BAB II laju reaksi.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laju reaksi

Citation preview

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1Teori tumbukan (koalisi)Suatu reaksi hanya dapat berlangsung jika molekul-molekul reaktan saling bertumbukan. Namun demikian, tidak setiap tumbukan akan menghasilkan reaksi. Hanya tumbukan yang berhasil atau efektif saja yang akan menghasilkan reaksi.Tumbukan yang berhasil (efektif): Jika tersedia jumlah energi yang cukup dan orientasi (atau posisi) yang tepat untuk memutuskan atau memecahkan ikatan dan membentuk ikatan kimia yang baru. Mereka harus bertumbukan dengan energi yang cukup dan orientasi yang tepat,sehingga dapat memutuskan ikatan lama untuk membentuk katan baru. Persamaan Arrhenius merupakan suatu hubungan empirik yang memberikan pengaruh temperature pada konstanta laju yang diamati. Hubungan dari bentuk ini diamati terhadap reaksi unimolekular dan biomolekular dan sering juga diamati pada reaksi kompleks yang melibatkan sejumlah tahap biomolekular dan unimolekular. Dalam banyak hal, memberikan nilai ketergantungan terhadap temperatur pada reaksi kompleks dan terhadap temperatur reaksi biomolekular dan unimolekular (Martin, etc., 2008).Sifat temperature yang mempengaruhi gerak molekul dapat diketahui dengan menganggap suatu situasi hipotesis dimana seluruh molekul zat bergerak dengan arah dan laju yang sama. Jika suatu molekul menyimpang dari jalan semula, akan menabrak molekul lain, menyebabkan kedua molekul bergerak dengan arah dan kecepatan yang berbeda. Suatu tabrakan berantai antarmolekul mungkin dapat terjad, yang akhirnya berakibat seluruh molekul mengalami gerak acak. Dalam hal ini hanya fraksi tertentu molekul yang mempunyai laju yang sama dengan laju semula pada sistem tertentu (Martin, etc., 2008).2.2Teori laju reaksiSifat-sifat suatu materi dapat dipelajari berdasarkan strukturnya (bentuk molekul). Besarnya energi yang terlibat dalam suatu reaksi dapat diketahui dari kajian termokimia. Bagaimana dengan tingkat reaksi? Berapakah lama waktu yang diperlukan oleh suatu reaksi? Ini hanya dapat diketahui dengan mempelajari kecepatan reaksi (rate of reaction).1. Kemolaran (Konsentrasi Larutan)Kemolaran adalah satuan konsentrasi larutan untuk menyatakan jumlah mol zat terlarut per liter larutan, dilambangkan dengan M. Satuan yang dimaksud adalah kemolaran. Secara matematika, kemolaran dapat diungkapkan dengan persamaan berikut (Anggraeni, 2007).2. Kecepatan reaksiKecepatan reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi molar pereaksi atau hasil reaksi per satuan waktu. Saat melakukan reaksi, akan tampak bahwa konsentrasi molar pereaksi berkurang, sedangkan konsentrasi molar hasil reaksi bertambah sampai semua pereaksi habis (Anggraeni, 2007). Perubahan konsentrasi molar pereaksi dan hasil reaksi akan tampak seperti pada Gambar 1. jika dialurkan ke dalam bentuk grafik. Baik pereaksi maupun hasil reaksi berubah secara eksponensial (Anggraeni, 2007).

Gambar 1. Kurva perubahan konsentrasi terhadap waktu

dan menyatakan perubahan konsentrasi molar pereaksi; [X] menyatakan perubahan konsentrasi molar hasil reaksi; t menyatakan rentang waktu reaksi. Tanda negatif menunjukkan bahwa konsentrasi pereaksi berkurang, tanda positif menunjukkan konsentrasi hasil reaksi bertambah. Satuan untuk kecepatan reaksi yaitu kemolaran per satuan waktu (M s1). Untuk sistem gas, kecepatan reaksi dapat dinyatakan dalam satuan tekanan parsial per satuan waktu, yaitu atm s1 atau mmHg s1 (Anggraeni, 2007).

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju ReaksiBerlangsungnya reaksi kimia antar komponen zat, secara umum dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu di antaranya adalah:1) Luas permukaan sentuh zat-zat yang bereaksiDalam kehidupan sehari hari maupun dalam industri, pengaruh luas permukaan zat sering digunakan untuk mengatur laju reaksi (Petrucci, 1985)..Contoh :Dalam sistem pencernaan, makanan lebih dulu dikunyah dengan tujuan untuk menghancurkannya secara fisik sehingga sari makanan lebih mudah diuraikan secara kimiaPenduduk yang menggunakan kayu sebagai bahan bakar untuk memasak, tidak menggunakan kayu gelondongan melainkan kayu yang telah dipecah terlebih dahulu supaya mudah terbakar2) Konsentrasi zat-zat yang bereaksiPada umumnya reaksi berlangsung lebih cepat jika konsentrasi pereaksi diperbesar. Suatu larutan yang pekat (konsentrasi tinggi atau besar) sudah tentu mengandung molekul molekul yang lebih rapat dari pada larutan yang encer (konsentrasi rendah atau kecil) (Petrucci, 1985).3) Suhu lingkungan pada saat bereaksiLaju reaksi kimia bertambah dengan naiknya suhu. Kenaikan laju reaksi dapat diterangkan dari gerak molekulnya. Molekul molekul dalam suatu zat kimia selalu bergerakgerak dan jika suhu dinaikan maka molekul akan bergerak semakin cepat sehingga kemungkinan terjadinya tumbukan antar molekul semakin besar. Pada umumnya kenaikan suhu sebesar 10oC menyebabkan kenaikan laju reaksi sebesar 2 sampai 3 kali. Penjelasan mengenai pengaruh suhu terhadap laju reaksi: Peningkatan suhu meningkatkan fraksi molekul yang memiliki energy aktivasi (Petrucci, 1985).Contoh: Adanya kelarutan suspensi amoxicillin dengan suspensi klavulanat terhadap perubahan temperature penyimpanan yang akan disajikan dalam makalah ini (Alburyhi, 2013).4) Keterlibatan Katalis pada saat reaksi berlangsungKatalisator adalah zat yang dapat mempercepat reaksi tetapi tidak mengalami perubahan secara permanen dalam reaksi. Katalisator bekerja dengan membentuk senyawa antara atau mengabsorbsi zat yang direaksikan (Widjajanti, 2005).Contoh: Reaksi yang dikatalisis oleh logam.

4. Persamaan Laju Reaksi dan Orde ReaksiReaksi kimia: A2 + B2 2 AB Persamaan laju reaksi: V = k [A2]x[B2]yDimana:V = laju reaksi (Ms-1)k = konstanta laju reaksi[A2] = konsentrasi zat A (M)[B2] = konsentrasi zat B (M)x = orde reaksi zat Ay = orde reaksi zat Bx + y = orde reaksi totalOrde reaksi (Martin, etc., 2008):a. Orde reaksi 0 : laju reaksi tidak bergantung pada konsentrasiPersamaan reaksi yang berorde 0 : V = k [A]0 b. Orde reaksi 1 : laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi pereaksiJika konsentrasi dinaikkan dua kali, maka laju reaksinya pun akan dua kali lebih cepat dari semula, dst.Persamaan laju reaksi: V = k [A]

c. Orde reaksi 2: Pada reaksi orde dua, kenaikan laju reaski akan sebanding dengan kenaikan konsentrasi pereaksi pangkat dua. Bila konsentrasi pereaksi dinaikkan dua kali maka laju reaksinya akan naik menjadi empat kali lipat dari semula.Persamaan laju reaksi : V = k [A]1 [B]1 ; V = k [A]2 ; V = k [B]2

Dengan demikian, jika konsentrasi suatu zat dinaikkan a kali, maka laju reaksinya menjadi b kali; sehingga orde reaksi terhadap zat tersebut adalah:

dimana x = orde reaksi

DAFTAR PUSTAKA

Alburyhi, Mahmoud Mahyoob dan Ahmad, Abdulwali dan Noman, Maged Alwan. 2013. Stability Study of Six Brands of Amoxicillin Trihydrate and Calvulanic Acid Oral Suspension Present in Yemen Markets. Journal of Chemical and Pharmaceitucal Research. USAAnggraeni, A. 2007. Pengembangan Buku Petunjuk Praktikum Kimia SMA/MA Kelas XI Semester Genap Berbasis Inkuiri Terbimbing (Gueided Inquiry). Skripsi, Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang. MalangMartin, Alred dan Swarbrick, James dan Cammarata, Arthur. 2008. Farmasi Disik. Penerbit UI Press. JakartaPetrucci, Ralph dan Suminar. 1985. Kimia Dasar, Prinsip dan Terapan Modern, Edisi IV, Jilid II. Erlangga. Jakarta Widjajanti, Endang. 2005. Pengaruh Katalisator Terhadap laju Reaksi. Kimia FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta