20
6 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD 2.1.1.1 Pengertian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Pengertian belajar menurut Slameto (2003:2), belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Fontana, dan Bowner dan Hilgard (dalam Udin S. Winataputra, dkk, 2007:1.8) dengan senada mengartikan,“belajar adalah suatu proses perubahan perilaku yang relatif tetap, bukan berasal dari proses pertumbuhan, insting, kematangan atau kelelahan dan kebisaaan, tetapi perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman”. Gagne (dalam Syaiful Sagala, 2011:13) juga mengartikan belajar adalah “sebagai suatu proses dimana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman”. Berdasarkan pendapat dari para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa belajar itu merupakan proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang. Perubahan itu merupakan buah dari pengalaman. Perubahan perilaku yang terjadi pada individukarena adanya interaksi antara dirinya dengan lingkungan, dan perubahan tersebut relatif menetap. IPA didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan metode ilmiah. Definisi ini memberi pengertian bahwa IPA merupakan cabang pengetahuan yang dibangun berdasarkan pengamatan dan klasifikasi data, dan biasanya disusun dan diverifikasi dalam hukum-hukum yang bersifat kuantitatif, yang melibatkan aplikasi penalaran matematis dan analisis data terhadap gejala- gejala alam. Dengan demikian, pada hakikatnya IPA meliputi tiga cakupan yaitu (1) IPA sebagai produk, (2) IPA sebagai proses, dan (3) IPA sebagai sarana pengembangan sikap ilmiah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 elajaran Ilmu Pengetahuan Alam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8065/2/T1_292010260_BAB II.pdf · Pengertian belajar menurut Slameto (2003:2),

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 elajaran Ilmu Pengetahuan Alam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8065/2/T1_292010260_BAB II.pdf · Pengertian belajar menurut Slameto (2003:2),

6

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kajian Teori

2.1.1 Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di SD

2.1.1.1 Pengertian Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

Pengertian belajar menurut Slameto (2003:2), “belajar ialah suatu proses

usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang

baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi

dengan lingkungannya”. Fontana, dan Bowner dan Hilgard (dalam Udin S.

Winataputra, dkk, 2007:1.8) dengan senada mengartikan,“belajar adalah suatu

proses perubahan perilaku yang relatif tetap, bukan berasal dari proses

pertumbuhan, insting, kematangan atau kelelahan dan kebisaaan, tetapi perubahan

perilaku sebagai hasil dari pengalaman”. Gagne (dalam Syaiful Sagala, 2011:13)

juga mengartikan belajar adalah “sebagai suatu proses dimana suatu organisme

berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman”.

Berdasarkan pendapat dari para ahli tersebut, dapat disimpulkan bahwa

belajar itu merupakan proses perubahan tingkah laku pada diri seseorang.

Perubahan itu merupakan buah dari pengalaman. Perubahan perilaku yang terjadi

pada individukarena adanya interaksi antara dirinya dengan lingkungan, dan

perubahan tersebut relatif menetap.

IPA didefinisikan sebagai sekumpulan pengetahuan tentang objek dan

fenomena alam yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan ilmuwan

yang dilakukan dengan keterampilan bereksperimen dengan menggunakan

metode ilmiah. Definisi ini memberi pengertian bahwa IPA merupakan cabang

pengetahuan yang dibangun berdasarkan pengamatan dan klasifikasi data, dan

biasanya disusun dan diverifikasi dalam hukum-hukum yang bersifat kuantitatif,

yang melibatkan aplikasi penalaran matematis dan analisis data terhadap gejala-

gejala alam. Dengan demikian, pada hakikatnya IPA meliputi tiga cakupan yaitu

(1) IPA sebagai produk, (2) IPA sebagai proses, dan (3) IPA sebagai sarana

pengembangan sikap ilmiah.

Page 2: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 elajaran Ilmu Pengetahuan Alam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8065/2/T1_292010260_BAB II.pdf · Pengertian belajar menurut Slameto (2003:2),

7

Sebagai ilmu pengetahuan, IPA juga mempunyai ciri khusus

sebagaimanan ilmu pengetahuan yang lain. Ciri-ciri khusus tersebut dipaparkan

berikut ini.

1. IPA mempunyai nilai ilmiah artinya kebenaran dalam IPA dapat

dibuktikan lagi oleh semua orang dengan menggunakan metode ilmiah dan

prosedur seperti yang dilakukan terdahulu oleh penemunya.

2. IPA merupakan suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara

sistematis, dan dalam penggunaannya secara umum terbatas pada gejala-

gejala alam. Perkembangan IPA selanjutnya tidak hanya ditandai oleh

adanya kumpulan fakta saja, tetapi juga ditandai oleh munculnya “metode

ilmiah” (scientific methods) yang terwujud melalui suatu rangkaian ”kerja

ilmiah” (working scientifically), nilai dan “sikapi lmiah” (scientific

attitudes) (Depdiknas, 2006).

Menurut beberapa orang ahli, Ilmu Pengetahuan Alam didefinisikan

sebagai berikut :

Hendro Darmodjo dan Jenny R. E. Kaligis (1992: 3) “IPA adalah

pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dan

segala isinya.”

Nash dalam Hendro Darmodjo dan Jenny R. E. Kaligis (1992: 3) “IPA

adalah suatu cara atau metode untuk mengamati alam. Cara atau

metode tersebut harus bersifat analitis, lengkap, cermat, serta

menghubungkan antara fenomena dengan fenomena yang lain. Metode

tersebut dapat membentuk suatu perspektif yang baru tentang objek

yang diamatinya itu. Metode tersebut adalah metode berpikir ilmiah.”

Berdasarkan beberapa teori di atas dapat disimpulkan bahwa Ilmu

Pengetahuan Alam adalah segala hal yang berhubungan dengan alam dan gejala-

gejalanya, yang dipelajari secara rasional dan obyektif sebagai pengetahuan baru.

Page 3: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 elajaran Ilmu Pengetahuan Alam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8065/2/T1_292010260_BAB II.pdf · Pengertian belajar menurut Slameto (2003:2),

8

2.1.1.2 Fungsi Ilmu Pengetahuan Alam

Fungsi Mata Pelajaran IPA dalam Depdiknas (2004) adalah:

1. Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan yang Maha Esa.

2. Mengembangkan keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah.

3. Mempersiapkan siswa menjadi warganegara yang melek IPA

dan teknologi.

4. Menguasai konsep IPA untuk bekal hidup di masyarakat dan

melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

2.1.1.3 Tujuan Ilmu Pengetahuan Alam

Tujuan pendidikan IPA adalah sebagai berikut:

1. Menanamkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha

Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam

ciptaan-Nya.

2. Memberikan pemahaman tentang berbagai macam gejala alam,

prinsip dan konsep IPA, serta keterkaitannya dengan

lingkungan, teknologi, dan masyarakat.

3. Memberikan pengalaman kepada siswa dalam merencanakan

dan melakukan kerja ilmiah untuk membentuk sikap ilmiah.

4. Meningkatkan kesadaran untuk memelihara dan melestarikan

lingkungan serta sumber daya alam.

5. Memberikan bekal pengetahuan dasar untuk melanjutkan

pendidikan ke jenjang selanjutnya.

6. Lebih jauh diungkapkan bahwa pendekatan yang digunakan

dalam pendidikan IPA berorientasi pada siswa. Peran guru

bergeser dari menentukan “apa yang akan dipelajari” ke

“bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman belajar

siswa”. Pengalaman belajar diperoleh melalui serangkaian

kegiatan untuk mengeksplorasi lingkungan melalui interaksi

aktif dengan teman, lingkungan, dan nara sumber lain.

