35
21 BAB II LANDASAN TEORI A. Orang Tua Dalam Keluarga 1. Pengertian Orang Tua Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebut bahwa orang tua artinya ayah dan ibu. 1 Sedangkan menurut Miami M. Ed, dikemukakan bahwa orang tua adalah pria dan wanita yang terikat dalam perkawinan dan siap sedia untuk memikul tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari anak-anak yang dilahirkannya. 2 Menurut Ny Singgih D. Gunarsa mengatakan bahwa orang tua adalah dua individu yang berbeda memasuki hidup bersama dengan membawa pandangan, pendapat dan kebiasaan sehari-hari. 3 Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang dapat membentuk sebuah keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam kehidupan bermasyarakat. Sedangkan pengertian orang tua di atas, tidak terlepas dari pengertian keluarga, karena orang tua merupakan bagian keluarga besar yang sebagian besar telah tergantikan oleh keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak. 1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op. cit. hlm. 269 2 Kartini Kartono, Peranan Keluarga Memandu Anak, Sari Psikologi Terapan, (Jakarta:Rajawali Press. 1982), hlm. 48 3 Ny Singgih D. Gunarsa, Psikologi untuk Keluarga, (Jakarta : Gunung Mulia, 1976), hlm. 27

BAB II LANDASAN TEORI A. Orang Tua Dalam Keluarga 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/49/3/BAB II.pdf · 23 2. Peranan Orang Tua Dalam Keluarga Untuk mencapai interaksi yang baik

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Orang Tua Dalam Keluarga 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/49/3/BAB II.pdf · 23 2. Peranan Orang Tua Dalam Keluarga Untuk mencapai interaksi yang baik

21

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Orang Tua Dalam Keluarga

1. Pengertian Orang Tua

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebut bahwa orang tua artinya

ayah dan ibu.1 Sedangkan menurut Miami M. Ed, dikemukakan bahwa orang tua

adalah pria dan wanita yang terikat dalam perkawinan dan siap sedia untuk memikul

tanggung jawab sebagai ayah dan ibu dari anak-anak yang dilahirkannya. 2

Menurut Ny Singgih D. Gunarsa mengatakan bahwa orang tua adalah dua

individu yang berbeda memasuki hidup bersama dengan membawa pandangan,

pendapat dan kebiasaan sehari-hari.3

Orang tua adalah komponen keluarga yang terdiri dari ayah dan

ibu, dan merupakan hasil dari sebuah ikatan perkawinan yang sah yang

dapat membentuk sebuah keluarga. Orang tua memiliki tanggung jawab

untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk

mencapai tahapan tertentu yang menghantarkan anak untuk siap dalam

kehidupan bermasyarakat. Sedangkan pengertian orang tua di atas, tidak

terlepas dari pengertian keluarga, karena orang tua merupakan bagian

keluarga besar yang sebagian besar telah tergantikan oleh keluarga inti

yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.

1Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Op. cit. hlm. 269 2Kartini Kartono, Peranan Keluarga Memandu Anak, Sari Psikologi Terapan,

(Jakarta:Rajawali Press. 1982), hlm. 48 3Ny Singgih D. Gunarsa, Psikologi untuk Keluarga, (Jakarta : Gunung Mulia, 1976), hlm.

27

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Orang Tua Dalam Keluarga 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/49/3/BAB II.pdf · 23 2. Peranan Orang Tua Dalam Keluarga Untuk mencapai interaksi yang baik

22

Orang tua merupakan orang yang lebih tua atau orang yang

dituakan. Namun umumnya di masyarakat pengertian orang tua itu adalah

orang yang telah melahirkan kita yaitu Ibu dan Bapak. Ibu dan bapak

selain telah melahirkan kita ke dunia ini, ibu dan bapak juga yang

mengasuh dan yang telah membimbing anaknya dengan cara memberikan

contoh yang baik dalam menjalani kehidupan sehari-hari, selain itu orang

tua juga telah memperkenalkan anaknya kedalam hal-hal yang terdapat di

dunia ini dan menjawab secara jelas tentang sesuatu yang tidak dimengerti

oleh anak. Maka pengetahuan yang pertama diterima oleh anak adalah dari

orang tuanya. Karena orang tua adalah pusat kehidupan rohani si anak dan

sebagai penyebab berkenalnya dengan alam luar, maka setiap reaksi emosi

anak dan pemikirannya dikemudian hari terpengaruh oleh sikapnya

terhadap orang tuanya di permulaan hidupnya dahulu.

Jadi, orangtua atau ibu dan bapak memegang peranan yang penting

dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-anak. Sejak seorang anak

lahir, ibunyalah yang selalu ada di sampingnya. Oleh karena itu ia meniru

perangai ibunya dan biasanya seorang anak lebih cinta kepada ibunya,

apabila ibu itu menjalankan tugasnya dengan baik dan penuh kasih sayang.

Ibu merupakan orang yang mula-mula dikenal anak yang menjadi temanya

dan yang pertama untuk dipercayainya.4

4 Eni Susmiyati S.Psi , http://makalahkumakalahmu.wordpress.com/2008/09/13/makalah-

psikologi-tentang-bimbingan-orang-tua-dalam-membina-akhlak-anak-usia-pra-sekolah-di-

lingkungan-keluarga/html. didownload dan diakses pada 09 April 2011, jam 08.45 WIB.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Orang Tua Dalam Keluarga 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/49/3/BAB II.pdf · 23 2. Peranan Orang Tua Dalam Keluarga Untuk mencapai interaksi yang baik

23

2. Peranan Orang Tua Dalam Keluarga

Untuk mencapai interaksi yang baik antara orang tua dengan anak-

anaknya maka dalam keluarga itu harus menjalankan peranannya sesuai

dengan fungsi dan kedudukannya, baik di dalam keluarga itu sendiri

maupun di lingkungan masyarakat berikut ini penulis akan menguraikan

peranan-peranan tersebut:

a. Peranan Ibu

Peranan seorang ibu bagi anak-anaknya sangat besar artinya,

karena anak-anak lebih dekat hubungannya kepada ibu daripada

kepada ayahnya dalam kehidupan sehari-hari, oleh karena itu seorang

ibu harus benar-benar berfungsi dalam menunaikan tugasnya, antara

lain meliputi pemeliharaan pendidikan anak-anaknya agar mereka

menjadi anak yang berguna dan menjadi anak yang shaleh.

Pembinaan pendidikan seorang ibu terhadap anaknya merupakan

pendidikan dasar yang tidak dapat diabaikan sama sekali. Maka dari

itu, seorang ibu hendaknya bijaksana dan pandai mendidik anak-

anaknya. Nyatalah betapa berat tugas seorang ibu sebagai pendidik dan

pengatur rumah tangga. Baik buruknya pendidikan seorang ibu

terhadap anaknya akan berpengaruh besar terhadap perkembangan dan

watak anaknya dikemudian hari, karena ibu adalah seseorang yang

pertama berkomunikasi langsung dengan anaknya. Pernyataan rasa

kasih sayang dan perlindunngan merupakan hal sangat penting bagi

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Orang Tua Dalam Keluarga 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/49/3/BAB II.pdf · 23 2. Peranan Orang Tua Dalam Keluarga Untuk mencapai interaksi yang baik

24

anak untuk mengembangkan rasa percaya diri dan terhindar dari rasa

takut. Gelisah yang akan mengganggu perkembangan jiwa anak.

