Upload
nguyenkhanh
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS
A. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Asmoro (2016) dengan judul penelitian Struktur Pendanaan dan
Pengaruhnya Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kepemilikan Manajerial
Sebagai Pemoderasi. Teknik analisis menggunakan regresi linier berganda.
Sampel yang digunakan sebanyak 10 perusahaan kimia (30 firm year) yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011-2013. Hasil penelitian
menunjukkan DER, KM berpengaruh negatif dan signifikan terhadap PBV dan
kepemilikan manajerial mampu memoderasi dan berpengaruh positif terhadap
PBV.
Chaidir (2015) dengan judul penelitian Pengaruh Struktur Modal,
Profitabilitas, dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Nilai Perusahaan Pada
Perusahaan Sub Sektor Transportasi yang Tercatat di Bursa Efek Indonesia
Periode 2012 - 2014. Teknik analisis menggunakan statistik inferensial dengan
alat analisis yaitu regresi linier berganda. Sampel yang digunakan sebanyak 19
perusahaan. Hasil penelitian menunjukkan DAR, DER, ROE, ROA, dan Asset
Growth secara simultan menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap PBV
dan secara parsial DER, ROE, dan Asset Growth berpengaruh positif dan
signifikan terhadap PBV sedangkan DAR dan ROA berpengaruh negatif terhadap
PBV.
10
Septia (2015) dengan judul penelitian Pengaruh Profitabilitas, Keputusan
Pendanaan, dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan pada
Perusahaan Manufaktur. Teknik analisis menggunakan regresi linier berganda.
Sampel yang digunakan sebanyak 18 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2011 - 2013. Hasil penelitian menunjukkan ROA, PER, DER,
dan DPR secara simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV dan
secara parsial ROA, PER berpengaruh positif dan signifikan terhadap PBV
sedangkan DER, DPR tidak berpengaruh positif terhadap PBV.
Muliani, et, al (2014) dengan judul penelitian Pengaruh Kinerja Keuangan
Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan Corporate Social
Responsibility dan Good Corporate Governance sebagai Variabel Pemoderasi
(Studi Kasus di Bursa Efek Indonesia Periode 2010 - 2012). Teknik analisis
menggunakan analisis regresi linier berganda. Sampel yang digunakan sebanyak
15 perusahaan BUMN non keuangan. Hasil penelitian menunjukkan ROA
memiliki pengaruh positif terhadap Tobin’s Q, CSR mempengaruhi hubungan
antara ROA dan Tobin’s Q secara positif, GCG yang di proksikan dengan
kepemilikan manajerial mempengaruhi hubungan antara ROA dan Tobin’s Q
secara negatif.
Putra dan Wirawati (2013) dengan judul penelitian Pengaruh Kepemilikan
Manajerial Terhadap Hubungan Kinerja dengan Nilai Perusahaan. Teknik
analisis menggunakan regresi linier berganda (multiple regression analysis).
Sampel yang digunakan sebanyak 138 perusahaan manufaktur yang terdaftar di
BEI periode 2009 – 2011. Hasil penelitian menunjukkan ROA memiliki pengaruh
11
negatif terhadap Tobin’s Q dan kepemilikan manajerial memperkuat hubungan
antara ROA dengan Tobin’s Q.
Samisi dan Ardiana (2013) dengan judul Pengaruh Struktur Pendanaan
Terhadap Nilai Perusahaan dengan Kepemilikan Manajerial sebagai Variabel
Moderasi. Teknik analisis menggunakan moderated regression analysis (MRA).
Sampel yang digunakan sebanyak 94 perusahaan consumer goods yang terdaftar
di BEI periode 2009 – 2011. Hasil penelitian menunjukkan DER berpengaruh
positif terhadap PBV dan kepemilikan manajerial tidak mampu memoderasi
antara DER dengan PBV.
