108
16 BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN, KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Teori 1. Hakikat Keterampilan Menulis Karya Ilmiah a. Pengertian Menulis Bahasa merupakan sarana utama menulis untuk mengungkapkan gagasan, ide, atau perasaan pada orang lain. Menulis sebagai salah satu keterampilan berbahasa yang tidak dapat dilepaskan dari aspek-aspek keterampilan berbahasa lainnya, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca. Keempat keterampilan itu saling berkaitan. Pengalaman dan masukan yang diperoleh dari menyimak, berbicara, dan membaca, akan memberikan kontribusi terhadap menulis. Begitu pula sebaliknya, apa yang diperoleh dari menulis akan berpengaruh pula terhadap ketiga keterampilan berbahasa tesebut. Dengan kata lain menulis merupakan suatu proses kreatif untuk menemukan sesuatu dalam bentuk bahasa tulis sehingga menambah pengetahuan dan wawasan. Hasil dari kreatif menulis ini biasa disebut dengan istilah tulisan atau karangan. Kedua istilah tersebut mengacu pada hasil yang sama meskipun ada pendapat yang mengatakan kedua istilah tersebut memiliki pengertian berbeda. Istilah menulis sering dilekatkan pada proses kreatif yang berjenis ilmiah. Sementara, istilah mengarang sering dilekatkan pada proses kreatif yang berjenis non ilmiah. Pada

BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

  • Upload
    others

  • View
    9

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

16

BAB II

KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN,

KERANGKA BERPIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Teori

1. Hakikat Keterampilan Menulis Karya Ilmiah

a. Pengertian Menulis

Bahasa merupakan sarana utama menulis untuk mengungkapkan gagasan,

ide, atau perasaan pada orang lain. Menulis sebagai salah satu keterampilan

berbahasa yang tidak dapat dilepaskan dari aspek-aspek keterampilan berbahasa

lainnya, yaitu keterampilan menyimak, berbicara, dan membaca. Keempat

keterampilan itu saling berkaitan. Pengalaman dan masukan yang diperoleh dari

menyimak, berbicara, dan membaca, akan memberikan kontribusi terhadap

menulis. Begitu pula sebaliknya, apa yang diperoleh dari menulis akan

berpengaruh pula terhadap ketiga keterampilan berbahasa tesebut. Dengan kata

lain menulis merupakan suatu proses kreatif untuk menemukan sesuatu dalam

bentuk bahasa tulis sehingga menambah pengetahuan dan wawasan. Hasil dari

kreatif menulis ini biasa disebut dengan istilah tulisan atau karangan. Kedua

istilah tersebut mengacu pada hasil yang sama meskipun ada pendapat yang

mengatakan kedua istilah tersebut memiliki pengertian berbeda. Istilah menulis

sering dilekatkan pada proses kreatif yang berjenis ilmiah. Sementara, istilah

mengarang sering dilekatkan pada proses kreatif yang berjenis non ilmiah. Pada

Page 2: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

17

dasarnya menulis merupakan suatu bentuk penuangan pikiran dan perasaan yang

dimiliki oleh manusia dengan tulisan.

Mengenai pengertian menulis ini telah banyak diungkapkan oleh para

ahli. Menurut Nurgiyantoro (2001: 298) menulis menrupakan aktivitas produktif

dalam mengemukakan gagasan melalui media bahasa. Lebih lanjut Nurgiyantoro

(2001: 271) menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang aktif,

produktif, kompleks, dan terpadu yang berupa pengungkapan dan yang

diwujudkan secara tertulis. Menulis juga merupakan keterampilan yang menuntut

penulis untuk menguasai berbagai unsur di luar kebahasaan itu sendiri yang akan

menjadi isi dalam suatu tulisan. Sedangkan Tarigan (1993: 4) menyatakan bahwa

menulis merupakan kegiatan yang bersifat mengungkapkan gagasan, buah pikiran,

dan perasaan kepada pihak atau orang lain. Oleh karena itulah, menulis

merupakan suatu kegiatan produktif dan ekspresif, di mana dalam suatu

tulisan merupakan hasil dari suatu ungkapamn perasaan penulis.

Menulis merupakan ekspresi diri dalam menuangkan pikirannya dari apa

yang didengar dan apa yang dilihat berdasarkan pengalama pribadi atau melalui

pengalaman orang lain dengan menggunakan bahasa tulis, dan menulis

merupakan suatu keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk

berkomunikasi secara tidak langsung. Hal itu sesuai dengan pendapat Tarigan

(2008: 3) bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap

muka dengan orang lain.Kegiatan komunikasi itu dikatakan tidak langsung karena

media yang digunakan dalam kegiatan menulis adalah tulisan. Hal ini

Page 3: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

18

memungkinkan tidak terjadi kontak secara langsung antara pembaca dan penulis,

namunproses komunikasi antara penulis dan pembaca tetaplah terjadi. Di samping

itu Tarigan (2008: 22) menjelaskan bahwa menulis adalah menurunkan atau

melukiskan lambang-lambang grafis yang mengungkapkan suatu perasaan dengan

bahasa yang dipahami oleh seseorang.

Di dalam menulis tidak hanya sekedar menuangkan lambang-lambang

grafis, namun menuangkan ide-ide yang merupakan buah pikiriran melalui

kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh dan jelas sehingga dapat disampaikan

dan diterima pembaca secara baik. Dalam artikata lain apa yang dipahami

pembaca sama dengan apa yang dimaksud penulis. Oleh karena itu di samping

harus menguasai topik dan permasalahan yang akan ditulis, penulis dituntut dapat

menguasai komponen lainnya, seperti grafologi, struktur, kosakata, penggunaan

ejaan dan tanda baca yang tepat, sehingga apa yang ditulis menjari koheren dan

kohesi.

Pendapat yang lain dikemukakan oleh Cremin (2009: 86) yang

menyatakanbahwa menulis merupakan sebuah aksi dari penciptaan sebuah desain

kreatif yang dalam penciptaan makna tidak hanya melalui kata-kata, tetapi juga

dengan tata letak visual dan dalam tata letak visual, tulisan perlu mendapatkan

penekanan. Hal ini terjadi karena tata letak visual dapat mempengaruhi

keterbacaan sebuah tulisan. Oleh karena itu, untuk mendapatkan makna dari

sebuah tulisan, pembaca harus memperhatikan kata-kata yang terintegrasikan

dalam tata letak visual tersebut. Sebaliknya sebuah tulisan akan mempunyai

Page 4: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

19

makna yang jelas dan mudah dipahami oleh pembaca apabila di dalam menulis

juga memperhatikan tata letak visual.

Menulis merupakan suatu kemampuan berbahasa yang memerlukan

kemampuan berbahasa dan kecerdasan. Kecerdasan Bahasa adalah kemampuan

menggunakan kata-kata secara efektif, baik secara lisan maupun tulisan.

Kecerdasan ini meliputi kemampuan menggunakan tata bahasa, bunyi bahasa,

makna bahasa, dan penggunaan praktis bahasa. Dalam kehidupan sehari-hari

kecerdasan bahasa bermanfaat untuk berbicara, mendengarkan, membaca dan

menulis. Adapun kemampuan yang terkait dengan kecerdasan bahasa adalah

antara lain kelancaran berbicara dan bercerita, penguasaan kosakata yang

bervariasi, serta kemampuan pada permainan kata dan bahasa.

Dalam kaitannya dengan kemampuan berbahasa dan kecerdasan di dalam

menulis, Gardner (1993: 73) memandang kemampuan bahasa termasuk

kecerdasan majemuk, yaitu kecerdasan linguistik dalam pengertian kemampuan

yang dimiliki manusia untuk berpikir dalam bentuk kata-kata dan penggunaan

bahasa sebagai alat ekspresi. Kegiatan kreatif berbahasa dapat dilihat dalam

penggunaan bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. Gagasan-gagasan yang

muncul dalam tulisan merupakan cermin bagi penulisnya karena dalam tulisan

tersebut, penulis sedang berupaya mengkomunikasikan pikiran-pikirannya,yang

dilakukan secara konvergen maupun divergen.

Pemikiran konvergen adalah suatu proses yang menggabungkan ide-ide

yang berlainan berdasarkan tema yang tertentu dalam satu struktur yang tersusun

dan mudah dipahami, sedangkan pemikiran divergen merupakan pemikiran secara

Page 5: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

20

kreatif untuk mencari ide baru yang disesuaikan untuk dapat menyelesaiakan

masalah dan mempunyai berbagai jawaban. Pengertian yang lain tentang menulis

diungkapkan oleh Sudaryanto (2011: 2) yang menyatakan bahwa menulis adalah

membuat orang mengetahui apa yang ditulis oleh penulis itu sendiri. Pendapat

tersebut secara implisit menyatakan bahwa menulis memerlukan unsur ide yang

terorganisasi sedemikian rupa sehingga komunikasi antara pembaca dengan

penulis dapat terjadi.

Pengorganisasian gagasan dalam tulisan yang dilakukan oleh penulis akan

sangat membantu karya tulis untuk memudahkan pembaca dalam memahami

pesan yang terdapat di dalam tulisan tersebut. Oleh karena itu, ketika pembaca

tidak dapat menangkap pesan yang disampaikan oleh penulis, dapat dikatakan

tulisan tersebut tidak baik. Sebaliknya apabila pembaca dapat menangkap pesan

yang disampaikan oleh penulis, maka tulisan tersebut dikatakan baik.

Menulis diartikan pula sebagai suatu kegiatan penyampaian pesan

(komunikasi) dengan menggunakan bahasa tulis sebagai alat atau medianya

(Suparno dan Yunus, 2007:1-3). Sementara itu, menurut Tarigan (2008: 4),dalam

kegiatan menulis, penulis haruslah terampil memanfaatkan grafologi, struktur

bahasa, dan kosa kata. Hal ini sejalan dengan pendapat Santoso dan Nurhidayah

(2006:6) yang merumuskan bahwa menulis lebih dipahami sebagai keterampilan,

bukan sebagai ilmu, yang berarti bahwa menulis membutuhkan latihan.

Hal tersebut senada dengan pendapat Slamet (2008: 97) berikut.

Menulis bukan hanya berupa melahirkan pikiran atas perasaan

saja, melainkan juga merupakan pengungkapan ide, pengetahuan,

ilmu, dan pengalaman hidup seseorang dalam bahasa tulis. Oleh

Page 6: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

21

karena itu, menulis bukanlah merupakan kegiatan yang sederhana

dan tidak perlu dipelajari, tetapi justru dikuasai.

Mc Crimon (1984: 2) mengungkapkan, “writing is a form of thinking, but

it is thinking, for a particular audience, and for a particular occasion. One tasks

more important as a writer to master the principles are those of invention,

arrangement,and style”. Menulis merupakan kegiatan menggali pikiran dan

perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-hal yang akan ditulis, menentukan

cara menuliskannya sehingga pembaca dapat memahaminya dengan mudah dan

jelas.Sejalan dengan pernyataan tersebut, D'Angelo (1980: 5) menyatakan

bahwamenulis adalah bentuk pemikiran yang ditujukan untuk orang tertentu dan

kondisi tertentu. Tugas penting sebagai penulis adalah menguasai tiga prinsip,

yaitu penemuan, pengaturan, dan gaya.

Nurjamal, Sumirat, dan Darwis (2011:69) mengemukakan bahwa menulis

sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan,

perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak lain dengan

menggunakan media tulisan. Pada dasarnya, menulis itu bukan hanya melahirkan

pikiran atau perasaan, melainkan merupakan pengungkapan ide, pengetahuan,

ilmu dan pengalaman hidup, serta untuk dapat memecahkan masalah yang

dituangkan dalam dalam bahasa tulis. Writing can help to think critically. It can

enable to perceive relationships, to deepen perception, to solve problems, to give

order to experience. It can helpto clarify your thoughts (D'Angelo 1980: 4).

Menulis dapat membantu untuk berpikir kritis. Menulis dapat memungkinkan

untuk melihat hubungan, untuk memperdalam persepsi, untuk memecahkan

masalah, untuk memberikan urutan pengalaman. Menulis dapat membantu

Page 7: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

22

menuangkan pikiran. Jadi dengan menulis dapat menghasilkan sebuah karya yang

merupaka hasil dari pengembangan gagasan dan perasaan pribadi.

Suparno dan Yunus (2007: 13) menyatakan bahwa menulis merupakan

suatu kegiatan penyampaian pesan (komunikasi) dengan menggunakan bahasa

tulis sebagai alat atau medianya. Sebuah tulisan dapat dikatakan berhasil apabila

tulisan tersebut dapat dipahami dengan mudah oleh pembaca. Artinya, segala ide

dan pesan yang disampaikan oleh penulis dapat dipahami secara baik oleh

pembacanya serta tafsiran pembaca sama dengan maksud penulis (Semi, 1990: 8).

Dalam menulis tidak terlepas dari munculnya suatu ide-ide atau gagasan

yang merupakan suatu aktifitas bekerjanya otak. Hal itu sesuai dengan pendapat

De Porter dan Hernacki (2006: 179) menjelaskan bahwa menulis adalah aktivitas

seluruh otak yang menggunakan belahan otak kanan (emosional) dan belahan otak

kiri (logika). Dalam hal ini yang merupakan bagian logika adalah perencanaan,

outline, tata bahasa, penyuntingan, penulisan kembali, penelitian, dan tanda baca.

Sementara itu yang termasuk bagian emosional ialah semangat, spontanitas,

emosi, warna, imajinasi, gairah, ada unsur baru, dan kegembiraan. Di dalam

aktivitas menulis dibutuhkan suatu kerjasama antara otak kiri dan otak kanan.

Menulis adalah sebuah kesempatan untuk menyampaikan sesuatu tentang

diri sendiri, mengkomunikasikan ide-ide kepada orang lain di luar lingkungan

penulis, dan mempelajari hal baru yang tidak penulis mengerti (Mc Crimmon,

1984: 6).Selanjutnya menurut Alwasilah (2005: 152) menulis merupakan curahan

ide-ide, gagasan atau ilmu yang dituliskan dengan struktur yang benar, adanya

koherensi yang baik antarparagraf, dan bebas dari kesalahan-kesalahan mekanik

Page 8: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

23

seperti tanda baca. Sementara itu, menurut Semi (2007: 14) menulis adalah suatu

proses memindahkan gagasan-gagasan ke dalam lambang-lambang tulisan. Hal

tersebut dapat diartikan bahwa menulis mempunyai tiga aspek utama, yaitu: (1)

adanya tujuan atau maksud tertentu yang hendak dicapai; (2) adanya gagasan yang

hendak dikomunikasikan; (3) adanya sistem pemindahan gagasan, yang berupa

sistem bahasa. Adapun tujuan menulis antara lain: (1) untuk menceritakan

sesuatu; (2) untuk memberikan petunjuk atau pengarahan; (3) untuk menjelaskan

sesuatu; (4) untuk merangkum (Semi, 2007:14).

Lebih lanjut di dalam menulisatau dalam membuat suatu tulisan

diperlukan beberapa unsur yang perlu diperhatikan. Menurut The Liang Gie

(1992: 17-18), unsur menulis terdiri atas gagasan, tuturan (narasi, deskripsi,

eksposisi, argumentasi, dan persuasi), tatanan, dan wahana.

1) Gagasan, yaitu topik yang berupa pendapat, pengalaman, atau pengetahuan

seseorang. Gagasan seseorang tergantung pengalaman masa lalu atau

pengetahuan yang dimilikinya.

2) Tuturan, yaitu merupakan pengungkapan gagasan yang dapat dipahami

pembaca. Ada bermacam-macam tuturan, antara lain narasi, deskripsi, dan

eksposisi, argumentasi, dan persuasi.

3) Tatanan, yaitu tatanan merupakan aturan yang harus diindahkan ketika akan

menuangkan gagasan. Berarti ketika menulis tidak sekedar menulis harus

mengindahkan aturan-aturan dalam menulis

4) Wahana, yaitu wahana juga sering disebut dengan alat. Wahana berupa

kosakata, gramatika, retorika (seni memakai bahasa). Bagi penulis pemula,

wahana sering menjadi masalah., karena dalam menggunakan kosakata,

Page 9: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

24

gramatika, retorika yang masih sangat terbata, dan untuk mengatasi hal

tersebut, penulis pemula harus memperkaya kosakata yang belum

diketahui artinya. Penulis pemula harussering melakukan latihan menulis

dan membaca.

Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa di dalam unsur-unsur menulis

terdiri dari pengungkapkan gagasan, tuturan yang digunakan penulis dalam

menyampaikan tulisannya, tatanan dalam penulisan, dan wahana yang berupa

kosakata, serta ejaan dan tanda baca. Menulis merupakan aktivitas yang

bermanfaat selain bagi orang lain juga bagi diri penulis sendiri. Sehubungan

dengan manfaat menulis, menurut Akhadiah (2003: 1) ada beberapa manfaat,

yaitu: (1) dapat mengenali kemampuan potensi diri. Dalam hal ini penulis dapat

mengetahui sampai di mana pengetahuan dan penguasaan tentang topik. Penulis

juga harusberpikir serta menggali pengetahuan dan pengalamannya yang sering

sekali tersimpan di alam bawah sadarnya; (2) dapat mengembangkan berbagai

gagasan. Dalam hal ini penulis terpaksa bernalar dengan cara menghubung-

hubungkan serta membandingkan fakta-fakta yang tidak pernah dilakukan jika

tidak menulis; (3) memaksa penulis lebih banyak menyerap, mencari, dan

menguasai informasi yang berkaitan dengan topik; (4) dapat mengorganisasikan

gagasan.

Berdasarkan pendapat para ahli yang telah dikemukakan dapat disintesiskan

bahwa menulis adalah kegiatan produktif dan ekspresif dalam menggali pikiran,

ide, gagasan dan perasaan secara kritis dan kreatif dengan bahasa tulis melalui

kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh dan jelas untuk menyampaikan pesan

Page 10: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

25

atau informasi dengan menggunakan bahasa tulis. Dalam mengungkapkan ide-ide

yang akan dituangkan di dalam suatu tulisan harus terorganisir dan dengan gaya

yang tepat, karena hal itu akan dapat memudahkan pembaca menangkap dan

memahami apa yang dimaksut penulis, oleh karena itu di dalam menulis harus

daapat menghubungkan antara penulis sebagai penyampai informasi dan pembaca

sebagai penerima infoemasi.

Menulis merupakan aktivitas membentuk simbol-simbol bahasa tulis yang

berupa bunyi-bunyi bahasa yang dilambangkan dengan huruf atau kombinasi

huruf sehingga membentuk kata, kata membentuk kalimat, kalimat menjadi

paragraf, dan paragraf menjadi wacana utuh. Di samping itu menulis merupakan

keterampilan yang melibatkan keterpaduan logika dan emosional, oleh karena itu

dengan menulis seseorang akan mampu mengenali potensi diri dan dapat

berpikir untuk memecahkan suatu permasalahan dengan menggunakan logikanya

sebagi sarana untuk mempertimbangkan suatu keputusan yang disajikan dalam

suatu kalimat yang tersusun secara logis.

b. Tahapan Dalam Menulis

Membuat suatu tulisan atau menulis merupakan suatu proses yang

memiliki tahapan-tahapan. Ada beberapa tahapan yang harus dilalui agar dapat

menghasilkan tulisan yang baik.Menurut Mc Crimmon (1984, 10-11) adatiga

tahapan dalam menulis: (1) planing (perencanaan), yakni prosedur yang sistematis

untuk menghasilkan karya yang diinginkan. Perencanaan dapat pula dipahami

sebagai serangkaian strategi yang didesain untuk menemukan dan memproduksi

Page 11: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

26

berbagai informasi yang diperlukan dalam kegiatan menulis; (2) drafting

(pembuatan draf), yakni prosedur untuk menghasilkan gambaran awal dari

tulisan.Hal ini dapat diartikan pula sebagai serangkaian strategi yang didesain

untuk mengorganisasikan dan menyusun sebuah tulisan secara berkelanjutan, dan

(3) revising (revisi), yakni prosedur untuk mengembangkan atau mengoreksi

sebuah tulisan. Revisi sebagai langkah final adalah serangkaian strategi yang

didesain untuk memeriksa kembali dan mengevaluasi pilihan yang digunakan

untuk menghasilkan sebuah karya tulis.

Ketiga tahapan di atas merupakan inti dari proses menulis yang dapat

diurai lebih rinci. Sementara itu, Cooper (1993: 415-427) menyatakan bahwa

tahapan dalam menulis terdiri atas 5 tahap yaitu: (1) tahap pemilihan topik; (2)

tahap penyusunan draf; (3) tahap revisi dan perbaikan; (4) tahap koreksi catatan

percobaan; dan (5) tahap pemajangan. Penjelasan kelima tahap tersebut dapat

dilihat pada uraian berikut.

Pada tahap pemilihan topik, guru atau dosen dapat membantu siswa /

mahasiswa dengan menyodorkan daftar topik yang dapat mereka pilih untuk

dikembangkan menjadi tulisan. Apabila diperlukan, siswa / mahasiswa diberi

kesempatan untuk menambah daftar topik. Selanjutnya beri kesempatan siswa /

mahasiswa untuk memilih salah satu topik dari berbagai topik yang

didaftarkannya dan beri dorongan kepada siswa / mahasiswa untuk

mempertimbangkan pilihannya secara matang. Guru / dosen dapat memberikan

komentar positif dan meyakinkan siswa/mahasiswa bahwa mereka mampu

melakukannya.

Page 12: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

27

Proses penyusunan draf meliputi dua langkah, yaitu perencanaan dan

pengembangan. Penulis yang baik selalu memikirkan apa yang akan ditulis dan

bagaimana pengorganisasiannya. Selain itu, penulis juga harus mempertimbang-

kan tujuan yang akan dicapai dan siapa yang akan membaca tulisannya.Untuk itu,

penulis perlu mengembangkan topikmenjadi gagasan-gagasan yang relevan

sehingga menghasilkan kerangka karangan yang berkualitas.

Langkah berikutnya adalah penulis mengembangkan kerangka karangan

tersebut menjadi tulisan utuh. Setelah disusun tulisan secara utuh, langkah

selanjutnya adalah revisi, maliputi: ekspresi gagasan, kalimat yang efektif dan

komunikatif, serta ejaan yang benar. Tahapan berikutnya adalah tahap koreksi

catatan percobaan.Tahapan ini merupakan tahapan mengecek keseluruhan tulisan

terutama pada struktur kalimat, kosa kata, serta penulisan ejaan. Apabila tulisan

sudah dianggap tepat, maka tulisan siap untuk dipublikasikan atau disebut tahap

publishingatau pemajangan.

Tidak jauh berbeda dengan uraian di atas, Tompkins dan Hoskisson

(1991:211) menyatakan, “The fokus in the writing process is on what student think

and do as they write and the five stage are prewriting, drafting, revising, editing,

and publishing.”Proses menulis terdiri dari lima tahap, yaitu (1) pramenulis, (2)

membuat draf, (3) merevisi, (4) menyunting, dan (5) mempublikasikan.

Pramenulis adalah tahap persiapan menulis untuk memperoleh dan menata

ide, gagasan, serta masalah yang berkaitan dengan topik karangan. Kegiatan yang

dilakukan penulis adalah memilih topik, mempertimbangkan tujuan, bentuk, dan

sasaran pembaca, serta menyusun ide-ide.Melalui kegiatan pramenulis,

Page 13: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

28

mahasiswa melakukan kegiatan berbicara, menggambar, membaca, dan bahkan

menulis untuk mengembangkan informasi yang diperlukan.

Menyusun draf adalah menata ide-ide tulisan agar menjadi runtut. Penulis

perlu menyusun ide-ide tulisan dalam bentuk kerangka karangan. Kerangka

karangan tersebut digunakan penulis untuk mempersiapkan diri ketika menulis.