Peranan ibu dalam pendidikan anak-anaknya adalah sumber dan

pemberi rasa kasih sayang, pengasuh dan pemelihara, tempat

mencurahkan isi hati pengatur kehidupan dalam rumah tangga,

pendidik dalam segi-segi emosional.

b. Peran Ayah

Di samping ibu, peran ayah memegang peranan penting yang

sangat penting pula ayah sebagai kepala keluarga merupakan

penanggung jawab dalam perkembangan anak-anaknya, baik secara

fisik maupun secara psikis. Dengan demikian di samping memenuhi

kebutuhan secara fisik seperti makan, minum, sandang dan sebagainya,

juga ayah aktif membina perkembangan pendidikan anak.5

Anak memandang ayahnya sebagai orang yang tertinggi

prestasinya, berarti ayah merupakan Pimpinan yang sangat patut

dijadikan cermin bagi anaknya atau dengan kata lain ayah merupakan

figure yang terpandai dan berwibawa. Dengan demikian, setiap

perilaku ayah merupakan contoh dorongan bagi anak untuk

mengikutinya

5Hary Hoer Aly, Ilmu Pendidikan Islam, (Jakarta: Lobos Wacana Ilmu, 1999),

hlm. 2

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Orang Tua Dalam Keluarga 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/49/3/BAB II.pdf · 23 2. Peranan Orang Tua Dalam Keluarga Untuk mencapai interaksi yang baik

25

Orang tua harus menyadari bahwa anak selalu membutuhkan

perhatian dan bimbingan orang tuanya, oleh karena itu orang tua harus

mengerti betul ciri-ciri pertumbuhan yang dilalui oleh anak. Maka hal-hal

yang perlu diperhatikan oleh orang tua dalam mendidik anak antara lain:

1) Pembinaan Pribadi Anak

Setiap orang tua ingin membina anak agar menjadi anak yang baik

mempunyai kepribadian yang kuat dan sikap mental yang sehat serta

akhlak yang terpuji. Orang tua adalah pembina pribadi yang pertama

dalam hidup anak. Setiap pengalaman yang dilalui anak, baik melalui

penglihatan, pendengaran maupun perlakuan yang diterimanya akan

ikut menentukan pembinaan pribadinya.

Acapkali orang tua yang tidak sengaja, tanpa di sadari mengambil

suatu sikap tertentu, anak melihat dan menerima sikap orang tuanya

dan memperhatikan suatu reaksi dalam tingkah lakunya yang

dibiasakan, sehingga akhirnya menjadi suatu pola kepribadian.

Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka merupakan unsur-

unsur pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan

masuk ke dalam pribadi anak yang sedang tumbuh. Di sini tugas orang

tua untuk menjadi pembimbing anaknya, supaya perkembangan anak

yang dialami pada permulaan hidup dapat berlangsung sebaik-baiknya,

tanpa gangguan yang berarti.

Hubungan orang tua sesama anak sangat mempengaruhi

pertumbuhan jiwa anak. Hubungan yang serasi, penuh pengertian dan

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Orang Tua Dalam Keluarga 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/49/3/BAB II.pdf · 23 2. Peranan Orang Tua Dalam Keluarga Untuk mencapai interaksi yang baik

26

kasih sayang akan membawa anak kepada pembinaan pribadi yang

tenang, terbuka dan mudah dididik, karena anak mempunyai

kesempatan yang baik untuk tumbuh berkembang.

Hubungan yang sangat erat yang terjadi dalam pergaulan sehari-

hari antara orang tua dan anak merupakan hubungan berarti yang diikat

pula oleh adanya tanggung jawab yang benar sehingga sangat

memungkinkan pendidikan dalam keluarga dilaksanakan atas dasar

rasa cinta kasih sayang yang murni, rasa cinta kasih sayang orang tua

terhadap anaknya

Tetapi hubungan orang tua yang tidak serasi, banyak perselisihan

dan percekcokan akan membawa anak kepada pertumbuhan pribadi

dan tidak dibentuk, karena anak tidak mendapat suasana yang baik

untuk berkembang, sebab selalu terganggu oleh suasana orang tuanya.

Dan banyak lagi faktor-faktor tidak langsung dalam keluarga yang

mempengaruhi pembinaan pribadi anak. Di samping itu, banyak pula

pengalaman-pengalaman yang mempunyai nilai pendidikan baginya,

yaitu pembinaan-pembinaan tertentu yang dilakukan oleh orang

terhadap anak, baik melalui latihan-latihan atau pembiasaan, semua itu

merupakan unsur pembinaan pribadi anak.

2) Perkembangan Agama Pada Anak

Perkembangan keagamaan seseorang di tentukan oleh pendidikan

dan latihan-latihan yang dilakukan pada masa kecilnya, karena melalui

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Orang Tua Dalam Keluarga 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/49/3/BAB II.pdf · 23 2. Peranan Orang Tua Dalam Keluarga Untuk mencapai interaksi yang baik

27

pendidikan secara terpadu akan membantu pertumbuhan dan

perkembangan keagamaan secara terpadu pula. Anak yang di waktu

kecilnya mempunyai pengalaman-pengalaman agama seperti ibu

bapaknya orang yang tau dan mengerti agama, lingkungan sosial dan

kawan-kawannya juga hidup menjalankan agama, ditambah pula

dengan pendidikan agama secara sengaja di lingkungan keluarga,

sekolah dan masyarakat.

Oleh karena itu, pertumbuhan agama pada anak tergantung kepada

orang tuanya, karena anak-anak sikap, tindakan, dan perbuatan orang

tua sangat mempengaruhi perkembangan agama pada anak.

3) Pembentukan Pembinaan Pada Anak

Hendaknya setiap orang tua menyadari bahwa dalam pembinaan

pribadi anak sangat diperlukan pembiasaan-pembiasaan dan latihan-

latihan yang sesuai dengan perkembangan jiwanya, karena dengan

pembiasaan-pembiasaan dan latihan-latihan akan membentuk sikap

tertentu pada anak, yang lambat laut sikap itu akan bertambah jelas dan

kuat, akhirnya tidak tergoyahkan lagi karena telah masuk menjadi

bagian dari pribadinya.

Untuk membina anak agar mempunyai sifat-sifat terpuji, tidaklah

mungkin dengan penjelasan pengertian saja, akan tetapi perlu

membiasakannya untuk melakukan yang baik buat anak cenderung

melakukan perbuatan yang baik seperti latihan-latihan keagamaan

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Orang Tua Dalam Keluarga 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/49/3/BAB II.pdf · 23 2. Peranan Orang Tua Dalam Keluarga Untuk mencapai interaksi yang baik

28

yang menyangkut ibadah, dibiasakan sejak kecil sehingga lambat laun

akan merasa senang dan terdorong oleh sikap tersebut untuk

melakukannya atas dasar keinginan dari hati nurani yang ikhlas.

4) Dibawa Orang Tua

Anak akan meniru segala perbuatan yang dilakukan oleh

orangtuanya dan mau melaksanakan perintah orang tuanya bila semua

itu akan merasa enggan kepada orang tua. Maksud enggan ialah si

anak menganggap orang tuanya dianggap dan diakui sebagai

pembimbing dan panutan. Maka orang tua wajib ditaatinya, ditiru

perbuatannya, dan dihormati. Akibat dari rasa enggan kepada orang tua

timbul rasa patuh dan penuh kesadaran dan rela hati.

5) Contoh Tauladan

Suatu sikap keteladanan dan perbuatan yang baik dan positif yang

dilaksanakan oleh orang tua sangat diperlukan. Hal ini merupakan

proses pendisiplinan diri anak sejak dini, agar anak kelas terbiasa

berbuat baik sesuai dengan aturan dan norma yang ditetapkan di

masyarakat berdasarkan kaidah yang berlaku orang tua yang dapat

memberi contoh tauladan yang baik kepada anak-anaknya adalah

orang tua yang mampu dan dapat membimbing anak-anaknya ke jalan

yang baik sesuai dengan yang diharapkan.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Orang Tua Dalam Keluarga 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/49/3/BAB II.pdf · 23 2. Peranan Orang Tua Dalam Keluarga Untuk mencapai interaksi yang baik

29

Seorang anak pada dasarnya dilahirkan dalam kondisi putih bersih

laksana kertas. Melalui interaksi dengan lingkungannya seorang anak akan

belajar hidup. Baik interaksi melalui mata terhadap setiap peristiwa yang

dilihatnya, melalui telinga berdasarkan suara yang didengar juga melalui

panca indra lainnya seorang akan beraksi dan merespon. Orang tualah

yang menentukan coretan atau lukisan hidup seorang anak.

