22
BAB II LANDASAN TEORI A. Optimisme 1. Definisi Optimisme Optimis dalam KBBI diartikan sebagai orang yang selalu berpengharapan (berpandangan) baik dalam menghadapi segala hal sedangkan optimistis didefenisikan sebagai bersifat optimis atau penuh harapan. Menurut Wardyah (2005) optimis merupakan individu yang memperkirakan hal baik yang terjadi pada dirinya, sedangkan pesimis adalah individu yang memperkirakan dirinya akan mengalami hal buruk. Optimisme menurut KBBI adalah paham (keyakinan) atas segala sesuatu dari segi yang baik dan menyenangkan atau sikap selalu mempunyai harapan baik di segala hal. Optimisme merupakan expectancy (ekspektasi) bahwa akan lebih banyak hal baik yang terjadi daripada hal buruk di masa depan (Maghfirah, 2013).). Individu optimis saat menghadapi kesulitan akan terus berusaha mencapai tujuan dan akan menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapi dengan menggunakan strategi coping yang efektif untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Individu yang optimis dan pesimis, berbeda caranya dalam mengatasi masalah dan menghadapi tantangan, cara dan hasil yang diperoleh dalam menyelesaikan kesulitan yang dihadapi. Optimis ketika 8 Optimisme Pada Penderita Kanker…, Rindy Destriana Tita, Fakultas Psikologi UMP, 2016

BAB II LANDASAN TEORI A. Optimisme 1. Definisi Optimismerepository.ump.ac.id/2918/3/Rindy Destriana Tita_BAB II.pdf · Definisi Optimisme. ... Optimisme menurut KBBI adalah paham

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Optimisme 1. Definisi Optimismerepository.ump.ac.id/2918/3/Rindy Destriana Tita_BAB II.pdf · Definisi Optimisme. ... Optimisme menurut KBBI adalah paham

8

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Optimisme

1. Definisi Optimisme

Optimis dalam KBBI diartikan sebagai orang yang selalu

berpengharapan (berpandangan) baik dalam menghadapi segala hal

sedangkan optimistis didefenisikan sebagai bersifat optimis atau penuh

harapan. Menurut Wardyah (2005) optimis merupakan individu yang

memperkirakan hal baik yang terjadi pada dirinya, sedangkan pesimis

adalah individu yang memperkirakan dirinya akan mengalami hal buruk.

Optimisme menurut KBBI adalah paham (keyakinan) atas segala sesuatu

dari segi yang baik dan menyenangkan atau sikap selalu mempunyai

harapan baik di segala hal.

Optimisme merupakan expectancy (ekspektasi) bahwa akan lebih

banyak hal baik yang terjadi daripada hal buruk di masa depan (Maghfirah,

2013).). Individu optimis saat menghadapi kesulitan akan terus berusaha

mencapai tujuan dan akan menyesuaikan diri dengan situasi yang dihadapi

dengan menggunakan strategi coping yang efektif untuk mencapai tujuan

yang diinginkan.

Individu yang optimis dan pesimis, berbeda caranya dalam

mengatasi masalah dan menghadapi tantangan, cara dan hasil yang

diperoleh dalam menyelesaikan kesulitan yang dihadapi. Optimis ketika

8

Optimisme Pada Penderita Kanker…, Rindy Destriana Tita, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Optimisme 1. Definisi Optimismerepository.ump.ac.id/2918/3/Rindy Destriana Tita_BAB II.pdf · Definisi Optimisme. ... Optimisme menurut KBBI adalah paham

9

menghadapi tantangan akan menghadapinya dengan percaya diri dan

gigih, meskipun kemajuan dalam menyelesaikan tantangan tersebut lambat

karena mereka percaya kesulitan dapat ditangani. Berbeda dengan optimis,

pesimis cenderung akan menyerah ketika menghadapi kondisi yang sulit

dan menantang, selain itu mereka juga cenderung memiliki perasaan

negatif dan membayangkan kalau suatu kejadian yang buruk akan terjadi.

2. Teori Tentang Optimisme

Konsep optimisme berkaitan dengan teori motivasi atau yang

lebih dikenal dengan teori expectancy-value (Carver & Scheier, 2001).

Teori ini berpandangan bahwa perilaku individu disusun oleh dua aspek:

a. Goal (Tujuan) Tujuan adalah state atau tindakan yang dianggap

diinginkan atau tidak diinginkan. Individu mencoba untuk

menyesuaikan perilaku sesuai dengan yang dia inginkan dan

menjauhkan diri dari apa yang tidak diinginkan. Semakin penting

tujuan tersebut bagi seseorang, semakin besar nilainya dalam memberi

motivasi pada individu. Tanpa memiliki tujuan, seseorang tidak

memiliki alasan untuk bertindak.

b. Expectancy (Ekspektasi) Ekspektasi merupakan confidence

(kepercayaan) ataupun doubt (keraguraguan) dalam pencapaian

tujuan. Jika individu ragu-ragu, tidak akan ada tindakan. Keraguan

dapat mengganggu usaha untuk mencapai tujuan baik sebelum

tindakan dimulai atau saat sedang berlangsung. Hanya individu

dengan ekspektasi yang cukup yang mampu melanjutkan usahanya.

