Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
30
BAB II
KRISIS DIPLOMATIK QATAR
Pada bab ini penjelasan meliputi dinamika hubungan diplomatik Qatar dan
Arab Saudi, dimulai dari sejarah dan dinamika hubungan antara kedua negara,
krisis diplomatik Qatar, dan pemutusan hubungan diplomatik yang terjadi pada
tahun 2017.
2.1 Sejarah hubungan Arab Saudi – Qatar
2.1.1 Hubungan diplomatik Arab Saudi – Qatar sebelum krisis 2017
Hubungan kedua negara ini dimulai pada tahun 1783 saat kabilah Al
Khalifah memimpin penaklukan Bahrain, terjadi peralihan kekuasaan yang cukup
panjang di wilayah Qatar. Sehingga pada tahun 1788, Raja Arab Saudi Saud bin
Abdul Aziz menduduki Qatar dan Teluk Persia setelah berhasil mengalahkan Bani
Khalid, namun Saudi terpaksa mundur dari Zubarah ketika di serang oleh Dinasti
Utsmaniyah dan Mesir pada tahun 1795. 22
Sejak Qatar terbebas dari penjajahan Inggris, negara ini bergantung pada
Arab Saudi karena beberapa hal diantaranya: pada saat itu Qatar masih menjadi
negara miskin, Qatar juga menganut paham keagamaan yang sama dengan Saudi
yaitu paham Wahabi. Letak geografisnya berbatasan langsung dengan Arab Saudi
22 Ace Abdullah, Mengapa Qatar Berbeda dari Negara Teluk lain?, Diakses melalui
https://www.hidayatullah.com/spesial/analisis/read/2017/07/11/119643/mengapa-qatar-berbeda-
dari-negara-teluk-lain.html pada 5 Mei 2019 pukul 20:03 WIB
31
sehingga akses apapun yang akan masuk ke Qatar harus melewati perbatasan Arab
Saudi terlebih dahulu, selain itu Qatar juga bergantung pada Arab Saudi dalam
segi kemanan dan militer.
Melihat sejarah hubungan antara Arab Saudi dan Qatar selama ini, maka
bisa dikatakan bahwa hubungan keduanya selama ini memang tidak berjalan
cukup mulus. Pada tahun 1995 Sheikh Hamad bin Khalifa Al Thani melakukan
kudeta damai terhadap ayahnya, Emir Khalifa bin Hamad. Setelah Hamad bin
Khalifa naik takhta, banyak kebijakan luar negeri Qatar yang berseberangan
dengan Arab Saudi. Melihat adanya perubahan ini Saudi berusaha menggulingkan
Emir Hamad dan terlibat dalam usaha kudeta balasan pada Februari 1996 yang
dirancang untuk menggulingkan Emir Hamad dan mengembalikan Sheik Khalifa.
Namun ternyata upaya kudeta gagal dilakukan.23
Salah satu hal yang menyebabkan ketegangan hubungan antara Arab Saudi
dan Qatar ialah soal perbatasan, hal ini terjadi sejak tahun 1970an, salah satunya
ialah perbatasan di sekitar Khawr al-Udayd yang juga melibatkan Uni Emirat
Arab. Wilayah ini merupakan wilayah yang strategis karena banyak ditemukan
kandungan sumber minyak dan gas. Terkait isu minyak dan gas dalam sengketa
wilayah Khawr al – Udayd ini Arab Saudi menentang dan melakukan protes atas
pembangunan pipa minyak Dolphin antara Qatar dengan Abu Dhabi (UEA) dan
pembangunan causeway yang menghubungkan Qatar dengan Abu Dhabi yang
melewati wilayah Khawral-Udayd pada tahun 2006. Sebelumnya pada tahun 2002
23 Yantina Debora, Rekam Jejak Retaknya Hubungan Qatar dan GCC, Diakses melalui
https://tirto.id/rekam-jejak-retaknya-hubungan-qatar-dan-gcc-cqgu pada 26 Mei 2019 pukul 4:45
WIB
32
hubungan kedua negara ini memanas dikarenakan pemberitaan Al Jazeera yang
dianggap menyudutkan keluarga kerajaan yang akhirnya menyebabkan penarikan
Duta Besar Saudi dari Doha. 24
Setelah terjadi penarikan Duta Besar Saudi pada tahun 2002, Saudi juga
melakukan pemboikotan atas penyelenggaraan pertemuan Organisasi Konferensi
Islam (OKI) di Doha dengan alasan ada kontak dagang antara Qatar dengan Israel.
Hubungan kedua negara ini menemui titik terang pada tahun 2008 melalui
perjanjian bilateral antara Arab Saudi dan Qatar yang telah berlangsung selama
enam tahun. Ketegangan antara kedua negara di dekade 2000-an ini
memperlihatkan interaksi intensif antara sengketa perbatasan dengan politik
hidrokarbon dan juga isu-isu lain seperti kasus al-Jazeera maupun relasi dengan
Israel.25
Normalisasi hubungan antara Arab Saudi dan Qatar tidak berjalan lama,
pada tahun 2010 saat terjadi Arab Spring keduanya berada di kubu yang berbeda.
Dalam peristiwa demokratisasi Mesir, Qatar memposisikan diri dengan kontra
terhadap pemerintahan militer, Qatar mendukung para demonstran dan kelompok
Ikhwanul Muslim sedangkan Saudi ada di belakang kelompok militer pengganti
Hosni Mubarak. Dukungan Qatar ini menimbulkan ketegangan Saudi dan negara
negara Teluk lainnya karena mereka mengklasifikasikan organisasi IM dan
afiliasinya sebagai kelompok teroris. Perseteruan akibat perbedaan dukungan
24 Broto Wardoyo, Rivalitas Saudi – Qatar dan Skenario Krisis Teluk, Jurnal Hubungan
Internasional, Vol 07 No. 01, Jakarta: Universitas Indonesia, hal 1-14 diakses melalui
https://media.neliti.com/media/publications/277009-none-952b879a.pdf diakses pada 26 Mei 2019
pukul 5:06 WIB 25 Ibid
33
politik dalam Arab Spring ini berujung pada pembekuan hubungan diplomatik
antara Saudi, UEA, dan Bahrain dengan Qatar di awal tahun 2014. Namun pada
bulan November 2014, ketiga negara tersebut sepakat menormalisasi hubungan
diplomatik mereka dengan Qatar setelah dimediasi oleh Kuwait. 26
Hal lain yang mempengaruhi keretakan hubungan Qatar dan Saudi karena
kedekatan Qatar dengan Iran, yang merupakan rival Arab Saudi. Iran merupakan
musuh utama dan abadi bagi Arab Saudi sehingga perlakuan Qatar ini membuat
Arab Saudi dan negara teluk lainnya sempat merajuk dengannya, hingga pada 5
Maret 2014 Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Bahrain melakukan penarikan duta
besar dari Qatar.27 Hal ini dilakukan lantaran Qatar menerima eksil Ikhwanul
Muslim yang diusir dari Mesir dan melakukan peningkatan kerjasama dengan Iran
setelah duta besar negara negara teluk di tarik oleh negara asalnya, selanjutnya
pada 16 November 2014 hubungan antara Qatar dengan Arab Saudi kembali
membaik.28
Hubungan yang terjalin antara Qatar dan Arab Saudi berjalan sangat
harmonis hingga pada bulan Januari 2016 terjadi sengketa diplomatik antara Arab
Saudi dan Iran, terkait eksekusi terhadap ulama Syi’ah Nimr al Nimr yang
dilakukan oleh pemerintah Arab Saudi, dalam peristiwa tersebut Qatar
mendukung Arab Saudi, bentuk dukungan Qatar terhadap Arab Saudi dengan
penarikan duta besar ini dilakukan pasca eksekusi atas Nimr al-Nimr oleh Arab
26 Ibid 27 Permadi Bagus,Infografis : Riwayat Hubungan Arab Saudi dan Qatar, diakses melalui
https://kumparan.com/@kumparannews/infografis-riwayat-hubungan-arab-saudi-dan-qatar pada
22 Maret 2-18, pada 22 Maret 2018 pukul 23:02 WIB 28 Retno Ajeng, Saudi-Qatar Akhiri Perselisihan, diakses melalui
https://www.republika.co.id/berita/koran/internasional-koran/14/11/18/nf7v4j29-saudiqatar-akhiri-
perselisihan , pada 22 Maret 2018 pukul 23:30 WIB
34
Saudi, dan menyebabkan sejumlah warga Iran menyerang dan membakar kantor
kedutaan besar Arab Saudi di Teheran.29 Selain itu dalam konflik yang terjadi di
Suriah kedua negara baik Qatar dan Arab Saudi memiliki pandangan yang sama
keduanya mendukung kelompok pemberontak Suriah yang menentang Presiden
Bashar al-Assad.30
Hubungan baik antara Arab Saudi dan Qatar ini tampaknya tidak berjalan
lama, belum genap 2 tahun menjalin hubungan baik hubungan kedua negara ini
kembali memanas. Hal ini dipicu lantaran Arab Saudi menilai Qatar membela dan
melindungi teroris. Dari siaran kantor berita Saudi SPA pada 5 Juni 2017
dikatakan jika :
“…Qatar merangkul kelompok – kelompok teroris dan sektarian
yang punya tujuan menganggu stabilitas kawasan, termasuk
Ikhwanul Muslimin, ISIS, Alqaeda, dan Hamas serta
mempromosikan pesan dan skema skema kelompok ini lewat
media mereka secara terus menerus”.31
Konflik diplomatik ini disebut akibat dari pernyataan Emir Qatar Tamim
bin Hamad al-Thani di media pemerintah pada 23 Mei 2017. Dalam pernyataan
itu, Tamim mengatakan negaranya menghindari konfrontasi dengan Iran, dan
membela Hamas serta Hizbullah. Qatar membantah Emir membuat pernyataan
tersebut, mengatakan kantor berita mereka diretas. Bahkan Qatar meminta
29 BBC, Dukung Arab Saudi, Qatar Tarik Duta Besar dari Iran, diakses melalui
http://www.bbc.com/indonesia/dunia/2016/01/160106_dunia_qatar_iran, pada 23 Maret 2018
pukul 08:00 WIB 30 Ibid 31 Adimaja Muhammad. Alasan Saudi CS Putus Hubungan dengan Qatar, dan Apa Bantahan
Qatar. Diakses melalui https://www.antaranews.com/berita/633352/alasan-saudi-cs-putus-
hubungan-dengan-qatar-dan-apa-bantahan-qatar pada 23 Maret 2018 pukul 08:13 WIB
35
bantuan Amerika Serikat untuk menyelidiki peretasan tersebut. Namun Arab
Saudi dan negara-negara sekutunya tidak percaya dan tetap memutuskan
hubungan diplomatik.32
Pasca Arab Saudi dan negara negara teluk lainnya memutuskan hubungan
diplomatik dengan Qatar, maka pada tanggal 23 Agustus 2017 Kementrian Luar
Negeri Qatar menyatakan “Pemerintah Doha mengumumkan bahwa dubesnya di
Teheran akan kembali menjalankan misi diplomatiknya, dan Doha mengharapkan
penguatan hubungan bilateral dengan Iran di semua bidang.”. Keputusan tersebut
diumumkan setelah terjadi kontak telefon Menteri Luar Negeri Qatar Syeikh
Mohammad bin Abdurrahman al-Thani dengan sejawatnya di Iran, Mohammad
Jawad Zarif. 33
Hal ini bisa dikatakan jauh di luar prediksi Arab Saudi yang telah
melakukan pemutusan hubungan dengan Qatar, Arab Saudi berpikir bahwa
pemutusan hubungan ini akan sama seperti sebelumnya dimana membuat Qatar
jera dan menuruti permintaan Arab Saudi tetapi kali ini Qatar mengeluarkan
kebijakan yang cukup berani dengan menolak 13 tuntutan Saudi terhadapnya,
Qatar justru berbalik arah dengan menolak intervensi Arab Saudi terhadapnya dan
melakukan pemulihan hubungan dengan Iran pasca penarikan duta besar Qatar
dari Iran pada 2016 silam. Sikap Qatar ini membuat Arab Saudi semakin murka
32 Jurnal patrol news, Saudi dan Qatar Putuskan Seluruh Hubungan Diplomatik. Diakses melalui
http://jurnalpatrolinews.com/2017/06/05/saudi-dan-qatar-memutuskan-seluruh-hubungan-
diplomatik/ pada 23 Maret 2018 pukul 08:43 WIB 33Muhammad, Qatar Perkuat Hubungan dengan Iran ini Tanggapan Uni Emirat Arab. Diakses
melalui http://liputanislam.com/internasional/timur-tengah/qatar-perkuat-hubungan-iran-di-
tengah-suasana-krisis-teluk/ pada 23 Maret 2018 pukul 10:11 WIB
36
terhadapnya dan pemutusan hubungan diplomatik ini masih terus berlanjut hingga
saat ini. 34
Berikut ini ialah tendensi hubungan antara Arab Saudi dengan Qatar dari
tahun 1995 hingga 2017 :
Tabel 2.1 Hubungan Saudi dan Qatar 1995 - 2017
34 Khairisa Ferida,Menlu Qatar : Kami Menolak Tuntutan Arab Saudi Cs, diakses melalui
https://www.liputan6.com/global/read/3009009/menlu-qatar-kami-menolak-tuntutan-arab-saudi-cs
pada 23 Maret 2018 pukul 19:06 WIB
No Tanggal Peristiwa
1.
1995
Syeikh Hamad Bin Khalifa Al- Tahani
menandatangani kebijakan dengan Iran dan
Israel dalam pengembangan produksi LNG
(Liquid Natural Gas)
2.
1996
Qatar menandatangi perjanjian dengan Israel
untuk mendirikan kantor perdagangan Israel di
Doha.
3.
2002
Kantor berita Qatar memberitakan bahwa
pemerintah Arab Saudi memanggil duta
besarnya yang ada di Doha untuk kembali
selama enam hari.
4.
2008
Hubungan kedua negara kembali membaik
dengan perjanjian bahwa Al- Jazeera membatasi
mengenai liputan terhadap Qatar.
5.
2012
Qatar dilaporkan mendukung kelompok
Ikhwanul Muslimin di Suriah.
6.
Januari 2013
Perdana menteri Qatar Hamad bin Jazim Al-
Thani mengumumkan pemberian dukungan
penuh atas pemberontakan di Mesir
7.
Juli 2013
Pihak pemberontak yang didukung Qatar di
Mesir kalah dan hubungan antara Qatar dan
Mesir memanas.
8.
2014
Pemutusan Hubungan diplomatik oleh Arab
Saudi, Uni Emirat Arab, dan Bahrain terhadap
Qatar.
9.
September 2014
Qatar mengeluarkan eks Ikhwanul Muslimin
yang ada di negara Qatar.
10.
16 November 2014
Hubungan Qatar dengan Saudi, UEA dan
Bahrain kembali membaik.
11.
23 Mei 2017
Kampanye anti Media Qatar yang dilakukan
Oleh Arab Saudi dan UEA.
