakapan merupakan bentuk

komunikasi dalam suasana bersahabat dan informal. Dialog lebih kepada

situasi yang lebih intim, lebih dalam serta lebih personal. Sedangkan

wawancara lebih kepada bersifat lebih serius yaitu dengan adanya pihak

yang dominan pada posisi bertanya dan yang lain pada posisi menjawab.

Komunikasi interpersonal menurut Devito (2007-29)

Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang terjadi diantra

dua orang atau lebih yang saling berhubungan, meliputi dyadic primacy

(dua orang dalam kepentingan yang berpusat), dyadic coalitions (grup-

grup dari dua orang bahkan kelompok yang lebih besar), dyadic

consciounesss(dua orang yang menyatakan bahwa mereka adalah

sesama rekan)

Komunikasi interpersonal dapat berpengaruh pada hubungan, jika

hubungan dan komunikasi terjalin baik, maka akan terjadi jalinan yang

panjang jalinan yang panjang karena satu sama lain saling memberikan

perhatian. Komunikasi interpersonal merupakn hal untuk mempertahankan

serta mengembangkan hubungan interpersonal. Agar komunikasi

interpersonal yang dilakukan menghasilkan hubungan interpersonal yang

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKAeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4642/3/BAB II.pdf · 2019-02-16 · etnografi dengan subjek keluarga-keluarga transnasional di Filipina dan

27

efektif dan kerjasama bisa ditingkatkan maka perlu bersikap terbuka, sikap

percaya, sikap mendukung, dan terbuka yang mendorong timbulnya sikap

yang paling memahami, menghargai, dan saling mengembangkan kualitas.

Hubungan interpersonal perlu ditumbuhkan dan ditingkatkan dengan

memperbaiki hubungan dan kerjasama antara berbagai pihak. Komunikasi

interpersonal dinyatakan efektif bila pertemuan komunikasi merupakan hal

yang menyenangkan bagi komunikan.

C. Ciri- ciri Komunikasi Interpersonal

Ciri –ciri Komunikasi interpersonal menurut Joseph A Devito (2007).

Pertama, adanya keterbukaan lalu yang kedua, empati, yang ketiga sikap

mendukung, yang keempat, adanya rasa positif dan yang kelima, adanya

kesetaraan

1. Keterbukaan (openness)

Keterbukaan adalah kemauan orang untuk mengungkapkan

informasi tentang dirinya yang mungkin secara normal disembunyikan,

asalkan saja beberapa pengungkapan tepat (Devito, 2007: 112).

Keterbukaan juga termasuk kemauan untuk mendengarkan secara

terbuka dan bereaksi secara jujur terhadap pesan orang lain. Untuk

mempunyai keterbukaan, seseorang harus:

a. Mengungkapan diri ketika waktu tepat

Sadar tentang pengungkapan diri kita, mengingat ada keuntungan

dan bahaya dari bentuk komunikasi

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKAeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4642/3/BAB II.pdf · 2019-02-16 · etnografi dengan subjek keluarga-keluarga transnasional di Filipina dan

28

b. Merespon mereka yang berinteraksi dengan kita secara spontan dan

dengan kejujuran tepat, tetapi juga dengan kesadaran apa yang kita

katakan dan apa yang mungkin berakibat dari pesan kita

c. Memiliki pikiran dan perasaan kita. Bertanggung jawab atas apa

yang kita katakan.

2. Empati (empathy)

Empati adalah merasakan apa yang orang lain rasakan dari sudut

pandang seseorang tanpa kehilangan identitas kita (Devito, 2007: 248).

Empati memampukan kita untuk mengerti seperti apa orang lain secara

emosional

3. Sikap mendukung (supportiveness)

Sikap mendukung dalam komunikasi adalah perilaku yang lebih

mendeskripsikan daripada mengevaluasi dan sementara daripada pasti

(Devito, 2007: 266). Pesan deskriptif menyatakan kondisi objek secara

relatif apa yang kita lihat atau apa yang kita rasa. Pesan deskriptif

mungkin membuat orang lain merasa didukung, di sisi lain menghakimi

atau menilai pesan, mungkin membela diri. Ini tentu saja tidak berarti

semua komunikasi evaluatif bertemu dengan tanggapan membela diri.

Untuk mempunyai sikap mendukung, seseorang harus:

a. Menghindari tuduhan atau menyalahkan

b. Menghindari kondisi mengevaluasi secara negatif

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKAeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4642/3/BAB II.pdf · 2019-02-16 · etnografi dengan subjek keluarga-keluarga transnasional di Filipina dan

29

c. Mengekspresikan kemauan untuk mendengar dengan pikiran

terbuka dan kesiapan untuk mempertimbangkan kembali perubahan

cara kita berpikir dan melakukan sesuatu

d. Menanyakan pendapat orang lain, dan tunjukkan ini sangat penting

untuk kita. Tolak godaan untuk terlalu fokus pada cara kita

memandang sesuatu

4. Sikap positif (positiveness)

Sikap positif dalam komunikasi interpersonal harus dilakukan

dengan penggunaan pesan positif daripada negatif (Devito, 2007: 224).

