39
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian pustaka 2.1.1 Bauran Promosi Dalam mengkomunikasikan produknya ke konsumen, perusahaan dapat melakukannya melalui beberapa alat promosi yang dikenal dengan bauran promosi. Bauran promosi adalah seperangkat alat yang digunakan oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan produknya ke konsumen. Menurut J. Stanton yang dikutip oleh Basu Swastha (2009 : 238), bauran promosi adalah kombinasi starategi yang paling baik dari variabel- variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi yang lain, yang kesemuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan. Sedangkan menurut Phillip Kotler (2010:642), tejemahan Hendra Teguh, Bauran promosi adalah semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar sasaran. Jadi berdasarkan pendapat para ahli diatas, bauran promosi merupakan kombinasi strategi dari unsur-unsur promosi yang diupayakan untuk memperkenalkan suatu gagasan mengenai produk untuk mencapai tujuan pemasarannya. Bauran promosi mengisyaratkan suatu teknik komunikasi dengan menggunakan berbagai bentuk promosi dari satu produk sama agar promosinya dapat maksimal dan hasilnya memuaskan. Menurut Kotler dan Keller (2012:479), mengemukakan bahwa bauran promosi terdiri dari tujuh bentuk utama, yaitu : periklanan, promosi penjualan, acara dan pengalaman, hubungan masyarakat dan publisitas, pemasaran langsung dan interaktif, pemasaran dari mulut ke mulut, dan penjualan perseorangan. Sedangkan menurut Morrisan (2010:17), bauran promosi mencakup empat elemen, yaitu : iklan, promosi penjualan, publikasi/humas, dan penjualan perseorangan. Namun dalam bauran promosi modern ditambahkan dua elemen lagi, yaitu pemasaran langsung dan pemasaran

BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

  • Upload
    ngonhu

  • View
    221

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

1

BAB II

KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Kajian pustaka

2.1.1 Bauran Promosi

Dalam mengkomunikasikan produknya ke konsumen, perusahaan

dapat melakukannya melalui beberapa alat promosi yang dikenal dengan

bauran promosi. Bauran promosi adalah seperangkat alat yang digunakan

oleh perusahaan untuk mengkomunikasikan produknya ke konsumen.

Menurut J. Stanton yang dikutip oleh Basu Swastha (2009 : 238),

bauran promosi adalah kombinasi starategi yang paling baik dari variabel-

variabel periklanan, personal selling, dan alat promosi yang lain, yang

kesemuanya direncanakan untuk mencapai tujuan program penjualan.

Sedangkan menurut Phillip Kotler (2010:642), tejemahan Hendra Teguh,

Bauran promosi adalah semua kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk

mengkomunikasikan dan mempromosikan produknya kepada pasar

sasaran.

Jadi berdasarkan pendapat para ahli diatas, bauran promosi

merupakan kombinasi strategi dari unsur-unsur promosi yang diupayakan

untuk memperkenalkan suatu gagasan mengenai produk untuk mencapai

tujuan pemasarannya. Bauran promosi mengisyaratkan suatu teknik

komunikasi dengan menggunakan berbagai bentuk promosi dari satu

produk sama agar promosinya dapat maksimal dan hasilnya memuaskan.

Menurut Kotler dan Keller (2012:479), mengemukakan bahwa

bauran promosi terdiri dari tujuh bentuk utama, yaitu : periklanan, promosi

penjualan, acara dan pengalaman, hubungan masyarakat dan publisitas,

pemasaran langsung dan interaktif, pemasaran dari mulut ke mulut, dan

penjualan perseorangan.

Sedangkan menurut Morrisan (2010:17), bauran promosi mencakup

empat elemen, yaitu : iklan, promosi penjualan, publikasi/humas, dan

penjualan perseorangan. Namun dalam bauran promosi modern

ditambahkan dua elemen lagi, yaitu pemasaran langsung dan pemasaran

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2

interaktif. Selanjutnya menurut Fandy Tjiptono (2009:222), secara umum

ada lima bentuk promosi yang memiliki fungsi yang sama tetapi bentuk-

bentuk tersebut dapat dibedakan berdasarkan tugas-tugas khususnya

diantaranya adalah penjualan perseorangan, periklanan, hubungan

masyarakat, pemasaran langsung, promosi penjualan. Jadi dalam

penjelasan tersebut diatas, dimensi variabel bauran promosi meliputi

periklanan, promosi penjualan, acara dan pengalaman, hubungan

masyarakat dan publisitas, pemasaran langsung dan interaktif, pemasaran

dari mulut ke mulut, dan penjualan perseorangan.

Jadi berdasarkan pada pendapat para ahli tersebut diatas yang

menjadi dimensi dari variabel bauran promosi adalah terdiri atas promosi

penjualan, periklanan, penjualan perseorangan, acara dan pengalaman.

Dimensi variabel bauran promosi tersebut didasarkan atas perkembangan

teori yang terbaru dan modern yang meliputi atas empat variabel bauran

promosi.

2.1.2 Periklanan

Periklanan merupakan sasaran perusahaan untuk mempengaruhi

konsumen sebagai alat persaingan dengan perusahaan lain dalam usaha

mendapatkan perhatian dan kesan dari pasar sasaran. Alat – alat promosi

iklan antara lain : iklan media cetak, brosur, poster, billboard, internet, dan

lain – lain. Menurut Kotler (2008: 244) iklan adalah segala bentuk

penyajian non personal dan promosi ide, barang, atau jasa oleh suatu

sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Menurut Stanton yang

dikutip oleh Bilson Simamora (2003:305), menyatakan bahwa: Iklan

terdiri dari segala kegiatan yang dilibatkan dalam mempersentasikan

sesuatu kepada audiens secara nonpersonal, dengan sponsor yang jelas dan

biaya suatu pesan tentang produk atau organisasi. Sedangkan menurut

Widiana (2010:90), periklanan adalah salah satu bentuk promosi yang

paling banyak digunakan perusahaan dalam mempromosikan

produknya.Iklan adalah bentuk promosi tidak langsung yang didasari pada

informasi tentang keunggulan atau keuntungan suatu produk, yang disusun

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

3

sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan

mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian.”

Jadi peneliti mengartikan bahwa periklanan adalah suatu bentuk

promosi untuk memperkenalkan suatu produk kepada masyarakat yang

dilakukan melalui berbagai media seperti koran, radio, televisi, billboard,

spanduk, dan lain – lain.

A. Tujuan dan Sasaran dari Periklanan

Tujuan atau sasaran umum dari periklanan menurut Saladin (2009:129)

dalam bukunya Manajemen Strategi dan Kebijakan Perusahaan, yaitu :

1. Untuk menyampaikan informasi

a. Memberitahu pasar tentang politik

b.Menganjurkan cara penggunaan baru untuk produk tertentu

c. Menjelaskan cara kerja suatu produk

d. Membangun citra perusahaan.

2. Untuk Membujuk

a. Memilih merek tertentu

b. Mengharuskan pembeli merek tertentu

c. Mengubah persepsi konsumen tentang ciri – cirri merek tertentu

d. Membujuk pelanggan untuk membeli.

3. Untuk Mengingatkan

a.Mengingatkan konsumen bahwa produk itu mungkin akan sangat

dibutuhkan dalam waktu dekat

b. Mengingatkan konsumen dimana membeli produk itu

c.Menjaga agar pelanggan selalu ingat akan produk atau merek itu.

4. Untuk Penetapan

Berusaha untuk meyakinkan para pembeli bahwa ia mengambil pilihan

yang tepat.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

4

Tujuan atau sasaran khusus menurut Stanton yang dikutip oleh Saladin

(2009:129-130) dalam bukunya Manajemen Strategi dan Kebijakan

Perusahaan, yaitu:

a. Menunjang penjualan perseorangan.

b. Memperbaiki hubungan dengan dealer.

c. Mencapai pejabat yang dapat dihubungi oleh tenaga penjual.

d. Memasuki pasaran geografis baru atau menarik golongan pelanggan

baru.

e. Memperkenalkan produk baru.

f. Meluaskan penjualan perusahaan.

g. Membangun nama baik (goodwill) perusahaan dan memperbaiki

reputasi.

B. Langkah-Langkah Dalam Keputusan Periklanan

Menurut Kotler dan Keller (2009:227) dalam mengembangkan

program iklan, manajer-manajer pemasaran harus selalu mulai dengan

mengidenfikasi pasar sasaran dan motif pembeli. Kemudian mereka

dapat mengambil kelima keputusan utama dalam mengembangkan

program iklan yang dikenl dengan istilih “ Lima M “

Yaitu :

1. Menetapkan tujuan dan sasaran periklanan

2. Menetapkan anggaran periklanan

3. Menetapkan pesan yang akan disampaikan

4. Menetapkan media yang harus digunakan

5. Melakukan evaluasi terhadap hasil yang dicapai

Denagan melakukan lima langkah tersebut diharapkan pelaksanaan

periklanan dapat berjalan dengan baik

C. Jenis – jenis Periklanan

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

5

Menurut Shimp (2009:319) terdapat enam jenis media periklanan

secara umum yaitu :

1. Periklanan diluar rumah

Adalah bentuk terutama dari periklanan,walaupun papan iklan

adalah media utama pada jenis ini, tetapi ada berbagai bentuk lain

dalam jenis ini ,seperti : iklan ditempat pemberhentian bus, tulisan

di udara, dan lain-lain.

2. Surat kabar

Berdasarkan sejarah, surat kabar pernah menjadi pimpinan dalam

media periklanan, tetapi dengan berkembangnya teknologi televisi

telah mengalahkan surat kabar yang menerima pendapatan yang

paling penting dalam iklan. Iklan lokal adalah pendapatan utama

dari surat kabar. Walaupun demikian, surat kabar telah membantu

meningkatkan iklan secara nasional.

3. Majalah

Dahulunya majalah dianggap sebagai media periklanan misal, akan

tetapi saat ini majalah yang mengfokuskan pada satu hal makin

bertambahnya banyak. Hal ini pula yang membuat pemasar tidak

dapat mempengaruhi pembaca yang mempunyai pilihan dalam

menentukan majalah yang akan digunakan.

4. Radio

Hampir 100% dari semua rumus di Amerika Serikat radio sebagai

media dalam mengiklankan produk perusahaan, bahkan ada yang

memilih lebih dari dua, dan hampir semua kendaraan roda empat

yang memiliki dan mendengarkan radio. Hal ini menunjukan radio

sebagai media iklan yang berpotensi tinggi tetapi pada tahun-tahun

terakhir ini sejalan pengiklan menghargai keuntungan dari media

iklan.

5. Telivisi

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

6

Televisi dapat dikatakan sebagai barang wajib yang dimiliki lebih

dari 98% rumah di Amerika Serikat talah memiliki televisi.

Sebagai media iklan televisi memiliki keunikan tersedia yaitu

penyajian yang personal serta demonstrative.

6. Media interaktif

Media konvensional telah membantu pengiklan selama bertahun-

tahun, tetapi akhir-akhir ini terdapat usaha baru yang dilakukan

oleh pengiklan dalam membuat media iklan yang lebih rendah

usaha dan biaya yang dibutuhkannya, serta memiliki tingkat

efektifitas yang lebih baik dari menangani konsumen dengan

memberikan konsumen kontrol penuh untuk memilih manakah

iklan yang disaksikan olehnya.

2.2 Media Iklan Televisi

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

7

Menurut Kotler (2008: 247) televisi diakui sebagai media iklan

paling berpengaruh dan menjangkau spektrum konsumen. Iklan

televisi berkembang dengan berbagai kategori disamping karena iklan

televisi perlu kreativitas dan selalu menghasilkan produk-produk iklan

baru, namun juga karena daya beli masyarakat terhadap sebuah iklan

televisi yang selalu bervariasi karena tekanan ekonomi. Namun bila

dibandingkan dengan media lain iklan televisi memiliki kategorisasi

yang jauh berbeda karena sifat media yang juga berbeda

(Bungin,2008:111). Kategori besar dari sebuah iklan televisi adalah

berdasarkan sifat media ini, dimana iklan televisi dibangun dari

kekuatan visualisasi objek dan kekuatan audio. Simbol-simbol yang di

visualisasi lebih menonjol bila dibandingkan dengan simbol-simbol

verbal. Umumnya iklan televisi menggunakan cerita-cerita pendek

menyerupai karya film pendek. Waktu tayangan yang pendek,

mengakibatkan iklan televisi berupaya keras meninggalkan kesan

yang mendalam kepada pemirsa dalam waktu beberapa detik

(Bungin2008: 111).

Dari semua media komunikasi yang ada, televisi merupakan

media yang paling berpengaruh pada kehidupan manusia. Televisi

adalah sebagai bagian dari kebudayaan audiovisual dan merupakan

media paling berpengaruh dalam membentuk sikap dan kepribadian

masyarakat secara luas. Unsur esensial dari kebudayaan televisi

berupa penggunaan bahasa verbal dan visual, sekaligus dalam rangka

menyampaikan sesuatu seperti pesan, informasi, pengajaran, ilmu dan

hiburan. Kultur yang dibawa oleh televisi dengan sendirinya mulai

tumbuh di masyarakat (Wibowo 2009:17).

2.2.1 Karakteristik Televisi

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

8

Menurut Sutisno dalam Nawiroh Vera (2010:79) ciri utama

televisi adalah sifatnya yang audio visual, dimana stimulasi alat

indera bukan hanya satu seperti dalam radio siaran, surat kabar dan

majalah. Televisi dapat didengar sekaligus dapat dilihat. Secara lebih

khusus karakteristik televisi adalah sebagai berikut :

a. Memiliki jangkauan yang luas dan segera dapat menyentuh

rangsang penglihatan dan pendengaran manusia.

b. Dapat menghadirkan obyek yang sangat kecil atau besar,

berbahaya, atau yang langka.

c. Menyajikan pengalaman langsung pada penonton.

d. Dapat dikatakam “meniadakan” perbedaan jarak dan waktu.

e. Mampu menyajikan unsur warna, gerakan, bunyi dan proses yang

baik

f. Dengan mengkoordinasikan pemanfaatan berbagai media lain,

seperti film, foto, gambar dengan baik.

g. Dapat menyimpan berbagai data, informasi, dan serentak

menyebarluaskannya dengan cepat ke berbagai tempat yang

berjauhan.

h. Mudah ditonton tanpa perlu menggelapkan ruangan.

i. Media ini membangkitkan rasa intim.

2.2.2 Fungsi Televisi

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

9

Nawiroh Vera (2010:78) menjelaskan terdapat tiga fungsi utama

dari media televisi, yaitu :

a.Hiburan

Fungsi hiburan untuk media elektronik ini menduduki posisi yang

paling tinggi dibandingkan dengan fungsi televisi yang lain.

Individu ataupun masyarakat menganggap bahwa media televisi

sebagai alat untuk relaksasi dan pelepasan lelah.

b. Penyebaran informasi

Televisi mempunyai fungsi sebagai media untuk menyebarkan

informasi. Berbagai informasi bisa kita dapatkan dari televisi, mulai

dari peristiwa penting yang terjadi di dunia, informasi tentang

olahraga, lingkungan, sampai dengan pemerintahan.

c.Pendidikan

Televisi menjadi sarana pendidikan bagi khalayak. Penyebaran

informasi yang berisikan pengetahuan, keterampilan dan nilai-nilai

positif untuk khalayak menjadikan televisi sebagai media

pendidikan. Khalayak dapat belajar dari berbagai informasi yang

diberikan oleh televisi.

2.2.3 Dimensi Iklan Televisi

Menurut Rossiter dan Percy (2013:209) dimensi iklan televisi

terdiri sebagai berikut :

a. Kata-kata/suara

Adalah kata-kata/suara yang terdengar, maksudnya adalah karakter

dan penekanan suara didukung dengan gaya penyampaian dalam

kata-kata yang terdengar, merupakan elemen iklan yang penting,

karena mengandung arti emosional dan dapat menimbulkan pesan-

pesan dalam pikiran pemirsa. Penilaian heard and sound effect,

merupakan persepsi pemirsa terhadap kata-kata aatu suara yang

terdengar pada saat iklan ditayangkan di media elektronik (televisi

atau radio). Heard and sound effect dapat berupa pesan yang

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

10

dikomunikasikan. Suara yang jelas, enak didengar, berisi pesan

yang jujur, menghindari slogan-slogan yang tidak berarti akan

mudah diingat oleh pemirsa dan sangat efektif membentuk brand

awareness.

b. Musik

Musik adalah alunan lagu yang berirama, baik dari suara manusia

maupun dari alat-alat. Musik dapat berupa jingle (bunyi-bunyian)

atau musik latar belakang. Penilaian musik merupakan persepsi

pemirsa terhadap irama atau lagu yang didengarkan pada saat iklan

ditayangkan pada media elektronik (televisi atau radio). Nyanyian

membuat kata-kata mudah diingat, karena iramanya. Musik dan

lagu telah menjadi komponen penting dunia periklanan hampir

sejak suara direkam pertama kali. Musik latar, jingle, lagu-lagu dan

aransemen lagu klasik digunakan untuk menarik perhatian,

menyalurkan pesan-pesan penjualan, menentukan tekanan

emosional, dan mempengaruhi suasana hati pendengar.

Musik membentuk berbagai fungsi komunikasi yang meliputi cara

untuk menarik perhatian, menjadikan konsumen berada dalam

perasaan positif, membuat konsumen lebih dapat menerima pesan-

pesan dalam iklan, dan bahkan mengkomunikasikan arti produk

yang diiklankan. Fungsi lagu pada prinsipnya adalah pendukung

komunikasi. Cara berkomunikasi dalam iklan televisi bisa secara

audiovisual. Di sinilah lagu berperan, sebagai salah satu unsur

penting dalam menyamapaikan pesan kepada audiens dan

membangaun brand personality (kepribadian merek) suatu produk.