37
2.2 Krisis Diplomatik Qatar
Pada sub bab ini penulis akan menjelaskan mengenai penyebab dan
ketegangan hubungan antar negara GCC hingga terjadinya krisis diplomatik
Qatar, kurun waktu yang penulis gunakan dimulai dari tahun 2010 – 2017
sehingga lebih fokus terhadap peristiwa yang terjadi pada tahun tersebut. Penulis
menemukan fakta bahwa krisis diplomatik Qatar ini dipicu oleh tiga faktor yaitu
faktor luar negeri, domestik dan keterlibatan negara lain.
Dalam faktor luar negeri yang menjadi alasan utama dibalik pemutusan
hubungan diplomatik Qatar ini ialah dukungan yang diberikan oleh Qatar kepada
Ikhwanul Muslimin dalam fenomena Arab Spring yang terjadi di Mesir, Libya
dan Suriah. Kelompok Ikhwanul Muslimin memenangkan pemilu di Mesir dan
sukses mengantarkan Mursi menjadi presiden, bentuk dukungan yang diberikan
Qatar ialah bantuan senilai $5 Juta, dan menerima anggota IM yang di usir dari
Mesir. Dalam fenomena yang terjadi di Libya, Pemerintahan Doha mengambil
langkah dengan membantu penggulingan pemerintahan Qadhafi pada 2011, ia
juga membela kelompok Ikhwanul Muslimin yang ditentang oleh UEA, Mesir dan
Arab Saudi. Pada saat terjadi perang Suriah pada 2012 para anggota IM
12.
5 Juni 2017
Keputusan resmi mengenai pemutusan
Hubungan Diplomatik Antara Negara Teluk
yang dipimpin Oleh Arab Saudi terhadap Qatar.
13.
6 Juni 2017
Pengajuan 13 Syarat terhadap Qatar yang
disampaikan kepada Kuwait untuk
mengembalikan hubungan diplomatik seperti
semula.
38
melarikan diri di Qatar, langkah Qatar inilah yang memulai keretakan internal
GCC.35
Pada tahun 2014 terjadi pemutusan hubungan diplomatik antara Qatar
dengan Arab Saudi, Bahrain dan UEA hal ini dipicu karena Pemerintahan Doha
yang melanggar isi dari perjanjian Gulf Coopertion Cuntil (GCC) yang didirikan
pada tanggal 25 Mei 1981 di Riyadh. Negara negara tersebut menganggap Qatar
telah melanggar perjanjian untuk tidak mendukung siapapun yang mengancam
keamanan dan stabilitas kawasan, baik kelompok maupun individu, baik berupa
bantuan keamanan langsung maupun dalam pengaruh politik.36 Namun Kuwait
berhasil melakukan mediasi atas pemutusan hubungan tersebut dan normalisasi
hubungan antara Qatar dan negara negara lainnya terjadi setelah Qatar memenuhi
tuntutan mereka.37
Negara negara Teluk bersepakat memasukkan Ikhwanul Muslimin dalam
daftar teroris namun Qatar menolak untuk menyepakati hal tersebut. Penolakan ini
pada akhirnya menyebabkan terjadinya pemutusan hubungan diplomatik yang
dilakukan oleh Arab Saudi, Bahrain dan UEA terhadap Qatar, akhirnya pada
pertengahan September 2014, anggota IM menyatakan bahwa mereka diminta
meninggalkan Qatar. Sebagai negara kecil saat itu Qatar tidak mampu bertagan
dibawah tekanan negara lainnya dan terpaksa harus mematuhi peraturan untuk
tidak mendukung IM. Seorang diplomat Qatar yang tidak disebutkan namanya
35 Kenneth Katzman,2018,Qatar : Governance, Security, and U.S Policy, Congressional Research
Service, hal 7-13, Diakses https://fas.org/sgp/crs/mideast/R44533.pdf (14/10/2018,17:03 WIB) 36 Sijekto.Op.cit. 37 Retno Ajeng, Op.cit.
39
mengatakan kepada New York Times bahwa Qatar tidak memaksa anggota IM
keluar dan mereka dipersilahkan untuk kembali.38
Dalam kebijakan luar negerinya Qatar menggunakan sumber daya
keuangannya untuk mempengaruhi dan melibatkan diri dalam permasalahan di
kawasan. Selain itu, Qatar juga menerapkan kebijakan luar negeri dualisme.
Pemerintahan Doha menampung para pemimpin Hamas. Namun, disisi lain juga
bertemu dengan para pejabat Israel. Qatar juga menjalin hubungan yang kuat
dengan Iran tetapi ia juga bekerjasama dengan militer AS, negara ini juga menjadi
basis kantor gerakan Taliban Afghanistan dan telah memfasilitasi pembicaraan
antara Amerika Serikat dan Taliban.39
Penyebab keretakan di antara negara anggota GCC berikutnya ialah
hubungan yang terjalin antara Qatar dan Iran, pemerintahan Qatar menilai
bahwasannya cara untuk mengurangi ketegangan dalam kawasan tersebut ialah
dengan melakukan dialog dengan Iran yang notabene negara tersebut dianggap
sebagai musuh bersama oleh negara Timur Tengah lainnya. Antara Qatar dan Iran
memiliki hubungan dan kerjasama yang baik selain itu letak keduanya yang
berbatasan langsung membuat hubungan kedua negara ini saling bergantung,
kedua negara ini juga berbagi ladang gas alam besar di Teluk Persia. Pada bulan
Februari 2010, Syekh Tamim yang pada waktu itu masih menjadi Putra Mahkota
38 David D. Krikpatrick, Muslim Brotherhood says Qatar Outsed Its Member, Diakes melalui
https://www.nytimes.com/2014/09/14/world/middleeast/bowing-to-pressure-qatar-asks-some-
muslim-brotherhood-leaders-to-
leave.html?action=click&contentCollection=Middle%20East%C2%AEion=Footer&module=More
InSection&pgtype=article. Pada 15 Mei 2019 pukul 22:23 WIB 39 GM Nur Lintang, Politik Dua Kaki Qatar, diakses melalui
https://www.antaranews.com/berita/633700/politik-dua-kaki-qatar pada 15 Mei 2019 pukul 22:34
WIB
40
Qatar , mengunjungi Iran untuk mengadakan pembicaraan tingkat tinggi dengan
para pemimpin Iran. Tamim sebagai pemimpin Qatar telah konsisten menjalin
hubungan dengan pemerintahan Presiden Iran Hassan Rouhani.40
Dalam permasalahan regional Timur Tengah Qatar selalu memposisikan
dirinya sebagai mediator untuk menengahi permasalahan yang ada, seperti konflik
yang terjadi di Sudan, Lebanon, dan hal tersebut juga berlaku atas konflik yang
terjadi di Yaman. Negara pimpinan Syeikh Tamim ini berupaya untuk menengahi
ketegangan yang terjadi antaran Presiden Ali Abdullah Saleh dengan kelompok
Houthi.41 Selanjutnya pada tahun 2015 Tamim bergabung dengan koalisis militer
yang dipimpin oleh Saudi yang memerangi pemberontak Houthi yaitu gerkan
perlawanan yang menentang terhadap pengaruh agama Arab Saudi.42 Pemerintah
Doha memberikan bantuan berupa 10 pesawat tempur beserta awaknya, 1000
pasukan dengan kendaraan lapis baja dan skuadron helikopter tempur di Provinsi
Marib Yaman.43 Namun terjadinya ketegangan hubungan antara Arab Saudi dan
40 Will Fulton, Qatar – Iran Foreign Relations, diakses melalui
https://www.criticalthreats.org/analysis/qatar-iran-foreign-relations pada 15 Mei 2019 pukul 23:00
