19
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Diskripsi Teori 2.1.1 Kesiapan Memasuki Karier 2.1.1.1 Pengertian Kesiapan Karier Sesuai penjabaran Slameto (2010:115) menyatakan bahwa “kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi respon atau jawaban dengan cara tertentu terhadap suatu situasi”. Kesiapan sangat diperlukan seseorang dalam langkah awal untuk mencapai sebuah tujuan. Dalam kesiapan, siswa harus mau belajar dan mempunyai potensi yang baik dari segi ilmu maupun keterampilan. Selain itu Slameto (2010:117) juga menerangkan mengenai prinsip dan aspek kesiapan. Berikut ini adalah prinsip mengenai kesiapan: 1) Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi 2) Kematangan jasmani dan rohani supaya mendapat manfaat dari pengalaman 3) Pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan 4) Terbentuknya kesiapan yaitu melalui kegiatan tertentu dalam periode atau selama masa pembentukan masa perkembangan tertentu. Aspek-aspek kesiapan menurut Slameto (2010:115) adalah: 1) Kematangan (maturation) 2) Kecerdasan

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kesiapan Memasuki Karier ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/17003/2/T1_162014035_BAB II... · 2.1.1.1 Pengertian Kesiapan Karier Sesuai penjabaran

Embed Size (px)

Citation preview

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Diskripsi Teori

2.1.1 Kesiapan Memasuki Karier

2.1.1.1 Pengertian Kesiapan Karier

Sesuai penjabaran Slameto (2010:115) menyatakan bahwa “kesiapan

adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi

respon atau jawaban dengan cara tertentu terhadap suatu situasi”. Kesiapan

sangat diperlukan seseorang dalam langkah awal untuk mencapai sebuah tujuan.

Dalam kesiapan, siswa harus mau belajar dan mempunyai potensi yang baik dari

segi ilmu maupun keterampilan.

Selain itu Slameto (2010:117) juga menerangkan mengenai prinsip dan

aspek kesiapan. Berikut ini adalah prinsip mengenai kesiapan:

1) Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi

2) Kematangan jasmani dan rohani supaya mendapat manfaat dari pengalaman

3) Pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan

4) Terbentuknya kesiapan yaitu melalui kegiatan tertentu dalam periode atau

selama masa pembentukan masa perkembangan tertentu.

Aspek-aspek kesiapan menurut Slameto (2010:115) adalah:

1) Kematangan (maturation)

2) Kecerdasan

9

Menurut Hastuti dan Winkel (2006:623) mengatakan bahwa vocation dan

career lebih menekankan aspek seseorang bahwa pekerjaannya itu sebagai

pangilan hidup untuk memenuhi seluruh gaya hidupnya tanpa mengesampingkan

kedua aspek tersebut.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kesiapan karier adalah

keseluruhan kondisi seseorang untuk menyiapkan diri memasuki karier sebagai

panggilan hidup untuk mendapatkan jabatan.

2.1.1.2 Prosedur dan Metode untuk Mewujudkan Karier

Menurut Hastuti dan Winkel (2006:672) mengemukakan bahwa berbagai

prosedur dan metode untuk mengimplementasikan dan mewujudkan pendidikan

karier di institusi pendidikan antara lain: (1) menunjukan kegunaan dari semua

bidang studi akademik bagi partisipasi dalam dunia kelak, (2) Menerapkan

pengajaran proyek yang memasukan kegiatan-kegiatan di lapangan, yang

memperkenalkan siswa dengan kenyataan didunia kerja, (3) Memberikan kredit

akademik pada serangkaian pengalaman kerja sebagai kegiatan studi eksplorasi

jabatan, (4) Mengahapus jalur-jalur progam studi yang menjuruskan siswa terlalu

awal, sehingga ruang gerak untuk pilihan jabatan sangat dipersempit, (5)

Mengelola pusat-pusat pendidikan karier yang dilengkapi dengan fasilitas dan

sumber tenaga profesional untuk eksplorasi karier dan perencanaan karier.

