32
Modul Praktikum : Penentuan Panas Reaksi Dosen Pembimbing : Dr.Eko andrianto Nama Mahasiswa : m.agis sofyan sauri NIM : 151411082 Tanggal Praktikum : Tanggal Penyerahan : I. Tujuan Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Mempelajari bahwa setiap reaksi kimia disertai dengan perubahan energi. 2. Menghitung perubahan kalor beberapa reaksi. II. Dasar Teori Termokimia atau energetika kimia adalah ilmu yang mempelajari perubahan kalor pada reaksi kimia. Dalam percobaan ini perubahan kalor yang diamati dilakukan pada tekanan konstan dan sistem yang diamati menyangkut cair-padat sehingga perubahan volume dapat diabaikan. Akibatnya kerja yag bersangkutan dengan sistem dapat pula diabaikan (P∆V = 0). Oleh karena itu perubahan entalpi (∆H) sama dengan perubahan energi dalam (∆U). Jumlah kalor yang terlibat dalam reaksi dapat ditentukan dengan menggunakan kalorimeter. Besaran fisika yang diamati adalah suhu. Kalorimeter dibuat

penentuan panas reaksi.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: penentuan panas reaksi.docx

Modul Praktikum : Penentuan Panas Reaksi

Dosen Pembimbing : Dr.Eko andrianto

Nama Mahasiswa : m.agis sofyan sauri

NIM : 151411082

Tanggal Praktikum :

Tanggal Penyerahan :

I. Tujuan

Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan mampu :

1. Mempelajari bahwa setiap reaksi kimia disertai dengan perubahan energi.

2. Menghitung perubahan kalor beberapa reaksi.

II. Dasar Teori

Termokimia atau energetika kimia adalah ilmu yang mempelajari perubahan

kalor pada reaksi kimia. Dalam percobaan ini perubahan kalor yang diamati

dilakukan pada tekanan konstan dan sistem yang diamati menyangkut cair-padat

sehingga perubahan volume dapat diabaikan. Akibatnya kerja yag bersangkutan

dengan sistem dapat pula diabaikan (P∆V = 0). Oleh karena itu perubahan entalpi

(∆H) sama dengan perubahan energi dalam (∆U).

Jumlah kalor yang terlibat dalam reaksi dapat ditentukan dengan menggunakan

kalorimeter. Besaran fisika yang diamati adalah suhu. Kalorimeter dibuat

sedemikian rupa sehingga menyerupai termos ideal dimana tidak terjadi

perpindahan kalor dari dan ke sistem. Tapi, perlu diperhatikan bahwa tetap terjadi

perpindahan kalor dari kalorimeter ke isinya (campuran reaksi yang akan

ditentukan kalor reaksinya) atau sebaliknya.

Oleh karena itu kalorimeter harus ditera (yakni dengan menentukan kalor yang

diserap oleh kalorimeter). Jumlah kalor yang diserap oleh kalorimeter untuk

menaikkan suhu sebesar 1 derajat disebut tetapan kalorimeter.

Untuk mengukur panas reaksi, digunakan rumus :

Q = m c Dt

= C DT

Page 2: penentuan panas reaksi.docx

III. Keselamatan Kerja

Gunakan jas laboratorium saat praktikum.

Hindari kontak langsung dengan larutan NaOH, HCl, etanol, dan CuSO4.

Simpanlah campuran sisa reaksi ke dalam tempat limbah yang disediakan.

IV. Alat dan Bahan

Bahan Alat

1 gram Zn bubuk Kalorimeter

40 ml CuSO4 Termometer 1500C

25 ml HCL 2 M Gelas kimia

25 ml NaOH 2 M Gelas Ukur

85 ml Ethanol Pipet Volume

Hotplate

V. Skema Kerja

Page 3: penentuan panas reaksi.docx

Menentukan Tetapan Kalorimeter

Page 4: penentuan panas reaksi.docx

Menentukan Kalor Reaksi Zn CuSO4

Masukkan 40 ml CuSO4 0,5 M

Catat suhu (T1) setiap 30” selama 2’

Timbang 1 gram bubuk Zn

Kocokkalorimeter

MasukkanZn bubuk

Catat ∆T setiap 1’ selama 10’

