17
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian-penelitian terdahulu adalah kumpulan dari hasil-hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu, yang mana penelitian tersebut memiliki kaitan dengan penelitian yang akan dilakukan. Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan pengaruh pengungkapan corporate social responsibility, leverage, profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba yang dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya : 1. Paramita et al. (2018) meneliti tentang Pengaruh Financial Distress, Risiko Litigasi dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Manajemen Laba. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh financial distress, risiko litigasi dan pengungkapan corporate social responsibility terhadap manajemen laba. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa : 1) Financial distress berpengaruh positif dan signifikan terhadap manajemen laba, 2) Risiko Litigasi berpengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen laba, 3) Pengungkapan corporate social responsibility berpengaruh negatif dan signifikan terhadap manajemen laba, 4) Variabel financial distress, risiko litigasi dan pengungkapan corporate social responsibility secara simultan berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba. 2. Arief dan Ardiyanto (2014) meneliti tentang Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Manajemen Laba. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh pengungkapan corporate social responsibility terhadap praktik manajemen laba. Hasil analisis menunjukkan bahwa pengungkapan corporate social responsibility tidak berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan positif terhadap manajemen laba. 3. Sodikin (2017) meneliti tentang Pengaruh Dividen, Leverage, Kualitas Audit dan Arus Kas Bebas Terhadap Manajemen Laba. Penelitian ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/46532/3/BAB II.pdf · 2019-06-20 · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Penelitian

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/46532/3/BAB II.pdf · 2019-06-20 · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Penelitian

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Penelitian-penelitian terdahulu adalah kumpulan dari hasil-hasil

penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti terdahulu, yang mana

penelitian tersebut memiliki kaitan dengan penelitian yang akan dilakukan.

Berikut ini adalah beberapa penelitian terdahulu yang terkait dengan

pengaruh pengungkapan corporate social responsibility, leverage,

profitabilitas, dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba yang

dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya :

1. Paramita et al. (2018) meneliti tentang Pengaruh Financial Distress,

Risiko Litigasi dan Pengungkapan Corporate Social Responsibility

Terhadap Manajemen Laba. Penelitian ini bertujuan untuk menguji

pengaruh financial distress, risiko litigasi dan pengungkapan corporate

social responsibility terhadap manajemen laba. Hasil dari penelitian

menunjukkan bahwa : 1) Financial distress berpengaruh positif dan

signifikan terhadap manajemen laba, 2) Risiko Litigasi berpengaruh

negatif dan signifikan terhadap manajemen laba, 3) Pengungkapan

corporate social responsibility berpengaruh negatif dan signifikan

terhadap manajemen laba, 4) Variabel financial distress, risiko litigasi

dan pengungkapan corporate social responsibility secara simultan

berpengaruh signifikan terhadap manajemen laba.

2. Arief dan Ardiyanto (2014) meneliti tentang Pengaruh Pengungkapan

Corporate Social Responsibility Terhadap Manajemen Laba. Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh pengungkapan

corporate social responsibility terhadap praktik manajemen laba. Hasil

analisis menunjukkan bahwa pengungkapan corporate social

responsibility tidak berpengaruh signifikan dan memiliki hubungan

positif terhadap manajemen laba.

3. Sodikin (2017) meneliti tentang Pengaruh Dividen, Leverage, Kualitas

Audit dan Arus Kas Bebas Terhadap Manajemen Laba. Penelitian ini

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/46532/3/BAB II.pdf · 2019-06-20 · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Penelitian

7

4. bertujuan untuk memperoleh bukti mengenai faktor-faktor yang

mempengaruhi manajemen laba. Faktor – faktor tersebut terdiri dari

dividen, leverage, kualitas audit dan arus kas bebas. Hasil dari

penelitian ini menunjukkan bahwa dividen berpengaruh signifikan

negatif terhadap manajemen laba, dan leverage berpengaruh signifikan

positif terhadap manajemen laba. Sedangkan kualitas audit dan arus kas

bebas tidak berpengaruh terhadap manajemen laba.

5. Elfira (2014) meneliti tentang Pengaruh Kompensasi Bonus Dan

Leverage Terhadap Manajemen Laba. Penelitian ini bertujuan untuk

menguji: 1) Pengaruh kompensasi bonus terhadap manajemen laba, 2)

Pengaruh leverage terhadap manajemen laba. Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa (1) Kompensasi bonus berpengaruh terhadap

manajemen laba (2) Leverage tidak berpengaruh terhadap manajemen

laba.

