15
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENEITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Teori Ekspektasi Teori ekspektasi / teori harapan mengasumsikan bahwa individu berniat memilih tindakan, tingkat usaha, dan pekerjaan yang memaksimalkan kesenangan yang mereka harapkan dan menyakitkan mereka (Binberg et al., 2007 : 120). Model teori harapan individu merupakan kekuatan motivasi sebagai fungsi dari harapan mereka (probabilitas subjektif bahwa usaha mereka akan memberikan hasil tingkat pertama seperti kinerja), perantaranya (subjektif probabilitas bahwa kinerja akan menghasilkan tingkat kedua). Individu diasumsikan menggabungkan harapan, sarana, dan konsisten dengan yang diharaapkan valensi perhitungan nilai untuk menentukan motivasi mereka terhadap setiap alternatif dan kemudian memilih alternatif dengan kekuatan motivasi tertinggi (Binberg et al., 2007 : 120). Teori Vroom (1964) dalam Binberg et al (2007) tentang cognitive theory of motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga komponen, yaitu : ekspektasi, instrumentalis dan valensi.. Menurut Christiawan (2002), seseorang akuntan publik yang independen adalah akuntan publik yang tidak memihak siapapun, dan berkewajiban untuk jujur tidak hanya kepada manajemen / pemerinta, tetapi juga pihak lain pemakai laporan keuangan yang mempercayai hasil pekerjaannya. Dalam hal ini, publik beranggapan bahwa auditor harus dapat memberikan jaminan (absolute assurance) terhadap laporan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENEITIAN 2.1 … 2.pdf · Menurut Munawir (2007:2) menyatakan pengertian laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENEITIAN 2.1 … 2.pdf · Menurut Munawir (2007:2) menyatakan pengertian laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan

1

BAB II

KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENEITIAN

2.1 Landasan Teori dan Konsep

2.1.1 Teori Ekspektasi

Teori ekspektasi / teori harapan mengasumsikan bahwa individu berniat

memilih tindakan, tingkat usaha, dan pekerjaan yang memaksimalkan kesenangan yang

mereka harapkan dan menyakitkan mereka (Binberg et al., 2007 : 120). Model teori

harapan individu merupakan kekuatan motivasi sebagai fungsi dari harapan mereka

(probabilitas subjektif bahwa usaha mereka akan memberikan hasil tingkat pertama

seperti kinerja), perantaranya (subjektif probabilitas bahwa kinerja akan menghasilkan

tingkat kedua). Individu diasumsikan menggabungkan harapan, sarana, dan konsisten

dengan yang diharaapkan valensi perhitungan nilai untuk menentukan motivasi mereka

terhadap setiap alternatif dan kemudian memilih alternatif dengan kekuatan motivasi

tertinggi (Binberg et al., 2007 : 120).

Teori Vroom (1964) dalam Binberg et al (2007) tentang cognitive theory of

motivation menjelaskan mengapa seseorang tidak akan melakukan sesuatu yang ia

yakini ia tidak dapat melakukannya, sekalipun hasil dari pekerjaan itu sangat dapat ia

inginkan. Menurut Vroom, tinggi rendahnya motivasi seseorang ditentukan oleh tiga

komponen, yaitu : ekspektasi, instrumentalis dan valensi..

Menurut Christiawan (2002), seseorang akuntan publik yang independen adalah

akuntan publik yang tidak memihak siapapun, dan berkewajiban untuk jujur tidak

hanya kepada manajemen / pemerinta, tetapi juga pihak lain pemakai laporan keuangan

yang mempercayai hasil pekerjaannya. Dalam hal ini, publik beranggapan bahwa

auditor harus dapat memberikan jaminan (absolute assurance) terhadap laporan

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENEITIAN 2.1 … 2.pdf · Menurut Munawir (2007:2) menyatakan pengertian laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan

2

keuangan yang diaudit dan kemungkinan adanya kecurangan dan tindakan illegal harus

dapat ditangkis dengan jaminan tersebut. Di lain pihak, secara logika auditor tidak dapat

memberikan absolute assurance saja, dan hal ini belum dimengerti oleh publik, apalagi

mengenai kecurangan dan tindakan ilegal, karena laporan keuangan dibuat oleh

manajemen maka jaminan bahwa laporan keuangan bersih dari fraud belum dapat

diberikan oelh audior sepenuhnya. Hal inilah yang menimbulkan expectation gap

antara auditor dengan pengguna.

2.1.2 Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun dengan maksud untuk menyediakan informasi

keuangan suatu perusahaan kepada pihak - pihak yang berkepentingan sebagai bahan

pertimbangan di dalam mengambil keputusan.

Menurut Munawir (2007:2) menyatakan pengertian laporan keuangan adalah

hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk berkomunikasi

antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan dengan pihak - pihak yang

berkepentingan dengan data atau aktivitas perusahaan tersebut. Sedangkan menurut

Sutrisno (2008:9) laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi yang

meliputi dua laporan utama yakni neraca dan laporan laba rugi.

Berdasarkan beberapa uraian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

laporan keuangan adalah suatu laporan yang menggambarkan posisi keuangan

perusahaan pada suatu periode tertentu sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang

dilaksanakan secara konsisten serta dibuat dan disajikan dalam bentuk neraca dan laporan

laba rugi.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan

yang berkualitas adalah laporan keuangan yang berisikan informasi mengenai aktivitas

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENEITIAN 2.1 … 2.pdf · Menurut Munawir (2007:2) menyatakan pengertian laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan

3

perusahaan yang dapat dipahami, relevan, andal dan mempunyai daya banding. Namun

untuk mewujudkan informasi laporan keuangan yang relevan dan andal terdapat

beberapa kendala yang dihadapi. Kendala yang dimaksud adalah setiap keadaan yang

tidak memungkinkan terwujudnya kondisi yang ideal dalam mewujudkan informasi

akuntansi dan laporan keuangan yang relevan akibat keterbatasan (limitations) atau

karena alasan-alasan kepraktisan.

2.1.3 Auditor dan Proses Audit

2.1.3.1 Pengertian Auditing

Pengertian audit menurut Sukrisno (2004:1) adalah suatu pemeriksaan yang

dilakukan secara kritis dan sistematis, oleh pihak yang independen, terhadap laporan

keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan

bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai

kewajaran laporan keuangan tersebut. Sedangkan pengertian audit menurut Arens et

al., (2008:4) mengatakan bahwa “Auditing is accumulation and evaluation of evidence

about information to determine and report on the degree of correspondence between

the information and established criteria. Auditing should be done by a competent,

independent person”.

Berdasarkan definisi tersebut terlihat bahwa dalam melaksanakan audit harus

dilakukan oleh orang yang independen dan kompeten. Auditor harus memiliki

kualifikasi untuk memahami kriteria yang digunakan dan harus kompeten untuk

mengetahui jenis serta jumlah bukti yang akan dikumpulkan guna mencapai

kesimpulan yang tepat setelah memeriksa bukti itu. Auditor juga harus memiliki sikap

mental independen dan kompetensi orang-orang yang melaksanakan audit tidak akan

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENEITIAN 2.1 … 2.pdf · Menurut Munawir (2007:2) menyatakan pengertian laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan

4

ada nilainya jika mereka tidak independen dalam mengumpulkan dan mengevaluasi

bukti (Arens dkk, 2008).

Tujuan auditing pada umumnya adalah memberikan suatu pernyataan pendapat

mengenai apakah laporan keuangan klien telah disajikan secara wajar dalam segala hal

yang material sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. Sedangkan

auditor bekerja dengan cara menarik sebuah kesimpulan dari suatu proses auditing.

Berkualitas atau tidaknya hasil pekerjaan auditor akan mempengaruhi kesimpulan akhir

auditor dan secara tidak langsung juga akan mempengaruhi tepat atau tidaknya

keputusan yang akan diambil oleh pihak perusahaan.

Mautz and Sharaf (1993) menyatakan ada lima konsep dasar yang ada dalam

auditing, yaitu:

1) Bukti (evidence), tujuannya adalah untuk memperoleh pengertian, sebagai dasar

memberi kesimpulan yang dituangkan dalam pendapat auditor

2) Kehati-hatian dalam pemeriksaan, konsep ini berdasarkan issue yang pokok tingkat

kehati-hatian yang diharapkan pada auditor yang bertanggungjawab.

3) Penyajian atau pengungkapan yang wajar, konsep ini menuntut adanya informasi

laporan keungan yang bebas (tidak memihak), tidak bias dan mencerminkan posisi

keuangan, hasil operasi dan aliran kas perusahaan yang wajar.

4) Independensi, yaitu suatu sikap yang dimiliki oleh auditor untuk tidak memihak

dalam melakukan audit, masyarakat pengguna jasa audit memandang bahan

auditor akan independen terhadap laporan keuangan yang diperiksanya dari

pembuat dan pemakai laporan-laporan keuangan.

5) Etika perilaku, etika dalam auditing, berkaitan dengan konsep perilaku yang ideal

dari seorang auditor profesional yang indepeden dalam melaksanakan audit.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENEITIAN 2.1 … 2.pdf · Menurut Munawir (2007:2) menyatakan pengertian laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan

5

2.1.3.2 Kualitas Audit

Kualitas audit didefinisikan sebagai probabilitas bahwa auditor akan baik dan

benar dalam menemukan laporan kesalahan material, keliru atau kelalaian dalam

laporan materi keuangan klien (De Angelo dalam Kushayanti 2003). Probabilitas

auditor utuk melaporkan penyelewengan yang terjadi dalam sistem akuntansi klien

tergantung pada independensi auditor. Auditor dituntut untuk dapat menghasilkan

kualitas pekerjaan yang tinggi karena auditor mempunyai tanggung jawab yang besar

tehadap pihak - pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan suatu

perusahaan termasuk masyarakat (Emayanti, 2009). Tetapi lebih lanjut dinyatakan

bahwa tidak hanya bergantung pada klien saja, auditor merupakan pihak yang

mempunyai kualifikasi untuk memeriksa dan menguji apakah laporan keuangan telah

disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

2.1.4 Peran Auditor

Poerwadarminta (2002) mendefiniskan peran sebagai fungsi atau pengambil

bagian dalam suatu kegiatan. Berdasarkan definisi tersebut, peran auditor berarti tugas-

tugas atau jasa-jasa yang diberikan auditor dalam bidang-bidang yang diterjuninya.

Prihanto dalam Dewi (2011) mengungkapkan bahwa auditor memiliki peran

sebagai bussibess assurance (audit and review), consulting, financial advisory service

(financial forecast and projections, merger and acquitition), human resource advisory

(other employe benefit and recruitment) dan lain-lain (international service and

letigation service).

Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka peran

akuntan publik juga semakin luas. Auditor harus mampu berperan menjadi mediator bagi

perbedaan-perbedaan kepentingan antar pelaku bisnis dan masyarakat. Auditor harus

mampu menjaga mutu jasa yang diberikannya, serta menjaga independensi, integritas

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENEITIAN 2.1 … 2.pdf · Menurut Munawir (2007:2) menyatakan pengertian laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan

6

dan objektifitas profesinya. Baneu dan Turley (1993) dalam Ramdhani (2012)

mengungkapkan bahwa auditor harus mampu menjamin laporan keungan yang

diauditnya tidak menyimpang dari Generally Accepted Accounting Principles (GAAP),

menjamin bahwa prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkannya konsisten dengan periode

sebelumnya, dan melaporkan jika kelangsungan hidup perusahaan diragukan.

2.1.5 Kinerja Auditor

Kinerja auditor merupakan persepsi dari pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

auditor (Ermawan dalam Dewi 2011). Tugas auditor adalah melaksanakan tugasnya

sesuai dengan SPAP yang berlaku. Standar auditing yang telah ditetapkan oleh Ikatan

Akuntan Indonesia adalah:

1) Standar Umum

a. Audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan

pelatihan teknis yang cukup sebagai auditor.

b. Dalam semua hal yang berhubungan dengan penugasan, independensi dalam sikap

mental harus dipertahankan oleh auditor.

c. Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya, auditor wajib

menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama.

2) Standar pekerjaan lapangan

a. Pekerjaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten harus

disupervisi dengan semestinya.

b. Pemahaman yang memadai atas struktur pengendalian internal harus diperoleh

untuk merencanakan audit dan menentukan sifat dan lingkup pengujian yang

akan dilakukan.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENEITIAN 2.1 … 2.pdf · Menurut Munawir (2007:2) menyatakan pengertian laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan

7

c. Bukti audit kompeten yang cukup harus diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,

pengajuan pertanyaan dan konfirmasi sebagai dasar yang memadai untuk

menyatakan pendapat atas laporan keuangan auditan.

3) Standar pelaporan

a. Laporan audit harus menyatakan apakah laporan keuangan telah disusun sesuai

dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.

b. Laporan audit harus menunjukan keadaan yang didalamnya prinsip akuntansi

tidak secara konsisten diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan periode

berjalan dalam hubungannya dengan prinsip akuntansi yang diterapkan dalam

periode sebelumnya.

c. Pengungkapan informatif dalam laporan keuangan harus dipandang memadai,

kecuali dinyatakan lain dalam laporan audit.

d. Laporan audit harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan

keuangan secara keseluruhan ata suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak

dapat diberikan. Jika pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka

alasannya harus dinyatakan. Dalam semua hal yang mana auditor dikaitkan

dengan laporan keuangan, laporan audit harus memuat petunjuk dengan jelas

mengenai sifat pekerjaan auditor, jika ada dan tingkat tanggung jawab yang

dipikulnya.

Tanggung jawab auditor menurut Arens dan Loebbecke (2003 : 5) hanya terbatas

pada pelaksanaan pemeriksaan audit dan melaporkan hasilnya sesuai dengan norma

pemeriksaan akuntan, yang dengan norma tersebut pada umumnya dapat ditemukan

kesalahan/kekeliruan dan penghilangan yang penting. Jika auditor diwajibkan untuk

memastikan bahwa semua penyajian dalam laporan tersebut benar, berarti auditor

menjadi penanggung jawab atau penjamin dari kebenaran dan keterandalan laporan

keuangan.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENEITIAN 2.1 … 2.pdf · Menurut Munawir (2007:2) menyatakan pengertian laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan

8

2.1.6 Faktor–Faktor yang mempengaruhi Kinerja Auditor

2.1.6.1 Expectation Gap

Ada perbedaan antara apa yang diharapkan masyarakat dan pemakai laporan

keuangan dengan apa yang sesungguhnya menjadi tanggung jawab auditor. Perbedaan

ini sering disebut dengan expectation gap (Halim, 2003 : 20).

Berikut ini adalah beberapa pengertian expectation gap menurut para ahli dalam

Permatasari (2013):

a) Menurut Liggio (1974) dalam Gramling & Wallace (1996)

Expectation gap adalah perbedaan persepsi antara akuntan independen dengan

pemakai laporan keuangan auditan mengenai tingkat kinerja yang diharapkan

(expected performance) dari profesi akuntan.

b) Menurut Komisi Cohen (AICPA 1978)

Expectation gap adalah kesenjangan antara apa yang publik harapkan atau inginkan

dengan apa yang auditor dapat dan harapkan layak diperoleh.

c) Menurut Monroe & Woodliff (1993)

Expectation gap adalah perbedaan tingkat keyakinan antara auditor dan masyarakat

tentang tugas dan tanggung jawab yang diasumsikan oleh auditor dan gambaran

yang disampaikan oleh laporan audit.

d) Menurut Porter (1993)

Expectation gap adalah kesenjangan antara harapan masyarakat pada auditor dan

kinerja auditor yang dirasakan oleh masyarakat.

Jadi, dari pengertian beberapa ahli di atas dapat disimpulkan bahwa expectation

gap merupakan kesenjangan harapan antara masyarakat dan pemakai laporan keuangan

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENEITIAN 2.1 … 2.pdf · Menurut Munawir (2007:2) menyatakan pengertian laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan

9

terhadap kinerja dan hal yang menjadi tanggung jawab auditor. (Porter, 1993:50)

menyatakan bahwa expectation gap itu terdiri dari 2 bagian yaitu:

(1) jarak antara apa yang diharapkan publik terhadap apa yang seharusnya para auditor

peroleh atau kerjakan (the reasonableness gap).

(2) apa yang publik harapkan secara masuk akal, apa yang auditor dapat lakukan

dengan baik dan apa yang auditor bisa lakukan (the performance gap).

Bidang-bidang dari fungsi attest yang dikutip sebagai bukti dari expectation gap,

dengan pengecualian dari wewenang hak “pengawas publik” dari Mahkamah Agung,

diperlukan dalam proses audit yang dikerjakan oleh authoritative guidance. Jadi, bisa

ada kemungkinan publik mempunyai harapan yang tidak masuk akal tentang sifat dan

lingkup dari fungsi attest. Langkah yang tepat untuk mengurangi harapan-harapan ini

adalah lewat terekspos atau mengetahui secara luas standar-standar auditing. Jadi,

publik bisa jadi tidak paham apa persepsi dan tanggung jawab dari profesi ini.

Istilah kesenjangan harapan ini pertama kali muncul di Amerika, ketika

masyarakat menilai kualitas kerja auditor tidak sesuai lagi dengan yang diharapkan.

Kegagalan atau memberikan tanda bahaya atas ketidakefisienan perusahaan publik

menyebabkan auditor dianggap tidak lagi akomodatif dan kompeten.

Hasil kaji ulang Cohen Commision ternyata membuktikan adanya perbedaan

harapan antara kinerja aktual dengan harapan masyarakat keuangan di Amerika.

Perbedaan ini muncul sebagai akibat terlambatnya organisasi profesi akuntan dan

akuntan itu sendiri menyikapi perubahan fenomena dan tuntutan dunia bisnis secara

cepat. Organisasi profesi akuntan cenderung bersikap pasif, tidak proaktif. Jika

keterlambatan ini terjadi terus-menerus, maka sesungguhnya kesenjangan harapan tidak

akan pernah terjembatani.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENEITIAN 2.1 … 2.pdf · Menurut Munawir (2007:2) menyatakan pengertian laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan

10

Menurut Humprey (1993) dalam Nasser & Ayuningtyas (2007), terdapat tiga hal

yang biasanya menimbulkan kesenjangan harapan, yaitu:

1) Audit Assurance

Para pemakai laporan keuangan menghendaki batasan tanggung jawab auditor

lebih dari sekedar memberikan keyakinan yang memadai atas kewajaran laporan

keuangan yang diaudit. Investor dan bankir menghendaki auditor menjadi

penjamin atas laporan keuangan yang diauditnya. Selain itu, para masyarakat

keuangan menghendaki pergeseran tanggung jawab atas deteksi seluruh

ketidakberesan dan kecurangan yang terjadi di perusahaan kliennya. Auditor juga

diharapkan mampu memberikan tanda-tanda terjadinya ketidakefisienan atas

perusahaan klien.

2) Audit Reporting

Masyarakat keuangan menghendaki kehati-hatian auditor dalam menerbitkan

opini atas laporan keuangan yang diauditnya. Pemberian opini wajar tanpa

pengecualian seharusnya diberikan pada mereka yang sama sekali bersih dari

skandal-skandal financial. Investor dan bankir juga menghendaki auditor juga

bertanggung jawab tidak hanya kepada pihak manajemen perusahaan. Auditor

harus mampu memberikan pertanggungjawaban atas hasil kerjanya kepada pihak

- pihak ketiga ketika transaksi keuangan menjadi semakin kompleks dan

melibatkan banyak pihak pendana.

Dari aspek ini jelas terlihat bagaimana masyarakat keuangan mengharapkan

auditor bertindak sebagai polisi yang akan mencegah, mendeteksi dan

melaporkan seluruh aktivitas financial yang terjadi saat itu. Auditor, disisi lain

bukanlah seorang polisi, tetapi bertindak sebagai konselor atas manajemen, jika

memang dibutuhkan saran tersebut oleh manajemen. Selain itu, masyarakat

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENEITIAN 2.1 … 2.pdf · Menurut Munawir (2007:2) menyatakan pengertian laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan

11

keuangan terlihat belum mengerti secara jelas lingkup pekerjaan auditor dan

auditing itu sendiri. Karena alasan itulah, seringkali business failure dianggap

sebagai audit failure dan auditor harus bertanggung jawab atas kegagalan

tersebut.

3) Audit Independence

Meningkatnya persaingan bisnis dalam kantor akuntan publik membuat

organisasi profesi khawatir akan menyebabkan auditor kehilangan

independensinya. Upaya - upaya dilakukan Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk

mempertahankan kliennya dengan cara menurunkan audit fee membuat margin

biaya operasional juga harus diturunkan. Sebagai kompensasi penurunan biaya,

biasanya prosedur standar juga harus dipenuhi menjadi sangat minimal.

Selain itu, kompleksitas dunia usaha membuat jasa yang ditawarkan pihak

KAP menjadi meluas, tidak hanya jasa pemeriksaan juga jasa konsultasi

manajemen (jasa non atestasi) dan perpajakan. Pelaksanaan dua tugas atestasi dan

non atestasi pada satu klien dianggap sangat mempengaruhi independensi auditor

dan saat itu belum ada standar dari organisasi profesi atas pemberian jasa tersebut

pada saat bersamaan. Kekhawatiran ini kemudian disikapi oleh organisasi profesi

dengan dibentuknya aturan moral yang mengatur perilaku bisnis auditor,

sehingga terjadi keseragaman perilaku antar profesional akuntan dan memelihara

independensinya.

2.1.6.2 Integritas

Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan

merupakan patokan bagi anggota dalam menguji semua keputusannya. Integritas

mengharuskan seorang auditor untuk bersikap jujur dan transparan, berani, bijaksana

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENEITIAN 2.1 … 2.pdf · Menurut Munawir (2007:2) menyatakan pengertian laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan

12

dan bertanggung jawab dalam melaksanakan audit. Keempat unsur itu diperlukan untuk

membangun kepercayaan dan memberikan dasar bagi pengambilan keputusan yang

andal (Sukriah dalam Harjanto 2014). Kemudian Wibowo (2012 ; 4) menyebutkan

integritas auditor internal menguatkan kepercayaan dan karenanya menjadi dasar bagi

pengandalan judgment mereka.

Mulyadi (2002 ; 87) menyatakan integritas adalah suatu elemen karakter yang

mendasari timbulnya pengakuan profesional. Dalam menghadapi aturan, standar,

panduan khusus atau menghadapi pendapat yang bertentangan, anggota harus menguji

keputusan atau perbuatannya dengan bertanya apakah anggota telah melakukan apa

yang seharusnya dilakukan dan apakah anggota telah menjaga integritas dirinya.

Dimana integritas mengharuskan anggotanya untuk menaati standar teknis dan etika.

Selain itu juga mengharuskan anggota untuk mengkuti prinsip objektivitas dan kehati

– hatian profesioal (Sari, 2011).

Sunarto (2003 : 57) menyatakan bahwa integritas dapat menerima kesalahan

yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak dapat menerima

kecurangan prinsip. Dengan integritas yang tinggi, maka auditor dapat meningkatkan

kualitas hasil pemeriksaannya (Pusdiklatwas BPKB, 2005).

2.2 Hipotesis Penelitian

2.2.1 Pengaruh Expectation Gap pada Kinerja Auditor

Profesi akuntan publik semakin berkembang seiring dengan berkembangnya

perusahaan - perusahaan yang semakin membutuhkan jasa akuntan publik untuk

menghasilkan suatu informasi keuangan yang relevan dan dapat diandalkan. Namun,

dalam kenyataannya seringkali terjadi benturan kepentingan antara pihak pemakai

laporan keuangan, auditor ataupun masyarakat. Hal inilah yang menyebabkan

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENEITIAN 2.1 … 2.pdf · Menurut Munawir (2007:2) menyatakan pengertian laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan

13

munculnya expectation gap, yaitu adanya kesenjangan harapan antara masyarakat dan

pemakai laporan keuangan terhadap kinerja dan hal yang menjadi tanggung jawab

auditor.

Menurut Boynton et al., dalam Ramdhani (2012), selama pelaksanaan audit

terdapat interaksi yang luas antara auditor dengan manajemen. Terhadap laporan

keuangan yang telah disusun manajemen, auditor menggunakan pendekatan keraguan

profesional (professional skeppticism). Hal ini berarti auditor tidak boleh untuk tidak

mempercayai laporan keuangan manajemen, akan tetapi tidak boleh begitu saja

menerimanya tanpa memperhatikan kebenaraannya. Selama proses audit berlangsung,

manajemen berharap laporan keuangan yang telah disusunnya tersebut dapat diterima

oleh auditor dan mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian. Alasan lainnya seperti

yang dinyatakan oleh (Guy (1987) bahwa manajemen membutuhkan informasi

keuangan yang handal untuk membuat keputusan. Biasanya ada tujuan tertentu yang

dinginkan oleh manajemen yaitu untuk mendapatkan unqualified opinion, sehingga

kinerja dari perusahaan yang dikendalikannya dapat dikatakan baik, dan bagi

perusahaan yang go public hal itu dapat meningkatkan nilai sahamnya di pasar modal.

Lee et al. dalam Nassrullah (2007) melakukan penelitian di Malaysia. Tujuan

penelitiannya adalah untuk meneliti apakah terdapat audit expectation gap antara

auditor, auditee dan penerimaan manfaat audit. Hasilnya menunjukkan bahwa auditee

dan penerima manfaat audit memiliki harapan yang jauh lebih tinggi dibanding auditor

itu sendiri.

Pemberian kepercayaan kepada auditor dengan memberi peran yang lebih besar

untuk memeriksa laporan keuangan perusahaan, telah menjadi bagian penting dalam

proses terciptanya akuntabilitas publik. Sebagai upaya untuk meningkatkan

pengawasan dan pemeriksaan dalam rangka memberantas praktik kecurangan, kolusi

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENEITIAN 2.1 … 2.pdf · Menurut Munawir (2007:2) menyatakan pengertian laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan

14

dan nepoteisme. Setiap pemakai laporan memiliki kebutuhan dan kepentingan yang

berbeda - beda terhadap informasi keuangan yang diberikan perusahaan. Bahkan

diantara kelompok pemakai laporan keuangan tersebut dapat timbul konflik

kepentingan (Rahmdhani, 2012).

Di Indonesia pemakai laporan keuangan menuntut laporan keuangan auditan

yang dapat dipercaya dan menyediakan informasi yang lebih lengkap dan benar

sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan. Harapan para pemakai

laporan keuangan terhadap laporan keuangan auditan terkadang melebihi apa yang

menjadi peran dan tanggung jawab auditor sebenarnya. Semakin banyak tuntutan

masyarakat mengenai profesionalisme auditor menunjukkan besarnya expectation gap

(Yeni, 2000). Expectation gap terjadi ketika terdapat perbedaan antara apa yang

masyarakat atau pemakai laporan keuangan harapkan dari auditor dan apa yang

sebenarnya dilakukan oleh auditor sesuai dengan peran dan tanggung jawabnya (Yuliati

dkk, 2007). Dengan demikian, hipotesis yang didapatkan adalah:

H1 : Expectation gap berpengaruh positif terhadap kinerja auditor.

2.2.2 Integritas Memoderasi Pengaruh Expectation Gap pada Kinerja Auditor

Auditor merupakan ujung tombak pelaksanaan tugas audit harus senantiasa

meningkatkan pengetahuan yang telah dimiliki agar penerapan pengetahuan dapat

maksimal dalam praktiknya. Mabruri dan Winarna (2010) menyataan bahwa kualitas

dari kinerja auditor dapat dicapai jika auditor memiliki integritas yang baik dan hasil

penelitiannya menemukan bahwa integritas berpengarh terhadap kualitas kinerja

auditor. Integritas juga dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dilakukan dan

perbedaan pendapat yang jujur tapi tidak dapat menerima kecurangan prinsip Sukriah

dan Harjanto (2014). Sehingga auditor menguatkan kepercayaan dan karenanya

menjadi dasar bagi pengandalan atas keputusan mereka. (Wibowo, 2012 : 4)

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENEITIAN 2.1 … 2.pdf · Menurut Munawir (2007:2) menyatakan pengertian laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan

15

mengemukakan integritas auditor menguatkan kepercayaan dan karenanya menjadi

dasar bagi pengandalan atas keputusan mereka.

Integritas merupakan kualitas yang menjadikan timbulnya kepercayaan

masyarakat dan tatanan nilai tertinggi dari anggota profesi dalam menguji semua

keputusannya. Integritas mengharuskan auditor dalam segala hal dapat jujur dan

berterus terang dalam batasan objek pemeriksaan. Pelayanan kepada masyarakat dan

kepercayaan dari masyarakat tidak dapat dikalahkan demi kepentingan dan keuntungan

pribadi. Semakin baik penerapan prinsip integritas oleh auditor akan cenderung

meminimalkan terjadinya expectation gap. Pengaruh expectation gap akan semakin

diperlemah dengan prinsip integritas auditor karena prinsip ini akan meningkatkan

profesionalnya dalam melaksanakan penugasan auditnya, dengan demikian hipotesis

yang didapatkan adalah:

H2 : Integritas mampu memoderasi pengaruh expectation gap pada kinerja auditor.