Hitung mol ZnSO4

yang terbentuk

Buat kurva untuk menentukan Ta

Page 5: penentuan panas reaksi.docx

Menentukan Kalor Pelarutan Ethanol – Air

Page 6: penentuan panas reaksi.docx

Menentukan Kalor Penetralan NaOH – HCl

Masukkan 25 ml HCl 2M tepat

Catat suhu larutan

Siapkan 25 ml NaOH 2M tepat

Campurkan NaOH dengan HCl

Catat ∆T setiap 1” selama 5’

Buat kurva untuk menentukan Ta

Catat suhu larutan

Page 7: penentuan panas reaksi.docx

VI. Data Pengamatan

1. Menentukan Tetapan Kalorimeter

T1 = 25oC

T2 = 35oC

Berat Kalorimeter Kosong = 221,47 gram

Berat Kalorimeter + Air Dingin = 261,78 gram

Berat Kalorimeter + Air Dingin + Air Panas = 300,22 gram

Data Pengamatan Suhu Air

Waktu (sekon) Suhu ( oC)

15 31

30 31

45 31

60 31

75 31

90 30,5

105 30

120 30

2. Menentukan Kalor Reaksi CuSO4 - Zn

Data Pengamatan Suhu CuSO4

Waktu (sekon) Suhu ( oC)

30 25

60 25

90 25

120 25,5

Data Pengamatan Suhu Campuran Reaksi

Waktu (sekon) Suhu ( oC)

60 30

120 32

180 33

Page 8: penentuan panas reaksi.docx

240 34

300 34

360 34

420 34

480 34

540 34

600 34

3. Menentukan Kalor Pelarutan Air – Ethanol

Data Pengamatan Untuk Perbandingan Air – Ethanol = 18 : 29

No.Waktu

(sekon)

Suhu Air Mula-

mula ( oC)

Suhu Ethanol

Mula-mula ( oC)

Suhu

Campuran ( oC)

1 1524,5

2431

2 30 24

3 4524,5

2431

4 60 24

5 7524,5

2431

6 90 24

7 10524,5

2430,5

8 120 24

9 13530,5

10 150

11 16530,5

12 180

13 19530,5

14 210

15 22530,5

16 240

Data Pengamatan Untuk Perbandingan Air – Ethanol = 27 : 20

Page 9: penentuan panas reaksi.docx

No.Waktu

(sekon)

Suhu Air Mula-

mula ( oC)

Suhu Ethanol

Mula-mula ( oC)

Suhu

Campuran ( oC)

1 1524,5

2431,5

2 30 24

3 4524,5

2431,5

4 60 24

5 7525

2431,5

6 90 24

7 10525

2431,5

8 120 24

9 13531,2

10 150

11 16531,2

12 180

13 19531,2

14 210

15 22531,2

16 240

Data Pengamatan Untuk Perbandingan Air – Ethanol = 31 : 16

No.Waktu

(sekon)

Suhu Air Mula-

mula ( oC)

Suhu Ethanol

Mula-mula ( oC)

Suhu

Campuran ( oC)

1 1525

2431

2 30 24

3 4525

2431

4 60 24

5 7525

2431

6 90 24

7 10525

2431

8 120 24

9 13530,9

10 150

Page 10: penentuan panas reaksi.docx

11 16530,9

12 180

13 19530,8

14 210

15 22530,8

16 240

Data Pengamatan Untuk Perbandingan Air – Ethanol = 36 : 11

No.Waktu

(sekon)

Suhu Air Mula-

mula ( oC)

Suhu Ethanol

Mula-mula ( oC)

Suhu

Campuran ( oC)

1 1525

2528

2 30 25

3 4525

2528

4 60 25

5 7525

2528

6 90 25

7 10526

2528

8 120 25

9 13528

10 150

11 16529

12 180

13 19529

14 210

15 22529

16 240

Data Pengamatan Untuk Perbandingan Air – Ethanol = 40 : 7

No. Waktu Suhu Air Mula- Suhu Ethanol Suhu

Page 11: penentuan panas reaksi.docx

(sekon) mula ( oC) Mula-mula ( oC) Campuran ( oC)