WIB 41 Mehran Kamrava, Mediation and Qatari Foreign Policy, The Middle East Journal,
https://www.researchgate.net/publication/233600586_Mediation_and_Qatari_Foreign_policy/link/
56e8797908ae9bcb3e1cd399/download diakses pada 15 Mei 2019 pukul 23:24WIB 42 Bethan McKernan, Who are The Houthis and Why are They Fighting the Saudi Coalition in
Yemen?, diakses melalui https://www.theguardian.com/world/2018/nov/21/who-are-the-houthis-
fighting-the-saudi-led-coalition-in-yemen pada 16 Mei 2019 pukul 2:18 WIB 43 Hikmawan Muhammad, Permintaan Bantuan Permintaan Bantuan Pemerintahan Yaman
Kepada Arab Saudi Dalam Penyelesaian Konflik di Yaman, Jurnal Hubungan Internasional
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Yogyakarta: Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, hal
13. Diakses melalui
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/12141/Naskah%20Publikasi.pdf?sequence
=11&isAllowed=y pada 15 Mei 2019 pukul 15:00 WIB
41
Qatar pada tahun 2017 menyebabkan dikeluarkannya Angkatan Bersenjata Qatar
dari koalisi militer yang dipimpin oleh Arab Saudi di Yaman.44
Dukungan Qatar kepada Ikhwanul Muslimin bisa dilihat, pada tahun 2012
ketika Emir Qatar Hamad bin Khalifa, al-Thani menjadi kepala negara pertama
yang mengunjungi Gaza dan menjanjikan $ 400 juta ke Hamas sejak saat itu
pemerintah Qatar terus mengirim uang ke Hamas. Pada Juli 2016, Qatar
mengumumkan pembayaran sebesar $ 30 juta untuk pekerja yang direkrut Hamas
di Gaza.45 Stasiun tv Al Jazeera milik Qatar juga dimanfaatkan negara tersebut
untuk menyampaikan nilai – nilai dakwah Ikhwanul Muslimin. Atas adanya hal
tersebut menyulut kemarahan negara lain yang kontra terhadap Ikhwanul
Muslimin siaran Al Jazeera dinilai terlalu menghasut dan bias dalam
menyampaikan pemberitaan.46 Selain itu Al Jazeera telah lama menyiarkan
program yang dipandu oleh pimpinan Ikhwanul Muslimin yang berdomisili di
Qatar Yusuf al-Qaradawi.47
Dalam faktor domestik Qatar telah mengizinkan para pemimpin senior
kelompok Islam Hamas afiliasi dari Ikhwanul Muslimin yang telah melakukan
kontrol de facto atas Jalur Gaza sejak 2007 untuk beroperasi di Doha. Pendukung
dan pemimpin Hamas juga rutin muncul di Al Jazeera, petinggi Ikhwanul
44 Naseh Shaker, Qatari Military Expelled From Saudi-Ied Coalition in Yemen, diakses melalui
https://www.almasdarnews.com/article/qatari-military-expelled-saudi-led-coalition-yemen/ pada
15 Mei 2019 pukul 15:24 WIB 45 Fares Akram, Robert F Worth, Qatar’s Emir Visits Gaza, Pledging $400 Million to Hamas,
Diakses melalui https://www.nytimes.com/2012/10/24/world/middleeast/pledging-400-million-
qatari-emir-makes-historic-visit-to-gaza-strip.html pada 15 Mei 2019 pukul 15:43 WIB 46 Edward Yeranian, Mesir Larang Siaran TV Al-Jazeera dan Saluran Pro Islam, Diakses melalui
https://www.voaindonesia.com/a/mesir-larang-siaran-televisi-al-jazeera-dan-saluran-pro-
islam/1742180.html pada 15 Mei 2019 pukul 16:54 WIB 47 Ibid
42
Muslimin Syeikh Yusuf Qardhawi juga mengisi program Al Syariah wal Hayyah
yang ditayangkan di Aljazeera.48 Pejabat Qatar menegaskan bahkan keterlibatan
dengan Hamas adalah bagian dari upaya negara untuk menengahi rekonsiliasi
antara Hamas dan Otoritas Palestina (PA) yang dipimpin Fatah, tetapi AS dan
beberapa pejabat GCC lainnya mengkritik hubungan Qatar dengan Hamas sebagai
dukungan untuk organisasi teroris.49
Faktor lain dari krisis diplomatik Qatar ialah keterlibatan negara lain, salah
satu pemicu krisis diplomatik Qatar ialah peretasan dan perang informasi Qatar,
sebelumnya pada tanggal 23 Mei 2017 Emir Qatar pernah berkomentar dalam
upacara kelulusan militer, dalam pernyataanya menyatakan bahwa Qatar memiliki
hubungan yang tegang dengan pemerintahan Presiden Trump, menggambarkan
Hamas sebagai "perwakilan sah rakyat Palestina," dan menyebut Iran sebagai
kekuatan yang besar dalam stabilisasi kawasan. Qatar TV kemudian melaporkan
dugaan pidato emir itu pada program berita malamnya sebelum kantor komunikasi
pemerintah mengklaim bahwa situs web QNA telah diretas dan pernyataan palsu
diposting di sana.50
Saat ini metode yang digunakan oleh negara negara Teluk untuk
menyerang melalui media lain yaitu dengan adanya peretasan, peretasan itu terjadi
48 Lima Pertanyaan Besar Anda Soal Pengucilan Qatar Terjawab, diakses melalui
https://www.bbc.com/indonesia/dunia-40270402 pada 15 Mei 2019 pukul 17:20 WIB 49 Zena Tahan, Qatar FM: Hamas in Doha to Facilitate Palestinian Unity, diakses melalui
https://www.aljazeera.com/news/2017/06/qatar-fm-hamas-doha-facilitate-palestinian-unity-
170608191120249.html pada 15 Mei 2019 pukul 17:38 WIB 50 Marc Jones, Hacking, Bots and Information Wars In The Qatar Spat, The Qatar Crisis, diakses
melalui
https://www.researchgate.net/publication/327671907_Hacking_bots_and_information_wars_in_th
e_Qatar_spat pada 15 Mei 2019 pukul 18:35 WIB
43
setelah Qatar mengatakan bahwa beberapa waktu yang lalu menjadi sasaran
kampanye yang menuduh negara tersebut mendukung kelompok teroris. 4 hari
sebelum terjadinya peretasan tersebut muncul tagar yang menjadi trending topik
dalam bahasa Arab yang berarti Qatar mendukung terorisme, banyak yang
menggemakan tema serupa mengkritik Qatar untuk hubungannya dengan Iran,
Ikhwanul Muslimin dan Hamas. Selain itu juga muncul
#AlJazeeraInsultsKingSalman, munculnya tagar tersebut nampaknya sudah
direncanakan karena hampir semua akun yang men-tweet mengkritik Qatar
tersebut juga menyuarakan mengenai dukungan terhadap King Salman dan
hubungan baru Saudi dengan Trump. Selama KTT Riyadh, akun yang sama juga
memposting ribuan tweet menyambut Trump ke Arab Saudi.51
Propaganda melalui media sosial twitter merupakan salah satu cara yang
digunakan oleh GCC untuk memberi kesan Qatar sebagai negara yang
berhubungan dengan teroris dan mengancam kawasan, mengingat media ini
efektif memberikan dampak pada persitiwa Arab Spring lalu media sosial mampu
berperan sebagai sumber penting untuk memobilisasi massa. Tujuan dari
propaganda siber ini mungkin juga untuk membentuk wacana online demi
menekan Qatar untuk meninggalkan segala pemikiran tentang pemulihan
hubungan dengan organisasi-organisasi tertentu.
