23
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Asmoro (2016) dengan judul penelitian Struktur Pendanaan dan Pengaruhnya Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kepemilikan Manajerial Sebagai Pemoderasi. Teknik analisis menggunakan regresi linier berganda. Sampel yang digunakan sebanyak 10 perusahaan kimia (30 firm year) yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. Hasil penelitian menunjukkan DER, KM berpengaruh negatif dan signifikan terhadap PBV dan kepemilikan manajerial mampu memoderasi dan berpengaruh positif terhadap PBV. Chaidir (2015) dengan judul penelitian Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Sub Sektor Transportasi yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia Periode 2012 - 2014. Teknik analisis menggunakan statistik inferensial dengan alat analisis yaitu regresi linier berganda. Sampel yang digunakan sebanyak 19 perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan DAR, DER, ROE, ROA, dan Asset Growth secara simultan menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap PBV dan secara parsial DER, ROE, dan Asset Growth berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV sedangkan DAR dan ROA berpengaruh negatif terhadap PBV.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS A. …eprints.umm.ac.id/38741/3/BAB II.pdf · Pendanaan, dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur

Embed Size (px)

Citation preview

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Asmoro (2016) dengan judul penelitian Struktur Pendanaan dan

Pengaruhnya Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kepemilikan Manajerial

Sebagai Pemoderasi. Teknik analisis menggunakan regresi linier berganda.

Sampel yang digunakan sebanyak 10 perusahaan kimia (30 firm year) yang

terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. Hasil penelitian

menunjukkan DER, KM berpengaruh negatif dan signifikan terhadap PBV dan

kepemilikan manajerial mampu memoderasi dan berpengaruh positif terhadap

PBV.

Chaidir (2015) dengan judul penelitian Pengaruh Struktur Modal,

Profitabilitas, dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada

Perusahaan Sub Sektor Transportasi yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia

Periode 2012 - 2014. Teknik analisis menggunakan statistik inferensial dengan

alat analisis yaitu regresi linier berganda. Sampel yang digunakan sebanyak 19

perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan DAR, DER, ROE, ROA, dan Asset

Growth secara simultan menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap PBV

dan secara parsial DER, ROE, dan Asset Growth berpengaruh positif dan

signifikan terhadap PBV sedangkan DAR dan ROA berpengaruh negatif terhadap

PBV.

10

Septia (2015) dengan judul penelitian Pengaruh Profitabilitas, Keputusan

Pendanaan, dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan pada

Perusahaan Manufaktur. Teknik analisis menggunakan regresi linier berganda.

Sampel yang digunakan sebanyak 18 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia periode 2011 - 2013. Hasil penelitian menunjukkan ROA, PER, DER,

dan DPR secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV dan

secara parsial ROA, PER berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV

sedangkan DER, DPR tidak berpengaruh positif terhadap PBV.

Muliani, et, al (2014) dengan judul penelitian Pengaruh Kinerja Keuangan

Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social

Responsibility dan Good Corporate Governance sebagai Variabel Pemoderasi

(Studi Kasus di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 - 2012). Teknik analisis

menggunakan analisis regresi linier berganda. Sampel yang digunakan sebanyak

15 perusahaan BUMN non keuangan. Hasil penelitian menunjukkan ROA

memiliki pengaruh positif terhadap Tobin’s Q, CSR mempengaruhi hubungan

antara ROA dan Tobin’s Q secara positif, GCG yang di proksikan dengan

kepemilikan manajerial mempengaruhi hubungan antara ROA dan Tobin’s Q

secara negatif.

Putra dan Wirawati (2013) dengan judul penelitian Pengaruh Kepemilikan

Manajerial Terhadap Hubungan Kinerja dengan Nilai Perusahaan. Teknik

analisis menggunakan regresi linier berganda (multiple regression analysis).

Sampel yang digunakan sebanyak 138 perusahaan manufaktur yang terdaftar di

BEI periode 2009 – 2011. Hasil penelitian menunjukkan ROA memiliki pengaruh

11

negatif terhadap Tobin’s Q dan kepemilikan manajerial memperkuat hubungan

antara ROA dengan Tobin’s Q.

Samisi dan Ardiana (2013) dengan judul Pengaruh Struktur Pendanaan

Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kepemilikan Manajerial sebagai Variabel

Moderasi. Teknik analisis menggunakan moderated regression analysis (MRA).

Sampel yang digunakan sebanyak 94 perusahaan consumer goods yang terdaftar

di BEI periode 2009 – 2011. Hasil penelitian menunjukkan DER berpengaruh

positif terhadap PBV dan kepemilikan manajerial tidak mampu memoderasi

antara DER dengan PBV.

B. Teori dan Kajian Pustaka

1. Teori Pertukaran (Trade Off Theory)

Modigliani dan Miller dan para pengikutnya mengembangkan teori

pertukaran struktur modal. MM menunjukkan bahwa utang adalah suatu hal

yang bermanfaat karena bunga merupakan pengurang pajak, tetapi utang juga

membawa serta biaya-biaya yang dikaitkan dengan kemungkinan atau

kenyataan kebangkrutan.

Teori pertukaran (trade-off theory) mengasumsikan bahwa struktur

modal perusahaan merupakan hasil pertukaran (trade-off) dari keuntungan

pendanaan melalui utang (pajak perusahaan yang menguntungkan) dengan

tingkat suku bunga dan biaya kebangkrutan yang lebih tinggi. Fakta bahwa

bunga adalah beban pengurangan pajak menjadikan hutang lebih murah

daripada saham biasa atau saham preferen. Akibatnya, secara tidak langsung

12

pemerintah telah membayarkan sebagian biaya dari modal utang, atau dengan

cara lain, hutang memberikan manfaat perlindungan pajak.

Semakin banyak perusahaan menggunakan hutang, maka semakin tinggi

nilai dan harga sahamnya, menurut asumsi tulisan Modigliani-Miller dengan

pajak, harga saham sebuah perusahaan akan mencapai nilai maksimal jika

perusahaan sepenuhnya menggunakan hutang 100 persen. Alasan utama

perusahaan membatasi penggunaan hutang adalah untuk menjaga biaya-biaya

yang berhubungan dengan kebangkrutan tetap rendah (Brigham dan Houston,

2014 : 183) .

2. Teori Pensiyalan (Signalling Theory)

Teori pensinyalan pada dasarnya berkaitan dengan pengurangan asimetri

informasi antara dua pihak (Spence, 2002). Modgliani-Miller berasumsi bahwa

setiap orang baik investor maupun manajer memiliki informasi yang sama

tetang prospek perusahaan, namun, pada kenyataannya manajer sering kali

memiliki informasi yang lebih baik dibandingkan dengan investor luar

(Brigham dan Houston, 2014 : 184).

Untuk mengurangi asimetri informasi ini dapat dilakukan dengan

memberi sinyal kepada pihak luar, salah satunya berupa laporan keuangan

yang dapat dipercaya dan yang akan mengurangi ketidak pastian mengenai

prospek perusahaan yang akan datang (Lokollo dan Syarifuddin, 2013).

Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh

investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan.

13

Menurut Jogiyanto (2003 : 392), pada saat suatu informasi diumumkan

dan semua pelaku pasar telah mendapatkan informasi tersebut, maka pelaku

pasar terlebih dahulu mengintepretasikan dan menganalisis informasi –

informasi yang didapat sebagai signal baik (good news) atau informasi tersebut

berisikan tentang signal buruk (bad news). Apabila pengumuman informasi

yang didapat tersebut sebagai signal baik untuk investor, maka terjadilah

perubahan dalam volume perdagangan saham. Meningkatnya permintaan

saham akan mempengaruhi harga saham di pasar berarti meningkat pula nilai

perusahaan di mata investor.

3. Teori Keagenan (Agency Theory)

Menurut Kodrat dan Herdinata (2009 : 14), teori keagenan menunjukkan

hubungan antara pemilik saham dengan para manajer dan pemilik saham

dengan kreditor. Masalah keagenan muncul apabila terdapat conflict of interest

antara pemilik saham dengan manajer. Pemilik saham menginginkan manajer

bekerja untuk memaksimumkan nilai pemilik saham namun manajer tidak

lepas dari kemungkinan untuk memaksimumkan nilai mereka sendiri.

Pemilik saham harus mengeluarkan agency cost untuk mengawasi

manajer. Biaya tersebut meliputi : pengeluaran untuk memonitor kegiatan

manajer, pengeluaran untuk membuat suatu struktur organisasi yang

meminimalkan tindakan – tindakan manajer yang tidak diinginkan serta

opportunity cost yang timbul akibat kondisi dimana manajer tidak dapat segera

mengambil keputusan tanpa persetujuan pemilik saham.

14

Masalah agensi antara kreditor dengan manajer terjadi apabila

manajemen mengambil proyek – proyek yang risikonya lebih besar dari yang

diperkirakan oleh kreditor dan perusahaan meningkatkan jumlah utang hingga

mencapai tingkat yang lebih tinggi daripada yang diperkirakan oleh kreditor.

Kreditor akan dirugikan jika perusahaan mengambil proyek yang terlalu

berisiko karena hal ini akan meningkatkan risiko kebangkrutan perusahaan. Di

lain pihak, jika proyek berisiko tinggi tersebut memberikan hasil yang bagus,

kompensasi yang diterima kreditor berupa bunga tidak ikut naik.

Menurut Jensen dan Meckling (1976), terdapat beberapa cara untuk

mengurangi masalah keagenan yaitu, investor melakukan pengawasan

(monitoring) dan manajer sendiri melakukan pembatasan atas tindakan –

tindakannya (bonding). Selain mekanisme monitoring dan bonding, upaya

mengurangi masalah agensi dapat dilakukan dengan cara meminta manajer

meningkatkan kepemilikannya di perusahaan namun kepemilikan tersebut

jangan sampai terlalu besar karena jika terlalu besar akan menimbulkan

masalah agensi baru.

4. Nilai Perusahaan

Menurut Samuel dalam Nurlela dan Islahuddin (2008), Enterprise Value

(EV) disebut juga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan konsep

penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai

perusahaan secara keseluruhan. Memaksimalkan nilai perusahaan sangat

penting bagi suatu perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai

15

perusahaan berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemilik saham yang

merupakan tujuan utama perusahaan.

Nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya. Semakin tinggi

harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang

tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat

ini namun juga prospek perusahaan dimasa depan. Nilai perusahaan merupakan

harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli jika perusahaan tersebut dijual

(Husnan, 2000 : 7). Nilai perusahaan merupakan nilai pasar atas surat berharga

utang dan ekuitas perusahaan yang beredar.

a. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan

Menurut Weston dan Copeland (1999) terdapat dua faktor yang secara

bersama – sama menentukan nilai perusahaan yaitu keputusan – keputusan

dibidang keuangan yang berpengaruh pada besaran arus kas dan tingkat

risiko yang dihadapi perusahaan. Keputusan kebijakan pertama adalah

memilih sektor industri dimana perusahaan akan beroperasi. Profitabilitas

dan risiko akan dipengaruhi oleh keputusan – keputusan yang menyangkut

besarnya perusahaan, tingkat pertumbuhannya, jenis dan jumlah mesin yang

digunakan, hingga sejauh mana utang digunakan untuk membiayai kegiatan

operasi, posisi likuiditas dan sebagainya.

Berdasarkan penelitian terdahulu, nilai perusahaan dipengaruhi oleh

struktur modal, profitabilitas, kebijakan dividen, pertumbuhan perusahaan

dan kepemilikan manajerial. Penelitian Lu, Tsai dan Yen (2010)

16

menyebutkan bahwa aset tidak berwujud merupakan bagian penting dalam

penciptaan nilai perusahaan, penelitian Muryati dan Suardika (2014)

menyebutkan bahwa Corporate governance yang diproksikan dengan

kepemilikan manajerial, dewan komisaris independen, dewan direksi, dan

komite audit independen berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan

penelitian yang dilakukan oleh Noerirawan (2016) menunjukkan bahwa

tingkat suku bunga, inflasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

b. Rasio – Rasio Nilai Perusahaan

1) Price Earning Ratio (PER)

Price Earning Ratio (PER) merupakan suatu rasio yang dipakai

untuk mengukur harga pasar setiap lembar saham biasa dengan laba

per lembar saham. PER dapat dihitung dengan rumus (Septia, 2015) :

2) Price To Book Value (PBV)

Rasio ini menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai

buku saham suatu perusahaan, semakin tinggi PBV berarti pasar

percaya akan prospek perusahaan tersebut. PBV dapat dihitung

dengan rumus (Chaidir, 2015) :

17

3) Rasio Tobin’s Q

Dalam rasio Q numerator dan denominatornya menggunakan

biaya penggantian seluruh aktiva. Dapat disimpulkan bahwa apabila

rasio Q sama dengan 1 maka perusahaan dinilai sama antara nilai

perusahaan tercatat dengan nilai perusahaan dipasar. Jika hasil rasio

dibawah 1 maka perusahaan tersebut undervalued atau di pasar nilai

perusahaan dibawah nilai tercatat, sebaliknya jika rasio diatas 1, maka

perusahaan tersebut dinilai lebih tinggi di pasar daripada nilai yang

tercatat atau overvalued (Weston dan Copeland, 2010 : 245).

5. Struktur Modal

Menurut Riyanto (2001 : 22), struktur modal adalah perbandingan antara

jumlah utang jangka panjang dengan modal sendiri dalam rangka mendanai

investasinya.

a. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

Menurut Brigham dan Houston (2011 : 188), faktor – faktor yang

dapat mempengaruhi keputusan struktur modal terdiri dari :

18

1) Stabilitas Penjualan

Suatu perusahaan yang penjualannya relatif stabil dapat secara

aman mengambil utang dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan

dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil.

2) Struktur Aset

Perusahaan yang asetnya memadai untuk digunakan sebagai

jaminan utang cenderung akan cukup banyak menggunakan utang.

3) Profitabilitas

Perusahaan dengan tingkat pengembalian atas investasi yang

sangat tinggi menggunakan utang dalam jumlah yang relatif sedikit.

4) Pajak

Bunga merupakan suatu beban pengurang pajak, dengan

pengurangan ini lebih bernilai bagi perusahaan dengan tarif pajak

yang tinggi. Jadi, semakin tinggi tarif pajak suatu perusahaan, maka

besar semakin besar keunggulan dari utang.

5) Kondisi Internal Perusahaan

Perusahaan dapat menjual penerbitan saham biasa,

menggunakan hasilnya untuk melunasi hutnag, dan kembali pada

sasaran struktur modalnya.

19

b. Rasio – Rasio Struktur Modal

1) Total Debt to Total Assets Ratio (DAR)

Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah

aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. DAR dapat dihitung dengan

rumus (Chaidir, 2015) :

2) Long Term Debt to Equity Ratio (LDER)

Rasio ini digunakan untuk menunjukkan hubungan antara

jumlah utang jangka panjang yang diberikan kreditur dengan jumlah

modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan. LDER dapat

dihitung dengan rumus (Apsari, et al, 2015)

3) Total Debt to Equity Ratio (DER)

Rasio ini digunakan untuk mengukur perimbangan antara

kewajiban yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Rasio ini

juga berarti sebagai kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban membayar utangnya dengan jaminan modal sendiri. DER

dapat dihitung dengan rumus (Chaidir, 2015) :

20

6. Profitabilitas

Menurut Chaidir (2015), profitabilitas adalah kemampuan perusahaan

untuk menghasilkan keuntungan dan mengukur tingkat efisiensi operasional

dan efisiensi dalam menggunakan harta yang dimiliki. Menurut Kasmir (2010 :

196) profitabilitas merupakan faktor yang dapat mempengaruhi nilai

perusahaan. Jika manajer mampu mengelola perusahaan dengan baik maka

biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan akan menjadi lebih kecil

sehingga laba yang dihasilkan menjadi lebih besar.

Laba yang besar akan meningkatkan permintaan saham perusahaan oleh

investor sebab investor akan berasumsi bahwa perusahaan memiliki kinerja

yang baik dalam mengelola asetnya, sehingga timbul kepercayaan investor

terhadap kinerja perusahaan , semakin besar laba yang dihasilkan maka tingkat

return yang diberikan akan meningkat pula, hal ini membuat investor akan

menghargai nilai perusahaan lebih tinggi dari yang ditawarkan perusahaan,

tingginya permintaan saham menujukkan nilai perusahaan di mata investor

tinggi.

a. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas

Menurut Hartono (2007), tinggi rendahnya tingkat profitabilitas suatu

perusahaan dipengaruhi oleh faktor – faktor yang membentuk profitabilitas.

Faktor – faktor tersebut adalah :

21

1) Profit Margin

Profit Margin merupakan perbandingan antara net income

dengan revenue, besar kecilnya net income dan revenue tersebut akan

dipengaruhi oleh besar kecilnya perusahaan.

2) Assets Utilization

Assets Utilization merupakan perbandingan antara total revenue

dengan total assets yang terdiri dari earning asset, cash asset, dan

fixed asset. Assets Utilization dapat digunakan untuk melihat efisiensi

perusahaan dengan melihat kepada kecepatan dari perputaran aset

yaitu berapa besar pendapatan yang dihasilkan dari aset yang dimiliki

oleh perusahaan.

3) Total Equity

Total Equity adalah modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan

berupa modal disetor, laba ditahan, dan laba tahun berjalan. Total

Equity berkaitan dengan besar kecilnya modal sendiri yang dimiliki

oleh perusahaan yang berpengaruh terhadap potensi pertumbuhan

aktiva perusahaan. Apabila modal sendiri meningkat maka potensi

pertumbuhan akan naik. Apabila kualitas pertumbuhan aktiva

perusahaan dapat dijaga dengan baik maka akan berpengaruh terhadap

tingkat perofitabilitas perusahaan.

22

b. Rasio – Rasio Profitabilitas

1) Profit Margin

Rasio ini digunakan untuk mengukur margin laba atas

penjualan. Cara pengukuran rasio ini adalah dengan membandingkan

laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih. NPM dapat

dihitung dengan rumus (Apsari, et al, 2015) :

2) Return on Equity (ROE)

Return on Equity (ROE) atau rentabilitas modal sendiri

merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan

modal sendiri. ROE dapat dihitung dengan rumus (Chaidir, 2015) :

3) Return on Assets (ROA)

Return on Assets (ROA) mengukur kemampuan perusahaan

dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu.

ROA dapat dihitung dengan rumus (Chaidir, 2015) :

23

7. Insider Ownership (Kepemilikan Manajerial)

Insider Ownership adalah kepemilikan saham perusahaan oleh manajer

atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemilik saham

(Christiawan dan Tarigan, 2007). Insider Ownership akan membantu

penyatuan kepentingan antara manajer dengan pemilik saham karena akan

mensejajarkan kepentingan manajemen dengan pemilik saham, sehingga

manajer ikut merasakan secara langsung manfaat dari pengambilan keputusan

yang diambil dan ikut menanggung kerugian sebagai konsekuensi dari

pengambilan keputusan yang salah. Dalam teori keagenan, hubungan antara

manajer dan pemilik saham digambarkan sebagai hubungan agent dan

principal.

a. Rasio Insider Ownership (Kepemilikan Manajerial)

Menurut Sukirni (2012) insider ownership diukur dengan

menggunakan indikator jumlah presentase kepemilikan saham yang dimiliki

oleh pihak manajemen dari seluruh jumlah modal saham yang beredar.

Dalam laporan keuangan perusahaan, kepemilikan manajerial ditunjukkan

dengan besarnya persentase kepemilikan saham oleh manajer, hal ini

diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Insider Ownership

(kepemilikan manajerial) dapat dihitung dengan rumus (Samisi dan Ardiana,

2013) :

24

8. Hubungan antara Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan

Teori pertukaran (trade-off theory) mengasumsikan bahwa struktur

modal perusahaan merupakan hasil pertukaran (trade-off) dari keuntungan

pendanaan melalui utang (pajak perusahaan yang menguntungkan) dengan

tingkat suku bunga dan biaya kebangkrutan yang lebih tinggi. Dalam penelitian

ini menggunakan rasio Debt to Equity Ratio dimana rasio ini menunjukkan

kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban membayar utangnya

dengan jaminan modal sendiri.

Menurut asumsi tulisan Modigliani-Miller dengan pajak, harga saham

sebuah perusahaan akan mencapai nilai maksimal jika perusahaan sepenuhnya

menggunakan hutang 100 persen. Alasan utama perusahaan membatasi

penggunaan hutang adalah untuk menjaga biaya-biaya yang berhubungan

dengan kebangkrutan tetap rendah (Brigham dan Houston, 2014 : 183).

Sehingga semakin banyak perusahaan menggunakan hutang, maka semakin

tinggi nilai dan harga sahamnya,

9. Hubungan antara Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan

Teori pensinyalan (Signalling Theory) pada dasarnya berkaitan dengan

pengurangan asimetri informasi antara dua pihak (Spence, 2002). Dimana

manajer sering kali memiliki informasi yang lebih baik dibandingkan dengan

investor luar. Untuk mengurangi asimetri informasi ini dapat dilakukan dengan

memberi sinyal informasi kepada pihak luar. Sinyal informasi tersebut dalam

bentuk laporan keuangan yang didalamnya terdapat informasi mengenai kinerja

25

perusahaan selama periode tertentu, keberhasilan kinerja perusahaan

direpresentasikan dengan besarnya profitabilitas atau laba yang dihasilkan.

Pada penelitian ini profitabilitas diukur dengan Return on Asset (ROA),

rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih

berdasarkan tingkat aset tertentu (Hanafi dan Halim, 2014 : 81). Rasio yang

tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba juga

tinggi sehingga akan membuat investor tertarik untuk meningkatkan

permintaan saham karena mereka percaya terhadap kinerja perusahaan dalam

menghasilkan return yang berupa dividen bagi investor. Permintaan saham

yang meningkat, membuat investor akan menghargai nilai perusahaan lebih

tinggi dari yang ditawarkan perusahaan sehingga mengakibatkan meningkatnya

nilai perusahaan meningkat.

10. Hubungan Insider Ownership terhadap Struktur Modal dan Nilai

Perusahaan

Dalam teori keagenan, hubungan antara manajer dan pemilik saham

digambarkan sebagai hubungan agent dan principal. Insider Ownership dapat

mengatasi masalah keagenan yang timbul antara manajer dengan pemilik

saham, karena disini manajer bertindak sebagai pemilik sekaligus sebagai

pengelola perusahaan (owner-manager) sehingga keputusannya akan

berpengaruh secara langsung kepada tingkat return sahamnya.

Perusahaan dalam mengembangkan usahanya akan memanfaatkan utang,

sebagai tambahan dana dalam berinvestasi. Dalam kondisi seperti ini, owner-

26

manager yang memiliki kepentingan sama dengan pemilik saham lainnya yaitu

memaksimalkan return sahamnya, akan bekerja semaksimal mungkin untuk

menjaga keseimbangan antara tingkat utang dan tingkat modal sendiri dan

lebih berhati-hati dalam menggunakan utang.

11. Hubungan Insider Ownership Terhadap Profitabilitas dan Nilai

Perusahaan

Teori keagenan memunculkan argumentasi terhadap adanya konflik

antara pemilik yaitu pemilik saham dan manajer. Konflik tersebut muncul

sebagai akibat perbedaan kepentingan diantara kedua belah pihak. Konflik

keagenan menyebabkan penurunan nilai perusahaan (Atmaja, 2002). Salah satu

solusi untuk mengatasi konflik keagenan adalah mensejajarkan kepentingan

manajemen dengan pemilik saham dengan mengikutsertakan manajer untuk

memiliki saham perusahaan tersebut.

Manajer yang berperan sebagai pemimpin dan pemilik (owner-manager)

perusahaan akan berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan kinerja

perusahaan dalam menghasilkan laba karena besarnya laba akan

mempengaruhi return owner-manager itu sendiri. Disamping itu, laba yang

besar akibat dari maksimalisasi kinerja manajemen akan menjadi daya tarik

bagi investor lain untuk menanamkan sahamnya. Permintaan saham yang

tinggi akan membuat investor menghargai saham lebih besar dari yang

ditawarkan perusahaan, hal ini mengakibatkan nilai perusahaan meningkat.

27

12. Perumusan Hipotesis

a. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan

Teori pertukaran (trade-off theory) mengasumsikan bahwa struktur

modal perusahaan merupakan hasil pertukaran (trade-off) dari keuntungan

pendanaan melalui utang (pajak perusahaan yang menguntungkan) dengan

tingkat suku bunga dan biaya kebangkrutan yang lebih tinggi. Menurut

asumsi tulisan Modigliani-Miller dengan pajak, harga saham sebuah

perusahaan akan mencapai nilai maksimal jika perusahaan sepenuhnya

menggunakan hutang 100 persen. Alasan utama perusahaan membatasi

penggunaan hutang adalah untuk menjaga biaya-biaya yang berhubungan

dengan kebangkrutan tetap rendah (Brigham dan Houston, 2014 : 183).

Sehingga semakin banyak perusahaan menggunakan hutang, maka semakin

tinggi nilai dan harga sahamnya,

Penelitian yang dilakukan oleh Samisi dan Ardiana (2013) dan

Chaidir (2015) menunjukkan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh

terhadap nilai perusahaan. Dari keterangan tersebut maka hipotesis yang

diajukan adalah :

H1 : struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

b. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan

Teori pensinyalan (Signalling Theory) pada dasarnya berkaitan

dengan pengurangan asimetri informasi antara dua pihak (Spence, 2002).

Untuk mengurangi asimetri informasi ini dapat dilakukan dengan memberi

28

sinyal informasi kepada pihak luar, keberhasilan kinerja perusahaan

direpresentasikan dengan besarnya profitabilitas atau laba yang

dihasilkan.Besarnya laba yang dihasilkan akan menjadi daya tarik bagi

investor untuk memiliki saham perusahaan. Permintaan saham yang tinggi

akan membuat investor menghargai nilai saham lebih besar dari pada nilai

yang ditawarkan perusahaan, hal ini mengakibatkan nilai perusahan dimata

investor meningkat.

Penelitian yang dilakukan oleh Muliani, et al (2014) dan Septia (2015)

menunjukkan Return On Assets (ROA) berpengaruh terhadap nilai

perusahaan. Dari keterangan tersebut dan didukung hasil penelitian

terdahulu maka hipotesis yang diajukan adalalah :

H2 : profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan.

c. Pengaruh Insider Ownership Terhadap Hubungan Antara Struktur

Modal dan Nilai Perusahaan

Dalam teori keagenan, hubungan antara manajer dan pemilik saham

digambarkan sebagai hubungan agent dan principal. Insider Ownership

dapat mengatasi masalah keagenan yang timbul antara manajer dengan

pemilik saham, karena disini manajer bertindak sebagai pemilik sekaligus

sebagai pengelola perusahaan (owner-manager) sehingga keputusannya

akan berpengaruh secara langsung kepada tingkat return sahamnya.

Perusahaan dalam mengembangkan usahanya akan memanfaatkan

utang, sebagai tambahan dana. Dalam kondisi seperti ini, owner-manager

29

yang memiliki kepentingan sama dengan pemilik saham lainnya yaitu

memaksimalkan return sahamnya, akan bekerja semaksimal mungkin untuk

menjaga keseimbangan antara tingkat utang dan tingkat modal sendiri dan

lebih berhati-hati dalam menggunakan utang. Semakin tinggi kepemilikan

manajerial, maka peran owner-manager dalam pengambilan keputusan juga

semakin besar.

Penelitian yang dilakukan oleh Asmoro (2015) menunjukkan

kepemilikan manajerial memoderasi hubungan antara Debt To Equity

(DER) terhadap nilai perusahaan. Dari keterangan tersebut dan didukung

hasil penelitian terdahulu maka hipotesis yang diajukan adalalah :

H3 : Insider Ownership berpengaruh terhadap hubungan antara struktur

modal dan nilai perusahaan.

d. Pengaruh Insider Ownership Terhadap Hubungan Antara

Profitabilitas dan Nilai Perusahaan

Teori keagenan memunculkan argumentasi terhadap adanya konflik

antara pemilik yaitu pemilik saham dan manajer. Konflik tersebut muncul

sebagai akibat perbedaan kepentingan diantara kedua belah pihak. Konflik

keagenan menyebabkan penurunan nilai perusahaan (Atmaja, 2002). Salah

satu solusi untuk mengatasi konflik keagenan adalah mensejajarkan

kepentingan manajemen dengan pemilik saham dengan mengikutsertakan

manajer untuk memiliki saham perusahaan tersebut.

30

Semakin tinggi kepemilikan manajerial, maka peran owner-manager

dalam pengambilan keputusan juga semakin besar. Owner-manager akan

berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam

menghasilkan laba karena besarnya laba akan mempengaruhi return owner-

manager itu sendiri.

Penelitian yang dilakukan oleh Putra dan Pratama (2013) menunjukkan

kepemilikan manajerial sebagai pemoderasi hubungan antara Return On

Assets (ROA) terhadap nilai perusahaan. Dari keterangan tersebut dan

didukung hasil penelitian terdahulu maka hipotesis yang diajukan adalah :

H4 : Insider Ownership berpengaruh terhadap hubungan antara

profitabilitas dan nilai perusahaan.

13. Kerangka Pemikiran

Berdasarkan perumusan hipotesis pengaruh struktur modal, profitabilitas

terhadap nilai perusahaan dengan insider ownership, maka kerangka pemikiran

dalam penelitian ini adalah :

31

Sumber : Dikembangkan untuk penelitian ini

Gambar 2.1. Model Penelitian Empiris

Keterangan :

: pengaruh interaksi masing – masing variabel independen

terhadap variabel dependen.

: pengaruh interaksi variabel moderasi terhadap hubungan

antara variabel independen dan variabel dependen.

X1, X2 : Variabel Independen

Z : Variabel Pemoderasi

Y : Variabel Dependen

X1 (Struktur Modal) =

DER (Debt To Equity

Ratio)

Y (Nilai Perusahaan) =

Tobin’s Q

Z (Insider Ownership) = IO

X2 (Profitabilitas) = ROA

(Return On Asset)

H

1

H

2

H3

H4