33
BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Pustaka 1. Komunikasi Kelompok Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara beberapa orang dalam satu kelompok kecil seperti dalam rapat, pertemuan, konperensi dan sebagainya. Michael burgoon mendefinisikan komunikasi kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih, dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagai informasi, menjaga diri, pemecahan masalah, yang mana anggota anggotanya dapat mengingat karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi komunikasi kelompok diatas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan kelompok. 16 Selain itu komunikasi kelompok juga merupakan proses komunikasi yang berlangsung 3 orang atau lebih secara tatap muka dimana anggota- anggotanya saling berinteraksi satu sama lain. Tidak ada jumplah batasan anggota yang pasti, 2-3 orang atau 20-30 orang. Komunikasi kelompok dengan sendirinya melibatkan pula komunikasi antar pribadi 16 Abu Huraerah dan Purwanto, Dinamika Kelompok, (Bandung, PT.Refika Aditama, 2006), hlm.34 26

BAB II KAJIAN TEORITIS Kajian Pustaka 1.digilib.uinsby.ac.id/738/4/Bab 2.pdf · rapat, tipe strategi pembuatan keputusan dan bahkan bahasa yang digunakan dalam rapat.33 Ada variable-variabel

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORITIS Kajian Pustaka 1.digilib.uinsby.ac.id/738/4/Bab 2.pdf · rapat, tipe strategi pembuatan keputusan dan bahkan bahasa yang digunakan dalam rapat.33 Ada variable-variabel

BAB II

KAJIAN TEORITIS

A. Kajian Pustaka

1. Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara

beberapa orang dalam satu kelompok kecil seperti dalam rapat, pertemuan,

konperensi dan sebagainya. Michael burgoon mendefinisikan komunikasi

kelompok sebagai interaksi secara tatap muka antara tiga orang atau lebih,

dengan tujuan yang telah diketahui, seperti berbagai informasi, menjaga diri,

pemecahan masalah, yang mana anggota anggotanya dapat mengingat

karakteristik pribadi anggota-anggota yang lain secara tepat. Kedua definisi

komunikasi kelompok diatas mempunyai kesamaan, yakni adanya komunikasi

tatap muka, dan memiliki susunan rencana kerja tertentu untuk mencapai tujuan

kelompok.16

Selain itu komunikasi kelompok juga merupakan proses komunikasi

yang berlangsung 3 orang atau lebih secara tatap muka dimana anggota-

anggotanya saling berinteraksi satu sama lain. Tidak ada jumplah batasan

anggota yang pasti, 2-3 orang atau 20-30 orang. Komunikasi kelompok dengan

sendirinya melibatkan pula komunikasi antar pribadi

16

Abu Huraerah dan Purwanto, Dinamika Kelompok, (Bandung, PT.Refika Aditama, 2006), hlm.34

26

Page 2: BAB II KAJIAN TEORITIS Kajian Pustaka 1.digilib.uinsby.ac.id/738/4/Bab 2.pdf · rapat, tipe strategi pembuatan keputusan dan bahkan bahasa yang digunakan dalam rapat.33 Ada variable-variabel

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama

yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu

sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut.

Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok diskusi, kelompok

pemecahan masalah, atau suatu komite yang tengah mengadakan rapat untuk

mengambil keputusan. Dalam komunikasi kelompok, juga melibatkan

komunikasi antar pribadi. Karena itu kebanyakan teori komunikasi antarpribadi

berlaku juga bagi komunikasi kelompok.

Sifat-sifat komunikasi kelompok sebagai berikut:

a.Kelompok berkomunikasi melalui tatap muka;

b.Kelompok memiliki sedikit partisipan;

c.Kelompok bekerja dibawah arahan seorang pemimpin;

d.Kelompok membagi tujuan atau sasaran bersama;

e.Anggota kelompok memiliki pengaruh atas sama lain.

Karena jumlah komunikan itu menimbulkan konsekuensi, jenis ini

diklasifikasikan menjadi komunikasi kelompok kecil dan kelompok komunikasi

besar.Dasar pengklasifikasiannya bukan julah yang dihitung secara matematis,

melainkan kesempatan komunikan dalam menyampaikan tanggapannya.17

2.Komunikasi Kelompok Kecil

17

Onong Uchjana Effendy,Dinamika Komunikasi,(Bandung,PT.Remaja Rosdakarya)1986,hlm. 8

Page 3: BAB II KAJIAN TEORITIS Kajian Pustaka 1.digilib.uinsby.ac.id/738/4/Bab 2.pdf · rapat, tipe strategi pembuatan keputusan dan bahkan bahasa yang digunakan dalam rapat.33 Ada variable-variabel

a. Pengertian komunikasi kelompok kecil

Menurut Shaw (1976) ada 6 cara untuk mengindetifikasi suatu

kelompok. Berdasarkan hal itu kita dapat mengatakan bahwa komunikasi

kelompo kecil adalah suatu kelompok individu yang dapat mempengaruhi

satu sama lain, memperoleh beberapa kepuasan satu sama lain, berinteraksi

untuk beberapa tujuan, mengambil peranan, teriakat satu sama lain dan

berkomunikasi tatap muka. Jika salah satu komponen ini hilang individu yang

terlibat tidaklah berkomunikasi dalam kelompok kecil.18

1) Tujuan Komunikasi Kelompok Kecil

a) Tujuan personal

Alasan orang untuk mengikuti kelompok dapat dibedakan

atas empat kategori utama yaitu untuk hubungan social,

penyaluran, krlompo terapi dan belajar.

(1) Hubungan sosial

Kitasering terlibat dalam komunikasi kelompok kecil agar

dapat bergaul dengan orang lain. Misalnya minum kopi bersama-

sama, pesta atau tempat orang berkumpul bersama-sama dan

bercakap-cakap satu sama lain. Bila kita berkumpul pada

kelompok kecil untuk tujuan hubungan sosial, tujuan kita adalah

memperkuat hubungan interpersonal dan menaikkan kesejahteraan

18

Arni Muhammad,Komunikasi Organisasi,(Jakarta, Bumi Aksara)2011,hlm. 182

Page 4: BAB II KAJIAN TEORITIS Kajian Pustaka 1.digilib.uinsby.ac.id/738/4/Bab 2.pdf · rapat, tipe strategi pembuatan keputusan dan bahkan bahasa yang digunakan dalam rapat.33 Ada variable-variabel

kita.Kelompok-kelompok yang demikian memenuhi kebutuhan

interpersonal kita untuk kasih sayang dan merasa di ikutsertakan.19

(2) Penyaluran

Kelompok kecil memberiak kemungkinan untuk

menyalurkan perasaan kita, termasuk perasaan kecewa, perasaan

takut, keluhan, maupun harapan dan keinginan kita. Bila kita

mempunyai satu kesempatan membiarkan orang lain mengetahui

perasaan kita tentang sesuatu, kita sering merasa lega atau bebas

dari ketegangan. Tujuan ini biasa dilakukan dalam suasana yang

mendukung adanya pertukaran pikiran atau pertengkaran sengit

atau dalam diskusi keluarga dimana keterbukaan diri adalah

tepat.20

(3) Kelompok terapi

Biasanya digunakan untuk membantu orang

menghilangkan sikap-sikap mereka, atau tingkah laku dalam

beberapa aspek kehidupan mereka.21

(4) Belajar

Alasan umum orang mengikuti kelompok kecil adalah

belajar dari orang lain. Belajar terjadi dalam bermacam-macam

19

Ibid,hlm. 183 20

Ibid,hlm. 183 21

Ibid

Page 5: BAB II KAJIAN TEORITIS Kajian Pustaka 1.digilib.uinsby.ac.id/738/4/Bab 2.pdf · rapat, tipe strategi pembuatan keputusan dan bahkan bahasa yang digunakan dalam rapat.33 Ada variable-variabel

setting.Asumsi yang mendasari belajar kelompok adalah ide dari

dua arah.22

a. Tujuan yang berhubungan dengan pekerjaan

(1) Pebuatan Keputusan

Orang-orang yang berkumpul bersama-sama dalam

kelompok untuk membuat keputusan mengenai sesuatu.

Mendiskusikan alternatif dengan orang lain membantu orang

memutuskan mana pilihan terbaik untuk kelompok.23

(2) Pemecahan Masalah

Masalah yang mereka usahakan menyelesaikan

mencakup bagaimana menyempurnakan produksi, bagaimana

menyempurnakan hubungan yang kurang baik.24

a) Kelompok Kecil Sebagai Suatu Sistem

Kelompok kecil merupakan organisasi kecil yang

mempunyai empat komponen dasar yaitu input atau masukan

proses,output atau hasil dari balikan. Masukan , merupakan materi

mentah dalam kelompok kecil seperti orang, informasi yang

digunakan kelompok untuk berinteraksi. Orang atau anggota

kelompok adalah masukan karena tiap orang dalam kelompok

22

Ibid 23

Ibid, hlm. 184 24

Ibid,hlm. 184

Page 6: BAB II KAJIAN TEORITIS Kajian Pustaka 1.digilib.uinsby.ac.id/738/4/Bab 2.pdf · rapat, tipe strategi pembuatan keputusan dan bahkan bahasa yang digunakan dalam rapat.33 Ada variable-variabel

membawa kualitas tertentu seperti kepribadian, umur, kesehatan,

pengetahuan, sikap, nilai dan kemampuan memecahkan masalah.

Proses, menunjukkan kepada semua proses internal yang terjadi

dalam kelompok selama diskusi. Hasil, merupakan keputusan atau

penyelesaian yang dicapai oleh kelompok.Balikan, berisi respon

yang mengikat systembersama. Balikan memberikan masukan

untuk pertemuan kelompok masa akan datang.25

b) Karakteristik Kelompok Kecil

Ada beberapakarakteristik dari kelompok kecil, yang

pertama, mempermudah pertemuan ramah tamah, yang kedua

adalahpersonaliti kelompok. Bila sekelompok orang datang

bersama maka mereka membentuk identitas sendiri yang

menjadikan personality kelompok, karakteristik yang ketiga adalah

kekompakan, yaitu daya tarikan anggota kelompok satu sama lain

dan keinginan mereka untuk bersatu, karakteristik yang ke empat

adalah komitmen terhadap tugas. Aktifitas individu lainnya dalam

kelompok yang dekata hubungannya dengan komitmen adalah

motivasi.Karakteristik yang kelima adalah besarnya kelompok,

kelihatannya cukup sederhn tapi besarnya kelompok itu mempunyai

beberapa pencabangan penting dalam kelompok. Kemudian norma

kelompok, adalah aturan dan pedoman yang digunakan oleh

25

Ibid hlm, 184-185

Page 7: BAB II KAJIAN TEORITIS Kajian Pustaka 1.digilib.uinsby.ac.id/738/4/Bab 2.pdf · rapat, tipe strategi pembuatan keputusan dan bahkan bahasa yang digunakan dalam rapat.33 Ada variable-variabel

sekelompok itu sendiri, maupun beberapa factor eksternal di luar

kelompok. Saling bergantung sama lain. Yang paling penting

anggota kelompok tergantung satu sama lain untuk beberapa

tingkatan tertentu, dan paling kurang pada seorang lainnya.26

c) Variabel Kunci Kelompok Kecil

Ada beberapa factor yang mempengaruhi komunikasi

kelompok kecil, diantaranya adalah variable yang berhubungan

dengan input kelompok dan proses transformasi kelompok.

Beberapa diantara factor kunci tersebut akan dibicarakan pada

bagian berikut ini.27

(1) Peranan Berdasarkan Fungsi

Para peneliti kelompok yang dinamis mengidentifikasi dua

peranan utama dari anggota kelompok yaitu peranan tugas dan

peranan untuk pemeliharaan.Peranan tugas berhubungan dengan

penyelesaian tujuan yang segera dari kelompok, seperti membuat

keputusan, meyelesaikan masalah atau merencanakan suatu

proyek.Pemeliharaan berhubungan denngan perasaan anggota

kelompok.Kelompok mungkin gagal memperhitungkan kebutuhan

26

Arni Muhammad,Komunikasi Organisasi,(Jakarta, Bumi Aksara)2011,hlm. 185-188 27

Ibid, hlm.188

Page 8: BAB II KAJIAN TEORITIS Kajian Pustaka 1.digilib.uinsby.ac.id/738/4/Bab 2.pdf · rapat, tipe strategi pembuatan keputusan dan bahkan bahasa yang digunakan dalam rapat.33 Ada variable-variabel

sosio-emosional yang sangat halus yang dapat mempersulit

interaksi dalam kelompok.28

(2) Tingkah Laku Tugas

a. Mengambil inisiatif, seperti menentukan apakah masalah yang

akan dibahas, menentuka aturan dalam komunikasi kelompok

dan mengembangkan ide.

b. Memberikan dan mencari informasi misalnya bertanya atau

memberikan pendapat

c. Mencari dan memberikan pendapat seperti bertanya dan

bemberikan pendapat.

d. Mengolaborasi dan menjelaskan, seperti memberikan informasi

tambahan tentang saran dan ide tertentu.

e. Orientasi dan ringkasan seperti meninjau kembali pokok-pokok

penting dalam usahan memberikan pengarahan/bimbingan

dalam diskusi.

f. Mengecek apakah kelompok sudah siap untuk membuat

keputusan.

(3) Tingkah Laku Pemeliharaan

a. Mengharmoniskan kelompok seperti menyelesaikan pebedaan

dan mengurangi ketegangan komunikasi kelompok, kadang-

kadang dengan membuat humor.

28

Ibid, hlm.188-189

Page 9: BAB II KAJIAN TEORITIS Kajian Pustaka 1.digilib.uinsby.ac.id/738/4/Bab 2.pdf · rapat, tipe strategi pembuatan keputusan dan bahkan bahasa yang digunakan dalam rapat.33 Ada variable-variabel

b. Mencari jalan tengah, seperti menawarkan jalan tengah pada

isu atau perubahan posisi.

c. Memberikan sokongan dan semangat seperti mengahargai,

setuju, meneriam kontribus yang lain.

d. Menjaga lalu lintas komunikasi seperti, mempermudah

interaksi diantara anggota.

e. Menentukan standart dan tes seperti pengecekan kemajuan

kelompok, perasaan orang, norma kelompok, kesukaran

menilai jalannya komunikasi kelompok.

2) Kepemimpinan

Yang erat hubungannya dengan peranan yang bersifat fungsi

dalam kelompok adalah konsep kepemimpinan.Kita biasa percaya

bahwa pemimpin yang baik mempunyai sifat-sifat tertentu, seperti

bertanggung jawab, mempunyai kemapuan yang lebih, mempunyai

status yang tinggi, jujur dan percaya pada diri sendiri.Pemimpin

mempermudah interaksi kelompok dan menggerakkan anggota

kelompok untuk menyelesaikan tugas-tugas kelompok.29

Dalam kebanyakan kelompok kecil, satu orang berperan sebagi

pemimpin. Dalam kelompok lain, kepemimpinan bias dipegang oleh

beberapa orang. Lebih lanjut, sang pemimpin bisa ditunjuk atau secara

otomatis muncul dalam proses perkembangan komunikasi kelompok.

29

Arni Muhammad,Komunikasi Organisasi,(Jakarta, Bumi Aksara)2011,hlm. 190

Page 10: BAB II KAJIAN TEORITIS Kajian Pustaka 1.digilib.uinsby.ac.id/738/4/Bab 2.pdf · rapat, tipe strategi pembuatan keputusan dan bahkan bahasa yang digunakan dalam rapat.33 Ada variable-variabel

Berdasarkan preposisi Smith ini kelihatan bahwa suatu

organisasi seharusnya menggunakan jaringan komunikasi sentralis bila

masalah yang akan diselesaikan sederhana dan bila mencari seorang

pemimpin. Tetapi bila masalahnya komplek organisasi haruslah

menggunakan jaringan desntralisasi dan juga bila menginginkan

fleksibilitas dan moral yang tinggi.30

Analisis jaringan komunikasi dapat membantu dalam

menentukan apakah struktur organisasi mebiarkan arus komunikasi

yang efektif dan koordinasi unit-unit yang tergantung satu sama

lainnya. Analisis jaringan juga dapat menunjukkan apakah kelompok

kerja terlalu besar atau terlalu kurang terpadu untuk bekerja secara

efektif. Kelompok yang terisolasi dari system dan hubungan dengan

system hanya melalui seri hubungan langsung dapat diidentifiaksi dan

sumber-sumber komunikasi yang lebih besar dapat dipusatkan pada

area ini.

Kelompok juga dipengaruhi oleh susunan ruangan dan jarak

secara fisik dari anggota kelompok. Studi mengenai ini dinamakan

ekologi.Steinzor mempelajari efek susunan dengan ruangan pada

interaksi kelompok. Diamenemukan bahwa orang akan berbicara

banyak terhadap orang yang langsung dihadapan mereka daripada

orang yang duduk disebelahny bila pompinan kelompok ada. Tetapi

30

Ibid ,hlm. 190

Page 11: BAB II KAJIAN TEORITIS Kajian Pustaka 1.digilib.uinsby.ac.id/738/4/Bab 2.pdf · rapat, tipe strategi pembuatan keputusan dan bahkan bahasa yang digunakan dalam rapat.33 Ada variable-variabel

bila tidak ada pimpinan kelompok maka hal yang sebaliknya yang

terjadi .Sommer menemukan bahwa pimpinan kelompok kecil

cenderung duduk pada posisi kepala dan orang yang menduduki posisi

kepala lebih banyak berpartisipasi dari pada orang yang duduk pada

posisi samping. Orang yang tinggi nilai dominannya cenderung duduk

pada pusat jaringan dan lebih banyak bicara.31

3) Pemecahan Masalah dan Pembuatan Keputusan

Dalam keadaan tertentu kelompok lebih baik melakukan tugas

dari pada individu , seperti tugas-tugas yang mempunyai pembagian

kerja dan membawa hasil bersama. Menurut Marier (1967)

komunukasi kelompok kecil ini memiliki kekuatan dan kelemahan

tertentu.Kekuatanya adalah sebagai berikut.32

a. Lebih besar pengetahauan dan informasi yang diperoleh.

Kelompok lebih banyak mengetahui dari pada individu.

b. Jumplah pendekatan lebih banyak terhadap masalah yan akan

dipecahkan.

c. Partisipasi dalam penyelesaian masalah menambah penerimaan

penyelesaian masalah

31

Ibid, hlm.190-192 32

Arni Muhammad,Komunikasi Organisasi,(Jakarta, Bumi Aksara)2011,hlm. 192

Page 12: BAB II KAJIAN TEORITIS Kajian Pustaka 1.digilib.uinsby.ac.id/738/4/Bab 2.pdf · rapat, tipe strategi pembuatan keputusan dan bahkan bahasa yang digunakan dalam rapat.33 Ada variable-variabel

d. Pemahaman yang lebih baik tehadap keputusan kelompok.

Pembuat keputusan tidaklah perlu menyiarkan keputusan yang

dibuat, karena mereka yang membuat bersama.

Sedangkan kelemahan dari komunikasi kecil adalah sebagai berikut:

(1) Tekanan sosial

(2) Valensi penyelesaian

(3) Dominasi individual

(4) Konflik dari tujuan kedua yaitu memenangkan argumentasi.

4) Kepatuhan Akan Norma Keompok

Yang dimakasud dengan norma adalah satu set asumsi atau

harapan yang dipegang oleh anggota kelompok atau oraganisasi

mengenai tingkah laku yang benar atau yang salah, baik atau buruk,

cocok atau tidak cocok, diizinkan atau tidak diizinkan. Kelompok

dapat meneapkan secara eksplisit dan implicit norma-norma mereka.

Kelompok kerja juga menetapkan norma mengenai penampilan,

lamanya rapat, topic yang akan dibahas, tingkat formalitas dalam

rapat, tipe strategi pembuatan keputusan dan bahkan bahasa yang

digunakan dalam rapat.33

Ada variable-variabel kunci yang mempengaruhi tingkat

kepatuhan dalam kelompok, diantaranya adalah sebagai berikut :

33

Arni Muhammad,Komunikasi Organisasi,(Jakarta, Bumi Aksara)2011,hlm. 193

Page 13: BAB II KAJIAN TEORITIS Kajian Pustaka 1.digilib.uinsby.ac.id/738/4/Bab 2.pdf · rapat, tipe strategi pembuatan keputusan dan bahkan bahasa yang digunakan dalam rapat.33 Ada variable-variabel

a. Sifat kepribadian yang mungkin mempengarui anggota untuk

kelompok untuk patuh.

b. Variabel dalam kelompok yang mempengarhi kepatuahan.

c. Tekanan luar yang mempengaruhi kepatuhan.

5) Konflik

Organisasi yang sempurna, sehat tidaklah bebas dari

konflik.Konflik jika ditangani secara pantas dapat diarahkan pada

penyesuaian yang efektif dan tepat.Applbaum (1973) mengatakan

bahwa ada hal-hal terntentu yang dapat menimbulkan konflik dalam

organisasi seperti hal berikut.34

a. Anggota kelompok bekerja terlalu dekat dan saling tergantung satu

sama lain.

b. Anggota kelompok mempunyai kreativitas yang sangat berbeda.

c. Anggota kelompok mempunyai nilai dan kebutuhan yang berbeda.

6) Besar kelompok beberapa penemuan yang berkenaan dengan jumla

kelompok dalam komunikasi kelompok kecil adalah sebagai berikut.35

a. Kualitas pekerja dan produktivitas kelompok, berhubunga dengan

positif dengan besar kelompok dibawah beberapa kondisi tertentu.

34

Ibid,hlm.194 35

Ibid, hlm.194

Page 14: BAB II KAJIAN TEORITIS Kajian Pustaka 1.digilib.uinsby.ac.id/738/4/Bab 2.pdf · rapat, tipe strategi pembuatan keputusan dan bahkan bahasa yang digunakan dalam rapat.33 Ada variable-variabel

Bil tidak ada kondisi tertentu maka jumlah kelompok yang kecil

yang lebih superior.

b. Kelompok yang lebih kecil memperlhatakan ekspresi ketidak

setujuan dan ketidakpasan yang lebih banyak dari pada kelompok

yang besar. Juga memberikan kesempatan kepada indivdu

berinteraksi dan memperlihatkan tingkah laku kepemimpinan.

c. Ketika besar kelompok bertambah maka kekompakan kelompok

berkurang.

d. Kelompok yang lebih besar cenderung lebih memenuhi norma

kelompok.

e. Anggota kelompok yang besar dalam pemecahan masalah sering

merasa tidak puas denga jumlah waktu yang tersedia untuk diskusi,

kesempatan berpatisipasi, dan rapat kelompok serta keputusan

yang dibuat.

Suatu situasi komunikasi dinilai sebagai komunikasi kelompok

kecil (small group communication) apabila situasi komunikasi situasi

seperti itu dapa di ubah menjadi komunikasi antar pesona denga setiap

komunikan. Dengan kata lain perktaan, antara komunikator dengan

setiap komunikan dapat terjadi dialog atau tanya jawab. Dibandingkan

dengan komunikasi antar pesona, komunikasi kelompok kecil kurang

efektif dala mengubah sikap, pendapat, dan perilaku komunikan tidak

Page 15: BAB II KAJIAN TEORITIS Kajian Pustaka 1.digilib.uinsby.ac.id/738/4/Bab 2.pdf · rapat, tipe strategi pembuatan keputusan dan bahkan bahasa yang digunakan dalam rapat.33 Ada variable-variabel

mungkin dikuasai seperti halnya pada komunikan komunikasi

antarpesona.36

Dibandingkan dengan komunikasi kelompok besar,

komunikasi kelompok kecil lebih bersifat rasional. Ketika menerima

suatu pesan dari komunikator, komunikan menanggapinya dengan

lebih banyak menggunakan pikiran daripada perasaan.

3. Komunikasi Kelompok Besar

Sutau situasi dinilai sebagai komunikasi kelompok besar ( large group

communication) jika antara komunikator dan komunikan sukar terjadi komunikasi

antarpesona. Kecil kemungkinan untuk terjadi dialog seperti pada komunikasi

kelompok kecil. Pada situasi seperti ini komunikan menerima pesan yang

disampaikan komunikator lebih bersifat emosional. Lebih-lebih jika komunikan

heterogen atau beragam.37

4. Proses Komunikasi Kelompok

Proses komunikasi pada dasarnya sama dengan komunikasi pada umumya,

komponen dasar yang digunakan dalam berkomunikasi adalah komunikan.,

komunikator (sender), pesan (message), media (channel) dan respon (efec). Akan

36

Onong Uchjana Effendy, Dinmika Komunikasi, (Bandung,PT.Remaja Rosdakarnya, 1986,)hlm.8-9 37

Onong Uchjana Effendy, Dinmika Komunikasi, (Bandung,PT.Remaja Rosdakarnya, 1986,)hlm.9

Page 16: BAB II KAJIAN TEORITIS Kajian Pustaka 1.digilib.uinsby.ac.id/738/4/Bab 2.pdf · rapat, tipe strategi pembuatan keputusan dan bahkan bahasa yang digunakan dalam rapat.33 Ada variable-variabel

tetapi dalam komunikasi kelompok proses komunikasi berlangsung secara tatap

muka, dengan lebih mengintensifkan tentang komunikasi dengan individu antar

individu dan individu dengan personal structural (formal). Ketika seluruh orang

yang terlibat dalam komunitas atau kelompok tersebut berkomunikasi di luar foru,

maka komunikasi yang terjalin antar individu berlangsung secara pribadi dan

bahasa yang digunakan cenderung tidak formal. Akan tetapi jika individu tersebut

bertemu dalam satu forum yang dihadiri anggota kelompok atau komunitas

tersebut, maka komunikasi yang berlangsung akan cenderung menggunakan bahasa

yang lebih formal. Proses komunikasi kelompok dapat dijelaskan sebagai berikut :38

a. Komunikator (Sender)

Komunikator merupakan orang yang mengirimkan pesan yang berisi

ide, gagasan, opini dan lain-lain untuk disampaikan kepada seseorang

(komunikan) dengan harapan dapat dipahami oleh orang yang menerima

pesan sesuai dengan yang dimaksudkannya.Anggota dan pengurus dalam

suatu kelompok atau komunitas bisa menjadi komunikator. Ketika mereka

melakukan proses komunikasi dalam proses tersebut.

b. Pesan (Message)

Pesan adalah informasi yang akan disampaikan atau diekspresikan

oleh pengirim pesan. Pesan dapat verbal atau non verbal dan pesan akan

efektif jika diorganisir secara baik dan jelas. Materi pesan yang

38

Alvin Golberg, Komunikasi Kelompok (Universitas Indonesia : 1985), hlm.24

Page 17: BAB II KAJIAN TEORITIS Kajian Pustaka 1.digilib.uinsby.ac.id/738/4/Bab 2.pdf · rapat, tipe strategi pembuatan keputusan dan bahkan bahasa yang digunakan dalam rapat.33 Ada variable-variabel

disampaikan dapat berupa informasi, ajakan, rencana kerja, pertanyaan

dan lain sebagainya. Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau

symbol sehingga pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya

seorang manager menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan

anggota badan, (tangan, kepala, mata dan anggota badan yang

lainnya).Tujaun menyampaikan pesan adalah untuk mengajak, membujuk,

mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu.

c. Media (Channel)

Media adalah alat untuk menyampaikan pesan seperti TV, radio, surat

kabar, papan pengumuman, telepon dan media jejaring sosial. Media yang

terdapat dalam komunikasi kelompok bermaca-macam jenis.Seperti rapat,

seminar, pameran, diskusi panel, workshop dan lain-lain. Media dapat

dipengaruhi oleh isi pesan yang disampaika, jumlah penerima pesan,

situasi dan vested of interest.39

d. Mengartika kode atau isyarat

Setelah pesan diterima melalui indra (telinga, mata dan seterusnya)

maka si penerima pesan harus dapat mengartikan symbol atau kode dari

pesan tersebut, sehingga dapat dapat dimengerti atau dipahami.

Komunikasi kelompok mempunyai suatu symbol, kode atau isyarat

tersendiri yang menjadi ciri khas suatu kelompok yang hanya dimengerti

oleh kelompok atau komunitas itu sendiri.

39

Ibid, hlm.24

Page 18: BAB II KAJIAN TEORITIS Kajian Pustaka 1.digilib.uinsby.ac.id/738/4/Bab 2.pdf · rapat, tipe strategi pembuatan keputusan dan bahkan bahasa yang digunakan dalam rapat.33 Ada variable-variabel

e. Komunikan

Komunikan adalah orang yang menerima pesan yang dapat memahami

pesan dari si pengirim meskipun dalam bentuk kode atau isyarat tanpa

mengurangi arti atau pesan yang dimakasud oleh pengirim.Dalam

komunikasi kelompok komunikan bertatap muka dan bertemu langsung

dengan komunikatornya.Sehingga seseorang bisa berkomunikasi secara

lamgsung.

f. Respon

Respon adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima

pesan dalam bentuk verbal maupun non verbal. Tanpa respon seorang

pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap si penerima

pesan. Hal ini penting bagi manager atau pengirim pesan untuk

mengetahui apakah oesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar

dan tepat. Respon dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain

yang bukan penerima pesan. Respon yang disampaikan oleh penerima

pesan pada umumnya merupakan respon langsung yang mengandung

pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu

akan dilaksanakan atau tidak. Respon bermanfaat untuk memberikan

informasi, saran yang dapat menjadi bahan pertimbangan dan membantu

untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan,

juga balikan dapat memperjelas persepsi.

Page 19: BAB II KAJIAN TEORITIS Kajian Pustaka 1.digilib.uinsby.ac.id/738/4/Bab 2.pdf · rapat, tipe strategi pembuatan keputusan dan bahkan bahasa yang digunakan dalam rapat.33 Ada variable-variabel

Dalam komunikasi kelompok respon atau tanggapan yang dihasilkan

oleh anggota dan pengurus dalam komunitas tersebut berbeda-beda,

usulan atau keputusan dalam komunikasi tersebut didukung, diperbaiki,

dijelaskan, dirangkum, atau disetujui, maupun yang mengakibatkan

tanggapan yang menyenangkan atau bahkan meragukan.

Fisher mengemukakan terdapat epat fase unutk mengenal suatu pola

yang relatif lebih konsisten yang dilalui dalam diskusi kelompok dalam

memutuskan suatu ide, gagasan, masalah dan lain-lain.40

1. Fase satu : Orientasi

Dalam fase ini, anggota masih dalam taraf perkenalan, para

anggota masih belum dapat memastikan seberapa jauh ide-ide

mereka akan dapat diterima oleh anggota lain. Pernyataan dalam

fase ini masih bersifat sementara dan pendapat-pendapat yang

dikemukakan secara hati hati. Komentar dan interpretasi yang

meragukan cenderung memperoleh persetujuan dalam fase ini

dibandingkan dengan fase-fase yang lain. Ide-ide yang dilontarkan

tanpa banyak menggunakan fakta pendukung.

2. Fase dua : Konflik

Fase ini mulai muncul adanya ketidaksetujuan yang

ditunjukkan masing-masing anggota sehingga menimbulkan suatau

pertentangan.Dalam fase in dukungan dan penafsiran meningkat,

40

Ibid, hlm.25

Page 20: BAB II KAJIAN TEORITIS Kajian Pustaka 1.digilib.uinsby.ac.id/738/4/Bab 2.pdf · rapat, tipe strategi pembuatan keputusan dan bahkan bahasa yang digunakan dalam rapat.33 Ada variable-variabel

pendapat semakin tegas dan komentar yang meragukan

berkurang.Usulan keputusan yang relevan seolah-olah sudah

dapata ditentukan dan anggota kelompok mulai mengambil sikap

untuk berargumentasi, baik itu sikap yang menyenangkan maupun

yang tidak menyenangkan terhadap usulan-usulan tersebut.Dalam

fase ini koalisi pun terbentuk, anggota mulai membentuk gang-gng

tertentu sehingg terjadi suatu konflik.41

3. Fase Ketiga : Timbulnya sikap-sikap baru

Konflik yang terjadi dan komentar yang berkurang dalam fase

ini, anggota-anggota kelompok tidak lagi membela diri secara

gigih dalam menanggapi komentar yang tidak

menyenangkan.Sikap-sikap anggota berubah dari tidak setuju

menjadi setuju terhadap usulan dan keputusan yang ada.

4. Fase Keempat : Dukungan

Usulan dan keputusan yang di inginkan semakin nampak pada

fase keempat.Pertentangan berubah menjadi dukungan yang lebih

menguntungkan bagi usulan dan keputusan.Perbedaan pendapat

sudah tidak lagi ada. Para anggota kelompok berusaha keras

mencari kesepakatan bersama dan satu sama lain cenderung saling

mendukung, khususnya dalam menyetejui beberapa usulan

keputusan tertentu.

41

Ibid, hlm.25

Page 21: BAB II KAJIAN TEORITIS Kajian Pustaka 1.digilib.uinsby.ac.id/738/4/Bab 2.pdf · rapat, tipe strategi pembuatan keputusan dan bahkan bahasa yang digunakan dalam rapat.33 Ada variable-variabel

g. Gangguan

Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi akan

tetapi mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi, karena pada setiap

situasi hampir ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah hal yang

merintangi atau menghambat komunikasi sehingga penerima salah

menafsirkan pesan yang diterimanya.

5. Faktor Yang Mendasari Orang Melakukuan Komunikasi Kelompok

Sebagaimana yang dinyatakan HP Rosmawaty42 bahwa komunikasi

kelompok yang dikemukakan oleh seseorang dilatarbelakangi oleh bebrapa faktor,

yaitu :

a. Faktor Imitasi (meniru)

Imitasi adalah tanggapan yang dipelajari dari hasil komunikasi

interaksi dan pengaruh lingkungan, bukan pembawaan sejak

dilahirkan.Keinginan untuk meniru, tampak jelas dalam tingkah laku anak-anak

dalampertumbuhannya menjadi dewasa. Mulai dari bahasa, cara makan, cara

berkomunikasi, cara berpakaian, dan sebagainya. Akan tetapi imitasi ini tidak

semua bersifat positif, disisi lain imitasi juga bersifat negatif. Sebagai contoh,

imitasi yang bersifat negatif menyebabkan seseorang yang pada awalnya tidak

mempunyai sifat atau gaya hidup yang fisionable, akan tetapi ketika seseorang

mengikuti atau meniru suatu hal, maka sesorang tersebut akan berubah.

b. Faktor Sugesti

42

Rosmawaty HP, Mengenal Ilmu Komunikasi (Widya Padjadjaran,2010), hlm.86

Page 22: BAB II KAJIAN TEORITIS Kajian Pustaka 1.digilib.uinsby.ac.id/738/4/Bab 2.pdf · rapat, tipe strategi pembuatan keputusan dan bahkan bahasa yang digunakan dalam rapat.33 Ada variable-variabel

Faktor adanya sugesti yang diterima seseorang dari orang lain yang

mempunyai otoritas, prestice sicial yang tinggi atau ahli dalam lapangan

tertentu. Ia mengoper tingkah laku atau adat kebiasaan dari oranglain tadi

tanpa suatu pertimbangan.43

c. Faktor Simpati

Perasaan simpati yaitu persaan tertariknya seseorang pada orang lain.

Perasaan simpati ini dapat timbul secara tiba-tiba atau secara lambat laun.

Adapun dorongan utama yang tercipta atau terbentuk karena adanya simpati

yaitu adanya dorongan ingin mengerti dan ingin bekerja sama. Sehingga,

“mutual understending” atau pengertian bersama dapat dicapai kalo terdapat

simpati.

d. Media Komunikasi Kelompok

Media dalam suatu kelompok sangat berperan penting tentang kegiatan yang

dilakukan dalam suatu kelompok komunitas.Disamping digunakan untuk sarana

berinteraksi dan bersosialisasi, media ini juga berfungsi sebagai wadah untuk

mempromosikan segala bentuk kegiatan yang mengandung nilai komersial

yang menguntungkan bagi komunitasnya.

6. Fungsi Komunikasi Kelompok

43

Rosmawaty HP, Mengenal Ilmu Komunikasi (Widya Padjadjaran,2010), hlm.87

Page 23: BAB II KAJIAN TEORITIS Kajian Pustaka 1.digilib.uinsby.ac.id/738/4/Bab 2.pdf · rapat, tipe strategi pembuatan keputusan dan bahkan bahasa yang digunakan dalam rapat.33 Ada variable-variabel

Menurut S Djuarsa Sendjaja sebagaimana yang dikutip Rosmawaty HP44 ada

5 fungsi komunikasi kelompok, yaitu :

a. Fungsi Sosial

Untuk memelihara dan menetapkan hubungan sosial diantara para

anggota kelompok.Suatu kelompok mampu memelihara dan menetapkan

hubungan sosial diantara para anggota seperti bagaimana suatu kelompok

secara rutin memberikan kesempatan kepada anggotanya untuk melakukan

aktivitas yang informal santai, dan menghibur.

b. Fungsi Pendidikan

Untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan semua anggota

kelompok, baik pengetahuan yang bersifat umum maupun khusus, maupun

pengetahuan yang berkaitan dengan kepentingan kelompok maupun

anggotanya.

Melalui fungsi pendidikan ini, kebutuhan-kebutuhan bagi anggota

kelompok, kelompok itu sendiri bahkan kebutuhan masyarakat dapat dipenuhi.

Namun demikian, fungsi pendidikan dalam kelompok akan sesuai dengan yang

diharapkan atau tidak, bergantung pada tiga faktor yaitu informasi baru yang

dikontribusikan, jumplah partisipan dalamkelompok serta frekuensi interaksi

diantara para anggota kelompok. Fungsi pendidikan ini akan sangat efektif jika

setiap anggota kelompok membawa pengetahuan yang berguna bagi

44

Ibid, hlm.87

Page 24: BAB II KAJIAN TEORITIS Kajian Pustaka 1.digilib.uinsby.ac.id/738/4/Bab 2.pdf · rapat, tipe strategi pembuatan keputusan dan bahkan bahasa yang digunakan dalam rapat.33 Ada variable-variabel

kelompoknya. Tanpa pengetahuan baru yang disumbangkan masing-masing

anggota, mustahil fungsi edukasi ini akan tercapai.45

c. Fungi Persuasif

Sebagi upaya untuk mempersuasif atau mempengaruhi maupun

mengendalikan anggota kelompok. Seorang anggota kelompok akan berupaya

mempersuasikan anggota lainnya supaya melakukan atau tidak melakukan

sesuatu. Seseorang yang terlibat dalam usaha-usaha persuasif tersebut akan

bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam kelompok, maka justru

orang yang berusaha mempersuasif tersebut akan menciptakan suatu konflik,

dengan demikian malah membahayakan kedudukannya dalam kelompok.

d. Fungsi Pemecahan Masalah atau Pembuatan Keputusan (Problem Solving)

Mencari alternatif bagi pemecahan masalah kelompok.Mulai dari

penemuan alternatif atau solusi, pembuatan keputusan sampai pada penerapan

solusi tersebut.Pemecahan masalah (problem solving) berkaitan dengan

penemuan alternatif atau solusi yang tidak diketahui sebelumnya, sedangkan

pembuatan keputusan (desicion making) berhubungan dengan pemeliharaan

antara dua atau lebih solusi.Jadi, pemecahan masalah menghasilkan materi atau

bahan untuk membuat keputusan.

e. Fungsi Terapi

45

Ibid, hlm.87

Page 25: BAB II KAJIAN TEORITIS Kajian Pustaka 1.digilib.uinsby.ac.id/738/4/Bab 2.pdf · rapat, tipe strategi pembuatan keputusan dan bahkan bahasa yang digunakan dalam rapat.33 Ada variable-variabel

Fungsi ini hanya ada di kelompok tertentu saja yang memamng memiliki

tujuan untuk membantu menterapi para anggota kelompok agar mencapai

perubahan personal sebagaimana yang diinginnkan.46

Kelompok terapi memiliki perbedaan dengan kelompok laiinya, karena

kelompo terapi tidak memiliki tujuan.Objek dari kelompok terapi adalah

membantu setiap individu mencapai perubahan personalnya.Tentunya individu

tersebut harus berinteraksi dengan anggota kelompok lainnya guna

mendapatkan manfaat, namun usaha utamanya adalah membantu dirinya

sendiri, bukan membantu kelompok mencapi konsensus.Contoh dari kelompok

terapi ini adalah kelompok konsultasi perkawinan, kelompok penderita

narkotika dan sebagainya.

7. Kepedulian Sejarah

Peduli adalah sebuah nilai dasar dan sikap memperhatikan dan bertindak

proaktif terhadap kondisi atau keadaan di sekitar kita.Peduli adalah sebuah sikap

keberpihakan kita untuk melibatkan diri dalam persoalan, keadaan atau kondisi

yang terjadi di sekitar kita.

Orang-orang peduli adalah mereka yang terpanggil melakukan sesuatu

dalam rangka memberi inspirasi, perubahan, kebaikan kepada lingkungan di

sekitarnya. Ketika ia melihat suatu keadaan tertentu, ketika ia menyaksikan

46

Ibid, hlm.88

Page 26: BAB II KAJIAN TEORITIS Kajian Pustaka 1.digilib.uinsby.ac.id/738/4/Bab 2.pdf · rapat, tipe strategi pembuatan keputusan dan bahkan bahasa yang digunakan dalam rapat.33 Ada variable-variabel

kondisi masyarakat maka dirinya akan tergerak melakukan sesuatu. Apa yang

dilakukan ini diharapkan dapat memperbaiki atau membantu kondisi di sekitarnya.

Manusia pada dasarnya meruapak makhluk sosial yang tidak dapat hidup

sendiri dan selalu membutuhkan orang lain. Manusia dalam hidup bermasyarakat

haruslah saling menghormati, mengasihi, dan peduli terhadap berbagai macam

keadaan disekitarnya.Kepedulian berarti sikap memerhatikan sesuatu. Dengan

begitu kepedulian sosial berarti sikap memerhatiakan atau menghiraukan urusan

orang lain (sesam anggota masyarakat). Kepedulian sosial yang dimaksud

bukanlah untuk mencampuri urusan orang lain, tetapi lebih pad membantu

menyelesaikan permasalahan yang dihadapi orang lain dengan tujuan kebaikan

dan perdamaian.

1. Peduli Terhadap Sesama

Peduli terhadapa sesama adalah perasaan bertanggungjawab atas

kesulitan yang dihadapi oleh sesamanya/orang lain dimana seseorang terdorong

untuk melakukan sesuatu untuk mengatasinya. Peduli terhadap sesama dalam

kehidupan bermasyarakat lebih kental diartikan sebagai perilaku baik seseorang

terhadap orang lain disekitarnya. Peduli terhadap sesama dimulai dari kemauan

“MEMBERI” bukan “MENERIMA”.47

Kita harus mengasihi yang KECIL dan menghormati yang BESAR,

orang-orang kelompok “besar” hendaknya mengasihi dan menyayangi orang-

47

Rosmawaty HP, Mengenal Ilmu Komunikasi (Widya Padjadjaran,2010), hlm.89-90

Page 27: BAB II KAJIAN TEORITIS Kajian Pustaka 1.digilib.uinsby.ac.id/738/4/Bab 2.pdf · rapat, tipe strategi pembuatan keputusan dan bahkan bahasa yang digunakan dalam rapat.33 Ada variable-variabel

orang kelompok “kecil” agar mampu mempromosikan diri, menghormati, dan

memberikan hak kelompok “besar”

Peduli terhadap sesama tidak banyak saat ini dilakukan oleh banyak

orang.Banyak yang merasakan makin sedikit orang yang peduli pada sesama

dan cenderung menjadi orang yang individualistis yang mementingkan diri

sendir.Berjiwa sosial dan senang membantu merupakan sebuah ajarang yang

universal dan dianjurkan oleh semua agama. Meski begitu, kepekaan

melakukan semua itu tidak bisa tumbuh begitu saja pada diri setiap orang

karena membutuhkan proses melatih dan mendidik.

Memiliki jiwapeduli terhadap sesama sangat penting bagi setiap orang

karena kita tidak bisa hidup sendirian di dunia ini, begitu juga pentingnya bagi

anak karena kelak mereka pun akan hidup mandiri tanpa orangtuanya lagi.

Dengan jiwa sosial yang tinggi, mereka mereka akan lebih mudah bersosialisasi

serta akan lebih dihargai. Bayangkan bila setiap orang telah luntur jiwa

sosialnya. Kehidupan akan kacau, berlaku hukum rimba, kaum tertindas makin

tertindas, semua orang mengedepankan ego masing-masing dan keadilan akan

menjadi hal yang sangat mahal.

2. Perlunya Memiliki Rasa Peduli Terhadap Sesama

Manusia diciptakan tuhan sebagai makhluk sosial, yaitu makhluk yang

senantiasa mengandalkan hubungan dengan sesamanya. Kerjasama dengan

orang lain dapat terbiana dengan baik apabila masing-masing pihak memiliki

Page 28: BAB II KAJIAN TEORITIS Kajian Pustaka 1.digilib.uinsby.ac.id/738/4/Bab 2.pdf · rapat, tipe strategi pembuatan keputusan dan bahkan bahasa yang digunakan dalam rapat.33 Ada variable-variabel

kepedulian sosial. Oleh karena itu sikap ini sangat dianjurkan dalam semua

agama.

3. Manfaat Peduli Terhadap Sesama

a. Menumbuhkan sikap positif

b. Mengurangi sifat egois

c. Mengurangi beban dan penderitaan orang lain

d. Membuat oranglain menjadi bahagia (karena kepedulian kita padanya)

e. Timbulnya masyarakat yang memiliki tingkat sosial yang tinggi (tidak

apatis)

f. Terwujudnya sikap hidup gotong royong

g. Terjalinya hubungan batin yang akrab

h. Menumbuhkan kerukunan dan kebersamaan

i. Terjadinya pemerataan kesejahteraan

j. Menghilangkan jurang pemisah antara si miskin dan si kaya

k. Terwujudnya persatuan dan kesatuan

l. Mencipataka kondisi masyarakat yang kuat dan harmonis

m. Menghilangkan rasa dengki dan dendam

4. Cara Menumbukan Rasa Peduli Terhadap Sesama

Page 29: BAB II KAJIAN TEORITIS Kajian Pustaka 1.digilib.uinsby.ac.id/738/4/Bab 2.pdf · rapat, tipe strategi pembuatan keputusan dan bahkan bahasa yang digunakan dalam rapat.33 Ada variable-variabel

Sikap danperilaku peduli terhadap sesama bukan pembawaan, tetapi dapat

dibentuk melalui pengalaman dan proses belajar; dapat dilakukan melalui 3

model :48

a. Mengamati dan meniru perilaku peduli sosial orang-orang diidolakan

(mengacu pada teori sociallearningnya Bandura)

Social Learning ini mengkaji proses belajar melalui media massa sebagai

tandingan terhadap proses belajar secara tradisional. Teori ini menyatakan

bahwa belajar terjadi dengan cara menunjukkan tanggapan dan mengalami

efek-efek yang timbul. Penentu utama dalam belajar adalah peneguhan,

dimana tanggapan akan diulangi jika organisme (orang yang bersangkutan)

mendapat penghargaan. Albert Bandura menyatakan bahwa Social Learning

Theory menganggap media massa sebagai agen sosialisasi yang utama

disamping keluarga guru dan sahabat.

b. Melalui proses perolehan informasi Verbal tentang kondisi dan keadaan

sosial orang yang lemah sehingga dapat diperoleh pemahaman dan

pengetahuan tentang apa yang menimpa dan dirasakan oleh mereka dan

bagaimana ia harus besikap dan berperilaku peduli kepada orang lemah

(mengacu pada teori kognitif Bruner).

Menurut Teori Kognitif Jerone Bruner, belajar melibatkan tiga proses

yang berlangsung bersamaan, yakni :

1) Memperoleh informasi baru

48

Ibid, hlm.89-90

Page 30: BAB II KAJIAN TEORITIS Kajian Pustaka 1.digilib.uinsby.ac.id/738/4/Bab 2.pdf · rapat, tipe strategi pembuatan keputusan dan bahkan bahasa yang digunakan dalam rapat.33 Ada variable-variabel

2) Transformasi informasi

3) Evaluasi

c. Melalui penerimaan Penguat/Reinforcement berupa konsekuensi logis yang

akan diterima seseorang setelah melakukan kepedulian sosial (mengacu

pada teori operant conditioning nya Skinner (konsekuensi mempengaruhi

perilaku).49

Dalam operant conditioning, individu belajar mengenai hubungan

antara sebuah perilaku dan konsekuensinya. Sebagai hasil dari hubungan

asosiasi ini, setiap individu belajar untuk meningkatkan perilaku yang diikuti

dengan pemberian ganjaran dan mengurangi perilakunya diikuti dengan

hukuman.

B. Kajian Teori

Penelitian ini menggunakan teori pemikiran kelompok (groupthink).Teori

pemikiran kelompok dicetuskan oleh Irving L. Janis. Pemikiran kelompok

didefinisikan sebagai a way of diliberating that group members use when their

desire for unanimity ovviriders their motivation to asses all available plans of

action yaitu suatu cara pembahasan yang dilakukakan anggota kelompok ketika

keinginan untuk mencapai kesepakatan bersama melebihi seluruh rencana tindakan

yang ada.50 Jenis menyatakan anggota kelompok seribgkali terlibat dalam proses

49

Ibid, hlm.89 50

Tom Campbell,Ibid, hlm.289

Page 31: BAB II KAJIAN TEORITIS Kajian Pustaka 1.digilib.uinsby.ac.id/738/4/Bab 2.pdf · rapat, tipe strategi pembuatan keputusan dan bahkan bahasa yang digunakan dalam rapat.33 Ada variable-variabel

pengambilan keputusan yang menggunakan gaya pembahasan dimana keinginan

untuk mencapai konsensus sering kali mengalahkan akal sehat.51

Fenomena Groupthink akan terjadi apabila sebuah kelompok mengambil

keputusan yang salah karena adanya tekanan kelompok yang mengakibatkan

turunnya efisiensi mental, berkurangnya pengujian realita, dan pertimbangan

moral. Kelompok-kelompok yang dipengaruhi oleh groupthink akan cenderung

mengabaikan alternatif-alternatif lain dan selalu mengambil tindakan-tindakan

irasional dan mendehumanisasi kelompok-kelompok yang lain.

Terdapat beberapa karakteristik yang menandai terjadinya groupthink dalam

suatu kelompok, antara lain yaitu :

1. Illusion of invulnerability (anggapan bahwa mereka kebal). Suatu kelompok

yakin bahwa keputusan yang sudah diambil tidak perlu lagi dipertanyakan.

Kelompok selalu menyiptakan optimisme yang berlebihan dan siap mengambil

atau menerima resiko yang lebih ekstrim sekalipun.

2. Bilieve in inherent morality of group (Percaya pada moralitas yang melekat

pada kelompok). Hal ini cenderung mengakibatkan para anggota kelompok

untuk mengabaikan konsekuensi-konsekuensi moral dan etika dari keputusan-

keputusan mereka.

3. Rasionalisasi kolektif. Usaha-usaha ini akan mendorong tim untuk

mengabaikan peringatan-peringatan yang apabila tidak diabaikan

memungkinkan akan mendorong mereka untuk mempertimbangkan kembali

51

Tom Campbell,Ibid, hlm.289

Page 32: BAB II KAJIAN TEORITIS Kajian Pustaka 1.digilib.uinsby.ac.id/738/4/Bab 2.pdf · rapat, tipe strategi pembuatan keputusan dan bahkan bahasa yang digunakan dalam rapat.33 Ada variable-variabel

asumsi-asumsi mereka sebelum mereka memutuskan untuk komitmen kembali

pada keputusan dan kebijakan masa lalu.

4. Out group streotypes. Semua orang lain dianggap terlalu bodoh atau terlalu

jahat untuk mempertimbangkan strategi-strategi mereka atau berusaha untuk

bernegosiasi dengan mereka.

5. Selft-censorship. Para anggota cenderung menghilangkan penyimpanan dari

konsensus, dan berusaha meminimalisasi signifikasi dari keragu-raguan mereka

dan argumen-argumen yang bertentangan.

6. Illusion of unanimity. Karena adanya self cencoship, para anggota mensharing

keyakinan bahwa ada unanimious dalam pertimbangan-pertimbangan mereka.

Tidak memberikan suara dianggap setuju.

7. Dirrect pressure on dissenters. Kepada orang-orang yang membuat argumen-

argumen yang menantang streotype, ilusi, atau komitmen tim akan disampaikan

tantangan-tantangan atau komentar-komentar yang merupakan sanksi : anggota

yang loyal tidak akan mengajukan pertanyaan-pertanyaan.

8. Self appointed mind guard. Para anggota tim melindungi anggotanya dari

informasi yang buruk, yang memungkinkan terancamnya ilusi yang telah di

sharing secara bersama-sama mengenai keefektifan atau moralitas dari

keputusan-keputusan tim.

Asumsi-asumsi dalam teri groupthink antara lain :

Page 33: BAB II KAJIAN TEORITIS Kajian Pustaka 1.digilib.uinsby.ac.id/738/4/Bab 2.pdf · rapat, tipe strategi pembuatan keputusan dan bahkan bahasa yang digunakan dalam rapat.33 Ada variable-variabel

a. Terdapat kondisi-kondis di dalam kelompok yang mepromosikan kohesivitas

tinggi.

b. Pemecahan masalah kelompok pada intinya merupakan proses yang menyatu.

c. Kelompok dan penyatuan keputusan oleh kelompok seringkali bersifat

kompleks.

Asumsi pertama dari groupthink berhubungan dengan karakteristik

kehidupan kelompok : kohesivitas. Kohesivitas merupakan anggota-aggota suatu

kelompo bersedia untuk bekerja sama. Ini merupakan rasa kebersamaan dari

kelompok tersebut.52

Kohesivitas dapat menjadi hal yang baik karena dapat memperkuat persatuan

kelompok dan mendorong terjadinya hubungan interpersonal yang akrab dalam

kelompok. Anggota kelompok akan menghabiskan banyak energi untuk

membangun atau mengembangkan iklan positif diantara mereka karena adanya

kebutuhan terhadap penghargaan diri (self esteem) yang tinggi ini, dan hal ini

akhirnya akan menghasilkan pikiran kelompok.53

Asumsi kedua mempelajari proses pemecahan masalah didalam kelompok

kecil. Hal ini biasanya merupakan kegiatan yang menyatu.Maksudnya orang tidak

52

Syaiful Rohim, Teori Komunikasi Perspektif, Ragam, & Aplikasi, (Jakarta. PT. Rineka

Cipta,2009),hlm.97-99 53

Morrisan, Teori Komunikasi Organisasi,(Jakarta : Ghalia Indonesia,2009),hlm.149-150