Upload
dinhque
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
11
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Komunikasi Interpersonal
2.1.1. Pengertian Komunikasi Interpersonal
Menurut DeVito (2011), komunikasi interpersonal adalah proses
penyampaian pesan oleh satu orang dan penerimaan pesan oleh orang lain
atau satu kelompok kecil orang, dengan berbagai dampaknya dan dengan
peluang untuk memberikan umpan balik yang dicirikan oleh adanya
keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan.
Berdasarkan pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa komunikasi
interpersonal adalah usaha seseorang untuk menyampaikan pesan kepada
orang lain, secara tatap muka dan orang lain sebagai penerima pesan dapat
memberikan umpan balik secara langsung.
2.1.2 Aspek –aspek Komunikasi Interpersonal
Menurut Devito (2011), aspek-aspek komunikasi interpersonal dimulai
dengan lima kualitas umum yang dipertimbangkan yaitu:
1. Keterbukaan (Openness)
Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari
komunikasi interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif
harus terbuka kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Ini tidaklah berarti
bahwa orang harus dengan segera membukakan semua riwayat
hidupnya.memang ini mungkin menarik, tapi biasanya tidak membantu
komunikasi. Sebaliknya, harus ada kesediaan untuk membuka diri
mengungkapkan informasi yang biasanya disembunyikan, asalkan
pengungkapan diri ini patut.
Aspek keterbukaan yang kedua mengacu kepada kesediaan
komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap stimulus yang datang.
Orang yang diam, tidak kritis, dan tidak tanggap pada umumnya merupakan
peserta percakapan yang menjemukan. Kita ingin orang bereaksi secara
terbuka terhadap apa yang kita ucapkan. Dan kita berhak mengharapkan hal
ini. Tidak ada yang lebih buruk daripada ketidak acuhan, bahkan
12
ketidaksependapatan jauh lebih menyenangkan. Kita memperlihatkan
keterbukaan dengan cara bereaksi secara spontan terhadap orang lain.
Aspek ketiga menyangkut “kepemilikan” perasaan dan pikiran. Terbuka
dalam pengertian ini adalah mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda
lontarkan adalah memang milik anda dan anda bertanggungjawab atasnya.
2. Empati (empathy)
Berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya,
berada di kapal yang sama dan merasakan perasaan yang sama dengan cara
yang sama. Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan
pengalaman orang lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan
keinginan mereka untuk masa mendatang.
3. Sikap mendukung (supportiveness)
Suatu konsep yang perumusannya dilakukan berdasarkan karya Jack
Gibb. Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat berlangsung dalam
suasana yang tidak mendukung. Kita memperlihatkan sikap mendukung
dengan bersikap (1) deskriptif, bukan evaluatif, (2) spontan, bukan strategic,
dan (3) provisional, bukan sangat yakin.
4. Sikap positif (positiveness)
Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal
dengan sedikitnya dua cara: (1) menyatakan sikap positif dan (2) secara
positif mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi.
Perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat
penting untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih menyenangkan
daripada berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati interaksi atau
tidak bereaksi secara menyenangkan terhadap situasi atau suasana interaksi.
5. Kesetaraan (Equality)
Komunikasi interpersonal akan lebih efektif bila suasananya setara.
Artinya, harus ada pengakuan bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan
berharga, dan bahwa masing-masing pihak mempunyai sesuatu yang penting
untuk disumbangkan. Dalam suatu hubungan interpersonal yang ditandai oleh
kesetaraan, ketidak-sependapatan dan konflik lebih dillihat sebagai upaya
untuk memahami perbedaan yang pasti ada daripada sebagai kesempatan
untuk menjatuhkan pihak lain. Kesetaraan tidak mengharuskan kita menerima
dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal dan nonverbal pihak lain.
Berdasarkan pemaparan penulis menyimpulkan dalam komunikasi
interpersonal terdapat lima kualitas umum yang dipertimbangkan yaitu :
keterbukaan, empati, sikap mendukung, sikap positif, dan kesetaraan. Apabila
salah satu aspek tidak ada maka dapat dikatakan bahwa kualitas komunikasi
interpersonal tersebut tidak sempurna.