6. Tala dan Karamoy (2017) meneliti tentang Analisis Profitabilitas dan

Leverage Terhadap Manajemen Laba. Penelitian ini bertujuan untuk

menganalisis profitabilitas dan leverage terhadap manajemen laba.

Hasilnya menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh secara

signifikan, dan leverage tidak berpengaruh signifikan pada manajemen

laba.

7. Astuti (2017) meneliti tentang Pengaruh Profitabilitas, Ukuran

Perusahaan, Leverage, Dan Kualitas Audit Terhadap Manajemen Laba.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh profitabilitas, ukuran

perusahaan, leverage, dan kualitas audit terhadap manajemen laba.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) profitabilitas tidak

berpengaruh terhadap manajemen laba, (2) ukuran perusahaan

berpengaruh negatif signifikan terhadap manajemen laba, (3) leverage

tidak berpengaruh terhadap manajemen laba, dan (4) kualitas audit tidak

berpengaruh terhadap manajemen laba.

8. Lufita dan Suryani (2018) meneliti tentang Pengaruh Kualitas Audit,

Komite Audit, dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen Laba.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/46532/3/BAB II.pdf · 2019-06-20 · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Penelitian

8

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pengaruh

kualitas audit secara simultan maupun parsial terhadap praktik

manajemen laba yang diproksikan dengan ukuran KAP. Pengaruh

komite audit secara simultan maupun parsial terhadap praktik

manajemen laba yang diproksikan dengan frekuensi rapat komite audit.

Pengaruh ukuran perusahaan secara simultan maupun parsial terhadap

praktik manajemen laba yang diproksikan dengan logaritma total aset.

Berdasarkan hasil penelitian ini didapatkan hasil bahwa secara simultan

Kualitas Audit, Komite Audit dan Ukuran Perusahaan berpengaruh

signifikan terhadap Manajemen Laba. Hasil penelitian ini menunjukan

hasil uji parsial, Komite Audit dan Ukuran Perusahaan berpengaruh

positif signifikan terhadap Manajemen Laba. Sedangkan Kualitas Audit

tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap Manajemen Laba.

9. Putri dan Titik (2014) meneliti tentang Pengaruh Kepemilikan

Manajerial, Leverage Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Manajemen

Laba Pada Perusahaan Food And Beverage. Penelitian ini bertujuan

untuk menguji pengaruh kepemilikan manajerial, leverage, dan ukuran

perusahaan terhadap manajemen laba pada perusahaan perusahaan food

and beverage yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2008- 2013.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemilikan manajerial dan

leverage tidak berpengaruh positif signifikan terhadap manajemen laba,

ukuran perusahaan tidak berpengaruh negatif signifikan terhadap

manajemen laba dan kepemilikan manajerial, leverage, ukuran

perusahaan seecara simultan tidak berpengaruh signifikan terhadap

manajemen laba.

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No Peneliti

(Tahun)

Judul

Penelitan

Metodologi Penelitian Hasil Penelitian

Persamaan Perbedaan

1. Paramita

et al.

Pengaruh

Financial

Variabel

Independen :

Variabel

Independen : 1) Financial distress

berpengaruh positif dan

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/46532/3/BAB II.pdf · 2019-06-20 · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Penelitian

9

(2018) Distress,

Risiko

Litigasi dan

Pengungkapa

n Corporate

Social

Responsibilit

y Terhadap

Manajemen

Laba

Pengungkap

an CSR

Variabel

Dependen :

Manajemen

Laba

Financial

Distress,

Risiko Litigasi

signifikan terhadap

manajemen laba, 2) Risiko

Litigasi berpengaruh negatif

dan signifikan terhadap

manajemen laba, 3)

Pengungkapan corporate

social responsibility

berpengaruh negatif dan

signifikan terhadap

manajemen laba, 4)

Variabel financial distress,

risiko litigasi dan

pengungkapan corporate

social responsibility secara

simultan berpengaruh

signifikan terhadap

manajemen laba.

2. Arief dan

Ardiyanto

(2014)

Pengaruh

Pengungkapa

n Corporate

Social

Responsibilit

y Terhadap

Manajemen

Laba

Variabel

Independen :

Pengungkap

an CSR

Variabel

Dependen :

Manajemen

Laba

Variabel

Independen :

Leverage,

Profitabilitas

dan Ukuran

Perusahaan

pengungkapan corporate

social responsibility tidak

berpengaruh signifikan dan

memiliki hubungan positif

terhadap manajemen laba.