Merevisi adalah perbaikan karangan yang dilakukan oleh penulis atau orang lain

untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dilakukan. Merevisi lebih fokus

pada penambahan, pengurangan, penghilangan, dan penyusunan kembali isi

karangan sesuai dengan kebutuhan pembaca.

Menyunting adalah kegiatan merevisi atau memperbaiki tulisan.

Penyuntingan di sini meliputi perbaikan unsur mekanik dan isi. Penyuntingan

bersifat lebih kompleks karena berkaitan dengan perbaikan secara tekstual dan

kontekstual. Publikasi adalah merupakan tahap terakhir, berupa

menginformasikan tulisan untuk memberikan pesan atau informasi kepada orang

lain. Media publikasi dapat berupa media cetak maupun media elektronik,

tergantung sasaran pembacanya. Karangan mahasiswa yang sudah direvisi dapat

dipublikasikan dengan meng-upload di blog atau dikirim ke media cetak/koran.

Di samping itu, berkaitan dengan proses menulis, Denovan dan

McPkelland (1980:4) menjelaskan bahwa proses menulis terdiri atas tiga tahap,

yaitu pelatihan (rearsing), pengedrafan (drafting), dan perevisian (revising),

sedangkan Brown (1984: 208-210) juga menyatakan tiga tahap dalam kegiatan

menulis, yaitu penulisan awal (prewriting), penulisan paragraf (writing

paragraphs), perevisian (revising).Apabila tahapan dalam menulis telah terpenuhi

Page 14: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

29

maka akan menjadi suatu tulisan yang baik. Selanjutnya, ciri tulisan yang baik

menurut Tarigan (2008, 7) adalah: (1) jelas: pembaca dapat mengenali teks dan

mampu menangkap maknanya tanpa harus membaca ulang dari awal untuk

menemukan makna yang ditulis oleh penulis; (2) kesatuan dan organisasi:

pembaca dapat mengikuti dengan mudah isi bacaan karena bagian-bagiannya

saling berhubungan dan runtut; (3) ekonomis: dalam menulis tidak digunakan kata

atau bahasa yang berlebihan; (4) pemakaian bahasa dapat diterima: menggunakan

bahasa yang baik dan benar.

Selanjutnya ciri tulisan yang baik menurut Rosidi (2009: 10) berikut: (1)

Kesesuaian judul dengan isi tulisan. Penulis harus pandai memilih atau

menentukan judul tulisannya. Judul yang sudah ditentukan dapat diubah di tengah

jalan atau setelah menyelesaikan sebuah tulisan apabila hal itu dianggap perlu.

Dalam menentukan judul perlu diperhatikan kemenarikannya. Dengan kata lain

judul harus provokatif agar dapat memancing keinginan seseorang untuk

membaca sebuah tulisan; (2) Ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca: sebuah

tulisan dibangun atas paragraf-paragraf dan paragraf-paragraf itu terbangun atas

beberapa kalimat. Penggunaan ejaan dan tanda baca dengan tepat dalam sebuah

kalimat dapat membantu pembaca dalam memahami sebuah tulisan. Penggunaan

ejaan dan tanda baca dapat membedakan makna yang ada dalam sebuah kalimat.

Dengan demikian, kesalahan penggunaan ejaan dan tanda baca dapat mengubah

makna sebuah kalimat yang diinginkan seorang penulis; (3) Ketepatan dalam

struktur kalimat: kalimat-kalimat yang ada dalam tulisan sebaiknya komunikatif.

Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan struktur

Page 15: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

30

kalimat yang tepat. Apabila kalimat tersebut merupakan kalimat pasif hendaknya

disusun berdasarkan pola kalimat pasif, begitu juga sebaliknya; (4) Kesatuan,

kepaduan, dan kelengkapan dalam sebuah paragraf. Paragraf yang baik

mengandung satu gagasan utama dan memiliki koherensi, artinya kalimat yang

satu dengan kalimat yang lainnya memilikikepaduan.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disintesiskan bahwa tahapan

menulis meliputi (1) perencanaan dengan mengumpulkan gagasan (ide), yaitu

merupakan tahapan merencanakan hal-hal pokok yang akan mengarahkan

penulis dalam seluruh kegiatan penulisan, (2) pemilihan topik, yaitu membuat

draf beberapa topik dan menentukan topik yang akan dijadikan sebagai sebuah

tulisan(3) penyusunan draf, yaitu menyusun gagasan dan ide dalam suatu

kerangka tulisan (4) merevisi, yaitu membuat perubahan yang substantif pada

draft pertama dan draft berikutnya, sehingga menghasilkan draft akhir (5)

menyunting (mengedit), yaitu meyuntingan tulisan untuk kejelasan penyajian

serta bahasa dalam tulisan agar sesuai dengan sasarannya yang terkait dengan

masalah komunikasi. (6) publikasi (pemajangan.), yaitu menginformasikan hasil

tulisan kepada orang lain melalui media cetak maupun media elektronika.

Untuk mendapatkan tulisan yang baik, penulis dapat melakukan dengan

(a) mengulang kata atau kelompok kata yang sebelumnya disebutkan, (b)

mengganti kata yang sebelumnya disebutkan dengan kata lain yang sama

maknanya, atau (c) menggunakan kata ganti dan penunjuk. Di samping itu, sebuah

paragraf harus mengandung satu kalimat utama dan beberapa kalimat penjelas.

Page 16: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

31

Oleh karena itu, harus dihindari sebuah paragraf yang dibangun hanya dengan

satu atau dua kalimat.

c. Pengertian Keterampilan Menulis

Keterampilan menulis merupakan keterampilan multiaspek, yaitu

keterampilan yang melibatkan berbagai ragam keterampilan lain, tidak hanya

melibatkan kegiatan fisik yang berkaitan dengan motorik, tetapi juga melibatkan

kegiatan mental yang bersifat kognitif. Menurut Syah (2000: 119) keterampilan

berkaitan dengan kemampuan intelektual yang berkenaan dengan kecakapan

orang dalam mendayagunakan segala fungsi mental/kognitifnya untuk mencapai

hasil secara maksimal. Dengan demikian, keterampilan yang dimaksud di sini

bukanlah keterampilan motorik yang berhubungan dengan otot tubuh. Berkaitan

dengan keterampilan menulis menurut The Liang Gie (2002:3), adalah

keterampilan dalam pembuatan huruf, angka, nama, suatu tanda bahasa apapun,

dengan suatu tulisan pada suatu halaman tertentu.

Menurut Tarigan (2008: 3), keterampilan menulis merupakan salah satu

keterampilan berbahasa yang bersifat produktif dan ekspresif yang dipergunakan

untuk berkomunikasi secara tidak langsung dan tidak secara tatap muka dengan

pihak lain. Sementara itu, menurut Byrne (dalam Slamet, 2009: 107) keterampilan

menulis adalah kemampuan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis

melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga

buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil.

Lebih lanjut, menurut Abbas (2006:125), keterampilan menulis adalah

kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan perasaan kepada pihak lain

Page 17: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

32

melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan gagasan harus didukung dengan

ketepatan bahasa, kosakata, aspek gramatikal, dan penggunaan ejaan.

Dari uraian yang telah dikemukakan maka dapat disintesiskan bahwa

keterampilan menulis merupakan keterampilan dalam menuangkan ide dan

gagasan dalam bentuk bahasa tulis yang baik dan benar sebagai informasi yang

dapat dipahami dengan baik oleh pembaca tentang isi tulisan tersebut, tafsiran

pembaca sama dengan maksud penulis. Di samping itu keterampilan menulis

digunakan untuk dapat meyakinkan dan mempengaruhi sikap pembaca.

Keterampilan menulis menuntut kemampuan menggunakan pola-pola

bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan. Keterampilan

menulis ini mencakup berbagai kemampuan, seperti (a) kemampuan

menggunakan unsur-unsur bahasa secara tepat, (b) kemampuan

mengorganisasikan wacana dalam bentuk karangan, (c) kemampuan

menggunakan gaya bahasa dan pilihan kata yang tepat, (d) kemampuan untuk

menemukan masalah yang akan ditulis, (e) kemampuan memahami kondisi dan

situasi pembaca, (f) kemampuan menggunakan bahasa indonesia, (g) kemampuan

memulai menulis, dan (h) kemampuan memeriksa karangan sendiri. Kemampuan

tersebut akan berkembang apabila ditunjang dengan kegaiatan membaca dan

kekayaan kosakata serta latihan.

d. Penilaian Keterampilan Menulis

Dalam proses pembelajaran dibutuhkan penilaian untuk dapat mengukur

ketercapaian proses pembelajaran yang berlangsung. Penilaian merupakan hal

penting yang dilakukan setelah pelaksanaan proses pembelajaran. Penilaian dapat

Page 18: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

33

digunakan untuk menentukan tindak lanjut dari proses pembelajaran yang telah

dilakukan.Nurgiyantoro (2010: 7) mendefinisikan penilaian sebagai proses

sistematis dalam pengumpulan, analisis, dan penafsiran informasi untuk

menentukan seberapa jauh peserta didik dapat mencapai tujuan pendidikan.

Menurut Sudjana dan Ibrahim (2007: 220) penilaian adalah suatu kegiatan

menginterpretasi dengan cara membandingkan antara kriteria dan kenyataan

dalam konteks situasi tertentu. Definisi penilaian ini sejalan dengan pendapat

Suwandi (2011: 6) yang menyatakan penilaian sebagai suatu proses untuk

mengetahui apakah proses dan hasil dari suatu program kegiatan telah sesuai

dengan tujuan dan kriteria yang telah ditetapkan. Adapun acuan penilaian

menurut Suwandi (2006: 12-13) meliputi: (1) isi, (2) organisasi isi, (3) gramatika,

(4) diksi, (5) ejaan, (6) notasi.

Dalam penilaian keterampilan menulis, Brown (2000: 342) memberikan

enam katagori penilaian, yaitu (1) isi, (2) organisasi, (3) wacana, (4) sintaksis, (5)

kosakata, dan (6) mekanik. Senada dengan pendapat Brown, Djiwandono (2008:

61-62) berpendapat bahwa penilaian dilaksanakan dengan komponen: (1) isi, (2)

organisasi, (3) penggunaan bahasa, (4) kosa kata, dan (5) teknik

penulisan.Johnson (2008: 213) menyatakan bahwa aspek penilaian menulis

meliputi isi dan ide, tata bahasa, ketepatan waktu pengumpulan, memenuhi

persyaratan, organisasi, struktur, komunikasi, dan penampilan. Dalam penelitian

ini penilaian dalam menulis karya ilmiah menggunakan penilaian menurut

Suwandi.

Page 19: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

34

2. Hakikat Karya Ilmiah

Karya ilmiah merupakan suatu karya yang berbentuk tulisan yang bersifat

ilmiah. Karya ilmiah merupakan karya tulis yang berisi suatu pembahasan ilmiah

yang dilakukan oleh seorang penulis untuk memberitahukan sesuatu hal secara

logis dan sistematis kepada para pembaca. Karya ilmiah biasanya ditulis untuk

mencari jawaban mengenai sesuatu hal dan untuk membuktikan kebenaran

tentang sesuatu yang terdapat dalam objek tulisan.

Istilah karya ilmiah disini adalah mengacu kepada karya tulis yang

menyusun dan penyajiannya didasarkan pada kajian ilmiah dan cara kerja ilmiah

dalam penulisannya. Penyusunan dan penyajian karya semacam itu didahului oleh

studi pustaka dan studi lapangan. Ada banyak pendapat yang menyatakan hakekat

karya ilmiah. Djuroto dan Supriyadi (2002: 87) berpendapat bahwa karya ilmiah

adalah salah satu jenis karangan yang berisi serangkaian hasil pemikiran yang

diperoleh sesuai dengan sifat keilmuannya.

Gagasan lebih rinci dikemukakan oleh Gatot (2009: 27) yang mengatakan

bahwa karya ilmiah adalah karya tulis yang menyajikan gagasan, deskripsi atau

pemecahan masalah secara sistematis, disajikan secara objektif dan jujur, dengan

menggunakan bahasa baku, serta didukung oleh fakta, teori, dan atau bukti-bukti

empirik. Sementara itu, menurut Brotowidjoyo (2002: 46), karya ilmiah

merupakan karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta dan ditulis

menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karya ilmiah dapat berwujud

dalam bentuk makalah, kertas kerja, laporan akhir, skripsi, tesis, dan disertasi

Page 20: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

35

yang pada dasarnya merupakan produk dari kegiatan ilmuwan (Dwiloka, 2005: 5-

7).

Bertolak dari beberapa definisi dan berdasarkan karakteristik karya ilmiah,

yang dimaksud karya ilmiah dalam tulisan ini adalah suatu tulisan yang

menyajikan gagasan, deskripsi atau pemecahan masalah secara sistematis

berdasarkan fakta, teori, dan bukti-bukti empirik dengan menggunakan bahasa

baku. Karya ilmiah adalah suatu karya yang dapat dihasilkan oleh satu orang atau

lebih yang bekerja bersama-sama dengan mengikuti kaidah-kaidah dan

persyaratan tertentu dalam penulisannya.Mengenai hal ini ada berbagai pendapat

yang dapat dikaji.

Danial (2001: 4) mengemukakan bahwa karya ilmiah adalah berbagai

macam tulisan yang disusun oleh seseorang atau kelompok dengan menggunakan

tata cara ilmiah. Tata cara ilmiah adalah suatu sistem penulisan yang didasarkan

pada sistem, masalah, tujuan, teori, dan data untuk memberikan alternatif

pemecahan masalah tertentu.Senada dengan pendapat tersebut, Djuroto dan

Supriyadi (2003: 12) mengatakan bahwa karya tulis ilmiah adalah suatu tulisan

yang membahas suatu masalah. Pembahasan itu dilakukan berdasarkan

penyelidikan, pengamatan, dan pengumpulan data yang didapat dari suatu

penelitian, baik penelitian lapangan, tes laboratorium, ataupun kajian pustaka.

Karya ilmiah adalah hasil pemikiran seorang ilmuwan (yang berupa hasil

pengembangan) yang ingin mengembangkan ilmu pengetahuan, teknologi, dan

seni yang diperoleh melalui kepustakaan, kumpulan pengalaman, penelitian, dan

pengetahuan orang lain sebelumnya (Dwiloka, 2005:2). Menurut Pateda

Page 21: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

36

(1993:91), karya ilmiah adalah hasil pemikiran ilmiah pada suatu disiplin ilmu

tertentu yang disusun secara sistematis, ilmiah, logis, benar, bertanggungjawab,

dan menggunakan bahasa yang baik dan benar.Sejalan dengan pendapat di atas,

menurut Sudjiman dan Sugono (1991: 1-3), karya ilmiah adalah suatu karya tulis

yang penyusunannya didasarkan pada kajian ilmiah dan penyusunannya didahului

oleh penelitian pustaka dan/atau penelitian lapangan.

Karya ilmiah pada dasarnya berbeda dengan karya tulis yang nonilmiah.

Brotowidjoyo (1998: 3-6) membedakan adanya dua golongan karangan, yaitu

karangan ilmu pengetahuan yang bersifat ilmiah (karya ilmiah), dan karangan

ilmu pengetahuan yang bersifat nonilmiah (karya nonilmiah). Karya ilmiah adalah

karangan yang ditulis berdasarkan fakta umum, yaitu fakta yang dapat dibuktikan

benar tidaknya. Meskipun demikian, tidak semua fakta umum bernilai ilmiah.

Karya nonilmiah adalah karangan yang ditulis berdasarkan fakta pribadi, yaitu

fakta yang ada pada diri seseorang atau ada dalam batin seseorang dan bersifat

subjektif.

Penggolongan karangan atas karya ilmiah dan karya nonilmiah tidak saja

didasarkan pada sifat fakta yang disajikan, tetapi juga didasarkan pada cara

penulisan. Sebuah karangan yang menyajikan fakta umum, tetapi jika

penulisannya tidak menggunakan metode penulisan yang baik dan benar,

karangan itu tidak dapat digolongkan sebagai karangan ilmiah. Dengan demikian,

karya ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum dan

ditulis menurut metode penulisan karangan ilmiah.Pengungkapan pikiran dalam

karya ilmiah didasarkan pada fakta dengan berpedoman pada ciri-ciri dalam

Page 22: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

37

penulisan ilmiah, yaitu: (1) pengungkapan masalah dan pemecahannya dilakukan

secara ilmiah; (2) pengungkapan pendapat didukung oleh fakta; (3) bersifat tepat

dan lengkap; (4) pengembangannya secara sistematis dan logis; serta (5) bersifat

netral dan tidak emosional. Berkaitan dengan ciri-ciri yang menjadi katagori

sebuah karya ilmiah, Maimunah (2007: 26) mengungkapkan bahwa karakteristik

penulisan karya ilmiah meliputi: fokus gagasan, keterbacaan, teknik penulisan,

dan perujukan.

Menurut Sugiyono (2005: 45) dalam proses penyusunan karya ilmiah

diperlukan adanya kreativitas gagasan. Kreativitas gagasan adalah sebuah

kemampuan untuk memikirkan dan menemukan sesuatu yang baru, menciptakan

gagasan-gagasan baru dengan cara mengombinasikan, mengubah atau

menerapkan kembali ide-ide yang telah ada (Gie, 2003: 14). Lebih lanjut menurut

Rahmat (2005: 27) kreativitas gagasan adalah sebuah perilaku menerima

perubahan dan kebaruan, kemampuan bermain-main dengan berbagai gagasan dan

berbagai kemungkinan, cara pandang yang fleksibel, dan kebiasaan menikmati

sesuatu.

Sementara itu, menurut Drost (2000: 8) kreativitas gagasan adalah proses

kerja keras dan berkesinambungan dalam menghasilkan gagasan dan pemecahan

masalah yang lebih baik, serta selalu berusaha untuk menjadikan segala sesuatu

lebih baik. Hal ini berkenaan dengan proses eksplorasi untuk melahirkan ide dan

gagasan yang inovatif dan solutif. Menurut Kamdi (2002: 19) kegiatan berpikir

kreatif adalah suatu kegiatan berpikir secara kensisten dan terus-menerus

menghasilkan suatu gagasan yang kreatif/orisinil sesuai dengan keperluan.

Page 23: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

38

Hossoubafi (2004: 71) menunjukkan bahwa karakteristik dari kreativitas

adalah: (1) mempunyai keterkaitan yang luas dengan masalah yang berkaitan atau

tidak berkaitan dengan dirinya; (2) mampu memandang suatu masalah dari

berbagai perspektif; (3) cenderung menatap dunia secara relatif dan kontekstual,

bukan secara universal atau absolut; (4) biasanya melakukan pendekatan mencoba

dan belajar dalam menyelesaikan permasalahan yang memberikan alternatif,

berorientasi ke depan dan bersikap optimis dalam menghadapi perubahan demi

suatu kemajuan.

Hal-hal yang menjadi indikator penilaian pada aspek kreativitas gagasan

adalah: (1) komprehensif, menarik, aktual, dan unik; (2) struktur gagasan yang

didukung oleh argumentasi ilmiah; (3) keaslian gagasan, penjelasan

pengungkapan ide, sistematika pengungkapan ide; (4) gagasan bersifat asli

diungkapkan secara menyeluruh dan terstruktur yang memperlihatkan keunikan

dan keaslian gagasan yang didukung dengan argumentasi ilmiah yang jelas.

Menurut Pateda dan Pulubuhu (1993: 95), ada beberapa syarat yang harus

dipenuhi agar suatu tulisan layak disebut sebagai karya ilmiah. Syarat-syarat itu

antara lain: (1) komunikatif,artinya uraian yang disampaikan dapat dipahami

pembaca, (2) kata dan kalimat yang disusun penulis hendaknya bersifat

denotativesehingga tidak menimbulkan penafsiran ganda pada pembaca.

Pemahaman penulis hendaknya sama dengan pemahaman pembaca, (3) bernalar,

artinya tulisan itu harus sistematis, berurutan secara logis, ada kohesi dan

koherensi, dan mengikuti metode ilmiah yang tepat, dipaparkan secara objektif,

benar, dan dapat dipertanggungjawabkan, (4) ekonomis, artinya kata atau kalimat

Page 24: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

39

yang ditulis hendaknya diseleksi sedemikian rupa sehingga tersusun secara padat

berisi, (5) Berdasarkan landasan teoretis yang kuat, artinya suatu hasil karya

ilmiah, bukan subjektivitas penulisnya, tetapi harus berlandaskan teori-teori

tertentu yang dikuasai secara mendalam oleh penulis. Penulis melakukan kajian

berdasarkan teori-teori tersebut, (6) tulisan harus relevan dengan disiplin ilmu

tertentu, artinya tulisan ilmiah itu ditulis oleh seseorang yang menguasai suatu

bidang ilmu tertentu. Penguasaan penulis pada disiplin ilmu tertentu akan tampak

melalui teori, pendekatan, pemaparan yang selalu berlandaskan pada prinsip-

prinsip ilmu tertentu, (7) memiliki sumber penopang mutakhir, artinya tulisan

ilmiah harus mempergunakan landasan teori berupa teori mutakhir (terbaru).

Penulis ilmiah harus mencermati teori-teori mutakhir melalui penelusuran internet

atau jurnal ilmiah, (8) bertanggungjawab, artinya sumber data, buku acuan, dan

kutipan harus secara bertanggungjawab disebutkan dan ditulis dalam karya ilmiah.

Teknik penulisan yang tepat serta penggunaan bahasa yang baik dan benar juga

termasuk bentuk tanggungjawab seorang penulis karya ilmiah.

Di samping adanya syarat-syarat dalam karya tulis ilmiah, ada ciri-ciri

dalam karya ilmiah, seperti yang diungkapkan oleh Maimunah (2007: 26) yang

mengemukakan bahwa ciri karangan ilmiah adalah: (1) pengungkapan masalah

dan pemecahannya dilakukan secara ilmiah; (2) pengungkapan pendapat didukung

oleh fakta; (3) bersifat tepat dan lengkap; (4) pengembangannya secara sistematis

dan logis; dan (5) bersifat netral dan tidak emosional. Ciri karya tulis ilmiah yang

lain adalah menggunakan kalimat efektif, yaitu kalimat yang secara tepat dapat

mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis dan sanggup

Page 25: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

40

menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca

seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis (Suwardjono, 2004: 1).

Berkaitan dengan masalah tersebut, Keraf (1993: 36-48) merinci lebih lanjut,

bahwa kalimat efektif mempunyai: kesatuan gagasan, koherensi yang baik dan

kompak, penekanan, variasi, paralelisme, dan penalaran atau logika.

Senada dengan pendapat itu, Indriati (2006: 34) mengatakan bahwa tulisan

yang efektif harus mengandung unsur-unsur: (1) singkat dalam arti tidak perlu

menambahkan hal-hal di luar isi pokok tulisan dan tidak mengulang-ulang yang

sudah dijelaskan (redundant). (2) jelas, kejelasan (clarity) dalam arti tidak

mempunyai arti ganda (ambiguous), (3) tepat (precise) dalam arti pemilihan kosa

kata harus tepat menggambarkan apa yang dimaksudkan penulis. (4)aliran logika

(logical flow) lancar dalam arti paparan ide pokok didukung oleh penjelasan dan

kesimpulan. (5) koheren dalam arti, ide-ide pokok harus saling berkaitan

mendukung ide utama sehingga seluruh bagian tulisan merupakan kesatuan yang

saling berhubungan (coherence).

Banyak unsur yang membentuk karangan / tulisan ilmiah. Hal itu

dikatakan oleh Langan dalam Pateda (1993: 96) bahwa karangan/tulisan ilmiah itu

terbentuk oleh adanya unsur: (a) kata, (b) kalimat, (c) paragraf, (d) keutuhan, (e)

kohesi-koherensi, dan (f) diksi. Unsur (a) sampai dengan (c) berhubungan dengan

struktur bahasa, sedangkan unsur (d) hingga (f) berkaitan dengan unsur yang

membentuk tulisan secara menyeluruh.

Menurut Hasimoto, dkk. (1982: 87), suatu karya ilmiah harus memiliki

koherensi, yaitu mempunyai keterpaduan yang menyeluruh, di mana tidak ada

Page 26: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

41

unsur atau bagian-bagian tulisan terabaikan yang memungkinkan pembaca

bertanya-tanya atau kehilangan jejak dalam memahami isi tulisannya. Adapun

tujuan dari koherensi adalah untuk membantu para pembaca melihat bagaimana

penulis memaparkan pokok-pokok pikiran secara utuh dan jelas: bagaimana ide

yang satu dikaitkan dengan ide yang lainnya. Senada dengan pendapat Hosimoto,

Syamsudin, dkk. (1998:78) menyatakan bahwa suatu wacana yang baik memiliki

kohesi dan koherensi. Kohesi adalah adanya hubungan yang serasi antara unsur

yang satu dengan unsur yang lain sehingga tercipta pengertian yang koheren.

Kohesi merujuk pada pertautan bentuk, sedangkan koherensi merujuk pertautan

makna.

Unsur terakhir pada karangan / tulisan ilmiah adalah diksi. Diksi adalah

kemahiran penulis memilih kata dan kalimat yang mendukung beberan pikiran.

Kata atau kalimat yang dipilih harus efektif dan bermakna. Kata dan kalimat yang

dipilih harus betul-betul berfungsi. McCrimmon (1984, 271), diksi yang baik

adalah pemilihan kata-kata yang dapat dipergunakan untuk mengkomunikasikan

maksud penulis dengan baik kepada pembaca. Lebih lanjut menurut McCrimmon

(1984: 271-282), terdapat tiga kualitas yang menggambarkan sebuah pemilihan

kata yang baik, yaitu: (1) kesesuaian atau ketepatan kata: kata-kata yang tepat

adalah kata-kata yang sesuai dengan tujuan yang dimaksud penulis. Termasuk di

dalamnya analisis penulis terhadap situasi dan sasaran yang dituju, (2)

kekhususan: kata-kata khusus yang dimaksud dalam sebuah tulisan adalah kata-

kata yang secara spesifik mengacu pada orang, objek, atau acara tertentu, (3)

pencitraan: terdapat dua arti yang umum, yaitu imaji-imaji atau gambar-gambar

Page 27: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

42

yang diciptakan oleh kata-kata konkret dan bahasa-bahasa kiasan misalnya simile

dan metafora.

Terkait dengan bahasa, menurut Suriasumantri dalam (Waluyo, 2014: 2-

3) yaitu sebagai sarana berpikir keilmuan dan sarana komunikasi keilmuan.

Sebagai sarana keilmuan bahasa diperkuat dengan logika, matematika, dan

statistika. Logika mengatur bahasa yang digunakan supaya memiliki keberaturan,

keruntutan, proses penalaran yang benar, dan alur pemikiran yang lancar dan

lurus. Matematika menjadi dasar pemikiran deduktif, bahwa setiap menulis karya

ilmiah harus didasarkan pada teori-teori pakar-pakar pendahulu yang dikutip

sesuai dengan kaedah keilmuan dan etika keilmuan. Statistika merupakan dasar

pemikiran bahwa karya keilmuan harus menampilkan data-data empirik sesuai

dengan masalah yang hendak dijawab atau diuji dalam penyimpulan.

Gambaran langkah penyimpulan sudah terbayang oleh penulis ilmiah

karena harus didukung data yang sesuai dengan apa yang akan disimpulkan.Alur

deduktif harus memaparkan teori-teori yang kuat, yang mendukung argumentasi

untuk hipotesis atau menjadi pedoman bagi penyimpulan. Kedalaman dan

keluasan substansi keilmuan seseorang ditandai dengan pustaka acuan yang

diajukan. Alur pemikiran induktif dalam karya ilmiah tercermin di dalam hasil

laporan penelitian yang diperoleh dari data-data yang dikumpulkan

Page 28: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

43

3. Definisi Konseptual Keterampilan Menulis Karya Ilmiah

Berdasarkan uraian di atas dapat disusun definisi konseptual atau

konstruk bahwa keterampilan menulis karya ilmiah adalah suatu kemampuan

menggunakan unsur-unsur bahasa secara tepat dalam membuat tulisan

berdasarkan fakta, menggunakan metode penulisan ilmiah, menggunakan

bahasa Indonesia dengan baik dan benar, menggunakan EYD serta

penyusunannya didasarkan pada kajian ilmiah dan yang didahului oleh

penelitian pustaka dan / atau penelitian lapangan. Di samping itu di dalam

menulis karya ilmiah penulis harus memahami etika penulisan karya ilmiah

secara baik. Etika ini berkaitan dengan pengutipan, perujukan, perijinan

terhadap bahan yang digunakan dan penyebutan sumber data ataupun

informan.

4. Menulis Makalah

a. Pengertian Makalah

Makalah adalah suatu tulisan yang berdasarkan pada kebenaran empiris

yang dipublikasikan secara umum. Makalah juga merupakan sebagai

karangan yang dijadikan sebagai tugas mahasiswa selama mengikuti

pendidikannya di perguruan tinggi. Banyak kajian yang berusaha untuk

menjelaskan pengertian tentang makalah.Diantaranya, Dwiloka (2005:5-7)

mengemukakan, makalah merupakan suatu karya ilmiah yang menyajikan

suatu masalah yang pembahasannya berdasarkan kajian pustaka atau data di

lapangan yang bersifat empiris objektif, serta melalui pemikiran deduktif

atau induktif.Makalah disusun untuk memenuhi tugas-tugas dalam mata

Page 29: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

44

kuliah tertentu. Alek dan Achmad (2010: 112) mengemukakan, makalah

adalah karya tulis yang memuat pemikiran tentang suatu masalah atau topik

tertentu yang ditulis secara sistematis dan disertai analisis yang logis dan

objektif, serta disampaikan di muka umum dalam bentuk seminar, diskusi,

atau lokakarya.

Lebih lanjut menurut Alek dan Achmad (2010: 120-121) ciri – ciri

makalah adalah: (1) Logis, yaitu keterangan, uraian, pandangan dan pendapat

dapat dikaji; (2) Objektif, yaitu mengemukakan keterangan dan penjelasan

apa adanya; (3) Sistematis, yaitu apa yang disampaikan disusun secara runtut

dan berkesinambungan; (4) Jelas, yaitu keterangan, pendapat dan pandangan

yang dikemukakan jelas dan tidak membingungkan; (5) Kebenaran dapat

diuji, yaitu pernyataan, pandangan, serta keterangan yang dipaparkan dapat

diuji, berdasarkan pernyataan yang sesungguhnya. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa makalah merupakan salah satu tugas dalam perkuliahan

yang berbentuk karya tulis yang membahas pokok persoalan tertentu yang

ditulis secara sistematis serta melalui analisis yang logis, objektif, dan teruji

kebenarannya.

Menurut Djuhari dan Suherli (2001: 68) makalah adalah karya tulis

ilmiah mengenai suatu topik tertentu yang tercakup dalam ruang lingkup

suatu perkuliahan. Adapun karakteristik makalah adalah sebagai berikut: (1)

merupakan hasil kajian literatur dan atau laporan pelaksanaan suatu kegiatan

lapangan seperti penelitian, penyuluhan, dan pelatihan yang sesuai dengan

cakupan permasalahan suatu perkuliahan; (2) mendeskripsikan pemahaman

Page 30: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

45

penulis tentang permasalahan teoretik yang dikaji atau kemampuan

mahasiswa dalam menerapkan suatu prosedur, prinsip, atau teori yang

berhubungan dengan perkuliahan; (3) menunjukkan kemampuan penulis

terhadap isi dari berbagai sumber yang digunakan; dan (4) menunjukkan

kemampuan penulis meramu berbagai sumber informasi dalam suatu

kesatuan sintesis yang utuh.

Dari pendapat di atas dapat disintesiskan bahwa makalah ilmiah adalah

suatu karya tulis ilmiah yang membahas permasalahan tertentu dengan

analisis yang logis dan objektif, ditulis dengan sistematis, bertujuan untuk

menyakinkan pembaca bahwa topik yang ditulis merupakan suatu hasil yang

berdasarkan kebenaran, dilengkapi dengan penalaran logis dan merupakan

tulisan formal. Penulisan makalah ilmiah menggunakan sejumlah sumber,

mengkaji secara mendalam dan kemudian mengemukakan persoalan dalam

cakupan yang lebih sempit. Sumber-sumber itu memberikan fakta-fakta yang

terpercaya dan pendapat para ahli untuk mendukung suatu pandangan atau

gagasan, untuk memberikan alasan, perspektif historis, atau untuk

menganalisis dan menjelaskan.

b. Sistematika Makalah

Makalah sebagai suatu tulisan yang dipaparkan dengan sistematika

tertentu yang meliputi bagian-bagian yang dituliskan secara

berurutan.Sistematika dalam penulisan makalah dikemukakan oleh Dwiloka

(2005:95), terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian inti, dan bagian

akhir. Bagian awal terdiri dari halaman sampul, daftar isi, dan daftar

Page 31: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

46

tabel.Bagian inti terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan penulisan makalah, pembahasan, dan kesimpulan.Bagian akhir terdiri

dari daftar rujukan.

Berikut adalah penjelasan mengenai bagian awal sebuah makalah.

Halaman sampul memuat judul makalah, maksud penulisan makalah, nama

penulis makalah, serta tempat dan waktu penulisan makalah. Daftar isi berisi

tentang penomoran halaman yang berfungsi sebagai panduan mengenai

keseluruhan isi makalah. Ketentuan penulisan daftar isi adalah sebagai

berikut. (1) Judul bagian makalah ditulis dengan menggunakan huruf kecil

(kecuali awal kata selain kata tugas ditulis dengan huruf besar); (2) Penulisan

judul bagian dan judul subbagian dilengkapi dengan nomorhalaman tempat

pemuatannya dalam makalah; (3) Penulisan daftar isi menggunakan spasi

tunggal dengan antar bagian dua spasi. Daftar gambar dan tabel dicantumkan

untuk mempermudah pembaca mencermati tabel dan gambar yang ada dalam

makalah. Penulisan daftar tabel dan gambar (berupa nomor dan nama)

dituliskan secara lengkap. Jika tabel dan gambar lebih dari satu maka

penulisannya dilakukan secara terpisah. Namun, jika hanya terdapat satu tabel

atau gambar, maka daftar tabel dan gambar disatukan dengan daftar isi

makalah.

Bagian pendahuluan suatu makalah menjelaskan latar belakang

penulisan makalah, perumusan masalah, dan tujuan penulisan makalah. Butir

yang menandai latar belakang masalah adalah hal-hal yang melandasi

perlunya makalah itu ditulis. Paparan latar belakang masalah dapat berupa

Page 32: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

47

paparan teoretis atau paparan praktis. Latar belakang masalah harus

menunjukkan kepada pembaca bahwa masalah atau topik yang diangkat

penulis memang perlu untuk dibahas.

Rumusan masalah merupakan bagian penting dalam sebuah sebuah

pendahuluan. Makalah yang telah dideskripsikan dalam bentuk pertanyaan

pada perumusan masalah tidak terbatas pada persoalan yang memerlukan

pemecahan, tetapi juga meliputi persoalan yang memerlukan penjelasan lebih

lanjut. Masalah hendaknya menarik untuk dibahas lebih lanjut, tidak terlalu

asing bagi penulis, dan bahan untuk membahas masalah tersebut cukup

tersedia bagi penulis.

Tujuan penulisan merupakan bagian akhir dari pendahuluan makalah.

Tujuan penulisan berkaitan dengan fungsi yang ingin dicapai melalui

penulisan makalah tersebut. Penulisan makalah memiliki dua tujuan, yaitu

tujuan bagi penulis makalah dan tujuan bagi pembaca. Bagi penulismakalah,

tujuan mengarahkan pada kegiatan penulisan makalah lebih lanjut, khususnya

dalam pengumpulan bahan penulisan. Bagi pembaca makalah, tujuan

penulisan memberi informasi mengenai hal-hal yang disampaikan dalam

makalah tersebut.

Pembahasan merupakan bagian inti dalam makalah. Pembahasan

merupakan jawaban dari setiap butir perumusan masalah. Jika dalam

perumusan masalah ada tiga masalah yang ingin diuraikan penulis, maka

pembahasan merupakan jawaban dari tiga masalah tersebut. Kemampuan

menulis setiap penulis makalah akan terlihat melalui bagian pembahasan.

Page 33: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

48

Tinggi rendahnya kualitas tulisan seseorang akan terlihat melaui uraian-uraian

kalimat yang terdapat dalam pembahasan. Penulisan pembahasan yang baik

adalah jika seorang penulis dapat membahas masalah secara mendalam dan

tuntas dengan menggunakan bahasa yang baik dan benar. Dalam hal ini

penalaran, kohesi-koherensi, kalimat efektif, dan hal lain yang bertalian

dengan bahasa yang baik dan benar mutlak dikuasai oleh seorang penulis

makalah. Setelah pembahasan selesai dilakukan, penulisan makalah diakhiri

dengan bagian penutup berupa kesimpulan dan saran.

Isi bagian akhir berupa daftar pustaka atau rujukan dan lampiran (jika

ada). Daftar pustaka atau rujukan ditulis sebagai sarana untuk memberikan

gambaran sumber-sumber yang disitasi dan sekaligus sebagai penghargaan

bagi para pencetus teori serta memenuhi kode etik penulisan makalah ilmiah.

Lampiran berupa data yang tidak dimasukkan dalam inti makalah, tetapi

dipandang sangat penting oleh penulis terhadap isi makalah tersebut.

Di samping tiga bagian yang telah dijelaskan di atas, makalah juga

mencakup beberapa ketentuan, yaitu format, kebahasaan, kreativitas gagasan,

topik, data dan sumber informasi, analisis, sintesis, dan simpulan. Format

makalah merupakan bagian dari proses penulisan makalah. Format makalah

adalah bentuk, gaya, atau kerangka penulisan makalah sesuaikan dengan

lingkungan penulisan ilmiah di masing-masing perguruan tinggi (Suwardjono,

2008: 4). Adapun yang perlu diperhatikan dalam format makalah adalah: (1)

tata tulis, yang terdiri dari: ukuran kertas, tipografi, kerapian ketik, tata letak,

jumlah halaman; (2) sistematika penulisan, yang meliputi: ketetapan dan

Page 34: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

49

kejelasan ungkapan; (3) format penulisan daftar pustaka, disesuaikan dengan

gaya selingkung. Tata tulis dan semua unsur pengungkapan dipenuhi dengan

cermat di seluruh naskah dan mengikuti pedoman penulisan karya ilmiah.

Hal lain dalam penulisan makalah adalah aspek kebahasaan.

Kebahasaan merupakan aspek yang perlu diperhatikan ketika menlis suatu

makalah. Aspek kebahasaan yang dimaksud adalah penggunaan ragam bahasa

ilmiah, sehingga setiap informasi dalam karya ilmiah dapat diungkapkan

dengan sejelas-jelasnya serta tidak menimbulkan pertanyaan dan keragu-

raguan di dalam benak pembaca.

Menurut Dwiloka dan Riana (2005: 33) bahasa yang digunakan dalam

bahasa ilmiah adalah bahasa pasif, yaitu bahasa yang mengungkapkan bahwa

penulis hanya berperan sebagai media penyampaian maksud, dan bukan

sebagai pelaku. Bahasa ilmiah juga bersifat informatif, yaitu memberikan

sebuah informasi pengetahuan yang diungkapkan secara langsung dan

berdasarkan fakta. Ide atau informasi tersebut benar-benar sesuai dengan fakta

yang diterima, serta dapat dibuktikan secara nyata. Pada saat membuat sebuah

karya tulis ilmiah sudah selayaknya mahasiswa menggunakan ragam bahasa

tulis ilmiah.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penulisan makalah

terkait dengan aspek kebahasaan adalah: (1) penggunaan ejaan yang

disempurnakan (EYD), pemilihan kata baku, dan notasi ilmiah; (2)

penyusunan kalimat yang bersifat eksplisit, denotatif, efektif, dan tidak

ambigu; (3) memperhatikan kohesi dan koherensi antarkalimat dan

Page 35: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

50

antarparagraf; (4) bahasa dalam karya ilmiah harus baku, artinya harus sesuai

dengan bahasa yang dijadikan tolok ukur atau standar penggunaan bahasa

yang baik dan benar.

Topik dan isi makalah disesuaikan dengan judul tulisan, aktual, dan

memberikan kontribusi pada pengembangan keilmuan. Margono (2000: 21)

mengemukakan bahwa sumber topik diperoleh keputusan dan penentuan

terakhir terletak pada mahasiswa itu sendiri. Oleh karena itu, sebelum topik

ditentukan, mahasiswa harus mempertimbangkan: (a) apakah topik tersebut

dapat dijangkau atau dikuasai (manageable topic)?; (b) apakah data-data

tersedia cukup (obtainable data)?; (c) apakah topik tersebut penting untuk

diteliti (sifnificance of topic)?; (d) apakah topik tersebut cukup menarik minat

untuk diteliti dan dikajikan (interested topic)?.

Suatu penelitian tidak akan berhasil dengan memuaskan bilamana

mahasiswa tidak mempunyai bekal pengetahuan dan kecakapan tentang cara-

cara mencari dan mengolah data yang telah terkumpul. Topik yang baik belum

menjadi jaminan bahwa data-data yang tersedia telah mencukupi di dalam

penelitiannya, karena data sangat dibutuhkan, baik untuk mengembangkan

maupun menguji hipotesis. Selanjutnya untuk mengembangkan hipotesis,

tidak hanya data semata-mata yang dibutuhkan, tetapi juga buku-buku,

buletin, majalah, koran, dan sebagainya. Demikian pula guna menguji

kebenaran hipotesis, mahasiswa harus pergi ke lapangan.

Indikator penelitian untuk aspek topik yang dikemukakan adalah: (1)

pemilihan isi / masalah / ide; (2) relevansi judul dengan tema, topik yang

Page 36: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

51

dipilih dan isi karya tulis; (3) aktualitas topik dan fokus bahasan yang dipilih;

(4) sifat topik, rumusan judul, dan kesesuaian dengan ikhwal bahasan.

Menurut Mujiono (2005: 16) data atau informasi yang dikumpulkan harus

relevan dengan topik, sumber resmi, baik diperoleh dari sumber primer (hasil

survei) maupun sumber sekunder. Data dan informasi berhubungan satu sama

lain dan mendukung uraian pembahasan/analisis serta sesuai dengan sumber

acuannya. Informasi merupakan data yang diolah menjadi bentuk yang

berguna untuk membuat keputusan.

Menurut Mc. Leod (2001: 5) informasi adalah data yang telah diolah

menjadi bentuk yang memiliki arti bagi si penerima dan bermanfaat bagi

pengambilan keputusan saat ini atau mendatang. Senada dengan Mc. Leod,

Sutabri (2005: 31) berpendapat informasi adalah data yang telah

diklasifikasikan atau diolah atau diinterpretasikan untuk digunakan dalam

proses pengambilan keputusan. Lebih lanjut, menurut Jogiyanto (1999: 692)

informasi dapat didefinisikan sebagai hasil dari pengolahan data dalam suatu

bentuk yang lebih berguna dan lebih berarti bagi penerimanya yang

menggambarkan suatu kejadian (event) yang nyata (fact) yang digunakan

untuk pengambilan keputusan.

Di samping itu, Kadir (2002: 31) mendefinisikan informasi sebagai

data yang telah diproses sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan

seseorang yang menggunakan data tersebut. Informasi dalam hal ini sudah

melalui tahapan proses pengolahan sehingga informasi yang disajikan dapat

digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan. Pengertian tersebut juga

Page 37: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

52

sejalan dengan pendapat Bodnar (2000: 1) yang menyatakan informasi adalah

data yang diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan

yang tepat.

Sukmadinata (2009: 27) menyampaikan bahwa sumber informasi

terdiri dari sumber informasi primer dan sumber informasi sekunder. Sumber

informasi primer biasanya dihasilkan oleh orang-orang yang terlibat langsung

dalam suatu peristiwa, kegiatan, atau kehidupan seseorang. Sumber sekunder

digunakan sebagai sarana untuk mengajukan pendapat ataupun

mengungkapkan pernyataan yang mendukung pendapat penting dari seseorang

maupun kelompok tertentu. Beberapa contoh sumber informasi primer adalah

skripsi, tesis, disertasi, kamus, artikel majalah atau jurnal, artikel internet,

ensiklopedia, indeks, dan abstrak.

Menurut Nursalam (2008: 6) informasi berguna untuk membuat

keputusan karena informasi menurunkan ketidakpastian (meningkatkan

pengetahuan). Informasi menjadi penting karena berdasarkan informasi itu

para penulis dapat mengetahui kondisi objektif di lapangan. Informasi tersebut

merupakan hasil pengolahan data atau fakta yang dikumpulkan dengan

metode ataupun cara-cara tertentu. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan

dari aspek penelitian data dan sumber informasi adalah (1) relevansi data

dengan informasi yang diacu; (2) keakuratan dan integritas data dan informasi;

(3) kemampuan menghubungkan berbagai data & informasi; (4) penulisan

sumber kutipan; (5) penulisan footnote, bodynote, dan endnote; dan (6)

kesesuaisan kutipan dengan daftar pustaka.

Page 38: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

53

Setelah data terkumpul, perlu ada proses pemilihan data dan kemudian

dianalisisis serta diinterprestasikan dengan teliti dan cakap sehingga diperoleh

suatu kesimpulan yang objektif dari suatu penelitian. Analisis data adalah

kegiatan untuk memaparkan data, sehingga dapat diperoleh suatu kebenaran

atau ketidakbenaran dari suatu hipotesis. Batasan ini diungkapkan oleh

Moleong (2003: 103) bahwa analisis data adalah proses yang merinci usaha

secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan ide seperti yang

disarankan oleh data sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema dan

ide.

Bentuk sintesis adalah penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke

dalam suatu menyeluruh. Sintesis dalam hal ini diartikan sebagai kemampuan

seseorang dalam mengaitkan dan menyatukan berbagai elemen dan unsur

pengetahuan yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih menyeluruh.

Pada tataran ini mahasiswa dituntut untuk dapat menghasilkan sesuatu yang

baru dengan jalan menggabungkan berbagai faktor yang ada. Hasil yang

diperoleh dari kegiatan sintesis ini dapat berupa: (a) tulisan dari hal-hal yang

bersifat sporadik, tidak sistematis, ataupun sistematis, kemudian dibuat

simpulan; (b) rencana dan mekanisme penulisan. Semakin baik sintesis itu

dibuat, semakin baik pula rencana atau penulisan kerja itu (Nursalam, 2002:

4).

Selanjutnya menurut Sukadji (2000: 18) simpulan merupakan hasil

akhir dari suatu pembahasan yang dapat digunakan untuk mengabstraksikan

temuan menjadi sebuah teori yang dapat dipertanggung jawabkan

Page 39: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

54

kebenarannya, sesuai dengan hakikat karya ilmiah, yaitu mencari kebenaran

secara empiris melalui proses pengkajian, penelitian, dan penjabaran. Bahasan

dalam makalah haruslah mengandung unsur analisis, sintesis, dan penarikan

simpulan. Diakhir tulisan disampaikan kemungkinan/prediksi transfer gagasan

dan proses adopsi. Adapun hal-hal yang perlu dipertimbangkan terkait dengan

aspek analisis, sintesis, dan penarikan simpulan adalah: (1) kemampuan

menganalisis dan menyintesis; (2) kemampuan menyimpulkan bahasan; (3)

kemampuan memprediksi dan mentransfer gagasan untuk dapat diadopsi; (4)

kemampuan menganalisis dan menyintesis serta merumuskan simpulan.

Makalah adalah karya ilmiah yang pembahasannya berdasarkan data

lapangan yang bersifat empiris-objektif. Makalah disusun untuk memenuhi

tugas-tugas mata kuliah tertentu atau memberikan saran pemecahan tentang

masalah tertentu secara ilmiah. Makalah dapat juga berupa hasil penelitian

yang disusun untuk dibahas dalam pertemuan ilmiah, misalnya seminar atau

lokakarya.

Makalah biasanya terdiri dari tiga bagian yaitu bagian awal, bagian

inti, dan bagia akhir, bagian awal terdiri dari halaman sampul, daftar isi, dan

daftar tabel atau gambar (jika ada) bagian inti berupa isi materi yang hendak

dibahas dalam makalah tersebut. Bagian inti terdiri dari latar belakang

masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan makalah, pembahasan,

kesimpulan dan saran. Bagian akhir terdiri dari daftar rujukan dan lampiran

(jika ada).

Page 40: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

55

Halaman sampul memuat judul makalah, maksud ditulisnya makalah,

nama penulis makalah, tempat dan waktu penulisan makalah. Maksud

penulisan makalah dapat berupa misalnya untuk memenuhi tugas matakuliah

A yang diampu oleh dosen X. tempat dan waktu dapat berisi nama lembaga

(fakultas, jurusan, program studi, universitas), kota, bulan, dan tahun

ditulisnya makalah tersebut. Contoh sampul makalah dapat dicermati dalam

lampiran.

Daftar isi berfungsi sebagai panduan mengenai keseluruhan isi

makalah. Ketentuan penulisan daftar isi seperti dikemukakan Bambang

Dwiloka (2005:99) adalah sebagai berikut: (1) judul bagian makalah ditulis

dengan menggunakan huruf kecil (kecuali awal kata selain kata tugas ditulis

dengan huruf besar) (2) penulisan judul bagian dan judul sub bagian

dilengkapi dengan nomor halaman dan tempat pemuatannya dalam makalah,

dan (3) penulisan daftar isi dilakukan dengan menggunakan spasi tunggal

dengan antar bagian dua spasi.

Daftar gambar dan tabel dicantumkan untuk mempermudah pembaca

mencermati tabel dan gambar yang ada dalam makalah. Penulisan daftar tabel

dan gambar (berupa nomor dan nama) dituliskan secara lengkap. Jika tabel-

tabel dan gambar lebih dari satu, maka penulisannya dilakukan secara

terpisah. Namun, jika hanya terdapat satu tabel atau gambar, maka daftar tabel

dan gambar disatukan dengan daftar isi makalah.

Bagian pendahuluan suatu makalah menjelaskan mengenai latar

belakang penulisan makalah, perumusan masalah, dan tujuan penulisan

Page 41: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

56

makalah. Butir yang menandai latar belakang masalah adalah hal-hal yang

melandasi perlunya makalah itu ditulis. Paparan latar belakang masalah dapat

berupa paparan teoretis atau paparan praktis. Yang perlu dicermati dalam latar

belakang masalah adalah menunjukkan kepada pembaca bahwa masalah atau

topic yang diangkat penulis perlu dibahas.

Masalah yang telah dideskripsikan dalam bentuk pertanyaan pada

perumusan masalah tidak terbatas pada persoalan yang memerlukan

pemecahan, tetapi juga meliputi persoalan yang memerlukan penjelasan lebih

lanjut, tidak terlalu asing bagi penulis, dan bahan untuk membahas masalah

tersebut cukup tersedia bagi penulis.

Tujuan penulisan merupakan bagian akhir dari pendahuluan makalah.

Tujuan penulisan berkaitan dengan fungsi yang ingin dicapai melalui

penulisan makalah tersebut. Biasanya penulisan makalah memiliki dua tujuan,

yaitu tujuan bagi penulis makalah dan tujuan bagi pembaca. Bagi penulis

makalah, tujuannya mengarahkan kegiatan yang harus dilakukan selanjutnya

dalam menulis makalah, khususnya dalam pengumpulan bahan penulisan.

Bagi pembaca makalah, tujuan penulisan memberikan informasi mengenai

hal-hal yang disampaikan dalam masalah tersebut.

Pembahasan merupakan bagian inti dalam makalah. Pembahasan

merupakan jawaban dari setiap butir perumusan masalah. Jika dalam

perumusan masalah ada tiga masalah yang ingin diuraikan penulis, maka

pembahasan merupakan jawaban dari tiga masalah tersebut. Setiap penulis

akan terlihat kemampuan ketrampilan menulisnya melalui penulisan pada

Page 42: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

57

bagian pembahasan. Tinggi rendahnya yang baik adalah jika seorang penulis

dapat membahas masalah secara mendalam dan tuntas dengan menggunakan

bahasa yang baik dan benar. Dalam hal ini penalaran, kohesi, koherensi,

kalimat efektif dan sebagainya yang bertalian dengan bahasa yang baik dan

benar mutlak dikuasai oleh seorang penulis makalah. Setelah pembahasan

selesai dilakukan, penulisan makalah diakhiri dengan bagian penutup berupa

kesimpulan dan saran.

Isi bagian akhir berupa daftar pustaka/rujukan dan lampiran (jika ada).

Lampiran merupakan pelengkap dalam penulisan makalah. Lampiran berupa

data yang tidak dimasukkan dalam inti makalah, tetapi dipandang sangat

penting oleh penulis bagi susunan makalah tersebut.

c. Penilaian Makalah

Baik atau buruknya suatu makalah dinilai dari berbagai segi atau sudut

pandang.Penilaian dari segi isi dilihat dari kemampuan untuk

mengidentifikasi, merumuskan gagasan, dan mengkoorganisasikan pokok

pikiran. Pokok-pokok pikiran disusun menurut urutan yang logis dan

sistematis. Sehingga, gagasan yang disajikan dapat diterima dengan baik oleh

pembaca.

Pengungkapan seluruh gagasan dan pokok pikiran memerlukan

penguasaan berbagai aspek komponen bahasa, yaitu perlu ditemukan sejumlah

kosakata yang sesuai dengan isi dan makna yang akan disampaikan. Kalimat

perlu disusun berdasarkan rangkaian kata yang lugas dan jelas, serta

memenuhi persyaratan dan aturan tatabahasa.Di samping itu, dalam teknik

Page 43: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

58

penulisan, perlu diperhatikan penggunaan tanda baca yang tepat. Demikian

pula dalam penggunakan gaya bahasa harus sesuai dengan sifat dan tujuan

penulisan.

Sujana (1995: 14) berpendapat bahwa makalah yang baik adalah yang

berisi data rasional dan empiris serta memuat hasil penelitian lapangan, yaitu

isi makalah harus memaparkan hasil studi pustaka dari berbagai sumber, baik

buku, majalah, internet, maupun fakta-fakta yang berkembang di masyarakat

dan didukung berbagai narasumber. Selanjutnya, penilaian karya ilmiah

menurut Cooper dan Odell (1977: 4) dapat dilakukan secara holistik dan

sepintas maupun analitik. Namun, penilaian pada umumnya dilakukan secara

holistik dan sepintas. Tetapi apabila penilaian itu lebih dibutuhkan untuk

keperluan yang bersifat diagnostik dan edukatif maka yang dipandang lebih

tepat adalah penggunaan metode annalitik.

Menurut Chapman (1983: 120-121) komponen-komponen yang

dinilai meliputi: (1) fokus, yaitu kejelasan dan konsistensi gagasan utama; (2)

perluasan (elaboration), yaitu kecukupan penjelasan terhadap argumen-

argumen dan kesimpulan; (3) perorganisasian, yaitu kejelasan dan adanya

keterkaitan antaride; (4) konvensi, yaitu ketepatan dalam penggunaan ejaan,

tatabahasa, dan tanda baca.

Selanjutnya, menurut Suwandi (2006: 11), komponen-komponen yang

dinilai dalam karangan ilmiah adalah sebagai berikut. (1) Isi, meliputi

relevansi, tesis yang dikembangkan, keeksplisitan analisis, dan ketepatan

simpulan; (2) Organisasi, meliputi keutuhan, perpautan, keterkembangan

Page 44: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

59

paragraf, dan organisasi karangan; (3) gramatika, meliputi ketepatan bentuk

kata dan keefektifan kalimat; (4) diksi, meliputi ketepatan kata (gagasan),

kesesuaian kata (konteks), kebakuan kata; (5) ejaan meliputi: pemakaian

huruf, penulisan kata, pemakaian pungtuasi; (6) notasi ilmiah, meliputi

penulisan sumber kutipan dan daftar pustaka.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disintesiskan bahwa penilaian

makalah mencakup beberapa hal: kalimat disusun secara lugas dan efektif,

runtut, adanya keterpautan antar ide, rasional dan empiris, serta berdasarkan

pada studi pustaka. Adapun acuan penilaian karya ilmiah dalam disertasi ini

mengacu pada pendapat Suwandi (2006: 9-10), sebagai berikut: isi, organisasi

isi, gramatika, diksi, ejaan, notasi ilmiah. Masing-masing komponen tersebut

diberi bobot skor 30%, 30%, 15%, 15%, 5%, dan 5%.

5. Hakikat Kemampuan Berpikir Logis

a. Pengertian Berpikir

Berpikir merupakan perilaku kognitif yang menjadi salah satu

bentuk aktivitas yang dilakukan oleh manusia. Setiap saat tidak ada

satupunkegiatann yang dilakukan manusia tanpa tanpa melakukan

aktivitas berpikir, misalnya bagaimana memecahkan masalah, bagaimana

cara mencapai tujuan, bagaimana cara mencari alasan, dan bagaimana

cara pengambilan keputusan dalam menyelesaikan masalah. Menurut

Dewey (dalam Bolton, 1972: 8),“thinking is a directed activity which

inevitably involves some form of experimentation, however rudimentary”.

Page 45: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

60

Artinya, berpikir adalah suatu pengarahan aktivitas yang tidak terlepas dari

beberapa bentuk percobaan, walaupun yang paling sederhana/dasar.

Diungkapkan juga “thinking is therefore essentially a matter of

judging and evaluating objects and events: we judge some things as

related to one another, others as contradictory one event as implying

another, and so on”. Artinya berpikir adalah sesuatu yang utama dari

penilaian dan evaluasi objek dan kejadian: kita menilai beberapa hal yang

dihubungkan dengan satu sama lain, peristiwa lain yang berlawanan yang

menggambarkan kondisi yang lainnya, dan sebagainya".

Berpikir adalah berbicara dengan dirinya sendiri dalam batin yang

merupakan kegiatan akal yang khas dan terarahuntuk mempertimbangkan,

merenungkan, menganalisis, membuktikan sesuatu, menunjukkan alasan-

alasan, menarik kesimpulan, meneliti sesuatu jalan pikiran, dan mencari

bagaimana berbagai hal itu berhubungan satusama lain (Mukhayat,

2004:3; Poepoprodjo & Gilarso, 1989:4). Selanjutnya, Santrock (2009: 7)

menjelaskan bahwa “berpikir” melibatkan kegiatan memanipulasi dan

mentransformasi informasi dalam memori. Pendapat lain juga

dikemukakan oleh Suriasumantri (1993: 42) yang menyatakan bahwa

berpikir merupakan suatu kegiatan untuk menemukan pengetahuan yang

benar.

Di samping pendapat di atas, menurut Mehra dan Burhan (1986: 1-

2), berpikir adalah suatu kegiatan jiwa untuk mendapatkan pengetahuan,

sesuatu yang telah diketahui merupakan data atau bahan pemikiran,

Page 46: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

61

sedangkan sesuatu yang belum diketahui merupakan konklusi yang akan

diperoleh dari pemikiran. Melalui aktivitas berpikir, dapat dikaji perihal

benda-benda, gejala-gejala, dan peristiwa-peristiwa untuk kemudian

menarik kesimpulan berupa ilmu pengetahuan. Dari pendapat tersebut

dapat disimpulkan bahwa berpikir merupakan kegiatan akal yang

dilakukan oleh manusia untuk menemukan pengetahuan yang benar

Kegiatan berpikir berkaitan dengan penalaran karena penalaran

merupakan suatu proses berpikir dalam bentuk menarik kesimpulan yang

berupa pengetahuan. Pengetahuan yang dihasilkan merupakan

pengetahuan yang benar. Kegiatan berpikir untuk menghasilkan

pengetahuan yang benarberbeda-beda karena apa yang disebut benar bagi

tiap orang tidak sama. Setiap jalan pikiran memiliki kreteria kebenaran

dan kriteria kebenaran itu merupakan landasan bagi proses penemuan

kebenaran tersebut (Suriasumantri, 1993: 42).

Penalaran merupakan suatu proses berpikir manusia untuk

menghubungkan data atau fakta yang ada sehingga sampai pada satu

kesimpulan (Arifin dan Amran Tasai, 1991: 160). Sementara itu, menurut

Waluyo (1989: 3), penalaran merupakan kegiatan berpikir yang

mempunyai karakteristik tertentu dalam menemukan kebenaran.

Selanjutnya, dinyatakan bahwa sebagai suatu kegiatan berpikir, penalaran

memiliki ciri-ciri penanda: (1) adanya suatu pola berpikir yang secara luas

disebut logika, (2) mempunyai sifat analitik dalam proses berpikirnya.

Page 47: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

62

Poespoprojo dan Gilarso (1985: 8) berpendapat bahwa penalaran

adalah pengambilan suatu kesimpulan yang didasarkan pada alasan-alasan

dan langkah-langkah tertentu dalam menjelaskan suatu hal yang saling

berkaitan atau berhubungan antara satu dengan yang lain. Sejalan dengan

pendapat tersebut, penalaran merupakan suatu kegiatan berpikir, tersusun

urutan yang saling berhubungan untuk sampai pada kesimpulan (Suhendar

dan Supinah, 1992: 22).

Dari beberapa pendapat di atas, dapat disintesiskan bahwa berpikir

adalah memahami suatu yang dialami dan mencari jalan keluar dari

persoalan yang sedang dialami dengan membandingkan, menggolongkan,

menghubungkan, mengevaluasi, menafsirkan, dan menarik kesimpulan.

Dalam arti kata lain berpikir merupakan suatu aktivitas berbicara dengan

dirinya sendiri yang tidak terlepas dari proses bernalaryang dapat

menghasilkan pengetahuan, agar pengetahuan yang dihasilkan dalam

bernalar ini mempunyai dasar kebenaran, maka proses berpikir harus

dilakukan dengan cara tertentu, yaitu dengan merenungkan,

mempertimbangkan, dan menganalisis, untuk mengambil suatu keputusan

atau kesimpulan dari suatu objek kejadian.Suatu penarikan kesimpulan baru

dianggap valid (sahih) apabila proses penarikan kesimpulan dilakukan

dengan menggunakan logika, dimana logika secara luas dapat diartikan

sebagai cara pengkajian untuk berpikir secara valid.

Page 48: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

63

b. Kemampuan Berpikir Logis

Kemampuan adalah suatu kesanggupan atau kecakapan seorang

individu dalam menguasai suatu keahlian. Kemampuan ini dapat berupa

kesanggupan bawaan sejak lahir, yang memerlukan suatu latihan dan praktek

(Chapin, 2000:11). Dalam kaitannya dengan berpikir logis, kemampuan

merupakan kecakapan menggunakan penalaran dalam mengambil suatu

keputusan. Kata logis sering digunakan seseorang ketika pendapat orang lain

tidak sesuai dengan pengambilan keputusan (tidak masuk akal) dari suatu

persoalan. Hal ini berarti bahwa dalam kata logis tersebut termuat suatu

aturan tertentu yang harus dipenuhi. Menurut (Mukhayat, 2004:3;

Poespoprodjo & Gilarso ( 1989:4 ) kata logis mengandung makna besar atau

tepat berdasarkan aturan-aturan berpikir dan kaidah-kaidah atau patokan-

patokan umum yang digunakan untuk dapat berpikir tepat.

Konsep bentuk logis adalah inti dari logika. Konsep itu menyatakan

bahwa kesahihan (validitas) sebuah argumen ditentukan oleh bentuk logisnya,

bukan oleh isinya. Dalam hal ini logika menjadi alat untuk menganalisis

argumen, yakni hubungan antara kesimpulan dan bukti atau bukti-bukti yang

diberikan (premis) Berpkir logis mempunyai kaitan dengan sikap dan sifat

analitis. Pendapat yang logis merupakan hasil analisis yang seksama dan

cermat, itulah yang merupakan salah satu sebab bahwa pendapat yang logis

mempunyai keberterimaan bagi siapapun (Kafie, 1989: 41).

Logika adalah ilmu bernalar secara cepat. Hal itu mempunyai arti

bahwa ilmu bernalar berusaha menemukan dan menyatakan kaidah-kaidah

Page 49: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

64

sesuai dengan kegiatan berpikir yang dapat dinilai baik atau buruk, benar atau

salah, dan bernalar atau tidak bernalar (Leonard, 1967: 11-12). Sementara itu,

menurut Eysenck (1993: 140) logika adalah teori tentang penyimpulan yang

sah atau sistem penalaran yang menelaah tentang prinsip-prinsip penyimpulan

yang sah, oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa kegiatan penalaran

merupakan suatu proses berpikir logis, dimana berpikir logis dapat diartikan

sebagai kegiatan berpikir menurut pola tertentu atau menurut logika tertentu.

Logika diartikan sebagai cara penarikan kesimpulan yang sahih

menurut cara tertentu (Suriasumantri, 1984: 46).Sementra itu, menurut

Mundiri (1996: 15) logika membantu manusia berpikir lurus, efisien, tepat

dan teratur untuk mendapatkan kebenaran dan menghindari kekeliruan.

Keseluruhan informasi merupakan suatu sistem yang bersifat logis, karena itu

science tidak melepaskan kepentingan terhadap logika. Dari pernyataan

tersebut dapat disimpulkan bahwa manusia menggunakan logika dalam

proses berpikir, bertindak, dan bersikap objektif. Bila seseorang memiliki

pikiran yang tepat sesuai dengan logika maka dapat dikatakan orang tersebut

memiliki pemikiran yang logis. Hal ini sesuai dengan pendapat Poespoprodjo

dan T. Gilarso (1985: 4) yang menyatakan bahwa suatu jalan pikiran yang

tepat dan jitu, yang sesuai dengan patokan-patokan dalam logika disebut

“logis”.

Berpikir logis merupakan kegiatan berpikir menurut pola-pola dan

sesuai dengan aturan-aturan berpikir. Logis dalam bahasa sehari-hari dapat

dikatakan masuk akal. Menurut Suriasumantri (1985: 43) berpikir logis

Page 50: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

65

adalah kegiatan berpikir berjalan menurut pola tertentu dengan menggunakan

penalaran. Sementara itu, menurut Stevens (1996: 6) berpikir logis adalah

proses mengurutkan (ordering), membandingkan (comparing),

mengontraskan (contrasting), mengevaluasi (evaluating), dan menyeleksi

(selecting). Maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpikir logis adalah

kemampuan seseorang untuk memecahkan masalah menggunakan penalaran

atau logika melalui proses mengurutkan, membandingkan, mengontraskan,

mengevaluasi, dan menyeleksi untuk mencapai suatu tujuan.

Albrecht (2009: 19) menyatakan, “logical thinking is the process in

which one uses reasoning consistently to come to a conclusion. Problems or

situations that involve logical thinking call for structure, for relationships

between facts, and for chains of reasoning that “make sense.” Artinya,

pemikiran logis adalah proses penggunaan penalaran secara konsisten untuk

mengambil sebuah kesimpulan. Permasalahan atau situasi yang melibatkan

pemikiran logis memerlukan struktur, hubungan antara fakta-fakta, dan

hubungan penalaran yang "bisa dipahami." Agardapat berpikir logis, maka

harus dipahami dalil logika yang merupakan peta verbal yang terdiri dari tiga

bagian dan menunjukkan gagasan progresif, yaitu: (1) dasar pemikiran atau

realitas tempat berpijak, (2) argumentasi atau cara menempatkan dasar

pemikiran bersama, dan (3)simpulan atau hasil yang dicapai dengan

menerapkan argumentasi pada dasar pemikiran (Saragih, 2007: 15).

Adapun cara pengukuran kemampuan berpikir logis menurut

Amthauer (1970&1973), melalui tes struktur inteligensi atau Intelligent-

Page 51: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

66

Structure-Test (IST). Aspek-aspek yang digali dari setiap subtes adalah: 1)

mengukur masalah pembentukan keputusan, common sense, suatu penilaian

yang mendekati realitas. Tes ini untuk melihat kemandirian berpikir, 2)

mengukur daya berpikir verbal yang integratif, dapat memahami isi dari suatu

pengertian. Suatu kemampuan untuk menghayati masalah bahasa, 4)

mengukur kemampuan mengkombinasi, sehingga subtes ini dapat

menunjukkan adanya kelincahan (fleksibelitas) dalam berpikir dn kedalaman

berpikir, 5) mengukur kemampuan abstraksi yaitu pembentukan pengertian,

kemampuan untuk menyatakan pengertian di dalam bahasa.

Dari uraian di atas dapat disintesiskan bahwa berpikir logis

merupakan kegiatan berpikir yang menggunakan penalaran secara konsisten

dan tidak terlepas dari dasar realitas, sebab yang dipikirkan adalah realitas,

yaitu hukum realitas yang selaras dengan aturan berpikir, dasar realitas yang

jelas dan dengan menggunakan hukum-hukum berpikir yang akhirnya akan

dihasilkan putusan yang dilakukan.Berpikir logis lebih mengacu pada

pemahaman pengertian (dapat mengerti), kemampuan aplikasi, kemampuan

analisis, kemampuan sintesis, bahkan kemampuan evaluasi untuk membentuk

kecakapan (suatu proses). Kemampuan berpikir logis merupakan kemampuan

seseorang untuk memecahkan masalah menggunakan penalaran atau logika

untuk menganalisis dengan proses mengurutkan, membandingkan,

mengontraskan, mengevaluasi, dan menyeleksi sehingga mencapai suatu

tujuan. Maka dari itu, makna berpikir logis berarti berpikir sesuai dengan

kaidah-kaidah ilmu logika.

Page 52: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

67

6. Hakikat Metode Pembelajaran

Metode adalah spesifikasi pembelajaran di kelas untuk mencapai

sasaran yang ditentukan (Brown, 2000: 171), sifatnya adalah prosedural

(Iskandar Wasid dan Dadang Sunendar, 2008:40), dan menurut Edward (2009:

74) bahwa metode adalah cara. Jadi dengan kata lain metode adalah prosedur

atau cara yang ditempuh untuk mencapai tujuan tertentu yang digunakan

untuk mengimplementasikan rencana yang telah disiapkan dalam pentuk

kegiatan.

Sedangkan pembelajaran menurut Alwi dkk (2005: 17) adalah suatu

proses, cara, perbuatan yang dapat menjadikan orang atau mahluk hidup

belajar. Selanjutnya menurut Hamalik (2008: 57) pembelajaran adalah suatu

kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas,

perlengkapan, dan prosedur yang saling melengkapi dan mempengaruhi dalam

mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Sudjana (2005: 76), metode

pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam mengadakan

hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pengajaran. Dengsn

demikian dapat disampaikan bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara

yang dillakukan oleh guru/dosen agar proses pembelajaran tercapai sesuai

dengan tujuan yang ingin dicapai, oleh karena itudaalam melaksanakan

tugasnya untuk menyajikan suatu materi ajar, dosen harus memilih metode

tertentu yang dinilai sesuai dengan materi yang akan diajarkannya..

Sutikno (2009: 88) menjelaskan bahwa metode pembelajaran adalah

cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar

Page 53: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

68

terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya untuk mencapai

tujuan.Senada dengan pendapat tersebut, Sanjaya (2008: 127) menyatakan

bahwa metode pembelajaran adalah suatu cara/jalan dalam mencapai suatu

tujuan pembelajaran.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disintesiskan bahwa metode

adalah rangkaian kegiatan yang terencana dengan melibatkan banyak

komponen untuk mencapai tujuan tertentu, adapun pembelajaran merupakan

seperangkat unsur pembelajaran yang saling terkait antara yang satu dengan

yang lainnya sehingga dapat membentuk sebuah sinergitas untuk dapat

mencapai suatu tujuan pembelajaran. Dengan demikian metode pembelajaran

adalah cara yang ditempuh, menyangkut cara kerja untuk dapat memahami

objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan sebagai alat untuk

mencapai tujuan.