Begitu pentingnya peranan orang tua dalam mendidik anak, maka

pemahaman orang tua terhadap masalah pendidikan dan psikologi anak

harus lebih ditingkatkan. Namun sayangnya, tidak sedikit orang tua yang

kurang memahami ilmu mendidik anak. Selama ini kebanyakan orang tua

mendidik anak-anak dengan cara instingtif dan sekedar menuruti naluri

saja.

Cara ini sebenarnya sangat merugikan, baik bagi anak maupun

orang tua itu sendiri. Perkembangan dinamika psikologis anak kurang

dipahami dengan baik sehingga sering terjadi kasus pertengkaran orang tua

dan anak. Akibatnya, anak tidak betah di rumah, kenakalan remaja,

penyalahgunaan narkoba, dan berbagai tindak kriminalitas yang dilakukan

anak baru gede (ABG) dan remaja-remaja tanggung.

3. Pola Asuh Orang Tua

Keluarga merupakan kelompok sosial yang pertama dimana anak

dapat berinteraksi. Pengaruh keluarga dalam pembentukan dan

perkembangan kepribadian sangatlah besar artinya. Banyak faktor dalam

keluarga yang ikut berpengaruh dalam proses perkembangan anak. Salah

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Orang Tua Dalam Keluarga 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/49/3/BAB II.pdf · 23 2. Peranan Orang Tua Dalam Keluarga Untuk mencapai interaksi yang baik

30

satu faktor dalam keluarga yang mempunyai peranan penting dalam

pembentukan kepribadian adalah praktik pengasuhan anak.

Hal tersebut dikuatkan oleh pendapat Brown sebagaimana yang di

kutip Ahmad D Marimba dalam bukunya Psikologi Sosial yang

mengatakan bahwa keluarga adalah lingkungan yang pertama kali

menerima kehadiran anak. Orang tua mempunyai berbagai macam fungsi

yang salah satu di antaranya ialah mengasuh putra-putrinya. Dalam

mengasuh anaknya orang tua dipengaruhi oleh budaya yang ada di

lingkungannya.

Di samping itu, orang tua juga diwarnai oleh sikap-sikap tertentu

dalam memelihara, membimbing, dan mengarahkan putra-putrinya. Sikap

tersebut tercermin dalam pola pengasuhan kepada anaknya yang berbeda-

beda, karena orang tua mempunyai pola pengasuhan tertentu. Pola asuhan

itu menurut Stewart dan Koch terdiri dari tiga kecenderungan pola asuh

orang tua yaitu:

a) Pola asuh otoriter,

b) Pola asuh demokratis, dan

c) Pola asuh permisif.

Sebagai pengasuh dan pembimbing dalam keluarga, orang tua

sangat berperan dalam meletakan dasar-dasar perilaku bagi anak-anaknya.

Sikap, perilaku, dan kebiasaan orang tua selalu dilihat, dinilai, dan ditiru

oleh anaknya yang kemudian semua itu secara sadar atau tak sadar

diresapinya dan kemudian menjadi kebiasaan pula bagi anak-anaknya. Hal

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Orang Tua Dalam Keluarga 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/49/3/BAB II.pdf · 23 2. Peranan Orang Tua Dalam Keluarga Untuk mencapai interaksi yang baik

31

demikian disebabkan karena anak mengidentifikasikan diri pada orang

tuanya sebelum mengadakan identifikasi dengan orang lain.6

Faktor lingkungan sosial memiliki sumbangannya terhadap

perkembangan tingkah laku individu (anak) ialah keluarga khususnya

orang tua terutama pada masa awal (kanak-kanak) sampai masa remaja.

Dalam mengasuh anaknya orang tua cenderung menggunakan pola asuh

tertentu.

Penggunaan pola asuh tertentu ini memberikan sumbangan dalam

mewarnai perkembangan terhadap bentukbentuk perilaku sosial tertentu

pada anaknya. Pola asuh orang tua merupakan interaksi antara anak dan

orang tua selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Pengasuhan ini

berarti orang tua mendidik, membimbing, dan mendisiplinkan serta

melindungi anak untuk mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma

yang ada dalam masyarakat.

Kohn juga masih mengatakan bahwa pola asuhan merupakan sikap

orang tua dalam berinteraksi dengan anak-anaknya. Sikap orangtua ini

meliputi cara orang tua memberikan aturan-aturan, hadiah maupun

hukuman, cara orang tua menunjukkan otoritasnya, dan cara orang tua

memberikan perhatian serta tanggapan terhadap anaknya.

Dalam melakukan tugas-tugas perkembangannya, individu banyak

dipengaruhi oleh peranan orang tua tersebut. Peranan orang tua itu

memberikan lingkungan yang memungkinkan anak dapat menyelesaikan

6Ahmadi, Abu, Psikologi Sosial (Jakarta: Rineka cipta, 1991), cet I, hlm 76.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Orang Tua Dalam Keluarga 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/49/3/BAB II.pdf · 23 2. Peranan Orang Tua Dalam Keluarga Untuk mencapai interaksi yang baik

32

tugas-tugas perkembangannya. Melly Budiman (1986: 6) mengatakan

bahwa keluarga yang dilandasi kasih sayang sangat penting bagi anak

supaya anak dapat mengembangkan tingkah laku sosial yang baik. Bila

kasih sayang tersebut tidak ada, maka seringkali anak akan mengalami

kesulitan dalam hubungan sosial, dan kesulitan ini akan mengakibatkan

berbagai macam kelainan tingkah laku sebagai upaya kompensasi dari

anak. Sebenarnya, setiap orang tua itu menyayangi anaknya, akan tetapi

manifestasi dari rasa sayang itu berbeda-beda dalam penerapannya;

perbedaan itu akan nampak dalam pola asuh yang diterapkan.

4. Peran Orang tua dalam Sekolah

Orang tua merupakan pusat pendidikan pertama, tempat anak

berinteraksi dan memperoleh kehidupan emosional. Sehingga keluarga

mempunyai pengaruh yang mendalam dalam terhadap anak. Keluarga

merupakan lingkungan alami yang memberi perlindungan dan keamanan

serta memenuhi kebutuhan-kebutuhan pokok anak. Keluarga merupakan

lingkungan pendidikan yang penting, tempat anak mulai berhubungan

dengan dunia sekitarnya serta membentuk pengalaman-pengalaman yang

membantunya berinterkasi dengan lingkungan sekitarnya.

Pengaruh Orang tua dalam pendidikan anak sangat penting, karena

anak lahir dalam keadaan lemah untuk memenuhi kebutuhan pokoknya

atau member keamanan dan perlindungan bagi dirinya sendiri.keluarga

tidak hanya berpengaruh pada tahun-tahun pertama dari kehidupan anak,

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Orang Tua Dalam Keluarga 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/49/3/BAB II.pdf · 23 2. Peranan Orang Tua Dalam Keluarga Untuk mencapai interaksi yang baik

33

tetapi terus berlangsung dalam berbagai fase umur anak. Sehingga

pendidikan dalam keluarga akan berpengaruh terhadap anak dan akan

terbawa ke dalam pusat pendidikan atau lembaga sosial lainnya.

Oleh sebab itu anak pada hakekatnya merupakan ekspresi

kebudayaan keluarga. Karenanya perbaikan terhadap kebudayaan keluarga

serta upaya memperkaya dengan berbagai pengalaman edukatif dan pola-

pola tingkah laku yang lurus pada gilirannya akan membias pada

perbuatan sekolah dan pusat-pusat pendidikan l;ainnya.

Karena Orang tua memiliki peran yang penting dalam

mempersiapkan anak bagi kehidupan sosial, pengaruh orang tua, saudara,

dan anggota keluarga lainnya terhadap tingkah laku anak di sekolah

menjadi sangat kuat. Dari orang tua dan teman pergaulan, anak banyak

memperoleh arahan yang mendasar untuk bersekolah dan mengikuti

proses pendidikan. Karenanya, apabilaterjadi komplik antara nilai-nilai

yang diterima dari teman pergaulan dan nilai-nilai yang diterima dari

sekolah, bantuan keluarga terhadap anak sangat penting dalam menetapkan

hubungan yang menguntungkan antara siswa dan sekolah.