3. Sodikin

(2017)

Pengaruh

Dividen,

Leverage,

Kualitas

Audit dan

Arus Kas

Bebas

Terhadap

Manajemen

Laba

Variabel

Independen :

Leverage

Variabel

Dependen :

Manajemen

Laba

Variabel

Independen :

Dividen,

Kualitas Audit

dan Arus Kas

Bebas

Dividen berpengaruh

signifikan negatif terhadap

manajemen laba, dan

leverage berpengaruh

signifikan positif terhadap

manajemen laba. Sedangkan

kualitas audit dan arus kas

bebas tidak berpengaruh

terhadap manajemen laba.

4. Elfira

(2014)

Pengaruh

Kompensasi

Bonus Dan

Leverage

Terhadap

Manajemen

Laba

Variabel

Independen :

Leverage

Variabel

Dependen :

Manajemen

Laba

Variabel

Independen :

Kompensasi

Bonus

(1) Kompensasi bonus

berpengaruh terhadap

manajemen laba

(2) Leverage tidak

berpengaruh terhadap

manajemen laba

5. Tala dan Analisis Variabel Variabel

Profitabilitas berpengaruh

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/46532/3/BAB II.pdf · 2019-06-20 · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Penelitian

10

Karamoy

(2017)

Profitabilitas

dan Leverage

Terhadap

Manajemen

Laba

Independen :

Profitabilitas

dan

Leverage

Variabel

Dependen :

Manajemen

Laba

Independen :

Pengungkapan

CSR dan

Ukuran

Perusahaan

secara signifikan, dan

leverage tidak berpengaruh

signifikan pada manajemen

laba.

6. Astuti

(2017)

Pengaruh

Profitabilitas,

Ukuran

Perusahaan,

Leverage,

Dan Kualitas

Audit

Terhadap

Manajemen

Laba

Variabel

Independen :

Profitabilitas

Ukuran

Perusahaan,

Leverage

Variabel

Dependen :

Manajemen

Laba

Variabel

Independen :

Kualitas Audit

(1) profitabilitas tidak

berpengaruh terhadap

manajemen laba, (2) ukuran

perusahaan berpengaruh

negatif signifikan terhadap

manajemen laba, (3)

leverage tidak berpengaruh

terhadap manajemen laba,

dan (4) kualitas audit tidak

berpengaruh terhadap

manajemen laba.

7. Lufita dan

Suryani

(2018)

Pengaruh

Kualitas

Audit,

Komite

Audit, dan

Ukuran

Perusahaan

Terhadap

Manajemen

Laba

Variabel

Independen :

Ukuran

Perusahaan

Variabel

Dependen :

Manajemen

Laba

Variabel

Independen :

Kualitas Audit

dan Komite

Audit

Secara simultan Kualitas

Audit, Komite Audit dan

Ukuran Perusahaan

berpengaruh signifikan

terhadap Manajemen Laba.

Hasil uji parsial, Komite

Audit dan Ukuran

Perusahaan berpengaruh

positif signifikan terhadap

Manajemen Laba.

Sedangkan Kualitas Audit

tidak memiliki pengaruh

signifikan terhadap

Manajemen Laba.

8. Putri dan

Titik

(2014)

Pengaruh

Kepemilikan

Manajerial,

Leverage

Dan Ukuran

Perusahaan

Terhadap

Manajemen

Laba Pada

Perusahaan

Variabel

Independen :

Leverage

Dan Ukuran

Perusahaan

Variabel

Dependen :

Manajemen

Laba

Variabel

Independen :

Kepemilikan

Manajerial

Objek :

Perusahaan

Food And

Beverage

Kepemilikan manajerial dan

leverage tidak berpengaruh

positif signifikan terhadap

manajemen laba, ukuran

perusahaan tidak

berpengaruh negatif

signifikan terhadap

manajemen laba dan

kepemilikan manajerial,

leverage, ukuran perusahaan

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/46532/3/BAB II.pdf · 2019-06-20 · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Penelitian

11

Food And

Beverage

seecara simultan tidak

berpengaruh signifikan

terhadap manajemen laba.

2.2 Tinjauan Pustaka

2.2.1 Teori Keagenan

Teori keagenan pertama kali dinyatakan oleh Jensen and

Meckling (dalam Anggraeni dan Hadiprajitno, 2013) menyebutkan

manajer suatu perusahaan sebagai “agent” dan pemegang saham

“principal”. Di dalam teori ini menimbulkan konflik kepentingan antara

agent dan principal karena terdapat keyakinan bahwa masing – masing

individu akan lebih cenderung untuk memaksimalkan keuntungan

pribadinya. Pihak principal termotivasi mengadakan kontrak untuk

menyejahterakan dirinya dengan profitabilitas yang selalu meningkat.