Pencapaian pembelajaran untuk dapat membentuk kemampuan siswa

diperlukan adanya suatu metode pembelajaran yang efektif. Agar tidak terjadi

masalah dalampembelajaran maka pengajar (dosen) dapat menggunakan

metode pembelajaran yang tepat dan inovatif, serta menarik bagi peserta didik.

Metode pembelajaran inovatif yang dimaksud antara lain: jigsaw, quantum

learning, learning together, discoveri, problem based learning, mind

mapping, cooperative integrated reading and composition, dan lain-lain.

Lebih lanjut akan didalami metode pembelajaran sebagai berikut.

Page 54: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

69

a. Metode Pembelajaran Mind Mapping

1. Pengertian Metode Mind Mapping

Mind mapping (peta pikiran) adalah metode mencatat untuk

memudahkan siswa mengingat materi pelajaran dengan menggunakan prinsip

managemen otak untuk membuka seluruh potensi dan kapasitas otak yang

masih tersembunyi. Pernyataan tersebut didasarkan pada pendapat Buzan

(2008: 4) yang mengungkapkan bahwa peta pikiran adalah cara mencatat yang

kreatif, efektif, dan secara harafiah dapat “memetakan” pikiran. Dalam peta

pikiran, sistem kerja otak diatur secara alami, sesuai dengan sifat kealamian

cara berpikir manusia. Peta pikiran membuat otak manusia bekerja dengan

baik dan sesuai fungsinya.

Prinsip yang dikembangkan dalam peta pikiran pada hakikatnya sama

dengan peta kota, yaitu bagian tengah peta pikiran merupakan pusat kota dan

mewakili gagasan terpenting, sedangkan jalan-jalan protokol yang memancar

keluar dari pusat kota merupakan pikiran-pikiran utama dalam proses berpikir

dan jalan-jalan atau cabang-cabang sekunder merupakan pikiran sekunder

(Buzan, 2009: 4). Dalam peta pikiran, kedua sistem otak diaktifkan sesuai

porsinya masing-masing. Kemampuan otak akan pengenalan visual akan

mendapatkan hasil yang sebesar-besarnya (Buzan, 2008: 9). Dengan adanya

kombinasi warna, gambar, dan cabang-cabang melengkung, infomasi dari peta

pikiran lebih mudah untuk diingat.

Page 55: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

70

Selain itu, Buzan (2008: 109) mengungkapkan bahwa peta pikiran

adalah alat berpikir kreatif yang mencerminkan cara kerja alami otak. Peta

pikiran memungkinkan otak menggunakan semua gambar dan asosiasinya

dalam pola radial dan jaringan. Dengan kata lain Mind Mapping merupakan

cara mencatat yang kreatif, efektif, dan memetakan pikiran-pikiran, mudah

dan berdaya guna serta merupakan cara mudah untuk menempatkan informasi

ke dalam otak dan mengambil informasi itu ketika dibutuhkan.

Adapun manfaat metode mind mapping menurut Buzan (2008: 54-130)

adalah: (1) merangsang otak kiri dan otak kanan secara sinergis, (2)

membebaskan diri dari seluruh jeratan aturan saat mengawali belajar, (3)

membantu seseorang mengalirkan diri tanpa hambatan, (4) membuat rencana

atau kerangka cerita, (5) mengembangkan sebuah ide, (6) membuat

perencanaan sasaran pribadi, (7) memulai usaha baru, (8) meringkas isi sebuah

buku, (9) fleksibel, (10) dapat memusatkan perhatian, (11) meningkatkan

pemahaman, (12) menyenangkan dan mudah diingat. Dengan demikian Mind

Mapping dapat memberikan pandangan menyeluruh tentang pokok masalah

dengan keluasan area dan dapat mendorong mahasiswa memecahkan masalah

secara kreatif serta membuat mahasiswa senang melihat, membaca, mencerna

dan mengingat materi ajar untuk dapat menemukan suatu konsep.

Sejalan dengan hal tersebut, DePoter dan Hernacki (2009: 175-176)

mengatakan bahwa peta pikiran adalah metode mencatat kreatif yang

memudahkan untuk dapat mengingat banyak informasi. Dengan demikian,

peta pikiran merupakan garis besar dari katagori utama dan pikiran-pikiran

Page 56: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

71

kecil yang digambarkan sebagai cabang dari cabang pikiran yang lebih besar.

Catatan, gambar, dan diagram adalah contoh wakil visual yang digunakan

untuk membantu mahasiswa membangun skema. Cara penyusunan catatan

dapat mempengaruhi bagaimana secara efektif informasi dapat diingat.

Peta pikiran merupakan metode curah gagasan yang terorganisasi

untuk menemukan apa yang tidak diketahui dengan menuliskan sebuah tema

pusat kemudian melukiskan asosiasi dan pikiran sebagai cabang-cabang yang

tumbuh di segala jurusan dari tema pusat (Michalko, 2006: 55). Lebih lanjut,

menurt Wycoff (2003: 64) dan Edward (2009: 67) mind mapping merupakan

salah satu keterampilan yang efektif dalam proses berpikir kreatif dan

merupakan sistem terbaru yang didesain sesuai dengan kerja alami otak

manusia.Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Sugiyanto (2007: 41)

dengan Mind Mapping proses menyajikan dan menangkap isi pelajaran dalam

peta-peta konsep mendekati operasi alamiah berpikir.

Metode Mind Mapping menggunakan berbagai gambar dan garis

lengkung berwarna yang menyeimbangkan cara kerja otak, sehingga dapat

menjadikan belajar menjadi menyenangkan. Di samping itu menurut Buzan

(2007: 4), penggunaan Mind Mapping dalam pembelajaran dapat membantu

anak: a) membebaskan imajinasinya dan menggali ide-ide, b)lebih mudah

mengingat fakta dan angka, c) membuat catatan yang lebih jelas dan mudah

dipahami, d) Berkonsentrasi dan hemat waktu, e) lebih mahir membuat

perencanaan dan meraih nilai bagus dalam ulangan.

Page 57: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

72

Lebih lanjut menurut Buzan (2004: 106) keuntungan sebuah peta pikir

adalah: a) bagian pusat dengan gagasan lebih jelas terdifinisikan, b) nilai penting

relatif dari setiap gagasan secara jelas ditunjukkan, c) hubungan antara konsep-

konsep kunci dengan segera dapat dikenali karena kedekatan dan hubungannya,

d) sebagian hasil dari kelebihan di atas, ingatan dan kajian ulang keduanya akan

lebih efektif dan lebih cepat, e) Sifat struktur itu memungkinkan penambahan

informasi baru dengan mudah tanpa corat-coret dan menyelipkan secara carut-

marut, dan sebagainya, f) setiap peta yang dibuat akan tampak dan berbeda

dari setiap peta lainnya, dan hal ini akan membantu utuk mengingat, g) dalam

pembuatan catatan akan lebih kreatif dan akan membantu otak mampu

membuat hubunga baru jauh lebih mudah.

Metode pembelajaran Mind Mapping sangat membantu memudahkan

mahasiswa dalam proses pembelajaran terutama digunakan dalam menulis

karya ilmiah. Di samping itu metode pembelajaran Mind Mapping akan

menambah pengetahuanmahasiswa untuk mencari urutan kronologis suatu

peristiwa, kejadian, dan masalah yang diharapkan. mahasiswa akan lebih

mudah jika dalam pembelajaran menulis narasi mengangkat tema dari

kehidupan siswa sehari-hari atau pengalaman-pengalamannya. Melalui

bimbingan dosen, ide, gagasan, dan pengalaman-pengalaman tersebut

dituangkan ke dalam kerangka berpikir melalui Mind Mapping.

Dalam proses pembelajaran dengan metode mind mapping,informasi

yang panjang dapat dialihkan menjadi diagram warna-warni, sangat teratur,

dan mudah diingat. Cara kerja metode ini selaras dengan cara kerja alami otak.

Metode ini digunakan untuk mempresentasikan kata-kata, ide-ide (pikiran),

Page 58: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

73

tugas-tugas atau hal-hal lain yang dihubungkan dari ide pokok otak.Hal ini

berarti bahwa peta pikiran merupakan garis besar dari katagori utama dan

pikiran-pikiran kecil yang digambarkan sebagai cabang-cabang pikiran yang

lebih besar.

Peta pikiran juga digunakan untuk menggeneralisasikan,

memvisualisasi-kan,dan mengklasifikasikan ide-ide serta dapat digunakan

sebagai bantuan dalam belajar, berorganisasi, pemecahan masalah,

pengambilan keputusan, serta dalam kegiatan menulis. Di samping itu, peta

pikiran merupakan suatu kegiatan mencatat kreatif imajinatif yang didasarkan

pada cara kerja otak, baik otak kanan maupun otak kiri dengan menggunakan

citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan.

De Porter dan Hernacki (2009: 8) menjelaskan bahwa Mind

Mapping merupakan teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan

menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk

suatu kesan yang lebih dalam. Cara membuat Mind Mapping dimulai

dengan terlebih dahulu menyiapkan selembar kertas kosong pada posisi

landscape. Kemudian, tempatkan topik yang akan dibahas di tengah-

tengah halaman kertas dengan posisi horizontal. Gunakan gambar,

simbol, atau kode pada Mind Mapping yang dibuat. Visualisasi kerja otak

kiri yang bersifat rasional, numerik, dan verbal bersinergi dengan kerja

otak kanan yang bersifat imajinatif, emotif, kreatif, dan estetis. Sinergi

antara potensi otak kiri dan kanan tersebut menyebabkan mahasiswa

dapat dengan lebih mudah menangkap dan menguasai materi pelajaran.

Page 59: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

74

Selain itu, De Porter dan Hernacki berpendapat bahwa mahasiswa

dapat menggunakan kata-kata kunci sebagai asosiasi terhadap suatu ide

pada setiap cabang pemikiran berupa sebuah kata tunggal dan bukan

kalimat. Garis-garis cabang saling berhubungan hingga ke pusat gambar

dan diusahakan garis-garis yang dibentuk tidak lurus agar tidak

membosankan. Garis-garis cabang sebaiknya dibuat semakin tipis begitu

bergerak menjauh dari gambar utama untuk menandakan hirarki atau

tingkat kepentingan dari masing-masing garis. Sehingga mahasiswa

dapat mengembangkan kemampuan belajar mandiri dan mampu

mengembangkan pengetahuannya sendiri.

DePorter dan Hernacki (2009: 152) mengungkapkan pula bahwa peta

pikiran menggunakan pengingat-ingat visual dan sensorik dalam suatu pola

dari ide-ide yang berkaitan, seperti peta jalan yang digunakan untuk belajar,

mengorganisasikan, dan merencanakan. Peta pikiran ini dapat membangkitkan

ide-ide orisinal dan memicu ingatan dengan mudah.Peta pikiran merupakan

teknik pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan peta pikiran setiap

informasi baru yang masuk ke otak dengan menggunakan citra visual dan

prasarana grafis lain untuk membentuk kesan. Lebih lanjut menurut De Porter

(2001: 103) bahwa 90% masukan indra untuk otak berasal dari sumber visual

dan otak mempunyai tanggapan cepat dan alami terhadap simbol, ikon, dan

gambar yang sederhana dan kuat.

Menutut Wycoff (2003: 64) pemetaan pikiran mirip dengan outlining

tetapi lebih menarik secara visual dan melibatkan kedua belahan otak. Lebih

Page 60: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

75

lanjut manfaat peta pikiran menurut Wycoff adalah: Pertama dalam bidang

penulisan. Pemetaan-pikiran dapat membantu seorang pengarang, misalnya,

dalam menggali tokoh novel baru atau mendobrak rintangan-rintangan

menulis sehingga kegiatan menulis dapat dilangsungkan secara cepat, mudah,

dan mengalir. Kedua, di bidang manajemen projek. Pemetaan-pikiran dapat

membantu seseorang memecahkan suatu projek menjadi bagian-bagian kecil

yang kemudian dapat terawasi secara detail. Ketiga, untuk memperkaya

kegiatan brainstorming. Kegiatan, brainstorming, baik yang dilakukan secara

berkelompok maupun perseorangan, cocok dengan teknik pemetaan-pikiran

yang strukturnya mengalir bebas. Keempat, untuk mengefektifkan rapat. Bagi

para manajer, ada kemungkinan besar waktu kerja mereka digunakan untuk

menghadiri rapat. Pemetaan-pikiran menjadikan waktu rapat lebih efektif dan

produktif. Kelima, menyusun daftar tugas. Kadang susunan daftar tugas kita

tidak membangkitkan semangat kita untuk mengerjakannnya secara benar dan

baik. Pemetaan-pikiran akan dapat membantu kita membuat daftar tugas yang

memotivasi. Keenam, melakukan presentasi yang dinamis. Dengan pemetaan-

pikiran, materi presentasi akan dapat diingat lebih mudah dan membuat para

pendengar presentasi mendapatkan materi yang kaya dan bervariasi. Ketujuh,

membuat catatan yang memberdayakan diri. Metode pencatatan pemetaan-

pikiran yang menggabungkan teks dan gambar ini akan membantu seseorang

dalam mengelola informasi, menambahkan kaitan dan asosiasi, serta

menjadikan informasi lebih bertahan lama dalam ingatan. Kedelapan, untuk

mengenali diri. Apabila seseorang dapat membiasakan diri menggunakan

Page 61: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

76

pemetaan-pikiran dalam bidang-bidang yang dijalaninya, dia akan dibawa

masuk lebih dalam ke inner self-nya, yang berarti adalah dapat melatih otak

melihat secara keseluruhan sekaligus secara terperinci, dan mampu

mengintegrasikan logika dan daya khayal.

Menurut Buzan (2009: 29), Mind Mapping adalah cara termudah untuk

menempatkaninformasi ke dalam otak dan mengambil informasi ke luar dari

otak. Mind map adalah cara mencatat yang kreatif, efektif, dan secara harfiah

akan memetakan pikiran-pikiran. Catatan yang dibuat tersebut membentuk

gagasan yang saling berkaitan,dengan topik utama di tengah dan subtopik

serta perincian menjadi cabang-cabangnya. Lebih lanjutnya, Buzan (2009;

40), menjelaskan bahwa Mind Mapping juga merupakan petarute hebat bagi

ingatan, memungkinkan untuk dapat menyusun fakta dan pikiran

sedemikianrupa sehingga cara kerja alami otak dilibatkan sejak awal. Ini

berarti mengingatinformasi akan lebih mudah dan lebih bisa diandalkan

daripada menggunakan teknikpencatatan tradisional.

Otak manusia dapat menyimpan segala sesuatu yang dilihat, didengar,

dan dirasakan. Mencatat merupakan upaya untuk meningkatkan daya ingat

yang diperoleh dari informasi yang tersimpan dalam memori. Tanpa mencatat

dan mengulangi, otak hanya mampu mengingat sebagian kecil apa yang

dilihat, didengar, dan dirasakan. Menurut Windura (2008 54), Mind Mapping

adalah suatu teknis grafis yang dapatmenyelaraskan proses belajar dengan cara

kerja alami otak. Mind mapping melibatkanotak kanan sehingga proses

pembuatannya menyenangkan, dan mind mapping merupakancara paling

Page 62: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

77

efektif dan efisien untuk memasukkan, menyimpan, dan mengeluarkandata

dari otak. Menurut Alamsyah (2009: 18), Mind Mapping selaras dengan cara

kerja alami otak, karena Mind Mapping melibatkan kedua belahan otak,

seseorang mencatatdengan melibatkan simbol-simbol atau gambar-gambar

yang disukainya,menggunakan warna-warna untuk cabang-canag yang

mengindikasikanmakna tertentu dan bisa melibatkan emosi, kesenangan,

kreativitas seseorang dalammembuat catatan-catatan.

Menurut Edward (2009: 64) peta pikiran (Mind Mapping) adalah cara

paling efektif dan efisien untuk memasukkan, menyimpan dan mengeluarkan

data dari atau ke otak. Peta pikiran (Mind Mapping) merupakan salah satu cara

mencatat materi pelajaran yang memudahkan siswa untuk belajar. Edward

(2009: 64-65) mengatakan bahwa, sistem Mind Mapping mempunyai banyak

keunggulan yang di antarnya: proses pembuatan Mind Mapping

menyenangkan, karena tidak semata-mata hanya mengandalkan otak kiri saja

dan sifatnya unik sehingga mudah diingat serta menarik perhatian mata dan

otak.

DePorter, dkk. (2005: 175-176) mengatakan bahwa peta pikiran (mind

mapping) adalah metode mencatat kreatif yang memudahkan untuk dapat

mengingat banyak informasi. A mind map is a diagram used to represent

words, ideas, tasks, or other items linked to and arranged around a central

key word or idea. Mind maps are used to generate, visualize, structure, and

classify ideas, and as an aid in study, organization, problem solving, decision

making, and writing.Mind map atau peta pikiran adalah sebuah diagram yang

Page 63: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

78

digunakan untuk mempresentasikan kata-kata, ide-ide (pikiran), tugas-tugas

atau hal-hal lain yang dihubungkan dari ide pokok otak. Peta pikiran juga

digunakan untuk menggeneralisasikan, memvisualisasikan serta

mengklasifikasikan ide-ide dan sebagai bantuan dalam belajar, berorganisasi,

pemecahan masalah, pengambilan keputusan serta dalam menulis.

2. Tahapan Mind Mapping

Menurut Buzan (2008: 21), ada beberapa komponen yang harus

diperhatikan dalam mind mapping, yaitu konsep utama, isu utama, subisu (dari

setiap isu utama), sub-subisu (dari setiap isu), dan proposisi. Dengan

demikian, langkah-langkah dasar mind mapping adalah: (a) mulai dari tengah

kertas kosong, karena memulai dari tengah memberi kebebasan kepada otak

untuk menyebar ke segala arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan

lebih bebas dan alami. (b) menggunakan gambar (simbol) untuk ide utama,

karena sebuah gambar bermakna seribu kata dan membantu otak

menggunakan imajinasi, serta akan lebih menarik, membuat otak tetap

terfokus, membantu otak berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak. (c)

menggunakan warna, karena bagi otak warna sama menariknya dengan

gambar dan warna membuat peta pikiran tampak lebih cerah dan hidup yang

membuat energi pada pemikiran kreatif dan menyenangkan, (d)

menghubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat. Membuat ranting-

ranting yang berhubungan ke cabang dan seterusnya, karena otak bekerja

menurut asosiasi. Otak senang mengaitkan dua (atau tiga atau empat) hal

Page 64: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

79

sekaligus. Bila cabang-cabang dihubungkan akan lebih mudah dimengerti dan

diingat. (e) membuat garis hubung yang melengkung, karena garis lurus akan

membosankan otak. Cabang-cabang yang melengkung dan organis seperti

cabang-cabang pohon jauh lebih menarik bagi mata. (f) menggunakan satu

kunci untuk setiap garis, karena kata kunci tunggal memberi lebih banyak

daya dan fleksibilitas kepada peta (g) menggunakan gambar, karena seperti

gambar sentral, setiap gambar bermakna seribu kata.

Selanjutnya menurut De Porter dan Hernacki (2009: 156), ada

beberapa cara agar peta pikiran lebih mudah diingat, yaitu: (a) ditulis atau

diketik secara rapi dengan menggunakan huruf-huruf kapital, (b) gagasan-

gagasan ditulis dengan huruf-huruf yang lebih besar, sehingga langsung

tampak ketika catatan dibuka kembali, (c) gambar dalam peta pikiran akan

lebih mudah diingat jika digambar dengan hal-hal yang berhubungan dengan

diri seseorang, (d) menggarisbawahi dan menggunakan huruf tebal, (e) kreatif

dan berani dalam desain karena otak lebih mudah mengingat hal yang tidak

biasa, (f) menggunakan bentuk-bentuk acak untuk menunjukkan hal-hal atau

gagasan-gagasan tertentu, (g) menciptakan peta pikiran secara horizontal

untuk memperbesar ruang bekerja.

Tabel 1.Tahapan dalam Membuat Mind Mapping

Tahapan Keterangan Tahap 1 Tahap 1 Mulailah dari bagin tengah yang sisi panjangnya diletakkan mendatar

Tahap 2 Tahap 2 Gunakan gambar atau foto untuk ide sentral

Tahap 3 Tahap 3 Gunakan warna

Tahap 4 Tahap 4 Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat dan hubungkan

tingkat dua dan tiga ketingkat satu dan dua begitu pula selanjutnya

Page 65: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

80

Tahap 5 Tahap 5 Buatlah garis hubung yang melengkung

Tahap 6 Tahap 6 Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis

Adapun tahap-tahap metode Mind Mapping dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut. (1) Dosen menyampaikan materi dan tujuan pembelajaran

yang akan dipelajari; (2) Mahasiswa mempelajari konsep tentang materi yang

dipelajari dengan bimbingan dosen; (3) Dosen mengelompokkan mahasiswa

dalam beberapa kelompok dengan memperhatikan heterogenitas anggota

kelompok, di mana dalam satu kelompok anggotanya mempunyai kemampuan

logika berpikir tinggi maupun rendah; (4) Dosen meminta mahasiswa untuk

membuat peta pikiran dari materi yang dipelajari. Sebagai contoh untuk

mempelajari aturan membuat kutipan dalam karya ilmiah; (5) Untuk

mengevaluasi mahasiswa tentang pemahaman materi yang dipelajari, dosen

menujuk beberapa mahasiswa untuk mempresentasikan hasil peta pikiran

dengan menuliskannya di papan tulis; (6) Dosen memberikan konfirmasi dari

hasil presentasi mahasiswa. (7) Pada akhir proses pembelajaran dilakukan

evaluasi hasil belajar dalam bentuk tugas penyusunan makalah ilmiah.

3. Kelebihan Dan Kelemahan Mind Mapping

Kelebihanyang dimiliki oleh metode mind mapping adalah sebagai

berikut. (1) Dapat dengan bebas mengorganisasikan ide-ide yang muncul; (2)

Dalam proses menggambar diagram dapat memunculkan ide-ide; (3) Diagram

yang sudah terbentuk dapat menjadi panduan dalam belajar; (4) Catatan lebih

terfokus, padat, dan jelas; (5) Membantu menunjukkan hubungan antar bagian-

bagian informasi yang saling terpisah.

Page 66: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

81

Sementara itu, kelemahan metode mind mapping adalah sebagai

berikut.(1) Hanya mahasiswa yang aktif yang terlibat; (2) Tidak sepenuhnya

murid yang belajar. Dalam penelitian ini kelemahan yang ada diatasi dengan:

(1) mind mapping yang telah dibuat diperiksa oleh dosen, sehingga mahasiswa

bertanggung jawab untuk membuat mind mapping, (2) melakukan evaluasi dari

materi-materi yang dibuat mind mapping

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disintesiskan bahwa

teknik mencatat dengan menggunakan mind mapping dapat membangkitkan

ide-ide dan memicu ingatan dengan mudah untuk informasi yang tersimpan

dalam memori, karena dengan mencatat menggunakanMind mapping dapat

membangkitkan ingatan dari kesan-kesan yang mendalam melalui warna dan

visualisasi objek. Dengan warna mind mapping menjadi menarik dan

menambah energi untuk dapat berpikir kreatif dan dengan gambar dapat

bermakna seribu kata serta dapat membantu keseimbangan otak kanan dan kiri

dalam menggunakan imajinasi dalam pembuatannya.

Salah satu keunggulan metode meningkatkan kreativitas dan siswa

termotivasi untuk menuangkan gagasannya. Karena metode ini dibuat dalam

bentuk konsep-konsep atau peta yang nantinya kegiatan awal dengan

menentukan tema sentral dan selanjutnya memikirkan cabang-cabang atau

tema-tema turunan yang keluar dari titik tengah tersebut dan mencari hubungan

antara tema turunan. Itu berarti setiap kali mempelajari sesuatu hal maka fokus

diarahkan pada tema utamanya, poin-poin penting dari tema utama yang

Page 67: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

82

pelajari, pengembangan dari setiap poin penting tersebut, dan hubungan setiap

poin tersebut.

Dengan cara tersebut, didapatkan gambaran hal-hal apa saja yang telah

diketahui serta area mana saja yang masih belum dikuasai dengan baik, dan

ketika merasakan kebingungan peta pikiran ini membantu meluruskan

pemikiran sehingga bisa kembali berjalan di alur yang sama. Dengan metode

pembelajaran mind mapping mahasiswa dapat aktif menyusun inti-inti dari

suatu materi pelajan menjadi peta pikiran sehingga mahasiswa lebih mudah

mengingat materi pelajaran tersebut.

b. Metode Pebelajaran Problem Based Learning (PBL)

1. Pengertian PBL

Problem Based Learning atau biasa disingkat dengan PBL merupakan

satu bentuk motode pembelajaran inovatif yang berpusat pada siswa (student

centered learning) sehingga dapat memberikan kondisi belajar aktif dan

menempatkan dosen sebagai fasilitator serta menghadapkan mahasiswa pada

suatu masalah konkret yang ada di sekitar mereka. Dengan demikian,

mahasiswa diyakini mampu menemukan masalah dan memproduksi sendiri

pengetahuan mereka.

Pengertian masalah dalam pembelajaran PBL pada hakikatnya

kesenjangan antara situasi nyata dan kondisi yang diharapkan, atau antara

kenyataan dan apa yang diharapkan. Kesenjangan ini dapat dirasakan dari

adanya keresahan, keluhan, kerisauan dan kecemasan (Rusmono, 2012:78).

Siregar (2010:26) menyatakan bahwa masalah yang dijadikan sebagai fokus

Page 68: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

83

pembelajaran dapat diselesaikan siswa melalui kerja kelompok sehingga dapat

memberi pengalaman-pengalaman belajar yang beragam, kerjasama dan

interaksi dalam kelompok serta pengalaman belajar yang berhubungan dengan

pemecahan masalah seperti: berhipotesis, merancang percobaan, melakukan

penyelidikan, mengumpulkan data, mengintreprestasikan data, membuat

kesimpulan, mempresentasikan, berdiskusi dan membuat laporan.

Metode pembelajaran problem based learning (PBL) adalah rangkaian

aktivitas pembelajaran yang menekankan kepada proses penyelesaian masalah

yang dihadapi secara ilmiah (Sanjaya, 2010: 214).Secara definitif, Celik

(2011: 656) menyatakan bahwa pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

merupakan metode yang disusun berdasarkan teori konstruktivistik yang cukup

efektif membantu siswa dalam memperoleh suatu keterampilan.

Konstruktivisme adalah suatu pandangan yang didasarkan pada pemikiran

bahwa semua orang mengkonstruksi perspektifnya sendiri tentang dunia lewat

pengalaman. Inti dari konstruktivisme yaitu pengetahuan dikonstruksi dari

pengalaman. Dalam mengkonstruksikan pengetahuan siswa/mahasiswa

diharuskan mempunyai dasar bagaimana membuat hipotesis dan mempunyai

kemampuan untuk mengujinya, menyelesaikan persoalan, mencari jawaban

dari persoalan yang ditemuinya, selanjutnya melakukan perenungan,

mengekspresikan ide-ide dan gagasan sehingga diperoleh kontruksi yang baru.

Belajar merupakan proses mengkonstruksi (membangun) pengetahuan

melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengetahuan, dan lingkungan

(Suparno, 2001: 28). Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja, tetapi

Page 69: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

84

harus dibentuk dan dibangun sendiri oleh setiap individu. Pengetahuan bukan

merupakan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang

terus-menerus. Keaktifan seseorang amat berperan dalam perkembangan

pengetahuan tersebut.

Metode pembelajaran PBL dapat diiplementasikan di lingkungan

belajar yang konstruktivistik. Berdasarkan teori konstruktivistik, proses

pembelajaran terjadi dengan mengkonstruksi pengetahuan dalam pikiran siswa.

Hal terpenting dalam proses ini adalah pengetahuan sebelumnya dan

pengalaman setiap individu. Jika pengetahuan baru konsisten dengan

pengetahuan awal mahasiswa maka pengetahuan dapat diasimilasi dengan

mudah. Namun, apabila tidak konsisten maka dapat berpengaruh pada proses

belajar selanjutnya. Hal ini berpengaruh positif terhadap proses konstruksi

pengetahuan mahasiswa. Pada pembelajaran ini, masalah diberikan kepada

mahasiswa melalui perencanaan yang disusun secara realistis yang berisi

petunjuk untuk membantu mahasiswa mencapai tujuan pembelajaran yang

diharapkan. Dengan demikian maka mahasiswa dapat membangun

pengetahuan baru dengan terlibat dalam dunia sebenarnya, dan dapat

mengembangkan ide-idenya sebagai panduan merancang pengetahuan, serta

mendukung mahasiswa untuk belajar ecara kooperatif.

PBL adalah suatu strategi pemecahan masalah yang signifikan, yang

disandarkan pada situasi yang nyata, memberi sumber-sumber/informasi,

menunjukkan atau memandu, dan memberikan petunjuk pada pebelajar untuk

mengembangkan pengetahuan (Mayo, Donnely, Nash & Schwartz, 1993).

Page 70: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

85

“Problem Based Learning (PBL) is a method of learning in which learners

first encounter a problem followed by a systematic, learner-centered inquiry

and reflection process”. Artinya: problem based learning (PBL) adalah suatu

metode pembelajaran di mana pembelajar bertemu dengan suatu masalah yang

tersusun sistematis, penemuan terpusat pada pembelajar, dan proses refleksi.

Konsep dalam PBL, pembelajaran akan tercapai jika dalam proses

pembelajaran dipusatkan pada tugas-tugas atau permasalahan yang outentik,

relevan dan dipresentasikan. Dengan membuat permasalahan sebagai tumpuan

dalam pembelajaran, mahasiswa didorong untuk mencari informasi yang

dibutuhkan dalam menyelesaikan masalah dengan mengidentifikasi pokok

bahasan (issue) untuk mengembangkan pemahaman tentang berbagai konsep

yang mendasari masalah tadi serta prinsip pengetahuan lainnya yang relevan.

Fokus bahasan biasanya berupa masalah (tertulis) mencakup beragam

fenomena yang membutuhkan penjelasan. PBL bertujuan agar mahasiswa

memperoleh dan membentuk pengetahuannya secara efisien dan terintegrasi.

Adapun keuntungan dalam PBL adalah para mahasiswa didorong untuk

mengeksplorasi pengetahuan yang telah dimilikinya dan selanjutnya

mengembangkan pengetahuan itu untuk menjadi pengetahuan yang baru.

Menurut Sudarman (2007:69), landasan teori PBL adalah

kolaborativisme, suatu prespektif yang berpendapat bahwa mahasiswa akan

menyusun pengetahuan dengan cara membangun penalaran dari semua

pengetahuan yang sudah dimilikinya dan dari semua yang diperoleh sebagai

hasil kegiatan berinteraksi dengan sesama individu. Hal itu didukung oleh

Page 71: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

86

pendapat Walker & Leary (2009: 12), “…asked to work in small groups, and

most importantly acquire new knowledge only as a necessary step in solving

authentic, ill-structured, and cross-disciplinary problems representative of

professional practice.Artinya, PBL dilakukan dalam kelompokkecil, untuk

memperoleh pengetahuan baru yang merupakan langkah untuk menyelesaikan

masalah secara sempurna untuk mengatasi masalah dan memperbaiki

kebiasaan yang tidak baik.

Selanjutnya, menurut Arends (2004: 391) PBL merupakan

pembelajaran yang menghadapkan siswa pada masalah autentik yang dapat

menuntun siswa dalam penyelidikan dan inkuiri. PBL memberikan kesempatan

kepada semua mahasiswa dalam menyampaikan kontribusi mereka untuk

meningkatkan hasil individu maupun kelompok di dalam pembelajaran, seperti

yang ditulis oleh Attle & Baker (2007: 79) bahwa:

PBL can enhance both team and individual outcomes. In PBL

teams, students who may not be at the top of their class based

on traditional measures of academic accomplishment have the

opportunity to make meaningful contributions to the team, such

as organizing tasks, managing conflicts, negotiating

agreements, and facilitating interpersonal communication.

Artinya, PBL dapat meningkatkan hasil kelompok dan individu. Dalam

kelompok PBL, siswa yang mungkin bukan siswa terbaik di kelasnya

berdasarkan ukuran tradisional mempunyai kesempatan untuk membuat

sumbangan yang berarti untuk kelompoknya, seperti mengorganisasikan tugas-

tugas, mengatur konflik, merundingkan persetujuan, dan memudahkan

komunikasi antar-perseorangan.

Page 72: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

87

Pembelajaran berdasarkan masalah dirumuskan sebagai suatu motode

pembelajaran di mana mahasiswa mengerjakan permasalahan yang autentik

dengan maksud untuk menyusun pengetahuan mereka sendiri,

mengembangkan penyelidikan dan kemampuan berpikir tingkat tinggi, serta

mengembangkan kemandirian dan kepercayaan diri (Arends, 2001: 349).

Motode pembelajaran PBL merupakan salah satu pendekatan pembelajaran

yang dianggap memiliki karakteristik pembelajaran dengan pendekatan

saintifik, yaitu pembelajaran yang melibatkan keterampilan proses melalui

mengamati, mengklasifikasi, mengukur, memprediksi, menjelaskan, dan

menyimpulkan.

Berkaitan dengan keterampilan proses dan pemecahan masalah yang

menjadi inti dari pernyataan di atas, Amir (2010:24) menyusun tujuh sintaks

yang harus dijalankan, yaitu: (1) mengklarifikasikan istilah dan konsep yang

belum jelas dengan memastikan setiap anggota memahami berbagai istilah dan

konsep yang ada dalam masalah; (2) merumuskan masalah, mengaitkan

fenomena yang ada dalam masalah menuntut penjelasan hubungan-hubungan

apa yang terjadi diantara fenomena itu; (3) menganalisis masalah, pada sintaks

ini kelompok coba mengeluarkan pengetahuan terkait apa yang sudah dimiliki

anggota tentang masalah. Tidak hanya membatasi pada pendiskusian informasi

faktual yang ada, tetapi juga mencoba merumuskan penjelasan dengan nalar;

(4) menata gagasan secara sistematis dan menganalisisnya dengan mendalam.

Pada sintaks ini bagian demi bagian dianalisis, kemudian dilihat keterkaitannya

satu sama lain, (5) memformulasikan tujuan pembelajaran. Kelompok dapat

Page 73: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

88

merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan pertanyaan-pertanyaan yang

diajukan pada langkah keempat, yang menjadi dasar untuk penugasan-

penugasan individu setiap kelompok, (6) mencari informasi tambahan dari

sumber lain (di luar diskusi kelompok) dengan mencari informasi yang relevan

dan sumber yang tepat seperti: internet, buku teks, jurnal, majalah dan lain-

lain; (7) mensintesis (menggabungkan) dan menguji informasi baru setiap

laporan individu/subkelompok yang dipresentasikan di hadapan anggota

kelompok lain sehingga kelompok akan mendapatkan informasi-informasi baru

dan anggota kelompok haruslah kritis terhadap informasi tersebut.

Senada dengan pendapat Amir, Wood (2004: 70) menyatakan bahwa

“Some of the members of the group may have knowledge that can help in

formulating or partially solving the problem”. Artinya, beberapa dari anggota

kelompok mungkin mempunyai pengetahuan yang dapat membantu

merumuskan pemecahan masalah. Dikatakan pula “PBL embraces the

principles of good learning and teaching. It is student-directed (which

encourages selt-sufficiency and is a preparation for life-long learning), and

promotes active and deep learning. Untuk membantu siswa menganalisis

masalah dalam metode PBL, Maastricht melalui De Graaf dan Kolmos (2003:

659) mengemukakan tujuh langkah sebagai berikut. (1) Mengklarifikasi

konsep; (2) Mendefinisikan masalah; (3) Menganalisis masalah; (4)

Menemukan penjelasan; (5) Merumuskan tujuan belajar; (6) Cari informasi

lebih lanjut; dan (7) Laporkan dan tes informasi baru yang baru saja diperoleh.

Page 74: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

89

Menurut Fogarty (1997: 3) PBL dimulai dengan masalah yang tidak

terstruktur-sesuatu yang kacau. Dari kekacauan ini siswa ,menggunakan

berbagai kecerdasannya melalui diskusi dan penelitian untuk menentukan isi

nyata yang ada. Langkah – langkah yang akan dilalui oleh siswa dalam sebuah

proses PBL adalah: (1) menemukan maslah; (2) mendefinisikan masalah; (3)

mengumpulkan fakta; (4) pembuatan hipotesis, (5) penelitian; (6) rephrasing

masalah; (7) menyuguhkan alternating dan (8) mengusulkan solusi.

Selain berbasis pada masalah, ciri PBL yang lainadalah pembelajaran

berpusat pada siswa (mengarahkan/mendorong siswa untuk mengembang-kan

diri dan mempersipkan siswa belajar sepanjang hayat), mengembangkan

keaktifan dan belajar yang mendalam, seperti yang ditulis oleh Attle & Baker

(2007: 79) berikut ini.

PBL can enhance both team and individual outcomes. In PBL

teams, students who may not be at the top of their class based on

traditional measures of academic accomplishment have the

opportunity to make meaningful contributions to the team, such as

organizing tasks, managing conflicts, negotiating agreements,

and facilitating interpersonal communication.

Hal ini berarti bahwa,PBL dapat meningkatkan hasil kelompok dan

individu, arti kata lain dalam metode PBL dituntut keterlibatan siswa dalam

proses pembelajaran. Menurut Rusmono (2012:78) keterlibatan siswa dalam

pembelajaran PBL meliputi kegiatan kelompok, kegiatan perorangan, dan

kegiatan di kelas. Kegiatan kelompok yaitu membaca kasus. menentukan

rumusan masalah terdiri dari membuat hipotesis, mengidentifikasi sumber

informasi, diskusi dan pembagian tugas seperti: melaporkan, mendiskusikan

Page 75: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

90

penyelesaian masalah yang mungkin, melaporkan kemajuan yang dicapai

setiap anggota kelompok serta presentasi di kelas. Kegiatan perorangan, yaitu

siswa melakukan kegiatan membaca berbagai sumber, meneliti, dan

penyampaian temuan. Kegiatan di kelas yaitu mempresentasikan laporan dan

diskusi antar kelompok di bawah bimbingan guru.

Dalam kelompok PBL, siswa yang mungkin bukan siswa terbaik di

kelasnya berdasarkan ukuran tradisional mempunyai kesempatan untuk

membuat sumbangan yang berarti untuk kelompoknya, seperti

mengorganisasikan tugas-tugas, mengatur konflik, merundingkan persetujuan,

dan memudahkan komunikasi antar-perseorangan. Pelaksanaan PBL

mempunyai tujuan utama seperti yang dikemukakan oleh Ball & Pelco (2006:

148), yaitu:

To encourage self-directed learning in the students that leads to

higher motivation, better retention of material, and the

development of important reasoning and problem-solving skills,

and to develop a better understanding in students of the group

processes and skills necessary for successful working

collaborations.

Pelaksanaan PBL bertujuan untuk mendorong siswa agar memiliki

motivasi belajar yang lebih tinggi, ingatan materi yang lebih baik,

kemampuan bernalar dan menyelesaikan masalah, serta mengembangkan

pemahaman yang lebih baik pada siswa melalui proses belajar kelompok

dan keterampilan-keterampilan lain yang dibutuhkan siswa untuk

mencapai kesuksesan dalam dunia kerja. Pada metode PBL, peserta didik

dituntut aktif untuk mendapatkan konsep yang dapat diterapkan dengan

Page 76: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

91

jalan memecahkan masalah, peserta didik akan mengeksplorasi sendiri

konsep-konsep yang harus mereka kuasai, dan peserta didik diaktifkan

untuk bertanya dan beragumentasi melalui diskusi, mengasah keterampilan

investigasi, dan menjalani prosedur kerja ilmiah lainnya (Permana, 2010:

98).

Selanjutnya untuk mencapai tujuan metode PBL tersebut, harus

diperhatikan pula ciri-ciri dan karakteristik metode ini. Menurut Arends

(2001: 68),metode pembelajaran PBL memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

(1) Pembelajaran berdasarkan pertanyaan atau masalah. Pembelajaran

tidak hanya mengorganisasi prinsip-prinsip atau keterampilan akademik

tertentu, tetapi mengorganisasi pelajaran di sekitar pertanyaan atau

masalah yang secara sosial penting dan secara pribadi bermakna bagi

siswa. (2) Fokus interdisiplin ilmu (berfokus kepada interdisiplin ilmu

yangberkaitan), yaitu pembelajaran berbasis masalah berpusat pada mata

pelajaran tertentu tetapi pemecahan masalah dapat ditinjau dari berbagai

ilmu pengetahuan. (3) Penyelidikan autentik, yaitupembelajaran berbasis

masalah mengharuskan siswa melakukan pemeriksaan autentik untuk

mencari pemecahan masalah secara nyata. (4) Produk/artefak

danpameran, yaitupembelajaran berbasis masalah mengharuskan siswa

membangun produk dalam karya nyata.Misalnya berwujud karya seni.(5)

Kerja sama (kolaborasi), yaitu pembelajaran berbasis masalah

ditandai dengan adanya kerjasama siswa satu sama lain biasanya berdua

atau kelompok kecil bekerja bersama saling memberi motivasi untuk

Page 77: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

92

melakukan tugas gabungan dan memperbesar kesempatan untuk berbagi

keterangan, pengembangan berpikir dan keahlian sosial.

2. TahapanMetode Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

Dalam pembelajaran PBL siswa mengalami suatu proses belajar

dengan memecahkan masalah secara aktif melalui tahap-tahap yang tersruktur.

Hal ini dinyatakan oleh Arends (2007: 71) dalam bentuk sintaks pembelajaran

PBL seperti pada Tabel 1 berikut.

Tabel 2. Tahapan Metode Pembelajaran PBLMenurut Arends

Fase Tahap-tahap Kegiatan Guru

Fase 1 Penyajian masalah Siswa mendapatkan penyajian masalah

dalam bentuk pertanyaan yang

diberikan guru.

Fase 2 Pengorganisasian siswa Siswa secara aktif melakukan

perencanaan penyelidikan bersama

kelompok dengan bimbingan guru.

Fase 3 Penyelidikan kelompok Siswa melakukan kegiatan

penyelidikan untuk mengumpulkan

data – data yang dibutuhkan dalam

menyelesaikan masalah.

Fase 4 Pengembangan dan

Penyajian hasil karya

Setiap perwakilan kelompok

menyampaikan hasil penyelidikan

berdasarkan hasil analisis kelompok.

Fase 5 Pengevaluasian hasil

penyelidikan

Siswa membuat kesimpulan dan

rangkuman dari hasil penyelidikan

yang telah mereka lakukan dengan

bimbingan guru.

Page 78: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

93

Tahapan PBL yang digunakan pada penelitian ini dirumuskan sebagai

berikut. (1) Memberikan orientasi pembelajaran kepada mahasiswa. Pada

tahap ini dosen mengawali pembelajaran dengan menyampaikan topik materi

pembelajaran dan tujuan pembelajaran sesuai kompetensi dasar yang

akandicapai; (2) Mengorganisasikan mahasiswa untuk membentuk kelompok.

Mahasiswa dibagi menjadi beberapa kelompokdengan memperhatikan

heterogenitas anggota kelompok, di mana dalam satu kelompok anggotanya

mempunyai kemampuan logika berpikir tinggi maupun rendah.Selanjutnya

dosen memberikan permasalahan pada mahasiswa; (3) Mengumpulkan data

dan menganalisisnya. Dosen mengarahkan mahasiswa untuk mencari

penjelasan dan solusi dari permasalahan dengan mencari beberapa referensi

kemudian melakukan analisisdengan mengacu pada tujuan penyelesaian

masalah; (4) Mengembangkan dan menyajikan hasil penyelesaian masalah.

Setiap kelompok mempresentasikan hasil penyelesaian masalah yang

ditanggapi oleh kelompok mahasiswa lain; (5) Melakukan evaluasi dan

menarik kesimpulan. Dosen melakukan evaluasi dan memberikan kesimpulan

hasil dari suatu proses penyelesaian masalah yang telah dilakukan oleh

mahasisswa

3. Kelebihan Dan Kelemahan Metode PBL

Kelebihan pembelajaran dengan meode PBL ini adalah sebagai

berikut. (1) Pembelajaran berdasarkan masalah tidak hanya menyajikan

informasi untuk dingat siswa, tetapi memberikan informasi yang digunakan

dalam proses pemecahan masalah sehingga terjadi proses kebermaknaan

Page 79: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

94

terhadap informasi tersebut. (2) Penerapan metode pembelajaran berdasarkan

masalah membiasakan siswa untuk berpikir secara aktif dalam proses

pembelajaran. (3) Siswa dapat menggunakan kemampuan dan pengetahuannya

dalam proses pemecahan masalah. (4) Pemecahan masalah dapatmembantu

siswa bagaimana mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah

dalam kehidupan nyata. (5) Siswa lebih mandiri, mampu memberi aspirasi,

dan dapat menerima pendapat orang lain.

Sementara itu, kelemahan yang ditemukan dalam metode PBL ini

adalah sebagai berikut. (1) Siswa yang terbiasa dengan informasi yang

diperoleh dari guru dan guru merupakan narasumber utama, akan merasa

kurang nyaman dengan cara belajar sendiri dalam pemecahan masalah. (2)

Jika siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa

masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan maka mereka akan merasa

enggan untuk mencoba masalah memerlukan cukup waktu untuk persiapan.(3)

jika tidak ada pemahaman untuk untuk berusaha memecahkan masalah yang

sedang dipelajari maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin

pelajari.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, dapat disintesiskan bahwa

Problem Based Learning (PBL) sebagai suatu metode pembelajaran yang

menghadapkan mahasiswa pada suatu masalah dunia nyata sebagai suatu

konteks bagi mahasiswa untuk belajar dengan berpikir kritis dalam

memecahkan masalah sebagai stimulus pembelajaran yang mendorong

mahasiswa menggunakan pengetahuannya untuk merumuskan sebuah

Page 80: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

95

hipotesis, kemudian diikuti oleh proses pencarian informasi untuk

mendapatkan solusi masalah yang diberikan, serta memperoleh pengetahuan

dan konsep yang esensial dari materi kuliah.

Dengan kata lain, PBL merupakan metode pembelajaran yang

dipusatkan pada peserta didik dan menggunakan masalah sebagai langkah

awal dalam mengintegrasikan pengetahuan baru. Fokus dalam kegiatan

pembelajaran PBL berada pada mahasiswa. Di dalam pembelajaran dengan

metode PBM dapat dicapai jika dalam kegiatan pembelajaran dipusatkan

pada mahasiswa dengan memberi tugas-tugas yang sifatnya pemecahan

masalah yang selanjutnya dipresentasikan.

c. Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition

(CIRC)

1. Hakikat Pembelajaran Kooperatif

Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah suatu kegiatan

pembelajaran yang dilakukan dengan cara berkelompok sehingga

memungkinkan siswa menjalin kerja sama untuk mencapai suatu tujuan.

Menurut Slavin (2010: 23) belajar kooperatif (cooperatif learning) adalah

suatu teknik pembelajaran dimana siswa saling bekerja sama saling

membantu satu dengan yang lainnya dalam suatu kelompok yang heterogen

yang beranggotakan 4-6 orang. Sejalan dengan pendapat tersebut, Larsen

(2004:195) menjelaskan bahwa esensi pembelajaran kooperatif adalah adanya

keterlibatan siswa yang satu dengan yang lain dalam suatu kelompok belajar

bersama dan bekerja secara efektif. Dalam pembelajaran kooperatif akan

Page 81: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

96

dapat meningkatkan kerjasama antar siswa untuk mencapai tujuan belajar dan

menciptakan kerjasama dalam proses belajar.

Cooperative learning adalah suatu pembelajaran di mana siawa saling

bekerja sama dalam kelompok kecil untuk saling membantu dalam belajar

(Slavin, 1995: 5). Pembelajaran kooperatiif dapat dikatakan sebagai

pembelajaran dalam kelompok siswa yang memerlukan ketergantungan

positif, akuntabilitas individu, memiliki keterampilan interpersonal, tatap

muka interaksi promotif, dan pengolahan kelompok ( Johnson & Johnson,

2006: 17). Lebih lanjut Johnson & Johnson ( 1994: 50) menegaskan bahwa

Cooperative learning memiliki lima elemen dasar, yaitu: (1) positive

interdependence: peserta didik harus mengisi tanggung jawab belajarnya

sendiri dan saling membantu dengan anggota lain dalam kelompoknya; (2)

face to face interaction: peserta didik memiliki kewajiban untuk menjelaskan

apa yang dipelajari kepada peserta didik lain yang menjadi anggota

kelompoknya; (3) individual accountability: masing-masing peserta didik

harus menguasai apa yang menjadi tugas dirinya di dalam kelompok; (4)

social skill : masing-masing anggota harus mampu berkomunikasi secara

efektif, menjaga rasa hormat dengan sesama anggota dan bekerja bersama

untuk menyelesaikan konflik; (5) group processing, kelompok harus dapat

menilai dan melihat bagaimana tim mereka telah bekerjasama dan

memikirkan bagaimana agar dapat memperbaikinya.

Di dalam pembelajaran kooperatif, siswa memerlukan ketergantungan

positif, artinya bahwa dalam belajar kelompok siswa saling membutuhkan,

Page 82: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

97

keberhasilan kelompok yang satu merupakan keberhasilan bersama, dalam

pembelajaran kooperatif terdapat akuntabilitas individu, yang artinya bahwa

tiap-tiap kelompok memiliki kontribusi belajar dalam kelompok, setiap

anggota kelompok mempunyai andil dalam kelompok. Sedangkan untuk

keterampilan interpersonal, adalah bahwa dalam kelompok dapat terjadi

komunikasi, kepercayaan, kepemimpinan, pengambilan keputusan, dan

resonansi konflik. Sedangkan adanya tatap muka interaktif promotif adalah

kerja kelompok dilakukan secara langsung dengan tatap muka dan saling

menjelaskan satu dengan yang lain. Selanjutnya pengolahan kelompok

merupakan suatu refleksi sejauh mana keberhasilan tim dalam kerja

kelompok.

Kerja kelompok akan berhasil apabila tercipta suatu kerja sama antar

anggota dalam suatu kelompok. Dalam proses pembelajaran, pengajar harus

dapat mengatur dan menciptakan kelompok kerja yang efektif dengan

menyusun tugas yang dapat dikerjakan oleh anggota kelompok di mana

setiap anggota kelompok dapat menyumbangkan ide-idenya yang dapat

bermakna bagi kelompok, sehingga tujuan dalam kerja kelompok dapat

tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Hal

tersebut selaras dengan pemdapat Wina Sanjaya (2009: 241), di mana

terdapat empat unsur penting dalam pembelajaran kooperatif, yaitu: (1)

adanya peserta dalam kelompok; (2) adanya aturan kelompok; (3) adanya

upaya belajar dalam setiap anggota kelompok; dan (4) adanya tujuan yang

harus dicapai.

Page 83: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

98

Tercapainya tujuan dalam kerja kelompok tergantung pada besarnya

tanggungjawab masing-masing individu, apabila tugas individu tidak dapat

terselesaikan maka tujuan kelompokpun tidak akan tercapai, demikian pula

sebaliknya apabila tugas individu dapat terselesaikan maka tujuan

kelompokpun akan tercapai. Hal ini dapat menjadi motivasi setiap individu

untuk dapat bertanggungjawab terhadap dirinya maupun kelompoknya.

2. Pengertian Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading And

Composition (CIRC)

Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) merupakan

salah satu metode pembelajaran cooperative learning. Pembelajaran dengan

metode CIRC dikembangkan oleh Stevans, Madden, Slavin, dan Farnish.

Pembelajaran kooperatif tipe CIRC dari segi bahasa dapat diartikan sebagai

suatu pembelajaran kooperatif yang mengintegrasikan suatu bacaan secara

menyeluruh kemudian mengkomposisikannya menjadi bagian-bagian yang

penting (Slavin, 2010: 20). CIRC merupakan metode untuk pembelajaran

membaca dan menulis. Membaca dapat meningkatkan penguasaan kosa kata

secara tidak langsung, sedangkan penguasaan kosa kata sangat bermanfaat

untuk keterampilan menulis (Nagy dan Herman, 1987: 24).Proses

pembelajaran dengan metode CIRC bertujuan untuk membangun kemampuan

membaca dan menyusun kembali apa yang dibaca dengan membuat

rangkuman, sehingga dapat meningkatkan pemahaman konsep pengetahuan

yang telah dibaca.

Page 84: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

99

Motode pembelajaran CIRC termasuk salah satu metode pembelajaran

cooperative learning yang pada mulanya merupakan pengajaran kooperatif

terpadu membaca dan menulis Steven dan Slavin (dalam inayah, 2007:20).

Selanjutnya menurut Suyatno (2009 :68), ”Cooperative Integrated Reading

and Composition (CIRC) adalah membentuk kelompok heterogen empat

orang, guru memberikan wacana bahan bacaan sesuai dengan materi bahan

ajar, siswa bekerja sama (membaca bergantian, menemukan kata kunci,

memberikan tanggapan) terhadap wacana kemudian menuliskan kembali hasil

kolaboratifnya, presentasi hasil kelompok, dan refleksi.”

Penggunaan metode CIRC secara garis besar dilakukan dengan

mengelompokkan siswa ke dalam beberapa kelompok untuk mencapai suatu

tujuan belajar dengan bekerja sama (Slavin,2008:200).Adapun komponen

utama CIRC menurut Slavin (2010:205) terdiri dari: (1) Kelompok membaca:

guru membagi siswa ke dalam kelompok beranggotakan 2-4 orang siswa

sesuai dengan tingkat kemampuan membacanya. (2) Tim: siswa disusun

berpasang-pasangan (atau berempat) di dalam kelompok, kemudian saling

berinteraksi dengan kelompok serta saling membantu antara kelompok tinggi

dan kelompok rendah; (3) Kegiatan yang berhubungan dengan cerita. Urutan

aktivitas ini meliputi: partner reading (saling koreksi), tata bahasa cerita dan

menulis hubungan cerita, mencari kata-kata sulit, makna kata, rangkuman

cerita, dan pengejaan; (4) Pemeriksaan tugas bersama teman sejawat; (5) Tes

setelah akhir kegiatan siswa diberi tes pemahaman terhadap cerita yang telah

dibaca. Pada tes ini siswa bekerja secara individu; (6) Pembelajaran langsung

Page 85: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

100

di dalam membaca komprehensif; (7) Seni berbahasa dan menulis terintregasi.

Setelah membaca siswa dapat menuangkannya kedalam bentuk tulisan; (8)

Membaca mandiri dan buku laporan: para siswa diminta membaca buku di

rumah dan keesokan harinya membuat laporan tentang apa yang dibacanya.

Membaca mandiri dan buku laporan ini sebagai salah satu pengganti pekerjaan

rumah.

Metode pembelajaran CIRC dapat menjadikan siswa lebih aktif untuk

saling membantu dalam melakukan keterampilan dasar kegiatan pembelajaran,

seperti membaca lisan, mengajukan pertanyaan, meringkas, menulis

komposisi berdasarkan ceritanya, dan merevisi-memperbaiki komposisi.

Secara rinci, penggunaan metode ini mampu memberikan penghargaan dalam

sebuah tim karena masing-masing siswa merasa saling dihargai (Sahrudin dan

Iriani, 2010).

Menurut Usman (2007 :37) dalam ”kegiatan belajar di kelas guru

adalah orang yang memberikan arah dari tujuan pembelajaran yang akan

dilakukan”. Peran guru dalam kegiatan belajar CIRC adalah merancang

program pembelajaran. Pada tahap ini guru mempertimbangkan dan

menetapkan target pembelajaran membaca yang ingin dicapai. Lebih lanjut

menurut Slavin (2005: 200) bahwa CIRC membuat penggunaan waktu tindak

lanjut menjadi lebih efektif, para siswa yang bekerja dalam tim-tim

Cooperative dari kegiatan-kegiatan ini, yang di koordinasikan dengan

pengajaran kelompok membaca, supaya dapat memenuhi tujuan-tujuan dalam

Page 86: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

101

bidang lain seperti pemahaman membaca, kosa kata, pembacaan pesan, dan

ejaan.

Dari beberapa penafsiran tentang metode CIRC ini diperoleh ciri-ciri dari

pembelajaran CIRC sebagai berikut. (1) Untuk menuntaskan materi

belajarnya, siswa belajar dalam kelompok secara bekerja sama; (2) Kelompok

dibentuk dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah; (3)

Jika dalam kelas terdapat siswa-siswa yang heterogen ras, suku, budaya, dan

jenis kelamin, maka diupayakan agar tiap kelompok terdapat keheterogenan

tersebut; dan (4) Penghargaan lebih diutamakan pada kerja kelompok daripada

perorangan.

4. Tahapan Metode Pembelajaran Cooperative Integrated Reading And

Composition (CIRC)

Langkah-langkah dalam pembelajaran dengan metode CIRC atau

pembelajaran terpadu menurut Steven and Slavin (1981:77) sebagai berikut.

(1) Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen. (2)

Guru memberikan wacana sesuai dengan topik pembelajaran. (3) Siswa

bekerja sama saling membacakan dan menemukan ide pokok serta

memberikan tanggapan terhadap wacana kemudian ditulis pada lembar kertas.

(4) Mempresentasikan hasil kelompok. (5) Guru memberikan penguatan. (6)

Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan. Lebih lanjut menurut

Slavin (2008:204-208) unsur utama CIRC terdiri dari: kelompok membaca,

tim, kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan cerita, pemeriksaan oleh

pasangan, dan tes.

Page 87: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

102

Sejalan dengan langkah-langkah tersebut,Suprijono (2009: 45)

memilah langkah pembelajaran CIRC sebagai berikut. (1) membentuk

kelompok yang anggotanya 4 orang secara heterogen; (2) Guru memberikan

wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajaran; (3) Siswa bekerja

samasaling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberitanggapan

terhadap wacana/kliping kemudian ditulis pada lembar kertas; (4)

Mempresentasikan atau membacakan hasil kelompok; (5) Guru membuat

kesimpulan bersama;(6) Penutup.

Dengan pembelajaran berkelompok, siswa diharapkan dapat

meningkatkan pikiran kritisnya, kreatif, dan menumbuhkan rasa sosial yang

tinggi. Siswa diajarkan bagaimana bekerjasama dalam suatu kelompok

sebelum dibentuk kelompok. Siswa diajari menjadi pendengar yang baik,

dapat memberikan penjelasan kepada teman sekelompok, berdiskusi,

mendorong teman lain untuk bekerjasama, menghargai pendapat temanlain,

dan sebagainya.

Metode pembelajaran CIRC dalam bentuk sintaks, dapat dilihat ada

tabel 4 di bawah ini.

Tabel 3. Tahapan Metode Pembelajaran CIRC

Fase Tahap-tahap Rincian Kegiatan

1 Pengenalan konsep guru mulai mengenalkan suatu konsep atau

istilah baru yang mengacu pada hasil penemuan

selama eksplorasi.

2 Eksplorasi dan

aplikasi

memberikan peluang pada siswa untuk

mengungkap pengetahuan awalnya,

mengembangkan pengetahuan baru, dan

Page 88: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

103

menjelaskan fenomena yang mereka alami

3 Publikasi Siswa mengkomunikasikan hasil temuan-

temuan, membuktikan, dan memperagakan

materi yang dibahas. Penemuan itu dapat

bersifat sesuatu yang baru atau sekadar

membuktikan hasil pengamatannya.. Siswa

dapat memberikan pembuktian gagasan-

gagasan barunya untuk diketahui oleh teman-

teman sekelasnya.

Setiap fase tersebutdapat dijelaskan sebagai berikut. (1) Fase pertama,

pengenalan konsep. Pada fase ini guru mulai mengenalkan tentang suatu

konsep atau istilah baru yang mengacu pada hasil penemuan selama

eksplorasi. Pengenalan bisa didapat dari keterangan guru, buku paket, atau

media lainnya. (2) Fase kedua, eksplorasi dan aplikasi. Fase ini memberikan

peluang pada siswa untuk mengungkap pengetahuan awalnya,

mengembangkan pengetahuan baru, dan menjelaskan fenomena yang mereka

alami dengan bimbingan guru. Hal ini menyebabkan terjadinya konflik

kognitif pada diri mereka dan berusaha melakukan pengujian dan berdiskusi

untuk menjelaskan hasil observasinya.

Pada dasarnya, tujuan fase ini adalah untuk membangkitkan minat dan

rasa ingin tahu siswa, serta membantu mengembangkan konsepsi awal siswa

terhadap kegiatan pembelajaran dengan memulai dari hal yang konkret.

Selama proses ini, siswa belajar melalui tindakan-tindakan mereka sendiri.

Reaksi-reaksi dalam situasi baru yang masih berhubunganakansangat efektif

untuk menggiring siswa merancang eksperimen, mendemonstrasikan, dan

Page 89: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

104

mengujinya. (3) Fase ketiga, publikasi. Pada fase ini siswa mampu

mengkomunikasikan hasil temuan-temuan, membuktikan, dan memperagakan

materi yang dibahas. Penemuan itu dapat berupa sesuatu yang baru atau

sekadar membuktikan hasil pengamatannya. Siswa dapat memberikan

pembuktian atas terkaan gagasan-gagasan barunya untuk diketahui oleh

teman-teman sekelasnya. Siswa siap menerima kritikan, saran, atau sebaliknya

untuk saling memperkuat argumen.

Pada penelitian ini, tahapan metode pembelajaran CIRC dilakukan

dengan langkah-langkah sebagai berikut. (1) Membentuk kelompok 4-5 secara

heterogen; (2) Dosen menerangkan secara singkat mengenai topik-topik

materi dalam pokok bahasan sesuai dengan silabi; (3) Dosen memberi

instruksi kepada mahasiswa untuk melakukan pendalaman topik-topik yang

diberikan sesuai dengan langkah kedua; (4) Mahasiswa berdiskusi saling

membacakan dan menyampaikan ide, gagasan, serta memberikan tanggapan;

(5) Hasil diskusi ditulis dan dipresentasikan; (6) Dosen memberikan

penguatan; (7) Dosen dan mahasiswa bersama-sama membuat kesimpulan; (8)

Pada akhir proses pembelajaran dilakukan evaluasi hasil belajar dalam bentuk

tugas penyusunan makalah ilmiah.

5. Kelebihan Dan Kekurangan Metode CIRC

Secara khusus, Suyitno (2005:6) menyebutkan kelebihan metode

pembelajaran CIRC sebagai berikut. (1) CIRC amat tepat untuk meningkatkan

keterampilan siswa dalam menyelesaikan soal pemecahan masalah; (2)

Dominasi guru dalam pembelajaran berkurang; (3) Siswa termotivasi pada

Page 90: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

105

hasil secara teliti, karena bekerja dalam kelompok; (4) Para siswa dapat

memahami makna soal dan saling mengecek pekerjaannya; (5) Membantu

siswa yang lemah. Sementara itu, kekurangan yang ditemukan dalam

menerapkan metode ini antara lain: (1) Pada saat persentasi hanya siswa

aktiflah yang tampil; (2) Tidak semua siswa bisa mengerjakan soal dengan

teliti.

Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disintesiskan bahwa

metode pembelajaran CIRC adalah suatu metode pembelajaran yang

berdasarkan pada interaksi sosial kelompok kecil, yang merupakan program

pembelajaran komprehensif untuk memahami bacaan dan selanjutnya

dituangkan dalam suatu tulisan. Dalam metode pembelajaran CIRC

penekanannya pada kegiatan membaca yang bertujuan untuk menemukan dan

memahami konsep-konsep dalam suatu bacaan. Di samping itu dala metode

pembelajaran CIRC setiap mahasiswa bertanggung jawab terhadap tugas

kelompok, dan Setiap anggota kelompok saling mengeluarkan ide-ide untuk

memahami suatu konsep dan menyelesaikan tugas, sehingga terbentuk

pemahaman yang sama serta pengalaman belajar yang lama

d. Perbedaan Metode Pembelajaran PBL, MM, Dan CIRC

Perbedaan metode pembelajaran PBL, MM, dan CIRC adalah sebagai

berikut:

Tabel 4. Perbedaan Metode Pembelajaran PBL, MM, CIRC

Komponen Metode pembelajaran

PBL

Metode pembelajaran

MM

Metode

pembelajaran

CIRC

Landasan

Teoritis

Metode pembelajaran

yang dipusatkan pada

Metode pembelajaran

yang dipusatkan pada

Metode

pembelajaran

Page 91: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

106

peserta didik dan

menggunakan

masalah sebagai

langkah awal dalam

mengintegrasikan

pengetahuan baru

pada suatu masalah

sebagai stimulus

pembelajaran yang

mendorong siswa

menggunakan

pengetahuannya

untuk merumuskan

sebuah hipotesis,

kemudian diikuti oleh

proses pencarian

informasi untuk

mendapatkan solusi

masalah yang

diberikan.

peserta didik dan

dirancang untuk dapat

mambantu peserta

didikdalam proses

belajar, menyimpan

informasi berupa

materi yang luas

dengan cara membuati

diagram yang

berwarna-warni,

dengan

menghubungkan

konsep-konsep yang

penting dalam

mempelajari materi

pelajaran dan menjadi

peta pikiran dalam

proses belajar

yang dipusatkan

pada peserta didik

dan sangat erat

kaitannya dengan

pengembangan

kemampuan

memahami isi teks

(reading) dan

mensintesis

kembali bagian-

bagian dari isi teks

(composition)

dalam bentuk

rangkuman.

(Syntax)

Tahapan

Pelaksanaa

a. Memberikan

orientasi

pembelajaran

kepada mahasiswa.

Pada tahap ini

dosen mengawali

pembelajaran

dengan

menyampaikan

topik materi

pembelajaran dan

tujuan

pembelajaran

sesuai kompetensi

yang akan dicapai

b. Mengorganisasika

n mahasiswa untuk

membentuk

kelompok. Siswa

dibagi menjadi

beberapa

kelompokdengan

memperhatikan

heterogenitas

anggota kelompok,

1. Dosen menerangkan

secara singkat

mengenai topik-

topik materi dalam

pokok bahasan

sesuai dengan silabi

dengan membuat

peta pikir

2. Mahasiswa

mempelajari konsep

tentang materi yang

dipelajari dengan

membuat MM ( peta

pemikiran )

3. Dosen

mengelompokkan

mahasiswa dalam

beberapa kelompok

dengan

memperhatikan

heterogenitas

1. Membentuk

kelompok 4-5

secara

heterogen;

2. Dosen

menerangkan

secara singkat

mengenai

topik-topik

materi yang

akan dibahas

3. Dosen memberi

instruksi

kepada

mahasiswa

untuk

melakukan

pendalaman

topik-topik

yang diberikan

sesuai dengan

langkah kedua;

4. Mahasiswa

berdiskusi

saling

membacakan

Page 92: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

107

di mana dalam

satu kelompok

anggotanya

mempunyai

kemampuan logika

berpikir tinggi

maupun

rendah.Selanjutnya

dosen

memberikanperma

salahan pada

mahasiswa;

c. Mengumpulkan

data dan

menganalisisnya.

Dosen

mengarahkan

mahasiswa untuk

mencari

penjelasan dan

solusi dari

permasalahan

dengan mencari

beberapa referensi

kemudian

melakukan

analisisdengan

mengacu pada

tujuan

penyelesaian

masalah;

d. Mengembangkan

dan menyajikan

hasil penyelesaian

masalah. Setiap

kelompok

mempresentasikan

hasil penyelesaian

masalah yang

ditanggapi oleh

anggota kelompok,

di mana dalam satu

kelompok

anggotanya

mempunyai

kemampuan logika

berpikir tinggi

maupun rendah;

4. Dosen meminta

mahasiswa untuk

membuat peta

pikiran dari materi

yang dipelajari.

Sebagai contoh

untuk mempelajari

aturan membuat

kutipan dalam karya

ilmiah;

5. Dosen menujuk

beberapa mahasiswa

untuk

mempresentasikan

hasil peta pikiran

dengan

menuliskannya di

papan tulis

6. Pada akhir proses

pembelajaran

dilakukan evaluasi

hasil belajar dalam

bentuk tugas

penyusunan

makalah ilmiah

dan

menyampaikan

ide, gagasan,

serta

memberikan

tanggapan;

5. Hasil diskusi

ditulis dan

dipresentasikan

;

6. Dosen dan

mahasiswa

bersama-sama

membuat

kesimpulan;

7. Pada akhir

proses

pembelajaran

dilakukan

evaluasi hasil

belajar dalam

bentuk tugas

penyusunan

makalah ilmiah

Page 93: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

108

kelompok

mahasiswa lain;

e. Melakukan

evaluasi dan

menarik

kesimpulan.

Dosen melakukan

evaluasi dan

memberikan

kesimpulan hasil

dari suatu proses

penyelesaian

masalah yang

telah dilakukan

oleh mahasisswa

Aktivitas

Mahasiswa

1. Mahasiswa secara

aktif mencarai

referensi sesuai

dengan masalah

yang diberikan

dosen

2. Menganalisis

masalah sesuai

dengan tujuan

penyelesaian

masalah

3. Menyajikan hasil

penyelesaian

masalah dengan

dipresentasikan

1. Mempelajari materi

dengan membuat

konsep yang

dituangkan dalam

peta pikir

2. Masing-masing

individu dalam satu

kelompok

memberikan ide-ide

untuk dibuat peta

pikir

3. Hasil peta pikir

dipresentasikan

4. Menggunakan

tim kooperatif

mahasiswa

saling bekerja

sama membaca

materi untuk

memahami

materi hingga

mengerti dan

dapat

menemukan isi

teks (sebelum

dirangkum)

secara utuh.

5. Mahasiswa

membuat

rangkuman

dengan

pemahamanny

a sendiri

6. Hasil

rangkuman

diedit antar

anggota dalam

satu kelompok.

Page 94: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

109

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian terus dilakukan oleh berbagai pihak dalam rangka mencari

kebenaran-kebenaran baru diberbagai bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan

seni, termasuk penelitian dibidang yang relevan dengan penelitian ini.Salah

satunya adalah penelitian yang dilakukan oleh Murtono (2012) yang berjudul

“Pengaruh Model Pembelajaran CIRC, Jigsaw, dan STAD terhadap Keterampilan

Membaca Ditinjau dari Kemampuan Logika Berbahasa”. Di dalam

penelitiannya,Murtono (2012: 187-198), menemukan bahwa model pembelajaran

CIRC lebih efektif dalam meningkatkan keterampilan membaca siswa

dibandingkan dengan model Jigsaw dan STAD. Penelitian Murtono tersebut

relevan untuk diperhatikan dalam penelitian ini, meskipun dengan variabel terikat

yang berbeda. Penelitian Murtono mengkaji keterampilan membaca, sedangkan

penelitian ini menitikberatkan kajian pada keterampilan menulis, khususnya

menulis karya ilmiah.

Penelitian yang relevan selanjutnya dilakukan oleh Gupta dan Ahuja

(2014) yangberjudul “Cooperative Integrated Reading Composition (CIRC):

Impact on Reading Comprehension Achievement in English Among Seventh

Graders”. Dalam penelitian Gupta dan Ahuja (2014: 37-46) ditemukan bahwa

metode CIRC memberikan perbedaan yang signifikan terhadap kemampuan

membaca komprehensif bahasa Inggris siswa dibandingkan dengan siswa yang

diajar secara konvensional, dan untuk prestasi belajarnya siswa yang diajar

Page 95: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

110

dengan metode pembelajaran CIRC lebih baik dengan siswa yang diajar secara

konvensional.Persamaan dengan penelitian ini terletak pada kesamaan variabel

bebasnya, yaitu metode CIRC, sedangkan perbedaannya terletak pada variabel

terikat, yaitu keterampilan membaca komprehensif dan keterampilan menulis

karya ilmiah.

Penelitan relevan yang terkait dengan metode CIRI yang dilakukan oleh

Erhan Durkan (2011: 102-109) yang berjudul “Effects of cooperative integrated

reading and composition (CIRC) technique on reading-writing skills” ditemukan

ada perbedaan yang signifikan antara membaca pemahaman dan keterampilan

menulis siswa yang diajar menggunakan metode CIRC dengan yang deajar

menggunakan metode tradisional, siswa yang diajar dengan metode CIRC lebih

baik dibandingkan dengan siswa yang diajar dengan metode tradisional,

persamaan dengan penelitian ini pada variabel bebas yaitu metode CIRC.

Berkaitan dengan penerapan metode Problem Based Learning, penelitian

yang dilakukan oleh Atan, Sulaiman, dan Idrus (2005, 430-437) menemukan

bahwa kemampuan siswa yang diajar dengan metode PBL lebih tinggi

dibandingkan siswa yang diajar dengan metode CBL (content based learning).

Selanjutnya, penelitian yang relevan lainnya dilakukan oleh Nemati,

Jahandar, dan Khodabandehlou (2014: 96-104) berjudul “The Effect of Mind

Mapping Technique on TheEnhancement of Advanced Iranian EFL Learners’

Essay Writing Ability Through Organizing Information andThoughts”.Dari

eksperimen yang dilakukan ditemukan bahwa kemampuan menulis esai siswa

yang diajar dengan teknik mind mapping lebih baik daripada siswa yang tidak

Page 96: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

111

diajar dengan teknik tersebut. Dengan demikian, teknik mind mapping

memberikan pengaruh yang positif terhadap keterampilan menulis siswa,

sebagaimana yang dilakukan dalam penelitian ini. Letak perbedaan penelitian

tersebut dengan penelitian yang dilakukan ini adalah pada jenis keterampilan

menulis yang diujikan, yakni menulis esai dan menulis karya ilmiah.

Penerapan metode mind mapping dalam pembelajaran menulis juga

dilakukan oleh Riswanto dan Putra (2012: 60-68) melalui penelitiannya.Penelitian

yang berjudul “The Use of Mind Mapping Strategy in the Teaching of Writing at

SMAN 3 Bengkulu, Indonesia” ini menggunakan pendekatan penelitian tindakan

kelas. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa penerapan metode mind

mapping dapat meningkatkan kemampuan menulis siswa.Dengan demikian,

penelitian tersebut memiliki relevansi dengan penelitian ini ditinjau dari aspek

pengaruh metode mind mapping dalam pembelajaran menulis.

Penelitian Monica dan Anamaria, yang berjudul “Mind Mapping And

Brainstorming As Methods Of Teaching Business Concepts In English As A

Foreign Language” ini mengungkapkan bahwa dengan metode pembelajaran

mind mapping dan brainstroming dapat membuat pembelajaran menjadi lebih

menyenangkan dan menjadikan mahasiswa dapat mengembangkan ide sentral

yang didukung oleh brainstroming, serta dapat menimbulkan kepercayaan diri

untuk mengungkapkan ide, gagasan, dan pendapat. Penelitian tersebut memiliki

relevansi dengan penelitian ini ditinjau dari aspek pengaruh metode mind

mapping.

Page 97: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

112

Penelitian Alma Prima Nurlaila, yang berjudul The Use Of Mind Mapping

Technique In Writing Descriptive Text, hasil penelitiannya adalah metode

pembelajaran mind mapping dapat membantu siswa untuk meningkatkan

kemampuan dalam menulis teks deskriptif dalam hal kosa kata, mengatur

kalimat, dan memunculkan ide-ide, di samping itu dapat membantu siswa dalam

perencanaan menulis dan pemahaman tentang topik tulisan. Penelitian tersebut

memiliki relevansi dengan penelitian ini ditinjau dari aspek pengaruh metode

mind mapping.

Penelitian yang relevan selanjutnya yang berkaitan dengan kemampuan

berpikir logis yang dilakukan oleh Gusnita Roza Putri berjudul Hubungan

Kemampuan Berpikir Logis Denga Kemampuan Menulis Karangan Argumentasi

Siswa Kelas X Sma Negeri 1 Rao Kabupaten Pasaman, hasil penelitian ini

mengungkapkan bahwa kemampuan menulis paragraf argumentasi yang

mencakup empat indikator (hasil pemikiran yang kritis dan logis, fakta sebagai

bahan pembuktian, meyakinkan pembaca, dan dapat diuji kebenarannya) tergolong

lebih dari cukup dan adanya hubungan yang positif antara kemampuan berpikir

logis dengan kemampuan menulis paragraf argumentasi. Penelitian tersebut

memiliki relevansi dengan penelitian ini yang ditinjau dari aspek berpikir logis.

Hegelhund dan Kock (2003) melakukan penelitian yang berkaitan dengan

pembelajaran menulis ilmiah dengan menggunakan The Macro Toulmin Way

Model, yakni model argumentasi yang digunakan untuk menjelaskan genre apa

yang digunakan dalam membuat laporan karya ilmiah. Pendekatan yang

digunakan dalam model ini melibatkan pendekatan top down untuk membuat

Page 98: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

113

drafpenelitian.Kajian tentang keterampilan menulis karya ilmiah memiliki

keterkaitan dengan upaya yang dilakukan dalam penelitian ini.

Penelitian mengenai menulis juga dilakukan oleh Ellisdan Yuan (2003)

yang berjudul The Effects of Planning on Fluency, Complexity and Accuracy in

Second Language Narrative Writting. Penelitian Ellis dan Yuan mengkaji tentang

pengaruh perencanaan yang dilakukan sebelum penugasan, perencanaan on-line

yang dilakukan secara bebas, dan tanpa perencanaan.Hasil penelitian

membuktikan bahwa penulis yang melakukan perencanaan sebelum penugasan

menunjukkan kelancaran dalam menulis maupun menunjukkan variasi kalimatnya

lebih baik. Sedangkan penulis yang melakukan perencanaan secara bebas lebih

dapat membantu meningkatkan akurasi dalam menghasilkan tulisan narasi.

Selanjutnya penulis tanpa perencanaan berdampak negatif terhadap kelancaran,

keragaman tulisan, dan akurasi produk tulisan. Kajian tentang menulis dalam

penelitian tersebut memiliki keterkaitan dengan upaya yang dilakukan dalam

penelitian ini.

C. Kerangka Berpikir

1. Perbedaan Keterampilan Menulis Ilmiah Antara Kelompok Mahasiswa

yang Mengikuti Pembelajaran Dengan Metode MM, PBL, Dan CIRC

Ketiga macam metode pembelajaran yaitu MM, PBL, dan CIRC

memiliki karakteristik berbeda-beda yang berimplikasi pada dimilikinya

keunggulan dan kelemahan masing-masing untuk meningkatkan keterampilan

menulis karya ilmiah. Metode MM memiliki karakteristik yang menonjol

Page 99: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

114

dalam hal memahami suatu fenomena melalui pemetaan berbagai konsep yang

ada dalam fenomena yang dipikirkan atau dipelajari. Peta pikiran merupakan

suatu metode curah gagasan yang terorganisasi untuk menemukan apa yang

tidak diketahui dengan menuliskan sebuah tema pusat kemudian melukiskan

asosiasi dan pikiran sebagai cabang-cabang yang tumbuh di segala jurusan

dari tema pusat. Peta pikiran juga digunakan untuk menggeneralisasikan,

memvisualisasikan serta mengklasifikasikan ide-ide dan sebagai bantuan

dalam belajar, berorganisasi, pemecahan masalah, pengambilan keputusan

serta dalam menulis. Di samping itu, peta pikiran merupakan suatu kegiatan

mencatat kreatif imajinatif yang didasarkan pada cara kerja otak, baik otak

kanan maupun otak kiri dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis

lainnya untuk membentuk kesan.

Metode PBL memiliki karakteristik yang menonjol dalam hal

memahami suatu fenomena melalui pengenalan masalah dan

pemecahannya.Dari masalahpeserta didik mengidentifikasi pokok bahasan

(issue) untuk mengembangkan pemahaman tentang berbagai konsep yang

mendasari masalah tadi serta prinsip pengetahuan lainnya yang relevan. Fokus

bahasan biasanya berupa masalah (tertulis) mencakup beragam fenomena

yang membutuhkan penjelasan. PBL bertujuan agar peserta didik memperoleh

dan membentuk pengetahuannya secara efisien dan terintegrasi. Kegiatan

untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman baru melalui pembahasan

masalah.

Page 100: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

115

Metode CIRC memiliki karakteristik yang menonjol dalam hal

memahami suatu fenomena melalui membaca dan mengkomposisikan

substansi pengetahuan yang ada dalam referensi yang relevan. Metode CIRC

dari segi bahasa dapat diartikan sebagai suatu pembelajaran kooperatif yang

mengintegrasikan suatu bacaan secara menyeluruh kemudian

mengkomposisikannya menjadi bagian-bagian yang penting. CIRC

merupakan metode untuk pembelajaran membaca dan menulis. Membaca

dapat meningkatkan penguasaan kosa kata secara tidak langsung, sedangkan

penguasaan kosa kata sangat bermanfaat untuk keterampilan menulis.

Perbedaan karakteristik dari setiap metode tersebut dapat memberikan

perbedaan sumbangan terhadap keterampilan menulis karya ilmiah dengan

cara dan aspek-aspek substansinya masing-masing. Metode MM merupakan

metode pembelajaran yang dirancang untuk dapat mambantu mahasiswa

menghubungkan konsep-konsep yang penting dalam mempelajari materi

pelajaran serta untuk lebih mudah mengingat materi pelajaran tersebut karena

dalam peta pikiran menggunakan pengingat-ingat visual dan sensorik dalam

suatu pola dari ide-ide yang berkaitan, seperti peta jalan yang digunakan untuk

belajar, mengorganisasikan, dan merencanakan serta dapat membangkitkan

ide-ide orisinal dan memicu ingatan yang mudah. Dengan MM siswa bebas

mengembangkan gagasan secara alami dengan berpusat pada tema sebagai

sumber orientasi dan karena dapat dipadukan dalam pembelajaran kooperatif,

maka dapat dilakukan dengan brainstorming.

Page 101: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

116

Sementara itu, untuk pembelajaran dengan menggunakan metode

CIRC dapat memudahkan mahasiswa dalam belajar menulis ilmiah

karena metode CIRC mengintegrasikan antara keterampilan membaca

dan menulis. Dalam membuat karya ilmiah membaca dan menulis

merupakan dua hal yang mempunyai kaitan sangat erat.CIRC agak lebih

rumit dibanding MM, Hal ini dikarenakan pada waktu belajar siswa

terpancang pada uraian-uraian bacaan. Meskipun terbantu dengan bacaan,

siswa tidak sebebas kalau menggunakan MM.

PBL diperlukan pemikiran yang dalam sebab setelah dosen

mengetengahkan masalah, maka mahasiswa harus memahami berbagai

konsep yang mendasari masalah dan mencari prinsip-prinsip pengetahuan lain

yang relevan. Untuk dapat mengikuti pelajaran dengan metode ini, kecuali

memerlukan nalar yang tinggi juga memerlukan motivasi belajar yang tinggi.

Dengan demikian diprediksi PBL paling sulit dibanding dengan CIRC dan

MM.

Perbedaan Karakteristik

Metode MM Metode PBL Metode CIRC

Praktik

Pembelajaran

Praktik

Pembelajaran

Praktik

Pembelajaran

Kemampuan

Menulis Ilmiah

Kemampuan

Menulis Ilmiah

Kemampuan

Menulis Ilmiah

Gambar1. Bagan Kerangka Berpikir Keterampilan Menulis Karya Ilmiah

antara Kelompok Mahasiswa diajar menggunakan Metode MM, PBL dan CIRC

yang memiliki kemampuan berpikir tinggi dan tendah

Page 102: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

117

2. Perbedaan Keterampilan Menulis Karya Ilmiah Antara Mahasiswa Yang

Kemampuan Berpikir Logisnya Tinggi Dan Rendah

Kemampuan berfikir logis erat hubungannya dengan kemampuan

seseorang untuk memformulasikan dan menuangkan pemikirannya secara

verbal.Berpikir Logis dapat diartikan sebagai jalan pemikiran yang masuk akal.

Berpikir logis dalam pembelajaran digunakan untuk mengambil suatu keputusan

berdasarkan pola-pola dan aturan-aturan ilmiah. Mahasiswa yang selalu

mengembangkan keterampilan berpikirnya termasuk kemampuan berpikir logis

tinggi cenderung mudah memperoleh pengetahuan atau mahasiswa

yangkemampuan berfikir logisnya baik, lebih mampu menghasilkan tulisan

dengan kalimat-kalimat yang mengikuti alur berfikir yang runtut.

Sebaliknya, pada mahasiswa yang kemampuan berfikir logisnya kurang

baik, dapat diduga akan kurang pula kemampuannya menghasilkan tulisan yang

runtut. Dalam kaitannya dengan keterampilan menulis ilmiah, hal tersebut sangat

besar peranannya.Menurut Byrne (dalam Slamet, 2009: 107) keterampilan

menulis adalah kemampuan menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis

melalui kalimat-kalimat yang dirangkai secara utuh, lengkap, dan jelas sehingga

buah pikiran tersebut dapat dikomunikasikan kepada pembaca dengan berhasil.

Keterampilan menulis menuntut kemampuan menggunakan pola-pola

bahasa secara tertulis untuk mengungkapkan suatu gagasan. Keterampilan

menulis ini mencakup berbagai kemampuan, misalnya kemampuan menggunakan

unsur-unsur bahasa secara tepat, kemampuan mengorganisasikan wacana dalam

Page 103: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

118

bentuk karangan, kemampuan menggunakan gaya bahasa yang tepat, pilihan kata

serta yang lainnya. Oleh karena itu, dapat diduga bahwa ada perbedaan

keterampilan menulis ilmiah antara mahasiswa yang memiliki kemampuan

berfikir logis baik dan yang kurang baik.

Perbedaan Kemampuan

Mahasiswa Kemampuan

Berpikir Logis Tinggi

Mahasiswa Kemampuan

Berpikir Logis Rendah

Perbedaan Berpikir

Praktik

Pembelajaran

Praktik

Pembelajaran

Perbedaan Menulis

Keterampilan Menulis

Ilmiah

Keterampilan Menulis

Ilmiah

Gambar 2. Bagan Kerangka berpikir Keterampilan Menulis Karya Ilmiah antara

Kelompok Mahasiswa yang berkemampuan berpikir logis tinggi dengan berpikir

logis rendah.

3. Interaksi Antara Metode Pembelajaran Dengan Kemampuan Berpikir

Logis Dalam Mempengaruhi Keterampilan Menulis Karya Ilmiah

Dalam proses pembelajaran daya serap peserta didik berbeda-beda, dan

untuk menghadapi perbedaan tersebut, metode pembelajaran yang tepat sangat

dibutuhkan. Seperti dalam kerangka berpikir yang pertama bahwa setiap metode

dari ketiga metode yang diteliti memeliki karakteristik masing- masing.

Sementara itu banyak ahli yang menyatakan bahwa tidak ada satupun metode

pembelajaran yang secara universal cocok umtuk siapa saja, kapan saja, dan

dimana saja. Sejalan dengan prinsip tersebut, dengan mempertimbangkan tingkat

kemampuan berpikir logis ada kemungkinan bahwa ada metode tertentu yang

Page 104: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

119

lebih cocok bagi yang memiliki kemampuan berpikir logis yang tinggi, dan ada

metode yang lebih cocok untuk yang kemempuan berpikir logisnya rendah.

Kemungkinan-kemungkinan tersebut dijabarkan sebagai berikut.

a. Dengan metode MM siswa terbantu memudahkan mengingat materi dengan

membuka seluruh potensi dan kapasitas otak yang tersembunyi. Hal itu

merupakan cara kerja yang efektif dan kreatif dan secara alami-harafiah otak

berpikir secara mudah tanpa hambatan, menyenangkan dan imajiner. MM

dapat membuat otak bekerja lebih sesuai fungsinya.

Dalam keadaan seperti ini, seseorang tidak terlalu memerlukan cara berpikir

logis yang rumit dan tinggi sebab otak dapat secara alami sudah bekerja

sebagaimana mestinya. Dengan demikian siswa yang memiliki kemampuan

perpikir logis rendah pun akan mampu mengikuti pelajaran, terlebih siswa

yang memiliki kemampuan berpikir logis tinggi.

b. Dengan PBL siswa dihadapkan pada masalah dan siswa dituntut untuk

memahami berbagai konsep yang mendasari masalah serta mencari prinsip-

prinsip pengetahuan lain yang relevan.

PBL hampir sama dengan CIRC, tetapi dalam PBL dosen tidak menyajikan

materi menggunakan media bacaan seperti pada CIRC. Dalam MM dosen

menetapkan sebuah kata yang bertema tertentu, tetapi dalam PBL dosen

menyajikan sebuah masalah/persoalan yang membutuhkan penalaran tinggi,

motivasi tinggi. Berdasarkan hal ini maka PBL akan lebih rumit dibanding

CIRC, dan CIRC lebih rumit dibanding MM. Dengan demikian, maka untuk

mengikuti PBL siswa harus memiliki kemampuan berpikir logis yang tinggi.

Page 105: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

120

Siswa yang kemampuan berpikir logisnya rendah dimungkinkan akan

mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran.

c. Dengan metode CIRC siswa juga dimudahkan untuk belajar. CIRC

memberikan cara kerja otak dengan mengikuti langkah-langkahnya yaitu (1)

membaca teks, (2) menemukan butir-butir pikiran bacaan, (3) menata butir-

butir pikiran, (4) tatanan butit-butir pikiran lalu dikembangkan dalam karya

tulis ilmiah. Dalam cara kerja seperti ini otak (proses berpikir logis) diperlukan

untuk menemukan gagasan-gagasan pokok yang selanjutnya dalam

pengembangannya memerlukan penelitian. Kehadiran bacaan bukan sebagai

modelling karya iilmiah tetapi lebih baku merupakan perangsang pikiran

terimajinasi melalukan pengembangan melalui sebuah penelitian dan

penelusuran terhadap bacaan-bacaan lain.

Berdasarkan penjelasan ini, maka cara kerja otak berbeda dibanding metode

MM. Kalau metode MM pikiran bebas alami, tetapi kalau di CIRC diarahkan

terpancang pada emajinasi bacaan. Oleh karena itu, siswa yang kemampuan

berpikir logisnya tinggi dan pemahaman bacaannya baik akan dapat mengikuti

pelajaran dengan baik. Tetapi sebaliknya siswa yang kemampuan berpikir

logisnya rendah dan pemahaman persoalan sesuai bacaannya rendah akan

mengalami kesulitan belajar.

Berdasarkan tiga penjelasan utama tersebut, maka dapat dimungkinkan

akan terjadi interaksi antara penggunaan metode pembelajaran dan kemampuan

berpikir logis dalam mempengaruhi proses dan hasil menuls ilmih siswa.

Page 106: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

121

Perbedaan Kemampuan

Berpikir Logis

Tinggi (B1) Rendah (B2)

Perb

edaan

Karak

ter Meto

de

Pem

belajaran

MM (A1) A1B1 A1B2

PBL (A2) A2B1 A2B2

CIRC (A3) A3B1 A3B2

D. Hipotesis Penelitian

1. Ada perbedaan keterampilan menulis ilmiah antara kelompok mahasiswa

yang mengikuti pembelajaran dengan metode MM, PBL,dan CIRC .

Adapun perbedannya:

a. Pembelajaran dengan metode MM lebih baik daripada metode

pembelajaran PBL dan CIRC

b. Pembelajaran dengan metode CIRC lebih baik daripada metode

pembelajaran PBL.

2. Ada perbedaan keterampilan menulis karya ilmiah antara kelompok

mahasiswa yang memiliki kemampuan berpikir logis tinggi dengan

kelompok mahasiswa yang memiliki kemampuan berpikir logis rendaah.

Gambar 3. Bagan Kerangka berpikir Interaksi antara metode pembelajaran

dengan kemampuan berpikir logis dalam keterampilan menulis karya

ilmiah.

Page 107: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

122

3. Ada interaksi antara metode pembelajaran dengan kemampuan berpikir

logis terhadap keterampilan menulis ilmiah. Interaksi tersebut adalah:

c. Terdapat perbedaan keterampilan menulis ilmiah pada mahasiswa

yang diajar dengan metode MM untuk mahasiswa yang mempunyai

kemampuan berpikir logis tinggi lebih baik dengan mahasiswa yang

mempunyai kemampuan berpikir logis rendah.

d. Terdapat perbedaan keterampilan menulis ilmiah pada mahasiswa

yang diajar dengan metode PBL untuk mahasiswa yang mempunyai

kemampuan berpikir logis tinggi tidak lebih baik dengan mahasiswa

yang mempunyai kemampuan berpikir logis rendah.

e. Terdapat perbedaan keterampilan menulis ilmiah pada mahasiswa

yang diajar dengan metode CIRC untuk mahasiswa yang mempunyai

kemampuan berpikir logis tinggi lebih baik dengan mahasiswa

mempunyai kemampuan berpikir logis rendah.

f. Terdapat perbedaan keterampilan menulis karya ilmiah pada

mahasiswa yang yang mempunyai kemampuan berpikir logis tinggi

yang diajar dengan metode MM lebih baik dibandingkan mahasiswa

yang diajar dengan menggunakan metode CIRC.

g. Terdapat perbedaan keterampilan menulis karya ilmiah pada

mahasiswa yang yang mempunyai kemampuan berpikir logis tinggi

yang diajar dengan metode MM lebih baik dibandingkan mahasiswa

yang diajar dengan menggunakan metode PBL.

Page 108: BAB II KAJIAN TEORI, PENELITIAN YANG RELEVAN ...sebagai sebuah keterampilan berbahasa seseorang dalam mengemukakan gagasan, perasaan, dan pemikiran-pemikirannya kepada orang atau pihak

123

h. Terdapat perbedaan keterampilan menulis karya ilmiah pada

mahasiswa yang yang mempunyai kemampuan berpikir logis tinggi

yang diajar dengan metode CIRC tidak lebih baik dibandingkan

mahasiswa yang diajar dengan menggunakan metode PBL.

i. Terdapat perbedaan keterampilan menulis karya ilmiah pada

mahasiswa yang mempunyai kemampuan berpikir logis rendah yang

diajar dengan metode MM tidak lebih baik dibandingkan mahasiswa

yang diajar dengan menggunakan metode CIRC.

j. Terdapat perbedaan keterampilan menulis karya ilmiah pada

mahasiswa yang mempunyai kemampuan berpikir logis rendah yang

diajar dengan metode MM tidak lebih baik dibandingkan mahasiswa

yang diajar dengan menggunakan metode PBL.

k. Terdapat perbedaan keterampilan menulis karya ilmiah pada

mahasiswa yang mempunyai kemampuan berpikir logis rendah yang

diajar dengan metode CIRC tida lebih baik dibandingkan mahasiswa

yang diajar dengan menggunakan metode PBL.