Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
6
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu menjelaskan mengenai hasil penelitian yang sudah
dilakukan oleh peneliti sebelumnya namun memiliki persamaan tema. Dalam
penelitian ini, peneliti memaparkan mengenai bagaimana program Corporate
Social Responsibility (CSR) PT. Astra dalam meningkatkan kesejahteraan
masyarakat berbasis komunitas. Adapun penelitian terdahulu yang berkaitan
dengan Corporate Social Responsibility (CSR), yaitu :
Pertama, penelitian yang dilakukan oleh Mohammad Sarip Hidayatullah
(2014), skripsi jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Muhammadiyah Malang yang dilakukan pada tahun 2014 dengan
judul “Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) Melalui
Pemberdayaan Keluarga Dengan Budidaya Rumput Laut” (Studi pada
Implementasi CSR PT. Kangean Indonesia Ltd. di Desa Persiapan Sadulang
Kecamatan Sapekan Kabupaten Sumenep). Penelitian yang dilalukan Sarip ini
menjelaskan bahwa implementasi CSR melalui pemberdayaan keluarga dengan
budidaya rumput yang dilakukan oleh KEI berdasarkan peraturan pelaksanaan
CSR yang dilandasi oleh aktivitas nelayan yang sering menggunakan potasium
dan bom ikan. Proses perencanaan dan penetapan anggaran melibatkan berbagai
pihak diantaranya pihak desa melalui musyawarah rencana pembangunan desa
(musrembangdes), pemerintah daerah, komite pengembangan masyarakat, tokoh
7
masyarakat serta SKKMIGAS serta pelibatan stakeholder menjadi hal yang
diutamakan dalam implementasi program. Sedangkan bentuk keberhasilan
program ini yaitu peningkatan keharmonisan keluarga, peningkatan
keharmonisan keluarga, peningkatan peran perempuan serta peningkatan
pendapatan keluarga. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan
menggunakan teori Stukturasi untuk menganalis bagaimana agen dan struktur
mempengaruhi keluarga untuk mencapai tujuan yaitu keluarga yang berdaya.
Kedua, penelitian yang dilakukan oleh Yeni Herisa Dharmawati (2014),
skripsi jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta yang dilakukan pada
tahun 2014 dengan judul “Implementasi Tanggung Jawab Sosial Perusahaan
(Corporate Social Responsibility) di Mall Solo Paragon”. Penelitian yang
dilakukan Yeni ini menjelaskan bahwa implementasi tenggung jawab sosial
perusahaan (CSR) yang dilakukan Mall Solo Paragon sudah dijalankan dengan
baik. Bagian yang bertanggung jawab dalam pelaksanaan CSR disebut Public
Relation (PR). Bentuk kegiatan CSR yang dilakukan diantaranya pemberian
beasiswa, ikut serta dalam kegiatan keagamaan dilingkungan sekitar, pemberian
bantuan pada Posyandu sekitar paragon, pelaksanaan kegiatan donor darah, Hari
anti narkoba, pemberian penghargaan kepada masyarakat sekitar, penggalangan
dana untuk rumah sakit Moewardi dan yayasan kanker, pemberian bantuan
langsung kepada anak yatim. Sumber dana pelaksanaan CSR yang dialokasikan
perusahaan sekitar 100 juta rupiah pertahun. Dampak positif CSR yaitu menambah
kepedulian warga pada perusahaan Mall Solo Paragon. Adapun kendala yang
8
dihadapi diantaranya belum tesosialisasikannya program CSR dengan baik,
sebagian masyarakat belum mengetahui apa itu CSR dengan baik, butuh waktu
yang tidak singkat untuk memberikan pemahaman CSR kepada warga terutama
warga yang masih berpendidikan rendah. Adapun kendala ada juga solusi yang
diberikan perusahaan kepada masyarakat dilingkungan Mall Solo Paragon adalah
memberikan bantuan langsung kepada warga melalui Pulic Relation, memberikan
sosialisasi kepada warga mengenai program CSR, dan mengajak masyarakat untuk
bermusyawarah apabila terjadi kendala selama kegiatan CSR berlangsung.
Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Didik Prasetyo (2018), skripsi jurusan
Ekonomi Syariah, Fakultas Agama Islam, Universitas Yudharta Pasuruan yang
dilakukan tahun 2018 dengan judul “ Kontribusi Corpotare Sicial responsibility
(CSR) Melalui Program Integrated Community Development (ICD) Terhadap
Kehidupan Masyarakat” (Studi Kasus PT. Tirta Investama (Aqua) di Desa Karangjati
Kecamatan Pandaan Kabupaten Pasuruan). Penelitian yang dilakukan Didik ini
menjelaskan bahwa program ICD yang dilakukan CSR PT Tirta Investama bidang
pendidikan, ekonomi lingkungan. Pendidikan , akses pendidikan dapat dirasakan oleh
anak usia dini dengan berdirinya Pos PAUD Wanjati Junior di dusun Jatianom Desa
Karangjati. Ekonomi, terbentunya Koperasi Wanjati yang sudah mempunyai status
berbadan hukum sebagai akses atau sarana warga mempunyai kelembagaan keuangan
untuk simpan pinjam maupun modal usaha. Di bidang lingkungan, LSM mitra ICD
yaitu YISI bersama ibu-ibu PKK Wanjati merintis pengelolahan lingkungan dengan
membentuk kader lingkungan sebagai penggerak pengelolahan sampah dengan 3R
(Reduce, Reuse, Recycling).