Di masa Pemerintahan presiden Trump, AS tampaknya cenderung lebih
sejalan dengan serangkain kebijakan regional yang di keluarkan oleh Abu Dhabi
dan Riyadh di bandingkan dengan Doha. Trump menjadikan Saudi dan UEA
51 Ibid
44
sebagai pilar dalam pendekatannya dalam kawasan Timur Tengah, salah satu
faktor yang menjadikan terjalinnya hubungan yang harmonis antara AS, Arab
Saudi dan juga UEA ialah kesamaan mereka dalam memandang masalah dalam
kawasan Timur Tengah yaitu mengenai Iran dan Ikwanul Muslimin. 52
Tindakan yang dilakukan Qatar untuk membantu dan melegitimasi
kelompok Islam seperti kelompok oposisi Suriah Ahrar al Sham, dinilai UEA
sebagai masalah. Selain itu dukungan yang diberikan oleh Qatar terhadap Hamas
dijadikan kambing hitam oleh negara negara teluk lainnya dalam mencari
dukungan AS, tindakan yang dilakukan oleh UEA dan Arab Saudi dalam
pemberian sanksi kepada Qatar karena mendukung Ikhwanul Muslimin dan Iran,
disukai oleh legislator AS yang pro Israel, dan anti terhadap Iran.
2.3 Pemutusan Hubungan diplomatik Qatar
2.3.1 Kronologi Pemutusan Hubungan
Ketegangan yang terjadi antara Qatar dengan negara negara Teluk telah
terjadi sebelumnya pada tahun 2014. Pada tahun 2014 Arab Saudi, Bahrain dan
UEA melakukan pemutusan hubungan diplomatik atas Qatar. Pemerintahan Doha
di duga melanggar perjanjian GCC untuk menjaga stabilitas di kawasan. Qatar
melakukan dukungan terhadap Ikhwanul Muslimin dengan memberikan program
siaran Yusuf Qaradhawi yang dianggap sebagai petinggi IM di Al-Jazerra,
menampung gerakan Ikhwanul Muslimin di Doha, serta memberikan
perlindungan berupa tempat tinggal, bantuan ekonomi, serta mendanai anggaran
52 Terry Gross, UAE’s Prince Mohammed bin Zayed’s Growing Influence on the US, diakses
melalui https://www.npr.org/2019/06/06/730339596/uaes-prince-mohammed-bin-zayed-s-
growing-influence-on-the-u-s pada 10 Juni 2019 pukul 2:16 WIB
45
dan investasi dalam proyek kelompok Ikhwanul Muslimin. Namun, pada saat itu
Qatar mengikuti syarat yang dikeluarkan ke 3 negara tersebut dan terjadi
normalisasi hubungan pada November 2014.
Awal mula krisis diplomatik Qatar terjadi pada 5 Juni 2017. Pada saat itu 5
negara secara serentak menarik utusan diplomatiknya dari Qatar dan memutuskan
hubungan dengan negara tersebut, ke 5 negara tersebut antara lain ialah : Arab
Saudi, Yaman, Mesir, Bahrain dan UEA. Pemutusan hubungan dilakukan karena:
pemerintahan Qatar yang di indikasikan mendukung kelompok teroris Ikhwanul
Muslimin; media Aljazzera milik Qatar yang terlalu provokatif dalam menyajikan
berita dan terjalinnya kembali hubungan antara Qatar dan Iran.53 Atas hal tersebut
Saudi menilai bahwasannya tindakan yang dilakukan oleh Qatar ini menyimpang
dari kesepakatan negara GCC (Gulf Cooperation Council), juga dapat mengancam
keamanan nasional Arab Saudi dan stabilitas kawasan. Melalui pemutusan
hubungan diplomatik tersebut Arab Saudi memberikan sanksi dengan menarik
perwakilan duta besarnya, memberlakukan larangan perdagangan dan perjalanan,
juga penutupan perbatasan darat, udara dan laut yang berdampak pada persediaan
pangan di Qatar.54
Amerika Serikat dianggap sebagai aktor utama dibalik krisis diplomatik
Qatar, hal ini dikarenakan kunjungan Trump ke Riyadh sebulan sebelum
kebijakan tersebut dikeluarkan Arab Saudi. Tindakan Saudi dan negara negara
Teluk lainnya tidak mungkin dikeluarkan tanpa adanya perundingan terdahulu,
53 Eric Trager, Op,cit. 54 Nadine Rupp.Op,cit.
46
walaupun pemutusan hubungan diplomatik tersebut terkesan mendadak tetapi
tentu hal tersebut sudah direncanakan. Selain itu kebijakan penutupan akses darat,
laut, dan udara oleh negara yang memutuskan hubungan diplomatik tersebut
dinilai pemerintah Qatar tak beralasan.55
Keputusan negara negara ini memberikan dampak pada indeks pasar
saham Qatar yang merosot hingga 8%, selain itu, beberapa bank Mesir
mengatakan bahwa mereka akan menangguhkan transaksi dengan bank-bank
Qatar. Kesulitan pun juga dialami oleh perusahaan-perusahaan yang memasok
produk ke Qatar, dua perusahaan penyedia bahan makanan dari Timur Tengah
menggatakan, ribuan truk yang membawa makanan yang terjebak di perbatasan
Arab Saudi. Secara geografis Qatar berbatasan langsung dengan Arab Saudi
sehingga untuk memasuki wilayah Qatar maka harus melewati perbatasan Arab
Saudi terlebih dahulu.
Pada 6 Juni 2017 negara negara yang melakukan pemutusan hubungan
diplomatik dengan Qatar memberikan tiga belas tuntutan yang harus dipenuhi
oleh Qatar jika ingin Arab Saudi cs memperbaiki hubungan dan memberhentikan
sanksi atas Qatar. Ke tiga belas tuntutan tersebut diantaranya ialah56:
55 Gita Arwana Cakti, KRISIS DIPLOMATIK QATAR:Trump, Dampak Ekonomi, hingga Piala
Dunia, Diakses melalui https://kabar24.bisnis.com/read/20170606/19/659726/krisis-diplomatik-
qatar-trump-dampak-ekonomi-hingga-piala-dunia/1 pada 17 Mei 2019 pukul 2:33 WIB 56 Aljazeera and news agencies., Arab States Issue 13 Demands to end Qatar – Gulf Crisis,
Diakses melaluihttps://www.aljazeera.com/news/2017/06/arab-states-issue-list-demands-qatar-
crisis-170623022133024.html pada 17 Mei 2019 pukul 3:32 WIB
47
1. Qatar harus mengakhiri hubungan dengan organisasi yang dianggap
sebagai teroris seperti Ikhwanul Muslimin, Al Qaeda, ISIS dan Hizbullah
di Lebanon.
2. Menutup siaran tv milik Qatar Al Jazeera
3. Mengusir militer Turki yang ditempatkan di Qatar dan menghentikan
semua bentuk kerjasama pertahanan dengan Ankara.
4. Menghentikan pendanaan kepada semua individu, kelompok atau
organisasi yang dianggap sebagai organisasi teror oleh Arab Saudi, Uni
Emirat Arab, Mesir, Bahrain, Amerika Serikat dan negara-negara lain.
5. Mendeportasi tersangka teroris, Qatar di minta untuk menyerahkan
tersangka teroris yang masuk dalam daftar buronan di Arab Saudi, Uni
Emirat Arab, Mesir dan Bahrain ke negara asalnya. Selain itu Riyadh
memerintahkan Qatar membekukan semua aset milik yang bersangkutan
dan menyerahkan semua informasi terkait tempat tinggal, kegiatan dan
keuangan.