Page 4: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 elajaran Ilmu Pengetahuan Alam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8065/2/T1_292010260_BAB II.pdf · Pengertian belajar menurut Slameto (2003:2),

9

2.1.1.4 Ruang Lingkup Ilmu Pengetahuan Alam

Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi dua

aspek yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah

meliputi kegiatan penyelidikan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan

kreativitas, pemecahan masalah, sikap, dan nilai ilmiah. Lingkup

pemahaman konsep dalam Kurikulum KTSP relatif sama jika

dibandingkan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang

sebelumnya digunakan. Secara terperinci lingkup materi yang terdapat

dalam Kurikulum KTSP adalah: (1) makhluk hidup dan proses

kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan

lingkungan, serta kesehatan. (2) benda atau materi, sifat-sifat dan

kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas. (3) energi dan perubahaannya

meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat

sederhana. (4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya,

dan benda-benda langit lainnya. Dengan demikian, dalam pelaksanaan

pembelajaran IPA kedua aspek tersebut saling berhubungan. Aspek kerja

ilmiah diperlukan untuk memperoleh pemahaman atau penemuan konsep

IPA.

2.1.1.5 Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ilmu Pengetahuan Alam

Berikut ini tabel Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Ilmu

Pengetahuan Alam pokok bahasan Jenis-jenis Pesawat Sederhana kelas V

SD Semester II.

Page 5: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 elajaran Ilmu Pengetahuan Alam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8065/2/T1_292010260_BAB II.pdf · Pengertian belajar menurut Slameto (2003:2),

10

Tabel 2.1

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

5. Memahami hubungan

antara gaya, gerak, dan

energi, serta fungsinya

5.1 Menjelaskan pesawat

sederhana yang dapat membuat

pekerjaan lebih mudah dan lebih

cepat.

2.1.2 Model Pembelajaran IPA

2.1.2.1 Model pembelajaran GI ( Group Investigation )

Pengertian model pembelajaran Group Investigation menurut

Miftahul Huda (2011: 16) adalah

“Group Investigation diklasifikasikan sebagai metode investigasi

kelompok karena tugas-tugas yang diberikan sangat beragam,

mendorong siswa untuk mengumpulkan dan mengevaluasi informasi

dari beragam sumber, komunikasinya bersifat bilateral dan

multilateral, serta penghargaan yang diberikan sangat implisit”.

Dalam model Group Investigation, siswa memiliki pilihan penuh

untuk merencanakan apa yang dipelajari dan diinvestigasi. Siswa dibentuk

dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen dan masing-masing

kelompok diberi tugas dengan proyek yang berbeda-beda.

Model ini menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk

mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui

bahanbahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat

mencari melalui internet. Dalam menerapkan model investigasi kelompok

pada pembelajaran diperlukan keterampilan berkomunikasi yang baik

antar siswa untuk memperlancar jalannya proses kelompok, sehingga

sebelum melakukan investigasi kelompok guru diharapkan memberikan

pelatihan-pelatihan berkomunikasi kepada siswa.

Page 6: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 elajaran Ilmu Pengetahuan Alam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8065/2/T1_292010260_BAB II.pdf · Pengertian belajar menurut Slameto (2003:2),

11

2.1.2.2 Ciri-Ciri Model Group Investigation

Killen (dalam Aunurrahman, 2010: 152) memaparkan ciri esensial

investigasi kelompok adalah sebagai berikut:

a) Para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil dan memiliki

independensi terhadap guru.

b) Kegiatan-kegiatan siswa terfokus pada upaya menjawab pertanyaan

pertanyaan yang telah dirumuskan.

c) Kegiatan belajar siswa akan selalu mempersyaratkan mereka untuk

mengumpulkan sejumlah data, menganalisisnya dan mencapai

beberapa kesimpulan.

d) Siswa akan menggunakan pendekatan yang beragam di dalam

belajar.

2.1.2.3 Langkah-Langkah Model Group Investigation

Menurut Sharan, dkk. (dalam Trianto, 2010: 80), membagi langkah-

langkah pelaksanaan model investigasi kelompok meliputi 6 (enam) fase

yaitu sebagai berikut :

1) Memilih topik, siswa memilih sub-subtopik tertentu dalam bidang

bidang permasalahan umum tertentu, yang biasanya diterangkan

oleh guru. Siswa dikeleompokkan secara heterogen untuk

menyelesaikan tugas.