9
Ketiga penelitian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa terdapat persamaan
tema akan tetapi dengan konsep yang berbeda. Dari kegita penelitian diatas,
penelitian yang pertama menjelaskan tentang implementasi dari tanggung jawab
sosial perusahaan memalui pemberdayaan. Selanjutnya hampir sama juga
menjelaskan terkait implementasi terkait tanggung jawan sosial perusahaan
(Mall Paragon Solo). Dan yang selanjutnya lagi menjelaskan terkait kontribusi
perusahaan dalam melalukan CSR melalui program ICD. Dari penelitian diatas
peneliti tertarik untuk mengambil tema CSR, karena melalui program CSR ini
bisa membantu masyarakat untuk meningkatkan kualitas hidup serta
memperbaiki sumber daya manusia yang ada di Indonesia. Selain itu melalui
CSR dengan berbagai program dari perusahaan-perusahaan bisa membantu
terwujudnya Indonesia menjadi negara yang sejahtera. Selanjutnya perbedaan
penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan peneliti sekarang adalah
untuk mengimplementasikan program CSR dalam penelitian perusaan Astra
memberikan wewenang langsung kepada salah satu komunitas di Desa tersebut
untuk turut andil dalam membuatan program CSR serta untuk
mengimplementasikan program CSR tersebut.
B. Konsep Corporate Social Responsibiliby (CSR)
1. Definisi Corporate Social Responsibility (CSR)
Perbedaan perspektif dalam mendifisikan CSR telah mengakibatkan
munculkan berbagai macam definisi tentang CSR. Menurut Kartini (2013 :
1-3) CSR atau kepanjangan dari Corporate Social Responsibiliy adalah
10
tanggung jawab sosial korporat, yang sering disebut dengan istilah tangguang
jawab sosial perusahaan kepada seluruh stakehholders. Istilah koporat
diartikan sebgai tingkat manajemen puncak/CEO pada setiap organisasi laba
atau nirlaba; skala kecil, menengah atau besar; skala lokal, nasional, atau
global. Oleh karena itu apabila ada istilah tanggung jawab sosial koporat di
perusahaan bisnis (berorientasi pada laba). Istilah stakeholders sendiri
merupakan pemangku kepentingan yang meliputi pemegang saham,
karyawan, pelanggan, pesaing, lembaga keperantaraan, fasilitator, LSM, dan
publik lainnya, serta pemerintah. Menurut Bussinness for Social
Responsibility (BSR) mendefinisikan CSR adalah pelaku bisnis yang
bertanggung jawab menghormati dan memeilihara lingkungan hidup serta
membantu meningkatkan kualitas hidup melalui pemberdayaan masyarakat
dan investasi didalam masyarakat di mana perusahaan itu berada.
Terdapat banyak sekali pengertian terkait CSR. Menurut Wahyudi
(2008 : 34) Ada yang mengatakan CSR berkaitan dengan perlakuan
perusahaan terhadap stakeholders baik yang berada di dalam maupun diluar
perusahaan termasuk lingkungan seraca etis atau yang bertanggung jawab
memperlakukan steakeholders dengan cara yang biasa diterima . Menurut
Solihin (2008 : 5), kegiatan CSR semata-mata merupakan komitmen
perusahaan secara sukarela untuk turut meningkatkan kesejahteraan
komunitas dan bukan merupakan aktivitas bisnis yang diwajibkan oleh
hukum perundang- undangan seperti kewajiban untuk membayar pajak atau
kepatuhan perusahaan terhadap undang-undang ketenagaakerjaan.
11
Menurut Azheri (2012 : 20) The World Business Council for
Sustainable Development (WBCSD) merumuskan CSR sebagai “The
continuing commitment by business to behave athically and contribute to
economic development while improving the quality of life of the workforce
and their families as well as of the local community and society at large to
improve their quality of life” (Komitmen dunia usaha untuk berperilaku etis
dan berkontribusi pada pembangunan ekonomi stabil sambil meningkatkan
kualitas kehidupan tenaga kerja dan keluarga mereka serta masyarakat
komunitas lokal pada umumnya untuk meningkatkan kualitas hidup mereka).
Berdasarkan beberapa definisi memiliki banyak kesamaan, dan dapat
disimpulkan CSR (Corporate Social Responsibily) adalah komitmen
perusahaan atau dunia bisnis untuk berkontribusi dalam pengembangan
ekonomi yang berkelanjutan serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat
dengan memperhatikan tanggung jawab sosial perusahaan dan
menitikberatkan pada keseimbangan antara perhatian terhadap aspek
ekonomi, sosial, pendidikan, dan lingkungan.
2. Pentingnya Corporate Social Responsibility (CSR)
Hartomi dan Andriyani (2008 : 113) Salah satu substansi terwujudnya
CSR adalah adanya proses keberlanjutan perusahaan (sustainability) yang
semakin kuat melalui pemberdayaan dan kerjasama antar stakeholders yang
difasilitasi oleh perusahaan. Secara spesifiknya, ada beberapa kecendrungan
utama yang semakin menegaskan arti penting CSR, yaitu :
12
a Semakin meningkatnya kesenjangan antara si kaya dan si miskin di
Indonesia.
b Adanya posisi negara (dalam hal ini pemerintah yang seharusnya
menjaga dan mensejahterakan penduduknya) yang semakin berjarak
dengan masyarakatnya
c Semakin gencarnya sorotan kritis dan resistensi dari publik.
d Semakin bergemanya arti kesinambungan perusahaan
Selain dari itu, menurut Gunawan (2009 : 97-99), ada beberapa alasan
penting lainnya mengapa perusahaan harus melakukan kegiatan Corporate
Social Responsibility (CSR) :
a Perusahaan memerlukan suasana yang kondusif untuk bisa melakukan
kegiatan produksi yang berkelanjutan. Mengetahui sosial budaya
masyarakat lokal akan sangat membantu adaptasi dan hidup
berdampingan secara damai dan saling menguntungkan.
b Adanya pergeseran kepemilikan dunia usaha, dari kepemilikan pribadi
menjadi kepemilikan publik. Secara tidak langsung ini bermakna bahwa
perusahaan tidak sebatas institusi bisnis, tetapi telah bergeser menjadi
institusi sosial. Perusahaan tidak hanya mencari keuntungan, namun
juga harus berperan menjadi institusi yang memiliki tanggung jawab
sosial.
c Pemerintah sudah memandatkan sebuah regulasi yaitu Undang-Undang
No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.
13
d CSR menjadi kewajiban baru standart bisnis yang dipenuhi seperti
layaknya standart ISO (ISO 26000 on Social Responsibility) sehingga
tuntutan dunia usaha menjadi semakin jelas akan pentingnya program
CSR yang dijalankan oleh perusahaan apabila menginginan
keberlanjutan dari perusahaan tersebut.
e Kesadaran tentang pentingnya mengimplementasikan CSR ini, menjadi
trend global seiring dengan semakin maraknya kepedulian masyarakat
global terhadap produk-produk yang ramah lingkungan dan produksi
dengan memperlihatkan/ memperhatikan kaidah-kaidah sosial dan
prinsip-prinsip hak asasi manusia (HAM).
f Bank-bank di Eropa menerapkan kebijakan dalam pemberian pinjaman
hanya kepada perusahaan yang mengimplementasikan CSR secara
tepat/ baik. Sebagai contoh, bank-bank Eropa hanya memberi pinjaman
pada perusahaan-perusahaan perkebunan di Asia apabila ada jaminan
dari perusahaan tersebut yaitu ketika membuka lahan perkebunan tidak
dilakukan dengan membakar hutan.
g Trend global lainnya dalam pelaksanaan CSR di bidang pasar modal
adalah penerapan indeks yang memasukkan kategori saham-saham
perusahaan yang telah mengimplementasikan CSR. Sebagai contohnya,
New York Stock Exchange memiliki Dow Jones Sustainability Index
(DJSI) bagi saham-saham perusahaan yang dikategorikan memiliki nilai
corporate sustainability dengan salah satu kriterianya adalah praktek
CSR. Hal yang sama pada London Stock Exchange yang memiliki
14
Socially Responsible Investment (SRI). Hal serupa ini mulai di ikuti
oleh otoritas bursa saham Asia seperti Hangseng Stock Exchange dan
Singapore Stock Exchange.
3. Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR)
CSR mendatangkan berbagai manfaat bagi perusahaan dan juga
masyarakat yang terlibat dalam menjalankannya. Menurut Budi (2009 : 6-7)
manfaat perusahaan bagi yang menjalankan CSR, yaitu :
a Mempertahankan dan mendongkrak reputasi serta citra merek
perusahaan.
b Mendapatkan lisensi umtuk beroperasi secara sosial.
c Mereduksi resiko bisnis perusahaan.
d Melebarkan akses sumber daya bagi operasional usaha.
e Membuka peluang pasar yang lebih luas.
f Mereduksi biaya, misalnya terkait dampak pembuangan limbah.
g Memperbaiki hubungan dengan stakeholders.
h Memperbaiki hubungan dengan regulator.
i Meningkatkan semangat dan produktivitas karyawan.
j Peluang mendapatkan penghargaan.
Sedangkan manfaat CSR bagi masyarakat menurut Ambadar (2008 : 21)
yaitu dapat meningkatkan kualitas sumberdaya manusia, kelembagaan,
tabungan, konsumsi, dan investasi dari rumah tangga bagi masyarakat.
15
4. Prinsip-Prinsip Corporate Social Responsibility (CSR)
CSR awalnya muncul sebagai sebuah pendekatan dalam mengatasi
dampak sosial lingkungan dari aktivitas perusahaan. Terdapat tiga tantangan
dalam hubungan bisnis 27 – masyarakat: lingkungan, pemerintah dan
pembangunan. Selanjutnya berkembang konsep triple bottom line yang terdiri
dari komponen economic, environmental, dan social. Gagasan triple bottom
line pertama kali dikemukakan oleh John Elkington (1998) berkaitan dengan
sustainable development. 3 (tiga) prinsip dasar yang dikenal dengan istilah
triple bottom line 3 P (People, Profit, Planet) tersebut yaitu kepedulian
perusahaan yang menyisihkan sebagaian keuntungannya (profit) bagi
kepentingan pembangunan manusia (people) dan lingkungan (planet) agar
keberadaan perusahaan dapat tumbuh berkelanjutan (Wibhawa, 2011; 92).
a. Profit merupakan unsur terpenting dan menjadi tujuan utama setiap
kegiatan usaha. Fokus dari profit ini adalah mengejar keuntungan yang
sebesar – besarnya guna untuk menjamin keberlangsungan hidup
perusahaan, sedangkan kegiatan untuk mendongkrak profit antara lain bisa
dengan cara meningkatkan produktifitas.
b. Planet adalah unsur yang penting, karena jika perusahaan ini tetap
mempertahankan keberadaannya maka harus disertakan tanggung jawab
lingkungan, karena lingkungan memiliki hubungan yang erat dengan
manusia seperti hubungan sebab – akibat, jika manusia mengahrgai
lingkungan maka lingkungan akan memberikan keuntungan dengan
sumber daya alam yang bisa dijadikan pendapatan bagi perusahaan.
16
c. People dalam hal ini masyarakat adalah pemangku kepentingan bagi
keberlangsungan perusahaan. Karena tanpa adanya dukungan dari
masyarakat terhadap adanya perusahaan maka perusahaan itu tidak akan
berlangsung lama karena dipastikan adanya konflik dengan masyarakat,
tetapi beda halnya jika perusahaan 28 memberikan perhatian terhadap
masyarakat dengan cara memberikan berbagai kegiatan yang bertujuan
membantu masyarakat untuk mencapai tingkat kesejahteraan maka
masyarakat itu akan menjaga dan mendukung adanya perusahaan itu
dengan kemauan sendiri.
Sedangkan prinsip CSR. Menurut Azheri (2012 : 47-50) adapun beberapa
prinsip yang gunakan sebagai acuhan sebagaimana yang dinyatakan oleh
salah satu pakar CSR dari University of Bath Inggris yaitu Alyson Warhurst.
Dimana menurutnya ada 16 (enam belas) prinsip yang harus diperhatikan
dalam penerapan CSR, yaitu :
a Prioritas Perusahaan
Perusahaan harus menjadikan tanggung jawab sosial sebagai prioritas
tertinggi dan penentu utama dalam pembangunan berkelanjutan. Sehingga
perusahaan dapat membuat kebijakan, program, dan praktik dalam
menjalankan aktivitas bisnisnya dengan cara lebih bertanggung jawab sosial.
b Manajemen Terpadu
Manajer sebagai pengendali dan pengambil keputusan harus mampu
mengintegrasikan setiap kebijakan dan program dalam aktivitas bisnisnya,
sebagai salah satu unsur dalam fungsi manajemen.
17
c Proses Perbaikan
Setiap kebijakan, program, dan kinerjanya sosial harus dilakukan evaluasi
secara berkesinambungan dididasarkan atas temuan riset mutakhir dan
memahami kebutuhan sosial serta menerapkan kriteria sosial tersebut
secara global.
d Pendidikan Karyawan
Karyawan sebagai stakeholders primer harus ditingkatkan kemampuan dan
keahliannya, oleh karena itu perusahaan harus memotivasi mereka melalui
program pendidikan dan pelatihan.
e Pengkajian
Perusahaan sebelum melakukan sekecil apa pun suatu kegiatan harus
terlebih dahulu melakukan kajian mengenai dampak sosialnya. Kegiatan
ini tidak saja dilakukan pada saat memulai suatu kegiatan, tapi juga pada
saat sebelum mengakhiri atau menutup suatu kegiatan.
f Produk dan Jasa
Suatu perusahaan harus senantiasa berusaha mengembangkan suatu
produk dan jasa yang tidak mempunyai dampak negatif secara sosial.
g Informasi Publik
Memberikan informasi dan bila perlu mengadakan pendidikan terhadap
konsumen, distributor, dan masyarakat umum tentang penggunaan,
penyimpanan, dan pembuangan atas suatu produk barang atau jasa.
18
h Fasilitas dan Operasi
Mengembangkan, merancang, dan mengoperasikan fasilitas serta
menjalankan kegiatan dengan mempertimbangkan temuan yang berkaitan
dengan dampak sosial dari suatu kegiatan perusahaan.
i Penelitian
Melakukan dan mendukung suatu riset atas dampak sosial dari
pengangguran bahan baku, produk, proses, emisi, dan limbah yang
dihasilkan sehubungan dengan kagiatan usaha. Penelitian itu sendiri
dilakukan dalam upaya mengurangi dan meniadakan dampak negatif
kegiatan yang dimaksud.
j Prinsip Pencegahan
Memodifikasi manufaktur, pemasaran dan penggunaan atas produk barang
atau jasa yang sejalan dengan hasil penelitian mutakhir. Kegiatan ini
dilakukan sebagai upaya mencegah dampak sosial yang bersifat negatif.
k Kontraktor dan Pemasok
Mendorong kontraktor dan pemasok untuk mengirim
mengimplementasikan dari prinsip-prinsip tanggung jawab sosial
perusahaan, baik yang telah maupun yang akan melakukannya. Bila perlu
menjadikan tanggung jawab dalam kegiatan usahanya.
l Siaga Menghadapi Darurat
Perusahaan harus menyusun dan merumuskan rencana dalam menghadapi
keadaan darurat. Dan bila terjadi keadaan berbahaya perusahaan harus
bekerja sama dengan layanan gawar darurat, instansi berwenang, dan
19
komunitas lokal. Selain itu perusahaan berusaha mengenali potensi bahaya
yang muncul.
m Transfer Best Practice
Berkontribusi pada pengembangan dan transfer bisnis praktis sepanjang
bertanggung jawab secara sosial pada semua industri dan sektor publik.
n Memberikan Sumbangan
Sumbangan ini ditujukan untuk pengambangan usaha bersama, kebijakan
publik, dan bisnis, lembaga pemerintah dan lintas departemen serta
lembaga pendidikan yang akan membantu meningkatkan kesadaran akan
tanggung jawab sosial.
o Keterbukaan
Menumbuhkenbangkan budaya keterbukaan dan dialogis dalam
lingkungan perusahaan dan dengan unsur publik. Selain itu perusahaan
harus mampu mengantisipasi dan memberikan respon terhadap resiko
potensial yang mungkin akan muncul, dan dampak negatif dari operasi,
produk limbah, dan jasa.
p Pencapaian dan PelaporanMelakukan evaluasi atas hasil kinerja sosial,
melaksanakan audit sosial secara berkala dan mengkaji pencapaian
berdasarkan kriteria perusahaan dan ketentuan peraturan perundang-
undangan serta menyampaikan informasi tersebut kepada dewan direksi,
pemegang saham, pekerja, dan publik.
20
C. Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR) di Indonesia
Implementasi CSR diperusahaan pada umumnya dipengarui oleh beberapa
faktor. Wibisono (2007, 71) Pertama, terkait dengan komitmen pemimpinnya.
Perusahaan yang pimpinannya tidak tanggap dengan masalah sosial tidak akan
memperdulikan aktivitas sosial. Kedua, menyangkut ukuran dan kematangan
perusahaan. Perusahaan yang besar akan memperikan kontribusi yang besar
ketimbang perusahaan yang besar dan mapan. Ketiga, regulasi dan sistem
perpajakan yang diatur pemerintah. Semakin amburadul regulasi dan penataan
pajak akan membuat semakin kecil ketertarikan perusahaan untuk memberikan
donasi dan sumbangan sosial kepada masyarakat.
Menurut Gunawan (2009), ada beberapa bentuk implementasi CSR yang
berlaku di Indonesia. Secara terperinci, dapat dijelaskan sebagai berikut:
a CSR berbasis karikatif (Charity). Program jenis ini biasanya adalah
contoh awal sebuah kegiatan CSR di perusahaan, yang sifatnya amal
(giving) dan sesuai atau diinginkan oleh masyarakat. Namun kegiatan
ini biasanya memiliki kelemahan, antara lain: tidak bisa memberikan
jaminan kesejahteraan dalam jangka waktu lama, masyarakat
mendapatkan hasil instant tanpa sebuah proses usaha, terkadang
memicu konflik. Selain itu kegiatan yang berwujud hibah sosial ini
bertujuan jangka pendek dan penyelesaian masalah sesaat.
b CSR berbasis kedermawanan (philanthropy). Filantropi adalah
tindakan seseorang yang mencintai sesama manusia sehingga
menyumbangkan waktu, uang dan tenaganya untuk menolong orang
21
lain. Istilah ini umumnya diberikan pada orangorang yang memberikan
banyak dana untuk amal. Dalam CSR yang didasari oleh kesadaran
norma etika dan hukum universal akan perlunya redistribusi kekayaan.
Program ini biasa dilakukan oleh orang-orang kaya dengan misi
mengatasi masalah sampai keakarnya. Program ini berwujud hibah untuk
pembangunan baik infrastruktur maupun pembangunan SDM. Target
program adalah masyarakat dengan program terencana dengan baik
dibuktikan dengan terbentuknya yayasan independen yang menjadi agen
perusahaan untuk melaksanakan program CSR filantropi. Di Indosesia
program inipun telah sangat banyak dilaksanakan. Salah satunya,
Sampoerna Foundation (SF). Visi dari SF adalah mengembangakan
program beasiswa pendidikan yang mudah diakses oleh generasi muda
Indonesia yang berkekurangan secara finansial dan memberikan
kontribusi nyata bagi perbaikan masa depan Indonesia melalui
pengembangan sistem pendidikan negeri ini. Permulaan SF adalah
pengadaan beasiswa S2 kepada para kandidat yang berkualitas namun
mengalami kesulitan dana. Kini SF telah berkembang menjadi lebih dari
50 staf yang bertanggung jawab mengembangkan dan menjalankan
program-program yayasan ini, dari mulai membantu mendanai para
siswa yang membutuhkan, melatih para guru hingga memperbaiki dan
membangun kualitas sekolah. Tim profesional ini mencurahkan segenap
kemampuan dan tenaga mereka setiap hari agar SF bisa mencapai misi-
misinya dan memberikan masa depan yang lebih cerah untuk bangsa ini.
22
c CSR berbentuk pemberdayaan masyarakat (Community Development).
Sehubungan dengan CSR ini, ada yang disebut dengan Corporate
Citizenship, yaitu suatu cara pandang perusahaan dalam bersikap dan
berperilaku ketika berhadapan dengan pihak lain, misalnya pelanggan,
pemasok, masyarakat, pemerintah dan pemangku kepentingan
(stakeholders) lainnya. Hal ini sangat berhubungan dengan bagaimana
perusahaan akan mengelola dan melaksanakan kegiatan CSR yang
akan di pilih. Seperti yang sudah pernah didiskusikan di atas bahwa
salah satu manfaat CSR adalah untuk memperbaiki citra perusahaan
maka Good Corporate Citizenship menjadi salah satu solusinya.
Tujuan dari Good Corporate Citizenship adalah memperbaiki reputasi
perusahaan, meningkatkan keunggulan kompetitif, dan membantu
untuk memperbaiki kualitas hidup manusia. Selain itu, Corporate
Citizenship juga memiliki hubungan dengan masalah pembangunan
masyarakat perlindungan dan pelestarian lingkungan, karenanya GCC
bertujuan pula unutk akses dalam pemberdayaan masyarakat
(Community Development) serta berhubungan langsung dengan proses
usaha perusahaan dalam rangka memajukan pendidikan. Community
Development ini merupakan aspek utama dalam Corporate
Citizenship yang memiliki terminologi sebagai perusahaan warga. Ini
memberi makna bahwa apabila kegiatan Community Development
dapat dilaksanakan dengan baik maka akan terjalinlah hubungan
harmonis antara masyarakat dengan perusahaan. Ini menunjukkan
23
bahwa warga sudah merasa perusahaan adalah miliknya (Corporate
Citizenship) karena warga merasa diuntungkan dengan adanya
perusahaan tersebut yang beroperasi di daerah mereka. Perusahaan ini
lambat laun akan berstandart GCC, dimana warga ikut merasa
memiliki perusahaan dan ikut menjaga keberlanjutan (suistanability)
produksi dari perusahaan.
Rahmat (2009 : 159) Selain itu, ada beberapa perusahaan yang
berkontribusi dalam pembangunan fisik dan juga bantuan sosial melalui
program CSR (Corporate Social Responsibility), berikut :
a PT Freeport Indonesia, Pertamina, PT HM Sampoerna, PT Coca
Cola Bottling Indonesia, PT Bank Central Asia, Nokia Mobile Phone
Indonesia, PT Timah Unilever, Astra Group. Bentuk CSR dari
beberapa perusahaan tersebut memiliki kesamaan program, program
yang dimaksud yaitu program pada bidang pendidikan, kesehatan,
lingkungan, dan juga pada bidang ekonomi. Akan tetapi meskipun
mayoritas program tersebut sama teknik merealisasikan program
setiap perusahaan berbeda.
1. Kemitraan Masyarakat dengan CSR
Peran masyarakat terutama komunitas lokal sangat menentukan
dalam upaya perusahaan memperoleh rasa aman dan kelancaran dalam
berusaha. Peran serta mereka merupakan kunci sukses dalam terwujudnya
program CSR. Wibisono (2007, 111-114) Bentuk dari peran masyarakat
dalam mewujudkan program CSR antara lain memberikan informasi, saran
24
dan masukan atau pendapat untuk menentukan program CSR yang akan
dilakukan. Selain itu ada beberapa hal yang biasanya diharapkan oleh
komunitas yang sebaiknya dipahami oleh perusahaan, diantaranya:
1. Indome / Pendapatan
Komunitas mengaharapkan adanya perputaran uang memalui
gaji atau upah sebagai karyawan, atau memalui pembelian
kebutuhan perusahaan atau kebutuhan keryawan pada
komunitas disekitarnya.
2. Kontribusi perusahaan
Kontribusi yang didapat diberikan oleh perusahaan dapat
berupa berbagai bentuk bantuan seperti, pembangunan fasum
atau sarana prasarana umum seperti tempat ibadah, sekolah,
taman bermain, dan juga pemberdayaan kepada komunitas.
3. Kebanggaan
Banyak tempat yang diasosiasikan dengan kebenaran suatu
perusahaan, misalnya ketika menyebut kota kediri orang akan
muncul dan mengingat sebuah perusahaan rokok.
Namun, sebaliknya perusahaan juga mengharapkan ada kontribusi positif
dari warga sekitar, misalnya suasana yang kondusif, terhindar dari kekerasan, dan
sikap anarkis lainnya.
Rogovsky (Wibisono, 2007 : 115) Menyusun tabel tentang manfaat
keterlibatan komunitas pada perusahaan sebagai berikut :
25
Komunitas pada Perusahaan Perusahaan pada Komunitas
a. Reputasi dan citra yang lebih baik.
b. Litensi untuk beroperasi secara
sosial
c. Bisa memanfaatkan pengetahuan
dan tenaga kerja lokal.
d. Keamanan yang lebih besar.
e. Infrastruktur dan lingkungan sosio-
ekonomi yang lebih baik.
f. Menarik dan menjaga personal
yang kompeten untuk memiliki
komitmen yang tinggi.
g. Menarik tenaga kerja, pemasok,
pemberi jasa dan mungkin
pelanggan lokal yang bermutu.
h. Laboraturium pembelajaran untuk
inovasi organisasi
a. Peluang menciptakan kesempatan
kerja, peluang kerja dan pelatihan.
b. Pendanaan investasi komunitas,
pengembangan infrastruktur.
c. Keahlian komersial
d. Kompetensi teknis dan personal
individual pekerja yang terlibat.
e. Reppresentatif bisnis sebagai jurus
promosi bagi prakarsa-prakarsa
komunitas.
D. Konsep Kesejahteraan Sosial
1. Pengertian Kesejahteraan Sosial
Menurut Fahrudin (2012 : 8-9) Kesejahteraan berasal dari kata “sejahtera”
dari dari bahasa Sansekerta “Catera” yang berarti Payung yang memiliki arti
yaitu orang yang dalam hidupnya bebas dari kemiskinan, kebodohan,
ketakukan, atau kekhawatiran sehingga hidupnya aman tentram, baik lahir
maupun batin. Sedangkan Sosial berasal dari kata “Socius” yang berarti
kawan, teman, dan kerja sama. Jadi dapat di simpulkan kesejahteraan sosial
adalah suatu kondisi dimana orang dapat memenuhi kebutuhannya dan dapat
berelasi dengan lingkungannya dengan baik.
Dalam undang-undang No 11 Tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial
menyatakan bahwa kesejahteraan sosial adalah kondisi terpenuhinya kebutuhan
material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup layak dan mampu
mengembangan diri, sehingga dapat melaksanakan fungsi sosialnya.
26
Selanjutnya, pengertian kesejahteraan sosial dibagi menjadi 3 (aspek),
kesejahteraan sosial sebagai usaha dan institusi, kesejahteraan sebagai disiplin
Ilmu, dan kesejahteraan sebagai gambaran suatu masyarakat, berikut
penjelasannya :
1. Kesejahteraan sosial sebagai usaha dan institusi
Menurut Friedlander (Fahrudin, 2012 : 19-29) Kesejahteraan sosial
merupakan sistem pelayanan-pelayanan dan istitusi-institusi sosial
yang terorganisasi, yang dirancang untuk membantu individu-individu
dan kelompok-kelompok untuk mencapai standar kehidupan dan
kesehatan, serta hubungan-hubungan pribadi sosial yang memuaskan
yang memungkinkan mereka untuk mengembangkan kemampuan-
kemampuan penuh dan mereka meningkatkan kesejahteraan mereka
sesuai dengan kebutuhannya. Menurut Elizabeth Wickenden,
kesejahteraan sosial mencangkup undang-undang, program-program,
manfaat-manfaat, dan pelayanan-pelayanan yang menjamin atau
memperkuat perbekalan untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan sosial
yang diakui sebagai dasar bagi kesejahteraan penduduk dan
keberfungsian sosial yang lebih baik. Selanjutnya, menurut Dolgoff
dan Feldstein (2003) merumuskan kesejahteraan sosial sebagai
intervensi yang dimaksudkan untuk meningkatkan atau
mempertahankan keberfungsian sosial manusia.
Dari beberapa penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa
kesejahteraan sosial merupakan program-program, bantuan materi, dan
27
pelayanan-pelayanan termasuk undang-undang yang melandasinya
untuk mencapai kondisi sejahtera, dan kegiatan itu bisa dilakukan oleh
berbagai profesi. Dalam artian sempit lagi kesejahteraan sosial dapat
diartikan sebagai kegiatan-kegiatan, program-program untuk
membantu orang-orang miskin atau orang yang kurang beruntung.
2. Kesejahteraan sosial sebagai disiplin ilmu
Selain dalam arti sebagai usaha, keadaan, kesejahteraan sosial juga
meruapan displin ilmu. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Zastrow
(2004) (Fahrudin, 2012 : 31-38) Dalam hubungan ini, kesejahteraan
sosial adalah studi tentang lembaga-lembaga, program-program,
personel, dan kebijakan yang memusatkan pada pemberian pelayanan-
pelayan sosial kepada individu-individu, kelompok-kelompok dan
masyarakat. Dalam hal ini Zastrow menerangkan bahwa fungsi
kesejahteraan sosial adalah untuk mendidik. Jadi dapat dikatakan
bahwa kesejahteraan sosial juga merupakan suatu ilmu, yaitu suatu
bidang studi tersendiri bagaimana usaha-usaha manusia saling tolong
menolong warga masyarakat yang mengalami masalah sosial.
3. Kesejahteraan sosial sebagai gambaran suatu masyarakat
Menurut Reid (1995) (Fahrudin, 2012 : 39) Kesejahteraan sosial suatu ide
atau gambaran, yaitu gambaran tentang suatu masyarakat yang baik, yang
memberikan kesempatan-kesempatan untuk kerja dan arti manusia,
memberikan keamanan yang layak dari kekurangan atau kemiskinan dan
serangan, meningkatkan keadilan dan evaluasi berdasarkan jasa individu,
dan yang secara ekonomi produktif dan stabil.
28
Kondisi sejahtera terjadi manakala manusia aman dan bahagia karena
kebutuhan dasar akan gizi, kesehatan, pendidikan, tempat tinggal, dan
pendapatan terpenuhi, serta manakala manusi memperoleh perlindungan dari
resiko-resiko utama yang mengancam kehidupannya. Su’adah (2007 : 1)
Kesejahteraan sosial juga termasuk sebagai suatu proses atau usaha rencana
yang dilakukan perorangan, lembaga-lembaga sosial, masyarakat maupun
badan-badan pemerintah untuk meningkatkan kualitas kehidupan melalui
oemberian pelayan sosial dan tunjangan sosial.
2.uTujuan Kesejahteraan Sosial
Kesejahteraan Sosial mempunyai tujuan yaitu :
1. Untuk mencapai kehidupan yang sejahtera dalam arti tercapainya standar
kehidupan pokok seperti sandang, perumahan, pangan, kesehatan, dan
relasi-relasi sosial yang harmonis dengan lingkungannya.
2. Untuk mencapai penyesuaian diri yang baik khususnya dengan masyarakat
di lingkungannya, misalnya dengan menggali sumber-sumber,
meningkatkan, dan mengembangkan taraf hidup yang memuaskan.
Adapun penjelasan terkait tujuan kesejahteraan sosial menurut
Schneiderman (1972) (Fahrudin, 2012 : 10-11) mengemukakan ada 3 (tiga)
tujuan utama dari sistem kesejahteraan sosial, yaitu :
1. Pemeliharaan sistem
Pemeliharaan dan menjaga keseimbangan atau kelangsungan keberadaan nilai-
nilai dan norma sosial serta aturan-aturan kemasyarakatan dalam masyarakat,
29
termasuk hal-hal yang bertalian dengan definisi maksa dan tujuan hidup.
Kagiatan sistem kesejahteraan sosial untuk mencapai tujuan ini meliputu
kegiatan yang diadakan untuk sosialisasi anggota terhadap norma-norma yang
dapat diterima, peningkatan pengetahuan dan kemampuan untuk
mempergunakan sumber-sumber dan kesempatan yang tersedia dalam
masyarakat melalui pemberian informasi, nasihat, dan bimbingan, seperti
penggunaan rujukan, fasilitas pendidikan, kesehatan dan bantuan sosial lainnya.
2. Pengawasan Sistem
Melalukan pengawasan sistem secara efektif terhadap perilaku yang tidak
sesuai atau menyimpang dari nilai-nilai sosial. Kegiatan kesejahteraan ini
meliputi mengintensifkan fungsi-fungsu pemeliharaan berupa kompensasi, (re)
sosialisasi, peningkatan kemampuan menjangkau fasilitas-fasilitas yang ada
bagi golongan masyarakat yang memperlihatkan penyimpangan tingkah laku
misalnya kelompok remaja dan kelompok lain dalam masyarakat. hal ini
dilakukan untu pengawasan pada diri sendiri.
3. Perubahan Sistem
Kegiatan kesejahteraan ini yaitu mengadakan perubahan ke arah
berkembangnya suatu sistem yang lebih efektif bagi anggota masyarakat.
dalam mengadakan perubahan itu, sistem kesejahteraan sosial merupakan
instrumen untuk menyisihkan hambatan-hambatan terhadap partisipasi
sepenuhnya dan adil bagi anggota masyarakat dalam pengambilan
keputusan, pembagian sumber-sumber secara lebih pantas dan adil, dan
terhadap penggunaan struktur kesempatan yang tersedia secara adil pula.
30
3. Fungsi Kesejahteraan Sosial
Fungsi-fungsi kesejahteraan sosial bertujuan untuk menghilangkan atau
mengurangi tekanan-tekanan yang diakibatkan terjadinya perubahan-
perubahan sosio-ekonomi, menghindarkan terjadinya konsekuensi-
konsekuensi sosial yang negative akibat pembangunan serta menciptakan
kondisi-kondisi yang mampu mendorong peningkatan kesejahteraan
masyarakat. Adapun fungsi-fungsi Kesejahteraan Sosial menurut Fahrudin
(2012:12) yaitu sebagai berikut :
1. Fungsi Pencegahan (preventive) Kesejahteraan sosial ditujukan untuk
memperkuat individu, keluarga, dan masyarakat supaya terhindar dari
masalah-masalah sosial baru.Dalam masyarakat transisi, upaya
pencegahan ditekankan pada kegiatan-kegiatan untuk membantu
menciptakan pola-pola baru dalam hubungan sosial serta lembaga-
lembaga sosial baru.
2. Fungsi Penyembuhan (Curative) Kesejahteraan sosial ditujukan untuk
menghilangkan kondisi-kondisi ketidakmampuan fisik, emosional,
dan sosial agar orang yang mengalami masalah tersebut dapat
berfungsi kembali secara wajar dalam masyarakat.Dalam fungsi ini
tercangkup juga fugsi pemulihan (rehabilitasi).
3. Fungsi Pengembangan (Development) Kesejahteraan sosial berfungsi
untuk memberikan sumbangan langsung ataupun tidak langsung
dalam proses pembangunan atau pengembangan tatanan dan sumber-
sumber daya sosial dalam masyarakat.
31
4. Fungsi Penunjang (Support) Fungsi ini mencangkup kegiatan-kegiatan
untuk membantu mencapai tujuan sector atau bidang pelayanan sosial
kesejahteraan sosial yang lain.
Melihat kutipan di atas bahwa adanya fugsi dalam kesejahteraan sosial,
untuk membantu atau proses pertolongan baik individu, kelompok,
ataupun masyarakat agar dapat berfungsi kembali dengan
menyelenggarakan pelayanan kesejahteraan sosial. Serta terhindar dari
masalah-masalah sosial baru dan mengurangi tekanan-tekanan yang
diakibatkan dari terjadinya perubahan-perubahan dari sosio-ekonomi.
E. Konsep Komunitas
1. Pengertian Komunitas
Membahas tentang komunitas ada beberapa pengertian terkait komunitas.
Menurut Tonny (2014 : 1-2) Komunitas adalah suatu unit atau kesatuan sosial
yang terorganisasikan dalam kelompok-kelompok dengan kepentingan
bersama (communities of common interest), baik yang bersifat fungsional
maupun yang mempunyai teritoral. Istilah community dapat diterjemahkan
sebagai “masyarakat setempat. Komunitas dalam perspektif Sosiologi adalah
warga setempat yang dapat dibedakan dari masyarakat yang lebih luas
melalui kedalaman perhatian bersama atau oleh tingkat interaksi yang tinggi.
Menurut Mansyur, Cholil (1987 : 69) Komunitas diistilahkan sebagai
persekutuan hidup atau paguyuban dan dimaknai sebagai suatu daerah
masyarakat yang ditandai dengan beberapa tingkatan pertalian kelompok
32
sosial satu sama lain. Keberadaan komunitas biasanya didasari oleh beberapa
hal yaitu :
a Lokalitas, adalah penentu kebhinekaan antara budaya yang satu dengan
budaya yang lain dimana budaya-budaya tersebut sedang gencar-
gencarnya berkembang.
b Sentiment Community, adalah suatu perasaan yang dimiliki oleh suatu
kelompok masyarakat yang dalam kehidupannya saling memerlukan,
memberi dan menerima serta tanah yang di berikan memberikan arti
kehidupan.
Dalam Soerjono (1983 : 143), unsur-unsur dalam sentiment
community) adalah :
1. Sepasaran
Unsur sepasaran muncul akibat adanya tindakan anggota dalam
komunitas yang mengidentifikasikan dirinya dengan kelompok
dikarenakan adanya kesamaan kepentingan.
2. Sepenanggungan
Sepenanggungan diartikan sebagai kesadaran akan peranan dan
tanggung jawab anggota komunitas dalam kelompoknya.
3. Saling Memerlukan
Unsur saling memerlukan diartikan sebagai perasaan
ketergantungan terhadap komunitas baik yang sifatnya fisik
maupun psikis.
33
Komunitas setidaknya harus mempunyai 3 (tiga) unsur, yaitu : 1.
Adanya batasan wilayah atau tempat , 2. Merupakan suatu organisasi
sosial atau institusi sosial yang menyediakan kesempatan untuk para
warganya agar dapat melakukan interaksi antarwarga secara reguler, 3.
Interaksi sosial yang dilakukan terjadi karena adanya minat ataupun
kepentingan yang sama. Selanjutnya, menurut Imam (2002 : 53)
Komunitas adalah bentuk kerjasama antara beberapa orang untuk
mencapai suatu tujuan dengan mengadakan pembagian dan peraturan
kerja.
Dari beberapa penjelasan dapat disimpulkan Komunitas adalah
sebuah kelompok sosial yang terdiri dari beberapa organisme yang berbagi
lingkungan, umumnya memiliki ketertarikan dan habitat yang sama,
komunitas dalam konteks manusia, individu-individu didalamnya dapat
memiliki maksud, kepercayaan, sumber daya, profesi, kebutuhan, resiko,
dan sejumlah kondisi lain yang serupa.