22
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Review Penelitian Terdahulu Dasar atau acuan yang berupa teori-teori atau temuan-temuan melalui hasil berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dan dapat dijadikan sebagai data pendukung. Salah satu data pendukung yang menurut peneliti perlu dijadikan bagian tersendiri adalah penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahan yang sedang di bahas dalam penelitian ini. Dalam hal seperti ini fokus pada penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah terkait tentang pengelolaan dana bantuan operasional sekolah, oleh karena itu peneliti harus melakukan langkah kajian terhadap beberapa hasil penelitian berupa tesis- tesis dan jurnal yang ada di internet. Bedasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan untuk memahami fenomena-fenomena social dari sudut atau perspektif partisipan. Partisipan adalah orang-orang yang di ajak berwawancara, diobservasi, dan diminta memberikan data, pendapat, pemikiran dan persepsinya. Penelitian ini dilakukan melalui penyelidikan dan pengamatan semua objek yang diteliti dengan mengungkapkan semua fakta yang sudah ada pada saat penelitian berlangsung, mengenai pengelolaan dana BOS di sekolah menengah pertama. Erwantosi (2010), Tentang Analisis efektifas akuntabilitas dan transparansi Bantuan Operasional Sekolah Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kota Padang. Hasil penelitian menunjukkan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA - eprints.umm.ac.ideprints.umm.ac.id/44592/3/BAB II.pdf · Surabaya belum sepenuhnya efektif karena beberapa faktor yang mengarah pada tercapainya tujuan pengelolaan

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 9

    BAB II

    KAJIAN PUSTAKA

    A. Review Penelitian Terdahulu

    Dasar atau acuan yang berupa teori-teori atau temuan-temuan melalui hasil

    berbagai penelitian sebelumnya merupakan hal yang sangat perlu dan dapat

    dijadikan sebagai data pendukung. Salah satu data pendukung yang menurut

    peneliti perlu dijadikan bagian tersendiri adalah penelitian terdahulu yang relevan

    dengan permasalahan yang sedang di bahas dalam penelitian ini. Dalam hal

    seperti ini fokus pada penelitian terdahulu yang dijadikan acuan adalah terkait

    tentang pengelolaan dana bantuan operasional sekolah, oleh karena itu peneliti

    harus melakukan langkah kajian terhadap beberapa hasil penelitian berupa tesis-

    tesis dan jurnal yang ada di internet.

    Bedasarkan hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan untuk memahami

    fenomena-fenomena social dari sudut atau perspektif partisipan. Partisipan adalah

    orang-orang yang di ajak berwawancara, diobservasi, dan diminta memberikan

    data, pendapat, pemikiran dan persepsinya. Penelitian ini dilakukan melalui

    penyelidikan dan pengamatan semua objek yang diteliti dengan mengungkapkan

    semua fakta yang sudah ada pada saat penelitian berlangsung, mengenai

    pengelolaan dana BOS di sekolah menengah pertama.

    Erwantosi (2010), Tentang Analisis efektifas akuntabilitas dan transparansi

    Bantuan Operasional Sekolah Pada Sekolah Menengah Pertama Di Kota Padang.

    Hasil penelitian menunjukkan Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa

  • 10

    pengelolaan BOS belum efektif dalam meningkatkan akses dan mutu pendidikan

    pada sekolah menengah pertama. Pemberian prioritas yang memadai kepada siswa

    miskin belum tercapai. Penggunaan dana BOS sebagian besar hanya terserap

    untuk pembayaran honorarium guru dan pegawai. Akuntabilitas dan transparansi

    dalam pengelolaan dana BOS masih sangat lemah dan belum memadai, hal ini

    disebabkan dalam penggunaan dana BOS tidak banyak melibatkan guru dan

    komite sekolah sebagai alat kontrol dalam perencanaan maupun dalam

    penggunaan dana. Mekanisme yang menjamin pengelolaan dilaksanakan secara

    transparan belum tersedia secara memadai, sehingga mengurangi tingkat

    akuntabilitas pengelolaan program BOS.

    Giyanto, (2013) Tentang Akuntabilitas Pengelolaan Dana Bantuan

    Operasional Sekolah (BOS) Di sekolah dasar negeri Belah 1 Kecamatan Donorojo

    kabupaten pacitan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa akuntabilitas pengelolaan

    dana BOS dari perencanaan, penyusunan anggaran dalam kategori transparan,

    pelaksanaan dilakukan secara baik meskipun penyaluran dana masih terdapat

    keterlambatan. Penggunaan dana sudah transparan sesuai dengan rencana yang

    ditetapkan dalam penyusunan RKAS, pelaporan dilakukan secara baik,

    monitoring/ pengawasan oleh pengawas TK dan SD dilakukan satu tahun sekali

    sedangkan kepala sekolah setap tiga bulan sekali, menunjukan hasil yang

    transparan dan akuntabel. Evaluasi oleh Tim Manajemen BOS kabupaten

    dilakukan bersama bimbingan teknis pada akhir tahun, bandahara menguasai

    semua pembukuan namun membutuhkan tenaga tata usaha partisipaasi komite

    sekolah dan guru terhadap pengelolaan dan BOS menunjukkan hubungan yang

  • 11

    sangat baik. Sehingga secara umum akuntabilitas pengelolaan dana BOS dan

    partisipasi komite sekolah/ masyarakat dan guru di SD Negeri Belah 1

    dilaksanakan dan terjalin denagan baik transparan dan akuntabel.

    Duta Aria Yudha, (2013) Tentang Tinjaun Terhadap pengelolaan Dana

    Bantuan Operasional Sekolah Studi pada SMP Pawiyatan Surubaya. Hasil

    penelitian menujukkan bahwa pengelolaan dana BOS di SMP Pawiyatan

    Surabaya belum sepenuhnya efektif karena beberapa faktor yang mengarah pada

    tercapainya tujuan pengelolaan dana banyak yang belum tercapai antara lain.

    pertama aspek perencanaan, anggaran dana BOS yang diberikan kepada sekolah

    dirasa masih terlalu sedikit dibandingkan dengan besaran biaya operasional yang

    harus ditanggung oleh sekolah dan masalah pencairan dana yang per triwulan

    dirasa terlalu lama sedangkan biaya operasional harus dikeluarkan sekolah tiap

    bulan. Kedua aspek pelaksanaan, pada dasarnya seluruh penggunaan anggaran

    sudah sesuai dengan juklak/juknis akan tetap minimnya sosialisasi kepada orang

    tua menyebabkan banyak pihak yang salah paham masalah dana BOS padahal

    sosialisasi adalah tahapan yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan

    dan kelancaran pelaksanaan program. Ketiga aspek pertanggungjawaban, tidak

    sedikit sekolah yang kesulitan dalam menyusun laporan keuangan karena tidak

    semua sekolah memiliki tenaga yang kompeten dibidangnya.

    Asnawi Prihatin Aulia, (2013) Tentang Evaluasi Program Bantuan

    Operasional Sekolah (BOS) Dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)

    Tahun 2012 (Studi Pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 6 Kabupaten

  • 12

    Bintan). Hasil Penelitian ini menunjukkan untuk mengevaluasi Program Bantuan

    Operasional Sekolah (BOS) Dana Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN)

    Tahun 2012 Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 6 Kabupaten Bintan.

    Dalam pembahasan ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif. Responden

    terdiri dari 4 orang pegawaidan 1 orang informan kunci.Teknik analisis data yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data deskriptif kualitatif.

    Setelah dilakukan penelitian, hasil akhir penelitian dapat dievaluasi bahwa

    Kebijakan Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Reguler Tahun 2012

    (Studi Pada Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 6 Kabupaten Bintan)

    sudah berjalan baik. Pelaksanaan program tersebut sudah berjalan cukup efektif

    karena sudahhamper mencapai hasil yang diharapkan, kemudian dari segi efisiensi

    juga sudah baik bahwa sekolah sudah mengupayakan penggunaan dana BOS

    dengan sebaik mungkin ini dapat dilihat dari adanya rencana kegiatan anggaran

    sekolah yangsudah di rencanakan untuk melaksanakan kegiatan sekolah dengan

    menggunakan dana Bantuan Operasional Sekolah.

    Wahyuningsih Tika Dwi, (2016) Tentang Pengelolaan Dana Bantuan

    Operasional (BOS) Di SMP 2 Gombong kabupaten kebumen tahun ajaran

    2015/2016. Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa 90% responden (guru 26

    orang dan pegawai tata usaha 10 orang) menyatakan prosedur pengelolaan dana

    BOS di SMPN 2 Gombong telah sesuai petunjuk teknis BOS tahun 2015 dan

    hanya 10% responden (1 orang guru dan 3 orang pegawai tata usaha) menyatakan

    tidak sesuai. Terkait penggunaan dana BOS di SMPN 2 Gombong, 90%

    responden (guru 25 orang dan pegawai tata usaha 11 orang) menyatakan sudah

  • 13

    sesuai petunjuk teknis BOS tahun 2015 dan hanya 10% (2 orang guru dan 2 orang

    pegawai tata usaha) menyatakan tidak sesuai. Selanjutnya, terkait sasaran dana

    BOS di SMPN 2 Gombong, 97,5% responden (guru 26 orang dan pegawai tata

    usaha 13 orang) menyatakan sudah tepat dan hanya 2,5% (1 orang guru)

    menyatakan tidak tepat sasaran. Jadi, dapat disimpulkan sebagian besar responden

    berpendapat bahwa pengelolaan dana BOS di SMPN 2 Gombong tahun ajaran

    2015/2016 dari prosedur pengelolaan, penggunaan, dan sasaran dana BOS sudah

    sesuai petunjuk teknis penggunaan dana BOS tahun 2015.