2.1.3 Manfaat Komunikasi interpersonal
Menurut DeVito (2011) manfaat komunikasi interpersonal antara lain :
13
“ 1. Membantu perkembangan intelektual dan sosial
2. Menemukan identitas/jati diri
3. Memahami realitas di sekeliling kita
4. Mengembangkan kesehatan mental.”
Berdasarkan pendapat penulis menyimpulkan bahwa manfaat
komunikasi interpersonal adalah sebagai alat pembantu untuk
mengembangkan aktualisasi diri individu dalam rangka memahami keadaan
atau realitas sosial yang terjadi disekitar individu tersebut.
2.1.4 Faktor yang Berpengaruh dalam Komunikasi Interpersonal
Jalaludin Rakhmat (2007) meyakini bahwa komunikasi interpersonal
dipengaruhi oleh:
1) Persepsi Interpersonal
Persepsi adalah memberikan makna pada stimuli inderawi, atau
menafsirkan informasi inderawi. Persepi interpersonal adalah memberikan
makna terhadap stimuli inderawi yang berasal dari. Seseorang
(komunikan), yang berupa pesan verbal dan nonverbal. Kecermatan dalam
persepsi interpersonal akan berpengaruh terhadap keberhasilan
komunikasi, seorang peserta komunikasi yang salah memberi makna
terhadap pesan akan mengakibat kegagalan komunikasi.
2) Konsep Diri
Konsep diri adalah pandangan dan perasaan kita tentang diri kita. Konsep
diri yang positif, ditandai dengan lima hal, yaitu:
a. Yakin akan kemampuan mengatasi masalah
b. Merasa setara dengan orang lain
14
c. Menerima pujian tanpa rasa malu
d. Menyadari, bahwa setiap orang mempunyai berbagai perasaan,
keinginan dan perilaku yang tidak seluruhnya disetujui oleh
masyarakat.
e. Mampu memperbaiki dirinya karena ia sanggup mengungkapkan
aspek-aspek kepribadian yang tidak disenanginya dan berusaha
mengubah.
3) Atraksi Interpersonal
Atraksi interpersonal adalah kesukaan pada orang lain, sikap positif dan
daya tarik seseorang. Komunikasi antarpribadi dipengaruhi atraksi
interpersonal dalam hal:
a. Penafsiran pesan dan penilaian.
Pendapat dan penilaian kita terhadap orang lain tidak semata-mata
berdasarkan pertimbangan rasional, kita juga makhluk emosional.
Karena itu, ketika kita menyenangi seseorang, kita juga cenderung
melihat segala hal yang berkaitan dengan dia secara positif.
Sebaliknya jika membencinya, kita cenderung melihat
karakteristiknya secara negatif.
b. Efektivitas komunikasi.
Komunikasi antarpribadi dinyatakan efektif bila pertemuan
komunikasi merupakan hal yang menyenangkan bagi komunikan. Bila
kita berkumpul dalam satu kelompok yang memiliki kesamaan dengan
kita, kita akan gembira dan terbuka. Bila berkumpul dengan
15
denganorang-orang yang kita benci akan membuat kita tegang, resah,
dan tidak enak. Kita akan menutup diri dan menghindari komunikasi.
4) Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal dapat diartikan sebagai hubungan antara
seseorang dengan orang lain. Hubungan interpersonal yang baik akan
menumbuhkan derajad keterbukaan orang untuk mengungkapkan dirinya,
makin cermat persepsinya tentang orang lain dan persepsi dirinya,
sehingga makin efektif komunikasi yang berlangsung di antara peserta
komunikasi.
Berdasarkan pemaparan diatas penulis menyimpulkan bahwa faktor-
faktor yang mempengaruhi komunikasi interpersonal antara lain adalah :
penafsiran makna dari informasi, pandangan dan perasaan terhadap diri kita,
sikap positif dan daya tarik seseorang, dan yang terakhir yaitu hubungan
antara seseorang dengan orang lain.
2.2 Jejaring Sosial Facebook
2.2.1. Pengertian Jejaring Sosial Facebook
Pengertian jejaring sosial Facebook menurut Wikipedia (2012) adalah
suatu struktur sosial yang dibentuk dari simpul-simpul (yang umumnya
adalah individu atau organisasi) yang dijalin dengan suatu atau lebih tipe
relasi spesifik seperti niali, visi, ide, teman, keturunan, dll.
Dalam Wikipedia (2012) Facebook adalah sebuah layanan situs jejaring
sosial dan situs web yang diluncurkan pada Februari 2004 yang dioperasikan
dan dimiliki oleh Facebook.Inc..
