17
12 BAB II LANDASAN TEORI A. Autisme 1. Pengertian autisme menurut berbagai sumber Bonny Danuatmaja pada buku berjudul “Terapi Anak Autis di Rumah” 1 menyatakan bahwa autisme merupakan suatu kumpulan sindrom akibat kerusakan saraf yang mengganggu perkembangan anak. Sindrom atau himpunan gejala/tanda ini terjadi secara bersamaan dan menandai perkembangan yang tidak normal. Kerusakan saraf yang terjadi pasti akan memiliki pengaruh terhadap kemampuan seorang anak. Maka, muncul pula gambaran mengenai autisme sebagai gangguan pada saraf yang ditandai dengan lemahnya kemampuan kognitif (pemahaman), komunikasi dan kemampuan sosial. Lemahnya beberapa hal tersebut pada seorang anak mengakibatkan perkembangan perilakunya berbeda dengan anak pada umumnya. Hal ini dapat kita lihat dari buku lainnya, dimana Kanner menyatakan bahwa autisme sebagai gangguan pola perilaku perkembangan pada anak yang menunjukan kecenderungan menjauhkan diri secara sosial dan menyendiri secara ekstrem, walaupun secara fisik relatif normal 2 . 1 Bonny Danuatmaja, Terapi Anak Autistik di Rumah (Jakarta: Puspa Swara, 2003), 2. 2 Djohan Salim, Terapi Musik, Teori dan Aplikasi (Yogyakarta: Galang Press, 2006), 158.

BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian autisme menurut ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8512/2/T1_852005002_BAB II… · b. Gangguan sistem pencernaan Gangguan dalam metabolisme

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian autisme menurut ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8512/2/T1_852005002_BAB II… · b. Gangguan sistem pencernaan Gangguan dalam metabolisme

12

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Autisme

1. Pengertian autisme menurut berbagai sumber

Bonny Danuatmaja pada buku berjudul “Terapi Anak Autis di

Rumah”1 menyatakan bahwa autisme merupakan suatu kumpulan

sindrom akibat kerusakan saraf yang mengganggu perkembangan anak.

Sindrom atau himpunan gejala/tanda ini terjadi secara bersamaan dan

menandai perkembangan yang tidak normal.

Kerusakan saraf yang terjadi pasti akan memiliki pengaruh

terhadap kemampuan seorang anak. Maka, muncul pula gambaran

mengenai autisme sebagai gangguan pada saraf yang ditandai dengan

lemahnya kemampuan kognitif (pemahaman), komunikasi dan

kemampuan sosial. Lemahnya beberapa hal tersebut pada seorang anak

mengakibatkan perkembangan perilakunya berbeda dengan anak pada

umumnya.

Hal ini dapat kita lihat dari buku lainnya, dimana Kanner

menyatakan bahwa autisme sebagai gangguan pola perilaku

perkembangan pada anak yang menunjukan kecenderungan

menjauhkan diri secara sosial dan menyendiri secara ekstrem, walaupun

secara fisik relatif normal2.

1 Bonny Danuatmaja, Terapi Anak Autistik di Rumah (Jakarta: Puspa Swara, 2003), 2.

2 Djohan Salim, Terapi Musik, Teori dan Aplikasi (Yogyakarta: Galang Press, 2006), 158.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian autisme menurut ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8512/2/T1_852005002_BAB II… · b. Gangguan sistem pencernaan Gangguan dalam metabolisme

13

Versi lain yang juga mengungkapkan mengenai gangguan

perkembangan adalah DSM-IV (Diagnostic and Statistic Manual of Mental

Disorder - edisi ke 4 yang dikeluarkan oleh American Psychiatric

Association). DSM-IV ini menyatakan bahwa autisme adalah

ketidakmampuan dari segi perkembangan yang sangat mempengaruhi

komunikasi verbal dan non verbal serta interaksi sosial yang akan

merugikan dalam proses pendidikan3.