B. Teori dan Kajian Pustaka
1. Teori Pertukaran (Trade Off Theory)
Modigliani dan Miller dan para pengikutnya mengembangkan teori
pertukaran struktur modal. MM menunjukkan bahwa utang adalah suatu hal
yang bermanfaat karena bunga merupakan pengurang pajak, tetapi utang juga
membawa serta biaya-biaya yang dikaitkan dengan kemungkinan atau
kenyataan kebangkrutan.
Teori pertukaran (trade-off theory) mengasumsikan bahwa struktur
modal perusahaan merupakan hasil pertukaran (trade-off) dari keuntungan
pendanaan melalui utang (pajak perusahaan yang menguntungkan) dengan
tingkat suku bunga dan biaya kebangkrutan yang lebih tinggi. Fakta bahwa
bunga adalah beban pengurangan pajak menjadikan hutang lebih murah
daripada saham biasa atau saham preferen. Akibatnya, secara tidak langsung
12
pemerintah telah membayarkan sebagian biaya dari modal utang, atau dengan
cara lain, hutang memberikan manfaat perlindungan pajak.
Semakin banyak perusahaan menggunakan hutang, maka semakin tinggi
nilai dan harga sahamnya, menurut asumsi tulisan Modigliani-Miller dengan
pajak, harga saham sebuah perusahaan akan mencapai nilai maksimal jika
perusahaan sepenuhnya menggunakan hutang 100 persen. Alasan utama
perusahaan membatasi penggunaan hutang adalah untuk menjaga biaya-biaya
yang berhubungan dengan kebangkrutan tetap rendah (Brigham dan Houston,
2014 : 183) .
2. Teori Pensiyalan (Signalling Theory)
Teori pensinyalan pada dasarnya berkaitan dengan pengurangan asimetri
informasi antara dua pihak (Spence, 2002). Modgliani-Miller berasumsi bahwa
setiap orang baik investor maupun manajer memiliki informasi yang sama
tetang prospek perusahaan, namun, pada kenyataannya manajer sering kali
memiliki informasi yang lebih baik dibandingkan dengan investor luar
(Brigham dan Houston, 2014 : 184).
Untuk mengurangi asimetri informasi ini dapat dilakukan dengan
memberi sinyal kepada pihak luar, salah satunya berupa laporan keuangan
yang dapat dipercaya dan yang akan mengurangi ketidak pastian mengenai
prospek perusahaan yang akan datang (Lokollo dan Syarifuddin, 2013).
Informasi yang lengkap, relevan, akurat dan tepat waktu sangat diperlukan oleh
investor di pasar modal sebagai alat analisis untuk mengambil keputusan.
13
Menurut Jogiyanto (2003 : 392), pada saat suatu informasi diumumkan
dan semua pelaku pasar telah mendapatkan informasi tersebut, maka pelaku
pasar terlebih dahulu mengintepretasikan dan menganalisis informasi –
informasi yang didapat sebagai signal baik (good news) atau informasi tersebut
berisikan tentang signal buruk (bad news). Apabila pengumuman informasi
yang didapat tersebut sebagai signal baik untuk investor, maka terjadilah
perubahan dalam volume perdagangan saham. Meningkatnya permintaan
saham akan mempengaruhi harga saham di pasar berarti meningkat pula nilai
perusahaan di mata investor.
3. Teori Keagenan (Agency Theory)
Menurut Kodrat dan Herdinata (2009 : 14), teori keagenan menunjukkan
hubungan antara pemilik saham dengan para manajer dan pemilik saham
dengan kreditor. Masalah keagenan muncul apabila terdapat conflict of interest
antara pemilik saham dengan manajer. Pemilik saham menginginkan manajer
bekerja untuk memaksimumkan nilai pemilik saham namun manajer tidak
lepas dari kemungkinan untuk memaksimumkan nilai mereka sendiri.
Pemilik saham harus mengeluarkan agency cost untuk mengawasi
manajer. Biaya tersebut meliputi : pengeluaran untuk memonitor kegiatan
manajer, pengeluaran untuk membuat suatu struktur organisasi yang
meminimalkan tindakan – tindakan manajer yang tidak diinginkan serta
opportunity cost yang timbul akibat kondisi dimana manajer tidak dapat segera
mengambil keputusan tanpa persetujuan pemilik saham.