2) Perencanaan kooperatif. Siswa dan guru merencanakan prosedur

pembelajaran, tugas dan tujuan khusus yang konsisten dengan

subtopik yang telah dipilih pada tahap pertama.

3) Implementasi. Siswa menerapkan perencanaan pada tahap kedua.

Pada tahap ini siswa bisa mengambil dari berbagai sumber baik di

dalam maupun luar sekolah melalui pengarahan dan pengawasan

guru secara ketat.

4) Analisis dan sintesis. Siswa menganalisis informasi ynag diperoleh

dan merencanakan bagaimana menyampaikan informasi secara

menarik dan ringkas kepada siswa lain.

Page 7: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 elajaran Ilmu Pengetahuan Alam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8065/2/T1_292010260_BAB II.pdf · Pengertian belajar menurut Slameto (2003:2),

12

5) Presentasi hasil final. Beberapa atau semua kelompok menyajikan

hasil penyelidikannya dengan cara yang menarik kepada seluruh

kelas, dengan tujuan agar siswa yang lain saling terlibat satu sama

lain dalam pekerjaan mereka dan memperoleh perspektif luas pada

topik itu. Presentasi dikoordinasi oleh guru.

6) Evaluasi. Dalam hal kelompok-kelompok menangani aspek berbeda

dari topik yang sama, siswa dan guru mengevaluasi tiap kontribusi

kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu keseluruhan. Evalusi

yang dilakukan dapat berupa penilaian individual atau kelompok.”

2.1.2.4 Kelebihan dan Kelemahan Model Group Investigation

Aunurrahman (2010: 152) mengungkapkan beberapa kelebihan dari

model investigasi kelompok (Group Investigation) yaitu sebagai berikut.

”Model ini juga akan mampu menumbuhkan kehangatan hubungan

antar pribadi, kepercayaan, rasa hormat terhadap aturan dan

kebijakan, kemandirian dalam belajar serta hormat terhadap harkat

dan martabat orang lain. Dan yang lebih penting lagi adalah bahwa

model investigasi kelompok dapat dipergunakan pada seluruh areal

subyek yang mencakup semua anak pada segala tingkatan usia dan

peristiwa sebagai model inti untuk semua sekolah”.

Menurut Setiawan (2006:9), model Pembelajaran Group

Investigation selain memiliki kelebihan juga terdapat beberapa

kekurangannya, yaitu:

1. Sedikitnya materi yang tersampaikan pada satu kali

pertemuan.

2. Sulitnya memberikan penilaian secara personal.

3. Tidak semua topik cocok dengan model pembelajaran GI,

model pembelajaran GI cocok untuk diterapkan pada suatu

topik yang menuntut siswa untuk memahami suatu bahasan

dari pengalaman yang dialami sendiri.

4. Diskusi kelompok biasanya berjalan kurang efektif.

5. Siswa yang tidak tuntas memahami materi prasyarat akan

mengalami kesulitan saat menggunakan model ini.

Page 8: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 elajaran Ilmu Pengetahuan Alam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8065/2/T1_292010260_BAB II.pdf · Pengertian belajar menurut Slameto (2003:2),

13

2.1.2.5 Model Pembelajaran Picture and Picture

Ada beberapa pengertian menurut para ahli tentang model

pembelajaran Picture and Picture, antara lain menurut Arini dan Aziz

Wahab. Pengertiannya adalah sebagai berikut:

Menurut Arini (dalam Nursaadah, 2010) Sesuai dengan

namanya, tipe ini menggunakan media gambar dalam proses

pembelajaran yaitu dengan cara memasang/mengurutkan,

mengidentifikasi gambar-gambar menjadi urutan yang logis. Melalui

cara seperti ini diharapkan siswa mampu berfikir dengan logis

sehingga pembelajaran menjadi bermakna.

Model pembelajaran Picture and Picture menurut Aziz Wahab

( 2008:11) adalah “Suatu model pembelajaran di mana guru dalam

mengajar menggunakan gambar sebagai media pembelajaran.”

