Upload
duongcong
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Diskripsi Teori
2.1.1 Kesiapan Memasuki Karier
2.1.1.1 Pengertian Kesiapan Karier
Sesuai penjabaran Slameto (2010:115) menyatakan bahwa “kesiapan
adalah keseluruhan kondisi seseorang yang membuatnya siap untuk memberi
respon atau jawaban dengan cara tertentu terhadap suatu situasi”. Kesiapan
sangat diperlukan seseorang dalam langkah awal untuk mencapai sebuah tujuan.
Dalam kesiapan, siswa harus mau belajar dan mempunyai potensi yang baik dari
segi ilmu maupun keterampilan.
Selain itu Slameto (2010:117) juga menerangkan mengenai prinsip dan
aspek kesiapan. Berikut ini adalah prinsip mengenai kesiapan:
1) Semua aspek perkembangan saling mempengaruhi
2) Kematangan jasmani dan rohani supaya mendapat manfaat dari pengalaman
3) Pengalaman mempunyai pengaruh yang positif terhadap kesiapan
4) Terbentuknya kesiapan yaitu melalui kegiatan tertentu dalam periode atau
selama masa pembentukan masa perkembangan tertentu.
Aspek-aspek kesiapan menurut Slameto (2010:115) adalah:
1) Kematangan (maturation)
2) Kecerdasan
9
Menurut Hastuti dan Winkel (2006:623) mengatakan bahwa vocation dan
career lebih menekankan aspek seseorang bahwa pekerjaannya itu sebagai
pangilan hidup untuk memenuhi seluruh gaya hidupnya tanpa mengesampingkan
kedua aspek tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kesiapan karier adalah
keseluruhan kondisi seseorang untuk menyiapkan diri memasuki karier sebagai
panggilan hidup untuk mendapatkan jabatan.
2.1.1.2 Prosedur dan Metode untuk Mewujudkan Karier
Menurut Hastuti dan Winkel (2006:672) mengemukakan bahwa berbagai
prosedur dan metode untuk mengimplementasikan dan mewujudkan pendidikan
karier di institusi pendidikan antara lain: (1) menunjukan kegunaan dari semua
bidang studi akademik bagi partisipasi dalam dunia kelak, (2) Menerapkan
pengajaran proyek yang memasukan kegiatan-kegiatan di lapangan, yang
memperkenalkan siswa dengan kenyataan didunia kerja, (3) Memberikan kredit
akademik pada serangkaian pengalaman kerja sebagai kegiatan studi eksplorasi
jabatan, (4) Mengahapus jalur-jalur progam studi yang menjuruskan siswa terlalu
awal, sehingga ruang gerak untuk pilihan jabatan sangat dipersempit, (5)
Mengelola pusat-pusat pendidikan karier yang dilengkapi dengan fasilitas dan
sumber tenaga profesional untuk eksplorasi karier dan perencanaan karier.
Menurut Reinhart dan Zunker Vernon dalam Hastuti dan Winkel
(2006:673), ada delapan komponen dasar dalam pedidikan karier antara lain: 1)
pemahaman diri; 2) kesadaran tentang jabatan-jabatan dan gaya hidup yang
berkaitan dengna keterlibatan dalam suatu jabatan; 3) kesadaran tentang sikap dan
10
nilai sehubungan dengan partisipasi dalam dunia kerja; 4) kesadaran tentang
kaitan antara dunia ekonomi dan dunia kerja; 5) kesadaran tentang bekal
kemahiran intelektual (persep,konsep) dan bekal keterampilan motorik yang
diperlukan untuk dapat memangku suatu jabatan; 6) cara berfikir dan bertindak
yang tepat untuk dapat mengambil suatu keputusan dalam rangka perencanaan
masa depan; 7) cara bertindak yang tepat bila akan mencari lowongan kerja dan
memasukkan lamaran; 8) kesadaran dengan kaitan anatara berbagai progam
bidang studi dan aneka kursus latihan dengan peringkat kualifikasi yang harus
dimiliki untuk dapat memenuhi tuntutan-tuntutan jabatan.
2.1.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Karier
Menurut Dalyono (2005:166), bahwa terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi kesiapan yaitu: 1)Perlengkapan dan pertumbuhan fisiologis, 2)
Motivasi, yang menyangkut kebutuhan, minat serta tujuan individu untuk
mengembangkan diri. Motivasi ini berhubungan dengan sistem kebutuhan dalam
diri manusia serta tekanan yang ada dilingkungan.
Seperti yang disampaikan Sastrohadiwiryo (2005:162), bahwa terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja antara lain:
1) Prestasi akademik yang berhubungan dengan pribadi tenaga kerja.
2) Pengalaman adalah kombinasi antara teori dan praktik yang pernah didapat
dari sekolah dan tempat industri yang bisa diterapkan saat ditempat kerja.
3) Kesehatan fisik mental adalah hal yang menjadi pertimbangan perusahaan
karena untuk menghindari kerugian perusahaan.
11
Menurut Hill dan Nathan (2012:2) mengatakan bahwa, dalam pemilihan
pekerjaan yang arif, ada tiga faktor antara lain:
1) Pemahaman yang jelas tentang diri sendiri
2) Pengetahuan tentang syarat-syarat dan prospek diberbagai macam jalur
pekerjaan
3) Penalaran yang benar tentang hubungan antara keua kelompok fakta ini.
Menurut Hastuti dan Winkel (2006:646-647) mengatakan bahwa yang
mempengaruhi karier antara lain:
1) Perkembangan karier meliputi lingkungan kebudayaan, kondisi ekonomi,
kondisi geografis, status kesukuan, status jenis kelamin, dan status kelompok
sosial
2) Perkembangan karier yang bersifat langsung dalam diri dan perubahan yang
terjadi diluar individu
3) Pilihan karier sering sekali disertai rasa gelisah dan takut
4) Terdapat berbagai indikasi secara bertahap dalam memilih golongan jabatan
yang berlingkup luas ke memilih jabatan tertentu.
5) Orang berbeda-beda dalam kemampuan, minat, dan sifat-sifat kepribadian.
6) Terdapat interaksi antara faktor –faktor internal pada individu sendiri dan
faktor-faktor eksternal diluar individu, yang bersifat kompleks.
Menurut Shertzer dan Stone (1981) dalam Hastuti dan Winkel (2006:647-
655), menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kesiapan
memasuki karier yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1) Faktor-faktor internal meliputi:
12
a) Nilai-nilai kehidupan
b) Taraf intelegensi yaitu taraf kemampuan untuk mencapai prestasi
c) Bakat khusus, yaitu kemampuan yang menonjol di suatu bidang usaha
kognitif, bidang keterampilan, atau bidanng kesenian.
d) Minat, yaitu seseorang merasa tertarik pada suatu bidang tertentu atau merasa
senang berhubungan dengan kegiatan yang berkaitan dengan bidang itu.
e) Sifat-sifat, yaitu ciri-ciri kepribadian yang bersama-sama memberikan corak
khas pada seseorang, seperti riang gembira, ramah, halus, teliti, terbuka,
fleksibel, tertutup, lekas gugup, pesimis, dan ceroboh.
f) Pengetahuan yaitu informasi yang dimiliki tentang bidang-bidang perkerjaan
dan tentang diri sendiri.
g) Keadaan jasmani berhubungan dengan fisik yang dimiliki seseorang
2) Faktor-faktor eksternal
Faktor eksternal terkait antara lain:
a) Masyarakat, yaitu lingkungan sosial budaya
b) Keadaan sosial ekonomi negara atau daerah
c) Status sosial ekomoni-keluarga
d) Pengaruh dari seluruh anggota keluarga besar dan keluarga inti.
e) Pendidikan sekolah
f) Pergaulan dengan teman sebaya
g) Tuntunan yang melekat pada masing-masing jabatan dalam progam studi atau
latihan, untuk mempersiapkan seseorang agar berhasil sesuai pekerjaan yang
diinginkan
13
Berdasarkan uraian tersebut, bahwa faktor internal dan eksternal sangat
berpengaruh terdadap kesiapan memasuki karier. Tetapi dari berbagai faktor yang
ada, salah satu yang mempengaruhi kesiapan memasuki karier adalah faktor
eksternal yang menunjukkan bahwa dukungan keluarga dan praktik kerja industri
berpengaruh terhadap kesiapan memasuki karier siswa.