14
Masalah agensi antara kreditor dengan manajer terjadi apabila
manajemen mengambil proyek – proyek yang risikonya lebih besar dari yang
diperkirakan oleh kreditor dan perusahaan meningkatkan jumlah utang hingga
mencapai tingkat yang lebih tinggi daripada yang diperkirakan oleh kreditor.
Kreditor akan dirugikan jika perusahaan mengambil proyek yang terlalu
berisiko karena hal ini akan meningkatkan risiko kebangkrutan perusahaan. Di
lain pihak, jika proyek berisiko tinggi tersebut memberikan hasil yang bagus,
kompensasi yang diterima kreditor berupa bunga tidak ikut naik.
Menurut Jensen dan Meckling (1976), terdapat beberapa cara untuk
mengurangi masalah keagenan yaitu, investor melakukan pengawasan
(monitoring) dan manajer sendiri melakukan pembatasan atas tindakan –
tindakannya (bonding). Selain mekanisme monitoring dan bonding, upaya
mengurangi masalah agensi dapat dilakukan dengan cara meminta manajer
meningkatkan kepemilikannya di perusahaan namun kepemilikan tersebut
jangan sampai terlalu besar karena jika terlalu besar akan menimbulkan
masalah agensi baru.
4. Nilai Perusahaan
Menurut Samuel dalam Nurlela dan Islahuddin (2008), Enterprise Value
(EV) disebut juga sebagai firm value (nilai perusahaan) merupakan konsep
penting bagi investor, karena merupakan indikator bagi pasar menilai
perusahaan secara keseluruhan. Memaksimalkan nilai perusahaan sangat
penting bagi suatu perusahaan, karena dengan memaksimalkan nilai
15
perusahaan berarti juga memaksimalkan kemakmuran pemilik saham yang
merupakan tujuan utama perusahaan.
Nilai perusahaan akan tercermin dari harga sahamnya. Semakin tinggi
harga saham semakin tinggi pula nilai perusahaan. Nilai perusahaan yang
tinggi akan membuat pasar percaya tidak hanya pada kinerja perusahaan saat
ini namun juga prospek perusahaan dimasa depan. Nilai perusahaan merupakan
harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli jika perusahaan tersebut dijual
(Husnan, 2000 : 7). Nilai perusahaan merupakan nilai pasar atas surat berharga
utang dan ekuitas perusahaan yang beredar.
a. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Nilai Perusahaan
Menurut Weston dan Copeland (1999) terdapat dua faktor yang secara
bersama – sama menentukan nilai perusahaan yaitu keputusan – keputusan
dibidang keuangan yang berpengaruh pada besaran arus kas dan tingkat
risiko yang dihadapi perusahaan. Keputusan kebijakan pertama adalah
memilih sektor industri dimana perusahaan akan beroperasi. Profitabilitas
dan risiko akan dipengaruhi oleh keputusan – keputusan yang menyangkut
besarnya perusahaan, tingkat pertumbuhannya, jenis dan jumlah mesin yang
digunakan, hingga sejauh mana utang digunakan untuk membiayai kegiatan
operasi, posisi likuiditas dan sebagainya.
Berdasarkan penelitian terdahulu, nilai perusahaan dipengaruhi oleh
struktur modal, profitabilitas, kebijakan dividen, pertumbuhan perusahaan
dan kepemilikan manajerial. Penelitian Lu, Tsai dan Yen (2010)
16
menyebutkan bahwa aset tidak berwujud merupakan bagian penting dalam
penciptaan nilai perusahaan, penelitian Muryati dan Suardika (2014)
menyebutkan bahwa Corporate governance yang diproksikan dengan
kepemilikan manajerial, dewan komisaris independen, dewan direksi, dan
komite audit independen berpengaruh terhadap nilai perusahaan dan
penelitian yang dilakukan oleh Noerirawan (2016) menunjukkan bahwa
tingkat suku bunga, inflasi berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
b. Rasio – Rasio Nilai Perusahaan
1) Price Earning Ratio (PER)
Price Earning Ratio (PER) merupakan suatu rasio yang dipakai
untuk mengukur harga pasar setiap lembar saham biasa dengan laba
per lembar saham. PER dapat dihitung dengan rumus (Septia, 2015) :
2) Price To Book Value (PBV)
Rasio ini menggambarkan seberapa besar pasar menghargai nilai
buku saham suatu perusahaan, semakin tinggi PBV berarti pasar
percaya akan prospek perusahaan tersebut. PBV dapat dihitung
dengan rumus (Chaidir, 2015) :
17
3) Rasio Tobin’s Q
Dalam rasio Q numerator dan denominatornya menggunakan
biaya penggantian seluruh aktiva. Dapat disimpulkan bahwa apabila
rasio Q sama dengan 1 maka perusahaan dinilai sama antara nilai
perusahaan tercatat dengan nilai perusahaan dipasar. Jika hasil rasio
dibawah 1 maka perusahaan tersebut undervalued atau di pasar nilai
perusahaan dibawah nilai tercatat, sebaliknya jika rasio diatas 1, maka
perusahaan tersebut dinilai lebih tinggi di pasar daripada nilai yang
tercatat atau overvalued (Weston dan Copeland, 2010 : 245).
5. Struktur Modal
Menurut Riyanto (2001 : 22), struktur modal adalah perbandingan antara
jumlah utang jangka panjang dengan modal sendiri dalam rangka mendanai
investasinya.
a. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal
Menurut Brigham dan Houston (2011 : 188), faktor – faktor yang
dapat mempengaruhi keputusan struktur modal terdiri dari :
18
1) Stabilitas Penjualan
Suatu perusahaan yang penjualannya relatif stabil dapat secara
aman mengambil utang dalam jumlah yang lebih besar dibandingkan
dengan perusahaan yang penjualannya tidak stabil.
2) Struktur Aset
Perusahaan yang asetnya memadai untuk digunakan sebagai
jaminan utang cenderung akan cukup banyak menggunakan utang.
3) Profitabilitas
Perusahaan dengan tingkat pengembalian atas investasi yang
sangat tinggi menggunakan utang dalam jumlah yang relatif sedikit.
4) Pajak
Bunga merupakan suatu beban pengurang pajak, dengan
pengurangan ini lebih bernilai bagi perusahaan dengan tarif pajak
yang tinggi. Jadi, semakin tinggi tarif pajak suatu perusahaan, maka
besar semakin besar keunggulan dari utang.
5) Kondisi Internal Perusahaan
Perusahaan dapat menjual penerbitan saham biasa,
menggunakan hasilnya untuk melunasi hutnag, dan kembali pada
sasaran struktur modalnya.
19
b. Rasio – Rasio Struktur Modal
1) Total Debt to Total Assets Ratio (DAR)
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa besar jumlah
aktiva perusahaan dibiayai dengan utang. DAR dapat dihitung dengan
rumus (Chaidir, 2015) :
2) Long Term Debt to Equity Ratio (LDER)
Rasio ini digunakan untuk menunjukkan hubungan antara
jumlah utang jangka panjang yang diberikan kreditur dengan jumlah
modal sendiri yang diberikan oleh pemilik perusahaan. LDER dapat
dihitung dengan rumus (Apsari, et al, 2015)
3) Total Debt to Equity Ratio (DER)
Rasio ini digunakan untuk mengukur perimbangan antara
kewajiban yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Rasio ini
juga berarti sebagai kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban membayar utangnya dengan jaminan modal sendiri. DER
dapat dihitung dengan rumus (Chaidir, 2015) :
20
6. Profitabilitas
Menurut Chaidir (2015), profitabilitas adalah kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan keuntungan dan mengukur tingkat efisiensi operasional
dan efisiensi dalam menggunakan harta yang dimiliki. Menurut Kasmir (2010 :
196) profitabilitas merupakan faktor yang dapat mempengaruhi nilai
perusahaan. Jika manajer mampu mengelola perusahaan dengan baik maka
biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan akan menjadi lebih kecil
sehingga laba yang dihasilkan menjadi lebih besar.