Dari sumber-sumber tersebut dapatlah kita simpulkan bahwa

autisme merupakan adanya sebuah gangguan yang terjadi pada saraf

otak yang mengakibatkan seseorang memiliki kekurangan pada

kemampuan berkomunikasi dan perilaku/kebiasaan yang tidak umum,

sehingga menghambat pola interaksi sosial individu tersebut.

2. Autism Spectrum Disorder

Autisme sebenarnya merupakan sebuah istilah umum yang

digunakan untuk menggambarkan sebuah kumpulan dari gangguan-

gangguan. Autisme biasanya mengacu pada Autism Spectrum Disorder

atau dikenal juga dengan nama lain Pervasive Developmental Disorder yang

adalah gangguan-gangguan perkembangan pada otak yang

menyebabkan lemahnya interaksi sosial, masalah dengan komunikasi

verbal dan non-verbal, serta perilaku yang tidak umum dan berulang-

ulang atau terbatasnya minat dan aktifitas.

3 Jennifer J. Havlat, The Effects of Music Therapy on The Interaction of Verbal and Non-Verbal Skills of Students with Moderate to Severe Autism (California: California State University, 2006), 12.

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian autisme menurut ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8512/2/T1_852005002_BAB II… · b. Gangguan sistem pencernaan Gangguan dalam metabolisme

14

a. Classic autism

Classic autism bisa dikatakan merupakan tingkat yang paling

parah dalam autism spectrum disorder. Individu dengan classic autism ini,

(atau yang lebih dikenal dengan autisme), mengalami keterlambatan

dalam perkembangan bahasa, bahkan tidak berkembang sama sekali.

Mereka mengalami kesulitan untuk berbicara dengan orang lain,

kurang perhatian dan tidak memiliki kontak emosional dengan orang-

orang di sekitarnya. Penyandang autisme memiliki keinginan yang

besar terhadap kesamaan dalam rutinitas mereka. Kemampuan yang

baik dalam hal visual spasial biasanya dimiliki oleh individu ini namun

mereka memiliki kekurangan pada bidang lain. Gejala autisme klasik

ini biasanya terlihat selama satu sampai tiga tahun dan akan berlanjut

selama masa hidupnya.

b. Aspergers syndrome

Anak-anak ini menunjukkan kekurangan dalam kemampuan

sosial dan kesulitan menerima perubahan. Bila ritual/rutinitas mereka

berubah, dapat membuat mereka marah. Mereka memiliki kesulitan

saat harus membaca bahasa tubuh orang lain. Beberapa anak dengan

aspergers syndrome juga mengalami kurangnya sensitivitas terhadap

rasa sakit serta menjadi terlalu sensitif terhadap cahaya dan suara.

Seseorang dengan tipe ini biasanya memiliki tingkat intelegensi rata-

rata atau bahkan di atas rata-rata terutama pada bidang logika,

kreativitas, memori (matematika, komputer dan musik).

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian autisme menurut ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8512/2/T1_852005002_BAB II… · b. Gangguan sistem pencernaan Gangguan dalam metabolisme

15

c. Childhood disintegrative disorder

Pada awalnya anak-anak ini terlihat berkembang dengan normal.

Mereka mulai mengalami kemunduran pada usia dua sampai empat

tahun. Saat itulah anak-anak mulai berhenti bersosialisasi, berhenti

bermain dan kehilangan kemampuan motoriknya.

d. Rett syndrome

Sindrom rett ini merupakan gangguan perkembangan saraf yang

paling banyak muncul pada perempuan, ditandai dengan

perkembangan kepala yang abnormal. Gejala awal adalah fungsi otot

yang tidak berkembang dengan baik, seperti kesulitan dalam berguling,

berjalan dan kurangnya kontak mata. Anak-anak ini pun berhenti

menggunakan kedua tangannya untuk melakukan sesuatu.

e. PDD-NOS (pervasive developmental disorder-not otherwise specified)

Ini dianggap sebagai “diagnosis pengecualian”. Sebagian besar

memiliki gejala yang lebih ringan daripada anak-anak dengan tipe

gangguan autistik lainnya tetapi mereka tidak memiliki kemampuan

bahasa yang baik dan kecerdasan di atas rata-rata.