1 1525

2528

2 30 25

3 4525

2528

4 60 25

5 7526

2528

6 90 25

7 10525

2528,5

8 120 25

9 13529

10 150

11 16529

12 180

13 19529

14 210

15 22529

16 240

Data Pengamatan Untuk Perbandingan Air – Ethanol = 45 : 2

No.Waktu

(sekon)

Suhu Air Mula-

mula ( oC)

Suhu Ethanol

Mula-mula ( oC)

Suhu

Campuran ( oC)

1 1525

2526

2 30 25

3 4525,5

2527

4 60 25

5 7526

2527

6 90 25

7 10526

2527

8 120 25

9 13527

10 150

11 165 28

Page 12: penentuan panas reaksi.docx

12 180

13 19528

14 210

15 22528

16 240

4. Menentukan Kalor Penetralan NaOH – HCl

Suhu NaOH = 240C Suhu HCl = 240C

Data Pengamatan Suhu Campuran Reaksi

No Waktu (detik) Suhu (OC)

1 15 35

2 30 35

3 45 35

4 60 35

5 75 34,9

6 90 34,9

7 105 34,9

8 120 34,9

9 135 34,8

10 150 34,8

11 165 34,8

12 180 34,5

13 195 34,5

14 210 34,5

15 225 34,5

16 240 34,5

17 255 34,5

18 270 34,4

19 285 34,4

20 300 34,4

Page 13: penentuan panas reaksi.docx

VII.Pengolahan Data

a. Menentukan Tetapan Kalorimeter

T1 = 25 oC = 298 K

T2 = 35 oC = 308 K

Ta = 31 oC = 304 K

ρ air=¿ 1 g/cm3

C air = 4,2 J/g K

∆ t = T2 - Ta

= 308 K – 304 K

= 4 K

∆ T = Ta – T1

= 304 K – 298 K

= 6 K

ρair = mV

m = ρair . V

= 1 g/cm3 . 40 mL

= 1 g/cm3 . 40 cm3

= 40 g

Q air dingin = m air dingin . c air . ∆ T

= 40 g . 4,2 J/g K . 6 K

= 1008 J

Q air panas = m air panas . c air . ∆t

= 40 g . 4,2 J/g K . 4 K

= 672 J

Q kalorimeter = Q air panas – Q air dingin

= 672 J – 1008 J

= | -336 J | = 336 J

Page 14: penentuan panas reaksi.docx

Tetapan Kalorimeter :

k = Qkalorimeter

∆ T

= 336 J6 K

= 56 J/K

b. Menentukan Kalor Reaksi Zn – CuSO4

T awal = 25,5 oC = 298,5 K

T akhir = 34 oC = 307 K

C ZnSO4 = 3,52 J/g K

ρZnSO4 = 1,14 g/cm3

mol CuSO4 = M . V

= 0,5 mol/L . 0,04 L

= 0,02 mol

mol Zn = massa

Mr

= 1

65

= 0,015 mol

massa ZnSO4 = ρZnSO4 . V

= 1,14 g/cm3 . 40 ml

= 1,14 g/cm3 . 40 cm3

= 45,6 g

∆ T = T akhir – T awal

= 307 K – 298,5 K

= 8,5 K

Qyang diserap kalorimeter = k. ∆ T

= 56 J/K . 8,5 K

Page 15: penentuan panas reaksi.docx

= 476 J

Qyang diserap larutan = mlarutan . Clarutan . ∆ T

= 45,6 g . 3,52 J/g K . 8,5 K

= 1364,352 J

Qreaksi = Q kal + Q lar

= 476 J + 1364,352 J

= 1840,352 J

∆ H reaksi = Qreaksi

mol pereaksi

= 1840,352 J

0,02 mol

= 92017,6 J/mol

= 92,0176 kJ/mol

c. Menentukan Kalor Pelarutan Air – Ethanol

ρ ethanol = 0,793 g/cm3

C ethanol = 0,61 J/g K

Vmolar ethanol = Mrρ

= 46 g /mol

0,793 g /cm3=58 cm3 /mol

ρ air = 1 g/cm3

C air = 4,2 J/g K

Vmolar air = Mrρ

=18 g /mol

1 g /cm3=18 cm3/mol

∆T = ∆Ta

Perbandingan air : ethanol (mL) = 18 : 29

Qair=mair .Cair . ∆ Ta

¿ ρair .V air . cair . (T akhir−T awal )

