35
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 Komunikasi Manusia sebagai makhluk sosial akan selalu berinteraksi dengan orang- orang yang berada di sekitarnya, baik yang dikenal maupun yang tidak di kenal. Manusia tidak dapat tidak melakukan komunikasi karena komunikasi merupakan salah satu bagian hidup manusia. Dengan berkomunikasi manusia dapat saling bertukar informasi dan menjalin hubungan. 2.1.1.1 Definisi Komunikasi Menurut Schramm, ”komunikasi berasal dari kata-kata (bahasa) latin communis yang berarti umum (common) atau bersama, apabila kita berkomunikasi sebenarnya kita sedang berusaha menumbuhkan suatu kebersamaan (commonness) dengan seseorang. Yaitu kita berusaha berbagi informasi, ide atau sikap. Seperti dalam uraian ini, misalnya saya sedang berusaha berkomunikasi dengan para pembaca untuk menyampaikan ide bahwa hakikat sebuah komunikasi sebenarnya adalah usaha membuat penerima atau pemberi komunikasi memiliki pengertian (pemahaman) yang sama terhadap pesan tertentu.” (Suprapto, 2006:4) 13

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00391-mc 2.pdfSumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00391-mc 2.pdfSumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

1

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Teori-Teori Dasar / Umum

2.1.1 Komunikasi

Manusia sebagai makhluk sosial akan selalu berinteraksi dengan orang-

orang yang berada di sekitarnya, baik yang dikenal maupun yang tidak di kenal.

Manusia tidak dapat tidak melakukan komunikasi karena komunikasi merupakan

salah satu bagian hidup manusia. Dengan berkomunikasi manusia dapat saling

bertukar informasi dan menjalin hubungan.

2.1.1.1 Definisi Komunikasi

Menurut Schramm, ”komunikasi berasal dari kata-kata (bahasa) latin

communis yang berarti umum (common) atau bersama, apabila kita

berkomunikasi sebenarnya kita sedang berusaha menumbuhkan suatu

kebersamaan (commonness) dengan seseorang. Yaitu kita berusaha berbagi

informasi, ide atau sikap. Seperti dalam uraian ini, misalnya saya sedang berusaha

berkomunikasi dengan para pembaca untuk menyampaikan ide bahwa hakikat

sebuah komunikasi sebenarnya adalah usaha membuat penerima atau pemberi

komunikasi memiliki pengertian (pemahaman) yang sama terhadap pesan

tertentu.” (Suprapto, 2006:4)

13

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00391-mc 2.pdfSumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

 

  

2

Dalam buku Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Deddy Mulyana mengutip

pengertian komunikasi menurut Gerald R. Miller yang menyatakan bahwa

komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada

penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima.

(Mulyana, 2007:68)

Ada makna yang terkandung dalam setiap komunikasi. Menurut Stewart

L. Tubbs dan Sylvia Moss komunikasi adalah proses pembentukan makna di

antara dua orang atau lebih. (Mulyana, 2007:72)

2.1.1.2 Unsur-Unsur Komunikasi

Harold Lasswell menggambarkan unsur-unsur komunikasi sebagai

berikut:

a. Sumber (Who)

Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk

berkomunikasi. Sumber dapat seorang individu, kelompok, organisasi, perusahaan

atau bahkan suatu Negara. Dalam menyampaikan informasi, sumber harus

mengubah apa yang ada dalam pikiran dan perasaanya ke dalam simbol verbal

dan nonverbal sehingga dapat dipahami oleh penerima pesan. Sumber disebut

juga sebagai komunikator.

b. Pesan (Says What)

Pesan adalah apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima.

Pesan dapat berupa verbal maupun non verbal yang mewakili perasaan dan

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00391-mc 2.pdfSumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

 

  

3

pikiran sumber. Komponen yang terkandung dalam sebuah pesan adalah makna,

simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi

pesan.

c. Saluran atau Media (In Which Channel)

Media merupakan alat atau wahana yang digunakan sumber untuk

menyampaikan pesannya kepada penerima. Media dapat berupa media cetak dan

media elektronik atau dapat juga secara langsung (tatap muka).

d. Penerima (To Whom)

Penerima yakni orang yang menerima pesan verbal dan nonverbal dari

sumber yang menjadi suatu gagasan yang ia pahami.

e. Efek (With What Effect?)

Efek adalah apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan

tersebut. Efek tersebut misalnya perubahan keyakinan, perubahan perilaku, dan

lain sebagainya.(Mulyana, 2007:69-71).

Menurut Kotler berdasarkan paradigma Harold Lasswell, unsur-unsur

dalam proses komunikasi adalah sender, encoding, messages, media, decoding,

receiver, respons, feedback, noise.

Dari kedua unsur komunikasi di atas maka dapat di ambil kesimpulan

bahwa unsur-unsur penting dalam komunikasi adalah sumber, pesan, media,

penerima pesan, efek, serta gangguan dalam penyampaian pesan tersebut.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00391-mc 2.pdfSumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

 

  

4

2.1.1.3 Proses Komunikasi

Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran

atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan).

Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini, dan lain-lain yang muncul dari

benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, keraguan, kekhawatiran, kemarahan,

keberanian, kegairahan, dan sebagainya yang timbul dari lubuk hati. (Effendy,

2004:11)

Menurut Effendy (2004:11), proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap,

yaitu:

1. Proses komunikasi secara primer

Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran atau

perasaan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang

(simbol) kepada media. Lambang yang digunakan yaitu bahasa, gesture, isyarat,

gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu

“menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan komunikator kepada komunikan.

2. Proses komunikasi secara sekunder

Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian pesan oleh

seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media

kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00391-mc 2.pdfSumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

 

  

5

2.1.1.4 Fungsi Komunikasi

Menurut Deddy Mulyana (2004:129), fungsi komunikasi yaitu:

1. Komunikasi Sosial

Ialah yang membangun konsep diri kita sebagai pribadi dan eksistensi kita

dalam hidup untuk memperoleh kebahagian.

2. Komunikasi Ekspresif

Ialah yang merupakan komunikasi sendiri atau dalam kelompok yang

mengekspresikan kondisi perasaan kita (seperti marah, senang, takut dan

lainnya).

3. Komunikasi Ritual

Ialah yang dilakukan secara umum, kolektif dan melibatkan banyak orang

(seperti upacara kenegaraan, keagamaan, perayaan hari besar dan lainnya).

4. Komunikasi Instrumental

Ialah yang bersifat persuasive yang dapat merubah sikap, keyakinan, perilaku

atau melakukan tindakan seseorang.

2.1.1.5 Model Komunikasi

Dalam penelitian ini, model komunikasi yang digunakan peneliti adalah

model komunikasi Lasswell. Lasswell menggunakan lima pertanyaan yang perlu

ditanyakan dan di jawab dalam melihat proses komunikasi, yaitu who (siapa),

says what (mengatakan apa), in which media (dalam media apa), to whom (kepada

siapa) dan what effect (apa efek atau pengaruhnya).

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00391-mc 2.pdfSumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

 

  

6

2.1.1.6 Tujuan Komunikasi

Tujuan komunikasi dapat dibagi menjadi 4, yaitu:

1. Komunikasi bertujuan untuk mengubah sikap

2. Komunikasi bertujuan untuk mengubah pendapat, opini, dan pandangan

3. Komunikasi bertujuan untuk mengubah perilaku

4. Komunikasi bertujuan untuk mengubah kehidupan masyarakat

(Effendy, 2003:55)

2.1.2 Komunikasi Massa

2.1.2.1 Definisi Komunikasi Massa

Menurut Severin, Tan dan Wright, komunikasi massa adalah bentuk

komunikasi yang merupakan penggunaan saluran (media) dalam menghubungkan

komunikator dengan komunikan secara massal, bertempat tinggal yang jauh,

sangat heterogen, dan menimbulkan efek tertentu. (Winarni, 2003:8)

Definisi komunikasi massa menurut Pool seperti yang dikutip Wiryanto

(2003:3):

“Komunikasi massa adalah komunikasi yang berlangsung dalam situasi

interposed ketika antara sumber dan penerima tidak terjadi kontak secara

langsung. Pesan-pesan komunikasi mengalir kepada penerima melalui saluran-

saluran media massa, seperti surat kabar, majalah, radio, film / televisi.”

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00391-mc 2.pdfSumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

 

  

7

2.1.2.2 Fungsi Komunikasi Massa

Berikut ini adalah fungsi dari komunikasi massa menurut Nurudin

(2004:64-83)

1. Informasi

Fungsi informasi merupakan fungsi paling penting yang terdapat dalam

komunikasi massa. Komponen penting untuk mengetahui informasi ini adalah

berita-berita yang disajikan.

2. Hiburan

Fungsi hiburan bagi media elektronik menduduki posisi yang paling tinggi

dibanding dengan fungsi-fungsi lainnya karena masyarakat kita menjadikan

televisi menjadi sarana hiburan.

3. Persuasi

Persuasi bisa datang dari berbagai macam bentuk antara lain

mengukuhkan atau memperkuat sikap, kepercayaan atau nilai seseorang,

mengubah sikap, menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu,

memperkenalkan etika atau menawarkan sistem tertentu.

4. Transmisi budaya

Transmisi budaya adalah salah satu fungsi komunikasi yang paling luas,

meskipun paling sedikit diperbincangkan. Transmisi budaya tak dapat dielakkan

selalu hadir dalam berbagai bentuk komunikasi.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00391-mc 2.pdfSumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

 

  

8

5. Mendorong kohesi sosial

Kohesi yang dimaksud di sini adalah penyatuan. Artinya, media massa

mendorong masyarakat untuk bersatu.

6. Pengawasan

Bagi Lasswell, komunikasi massa mempunyai fungsi pengawasan.

Artinya, menunjuk pada pengumpulan dan penyebaran informasi mengenai

kejadian-kejadian yang ada di sekitar kita.