Contohnya, pesan negatif “Saya berharap anda tidak mengabaikan

pendapat saya,” dengan mempertimbangkan alternatif positif, “Saya

merasa baik ketika anda menanyakan pendapat saya.”

Pesan positif suatu yang penting untuk menciptakan dan

mempertahankan kepuasan suatu hubungan

5. Kesetaraan (equality)

Istilah kesetaraan mengacu kepada tingkah laku atau pendekatan

yang mengajarkan setiap orang sebagai kontributor yang penting dan

sangat penting kepada interaksi dalam berbagai situasi, tentu saja akan

ada ketidaksetaraan, satu orang akan lebih tinggi dalam hirarki

organisasional lebih berpengalaman atau lebih efektif secara

interpersonal (Devito, 2007: 291). Tetapi meskipun ini kenyataan,

tingkah laku superioritas dihindari komunikasi interpersonal yang

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKAeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4642/3/BAB II.pdf · 2019-02-16 · etnografi dengan subjek keluarga-keluarga transnasional di Filipina dan

30

secara umum lebih efektif ketika itu terjadi pada kesetaraan. Untuk

mempunyai kesetaraan, seseorang harus:

a. Menghindari pernyataan “seharusnya, pokokonya”

karena pernyataan tersebut meletakkan pendengar di posisi bawah

b. Membuat permintaan dan menghindari tuntutan

c. Menghindari menginterupsi; ini adalah sinyal ketidaksetaraan dan

menyiratkan bahwa apa yang ingin kita katakan lebih penting

daripada yang orang lain katakan

d. Mengakui kontribusi orang lain sebelum mengekspresikan pesan

kita

e. Mengakui bahwa perbedaan budaya mengajarkan kesetaraan yang

sangat berbeda. Dalam budaya low-power-distance, ada kesetaraan

yang lebih besar daripada budaya high-power-distance, status besar

perbedaan mempengaruhi interaksi interpersonal

D. Fungsi Komunikasi Interpersonal

Dalam komunikasi interpesonal tidak hanya terfokus pada pengertian

melainkan ada fungsi yang berasal dari komunikasi interpersonal itu sendiri.

Fungsi komunikasi interpersonal merupakan suatu usaha untuk

meningkatkan hubungan antarmanusia, menghindari dan mengatasi konflik

pribadi, mengurangi ketidakpastian sesuatu, serta berbagi pengetahuan dan

pengalaman dengan orang lain.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKAeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4642/3/BAB II.pdf · 2019-02-16 · etnografi dengan subjek keluarga-keluarga transnasional di Filipina dan

31

Komunikasi interpersonal bertujuan menyampakan pesan/informasi dari

seseorang kepada orang lain berupa gagasan, fakta, pemikiran serta

perasaan. Karena itu komunikasi interpersonal merupakan suatu jembatan

bagi setiap individu, untuk dapat berbagi pengalaman pribadi, pengetahuan

serta mempererat hubungan antara sesama individu pada masyarakat

dilingkungannya. Dalam kegiatan apapun komunikasi interpersonal tidak

hanya memiliki ciri tertentu, tetapi juga memiliki tujuan agar komunikasi

interpersonal tetap berjalan dengan baik. Adapun tujuan dari komunikasi

interpersonal adalah sebagai berikut menurut Joseph A. Devito (2011:268)

fungsi komunikasi Interpersonal

1. Untuk belajar tentang diri sendiri, tentang orang lain, bahkan tentang

dunia. Melalui kegiatan komunikasi interpersonal dengan seseorang,

kita bisa mengetahui siapa dia dan juga mengetahui bagaimana pendapat

dia tentang kita, sehingga kita pun menjadi tahu seperti apa kita.

Semakin banyak kita berkomunikasi dengan orang lain, semakin banyak

mengenal orang dan kita juga semakin mengenal diri kita sendiri.

Semakin banyak kita berkenalan dengan orang maka semakin banyak

pengetahuan kita tentang lingkungan di sekitar kita dan bahkan tentang

dunia.Tujuan komunikasi interpersonal.

2. Untuk berhubungan dengan orang lain dan untuk membangun suatu

ikatan (relationship). Melalui komunikasi interpersonal kita dapat

berkenalan dengan seseorang dan komunikasi yang intensif dan efektif

bisa menciptakan suatu ikatan batin yang erat. Disamping itu, melalui

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKAeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4642/3/BAB II.pdf · 2019-02-16 · etnografi dengan subjek keluarga-keluarga transnasional di Filipina dan

32

komunikasi interpersonal ikatan kekeluargaan tetap bisa pelihara

dengan baik.