Optimisme Pada Penderita Kanker…, Rindy Destriana Tita, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Optimisme 1. Definisi Optimismerepository.ump.ac.id/2918/3/Rindy Destriana Tita_BAB II.pdf · Definisi Optimisme. ... Optimisme menurut KBBI adalah paham

10

3. Dampak Optimisme

Berdasarkan beberapa penelitian yang dilakukan terhadap

optimisme, disimpulkan bahwa optimisme sangat membantu individu

dalam berbagai bidang. Optimis akan lebih cepat menerima kenyataan

akan kondisi yang dihadapinya sekarang dibandingkan dengan individu

yang pesimis (Carver & Scheier, 2004). Optimisme berkaitan dengan

kondisi kesehatan yang lebih baik. Individu dengan optimis yang rendah

lebih membutuhkan psikoterapi dibandingkan dengan individu dengan

optimisme yang tinggi (Karlsson, 2011).

Ketika individu memiliki ekspektasi, maka individu akan mampu

mengatasi kesulitan yang dihadapinya dan mencari penyelesaian dari

masalah tersebut meskipun sulit (Carver & Scheier, 2001). Individu yang

memiliki kepercayaan tentang masa depan akan terus mengeluarkan usaha

walaupun menghadapi masa sulit, sedangkan individu yang ragu akan

berhenti mengeluarkan usahanya. Ketika menghadapi kondisi yang sulit,

akan muncul perasaan sedih, cemas dan stress (Sarafino & Smith, 2011),

kondisi ini menuntut individu untuk melakukan coping. Coping diartikan

sebagai upaya kognitif dan perilaku yang berubah secara konstan untuk

mengelola tuntutan eksternal dan internal yang dinilai berat atau melebihi

batas kemampuan individu (Lazarus & Folkman, 1984). Coping dilihat

dari fungsinya dibagi menjadi dua sebagai berkut:

a. Emotion-focused coping Berfokus pada cara mengontrol respons

emosional saat kondisi stress. Individu dapat meregulasi respon

Optimisme Pada Penderita Kanker…, Rindy Destriana Tita, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Optimisme 1. Definisi Optimismerepository.ump.ac.id/2918/3/Rindy Destriana Tita_BAB II.pdf · Definisi Optimisme. ... Optimisme menurut KBBI adalah paham

11

emosional mereka melalui pendekatan kognitif dan perilaku.

Pendekatan kognitif berkaitan dengan cara individu berpikir terhadap

situasi stress yang dihadapi. Individu dapat mendefenisikan kembali

situasi sehingga dapat menghadapinya dengan lebih baik. Proses

kognitif dari emotion-focused coping yang lain adalah dengan strategi

defense mechanism. Individu cenderung menggunakan pendekatan

emotion-focused ketika tidak ada lagi yang dapat dilakukan untuk

mengatasi kondisi yang penuh stress tersebut.

b. Problem-focused coping Berfokus pada masalah bertujuan untuk

mengurangi tuntutan-tuntutan dari keadaan stress atau mengembangkan

sumber daya untuk menghadapinya. Coping ini akan digunakan saat

kondisi masih mungkin untuk berubah. Pendekatan yang berfokus pada

masalah cenderung digunakan ketika adanya perubahan dari sumber

daya atau tuntutan situasi.

Optimisme mempengaruhi strategi coping yang lebih adaptif,

Individu bisa melakukan pencegahan ataupun meminimalisasikan

stress. Usaha-usaha yang dilakukan untuk mencegah ataupun

meminimalkan stress disebut proactive coping. Individu yang optimis

yang biasanya menggunakan metode yang berfokus pada masalah.

Terdapat beberapa bentuk proactive coping, seperti: meningkatkan

dukungan sosial, meningkatkan kontrol personal, mengorganisir

lingkungan sendiri, melakukan olahraga, dan menyiapkan diri untuk

situasi yang menyebabkan stress.

Optimisme Pada Penderita Kanker…, Rindy Destriana Tita, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Optimisme 1. Definisi Optimismerepository.ump.ac.id/2918/3/Rindy Destriana Tita_BAB II.pdf · Definisi Optimisme. ... Optimisme menurut KBBI adalah paham

12

4. Paradigma Optimisme

Sikap optimis disebut dengan optimisme. Optimisme adalah

kepercayaan bahwa kejadian di masa depan akan memiliki hasil yang

positif (Scheier, 2000).

Terdapat dua pandangan utama mengenai optimisme, “the

explanatorystyle”dan “the dispositional optimism view,” yang juga

disebut sebagai “thedirect belief view” (Caver, 2002). Kedua pandangan

tersebut menekankan pendekatan yang berbeda. Perbedaan paradigma

tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Explanatory Style

Explanatory Style merupakan pandangan yang melihat bahwa

dalam menentukan kepercayaan seseorang, ditentukan berdasarkan

pengalaman masa lampau. Pandangan ini didasarkan pada person's

attributional style (Scheier, Carver, & Bridges, 2000). Attributional

style dibentuk oleh cara kita mempersepsikan, menjelaskan pengalaman

masa lampau. Jika persepsi atau penjelasan yang dipegang adalah

negatif maka kita akan mengharapkan hasil yang negatif pada masa

depan. Perasaan learned helplessness berlebihan dan kita percaya

bahwa kita tidak dapat merubah pandangan kita terhadap dunia.