Lagu itu sendiri juga bisa menjadi “bahasa visual”, karena bisa

mgnggambarkan mood maupun feeling. Lagu yang dipakai dalam

iklan, biasanya diaransemen ulang, dengan pertimbangan

aransemen ulang ini tergantung lagu aslinya seperti apa,

selanjutnya disesuaikan dengan tema komunikasi iklan. “Lagu

terkenal dalam iklan dapat membantu menarik perhatian dan

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

11

mengembalikan ingatan, serta menjadikan merek mudah diingat”

(Sutherland dan Sylvester, 2004:139).

c. Kata- kata yang terlihat berbentuk tulisan

Kata – kata tertulis yaitu yang dapat dibaca, diingat, dan akan

melekat dalam ingatan pemirsa, sehingga mampu mendukung

manfaat produk yang diiklankan. Penilaian words (kata-kata)

merupakan persepsi pemirsa terhadap kata-kata atau tulisan yang

ditampilkan pada saat iklan ditayangkan pada saat iklan

ditayangkan di televisi, yang mampu mendukung manfaat produk.

Tulisan kata-kata yang terlalu panjang dan tidak jelas, tidak akan

mampu dibaca bahkan tidak akan mampu dipahami dengan baik

oleh pemirsa. Hal tersebut menyebabkan iklan tidak efektif. Kata-

kata yang ditulis hendaknya dibuat sesederhana mungkin dan

wajar, tetapi dapat mengungkapkan pesan, sehingga tidak terlalu

memancing imajinasi pemirsa. Manusia atau pemirsa

menghendaki gagasan yang wajar dan cerdas, sehingga mudah

diingat dan menarik perhatian.

d. Pesan

Pesan adalah setiap pemberitahuan, kata, atau komunikasi baik

lisan maupun tertulis, yang dikirimkan dari satu orang ke orang

lain. Pesan menjadi inti dari setiap proses komunikasi yang

terjalin dan pemberi informasi. Menyatakan bahwa dampak dari

pesan tidak hanya tergantung pada apa yang dikatakan, tetapi juga

bagaimana mengatakannya. Pesan apa pun dapat disajikan dalam

gaya pengungkapan yang berbeda seperti: Potongan kehidupan,

gaya hidup, fantasi,dll.

e. Gambar

Gambar dalam suatu tayangan iklan yang dilihat pemirsa atau

masyarakat, yang meliputi objek figur, lokasi, dan latar belakang

yang dipakai. Penilaian pictures (gambar) merupakan persepsi

pemirsa terhadap gambar atau obyek yang ditampilkan pada saat

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

12

iklan ditayangkan, baik pada media cetak maupun media elektronik

(televisi atau web iklan di internet). Televisi merupakan media

audiovisual, yaitu media yang sanggup mengkomunikasikan

kepada pemirsa suara dan gambar dari suatu pesan atau beberapa

pesan pada saat bersamaan (pada detik yang sama). Kelebihan

televisi tersebut hendaknya dimanfaatkan untuk menampilkan

citra-citra produk dan jasa secara luar biasa, untuk menarik

perhatian pemirsa yang sebelumnya tidak pernah terpikir dalam

benak pemirsa. Gambar adegan tayangan iklan di televisi harus

dibuat semenarik mungkin agar menimbuilkan kesan di hati

pemirsa atau masayarakat. Gambar adegan tayangan iklan

hendaknya mampu memberikan informasi pesan iklan dengan baik.

f. Warna

Warna adalah komposisi warna dan keserasian warna dari gambar

dan tulisan, termasuk pengaturan cahaya yang terdapat dalam

tayangan iklan. Penilaian color (warna) merupakan persepsi

pemirsa terhadap warna-warna dari gambar atau obyek yang

ditampilkan pada saat iklan ditayangkan di televisi atau media

cetak lain. tidak hanya gambar partai memiliki warna dominan,

tetapi suatu produk yang dipasarkan juga memiliki warna yang

dominan. Warna dominan merupakan suatu indikasi untuk

membedakan satu produk dengan produk yang lain. biasanya

warna-warna yang ditayangkan mudah 24 diingat. Di samping

warna dominan, tayangan iklan di televisi hendaknya juga dibuat

kaya warna, dan perpaduan warna tayangan iklan harus serasi

dengan background.

g. Gerakan (Movements) Movements adalah adegan yang

disajikan dalam tayangan iklan, yang digunakan dengan tujuan

memperjelas maksud dari iklan tersebut, sesuai dengan suara dan

irama atau lagu yang diperdengarkan. Penilaian movement

(gerakan) merupakan persepsi pemirsa terhadap gerakan dari setiap

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

13

adegan yang ditampilkan pada saat iklan ditayangkan. Penilaian

movement iklan hendaknya kaya gerakan yang mampu melahirkan

semangat pada diri pemirsa, sesuai dengan musik yang disajikan

atau sesuai degan suara (heard and sound effect) yang

diperdengarkan. Sesuai dengan yang dikemukakan di muka, gerak

irama yang cepat dengan banyak potongan dan aneka skenario

memberi dampak gairah (semangat) yang besar, misalnya cocok

untuk iklan restoran cepat saji, minuman kesehatan, multivitamin.

Sebaliknya gerak irama yang lebih lamban mungkin lebih sesuai

untuk produk alat-alat kecantikan, bahan - bahan masakan. Iklan

televisi harus mengkomunikasikan perbedaan produk, manfaat

produk, dan alasan konsumen untuk membeli. Itulah sebabnya,

perbedaan konsep tersebut yang hendaknya dapat diwujudkan

dalam gerakan yang ditampilkan pada iklan di televisi.

h. Waktu penayangan

2.2.4 Televisi Efektif

Menurut Sigit Santosa (2009:134) agar iklan di televisi efektif,

terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan. Hal yang harus

diperhatikan adalah sebagai berikut :

a.Memaksimalkan Fungsi Gambar

Televisi sebagai media visual harus memaksimalkan fungsi gambar.

b. Key Visual

Televisi memiliki gambar yang berpengaruh kuat kepada pemirsa

atau penontonnya. Key visual biasanya juga digunakan dalam iklan

yang lain, seperti iklan cetak dan billboard.

c.Menarik perhatian

Dalam lima detik pertama, iklan harus dapat menarik perhatian

pemirsa. Jika tidak, pemirsa segera akan memindahkan channel atau

saluran televisi

d. Pesannya Fokus

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

14

Pesannya tidak bermacam-macam, bahkan bila waktu masih

memungkinkan ulangi pesan itu dengan cara yang berbeda.

e.Menampilkan Nama Produk

Iklan televisi tidak dapat dikatakan hebat jika tidak menjual. Oleh

karena itu apa yang kita jual harus disebutkan serta diakhiri dengan

menampilkan nama, logo, dan, produk.

f. Menampilkan Brand Ambassador

Menggunakan seseorang dalam iklan dan mengaitkannya dengan

produk, menjadikan suatu produk menjadi lebih baik.

g. Memberikan Manfaat

Akhiri iklan dengan cerita yang baik. Buatlah jadi bermanfaat bagi

pemirsa yang melihat iklan tersebut.

h. Pesan Ringkas dan Jelas

Buatlah pesan yang ringkas dan jelas. Dekatilah konsumen seakan

melakukan kontrak secara pribadi.

i. Berkesinambungan

Beriklan harus dilakukan secara konsisten dan terus menerus dalam

satu periode tertentu. Jadi pesan harus dibangun secara

berkesinambungan antara iklan yang satu dengan yang lain.

Dalam memaparkan penelitian ini untuk lebih lengkapnya

menggunakan lima indikator yang menceritakan Iklan Televisi,

diantaranya yaitu:

a. Kata-kata/suara

b. Musik

c. Kata- kata yang terlihat berbentuk tulisan

d. pesan

e. Gambar

f. Warna

g. Gerakan

h. Waktu penayangan

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

15

2.3 Citra Merek

Sebuah merek lebih dari sekedar produk. produk adalah suatu

yang di produksi di pabrik, sedangkan merek suatu yang dibeli oleh

konsumen merek mencermikan keseluruhan persepsi dan perasaan

konsumen mengenai atribut dan kinerja produk, nama merek dan

maknanya, perusahan yang diasosiasikan dengan merek yang

bersangkutan. Konsumen biasanya tidak menjalin reaksi dengan

barang atau jasa tertentu, namun sebaliknya membina hubungan yang

kuat dengan merek tertentu.pendek kata mereka adalah satu asset

terpenting perusahaan.

