25
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori a. Motivasi belajar 1) Pengertian Motivasi Kata motivasi berasal dari Bahasa Inggris “motivation“. Kata asalnya ialah “motive” yang artinya tujuan. Thursan Hakim (2000 : 26) mengemukakan pengertian motivasi adalah suatu dorongan kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam belajar, tingkat ketekunan siswa sangat ditentukan oleh adanya motif dan kuat lemahnya motivasi belajar yang ditimbulkan motif tersebut. Menurut Muzaqi (dalam Supartini, 2008) motivasi belajar berarti keseluruhan daya penggerak di dalam diri para siswa/peserta didik yang dapat menimbulkan, menjamin, dan memberikan arah pada kegiatan belajar, guna mencapai tujuan belajar yang diharapkan. Dengan motivasi belajar, maka siswa/peserta didik dapat mempunyai intensitas dan kesinambungan dalam proses pembelajaran/ pendidikan yang diikuti. Dimyati dan Mudjiono (2006:80) mengutip pendapat Koeswara mengatakan bahwa siswa belajar karena didorong kekuatan mental, kekuatan mental itu berupa keinginan dan perhatian, kemauan, cita-cita di dalam diri seorang terkadang adanya keinginan yang mengaktifkan,

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori a. Motivasi belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4912/3/T1_162009031_BAB II.pdf · mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori a. Motivasi belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4912/3/T1_162009031_BAB II.pdf · mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi

8

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Kajian Teori

a. Motivasi belajar

1) Pengertian Motivasi

Kata motivasi berasal dari Bahasa Inggris “motivation“. Kata

asalnya ialah “motive” yang artinya tujuan. Thursan Hakim (2000 :

26) mengemukakan pengertian motivasi adalah suatu dorongan

kehendak yang menyebabkan seseorang melakukan suatu perbuatan

untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam belajar, tingkat ketekunan

siswa sangat ditentukan oleh adanya motif dan kuat lemahnya

motivasi belajar yang ditimbulkan motif tersebut.

Menurut Muzaqi (dalam Supartini, 2008) motivasi belajar berarti

keseluruhan daya penggerak di dalam diri para siswa/peserta didik yang

dapat menimbulkan, menjamin, dan memberikan arah pada kegiatan

belajar, guna mencapai tujuan belajar yang diharapkan. Dengan

motivasi belajar, maka siswa/peserta didik dapat mempunyai intensitas

dan kesinambungan dalam proses pembelajaran/ pendidikan yang

diikuti. Dimyati dan Mudjiono (2006:80) mengutip pendapat Koeswara

mengatakan bahwa siswa belajar karena didorong kekuatan mental,

kekuatan mental itu berupa keinginan dan perhatian, kemauan, cita-cita

di dalam diri seorang terkadang adanya keinginan yang mengaktifkan,

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori a. Motivasi belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4912/3/T1_162009031_BAB II.pdf · mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi

9

menggerakkan, menyalurkan dan mengarahkan sikap dan perilaku

individu dalam belajar.

Menurut Sudarwan Danim (2004 : 2) motivasi diartikan sebagai

kekuatan, dorongan, kebutuhan, semangat, tekanan, atau mekanisme

psikologis yang mendorong seseorang atau sekelompok orang untuk

mencapai prestasi tertentu sesuai dengan apa yang dikehendakinya.

(http://tkampus.blogspot.com/2012/01/motivasi-belajar.html)

2) Jenis-jenis motivasi

Menurut Djamarah (2011:149) membedakan motivasi

berdasarkan sifatnya menjadi dua, yaitu :

a. Motivasi Instrinsik

Motivasi intrinsik merupakan motif-motif yang menjadi aktif

atau berfungsinya tidak perlu dirangsang dari luar, karena dalam

diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.