Attributional style secara khusus diukur dengan dengan menggunakan

Attributional Style (ASQ). Dengan ASQ, individu merespon terhadap

apa penyebab yang mereka yakini munculnya kejadian yang berbeda.

Optimisme Pada Penderita Kanker…, Rindy Destriana Tita, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Optimisme 1. Definisi Optimismerepository.ump.ac.id/2918/3/Rindy Destriana Tita_BAB II.pdf · Definisi Optimisme. ... Optimisme menurut KBBI adalah paham

13

Respon mereka dirating berdasarkan persepsi mereka terhadap

penyebab (internal vs external, stable vs unstable, global vs specific)

(Seligman, 1988). Masalah dengan menggunakan attributional theory

dalam memahami optimisme adalah bahwa hal tersebut dapat menjadi

sangat kompleks dan bersifat subjektif didasarkan pada self report

pengalaman masa lampau (Scheier, 2000).

Berdasarkan explanatory style, individu yang percaya pengalaman

masa lampaunya positif dan ingatan-ingatan negatif adalah di luar

kontrol mereka (faktor eksternal) dikatakan bahwa mereka mereka

memiliki positive explanatory style atau orang yang optimistic.

Sedangkan orang yang menyalahkan diri sendiri terhadap kemalangan

(faktor internal) dan percaya bahwa mereka tidak akan pernah

mendapat sesuatu dikatakan memiliki negative explanatory style atau

orang yang pessimistic.

b. Dispositional Optimism or Direct Belief Model

Konstruk ini berusaha untuk mempelajari optimisme melalui

kepercayaan langsung individu mengenai kejadian masa depan.

Pendekatan ini lebih fokus pada kepercayaan optimistik mengenai masa

depan, dibanding dengan attributional theory yang berusaha memahami

mengapa individu optimis atau pesimis dan bagaimana mereka bisa

menjadi seperti itu Scheier & Carver (2002) menyatakan bahwa

optimisme adalah kecenderungan disposisional individu untuk memiliki

Optimisme Pada Penderita Kanker…, Rindy Destriana Tita, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Optimisme 1. Definisi Optimismerepository.ump.ac.id/2918/3/Rindy Destriana Tita_BAB II.pdf · Definisi Optimisme. ... Optimisme menurut KBBI adalah paham

14

ekspektasi positif secara menyeluruh meskipun individu menghadapi

kemalangan atau kesulitan dalam kehidupan.

Optimisme merupakan sikap selalu memiliki harapan baik dalam

segala hal serta kecenderungan untuk mengharapkan hasil yang

menyenangkan. Dengan kata lain optimisme adalah cara berpikir atau

paradigma berpikir positif (Carver & Scheier 1993). Orang yang

optimis adalah orang yang memiliki ekspektasi yang baik pada masa

depan dalam kehidupannya. Masa depan mencakup tujuan dan harapan-

harapan yang baik dan positif mencakup seluruh aspek kehidupannya

(Scheier & Carver, dalam Snyder, 2002)

Konsep optimisme dan pesimisme fokus kepada ekspektasi

individu terhadap masa depan. Konsep ini memiliki ikatan dengan teori

psikologi mengenai motivasi, yang disebut dengan expectancy-value

theories. Beberapa teori juga menyatakan optimisme dan pesimisme

mempengaruhi perilaku dan emosi seseorang. Expectancy-value

theories, yaitu teori yang dimulai dengan ide bahwa perilaku ditujukan

untuk pencapaian tujuan (goal) yang dinginkan (Carver & Scheier,

1998).

Goal adalah tindakan, state akhir, atau nilai yang individu lihat

sebagai sesuatu yang diinginkan atau tidak diinginkan. Individu akan

akan mencoba mencocokkan perilaku, mencocokkan dengan diri

mereka sendiri terhadap apa yang mereka lihat yang mereka inginkan,

dan mereka akan mencoba untuk menghindari yang tidak mereka

Optimisme Pada Penderita Kanker…, Rindy Destriana Tita, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Optimisme 1. Definisi Optimismerepository.ump.ac.id/2918/3/Rindy Destriana Tita_BAB II.pdf · Definisi Optimisme. ... Optimisme menurut KBBI adalah paham

15

inginkan. Konsep utama lainnya adalah expectancies: perasaan percaya

diri atau ragu-ragu mengenai kemampuan meraih tujuan (goal). Hanya

dengan kepercayaan diri yang cukup yang individu berusaha mencapai

tujuan. Optimisme akan mengarahkanindividu untuk selalu memiliki

hasil yang baik dan menyenangkan akan masa depannya.

Dari prinsip ini, muncul beberapa prediksi mengenai orang yang

optimis dan orang yang pesimis. Ketika berhadapan dengan sebuah

tantangan, orang yang optimis lebih percaya diri dan persisten,

meskipun progresnya sulit dan lambat. Orang yang pesimis lebih ragu-

ragu dan tidak percaya diri. Perbedaan juga jelas terlihat dalam

menghadapi kesengsaraan. Orang yang optimis percaya bahwa

kesengsaraan dapat ditangani dengan berhasil. Orang yang pesimis

menganggap sebagai bencana.