Merek juga melaksanakan fungsi yang berharga bagi

perusahaan. Pertama merek menyederhanaakan pananganan atau

penelusuran produk. Merek menawarkan perlindungan hukum kepada

perusahaan untuk fiktu- fitur atau aspek unik produk. Nama merek

dilindungi melalui nama dagang terdaftar, proses manufaktur dapat

dilindungi melalui hak paten; dan kemasan dapat dilindungi melalui

hak cipta dan rancangan hak milik. Hak milik intelektual memastikan

bahwa perusahaan dapat berinvestasi dengan aman dengan merek

tersebut dan mendapatkan keuntungan dari sebuah aset yang berharga

(kotler dan keller;2012:259)

Sebuah merek bisa dikatakan sukses apabila pembeli atau

pemakainya mempersepsikan adanya nilai tambah relevan, unik dan

berkesinabungan yang memenuhi kebutuhannya secara paling

memuaskan. Menurut Doyle yang mendefinisika merek sukses sebagai

nama, simbol ,desain atau kombinasi diantara yang mengindentifikasi

produk organisasi tertentu dengan keunggulan diferensial

berkesinambungan. Kriteria di sini adalah (1) keunggulan diferensial

yakni pelanggan memiliki alasan kuat untuk lebih menyukai merek

bersangkutan di banding merek-merek pesaing, dan (2) langgeng atau

berkesinambungan artinya keunggulan yang tidak mudah ditiru para

pesaing, dimana perusahan menciptakan hambatan masuk misalanya

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

16

dengan jalan mengembangkan reputasai atau citra merek yang unik

dan kokoh dalam kualitas layanan secara teoritis, pemilihan nama

merek yang efektif harus memenuhi sejumlah kriteria, diantaranya

mencerminkan manfaat dan kulitas produk (contohnya navigator,

beautyrest, spray & wipe) mudah diucapkan, dikenal dan diingat

(contohnya Son,Virgin, Kodak) bersifat unik misanya (pajero, prado)

Mudah diterjemakan ke dalam berbagi bahasa lain serta

memungkinkan perlindungan hukum dan registrasi merek

(Tjiptono;2008:353).

2.3.1 Dimensi Citra Merek

Aaker dikutip oleh Dewi (2011) membagi 3 variabel yang harus

diperhatikan dalam membentuk sebuah citra merek yaitu:

a. Pengenalan, tingkat dikenalnya sebuah merek (brand) oleh konsumen

b. Reputasi,tingkat atau status yang cukup tinggi bagi sebuah merek karena

lebih terbukti mempunyai track record yang baik.

c. Daya tarik, semacam emotional relationship yang timbul antar sebuah

merek dengan konsumenn

2.3.2 Katagori Merek

Menurut kotler dan keller (2008:353) terdapat 4 kategori merek yaitu:

a. Merek perusahan yaitu menggunakan nama perusahaan (baik perusahaan

induk maupun anak perusahaan atau cabangnya) sebagai merek produk.

b. Merek keluarga yaitu nama merek yang digunakan di lebih dari satu

katagori produk, tetapi tidak harus selalu merupakan nama perusahaan

pemiliknya.

c. Merek individu yaitu merek yang dibatasi hanya untuk satu katagori

produk,meskipun dapat digunakan untuk beberapa tipe produk berbeda

dalam katagori yang sama.

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

17

d. Pengumuman yakni wahana untuk menandakan item secara spesifik atau

tipe model atau versi/konvigurasi tertentu dari produk. Contoh yoghurt

yoplaint menawarkan versi rasa.

Menurut kotler dan keller (2008:355) merek bermanfaat bagi

konsumen dan produsen.bagi produsen merek bermanfaat sebagai berikut:

a. Saran identifikasi untuk memudahkan proses penanganan atau pelacakan

produk bagi perusahaan.

b. Bentuk proteksi hukum terhadap fitur atau aspek produk yang unik

c. Sinyal tikat kualitas bagi para pelangan yang puas sehingga mereka bisa

dangan mudah memilih dan membelinya lagi lain waktu.

d. Saran menciptakan asosiasi dan makna unik yang membedakan produk

dari para pesaing.

e. Sumber keunggulan kompetitif terutama perlindungan hukum.

Kotler dan Amstrong (2006:237) membuat beberapa hal yang bisa di

jadikan acuan dalam pemilihan nama merek yaitu:

a. Nama merek harus mencerminkan tentang manfaat dan kulitas produk

yang ditawarkan.

b. Nama merek harus diucapkan,dikenal dan diingat.

c. Nama merek harus berbeda.

d. Nama merek harus mudah diterjemahkan ke dalam bahasa asing

e. Nama merek harus dapat didafarkan dan mempunyai kekuatan hukum

Karakteristik dari jasa yang tidak dapat dilihat, tidak dapat di pisahkan

merupakan faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian. Citra merek

adalah persepsi dan kepercayaan oleh konsumen sebagai gambaran dari

asosiasi yang terdapat dalam memori konsumen. Membangun dan

mempertahankan suatu citra yang kuat sangat penting artinya bagi suatu

perusahaan jika ingin menarik konsumen dan mempertahankan.

Menurut Kotler dan keller (2012:274) pengertian citra adalah cara

masyarakat menganggap merek secara aktual.Agar citra dapat tertanam

dalam pikiran konsumen, pemasar harus memperlihatkan identitas merek

melalui saran. Komunikasi dan kontak merek yang tersedia. Citra merek

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

18

merupakan persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya. Citra

dapat terbentuk melalui rangsangan yang datang dari luar sebagai suatu pesan

yang menyentuh atau yang disebut informasi yang diterima seseorang. Citra

merek adalah persepsi masyarakat terhadap perusahaan atau produknya. Citra

dipengaruhi oleh banyak faktor yang diluar kontrol perusahaan .

Menurut Kotler dan Kaler (2012:276) citra yang efektif akan

berpengaruh terhadap tiga hal yaitu :

1. Memantapkan karakter produk dan usulan nilai.

2. Menyampaikan karakter itu dengan cara yang berbeda sehingga tidak dia

kacaukan dengan karakter pesaing.

3. Memberikan kekuatan emosional yang lebih dari sekedar citra mental.

Berbicara masalah citra, akan tergambarkan dalam benak setiap orang

suatu gambaran mengenai penilaian terhadap sesuatu yaitu seseorang, barang

atau jasa, dll. Baik tidaknya gambaran tersebut tergantung dari pengalaman

atau Informasi yang diperoleh. Jika yang di dengar adalah hal-hal baik

mengenai suatu merek,maka positif lah pandangan kita mengenai merek

tersebut,sebaliknya jika pengalaman atau informasi yang kita peroleh

buruk,maka pandangan kita terhadap merek tersebut akan menjadi negatif.

Citra merek dapat dilihat melalui pendapat,kesan, atau respon seseorang

dengan tujuan untuk mengetahui secara pasti apa yang akan ada dalam setiap

pikiran individu mengenai suatu merek, bagaimana mereka memahaminya

dan apa yang mreka sukai dari merek tersebut.

Citra yang baik dari suatu merek merupakan suatu asset,karena citra

mempunyai suatu dampak pada persepsi konsumen dari komunikasi dan

operasi organisasi dalam berbagai hal. Keberhasilan membangun citra merek

adalah tanggung jawab dari perusahaan,pemasar dan seluruh anggota

menejemen perusahaan

Kotler dan Kaler (2012:263-264) mengemukakan definisi citra merek

yaitu “Perception and beliefs held by consumer.As reflected in the

associations Held in consumer memory.” Maksud dari kalimat di atas adalah

konsumen akan menganut persepsi dan kepercayaan sesuai dengan

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

19

pengalaman yang telah mereka rasakan dan terangkum di dalam ingatan

mereka

Menurut Fendy Tjiptono (2005;49) pengertian citra mrek adalah

deskripsi tentang asosiasi dan keyakinan konsumen terhadap merek

Tertentu,sedangkan menurut Christina Whidya Utami (2006;213) citra merek

adalah serangkaian asosiasi yang biasanya diorganisasikan di seputar

beberapa Tema yang bermakna. Bisa dikatakan bahwa citra merek

merupakan segala sesuatu yang mempengaruhi bagaimana suatu perusahaan

diterima dan di pahami oleh semua segmen market yang di jadikan target

atau bahkan hanya oleh seseorang konsumen saja

Dari definisi-definisi diatas, maka utuk penelitian ini penulis

mengembangkan benang merah dari definisi-definisi tersebut di atas dimana

citra merek itu sendiri merupakan segala sesuatu yang mempengaruhi

bagaimana suatu perusahaan diterima dan di pahami oleh semua segmen

market yang di lambangkan oleh konsumen melalui kepercayaan, tingkah

laku, daya tarik dan asosiasi terhadap perusahaan tersebut.

Citra merek memegang peranan penting bagi perusahaan .Tujuan

perusahaan adalah untuk menciptakan keputusan pembeli konsumen terhadap

produk yang di hasilkannya, dan pemberian citra merek yang positif dapat

memberikan kesempatan untuk mengembangkan hubungan yang baik dengan

konsumen. Selain itu, hal ini bisa melemahkan efek negatif dari pesaing dan

membuat perusahaan mampu untuk mencapai laba yang lebih tinggi

(Pina;2011:8). Karenanya citra merek ini harus benar-benar dijaga dan terus

dikembangkan agar memberikan manfaat yang lebih optimal dan tentu saja

menguntungkan bagi perusahaan baik dalam jangka panjang maupun dalam

jangka pendek.

2.3.3 Atribut Citra Merek

Membangun citra merek dibutukan atribut-atribut tertentu baik yang

tangible maupun intangible. Keduanya krateristik tersebut saling mendukung

dalam pembetukan citra merek. Banyak ahli yang berpendapat mengenai

atribu-atribut apa yang membentuk citra merek. Martineau, yang di kutip dari

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

20

pina (2011;1),menyebutkan bahwa citra terdiri atas kulitas fungsional dan

atribut psikologis.