2.1.2 Dukungan Keluarga
2.1.2.1 Pengertian Keluarga
Menurut Soelaeman (1994:5-10) dalam Shochib (2010:17)
mengemukakan bahwa keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama
dalam tempat tinggal bersama dan masing-masing anggota merasakan adanya
pertautan batin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan
saling menyesuaikan diri. Tujuan keluarga adalah memberikan dorongan kepada
anak tentang cita-cita dan karier yang diinginkan, sehingga peran keluarga sangat
penting dalam menentukan karier yang akan datang.
Selain itu, menurut Soelaeman (1994:12) dalam Shochib (2010:17-18)
menyatakan bahwa keluarga adalah “satu” persekutuan hidup yang dijalin oleh
kasih sayang antara pasangan dua jenis manusia yang dikukuhkan dengan
pernikahan, yang bermaksud untuk saling menyempurnakan diri. Dalam usaha
saling melengkapi dan saling menyempurnakan diri itu terkandung perealisasian
peran dan fungsi sebagai orang tua. Menurut Desmita (2014:219) mengemukakan
bahwa keluarga adalah unit sosial memiliki peranan penting dan menjadi dasar
perkembangan anak dalam konteks sosial yang lebih luas.
14
Berdasarkan uraian tersebut, maka keluarga adalah sekelompok orang
yang hidup bersama dalam satu keluarga yang mempunyai peran penting dalam
perkembangan anak dalam hal pendidikan dan menjadi tempat untuk
mempertimbangkan masalah karier anak.
2.1.2.2 Keterlibatan yang ada dalam keluarga
Menurut Helmawati (2014:44) menyatakan bahwa keluarga mempunyai
tiga tema penting antara lain: 1) Membantu memastikan anak untuk memiliki
sarana yang mereka butuhkan untuk sukses, 2)Mendorong perkembangan anak
secara keseluruhan, 3)Mendorong tanggung jawab bersama untuk anak.
Menurut Joy Epstein (2011:183) mengemukakan bahwa terdapat enam
tingkat keterlibatan keluarga (orang tua) dalam pendidikan anak, sebagai berikut:
1) Parenting, memberikan bimbingan, merawat anak-anak, memotivasi dan
menegakkan kedisiplinan
2) Communicating, Berkomunikasi secara teratur dengan staf sekolah tentang
kemajuan anak-anak dan urusan sekolah lainnya
3) Volunteering, kesukarelawanan dalam membantu seluruh kegiatan sekolah
dan kelas
4) Learnig at home- belajar dirumah, membantu siswa belajar mengerjakan
pekerjaan rumah dan kegiatan lainnya yang berhubungan dengan kurikulum
5) Decision making- berpartisipasi dalam pengambilan keputusan sekolah,
menjadi pemimpin orang tua dan perwakilannya
15
6) Colaborating with community- berkolaborasi dengan masyarakat untuk
mengintegrasikan sumber daya keluarga dan masyarakat demi memperkuat
progam sekolah serta belajar siswa
2.1.2.3 Dampak Dukungan Keluarga Terhadap Kesiapan Karier
Menurut Helmawati (2014: 147-150), konflik yang sering muncul dalam
keluarga dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor internal dan faktor
eksternal:
1) Faktor Internal meliputi:
a) Perbedaan persepsi
b) perbedaan bahasa
c) Gaduh
d) Emosionalitas (psikologis)
e) Komunikasi verbal dan non verbal yang tidak konsisten;
f) Faktor Fisik (biologis)
g) Ketidakpercayaan.
2) Faktor Eksternal meliputi :
a) Lingkungan (situasional)
b) Sosial
c) Ekonomi
Menurut Helmawati (2014:150-152) mengemukakan bahwa anggota
keluarga yang mengalami konflik atau permasalahan akan mengalami gangguan
kejiwaan (psikologis), salah satunya akan tampak kecemasan dari ekspresi
16
wajahnya. Kecemasan ini kemungkinan dapat berpengaruh pada sikap atau
perilaku. Berikut ini dampak konflik dalam keluarga:
a) Dampak terhadap pasangan, meliputi:
a) Fisik
b) Psikis
c) Sosial
d) Ekonomi
b) Dampak terhadap anak, meliputi:
a) Fisik
b) Psikis
c) Sosial Ekonomi.
Berdasarkan uraian tersebut, keluarga berperan penting dalam pertumbuhan
dan pendidikan anak terutama dalam dukungan keluarga untuk mempersiapkan
karier anak . Keluarga sangat rentang sekali dengan adanya konflik, dan konflik
tersebut juga berdampak terhadap anak meliputi, fisik, psikis, sosial ekonomi.
Keluarga harus tahu potensi atau keahlian yang ada pada anaknya dan keluarga
jangan membatasi cita-cita atau pekerjaan yang dinginkan siswa, karena keluarga
harus berperan aktif dalam kesiapan memasuki karier siswa yang sesuai dengan
keahliannya. Hal ini tampak bahwa dukungan keluarga sangat diperlukan oleh
siswa dalam mempertimbangan kariernya, karena secara keseluruhan, dukungan
keluarga dapat mendorong siswa untuk siap bekerja sesuai dengan keahliannya.
17
2.1.3 Pengalaman Praktik Kerja Industri
2.1.3.1 Pengertian Pengalaman Praktik Kerja Industri
Pengalaman merupakan ilmu atau keahlian yang dimiliki seseorang dari
hasil belajar ataupun praktik. Pengalaman penting dimiliki oleh setiap orang,
semakin banyak pengalaman seseorang akan semakin pandai dan mudah bergaul
dengan siapapun.
Pembalajaran di dunia kerja adalah suatu proses belajar dimana siswa
mampu melakukan pekerjaan ditempat indsutri, sehingga siswa mendapatkan
pengalaman ditempat kerja. Praktik Kerja Industri (prakerin) adalah program
bersama antara SMK dengan perusahaan atau dunia industri yang dilakukan
dalam jangka waktu tertentu. Prakerin merupakan strategi atau proses belajar di
dunia kerja yaitu dunia industri yang bertujuan untuk mendapatkan pengalaman
yang sesuai dengan bidang keahlian.
Menurut Hamalik (2008:21) mengatakan bahwa Praktik Kerja Industri
merupakan model pelatihan yang dilakukan, untuk memberikan keterampilan
kepada siswa sesuai dengan bidangnya. Praktik kerja industri, bertujuan agar
siswa mempunyai keterampilan sesuai dengan tuntutan dunia kerja. Penjelasan
tersebut lebih diperkuat lagi menurut Soenarto (2008:17) berpendapat bahwa
Praktik Kerja Industri adalah realisasi dari program pemerintah yaitu konsep link
and match yang bertujuan untuk mengurangi kesenjangan yang terjadi antara
keahlian yang diperlukan oleh dunia kerja dengan keahlian lulusan SMK.
18
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa pengalaman
praktik kerja industri adalah suatu program yang sudah dirancang pihak sekolah
dengan dunia industri guna memberikan keterampilan dan pembelajaran kerja
yang sesungguhnya kepada siswa dan untuk meningkatkan kesiapan memasuki
karier.
2.1.3.2 Prinsip Penyelengaraan Praktik Kerja Industri
Penyelenggaraan kegiatan prakerin adalah wujud dari program link and
match yang mempunyai tujuan untuk mengurangi kontradiksi antara kebutuhan
dunia kerja dengan pendidikan yang ada di SMK, artinya untuk meningkatkan
relevansi SMK dengan kebutuhan didunia kerja. Hal ini sesuai dengan pendapat
Soenarto (2008:17) bahwa terdapat 3 prinsip dasar dalam penyelenggaraan
praktik kerja industri antara lain: 1) Kurikulum dikembangkan secara terperinci
atau terpadu sesuai keahlian yang diperlukan didunia kerja, 2) Penyelenggaraan
pendidikan bahwa teori yang dipelajari disekolah dan praktikum dilaksanakan di
industri, bisa diterapkan didunia kerja yang sebenarnya 3) Melibatkan dunia kerja
dalam penyusunan kurikulum, proses belajar mengajar.
2.1.3.3 Tujuan Pelaksanaan Praktik Kerja Industri
Tujuan penyelenggaraan prakerin pada dasarnya adalah membekali
kemampuan dan pengalaman peserta didik agar menjadi manusia yang memiliki
kesiapan/ahli dalam bidang studinya. Menurut Djojonegoro (1998:102)
menjelaskan bahwa dalam pelaksanaan prakerin, mempunyai beberapa tujuan.
Berikut ini adalah tujuan dari penyelenggaraan prakerin:
19
1) Menghasilkan tenaga kerja yang memiliki keahlian profesional
2) Memperkokoh hubungan Link and Match antara SMK dengan industri.
3) Meningkatkan efisiensi proses pendidikan dan pelatihan untuk karyawan
yang berkualitas dan profesional
4) Memberi penghargaan terhadap pengalaman kerja sebagai bagian dari proses
pendidikan
2.1.3.4 Manfaat Praktik Kerja Industri
Manfaat dari prakerin bagi siswa yaitu siswa dapat belajar secara langsung
ditempat tersebut sehingga siswa mendapatkan pelajaran atau pengetahuan di
dunia kerja yang sesungguhnya. Manfaat prakerin menurut Oemar Hamalik
(2007:93) antara lain:
1) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih keterampilan dalam hal
manajemen ditempat prakerin berkaitan dengan teori yang telah didapat
2) Memberikan pengalaman secara praktis kepada peserta
3) Peserta mempunyai kesempatan untuk memecahkan sebuah masalah yang
berkaitan dengan problem di lapangan.
4) Setelah menempuh program prakerin, siswa diberikan kesempatan untuk
terjun langsung kedunia kerja sesuai bidangnya.
Sejalan dengan pendapat Oemar Hamalik (2007:93) menjelaskan kembali
bahwa prakerin ini memberikan kesempatam kepada siswa untuk mulai mengasah
keterampilan melalui kegiatan prakerin. Dalam penyelenggaraan Praktik Kerja
Industri ini akan membantu siswa untuk lebih memantapkan hasil belajar yang
20
diperoleh dari sekolah sehingga siswa dapat menerapak didunia kerja dan dari
pengalaman nyata ini siswa mendapatkan pengalaman yang lebih sesuai dengan
jurusan yang dimilikinya.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dengan adanya prakerin ini siswa bisa
lebih memantapkan dan mengaplikasikan dari hasil belajar atau teori dari sekolah
yang bertujuan untuk membangun sikap, kecekapan dalam bekerja didunia kerja,
dan menambah keterampilan sesuai dengan jurusannya. Salah satunya dari
manfaat prakerin ini adalah untuk meningkatkan kesiapan memasuki karier.
2.2 Hasil Penelitian yang Relevan
Berdasarkan studi penelitian yang dilakukan, ditemukan beberapa
penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Berikut ini adalah hasil
penelitian yang relevan:
2.2.1. Penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2012) dalam skripsinya yang
berjudul “Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri dan Prestasi Belajar
terhadap Kesiapan Kerja siswa kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK
YPKK 1 Sleman Tahun Ajaran 2011/2012. Hasil penelitiannya menunjukkan: (a)
Terdapat pengaruh positif dan signifikan pengalaman praktik kerja industri
terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK
YPKK 1 Sleman Tahun Ajaran 2011/2012 yang ditunjukkan dengan = 0,631 =
0,398 dan sebesar 6,705 lebih besar daripada harga sebesar 1,671. (b) Terdapat
pengaruh postitif dan signifikan prestasi belajar terhadap kesiapan kerja siswa
kelas XII Program Kehalian Akuntansi SMK YPKK 1 Sleman tahun ajaran
21
2011/2012 yang ditunjukkan dengan = 0,481 = 0,231 dan sebesar 4,524 lebih
besar daripada harga sebesar 1,671. (c) Terdapat pengaruh positif dan signifikan
Pengalaman Praktik Kerja Industri dan Prestasi Belajar secara bersama-sama
terhadap Kesiapan Kerja siswa kelas XII Program Keahlian Akuntansi SMK
YPKK 1 Sleman Tahun Ajaran 2011/2012 yang ditunjukkan dengan ( ) = 0,704.
Persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Erma Dwi Astuti adalah sama-
sama meneliti Pengalaman Praktik Kerja Industri dengan Kesiapan Kerja
sedangkan yang membedakan variabel lain yaitu Prestasi Belajar dan tempat
penelitian.
2.2.2. Penelitian yang dilakukan oleh Fitriyani (2014), dalam skripsinya yang
berjudul “Upaya Peningkatan Kesiapan Kerja Peserta Didik Lulusan Sekolah
Menengah Kejuruan di Kabupaten Karanganyar” (Studi Kasus di SMK Negeri 1
Karanganyar). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Upaya yang dilakukan
sekolah dalam peningkatan kesiapan kerja peserta didik lulusan SMK Negeri 1
Karanganyar yaitu melalui kegiatan belajar mengajar, praktek kerja industri, piket
di sekolah, kunjungan industri serta pemberian motivasi dan bimbingan karir. 2)
Kendala yang dihadapi sekolah dalam upaya peningkatan kesiapan kerja peserta
didik lulusan SMK Negeri 1 Karanganyar yaitu kendala dari sekolah yang terdiri
atas kendala pembiayaan, pengaturan waktu, kurikulum dan sistem evaluasi,
rendahnya motivasi peserta didik serta kendala dari mitra dunia usaha/industri. 3)
Upaya yang dilakukan sekolah dalam mengatasi kendala tersebut yaitu
memanfaatkan unit produksi di sekolah, menggunakan waktu secara efektif dan
efisien, memanfaatkan diskusi antar guru dan forum MGMP, pemberian motivasi
22
melalui berbagai kegiatan serta mencari mitra dunia usaha/industri yang sesuai
dengan tujuan program.
Berdasarkan hasil penelitian relevan tersebut, maka perbedaan dan
persamaan dari kedua penelitian tersebut yaitu dengan rendahnya keterampilan
peserta didik, maka sekolah memberikan kesempatan kepada siswa untuk
melakukan praktik kerja industri untuk meningkatkan kesiapan kerja peserta
didik. Persamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Erma Dwi Astuti dan
Menik Fitriyani dalah sama-sama meneliti Pengalaman Praktik Kerja Industri
dengan Kesiapan Kerja sedangkan yang membedakan variabel lain yaitu Prestasi
Belajar dan tempat penelitian.
2.3 Kerangka Berfikir
2.3.1. Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Kesiapan Memasuki Karier
Keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama dalam tempat
tinggal bersama dengan adanya ikatan batin yang mempunyai peran penting
dalam perkembangan anak. Menurut Desmita (2014:219) mengemukakan bahwa
keluarga adalah unit sosial memiliki peranan penting dan menjadi dasar
perkembangan anak dalam konteks sosial yang lebih luas. Dukungan Keluarga ini,
berpengaruh positif terhadap kesiapan memasuki karier, yang termasuk pengaruh
dalam keluarga terhadap kesiapan memasuki karier antara lain sosial ekonomi
keluarga, pendidikan sekolah. Pengaruh dari seluruh anggota keluarga besar dan
keluarga inti, karena status sosial ekomoni-keluarga, yaitu tingkat pendidikan
orangtua, tinggi rendahnya pendapatan orangtua, jabatan ayah atau ibu, daerah
tempat tinggal, dan suku bangsa. Semakin tinggi dukungan keluarga maka
23
semakin tinggi pula kesiapan memasuki karier, oleh karena itu dukungan keluarga
berpengaruh positif terhadap kesiapan memasuki karier.
2.3.2. Pengaruh Pengalaman Praktik Kerja Industri Terhadap Kesiapan
Memasuki Karier
Pengalaman merupakan sesuatu yang didapat melalui usaha belajar maupun
praktik. Dunia pendidikan khususnya SMK ini mempunyai progam diadakannya
Prakerin untuk menunjang kesiapan memasuki karier siswa. Praktek Kerja
Industri ini bertujuan untuk memaksimalkan keterampilan siswa untuk
mempersiapkan kariernya dengan cara menempatkan siswa ketempat kerja sesuai
dengan bidangnya.
Menurut Hamalik (2008:21) mengatakan prakerin adalah cara pelatihan
yang dilakukan oleh pihak sekolah yang bertujuan memberikan kecakapan dalam
pekerjaan tertentu. Prakerin akan meningkatkan kemampuan siswa terkait dengan
ilmu produktifnya, siswa memiliki pemantapan dalam pertimbangan untuk
memasuki karier, bertanggungjawab, mampu dan mau bekerja sama dengan orang
lain, mampu beradaptasi dengan lingkungan dunia kerja dan mempunyai
semangat untuk berusaha mengikuti perkembangan bidang keahliannya. Oleh
karena itu, dengan adanya prakerin siswa akan menambah pengetahuan,
keterampilan, etos kerja dan pengalaman tentang dunia kerja yang sesungguhnya
kepada siswa. Oleh karena itu, semakin banyak pengalaman maka kesiapan
memasuki karier siswa menjadi tinggi dan sebaliknya.
2.3.3. Pengaruh Dukungan Keluarga dan Pengalaman Praktik Kerja
Industri Terhadap Kesiapan Memasuki Karier Siswa
24
Dukungan keluarga adalah dukungan pertama yang diinginkan siswa
untuk membantu dalam mempertimbangkan keputusan saat siswa mulai
memasuki karier. Selain dukungan keluarga, ada hal lain yang mempengaruhi
kesiapan memasuki karier yaitu pengalaman. Semakin banyak pengalaman,
keterampilan dan wawasan seseorang maka nantinya semakin mudah untuk
melakukan mempersiapkan karier. Sesuai dengan program SMK yaitu
diadakannya kegiatan praktik kerja industri yang bertujuan untuk menambah
pengalaman siswa tentang dunia kerja untuk menunjang kesiapan memasuki
karier setelah lulus dari SMK. Semakin banyak pengalaman praktik kerja yang
didapatkan maka semakin tinggi kesiapan memasuki karier, dengan demikan
dukungan keluarga dan pengalaman praktik kerja industri sangat berpengaruh
positif terhadap kesiapan memasuki karier siswa SMK.
Berdasarkan kerangka berfikir, ada 2 variabel jika variabel dependen
diberi notasi (X1), (X2). Variabel independen diberi notasi (Y). Penelitian ini dapat
dilihat pada paradigma penelitian seperti gambar berikut:
Gambar 1. Kerangka Berfikir
Keterangan :
X2
Y
X1
25
X1 = Dukungan Keluarga
X2= Pengalaman Praktek Kerja Industri
Y= Kesiapan Memasuki Karier
= 1. Pengaruh dukungan keluarga terhadap kesiapan memasuki karier
2. Pengaruh pengalaman praktek kerja industri terhadap kesiapan
memasuki karier
= Pengaruh dukungan keluarga dan pengalaman praktik kerja secara bersama-
sama terhadap kesiapan memasuki karier
Dalam hal ini variabel X1 dan X2 merupakan variabel bebas. Dukungan keluarga
dan pengalaman praktik kerja industri merupakan faktor dari luar yang
mempengaruhi kesiapan memasuki karier. Sebagai variabel terikat yaitu kesiapan
memasuki karier yang dilambangkan Y.
2.4 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan paradigma penelitian yang telah dikemukakan, maka dapat
dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
2.4.1. Hipotesis Kerja
Terdapat pengaruh yang positif antara dukungan keluarga terhadap kesiapan
memasuki karier dikalangan siswa jurusan administrasi perkantoran di SMK
Nasional Pati.
26
Hipotesis Statistik:
H0 :β = 0
H1 : β1> 0
2.4.2. Hipotesis Kerja
Terdapat pengaruh positif antara pengalaman praktek kerja industri terhadap
kesiapan memasuki karier dikalangan siswa Jurusan Administrasi Perkantoran di
SMK Nasional Pati.
Hipotesis Statistik
H0 : β = 0
H1 : β2 > 0
2.4.3. Hipotesis Kerja
Terdapat pengaruh positif antara dukungan keluarga, dan pengalaman praktek
kerja industri terhadap kesiapan memasuki karier dikalangan siswa jurusan
administrasi perkantoran di SMK Nasional Pati.
Hipotesis Statistik
H0 : β1, β2 = 0
H1 : β1, β2 > 0