3. Untuk mempengaruhi sikap dan perilaku orang lain. Dalam hal ini

kegiatan komunikasi ditujukan untuk memengaruhi atau membujuk agar

orang lain memiliki sikap, pendapat, dan atau perilaku yang sesuai

dengan tujuan kita.

4. untuk hiburan atau menenangkan diri sendiri. Banyak komunikasi

interpersonal yang kita lakukan yang sepertinya tidak memiliki tujuan

yang jelas, hanya mengobrol kesana-kemari, untuk sekedar melepas

kelelahan setelah bekerja atau hanya mengisi waktu. Sepertinya hal

inimerupakan sepele, tapi komunikasi seperti ini pun penting bagi

keseimbangan emosi dan kesehatan mental.

5. Untuk membantu orang lain. Hal ini terjadi misalnya ketika seorang

klien berkonsultasi dengan psikolog atau seseorang yang sedang

berkonsultasi dengan pengacara, atau kita yang mendengarkan seorang

teman yang mengeluhkan sesuatu (curhat). Proses komunikasi

interpersonal yang demikian merupakan bentuk komunikasi yang

bertujuan untuk menolong orang lain memecahkan masalah yang

dihadapinya dengan bertukar pikiran.

E. Unsur-unsur Komunikasi Interpersonal

Unsur komunikasi interpersonal menurut Joseph A Devito (2007) yaitu:

1. Sumber-Penerima (source-receiver)

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKAeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4642/3/BAB II.pdf · 2019-02-16 · etnografi dengan subjek keluarga-keluarga transnasional di Filipina dan

33

Komunikasi interpersonal melibatkan paling sedikit dua orang. Unsur

sumber-penerima ini menekankan bahwa kedua fungsi ini dilakukan

oleh setiap individu dalam komunikasi tersebut. Individu yang

melakukan fungsi sumber (merumuskan dan mengirimkan pesan) dan

juga melakukan fungsi penerima (mempersepsikan dan memahami

pesan).

2. Encoding-Decoding

Encoding merupakan tindakan yang menghasilakan pesan seperti

berbicara atau menulis, sedangkan decoding merupakan tindakan

memahami pesan seperti mendengar atau membaca. Dengan penekan

kedua aktivitas dilakukan dalam kombinasi oleh setiap partisipan.

3. Pesan

Pesan adalah sinyal yang dilihat sebagai stimuli untuk penerima,

mungkin bisa didengar, dilihat, disentuh, berbau, dirasakan, atau

kombinasi apapun. seperti berbicara, berjabat tangan, duduk,

tersenyum, adalah sinyal dari pesan komunikasi interpersonal tentang

diri kita. Komunikasi interpersonal dapat terjadi melalui telepon, tatap

muka, dan bahkan melalui komputer (Devito, 2007: 12).

4. Media

Media adalah sarana yang digunakan untuk menyampaikan pesan yang

menghubungkan sumber dan penerima. Komunikasi jarang terjadi

hanya di satu media. Dua, tiga, atau empat media sering digunakan

serentak. Contohnya, interaksi tatap muka, kita berbicara dan

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. TINJAUAN PUSTAKAeprints.mercubuana-yogya.ac.id/4642/3/BAB II.pdf · 2019-02-16 · etnografi dengan subjek keluarga-keluarga transnasional di Filipina dan

34

mendengar, tetapi kita juga bergerak dan menerima sinyal secara visual,

dan kita mengeluarkan bau serta mencium bau orang lain. Media lainnya

adalah kontak tatap muka, telepon, e-mail, surat biasa yang lambat, grup

chat, pesan instant, postingan berita, film, televisi, radio, sinyal asap,

atau fax. Perlu diingat bahwa media membebankan pembatasan yang

berbeda dalam penafsiran pesan kita (Devito, 2007: 15).

5. Gangguan

Gangguan dalam komunikasi dapat mendistorsi pesan. Dengan kata lain

ganguan merupakan halangan penerima dalam menerima pesan dan

sumber dalam mengirim pesan (Devito, 2007: 15). Gangguan dapat

berupa ganguan fisik( seperti ada orang lain yang berbicara), psikologis

(pemikiran yang sudah ada di kepala kita) atau semantik (salah

mengartikan makna ).

6. Konteks

Konteks adalah secara fisik, psikologis, sosial, dan lingkungan

sementara di mana komunikasi terjadi (Devito, 2007: 331).

7. Etika

Etika dalam komunikasi adalah moralitas dari tingkah laku pesan

(Devito, 2007: 332).

8. Kompetensi

Dalam komunikasi interpersonal, artinya pengetahuan tentang

komunikasi dan kemampuan untuk melibatkan dalam komunikasi

secara efektif (Devito, 2007: 330).