Sementara itu, Padgett dan Pina (2011:7) juga menyebutkan bahwa citra

dari perusahaan jasa termasuk didalamnya adalah atribut,konsekwensi

fungsional, dan arti simbolis dari lambing perusahaan. Pembentuk citra itu

sendiri juga sangat tergantung dari komunikasi (pina;2011;8) Atribut-atribut

citra mereka pun apabila tidak dikomunikasikan dengan baik maka konsumen

pada khususnya dan masyrakat pada umunya tidak biasa mengetahui hal

tersebut

Komunikasi yang baik akan sangat mendukung pada keberhasilan

pembentukan citra merek yang baik.Bayak sekali atribu-atribut yang bisa

membentuk citra merek baik yang tangible maupun intangible. Abratt dan

mofokeng yang di kutip dari Pina (2011;8) mengumumkan bahwa atribut-

atribut yang mengarakan proses pembentukan citra merek adalah kulitas

produk filosofi perusahaan,karyawan logo perusahaan, seragam karyawan,

nama perusahan atau merek dan kualitas pelayanan dari karyawan.dalam

penelitian ini tidak semua atribut perlu di teliti,atribut citra merek yang

perlu diteliti dalam variable citra merek karena telah dibahas dalam variable

lainnya.

Dalam memaparkan penelitian ini untuk lebih lengkapnya menggunakan

lima indikator yang mencirikan citra merek diantaranya yaitu :

a.Pengenalan, tingkat dikenalnya sebuah merek (brand) oleh konsumen

b. Reputasi,tingkat atau status yang cukup tinggi bagi sebuah merek

karena lebih terbukti mempunyai track record yang baik.

c. Daya tarik, semacam emotional relationship yang timbul antar sebuah

merek dengan konsumenn

2.4 Loyalitas

Perilaku setelah pembelian suatu produk ditentukan oleh kepuasan atau

ketidakpuasan akan suatu produk sebagai akhir dari proses penjualan.

Bagaimana perilaku pelanggan dalam melakukan pembelian kembali,

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

21

bagaimana sikap pelanggan dalam mengekspresikan produk yang dipakainya

dan perilaku lain yang menggambarkan reaksi pelanggan atas produk yang

telah dirasakannya.

Setiap perusahaan pasti menginginkan konsumen yang loyal karena

konsumen yang loyal akan memberikan keuntungan jangka panjang bagi

perusahaan. Selain itu, konsumen yang loyal merupakan tujuan akhir dari

setiap perusahaan. Menurut Kotler & Keller (2009) loyalitas adalah

“Komitmen yang dipegang secara mendalam untuk membeli atau mendukung

kembali produk atau jasa yang disukai di masa depan meski pengaruh situasi

dan usaha pemasaran berpotensi menyebabkan pelanggan beralih.”

Sedangkan menurut Tjiptono (2011:76) “Loyalitas adalah cerminan

komitmen psikologis terhadap merek tertentu, sedangkan perilaku ulang

semata-mata menyangkut pembelian merek tertentu yang sama secara

berulang kali (bisa dikarenakan merek yang tersedia, merek termurah dan

sebagainya.” Dan menurut Menurut Tjiptono dan Chandra (2012) ”Loyalitas

pelanggan kerap kali dikaitkan dengan perilaku pembelian ulang. Keduanya

memang berhubungan, namun sesungguhnya berbeda. Dalam konteks merek,

misalnya loyalitas mencerminkan komitmen psikologis terhadap merek

tertentu, sedangkan perilaku pembelian ulang semata-mata menyangkut

pembelian merek tertentu yang sama secara berulangkali (bisa dikarenakan

memang karena satu-satunya merek yang tersedia, merek yang termurah dan

sebagainya). Loyalitas pelanggan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu,

Loyalitas merek (brand loyality) dan loyalitas toko (store loyality).

Loyalitas merek adalah sikap menyenangi terhadap suatu merek yang

direpresentasikan dalam pembelian yang konsisten terhadap merek itu

sepanjang waktu, sedangkan loyalitas toko juga ditunjukkan oleh perilaku

konsisten tetapi perilaku konsistennya adalah dalam mengunjungi toko

dimana di tempat tersebut pelanggan bisa membeli merek yang diinginkan

(Sutisna, 2007:41).

Menurut Mardalis, 2005:34 loyalitas dapat diukur berdasarkan:

a. Urutan pilihan

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

22

Metode urutan pilihan atau disebut juga pola pembelian ulang ini

banyak dipakai dalam penelitian dengan menggunakan panel-panel agenda

harian pelanggan lainnya, dan lebih terkini lagi, data scanner supermarket.

b. Proporsi pembelian

Berbeda dengan urutan pilihan, cara ini menguji proporsi pembelian

total sebuah kelompok produk tertentu. Data yang dianalisis berasal dari

panel pelanggan.

c. Preferensi

Cara ini mengukur loyalitas dengan menggunakan komitmen

psikologis atau pernyataan preferensi. Dalam hal ini, loyalitas dianggap

sebagai “sikap yang positif” terhadap suatu produk tertentu, sering

digambarkan dalam istilah niat untuk membeli.

d. Komitmen

Komitmen lebih terfokus pada komponen emosional atau perasaan.

Komitmen terjadi dari keterkaitan pembelian yang merupakan akibat dari

keterkaitan ego dengan kategori merek. Keterlibatan ego tersebut terjadi

ketika sebuah produk sangat berkaitan dengan nilai-nilai penting,

keperluan dan konsep diri pelanggan.

2.4.1 Dimensi Loyalitas

Kesimpulan dari karakteristik konsumen loyal adalah sebagai berikut

(Griffin, 2007:31):

1. Melakukan pembelian secara berulang-ulang

2. Membeli lini produk/jasa lainnya dari perusahaan

3. Mereferensikan produk/jasa tersebut kepada orang lain

4. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing

2.4.2 Jenis Loyalitas

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

23

Jenis-jenis loyalitas pelanggan menurut Griffin (2002:22) terdiri dari

empat jenis, yaitu:

1. Tidak ada kesetiaan

Tingkat keterkaitan (attchment) dengan repeat patrionage yang rendah

menujukkan absensinya suatu kesetiaan. Pada dasarnya suatu usaha harus

menghindari kelompok tidak loyal ini untuk dijadikan target pasar karena

mereka tidak akan pernah menjadi pelanggan yang setia.

2. Kesetiaan yang tidak aktif

Suatu tingkat keterkaitan yang rendah dengan pembelian ulang yang

tinggi angka mewujudkan suatu inertia loyalty. Dasar yang digunakan

untuk pembelian produk atau jasa biasanya karena sudah terbiasa

memakainya atau karena faktor kemudahan situasional.

3. Kesetiaan tersembunyi

Suatu keterikatan yang relatif tinggi yang disertai dengan tingkat

pembelian yang rendah menggambarkan laten loyalty dari pelanggan. Bagi

pelanggan yang memiliki sikap laten loyalty pembelian ulang banyak

dipengaruhi oleh faktor situasional daripada faktor sikapnya.

4. Kesetiaan premium

Jenis kesetiaan yang terjadi bilamana suatu tingkat keterikatan yang

tinggi berjalan selaras dengan aktivitas pembelian kembali. Kesetiaan

jenis inilah yang sangat diharapkan dari setiap pelanggan dalam setiap

usaha. Pada tingkat persentase yang tinggi, maka orang-orang akan

bangga bilamana menemukan dan menggunakan produk atau jasa

tersebut dan dengan senang hati membagi pengetahuan dari pengalaman

mereka kepada teman atau keluarga mereka.

Menurut Griffin (2007:11) loyalitas pelanggan dapat menghasilkan pula

beberapa keuntungan bagi perusahaan, yaitu:

1. Mengurangi biaya pemasaran (biaya pengambilalihan pelanggan lebih

tinggi dari pada mempertahankan pelanggan).

2. Mengurangi biaya transaksi (seperti negoisasi kontrak dan proses

order)

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

24

3. Costumer turnover menjadi berkurang (lebih sedikit pelanggan hilang

yang harus digantikan)

4. Keberhasilan cross-selling menjadi meningkat, menyebabkan pangsa

pelanggan yang lebih besar

5. Pemberitahuan mulut ke mulut (word of mouth) menjadi lebih positif

6. Biaya kegagalan menjadi menurun (pengurangan pengerjaan ulang, klaim

garansi, dsb)

Selain itu, loyalitas mempunyai dampak pada profitabilitas lebih jauh dari

sekedar penghematan biaya. Ketika pemakaian meningkat, maka meningkat

pula margin labanya. Laba akan tumbuh dengan lancar jika pelanggan

semakin setia pada perusahaan. Untuk mewujudkan loyalitas yang

diinginkan, kita harus memahami proses yang harus dilalui seseorang

menjadi pelanggan yang loyal. Proses ini melalui beberapa tahapan dimana

dalam setiap prosesnya membutuhkan penekanan dan perhatian yang berbeda

untuk masing-masing harapan.

2.4.3 Tahapan Loyalitas

Menurut Griffin yang dikutip oleh Ratih Hurriyati (2008:140) membagi

tahapan loyalitas pelanggan menjadi 7 tahapan, yaitu:

1. Suspect

Sekelompok orang yang mungkin atau diyakini akan membeli

produk/jasa yang dihasilkan.