Hal ini dapat mengarahkan pada perbedaan tingkah laku yang

berhubungan dengan resiko kesehatan, mengambil pencegahan pada

lingkungan yang beresiko, kegigihan dalam mencoba mengatasi

ancaman kesehatan. Hal ini juga dapat mengarahkan pada perbedaan

respon coping apa yang individu lakukan ketika berhadapan dengan

ancaman seperti diagnosa kanker (Carver et al., 1993; Stanton &

Snider, 1993) Selain respon perilaku, individu juga mengalami

pengalaman emosi pada kejadian dalam kehidupan. Kesulitan-kesulitan

merangsang beberapa perasaan, perasaan yang merefleksikan baik

distres dan tantangan. Keseimbangan antara perasaan-perasaan tersebut

Optimisme Pada Penderita Kanker…, Rindy Destriana Tita, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Optimisme 1. Definisi Optimismerepository.ump.ac.id/2918/3/Rindy Destriana Tita_BAB II.pdf · Definisi Optimisme. ... Optimisme menurut KBBI adalah paham

16

berbeda antara orang yang optimis dan pesimis. Karena orang yang

optimis mengharapkan good outcome, mereka cenderung mengalami

perpaduan emosi yang lebih positif. Karena orang yang pesimis

mengharapkan bad outcome, mereka mengalami perasaan-perasaan

yang lebih negatif –kecemasan, kesedihan, keputusasaan (Scheier,

2001)

Penelitian juga menunjukkan, optimisme memiliki efek moderasi

terhadap bagaimana individu menghadapi situasi baru atau sulit. Ketika

berhadapan dengan situasi sulit, orang yang optimis akan lebih

memiliki reaksi emosi dan harapan yang positif, mereka berharap akan

memperoleh hasil yang positif meskipun hal tersebut sulit, mereka

cenderung menunjukkan sikap percaya diri dan persisten. Orang yang

optimis juga cenderung untuk menganggap kesulitan dapat ditangani

dengan berhasil dengan suatu cara atau cara lain dan mereka lebih

melakukan active dan problem-focus edcoping strategy dari pada

menghindar atau menarik diri (Carver & Scheier, 1985; Chemers, Hu,

& Garcia, 2001; Scheier et al., 1986). Optimisme hampir mirip dengan

beberapa konstruk, tetapi sesungguhnya berbeda. Dua konstruk yang

memiliki hubungan dekat adalah sense of control (Thompson, 2002)

dan sense of personal efficacy (Bandura, 1997).

Konsep-konsep ini memiliki nada yang sama kuat dalam

mengharapkan hasil yang diinginkan, seperti optimisme. Tetapi

perbedaannya terletak pada asumsi yang dibuat (atau tidak dibuat)

Optimisme Pada Penderita Kanker…, Rindy Destriana Tita, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Optimisme 1. Definisi Optimismerepository.ump.ac.id/2918/3/Rindy Destriana Tita_BAB II.pdf · Definisi Optimisme. ... Optimisme menurut KBBI adalah paham

17

mengenai bagaimana hasil yang diinginkan tersebut diekspektasikan

terjadi. Self efficacy adalah konsep dimana self sebagai agen penyebab

adalah yang terpenting. Jika individu memiliki high self-efficacy

expectancies, mereka kiranya percaya usaha personal mereka (atau

personal skill) adalah yang menentukan hasil. Contohnya, seandainya

kamu percaya kamu memiliki ketabahan personal untuk mengatasi efek

samping chemotherapy, kamu akan lebih berjuang keras untuk

mengatasinya. Sama halnya dengan konsep control. Ketika individu

melihat diri mereka sendiri terkontrol, mereka percaya bahwa hasil

yang baik akan terjadi lewat usaha personal mereka. Sebaliknya,

optimisme mengambil pandangan yang lebih luas atas penyebab

potensial yang menjadi kekuatan. Individu dapat menjadi optimistis

karena mereka berbakat sekali, karena mereka pekerja keras, karena

mereka diberkahi, karena mereka beruntung, karena mereka memiliki

teman yang tepat, atau kombinasi yang lain atau faktor lain yang

menghasilkan hasil yang baik (Murphy et al., 2000).

Contohnya, seseorang dapat menjadi optimistis, dapat mengatasi

efek samping chemotherapy salah satu karena ketabahannya

personalnya atau karena tim medisnya memiliki trik yang berguna

mengatasi efek samping. Yang terakhir dapat menjadi optimistis, tetapi

bukan karena peran self sebagai agen hasil. Konstruk yang lain yang

mirip dengan optimism adalah hope (berharap) (Snyder, 1994, 2002).

Optimisme Pada Penderita Kanker…, Rindy Destriana Tita, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Optimisme 1. Definisi Optimismerepository.ump.ac.id/2918/3/Rindy Destriana Tita_BAB II.pdf · Definisi Optimisme. ... Optimisme menurut KBBI adalah paham

18

Hope (berharap) dikatakan memiliki dua bagian. Bagian pertama

adalah persepsi individu pada kehadiran pathways (jalur) yang

dibutuhkan individu untuk mencapai tujuannya. Kedua adalah tingkat

percaya diri individu dalam kemampuannya menggunakan pathways

(jalur) untuk mencapai tujuan. confidence Dimensi (percaya diri) sama

dengan yang di optimisme, dengan lebih dulu menekankan pada agen

personal.

Komponen pathway (jalur) adalah sebuah kualitas dimana konsep

optimisme tidak beralamat. Dapat dilihat terlebih dahulu, bahwa

seseorang yang melihat beberapa jalan untuk hasil spesifik yang

diharapkan akan terus mencoba cara yang tersisa jika salah satu cara

tidak bisa. Dicatat juga bahwa pesimisme juga mirip dengan konstruk

neurotism (Smith, Pope, Rhodewalt, & Poulton, 1989). Neorotism

(emotional instability) didefinisikan sebagai kecenderungan untuk

cemas, mengalami emosi yang tidak menyenangkan, dan pesimistik.

Dari penjelasan dua konsep mengenai optimisme tersebut, dalam

penelitian ini, konsep optimisme yang digunakan adalah optimisme

disposissional yaitu kecenderungan disposisional individu untuk

memiliki ekspektasi positif secara menyeluruh meskipun individu

menghadapi kemalangan atau kesulitan dalam kehidupan. Rasa optimis

yang muncul dari dalam diri seseorang ditunjukkan dengan adanya

sikap selalu memiliki harapan baik dalam segala hal serta

kecenderungan untuk mengharapkan hasil yang menyenangkan.

Optimisme Pada Penderita Kanker…, Rindy Destriana Tita, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Optimisme 1. Definisi Optimismerepository.ump.ac.id/2918/3/Rindy Destriana Tita_BAB II.pdf · Definisi Optimisme. ... Optimisme menurut KBBI adalah paham

19

Dengan kata lain optimisme adalah cara berpikir atau paradigma

berpikir positif (Carver &Scheier 1993).

Orang yang optimis adalah orang yang memiliki ekspektasi yang

baik pada masa depan dalam kehidupannya. Masa depan mencakup

tujuan dan harapan-harapan yang baik dan positif mencakup seluruh

aspek kehidupannya (Scheier & Carver, dalam Snyder, 2002). Hal ini

sesuai dengan tujuan penelitian untuk melihat optimisme individu

terhadap masa depannya daripada menjelaskan penyebab individu

menjadi optimis.

5. Aspek Optimisme

Seligman (1995) menjelaskan bahwa bagaimana cara individu

memandang suatu peristiwa di dalam kehidupannya berhubungan erat

dengan sikap individu dalam menjelaskan suatu peristiwa (explanatory

style). Dengan sikap penjelasan itu, seseorang yang optimis akan dapat

menghentikan rasa ketidakberdayaannya. Ditinjau dari perspektifnya,

orang yang optimis menjelaskan suatu kejadian atau pengalaman negatif

diakibatkan oleh faktor-faktor eksternal, bersifat sementara, atau faktor-

faktor khusus. Sementara itu, orang pesimis menjelaskan bahwa kejadian

negatif dikarenakan oleh faktor internal, bersifat stabil, dan diakibatkan

oleh faktor-faktor global. Seligman (2001) mengemukakan ada tiga

macam aspek optimsime yaitu permanence, pervasiveness dan

personalization.

Optimisme Pada Penderita Kanker…, Rindy Destriana Tita, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Optimisme 1. Definisi Optimismerepository.ump.ac.id/2918/3/Rindy Destriana Tita_BAB II.pdf · Definisi Optimisme. ... Optimisme menurut KBBI adalah paham

20

a. Permanence (hal yang menetap)

Sikap ini menggambarkan bagaimana individu melihat peristiwa

yang bersifat sementaran (temporary) atau menetap (permanence).

Orang-orang yang pesimis melihat peristiwa yang buruk sebagai

sesuatu yang menetap dan mereka cenderung menggunakan kata-kata

”selalu” dan ”tidak pernah”.

Orang pessimis melihat hal yang baik hanyalah sebagau hal yang

bersifat sementara, misalnya: ”saya bisa sembuh dari penyakit karena

rajin berobat”. Sebaliknya orang yang optimis melihat peristiwa buruk

sebagai suatu hal yang hanya bersifat sementara, misalnya: ”penyakit

yang saya derita pasti bisa disembuhkan”. Sementara orang yang

optimis melihat hal yang baik sebagai suatu hal yang bersifat permanen,

misalnya: ”Saya putus asa dengan penyakit yang saya derita”.

b. Pervasiveness (hal yang mudah menyebar)

Sikap ini berkaitan dengan ruang lingkup dari peristiwa tersebut,

yang meliputi universal (menyeluruh) dan spesifik (khusus). Orang

yang optimis bila dihadapkan pada kejadian yang buruk akan membuat

penjelasan yang spesifik dari kejadian itu, bahwa hal buruk terjadi

diakibatkan oleh sebab-sebab khusus dan tidak akan meluas kepada hal-

hal yang lain.

Sementara orang yang pesimis akan melihat kejadian yang baik

sebagai suatu hal yang spesifik dan berlaku untuk hal-hal tertentu saja.

Sedangkan, jika menemui kejadian buruk pada satu sisi hidupnya ia

Optimisme Pada Penderita Kanker…, Rindy Destriana Tita, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Optimisme 1. Definisi Optimismerepository.ump.ac.id/2918/3/Rindy Destriana Tita_BAB II.pdf · Definisi Optimisme. ... Optimisme menurut KBBI adalah paham

21

akan menjelaskannya sebagai suatu hal yang universal, dan akan meluas

keseluruh sisi lain dalam hidupnya, dan biasanya akibat hal ini ia

menjadi mudah menyerah terhadap segala hal meski ia hanya gagal

dalam satu hal. Misalnya: ”saya tidak akan menjadi juara kelas karena

ulangan matematika saya kemarin jelek”.

Menurut Seligman (1995), karakteristik orang yang pesimis

adalah mereka cenderung meyakini peristiwa buruk akan bertahan lama

dan akan menhancurkan segala yang mereka lakukan dan itu semua

adalah kesalahan mereka sendiri. Sedangkan, orang yang optimis jika

berada dalam situasi yang sama, akan berpikir sebaliknya mengenai

ketidakberuntungannya. Mereka cenderung meyakini bahwa kekalahan

hanyalah kegagalan yang sementara, dan itu karena terbatas pada satu

hal saja. Orang yang optimis yakin kekalahan bukanlah karena

kesalahan mereka : keadaan, keberuntungan atau orang lain yang

menyebabkannya. Orang yang seperti itu tidak akan merasa terganggu

dengan kekalahannya. Mereka menganggap situasi yang buruk adalah

sebagai suatu tantangan dan mereka akan berusaha keras

menghadapinya.

c. Personalization (hal yang yang berhubungan dengan pribadi)

Personalisasi merupakan sikap yang berkaitan dengan sumber

dari penyebab kejadian tersebut, meliputi internal dan eksternal. Ketika

mengalami hal yang buruk, orang yang pesimis akan menganggap

bahwa hal itu terjadi karena faktor dari dalam dirinya. Bila dihadapkan

Optimisme Pada Penderita Kanker…, Rindy Destriana Tita, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Optimisme 1. Definisi Optimismerepository.ump.ac.id/2918/3/Rindy Destriana Tita_BAB II.pdf · Definisi Optimisme. ... Optimisme menurut KBBI adalah paham

22

pada peristiwa baik ia akan menganggap bahwa hal itu disebabkan oleh

faktor luar dirinya.

Di lain pihak orang optimis akan menganggap hal yang baik

merupakan hal yang disebabkan oleh faktor dalam dirinya. Dan akan

menjelaskan suatu hal yang buruk sebagai hal yang disebabkan oleh

faktor eksternal. Misalnya: ”saya mendapat nilai yang jelek dalam

ulangan kemarin karena waktu yang disediakan terlalu sempit.

6. Bentuk-bentuk Optimisme

Ada beberapa ciri dari optimisme yang diungkapkan oleh para ahli.

Seligman (1995) mengatakan bahwa orang yang optimis percaya bahwa

kegagalan hanyalah suatu kemunduran yang bersifat sementara dan

penyebabnya pun terbatas, mereka juga percaya bahwa hal tersebut

muncul bukan diakibatkan oleh faktor dari dalam dirinya, melainkan

diakibatkan oleh faktor luar. Bentuk optimisme meliputi (Kerley, 2006) :

a. Jarang terkejut oleh kesulitan. Hal ini dikarenakan orang yang optimis

berani menerima kenyataan dan mempunyai penghargaan yang besar

pada hari esok.

b. Mencari pemecahan sebagian permasalahan. Orang optimis

berpandangan bahwa tugas apa saja, tidak peduli sebesar apapun

masalahnya bisa ditangani kalau kita memecahkan bagian-bagian dari

yang cukup kecil. Membagi pekerjaan menjadi kepingan-kepingan yang

bisa ditangani.

Optimisme Pada Penderita Kanker…, Rindy Destriana Tita, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Optimisme 1. Definisi Optimismerepository.ump.ac.id/2918/3/Rindy Destriana Tita_BAB II.pdf · Definisi Optimisme. ... Optimisme menurut KBBI adalah paham

23

c. Merasa yakin bahwa mampu mengendalikan atas masa depan mereka.

Individu merasa yakin bahwa dirinya mempunyai kekuasaan yang besar

sekali terhadap keadaan yang mengelilinginya. Keyakinan bahwa

individu menguasai keadaan ini membantu mereka bertahan lebih lama

setelah lainlainnya menyerah.

d. Memungkinkan terjadinya pembaharuan secara teratur. Orang yang

menjaga optimisnya dan merawat antusiasmenya dalam waktu

bertahun-tahun adalah individu yang mengambil tindakan secara sadar

dan tidak sadar untuk melawan entropy (dorongan atau keinginan)

pribadi, untuk memastikan bahwa sistem tidak meninggalkan mereka.

e. Menghentikan pemikiran yang negatif. Optimis bukan hanya menyela

arus pemikirannya yang negatif dan menggantikannya dengan

pemikiran yang lebih logis, mereka juga berusaha melihat banyak hal

sedapat mungkin dari segi pandangan yang menguntungkan.

f. Meningkatkan kekuatan apresiasi. Yang orang ketahui bahwa dunia ini,

dengan semua kesalahannya yaitu dunia besar yang penuh dengan hal-

hal baik untuk dirasakan dan dinikmati.

g. Menggunakan imajinasi untuk melatih sukses. Optimis akan mengubah

pandangannya hanya dengan mengubah penggunaan imajinasinya.