7. Korelasi

Fungsi korelasi di sini adalah fungsi menghubungkan bagian-bagian dari

masyarakat agar sesuai dengan lingkungannya.

8. Pewarisan sosial

Dalam hal ini media massa berperan sebagai seorang pendidik, baik yang

menyangkut pendidikan formal maupun pendidikan informal yang mencoba

meneruskan atau mewariskan suatu ilmu pengetahuan, nilai, norma, pranata, etika

dari satu generasi ke generasi selanjutnya.

2.1.2.3 Elemen-Elemen Komunikasi Massa

Ada 9 elemen komunikasi massa, yaitu:

1. Komunikator

2. Isi

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00391-mc 2.pdfSumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

 

  

9

3. Khalayak (Audience)

4. Umpan Balik

5. Gangguan

6. Penjaga (Gate Keeper)

7. Pengatur

8. Penyaring (Filter)

9. Efek (Effect)

(Nurudin, 2007:95)

2.1.2.4 Efek Komunikasi Massa

Menurut Rakhmat (2005:219), ada 3 efek komunikasi massa yaitu:

1. Efek Kognitif

Efek ini terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui,

dipahami, atau dipersepsi khalayak. Efek ini berkaitan dengan transmisi

pengetahuan, keterampilan, kepercayaan / informasi.

2. Efek Afektif

Efek ini timbul bila ada perubahan pada apa yang dirasakan,

disenangi, maupun yang tidak disenangi khalayak. Efek ini berhubungan

dengan emosi, sikap atau nilai.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00391-mc 2.pdfSumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

 

  

10

3. Efek Konatif / Behavioral

Efek ini merupakan efek yang paling tinggi kadarnya. Efek ini

merujuk pada perilaku nyata yang dapat diamati, yang meliputi pada

tindakan, kegiatan, atau kebisaaan berperilaku.

2.1.3 Media Elektronik Televisi

Media televisi di Indonesia bukan lagi dilihat sebagai barang mewah,

seperti ketika pertama kali ada (Kuswandi,1996:33). Sejak tumbuh suburnya

industri televisi swasta, membuat penonton semakin dimanjakan oleh tayangan

hiburan seperti infotainment, acara musik, film, sinetron dan lainnya.

2.1.3.1 Definisi Televisi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Televisi adalah sistem penyiaran

gambar yang disertai bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan

menggunakan alat yang mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi

gelombang listrik dan mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat

dilihat dan bunyi dapat didengar. (Mulyono, 2001:1162)

Televisi adalah media komunikasi jarak jauh dengan penanyangan gambar

dan pendengaran suara, baik melalui kawat maupun secara elektromagnetik tanpa

kawat, berasal dari bahasa Yunani “tele” yang berarti jauh dan “visi” yang berarti

penglihatan.(Effendy,1989:361)

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00391-mc 2.pdfSumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

 

  

11

Dan menurut Hardiman, Televisi adalah sistem telekomunikasi penyiaran

penerimaan suara dan gambar dari stasiun pusat ke berbagai wilayah lain.

(Hardiman, 2006:130)

2.1.3.2 Fungsi Komunikasi

Sebagai media massa, televisi mempunyai fungsi komunikasi yang saling

melengkapi, yaitu social function dan individual function. Fungsi terhadap

masyarakat (social function) bersifat sosiologis, sedangkan fungsi terhadap

individu (individual function) bersifat psikologis (Sasa Djuarsa,1993) :

Kedua fungsi ini dijelaskan sebagai berikut :

1. Social Function, yaitu komunikasi massa terhadap masyarakat

a. Pengawasan lingkungan

b. Korelasi antar bagian didalam masyarakat untuk menanggapi

lingkungannnya

c. Sosialisasi atau pewarisan nilai-nilai

d. Hiburan

(Lasswell dan Weight, 1975)

2. Individual Function, yaitu komunikasi massa terhadap individu

a. Pengawasan atau perencanaan informasi

b. Mengembangkan konsep diri

c. Fasilitasi dalam hubungan sosial

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00391-mc 2.pdfSumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

 

  

12

d. Membantu melegakan emosi

e. Substitusi dalam hubungan sosial

f. Sarana pelarian dari ketegangan dan keterasingan

g. Bagian dari kehidupan rutin atau ritualisasi

(Samuel L. Becker,1985)

Televisi pada pokoknya mempunyai 3 (tiga) fungsi, yakni fungsi

penerangan, pendidikan dan hiburan. Sebagai subsistem dari sistem negara dan

pemerintah dimana suatu stasiun beroperasi, maka fungsi penerangan, pendidikan,

dan hiburan yang disiarkan suatu stasiun televisi kepada masyarakatnya

tergantung dari sistem negara dan pemerintah yang bersangkutan.