16
Menurut Kurniali (2009), Facebook adalah situs pertemanan populer
yang berasal dari Amerika, pendiri Facebook adalah Mark Zukerberg.
Facebook menerima semua pengguna yang berusia lebih dari 13 tahun dan
memiliki sebuah email yang valid. Menurut Zaenal (2009) Facebook atau
yang biasa disebut dengan FB merupakan situs jejaring sosial yang saat ini
sedang populer dimana-mana. Facebook diperkenalkan leh Mark Zuckerberg
pada tahun 2004. Sampai saat ini, jutaan orang memiliki Facebook dan
sebagian besar mengatakan dapat bertemu lagi dengan sahabat lama yang
sudah hilang komunikasi atau lost contact bertahun-tahun.
Nilawati (2010) menjelaskan Facebook merupakan situs jejaring sosial
yang saat ini sedang populer didunia maya. Facebook dapat membantu untuk
mencari teman-teman lama yang mungkin dalam beberapa waktu tidak
bertemu Facebook juga dapat digunakan untuk kepentingan yang lebih serius,
seperti promosi produk, promosi seminar dan workshop , dll.
Sosial Backers (2013) mencatat bahwa hingga Maret tahun 2013,
pengguna Facebook di Indonesia mencapai angka 47.165.080 juta jiwa
dengan presentase pria sebanyak 59 persen dan sisanya pengguna wanita
dengan presentase 41 persen, dengan rincian golongan umur 13 – 15 tahun
dengan presentase 10,4 persen, golongan umur 16 – 17 tahun dengan
presentase 14,4 persen, dan golongan umur 18-24 tahun dengan presentase
terbesar sejumlah 42,8 persen. Jika dilihat pada golongan umur remaja, maka
terdapat 24,8 persen penggunanya adalah kalangan remaja. Indonesia
menempati urutan ke 4 dengan jumlah terbesar pengguna Facebook.
17
Berdasarkan pengertian Jejaring Sosial Facebook diatas penulis
menyimpulkan bahwa Jejaring Sosial Facebook adalah suatu situs
pertemanan yang populer didunia maya yang tidak hanya untuk mencari
teman-teman lama yang sudah tidak bertemu dalam beberapa waktu yang
lama, tetapi dalam perkembangannya juga digunakan untuk kegiatan jual beli
online, atau mempromosikan suatu kegiatan tertentu.
2.2.2. Penggunaan Jejaring Sosial Facebook
Dalam penggunaan jejaring sosial Facebook tidak terlepas juga dari
penggunaan Internet. Menurut Horrigan (2000), terdapat dua hal mendasar
yang harus diamati untuk mengetahui intesitas penggunaan internet
seseorang, yakni frekuensi internet yang sering digunakan dan lama
menggunakan tiap kali mengakses internet dilakukan oleh pengguna internet.
The Graphic, Visualization & Usability Center, the Georgia Institute of
Technolgy (Qomariah, 2009) menggolongkan pengguna internet menjadi tiga
kategori dengan berdasarkan intensitas internet yang digunakan :
“ a. Heavy Users (lebih dari 40 jam perbulan)
b. Medium Users (antara 10 sampai 40 jam per bulan)
c. Light Users (kurang dari 10 jam per bulan)”
Menurut Kamus Besar Indonesia (KBBI, 2002), definisi Intensitas
adalah tingkatan atau seberapa sering melakukannya. Sedangkan menurut
Wikipedia (2012), definisi intensitas berasal dari bahasa latin yaitu intention
yang berarti ukuran kekuatan, keadaan tingkatan atau ukuran intensnya.
Menurut Kaloh (2011) intensitas merupakan tingkat keseringan
seseorang dalam melakukan suatu kegiatan tertentu yang didasari rasa senang
dengan kegiatan yang dilakukan tersebut. Pengguna jejaring sosial Facebook
secara umum biasa disebut online keadaan ini menunjukan keadaan
konektivitas atau terhubung ke dalam suatu jaringan yang besar.
18
Berdasarkan pemaparan diatas penulis menyimpulkan bahwa
penggunaan jejaring sosial Facebook dapat dilihat dari tingkat intensitas
pengoperasian situs jejaring sosial Facebook tersebut. Seberapa sering
seseorang mengoperasikan situs jejaring sosial Facebook itu dalam satu hari.
2.2.3. Aspek-Aspek Intensitas Penggunaan Facebook
Menurut Kasali (dalam Christanti, 2011) aspek dalam intensitas yaitu :
“ a.Perhatian
b. Minat
a. Hasrat
b. Rasa percaya
c. Tindakan
Sedangkan Siahaan (dalam Christanti, 2011) menjelaskan aspek-aspek
dalam intensitasnya adalah :
a. Perhatian
Perhatian adalah tingkat ketertarikan terhadap sesuatu yang menjadi
target perilaku.
b. Penghayatan
Penghayatan adalah pemahaman terhadap informasi yang disajikan
c. Durasi
Lamanya selang waktu setiap individu dalam mengeksplorasi.
d. Frekuensi
Banyaknya pengulangan perilaku dalam mengkonsumsi atau
seberapa sering.
Berdasarkan aspek-aspek intensitas penggunaan Facebook diatas
penulis menyimpulkan bahwa perhatian terhadap Facebook, minat atau
ketertarikan Facebook, dan banyaknya pengulangan penggunaan Facebook
adalah aspek-aspek yang mempengaruhi intensitas penggunaan Facebook.
2.3 Sosiodrama
2.3.1 Pengertian Sosiodrama
Sosiodrama berasal dari kata Sosio yang artinya sosial dan dram. Kata
drama adalah suatu kejadian atau peristiwa dalam kehidupan manusia yang
mengandung konflik kejiwaan, pergolakan, benturan antara dua orang atau
lebih (Pratiwi, 2009).
19
Menurut Romlah (2001) sosiodrama adalah permainan yang ditujukan
untuk memecahkan masalah sosial yang timbul dalam hubungan antar
manusia. Konflik-konflik sosial yang disosiodramakan adalah konflik-konflik
yang tidak mendalam, yang tidak menyangkut gangguan kepribadian.
Berdasarkan pengertian sosiodrama diatas penulis menyimpulkan
bahwa sosiodrama adalah sebuah teknik pemecahan masalah yang terjadi
dalam konteks hubungan sosial dengan cara mendramakan masalah-masalah
tersebut melalui sebuah drama.
2.3.2 Tujuan Sosiodrama
Menurut Azwan dan Djamarah (2010), tujuan yang diharapkan dengan
penggunaan metode sosiodrama antara lain adalah :
a) Agar individu dapat menghayati dan menghargai perasaan orang lain.
b) Dapat belajar bagaimana membagi tanggung jawab.
c) Dapat belajar bagaimana mengambil keputusan dalam situasi kelompok
secara spontan.
d) Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah.
Berdasarkan tujuan sosiodrama diatas penulis menyimpulkan bahwa
tujuan dari ssiodrama adalah : 1) berani mengungkapkan pendapat secara
lisan; 2) memupuk kerjasama; 3) menunjukan sikap berani dalam
memerankan tokoh yang diperankan; 4) melatih cara berinteraksi dengan
orang lain.
2.3.3 Manfaat Sosiodrama
Manfaat sosiodrama (dalam Pratiwi, 2009) antara lain :
a) Individu dapat menempatkan diri pada tempat orang lain dan
memperdalam pengertian mereka tentang orang lain
20
b) Dapat mempertinggi perhatian individu melalui adegan-adegan, hal
mana tidak selalu terjadi dalam metode ceramah atau diskusi.
c) Individu tidak saja mengerti persoalan sosial psikologis, tetapi mereka
juga ikut merasakan perasaan danpikiran orang lain bila berhubungan
denan sesama manusia.
Berdasarkan manfaat sosiodrama diatas, penulis menyimpulkan
manfaat dari sosiodrama adalah : individu tidak hanya mengerti persoalan-
persoalan psikologis, tetapi mereka juga ikut merasakan perasaan dan pikiran
orang lain bila berhubungan dengan sesama manusia. Ikut menangis bila
sedih, rasa marah, emosi, dan gembira; 2) individu dapat menempatkan diri
pada tempat orang lain dan memperdalam pengertian mereka tentang orang
lain.
2.3.4 Langkah-Langkah Sosiodrama
Menurut Romlah (2001) pelaksanaan sosiodrama secara umum
mengikuti langkah-langkah sebagai berikut :
1. Persiapan. Fasilitator mengemukakan masalah dan tema yang
disosiodramakan, dan tujuan permainan. Kemudian diadakan tanya jawab
untuk memperjelas masalah dan peranan-peranan yang akan dimainkan.
2. Membuat skenario sosiodrama
3 Menentukan kelompok yang akan memainkan sesuai dengan kebutuhan
skenarionya, dan memilih individu yang akan memegang peran tertentu.
Pemilihan pemegang peran dapat dilakukan secara suka rela. Setelah
fasilitator mengemukakan ciri-ciri atau rambu-rambu masing-masing
peran, usulan dari anggota kelompok yang lain, atau berdasarkan kedua-
keduanya.
4 Menentukan kelompok penonton dan menjelaskan tugasnya. Kelompok
penonton adalah anggota kelompok lain yang tidak ikut menjadi pemain.
Tugas kelompok penonton adalah untuk mengobservasi pelaksanaan
permainan. Hasil observasi kelompok penonton merupakan bahas diskusi
setelah permainan selesai.
5 Pelaksanaan sosiodrama. Setelah semua peran terisi, para pemain diberi
kesempatan untuk berembug beberapa menit untuk menyiapkan diri
bagaimana sosiodrama ituakan dimainkan. Setelah siap, dimulailah
permainan. Masing-masing pemain memerankan perannya berdasarkan
imajinasinya tentang peran yang dimainkannya. Pemain diharapkan dapat
memperagakan konflik-konflik yang terjadi, mengekspresikan perasaan-
perasaan, dan memperagakan sikap-sikap tertentu sesuai dengan peranan
yang dimainkannya. Dalam permainanini diharapkan terjadi identifikasi
21
yang sebesar-besarnya antara permainan maupun penonton dengan peran-
peran yang dimainkannya.
6 Evaluasi dan diskusi. Setelah selesai permainan diadakan diskusi
mengenai pelaksanaan permainan berdasarkan hasil observasi dan
tanggapan-tanggapan penonton. Diskusi diarahkan untuk membicarakan
tanggapan mengenai bagaimana para pemain membawakan perannya
sesuai dengan ciri-ciri masing-masing peran, cara pemecahan masalah, dan
kesan -kesan pemain dalam memainkan perannya. Balikan yang paling
lengkap adalah melalui rekaman video yang diambil pada waktu
permainan berlangsung dan kemudian diputar kembali.
Berdasarkan langkah-langkah sosiodrama diatas penulis menyimpulkan
bahwa ada 3 tahap untuk melakukan sosiodrama yaitu : tahap persiapan yang
meliputi pembuatan skenarioo, menentukan kelmpok pemeran dan kelompok
penonton; tahap pelaksanaan; dan tahap tindak lanjut yang meliputi evaluasi
dan diskusi.
2.3.5 Kelebihan dan Kekurangan Sosiodrama
Setiap media bimbingan ada kebaikan dan ada kelemahannya. Kebaikan
model bimbingan biasanya merujuk pada potensi yang menjadikan suatu
model tersebut berhasil dilakukan, sedangkan kekurangan merujuk pada
potensi kemungkinan hal yang membuat model bimbingan ini gagal untuk
dipraktikkan.
Berikut merupakan kelebihan dari metode sosiodrama menurut Romlah
(2001) :
a) Berkesan dan tahan lama dalam ingatan mahasiswa.
b) Sangat menarik bagi mahasiswa sehingga kelas menjadi dinamis dan
antusias.
c) Mengembangkan kreativitas mahasiswa (dengan peran yang dimainkan
siswa dapat berfantasi).
d) Memupuk kerjasama antara mahasiswa.
22
e) Menumbuhkan bakat mahasiswa dalam seni drama.
f) Mahasiswa lebih memperhatikan pelajaran karena menghayati sendiri.
g) Memupuk keberanian berpendapat di depan kelas.
h) Melatih mahasiswa untuk menganalisa masalah dan mengambil
kesimpulan dalam waktu singkat.
Berdasarkan kelebihan sosiodrama diatas penulis menyimpulkan bahwa
sosiodrama memliki kelebihan yaitu : lebih mudah diingat oleh mahasiswa,
mengembangkan kreativitas yang dimiliki, memupuk kerjasama antar
mahasiswa, dan membuat mahasiswa lebih mandiri untuk menganalisa
sendiri kesimpulan dari hasil sosiodrama tersebut.