Berdasarkan teori di atas, dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

Picture and Picture adalah sebuah model pembelajaran yang mengajak siswa

aktif untuk tahu mencari sebuah hal baru sebagai proses pembelajaran dengan

gambar acak yang diurutkan secara logis oleh siswa sendiri sebagai media utama

dalam proses pembelajarannya.

2.1.2.6 Langkah-Langkah Model Pembelajaran Picture and Picture

Adapun langkah-langkah model pembelajaran Picture and Picture

menurut beberapa orang ahli, antara lain:

Rianto (2010:267) menyatakan langkah-langkah Picture and

Picture sebagai berikut :

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai dalam

proses pembelajaran.

2. Menyajikan materi sebagai pengantar.

3. Guru mengajukan/memperlihatkan gambar-gambar yang

berkaitan dengan materi.

4. Guru menunjuk/memanggil siswa secara bergantian

memasang/ mengurutkan gambar - gambar menjadi urutan

yang logis.

Page 9: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 elajaran Ilmu Pengetahuan Alam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8065/2/T1_292010260_BAB II.pdf · Pengertian belajar menurut Slameto (2003:2),

14

5. Guru menyatakan alasan atau dasar pemikiran urutan gambar

tersebut.

6. Berdasarkan ulasan urutan gambar tersebut guru mulai

menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang

dicapai

7. Kesimpulan atau rangkuman.

Adapun langkah-langkah dari pelaksanaan Picture and Picture ini

terdapat tujuh langkah yaitu:

1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai.

2. Menyajikan materi sebagai pengantar proses pembelajaran.

3. Guru menunjukkan gambar-gambar yang berhubungan

dengan materi.

4. Guru menunjuk siswa secara bergantian untuk memasang

dan mengurutkan gambar-gambar menjadi sebuah urutan

yang logis.

5. Guru menanyakan dasar-dasar pemikiran dari urutan

gambar yang telah dikerjakan oleh siswa tersebut.

6. Dari urutan gambar yang sudah disusun siswa, guru

menanamkan konsep atau materi sesuai dengan kompetensi

yang ingin dicapai.

7. Guru bersama dengan siswa menyimpulkan materi yang

telah diterima.

Pada dasarnya, langkah-langkah model pembelajaran Picture and Picture

adalah gambar yang diurutkan secara logis oleh siswa dengan alasan-alasan

tertentu sebagai dasar pengurutan gambar. Alasan inilah yang menjadi dasar

penanaman konsep materi pelajaran yang sesuai dengan kompetensi yang ingin

dicapai yang dilakukan oleh guru. Penarikan kesimpulan materi yang telah

diterima dilakukan oleh guru bersama dengan siswa sebagai kegiatan akhir

pembelajaran.

Page 10: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 elajaran Ilmu Pengetahuan Alam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8065/2/T1_292010260_BAB II.pdf · Pengertian belajar menurut Slameto (2003:2),

15

2.1.2.7 Kelebihan dan Kelemahan Model Picture and Picture

Adapun kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Picture and

Picture sebagai berikut Istarani (2011:8):

Model pembelajaran Picture and Picture juga memiliki kelebihan

dan kekurangan. Kelebihan dan kekurangannya antara lain :

Kelebihan model pembelajaran Picture and Picture :

a. Materi yang diajarkan lebih terarah karena pada awal

pembelajaran guru menjelaskan kompetensi yang harus dicapai

dan materi secara singkat terlebih dahulu.

b. Siswa lebih cepat menangkap materi karena guru menunjukkan

gambar-gambar mengenai materi yang dipelajari.

c. Dapat meningkat daya nalar atau daya pikir siswa karena siswa

disuruh guru untuk menganalisa gambar yang ada.

d. Dapat meningkatkan tanggung jawab siswa, sebab guru

menanyakan alasan siswa mengurutkan gambar.

e. Pembelajaran lebih berkesan, sebab siswa dapat mengamati

langsung gambar yang telah dipersiapkan oleh guru.

Kelemahan model pembelajaran Picture and Picture:

a. Sulit menemukan gambar-gambar yang bagus dan berkulitas serta

sesuai dengan materi pelajaran.

b. Sulit menemukan gambar-gambar yang sesuai dengan daya nalar

atau kompetensi siswa yang dimiliki.

c. Baik guru ataupun siswa kurang terbiasa dalam menggunakan

gambar sebagai bahan utama dalam membahas suatu materi

pelajaran.

d. Tidak tersedianya dana khusus untuk menemukan atau

mengadakan gambar-gambar yang diinginkan.

Page 11: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 elajaran Ilmu Pengetahuan Alam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8065/2/T1_292010260_BAB II.pdf · Pengertian belajar menurut Slameto (2003:2),

16

2.1.3 Penerapan Model Pembelajaran Group Investigation dan

Picture and Picture dalam Kegiatan Pembelajaran

Penggunaan model pembelajaran yang baru dan menarik sangat

berpengaruh besar bagi minat siswa dalam belajar, pemahaman materi dan

tentunya hasil belajar siswa. Penggunaan model pembelajaran yang

bervariasi membuat siswa lebih termotivasi dan tertarik untuk belajar.

Guru yang selalu menggunakan metode pembelajaran yang lama seperti

ceramah yang terkesan sudah membosankan bagi siswa. Siswa sudah bisa

menebak jalannya kegiatan pembelajaran yang akan dilalui, sehingga tidak

memunculkan motivasi bagi siswa untuk belajar.

Penerapan model pembelajaran Group Investigation dan Picture and

Picture bisa dilakukan secara bersama atau bervariasi. Dalam penelitian

ini, kedua model pembelajaran tersebut digunakan secara bersama.

Langkah-langkahnya adalah dengan memasukkan model pembelajaran

Picture and Picture ke dalam model pembelajaran Group Investigation.

Siswa dibentuk menjadi beberapa kelompok secara heterogen. Setiap

kelompok terdiri dari 4-5 orang anggota. Masing-masing kelompok

diberikan materi yang sama untuk dipahami. Secara rinci, langkah-langkah

kegiatan pembelajaran dengan menggunakan kedua model pembelajaran

tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 2.2

Langkah-langkah kegiatan pembelajaran Group

Investigation dan Picture and Picture

Tahapan Kegiatan

1. Kegiatan awal 1. Berdoa

2. Presensi

3. Apersepsi

4. Penjelasan tujuan pembelajaran

2. Kegiatan inti 1. Eksplorasi

a. Bertanya jawab tentang materi yang

Page 12: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 elajaran Ilmu Pengetahuan Alam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8065/2/T1_292010260_BAB II.pdf · Pengertian belajar menurut Slameto (2003:2),

17

akan dipelajari.

b. Guru membagi siswa menjadi beberapa

kelompok secara heterogen. (Group

Investigation)

c. Guru membagikan materi yang sama

untuk setiap kelompok. (Group

Investigation)

d. Guru memberikan tugas untuk

memahami materi yang diberikan untuk

dipresentasikan. (Group Investigation)

e. Guru membagi gambar acak yang sesuai

dengan materi untuk semua kelompok.

(Picture and Picture)

2. Elaborasi

a. Setiap kelompok menyusun rencana

untuk menyelesaikan tugas dari guru.

(Group Investigation)

b. Siswa menyelesaikan tugas dengan

mengurutkan gambar dengan urutan

logis. (Picture and Picture)

c. Siswa menyelesaikan tugas dengan

mencari dari sumber lain, misalnya

dengan percobaan. (Group

Investigation)

d. Siswa menarik kesimpulan sementara

dari materi yang diberikan. (Group

Investigation)

e. Setiap kelompok mempresentasikann

hasil diskusinya. (Group Investigation)

f. Setiap kelompok memberikan alasan

logis atas pengurutan gambar ynag

Page 13: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 elajaran Ilmu Pengetahuan Alam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8065/2/T1_292010260_BAB II.pdf · Pengertian belajar menurut Slameto (2003:2),

18

dilakukan. (Picture and Picture)

3. Konfirmasi

a. Guru mengomentari presentasi masing-

masing kelompok.

b. Guru meluruskan pemahaman siswa

yang keliru tentang materi.

3. Kegiatan akhir 1. Guru bersama dengan siswa menarik

kesimpulan tentang materi yang telah

dipelajari.

2. Guru memberkan tugas individu kepada

siswa.

3. Guru merefleksikan kegiatan pembelajaran

yang telah dilalui.

Kegiatan belajar mengajar dengan menggunakan model pembelajaran yang

bervariasi akan menarik minat siswa untuk belajar. Kegiatan pembelajaran akan

berjalan lebih aktif dengan siswa sebagai pusat pembelajaran. Kegiatan

pembelajaran juga tidak akan berjalan dengan monoton. Dengan minat siswa yang

lebih baik, tentu saja kompetensi pembelajaran akan lebih mudah untuk dicapai.

Selain hal itu, hasil belajar siswa juga akan meningkat. Model pembelajaran yang

bervariasi akan lebih membantu guru untuk bisa mencapai tujuan pembelajaran

yang ingin dicapai.

Berdasarkan beberapa teori di atas, model pembelajaran Group

Investigation dan Picture and Picture yaitu model pembelajaran yang menjadikan

siswa sebagai pusat pembelajaran atau student center. Model pembelajaran yang

mengajak siswa untuk aktif dalam suatu kegiatan pembelajaran. Model

pembelajaran Group Investigation dan Picture and Picture membuat siswa benar-

benar harus mengerti tentang materi pembelajaran, karena dalam model ini, siswa

dituntut menjawab pertanyaan pada akhir diskusi, dimana pertanyaannya

menyangkut materi yang telah didiskusikan tadi. Penggunaan model pembelajaran

Group Investigation dan Picture and Picture dirasa paling tepat untuk mengatasi

Page 14: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 elajaran Ilmu Pengetahuan Alam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8065/2/T1_292010260_BAB II.pdf · Pengertian belajar menurut Slameto (2003:2),

19

masalah, yaitu peningkatan hasil belajar pada siswa kelas V pada mata pelajaran

IPA. Penggunaan model pembelajaran ini membuat siswa lebih mudah untuk

mengingat atau mengerti sebuah materi pelajaran yang harus dipelajari. Selain itu,

pencapaian tujuan yang di dalamnya termasuk hasil belajar siswa juga akan

meningkat karena siswa telah memahami materi yang diajarkan. Penggunaan

model pembelajaran baru, artinya tidak selalu memberikan materi dengan metode

ceramah akan membuat siswa tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran dan

tentunya akan berpengaruh besar bagi siswa dalam menangkap materi.

Penggunaan model pembelajaran secara bervariasi membuat kegiatan

pembelajaran lebih menarik dan siswa akan merasa tertantang untuk memahami

materi. Siswa yang cenderung bosan dengan penggunaan metode ceramah bisa

lebih tertarik dengan penggunaan model pembelajaran yang baru, khususnya

model pembelajaran Group Investigation dan Picture and Picture. Dengan

membuat siswa merasa tertarik, maka tujuan pembelajaran akan lebih mudah

untuk dicapai. Termasuk di dalamnya adalah penguasaan materi dan tentunya

hasil belajar siswa.

2.1.4 Hasil Belajar Siswa

Merujuk pemikiran Gagne dalam Suprijono Agus (2009:5) membagi hasil

belajar kedalam: pertama informasi verbal yaitu kapabilitas mengungkapkan

pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik tulisan maupun lisan. Kedua keterampilan

intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. Ketiga

strategi kognitif yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktifitas

kognitifnya sendiri. Keempat keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan

serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud

otomatisme gerak jasmani. Terakhir sikap, yaitu kemampuan menerima atau

menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut. Berarti hasil belajar

adalah perubahan perilaku secara menyeluruh yang disebabkan oleh proses

pembelajaran.