3. Diagnosa

Dokter dan psikolog umumnya menjadi ujung tombak

penanganan individu autistik. Profesi lain seperti guru, terapis, pihak

saudara, serta orangtua dan anggota masyarakat pun memegang

peranan penting dalam memberikan data mengenai kondisi anak sehari-

hari secara detil. DSM-IV (Diagnostic and Statistic Manual of Mental

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian autisme menurut ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8512/2/T1_852005002_BAB II… · b. Gangguan sistem pencernaan Gangguan dalam metabolisme

16

Disorder - edisi ke 4)4 membantu kita untuk melihat apakah seorang anak

menyandang autisme atau tidak.

1. Harus ada minimal dua gejala dari (a), dan masing-masing

minimal satu gejala dari (b) dan (c).

a. Gangguan kualitatif dalam interaksi sosial yang timbal balik.

Tidak mampu menjalin interaksi sosial yang memadai seperti

kontak mata yang kurang, ekspresi muka kurang hidup, dan gerak

geriknya kurang tertuju.

Tidak dapat bermain dengan teman sebaya.

Tidak dapat merasakan apa yag dirasakan orang lain.

Kurangnya hubungan sosial dan emosional yang timbal balik.

b. Gangguan kualitatif dalam bidang komunikasi.

Bicara terlambat atau sama sekali tidak berkembang (tidak ada

usaha untuk mengimbangi komunikasi dengan cara lain selain

bicara).

Jika bisa bicara, bicaranya tidak dipakai untuk komunikasi.

Sering menggunakan bahasa yang aneh dan diulang-ulang.

Cara bermain kurang variatif, kurang imajinatif dan kurang bisa

meniru.

c. Suatu pola yang dipertahankan dan diulang-ulangdalam perilaku,

minat dan kegiatan.

Mempertahankan satu permintaan atau lebih dengan cara yang

khas dan berlebihan.

4 Bonny Danuatmaja, Terapi Anak Autis di Rumah (Jakarta: Puspa Swara, 2003), 2.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian autisme menurut ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8512/2/T1_852005002_BAB II… · b. Gangguan sistem pencernaan Gangguan dalam metabolisme

17

Terpaku pada satu kegiatan yang ritualistik atau rutinitas yang

tidak ada gunanya.

Ada gerakan-gerakan aneh yang khas dan diulang-ulang.

Seringkali sangat terpukau pada benda.

2. Adanya keterlambatan atau gangguan dalam interaksi sosial,

bicara dan berbahasa, dan cara bermain yang kurang variatif sebelum

umur tiga tahun.

4. Penyebab autisme

Penyebab autisme5 masih merupakan perdebatan diantara para

ahli. Ada yang menyebut bahwa autisme disebabkan kombinasi

makanan yang salah, terkontaminasi oleh zat-zat beracun, faktor genetik,

bahkan akibat vaksin MMR. Penumpukan protein pada otak bayi,

perkembangan otak dan kerusakan jaringan otak pada saat di dalam

janin juga diduga menjadi salah satu penyebab autisme.

a. Gangguan susunan saraf pusat

Ditemukan kelainan anatomi saraf pusat pada beberapa bagian

otak anak autistik. Umumnya anak autistik mengalami pengecilan otak

kecil di lobus VI-VII6. Padahal dalam lobus tersebut terdapat sel purkinje

yang mempengaruhi produksi serotonin. Hal ini tentu saja berdampak

pada berkurangnya jumlah sel purkinje dan produksi serotonin sehingga

5 Bonny Danuatmaja, Terapi Anak Autis di Rumah (Jakarta: Puspa Swara, 2003), 5.

6 http://www.askep-askeb.cz.cc/2010/02/beberapa-lobus-pada-otak.html. Lobus VI bagian dari otak besar, terdapat di lobus frontalis yang mengatur kemampuan motorik manusia. Sedangkan lobus VII merupakan bagian otak besar, tepatnya berada di lobus parietalis yang mengatur kemampuan berbahasa/berbicara.

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian autisme menurut ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8512/2/T1_852005002_BAB II… · b. Gangguan sistem pencernaan Gangguan dalam metabolisme

18

meyebabkan proses penyaluran informasi antar otak menjadi

terhambat/kacau. Selain itu, juga ada kelainan struktur pada pusat emosi

dalam otak.

b. Gangguan sistem pencernaan

Gangguan dalam metabolisme termasuk proses penghasilan enzim

yang kurang baik diduga menjadi penyebab autisme.

c. Faktor genetika

Beberapa ahli menyatakan bahwa gen yang tidak stabil dan

abnormal kromosom diduga kuat sebagai penyebab autisme. Namun,

gejala autisme bisa muncul bila terjadi kombinasi banyak gen sehingga

membutuhkan faktor pencetus lain. Bisa jadi gejala autisme tidak muncul

padahal anak tersebut membawa gen autisme.

d. Keracunan logam berat

Ditemukan adanya logam berat dan beracun (arsenik, antimoni,

kadmium, air raksa dan timbal) pada anak autistik dan diduga mereka

terganggu dalam proses sekresi logam berat. Hal ini diperkuat dengan

penelitian bahwa setelah dilakukan pengeluaran zat-zat beracun dari

tubuh, gejala autisme berkurang.

5. Ragam Terapi Untuk Anak Autistik

Beberapa macam terapi yang dapat dilakukan bagi anak autistik

adalah sebagai berikut:

Terapi medikamentosa ini bertujuan untuk memperbaiki

komunikasi, respons terhadap lingkungan dan menghilangkan perilaku

yang aneh dan berulang-ulang dengan pemberian obat-obatan.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian autisme menurut ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8512/2/T1_852005002_BAB II… · b. Gangguan sistem pencernaan Gangguan dalam metabolisme

19

Terapi biomedis dimana dilakukan diet dan pemberian suplemen

untuk memperbaiki metabolisme tubuh. Hal ini dilakukan karena

banyak gangguan pencernaan, alergi dan racun logam berat yang dapat

mempengaruhi fungsi otak.

Terapi wicara sangat perlu dilakukan mengingat anak autistik

umumnya mengalami kesulitan bahasa dan keterlambatan bicara.

Terapi perilaku ditempuh untuk mengurangi perilaku tidak wajar

dan mengganti dengan perilaku yang sesuai dengan keadaan di

masyarakat.

Terapi okupasi. Menurut Kusnanto, terapi okupasi adalah usaha

penyembuhan terhadap anak yang mengalami kelainan mental dan fisik

dengan jalan memberikan keaktifan kerja, keaktifan itu mengurangi

penderitaan yang dialami anak.7 Terapi okupasi ini memiliki tiga

cakupan yaitu, terapi bermain, terapi sensori integrasi dan terapi musik.

Walaupun hanya bersifat tambahan, tetapi ketiga terapi ini memiliki

peran masing-masing. Misalnya saja dengan terapi bermain dan terapi

musik anak-anak dengan autisme ini dirangsang spontanitasnya, belajar

untuk berkomunikasi dan bersosialisasi tanpa banyak paksaan.

Sedangkan terapi sensori integrasi dikhususkan bagi yang mengalami

masalah dengan daya sensorik karena terdapat gangguan pada alat

indera, serabut saraf dan jaringan saraf yang mengakibatkan

terganggunya penyampaian informasi ke otak.