5. Peranan Orang tua dalam Pergaulan

Jika cinta orang tua terhadap anak merupakan perasaan alami yang

dimiliki semenjak lahir, maka seharusnya mereka tidak perlu diperingatkan.

Namun Islam untuk lebih menekankan perlu dan pentingnya melindungi

keselamatan anak, secara keras memperingati orang tua agar mereka tidak lengah,

sehingga anggota keluarganya dan seluruh anggota masyarakat hidup bahagia

secara sempurna. Selanjutnya, dengan demikian akan tumbuh dan tercipta suatu

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Orang Tua Dalam Keluarga 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/49/3/BAB II.pdf · 23 2. Peranan Orang Tua Dalam Keluarga Untuk mencapai interaksi yang baik

34

generasi baru yang cukup kuat untuk menanggung beban kehidupan selanjutnya

dengan penuh optimis dan mandiri.

Dalam upaya menjaga dan melindungi keselamatan anak, para

orang tua harus melakukan beberapa pembinaan terhadap anak dalam

masalah pergaulan, hal tersebut antara lain sebagai berikut :

1) Kegiatan Sosial

Dalam kegiatan sosial orang tua harus melatih anak-anaknya

agar mereka mengerti akan kewajiban hidup bermasyarakat. Ia haraus

membiasakan anak-anaknya untuk saling menolong, menjenguk

saudara dan familinya yang sakit, mengunjunginya untuk

menyambung hubungan silaturahim, mencarikan teman sebaya yang

akan membantunya dalam proses pergaulan, menghindarkan dari

kawan yang jahat dan mengarahkan mereka untuk dapat hidup mandiri

dalam menghadapi persoalan-persoalan yang sedang dihadapinya.

2) Adab dan Sopan santun

Terkait dengan adab dan sopan santun dalam berpakaian maka

orang tua harus membiasakan anaknya untuk selalu menutup aurat,

berpakaian yang sesuai dengan syariat dan menghindari pakaian-

pakaian yang dilarang, dan juga tidak memperbolehkan anak-anaknya

(yang laki-laki) untuk memakai perhiasan yang dilarang, seperti cincin

emas, kalung, apalagi anting-anting yang jelas–jelas dilarang karena

menyerupai wanita. Jika anaknya adalah perempuan, maka harus

dibiasakan untuk berhijab, menggunakan pakaian yang tidak

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Orang Tua Dalam Keluarga 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/49/3/BAB II.pdf · 23 2. Peranan Orang Tua Dalam Keluarga Untuk mencapai interaksi yang baik

35

menampakkan unsur tabaruj, jauh dari perangai jahiliah dan tidak

menyerupai pakaian laki-laki.

6. Peranan orang tua dalam proses Ibadah

Dalam pembentukkan rohani tersebut, pendidikan agama memerlukan

usaha dari guru (pengajar) untuk memudahkan dalam pelaksanaannya, dan usaha

itu sendiri dilakukan dengan penuh kesabaran, ketekunan, dan keikhlasan. Dalam

pembinaan itu dilaksanakan secara terus menerus tidak langsung sekaligus

melainkan melalui proses. Maka, dengan adanya ketekunan, keikhlasan, dan

peran serta orang tua dengan guru disertai penuh perhatian dengan penuh

tanggung jawab maka Insya Allah kesempurnaan rohani tersebut akan tercapai

sesuai dengan yang diharapkan.

Adapun usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang

di harapkan adalah sebagai berikut:

a. Menanamkan Kepercayaan Diri

1) Menanamkan kepercayaan kepada Allah SWT agar merasakan

bahwa Allah SWT selalu dekat dan selanjutnya takut untuk

melaksanakan hal-hal yang buruk.

2) Menanamkan kepercayaan tentang adanya malaikat, dengan

menanamkan kepercayaan tersebut, dapat merasakan bahwa

setiap gerak-gerik selalu diawasi oleh malaikat.

3) Menanamkan kepercayaan akan kitab Allah SWT.

4) Menanamkan kepercayaan akan rasul-rasul-Nya, untuk

mengambil contoh tauladan mereka.

5) Menanamkan kepercayaan kepada Qodho dan Qodhar.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Orang Tua Dalam Keluarga 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/49/3/BAB II.pdf · 23 2. Peranan Orang Tua Dalam Keluarga Untuk mencapai interaksi yang baik

36

6) Menanamkan kepercayaan akan adanya hari kiamat, dengan

menanamkan rasa ini akan merasa takut melakukan perbuatan

tercela, karena saat di akhirat nanti ada balasannya.

b. Mengadakan bimbingan agama dengan cara mengikat terus

menerus antara manusia dengan Allah SWT, dengan cara:

1) Menciptakan suasana pada hati mereka untuk merasakan

adanya Allah SWT dengan melihat segala keagungan yang

telah di ciptakan-Nya, sehingga akan membuat mereka terpana

dan terkesan ke dalam hati mereka.

2) Menanamkan pada hati mereka bahwa Allah SWT akan selalu

hadir dalam sanubari mereka di mana pun mereka berada.

3) Menanamkan pada hati mereka perasaan cinta kepada Allah

SWT, secara terus menerus mencari keridhaan-Nya.

4) Menanamkan perasaan takwa dan tunduk kepada Allah SWT,

dan mengorbankan perasaan damai bersama Allah SWT dalam

keadaan apapun.

c. Membimbing mereka dengan cara memberikan dorongan kepada

hal-hal yang mengarah ketaatan kepada Allah SWT dan mendidik

mereka dengan berbagai macam ibadah agar dengan hal itu akan

terbukalah hatinya.

Usaha yang dilakukan dengan cara yang telah dilakukan dalam

membentuk kerohanian tersebut, dengan di jalankan secara terus menerus, tanpa

mengenal batas, maka Insya Allah hal itu akan menemani perasaan jiwanya serta

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Orang Tua Dalam Keluarga 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/49/3/BAB II.pdf · 23 2. Peranan Orang Tua Dalam Keluarga Untuk mencapai interaksi yang baik

37

mendapatkan cahaya dan petunjuk dari Allah SWT, yang selanjutnya akan

terbentuklah kepribadian muslimin yang hakiki. Menurut Ahmad D. Marimba

kepribadian muslim adalah kepribadian yang selurus aspek-aspeknya, baik

tingkah-laku luarnya, kegiatan-kegiatan jiwanya, maupun filsafat hidup dan

kepercayaan menunjukkan pengabdian kepada Allah SWT dan penyerahan diri

kepadanya.

Hal yang dapat menguatkan kepribadian muslim di antaranya adalah

kesederhanaan di dalam hidup dengan melalui jalan yang lurus dalam pengaturan

harta benda, tidak bersifat kikir, dan tidak juga berlaku boros. Kepribadian

muslim juga dapat diperkuat dengan cara memperkuat pisik atau menjaga

kesetabilan tubuh, dijaga supaya badan selalu sehat. Selain itu Islam juga

menawarkan agar umatnya dapat saling nasehat menasehati dalam hal kebaikan

Allah berfirman dalam surat Al-Ashr ayat 3 sebagai berikut:

Artinya:

“Kecuali orang-orang yang beriman dan menngerjakan amal soleh dan nasehat

menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi

kebenaran.” (QS. Al-Ashr: 3)

Dari uraian-uraian yang telah dijelaskan di atas mengenai orang tua,

dapat diambil kesimpulan bahwa betapa pentingnya peran orang tua dalam

membentuk kepribadian seorang anak, tanpa bimbingan dan arahan orang tua

tidak mungkin kepribadian anak dapat terbentuk dengan baik. Sehingga Islam

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Orang Tua Dalam Keluarga 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/49/3/BAB II.pdf · 23 2. Peranan Orang Tua Dalam Keluarga Untuk mencapai interaksi yang baik

38

sangat menekankan kepada umat manusia untuk membina anak-anaknya kearah

yang baik sesuai dengan ajaran-ajarannya.