Contohnya seseorang yang senang membaca tidak usah disuruh

atau mendorongnya, ia sudah rajin membaca buku-buku untuk

dibacanya.

b. Motivasi Ekstrinsik

Motivasi ekstrinsik merupakan motif-motif yang aktif dan

berfungsinya karena adanya perangsang dari luar. Contohnya

seseorang itu belajar, karena tahu besok pagi ada ujian dengan

harapan akan mendapatkan nilai baik, atau agar mendapatkan

hadiah. Jadi kalau dilihat dari segi tujuan kegiatan yang

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori a. Motivasi belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4912/3/T1_162009031_BAB II.pdf · mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi

10

dilakukannya, tidak secara langsung bergayut dengan esensi apa

yang dilakukannya itu.

Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik sangat penting bagi

siswa dalam proses belajar, dengan timbulnya motivasi intrinsik

dapat menimbulkan semangat belajar yang tinggi. Motivasi

ekstirnsik dapat berubah menjadi intrinsik tanpa disuruh orang

lain.Ia termotivasi belajar dan belajar sungguh-sungguh tanpa

disuruh oleh orang lain (Monks, dalam Dimyati, 2006:91).

3) Ciri-ciri motivasi

Menurut pendapat yang dikemukakan oleh sardiman (2006:83)

menyatakan bahwa motivasi yang ada pada diri siswa memiliki ciri-

ciri sebagai berikut :

a. Tekun menghadapi tugas.

b. Ulet menghadapi kesulitan.

c. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah

d. Lebih senang bekerja sendiri.

e. Tidak cpat bosan dengan tugas-tugas rutin.

f. Dapat mempertahankan pendapatnya.

g. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakininya.

h. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal.

Apabila seseorang mempunyai ciri-ciri tersebut, berarti siswa

mempunyai motivasi yang cukup kuat. Kegiatan belajar mengajar

akan berhasil baik jika siswa memiliki minat untuk belajar, tekun

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori a. Motivasi belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4912/3/T1_162009031_BAB II.pdf · mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi

11

dalam menghadapi tugas, senang memecahkan soal-soal, ulet dalam

mengatasi kesulitan belajar.

4) Faktor-faktor motivasi belajar

Menurut Max Darsono, dkk (2000:65) ada beberapa faktor yang

mempengaruhi motivasi belajar adalah:

a. Cita-cita atau aspirasi siswa

Cita-cita dapat berlangsung dalam waktu sangat lama, bahkan

sepanjang hayat. Cita-cita siswa untuk ”menjadi seseorang” akan

memperkuat semangat belajar dan mengarahkan pelaku belajar.

Citacita akan memperkuat motivasi belajar intrinsik maupun

ektrinsik sebab tercapainya suatu cita-cita akan mewujudkan

aktualisasi diri.

b. Kemampuan Belajar

Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan. Kemampuan ini

meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa.

Misalnya pengamatan, perhatian, ingatan, daya pikir dan fantasi. Di

dalam kemampuan belajar ini, sehingga perkembangan berfikir

siswa menjadi ukuran. Siswa yang taraf perkembangan berfikirnya

konkrit (nyata) tidak sama dengan siswa yang berfikir secara

operasional (berdasarkan pengamatan yang dikaitkan dengan

kemampuan daya nalarnya). Jadi siswa yang mempunyai

kemampuan belajar tinggi, biasanya lebih termotivasi dalam

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori a. Motivasi belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4912/3/T1_162009031_BAB II.pdf · mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi

12

belajar, karena siswa seperti itu lebih sering memperoleh sukses

oleh karena kesuksesan memperkuat motivasinya.

c. Kondisi Jasmani dan Rohani Siswa

Siswa adalah makhluk yang terdiri dari kesatuan psikofisik. Jadi

kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar disini berkaitan

dengan kondisi fisik dan kondisi psikologis, tetapi biasanya guru

lebih cepat melihat kondisi fisik, karena lebih jelas menunjukkan

gejalanya dari pada kondisi psikologis. Misalnya siswa yang

kelihatan lesu, mengantuk mungkin juga karena malam harinya

bergadang atau juga sakit.

d. Kondisi Lingkungan Kelas

Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datangnya dari

luar diri siswa. Lingkungan siswa sebagaimana juga lingkungan

individu pada umumnya ada tiga yaitu lingkungan keluarga,

sekolah dan masyarakat.

Jadi unsur-unsur yang mendukung atau menghambat kondisi

lingkungan berasal dari ketiga lingkungan tersebut. Hal ini dapat

dilakukan misalnya dengan cara guru harus berusaha mengelola

kelas, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan,

menampilkan diri secara menarik dalam rangka membantu siswa

termotivasi dalam belajar.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori a. Motivasi belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4912/3/T1_162009031_BAB II.pdf · mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi

13

e. Unsur-unsur Dinamis Belajar

Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang

keberadaannya dalam proses belajar yang tidak stabil, kadang

lemah dan bahkan hilang sama sekali.

f. Upaya Guru Membelajarkan Siswa

Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana guru

mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari

penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian

siswa.

Motivasi mempunyai peranan penting dalam proses belajar

mengajar baik bagi guru maupun siswa. Bagi guru mengetahui

motivasi belajar dari siswa sangat diperlukan guna memelihara dan

meningkatkan semangat belajar siswa. Bagi siswa motivasi belajar

dapat menumbuhkan semangat belajar sehingga siswa terdorong untuk

melakukan kegiatan belajar.

5) Fungsi Motivasi

Menurut Sutisna Sanjaya (2007) fungsi motivasi dalam

pembelajaran diantaranya :

a) Mendorong timbulnya tingkah laku atau perbuatan, tanpa

motivasi tidak akan timbul suatu perbuatan misalnya belajar.

b) Motivasi berfungsi sebagai pengarah, artinya mengarahkan

perbuatan untuk mencapai tujuan yang diinginkan.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori a. Motivasi belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4912/3/T1_162009031_BAB II.pdf · mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi

14

c) Motivasi berfungsi sebagai penggerak, artinya menggerakkan

tingkah laku seseorang. Besar kecilnya motivasi akan menentukan

cepat atau lambatnya suatu pekerjaan.

Menurut Hamalik (2001:161) ada tiga fungsi motivasi, antara lain

adalah:

a) Mendorong timbulnya kelakuan atau suatu perbuatan, tanpa

motivasi tidak akan timbul perbuatan seperti belajar.

b) Sebagai pengarah, artinya mengarahlkan perbuatan kepada

pencapaian tujuan yang diinginkan.

c) Sebagai penggerak, berfungsi sebagai mesin bagi mobil. Besar

kecilnya motivasi akan menentukan cepat atau lambatnya suatu

pekerjan.

Menurut Djamarah (2011:157) ada tiga fungsi motivasi, antara

lain:

a) Motivasi sebagai pendorong perbuatan. Motivasi berfungsi

sebagai pendorong untuk mempengaruhi sikap apa yang

seharusnya anak didik ambil dalam rangka belajar.

b) Motivasi sebagai penggerak perbuatan. Dorongan psikologis

melahirkan sikap terhadap anak didik itu merupakan suatu

kekuatan yang tak terbendung,yang kemudian terjelma dalam

bentuk gerakan psikofisik.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori a. Motivasi belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4912/3/T1_162009031_BAB II.pdf · mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi

15

c) Motivasi sebagai pengarah perbuatan. Anak didik yang

mempunyai motivasi dapat menyeleksi mana perbuatan yang

harus dilakukan dan mana perbuatan yang diabaikan.

Dengan adanya usaha yang tekun dan didasari motivasi maka

siswa akan belajar dengan baik dan prestasi belajar akan optimal.

6) Upaya meningkatkan motivasi belajar siswa

Menurut Djamarah (2011:159) ada beberapa bentuk dan cara

untuk menumbuhkan motivasi dalam kegiatan belajar di sekolah,

antara lain:

a) Memberi angka

Angka dimaksud adalah simbol atau nilai dari hasil akivitas

belajar anak didik. Angka merupakan alat motivasi yang cukup

memberikan rangsangan kepada anak didik untuk

mempertahankan atau bahkan lebih meningkatkan prestasi belajar

di masa mendatang.

b) Hadiah

Hadiah dapat membuat siswa termotivasi untuk memperoleh nilai

yang baik. Hadiah tersebut dapat digunakan orang tua atau guru

untuk memacu belajar siswa.

c) Kompetisi

Kompetisi adalah persaingan. Persaingan dapat meningkatkan

prestasi belajar siswa. Dengan saingan atau kompetisi dapat

digunakan sebagai alat untuk mendorong siswa belajar.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori a. Motivasi belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4912/3/T1_162009031_BAB II.pdf · mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi

16

d) Ego-involvement

Menumbuhkan kesadaran siswa agar merasakan pentingnya tugas

dan menerimanya sebagai tantangan sehingga bekerja keras

dengan mempertaruhkan harga diri adalah sebagai salah satu

bentuk motivasi yang cukup penting. Siswa akan belajar dengan

keras bisa jadi karena harga dirinya.

e) Memberi ulangan

Ulangan bisa dijadikan sebagai alat motivasi. Siswa akan menjadi

giat belajar jika mengetahui akan ada ulangan. Siswa biasanya

mempersiapkan diri dengan belajar jauh-jauh hari untuk

menghadapi ulangan.Oleh karena itu, memberi ulangan

merupakan strategi yang cukup baik untuk memotivasi siswa agar

lebih giat belajar juga merupakan sarana motivasi.

f) Mengetahui hasil

Dengan mengetahui hasil belajarnya, akan mendorong siswa

untuk giat belajar. Dengan mengetahui hasil belajar yang

meningkat, siswa termotivasi untuk belajar dengan harapan

hasilnya akan terus meningkat.

g) Pujian

Pujian adalah bentuk reinforcement positif sekaligus motivasi

yang baik. Guru bisa memanfaatkan pujian untuk memuji

keberhasilan siswa dalam mengerjakan pekerjaan

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori a. Motivasi belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4912/3/T1_162009031_BAB II.pdf · mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi

17

sekolah Dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana

menyenangkan, mempertinggi gairah belajar.

h) Hukuman

Hukuman merupakan reinforcement negatif, tetapi jika dilakukan

dengan tepat dan bijak akan merupakan alat motivasi yang baik

dan efektif.

i) Hasrat untuk belajar

Hasrat untuk belajar berati ada unsur kesengajaan, ada maksud

untuk belajar. Hasrat untuk belajar merupakan potensi yang ada

dalam diri siswa. Motivasi ekstrinsik sangat diperlukan agar

hasrat untuk belajar itu menjelma menjadi perilaku belajar.

j) Minat

Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar. Siswa yang

berminat terhadap suatu mata pelajaran akan mempelajarinya

dengan sungguh-sungguh, karena ada daya tarik baginya.Proses

belajar akan berjalan lancar jika disertai dengan minat. Minat

dapat dibangkitkan dengan :membandingkan adanya kebutuhan,

menghubungkan dengan persoalan penggalaman yang lampau,

memberi kesempatan untuk emndapatkan hasil yang baik,

menggunakan berbagai macam metode menggajar.

k) Tujuan yang diakui

Rumusan tujuan yang diakui dan diterima oleh siswa merupakan

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori a. Motivasi belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4912/3/T1_162009031_BAB II.pdf · mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi

18

alat motivasi yang cukup penting. Dengan memahami tujuan yang

hendak dicapai, akan timbul gairah ntuk belajar.

Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan

motivasi belajar dari penelitian ini adalah dorongan yang timbul pada

diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu

tindakan (kegiatan belajar) dengan tujuan tertentu (tujuan belajar).

7) Belajar

Menurut W.S. Winkel (2012 : 59) belajar adalah suatu aktivitas

mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam

pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan

tersebut bersifat relatif konstan (tetap) dan berbekas. Belajar adalah

perubahan yang relatif permanen dalam perilaku atau potensi perilaku

sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.