2. Prospect

Sekelompok orang yang tertarik atau membutuhkan perusahaan kita

dan memiliki kemampuan membeli barang/jasa yang dihasilkan perusahaan,

tetapi belum melakukan pembelian.

3. Disqualified prospect

Prospek yang telah mengetahui keberadaan barang/jasa dari

perusahaan anda, tetapi tidak mempunyai kebutuhan dan kemampuan membeli

barang/jasa tersebut.

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

25

4. First time customers

Orang yang telah melakukan satu kali pembelian barang/jasa yang

perusahaan anda hasilkan, tetapi belum tentu loyal terhadap perusahaan.

5. Repeat customers

Orang yang telah melakukan pembelian ulang (dua kali atau lebih) dari

perusahaan anda dalam kesempatan berbeda.

6. Clients

Orang yang membeli semua barang/jasa yang dihasilkan perusahaan

anda secara teratur. Hubungan dengan jenis konsumen ini kuat dan berlangsung

lama.

7. Advocates

Klien yang secara aktif mendukung perusahaan anda, melakukan

pembelian barang/jasa yang perusahaan anda hasilkan secara teratur dan

merekomendasikannya pada orang lain.

Gambar 2.1

Piramida Loyalitas

2.4.4 Proses Evolusi Tahapan Loyalitas

Proses membutuhkan pelanggan yang loyal akan mengarahkan perusahaan

melalui tahapan dengan strategi, metode dan tantangan khusus pada masing-

masing prosesnya. Masing-masing tahap perkembangan bertujuan untuk

menumbuhkan hubungan ke tahap perkembangan selanjutnya. Tujuan berinteraksi

dengan prospek adalah untuk mengubah prospek menjadi pelanggan pertama kali,

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

26

pelanggan berulang menjadi klien dan klien menjadi penganjur. Setelah mencapai

tujuan penganjur, tantangannya adalah untuk mempertahankannya. Kegagalan

menumbuhkan pelanggan ke tahap selanjutnya akan berpengaruh terhadap

penurunan laba, dan hilangnya referensi berharga yang dapat dimiliki perusahaan.

Menurut Griffin yang dikutip oleh Hurriyati (2008:140) berikut ini adalah proses

evaluasinya:

1. Suspect ke Qualified Prospect

Untuk dapat mengidentifikasi qualified prospects di antara para suspect,

perusahaan harus menjawab tiga hal berikut:

a. Siapa sasaran perusahaan?

Terdapat 10 langkah menyeleksi pasar yang paling menguntungkan

perusahaan, yaitu: survey pasar keseluruhan, segmentasi pasar, analisa pasar,

pelajari kondisi persaingan, menyusun peringkat pasar, lakukan analisa pasar

yang mendalam untuk pasar peringkat atas, analisa alat pemasaran yang paling

efektif, lakukan uji pasar, analisa hal-hal yang dapat dilakukan, dan terakhir

adalah pilih pasar sasaran.

b. Bagaimana memposisikan produk/jasa perusahaan?

Setelah mengidentifikasikan pasar sasaran, langkah berikutnya adalah

merancang dan mengkomunikasikan pesan untuk para prospek. Memposisikan

produk/jasa dapat dilakukan melalui iklan yang dapat memberikan informasi

yang dibutuhkan oleh pasar sasaran. Sebagian orang percaya iklan yang baik

sanggup merubah persepsi orang mengenai sesuatu hal.

c. Bagaimana menyaring prospek yang potensial?

Prospek potensial adalah:

1. Mereka yang memiliki masalah yang dapat perusahaan selesaikan

2. Mereka yang memiliki keinginan untuk mengatasi masalahnya

3. Mereka yang mempunyai kemampuan dan keinginan untuk membeli

produk/jasa tersebut

4. Mereka yang memiliki kekuasaan untuk mengambil keputusan pada saat

tertentu

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

27

2. Qualified prospect ke first time buyers

Seorang prospek atau calon pembeli membutuhkan seorang sales yang

jujur dan dapat dipercaya yang mampu mengenali masalah yang dihadapi dan

menawarkan pemecahan untuk masalah tersebut.

Dibutuhkan waktu dan kesabaran untuk membangun kepercayaan tersebut,

namun bila telah tumbuh, maka akan membawa keuntungan jangka panjang

bagi perusahaan. Terdapat empat langkah yang perlu diperhatikan untuk

mendorong prospek menjadi first time buyer, yaitu:

a. Mendengarkan segala keluhan mereka

b. Mengenali permasalahan mereka

c. Menawarkan solusi bagi permasalahan mereka

d. Belajar dari kegagalan masa lalu

3. First time buyer ke repeat customers

Tidak sedikit dari first time buyer yang tidak kembali untuk melakukan

pembelian yang kedua. Terdapat empat hal yang dapat membuat first time

buyer tidak melakukan pembelian ulang, yaitu:

a. Mengalami masalah di awal

b. Tidak ada sistem pelayanan yang formal

c. Hilangnya komunikasi dengan pengambilan keputusan

d. Mudah untuk kembali pada perusahaan lama

Setiap perusahaan menimbulkan konsekuensi bagi seorang pembeli

dimana akan muncul perilaku pengevaluasian kembali setelah pembelian (post

purchase evaluation). Setiap pembeli yang melakukan pembelian akan

mempunyai harapan dan membandingkan apa yang diterima dengan apa yang

diharapkan.

First time buyer dapat dikatakan trier atau pencoba, dan persepsi mereka

tentang kualitas dan tingkat kepuasan mereka akan mempengaruhi keputusan

mereka untuk membeli kembali. Perasaan puas dari first time buyer

memperbesar kemungkinan bahwa seseorang akan membeli kembali. Pembeli

kedua menjadi penting sebab menunjukkan perubahan dari pembeli pertama.

Pada pembeli kedua ini pembeli membuat keputusan pembelian mereka

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

28

berdasarkan perilaku membeli non acak atau non random, artinya pembeli

melangkah ke proses pembelian ulang dengan menujukkan preferensi

mengenai apa yang dibeli dan dari siapa membelinya. Preferensi ini paling

tidak diperoleh dari pelanggan pembelian yang posotif.

4. Repeat customers ke loyal clients

Selama sepuluh tahun belakang, perusahaan yang berupaya untuk

meningkatkan posisi kepemimpinan mereka telah mencapai keberhasilan

melalui pendalaman atas fokus bisnis melalui salah satu dari tiga strategi, yaitu:

a. Kecanggihan operasional (operational exellence)

Perusahaan mampu menyediakan produk yang handal dengan harga bersaing

dan dengan kesulitan pembelian yang minimum.

b. Kedekatan dengan konsumen (customer intimacy)

Melakukan segmentasi dan menetapkan pasar sasaran dengan presisi yang

tepat dan kemudian menyesesuaikan presisi tersebut dengan permintaan

pasar. Dua faktor penting perusahaan adalah: pengetahuan tentang

konsumen dan operasi yang fleksibel. Kombinasi ke dua faktor tersebut

memungkinkan respon yang cepat terhadap keinginan konsumen dan

permintaan khusus mereka.

c. Kepemimpinan produk (product leadership)

Menyediakan konsumen dengan produk/jasa terbaik yang

menyebabkan produk atau jasa pesaing menjadi tidak terpakai (obsolette)

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam merumuskan strategi untuk

mengubah repeat customer menjadi loyal clients adalah:

a. Lindungi konsumen terbaik perushaan dari serangan pesaing

b. Buatlah pembeli terbesar menjadi prioritas utama perusahaan

c. Buatlah ikatan dengan pemasok agar perusahaan dapat memberikan nilai

pelanggan yang lebih baik

d. Buatlah program pembelian konsumen

e. Buatlah hambatan bagi konsumen untuk meninggalkan perusahaan, yaitu

hambatan fisik, hambatan psikologis, hambatan ekonomis

f. Merekrut dan melatih karyawan untuk loyalitas

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

29

Dalam memaparkan penelitian ini untuk lebih lengkapnya menggunakan

beberapa dimensi, diantaranya:

1. Melakukan pembelian secara berulang-ulang

2. Merekomendasikan produk/jasa tersebut kepada orang lain

3. Menolak produk yang ditawarkan pesaing

Dalam memaparkan penelitian ini untuk lebih lengkapnya

menggunakan lima indikator yang mencirikan loyalitas konsumen

diantaranya yaitu :

1. Melakukan pembelian secara berulang-ulang

2. Membeli lini produk/jasa lainnya dari perusahaan

3. Mereferensikan produk/jasa tersebut kepada orang lain

4. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

30

2.5 Penelitian sebelumnya

Penyusunan penelitian ini didukung dengan studi literature berkaitan

diantaranya merupakan hasil studi penelitian dari jurnal internasional dan dari

penelitian sebelumnya mengenai iklan dan citra merek terhadap loyalitas

konsumen. Analisis terdahulu dipaparkan pada table berikut ini :

Tabel 2.1 Contoh Penelitian sebelumnyaNo. Peneliti Judul Metode Variabel Hasil & Kesimpulan

1 M. Rhendria D (2010)

Citra Merek dan Kualitas Produk Dalam Keputusan Pembelian Yamaha

Deskriptif dan Verifikatif

X1 = Citra MerekX2 = Kualitas ProdukY = Keputusan Pembelian

Hasil penelitian ini secara simultan variabel kualitas produk dan citra merek mempengaruhi keputusan pembelian

2 Hirland Roshly M (2014)

Kreasi Nilai dan Citra Merek Dalam Menentukan Pembelian Konsumen Alfamart

Deskriptif dan Verifikatif

X1 = Kreasi NilaiX2 = Citra MerekX3 = Pembelian Konsumen

Pengaruh Kreasi nilai terhadap citra merek menunjukan pengaruh yang lemah tetapi pengaruh dari citra merek terhadap keputusan signifikan (kuat)

3 Moch.Rachmat.I.G (2013)

Pengaruh Citra Merek Sepeda Motor Honda Terhadap Niat Beli Konsumen

Survey

X1 = Citra MerekY = Niat Beli Konsumen

Hasil penelitian citra merek Honda cukup baik dan responden pun memiliki minat beli yang cukup tinggi

4 Anggita Ayu Kurnia Adha

Citra Merek dan Kualitas Produk dalam Menentukan Keputusan Pembelian Konsumen Pada Cuanki Serayu

Deskriptif dan Verifikatif

X1 = Citra MerekX2 = Kualitas ProdukY = Keputusan Pembelian

Pengaruh Citra Merek Berpengaruh terhadap kualitas produk dan kedua variabel tersebut berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

5 Wahyundini Daruningrum (2014)

Pengaruh Sales Promotion Terhadap Volume Penjualan Pada PT.Citra Karya Pranata

Rasio

X1 = Pengaruh sales promotionY = Volume Penjualan

Sales promotion mempengaruhi dengan memberikan informasi sehingga meningkatkan volume penjualan.

6 Enny Supariyani dan M.Adi.N (2007)

Analisi Direct Selling Cost Dalam

Deskriptif dan

X1 = direcy selling cost

Pengaruh hubungan antara biaya penjualan

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

31

Meningkatkan Volume Penjualan

Verifikatif Y = Volume Penjualan

langsung dan volume penjualan disimpulkan memiliki hubungan yang kuat dan negative.

7 Darma Manalu (2008)

Analisis Pengaruh Produk Dan Promosi Terhadap Volume Penjualan Sepatu Pada Pengajuan sepatu Di Kecamatan Medan Denai

Deskriptif Kuantitatif

X1 = Produk X2 = Promosi Y = Volume Penjualan

Terdapat pengaruh yang signifikan antara kebijkan produk dan kebijakan promosi secara bersama sama terhadap volume penjualan.

8

Farida Indriani,SE,MM dan Dini Hendriarti, ST,MM (2009)

Efektifitas Iklan Terhadap Citra Merek Maskapai Garuda Indonesia

Populasi dan Sampel

X1 = Efektifitas IklanY = Citra Merek

Hasil penelitian membuktikan bahwa semakin tinggi kreatifitas iklan maka semakin tinggi daya tari iklan.

9 Khamdillah Kusuma Ardiyani

Analisis Pengaruh Elemen Jingle Terhadap Efektivitas Iklan Coca-Cola Versi Cahaya Ramadhan

Eksplanatori

X1 = Elemen JingleY = Efektivitas Iklan

Hasilnya pengaruh jingle iklan coca-cola signifikan terhadap efektivitas iklannya.

10 Susi S Sihombing dan Helmi Situmorang

Pengaruh Harga, Kemasan, Dan Iklan Terhadap Keputusan pembelian Minute Maid Pulpy Orange

Asosiatif

X1 = HargaX2 = KemasanX3 = IklanY = Keputusan Pembelian

Hasil penelitian berdasarkan uji F iklan secara bersama sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

11 Raka Kurnia Wicaksono

Pengaruh Citra Merek Terhadap Loyalitas Konsumen Coca Cola

kuantitatif

X1 = Citra MerekY = Loyalitas Konsumen

Citra Merek mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap Loyalitas konsumen, hal ini terjadi karena citra perusahaan dan citra produk dari Coca Cola yang merupakan citra yang terpercaya mengeluarkan minuman merek Coca Cola yang bisa dikonsumsi oleh semua kalangan dan mempunyai kemasan berkualitas, unik dan

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

32

mudah untuk dikenal.

12 F.Anita Herawati

Pengaruh Program Green Advertising Terhadap Loyalitas Konsumen

SurveiX1= AdvertisingY= Loyalitas

Ada pengaruh advertising terhadap loyalitas

13 Dr.HJ.Syarifah Hudayah,SE.,M.si

Brand Image Terhadap Loyalitas Pelanggan J.co Donuts& Coffe Di Plaza

Populasi dan Sampel

X1= Brand ImageY= Loyalitas

sedangkan kekuatan asosiasi merek disini terbukti berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap loyalitas pelanggan atau dapat dikatakan keunggulan asosiasi merek tidak berpengaruh terhadap loyalitas pelanggan.

14 Dyah Ayu Anisha Pradipta

Pengaruh Citra Merek Terhadap Loyalitas Konsumen

Populasi dan Sampel

X1= Citra MerekY= Loyalitas

Pengaruh citra Merek terhadap citra yang lain signifikan dan loyalitas pun signifikan

15Fitri MiladiyatiAl’azis2010

Pengaru Brand Image (citra merek) Terhadap Loyalitas Konsumen Pengguna Ponsel Merek Nokia

KuantitatifX1= Brand ImageY= Loyalitas

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa (1) brand image ponsel Nokia yang meliputi asosiasi merek, Tabel 2. 1 Daftar Penelitian Terdahulu 32 dukungan asosiasi merek, kekuatan asosiasi merek, dan keunikan asosiasi merek dalam kondisi baik dan loyalitas mahasiswa pengguna ponsel

Sebagai referensi tambahan dalam penyusunan skripsi ini, penelitian

mengambil delapan jurnal Internasional yang berhubungan dengan iklan televisi

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

33

dan citra merek terhadap loyalitas konsumen. Jurnal Internasional tersebut

dipaparkan dalam table berikut ini :

Tabel 2.2 Contoh Jurnal InternasionalNo Peneliti Judul Metode Variable Hasil&kesimpulan1. Rudolph Setiaji H

2006Analisi Pengaruh Kredibilitas Endorser Dan Kreatifitas Iklan Terhadap Efektivitas Iklan Yang Mempengaruhi Sikap Terhadap Merek

Kualitatif dan Kuantitatif.

X1= KredibilitasEndorserX2= Kreatifitas IklanY= Efektivitas Iklan

Dari penjelasan tersebut maka dapat digambarkan bahwa efektifitas iklan dilatar belakangi oleh dua faktor, yaitu: Kredibilitas endorser dan kreatifitas iklan berpengaruh signifikan.

2. Lintang Kurniati Hemashinta2012

Pengaruh Stimulus Iklan Televisi Pocari Sweat Versi “YOTH SWEAT BEAUTIFUL” Terhadap Brand Awareness Pada Mahasiswa Universitas Gunadarma Kalimalang

Penarikan Sampel dan Besaran sampel

X1= Stimulus Iklan TelevisiY= Brand Awareness

Stimulus Iklan Televisi Pocari Sweat Versi “YOTH SWEAT BEAUTIFUL” berpengaruh signifikan Terhadap Brand Awareness Pada Mahasiswa Universitas Gunadarma Kalimalang

3. Francisca Hanna Febrianti2013

PERBANDINGAN IMPLEMENTASI ADVERTISING CAMPAIGN (Studi Dokumen tentang Perbandingan Implementasi Kampanye Coca Cola “Open Happiness” Versus Pepsi “Refresh Everything”

Survei X1= Perbandingan Implementasi Kampanye Coca Cola “OpenY= Pepsi “Refresh Everything

Keberhasilan Coca Cola menjadikan tema Open Happiness melekat pada produknya merupakan kesuksesan dalam mengelola setiap komponen dalam advertising campaign

4. Janita S. Meliala, S.E.,M.M. Amonggiri Argo Sembodo, S.E.2012

Pengaruh Kualitas Produk Coca Cola Terhadap Loyalitas Pelanggan Di Tengah Isu Kesehatan (Studi kasus pada Konsumsen Coca Cola di Rancaekek Bandung)

Deskriptif dan Verifikatif.

X1= Kualitas Produk Coca ColaY= Loyalitas

Tanggapan konsumen tentang kualitas produk minuman ringan Coca-Cola dapat dikatakan cukup baik, dapat dilihat dari nilai rata-rata secara keseluruhan sebesar 3,21. Adapun nilai rata-rata tertinggi yang diperoleh adalah sebesar 3,62 yang terdapat pada pernyataan Coca-Cola merupakan minuman

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

34

yang menyegarkan, sedangkan nilai rata-rata terendah yang diperoleh adalah sebesar 2,66 yang terdapat pada pernyataan komposisi

5. Raka KurniaWicaksono

Pengaruh Citra Merek Terhadap Loyalitas Konsumen Coca Cola (Studi Pada Konsumen Coca Cola di Kota Malang)

Explanatory Research

X1= Citra MerekY= Loyalitas Konsumen Coca Cola

Variabel Citra pembuat, Citra Pemakai, dan Citra Produk dari Citra Merek mempunyai pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap Loyalitas

6. Michael AdiwijayaS. Pantja Djati

Analisa Kemampuan Co-branding Ades dengan Coca – Cola Dalam Meningkatkan Citra Produk AMDK-nya Ditinjau Dari Kinerja Atribut – Atribut Produk(Studi Eksperimen Mahasiswa Jurusan Manajemen)

Eksperimen dan metode Survey

X1= Kemampuan Co-branding Ades dengan Coca – ColaY= Meningkatkan Citra Produk AMDK-nya Ditinjau Dari Kinerja Atribut – Atribut Produk

Nilai rata-rata sikap responden kelompok eksperimen tidak sama dengan nilai rata - rata sikap responden kelompok kontrol. Sehingga dapat diambil keputusan untuk menerima H1 dan menolak H0, yang berarti rata - rata sikap responden kelompok eksperimen, terhadap AMDK merek Ades adalah tidak identik dengan rata - rata sikap responden kelompok kontrol.Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa co-branding antara Coca – Cola dan Ades memberikan pengaruh terhadap produk AMDK merek Ades.

7. Sri Purwantini(2000)

Sikap Masyarakat Terhadap Iklan Shampo Clear Dan Keterkaitannya Terhadap Loyalitas Merek di Kota Semarang

Primer dan Skunder

X1= Sikap Masyarakat Terhadap Iklan Shampo ClearY= Loyalitas Merek

Sikap Masyarakat Terhadap Iklan Shampo Clear Dan Keterkaitannya Terhadap Loyalitas Merek di Kota SemarangHasilnya cukup baik dan signfikan

8. Kuang-peng Hung(2011)

Niat beli terhadap merek yang sudah

Penelitian deskriptif

X1= MerekY= Niat beli

Metode temuan mendukung pengaruh

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

35

mewah koteks social terhadap niat pembelian untuk merek – merek mewah. Ada dukungan lemah untuk peranan presepsi.

2.6 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran dimaksudnya untuk mengambarkan paradigma penelitian

sebagai jawaban atas masalah penelitian. Dalam kerangka pemikiran tersebut

terdapat dua variable independenn (iklan televisi dan citra merek) yang

mempengaruhi variable dependen (loyalitas). Dalam peneliitian ingin melihat

pengaruh iklan televisi dan citra merek terhadap konsumen penjualan pada Coca-

cola, sehingga adanya pengaruh iklan dan citra merek mendorong konsumen

membeli pembelian ulang atau disebut dengan loyalitas konsumen terhadap produk

sehingga dengan konsumen yang loyal akan produk sangat berpengaruh penting

terhadap volume penjualan pada perusahaan. Berbicara tentang iklan yaitu untuk

memperngaruhi konsumen terhadap citra merek produk perusahaan yang baik di

benak konsumen sehingga konsumen melakukan keputusan pembelian sebuah

produk. Di satu pihak, mengembangkan produk bermerek memerlukan biaya yang

cukup besar khususnya untuk iklan, promosi, dan pengemasan. Namun konsumen

dengan image yang positif terhadap suatu merek lebih memungkinkan untuk

melakukan pembelian. Kegunaan dari iklan, promosi, dan pengemsasan adalah

untuk membangun citra positif terhadap merek. Sehingga dalam penelitian ini

menjadi pengukur bahwa produk Coca-cola yang dibeli memiliki citra merek yang

positif dengan melihat iklan-iklan televisi yang ada saat ini.

Manfaat dari citra merek yang positif adalah perusahaa bisa mengembangkan

lini produk dengan memanfaatkan citra positif yang terbentuk terhadap merek

produk lama. Hal ini yang harus di perhatikan oleh perusahaan adalah bagaimana

meningkatkan citra merek yang positif. Pada dasarnyan periklanan mempengaruhi

citra merek suatu produk dan bertujuan memperngaruhi konsumen untuk

melakukan keputusan pembelian terhadap produk atau jasa yang di keluarkan oleh

suatu perusahaan dan membuat loyalitas konsumen akan produk.

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

36

Coca-cola memiliki citra merek yang mudah dikenal , mudah untuk diingat ,

dan mudah untuk di ucapkan , seringnya melihat iklan Coca-cola yang kreatif dan

terus mengikuti jamanya dan bias menempatkan diri dimana saja memmbuat

keingin tahuan konsumen terhadap merek minuman bersoda Coca-cola.

Iklan dan citra merek merupakan salah satu yang saling berhubungan dengan

adanya iklan yang menarik kreatif merupakan salah satu bauran pemasaran yang

banyak sekali dipakai oleh perusahaan. Jika iklan yang dibuat sangat lah menarik

dan kreatif dan menimbulkan citra merek suatu prodak yang positif di benak

konsumen berati iklan yang disampaikan baik dan bisa dimengerti oleh konsumen.

Seperti salah satu contoh iklan televisi yang pernah ditayangkan yaitu iklan Coca-

cola versi ”teman imut” dengan brand ambassador Asmirandah, ia diibaratkan

Coca-cola yang imut, mungil, lucu, dan periang. Dalam tayangan iklan ini

diperlihatkan Asmirandah mengeluarkan Coca-cola mini dari dalam kantong

celananya, mungkin hal ini dimaksudkan agar pemirsa langsung menyadari bahwa

memang ukuran Coca-cola yang baru ini sangat mini sehingga lebih flexible

dibawa-bawa, saat dia ingin memberikan botol terakhir kepada teman pria di

sampingnya ia sedikit meledek temannya dengan mengecohnya saat ingin

mengambil Coca-cola tersebut sampai akhirnya si pria mendapatkan Coca-cola

tersebut seraya berkata "ini lebih imut dari kamu.." kurang lebih seperti itu. Setelah

beberapa minggu ditayangkan ternyata terjadi perubahan pada minggu keempat,

adegan di mana Asmirandah "meledek" temannya digantikan dengan dirinya yang

langsung melempar botol Coca-cola tersebut dan ditangkap oleh temannya sambil

membalasnya dengan senyuman.

Salah satu iklan di televisi ini ada salah satu iklan Coca-cola yang sangat di

sukai oleh kosumen, dengan adanya iklan tersebut coca-cola membuat image yang

positif. Seiring berkembangnya jaman Coca-cola pun semakin kreatif dalam

menciptkan iklan dan membuat citra merek minuman bersoda yang positif dan bisa

diterima oleh konsumen sampai saat ini sehingga mampu bersaing di pasaran dan

betahan terus. Tidak di pungkiri bahwa iklanlah salah satu yang mempengaruhi

konsumen dalam keputusan pembelian.

Page 37: BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

37

Penelitian menyimpulkan loyalitas konsumen adalah perilaku dari unit-unit

pengambilan keputusan untuk melakukan pembelian secara terus menerus terhadap

barang atau jasa suatu perusahaan..dalam penelitian ini yang menjadi pengukur

keputusan pembeli produk minuman bersoda Coca-cola yaitu produk Coca-cola

menjadi salah satu yang sesuai dbutuhkan konsumen, mempunyai daya tarik,

konsumen percaya pada kualitas minuman bersoda Coca-cola dan konsumen

merasa puas membeli produk Coca-cola tersebut.

Loyalitas dipengaruhi oleh iklan televisi dan citra merek terhadap konsumen.

Dengan terus melakukan iklan sehingga konsumen mengetahui informasi produk

dengan itu membantu citra merek yang positif dan konsumen pun semakin nyakin

terhadap keputusan pembelian yang dipilih akan produk minuman bersoda Coca-

cola sehingga konsumen loyal terhadap produk dan melakukan pembelian yang

keduakalinya. Loyalitas konsumen sangat lah berpengaruh besar karena konsumen

yang loyal berati konsumen yang percaya akan produk dan akan semakin

meningkat volume penjualan perusahaan. Berdasarkan kerangka pemikiran diatas,

maka dirumuskan Kerangka dan Paradigma Penelitian yang dilihat pada gambar di

bawah ini.

2.2 Gambar Paradigma Penelitian

2.1 Gambar Kerangka Pemikiran

Dari kesimpulan kerangka pemikiran dan penelitian sebelumnya di atas, maka

dapat dinyatakan paradigma dalam penelitian ini sebagai berikut

Page 38: BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

38

1.8 Hipotesis

2.7 Hipotesis

Hipotesis yang dijawab dalam penelitian ini mengacu pada kajian pustaka yang

telah diuraian pada sub bab sebelumnya. Berdasarkan kajian pustaka, maka

beberapa hipotesis yang di ajukan pada penelitian ini adalah :

1. Hipotesis

Iklan televisi dan citra merek berpengaruh terhadap loyalitas konsumen pada

produk PT Coca-Cola Distribution Indonesia - West Java Di Kecamatan Buah

Batu

2. Sub Hipotesis

a) Iklan televisi berpengaruh terhadap loyalitas konsumen pada produk PT

Coca-Cola Distribution Indonesia - West Java Di Kecamatan Buah Batu

b) Citra merek berpengaruh terhadap terhadap loyalitas konsumen pada produk

PT Coca-Cola Distribution Indonesia - West Java Di Kecamatan Buah Batu

Page 39: BAB II KAJIAN PUSTAKA,KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

39