Menurut Reinhart dan Zunker Vernon dalam Hastuti dan Winkel

(2006:673), ada delapan komponen dasar dalam pedidikan karier antara lain: 1)

pemahaman diri; 2) kesadaran tentang jabatan-jabatan dan gaya hidup yang

berkaitan dengna keterlibatan dalam suatu jabatan; 3) kesadaran tentang sikap dan

10

nilai sehubungan dengan partisipasi dalam dunia kerja; 4) kesadaran tentang

kaitan antara dunia ekonomi dan dunia kerja; 5) kesadaran tentang bekal

kemahiran intelektual (persep,konsep) dan bekal keterampilan motorik yang

diperlukan untuk dapat memangku suatu jabatan; 6) cara berfikir dan bertindak

yang tepat untuk dapat mengambil suatu keputusan dalam rangka perencanaan

masa depan; 7) cara bertindak yang tepat bila akan mencari lowongan kerja dan

memasukkan lamaran; 8) kesadaran dengan kaitan anatara berbagai progam

bidang studi dan aneka kursus latihan dengan peringkat kualifikasi yang harus

dimiliki untuk dapat memenuhi tuntutan-tuntutan jabatan.

2.1.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Karier

Menurut Dalyono (2005:166), bahwa terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi kesiapan yaitu: 1)Perlengkapan dan pertumbuhan fisiologis, 2)

Motivasi, yang menyangkut kebutuhan, minat serta tujuan individu untuk

mengembangkan diri. Motivasi ini berhubungan dengan sistem kebutuhan dalam

diri manusia serta tekanan yang ada dilingkungan.

Seperti yang disampaikan Sastrohadiwiryo (2005:162), bahwa terdapat

beberapa faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja antara lain:

1) Prestasi akademik yang berhubungan dengan pribadi tenaga kerja.

2) Pengalaman adalah kombinasi antara teori dan praktik yang pernah didapat

dari sekolah dan tempat industri yang bisa diterapkan saat ditempat kerja.

3) Kesehatan fisik mental adalah hal yang menjadi pertimbangan perusahaan

karena untuk menghindari kerugian perusahaan.

11

Menurut Hill dan Nathan (2012:2) mengatakan bahwa, dalam pemilihan

pekerjaan yang arif, ada tiga faktor antara lain:

1) Pemahaman yang jelas tentang diri sendiri

2) Pengetahuan tentang syarat-syarat dan prospek diberbagai macam jalur

pekerjaan

3) Penalaran yang benar tentang hubungan antara keua kelompok fakta ini.

Menurut Hastuti dan Winkel (2006:646-647) mengatakan bahwa yang

mempengaruhi karier antara lain:

1) Perkembangan karier meliputi lingkungan kebudayaan, kondisi ekonomi,

kondisi geografis, status kesukuan, status jenis kelamin, dan status kelompok

sosial

2) Perkembangan karier yang bersifat langsung dalam diri dan perubahan yang

terjadi diluar individu

3) Pilihan karier sering sekali disertai rasa gelisah dan takut

4) Terdapat berbagai indikasi secara bertahap dalam memilih golongan jabatan

yang berlingkup luas ke memilih jabatan tertentu.

5) Orang berbeda-beda dalam kemampuan, minat, dan sifat-sifat kepribadian.

6) Terdapat interaksi antara faktor –faktor internal pada individu sendiri dan

faktor-faktor eksternal diluar individu, yang bersifat kompleks.

Menurut Shertzer dan Stone (1981) dalam Hastuti dan Winkel (2006:647-

655), menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kesiapan

memasuki karier yaitu faktor internal dan faktor eksternal.

1) Faktor-faktor internal meliputi:

12

a) Nilai-nilai kehidupan

b) Taraf intelegensi yaitu taraf kemampuan untuk mencapai prestasi

c) Bakat khusus, yaitu kemampuan yang menonjol di suatu bidang usaha

kognitif, bidang keterampilan, atau bidanng kesenian.

d) Minat, yaitu seseorang merasa tertarik pada suatu bidang tertentu atau merasa

senang berhubungan dengan kegiatan yang berkaitan dengan bidang itu.

e) Sifat-sifat, yaitu ciri-ciri kepribadian yang bersama-sama memberikan corak

khas pada seseorang, seperti riang gembira, ramah, halus, teliti, terbuka,

fleksibel, tertutup, lekas gugup, pesimis, dan ceroboh.

f) Pengetahuan yaitu informasi yang dimiliki tentang bidang-bidang perkerjaan

dan tentang diri sendiri.