Menurut Slameto (2003: 2) belajar adalah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya

sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.

Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan

belajar dari penelitian ini adalah proses usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam

interaksi dalam lingkungannya.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori a. Motivasi belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4912/3/T1_162009031_BAB II.pdf · mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi

19

b. Hasil Belajar

1) Pengertian hasil belajar

Menurut Sugandi (2004:63) mengemukakan hasil belajar

merupakan uraian untuk menjawab pertanyaan”Apa yang harus digali,

dipahami, dikerjakan siswa?” Hasil belajar ini merefleksikan

keleluasaan, kedalaman, dan kompleksitas (secara bergradasi) dan

digambarkan secara jelas serta dapat diukur dengan teknik-teknik

penilaian tertentu.

Hasil Belajar menurut Nana Sudjana (2000: 7), merupakan suatu

kompetensi atau kecakapan yang dapat dicapai oleh siswa setelah

melalui kegiatan pembelajaran yang dirancang dan dilaksanakan oleh

guru di suatu sekolah dan kelas tertentu. Menurut Nana Sudjana yang

dikutip oleh Rochmad Wahab (2009: 24) membagi lima kategori hasil

belajar yaitu informasi verbal, keterampilan intelektual, kognitif,

sikap, dan motorik.

Menurut Anni (2004:4) hasil belajar merupakan perubahan

perilaku yang diperoleh pembelajar setelah mengalami aktivitas

belajar. Perolehan apek-aspek perubahan perilaku tersebut tergantung

pada apa yang dipelajari oleh pembelajar.

Menurut penelitian Wasty (2003) pengenalan seseorang

terhadap hasil atau kemajuan belajarnya adalah penting, karena

dengan mengetahui hasil-hasil yang sudah dicapai maka siswa akan

lebih berusaha meningkatkan hasil belajarnya. Sehingga dengan

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori a. Motivasi belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4912/3/T1_162009031_BAB II.pdf · mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi

20

demikian peningkatan hasil belajar dapat lebih optimal karena siswa

tersebut merasa termotivasi untuk meningkatkan hasil belajar yang

telah diraih sebelumnya.

Menurut Darsono (2000:112) mengukur hasil belajar termasuk

dalam pengukuran psikologis. Dalam pengukuran psikologis ada

beberapa prinsip yang harus diperhatikan. Prinsip tersebut antara lain:

a) Pengukuran psikologis bersifat tidak langsung (indirect) berarti

untuk mengukur gejala hasil belajar perlu diungkap dahulu

dengan alat yang disebut tes.

b) Hasil pengukuran psikologis dipengaruhi oleh jenis instrumennya

(tesnya). Oleh karena itu untuk mendapatkan hasil ukur yang

obyektif diperlukan alat yang valid dan reliabel.

c) Hasil pengukuran psikologis diwarnai oleh kondisi orang yang

diukur. Hal ini mengandung konsekuensi bahwa pengukuran hasil

belajar itu perlu dilakukan dengan cermat, khususnya pada saat

pengukuran hasil belajar berlangsung.

Berdasarkan uraian tersebut maka yang dimaksud dengan hasil

belajar dari penelitian ini adalah pencapaian tujuan belajar yang

ditunjukkan dengan perubahan perilakau siswa yang dapat diukur

dengan alat penilaian yang disebut dengan tes.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori a. Motivasi belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4912/3/T1_162009031_BAB II.pdf · mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi

21

2) Faktor yang mempengaruhi hasil belajar

Untuk mencapai hasil belajar optimal, banyak faktor yang

mempengaruhinya. Menurut Slameto (2010:54), faktor yang

mempengaruhi hasil belajar siswa dibedakan menjadi 2, yaitu :

a) Faktor Intern

(1) Faktor jasmani

- Faktor kesehatan

Proses belajar seseorang akan terganggu jika

kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga ia akan

cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk

jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada

gangguan-gangguan/ kelainan-kelainan fungsi alat

inderanya serta tubuhnya.