Agent termotivasi untuk memaksimalkan pemenuhan kebutuhan

ekonomi dan psikologisnya. Konflik kepentingan semakin meningkat

terutama karena principal tidak dapat memonitor aktivitas agent sehari-

hari untuk memastikan bahwa agent bekerja sesuai dengan keinginan

pemegang saham.

Dalam prakteknya manajer (agent) tentunya mengetahui lebih

banyak informasi mengenai kapasitas diri, lingkungan kerja, dan

perusahaan secara keseluruhan. Sehingga sebagai pengelola, manajer

memiliki kewajiban memberikan informasi mengenai kondisi

perusahaan. Akan tetapi informasi yang disampaikan oleh manajer

terkadang tidak sesuai dengan kondisi perusahaan yang sebenarnya.

Principal tidak memiliki informasi yang cukup tentang kinerja agent.

Hal inilah yang mengakibatkan adanya ketidakseimbangan informasi

yang dimiliki oleh principal dan agent. Ketidakseimbangan informasi

inilah yang disebut dengan asimetri informasi (Widyaningdyah, 2004).

Asimetri informasi dan konflik kepentingan yang terjadi antara

principal dan agent mendorong agent untuk menyajikan informasi yang

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/46532/3/BAB II.pdf · 2019-06-20 · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Penelitian

12

tidak sebenarnya kepada principal. Asimetri informasi antara

manajemen (agent) dengan pemilik (principal) dapat memberikan

kesempatan kepada manajer untuk melakukan manajemen laba dalam

rangka menyesatkan pemilik (pemegang saham).

2.2.2 Teori Legitimasi

Teori legitimasi dapat diterapkan pada perusahaan yang

melakukan kegiatan Corporate Social Responsibility. Dampak yang

ditimbulkan dari aktivitas perusahaan, akan sangat berpengaruh

terhadap masyarakat sekitar, sehingga apa yang dilakukan oleh pihak

perusahaan akan kembali lagi kepada masyarakat. Oleh karena itu,

manajemen perusahaan membutuhkan dukungan dari lingkungan

masyarakat agar perusahaan dapat beroperasi dengan tenang. Dengan

kata lain, perusahaan memerlukan legitimasi dari masyarakat

disekitarnya. Hal ini juga sejalan dengan legitimacy theory yang

dinyatakan oleh Tilt (dalam Haniffa dan Cooke, 2005) menyebutkan

bahwa perusahaan memiliki kontrak dengan masyarakat untuk

melakukan kegiatannya berdasarkan nilai-nilai justice, dan bagaimana

perusahaan menanggapi berbagai kelompok kepentingan untuk

melegitimasi tindakan perusahaan.

Dengan teori ini, perusahaan harus memperhatikan kepentingan

dari berbagai pihak, bukan hanya dari pihak perusahaan saja. Semakin

banyak perusahaan melakukan kegiatan sosial yang memberikan

dampak positif bagi pihak lain membuat manfaat dan kemajuan

tersendiri bagi pihak perusahaan. Sebagai suatu sistem yang

mengedepankan keberpihakan kepada society, operasi perusahaan harus

kongruen dengan harapan masyarakat (Retno dan Priantinah, 2012).

2.2.3 Manajemen Laba

Menurut Sulistyanto (2008) manajemen laba merupakan upaya

manajer perusahaan untuk mengintervensi atau mempengaruhi

informasi-informasi dalam laporan keuangan untuk mengelola laba

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/46532/3/BAB II.pdf · 2019-06-20 · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Penelitian

13

dengan tujuan untuk keuntungan pribadi sehingga menyulitkan

stakeholder yang ingin mengetahui kinerja dan kondisi perusahaan.

Menurut Schipper dalam Gumanti (2001) earnings management is

disclosure management in the sense of purposeful intervention in

external reporting process, with intent of obtaining some private gain.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa manajemen

laba adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh manajer perusahaan

dengan cara mengelola laba atau informasi akuntansi agar jumlah laba

yang tercatat dalam laporan keuangannya sesuai dengan keinginan

manajer.