Peran keluarga dewasa ini tampak semakin bertambah dengan

membantu anak dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah di rumah serta

memberi pengalaman dan pengetahuan yang melengkapi fungsi

pengajaran sekolah. Hal ini disebabkan kemampuan orang tua untuk andil

dalam proses belajar semakin bertambah karena adanya peningkatan

intelektualitas keluarga, oleh karena itu latar belakang sosial anakpun akan

menjadi salah satu faktor penyebab perbedaan besar dalam keberhasilan

anak-anak di sekolah.

Dengan demikian untuk menghadapi aruys informasi dan

pengetahuan yang mesti disikapi. Bekal yang diperoleh anak dari keluarga

akan memberikan kemampuan untuk mengambil haluan di tengah-tengah

lautan pengetahuan yang terus meluap.

B. Kecerdasan Spiritual

1. Pengertian Kecerdasan Spiritual

Dr. Arief Rachman menggambarkan bahwa kecerdasan spiritual

adalah pertama, kecerdasan yang meyakini Tuhan sebagai Penguasa,

Penentu, Pelindung, Pemaaf dan kita percaya atas Kehadiran-Nya. Selain

itu harus ada pula kemampuan untuk bekerja keras, kemampuan untuk

mencari ridho Allah, kemampuan untuk melakukan ibadah secara disiplin,

kesabaran, tahan dengan ujian dan kemampuan untuk menerima segala

keputusan yang telah ditetapkan Allah. Cerdas tidaknya anak pada sisi

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Orang Tua Dalam Keluarga 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/49/3/BAB II.pdf · 23 2. Peranan Orang Tua Dalam Keluarga Untuk mencapai interaksi yang baik

39

spiritual tergantung orangtua dan keluarga sebagai tempat belajar pertama,

sekolah dan lingkungan sebagai tempat belajar kedua. Apabila lingkungan

keluarga dan lingkungan sekolah kurang memperhatikan aspek spiritual

maka dengan sendirinya sulit kita temukan anak yang memiliki kecerdasan

spirtual. Tingkatan spiritual pada diri seseorang dapat berbeda-beda

tergantung bagaimana pendekatan yang digunakan kepada anak.7

Secara konseptual kecerdasan spiritual terdiri dari gabungan kata

kecerdasan dan spiritual. Kecerdasan berasal dari kata cerdas yaitu

sempurna perkembangan akal budi untuk berfikir dan mengerti.

Sedangkan spiritual berasal dari kata spirit yang berasal dari bahasa latin

yaitu spritus yang berarti nafas. Dalam istilah modern mengacu kepada

energi batin yang non jasmani meliputi emosi dan karakter.8

Dalam kamus psikologi spirit adalah suatu zat atau makhluk

immaterial, biasanya bersifat ketuhanan menurut aslinya, yang diberi sifat

dari banyak ciri karakteristik manusia, kekuatan, tenaga, semangat,

vitalitas energi disposisi, moral atau motivasi.9

Dengan demikian dapat dimaknai bahwa yang dimaksud dengan

kecerdasan spiritual adalah kemampuan yang sempurna dari

perkembangan akal budi untuk memikirkan hal-hal diluar alam materi

7Heru Susenohttp://www.duniaguru.com diunduh dan diakses 24 September

2011, Jam 20.45 WIB. 8Toni Buzan, Kekuatan ESQ: 10 Langkah Meningkatkan Kecerdasan Emosional

Spiritual, terjemahan Ana Budi Kuswandani, (Indonesia : PT Pustaka Delapratosa, 2003) cet. Ke-

1, hlm. 6. 9J.P. Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, (Jakarta : Rajawali Pers, 1989) cet. Ke-1, hlm.

480.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Orang Tua Dalam Keluarga 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/49/3/BAB II.pdf · 23 2. Peranan Orang Tua Dalam Keluarga Untuk mencapai interaksi yang baik

40

yang bersifat ketuhanan yang memancarkan energi batin untuk memotivasi

lahirnya ibadah dan moral.

2. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pembinaan Kecerdasan Spiritual

Ada beberapa faktor yang menentukan kecerdasan spiritual

seseorang. Di antaranya sumber kecerdasan itu sendiri (God-Spot),

potensi qalbu (hati nurani) dan kehendan nafsu. Ketiga hal ini perlu

dikaji lebih jauh karena manusia dimanapun di dunia ini selalu

merindukan puncak keagungan yang ditandai dengan segala dimensi

eksistensinya; yaitu hubungan yang harmonis antara Tuhan, manusia dan

alam sekitar. Spiritual adalah jalan yang paling ideal yang

memberikan makna hidup bagi manusia di antara makhluk Allah

yang lain.

Kecerdasan Spiritual merupakan jati diri yang fundamental bagi

manusia, yang menuntun kejalan hidup yang lurus. Namun sekarang

kemajuan teknologi dan sains yang betul-betul memanjakan kebutuhan

material menyebabkan manusia gagal mencapai puncak spiritual. Semua

itu disebabkan oleh hilangnya makna filosofi dan religius dari

manusia dalam menjaga keseimbangan dialektis antara dirinya, Tuhan

dan alam. Akibatnya mereka tersesat di medannya sediri dan hampa

dalam menjalani hidup yang sedang dilaluinya. Agar terhindar dari

kesesatan hidup yang sedang di jalani ini, maka perlu diperhatikan hal-hal

berikut:

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Orang Tua Dalam Keluarga 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/49/3/BAB II.pdf · 23 2. Peranan Orang Tua Dalam Keluarga Untuk mencapai interaksi yang baik

41

1. God- Spot ( Fitrah)

Sebagaimana yang telah dikemukakan sebelumnya, bahwa seorang

ahli syaraf dari California University yaitu V.S. Ramachandran

telahberhasil menemukan eksistensi God-Spot dalam otak manusia

yang merupakan pusat spiritual terletak antara jaringan saraf dan

otak.10

Karena God-Spot adalah pusat spiritual, maka ia di pandang

sebagai faktor penentu.God-Spot di samping sebagai penentu spiritual,

maka ia dipandang sebagai sumber suara hati manusia. Suara hati

tersebut selalu menganjurkan agar selalu berbuat sesuai aturan yang

telah ditetapkan Allah dan meninggalkan segala kemungkaran dan

kejahatan.

Hal ini dapat dijumpai dalam Q.S. Al-A’raf ayat: 172, yang

berbunyi :

Artinya :

“Dan (ingatlah), ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-

anak Adam dari sulbi mereka dan Allah mengambil kesaksian

10Ary Ginanjar Agustian, Rahasia Sukses Membangun Kecerdasan Emosi dan Spiritual

ESQ (Jakarta: Arga, 2001), cet. Ke-1,hlm 38.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Orang Tua Dalam Keluarga 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/49/3/BAB II.pdf · 23 2. Peranan Orang Tua Dalam Keluarga Untuk mencapai interaksi yang baik

42

terhadap jiwa mereka (seraya berfirman): "Bukankah Aku Ini

Tuhanmu?" mereka menjawab: "Betul (Engkau Tuban kami), kami

menjadi saksi". (Kami lakukan yang demikian itu) agar di hari kiamat

kamu tidak mengatakan: "Sesungguhnya kami (Bani Adam) adalah

orang-orang yang lengah terhadap Ini (keesaan Tuhan)", (QS. Al Araf

: 172 )11

Bukti adanya perjanjian ini menurut Muhammad Abduh ialah

adanya fitrah iman dalam fitrah manusia. Sedangkan menurut N.

Dryarkara ialah adanya suara hati manusia. Suara hati itu adalah

suara Tuhan yang terekam di dalam setiap jiwa setiap manusia.