g) Keadaan jasmani berhubungan dengan fisik yang dimiliki seseorang

2) Faktor-faktor eksternal

Faktor eksternal terkait antara lain:

a) Masyarakat, yaitu lingkungan sosial budaya

b) Keadaan sosial ekonomi negara atau daerah

c) Status sosial ekomoni-keluarga

d) Pengaruh dari seluruh anggota keluarga besar dan keluarga inti.

e) Pendidikan sekolah

f) Pergaulan dengan teman sebaya

g) Tuntunan yang melekat pada masing-masing jabatan dalam progam studi atau

latihan, untuk mempersiapkan seseorang agar berhasil sesuai pekerjaan yang

diinginkan

13

Berdasarkan uraian tersebut, bahwa faktor internal dan eksternal sangat

berpengaruh terdadap kesiapan memasuki karier. Tetapi dari berbagai faktor yang

ada, salah satu yang mempengaruhi kesiapan memasuki karier adalah faktor

eksternal yang menunjukkan bahwa dukungan keluarga dan praktik kerja industri

berpengaruh terhadap kesiapan memasuki karier siswa.

2.1.2 Dukungan Keluarga

2.1.2.1 Pengertian Keluarga

Menurut Soelaeman (1994:5-10) dalam Shochib (2010:17)

mengemukakan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama

dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya

pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan

saling menyesuaikan diri. Tujuan keluarga adalah memberikan dorongan kepada

anak tentang cita-cita dan karier yang diinginkan, sehingga peran keluarga sangat

penting dalam menentukan karier yang akan datang.

Selain itu, menurut Soelaeman (1994:12) dalam Shochib (2010:17-18)

menyatakan bahwa keluarga adalah “satu” persekutuan hidup yang dijalin oleh

kasih sayang antara pasangan dua jenis manusia yang dikukuhkan dengan

pernikahan, yang bermaksud untuk saling menyempurnakan diri. Dalam usaha

saling melengkapi dan saling menyempurnakan diri itu terkandung perealisasian

peran dan fungsi sebagai orang tua. Menurut Desmita (2014:219) mengemukakan

bahwa keluarga adalah unit sosial memiliki peranan penting dan menjadi dasar

perkembangan anak dalam konteks sosial yang lebih luas.

14

Berdasarkan uraian tersebut, maka keluarga adalah sekelompok orang

yang hidup bersama dalam satu keluarga yang mempunyai peran penting dalam

perkembangan anak dalam hal pendidikan dan menjadi tempat untuk

mempertimbangkan masalah karier anak.

2.1.2.2 Keterlibatan yang ada dalam keluarga

Menurut Helmawati (2014:44) menyatakan bahwa keluarga mempunyai

tiga tema penting antara lain: 1) Membantu memastikan anak untuk memiliki

sarana yang mereka butuhkan untuk sukses, 2)Mendorong perkembangan anak

secara keseluruhan, 3)Mendorong tanggung jawab bersama untuk anak.

Menurut Joy Epstein (2011:183) mengemukakan bahwa terdapat enam

tingkat keterlibatan keluarga (orang tua) dalam pendidikan anak, sebagai berikut:

1) Parenting, memberikan bimbingan, merawat anak-anak, memotivasi dan

menegakkan kedisiplinan

2) Communicating, Berkomunikasi secara teratur dengan staf sekolah tentang

kemajuan anak-anak dan urusan sekolah lainnya

3) Volunteering, kesukarelawanan dalam membantu seluruh kegiatan sekolah

dan kelas

4) Learnig at home- belajar dirumah, membantu siswa belajar mengerjakan

pekerjaan rumah dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan kurikulum

5) Decision making- berpartisipasi dalam pengambilan keputusan sekolah,

menjadi pemimpin orang tua dan perwakilannya

15

6) Colaborating with community- berkolaborasi dengan masyarakat untuk

mengintegrasikan sumber daya keluarga dan masyarakat demi memperkuat

progam sekolah serta belajar siswa

2.1.2.3 Dampak Dukungan Keluarga Terhadap Kesiapan Karier

Menurut Helmawati (2014: 147-150), konflik yang sering muncul dalam

keluarga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan faktor

eksternal:

1) Faktor Internal meliputi:

a) Perbedaan persepsi

b) perbedaan bahasa

c) Gaduh

d) Emosionalitas (psikologis)

e) Komunikasi verbal dan non verbal yang tidak konsisten;

f) Faktor Fisik (biologis)

g) Ketidakpercayaan.

2) Faktor Eksternal meliputi :

a) Lingkungan (situasional)

b) Sosial

c) Ekonomi

Menurut Helmawati (2014:150-152) mengemukakan bahwa anggota

keluarga yang mengalami konflik atau permasalahan akan mengalami gangguan

kejiwaan (psikologis), salah satunya akan tampak kecemasan dari ekspresi

16

wajahnya. Kecemasan ini kemungkinan dapat berpengaruh pada sikap atau

perilaku. Berikut ini dampak konflik dalam keluarga:

a) Dampak terhadap pasangan, meliputi:

a) Fisik

b) Psikis

c) Sosial

d) Ekonomi

b) Dampak terhadap anak, meliputi:

a) Fisik

b) Psikis

c) Sosial Ekonomi.

Berdasarkan uraian tersebut, keluarga berperan penting dalam pertumbuhan

dan pendidikan anak terutama dalam dukungan keluarga untuk mempersiapkan

karier anak . Keluarga sangat rentang sekali dengan adanya konflik, dan konflik

tersebut juga berdampak terhadap anak meliputi, fisik, psikis, sosial ekonomi.

Keluarga harus tahu potensi atau keahlian yang ada pada anaknya dan keluarga

jangan membatasi cita-cita atau pekerjaan yang dinginkan siswa, karena keluarga

harus berperan aktif dalam kesiapan memasuki karier siswa yang sesuai dengan

keahliannya. Hal ini tampak bahwa dukungan keluarga sangat diperlukan oleh

siswa dalam mempertimbangan kariernya, karena secara keseluruhan, dukungan

keluarga dapat mendorong siswa untuk siap bekerja sesuai dengan keahliannya.

17

2.1.3 Pengalaman Praktik Kerja Industri

2.1.3.1 Pengertian Pengalaman Praktik Kerja Industri

Pengalaman merupakan ilmu atau keahlian yang dimiliki seseorang dari

hasil belajar ataupun praktik. Pengalaman penting dimiliki oleh setiap orang,

semakin banyak pengalaman seseorang akan semakin pandai dan mudah bergaul

dengan siapapun.

Pembalajaran di dunia kerja adalah suatu proses belajar dimana siswa

mampu melakukan pekerjaan ditempat indsutri, sehingga siswa mendapatkan

pengalaman ditempat kerja. Praktik Kerja Industri (prakerin) adalah program

bersama antara SMK dengan perusahaan atau dunia industri yang dilakukan

dalam jangka waktu tertentu. Prakerin merupakan strategi atau proses belajar di

dunia kerja yaitu dunia industri yang bertujuan untuk mendapatkan pengalaman

yang sesuai dengan bidang keahlian.

Menurut Hamalik (2008:21) mengatakan bahwa Praktik Kerja Industri

merupakan model pelatihan yang dilakukan, untuk memberikan keterampilan

kepada siswa sesuai dengan bidangnya. Praktik kerja industri, bertujuan agar

siswa mempunyai keterampilan sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Penjelasan

tersebut lebih diperkuat lagi menurut Soenarto (2008:17) berpendapat bahwa

Praktik Kerja Industri adalah realisasi dari program pemerintah yaitu konsep link

and match yang bertujuan untuk mengurangi kesenjangan yang terjadi antara

keahlian yang diperlukan oleh dunia kerja dengan keahlian lulusan SMK.

18

Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengalaman

praktik kerja industri adalah suatu program yang sudah dirancang pihak sekolah

dengan dunia industri guna memberikan keterampilan dan pembelajaran kerja

yang sesungguhnya kepada siswa dan untuk meningkatkan kesiapan memasuki

karier.

2.1.3.2 Prinsip Penyelengaraan Praktik Kerja Industri

Penyelenggaraan kegiatan prakerin adalah wujud dari program link and

match yang mempunyai tujuan untuk mengurangi kontradiksi antara kebutuhan

dunia kerja dengan pendidikan yang ada di SMK, artinya untuk meningkatkan

relevansi SMK dengan kebutuhan didunia kerja. Hal ini sesuai dengan pendapat

Soenarto (2008:17) bahwa terdapat 3 prinsip dasar dalam penyelenggaraan

praktik kerja industri antara lain: 1) Kurikulum dikembangkan secara terperinci

atau terpadu sesuai keahlian yang diperlukan didunia kerja, 2) Penyelenggaraan

pendidikan bahwa teori yang dipelajari disekolah dan praktikum dilaksanakan di

industri, bisa diterapkan didunia kerja yang sebenarnya 3) Melibatkan dunia kerja

dalam penyusunan kurikulum, proses belajar mengajar.

2.1.3.3 Tujuan Pelaksanaan Praktik Kerja Industri

Tujuan penyelenggaraan prakerin pada dasarnya adalah membekali

kemampuan dan pengalaman peserta didik agar menjadi manusia yang memiliki

kesiapan/ahli dalam bidang studinya. Menurut Djojonegoro (1998:102)

menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan prakerin, mempunyai beberapa tujuan.

Berikut ini adalah tujuan dari penyelenggaraan prakerin:

19

1) Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional

2) Memperkokoh hubungan Link and Match antara SMK dengan industri.

3) Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan untuk karyawan

yang berkualitas dan profesional

4) Memberi penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses

pendidikan

2.1.3.4 Manfaat Praktik Kerja Industri

Manfaat dari prakerin bagi siswa yaitu siswa dapat belajar secara langsung

ditempat tersebut sehingga siswa mendapatkan pelajaran atau pengetahuan di

dunia kerja yang sesungguhnya. Manfaat prakerin menurut Oemar Hamalik

(2007:93) antara lain:

1) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilan dalam hal

manajemen ditempat prakerin berkaitan dengan teori yang telah didapat

2) Memberikan pengalaman secara praktis kepada peserta

3) Peserta mempunyai kesempatan untuk memecahkan sebuah masalah yang

berkaitan dengan problem di lapangan.

4) Setelah menempuh program prakerin, siswa diberikan kesempatan untuk

terjun langsung kedunia kerja sesuai bidangnya.

Sejalan dengan pendapat Oemar Hamalik (2007:93) menjelaskan kembali

bahwa prakerin ini memberikan kesempatam kepada siswa untuk mulai mengasah

keterampilan melalui kegiatan prakerin. Dalam penyelenggaraan Praktik Kerja

Industri ini akan membantu siswa untuk lebih memantapkan hasil belajar yang

20

diperoleh dari sekolah sehingga siswa dapat menerapak didunia kerja dan dari

pengalaman nyata ini siswa mendapatkan pengalaman yang lebih sesuai dengan

jurusan yang dimilikinya.

Berdasarkan uraian tersebut, maka dengan adanya prakerin ini siswa bisa

lebih memantapkan dan mengaplikasikan dari hasil belajar atau teori dari sekolah

yang bertujuan untuk membangun sikap, kecekapan dalam bekerja didunia kerja,

dan menambah keterampilan sesuai dengan jurusannya. Salah satunya dari

manfaat prakerin ini adalah untuk meningkatkan kesiapan memasuki karier.

2.2 Hasil Penelitian yang Relevan

Berdasarkan studi penelitian yang dilakukan, ditemukan beberapa

penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Berikut ini adalah hasil

penelitian yang relevan:

2.2.1. Penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2012) dalam skripsinya yang

berjudul “Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri dan Prestasi Belajar

terhadap Kesiapan Kerja siswa kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK

YPKK 1 Sleman Tahun Ajaran 2011/2012. Hasil penelitiannya menunjukkan: (a)

Terdapat pengaruh positif dan signifikan pengalaman praktik kerja industri

terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK

YPKK 1 Sleman Tahun Ajaran 2011/2012 yang ditunjukkan dengan = 0,631 =

0,398 dan sebesar 6,705 lebih besar daripada harga sebesar 1,671. (b) Terdapat

pengaruh postitif dan signifikan prestasi belajar terhadap kesiapan kerja siswa

kelas XII Program Kehalian Akuntansi SMK YPKK 1 Sleman tahun ajaran

21

2011/2012 yang ditunjukkan dengan = 0,481 = 0,231 dan sebesar 4,524 lebih

besar daripada harga sebesar 1,671. (c) Terdapat pengaruh positif dan signifikan

Pengalaman Praktik Kerja Industri dan Prestasi Belajar secara bersama-sama

terhadap Kesiapan Kerja siswa kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK

YPKK 1 Sleman Tahun Ajaran 2011/2012 yang ditunjukkan dengan ( ) = 0,704.

Persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Erma Dwi Astuti adalah sama-

sama meneliti Pengalaman Praktik Kerja Industri dengan Kesiapan Kerja

sedangkan yang membedakan variabel lain yaitu Prestasi Belajar dan tempat

penelitian.

2.2.2. Penelitian yang dilakukan oleh Fitriyani (2014), dalam skripsinya yang

berjudul “Upaya Peningkatan Kesiapan Kerja Peserta Didik Lulusan Sekolah

Menengah Kejuruan di Kabupaten Karanganyar” (Studi Kasus di SMK Negeri 1

Karanganyar). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Upaya yang dilakukan

sekolah dalam peningkatan kesiapan kerja peserta didik lulusan SMK Negeri 1

Karanganyar yaitu melalui kegiatan belajar mengajar, praktek kerja industri, piket

di sekolah, kunjungan industri serta pemberian motivasi dan bimbingan karir. 2)

Kendala yang dihadapi sekolah dalam upaya peningkatan kesiapan kerja peserta

didik lulusan SMK Negeri 1 Karanganyar yaitu kendala dari sekolah yang terdiri

atas kendala pembiayaan, pengaturan waktu, kurikulum dan sistem evaluasi,

rendahnya motivasi peserta didik serta kendala dari mitra dunia usaha/industri. 3)

Upaya yang dilakukan sekolah dalam mengatasi kendala tersebut yaitu

memanfaatkan unit produksi di sekolah, menggunakan waktu secara efektif dan

efisien, memanfaatkan diskusi antar guru dan forum MGMP, pemberian motivasi

22

melalui berbagai kegiatan serta mencari mitra dunia usaha/industri yang sesuai

dengan tujuan program.

Berdasarkan hasil penelitian relevan tersebut, maka perbedaan dan

persamaan dari kedua penelitian tersebut yaitu dengan rendahnya keterampilan

peserta didik, maka sekolah memberikan kesempatan kepada siswa untuk

melakukan praktik kerja industri untuk meningkatkan kesiapan kerja peserta

didik. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Erma Dwi Astuti dan

Menik Fitriyani dalah sama-sama meneliti Pengalaman Praktik Kerja Industri

dengan Kesiapan Kerja sedangkan yang membedakan variabel lain yaitu Prestasi

Belajar dan tempat penelitian.

2.3 Kerangka Berfikir

2.3.1. Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Kesiapan Memasuki Karier

Keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat

tinggal bersama dengan adanya ikatan batin yang mempunyai peran penting

dalam perkembangan anak. Menurut Desmita (2014:219) mengemukakan bahwa

keluarga adalah unit sosial memiliki peranan penting dan menjadi dasar

perkembangan anak dalam konteks sosial yang lebih luas. Dukungan Keluarga ini,

berpengaruh positif terhadap kesiapan memasuki karier, yang termasuk pengaruh

dalam keluarga terhadap kesiapan memasuki karier antara lain sosial ekonomi

keluarga, pendidikan sekolah. Pengaruh dari seluruh anggota keluarga besar dan

keluarga inti, karena status sosial ekomoni-keluarga, yaitu tingkat pendidikan

orangtua, tinggi rendahnya pendapatan orangtua, jabatan ayah atau ibu, daerah

tempat tinggal, dan suku bangsa. Semakin tinggi dukungan keluarga maka

23

semakin tinggi pula kesiapan memasuki karier, oleh karena itu dukungan keluarga

berpengaruh positif terhadap kesiapan memasuki karier.

2.3.2. Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri Terhadap Kesiapan

Memasuki Karier

Pengalaman merupakan sesuatu yang didapat melalui usaha belajar maupun

praktik. Dunia pendidikan khususnya SMK ini mempunyai progam diadakannya

Prakerin untuk menunjang kesiapan memasuki karier siswa. Praktek Kerja

Industri ini bertujuan untuk memaksimalkan keterampilan siswa untuk

mempersiapkan kariernya dengan cara menempatkan siswa ketempat kerja sesuai

dengan bidangnya.