2.2.4 Pola Manajemen Laba

Menurut Scott (2000) manajemen laba yang dilakukan oleh

manajer perusahaan terbagi menjadi 4 pola manajemen laba, yaitu :

a. Taking a Bath

Taking a bath adalah pola manajemen laba yang dilakukan

dengan cara menjadikan laba perusahaan pada periode berjalan

menjadi sangat ekstrim rendah atau sangat ekstrim tinggi

dibandingkan dengan laba pada periode sebelumnya atau

sesudahnya. Taking a bath terjadi selama periode adanya

tekanan organisasi atau pada saat terjadinya reorganisasi, seperti

pergantian CEO baru.

Teknik taking a bath mengakui adanya biaya-biaya pada

periode yang akan datang dan kerugian pada periode berjalan

ketika terjadi keadaan buruk yang tidak menguntungkan dan

tidak bisa dihindari pada periode berjalan. Konsekuensinya,

manajemen menghapus beberapa aktiva, membebankan

perkiraan-perkiraan biaya mendatang. Akibatnya laba pada periode

berikutnya akan lebih tinggi dari seharusnya.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/46532/3/BAB II.pdf · 2019-06-20 · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Penelitian

14

b. Income Minimization

Income minimization adalah pola manajemen laba yang

dilakukan dengan cara menjadikan laba pada laporan keuangan

periode berjalan lebih rendah daripada laba

sesungguhnya. Income minimization biasanya dilakukan pada saat

profitabilitas perusahaan sangat tinggi dengan maksud agar

tidak mendapat perhatian secara politis. Kebijakan yang diambil

dapat berupa penghapusan atas barang modal dan aktiva tak

berwujud, pembebanan pengeluaran iklan, pengeluaran R&D,

dan lain-lain.

Cara ini dilakukan pada saat profitabilitas perusahaan sangat

tinggi, sehingga jika periode yang akan datang diperkirakan laba

turun drastis dapat diatasi dengan mengambil laba periode

sebelumnya.

c. Income Maximization

Income Maximization adalah pola manajemen laba yang

dilakukan dengan cara menjadikan laba pada laporan keuangan

periode berjalan lebih tinggi daripada laba sesungguhnya. Income

maximization dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh

bonus yang lebih besar, meningkatkan keuntungan, dan untuk

menghindari dari pelanggaran atas kontrak hutang jangka

panjang. Income maximization dilakukan dengan cara

mempercepat pencatatan pendapatan, menunda biaya dan

memindahkan biaya untuk periode lain. Dilakukan pada saat laba

menurun. Tindakan atas income maximization bertujuan untuk

melaporkan net income yang tinggi untuk tujuan bonus yang besar.

Pola ini dilakukan oleh perusahaan yang melakukan pelaggaran

perjanjian hutang

d. Income Smoothing

Income smoothing atau perataan laba merupakan salah

satu bentuk manajemen laba yang dilakukan dengan cara

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/46532/3/BAB II.pdf · 2019-06-20 · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Penelitian

15

membuat laba akuntansi relatif konsisten (rata atau smooth)

dari periode ke periode. Dalam hal ini pihak manajemen

dengan sengaja menurunkan atau meningkatkan laba untuk

mengurangi gejolak dalam pelaporan laba, sehingga perusahaan

terlihat stabil atau tidak berisiko tinggi. Sebagai contoh, ketika

penghasilan saat sekarang relatif rendah, tetapi penghasilan di masa

mendatang diperkirakan relatif tinggi, maka pihak manajer akan

melakukan pemilihan metode akuntansi yang dapat

meningkatkan discretionary accruals pada saat sekarang.

Dampaknya, manajer dalam lingkungan pekerjaan seperti ini

akan meminjam penghasilannya di masa mendatang. Sedangkan

jika pada saat sekarang penghasilan relatif bernilai tinggi, tetapi

penghasilan dimasa mendatang diperkirakan relatif rendah, maka

pihak manajer akan melakukan pemilihan metode akuntansi yang

dapat menurunkan discretionary accruals untuk saat sekarang.

Pihak manajer dengan efektif akan menabung penghasilannnya saat

sekarang untuk kemungkinan penggunaan di masa mendatang.

Dilakukan perusahaan dengan cara meratakan laba yang dilaporkan

sehingga dapat mengurangi fluktuasi laba yang terlalu besar karena

pada umumnya investor lebih menyukai laba yang relatif stabil.

2.2.5 Pengukuran Manajemen Laba

Manajemen laba diukur dengan menggunakan proksi

discretionary accrual. Akrual diskresioner adalah akrual yang dapat

berubah sesuai dengan kebijakan manajemen, seperti pertimbangan

tentang penentuan umur ekonomis aset tetap atau pertimbangan

pemilihan metode depresiasi. Sedangkan, akrual nondiskresioner adalah

akrual yang dapat berubah bukan karena kebijakan atau petimbangan

pihak manajemen, seperti perubahan piutang yang besar karena adanya

tambahan penjualan secara signifikan.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/46532/3/BAB II.pdf · 2019-06-20 · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Penelitian

16

Akrual adalah penjumlahan antara akrual diskresioner dan akrual

nondiskresioner. Akrual merupakan perbedaan laba dengan arus kas

operasi. Makin besar perbedaannya, maka perbedaan itu disebabkan

karena aspek akrual atau kebijakan akuntansi, sedangkan arus kas

operasional hanya berasal dari transaksi kas riil. Makin tinggi nilai

akrual menunjukkan adanya strategi menaikkan laba dan makin minus

nilai akrual menunjukkan adanya strategi menurunkan laba

(Sulistiawan, et al., 2011).

2.2.6 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Manajemen Laba

Berikut ini adalah beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi

manajemen laba selain Pengungkapan Corporate Social Responsibility,

Leverage, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan, yaitu :

1. Pertumbuhan Penjualan

Pertumbuhan penjualan menunjukkan peningkatan penjualan dari

tahun ke tahunnya. Jika penjualan dan laba setiap tahun meningkat,

maka pembiayaan dengan utang dengan beban tetap tertentu akan

meningkatkan pendapatan pemilik saham. Sehingga manajer

terdorong untuk melakukan manajemen laba seiring dengan

semakin tingginya pertumbuhan penjualan suatu perusahaan agar

laba perusahaan nampak lebih rendah dari pada laba yang

sesungguhnya diperoleh.

2. Penurunan CAR (Capital Adequacy Ratio)

CAR merupakan rasio kecukupan modal yang menunjukkan

kemampuan bank dalam menutupi penurunan aktiva yang mungkin

terjadi akibat kerugian bank oleh aktiva yang mengandung risiko,

seperti pemberian jasa kredit (Hapsari, 2008).

3. Good Corporate Governance

Good corporate governance (GCG) merupakan seperangkat

peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham,

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/46532/3/BAB II.pdf · 2019-06-20 · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Penelitian

17

manajer, kreditur, pemerintah, karyawan dan stakeholders lainnya

agar seimbang hak dan kewajibannya.

4. Arus Kas Bebas

Arus kas bebas merupakan jumlah arus kas diskresioner perusahaan

untuk membeli investasi tambahan, melunasi hutang, membeli

saham treasury, atau hanya untuk menambah likuiditas perusahaan.

5. Likuiditas

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan dalam memenuhi

kewajiban keuangan jangka pendek, yang merupakan faktor lain

yang ikut berpengaruh terhadap manajemen laba.

2.2.7 Corporate Social Responsibility (CSR)

Menurut Kim et al. (2012), corporate social responsibility

merupakan pelaporan dari aktivitas tanggung jawab sosial yang umum

bagi investor, pelanggan, dan pihak stakeholder lainnya untuk menuntut

transparansi yang lebih besar mengenai semua aspek bisnis. Secara

umum Corporate Social Responsibility (CSR) atau tanggung jawab

sosial ini dapat diartikan sebagai komitmen perusahaan untuk

mempertanggung jawabkan dampak dari operasi perusahaan dalam

aspek sosial, ekonomi dan lingkungan, serta memastikan aktifitas

operasi perusahaan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat

dan lingkungan sekitarnya.

Perusahaan harus memperhatikan corporate social responsibility

mengingat besarnya pengaruh operasi perusahaan yang terjadi. Jika

suatu perusahaan tidak memperhatikan seluruh aspek yang ada di

sekitarnya seperti karyawan, lingkungan dan sumber daya alam sebagai

satu kesatuan yang saling mendukung, maka tindakan tersebut akan

merusak citra perusahaan dan akan mengakhiri eksistensi perusahaan.

Pengungkapan kegiatan corporate social responsibility dalam

laporan tahunan membuat informasi keuangan yang terdapat pada

laporan keuangan lebih jelas dan transparan. Perusahaan yang

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/46532/3/BAB II.pdf · 2019-06-20 · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Penelitian

18

bertanggung jawab secara sosial yang memilih dan menerapkan praktek

corporate social responsibility untuk memenuhi harapan para

pemegang saham, cenderung membatasi penggunaan manajemen

labanya sehingga memberikan investor informasi keuangan yang lebih

transparan dan dapat diandalkan.

2.2.8 Leverage

Menurut Harahap (2013) leverage adalah rasio yang

menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap aset, rasio

ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau

pihak luar. Dalam praktiknya, jika suatu perusahaan mempunyai hasil

perhitungan leverage yang tinggi maka hal tersebut berdampak

terhadap laba yang diperoleh perusahaan, karena sebagian digunakan

untuk membayar bunga pinjaman, apabila laba perusahaan menurun

maka tidak menarik untuk pihak investor, maka tindakan yang mungkin

dapat dilakukan oleh manajer adalah manajemen laba untuk menaikkan

labanya.

2.2.9 Profitabilitas

Profitabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba selama

periode tertentu dengan menggunakan aktiva atau modal, baik modal

secara keseluruhan maupun modal sendiri (Barus, 2013). Semakin

tinggi tingkat profitabilitas suatu perusahaan maka ini menunjukkan

bahwa kinerja perusahaan tersebut baik dan pengawasan berjalan

dengan baik, sedangkan sebaliknya apabila tingkat profitabilitas yang

rendah menunjukkan bahwa kinerja perusahaan kurang baik, dan

kinerja manajemen tampak buruk di mata investor. Perusahaan yang

profitabilitasnya baik jika perusahaan itu dapat memenuhi target laba

yang telah ditetapkan.

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/46532/3/BAB II.pdf · 2019-06-20 · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Penelitian

19

2.2.10 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan adalah suatu skala dimana dapat

diklasifikasikan besar dan kecilnya perusahaan dengan berbagai cara,

antara lain: total aktiva, log size, nilai pasar saham, dan lain-lain

(Azlina, 2012). Struktur pendanaan suatu perusahaan dipengaruhi oleh

ukuran perusahaan. Hal ini menyebabkan perusahaan memerlukan dana

yang lebih dibandingkan dengan perusahaan yang lebih kecil.

Ukuran perusahaan memiliki hubungan positif dengan

manajemen laba, karena perusahaan besar memiliki aktivitas

operasional yang lebih kompleks dibandingkan perusahaan kecil,

sehingga lebih memungkinkan untuk melakukan manajemen laba.

Perusahaan – perusahaan yang lebih besar memiliki dorongan yang

lebih besar untuk melakukan manajemen laba dibandingkan dengan

perusahaan- perusahaan kecil. Kebutuhan pendanaan ini bisa

didapatkan dari investor ataupun kreditor, apabila laba perusahaan besar

rendah maka tidak menarik investor dan kreditor sehingga manajer

memilih melakukan tindakan manajemen laba untuk menaikkan

labanya agar menarik perhatian investor dan kreditor.

2.3 Perumusan Hipotesis

2.3.1 Pengaruh Corporate Social Responsibility dengan Manajemen Laba

Hubungan antara corporate social responsibility dengan

manajemen laba dapat dijelaskan melalui teori legitimasi. Perusahaan

yang memiliki komitmen kuat atas corporate social responsibility

untuk mendapatkan legitimasi masyarakat akan membatasi praktik

manajemen laba. Manajemen laba secara etika tidak bisa diterima oleh

kebanyakan orang. Perusahaan yang melakukan pengungkapan

corporate social responsibility lebih banyak akan berdampak pada

kecilnya tindakan manajemen laba yang dilakukan perusahaan itu.

Penelitian Paramita et al. (2018), Chih et al. (2008), Nastiti (2010),

Putri (2012), Lukita (2017), Krisna dan Wirasedana (2015), dan

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/46532/3/BAB II.pdf · 2019-06-20 · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Penelitian

20

Mahbuby dan Harto (2014) menunjukkan bahwa pengungkapan

corporate social responsibility berpengaruh terhadap manajemen laba.

Berdasarkan uraian tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah

sebagai berikut.

H1 : Corporate Social Responsibility berpengaruh terhadap manajemen

laba.

2.3.2 Pengaruh Leverage dengan Manajemen Laba

Leverage yang digunakan dalam penelitian ini adalah

perbandingan antara hutang dan aset. Semakin besar hutang suatu

perusahaan dibandingkan dengan aktivanya, maka semakin besar resiko

yang dihadapi oleh perusahaan. Semakin besar rasio leverage

menunjukkan semakin besar tingkat ketergantungan perusahaan

terhadap pihak eksternal (kreditur) dan semakin besar pula beban biaya

hutang (biaya bunga) yang harus dibayar oleh perusahaan. Dengan

semakin meningkatnya rasio leverage (dimana beban hutang juga

semakin besar) maka hal tersebut berdampak terhadap laba yang

diperoleh perusahaan, karena sebagian digunakan untuk membayar

bunga pinjaman, maka tindakan yang mungkin dapat dilakukan oleh

manajer adalah manajemen laba untuk menaikkan labanya. Penelitian

Sodikin (2017), Utari dan Sari (2016), Astuti et al. (2017), Ramadhani

et al. (2017), Mahawyahrti dan Budiasih (2016), Natasya dan Widadi

(2010), dan Febriarti (2017) menunjukkan bahwa leverage berpengaruh

signifikan terhadap manajemen laba. Berdasarkan uraian tersebut, maka

hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.

H2 : Leverage berpengaruh terhadap manajemen laba.

2.3.3 Pengaruh Profitabilitas dengan Manajemen Laba

Profitabilitas adalah tingkat keuntungan bersih yang berhasil

diperoleh perusahaan dalam menjalankan operasionalnya. Dalam

kaitannya dengan manajemen laba, profitabilitas dapat mempegaruhi

manajer untuk melakukan manajemen laba. Karena jika profitabilitas

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/46532/3/BAB II.pdf · 2019-06-20 · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Penelitian

21

yang didapat perusahaan rendah, umumnya manajer akan melakukan

tindakan manajemen laba untuk menyelamatkan kinerjanya di mata

pemilik. Hal ini berkaitan erat dengan usaha manajer untuk

menampilkan performa terbaik dari perusahaan yang dipimpinnya.

Perusahaan yang memiliki profitabilitas rendah cenderung melakukan

manajemen laba. Manajer cenderung melakukan aktivitas tersebut

karena dengan laba yang rendah atau bahkan menderita kerugian, akan

memperburuk kinerja manajer di mata pemilik dan nantinya akan

memperburuk citra perusahaan di mata publik. Penelitian Tala dan

Karamoy (2017), Agustin dan Hermanto (2016), Sari dan Kristanti

(2015), Amertha (2013), Finola (2016), Perwitasari (2015), Astari dan

Suryanawa (2017), Aprina dan Khairunnisa (2015), dan Kurniawan et

al. (2015) menunjukkan bahwa profitabilitas berpengaruh secara

signifikan terhadap manajemen laba. Berdasarkan uraian tersebut, maka

hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.

H3 : Profitabilitas berpengaruh terhadap manajemen laba.

2.3.4 Pengaruh Ukuran Perusahaan dengan Manajemen Laba

Ukuran perusahaan memiliki hubungan positif dengan

manajemen laba, karena perusahaan besar memiliki aktivitas

operasional yang lebih kompleks dibandingkan perusahaan kecil,

sehingga lebih memungkinkan untuk melakukan manajemen laba.

Perusahaan – perusahaan yang lebih besar memiliki dorongan yang

lebih besar untuk melakukan manajemen laba dibandingkan dengan

perusahaan- perusahaan kecil. Kebutuhan pendanaan ini bisa

didapatkan dari investor ataupun kreditor, apabila laba perusahaan besar

rendah maka tidak menarik investor dan kreditor sehingga manajer

memilih melakukan tindakan manajemen laba untuk menaikkan

labanya agar menarik perhatian investor dan kreditor. Penelitian Lufita

dan Suryani (2018), Astuti (2017), Sutikno (2014), Medyawati dan

Dayanti (2016), Hermanto (2015), Amelia dan Hernawati (2016),

Ramadhan (2018) menyatakan bahwa ukuran perusahaan berpengaruh

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 …eprints.umm.ac.id/46532/3/BAB II.pdf · 2019-06-20 · 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Penelitian

22

signifikan terhadap manajemen laba. Berdasarkan uraian tersebut, maka

hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut.

H4 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap manajemen laba.

2.4 Kerangka Konseptual

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan sebelumnya mengenai

pengaruh pengungkapan corporate social responsibility, leverage,

profitabilitas dan ukuran perusahaan terhadap manajemen laba sehingga

rangkaian konseptual dalam penelitian ini seperti diggambarkan di bawah

ini :

Gambar 2.1

Kerangka Konseptual Penelitian

Corporate Social Responsibility

X1

Leverage

X2

Profitabilitas

X3

Ukuran Perusahaan

X4

Manajemen Laba

Y

H1

H2

H3

H4