Laba yang besar akan meningkatkan permintaan saham perusahaan oleh
investor sebab investor akan berasumsi bahwa perusahaan memiliki kinerja
yang baik dalam mengelola asetnya, sehingga timbul kepercayaan investor
terhadap kinerja perusahaan , semakin besar laba yang dihasilkan maka tingkat
return yang diberikan akan meningkat pula, hal ini membuat investor akan
menghargai nilai perusahaan lebih tinggi dari yang ditawarkan perusahaan,
tingginya permintaan saham menujukkan nilai perusahaan di mata investor
tinggi.
a. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Profitabilitas
Menurut Hartono (2007), tinggi rendahnya tingkat profitabilitas suatu
perusahaan dipengaruhi oleh faktor – faktor yang membentuk profitabilitas.
Faktor – faktor tersebut adalah :
21
1) Profit Margin
Profit Margin merupakan perbandingan antara net income
dengan revenue, besar kecilnya net income dan revenue tersebut akan
dipengaruhi oleh besar kecilnya perusahaan.
2) Assets Utilization
Assets Utilization merupakan perbandingan antara total revenue
dengan total assets yang terdiri dari earning asset, cash asset, dan
fixed asset. Assets Utilization dapat digunakan untuk melihat efisiensi
perusahaan dengan melihat kepada kecepatan dari perputaran aset
yaitu berapa besar pendapatan yang dihasilkan dari aset yang dimiliki
oleh perusahaan.
3) Total Equity
Total Equity adalah modal sendiri yang dimiliki oleh perusahaan
berupa modal disetor, laba ditahan, dan laba tahun berjalan. Total
Equity berkaitan dengan besar kecilnya modal sendiri yang dimiliki
oleh perusahaan yang berpengaruh terhadap potensi pertumbuhan
aktiva perusahaan. Apabila modal sendiri meningkat maka potensi
pertumbuhan akan naik. Apabila kualitas pertumbuhan aktiva
perusahaan dapat dijaga dengan baik maka akan berpengaruh terhadap
tingkat perofitabilitas perusahaan.
22
b. Rasio – Rasio Profitabilitas
1) Profit Margin
Rasio ini digunakan untuk mengukur margin laba atas
penjualan. Cara pengukuran rasio ini adalah dengan membandingkan
laba bersih setelah pajak dengan penjualan bersih. NPM dapat
dihitung dengan rumus (Apsari, et al, 2015) :
2) Return on Equity (ROE)
Return on Equity (ROE) atau rentabilitas modal sendiri
merupakan rasio untuk mengukur laba bersih sesudah pajak dengan
modal sendiri. ROE dapat dihitung dengan rumus (Chaidir, 2015) :
3) Return on Assets (ROA)
Return on Assets (ROA) mengukur kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat aset tertentu.
ROA dapat dihitung dengan rumus (Chaidir, 2015) :
23
7. Insider Ownership (Kepemilikan Manajerial)
Insider Ownership adalah kepemilikan saham perusahaan oleh manajer
atau dengan kata lain manajer tersebut sekaligus sebagai pemilik saham
(Christiawan dan Tarigan, 2007). Insider Ownership akan membantu
penyatuan kepentingan antara manajer dengan pemilik saham karena akan
mensejajarkan kepentingan manajemen dengan pemilik saham, sehingga
manajer ikut merasakan secara langsung manfaat dari pengambilan keputusan
yang diambil dan ikut menanggung kerugian sebagai konsekuensi dari
pengambilan keputusan yang salah. Dalam teori keagenan, hubungan antara
manajer dan pemilik saham digambarkan sebagai hubungan agent dan
principal.
a. Rasio Insider Ownership (Kepemilikan Manajerial)
Menurut Sukirni (2012) insider ownership diukur dengan
menggunakan indikator jumlah presentase kepemilikan saham yang dimiliki
oleh pihak manajemen dari seluruh jumlah modal saham yang beredar.
Dalam laporan keuangan perusahaan, kepemilikan manajerial ditunjukkan
dengan besarnya persentase kepemilikan saham oleh manajer, hal ini
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan. Insider Ownership
(kepemilikan manajerial) dapat dihitung dengan rumus (Samisi dan Ardiana,
2013) :
24
8. Hubungan antara Struktur Modal terhadap Nilai Perusahaan
Teori pertukaran (trade-off theory) mengasumsikan bahwa struktur
modal perusahaan merupakan hasil pertukaran (trade-off) dari keuntungan
pendanaan melalui utang (pajak perusahaan yang menguntungkan) dengan
tingkat suku bunga dan biaya kebangkrutan yang lebih tinggi. Dalam penelitian
ini menggunakan rasio Debt to Equity Ratio dimana rasio ini menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban membayar utangnya
dengan jaminan modal sendiri.
Menurut asumsi tulisan Modigliani-Miller dengan pajak, harga saham
sebuah perusahaan akan mencapai nilai maksimal jika perusahaan sepenuhnya
menggunakan hutang 100 persen. Alasan utama perusahaan membatasi
penggunaan hutang adalah untuk menjaga biaya-biaya yang berhubungan
dengan kebangkrutan tetap rendah (Brigham dan Houston, 2014 : 183).
Sehingga semakin banyak perusahaan menggunakan hutang, maka semakin
tinggi nilai dan harga sahamnya,
9. Hubungan antara Profitabilitas terhadap Nilai Perusahaan
Teori pensinyalan (Signalling Theory) pada dasarnya berkaitan dengan
pengurangan asimetri informasi antara dua pihak (Spence, 2002). Dimana
manajer sering kali memiliki informasi yang lebih baik dibandingkan dengan
investor luar. Untuk mengurangi asimetri informasi ini dapat dilakukan dengan
memberi sinyal informasi kepada pihak luar. Sinyal informasi tersebut dalam
bentuk laporan keuangan yang didalamnya terdapat informasi mengenai kinerja
25
perusahaan selama periode tertentu, keberhasilan kinerja perusahaan
direpresentasikan dengan besarnya profitabilitas atau laba yang dihasilkan.
Pada penelitian ini profitabilitas diukur dengan Return on Asset (ROA),
rasio ini mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih
berdasarkan tingkat aset tertentu (Hanafi dan Halim, 2014 : 81). Rasio yang
tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba juga
tinggi sehingga akan membuat investor tertarik untuk meningkatkan
permintaan saham karena mereka percaya terhadap kinerja perusahaan dalam
menghasilkan return yang berupa dividen bagi investor. Permintaan saham
yang meningkat, membuat investor akan menghargai nilai perusahaan lebih
tinggi dari yang ditawarkan perusahaan sehingga mengakibatkan meningkatnya
nilai perusahaan meningkat.
10. Hubungan Insider Ownership terhadap Struktur Modal dan Nilai
Perusahaan
Dalam teori keagenan, hubungan antara manajer dan pemilik saham
digambarkan sebagai hubungan agent dan principal. Insider Ownership dapat
mengatasi masalah keagenan yang timbul antara manajer dengan pemilik
saham, karena disini manajer bertindak sebagai pemilik sekaligus sebagai
pengelola perusahaan (owner-manager) sehingga keputusannya akan
berpengaruh secara langsung kepada tingkat return sahamnya.
Perusahaan dalam mengembangkan usahanya akan memanfaatkan utang,
sebagai tambahan dana dalam berinvestasi. Dalam kondisi seperti ini, owner-
26
manager yang memiliki kepentingan sama dengan pemilik saham lainnya yaitu
memaksimalkan return sahamnya, akan bekerja semaksimal mungkin untuk
menjaga keseimbangan antara tingkat utang dan tingkat modal sendiri dan
lebih berhati-hati dalam menggunakan utang.
11. Hubungan Insider Ownership Terhadap Profitabilitas dan Nilai
Perusahaan
Teori keagenan memunculkan argumentasi terhadap adanya konflik
antara pemilik yaitu pemilik saham dan manajer. Konflik tersebut muncul
sebagai akibat perbedaan kepentingan diantara kedua belah pihak. Konflik
keagenan menyebabkan penurunan nilai perusahaan (Atmaja, 2002). Salah satu
solusi untuk mengatasi konflik keagenan adalah mensejajarkan kepentingan
manajemen dengan pemilik saham dengan mengikutsertakan manajer untuk
memiliki saham perusahaan tersebut.
Manajer yang berperan sebagai pemimpin dan pemilik (owner-manager)
perusahaan akan berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan kinerja
perusahaan dalam menghasilkan laba karena besarnya laba akan
mempengaruhi return owner-manager itu sendiri. Disamping itu, laba yang
besar akibat dari maksimalisasi kinerja manajemen akan menjadi daya tarik
bagi investor lain untuk menanamkan sahamnya. Permintaan saham yang
tinggi akan membuat investor menghargai saham lebih besar dari yang
ditawarkan perusahaan, hal ini mengakibatkan nilai perusahaan meningkat.
27
12. Perumusan Hipotesis
a. Pengaruh Struktur Modal Terhadap Nilai Perusahaan
Teori pertukaran (trade-off theory) mengasumsikan bahwa struktur
modal perusahaan merupakan hasil pertukaran (trade-off) dari keuntungan
pendanaan melalui utang (pajak perusahaan yang menguntungkan) dengan
tingkat suku bunga dan biaya kebangkrutan yang lebih tinggi. Menurut
asumsi tulisan Modigliani-Miller dengan pajak, harga saham sebuah
perusahaan akan mencapai nilai maksimal jika perusahaan sepenuhnya
menggunakan hutang 100 persen. Alasan utama perusahaan membatasi
penggunaan hutang adalah untuk menjaga biaya-biaya yang berhubungan
dengan kebangkrutan tetap rendah (Brigham dan Houston, 2014 : 183).
Sehingga semakin banyak perusahaan menggunakan hutang, maka semakin
tinggi nilai dan harga sahamnya,
Penelitian yang dilakukan oleh Samisi dan Ardiana (2013) dan
Chaidir (2015) menunjukkan Debt to Equity Ratio (DER) berpengaruh
terhadap nilai perusahaan. Dari keterangan tersebut maka hipotesis yang
diajukan adalah :
H1 : struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
b. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Nilai Perusahaan
Teori pensinyalan (Signalling Theory) pada dasarnya berkaitan
dengan pengurangan asimetri informasi antara dua pihak (Spence, 2002).
Untuk mengurangi asimetri informasi ini dapat dilakukan dengan memberi
28
sinyal informasi kepada pihak luar, keberhasilan kinerja perusahaan
direpresentasikan dengan besarnya profitabilitas atau laba yang
dihasilkan.Besarnya laba yang dihasilkan akan menjadi daya tarik bagi
investor untuk memiliki saham perusahaan. Permintaan saham yang tinggi
akan membuat investor menghargai nilai saham lebih besar dari pada nilai
yang ditawarkan perusahaan, hal ini mengakibatkan nilai perusahan dimata
investor meningkat.
Penelitian yang dilakukan oleh Muliani, et al (2014) dan Septia (2015)
menunjukkan Return On Assets (ROA) berpengaruh terhadap nilai
perusahaan. Dari keterangan tersebut dan didukung hasil penelitian
terdahulu maka hipotesis yang diajukan adalalah :
H2 : profitabilitas berpengaruh terhadap nilai perusahaan.
c. Pengaruh Insider Ownership Terhadap Hubungan Antara Struktur
Modal dan Nilai Perusahaan
Dalam teori keagenan, hubungan antara manajer dan pemilik saham
digambarkan sebagai hubungan agent dan principal. Insider Ownership
dapat mengatasi masalah keagenan yang timbul antara manajer dengan
pemilik saham, karena disini manajer bertindak sebagai pemilik sekaligus
sebagai pengelola perusahaan (owner-manager) sehingga keputusannya
akan berpengaruh secara langsung kepada tingkat return sahamnya.
Perusahaan dalam mengembangkan usahanya akan memanfaatkan
utang, sebagai tambahan dana. Dalam kondisi seperti ini, owner-manager
29
yang memiliki kepentingan sama dengan pemilik saham lainnya yaitu
memaksimalkan return sahamnya, akan bekerja semaksimal mungkin untuk
menjaga keseimbangan antara tingkat utang dan tingkat modal sendiri dan
lebih berhati-hati dalam menggunakan utang. Semakin tinggi kepemilikan
manajerial, maka peran owner-manager dalam pengambilan keputusan juga
semakin besar.
Penelitian yang dilakukan oleh Asmoro (2015) menunjukkan
kepemilikan manajerial memoderasi hubungan antara Debt To Equity
(DER) terhadap nilai perusahaan. Dari keterangan tersebut dan didukung
hasil penelitian terdahulu maka hipotesis yang diajukan adalalah :
H3 : Insider Ownership berpengaruh terhadap hubungan antara struktur
modal dan nilai perusahaan.
d. Pengaruh Insider Ownership Terhadap Hubungan Antara
Profitabilitas dan Nilai Perusahaan
Teori keagenan memunculkan argumentasi terhadap adanya konflik
antara pemilik yaitu pemilik saham dan manajer. Konflik tersebut muncul
sebagai akibat perbedaan kepentingan diantara kedua belah pihak. Konflik
keagenan menyebabkan penurunan nilai perusahaan (Atmaja, 2002). Salah
satu solusi untuk mengatasi konflik keagenan adalah mensejajarkan
kepentingan manajemen dengan pemilik saham dengan mengikutsertakan
manajer untuk memiliki saham perusahaan tersebut.
30
Semakin tinggi kepemilikan manajerial, maka peran owner-manager
dalam pengambilan keputusan juga semakin besar. Owner-manager akan
berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan kinerja perusahaan dalam
menghasilkan laba karena besarnya laba akan mempengaruhi return owner-
manager itu sendiri.
Penelitian yang dilakukan oleh Putra dan Pratama (2013) menunjukkan
kepemilikan manajerial sebagai pemoderasi hubungan antara Return On
Assets (ROA) terhadap nilai perusahaan. Dari keterangan tersebut dan
didukung hasil penelitian terdahulu maka hipotesis yang diajukan adalah :
H4 : Insider Ownership berpengaruh terhadap hubungan antara
profitabilitas dan nilai perusahaan.
13. Kerangka Pemikiran
Berdasarkan perumusan hipotesis pengaruh struktur modal, profitabilitas
terhadap nilai perusahaan dengan insider ownership, maka kerangka pemikiran
dalam penelitian ini adalah :
31
Sumber : Dikembangkan untuk penelitian ini
Gambar 2.1. Model Penelitian Empiris
Keterangan :
: pengaruh interaksi masing – masing variabel independen
terhadap variabel dependen.
: pengaruh interaksi variabel moderasi terhadap hubungan
antara variabel independen dan variabel dependen.
X1, X2 : Variabel Independen
Z : Variabel Pemoderasi
Y : Variabel Dependen
X1 (Struktur Modal) =
DER (Debt To Equity
Ratio)
Y (Nilai Perusahaan) =
Tobin’s Q
Z (Insider Ownership) = IO
X2 (Profitabilitas) = ROA
(Return On Asset)
H
1
H
2
H3
H4