    Jenis penelitian yang digunakan adalah desain studi kasus yang berupa yang

    menelaah sebanyak mungkin data mengenai subjek yang diteliti. Dalam penelitian

    ini, peneliti berusaha untuk memahami secara mendalam data yang sudah ada

    mengenai pengelolaan dana BOS di sekolah menengah pertama yang dihasilkan

    melalui wawancara yang mendalam, pengamatan non partisipan, catatan lapangan,

    serta data dokumenter.

    Peneliti turun langsung ke lapangan dan berusaha mengumpulkan data secara

    lengkap sesuai dengan fokus penelitian yang berhubungan dengan evaluasi

    pelaksanaan program BOS tingkat sekolah menengah pertama di kecamatan

    kopang kabupaten lombok tengah

    Data yang dihimpun sesuai fokus penelitian berupa kata-kata, tindakan,

    situasi, dokumen dan peristiwa yang diobservasi. Peneliti sekaligus bertindak

    sebagai instrumen penelitian dalam kegiatan pengumpulan data yang dilakukan

  • 14

    dengan kegiatan mencatat dan mengamati objek-objek yang terkait dengan fokus

    penelitian.

    B. Konsep Akuntabilitas

    Mardiasmo (2009) menjelaskan akuntabilitas publik adalah kewajiban pihak

    pemegang amanah (agent) untuk memberikan pertagungjawaban, menyajikan

    peloporan dan mengungkapkan aktivitas atau kegiatan yang menjadi tanggung

    jawabnya kepada pemberi amanah (principal) yang memiliki hak dan kewajiban

    untuk meminta pertanggungjawaban tersebut. Akuntabilitas terdiri atas dua

    macam yaitu: (1) Akuntabilitas vertikal (vertical accountability), dan (2)

    akuntabilitas horisontal (horizontal accountability). Pertanggungjawaban vertikal

    (vertical accountability) adalah pertanggungjawaban atas pengelolaan dana

    kepada otoritas yang lebih tinggi, misalnya pertanggungjawaban unit-unit kerja

    (dinas) kepada pemerintahan daerah, pertanggungjawaban pemerintah daerah

    kepada pemerintah pusat, dan pemerintah pusat kepada MPR.

    Pertanggungjawaban horisontal (horizontal accountability) adalah

    pertanggungjawaban kepada masyarakat luas.

    Menurut Ulum (2008) akuntabilitas merupakan konsep yang luas yang

    mensyaratkan agar pemerintah memberikan laporan mengenai penguasaan atas

    dana-dana public dan penggunaannya sesuai peruntukan. Di samping itu

    pemerintah juga harus dapat mempertanggungjawabkan kepada rakyat mengenai

    penghimpunan sumber-sumber dana public dan tujuan penggunaannya.

    Akuntabilitas sektor pemerintahan dapat dilihat dari berbagai sudut pandang

    yaitu sudut pandang akuntansi, sudut pandang ungsional dan sudut pandang cirri

  • 15

    utama akuntabilitas. Dari sudut pandang akuntansi, menurut Committee on

    Concepts of Accounting Applicable to the Publik Sector dari American Accounting

    Association, untuk memenuhi akuntabilitas harus melaporkan empat hal yaitu :

    a. Akuntabilitas untuk sumber-sumber keuangan

    b. Akuntabilitas untuk ketaaatan dan kepatuhan kepada persyaratan legal dan

    kebijakan administratif

    c. Akuntabilitas untuk efisiensi dan kehematan dalam operasi

    d. Akuntabilitas untuk hasil program dan efektifitasnya

    Dari sudut ciri utama akuntabilitas, maka akuntabilitas tersebut dilihat

    sebagai alat untuk manajemen pemerintah yang mempunyai ciri-ciri fokus

    utama adlah keluaran (output), menggunakan indikator untuk mengukur kinerja,

    memberikan informasi untuk pengambilan keputusan, menghasilkan data yang

    konsisten melaporkan hasil (outcomes) secara berkala kepada publik.

    Berdasarkan pendapat diatas maka dapat disimpulkan akuntabilitas adalah

    kewajiban pihak pemegang amanah untuk memberikan pertanggungjawaban atas

    segala aktivitas dan kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya kepada pihak

    pemberi amanah. Akuntabilitas terdiri dari akuntabilitas vertikal yaitu

    pertanggungjawaban atas pengelolaan dana kepada otoritas lebih tinggi dan

    akuntabilitas horisontal yaitu pertanggungjawaban kepada masyarakat.

    Akuntabilitas juga mensyaratkan agar pemerintah memberikan laporan

    mengenai penguasaan atas dana-dana publik dan penggunaannya sesuai dengan

    peruntukannya juga harus dapat mempertanggungjawabkannya kepada

  • 16

    masyarakat mengenai penghimpunan sumber-sumber dana publik dan tujuan

    penggunaannya.

    C. Konsep Transparansi

    Mardiasmo (2002) Transparasi berarti keterbukaan (oppensess) pemerintah

    dalam memberikan informasi yang terkait dengan aktivitas pengelolaan sumber

    daya publik kepada pihak-pihak yang membutuhkan informasi. Mardiasmo

    (2006), menyebutkan anggaran yang disusun oleh pihak eksekutif dikatakan

    transparansi jika memenuhi beberapa kriteria berikut :

    a. Terdapat pengumuman kebijakan anggaran

    b. Tersedia dokumen anggaran dan mudah diakses

    c. Tersedia laporan pertanggungjawaban yang tepat waktu

    d. Terakomodasinya suara usulan rakyat

    e. Terdapat sistem pemberian informasi kepada public

    D. Konsep Akuntabilitas Kinerja

    a. Akuntabilitas Internal

    Akuntabilitas internal berlaku untuk setiap tingkatan dalam organisasi

    internal penyelenggaraan Negara termasuk pemertintah di mana setiap jabatan

    atau petugas public baik individu atau kelompok berkewajiban untuk

    mempertanggungjawabkan kepada atasannya langsung mengenai perkembangan

    kinerja atau hasil pelaksanaan kegiatannya secara periodic atau sewaktu-waktu

    bila dipandang perlu.

  • 17

    b. Akuntabilitas Eksternal

    Terdapat setiap lembaga negara sebagai suatu organisasi untuk

    mempertanggungjawabkan semua amanat yang telah diterima dan telah pula

    dilaksanakan untuk kemudiam dikomunikasikan kepada pihak eksternal dan

    lingkungannya.

    Dari pendapat diatas maka dapat disimpulkan bahwa akuntabilitas kinerja

    adalah perwujudan kewajiban suatu instansi untuk mempertanggungjawabkan

    keberhasilan maupun kegagalan pelaksaan misi organisasi dalam mencapai

    tujuan,. Terdapat dua tipe akuntabilitas yaitu akuntabilitas internal yaitu

    pertanggungjawaban hasil pelaksanaan kegiatan kepada atasannya langsung, dan

    akuntabilitas eksternal yaitu pertanggungjawaban semua amanat yang telah

    diterima dan dilaksanakan kepada pihak masyarakat.

    E. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia

    Nomor 80 Tahun 2015 Tentang Teknis Penggunaan Dan

    Pertanggungjawaban Keuangan Dana Bantuan Operasional Sekolah

    Pasal 6

    Prinsip Pengunaan Dana BOS

    Prinsip dalam pelaksanaan penggunaan dana BOS meliputi:

    1. Efisien, yaitu harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang

    ada untuk mencapai sasaran yang ditetapkan dalam waktu sesingkat-

    singkatnya dan dapat dipertanggung jawabkan.

  • 18

    2. Efektif, yaitu harus sesuai dengan kebutuhan yang telah ditetapkan dan

    dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya sesuai dengan sasaran

    yang ditetapkan.

    3. Transparan, yaitu menjamin adanya keterbukaan yang memungkinkan

    masyarakat dapat mengetahui dan mendapatkan informasi mengenai

    pengelolaan dana BOS.

    4. Akuntabel, yaitu pelaksanaan kegiatan dapat dipertanggung jawabkan;

    5. Kepatutan, yaitu penjabaran program/kegiatan harus dilaksanakan secara

    realistis dan proporsional, dan

    6. Manfaat, yaitu pelaksanaan program/kegiatan yang sejalan dengan

    prioritas nasional yang menjadi urusan daerah dalam kerangka

    pelaksanaan desentralisasi dan secara riil dirasakan manfaatnya dan

    berdaya guna bagi sekolah.

    F. Penggunaan Dana Bos Menurut Permendikbud Nomor 80 Tahun 2015

    Komponen Pembiayaan Dana BOS

    1. Pengembangan perpustakaan.

    2. Kegiatan penerimaan peserta didik baru.

    3. Kegiatan pembelajaran dan ekstrakulikuler.

    4. Kegiatan ulangan dan ujian.

    5. Pembelian bahan habis pakai.

    6. Langganan daya dan jasa.

    7. Perawatan sekolah/Rehab ringan dan sanitasi sekolah.

  • 19

    8. Pembayaran honorarium bulanan.

    9. Pengembangan Profesi Guru dan Tenaga Kependidikan.

    10. Membantu Peserta Didik Miskin.

    11. Pembiayaan Pengelolaan Sekolah.

    12. Pembelian dan Perawatan Perangkat Komputer.

    13. Biaya Lainnya.

    G. Prinsip-prinsip Pengelolaan Keuangan Pendidikan

    Penggunaan anggaran dan keuangan dari sumber manapun, apakah itu dari

    pemerintah ataupun dari masyarakat perlu didasarkan pada prinsip-prinsip umum

    pengelolaan keuangan, adapun prinsip-prinsip pengelolaan keuangan pendidikan

    menurut Suryana (2008) sebagai berikut :

    1. Hemat, tidak mewah, efisien dan sesuai dengan kebutuhan teknis yang

    disyaratkan.

    2. Terarah dan terkendali sesuai dengan rencana, program/kegiatan.

    3. Terbuka dan transparan, dalam pengertian dari dan untuk apa keuangan

    lembaga tersebut perlu dicatat dan dipertanggungjawabkan serta disertai

    bukti penggunaannya.

    4. Sedapat mungkin menggunakan kemampuan/hasil produksi dalam negeri

    sejauh hal ini dimungkinkan.

    Dengan penjelasan di atas sudah jelas pengelolaan terhadap pendidikan harus

    bisa terarah dan terkendali sesuai dengan rencana yang sudah ada dan terbuka/

  • 20

    transparan, dalam arti dari mana dana tersebut untuk apa keuagan lembaga perlu

    dicatat dan dipertanggungjawabkan dan disertai dengan bukti penggunaannya.

    H. Pertanggung Jawaban Keuangan Sekolah

    Semua pengeluaran keuangan sekolah dari sumber manapun harus

    dipertanggung jawabkan, hal tersebut merupakan bentuk transparansi dalam

    pengelolaan keuangan. Namun demikian prinsip transparansi dan kejujuran dalam

    pertanggung jawaban tersebut harus tetap dijunjung tinggi. Dalam kaitan dengan

    pengelolaan keuangan tersebut, yang perlu diperhatikan oleh bendaharawan

    menurut Suryana (2008) adalah:

    1. Pada setiap akhir tahun anggaran, bendahara harus membuat laporan

    keuangan kepada komite sekolah untuk dicocokkan dengan RAPBS.

    2. Laporan keuangan tersebut harus dilampiri bukti-bukti pengeluaran yang

    ada.

    3. Kwitansi atau bukti pembelian atau bukti penerimaan dan bukti

    pengeluaran lain.

    4. Neraca keuangan juga harus ditunjukkan untuk diperiksa oleh tim

    pertanggungjawaban keuangan dari komite sekolah.

    Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa pertanggungjawaban

    keuagan sekolah harus sesuai dengan peraturan-peraturan yang telah ditentukan

    oleh pemerintah dan bisa di pertanggungjawaban dalam pengelolaan dana BOS.

  • 21

    I. Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS)

    Bantuan Operasional Sekolah (BOS) adalah program pemerintah yang berasal

    dari realokasi dana subsidi BBM (PKPS-BBM) di bidang pendidikan. Program ini

    bertujuan untuk membebaskan biaya pendidikan bagi siswa yang tidak mampu

    dan meringankan bagi siswa lain. Dengan BOS diharapkan siswa dapat

    memperoleh layanan pendidikan dasar yang lebih bermutu sampai tamat dalam

    rangka penuntasan wajib belajar Sembilan tahun. Sasaran program BOS adalah

    semua sekolah setingkat SD dan SMP, baik negeri maupun swasta di seluruh

    indonesia. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dimaksud dalam PKPS

    BBM Bidang Pendidikan ini mencakup komponen untuk biaya operasional non

    personil.

    J. Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan dana BOS

    (Anggraini 2001) Akuntabilitas di dalam penelitian ini berarti sebuah

    pertanggungjawaban terhadap penggunaan dana BOS yang diperoleh oleh sekolah

    sebagai satu-satunya sumber keuangan dalam program (RKAS) sebagai sumber

    dana yang digunakan untuk kegiatan yang ada di sekolah dan dapat

    dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan oleh

    peraturan yang sudah berlaku. maka sekolah seharusnya membelanjakan uang

    secara bertanggungjawab agar sesuai dengan peraturan yang suda ada .

    Hal ini berarti sekolah sebagai instansi pendidikan wajib memberikan

    pertanggung jawaban kepada orang tua, masyarakat, dan pemerintah terkait

    pengelolaan anggaran dana BOS dalam program RKAS, untuk hal ini sekolah

    juga harus bisa memberikan pendidikan yang bemutu terhadap siswa dan

  • 22

    mendukung siswa yang berprestasi agar siswa termotifasi dalam belajar dan

    bersaing.

    Setiap sekolah wajib menyusun RKAS sebagaimana diamatkan didalam pasal

    53 peraturan pmerintah No. 19 tahun 2005 tentang standar Nasional pendidikan,

    Yaitu rencana kerja tahunan hendaknya membuat rancana dan anggaran sekolah

    (RKAS) untuk setiap masa kerja tahunan.

    Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) merupakan rencana

    perolehan pembiayaan pendidikan dari berbagai sumber pendapatan serta susunan

    program kerja tahunan yang terdiri dari sejumlah kegiatan rutin serta beberapa

    kegiatan lainnya disertai rincian rencana pembiayaannya dalam satu tahun

    anggaran.

    Setelah dibuat perencanaan program RKAS, sekolah juga melakukan

    pertanggung jawaban setiap triwulan dengan mengirimkan formulir BOS-K1,

    BOS-K2, BOS-06B, dan BOS-K7 kepada UPTD dan Tim BOS Pusat sebagai

    laporan pertanggung jawaban kepada atasan. Serta, menempelkan formulir BOS-

    K1 di papan pengumuman sekolah sebagai bentuk keterbukaan dan pertanggung

    jawaban kepada masyarakat.Hal ini sesuai dengan pandangan Wardoyo yang

    menyatakan bahwa pengelolaan adalah suatu rangkaian kegiatan yang berintikan

    perencanaan, pengorganisasian, pergerakan, dan pengawasan dalam mencapai

    tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

    K. Transparansi Terhadap Pengelolaan Keuagan Dana BOS

    Transparansi merupakan prinsip yang menjamin akses atau kebebasan bagi

    setiap orang untuk memperolah imformasi tenyang penyelenggaraan

  • 23

    pemerintahan, yakni imformasi tentang kebijakan proses pembuatan dan

    pelaksanaannya, serta hasil-hasil yang di capai. Transparansi, bahwa transparansi

    dalam peyelengaraan pelayana publik adalah terbuka, mudah dan dapat diakses

    oleh semua pihak yang membutuhkan secara memadai dan mudah dimengerti

    (Jamal Ma’mur 2012:228).

    Transparansi dalam pengelolaan keuangan suatu lembaga pendidikan sangat

    diperlukan dalam rangka meningkatan dukungan orang tua, masyarakat, dan

    pemerintah dalam penyelenggaraan seluruh program pendidikan di sekolah. Di

    samping itu, Transparansi dapat menciptakan timbal balik anatara pemerintah,

    Masyarakat, orang tua siswa, dan warga sekolah melalui pnyediaan informasi dan

    menjamin kemudahan dalam memperolah informasi yang akurat dan memadai.

    Transparansi juga dapat menciptakan kepercayaan timbal balik antara

    pemerintah, masyarakat dan warga sekolah melalui penyediaan informasi dan

    menjamin kemudahan dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai.

    pengelola dana BOS harus mampu mempertanggung jawabkan hasil pengelolaan

    anggaran dana BOS tidak hanya kepada pemerintah saja, tetapi juga kepada

    masyarakat yang dalam hal ini Komite Sekolah dan Wali Murid. Hal tersebut

    sebagai bentuk pertanggung jawaban sekolah terhadap program sekolah yang

    dijalankan.

    Tidak hanya transparansi, dalam pengelolaan anggaran dana BOS partisipasi

    juga mempunyai peran besar dalam mendinamisasi sekolah dari berbagai unsur,

    salah satunya adalah masyarakat yang dalam hal ini Komite Sekolah dan Wali

  • 24

    Murid. Partisipasi menurut (Resbin L. Sihite) adalah bebagai aktivitas yang

    dilakukan oleh individu atau kelompok dalam suatu program atau kegiatan

    tertentu, sehingga bemakna dalam pencapaian tujuan. Sihite menambahkan, wujud

    dari partisipasi yang diberikan dapat berupa pemikiran, tindakan, sumbangan

    dana atau barang yang berguna bagi prgram ataupun pencapaian tujuan.

    Sehingga, jika dikaitkan dengan penelitian ini partisipasi merupakan

    keterlibatan dan peran serta dalam menyampaikan ide gagasan, mengambil,

    keputusan, melaksanakan, mengawasi dan mengevaluasi dalam pengelolaan

    anggaran dana BOS. Partisipasi dalam anggaran dan BOS dapat dilihat dengan

    keterlibatan masyarakat dalam hal komite sekolah dan wali murid yang ikut serta

    dalam penyusunan rencana anggaran sekolah dalam program RKAS. Dengan

    keterlibatan masyarakat dalam hal ini bisa membantu sekolah dalam hal

    memmamfaatkan atau menyampaikan kritikan, masukan, dan lain-lain.

    L. Pengelolaan dana BOS

    Menurut Harsoyo (2005), pengelolaan adalah suatu istilah yang berasal dari

    kata, kelola mengandung arti serangkaian usaha yang bertujuan untuk menggali

    dan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki secara efektif dan efisien guna

    mencapai tujuan tertentu yang telah ditentukan.

    Jamal Ma‟mur Asmani (2012) Berdasarkan definisi pengelolaan oleh para

    ahli terdapat perbedaan-perbedaan, hal ini disebabkan karena para ahli meninjau

    pengertian dari sudut yang berbeda-beda. Ada yang meninjau dari segi

    pengelolaan dari segi fungsi, benda, kelembagaan, dan ada yang meninjau

  • 25

    pengelolaan sebagai suatu kesatuan. Namun jika dipelajari, pada prinsipnya

    definisi-definisi tersebut mengandung pengertian dan tujuan yang sama.

    Secara umum, proses pengelolaan anggaran dana Bantuan Operasional

    Sekolah (BOS) meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, pelaporan, dan

    pertanggungjawaban. Pengelolaan merupakan inti dalam pelaksanaan proses

    penganggaran dana BOS. Pengelolaan merupakan suatu proses yang rasional dan

    sistematis dalam menetapkan anggaran kegiatan yang akan dilaksanakan dalam

    kegiatan pendidikan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pengertian

    tersebut mengandung unsur-unsur bahwa di dalam pengelolaan ada proses, ada

    kegiatan yang rasional dan sistematis serta adanya tujuan yang akan dicapai.

    Agar pengelolaan dana BOS dapat terserap secara efisien dan efektif dalam

    pendidikan di sekolah, diperlukan manajemen pengelolaan keuagan yang baik.

    Pernama (2005:2) menyatakan, Manajamen keuagan sekolah merupakan proses

    perencanaan, penggalian sumber, penyusunan anggaran dan penggunaan serta

    pelaporan keuagan di tingkat sekolah/SMP perencanaan juga dapat dikatakan

    sebagai fungsi terpenting diantara fungsi-fungsi yang lainnya.

    Pelaporan dilaksanakan dalam suatu periode tertentu sesuai dengan peraturan

    yang berlaku Isi laporan sesuai dengan isi pertanggungjawaban dengan

    menggunakan format-format tertentu. Laporan disampaikan kepada pihak yang

    terkait seperti pemerintah, komite, dan orang tua siswa, masyarakat, dan

    penyumbang dana. (Depdiknas 2003: 30)

  • 26

    Perecanaan pada intinya merupakan proses memprsiapakan seragkaian

    pengambilan keputusan untuk dilakukan tindakan didalam mencapai tujuan

    organsasi. Perencanaan merupakan menetukan apa-apa yang diadakan dan

    dikerjakan, Perencanaan adalah proses dasar dari suatu kegiatan penglolaan

    sebelum memutuskan untuk melakukan aktivitas, sehimgga perencanaan syarat

    mutlakmdalam suatu kegiatan pengelolaan. Seperti yang di kemukakan nanang

    fattah (2004: 49) Perencanaan suatu tindakan menetapkan terlebih dahulu apa

    yang dikerjakan ,bagaimana mengerjakannya, apa yang harus dikerjakan dan siapa

    yang mengerjakannya.

    Bagaimana proses perncanaan pendidikan dilakukan langkah-langkah dalam

    kegiatan perencanaan dikemukakan oleh M. Ngalim Purwanto (2005 : 15) sebagai

    berikut:

    1. Menentukan dan merenugkan tujuan yang hendak dicapai.

    2. Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan yang akan dilaksanakan.

    3. Mengumpulkan data dan imformasi-imformasi yang diperlukan.

    4. Menentukan tahap-tahap atau rangkaian tindakan.

    5. Merumuskan bagaimana masalah-masalah itu akan dipecahkan dan

    bagaiamana pekerjaan itu dilaksanakan.

    Penganggaran sekolah adalah suatu rencana operasioanal dalam kegiatan

    sekolah yang mendukung perincian pendapatan dan pengeluaran biaya dalam

    jangka waktu serta tahunan anggaran. Rencana anggaran pendapatan dan belanja

    (RAPBS) memuat:

  • 27

    1. Rencana dan penanggungjawab kegiatan

    2. Perincian program

    3. Perencian kebutuhan barang dan sarana serta jumlah total anggaran

    menyeluruh serta keterkaitannya dengan kegiatan pada periode-periode

    tertentu.

    4. Sumber dana yang terdiri atas jumlah sumber dana dan perinciannya.

    Agar rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS) dapat tepat

    sesuai kebutuhan maka dalam penyusunannya perlu keterlibatan semua pihak di

    sekolah baik kepala sekolah, guru, karyawan, komite sekolah dan menampung

    saran dan usul dari orang tua siswa. Tersedianya data yang memadai juga akan

    sangat membantu dalam mewujudkan RAPBS yang efektif dan efisien.

    Pemanfaatan yang berupa Dana yang tersedia harus digunakan sesuai dengan

    pengalokasian yang tercantum dalam rencana anggaran pendapatan dan belanja

    sekolah (RAPBS). Pengeluaran dana disesuaikan dengan keperluan dan harus

    bersifat transparan. Untuk mewujudkan transparasi maka ada pemisahan antara

    pemegang keuangan dan petugas belanja barang. Pembelanjaan barang dilakukan

    oleh tim yang ditunjuk oleh kepala sekolah dan pembayarannya dilakukan oleh

    bendahara sekolah. Barang yang sudah dibeli juga perlu dicek dan dicatat oleh

    petugas penerima barang, baik barang modal maupun barang habis pakai.

    Pengeluaran uang untuk pembiayaan baik gaji, honor, transport, jasa, pembelian

    barang dan sebagainya harus dengan bukti kwitansi atau bentuk lain sebagai bukti

    tertulis yang harus dilampirkan dalam laporan pertanggungjawaban keuangan.

  • 28

    M. Rencana Anggaran Pendapatan Dan Belanja Sekolah (RAPBS)

    Menurut Suryana (2008) anggaran adalah rencana yang diformulasikan dalam

    bentuk rupiah dalam jangka waktu atau periode tertentu, serta alokasi sumber-

    sumber kepada setiap bagian kegiatan. Anggaran memiliki peran penting di dalam

    perencanaan, pengendalian dan evaluasi kegiatan yang dilakukan sekolah.

    Sekolah bersama komite atau majelis sekolah pada setiap awal tahun anggaran

    perlu bersama-sama merumuskan Rencana Anggaran Pendapatan Dan Belanja

    Sekolah (RAPBS) sebagai acuan bagi pengelola sekolah dalam melaksanakan

    manajemen keuangan sekolah yang baik.

    N. Langkah-langkah Penyusunan RAPBS

    Menurut Sutedjo (2009) dalam penyusunan RAPBS adalah harus menerapkan

    prinsip anggaran berimbang, artinya rencana pendapatan dan pengeluaran harus

    berimbang dan diupayakan tidak terjadi anggaran pendapatan minus. Dengan

    anggaran berimbang tersebut maka kehidupan sekolah akan menjadi solid dan

    benar-benar kokoh dalam hal keuangan, maka sentralisasi pengelolaan keuangan

    perlu difokuskan pada bendaharawan sekolah, dalam rangka untuk mempermudah

    pertanggungjawaban keuangan. Adapun langkah-langkah penyusunan RAPBS

    menurut Suryana (2008) adalah sebagai barikut :

    1. Menginventarisasi rencana yang akan dilaksanakan.

    2. Menyusun rencana berdasarkan skala prioritas pelaksanaannya.

    3. Menentukan program kerja dan rincian program.

    4. Menetapkan kebutuhan untuk pelaksanaan rincian program.

  • 29

    5. Menghitung dana yang dibutuhkan.

    6. Menentukan sumber dana untuk membiayai rencana.

    O. Alokasi dana dan Anggaran dana BOS

    Menurut (Depdiknas, 2009) pengalokasian adalah suatu rencana penetapan

    jumlah dan prioritas uang yang akan digunakan dalam pelaksanaan pendidikan di

    sekolah. Alokasi keuangan sekolah negeri dan swasta terdiri dari:

    1. Alokasi pembangunan fisik dan non fisik.

    Alokasi kegiatan rutin, seperti belanja pegawai, kegiatan belajar mengajar,

    pembinaan kesiswaan dan kebutuhan yang harus di beli oleh sekolah. Menurut

    mahaimin (2010:357) anggaran merupakan rencana yang dalam bentuk rupiah

    untuk jangka waktu tertentu sertai alokasi sumber-sumber kepada setiap bagian

    aktivitas.

    P. Pengelolaan Keuangan dana BOS

    Menurut (Depdiknas, 2007:6) setiap kegiatan perlu diatur agar berjalan

    dengan tertib, lancar, efektif dan efisien. Keuangan sekolah merupakan bagian

    yang sangat penting karena setiap kegiatan sekolah membutuhkan uang. Untuk

    itu, kegiatan pengelolaan keuangan sekolah perlu dilakukan dengan baik dan bisa

    membantu sekolah dalam melaksankan pengelolaan dan BOS menurut peraturan-

    peraturan yang sudah ada.

    Menurut Mulyono (2010:147) keberhasilan sekolah dalam melakukan atau

    menyelenggarakan pendidikan yang berkualitas dan juga tidak terlepas dari

  • 30

    perencanaan anggaran pendidikan yang sudah sesuai standar serta pengalokasian

    dana pendidikan yang tepat sasaran dan efektif.

    Pembiayaan pendidikan tidak hanya menyangkut analisis sumber-sumber

    pendapatan pendidikan aja, Namun lebih kepada penggunaan dana secara efektif

    dan efisien. Semakin efisien dana yang digunakan dalam proses pendidikan, maka

    berkurang pula dana yang diperlukan untuk mencapai tujuan-tujuannya. Dengan

    pencapaian efisiensi dana pendidikan, maka tercapai pula efektifitas kegiatan

    dalam pencapaian tujuan pendidikan. Tugas manajemen keuangan.

    Menurut Multono (2010:146) dapat dibagi menjadi tiga fase yaitu:

    a) Perencanaan finansial ( budgeting) yaitu kegiatan mengkoordinasikan semua

    sumber daya yang tersedia untuk mencapai sasaran yang diinginkan secara

    sistematis tanpa menyebabkan efek samping yang merugikan.

    b) Pelaksanaan anggaran yaitu kegiatan yang bedasarkan rencana yang telah

    dibuat oleh pemerintah dan kemungkinan terjadi penyesuaian jika diperlukan.

    c) Evaluasi (evaluation invalues) yaitu merupakan proses evaluasi terhadap

    pencapaian sasaran.