- Faktor cacat tubuh

Keadaan cacat tubuh juga mempengaruhi belajar.

Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal ini

terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan

khusus atau diusahakan alat bantu agar dapat

menghindari atau mengurangi pengaruh kecacatannya itu.

(2) Faktor psikologis

- Inteligensi

Inteligensi besar pengaruhnya terhadap kemajuan

belajar. Dalam situasi yang sama, siswa yang

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori a. Motivasi belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4912/3/T1_162009031_BAB II.pdf · mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi

22

mempunyai inteligensi yang tinggi akan lebih berhasil

daripada yang mempunyai tingkat inteligensi yang

rendah.

- Perhatian

Untuk dapat menjamin hasil belajar yang baik, maka

siswa harus mempunyai perhatian terhadap bahan yang

dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi

perhatian siswa, maka timbulah kebosanan, sehingga ia

tidak lagi suka belajar.

- Minat

Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena

bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan

minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-

baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya.

- Bakat

Bakat itu mempengaruhi belajar. Jika bahan

pelajaran yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya,

maka hasil belajarnya lebih baik karena ia senang belajar

dan pastilah selanjutnya ia lebih giat lagi dalam

belajarnya itu.

- Motif

Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang

dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori a. Motivasi belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4912/3/T1_162009031_BAB II.pdf · mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi

23

atau padanya mempunyai motif untuk berfikir dan

memusatkan perhatian, merencanakan dan melaksanakan

kegiatan yang berhubungan/menunjang belajar.

- Kematangan

Kematangan adalah suatu tingakt/fase dalam

pertumbuhan seseorang, dimana alat-alat tubuhnya sudah

siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Belajarnya

akan lebih berhasil jika anak sudah siap (matang).

- Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon

atau bereaksi. Kesiapan ini perlu diperhatikan dalam

proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya

sudah ada kesiapan, maka hasil belajarnya akan lebih

baik.

(3) Faktor kelelahan

Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk

dipisahkan tetapi dapat dibedakan menjadi dua macam,

yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Agar siswa

dapat belajar dengan baik haruslah menghindari jangan

sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya. Sehingga

perlu diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori a. Motivasi belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4912/3/T1_162009031_BAB II.pdf · mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi

24

b) Faktor Ekstern

(1) Faktor keluarga

- Cara orang tua mendidik

Cara orang tua mendidik anaknya besar

pengaruhnya terhadap belajar anaknya. Hal ini jelas dan

dipertegas oleh Sutjipto Wirowidjojo dengan

pertanyaannya yang menyatakan bahwa: Keluarga adalah

lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Cara

orang tua mendidik anak-anaknya akan berpengaruh

terhadap belajarnya.

- Relasi antar anggota keluarga

Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak,

perlu diusahakan relasi yang baik di dalam keluarga anak

tersebut. Hubungan yang baik adalah hubungan yang

penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan

bimbingan dan bila perlu hukuman-hukuman untuk

mensukseskan belajar anak sendiri.

- Suasana rumah

Agar anak dapat belajar dengan baik perlulah

diciptakan suasana rumah yang tenang dan tenteram. Di

dalam suasana rumah yang tenang dan tenteram selain

anak kerasan/betah tinggal di rumah, anak juga dapat

belajar dengan baik.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori a. Motivasi belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4912/3/T1_162009031_BAB II.pdf · mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi

25

- Keadaan ekonomi keluaraga

Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya

dengan belajar anak. Anak yang sedang belajar selain

harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misal makan,

pakaian, perlindungan kesehatan dan lain-lain, juga

membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, alat

tulis, buku. Fasilitas belajar itu hanya dapat terpenuhi

jika keluarga mempunyai cukup uang.

- Pengertian orang tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang

tua. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan

tugas-tugas di rumah. Kadang-kadang anak mengalami

lemah semangat, orang tua wajib memberi pengertian

dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin

kesulitan yang dialami anak di sekolah.

- Latar belakang kebudayaan

Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam

keluarga mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Perlu

kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik,

agar mendorong semangat anak untuk belajar.

(2) Faktor sekolah

- Metode mengajar

- Kurikulum

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori a. Motivasi belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4912/3/T1_162009031_BAB II.pdf · mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi

26

- Relasi guru dengan siswa

- Relasi siswa dengan siswa

- Disiplin sekolah

- Alat pelajaran

- Waktu sekolah

- Standar pelajran di atas ukuran

- Keadaan gedung

- Metode belajar

- Tugas rumah

(3) Faktor masyarakat

- Kegiatan siswa dalam masyarakat

- Mass media

- Teman bergaul

- Bentuk kehidupan masyarakat

Dengan mmperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil

belajar siswa, diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan

dapat mencegah siswa dari penyebab-penyebab terhambatnya

pembelajaran.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori a. Motivasi belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4912/3/T1_162009031_BAB II.pdf · mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi

27

2.1 Penelitian Yang Terdahulu

Penelitan yang relevan adalah penelitian untuk referensi bahwa hasil

dari penelitian tersebut dapat diketahui hasilnya dan hubungan positif yang

dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Seperti halnya pada penelitian

sebelumnya yang dilakukan Deny Khristiyanto pada tahun 2011.

Judul : Hubungan Motivasi Belajar dan Disiplin Belajar

dengan Hasil Belajar Siswa Kelas IV, V, VI SD Negeri

Kadirejo 03 Kecamatan Pabelan Kabupaten Semarang

Tahun 2010/2011.

Hasil penelitian : Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa

motivasi belajar tergolong tinggi dengan rata-rata 61,32

dan disiplin belajar tergolong tinggi dengan rata-rata

61,22. Hasil analisis menunjukkan variable motivasi

belajar dan disiplin belajar berhubungan signifikan

terhadap variabel hasil belajar, dengan hasil perhitungan

untuk korelasi antara X1 dengan Y sebesar 0,426 korelasi

tinggi dan signifikan sebesar 0,004 signifikan karena

0,004 < 0,05. Korelasi antara X2 dengan Y sebesar 0,493

korelasi tinggi, dapat dikatan hubungnnya kuat dan

signifikan sebesar 0,004 signifikan karena 0,004 < 0,05.

Saran : - Bagi Kepala Sekolah dan guru

Agar memperhatikan motivasi dan disiplin belajar

siswa.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori a. Motivasi belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4912/3/T1_162009031_BAB II.pdf · mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi

28

- Bagi siswa

Agar mempertahankan motivasi dan disiplin belajar

yang sudah dalam keadaan baik.

- Bagi orang tua

Agar memperhatikan motivasi dan disiplin beajar

anak.

2.3 Kerangka Berfikir

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, terdapat variabel

independen yaitu motivasi belajar diberi inotasi (X) dan variabel

dependen yaitu prestasi belajar siswa yang diberi notasi (Y). Oleh karena

itu dimungkinkan dengan adanya motivasi belajar pada siswa maka

prestasi belajar akan lebih baik dibandingkan degan anak yang tidak

mempunyai motivasi belajar yang baik. Adapun model hipotetis adalah

seagai berikut :

Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat

X

Motivasi Belajar

- Cita-cita atau aspirasi

siswa

- Kemampuan belajar

- Kondisi jasmani dan

rohani siswa

- Kondisi lingkungan

kelas

- Unsur-unsur dinamis

belajar

- Upaya guru

Y

Hasil Belajar

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori a. Motivasi belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4912/3/T1_162009031_BAB II.pdf · mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi

29

Keterangan :

X : Motivasi Belajar

Y : Hasil Belajar

: Menggambarkan hubungan asosiatif

a. Definisi Operasional

Definisi operasional pada penelitian ini digunakan untuk

menjelaskan variabel yang diteliti agar dapat diamati. Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Motivasi belajar (X1)

Motivasi adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang

dalam hal ini adalah dorongan keinginan belajar siswa yang dapat

dikategorikan menjadi 3 yaitu:

Tinggi : motivasi belajar tinggi bila dorongan dan keinginan yang

timbul dari diri siswa yang mendorong siswa untuk

belajar tinggi, dengan persentase sebesar 100%.

Sedang : motivasi belajar sedang bila dorongan dan keinginan

yang timbul dari diri siswa yang mendorong siswa untuk

belajar sedang, dengan persentase sebesar 66,66%.

Rendah : motivasi belajar rendah bila dorongan dan keinginan

yang timbul dari diri siswa yang mendorong siswa untuk

belajar rendah, dengan persentase sebesar 33,33%.

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori a. Motivasi belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4912/3/T1_162009031_BAB II.pdf · mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi

30

Dengan perhitungan skor minatbelajar adalah sebagai berikut:

Tinggi =

Sedang =

Rendah =

Skala pengukuran variabel motivasi belajar diukur dengan

menggunakan skala pengukuran ordinal. Menurut Riduwan

(2003:34) skala ordinal adalah skala yang didasarkan pada

ranking yang diurutkan dari jenjang yang lebih tinggi sampai

jenjang terendah atau sebaliknya.

2) Hasil Belajar (Y)

Hasil belajar adalah pencapaian tujuan belajar yang ditunjukkan

dengan perubahan perilakau siswa yang dapat diukur dengan alat

penilaian yang disebut dengan tes. Motifasi dapat memdorong siswa

untuk memperoleh hasil belajar yang baik. Sehingga hasil belajar dapat

dikatakan tinggi, sedang atau rendah dengan menggunakan pengukuran

sebagai berikut:

- Hasil belajar tinggi, jika motivasi belajar tinggi dan memperoleh

nilai KKM ekonomi tinggi ( > 70), maka diberi skor 3

- Hasil belajar sedang, jika motivasi belajar tinggi dan memperoleh

sama dengan nilai KKM ekonomi ( = 70), maka diberi skor 2

- Hasil belajar rendah, jika motivasi belajar tinggi dan memperoleh

nilai KKM ekonomi rendah ( < 70), maka diberi skor 1

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori a. Motivasi belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4912/3/T1_162009031_BAB II.pdf · mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi

31

Skala pengukuran variabel hasil belajar mata pelajaran ekonomi

diukur dengan menggunakan skala pengukuran interval.

Tabel 2 .1

Tabel Skala pengukuran

No Variabal Notasi

Skala pengukuran

Nominal Ordinal Interval Ratio

1. Motivasi belajar

siswa

X

2. Hasil belajar Y

2.4 Hipotetis

Menurut Sugiyon (2012: 96) “hipotesis merupakan jawaban sementara

terhadap rumusan masalah penelitian, di mana penelitian masalah penelitian

telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan”.

Berdasarkan persoalan pada penelitian ini hipotesis sebagai berikut ;

- Hipotesis kerja 1:

Motivasi belajar mata pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA Kristen

1 Salatiga sedang atau = 0,66%. Artinya, motivasi belajar mata

pelajaran ekonomi siswa kelas X SMA Kristen 1 Salatiga tidak

begitu tinggi atau sedang.

- Hipotesis statistik 1

H0 : µ = 0,66

H1: µ ≠ 0,66

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Teori a. Motivasi belajarrepository.uksw.edu/bitstream/123456789/4912/3/T1_162009031_BAB II.pdf · mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi

32

- Hipotesis kerja 2 :

Terdapat hubungan positif antara motivasi belajar dengan hasil

belajar mata pelajaran ekonomi kelas X SMA Kristen 1 Salatiga.

Artinya semakin besar motivasi semakin besar hasil belajar.

- Hipotesis statistik 2:

H0 : ρx.1.y = 0

H1 : ρx.1.y > 0