(Effendy,1993:24)

Menurut penulis, berdasarkan penjelasan diatas maka dapat disimpulkan

bahwa media televisi sebagai media massa elektronik mempunyai fungsi untuk

memberikan informasi yang bersifat informatif, edukatif, dan dapat memberikan

informasi yang bersifat hiburan, serta mampu mempengaruhi sikap, pandangan,

dan persepsi para pemirsanya.

Namun demikian, media televisi juga mempunyai banyak kekuatan dan

beberapa kelemahan, kekuatan dari media televisi adalah:

a. Menguasai jarak dan waktu karena teknologi televisi telah menggunakan

elektromagnetik, kabel dan fiber yang dipancarkan (transmisi) melalui satelit

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00391-mc 2.pdfSumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

 

  

13

b. Sasaran yang dicapai untuk menjangkau massa cukup besar. Nilai aktualitas

terhadap suatu liputan atau pemberitaan cukup cepat

c. Daya rangsang terhadap media televisi cukup tinggi. Hal ini disebabkan oleh

kekuatan suara dan gambarnya yang bergerak (ekspresif)

d. Informasi atau berita-berita yang disampaikan lebih singkat, jelas dan

sistematis

Disamping itu pula ada kelemahan dari media televisi, yaitu :

a. Bersifat ”transitory”

Karena mempunyai sifat ini, maka isi pesannya tidak dapat di ’memori’

oleh pemirsa. Lain halnya dengan media cetak, informasi dapat disimpan dalam

bentuk kliping

b. Media televisi terikat oleh waktu tontonan

c. Televisi tidak bisa melakukan kritik sosial dan pengawasan sosial secara

langsung dan vulgar

d. Pengaruh televisi lebih cenderung menyentuh aspek psikologis massa

(Kuswandi,1996:23-24)

2.1.3.3 Karakteristik Televisi

Menurut Ardianto (2005:128-130), televisi mempunyai karakteristik sebagai

berikut:

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00391-mc 2.pdfSumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

 

  

14

1. Audio Visual

Televisi memiliki kelebihan untuk didengar sekaligus dapat dilihat (audio

visual), maka khalayak televisi (audience) dapat melihat gambar yang bergerak.

Harus ada kesesuaian yang harmonis antara gambar dan kata-kata.

2. Berpikir dalam gambar

Ada dua tahap yang dilakukan dalam proses berpikir dalam gambar.

Pertama adalah visualisasi (visualization), yakni menerjemahkan kata-kata yang

mengandung gagasan yang menjadi gambar secara individual. Tahap kedua yaitu

penggambaran (picturization), yakni kegiatan merangkai gambar-gambar

individual sedemikian rupa sehingga kontinuitasnya mengandung makna tertentu.

3. Pengoperasian lebih kompleks

Pengoperasian televisi siaran lebih kompleks dan lebih banyak melibatkan

orang. Peralatan yang digunakan pun lebih banyak dan untuk mengoperasikannya

lebih rumit dan harus dilakukan orang-orang yang terampil dan terlatih.

2.1.3.4 Program Acara Televisi

Morissan (2005:100) mengelompokkan berbagai jenis program menjadi dua

bagian besar berdasarkan jenisnya, yaitu:

1. Program Informasi (berita) yang dibagi ke dalam dua jenis , yaitu:

a. Berita Keras (hard news), segala informasi penting dan atau daya tarik

yang harus segera disiarkan oleh media penyiaran karena sifatnya yang

harus segera ditayangkan agar dapat diketahui khalayak audien scepatnya.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00391-mc 2.pdfSumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

 

  

15

Dalam hal ini berita keras dibagi dalam beberapa bentuk berita, yakni

straight news, feature dan infotaiment.

b. Berita Lunak (soft news), segala informasi penting dan menarik yang

disampaikan secara mendalam, namun tidak bersifat harus segera

ditayangkan. Program yang masuk dalam kategori berita lunak, antara

lain: current affair, magazine, dokumenter dan talk show

2. Program Hiburan (entertainment), segala bentuk siaran yang bertujuan untuk

menghibur audien dalam bentuk music, lagu, cerita dan permainan. Yang

termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, permainan (game), musik dan

pertunjukan.

a. Drama, pertunjukan yang menyajikan cerita mengenai kehidupan atau karakter

seseorang atau beberapa orang yang diperankan oleh pemain (artis) yang

melibatkan konflik dan emosi.

b. Permainan (game show), merupakan suatu bentuk program yang melibatkan

sejumlah orang baik secara individu ataupun kelompok (tim) yang saling bersaing

mendapatkan sesuatu. Program permainan dibedakan menjadi 3, yakni : quiz

show, ketangkasan, dan reality show.

c. Musik, dibedakan menjadi dua, yakni outdoor dan indoor. Program musik di

televise sangat ditentukan dengan kemampuan artis dalam menarik audien. Tidak

saja dari segi suara tapi juga dalam mengemas penampilan agar menjadi lebih

menarik( Morisson,2008: 207)

d. Pertunjukan, program yang menampilkan kemampuan seseorang atau beberapa

orang pada suatu lokasi, baik dalam studio maupun luar studio.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00391-mc 2.pdfSumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

 

  

16

2.2 Teori-Teori Khusus

2.2.1 Production House

2.2.1.1 Definisi Production House

Production House adalah sebuah badan usaha yang mempunyai organisasi

dan keahlian dalam memproduksi program-program audio dan audio-visual untuk

disajikan kepada khalayak sasarannya baik secara langsung maupun melalui

broadcasting house. Production house juga mengelola informasi gerak atau statis

dimana informasi yang didapat bersumber dari manusia ataupun peristiwa yang

ada (Sandjaya,2003:10).

Suatu production house lebih terfokus pada kegiatan produksi audio-

visual berupa pengembangan program-program video dan televisi. Informasi yang

bersumber dan manusia atau peristiwa dapat dikumpulkan, diseleksi, kemudian

diolah melalui proses produksi menjadi karya artistik atau karya jurnalistik.

Proses produksi yang dilakukan melalui pendekatan artistik melahirkan produk-

produk artistik yang mengutamakan keindahan, sedangkan produksi dilakukan

melalui pendekatan jurnalistik lebih mengutamakan kecepatan, faktual, dan

aktualistik (Sandjaya,2003:11).

Bahwa di setiap proses produksi akan banyak melibatkan berbagai pihak,

baik pihak manajemen rumah produksi, pelaksana produksi (kerabat kerja

produksi), pendukung (artis / pemain / figuran) dan lain-lain yang terlibat

langsung maupun tidak langsung dalam kegiatan produksi.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00391-mc 2.pdfSumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

 

  

17

2.2.1.2 Tahap-Tahap Produksi

Dalam proses pembuatan produksi sebuah program acara televisi

memerlukan tahapan pelaksaan produksi yang jelas dan efisien dibandingkan

tahapan sebelumnya. Untuk melaksanakan tahapan-tahapan produksi

dilaksanakan sesuai Standart Operation Procedur (SOP). Namun tidak semua

acara terkait dengan SOP tersebut, seperti untuk acara berita karena terkait dengan

nilai aktualitas dan faktualitasnya sehingga tidak perlu melewati tahapan tersebut.

Didalam bukunya Television Production, Alan Wurtzel menguraikan prosedur

kerja untuk memproduksi program siaran televisi, disebut Four Stage of

Television Production. Keempat tahapannya addalah sebagai berikut :

a. Pre Production Planning

b. Setup and Rehearsal

c. Production

d. Post / Pasca Production

Secara skematis keempat tahapan produksi ini dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Pre Production Planning

Pada tahapan ini merupakan proses awal dari seluruh kegiatan yang akan

datang. Tahapan pra-produksi meliputi tiga bagian seperti berikut ini :

• Penemuan Ide

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00391-mc 2.pdfSumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

 

  

18

Tahapan ini dimulai ketika seoramg produser menemukan idea tau

gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah atau meminta penulis

naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesuadah riset.

• Perencanaan

Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (Time Schedule),

penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi dan crew. Selain estimasi

biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari

perencanaan yang perlu dibuat secara hati-hati dan teliti.

• Persiapan

Tahapan ini meliputi pemberesan semua kontrak, perizinan, dan surat-

menyurat. Latihan para artis dan pembuatan setting, meneliti dan

melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua persiapan ini paling baik

diselesaikan menurut jangka waktu kerja yang sudah ditetapkan.

b. Setup and Rehearsal

• Setup merupakan tahapan persiapan-persiapan yang bersifat teknis dan

dilakukan oleh anggota ini bersama kerabat kerjannya, sejak dari

mempersiapkan peralatan yang akan digunakan baik untuk keperluan

didalam maupun diluar studio, sampai mempersiapkan denah untuk seting

lampu, microfon maupun tata dekorasi.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00391-mc 2.pdfSumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

 

  

19

• Rehearsal (latihan) tidak saja berlaku bagi para artispendukungnya, tetapi

sangat penting pula bagi anggota kerabat kerja, sejak dari switcher, penata

lampu, penata suara, floor director, cameramen sampai ke pengarah

acaranya sendiri. Dalam latihan ini dipimpin sendiri oleh pengarah acara.

c. Production

Yang dimaksud dengan production adalah upaya merubah bentuk naskah

menjadi bentuk auditif bagi radio dan audio visual untuk telivisi. Di dalam

pelaksanaan produksi, karakter produksi lebih ditentukan oleh karakter

naskahnya. Sebab naskah merupakan hasil penuangan ide atau gagasan.

Karakter produksi menurut lokasinya di bagi menjadi tiga baian, yaitu :

• Produksi yang dilaksanakan sepenuhnya didalam studio

• Produksi yang sepenuhnya diselenggarakan diluar studio

• Produksinya merupakan gabungan di dalam dan di luar studio

d. Post / Pasca Production

Pada tahapan ini terakhir atau tahapan post production, dimaksudkan

merupakan tahap penyelesaian atau penyempurnaan dari bahan baik yang

berupa pita auditif maupun pita audio visual.

