Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teori
1. Prestasi Belajar
a. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi adalah hasil yang telah diciptakan, hasil pekerjaan, hasil
yang menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan keuletan Qohar
di Jamarah (Hamdani 2011:137). Arif Gunarso (Hamdani, 2011:138)
prestasi belajar adalah usaha maksimal yang dicapai oleh seseorang
setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Berdasarkan beberapa
pendapat di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa prestasi adalah hasil
yang telah dilakukan dan dikerjakan, hasil yang menyenangkan hati dan
diperoleh dengan jalan keuletan.
Menurut Schunk (2008: 2) “Learning is an enduring change in
behavior, or in the capicity to behave in a given fashion which result
from practice or other from experience”. Schunk berpendapat bahwa
belajar adalah perubahan perilaku atau kapasitas seseorang untuk
mengubah tingkah lakunya melalui latihan dan pengalaman.
Berdasarkan beberapa pengertian menurut para ahli dapat
disimpulkan belajar merupakan suatu proses perubahan yaitu perubahan
tingkah laku sebagai hasil dari interaksi dengan lingkungannya dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya. Belajar juga merupakan suatu proses
UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT….. DESIANA ANGGRI PRATIWI, FKIP UMP 2013
usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil
pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya, baik di
lingkungan masyarakat, keluarga dan sekolah.
Hasil belajar siswa yang digunakan sebagai indikator kualitas dan
kuantitas kognitif yang telah dikuasai siswa. Selain sebagai indikator
keberhasilan, prestasi juga bermanfaat sebagai umpan balik bagi guru
dalam melaksanakan proses pembelajaran sehingga dapat menentukan
langkah yang akan diambil selanjutnya. Jadi prestasi belajar adalah
hasil belajar yang telah dicapai menurut kemampuan yang dimiliki dan
ditandai dengan perkembangan serta perubahan tingkah laku pada diri
seseorang yang diperlukan dari belajar dengan waktu tertentu, prestasi
belajar ini dapat dinyatakan dalam bentuk nilai dari hasil tes atau ujian.
b. Faktor- faktor yang mempengaruhi prestasi belajar
Menurut Hamdani (2011: 139) Faktor–faktor belajar dapat
digolongkan menjadi dua jenis yaitu faktor intern dan faktor ekstern.
Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang
belajar, Sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada dari luar
individu.
1) Faktor-faktor intern terdiri dari:
a) Kecerdasan (inteligensi)
Kecerdasan adalah kemampuan belajar disertai kecakapan
untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya.
Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi-rendahnya
UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT….. DESIANA ANGGRI PRATIWI, FKIP UMP 2013
inteligensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai
dengan tingkat perkembangan sebaya.
b) Faktor Psikologis
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong
kedalam faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-
faktor itu adalah inteligensi, perhatian, minat, bakat, motif,
kematangan dan kesiapan.
(1) Inteligensi
Inteligensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis
yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke
dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif,
mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang abstrak
secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya
dengan cepat.
Inteligensi besar pengaruhnya terhadap prestasi belajar,
siswa yang mempunyai tingkat inteligensi yang tinggi akan
lebih berhasil daripada yang mempunyai inteligensi yang
rendah.
(2) Perhatian
Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang
dipertinggi, jiwa itu pun semata- mata tertuju kepada suatu
obyek (benda/hal) atau sekumpulan obyek. Untuk dapat
menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus
mempunyai perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya.
UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT….. DESIANA ANGGRI PRATIWI, FKIP UMP 2013
(3) Minat
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan.
Kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus
menerus yang disertai dengan rasa senang.
Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila
bahan belajar yang dipelajari tidak sesuai dengan minat
siswa. Siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya,
karena tidak ada daya tarik baginya.
(4) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan
itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata
sesudah belajar atau berlatih.
(5) Motif
Motif adalah daya penggerak/pendorong untuk berbuat.
Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat
mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik atau
padanya mempunyai motif untuk berpikir dan memusatkan
perhatian, merencanakan dan melaksanakan kegiatan yang
menunjang belajar.
(6) Kematangan
Kematangan adalah suatu tingkat/fase dalam
pertumbuhan seseorang, dimana alat- alat tubuhnya sudah
siap untuk melaksanakan kecakapan baru.
UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT….. DESIANA ANGGRI PRATIWI, FKIP UMP 2013
(7) Kesiapan
Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon atau
bereaksi. Kesediaan itu timbul dari dalam diri seseorang dan
juga berhubungan dengan kematangan, karena kematangan
berarti kesiapan untuk melaksanakan kecakapan. Kesiapan
perlu diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa
belajar dan padanya sudah ada kesiapan, maka hasil
belajarnya kan lebih baik.
c) Faktor Kelelahan
Kelelahan pada seseorang walaupun sulit untuk dipisahkan
tetapi dapat dibedaakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan
jasmani dan kelelahan rohani (bersifat psikis). Kelelahan jasmani
dapat terlihat lemah lunglainya tubuh dan timbul kecenderungan
untuk membaringkan tubuh. Kelelahan rohani dapat terlihat
dengan adanya kelesuan dan kebosanan, sehingga minat dan
dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Dari uraian diatas
dapatlah dimengerti bahwa kelelahan itu dapat mempengaruhi
belajar. Agar siswa belajar dengan baik harus menghindari jangan
sampai terjadi kelelahan dalam belajar.
2) Faktor-faktor Ekstern
Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap belajar, dapatlah
dikelompokan menjadi tiga yaitu :
UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT….. DESIANA ANGGRI PRATIWI, FKIP UMP 2013
a) Faktor Keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga
berupa: cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga,
suasana rumah tangga dan keadaan ekonomi rumah tangga.
b) Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang mempengaruhi belajar ini mencangkup
motode-metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa,
relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu
sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan
tugas rumah.
c) Faktor Masyarakat.
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga berpengaruh
terhadap belajar siswa. Pengaruh itu terjadi karena keberadaannya
siswa dalam masyarakat. Hasil belajar merupakan tujuan yang
akan dicapai dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar dapat
dilihat dari perubahan tingkah laku, walaupun tidak semua
perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar.
Berdasarkan dari beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi
belajar di atas, maka peneliti bersama guru ingin berusaha
meningkatkan prestasi belajar siswa dari faktor sekolah, yaitu
dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe role
playing didalam proses pembelajaran sehingga diharapkan dengan
UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT….. DESIANA ANGGRI PRATIWI, FKIP UMP 2013
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe role playing
semangat kebangsaan dan prestasi belajar siswa dapat meningkat.
2. Pendidikan Karakter
a. Pengertian Pendidikan Karakter
Menurut Gutsmann’s (Benninga, 1991:4) “moral education is a
conscious effort shared by parents, siciety, and professional educators
to help, shape the character of less well educated people” yang dalam
bahasa Indonesia berarti pendidikan moral adalah usaha sadar bersama
orang tua, masyarakat, dan pendidik profesional atau guru untuk
membantu membentuk karakter seseorang yang kurang berpendidikan.
Menurut Kemendiknas (2010: 8) Pendidikan adalah suatu usaha
masyarakat dan bangsa dalam mempersiapkan generasi mudanya bagi
keberlangsungan kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
dimasa depan. Keberlangsungan itu ditandai dengan pewarisan budaya
dan karakter yang telah dimiliki masyarakat dan bangsa. Dalam proses
pendidikan budaya dan karakter bangsa, secara aktif peserta didik
mengembangkan potensi dirinya, melakukan proses internalisasi, dan
penghayatan nilai-nilai menjadi kepribadian mereka dalam bergaul di
masyarakat, mengembangkan kehidupan masyarakat yang lebih
sejahtera, serta mengembangkan kehidupan bangsa yang bermartabat.
Di dalam penelitian ini, pendidikan karakter adalah upaya
perubahan tingkah laku atau pembentukan kepribadian seseorang dan
UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT….. DESIANA ANGGRI PRATIWI, FKIP UMP 2013
menekankan seseorang mengalami perubahan sikap kearah yang lebih
baik.
Menurut Benninga Jaques (1991: 3) berkaitan dengan pendidikan
karakter, menyatakan sebagai berikut :
School, through their structural arrangement and the behavior pattern of teachers, provide pupils with certains experiences largely unavailable in other sosial setting, and that these experiences, by virtue of their peculiar characteristics, represet conditions condusive to the acquisition of norm.
Jaques berpendapat bahwa sekolah yang mempunyai peraturan dan pola
perilaku guru yang baik, akan membawa siswa kedalam pengalaman
yang baik, dengan tempat sosial yang baik maka akan terbentuk
karakter serta perolehan norma yang baik.
b. Semangat Kebangsaan
Bangsa (nation) adalah sekumpulan manusia yang sama
bahasanya, sama adat istiadatnya, sama asal usulnya, sama
kebudayaanya, senasib dan sepenanggungan, dan tempat kediamanya
(negaranya) pun sama. Wibowo (2012: 102) menerangkan bahwa
semangat kebangsaan adalah cara berfikir, bertindak, dan berwawasan
yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan
diri dan kelompoknya. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa semangat
kebangsaan merupakan salah satu dari rasa nasionalisme. Semangat
kebangsaan juga merupakan kata yang dimengerti sebagai gerakan
untuk mendirikan atau melindungi bangsa atau tanah air. Dalam
banyak kasus identifikasi budaya nasional yang homogen itu dapat
UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT….. DESIANA ANGGRI PRATIWI, FKIP UMP 2013
dikombinasikan dengan pandangan negatif atas ras, budaya, atau bangsa
lain (asing) . Semangat kebangsaan menekankan pada identitas kolektif.
Di sini “rakyat” itu harus bersifat otonom, bersatu, dan
mengekspresikan budaya nasional yang tunggal. Identitas itu akan
sangat terasa jika kita berada di luar negeri, di mana postur tubuh,
etnisitas, ras, bahasa, agama, dan budaya kita berbeda dengan sekeliling
kita. Maka kita pun akan merasa lebih dekat dengan sebangsa kita
ketika kita berada diperantauan.
1) Tips Melatih dan Memunculkan Rasa Kebangsaan
Elfindri (2012: 148) dalam bukunya Pendidikan Karakter
Kerangka, Metode dan Aplikasi untuk Pendidik dan Profesional
mengemukakan pendapatnya bahwa rasa kebangsaan yang berisi :
cinta bangsa (dan tanah air), ingin membela bangsa, ingin
memajukan bangsa, ingin memandu bangsa kejalan yang tepat
dengan yang paling kuat adalah berani berkorban (harta dan jiwa)
demi membela bangsa. Pernyataan tersebut mengandung arti
bahwa sesorang yang memiliki rasa kebangsaan akan lebih
menjunjung tinggi nilai kebangsaan dan di dalam hatinya sudah
terpatri rasa kebangsaan yang besar.
Semangat kebangsaan secara umum melibatkan identifikasi
identitas etnis dan negara. Menurut Hyman (2002: 299) “…with
the national or patriotic idea so weak and undeveloped, it
arguably makes more sense to analyze rival ideas of the nation
UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT….. DESIANA ANGGRI PRATIWI, FKIP UMP 2013
held by the country's different ethnic groups”. Adanya semangat
kebangsaan, rakyat dapat meyakini bahwa bangsanya adalah
sangat penting. Semangat kebangsaan juga merupakan kata yang
dimengerti sebagai gerakan untuk mendirikan atau melindungi
tanah air.
Rasa kebangsaan perlu dididik dari dini paling tidak mulai
pendidikan dasar. Pada pendidikan dasar, rasa kebangsaan lebih
ditonjolkan bahwa tanah air Indonesia banyak sumber daya
alamnya dan banyak orang untuk mengelolanya untuk bahan baku
pangan dan industri. Belajar dan menjadi pandai adalah wajib.
Rasa kebangsaan dilatih melalui permainan bersama penuh
disiplin dan kebersamaan seperti: pramuka, kelompok teater anak,
palang merah, pendidikan lalu lintas, pelatihan pada perayaan dan
kegiatan hari-hari kebangsaan: 17 Agustus/Hari Kemerdekaan,
Hari Pahlawan 10 November, Hari Kebangkitan Nasional 20 Mei,
Hari Bela Negara 18 Desember, dsb.
2) Indikator Keberhasilan Karakter Semangat Kebangsaan
Menurut Hasan dalam Fitri (2012 : 39) mengemukakan ada
dua jenis indikator yang dikembangkan dalam pedoman ini.
Pertama, indikator untuk sekolah dan kelas. Kedua, indikator
untuk mata pelajaran. Indikator sekolah dan kelas adalah penanda
yang digunakan oleh kepala sekolah, guru, dan personalia sekolah
dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi sekolah
UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT….. DESIANA ANGGRI PRATIWI, FKIP UMP 2013
sebagai lembaga pelaksana pendidikan budaya dan karakter
bangsa. Indikator ini berkenaan juga dengan kegiatan sekolah
yang diprogramkan dan kegiatan sekolah sehari-hari. Indikator
mata pelajaran menggambarkan perilaku efektif seorang peserta
didik berkenaan dengan mata pelajaran tertentu, misalnya yaitu IPS.
Menurut Wibowo (2012: 102) indikator semangat
kebangsaan yang diterapkan di sekolah dan kelas antara lain:
(a) Indikator sekolah antara lain:
(1) Melakukan upacara rutin sekolah.
(2) Melakukan upacara hari-hari besar nasional.
(3) Menyelenggarakan peringatan hari kepahlawanan
nasional.
(4) Memiliki program melakukan kunjungan ke tempat
bersejarah.
(5) Mengikuti lomba – lomba hari besar nasional.
(6) Meneladani para pahlawan nasional.
(7) Memejang gambar tokoh- tokoh pahlawan.
(b) Indikator kelas antara lain:
(1) Bekerja sama dengan teman sekelas
(2) Mendiskusikan hari-hari besar nasional.
Dari bahasan di atas mengenai pendidikan karakter khususnya
tentang semangat kebangsaan sebaiknya ditanamkan sejak dini karena
UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT….. DESIANA ANGGRI PRATIWI, FKIP UMP 2013
dengan penanaman sejak dini maka peserta didik akan lebih dini
mengetahui cara menghargai bangsa dan negara.
3. Mata Pelajaran IPS di Sekolah Dasar
a. Pengertian IPS
Menurut Sapriya (2007: 40) IPS merupakan salah satu mata
pelajaran yang diberikan di tingkat SD/MI/SDLB. IPS mengkaji
seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan generalisasi yang berkaitan
dengan isu sosial dan kewarganegaraan.Pada jenjang SD/MI mata
pelajaran IPS memuat materi geografi, sejarah, dan ekonomi.Sedangkan
fungsinya adalah untuk mengembangkan pengetahuan, nilai, sikap, dan
Negara Indonesia. IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib
diberikan kepada siswa, karena melalui pembelajaran IPS siswa
diarahkan untuk menjadi warga negara Indonesia dengan baik, yaitu
demokratis, nasionalis, bertanggung jawab, dan menjunjung tinggi cinta
damai yang sangat bermanfaat bagi kehidupan
bermasyarakat,sedangkan menurut Savage (1996: 9) definisi social
studies yaitu:
Social studies in the integrated study of the social sciences and humanities to promote civic competence. Within the scool program, social studies privides coordinated, systematic study drawing upon such diciplines as anthropology, archaeology, economics, geography, history, law, philosophy, political science, psychology, religion, and sociology, as well as appropriate content from the humanities, mathematics, and natural sciences. Maknanya adalah pembelajaran sosial gabungan dari
pengetahhuan social dan kemanusiaan untuk mempromosikan
UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT….. DESIANA ANGGRI PRATIWI, FKIP UMP 2013
kompetensi kewarganegaraan. Dengan program pembelajaran sosial
sekolah, pembelajaran sosial tergambarkan dari beberapa disiplin ilmu.
Disiplin ilmu yang terkandung dalam mata pelajaran IPS memberikan
sumbangsih berupa nilai-nilai yang bermanfaat untuk bergaul dengan
masyarakat, hal tersebut diperkuat dalam pengertian dari Jarolimek
dibuku Social Studies Competencies and skills (1977: 6) ‘…. Social
studies education should and does have something to do with the
development of civic and citizenship knowledge, attitude, values, and
skills’. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa IPS adalah ilmu sosial yang
didalamnya terintegrasi berbagai macam bidang ilmu dan berfungsi
mentransmisikan nilai-nilai sosial melalui pengetahuan dan pemahaman
yang dialami seseorang sehingga bermanfaat untuk masa datang.
b. Karakteristik Mata Pelajaran IPS
Karakteristik mata pembelajaran IPS berbeda dengan disiplin
ilmu lain yang bersifat monolitik IPS merupakan integrasi dari berbagai
disiplin ilmu-ilmu sosial seperti sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi,
politik, hukum, dan budaya.
Mata pelajaran IPS memiliki beberapa karakteristik antara lain
sebagai berikut :
1) IPS merupakan gabungan dari unsur-unsur
geografi, sejarah, ekonomi, hukum, politik kewarganegaraan,
sosiologi, bahkan juga bidang humaniora, pendidikan, dan agama.
UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT….. DESIANA ANGGRI PRATIWI, FKIP UMP 2013
2) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari
struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi, yang
dikemas sedemikian rupa sehingga
menjadi pokok bahasan atau topik (tema) tertentu.
3) Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga menyangkut
berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan pendekatan
interdisipliner dan multidisipliner.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut
peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip sebab
akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan lngkungan, struktur,
proses dan masalah sosial serta upaya-upaya perjuangan hidup agar
survive seperti pemenuhan kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan
keamanan.
c. Tujuan Pembelajaran IPS
Mengenai tujuan IPS, para ahli sering mengaitkannya dengan
berbagai sudut kepentingan dan penekanan dari program pendidikan
tersebut. Tujuan lain dari pendidikan IPS adalah untuk mengembangkan
kemampuan siswa menggunakan penalaran dalam mengambil
keputusan setiap persoalan yang dihadapinya.
Tujuan utama IPS ialah untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat,
memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan
yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-
UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT….. DESIANA ANGGRI PRATIWI, FKIP UMP 2013
hari, baik yang menimpa dirinya sendiri maupun ysng menimpa
masyarakat. Tujuan tersebut dapat dicapai manakala program-program
pelajaran IPS di sekolah diorganisasikan secara baik. Dari rumusan
tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut:
1) Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap mayarakat atau
lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah
dan kebudayaan masyarakat.
2) Mengetahui dan memahami konsep dasar mampu menggunakan
metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian
dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.
3) Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta
membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang
berkembang di masyarakat.
4) Memotivasi seseorang untuk bertindak berdasarkan moral.
5) Mempersiapkan siswa menjadi warga Negara yang baik dalam
kehidupannya.
6) Menekankan perasaan, emosi, dan derajat penerimaan atau
penolakan siswa terhadap materi Pembelajaran IPS yang
diberikan.
Disamping itu, juga bertujuan sikap siswa terhadap pelajaran
berupa: penerimaan, jawaban atau sambutan, penghargaan,
pengorganisasian, karakteristik nilai, dan menceritakan.
Meskipun memiliki tujuan yang sangat mulia, kualitas
pembelajaran IPS sering kali jauh dari harapan. Guru menghadapi
UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT….. DESIANA ANGGRI PRATIWI, FKIP UMP 2013
masalah klasik, seperti rendahnya prestasi belajar dan keaktifan siswa
terhadap pelajaran IPS di sekolah. Hal ini terjadi karena para siswa
menganggap pelajaran IPS adalah pelajaran yang sulit karena banyak
materi yang harus dihafalkan.
d. Pembelajaran IPS SD menurut KTSP
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran IPS
SD kelas V Semester 2 adalah sebagai berikut:
Tabel 1.1 SK dan KD Kelas V Semester 2
Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
Menghargai peranan tokoh
pejuang dan masyarakat dalam
mempersiapkan dan
mempertahankan kemerdekaan
Indonesia
Menghargai jasa dan peranan
tokoh perjuangan dalam
memproklamasikan
kemerdekaan Indonesia
e. Materi IPS SD
Materi yang dijadikan obeyek penelitian difokuskan pada materi
Proklamasi Kemerdekan Indonesia. Materi pokok ini meliputi:
1) Peristiwa-peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus
1945
2) Tokoh-tokoh Penting dalam Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia.
4. Model Cooperatife Learning (CL)
a. Pengertian model pembelajaran kooperatif
Perkembangan model pembelajaran dari waktu ke waktu terus
mengalami perubahan. Model-model pembelajaran tradisional kini
UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT….. DESIANA ANGGRI PRATIWI, FKIP UMP 2013
mulai ditinggalkan berganti dengan model yang lebih modern. Sejalan
dengan pendekatan konstruktivisme dalam pembelajaran, salah satu
model pembelajaran yang kini banyak mendapat respon adalah model
pembeajaran cooperative atau cooperative learning.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
Cooperative Learning adalah suatu model pembelajaran sistem belajar
dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang
secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah
dalam belajar, dan dapat berpartisipasi sosial.
b. Ciri-ciri model pembelajaran kooperatif
Terdapat beberapa ciri-cri pembelajaran kooperatif menurut
Hamdani (2011: 31) yaitu sebagai berikut:
1) Setiap anggota memiliki peran.
2) Terjadi hubungan interaksi langsung diantara siswa.
3) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas cara
belajarnyadan juga teman-teman sekelompoknya.
4) Guru membantu mengembangkan ketrampilan-ketrampilan
interpersonal kelompok.
5) Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan.
c. Keuntungan Pembelajaran Kooperatif
Menurut Jarolimek (1981: 200) menjelaskan keuntungan
pembelajaran kelompok sebagai berikut: “Provide pupils with
opportunities to acquire socialization skills needed for participation in
a democratic society, make efficient use of teacher time and effort”.
UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT….. DESIANA ANGGRI PRATIWI, FKIP UMP 2013
Menurut Jarolimek, dengan berkelompok siswa akan memperoleh
ketrampilan sosial yang nantinya akan berguna di kehidupan
bermasyarakat. Selain itu dengan berkelompok akan dapat membuat
efisien waktu.
5. Metode Role playing
a. Pengertian Role playing
Menurut Sagala (2010: 213) Sosiodrama (role playing) berasal
dari kata sosio dan drama. Sosio berarti sosial menuju pada objeknya
yaitu masyarakat menunjukan pada kegiatan-kegiatan sosial, dan drama
berarti mempertunjukan, mempertontonkan atau memperlihatkan.
Menurut fannie dan Geore (Calhoun, 2000:59 )
in role playing , students explore human relations problems by enacting problem situations and then discussing the enactments. Together, students can explore feelings, attitudes, values and problem solving strategies
Metode sosio drama berarti cara menyajikan bahan pelajaran
dengan mempertunjukan, mempertontonkan atau mendramatisasikan
cara tingkah laku dalam hubungan sosial. Jadi sosiodaram ialah metode
mengajar yang dalam pelaksanaannya siswa mendapat tugas dari guru
untuk mendramatisasikan suatu situasi sosial yang mengandung suatu
problem, agar peserta didik dapat memecahkan suatu masalah yang
Berdasarkan berbagai sumber diatas Role playing dapat diartikan
suatu metode pembelajaran yang berusaha melibatkan siswa dalam
situasi tertentu. Situasi yang digambarkan dalam metode Role playing
adalah situasi yang diangkat dari permasalahan sosial.
UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT….. DESIANA ANGGRI PRATIWI, FKIP UMP 2013
b. Tujuan yang diharapkan dengan penggunaan metode Role playing
antara lain:
1) Agar siswa dapat menghayati dan menghargai perasaan orang
lain.
2) Dapat belajar bersama membagi tanggung jawab.
3) Dapat belajar bersama mengambil keputusan dalam situasi
kelompok secara spontan.
4) Merangsang kelas untuk berpikir dan memecahkan masalah.
Tujuan Role playing menurut Savage (1996: 212) “Role playing
serves several purpose that are consistent with objectives of the
elementary social studies program. The technique can help learners do
the following”. atau
1) Develop their interpersonal relations skills (mengembangkan
hubungan interpersonal keterampilan)
2) Appreciate perspectives of others (Menghargai perspektif lain)
3) Recognize perspectives of others (Mengenali perspektif lain).
4) Recognize the impact of one person’s decisions on others
(Mengenali dampak dari satu keputusan pada orang lain)
5) Master academic content by replicating roles of people who
participated in real (Guru akademik berperan sebagai replikasi
dari orang-orang yang berpartisipasi dalam kehidupan nyata).
Role playing disesesuaikan untuk digunakan pelajar di semua kelas
tingkat dasar. Itu dimulai dengan permasalahan. Kita sering
menemukan permasalahan yang berguna untuk memperkenalkan murid
UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT….. DESIANA ANGGRI PRATIWI, FKIP UMP 2013
sampai dengan teknik mereka untuk menyampaikan situasi mereka
sekarang atau hubungan keluarga mereka yang mungkin sedang
hadapi.
c. Langkah- langkah menggunakan metode Role playing
Menurut Taniredja (2011: 107) menyatakan:
1) Guru menyusun atau menyiapkan sekenario yang akan
ditampilkan.
2) Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari sekenario dalam
waktu beberapa hari sebelum KBM.
3) Guru membentuk kelompok siswa yang anggotanya 5 anak
4) Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai.
5) Memanggil para siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan
sekenario yang sudah dipersiapkan.
6) Masing masing siswa berada di kelompoknya sambil mengamati
sekenrio yang sedang diperagakan.setalah selesai ditampilkan,
masing-masing kelompok diberikan lembar kerja untuk
membahas.
7) Masing-masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulanya.
8) Guru memberikan kesimpulan secara umum.
9) Evaluasi.
10) Penutup.
d. Kelebihan dan kelemahan metode pembelajaran Role Playing
Calhoun (2000:60) berpendapat mengenai kelebihan atau
keunggulan metode role playing ini yaitu:
1) Explore their feelings
2) Gain insight into their attitudes, values, and perceptions
3) Develop their problem solving skills and attitudes
4) Explore subject matter in varied ways
UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT….. DESIANA ANGGRI PRATIWI, FKIP UMP 2013
Dalam bahasa Indonesia berarti:
1) Mengeksploras perasaan mereka
2) Memperoleh pengertian yang mendalam mengenai sikap, nilai,
dan pemahaman mereka
3) Mengembangkan masalah dan menyelesaikannya dengan
kemampuan dan sikap
4) Menemukan banyak cara dalam menyelesaikan masalah
Melihat kelebihan dari metode role playing ini maka dapat
diterapkan untuk meningkatkan semangat kebangsaan dan prestasi
belajar peserta didik. Namun di sisi lain metode ini juga memiliki
kelemahan yaitu:
1) Pengetahuan tidak luas hanya berkutat pada pengetahuan sekitar
siswa.
2) Pembelajaran dengan model ini kurang efektif karena
membutuhkan waktu yang relativ lama.
B. Penelitian Yang Relevan
Adapun penelitian terdahulu yang pernah dilakukan, yaitu : Penelitian
oleh I Nyoman Arda Tri Natha dari Universitas Mataram, dengan judul
penelitian “Penerapan Metode Bermain Peran (Role playing) Untuk
Meningkatkan Keterampilan Berbicara Kelas VB SDN 16 Cakranegara
Tahun Pelajaran 2012/2013”. Penelitian tersebut dilaksanakan dalam dua
siklus, jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang terdiri dari
data aktivitas siswa, aktivitas guru, dan data hasil bermain peran siswa.
UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT….. DESIANA ANGGRI PRATIWI, FKIP UMP 2013
Berdasarkan hasil analisis data, rata-rata tes hasil belajar siswa dari 28 siswa
adalah sebesar 70 pada siklus I, sedangkan 75,62 pada siklus II. Ketuntasan
belajar siswa berturut-turut dari siklus I sebesar 66,67%, dan siklus II sebesar
91,66%. Hasil ini menunjukkan penerapan metode bermain peran untuk
meningkatkan keterampilan berbicara pada siswa kelas VB SDN 16
Cakranegara tahun ajaran 2012/2013 dapat dicapai. (Jurnal Penelitian
Pendidikan Vol. 1 No 1. 2012)
http://www.fkip-unram.ac.id/ejurnal/index.php/pgsd/article/view/108.
C. Kerangka Berpikir.
Hambatan yang sering ditemukan di dalam pembelajaran IPS adalah
rendahnya sikap semangat kebangsaan dan prestasi belajar siswa dan adanya
sikap siswa yang meremehkan kegiatan pembelajaran IPS di sekolah.
Masalah yang muncul pada pembelajaran IPS adalah penerapan metode,
pembelajaran yang kurang sesuai, serta belum terciptanya suasana yang
menyenangkan dalam kegiatan pembelajaran. Hal itu tentunya sangat
berpengaruh terhadap pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan
oleh guru. Oleh karena itu perlu adanya perubahan di dalam kegiatan
pembelajaran IPS yaitu dengan memilih metode yang tepat dalam kegiatan
pembelajaran IPS.
Penerapan tipe Role playing merupakan salah satu wujud aplikasi
pembelajaran bermakna dalam mata pelajaran IPS. Melalui metode ini siswa
dilibatkan secara langsung baik aspek fisik, emosional dan intelektualnya.
Alur kerangka berpikir dapat digambarkan secara praktis mengenai penerapan
UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT….. DESIANA ANGGRI PRATIWI, FKIP UMP 2013
tipe Role playing untuk meningkatkan prestasi belajar siswa dapat di lihat
pada gambar 2.1, sebagai berikut :
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir
Kondisi Awal
Guru sebelum menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe role playing
Pembelajaran masih bersifat teacher
center, akibatnya prestasi belajar siswa rendah
Tindakan Dalam pembelajaran Guru menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe role playing
Siklus I
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe role playing dapat
meningkatkan sikap semangat kebangsaan dan prestasi belajar
IPS kelas V SDN 1 Kebutuhjurang.
Kondisi Akhir Siklus II
UPAYA MENINGKATKAN SEMANGAT….. DESIANA ANGGRI PRATIWI, FKIP UMP 2013