Mereka belajar mengubah kekhawatiran menjadi bayangan yang positif.

h. Selalu gembira bahkan ketika tidak bisa merasa bahagia. Optimis

berpandangan bahwa dengan perilaku ceria akan lebih merasa optimis.

Optimisme Pada Penderita Kanker…, Rindy Destriana Tita, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Optimisme 1. Definisi Optimismerepository.ump.ac.id/2918/3/Rindy Destriana Tita_BAB II.pdf · Definisi Optimisme. ... Optimisme menurut KBBI adalah paham

24

i. Merasa yakin bahwa memiliki kemampuan yang hampir tidak terbatas

untuk diukur. Optimis tidak peduli berapapun umurnya, individu

mempunyai keyakinan yang sangat kokoh karena apa yang terbaik dari

dirinya belum tercapai.

j. Suka bertukar berita baik. Optimis berpandangan, apa yang kita

bicarakan dengan orang lain mempunyai pengaruh yang penting

terhadap suasana hati kita.

k. Membina cinta dalam kehidupan. Optimis saling mencintai sesama

mereka. Individu mempunyai hubungan yang sangat erat. Individu

memperhatikan orang-orang yang sedang berada dalam kesulitan, dan

menyentuh banyak arti kemampuan. Kemampuan untuk mengagumi

dan menikmati banyak hal pada diri orang lain merupakan daya yang

sangat kuat yang membantu mereka memperoleh optimisme.

l. Menerima apa yang tidak bisa diubah. Optimis berpandangan orang

yang paling bahagia dan paling sukses adalah yang ringan kaki, yang

berhasrat mempelajari cara baru, yang menyesuaikan diri dengan sistem

baru setelah sistem lama tidak berjalan. Ketika orang lain membuat

frustrasi dan mereka melihat orang-orang ini tidak akan berubah,

mereka menerima orang-orang itu apa adanya dan bersikap santai.

Mereka berprinsip “Ubahlah apa yang bisa anda ubah dan terimalah apa

yang tidak bisa anda ubah”.

Optimisme Pada Penderita Kanker…, Rindy Destriana Tita, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Optimisme 1. Definisi Optimismerepository.ump.ac.id/2918/3/Rindy Destriana Tita_BAB II.pdf · Definisi Optimisme. ... Optimisme menurut KBBI adalah paham

25

B. Kanker Serviks

1. Defenisi kanker Serviks

Kanker serviks adalah penyakit kanker yang terjadi pada daerah

leher rahim, yaitu daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan

pintu masuk ke arah rahim, letaknya antara rahim (uterus) dengan (vagina)

liang senggama wanita (Wijaya, 2010).

2. Menurut Kamus Kedokteran

Kanker serviks adalah kanker di bagian atas vagina dalam yang

disebabkan infeksi virus HPV (Human PapillomaVirus) yang menyerang

skuamosa DNA.

3. Faktor Penyebab Penyakit Kanker Serviks

HPV adalah kelompok virus yang terdiri dari 150 jenis virus yang

dapat menginfeksi sel-sel pada permukaan kulit. Ada 30 hingga 40 jenis

HPV yang menyebabkan penyakit kelamin. Beberapa jenis HPV

menyebabkan kulit pada kelamin. Jenis lain menyebabkan kanker serviks.

13 jenis HPV (16, 18, 31, 33, 35, 39, 45, 51, 52, 56, 58, 59, dan 69) yang

menyebabkan kanker disebut HPV resiko tinggi yang ditularkan melalui

hubungan seks. Tipe yang paling berbahaya adalah jenis HPV 16 dan 18

yang menyebabkan 70% penyakit kanker serviks (Nurwijaya, 2002).

Optimisme Pada Penderita Kanker…, Rindy Destriana Tita, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Optimisme 1. Definisi Optimismerepository.ump.ac.id/2918/3/Rindy Destriana Tita_BAB II.pdf · Definisi Optimisme. ... Optimisme menurut KBBI adalah paham

26

4. Pasien dengan Kanker Serviks

Pasien dengan kanker serviks umumnya mengalami tekanan

psikologi sebagai akibat adanya anggapan bahwa kanker serviks termasuk

di antara penyakit yang berbahaya. Oleh karena itu tidak mudah seorang

pasien untuk terhindar dari depresi kecuali pada pasien dengan optimisme

tinggi. Robinson dkk (1997), menyatakan individu yang memiliki sikap

optimis jarang menderita depresi dan lebih mudah mencapai kesuksesan

dalam hidup, memiliki kepercayaan, dapat berubah kearah yang lebih baik,

adanya pemikiran dan kepercayaan mencapai sesuatu yang lebih, dan

selalu berjuang dengan kesadaran penuh.

Ketidak mampuan yang dialami oleh penderita kanker juga akan

menimbulkan perasaan bersalah pada penderitanya. Terdapat kasus

penderita kanker serviks yang mengalami depresi, tidak bisa

menyesuaikan diri, baik secara individual maupun sosial, tidak bisa

menerima diri sendiri, dan bergantung pada orang lain dalam berbagai

pemenuhan kebutuhan fisiologis dan psikologis.

C. Kerangka Berfikir

Ada bermacam-macam penyakit yang seringkali meresahkan individu,

baik penderita maupun orang lain yang berada di dekatnya. Salah satu

penyakit didunia yang dipandang menakutkan dan membuat orang cemas

adalah penyakitkanker karena dapat menyebabkan kematian bagi

Optimisme Pada Penderita Kanker…, Rindy Destriana Tita, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Optimisme 1. Definisi Optimismerepository.ump.ac.id/2918/3/Rindy Destriana Tita_BAB II.pdf · Definisi Optimisme. ... Optimisme menurut KBBI adalah paham

27

penderitanya. Kematian akibat penyakit kanker merupakan suatu stimulus

yang mengancam bagi individu.

Penyakit kanker dapat disebabkan oleh pola hidup yang tidak sehat,

kurang mengonsumsi buah dan sayuran, pecemaran udara, air, kimia, polusi,

dan kebiasaan merokok. Penyakit kanker merupakan jenis penyakit yang

umumnya meresahkan individu karena walaupun dengan berkembangnya

teknologi pengobatan, penyakit kanker masih sulit disembuhkan, terutama

yang telah memasuki stadium lanjut. Reaksi orang dalam menghadapi kanker

berbeda satu sama lain dan sifatnya individual. Hal ini tergantung pada

sampai berapa jauh kemampuan individu yang bersangkutan untuk

menyesuaikan diri terhadap situasi yang mengancam kehidupannya. Berbagai

reaksi penderita kanker di bidang kejiwaan antara lain kecemasan, ketakutan

dan depresi. Faktor psikososial yang ada dalam diri penderita akan dapat

mempengaruhi kondisi kejiwaan tersebut diatas. Faktor-faktor tersebut yaitu

usia, pola perilaku, dukungan keluarga dan keadaan ekonomi (Kanker serviks

dimensi Psikoreligi penderita kanker, Fakultas kedokteran UI).

Optimisme tidak dibawa sejak lahir, tapi dipelajari lewat orang tua,

guru, dan media massa. Orang yang optimis mempunyai beberapa

keuntungan karena orang yang optimis lebih terhindar dari gangguan depresi,

hal ini disebabkan karena depresi muncul dari pikiran-pikiran yang negatif

serta orang optimis akan memiliki kesehatan fisik yang lebih baik, orang

optimis mempunyai cara hidup yang sehat dan mengikuti anjuran dokter.

Dibandingkan dengan orang pesimis yang percaya bahwa penyakitnya

Optimisme Pada Penderita Kanker…, Rindy Destriana Tita, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Optimisme 1. Definisi Optimismerepository.ump.ac.id/2918/3/Rindy Destriana Tita_BAB II.pdf · Definisi Optimisme. ... Optimisme menurut KBBI adalah paham

28

menetap, semua tubuhnya sakit, dan penyebab sakit tersebut adalah dirinya

sendiri, sehingga ia beranggapan tidak ada gunanya mengikuti anjuran dokter.

Berbeda dengan orang optimisme yang akan mencegah penyakit serta akan

melakukan treatment untuk mencegah penyakit. (Seligman,1990).

Optimisme dalam arti mempunyai harapan akan kesembuhan penyakit

yang dideritanya. Sedangkan penderita kanker yang pesimisme berarti kurang

memiliki harapan terhadap kesembuhan dari kanker yang dideritanya.

Penderita kanker yang optimisme percaya bahwa keadaan buruk yang

dialaminya berlangsung sementara waktu dan peristiwa yang dialaminya

disebabkan oleh lingkungan dan bukan karena dirinya.

Seligman (1990) mengemukakan bahwa setiap orang

mempunyai kebiasaan dalam berpikir tentang penyebab dari suatu

keadaan, kebiasaan ini disebut sebagai Explanatory style. Explanatory style

berkembang pada masa kanak-kanak dan masa remaja, kebiasaan ini tanpa

dapat dijelaskan secara eksplisit akan menetap seumur hidup. Explanatory

style terbagi menjadi tiga dimensi utama yang digunakan dalam berpikir

tentang sebab dari situasi atau peristiwa yang terjadi dalam kehidupannya,

yaitu Permanence, Pervasiveness dan Personalization.

Optimisme Pada Penderita Kanker…, Rindy Destriana Tita, Fakultas Psikologi UMP, 2016

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Optimisme 1. Definisi Optimismerepository.ump.ac.id/2918/3/Rindy Destriana Tita_BAB II.pdf · Definisi Optimisme. ... Optimisme menurut KBBI adalah paham

29

Gambar 2.1 Kerangka Berfikir

Penderita

Kanker Serviks

Fisik Psikologis

Kehidupan Tertekan

Optimisme

Bentuk Optimisme:

1. Permanence

2. Pervasiveness

3. Personalization

Optimisme Pada Penderita Kanker…, Rindy Destriana Tita, Fakultas Psikologi UMP, 2016