Sehingga bila manusia berbuat tidak baik, maka suara hatinya akan

menasehatinya. Seandainya masih dilakukan hal yang tidak baik

tersebut ia pasti akan menyesal. Mac. Scheler mengatakan bahwa

penyesalan adalah tanda kembalinya kepada Tuhan.12

Dari penjelasan diatas dapat dipahami bahwa nasihat yang

dikeluarkan oleh suara hati membuat manusia selalu dalam keadaan

benar. Ini adalah merupakan realisasi dari kecerdasan spiritual.

Kekuatan yang dibangun dalam jiwa merupakan manifestasi dari god-

spot sebagai tanda bahwa manusia adalah “bagian” dari Tuhan itu

sendiri, artinya tidak mungkin ada pemisah antara Tuhan dan manusia.

God-Spot adalah kendali kehidupan manusia secara spiritual, untuk itu

11Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, edisi Khat Madinah. (Bandung

: Syamil Cipta Media, 2005) hlm. 173. 12Syahminan Zaini, Jalur Kehidupan Manusia Menurut Al-Qur’an, (Jakarta: Kalam

Mulia, 1995),hlm. 1

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Orang Tua Dalam Keluarga 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/49/3/BAB II.pdf · 23 2. Peranan Orang Tua Dalam Keluarga Untuk mencapai interaksi yang baik

43

god-spot dan suara hati adalah bagian penting manusia yang mesti

dipertahankan.

2. Potensi Qalbu

Menggali potensi qalbu, secara klasik sering dihubungkan dengan

emosi, amarah ,cinta logos pengetahuan.13

Padahal dimensi qalbu tidak

hanya mencakup atau dicakup dengan pembatasan katagori yang pasti.

Menangkap dan memahami pengertian qalbu secara utuh adalah

kemustahilan. Itu hanyalah sebagai asumsi dari proses perenungan

yang sangat personal karena didalam qalbu terdapat potensi yang

sangat multi dimensional.

3. Faktor lingkungan

Kapasitas atau potensi kecerdasan yang sudah terberikan dalam diri

setiap anak tidak akan berarti apa-apa kalau lingkungan sama sekali

tidak berperan dalam merangsang dan mengasah potensi tersebut. Di

sini ada empat faktor lingkungan yang dapat mengasah potensi anak

yaitu:

a. Lingkungan rumah.

Lingkungan keluarga merupakan faktor pendukung

terpenting bagi kecerdasan anak. Dalam lingkungan keluarga anak

13Toto Tasmara, Kecerdasan Ruhaniah, (Jakarta: Gema Insani, 2001), cet. Ke-I, hlm. 93.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Orang Tua Dalam Keluarga 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/49/3/BAB II.pdf · 23 2. Peranan Orang Tua Dalam Keluarga Untuk mencapai interaksi yang baik

44

menghabiskan waktu dalam masa perkembangannya. Pengaruh

lingkungan rumah ini berkaitan pula dengan masalah:

1) Stimulus.

2) Pola asuh.

3) Memberi Pengajaran

b. Kecukupan nutrisi.

Peran nutrisi bagi kecerdasan anak tak bisa diabaikan begitu saja.

Untuk menjadikan anak sehat secara fisik dan mental, sebetulnya

perlu persiapan jauh-jauh hari sebelum proses kehamilan

terjadi.Tepatnya mesti dimulai ketika masa perencanaan

kehamilan,sepanjang masa kehamilan dan akan terus berlanjut

selama masa pertumbuhan anak.

c. Interfensi dini.

Dampak interfensi dini terhadap anak akan baik jika itu dilakukan

berdasarkan pertimbangan tingkat kematangannya. Menyediakan

berbagai fasilitas bagi kepentingan anak merupakan salah satu

bentuk interfensi orang tua. Agar efeknya selalu positif ,

ingatlah selalu untuk menginterfensi anak dengan hal-hal

kreatif.

3. Langkah-langkah Pembinaan Kecerdasan Spiritual

Menurut penulis pada dasarnya IQ, EQ, dan SQ masing-masing

memiliki langkah-langkah tersendiri dalam pencapaiannya.IQ bisa dicapai

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Orang Tua Dalam Keluarga 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/49/3/BAB II.pdf · 23 2. Peranan Orang Tua Dalam Keluarga Untuk mencapai interaksi yang baik

45

dengan banyak melakukan pelatihan-pelatihan yang menyeimbangkan

fungsi otak kanan dan kiri, misalnya belajar berhitung,mendengarkan

musik,dan membaca.Sementara pelatihan EQ dan SQ hampir sama, karena

ia bersumber dari suara hari (God Spot).

Langkah-langkah yang ditawarkan oleh Ary Ginanjar dapat

dilakukan untuk mengembangkan Emotional Spiritual Question (ESQ)

adalah sebagai berikut:

1) Zero Mind Process

Yaitu berusaha mengungkap belenggu-belenggu pikiran

dan mencoba mengidentifikasi paradigma itu, sehingga dapat

dikenali apakah paradigma tersebut telah mengkerangkeng pikiran.

Jika hal itu ada diharapkan dapat diantisipasi lebih dini sebelum

menghujam kedalam benak. Hasil yang diharapkan adalah lahirnya

alam pikiran jernih dan suci yang dinamakan God Spot atau fitrah

yaitu kembali pada hati dan pikiran yang bersifat merdeka serta

bebas dari belenggu. Tahap ini merupakan titik tolak dari sebuah

kecerdasan emosi. Disinilah tanah yang subur tempat untuk

menanam benih berupa gagasan.

2) Mental building

Maksudnya adalah kesehatan mental, yaitu terhindarnya

dari gejala gangguan jiwa dan dari gejala penyakit jiwa.

Pengetahuan dan perbuatan yang bertujuan untuk mengembangkan

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Orang Tua Dalam Keluarga 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/49/3/BAB II.pdf · 23 2. Peranan Orang Tua Dalam Keluarga Untuk mencapai interaksi yang baik

46

segala potensi, bakat dan pembawaan semaksimal mungkin,

sehingga bisa membawa kebahagiaan diri dan orang lain.

3) Personal strength,

Intinya hal ini dimulai dari penetapan-penetapan misi

pribadi, dilanjutkan dengan pembentukan karakter, pengendalian

diri,dan mempertahankan komitmen pribadi.14

4) Social strength,

Yaitu pembentukan dan pelatihan untuk melakukan aliansi,

sinergi dengan orang lain atau dengan lingkungan sosialnya. Suatu

perwujudan tanggung jawab sosial seorang individu yang telah

memiliki ketangguhan pribadi.

5) Spiritualitas

Adalah dasar bagi tumbuhnya harga diri, nilai-nilai, dan

moral.Spiritualitas memberi arah dan arti pada kehidupan. Hidup

menjadi indah dan menggairahkan karena diri manusia tidak hanya

di kurung oleh batas-batas fisik. Karena jiwa anak-anak intuitif dan

terbuka secara alami, maka orang tua dan guru hendaknya selalu

memupuk spiritualitas anaknya, sumber keceriaan dan makna

hidup. Caranya dengan melalui perkataan,tindakan, dan perhatian

sepenuhnya dari orang tua.15

4. Peranan Orang Tua dalam Membina SQ Anak dalam Keluarga

14Zakiah Darajad, Kesehatan Mental, (Jakarta: PT. Toko Gunung Agung, 2001), cet. Ke-

23, hlm. 5. 15

Ary Ginanjar Agustian,Op Cit.hlm 58.

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. Orang Tua Dalam Keluarga 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/49/3/BAB II.pdf · 23 2. Peranan Orang Tua Dalam Keluarga Untuk mencapai interaksi yang baik

47

Dalam Al-Qur’an telah dijelaskan bahwa keluarga dalam hal ini

orang tua bertanggung jawab terhadap pendidikan anak-anaknya. Hal ini

telah tergambar pada Al-Qur’an surat at-Tahrim ayat 6 sebagaimana

telah penulis jelaskan sebelumnya.

Keluarga adalah wadah pertama dan utama bagi pertumbuhan dan

perkembangan anak jika suasana dalam keluarga itu baik dan

menyenangkan maka anak akan tumbuh dengan baik pula. Jika tidak, tentu

akan terhambatlah pertumbuhan anak tersebut.

Keluarga memiliki peranan yang sangat penting dalam upaya

mengembangkan pribadi anak. Perawatan orang tua yang penuh kasih

sayang dan pendidikan tentang nilai-nilai kehidupan beragama dan

bermasyarakat, merupakan faktor yang kondusif untuk mempersiapkan

anak menjadi pribadi dan anggota masyarakat yang sehat.

Orang tua merupakan orang yang terdekat dengan anak. Di mana

sikap dan tingkah laku orang tua akan menjadi panutan bagi anaknya,

terutama anakyang masih kecil. Pengalaman anak semasa kecil ini akan

terbawa dan membekas sampai ia dewasa. Dan akhirnya akan mewarnai

corak kepribadianya. Dalam hal ini terutama sekali dari pihak ibu lebih

dituntut untuk berperan aktif, karena ibu merupakan orang yang lebih

dekat dengan anaknya. Seorang ibu yang penuh keseriusan perhatian,

penyayang dan tekun menjalankan ajaran-ajaran agama,serta untuk hidup

sesuai nilai-nilai moral yang telah digariskan oleh agama, maka ia dapat

membina moral dan mental (pribadi) anaknya secara sehat dan teratur.

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. Orang Tua Dalam Keluarga 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/49/3/BAB II.pdf · 23 2. Peranan Orang Tua Dalam Keluarga Untuk mencapai interaksi yang baik

48

5. Kecerdasan SQ anak dalam Sekolah

Dalam upaya melindungi keselamatan anak, orang tua perlu melakukan

pembinaan-pembinaan agar dapat mencapai kehidupan yang lebih sempurna,

pembinaan tersebut antara lain:

1) Membina Pribadi Anak

Setiap orang tua dan semua guru ingin membina agar anak menjadi

orang yang baik, mempunyai kepribadian yang kuat dan sikap mental yang

sehat dan akhlak yang terpuji. Semua itu dapat diusahakan melalui

pendidikan, baik yang formal (di sekolah) maupun non formal (di rumah oleh

orang tua). Setiap pengalaman yang dilakui anak, baik melalui penglihatan,

pendengaran, maupun perlakuan yang diterimanya akan ikut menentukan

pembinaan pribadinya.

Orang tua adalah pembinaan pribadi yang pertama dalam hidup anak.

Kepribadian orang tua, sikap dan cara hidup mereka, merupakan unsur-unsur

pendidikan yang tidak langsung, yang dengan sendirinya akan masuk ke

dalam pribadi anak yang sedang tumbuh itu. Sikap anak terhadap guru agama

dan pendidikan agama di sekolah sangat dipengaruhi oleh sikap orang tuanya

terhadap agama dan guru agama khususnya

Perilaku orang tua terhadap anak tertentu dan terhadap semua

anaknya, merupakan unsur pembinaan lainnya dalam pribadi anak. Perlakuan

keras, akan berlainan akibatnya daripada perlakuan yang lembut dalam

pribadi anak. Hubungan orang tua dengan sesama mereka sangat

mempengaruhi pertumbuhan jiwa anak. Hubungan yang serasi, penuh

pengertian dan kasih sayang, akan membawa kepada pembinaan pribadi yang

tenang terbuka dan mudah didik, karena ia mendapat kesempatan yang cukup

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI A. Orang Tua Dalam Keluarga 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/49/3/BAB II.pdf · 23 2. Peranan Orang Tua Dalam Keluarga Untuk mencapai interaksi yang baik

49

dan baik untuk tumbuh dan berkembang. Tapi hubungan orang tua yang tidak

serasi, banyak perselisihan dan percecokan akan membawa anak kepada

pertumbuhan pribadi yang sukar dan tidak mudah dibentuk, karena ia tidak

mendapatkan suasana yang baik untuk berkembang, sebab selalu tergantung

oleh suasana orang tuanya.

Banyak faktor-faktor secara tidak langsung, dalam keluarga yang

mempengaruhi pembinaan pribadi anak. Di samping itu, tentunya banyak

pula pengalaman-pengalaman anak, yang mempengaruhi nilai pendidikan

baginya, yaitu pembinaan-pembinaan tertentu yang di lakukan orang tua

terhadap anak, baik melalui makan dan minum, buang air, tidur dan

sebagainya. Semuanya termasuk unsur pembinaan bagi pribadi anak.

Berapa banyak macam pendidikan tidak langsung yang telah terjadi

pada anak sebelum ia masuk sekolah, tentu saja setiap anak mempunyai

pengalamannya sendiri, yang tidak sama terhadap anak lain. Pengalaman

yang di bawa oleh anak-anak dari rumah itu, akan menentukan sikapnya

terhadap sekolah dan guru. Guru agama mempunyai tugas yang cukup berat,

yaitu ikut membina pribadi anak disamping mengajarkan pengetahuan agama

kepada anak, guru agama mempunyai tugas memperbaiki pribadi anak yang

kurang baik, karena tidak mendapat pendidikan dalam keluarga.

Guru agama bertugas membawa anak didik kearah kebaikan, setiap

guru agama harus menyadari bahwa segala sesuatu pada dirinya akan

merupakan unsur pembinaan bagi anak didik. Di samping pendidikan dan

pengajaran yang dilaksanakan dengan sengaja oleh guru dalam pembinaan

anak didik, juga sangat penting dan menentukan pula adalah kepribadian,

sikap dan cara hidup guru itu sendiri, bahkan cara berpakaian, cara bergaul,

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI A. Orang Tua Dalam Keluarga 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/49/3/BAB II.pdf · 23 2. Peranan Orang Tua Dalam Keluarga Untuk mencapai interaksi yang baik

50

berbicara dan menghadapi setiap masalah, yang secara tidak langsung tidak

tampak hubungannya dengan pengajaran, namun dalam pendidikan atau

pembinaan pribadi si anak, hal-hal tersebut sangat berpengaruh dalam proses

pembinaan pribadi anak.

2) Membentuk kebiasaan

Masalah- masalah yang sudah menjadi ketetapan dalam syariat Islam

bahwa sang anak diciptakan dengan fitrah tauhid yang murni, agama yang

lurus, dan iman kepada Allah. Yang dimaksud dengan fitrah Allah adalah

bahwa manusia diciptakan Allah mempuyai naluri beragama, yaitu agama

tauhid. Jika ada manusia tidak memiliki agama tauhid itu hanya lantaran

pengaruh lingkungan.

Dari sini peranan pembisaan, pengajaran dan pendidikan dalam

pertumbuhan dan perkembangan anak akan menemukan tauhid yang murni,

keutamaan-keutamaan budi pekerti, spiritual dan etika agama yang lurus.

Zakiyah Daradjat berpendapat, “Tidak dapat dipungkiri betapa pentingnya

pendekatan agama Islam dalam rangka membangun manusia seutuhnya.

Tidak dapat dibayangkan membangun manusia tanpa agama. Kenyataan

membuktikan bahwa dalam masyarakat yang kurang mengindahkan agama

(atau bahkan anti agama), perkembangan manusianya pincang. Hal ini

berlaku di negara-negara berkembang maupun di negara maju. Ilmu

pengetahuan tinggi, tapi akhlaknya rendah. Kebahagiaan hidup tidaklah

mudah dicapainya. Agama menjadi penyeimbang, penyelaras dalam diri

manusia sehingga dapat mencapai kemajuan lahiriyah dan kebahagiaa

rohaniyah.” (Daradjat, 1995 : 65).

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI A. Orang Tua Dalam Keluarga 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/49/3/BAB II.pdf · 23 2. Peranan Orang Tua Dalam Keluarga Untuk mencapai interaksi yang baik

51

Di sinilah pendidikan agama Islam mempunyai peran yang cukup

penting. Oleh karenanya untuk membentuk kepribadian muslim tersebut

diperlukan suatu tahapan, di antaranya dengan membentuk kebiasaan serta

latihan-latihan yang cocok dan sesuai dengan perkembangan jiwanya. Karena

pembiasaan dan latihan tersebut akan membentuk sikap tertentu pada anak,

yang lambat laun, sikap itu akan bertambah jelas dan kuat, akhirnya tidak

tergoyahkan lagi, karena telah masuk menjadi bagian dari pribadinya.

6. Kecerdasan SQ anak dalam Pergaulan

Jika cinta orang tua terhadap anak merupakan perasaan alami yang

dimiliki semenjak lahir, maka seharusnya mereka tidak perlu diperingatkan.

Namun Islam untuk lebih menekankan perlu dan pentingnya melindungi

keselamatan anak, secara keras memperingati orang tua agar mereka tidak lengah,

sehingga anggota keluarganya dan seluruh anggota masyarakat hidup bahagia

secara sempurna. Selanjutnya, dengan demikian akan tumbuh dan tercipta suatu

generasi baru yang cukup kuat untuk menanggung beban kehidupan selanjutnya

dengan penuh optimis dan mandiri.

Dalam upaya menjaga dan melindungi keselamatan anak, para

orang tua harus melakukan beberapa pembinaan terhadap anak dalam

masalah pergaulan, hal tersebut antara lain sebagai berikut :

1) Kegiatan Sosial

Dalam kegiatan sosial orang tua harus melatih anak-anaknya

agar mereka mengerti akan kewajiban hidup bermasyarakat. Ia haraus

membiasakan anak-anaknya untuk saling menolong, menjenguk

saudara dan familinya yang sakit, mengunjunginya untuk

menyambung hubungan silaturahim, mencarikan teman sebaya yang

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI A. Orang Tua Dalam Keluarga 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/49/3/BAB II.pdf · 23 2. Peranan Orang Tua Dalam Keluarga Untuk mencapai interaksi yang baik

52

akan membantunya dalam proses pergaulan, menghindarkan dari

kawan yang jahat dan mengarahkan mereka untuk dapat hidup mandiri

dalam menghadapi persoalan-persoalan yang sedang dihadapinya.

2) Adab dan Sopan santun

Terkait dengan adab dan sopan santun dalam berpakaian maka

orang tua harus membiasakan anaknya untuk selalu menutup aurat,

berpakaian yang sesuai dengan syariat dan menghindari pakaian-

pakaian yang dilarang, dan juga tidak memperbolehkan anak-anaknya

(yang laki-laki) untuk memakai perhiasan yang dilarang, seperti cincin

emas, kalung, apalagi anting-anting yang jelas–jelas dilarang karena

menyerupai wanita. Jika anaknya adalah perempuan, maka harus

dibiasakan untuk berhijab, menggunakan pakaian yang tidak

menampakkan unsur tabaruj, jauh dari perangai jahiliah dan tidak

menyerupai pakaian laki-laki.

7. Kecerdasan SQ anak dalam proses Ibadah

Dalam pembentukkan rohani tersebut, pendidikan agama memerlukan

usaha dari guru (pengajar) untuk memudahkan dalam pelaksanaannya, dan usaha

itu sendiri dilakukan dengan penuh kesabaran, ketekunan, dan keikhlasan. Dalam

pembinaan itu dilaksanakan secara terus menerus tidak langsung sekaligus

melainkan melalui proses. Maka, dengan adanya ketekunan, keikhlasan, dan

peran serta orang tua dengan guru disertai penuh perhatian dengan penuh

tanggung jawab maka Insya Allah kesempurnaan rohani tersebut akan tercapai

sesuai dengan yang diharapkan.

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI A. Orang Tua Dalam Keluarga 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/49/3/BAB II.pdf · 23 2. Peranan Orang Tua Dalam Keluarga Untuk mencapai interaksi yang baik

53

Adapun usaha-usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang

di harapkan adalah sebagai berikut:

d. Menanamkan Kepercayaan Diri

1) Menanamkan kepercayaan kepada Allah SWT agar merasakan

bahwa Allah SWT selalu dekat dan selanjutnya takut untuk

melaksanakan hal-hal yang buruk.

2) Menanamkan kepercayaan tentang adanya malaikat, dengan

menanamkan kepercayaan tersebut, dapat merasakan bahwa

setiap gerak-gerik selalu diawasi oleh malaikat.

3) Menanamkan kepercayaan akan kitab Allah SWT.

4) Menanamkan kepercayaan akan rasul-rasul-Nya, untuk

mengambil contoh tauladan mereka.

5) Menanamkan kepercayaan kepada Qodho dan Qodhar.

6) Menanamkan kepercayaan akan adanya hari kiamat, dengan

menanamkan rasa ini akan merasa takut melakukan perbuatan

tercela, karena saat di akhirat nanti ada balasannya.

e. Mengadakan bimbingan agama dengan cara mengikat terus

menerus antara manusia dengan Allah SWT, dengan cara:

1) Menciptakan suasana pada hati mereka untuk merasakan

adanya Allah SWT dengan melihat segala keagungan yang

telah di ciptakan-Nya, sehingga akan membuat mereka terpana

dan terkesan ke dalam hati mereka.

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI A. Orang Tua Dalam Keluarga 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/49/3/BAB II.pdf · 23 2. Peranan Orang Tua Dalam Keluarga Untuk mencapai interaksi yang baik

54

2) Menanamkan pada hati mereka bahwa Allah SWT akan selalu

hadir dalam sanubari mereka di mana pun mereka berada.

3) Menanamkan pada hati mereka perasaan cinta kepada Allah

SWT, secara terus menerus mencari keridhaan-Nya.

4) Menanamkan perasaan takwa dan tunduk kepada Allah SWT,

dan mengorbankan perasaan damai bersama Allah SWT dalam

keadaan apapun.

f. Membimbing mereka dengan cara memberikan dorongan kepada

hal-hal yang mengarah ketaatan kepada Allah SWT dan mendidik

mereka dengan berbagai macam ibadah agar dengan hal itu akan

terbukalah hatinya.

Usaha yang dilakukan dengan cara yang telah dilakukan dalam

membentuk kerohanian tersebut, dengan di jalankan secara terus menerus, tanpa

mengenal batas, maka Insya Allah hal itu akan menemani perasaan jiwanya serta

mendapatkan cahaya dan petunjuk dari Allah SWT, yang selanjutnya akan

terbentuklah kepribadian muslimin yang hakiki. Menurut Ahmad D. Marimba

kepribadian muslim adalah kepribadian yang selurus aspek-aspeknya, baik

tingkah-laku luarnya, kegiatan-kegiatan jiwanya, maupun filsafat hidup dan

kepercayaan menunjukkan pengabdian kepada Allah SWT dan penyerahan diri

kepadanya.

Hal yang dapat menguatkan kepribadian muslim di antaranya adalah

kesederhanaan di dalam hidup dengan melalui jalan yang lurus dalam pengaturan

harta benda, tidak bersifat kikir, dan tidak juga berlaku boros. Kepribadian

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI A. Orang Tua Dalam Keluarga 1 ...repository.iainpekalongan.ac.id/49/3/BAB II.pdf · 23 2. Peranan Orang Tua Dalam Keluarga Untuk mencapai interaksi yang baik

55

muslim juga dapat diperkuat dengan cara memperkuat pisik atau menjaga

kesetabilan tubuh, dijaga supaya badan selalu sehat. Selain itu Islam juga

menawarkan agar umatnya dapat saling nasehat menasehati dalam hal kebaikan

Allah berfirman dalam surat Al-Ashr ayat 3 sebagai berikut:

Artinya:

“Kecuali orang-orang yang beriman dan menngerjakan amal soleh dan nasehat

menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi

kebenaran.” (QS. Al-Ashr: 3)

Dari uraian-uraian yang telah dijelaskan di atas mengenai orang tua,

dapat diambil kesimpulan bahwa betapa pentingnya peran orang tua dalam

membentuk kepribadian seorang anak, tanpa bimbingan dan arahan orang tua

tidak mungkin kepribadian anak dapat terbentuk dengan baik. Sehingga Islam

sangat menekankan kepada umat manusia untuk membina anak-anaknya kearah

yang baik sesuai dengan ajaran-ajarannya.