Tahap penyelesaian atau penyempurnaan meliputi :

• Melakukan editing baik suara atau gambar

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00391-mc 2.pdfSumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

 

  

20

• Pengisian grafik pemangku gelar atau berupa insert visualisasinya

• Pengisian narasi

• Pengisian sound efek dan ilustrasi

• Melakukan evaluasi terhadap hasil produksinya

Tiga langkah utama pada tahap paska produksi ( Wibowo, 2007 : 195) :

• Edittng Off line

Setelah shoting selesai, script boy/ girl membuat logging, yaitu

mencatat kembali semua hasil shoting berdasarkan catatan shoting,

gambar serta time codenya. Kemudian berdasarkan catatantersebut,

sutradara akan membuat editing kasar yang disebut editing off line

sesuai dengan gagasan yang ada dalam synopsis dan treatment.

Sesudah hasil editing off line dirasa pas dan memuaskan barulah

dibuat editing script. Editing script ini sudah dilengkapi dengan

uraian narasi dan bagian-bagian yang perlu diisi dengan ilustrasi

music. Kemudian hasil shoting asli dan naskah editing diserahkan

kepada editor untuk dibuat editing on line.

• Editing on line

Berdasarkan naskah editing, editor mengedit hasil shoting asli.

Sambungan sambungan setiap shot dan adengan (scene) dibuat

tepat berdasarkan catatan kode waktu dalam naskah editing.

Demikian pula sound asli dimasukkan dengan level yang

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00391-mc 2.pdfSumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

 

  

21

sempurna. Stelah editing on line ini siap, proses berlanjut dengan

mixing.

• Mixing

Narasi yang sudah direkam dan ilustrasi music yang juga sudah

direkam, dimasukkan kedalam pita hasil editing on line sesuai

dengan petunjuk atau ketentuan yang tertulis dalam naskah editing.

Keseimbangan antara sound effect, suara asli, suara narasi dan

music harus dibuat sedemikian rupa sehingga tidak saling

mengganggu dan terdengar jelas. Sesudah proses mixing ini boleh

dikatakan bagian yang penting dalam post production sudah

selesai.

2.2.1.3 Ciri-Ciri Rumah Produksi

Ciri khas yang dimiliki rumah produksi adalah:

a. Masa kerja relative 24 jam sehari

b. Tidak bekerja berdasarkan birokrasi

c. Aturan luwes

d. Demokratis

e. Kreatif

f. Saling menghargai, saling percaya, dan saling pengertian diantara pimpinan

dan pelaksana.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00391-mc 2.pdfSumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

 

  

22

2.2.2 Documentary ( film dokumenter)

2.2.2.1 Definisi Documentary

Adalah film yang mendokumentasikan kenyataan. Istilah "dokumenter"

pertama digunakan dalam resensi film Moana (1926) oleh Robert Flaherty, ditulis

oleh The Moviegoer, nama samaran John Grierson, di New York Sun pada tanggal

8 Februari 1926.

Di Perancis, istilah dokumenter digunakan untuk semua film non-fiksi,

termasuk film mengenai perjalanan dan film pendidikan. Berdasarkan definisi ini,

film-film pertama semua adalah film dokumenter. Mereka merekam hal sehari-

hari, misalnya kereta api masuk ke stasiun. pada dasarnya, film dokumenter

merepresentasikan kenyataan. Artinya film dokumenter berarti menampilkan

kembali fakta yang ada dalam kehidupan.

Sejak era film bisu, film dokumenter berkembang dari bentuk yang

sederhana menjadi semakin kompleks dengan jenis dan fungsi yang semakin

bervariasi. Inovasi teknologi kamera dan suara memiliki peran penting bagi

perkembangan film dokumenter. Sejak awalnya film dokumenter hanya mengacu

pada produksi yang menggunakan format film (seluloid) namun selanjutnya

berkembang hingga kini menggunakan format video (digital).

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00391-mc 2.pdfSumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

 

  

23

2.2.2.2 Jenis-Jenis Dokumenter

No.

Jenis-Jenis Dokumenter

Keterangan

a. Laporan Perjalanan  

 Jenis ini awalnya adalah

dokumentasi antropologi dari

para ahli etnolog atau etnografi.

Namun dalam

perkembangannya bisa

membahas banyak hal dari

yang paling penting hingga

yang remeh-temeh, sesuai

dengan pesan dan gaya yang

dibuat. Istilah lain yang sering

digunakan untuk jenis

dokumenter ini adalah

travelogue, travel film, travel

documentary dan adventures

film.

  

b.

Sejarah Dalam film dokumenter,

genre sejarah menjadi salah

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00391-mc 2.pdfSumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

 

  

24

satu yang sangat kental aspek

referential meaning-nya

(makna yang sangat bergantung

pada referensi peristiwanya)

sebab keakuratan data sangat

dijaga dan hampir tidak boleh

ada yang salah baik pemaparan

datanya maupun penafsirannya.

c. Potret/ Biografi Sesuai dengan namanya,

jenis ini lebih berkaitan dengan

sosok seseorang. Mereka yang

diangkat menjadi tema utama

biasanya seseorang yang

dikenal luas – di dunia atau

masyarakat tertentu – atau

seseorang yang biasa namun

memiliki kehebatan, keunikan

ataupun aspek lain yang

menarik.

d. Nostalgia Film–film jenis ini

sebenarnya dekat dengan jenis

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00391-mc 2.pdfSumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

 

  

25

sejarah, namun biasanya

banyak mengetengahkan kilas

balik atau napak tilas dari

kejadian–kejadian dari

seseorang atau satu kelompok.

e. Rekonstruksi Dokumenter jenis ini

mencoba memberi gambaran

ulang terhadap peristiwa yang

terjadi secara utuh. Biasanya

ada kesulitan tersendiri dalam

mempresentasikannya kepada

penonton sehingga harus

dibantu rekonstruksi

peristiwanya. Perisitiwa yang

memungkinkan direkonstruksi

dalam film-film jenis ini adalah

peristiwa kriminal

(pembunuhan atau

perampokan), bencana

(jatuhnya pesawat dan tabrakan

kendaraan), dan lain

sebagainya. Contoh film jenis

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00391-mc 2.pdfSumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

 

  

26

ini adalah Jejak Kasus, Derap

Hukum dan Fokus.

f. Investigasi Jenis dokumenter ini

memang kepanjangan dari

investigasi jurnalistik. Biasanya

aspek visualnya yang tetap

ditonjolkan. Peristiwa yang

diangkat merupakan peristiwa

yang ingin diketahui lebih

mendalam, baik diketahui oleh

publik ataupun tidak.

Umpamanya korupsi dalam

penanganan bencana, jaringan

kartel atau mafia di sebuah

negara, tabir dibalik sebuah

peristiwa pembunuhan,

ketenaran instan sebuah band

dan sebagainya. Peristiwa

seperti itu ada yang sudah

terpublikasikan dan ada pula

yan belum, namun persisnya

seperti apa bisa jadi tidak

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00391-mc 2.pdfSumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

 

  

27

banyak orang yang mengetahui.

g. Perbandingan &

Kontradiksi

Dokumenter ini

mentengahkan sebuah

perbandingan, bisa dari

seseorang atau sesuatu seperti

film Hoop Dreams (1994) yang

dibuat oleh Steve James.

Selama empat tahun, ia

mengikuti perjalanan dua

remaja Chicago keturunan

Afro-America, William Gates

dan Arthur Agee untuk menjadi

atlit basket professional.

h. Ilmu

Pengetahuan

Film dokumenter genre ini

sesungguhnya yang paling

dekat dengan masyarakat

Indonesia, misalnya saja pada

masa Orde Baru, TVRI sering

memutar program berjudul

Dari Desa Ke Desa ataupun

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00391-mc 2.pdfSumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

 

  

28

film luar yang banyak dikenal

dengan nama Flora dan Fauna.

Jenisnya ada 2, yaitu film

dokumenter sains dan film

instruksional.

i. Buku Harian Seperti halnya sebuah buku

harian, maka film ber–genre ini

juga mengacu pada catatan

perjalanan kehidupan seseorang

yang diceritakan kepada orang

lain. Tentu saja sudut pandang

dari tema–temanya menjadi

sangat subjektif sebab sangat

berkaitan dengan apa yang

dirasakan subjek pada

lingkungan tempat dia tinggal,

peristiwa yang dialami atau

bahkan perlakuan kawan–

kawannya terhadap dirinya.

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00391-mc 2.pdfSumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

 

  

29

j. Musik Genre musik memang

tidak setua genre yang lain,

namun pada masa 1980 hingga

sekarang, dokumenter jenis ini

sangat banyak diproduksi.

Memang salah satu awalnya

muncul ketika Donn Alan

Pannebaker membuat film –

film yang sebenarnya hanya

mendokumentasikan

pertunjukkan musik.

Tabel 2.1

2.2.2.3 Tipe-tipe Dokumenter

No. Tipe-Tipe

Dokumenter

Keterangan

a.

Tipe Expository

Tipe ini yang paling klasik

dibandingkan yang lain karena banyak

digunakan untuk film dokumenter yang

ditayangkan oleh televisi pada masa

sekarang. Pada tahun 1930-an, tokoh besar

Page 30: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00391-mc 2.pdfSumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

 

  

30

dokumenter, John Grierson menawarkan

sebuah betuk yang sangat berbeda dari

dokumenter sebelumnya yang dianggap

terlalu puitik. Tawaran tersebut adalah

paparan yang berupa penjelasan

(explanation) yang bersamaan dengan

gambar–gambar di film. Menurutnya,

dengan menggunakan paparan yang

menjelaskan maka pembuat film

dokumenter bisa ‘naik kelas’ dari yang

semula mengangkat tema–tema propaganda

sosial ke tema–tema masalah sosial di

dunia.

b.

Tipe Observational Film dokumenter observational

merupakan film yang filmmaker-nya

menolak untuk mengintervensi objek dan

peristiwanya. Mereka berusaha untuk netral

dan tidak memberi menghakimi subjek atau

peristiwanya. Tipe ini juga menolak

Page 31: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00391-mc 2.pdfSumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

 

  

31

menggunakan narasi (voice-of-god),

komentar dari luar ruang cerita, wawancara,

bahkan menolak penggunaan tulisan panjang

yang menjelaskan adegan (intertitles).

Penekanannya untuk memaparkan

potongan kehidupan manusia secara akurat

atau mempertunjukkan gambaran kehidupan

manusia secara langsung. Cara ini

dipergunakan sebagai observasi sederhana

untuk mereka bentangan peristiwa yang ada

di depan filmmaker-nya. Dengan bahasa

sederhana, filmmaker tidak ikut campur

terhadap subjek atau peristiwa yang ada di

depannya dan ia hanya merekam dengan

kameranya dan alat perekam suaranya. Hal

inilah yang membuat tipe observational

dikenal dengan Direct Cinema yang

akhirnya menjadi sebuah gaya dalam film

dokumenter.

c. Tipe Interactive Tipe dokumenter interctive menjadi

kebalikan dari dokumenter observational, di

Page 32: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00391-mc 2.pdfSumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

 

  

32

mana pada observational, filmmaker tidak

pernah atau tidak boleh tampak di dalam

filmnya. Sedangkan tipe interactive,

filmmaker-nya menampakkan diri secara

menyolok di layar dan sering melibatkan diri

pada peristiwa serta berinteraksi dengan

subjeknya. Aspek utama dari dokumenter

interactive adalah wawancara, terutama

dengan subjek–subjeknya sehingga bisa

didapatkan komentar–komentar dan respon

langsung dari narasumbernya (subjek film).

Dengan demikian subjek dalam film tersebut

bisa menyampaikan pendapat dan

pandangan mereka terhadap permasalahan

yang diangkat oleh filmmaker-nya.

d. Tipe Reflexive Filmmaker dalam dokumenter reflexive

sudah melangkah satu tahap lebih maju

dibandingkan tipe interactive. Tujuannya

untuk membuka ‘kebenaran’ lebih lebar

kepada penontonnya. Tipe ini lebih

memfokuskan pada bagaimana film itu

Page 33: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00391-mc 2.pdfSumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

 

  

33

dibuat artinya penonton dibuat menjadi

sadar akan adanya unsur–unsur film dan

proses pembuatan film tersebut, justru hal

inilah yang menjadi titik perhatiannya.

e. Tipe Poetic Film dokumenter tipe poetic cenderung

memiliki interpretasi subjektif pada subjek–

subjeknya. Pendekatan dari tipe ini

mengabaikan kandungan penceritaan

tradisional yang cenderung menggunakan

karakter tunggal (individual characters) dan

peristiwa yang harus dikembangkan. Editing

dalam dokumenter poetic sangat nyata

bahwa kesinambungan (continuity) tidak

memiliki dampak apapun sebab dalam

editingnya lebih mengeksplorasi asosiasi

dan pola yang melibatkan ritme dalam

waktu (temporal rhythms) dan jukstaposisi

ruang (spatial juxtapositions).

Table 2.2

2.2.2.4 Unsur-Unsur Dokumenter

Page 34: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00391-mc 2.pdfSumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

 

  

34

a. UNSUR VISUAL

• Observasionalisme Reaktif

Pembuatan film dokumenter dengan bahan yang sebisa mungkin

diambil langsung dari subyek yang difilmkan. Hal ini berhubungan dengan

ketepatan observasi oleh operator kamera/sutradara

• Observasionalisme Proaktif

Pembuatan film dokumenter dengan memilih materi film secara

khusus sehubungan dengan observasi terdahulu oleh operator

kamera/sutradara

• Mode Ilustratif

Pendekatan terhadap dokumenter yang berusaha menggambarkan

secara langsung tentang apa yang dikatakan oleh narator/voice over

• Mode Asosiatif

Pendekatan dalam dunia dokumenter yang berusaha menggunakan

potongan-potongan dengan berbagai cara. Dengan demikian, diharapkan

arti metafora dan simbolis yang ada pada informasi harafiah dalam film,

dapat mewakili

b. UNSUR VERBAL

• Overhead Exchange

Rekaman pembicaraan anatra dua sumber atau lebih yang terkesan

direkam secara tidak sengaja dan secara langsung

• Kesaksian

Page 35: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori-Teori Dasar / Umum 2.1.1 ...library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2012-1-00391-mc 2.pdfSumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan

 

  

35

Rekaman observasi, opini atau informasi, yang diungkapkan secara

jujur oleh saksi mata, pakar dan sumber lain yang berhubungan dengan

subyek dokumenter. Hal ini merupakan tujuan utama dari wawancara

• Eksposisi

Penggunaan voice over atau orang yang langsung berhadapan

dengan kamera, secara khusus mengarahkan penonton yang menerima

informasi dan argumen