7 Bonny Danuatmaja, Terapi Anak Autis di Rumah (Jakarta: Puspa Swara, 2003), 71.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian autisme menurut ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8512/2/T1_852005002_BAB II… · b. Gangguan sistem pencernaan Gangguan dalam metabolisme

20

6. Kendala komunikasi yang dialami penyandang autisme

Kemampuan bahasa/komunikasi akan sangat mempengaruhi

dalam interaksi sosial manusia sehari-hari. Bila terjadi gangguan pada

bagian ini, maka kontak yang terjadi antara satu individu dengan

individu lainnya menjadi terbatas. Hal inilah yang dialami oleh

penyandang autisme.

Kesulitan komunikasi yang mereka alami biasanya adalah sebagai

berikut: keterlambatan bicara atau tidak bicara sama sekali, kesulitan

melakukan percakapan atau memulai percakapan, echolalia, sering

mengucapkan kata yang tidak memiliki arti, lebih memilih

menggunakan gesture dalam berkomunikasi daripada komunikasi secara

verbal, dan kesulitan menempatkan kata ganti orang dengan tepat, serta

nada bicara yang monoton seperti robot dengan mimik yang datar8.

Kemampuan berbicara yang dimiliki oleh anak autistik sangat

bervariasi. mulai dari tidak berbicara sama sekali, menggerutu, tangisan,

jeritan, suara yang garau, seperti bersenandung dan ocehan. Pada taraf

ocehan, anak dengan autisme akan mengoceh diselingi beberapa bunyi

yang mirip dengan sebuah kata secara samar-samar.

Anak-anak autistik cukup sering mengulangi kata, frase ataupun

kalimat yang diucapkan oleh orang lain. Echolalia ini biasanya terjadi

segera atau beberapa saat setelah seseorang mengucapkan sebuah

kata/frase/kalimat, dan umumnya mereka menirukan dengan tepat

kata-kata dan pitch yang digunakan oleh orang lain. Kecenderungan

echolalia ini dapat sedikit menolong penyandang autisme untuk

8 Tan Tik Sioe from www.globaltalitakum.com, 4 Agustus 2010.

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian autisme menurut ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8512/2/T1_852005002_BAB II… · b. Gangguan sistem pencernaan Gangguan dalam metabolisme

21

mempertahankan komunikasi/percakapan meskipun mungkin mereka

tidak memahami dan tidak memiliki kemampuan berbahasa yang cukup

untuk merespons dengan tepat.

Menurut Kanner, kata-kata yang diucapkan tanpa arti oleh para

penyandang autisme pun muncul begitu saja, tanpa diketahui dengan

jelas asal kata tersebut dari mana. Penggunaan kata-kata yang tidak

memiliki arti ini tidak hanya terjadi pada anak-anak autistik namun juga

terjadi pada autisme dewasa.

Keterbatasan untuk terlibat dalam percakapan banyak

dipengaruhi oleh persepsi anak autistik tentang dirinya dan lawan

bicaranya. Mereka memiliki persepsi yang terbalik mengenai “saya” dan

“kamu”. Hal ini menggambarkan keadaan bahwa mereka tidak

memahami konsep mengenai diri sendiri dan orang lain, dimana hal ini

memegang peranan penting dalam sebuah percakapan.9

Dalam penggunaan bahasa pun anak-anak dengan kebutuhan

khusus ini berbeda dengan orang pada umumnya. Mereka hanya

menggunakan bahasa dalam situasi dan tujuan tertentu, bukan untuk

membangun interaksi sosial dengan sesamanya.

B. Terapi Musik

1. Definisi terapi musik

Terapi musik terdiri atas dua kata, yaitu terapi dan musik. Terapi

ini berkaitan dengan serangkaian upaya yang dilakukan untuk

membantu seseorang yang memiliki kekurangan baik secara mental

9 http://www.brighttots.com/autism/autism_language_development.html

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian autisme menurut ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8512/2/T1_852005002_BAB II… · b. Gangguan sistem pencernaan Gangguan dalam metabolisme

22

maupun fisik. Sedangkan kata “musik” menjelaskan media yang

digunakan dalam rangkaian terapi.

Adapun definisi terapi musik menurut World Federation of Music

Therapy adalah sebagai berikut:

Musik Terapi adalah penggunaan musik secara professional dan elemen-

elemennya sebagai intervensi dalam bidang medis, pendidikan, dan

kehidupan sehari-hari dengan individu-individu, grup, keluarga

maupun komunitas-komunitas yang berusaha mengoptimalkan kualitas

hidup mereka dan mengembangkan kemampuan fisik, sosial,

komunikasi, emosi, intelektual dan kesehatan spiritual serta

kesejahteraan. Penelitian, praktek, pendidikan dan pelatihan dalam

musik terapi berdasakan pada standar professional yang mengacu pada

kultur, keadaan sosial dan konteks politik (WFMT, 2011).10

Melalui terapi musik, seseorang didorong untuk berinteraksi,

berimprovisasi, mendengarkan dan juga aktif memainkan alat musik.

Kegiatan musikal yang dilakukan, dirancang sesuai kebutuhan dan

kondisi klien sehingga dapat bersifat terapeutik. Sudah banyak

penelitian dan penemuan mengenai sifat-sifat terapeutik yang ada dalam

kegiatan musikal.

2. Unsur-unsur terapeutik pada musik

a. Musik memikat dan mempertahankan perhatian

Musik yang terstruktur memikat dan mempertahankan rentang

perhatian (attention-span) anak autistik. Ritme, konsistensi harmoni, dan

10 Makalah Terapi Musik dengan Anak ADHD oleh Patrisna Widuri, M. Psi. Psikolog, Dr. Weny Savitry S. Pandia, Psi., M. Si, Amelia Delfina Kho, M. A. Fakultas Ilmu Seni-Jurusan Seni Musik universitas Pelita Harapan, 2011.

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian autisme menurut ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8512/2/T1_852005002_BAB II… · b. Gangguan sistem pencernaan Gangguan dalam metabolisme

23

alur melodi sebuah lagu dapat mempengaruhi dan membangun

situasi/suasana.

Musik bukan hanya menjadi sebuah latar, tetapi menjadi sebuah

stimulus. Tempo yang tetap membantu anak mengatur lingkungan

sekelilingnya. Ritme perlu disesuaikan dengan aktivitas yang sedang

dilakukan sehingga akan membuat anak bertahan dengan suatu tugas

lebih lama/lebih fokus.

b. Musik menstrukturisasi waktu

Chord/harmoni membuat kita memahami struktur sebuah lagu.

Dalam sebuah lagu sederhana biasanya terdiri atas tiga chord sederhana,

yaitu I, IV, V. Kita pun secara umum mengetahui bahwa chord pertama

dan terakhir dari sebuah lagu adalah chord I. Hal inilah yang menjadi

tanda bagi anak, kapan sebuah lagu berakhir, bersamaan dengan

selesainya tugas yang harus mereka kerjakan.

c. Musik berorientasi pada keberhasilan

Keberhasilan mengacu pada kemampuan seorang anak

mempertahankan partisipasinya pada kegiatan bermusik. Mendengarkan

dan memberikan perhatian terhadap musik, kemampuan melakukan

pergerakan atau membuat sebuah suara sudah merupakan partisipasi

aktif dari anak.

d. Musik memberikan lingkup yang aman untuk mempraktekan

kemampuan sosial anak

Lagu menjadi sarana untuk mengekspresikan perasaan, keinginan

dan dapat membuat sebuah interaksi (misalnya saja, percakapan ataupun

kontak mata). Ketika mereka mampu sedikit berinteraksi, maka akan

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian autisme menurut ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8512/2/T1_852005002_BAB II… · b. Gangguan sistem pencernaan Gangguan dalam metabolisme

24

berpengaruh terhadap eksistensi mereka sebagai bagian dari lingkup

sosial.

e. Musik menjadikan repetisi dan kegiatan mengingat menjadi

menyenangkan

Musik dapat menyampaikan informasi yang sama berulang kali

tanpa membuatnya menjadi membosankan dan anak akan berusaha

menyesuaikan konsentrasi terhadap durasi lagu/musik tersebut dan

mengontrol rasa frustrasi mereka.

f. Musik dapat membantu anak mengontrol lingkungan sekitar

Anak-anak secara visual akan tertarik dengan beragam instrumen

musik Namun untuk membantu mengontrol lingkungan sekitar,

biasanya instrumen musik ritmis akan sangat membantu.

g. Musik dapat menjadi gambaran dan penyesuaian terhadap

masing-masing individual

Perubahan tempo akan berpengaruh menjadikan lebih tenang atau

malah menstimulasi untuk reaktif terhadap suatu hal. Bagian

improvisasi pada sebuah lagu dapat berfungsi untuk berkomunikasi

sehingga secara bertahap mengundang anak-anak untuk berinteraksi

dengan orang-orang sekelilingnya.

3. Penelitian terapi musik dengan anak autisme

Berikut ini beberapa penelitian-penelitian yang telah dilakukan

mengenai efek musik/terapi musik pada anak dengan autisme:

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian autisme menurut ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8512/2/T1_852005002_BAB II… · b. Gangguan sistem pencernaan Gangguan dalam metabolisme

25

a. Pronovost (1961) menyatakan bahwa anak-anak dengan autisme

akan merespons lebih baik pada penggunaan bahasa melalui

musik.

b. Nordoff dan Roberts (1971) menyarankan penggunaan lagu

dengan lirik berulang untuk meningkatkan kemampuan berbicara

dengan intonasi yang tepat.

c. Grandin & Scariano (1986) mendapati bahwa anak dengan autisme

tertarik dengan musik karena sifat alami ritme yang repetitif.

Musik juga merupakan sesuatu yang terstruktur dan terorganisir

dan hal itulah yang dibutuhkan oleh anak dengan autisme.

d. Clarkson (1992) melaporkan bahwa terjadi peningkatan kontak

mata dan kemampuan komunikasi saat sesi terapi musik

berlangsung.

e. Chadwick, Nash & Wimpory (1995); Thaut (1998); Amstrong &

Darrow (1999); Patterson (2003); Shore (2003) menyatakan musik

membantu mengubah perilaku anak autistik dan mengembangkan

kemampuan komunikasi.

f. Gourney (1998) menggambarkan bagaimana musik berpengaruh

terhadap kedisiplinan anak dengan autisme.

g. Thaut (1998) menemukan bahwa anak dengan autisme akan

melakukan kemampuan-kemampuan dasar ketika diperkenalkan

dengan musik.

h. Brownel (2003) mendapatkan bahwa adanya intervensi terapi

musik, terdapat perkembangan yang baik pada kemampuan sosial

dan komunikasi pada anak autistik.

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian autisme menurut ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8512/2/T1_852005002_BAB II… · b. Gangguan sistem pencernaan Gangguan dalam metabolisme

26

i. Shore (2003) juga mengungkapkan efek positif dari terapi musik

pada anak autisme seperti semakin kayanya perbendaharaan kata

dari lagu yang dipelajari, adanya respons dan meningkatnya

kemampuan bercakap-cakap ketika lagu dinyanyikan, membuat

anak lebih fokus dan meningkatkan kepercayaan diri.

Melalui penelitian-penelitian di atas maka kita dapat mengetahui

bahwa musik dapat memberi pengaruh positif dan menolong anak dengan

autisme, terutama bagi perkembangan bahasa dan komunikasi mereka.

Baik itu musik sebagai latar, dinyanyikan maupun memainkan alat musik.

C. Kriteria Lagu yang Dapat Digunakan dalam Terapi Musik

Ada pula beberapa hal yang dapat dilakukan untuk membantu

meningkatkan kemampuan komunikasi anak autistik. Misalnya, untuk

mengurangi cara berbicara yang monoton, dapat dilakukan dengan

menyanyikan lagu yang dikomposisikan untuk menyesuaikan ritme,

penekanan, dan perubahan nada dalam sebuah kalimat.11 Sedangkan

melakukan tepukan tangan di dekat muka anak dengan repetisi, akan

meningkatkan kontak mata yang dilakukan.12

Lagu sederhana dengan kata-kata yang sederhana pula, serta memiliki

frase yang bersifat repetisi pun sudah membantu bagi perkembangan bahasa

anak autistik. Frase-frase bermakna dalam sebuah lagu yang dihadirkan

11 Dorita S. Berger, Music Therapy, Sensory Integration and the Autistic Child, (London: Jessica Kingsley Publishers, 2002),162.

12 Myra J. Staum, Music Therapy and Language. http://www.autism.com/edu_music_therapy.asp

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian autisme menurut ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8512/2/T1_852005002_BAB II… · b. Gangguan sistem pencernaan Gangguan dalam metabolisme

27

dengan gambaran visual dan isyarat-isyarat akan memfasilitasi proses

perkembangan bahasa/komunikasi anak autistik lebih jauh lagi.13

Dalam menyusun sebuah lagu sederhana bagi anak autistik, ada

beberapa hal yang mungkin dapat dijadikan pertimbangan. Berikut ini

kriteria yang dapat dijadikan sebagai acuan:

o Teks/lirik yang digunakan lagu tersebut apakah sesuai?

o Apakah lagu tersebut sesuai dengan usia anak?

o Bagaimana dengan range dan nada dasar yang digunakan lagu

tersebut, apakah cocok dengan range suara anak?

o Tujuan apa yang akan dicapai melalui lagu tersebut. Apakah

untuk menyampaikan informasi, mengiringi sesuatu yang

dilakukan berulang-ulang, memotivasi ataukah mempertahankan

perhatian anak.

o Kompleksitas dari lagu tersebut dilihat dari segi lirik, melodi dan

iringan.

Lirik yang digubah di sini mengambil sebagian dari kata-kata yang

mereka ucapkan setiap sebelum memulai sesi terapi. Sehingga lirik yang

digunakan sudah pasti sesuai dengan usia anak-anak. Adapun kata-kata yang

mereka ucapkan adalah sebagai berikut:

“Bersiap, beri salam. Selamat pagi Pak/Bu (nama terapis). Berdoa

mulai: Tuhanku, berilah aku hari ini tambahan ilmu agar aku menjadi anak

yang pintar. Amin.”

13 Myra J. Staum, Music Therapy and Language. http://www.autism.com/edu_music_therapy.asp

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI 1. Pengertian autisme menurut ...repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8512/2/T1_852005002_BAB II… · b. Gangguan sistem pencernaan Gangguan dalam metabolisme

28

Menurut Debbie Cavallier, dalam tulisannya yang berjudul Writing

Music for Children: A 10 Point Kid Tested Checklist for Success jangkauan suara

aman anak-anak adalah mulai dari c4 sampai dengan g4 (interval 5 di

atasnya). Jangkauan ini bisa berkembang beberapa not di atasnya (misalnya

not A atau B). Maka berdasarkan keterangan di atas, dipilihlah nada dasar C

mayor.

Tujuan yang ingin dicapai dari lagu ini adalah melatih komunikasi

umum bagi anak-anak. Didukung dengan lirik yang dinyanyikan diulangi

dua kali, kemudian anak diajak melengkapi suku kata akhir frase.

Sebelumnya akan dilatih oral motor dengan vokalisasi dan mengeksplor alat

musik tiup (recorder/pianika).

Pemilihan tempo disesuaikan dengan detak jantung anak, kurang lebih

90-120MM. Tempo ini terkadang bagi orang dewasa terasa seperti tempo

yang cepat namun tidak sama halnya dengan anak-anak. Dapat terjadi, bagi

anak-anak tempo ini terasa seperti tempo medium.