6. Mengakhiri intervensi ke negara lain, dengan cara tidak lagi memberikan
kewarganegaraan kepada buronan asal Arab Saudi, Uni Emirat Arab,
Mesir dan Bahrain, serta mencabut kewarganegaraan milik penduduk
asing yang dilarang menggunakan kewarganegaraan ganda oleh negara
asalnya.
7. Menghentikan dukungan terhadap kelompok oposisi yang berada di Arab
Saudi, Mesir, Bahrain, UEA. Qatar juga diwajibkan untuk menyerahkan
48
semua informasi yang merinci kerjasama dan dukungan Qatar terhadap
kelompok oposisi tersebut.
8. Membayar uang ganti rugi dan kompensasi untuk setiap jatuhnya korban
jiwa dan kerugian finansial lain yang disebabkan oleh kebijakan politik
Qatar.
9. Menyepakati perjanjian yang dibuat pada tahun 2014, dengan mendukung
kebijakan militer, politik, sosial dan ekonomi milik negara-negara Teluk
dan negara Arab lain.
10. Menyetujui semua tuntutan dalam waktu 10 hari atau tawaran normalisasi
hubungan diplomatik akan dicabut. Arab Saudi juga mewajibkan audit
bulanan di tahun pertama setelah Qatar menyanggupi daftar tuntutan, lalu
audit per triwulan di tahun kedua. Selain itu Qatar akan diawasi setiap
tahun selama 10 tahun ke depan.
11. Qatar harus menjalin hubungan damai dengan negara teluk.
12. Memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran
13. Jika Qatar menginginkan normalisasi hubungan dan dicabutnya sanksi,
maka Qatar wajib memenuhi tuntutan ini dalam 10 hari kedepan setelah
tuntutan ini diumumkan.
Daftar tuntutan tersebut tidak di penuhi oleh Qatar, hal ini di utarakan
oleh Menteri Luar Negeri Qatar Sheikh Mohammad bin Abdurrahman Al Thani
setelah kunjungannya ke AS pada 1 juli 2017 jika “ Qatar akan menolak daftar
permintaan 13 poin yang disusun oleh Arab Saudi, Mesir, UEA dan Bahrain untuk
49
memulihkan hubungan diplomatik dengan Doha. Tuntutan ini bertentangan
dengan hukum internasional dan hak kedaulatan Qatar”.57
Atas penolakan tersebut menyebabkan sanksi yang terus berlaku hingga
saat ini, dan untuk menghadapi sanksi tersebut Qatar melakukan langkah dengan
menggunakan cara cara yang diplomatis dengan memperluas hubungan
internasionalnya, meminta perlindungan dari PBB, memohon kasusnya ke
Mahkamah Internasional dan menyampaikan pesan menjadi korban ketidakadilan
melalui kantor kantor berita yang terkemuka. Sehingga dengan langkah langkah
tersebut ia mendapat perhatian dan dukungan dari negara lainnya.58
Kuwait juga turut andil untuk mediasi hubungan Qatar dengan negara
Teluk lainnya yang kian memburuk, pemimpin Kuwait Sheikh Sabah Al-Ahmed
Al-Sabah melakukan perjalanan ke Arab Saudi untuk memediasi perseteruan
antara Qatar dan negara-negara Arab. Media pemerintah Kuwait melaporkan
bahwa Sheikh Sabah juga telah berbicara dengan pemimpin Qatar serta
mendesaknya untuk menghindari eskalasi. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan
juga dikabarkan telah berbicara melalui telepon dengan para pimpinan Qatar,
Kuwait dan Arab Saudi untuk menurunkan ketegangan diplomatik. Menurut
sumber kepresidenan Turki, Presiden Erdogan dalam pembicaraan tersebut
57 Ibas Fuadi, Tak Sejalan dengan Hukum Internasional, Qatar Tolak 13 Tuntutan Saudi, Diakses
melalui https://www.kiblat.net/2017/07/02/tak-sejalan-dengan-hukum-internasional-qatar-tolak-
13-tuntutan-saudi/ pada 6 Mei 2019 pukul 13:15 WIB 58 Elizabeth White, The Qatari Diplomatic Crisis : All right, we’ll call it a draw, Diakses melalui
https://www.aspistrategist.org.au/the-qatari-diplomatic-crisis-all-right-well-call-it-a-draw/ pada 6
Mei 2019 pukul 13:33 WIB
50
menitikberatkan pada pembahasan mengenai pentingnya perdamaian dan stabilitas
regional.59
Pemutusan hubungan diplomatik ini berbuntut panjang, UEA mengusir
warga negara Qatar yang berada di negaranya, untuk mengatasi hal tersebut Qatar
pada 23 Juli 2018 melaporkannya ke pengadilan tinggi Perserikatan Bangsa-
Bangsa, mengatakan bahwa tindakan yang dilakukan oleh UEA sebagai bagian
dari boikotnya terhadap Qatar menyebabkan diskriminasi ras. Atas tindakannya
tersebut UEA diperintahkan oleh pengadilan tinggi PBB untuk tidak
mendiskriminasi warga Qatar, selain itu siswa harus diberi kesempatan untuk
menyelesaikan studi mereka di UEA atau menyimpan catatan studi mereka untuk
memungkinkan mereka melanjutkan pendidikan mereka di tempat lain, dan Qatar
harus diizinkan mengakses layanan peradilan di negara itu.60
Perancis juga turut ambil bagiann dalam krisis ini, negara ini menyerukan
solusi diplomatik untuk krisis Teluk Presiden Prancis Emmanuel Macron telah
menyerukan solusi diplomatik untuk krisis Teluk selama pertemuan dengan Emir
Qatar, Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani di Paris pada 16 September
2017. "Qatar menderita setiap hari dari tindakan yang telah diambil, kami
berbicara tentang krisis dan kami sepakat bahwa itu harus diselesaikan melalui
dialog," ucap Marcon, Qatar menyambut baik respon dari Prancis ini dan
59 Renat Sofie Andriani, Mediasa Perseteruan Qatar-Negara Arab, Pemimpin Kuwait Terbang ke
Arab Saudi, diakses melalui https://kabar24.bisnis.com/read/20170606/19/659899/javascript pada
17 Mei 2019 pukul 14:17 WIB 60 Ibid
51
keduanya mengulangi upaya negara mereka untuk bekerja sama di tingkat
ekonomi, sosial dan budaya.61
Pada 14 Juni 2018 , Presiden AS Donald Trump dan Qatar Emir Sheikh
Tamim bin Hamad Al Thani berunding, mereka membahas kerjasama antar ke 2
negara dan masalah keamanan Teluk untuk mengurangi ancaman regional.