= 1 g/cm3 . 18 cm3 . 4,2 J/g K . (304 K – 297,5 K)

= 1 g/cm3 . 18 cm3 . 4,2 J/g K . 6,5 K

= 491,4 J

Page 16: penentuan panas reaksi.docx

Qdiserap ethanol=methanol . C ethanol .∆T m

¿ ρethanol . V ethanol .C ethanol . ( Takhir−T awal )

= 0,793 g/cm3 . 29 cm3 . 1,92 J/g K . (304 K – 297 K)

= 0,793 g/cm3 . 29 cm3 . 1,92 J/g K . 7 K

= 309,07968 J

Q kalorimeter = k . ∆ T

= 56 J/K . 6,5 K

= 364 J

Q pelarutan = Q air + Q ethanol + Q kalorimeter

= 491,4 J + 309,07968 J + 364 J

= 1164,47968 J

∆ H pelarutan=Q pelarutan

V ethanol

V molar ethanol

∆ H pelarutan=1164,47968J

29 mL58 mL/mol

= 2328,95936 J/mol

Perbandingan air : ethanol (mL) = 27 : 20

Qair=mair .Cair . ∆ Ta

¿ ρair .V air . cair . (T akhir−T awal )

= 1 g/cm3 . 27 cm3 . 4,2 J/g K . (304,5 K – 298 K)

= 1 g/cm3 . 27 cm3 . 4,2 J/g K . 6,5 K

= 737,1 J

Qdiserap ethanol=methanol . C ethanol .∆T m

¿ ρethanol . V ethanol .C ethanol . ( Takhir−T awal )

Page 17: penentuan panas reaksi.docx

= 0,793 g/cm3 . 20 cm3 . 1,92 J/g K . (304,5 K – 297 K)

= 0,793 g/cm3 . 20 cm3 . 1,92 J/g K . 7,5 K

= 228,384 J

Q kalorimeter = k . ∆ T

= 56 J/K . 6,5 K

= 364 J

Q pelarutan = Q air + Q ethanol + Q kalorimeter

= 737,1 J + 228,384 J + 364 J

= 1329,484 J

∆ H pelarutan=Qpelarutan

V ethanol

V molarethanol

∆ H pelarutan=1329,484 J

20 mL58 mL /mol

= 3855,5036 J/mol

Perbandingan air : ethanol (mL) = 31 : 16

Qair=mair .Cair . ∆ Ta

¿ ρair .V air . cair . (T akhir−T awal )

= 1 g/cm3 . 31 cm3 . 4,2 J/g K . (304 K – 298 K)

= 1 g/cm3 . 31 cm3 . 4,2 J/g K . 6 K

= 781,2 J

Qdiserap ethanol=methanol . C ethanol .∆T m

¿ ρethanol . V ethanol .C ethanol . ( Takhir−T awal )

= 0,793 g/cm3 . 16 cm3 . 1,92 J/g K . (304 K – 297 K)

= 0,793 g/cm3 . 16 cm3 . 1,92 J/g K . 7 K

= 170,52672 J

Page 18: penentuan panas reaksi.docx

Q kalorimeter = k . ∆ T

= 56 J/K . 6 K

= 336 J

Q pelarutan = Q air + Q ethanol + Q kalorimeter

= 781,2 J + 170,52672 J + 336 J

= 1287,72672 J

∆ H pelarutan=Qpelarutan

V ethanol

V molarethanol

∆ H pelarutan=1287,72672 J

16 mL58 mL /mol

= 4668,00936 J/mol

Perbandingan air : ethanol (mL) = 36 : 11

Qair=mair .Cair . ∆ Ta

¿ ρair .V air . cair . (T akhir−T awal )

= 1 g/cm3 . 36 cm3 . 4,2 J/g K . (302 K – 299 K)

= 1 g/cm3 . 36 cm3 . 4,2 J/g K . 3 K

= 453,6 J

Qdiserap ethanol=methanol . C ethanol .∆T m

¿ ρethanol . V ethanol .C ethanol . ( Takhir−T awal )