Menurut Hamalik (2008:21) mengatakan prakerin adalah cara pelatihan

yang dilakukan oleh pihak sekolah yang bertujuan memberikan kecakapan dalam

pekerjaan tertentu. Prakerin akan meningkatkan kemampuan siswa terkait dengan

ilmu produktifnya, siswa memiliki pemantapan dalam pertimbangan untuk

memasuki karier, bertanggungjawab, mampu dan mau bekerja sama dengan orang

lain, mampu beradaptasi dengan lingkungan dunia kerja dan mempunyai

semangat untuk berusaha mengikuti perkembangan bidang keahliannya. Oleh

karena itu, dengan adanya prakerin siswa akan menambah pengetahuan,

keterampilan, etos kerja dan pengalaman tentang dunia kerja yang sesungguhnya

kepada siswa. Oleh karena itu, semakin banyak pengalaman maka kesiapan

memasuki karier siswa menjadi tinggi dan sebaliknya.

2.3.3. Pengaruh Dukungan Keluarga dan Pengalaman Praktik Kerja

Industri Terhadap Kesiapan Memasuki Karier Siswa

24

Dukungan keluarga adalah dukungan pertama yang diinginkan siswa

untuk membantu dalam mempertimbangkan keputusan saat siswa mulai

memasuki karier. Selain dukungan keluarga, ada hal lain yang mempengaruhi

kesiapan memasuki karier yaitu pengalaman. Semakin banyak pengalaman,

keterampilan dan wawasan seseorang maka nantinya semakin mudah untuk

melakukan mempersiapkan karier. Sesuai dengan program SMK yaitu

diadakannya kegiatan praktik kerja industri yang bertujuan untuk menambah

pengalaman siswa tentang dunia kerja untuk menunjang kesiapan memasuki

karier setelah lulus dari SMK. Semakin banyak pengalaman praktik kerja yang

didapatkan maka semakin tinggi kesiapan memasuki karier, dengan demikan

dukungan keluarga dan pengalaman praktik kerja industri sangat berpengaruh

positif terhadap kesiapan memasuki karier siswa SMK.

Berdasarkan kerangka berfikir, ada 2 variabel jika variabel dependen

diberi notasi (X1), (X2). Variabel independen diberi notasi (Y). Penelitian ini dapat

dilihat pada paradigma penelitian seperti gambar berikut:

Gambar 1. Kerangka Berfikir

Keterangan :

X2

Y

X1

25

X1 = Dukungan Keluarga

X2= Pengalaman Praktek Kerja Industri

Y= Kesiapan Memasuki Karier

= 1. Pengaruh dukungan keluarga terhadap kesiapan memasuki karier

2. Pengaruh pengalaman praktek kerja industri terhadap kesiapan

memasuki karier

= Pengaruh dukungan keluarga dan pengalaman praktik kerja secara bersama-

sama terhadap kesiapan memasuki karier

Dalam hal ini variabel X1 dan X2 merupakan variabel bebas. Dukungan keluarga

dan pengalaman praktik kerja industri merupakan faktor dari luar yang

mempengaruhi kesiapan memasuki karier. Sebagai variabel terikat yaitu kesiapan

memasuki karier yang dilambangkan Y.

2.4 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan paradigma penelitian yang telah dikemukakan, maka dapat

dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

2.4.1. Hipotesis Kerja

Terdapat pengaruh yang positif antara dukungan keluarga terhadap kesiapan

memasuki karier dikalangan siswa jurusan administrasi perkantoran di SMK

Nasional Pati.

26

Hipotesis Statistik:

H0 :β = 0

H1 : β1> 0

2.4.2. Hipotesis Kerja

Terdapat pengaruh positif antara pengalaman praktek kerja industri terhadap

kesiapan memasuki karier dikalangan siswa Jurusan Administrasi Perkantoran di

SMK Nasional Pati.

Hipotesis Statistik

H0 : β = 0

H1 : β2 > 0

2.4.3. Hipotesis Kerja

Terdapat pengaruh positif antara dukungan keluarga, dan pengalaman praktek

kerja industri terhadap kesiapan memasuki karier dikalangan siswa jurusan

administrasi perkantoran di SMK Nasional Pati.

Hipotesis Statistik

H0 : β1, β2 = 0

H1 : β1, β2 > 0