Selanjutnya pada 29 April 2018 Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo
berkunjung ke Saudi, ia menyerukan persatuan di wilayah Teluk, sebelum
kunjungan Pompeo, para pejabat AS mengatakan kepada wartawan bahwa
menteri luar negeri akan mendesak Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-
Jubeir, Putra Mahkota Mohammed bin Salman dan Raja Salman untuk
menyelesaikan krisis Teluk dalam serangkaian pertemuan. 62
Pada 6 Juni 2018 NATO menawarkan pada Qatar untuk menjadi anggota
aliansi Trans – Atlantik, sebelumnya pada 7 Maret 2017 NATO dan Qatar
menandatangani perjanjian militer yang akan memungkinkan pasukan NATO
untuk masuk dan transit negara itu dan menggunakan Pangkalan Udara Al Udeid
Qatar, menurut pernyataan tertulis dari aliansi tersebut. Kesepakatan itu terjadi
ketika Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg menerima Emir Qatar Sheikh
Tamim bin Hamad Al Thani di markas besar di Brussels. Pada bulan Januari
61 Aljazeera and news agencies.2018.”Qatar-Gulf Crisis : All The Latest Update”. diakses
melalui https://www.aljazeera.com/news/2017/06/qatar-diplomatic-crisis-latest-updates-
170605105550769.html pada 19 Mei 2019 pukul 00:21 WIB 62 Ibid
52
2018, Qatar dan NATO menandatangani perjanjian keamanan untuk pertukaran
informasi rahasia.63
Setahun pasca terjadinya pemutusan hubungan diplomatik Saudi terhadap
Qatar hubungan kedua negara ini semkain memburuk, pada 14 Juni 2018 Menteri
Luar Negeri Qatar Mohammed bin Abdulrahman Al Thani menolak laporan
ancaman aksi militer oleh Arab Saudi atas rencana Doha untuk memperoleh
sistem pertahanan udara S-400 buatan Rusia. Saudi menilai rencana Qatar untuk
membelu senjata tersebut melanggar hukum internasional dan piagam GCC,
namun Qatar menegaskan bahwa rencanan pembelian senjata tersebut semata
mata dipergunakan untuk kemanan negaranya.64
Rusia memandang jika krisis yang terjadi saat ini bisa menguntungkan
baginya, pada 2 Juni, politisi senior Rusia mengatakan Moskow berencana untuk
memasok sistem pertahanan udara canggih ke Qatar meskipun ada laporan dari
Arab Saudi. "Rusia mencari kepentingannya sendiri, memasok S-400 ke Qatar dan
menghasilkan uang untuk anggaran negara. Posisi Arab Saudi tidak ada
hubungannya dengan itu, rencana Rusia tidak akan berubah," Aleksei Kondratyev,
wakil ketua komite komite Pertahanan dan Keamanan. Selanjutnya pada 26
Maret 2018, Emir Qatar bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di
Moskow. Pada pertemuan ini mengumumkan rencana Qatar Airways untuk
63 Ibid 64 Ibid
53
membeli saham minoritas di Bandara Vnukovo Rusia, hubungan yang terjalin
antara Qatar dan Rusia menjadi semakin akrab setelah terjadinya krisis ini.65
Melihat dukungan yang besar dari negara negara lain untuk Qatar, negara
yang melakukan pemutusan hubungan dengan Qatar tidak tinggal diam, mereka
melakukan lobi anti Qatar pada negara yang memiliki pengaruh besar. Pada 5
Maret 2018 Uni Emirat Arab mencoba melobi Donald Trump untuk memecat
Sekretaris Negara Rex Tillerson karena tidak mendukung blokade terhadap Qatar.
Selanjutnya pada 2 April, Wall Street Journal melaporkan bahwa perusahaan yang
didirikan di Israel dikontrak oleh UEA untuk melobi pemerintah AS melawan
Qatar. Penasihat khusus AS Robert Mueller sedang menyelidiki perusahaan itu,
kemudian pada 22 Mei 2018, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab mengajukan
agenda di tingkat tertinggi pemerintah AS, tujuan mereka adalah membujuk
Washington untuk menindak Qatar.66
Negara negara di kawasan Timur Tengah sangat serius dalam permasalahan
krisis ini, Maroko memilih untuk bersikap netral dalam menghadapi permasalahan
krisis tersebut, namun aksi Maroko tersebut mendapat tanggapan dari Saudi, ketua
Otoritas Olahraga Arab Saudi dan penasihat pengadilan kerajaan dikutip dari
Aljazeera pada 18 Mei 2018 mengatakan: "Berada di wilayah abu-abu tidak lagi
dapat diterima oleh kami. Ada orang-orang yang keliru dalam arah mereka ... Jika
Anda ingin dukungan, itu akan berada di Riyadh." Hal ini seakan menandakan
kepada Maroko bahwa Saudi dan negara kawasan lainnya akan bersiap
65 Ibid 66 Ibid
54
mendukung Maroko jika negara tersebut mau mengambil tindakan dengan
mendukung kebijakan Saudi dalam krisis Qatar.67
Krisis ini mulanya tidak mempengaruhi hubungan yang terjalin antara
Qatar dengan Jordania, bahkan pada 11 Maret 2018 Qatar menerima delegasi
bisnis Yordania di Doha untuk membahas peluang peningkatan kerja sama
ekonomi dan investasi. Delegasi Yordania, yang dipimpin oleh Nael Al-Kabariti,
ketua Kamar Dagang Yordania, juga mengundang pengusaha Qatar untuk
mengunjungi Amman untuk mengeksplorasi peluang investasi dan kemitraan
dengan bisnis Yordania. Namun hubungan antara kedua negara ini tidak berjalan
dengan mulus selanjutnya pada Juni 2017 Jordania menurunkan hubungan
diplomatik dengan Qatar dan menutup kantor Al Jazeera di Amman.68
Turki dikenal sebagai negara yang memiliki hubungan baik dengan
seluruh negara di kawasan Timur Tengah kecuali Suriah, dalam krisis ini Turki
juga berperan sebagai mediator. Melalui Juru Bicara Perdana Menteri Turki
Numan Kurtulmuş, Presiden Turki diberitakan sudah mengupayakan langkah
strategis dengan menghubungi semua kepala negara yang tengah bersitegan, di
samping ituTurki juga melakukan komunikasi dengan Rusia dan Iran sebagai
pihak-pihak yang berada di luar pusaran konflik langsung mereka.69
67 Ibid 68 Ibid 69 Bernando J, Menunggu Peran Turki Dalam Krisis Qatar, diakses melalui
https://geotimes.co.id/kolom/internasional/menunggu-peran-turki-dalam-krisis-qatar/ pada 19 Mei
2019 pukul 3:42 WIB
55
Namun pada akhirnya Turki menunjukkan keberpihakannya terhadap
Qatar dalam krisis ini, Erdogan sebagai pengambil keputusan tertinggi di Turki
mengatakan secara tegas Katar’la ilişkilerimizi geliştirmeye devam edeceğiz
(Kami akan melanjutkan peningkatan kerja sama dengan Qatar) sebagai simpati
dan dukungan moral langsung kepada Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad al-
Thani dan rakyatnya. Parlemen Turki yang dikuasai Partai Pembangunan dan
Keadilan (AKP) menyiapkan pembahasan anggaran untuk menyetujui pengiriman
pasukan militer ke Qatar. Turki ingin menambah pasukan militer di pangkalan
militernya di Qatar. Dalih rencana tambahan pengiriman pasukan militer ini
adalah untuk latihan bersama dengan pasukan militer Qatar. Ahmet Demirok, duta
besar Turki untuk Qatar, mengonfirmasi Turki bisa mengirimkan pasukan hingga
3.000 untuk diberangkatkan sebagai persiapan latihan bersama.70
Sementara Bahrain tampaknya memilih jalur aman dengan mendukung
keputusan Saudi dan mayoritas negara lainnya di Timur Tengah, sejak awal
Bahrain berkomitmen untuk melawan teroris demi keamanan, lewat putra
mahkota Bahrain mengatakan bahwa " Hal itu mencerminkan dukungan Bahrain
untuk koalisi internasional melawan terorisme dan juga akan berkontribusi pada
keamanan global dengan menjaga aktivitas maritim dan perdagangan global".
Bahrain dan aliansi yang dipimpin Saudi mengharapkan Qatar untuk menutup
pangkalan militer Turki, bersama dengan 12 tuntutan lainnya. 71
70 Ibid 71 Qatar-Gulf Crisis : All The Latest Update, Op,cit.
56
Dalam menghadapi sanksi yang diterima oleh Qatar berupa penutupan
akses darat, laut dan udara, Qatar mengatasi hal tersebut dengan melakukan
pertemuan dengan ICAO (Organisasi Penerbangan Sipil Internasional), pada 16
Maret 2018 pertemuan tersebut dalam rangka untuk membahas keselamatan
penerbangan di wilayah tersebut. Sehari sebelumnya pada 15 Maret 2018 Qatar
mengumumkan untuk membeli 28 helikopter militer dari AS untuk meningkatkan
kemampuan angkatan udara Qatar. 72
2.3.2 Dampak Pemutusan Hubungan Diplomatik Qatar
Krisis diplomatik Qatar yang terjadi pada tahun 2017 ini nampaknya tidak
memiliki dampak yang signifikan terhadap masalah perekonomian di Qatar,
meskipun hal yang tidak dapat dipungkiri adalah hubungan yang terjalin antara
Qatar dengan negara negara lain di kawasan Timur Tengah kian memburuk
terlebih dengan Arab Saudi. Maka langkah yang dilakukan oleh Qatar dalam
menghadapi permasalahan tersebut ialah dengan mempererat jalinan antara Qatar
– Iran dan Qatar – Turki, sehingga permasalahan pasokan makanan dapat teratasi
karena sebelumnya 60% pasokan makanan yang masuk ke Qatar berasal dari
negara yang saat ini mengembargonya. Qatar juga segera meningkatkan produksi
dalam negeri, bahkan mengimpor puluhan ribu sapi untuk melancarkan pasokan
susu.73
Dalam jangka panjang Qatar akan menggunakan kekayaannya untuk
membeli saham perusahaan makanan Barat untuk menjamin pasokan makanan,
72 Renat Sofie Andriani, Op,cit. 73 Matt Smith, Bagaimana Qatar Menghadapi Embargo Ekonomi, diakses melalui
https://www.bbc.com/indonesia/majalah-46895688 pada 6 Mei 2019 pukul 12:43 WIB
57
Akber Khan, direktur senior dana investasi Qatar, Al Rayan, mengatakan
"Pemerintah telah mengatasi masalah besar ini jauh lebih baik dari perkiraan.
Yang penting, dan ini karena usaha sendiri, Qatar memastikan kehidupan
penduduknya hampir tidak terpengaruh. Blokade memang mempengaruhi
sentimen, tetapi tidak mempengaruhi kemampuan berbisnis kami." Setelah 3
bulan terjadinya krisis diplomatik, Qatar membuka pelabuhan Hamad di wilayah
perairan dalam senilai US$7,4 miliar atau Rp104 triliun yang memungkinkan
negara ini dilayani kapal kargo yang jauh lebih besar.74
Strategi yang dilakukan Qatar dapat dikatakan cukup kompeten, dimana ia
terus meningkatkan keterlibatannya dalam kancah internasional, sejak pertama
kali di blokade, Qatar menggunakan cara cara yang diplomatis dengan
memperluas hubungan internasionalnya, meminta perlindungan dari PBB,
memohon kasusnya ke Mahkamah Internasional dan menyampaikan pesan
menjadi korban ketidakadilan melalui kantor kantor berita yang terkemuka.
Sehingga dengan langkah langkah tersebut ia mendapat perhatian dan dukungan
dari negara lainnya.75
Jika di kaji dalam bidang keamanan negara ini memang hanya memiliki
anggaran dan angkatan militer yang sangat kecil jika dibandingkkan negara
rivalnya, memang dapat dilihat bahwa Qatar tentu akan lebih menggunakan jalur
diplomasi untuk mengatasi permasalahan yang ada, namun saat ini Qatar
memutuskan untuk menggunakan sebagian dari keunangannya untuk
74 Ibid 75 Elizabeth White.Op,cit.
58
meningkatkan keamanannya, membeli miliaran dolar sistem senjata,
mengumumkan pembangunan pangkalan angkatan laut baru, dan berencana untuk
menggandakan pasukan angkatan lautnya pada tahun 2025. AS juga memperluas
Al Udeid Air-nya Pangkalan di Qatar, sudah terbesar di wilayah tersebut.76
Pada 1 Januari 2019 Qatar resmi mengundurkan diri dari organisasi OPEC
(Organisasi Negara Negara Pengekspor Minyak), Menteri Energi Qatar, Saad al-
Kaabi, Senin 3 Desember 2018 mengatakan jika keputusan untuk mundur dari
OPEC diambil setelah Qatar mengkaji cara-cara untuk meningkatkan perannya
secara internasional dan merencanakan strategi jangka panjang, Qatar ingin fokus
meningkatkan produksi gas alam. Namun demikian Kaabi mengatakan bahwa
keputusan tersebut tidak ada kaitannya dengan Saudi ini bersifat “teknis dan
strategis” dan “tidak ada hubungannya dengan blokade,” dikutip dari AFP.77
Para pemimpin Saudi meyakini jika mundurnya Qatar dari keanggotaan
OPEC ini seperti pukulan terhadap Riyadh. Jika dikaji dalam dampak ekonomi
memang Qatar hanya menyumbangkan 2% dari pasukan minyak OPEC namun
otomatis jika Qatar mundur dari keanggotaan OPEC maka kedaulatan negara
tersebut akan lebih bebas dan tidak terikat oleh ketentuan ketentuan yang telah
disepakati dalam OPEC, sebelum pertemuan OPEC + di Wina, pengumuman
Qatar dapat merusak persepsi kartel sebagai blok terpadu, dan akan berpengaruh
76 Ibid 77 Akhyari Hananto, Pelajaran dari Timur Tengah: Mengapa Qatar Keluar OPEC, Diakses
melalui https://www.goodnewsfromindonesia.id/2019/01/16/pelajaran-dari-timur-tengah-
mengapa-qatar-keluar-opec pada 6 Mei 2019 pukul 14:00 WIB
59
apakah nantinya anggota lain yang kurang berpengaruh juga akan mengikuti
jejaknya.78
Sanksi yang diberikan oleh negara negara teluk berupa larangan
penerbangan maskapai Qatar ke Arab Saudi, UEA, Bahrain dan Mesir nyatanya
tidak memberikan efek terhadap pendapatan maskapai tersebut, ternyata justru
pendapatan maskapai Qatar meningkat, Qatar Airways mengumumkan bahwa
keuntungan bersih perusahaan maskapai penerbangan itu naik menjadi 540 juta
dolar dalam laporan keuangan terbaru, sebelum maskapai itu diblokir untuk
terbang ke sebagian negara besar di Arab. Pendapatan tahun lalu naik dari 9,6
miliar dolar menjadi 10,6 miliar dolar pada tahun fiskal yang berakhir 31 Maret
lalu. Keuntungan bersih pada tahun 2016 mencapai sekitar 445 juta dolar.79
78 Giorgo Caferio, KTT GCC Riyadh: The Beginning of the end of the Crisis Qatar,diakses melalui
https://www.mei.edu/publications/gcc-riyadh-summit-beginning-end-qatar-crisis pada 6 Mei 2019
pukul 15:03 WIB 79 Krisis Teluk, Laba Qatar Airways Naik Jadi 540 Juta Dolar, Diakses melalui
https://www.voaindonesia.com/a/krisis-teluk-laba-qatar-airways-naik-jadi-540-juta-
dolar/3896549.html pada 6 Mei 2019 pukul 15:46 WIB