= 0,793 g/cm3 . 11 cm3 . 1,92 J/g K . (302 K – 298 K)

= 0,793 g/cm3 . 11 cm3 . 1,92 J/g K . 4 K

= 66,99264 J

Q kalorimeter = k . ∆ T

Page 19: penentuan panas reaksi.docx

= 56 J/K . 3 K

= 168 J

Q pelarutan = Q air + Q ethanol + Q kalorimeter

= 453,6 J + 66,99264 J + 168 J

= 688,59264 J

∆ H pelarutan=Qpelarutan

V ethanol

V molarethanol

∆ H pelarutan=688,59264 J

11mL58 mL /mol

= 3630,761193 J/mol

Perbandingan air : ethanol (mL) = 40 : 7

Qair=mair .Cair . ∆ Ta

¿ ρair .V air . cair . (T akhir−T awal )

= 1 g/cm3 . 40 cm3 . 4,2 J/g K . (302 K – 299 K)

= 1 g/cm3 . 40 cm3 . 4,2 J/g K . 3 K

= 504 J

Qdiserap ethanol=methanol . C ethanol .∆T m

¿ ρethanol . V ethanol .C ethanol . ( Takhir−T awal )

= 0,793 g/cm3 . 7 cm3 . 1,92 J/g K . (302 K – 298 K)

= 0,793 g/cm3 . 7 cm3 . 1,92 J/g K . 4 K

= 42,63168 J

Q kalorimeter = k . ∆ T

= 56 J/K . K

= 168 J

Q pelarutan = Q air + Q ethanol + Q kalorimeter

Page 20: penentuan panas reaksi.docx

= 504 J + 42,63168 J + 168 J

= 714,63168 J

∆ H pelarutan=Qpelarutan

V ethanol

V molarethanol

∆ H pelarutan=714,63168 J

7mL58 mL /mol

= 5921,23392 J/mol

Perbandingan air : ethanol (mL) = 45 : 2

Qair=mair .Cair . ∆ Ta

¿ ρair .V air . cair . (T akhir−T awal )

= 1 g/cm3 . 45 cm3 . 4,2 J/g K . (301 K – 299 K)

= 1 g/cm3 . 45 cm3 . 4,2 J/g K . 2 K

= 378 J

Qdiserap ethanol=methanol . C ethanol .∆T m

¿ ρethanol . V ethanol .C ethanol . ( Takhir−T awal )

= 0,793 g/cm3 . 2 cm3 . 1,92 J/g K . (301 K – 298 K)

= 0,793 g/cm3 . 2 cm3 . 1,92 J/g K . 3 K

= 9,13536 J

Q kalorimeter = k . ∆ T

= 56 J/K . 2 K

= 112 J

Q pelarutan = Q air + Q ethanol + Q kalorimeter

= 283,5 J + 4,56769 J + 84 J

= 499,13536 J

Page 21: penentuan panas reaksi.docx

∆ H pelarutan=Qpelarutan

V ethanol

V molarethanol

∆ H pelarutan=499,13536 J

2mL58 mL /mol

= 14474,92544 J/mol

Tabel Hasil Perhitungan

NoVolume (mL)

Massa (gram)

[ρ ×V ¿Mol

[massa/Mr] ∆Tm ∆Ta

∆H/mol

(J/mol)

Mol

ethanol

/mol air

Mol air

/mol

ethanolAir Ethanol Air Ethanol Air Ethanol

1. 18 29 18 22,997 1 0.500 7 6,5 2328,95936 0,500 2

2. 27 20 27 15,86 1.5 0.345 7,5 6,5 3855,5036 0,230 4,35

3. 31 16 31 12,688 1,72 0.276 7 6 4668,00936 0,160 6,25

4. 36 11 36 8,723 2 0.190 4 3 3630,761193 0,095 10,53

5. 40 7 40 5,551 2,22 0.121 4 4 5921,23392 0,055 18,18

6. 45 2 45 1,586 2.5 0.034 3 2 14474,92544 0,014 71,43

d. Penentuan Kalor Penetralan NaOH-HCl

Mol NaOH = M.V

= 2 mol/L . 0,025 L

= 0,05 mol

Mol HCl = M.V

= 2 mol/L . 0,025 L

= 0,05 mol

NaOH + HCl NaCl + H2O

m 0,05 0,05 - -

b 0,05 0,05 0,05 0,05

s - - 0,05 0,05

∆ T = Takhir - Tawal

= 350C - 240C

Page 22: penentuan panas reaksi.docx

= 110C = 11 K

Volume larutan = Volume NaOH + Volume HCl

= 25 ml + 25 ml

= 50 ml

Massa larutan = ρ ×V

= 1,03 g/cm3 . 50 ml

= 1,03 g/cm3 . 50 cm3

= 51,5 gram

Qdiserap larutan=mlarutan .C larutan . ∆ T

= 51,5 gram . 3,96 J/gK . 11 K

= 2243,34 J

Q kalorimeter = k . ∆ T

= 56 J/K . 11 K

= 616 J

Qreaksi = Q diserap larutan + Q kalorimeter

= 2243,34 + 616

= 2859,34 J

∆ H penetralan=Qreaksi

molhasil reaksi

∆ H penetralan=2859,34 J0,05 mol

= 57186,8 J/mol

VIII.Pembahasan

1. Menentukan Tetapan Kalorimeter

Page 23: penentuan panas reaksi.docx

Untuk menentukan tetapan kalorimeter, dilakukan percobaan dengan

mencampurkan air yang memiliki suhu berbeda, yaitu air dingin dengan air

panas (memiliki suhu 10oC lebih tinggi dibanding air dingin) yang

dicampurkan dalam kalorimeter. Dari percobaan ini didapatkan suhu

campuran/suhu akhir (Ta) yang diamati dalam waktu tertentu. Pada saat suhu

akhir campuran yang didapat dari percobaan ini, terjadi serah terima kalor

antara air panas, air dingin dan kalorimeter. Dimana air panas melepaskan

kalor dan diterima oleh air dingin dan kalorimeter. Hal ini sesuai dengan

prinsip azas Black yang menyatakan bahwa kalor yang dilepaskan sama

dengan kalor yang diterima.

Dari hasil percobaan, data yang diperoleh tidak sesuai dengan teori.

Berdasarkan hasil percobaan, kalor yang diterima air dingin lebih besar

dibanding kalor yang dilepas air panas, sehingga kalor yang diterima

kalorimeter bernilai negatif (kalorimeter melepas kalor). Dari hasil percobaan

didapatkan kalor yang diterima kalorimeter adalah -336 J (diperoleh dari selisih

kalor yang diberikan air panas dengan kalor yang diserap oleh air dingin, yaitu

672 J - 1008 J). Ketidaksesuaian hasil percobaan dengan dasar teori adalah

adanya kesalahan percobaan terutama saat pembacaan termometer pada

pengukuran suhu serta terdapat lubang atau rongga dalam kalorimeter yang

digunakan saat percobaan, sehingga terdapat pengaruh udara luar.

Harga kalor yang diterima kalorimeter kemudian dimutlakkan sehingga

menjadi 336 J. Kemudian, hasil ini dibagi oleh perubahan suhu yang pada

percobaan didapat sebesar 6K. Sehingga dari hasil percobaan kami

mendapatkan tetapan kalorimeter sebesar K= 56 J/K.

Setelah mendapatkan tetapan kalorimeter, maka kita dapat menentukan dan

menghitung perubahan kalor pada percobaan selanjutnya.

2. Menentukan kalor reaksi Zn(s) – CuSO4

Dalam menentukan kalor reaksi dari digunakan 40 mL CuSO4 0,5 M dengan 1

gram bubuk Zn(s). Dalam percobaan ini, saat awal pencampuran larutan CuSO4

dengan bubuk Zn, suhu perlahan – lahan naik dari suhu awal (suhu larutan

CuSO4). Namun setelah beberapa lama pengadukan, suhu perlahan – lahan

turun. Kalor reaksi didapatkan dari penjumlahan kalor yang diserap larutan

Page 24: penentuan panas reaksi.docx

dengan kalor yang diserap kalorimeter yaitu 1840,352 J. Kemudian untuk

mendapatkan nilai ∆H reaksi, nilai kalor reaksi dibagi dengan mol pereaksi

( mol CuSO4 = 0,02 mol ). Maka ∆H reaksinya adalah 92017,6 J/mol.

3. Menentukan kalor pelarutan Ethanol – Air

No.Volume (mL) ∆H/mol

(J/mol)Air Ethanol

1. 18 29 2328,95936

2. 27 20 3855,5036

3. 31 16 4668,00936

4. 36 11 3630,761193

5. 40 7 5921,23392

6. 45 2 14474,92544

Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa besarnya entalpi pelarutan semakin

besar dengan bertambahnya volume air (larutan semakin encer). Itu

menunjukkan bahwa entalpi pelarutan etanol-air sangat dipengaruhi oleh

kepekatan larutan itu sendiri. Semakin banyak volume air (semakin encer

larutan), maka semakin besar pula entalpi pelarutannya.

4. Menentukan kalor penetralan NaOH – HCl

Pada percobaan ini, suhu kedua zat / T awal kedua zat harus dibuat sama dan

kami mendapatkan suhu kedua zat tersebut sebesar 240C.

Didapatkan kalor reaksinya adalah 1935,36 J. Untuk menentukan ∆H penetralan,

nilai kalor reaksi dibagi dengan mol hasil reaksi. Sehinnga didapat ∆H

penetralannya adalah 57186,8 J/mol.

Perbandingan data hasil percobaan dengan data standarLarutan ∆H° percobaan ∆H° standar Sumber referensi

Cu + ZnSO4 70.879 J/mol 218.000 J/mol www.haddnewcoll.ac.ukHCl + NaOH 48.394 J/mol 57.360 J/mol www.dartmouth.edu/chemlab

Dari data diatas terjadi perbedaan yang cukup signifikan antara data percobaan dengan data standar. Ini terjadi karena berbagai faktornyang menyebabkan banyak kalor yang hilang, diantaranya : Kurangnya ketelitian saat percobaan. Misalanya pembacaan termometer

yang kurang teliti yang dapat mengurangi akurasi data yang diperoleh. Kalorimeter yang digunakan sudah tidak ideal. Hal ini terbukti dari nilai ∆H

percobaan tidak sesuai dengan ∆H standar. Ini menunjukan cukup banyaknya kalor yang keluar dari kalorimeter. Ini bisa terjadi karena adanya

Page 25: penentuan panas reaksi.docx

rongga udara untuk alat pengaduk yang memungkinkan terjadinya perpindahan kalor dari dan ke sistem.

Massa zat yang direaksikan tidak ideal/ tidak sesuai dengan teori bahwa massa zat = densitas x volume. Hal terjadi karena adanya massa zat yang tertinggal pada dinding wadah takar sementara karena adanya gaya tarik adhesi antara zat dengan wadah takar.

IX. Kesimpulan

Tetapan kalorimeter dari kalorimeter yang digunakan adalah 56 J/K.

Kalor reaksi yang dihasilkan dari reaksi antara Zn dengan CuSO4 adalah

92017,6 J/mol.

Kalor yang dihasilkan pada pelarutan etanol – air adalah sebagai berikut :

NoVolume (mL) ∆H/mol

(J/mol)Air Ethanol

1. 18 29 2328,95936

2. 27 20 3855,5036

3. 31 16 4668,00936

4. 36 11 3630,761193

5. 40 7 5921,23392

6. 45 2 14474,92544

Dari tabel tersebut dapat disimpulkan bahwa besarnya entalpi pelarutan semakin

besar dengan bertambahnya volume air (larutan semakin encer). Maka besarnya

entalpi pelarutan etanol – air berbanding lurus dengan penambahan air dalam

larutan tersebut.

Kalor reaksi yang dihasilkan dari reaksi penetralan NaOH dengan HCl adalah

sebesar 57186,8 J/mol.

Dari hasil percobaan, diperoleh ketidaksesuain hasil percobaan dengan landasan

teori. Hal ini terjadi karena kurangnya ketelitian dari pengamat saat melakukan

percobaan, misalnya saat pembacaan termometer pada pengukuran suhu.

X. Daftar Pustaka

Page 26: penentuan panas reaksi.docx

Ngatin, Agustinus. 2011. Petunjuk Umum Praktikum Kimia Fisika. Bandung :

Politeknik Negeri Bandung.