Berikut merupakan kelemahan yang terdapat dalam pembelajaran
dengan metode sosiodrama menurut Romlah (2001):
a) Memerlukan waktu yang cukup panjang.
b) Memerlukan daya kreativitas dan daya kreasi tinggi. Hal ini belum tentu
dimiiliki pembimbing dan mahasiswa.
c) Mahasiswa malu untuk melakukan suatu adegan.
d) Pendengar (mahasiswa yang tak berperan) sening mentertawakan tingkah
laku pemain sehingga merusak suasana.
e) Apabila bila sosiodrama gagal maka tujuan bimbingan tidak dicapai.
f) Tidak semua materi dapat dilakukan dengan metode ini.
Disamping kelebihan, sosiodrama juga memiliki kelemahan. Penulis
menyimpulkan bahwa kelemahan sosiodrama ada pada waktu pelaksanaan
yang relatif lama, sikap pemeran yang terkadang malu untuk memperagakan
23
peran yang didapat karena ditertawakan penonton, apabila sosiodrama gagal
maka tujuan tidak akan tercapai.
2.4 Penelitian yang Relevan
Menurut Penelitian yang dilakukan oleh Gita Satya Yuniar (2012)
tentang efektivitas penggunaan tekhnik sosiodrama untuk meningkatkan
kemampuan komunikasi interpersonal siswa kelas VIII SMP NEGRI 26
Surabaya, didapatkan hasil F=2.087 dan P <0,05 (0,443) dan taraf signifikasi
95%. Hal ini menunjukkan bahwa tekhnik sosiodrama efektif untuk
meningkatkan kemampuan komunikasi interpersonal.
Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Umi Handayani (2013)
dari Program Studi Pendidikan Bimbingan dan Konseling FKIP UNSRI
dengan judul “Upaya Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Interpersonal
Siswa Terisolir Melalui Teknik Sosiodrama Kelas VIII di Sekolah Menengah
Pertama Negeri 1 Indralaya Selatan”, menunjukkan bahwa teknik sosiodrama
dapat meningkatkan kemampuan komunikasi siswa terisolir.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Shandra Setya Pancawati
(2014) dari Program Studi Bimbingan dan Konseling FKIP Universitas
Kristen Satya Wacana Salatiga dengan judul “Meningkatkan komunikasi
interpersonal melalui layanan bimbingan kelompok teknik sosiodrama pada
remaja Karang Taruna Citra Suara Muda Soka Salatiga”, menemukan bahwa
terjadi peningkatan tersebut terlihat dari perbedaan yang signifikan dari hasil
pre test dan post test kelompok eksperimenyaitu p=0.012=0.050, dengan
peningkatanmean rank 4.80 dari mean rank hasil pre test skala komunikasi
interpersonal 3.10, sedangkan mean rank hasil post test skala komunikasi
24
interpersonal 7.90. Dengan demikian, layanan bimbingan kelompok teknik
sosiodrama dapat meningkatkan komunikasi interpersonal pada remaja
Karang Taruna Citra Suara Muda Soka Salatiga.
Persamaan dan perbedaan hasil penelitian sebelumnya dengan
penelitian yang peneliti lakukan adalah :
a. Persamaan
Persamaan antara penelitian sebelumnya dengan penelitian yang
peneliti lakukan adalah dalam teknik dalam bimbingan kelmpok yang
digunakan yaitu menggunakan teknik sosiodrama dan hasil penelitian.
b. Perbedaan
Perbedaan antara penilitian sebelumnya dengan penelitian yang peneliti
lakukan terletak pada subjek penelitian ( peneliti mengkhususkan
penelitian hanya pada pengguna aktif jejaring sosial Facebook ), objek
penelitian, jumlah objek yang diteliti.
2.5 Hipotesis
H1: Terdapat peningkatan yang signifikan kemampuan komunikasi
interpesonal pengguna Jejaring Sosial Facebook dengan teknik
sosiodrama pada Mahasiswa angkatan 2012 Program Studi Bimbingan
dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.
H0: Tidak terdapat peningkatan yang signifikan kemampuan komunikasi
interpesonal penggunaa Jejaring Sosial Facebook dengan teknik
sosiodrama pada Mahasiswa angkatan 2012 Program Studi Bimbingan
dan Konseling Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga.