36
8 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Partisipasi Belajar a. Pengertian Partisipasi Belajar Proses pembelajaran dengan melibatkan siswa dapat berdampak baik bagi siswa itu sendiri. Keterlibatan siswa dapat menjadi lebih bermakna manakala guru sebagai fasilitator di kelas mampu mengemas pembelajaran menjadi lebih menarik. Rusman (2013: 323) menyatakan bahwa partisipasi belajar yaitu pembelajaran yang melibatkan siswa dalam kegiatan pembelajaran secara optimal. Pembelajaran ini menitikberatkan pada keterlibatan siswa pada kegiatan pembelajaran (child, center/student, center) bukan pada dominasi guru dalam penyampaian materi pelajaran (teacher center). Pembelajaran akan lebih bermakna bila siswa diberikan kesempatan untuk berpartisipasi dalam berbagai aktivitas kegiatan pembelajaran, sementara guru berperan sebagai fasilitator dan mediator sehingga siswa mampu berperan dan berpartisipasi aktif dalam mengaktualisasikan kemampuannya di dalam dan di luar kelas. Partisipasi belajar juga menekankan pada komunikasi yang baik antara guru dan siswa, atau siswa dengan siswa. Keduanya akan terlibat manakala guru mampu membuat suasana pembelajaran di kelas dapat meningkatkan partisipasi belajar siswa. Sardiman (2016: 7) menyatakan Upaya Meningkatkan Partisipasi..., Tri Adhana Ayu Pangesti, FKIP UMP, 2018

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Partisipasi Belajar a. Pengertian Partisipasi Belajarrepository.ump.ac.id/8103/3/TRI ADHANA AYU PANGESTI BAB... · 2018-11-16 · mengikuti kegiatan belajar

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Partisipasi Belajar a. Pengertian Partisipasi Belajarrepository.ump.ac.id/8103/3/TRI ADHANA AYU PANGESTI BAB... · 2018-11-16 · mengikuti kegiatan belajar

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Deskripsi Teori

1. Partisipasi Belajar

a. Pengertian Partisipasi Belajar

Proses pembelajaran dengan melibatkan siswa dapat berdampak

baik bagi siswa itu sendiri. Keterlibatan siswa dapat menjadi lebih

bermakna manakala guru sebagai fasilitator di kelas mampu mengemas

pembelajaran menjadi lebih menarik. Rusman (2013: 323) menyatakan

bahwa partisipasi belajar yaitu pembelajaran yang melibatkan siswa

dalam kegiatan pembelajaran secara optimal. Pembelajaran ini

menitikberatkan pada keterlibatan siswa pada kegiatan pembelajaran

(child, center/student, center) bukan pada dominasi guru dalam

penyampaian materi pelajaran (teacher center). Pembelajaran akan

lebih bermakna bila siswa diberikan kesempatan untuk berpartisipasi

dalam berbagai aktivitas kegiatan pembelajaran, sementara guru

berperan sebagai fasilitator dan mediator sehingga siswa mampu

berperan dan berpartisipasi aktif dalam mengaktualisasikan

kemampuannya di dalam dan di luar kelas.

Partisipasi belajar juga menekankan pada komunikasi yang baik

antara guru dan siswa, atau siswa dengan siswa. Keduanya akan terlibat

manakala guru mampu membuat suasana pembelajaran di kelas dapat

meningkatkan partisipasi belajar siswa. Sardiman (2016: 7) menyatakan

Upaya Meningkatkan Partisipasi..., Tri Adhana Ayu Pangesti, FKIP UMP, 2018

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Partisipasi Belajar a. Pengertian Partisipasi Belajarrepository.ump.ac.id/8103/3/TRI ADHANA AYU PANGESTI BAB... · 2018-11-16 · mengikuti kegiatan belajar

9

bahwa komunikasi yang berpangkal pada perkataan communicate

berarti berpartisipasi, memberitahukan, dan menjadi milik bersama.

Dengan demikian, secara konseptual arti komunikasi itu sendiri sudah

mengandung pengertian-pengertian memberitahukan (dan

menyebarkan) berita, pengetahuan, pikiran-pikiran, nilai-nilai dengan

maksud untuk menggugah partisipasi agar hal-hal yang diberitahukan

itu menjadi milik bersama. Jelaslah tujuan dari komunikasi dan

interaksi, sebenarnya untuk mencapai persetujuan mengenai sesuatu

pokok ataupun masalah yang merupakan kepentingan bersama.

Komunikasi dan interaksi yang diciptakan guru untuk melibatkan

siswa saat aktivitas pembelajaran sangat penting. Hal itu penting,

karena hubungan antara guru dan siswa merupakan salah satu upaya

menciptakan suasana belajar yang aktif. Suryosubroto (2009: 147)

menyatakan bahwa interaksi edukatif adalah hubungan timbal balik

antara guru (pendidik) dan peserta didik (murid), dalam suatu sistem

pengajaran. Interaksi edukatif merupakan faktor penting dalam usaha

mencapai terwujudnya situasi belajar dan mengajar yang baik dalam

kegiatan pendidikan dan pengajaran sehingga tujuan proses mengajar

dan belajar yang baik dalam kegiatan pendidikan dan pengajaran

memerlukan usaha terciptanya interaksi yang baik pula antara guru

(pendidik) yang mengajar dan peserta didik (murid) yang belajar.

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa

partisipasi belajar adalah pembelajaran yang melibatkan siswa di kelas

dengan memberikan kesempatan kepada siswa dalam berbagai aktifitas

Upaya Meningkatkan Partisipasi..., Tri Adhana Ayu Pangesti, FKIP UMP, 2018

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Partisipasi Belajar a. Pengertian Partisipasi Belajarrepository.ump.ac.id/8103/3/TRI ADHANA AYU PANGESTI BAB... · 2018-11-16 · mengikuti kegiatan belajar

10

belajar yang mengandung pengertian-pengertian, memberitahukan

berita, pengetahuan, pikiran-pikiran, nilai-nilai untuk menggugah

partisipasi belajar siswa. Dalam pembelajaran yang menuntut partisipasi

siswa, guru hanya berperan sebagai fasilitator dan mediator agar dalam

proses pembelajaran siswa mampu berperan seutuhnya dalam

mengembangkan kemampuan yang ia miliki. Pembelajaran yang

melibatkan siswa merupakan faktor penting demi terwujudnya situasi

dan kondisi belajar yang baik, sehingga tujuan akhir dalam

pembelajaran akan berhasil. Untuk itu diperlukan kerjasama yang baik

pula antara guru dengan siswa untuk menciptakan suasana belajar yang

mendukung dalam proses pembelajaran di kelas.

b. Indikator Partisipasi Belajar

Partisipasi belajar sangat penting yaitu untuk menciptakan

pembelajaran yang aktif dan menyenangkan. Sudjana (Taniredja, 2010:

97) mengemukakan bahwa partisipasi yang perlu diamati dalam

membuat pedoman aktivitas siswa yaitu:

1) Memberikan pendapat untuk pemecahan masalah.

2) Memberikan tanggapan terhadap pendapat orang 1ain.

3) Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru.

4) Motivasi dalam mengerjakan tugas.

5) Toleransi dan mau menerima pendapat orang lain

6) Mempunyai tanggung jawab sebagai anggota kelompok

Partisipasi belajar merupakan salah satu kegiatan aktif dalam

pembelajaran yang dilakukan bersama-sama baik dengan guru dengan

siswa maupun antar siswa. Keduanya secara aktif ikut terlibat dalam

proses pembelajaran, dimana dalam partisipasi belajar siswa lebih

Upaya Meningkatkan Partisipasi..., Tri Adhana Ayu Pangesti, FKIP UMP, 2018

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Partisipasi Belajar a. Pengertian Partisipasi Belajarrepository.ump.ac.id/8103/3/TRI ADHANA AYU PANGESTI BAB... · 2018-11-16 · mengikuti kegiatan belajar

11

dominan dari guru. Di samping itu, peran guru hanya sebagai fasilitator

dan membantu siswa agar tujuan dari pembelajaran tercapai.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa seorang

siswa harus berani mengemukakan pendapat, memberikan tanggapan

terhadap pendapat orang lain, serta bersedia menerima pendapat dari

orang lain. Partisipasi yang ditunjukkan siswa melalui indikator tersebut

mendorong siswa untuk memiliki rasa tanggung jawab dalam tugas

yang diberikan guru serta sebagai anggota kelompok.

2. Prestasi Belajar

a. Pengertian Belajar

Perubahan pola berpikir, dan perubahan tingkah laku pada siswa

merupakan kegiatan dari belajar. Sardiman (2016: 21) menyatakan

bahwa belajar adalah berubah. Dalam hal ini, yang dimaksudkan belajar

berarti usaha mengubah tingkah laku. Belajar akan membawa suatu

perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan tidak hanya

berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk

kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak,

penyesuaian diri. Jelaslah menyangkut segala aspek organisme dan

tingkah laku pribadi seseorang. Dengan demikian, dapat dikatakan

bahwa belajar itu sebagai rangkaian kegiatan jiwa raga, psiko-fisik

untuk menuju ke perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang

berarti menyangkut unsur cipta, rasa dan karsa, ranah kognitif, afektif,

dan psikomotorik.

Upaya Meningkatkan Partisipasi..., Tri Adhana Ayu Pangesti, FKIP UMP, 2018

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Partisipasi Belajar a. Pengertian Partisipasi Belajarrepository.ump.ac.id/8103/3/TRI ADHANA AYU PANGESTI BAB... · 2018-11-16 · mengikuti kegiatan belajar

12

Belajar terjadi karena individu berinteraksi dengan

lingkungannya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial.

Sudjana dalam Ruhimat (2013:127) menyatakan bahwa belajar pada

hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di

sekitar individu. Belajar dapat dipandang sebagai proses yang diarahkan

kepada tujuan dan proses berbuat melalui berbagai pengalaman. Belajar

juga merupakan proses melihat, mengamati dan memahami sesuatu.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar

adalah suatu proses interaksi untuk mewujudkan suatu usaha mengubah

tingkah laku individu dalam belajar. Belajar juga berdampak pada

perubahan individu yang belajar melalui berbagai macam pengalaman

di sekitarnya dengan proses melihat, mengamati dan memahami

sesuatu. Dalam hal ini, belajar tidak hanya mentransfer pengetahuan

saja, akan tetapi belajar juga merambah dalam berbagai bentuk

kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak,

penyesuaian diri. Belajar menyangkut segala aspek organisme dan

tingkah laku pribadi seseorang dan belajar sangatlah penting bagi

siapapun yang ingin belajar, karena dengan belajar tidak hanya

menambah pengetahuan saja, akan tetapi dengan belajar juga akan

mengasah kemampuan kita yang lain.

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku seseorang dari

yang tidak bisa menjadi bisa, dari yang tidak tahu menjadi tahu, dan

Upaya Meningkatkan Partisipasi..., Tri Adhana Ayu Pangesti, FKIP UMP, 2018

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Partisipasi Belajar a. Pengertian Partisipasi Belajarrepository.ump.ac.id/8103/3/TRI ADHANA AYU PANGESTI BAB... · 2018-11-16 · mengikuti kegiatan belajar

13

didalamnya terdapat berbagai faktor-faktor yang mempengaruhi dalam

belajar. Slameto (2010: 54) mengemukakan bahwa faktor- faktor yang

mempengaruhi belajar digolongkan menjadi dua, yaitu faktor intern dan

faktor ekstern. Faktor intern yaitu faktor yang timbul dari dalam diri

individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern yaitu faktor

yang ada di luar individu.

Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang

sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar

individu. Faktor intern terdiri dari tiga yaitu faktor jasmaniah, faktor

psikologis, dan faktor kelelahan. Faktor jasmaniah terdiri faktor

kesehatan, dan cacat tubuh. Faktor psikologis terdiri dari inteligensi,

perhatian, minat, bakat, motif, kematangan, kesiapan. Faktor kelelahan

terdiri dari kelelahan jasmani dan kelelahan rohani, sedangkan faktor-

faktor ekstern terdiri dari faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor

masyarakat. Faktor keluarga terdiri dari cara orang tua mendidik, relasi

antaranggota keluarga, suasana rumah dan keadaan ekonomi keluarga.

Kemudian faktor sekolah terdiri dari metode mengajar, kurikulum,

relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,

alat pelajaran, waktu sekolah, standar pelajaran di atas ukuran, keadaan

gedung, metode belajar dan tugas rumah, sedangkan faktor masyarakat

terdiri dari kegiatan siswa dalam masyarakat, media massa, teman

bergaul, dan bentuk kehidupan masyarakat

Upaya Meningkatkan Partisipasi..., Tri Adhana Ayu Pangesti, FKIP UMP, 2018

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Partisipasi Belajar a. Pengertian Partisipasi Belajarrepository.ump.ac.id/8103/3/TRI ADHANA AYU PANGESTI BAB... · 2018-11-16 · mengikuti kegiatan belajar

14

Faktor-faktor tersebut mempengaruhi aktivitas siswa dalam

belajar. Jika faktor tersebut timbul pada siswa, maka faktor tersebut

dapat mengganggu siswa dalam belajar dan sangat berpengaruh

terhadap apa yang akan siswa peroleh. Untuk menghindarkan faktor-

faktor tersebut pada siswa maka diperlukan perhatian khusus baik dari

orang tua, guru, maupun lingkungan masyarakat agar belajar siswa

menjadi lebih maksimal

c. Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi belajar di bidang pendidikan adalah hasil dari

pengukuran terhadap siswa yang meliputi faktor kognitif, afektif, dan

psikomotorik setelah mengikuti proses pembelajaran yang diukur

dengan menggunakan instrumen tes atau instrumen yang relevan.

Prestasi belajar yaitu hasil belajar yang diperoleh siswa selama ia

mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas dan dinyatakan dalam

bentuk simbol, huruf, angka atau kalimat.

Prestasi belajar yang diperoleh siswa didapatkan saat ia mengikuti

proses kegiatan mengajar selama satu semester dan hasil yang di

peroleh menunjukkan perubahan hasil belajar siswa, tingkah laku serta

pengetahuannya. Hamdani (2010: 138) mengemukakan makna kata

prestasi dan belajar. Prestasi pada dasarnya hasil yang diperoleh dari

suatu aktivitas. Adapun belajar pada dasarnya adalah suatu proses yang

mengakibatkan perubahan dalam diri individu yaitu perubahan tingkah

laku. Dengan demikian prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh

Upaya Meningkatkan Partisipasi..., Tri Adhana Ayu Pangesti, FKIP UMP, 2018

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Partisipasi Belajar a. Pengertian Partisipasi Belajarrepository.ump.ac.id/8103/3/TRI ADHANA AYU PANGESTI BAB... · 2018-11-16 · mengikuti kegiatan belajar

15

berupa kesan-kesan yang rnengakibatkan perubahan dalam diri individu

sebagai hasil dari aktivitas dan belajar. Mulyasa (2013:189)

mengemukakan bahwa prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh

seseorang setelah menempuh kegiatan belajar sedangkan belajar pada

hakikatnya merupakan usaha sadar yang dilakukan seseorang untuk

memenuhi kebutuhannya. Setiap kegiatan belajar yang dilakukan

peserta didik akan menghasilkan prestasi belajar berupa perubahan-

perubahan perilaku yang oleh Bloom dan kawan-kawan dikelompokkan

ke dalam kawasan kognitif, afektif dan psikomotorik.

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan

bahwa prestasi belajar adalah usaha yang dilakukan seseorang ketika ia

mengikuti kegiatan belajar dan memperoleh hasil yang baik melalui

serangkaian aktivitas belajar untuk membentuk perubahan-perubahan

dalam diri individu baik dari ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.

Prestasi belajar itu sendiri merupakan hasil usaha dari peserta didik

selama ia mengikuti proses kegiatan belajar di kelas di mana prestasi

belajar itu di dapatkan dari penilaian usaha belajar yang dinyatakan

dalam bentuk simbol, huruf maupun kalimat yang menceritakan hasil

yang sudah dicapai oleh setiap anak pada periode tertentu. Prestasi

belajar yang baik sangat berpengaruh pada peserta didik untuk

mendorong motivasi belajar siswa agar kelak dalam belajar ia mampu

meningkatkan hasil belajar sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Upaya Meningkatkan Partisipasi..., Tri Adhana Ayu Pangesti, FKIP UMP, 2018

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Partisipasi Belajar a. Pengertian Partisipasi Belajarrepository.ump.ac.id/8103/3/TRI ADHANA AYU PANGESTI BAB... · 2018-11-16 · mengikuti kegiatan belajar

16

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Cronbach (Zainal Arifin,

2013:13) bahwa:

"Kegunaan prestasi belajar banyak ragamnya, antara lain sebagai

umpan balik bagi guru dalam mengajar, untuk keperluan

diagnostik, untuk keperluan bimbingan dan penyuluhan, untuk

keperluan seleksi, untuk keperluan penempatan atau penjurusan,

untuk menentukan isi kurikulum dan untuk menentukan kebijakan

sekolah".

Kegunaan prestasi belajar juga mempermudah guru dalam melihat

hasil yang dicapai oleh siswa selama mengikuti proses pembelajaran.

Hasil belajar yang diperoleh nantinya akan di evaluasi oleh guru untuk

dikaji dan dianalisis lebih dalam lagi. Disamping itu prestasi belajar

juga dapat mengukur tingkat keberhasilan belajar yang dicapai. Prestasi

belajar yang diraih siswa juga sebagai tolak ukur untuk melihat tingkat

perkembangan siswa dalam belajar. Guru juga menganalisis prestasi

belajar yang dicapai oleh siswa. Oleh karena itu prestasi belajar menjadi

bagian yang paling penting dalam melihat keberhasilan siswa selama ia

mengikuti proses pembelajaran di kelas.

Pada prinsipnya pengungkapan hasil belajar ideal meliputi

segenap ranah psikologis yang berubah sebagai akibat pengalaman dan

proses belajar siswa. Namun demikian, pengungkapan perubahan

tingkah laku seluruh ranah itu, khususnya ranah rasa murid sangat sulit.

Hal ini disebabkan perubahan hasil belajar itu ada yang bersifat

intangible (tak dapat diraba). Hal ini yang dapat dilakukan guru adalah

hanya mengambil cuplikan perubahan tingkah laku yang dianggap

penting dan diharapkan dapat mencerminkan perubahan yang terjadi

sebagai hasil belajar siswa baik yang berdimensi cipta dan rasa maupun

Upaya Meningkatkan Partisipasi..., Tri Adhana Ayu Pangesti, FKIP UMP, 2018

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Partisipasi Belajar a. Pengertian Partisipasi Belajarrepository.ump.ac.id/8103/3/TRI ADHANA AYU PANGESTI BAB... · 2018-11-16 · mengikuti kegiatan belajar

17

yang berdimensi karsa. Muhibbin (2014: 148) mengemukakan untuk

memperoleh ukuran dan data hasil belajar siswa sebagaimana yang

terurai di atas adalah mengetahui garis-garis besar indikator (penunjuk

adanya prestasi tertentu) dikaitkan dengan jenis prestasi yang hendak

diungkapkan atau diukur. Berikut adalah indikator prestasi belajar

menurut Taksonomi Bloom akan dijelaskan sebagai berikut:

Tabel 2.1

Jenis, Indikator, dan Cara Evaluasi Prestasi

Ranah/Jenis

Prestasi Indikator

Cara

Evaluasi

A. Ranah Cipta (Kognitif)

1. Pengamatan

1. Dapat menunjukkan

2. Dapat membandingkan

3. Dapat menghubungkan

1 Tes Lisan

2.Tes tertulis

3. Observasi

2. Ingatan

1. Dapat menyebutkan

2. Dapat menunjukkan

1. Tes Lisan

2. Tes tertulis

3. Observasi

3. Pemahaman 1. Dapat menjelaskan

2. Dapat mendefinisikan dengan

lisan sendiri

1. Tes lisan

2. Tes tertulis

4. Penerapan

1. Dapat memberikan contoh

2. Dapat menggunakan secara

tepat

1. Tes tertulis

2. Pemberian

tugas

3. Observasi

5. Analisis

(pemeriksaan

dan pemilihan

secara teliti)

1. Dapat menguraikan

2. Dapat

mengklasifikasikan/memilah-

milah

1. Tes tertulis

2. Pemberian

tugas

6. Sintesis

(membuat

panduan baru

dan utuh)

1. Dapat menghubungkan

2. Dapat menyimpulkan

3. Dapat menggeneralisasikan

(membuat prinsip umum)

1. Tes tertulis

2. Pemberian

tugas

B. Ranah Rasa (Afektif)

1. Penerimaan

1. Menunjukkan sikap

menerima

2. Menunjukkan sikap menolak

1. Tes tertulis

2. Tes skala sikap

3. Observasi

2 Sambutan

1. Kesediaan

berpartisipasi/terlibat

1. Tes skala sikap

2. Pemberian

Upaya Meningkatkan Partisipasi..., Tri Adhana Ayu Pangesti, FKIP UMP, 2018

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Partisipasi Belajar a. Pengertian Partisipasi Belajarrepository.ump.ac.id/8103/3/TRI ADHANA AYU PANGESTI BAB... · 2018-11-16 · mengikuti kegiatan belajar

18

Ranah/Jenis

Prestasi Indikator

Cara

Evaluasi

2. Kesediaan memanfaatkan

tugas

3. Observasi

3. Apresiasi

(sikap

menghargai)

1. Menganggap penting dan

bermanfaat

2. Menganggap indah dan

hamonis

3. Mengagumi

1. Tes skala

penilaian/sikap

2. Pemberian

tugas

3. Observasi

4. Internalisasi

(Pendalaman)

1. Mengakui dan menyakini

2. Mengingkari

1. Tes skala sikap

2. Pemberian

tugas ekspresif

(yang

menyatakan

sikap) dan

proyektif(yang

menyatakan

perkiraan/rama

lan)

3. Observasi

5. Karakterisasi

(penghayatan)

1. Melembagakan atau

meniadakan

2. Menjelmakan dalam pribadi

dan perilaku sehari-hari

1. Pemberian

tugas ekspresif

dan proyektif

2. Observasi

C. Ranah Karsa (Psikomotor)

1. Keterampilan

bergerak dan

bertindak

l. Mengkoordinasikan gerak

mata, tangan, kaki, dan

anggota tubuh lainnya

1. Observasi

2. Tes tindakan

2. Kecakapan

ekspresi

verbal non

verbal

l.Mengucapkan

2.Membuat mimik dan gerakan

jasmani

1. Tes lisan

2. Observasi

3. Tes tindakan

(Muhibbin, 2014: 148)

3. Model Pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

a. Pengertian model Pembelajaran Berbasis Masalah (PBL)

Pembelajaran berbasis masalah didasarkan oleh teori belajar

Konstruktivisme Piaget. Hariyanto&Suyono (2014:106)

mengemukakan bahwa pembelajar mengkonstruk sendiri realitasnya

Upaya Meningkatkan Partisipasi..., Tri Adhana Ayu Pangesti, FKIP UMP, 2018

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Partisipasi Belajar a. Pengertian Partisipasi Belajarrepository.ump.ac.id/8103/3/TRI ADHANA AYU PANGESTI BAB... · 2018-11-16 · mengikuti kegiatan belajar

19

atau paling tidak menerjemahkannya berlandaskan persepsi tentang

pengalamannya sehingga pengetahuan individu adalah sebuah fungsi

dari pengalaman sebelumnya juga struktur mentalnya yang kemudian

digunakannya untuk menerjemahkan objek-objek serta kejadian-

kejadian baru. Teori konstruktivisme pengetahuan tidak dapat ditransfer

begitu saja dari pikiran guru kepada pikiran siswa akan tetapi siswa

harus aktif secara mental membangun struktur pengetahuannya

berdasarkan kematangan kognitif yang dimilikinya.

Perspektif kognitif-konstruktivis yang menjadi landasan PBL

banyak meminjam pendapat Piaget. Arends (2008: 47) mengemukakan

bahwa pelajar dengan umur berapa pun terlihat secara aktif dalam

proses mendapatkan informasi dan mengonstruksikan pengetahuannya

sendiri. Pengetahuan tidak statis tetapi berevolusi dan berubah secara

konstan selama pelajar mengonstruksikan pengalaman-pengalaman

baru yang memaksa mereka untuk mendasarkan diri dan memodifikasi

pengetahuan sebelumnya.

Arends (2008: 47) menyatakan pedagogi yang baik itu:

"harus melibatkan penyodoran berbagai situasi dimana anak bisa

bereksperimen yang dalam artinya yang paling luas

mengujicobakan berbagai hal untuk melihat apa yang terjadi,

memanipulasi benda-benda; memanipulasi simbol-simbol;

melontarkan pertanyaan dan mencari jawabannya

sendiri;merekonsiliasi apa yang ditemukannya pada suatu waktu

dengan apa yang ditemukannya pada waktu yang lain;

membandingkan temuannya dengan temuan anak-anak lain"

Bern & Erickson dalam (Komalasari, 2010: 59) mengemukakan

bahwa pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning)

Upaya Meningkatkan Partisipasi..., Tri Adhana Ayu Pangesti, FKIP UMP, 2018

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Partisipasi Belajar a. Pengertian Partisipasi Belajarrepository.ump.ac.id/8103/3/TRI ADHANA AYU PANGESTI BAB... · 2018-11-16 · mengikuti kegiatan belajar

20

merupakan strategi pembelajaran yang melibatkan siswa dalam

memecahkan masalah dengan mengintegrasikan berbagai konsep dan

keterampilan dari berbagai disiplin ilmu. Strategi ini meliputi

mengumpulkan dan menyatukan informasi dan mempresentasikan

penemuan. Lingkungan belajar yang harus disiapkan dalam PBM

adalah lingkungan belajar yang terbuka, menggunakan proses

demokrasi dan menekankan pada peran aktif siswa. Seluruh proses

membantu siswa untuk menjadi mandiri dan otonom yang percaya pada

keterampilan intelektual mereka sendiri. Lingkungan belajar

menekankan pada peran sentral siswa bukan pada guru.

Model Problem Based Learning membantu dalam memecahkan

suatu permasalahan dan seluruh proses tersebut juga membantu siswa

untuk lebih mandiri dan percaya pada kemampuan kognitif mereka

sendiri. Dalam hal ini pembelajaran menggunakan model PBL

mengintegrasikan antara keterampilan yang dimiliki siswa dengan

pemahaman siswa dalam memecahkan masalah di lingkungannya.

Selain itu terdapat faktor yang mendukung dalam model ini yaitu faktor

lingkungan belajar. Lingkungan belajar menekankan pada peran sentral

siswa bukan pada guru. Untuk itu pembelajaran menggunakan model

Problem Based Learning merupakan suatu model dengan menekankan

proses pembelajaran dengan melibatkan siswa dalam belajar (Student

Centred Learning) yang diharapkan dapat memberikan kesempatan

kepada siswa untuk membangun pengetahuannya sendiri sehingga

Upaya Meningkatkan Partisipasi..., Tri Adhana Ayu Pangesti, FKIP UMP, 2018

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Partisipasi Belajar a. Pengertian Partisipasi Belajarrepository.ump.ac.id/8103/3/TRI ADHANA AYU PANGESTI BAB... · 2018-11-16 · mengikuti kegiatan belajar

21

mereka akan memperoleh pemahaman yang mendalam dan pada

akhirnya dapat meningkatkan kualitas siswa.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning

merupakan salah satu model yang digunakan dalam proses

pembelajaran dengan memunculkan masalah-masalah dan setiap siswa

dengan umur berapa pun terlibat secara aktif dan diberikan kesempatan

untuk memecahkan masalah tersebut sesuai dengan solusi yang ia

miliki. Pembelajaran PBL juga menekankan peran aktif siswa dalam

proses pembelajaran dengan guru sebagai fasilitator serta membimbing

siswa dalam kegiatan investigasi siswa ketika mereka memecahkan

masalah tersebut. Pemecahan masalah yang harus dipecahkan

berdasarkan dengan pengetahuan yang mereka miliki dan harus

pembelajar harus mengkonstruksi sendiri realitasnya atau paling tidak

menerjemahkan sesuai dengan kemampuan yang ia miliki

b. Tujuan Model Problem Based Learning (PBL)

Pembelajaran berbasis masalah tidak dirancang untuk membantu

guru memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa akan

tetapi pembelajaran berbasis masalah ini membantu siswa untuk

berpikir secara kritis berdasarkan masalah tertentu. Menurut Arends

(2008: 43) pembelajaran berbasis masalah memiliki tujuan sebagai

berikut:

1) Keterampilan berpikir dan keterampilan pemecahan masalah.

Upaya Meningkatkan Partisipasi..., Tri Adhana Ayu Pangesti, FKIP UMP, 2018

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Partisipasi Belajar a. Pengertian Partisipasi Belajarrepository.ump.ac.id/8103/3/TRI ADHANA AYU PANGESTI BAB... · 2018-11-16 · mengikuti kegiatan belajar

22

Berpikir adalah kemampuan untuk menganalisis,

mengkritik dan mencapai kesimpulan berdasarkan inferensi atau

judgement yang baik. Keterampilan berpikit tingkat tinggi tidak

dapat diajarkan dengan menggunakan pendekatan-pendekatan

yang dirancang untuk mengajarkan ide-ide dan keterampilan

konkrit

2) Meniru peran orang dewasa

PBL juga bermaksud membantu siswa untuk perform di

berbagai situasi kehidupan nyata dan mempelajari peran-peran

orang dewasa yang penting.

3) Membantu siswa menjadi pembelajar yang independen dan self-

regulated

Dibimbing oleh guru-guru yang senantiasa memberi

semangat dan reward ketika mereka mengajukan pertanyaan

dan mencari sendiri solusi untuk berbagai masalah riil, kelak

siswa belajar untuk melaksanakan tugasnya secara mandiri.

Berdasarkan tujuan pengajaran berbasis masalah tersebut, maka

dapat disimpulkan bahwa pembelajaran berbasis masalah memiliki tiga

tujuan yaitu keterampilan berpikir dan keterampilan mengatasi masalah,

meniru peran orang dewasa, dan membantu siswa untuk menjadi

pembelajar yang independen dan self regulated.

c. Langkah-langkah dalam Model Problem Based Learning (PBL)

Langkah dalam model PBL ini harus dilakukan oleh guru dan

siswa untuk mempermudah suatu proses pembelajaran di kelas. Pada

pengajaran berdasarkan masalah terdiri dari lima langkah utama.

Arends (2008: 57) kelima langkah tersebut akan dijelaskan sebagai

berikut:

1) Memberikan orientasi tentang permasalahannya kepada siswa

Orientasi disini guru harus mengomunikasikan dengan jelas

maksud permasalahannya pada siswa. Guru juga harus

menjelaskan proses-proses dan prosedur model itu secara

terperinci.

Upaya Meningkatkan Partisipasi..., Tri Adhana Ayu Pangesti, FKIP UMP, 2018

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Partisipasi Belajar a. Pengertian Partisipasi Belajarrepository.ump.ac.id/8103/3/TRI ADHANA AYU PANGESTI BAB... · 2018-11-16 · mengikuti kegiatan belajar

23

2) Mengorganisasikan siswa untuk meneliti

PBL mengharuskan guru untuk mengembangkan keterampilan

kolaborasi di antara siswa dan membantu mereka untuk

menginvestigasikan masalah secara bersama-sama. PBL juga

mengaruskan guru membantu siswa untuk merencanakan tugas

investigatifnya dan pelaporannya.

3) Membantu investigasi mandiri dan kelompok

Investigasi yang dilakukan secara mandiri, berpasangan atau

dalam tim-tim kecil merupakan inti PBL. Meskipun setiap masalah

membutuhkan teknik investigatif yang berbeda. Kebanyakan proses

pengumpulan data dan eksperimentasi, membuat hipotesis dan

membuat solusi.

4) Mengembangkan dan mempresentasikan artefak dan exhibit

Artefak lebih dari sekedar laporan tertulis. Artefak termasuk

seperti rekaman video yang memperlihatkan situasi yang

bermasalah serta solusinya. Sedangkan exhibit merupakan pekan

ilmu pengetahuan dimana masing-masing siswa memamerkan hasil

karyanya.

5) Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah

Fase yang terakhir guru melibatkan kegiatan yang dimaksukan

untuk membantu siswa menganalisis dan mengevalusi proses

berpikirnya maupun keterampilan investigatif dan keterampilan

intelektual yang mereka gunakan. Guru juga meminta siswa untuk

mengkontruksikan pikiran dan kegiatan mereka selama berbagai

fase pelajaran.

Berdasarkan langkah-langkah PBL tersebut, maka dapat

disimpulkan bahwa pembelajaran PBL mempunyai lima langkah. Lima

langkah tersebut adalah memberikan orientasi tentang permasalahannya

kepada siswa, mengorganisasikan siswa untuk meneliti, membantu

investigasi mandiri dan kelompok, mengembangkan dan

mempresentasikan artefak dan exhibit dan menganalisis dan

mengevaluasi proses mengatasi masalah

Upaya Meningkatkan Partisipasi..., Tri Adhana Ayu Pangesti, FKIP UMP, 2018

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Partisipasi Belajar a. Pengertian Partisipasi Belajarrepository.ump.ac.id/8103/3/TRI ADHANA AYU PANGESTI BAB... · 2018-11-16 · mengikuti kegiatan belajar

24

d. Keunggulan dan Kelemahan Model Problem Based Learning

Dalam model pembelajaran berbasis masalah terdapat keunggulan

dan kelemahan yang terdapat di dalamnya. Hamruni (2012: 114)

mengatakan bahwa:

Keunggulan pembelajaran berbasis masalah yaitu:

1) Merupakan teknik yang cukup bagus untuk lebih memahami isi

pelajaran

2) Menantang kemampuan siswa serta memberikan kepuasaan

untuk menemukan pengetahuan baru bagi siswa

3) Meningkatkan aktivitas pembelajaran siswa

4) Membantu siswa mentransfer pergaulan mereka untuk

memahami masalah dalam kehidupan nyata

5) Membantu siswa untuk mengembangkan pengetahuan barunya

dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka

lakukan

6) Mendorong siswa untuk melakukan evaluasi sendiri, baik

terhadap hasil maupun proses belajarnya

7) Memperlihatkan kepada siswa bahwa setiap mata pelajaran

(matematika, IPA, sejarah, dan lain sebagainya), pada dasarnya

merupakan cara berpikir dan sesuatu yang harus dimengerti oleh

siswa, bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku-

buku saja

8) Menyenangkan dan disukai siswa

9) Mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan

kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan

baru

10) Memberi kesempatan pada siswa untuk mengaplikasikan

pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata

11) Mengembangkan minat siswa untuk secara terus menerus

belajar meskipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.

Berdasarkan keunggulan dari pembelajaran berbasis masalah

maka dapat disimpulkan bahwa keunggulan pembelajaran berbasis

masalah merupakan sebuah teknik yang bagus untuk lebih memahami

isi materi pelajaran. Teknik yang bagus dalam PBL ini membuat siswa

untuk lebih membiasakan dalam pengembangan kemampuannya untuk

memecahkan suatu permasalahan dengan kemampuan berpikir kritis. Di

Upaya Meningkatkan Partisipasi..., Tri Adhana Ayu Pangesti, FKIP UMP, 2018

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Partisipasi Belajar a. Pengertian Partisipasi Belajarrepository.ump.ac.id/8103/3/TRI ADHANA AYU PANGESTI BAB... · 2018-11-16 · mengikuti kegiatan belajar

25

samping itu, model PBL ini juga membuat siswa senang dan sangat

disukai oleh siswa. Untuk itu keunggulan dalam model pembelajaran

berbasis masalah ini merupakan model yang tepat digunakan guru

untuk membantu dalam pengembangan kemampuan berpikir kritis

siswa dalam proses pembelajaran.

Kelemahan pembelajaran berbasis masalah yaitu :

1) Ketika siswa tidak memiliki minat atau kepercayaan bahwa

masalah yang dipelajari sulit dipecahkan, mereka akan merasa

enggan untuk mencoba

2) Keberhasilan pembelajaran melalui problem solving

membutuhkan cukup waktu untuk persiapan

3) Tanpa pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan

masalah yang sedang dipelajari, mereka tidak akan belajar apa

yang mereka ingin pelajari.

Permasalahan tersebut dapat diatasi oleh guru dengan cara

memberikan motivasi kepada siswa untuk ikut terlibat secara aktif

dalam pemecahan masalah. Masalah yang diberikan kepada siswa

sebaiknya masalah yang membuat siswa ingin mempelajari dan mudah

untuk dipecahkan. Pembelajaran menggunakan model pembelajaran

berbasis masalah membutuhkan waktu yang cukup sehingga diperlukan

adanya persiapan yang matang baik dari guru maupun dari siswa

sehingga penggunaan model ini membutuhkan pemahaman yang baik

agar dapat memecahkan masalah yang dihadapi.

Pembelajaran berbasis masalah hendaknya dilaksanakan secara

bertahap dan diterapkan pada berbagai materi pembelajaran. Hal ini

selain bertujuan untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam

pembelajaran, juga dapat meningkatkan kemampuan berpikir mereka.

Upaya Meningkatkan Partisipasi..., Tri Adhana Ayu Pangesti, FKIP UMP, 2018

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Partisipasi Belajar a. Pengertian Partisipasi Belajarrepository.ump.ac.id/8103/3/TRI ADHANA AYU PANGESTI BAB... · 2018-11-16 · mengikuti kegiatan belajar

26

Penguasaan kelas oleh guru pada saat membimbing diskusi kelas akan

sangat diperlukan untuk memotivasi kemampuan komunikasi

antarsiswa sehingga pertanyaan dan jawaban siswa akan lebih

berkembang. Pemerataan pertanyaan sebagai upaya menghidupkan

suasana juga diperlukan untuk mengaktifkan siswa dalam menjawab

pertanyaan maupun berpendapat.

4. Pendidikan Kewarganegaraan

a. Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan

Pendidikan Kewarganegaraan ini merupakan salah satu mata

pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar. Soehendro (2006: 108)

mengatakan bahwa mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

merupakan mata pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan

warga negara yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan

kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas,

terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD

1945.

Pembelajaran PKn di sekolah dasar dimaksudkan sebagai suatu

proses belajar mengajar dalam rangka membantu siswa agar dapat

belajar dengan baik. Proses belajar mengajar yang maksimal bagi siswa

maupun bagi guru dapat mendukung tujuan pembelajaran yang lebih

baik lagi. Pembelajaran PKn di Sekolah Dasar sangat penting diberikan

kepada siswa karena pembentukan nilai dan karakter perlu ditanamkan

sejak dini karena usia sekolah dasar masih membutuhkan bimbingan

Upaya Meningkatkan Partisipasi..., Tri Adhana Ayu Pangesti, FKIP UMP, 2018

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Partisipasi Belajar a. Pengertian Partisipasi Belajarrepository.ump.ac.id/8103/3/TRI ADHANA AYU PANGESTI BAB... · 2018-11-16 · mengikuti kegiatan belajar

27

baik dari guru maupun dari orang tua. Bimbingan akan menjadi lebih

maksimal manakala guru dan orang tua dapat bekerjasama dengan baik

demi terwujudnya nilai dan karakter.

b. Tujuan Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

Pembelajaran Pkn yang diajarkan di sekolah dasar merupakan

salah satu upaya untuk membentuk karakteristik warga negara yang

baik. Soehendro (2006: 108) mengemukakan bahwa mata pelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut:

“Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi isu

kewarganegaraan, berpartisipasi secara aktif dan bertanggung

jawab, dan bertindak secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat,

berbangsa dan bernegara serta anti-korupsi, berkembang secara

positif dan demokratis untuk membentuk diri berdasarkan

karakter-karakter masyarakat Indonesia agar dapat hidup bersama

dengan bangsa-bangsa lainnya, berinteraksi dengan bangsa-

bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung atau tidak

langsung dengan memanfaatkan teknologi informasi dan

komunikasi”

Mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan tersebut perlu

diajarkan sejak dini oleh guru untuk bekal mereka dalam kehidupan

bermasyarakat karena dalam Pendidikan Kewarganegaraan memiliki

berbagai nilai dan norma yang harus diterapkan dalam kehidupan

sehari-hari dan membutuhkan proses yang bertahap dalam

mengimplementasikan nilai dan norma tersebut. Pembelajaran

Pendidikan Kewarganegaraan juga diperlukan untuk membentuk

karakter peserta didik yang dimaksudkan untuk proses penanaman

pendidikan karakter. Pendidikan karakter untuk siswa sangat penting

Upaya Meningkatkan Partisipasi..., Tri Adhana Ayu Pangesti, FKIP UMP, 2018

Page 21: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Partisipasi Belajar a. Pengertian Partisipasi Belajarrepository.ump.ac.id/8103/3/TRI ADHANA AYU PANGESTI BAB... · 2018-11-16 · mengikuti kegiatan belajar

28

karena penanaman pendidikan karakter saat ini sangat kurang pada

siswa disebabkan oleh minimnya guru memberikan penanamann

pendidikan karakter tersebut pada siswa. Penanaman pendidikan

karakter melalui pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan wajib

diajarkan sejak dini oleh guru karena karakter yang baik membuat siswa

menjadi pribadi unggul yang diharapkan dapat membentuk manusia

Indonesia yang berdasarkan pada pancasila dalam kehidupan berbangsa

dan bernegara.

Berdasarkan tujuan pendidikan kewarganegaraan di atas dapat

disimpulkan bahwa pentingnya pembelajaran kewarganegaraan

disekolah dasar sebagai langkah awal untuk menanamkan pengetahuan

nilai dan norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan

melakukan pengamalan dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari.

Pembelajaran kewarganegaraan di sekolah dasar membuat siswa untuk

mampu berpikir secara rasional, kritis, dan kreatif, berpartisipasi secara

aktif sebagai warganegara, berkembang secara positif dan berinteraksi

agar bisa hidup dengan bangsa lain. Mereka merupakan generasi

penerus bangsa yang akan membawa bangsa ini menjadi lebih berilmu

dan berkarakter. Untuk itulah, pembelajaran pendidikan

kewarganegaraan di sekolah dasar sangat penting diberikan untuk siswa

sekolah dasar agar mampu menerapkan nilai dan norma dengan baik.

Upaya Meningkatkan Partisipasi..., Tri Adhana Ayu Pangesti, FKIP UMP, 2018

Page 22: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Partisipasi Belajar a. Pengertian Partisipasi Belajarrepository.ump.ac.id/8103/3/TRI ADHANA AYU PANGESTI BAB... · 2018-11-16 · mengikuti kegiatan belajar

29

c. Materi Pendidikan Kewarganegaraan Pengaruh Globalisasi

Dalam penelitian ini materi yang diambil berdasarkan Standar

Kompetensi dan Kompetensi Dasar berikut ini:

Tabel 2.2

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar

Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

4. Menunjukkan

sikap terhadap

globalisasi di

lingkungannya

4.1 Memberikan contoh

sederhana pengaruh

globalisasi di

lingkungannya

1. Menjelaskan pengertian

globalisasi

2. Mengidentifikasi contoh

globalisasi di lingkungan

sekitar

3. Menyebutkan pengaruh

positif dan negatif

globalisasi di masyarakat

4. Memberikan contoh

pengaruh positif di era

globalisasi

4.2 Mengidentifikasi

jenis budaya Indonesia

yang pernah

ditampilkan dalam misi

kebudayaan

internasional

1. Menjelaskan budaya

daerah Indonesia

2. Mengidentifikasi contoh

globalisasi di lingkungan

sekitar

3. Mengidentifikasi budaya

daerah yang ditampilkan

ke luar negeri

4.3 Menentukan sikap

terhadap pengaruh

globalisasi yang terjadi

di lingkungannya

1.Mengidentifikasi sikap

dan perilaku masyarakat

Indonesia

(Sumber : Departemen Pendidikan Nasional, 2007: 4)

5. Media Pembelajaran

a. Pengertian Media Pembelajaran

Media pembelajaran adalah alat bantu yang digunakan dalam

proses pernbelajaran. Sanjaya (2012: 60) mengemukakan bahwa media

pembelajaran adalah berbagai komponen yang ada dalam lingkungan

siswa yang dapat merangsangnya untuk belajar. Lingkungan itu sendiri

Upaya Meningkatkan Partisipasi..., Tri Adhana Ayu Pangesti, FKIP UMP, 2018

Page 23: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Partisipasi Belajar a. Pengertian Partisipasi Belajarrepository.ump.ac.id/8103/3/TRI ADHANA AYU PANGESTI BAB... · 2018-11-16 · mengikuti kegiatan belajar

30

cukup luas meliputi lingkungan yang didesain sedemikian rupa untuk

kebutuhan proses pembelajaran seperti labotarium, perpustakaan, atau

mungkin apotek hidup dan lingkungan yang tidak didesain untuk

kebutuhan pembelajaran akan tetapi dapat dimanfatkan untuk

pembelajaran siswa seperti kantin sekolah, taman dan halaman sekolah,

kamar mandi dan lain sebagainya.

Pembelajaran yang menarik dapat membuat siswa akan

bersemangat dalam belajar karena ada sesuatu hal yang berbeda dari

biasanya. Siswa mempunyai rasa keingintahuan yang lebih jika dalam

proses pembelajaran terdapat media yang menarik minat belajar siswa

misalnya permainan ular tangga berbasis surat rahasia. Hamdani (2011:

260) mengemukakan bahwa media pendidikan adalah alat atau

perantara yang dikemukakan guru dalam menyampaikan materi

pelajaran kepada siswa agar mudah dipahami dan ditangkap maknanya

sehingga dapat meningkatkan baik motivasi maupun hasil belajar siswa

pada khususnya.

Berdasarkan pendapat dari kedua ahli dapat disimpulkan bahwa

media pembelajaran merupakan alat bantu yang digunakan oleh guru

untuk menyampaikan materi pelajaran tertentu agar dapat merangsang

siswa untuk belajar. Media pembelajaran memanfaatkan berbagai

komponen yang ada di sekitar lingkungan sekitar siswa untuk

mempermudah siswa dalam belajar. Manfaat yang lain dalam

menggunakan media pembelajaran yaitu siswa mudah memahami

Upaya Meningkatkan Partisipasi..., Tri Adhana Ayu Pangesti, FKIP UMP, 2018

Page 24: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Partisipasi Belajar a. Pengertian Partisipasi Belajarrepository.ump.ac.id/8103/3/TRI ADHANA AYU PANGESTI BAB... · 2018-11-16 · mengikuti kegiatan belajar

31

materi tersebut dan mampu menangkap makna dalam pelajaransehingga

diharapkan penggunaan media mampu untuk meningkatkan motivasi

dan hasil belajar siswa dikemudian hari.

b. Permainan Ular Tangga berbasis Surat Rahasia

Proses pembelajaran di kelas akan tampak lebih menarik jika guru

mampu membuat rencana pembelajaran yang dikemas dengan baik

menggunakan dengan permainan. Permainan yang akan digunakan

dalam penelitian ini yaitu permainan ular tangga berbasis surat rahasia.

Permainan ini melibatkan seluruh siswa yang ada di kelas dimana

permainan ini digunakan dalam kelompok-kelompok kecil yang terdiri

dari 5 kelompok dalam satu kelas. Dalam penelitian ini akan dipadukan

dengan surat rahasia. Surat rahasia yaitu salah satu tambahan dalam

permainan ular tangga dimana di dalam kotak ular tangga terdapat

amplop dan terdapat beberapa pertanyaan yang beragam untuk

menjawab oleh siswa dan masing-masing mempunyai skor.

Said & Budimanjaya (2015: 240) mengemukakan bahwa ular

tangga adalah permainan papan untuk anak-anak yang dimainkan oleh

dua orang atau lebih. Strategi ular tangga rnerupakan jenis pemainan

atraktif yang melibatkan anak berperan aktif dalam permainan ini.

Permainan ini dapat digunakan pada semua mata pelajaran.

Kuatnya pola interaksi aktivitas siswa saat memainkan permainan

ular tangga dalam kegiatan pembelajaran menyebabkan permainan ini

sangat disenangi oleh siswa. Permainan ini merupakan salah satu jenis

Upaya Meningkatkan Partisipasi..., Tri Adhana Ayu Pangesti, FKIP UMP, 2018

Page 25: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Partisipasi Belajar a. Pengertian Partisipasi Belajarrepository.ump.ac.id/8103/3/TRI ADHANA AYU PANGESTI BAB... · 2018-11-16 · mengikuti kegiatan belajar

32

media visual yang membantu siswa belajar dalam menyerap informasi

dengan bantuan gambar dan menjawab pertanyaan di setiap kotak

permainan tersebut. Yudha dalam (Puspita & Surya, 2017: 293)

mengemukakan:

"The game of snake-ladder is a type of competition game that is

directed at the ability of cooperation and sportsmanship so as to

engineer the social and moral experience of children".

Pendapat ini menjelaskan bahwa ular tangga merupakan salah

satu jenis permainan kompetisi yang diarahkan pada kemampuan

kerjasama dan sportivitas untuk merekayasa pengalaman sosial dan

moral anak-anak. Pada permainan ini dibuat semenarik mungkin agar

siswa tertarik dan berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran

dikelas. Berikut adalah penjelasan dari permainan ular tangga berbasis

surat rahasia:

1) Alat dan Bahan:

a) Ular tangga yang terbuat dari Banner

b) Pion dari kayu dan setiap pion memiliki warna yang berbeda

c) Dadu dari kayu sejumlah 5

d) Amplop

e) Kertas untuk menjawab

2) Aturan Permainan

a) Permainan ini terdiri dari 5 kelompok, dimana satu kelompoknya

terdiri dari 4-5 siswa dan setiap kotaknya ada amplop yang di

dalamnya ada beberapa pertanyaan dan memiliki skor 1

Upaya Meningkatkan Partisipasi..., Tri Adhana Ayu Pangesti, FKIP UMP, 2018

Page 26: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Partisipasi Belajar a. Pengertian Partisipasi Belajarrepository.ump.ac.id/8103/3/TRI ADHANA AYU PANGESTI BAB... · 2018-11-16 · mengikuti kegiatan belajar

33

b) Memilih satu ketua kelompok dan satu pencatat skor dan jawaban

c) Semua pemain bergiliran bermain

d) Jika menjumpai gambar tangga harus naik dan mempunyai skor 1

jika bisa menjawab pertanyaan dan 0 jika tidak bisa menjawab

pertanyaan dan jika menjumpai gambar ular harus turun dan

mempunyai skor 1 jika bisa menjawab pertanyaan dan 0 jika tidak

bisa menjawab pertanyaan

e) Satu siswa sebagai pencatat skor juga memegang kertas jawaban

f) Jika siswa mendapatkan mata dadu 6 maka ia harus mengocok

kembali serta menjawab dua kali pertanyaan

3) Cara bermain

a) Langkah pertama tentukan ketua kelompok dan satu siswa

sebagai pencatat skor dan pemegang kertas jawaban

b) Kemudian siswa pengocok dadu meletakkan semua pion di kotak

start

c) Lalu ketua kelompok memainkan terlebih dahulu, jika ia

mendapatkan mata dadu 2 maka harus melangkah 2 kotak dan ia

menemukan gambar tangga berarti ia harus menjawab pertanyaan

dalam amplop kemudian pencatat skor mengoreksi apakah

jawaban dari ketua kelompok benar atau tidak.

skor 1 : bisa menjawab pertanyaan

skor 0 : tidak bisa menjawab pertanyaan

Upaya Meningkatkan Partisipasi..., Tri Adhana Ayu Pangesti, FKIP UMP, 2018

Page 27: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Partisipasi Belajar a. Pengertian Partisipasi Belajarrepository.ump.ac.id/8103/3/TRI ADHANA AYU PANGESTI BAB... · 2018-11-16 · mengikuti kegiatan belajar

34

d) Lalu anggota kedua memainkan. Jika ia menjumpai gambar ular

ia harus turun, kemudian pencatat skor mengoreksi apakah

jawaban dari anggota kedua benar atau tidak.

skor 1 : bisa menjawab pertanyaan

skor 0 : tidak bisa menjawab pertanyaan

e) Begitu juga dengan anggota lain sampai mencapai garis finish

f) Langkah yang terakhir yaitu mengoreksi jumlah skor yang

didapat dan menentukan salah satu siswa yang paling sering

menjawab dan mendapatkan skor paling banyak

g) Kemudian menggabungkan siswa yang memiliki skor paling

banyak untuk dijadikan satu kelompok untuk memainkan kembali

h) Hasil akhir dari permainan ini ialah yang rnenjadi pemenang

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa ular

tangga adalah permainan yang dimainkan oleh dua orang atau lebih

yang bisa digunakan untuk semua mata pelajaran dengan melibatkan

siswa agar siswa turut berperan aktif dalam permainan ini dan

membantu siswa untuk menyerap informasi melalui bantuan gambar

serta permainan yang membuat siswa senang saat memainkannya.

Dalam pemainan ular tangga juga akan dipadukan dengan surat rahasia

yang akan menambah kesan menarik dari permainan ini.

Upaya Meningkatkan Partisipasi..., Tri Adhana Ayu Pangesti, FKIP UMP, 2018

Page 28: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Partisipasi Belajar a. Pengertian Partisipasi Belajarrepository.ump.ac.id/8103/3/TRI ADHANA AYU PANGESTI BAB... · 2018-11-16 · mengikuti kegiatan belajar

35

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan oleh Imanuel Lamalelang (2017 : 311) yang

berjudul “Penerapan Strategi Problem Based Learning (PBL) Untuk

Meningkatkan Partisipasi Aktif Siswa dalam Pembelajaran PKn Kelas IV

SDN Sawit”. Hasil penelitian pada siklus I menunjukan bahwa partisipasi

aktif siswa kelas IV dalam pembelajaran PKn dengan menggunakan strategi

pembelajaran PBL mengalami peningkatan. Dilihat dari lembar observasi

partisipasi aktif siswa pada siklus 1 pertemuan 1 menunjukan bahwa

partisipasi aktif siswa yang sudah mencapai ≥ 80 adalah 67% sedangkan yang

belum adalah 33% sedangkan hasil observasi pada siklus II menunjukan

bahwa telah mengalami peningkatan dari siklus sebelumnya. Hal ini dapat

kita lihat dari hasil observasi partisipasi aktif siswa dengan presentase siswa

pada pertemuan siklus I siklus II yang memperoleh nilai partisipasi aktif

≥80% adalah 76% dan pada pertemuan 2 siklus II adalah 85%.

Penelitian yang dilakukan oleh Nila Erviana, dkk (2011: 3) dengan

judul “Peningkatan Hasil Belajar PKn tentang Kebebasan Berorganisasi

melalui Model Problem Based Learning” Model pembelajaran Model

Problem Based Learning yang diterapkan dalam kelas V SDN II

Lumbungkerep mampu menjadikan siswa lebih mudah memahami materi

yang di sajikan oleh guru. Dalam model Model Problem Based Learning ini

siswa diharuskan untuk bertukar pikiran dengan kelompoknya, saling

bekerjasama dan saling membantu dengan kelompok masing-masing dalam

memecahkan suatu masalah yang berkaitan dengan materi tersebut. Hal ini

Upaya Meningkatkan Partisipasi..., Tri Adhana Ayu Pangesti, FKIP UMP, 2018

Page 29: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Partisipasi Belajar a. Pengertian Partisipasi Belajarrepository.ump.ac.id/8103/3/TRI ADHANA AYU PANGESTI BAB... · 2018-11-16 · mengikuti kegiatan belajar

36

terbukti pada siklus I jumlah siswa yang mencapai nilai KKM adalah 75%

dari 20 siswa, terjadi peningkatan jumlah siswa yang mencapai KKM dari

sebelumnya adanya penerapan model pembelajaran. Model Problem Based

Learning yaitu sebesar 35%. Ini menunjukan bahwa siswa lebih memahami

materi pelajaran saat guru menggunakan model pembelajaran Model Problem

Based Learning sedangkan siklus II jumlah siswa yang mencapai ketuntasan

nilai KKM sebanyak 85% dari 20 siswa. Dalam siklus II siswa mulai terbiasa,

paham dan mengerti dengan model pembelajaran Model Problem Based

Learning yang diterapkan oleh guru sehingga jumlah siswa yang mencapai

nilai KKM dalam siklus II lebih banyak dari pada siklus I.

Penelitian yang dilakukan oleh Mustaffa, N. dkk (2016: 490) yang

berjudul “The Impact of Implamenting Problem Based Learning (PBL) In

Matematic: A Review Of Literaturer” Kementrian Pendidikan Malaysia,

Faculty of University Teknologi Malaysia menjelaskan bahwa PBL

memainkan peran penting dalam mengembangkan ranah kognitif dan afektif

serta keterampilan dalam menggunakan komputer dan teknologi informasi

dalam pembelajaran matematika melalui PBL. Dalam jurnal kali ini, Literatur

menunjukan bahwa Problem Based Learning (PBL) adalah pendekatan

terpusat yang dilaksanakan di berbagai tingkatan sekolah khususnya sekolah

menengah dan memiliki dampak pembelajaran pada mata pelajaran

matematika. Analisis menunjukan bahwa PBL memberi dampak positif pada

siswa sekolah menengah atas dalam matematika dan pendekatan tersebut

dapat di terapkan di Indonesia. Berdasarkan penjelasan tersebut dapat di

Upaya Meningkatkan Partisipasi..., Tri Adhana Ayu Pangesti, FKIP UMP, 2018

Page 30: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Partisipasi Belajar a. Pengertian Partisipasi Belajarrepository.ump.ac.id/8103/3/TRI ADHANA AYU PANGESTI BAB... · 2018-11-16 · mengikuti kegiatan belajar

37

ketahui belajar matematika melalui PBL memungkinkan untuk bekerja dalam

kelompok. Dari hasil kajian menunjukan bahwa siswa memiliki dampak

positif pada nilai prestasi belajar matematika kemampuan berfikir mereka

melalui PBL, mampu memfasilitasi kemampuan berfikir tinggat tinggi di

kalangan siswa dengan kemampuan menengah atau tinggi.

Penelitian yang di lakukan oleh Akinoglu, O, dan Ozkardes Tandongan

(2007: 71) yang berjudul “The Effect of Problem Based Active Learning in

Science Education on Students’ Academic Achievement, Attitude and Concept

Learning” dari Marmara Universitesi, Istanbul, Turkey menjelaskan bahwa

dalam penelitiannya bertujuan untuk melihat pengaruh pembelajaran aktif

berbasis masalah dalam pendidikan sains terhadap prestasi belajar siswa dan

pembelajaran konsep. Dalam penelitian ini metode yang di gunakan adalah

kuantitatif dan kualitatif. Data kuantitatif di peroleh melalui pre-post test,

kelompok uji kontrol dan kelompok perlakuan. Data kualitatif di peroleh

melalui analisis dokumen. Penelitian dilakukan pada 50 siswa kelas VIII pada

tahun 2004-2005 di sekolah negeri Istanbul. Sementara itu 3 instrument

pengukuran yang di gunakan test prestasi, pertanyaan terbuka dan skala sikap

untuk pendidikan sains. Menerapkan model pembelajaran aktif berbasis

masalah berpengaruh positif terhadap prestasi akademis siswa berdasarkan

jurnal tersebut dapat di simpulkan bahwa penelitian dengan menggunakan

model Problem Based Learning (PBL) dapat membantu siswa untuk

memecahkan suatu permasalahan dengan berfikir tinggat tinggi dan saling

bekerjasama dalam sebuah sekompok yang dapat berpengaruh peningkatan

prestasi akademik siswa.

Upaya Meningkatkan Partisipasi..., Tri Adhana Ayu Pangesti, FKIP UMP, 2018

Page 31: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Partisipasi Belajar a. Pengertian Partisipasi Belajarrepository.ump.ac.id/8103/3/TRI ADHANA AYU PANGESTI BAB... · 2018-11-16 · mengikuti kegiatan belajar

38

Penelitian yang dilakukan oleh Ni Wayan Widya Yanti (2013: 5)

dengan judul “Penerapan Model PBL berbantuan Power Point untuk

Meningkatkan Hasil Belajar PKn”. Penelitian dilakukan dengan subyek siswa

kelas IX IPS SMA Bhaktiyasa Singaraja yang berjumlah 22 orang. Hasil

belajar siswa pada siklus I yaitu rata-rata belajar siswa 75,90 sedangkan

siklus II rata-rata sebesar 81,13. Keberhasilan dilaksanakannya model PBL

ini berbantuan power point didukung dengan dilakukannya beberapa

perbaikan di dalam proses pembelajaran dengan guru kembali menekankan

langkah-langkah pembelajaran dari model pembelajaran yang diterapkan

kepada siswa sehingga siswa bisa mengikuti pembelajaran dengan baik dan

memperoleh hasil belajar yang baik pula.

Tabel 2.3

Persamaan dan Perbedaan dengan penelitian yang akan peneliti teliti

Judul Penelitian

yang akan

Diteliti

Judul

penelitian

yang Relevan

Persamaan

dengan

Penelitian

yang akan

Diteliti

Perbedaan dengan

Penelitian yang

akan Diteliti

Upaya

meningkatkan

partisipasi dan

prestasi belajar

melalui model

Problem Based

Learning (PBL)

dibantu

dengan“Permainan

Ular Tangga

Berbasis Surat

Rahasia” mata

pelajaran PKn

materi Globalisasi

Di Kelas IV SD

Negeri 1 Sokaraja

Tengah

Penerapan

strategi

Problem

Based

Learning

(PBL) untuk

Meningkatkan

Partisipasi

Aktif Siswa

Dalam

Pembelajaran

PKn Kelas IV

SD N Sawit

Menggunakan

Problem Based

Learning

(PBL), variable

yang sama

yaitu

partisipasi ,

mata pelajaran

PKn , dan di

kelas IV.

Penerapan strategi

dan tidak

menggunakan media.

Upaya Meningkatkan Partisipasi..., Tri Adhana Ayu Pangesti, FKIP UMP, 2018

Page 32: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Partisipasi Belajar a. Pengertian Partisipasi Belajarrepository.ump.ac.id/8103/3/TRI ADHANA AYU PANGESTI BAB... · 2018-11-16 · mengikuti kegiatan belajar

39

Peningkatan

hasil belajar

PKn tentang

kebebasan

berorganisasi

melalui model

Problem

Based

Learning

(PBL)

Model yang

sama dan mata

pelajaran yang

sama yaitu

PKn.

Wawancara,

sedangkan judul

penelitian

menggunakan

observasi.

The Impacts of

Implementing

Problem

Based

Learning

(PBL) in

Mathematics:

A review of

Literature

Sama-sama

menggunakan

Problem Based

Learning

Mengembangkan

kognitif,

afektif,keterampilan

dalam menggunakan

komputer, subyek

siswa sekolah

menengah di

Malaysia.

The Effects of

Problem

Based

Learning in

Science

Education on

Students

Academic

Achievement,

Attitude and

Concept

learning

Sama-sama

menggunakan

Problem Based

Learning.

Melihat pengaruh

pembelajaran aktif

dalam pendidikan

sains dalam

pembelajaran

konsep, metode

kualitatif, salah satu

instrumen yang beda

yaitu dengan

pertanyaan terbuka

dan subyek

penelitian kelas VIII

sekolah negeri di

Istanbul, Turki

Penerapan

Model PBL

Berbantuan

Power Point

untuk

Meningkatkan

Hasil Belajar

PKn

Menggunakan

model PBL,

dan

meningkatkan

hasil belajar

PKn

Berbantuan power

point, subyek siswa

kelas IX IPS SMA

Bhaktiyasa Singaraja

Upaya Meningkatkan Partisipasi..., Tri Adhana Ayu Pangesti, FKIP UMP, 2018

Page 33: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Partisipasi Belajar a. Pengertian Partisipasi Belajarrepository.ump.ac.id/8103/3/TRI ADHANA AYU PANGESTI BAB... · 2018-11-16 · mengikuti kegiatan belajar

40

C. Kerangka Pikir

Prosedur dalam penelitian ini menggunakan model Kemmis & Mc

Taggart. Pada hakekatnya berupa perangkat-perangkat atau untaian-untaian

dengan satu perangkat terdiri dari empat komponen yaitu: perencanaan,

tindakan, pengamatan dan refleksi. Keempat komponen yang berupa untaian

tersebut dipandang satu siklus.

Berdasarkan dari uraian permasalahan latar belakang tersebut bahwa

partisipasi belajar siswa masih kurang dalam pembelajaran PKn. Untuk itu

dalam penelitian ini membutuhkan proses pembelajaran yang berbeda dari

yang sebelumnya agar siswa tidak merasa bosan dan ikut berpartisipasi dalam

pembelajaran maka penelitian ini diharapkan dapat membuat proses

pembelajaran menjadi lebih menyenangkan.

Kondisi awal sebelum melakukan penelitian yaitu partisipasi dan

prestasi belajar kelas IV masih rendah. Penelitian ini dikolaborasikan antara

model Problem Based Learning dengan permainan ular tangga berbasis surat

rahasia. Kondisi akhir yaitu dengan diterapkannya model Problem Based

Learning dibantu dengan permainan ular tangga berbasis surat rahasia dapat

meningkatkan partisipasi dan prestasi belajar.

Pembelajaran PKn materi globalisasi ini akan dilaksanakan dan

dipadukan dengan model Problem Based Learning (PBL). Dalam

pelaksanaannya, pembelajaran dilaksanakan sesuai dengan tahapan-tahapan

dalam PBL dimana guru memunculkan suatu fenomena permasalahan yang

nantinya siswa dibantu dengan guru untuk belajar memecahkan masalah

Upaya Meningkatkan Partisipasi..., Tri Adhana Ayu Pangesti, FKIP UMP, 2018

Page 34: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Partisipasi Belajar a. Pengertian Partisipasi Belajarrepository.ump.ac.id/8103/3/TRI ADHANA AYU PANGESTI BAB... · 2018-11-16 · mengikuti kegiatan belajar

41

tersebut dan guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informasi sesuai

dengan permasalahan agar bisa memecahkan masalah.

Pembelajaran PKn dengan menggunakan model Problem Based

Learning (PBL) mengoptimalkan siswa untuk berpikir dalam sebuah

fenomena yang siswa temui. Fenomena tersebut membuat siswa lebih

memaksimalkan kemampuan yang mereka miliki dalam pemecahan masalah.

Pembelajaran PKn menggunakan model PBL guru hanya berperan sebagai

fasilitator dan mediator saja dalam proses pembelajaran karena menuntut

siswa untuk menginvestigasikan fenomena dalam pemecahan masalah.

Kemudian dalam pembelajaran PKn menggunakan permainan ular

tangga berbasis surat rahasia untuk mempermudah siswa dalam belajar dan

memahami materi. Penggunaan media tersebut itu seperti permainan ular

tangga pada biasanya akan tetapi ditambahkan dengan surat rahasia. Surat

rahasia ini didalamnya terdapat pertanyaan yang harus tiap kelompok

kumpulkan dan catat karena dalam setiap surat memiliki skor. Jika jawaban

dari pertanyaan salah maka skor akan dikurangi. Setelah siswa

memainkannya lalu guru mengumpulkan skor tiap kelompok dan

mengevaluasi pembelajaran.

Upaya Meningkatkan Partisipasi..., Tri Adhana Ayu Pangesti, FKIP UMP, 2018

Page 35: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Partisipasi Belajar a. Pengertian Partisipasi Belajarrepository.ump.ac.id/8103/3/TRI ADHANA AYU PANGESTI BAB... · 2018-11-16 · mengikuti kegiatan belajar

42

Berdasarkan penjelasan tersebut maka didapati kerangka pikir yang

menjadi sebuah gambaran pada penelitian ini. Berikut ini adalah kerangka

pikir penelitian.

Gambar 2.1 Kerangka Pikir Penelitian

D. Hipotesis Tindakan

1. Penggunaan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning

(PBL) dibantu dengan permainan “ular tangga berbasis surat rahasia”

dapat meningkatkan partisipasi belajar siswa pada mata pelajaran PKn

materi Globalisasi kelas IV di SD Negeri 1 Sokaraja Tengah.

KONDISI

AWAL

Partisipasi dan

Prestasi Belajar

rendah

TINDAKAN KONDISI

AKHIR

SIKLUS I

Guru menggunakan

model PBL dibantu

dengan permainan

ular tangga surat

rahasia

SIKLUS II Guru menggunakan

model PBL dibantu

dengan permainan ular

tangga surat rahasia

REFLEKSI

Meningkatnya

partisipasi dan

prestasi belajar

Tercapainya

keberhasilan

dalam

pembelajaran

Belum tercapainya

Keberhasilan dalam

Pembelajaran

Upaya Meningkatkan Partisipasi..., Tri Adhana Ayu Pangesti, FKIP UMP, 2018

Page 36: BAB II KAJIAN PUSTAKA A. 1. Partisipasi Belajar a. Pengertian Partisipasi Belajarrepository.ump.ac.id/8103/3/TRI ADHANA AYU PANGESTI BAB... · 2018-11-16 · mengikuti kegiatan belajar

43

2. Penggunaan pembelajaran menggunakan model Problem Based Learning

(PBL) dibantu dengan permainan “ular tangga berbasis surat rahasia”

dapat meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran PKn materi Globalisasi

kelas IV di SD Negeri 1 Sokaraja Tengah.

Upaya Meningkatkan Partisipasi..., Tri Adhana Ayu Pangesti, FKIP UMP, 2018