Page 15: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 elajaran Ilmu Pengetahuan Alam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8065/2/T1_292010260_BAB II.pdf · Pengertian belajar menurut Slameto (2003:2),

20

Sedangkan Dimyati dan Mudjiono (2009:250) hasil belajar

merupakan hasil proses belajar atau proses pembelajaran. Berarti hasil

belajar adalah sesuatu hal yang diperoleh dari adanya proses pembelajaran

yang telah dilaksanakan oleh seseorang.

Berdasarkan beberapa teori di atas, hasil belajar adalah sebuah perubahan

tingkah laku yang didapatkan setelah melalui tahap proses belajar yang berupa

perubahan dalam aspek kognitif, afektif, ataupun psikomotorik.

2.2 Kajian Hasil Penelitian yang Relevan

Ada beberapa kajian hasil penelitian yang relevan yang digunakan

oleh beberapa peneliti dalam upaya peningkatan hasil belajar dengan

menggunakan model pembelajaran Group Investigation maupun Picture

and Picture.

Iswandi (2009) dalam skripsinya yang berjudul “Penerapan model

pembelajaran Group Investigation untuk meningkatkan hasil belajar IPA

tentang tumbuhan hijau kelas V SDN Temenggungan 02 kecamatan

Udanawu kabupaten Blitar” menyatakan bahwa penerapan model

pembelajaran Group Investigation dapat meningkatkan aktifitas siswa

dalam belajar juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam

penelitiaanya didapati bahwa terdapat segi positif dalam penelitiaanya

yaitu pembelajaran dengan menggunakan metode Group Investigation

sangat menyenangkan sehingga pembelajaran tidak monoton serta

membuat siswa aktif bekerja diantaranya aktif berpendapat dalam

berdiskusi, disamping itu juga terjadi peningkatan hasil belajar siswa dari

siklus I ke siklus II yaitu sebanyak 78 % dan nilai siswa telah mencapai

standar kelulusasan sebesar 75.

Selain itu, menurut Devi (2010) dalam skripsinya yang berjudul

“Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI)

untuk meningkatkan pemahaman gaya magnet pada pembelajaran IPA

bagi siswa kelas V SD Negeri 2 Wanaraja Wanarasa Banjarnegara tahun

ajaran 2010/2011.” menyimpulkan bahwa penerapan metode Group

Page 16: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 elajaran Ilmu Pengetahuan Alam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8065/2/T1_292010260_BAB II.pdf · Pengertian belajar menurut Slameto (2003:2),

21

Investigation dapat meningkatkan pemahaman siswa dalam belajar IPA

(magnet) yang ditandai dengan kenaikan hasil belajar siswa. Peningkatan

ini terlihat dari hasil pra tindakan sebesar 64,89 dan setelah dilakukan

tindakan maka pad siklus I mencapai 67,32 dan pada siklus II menjadi

70,08.

Sedangkan penelitian yang memperkuat kajian empiris model

pembelajaran Picture and Picture telah dilakukan oleh Harlina “Penerapan

model pembelajaran kooperatif tipe Picture and Picture pada sub bab

materi rangka manusia untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas Vb

semester II MI Jamiyatuk Washliyah Pulau Petak” Hasil penelitian

menunjukkan penggunaan model kooperatif tipe Picture and Picture dapat

meningkatkan hasil belajar siswa. Dibuktikan hasil belajar siswa pada

siklus 1 ketuntasan klasikal 89% pada siklus II 92%. Dengan peningkatan

penguasaan materi pre-tes 16,67% menjadi 82,62%. Pengelolaan

pembelajaran menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Picture and

Picture menunjukkan hasil yang baik rata-rata 3,21.

Menurut penelitian Dewi Diansari “Penerapan model Picture and

Picture untuk meningkatkan pembelajaran IPA siswa kelas IV SDN

Gampingan 01 Pagak”.Adanya peningkatan aktivitas belajar siswa pada

siklus I diperoleh nilai rata-rata aktivitas belajar siswa 54,65 menjadi 75,8

pada siklus II. Pembelajaran model Picture and Picture dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.Siklus I diperoleh rata-rata nilai evaluasi

siswa 69,1 meningkat menjadi 85,8 siklus II.

Kajian penelitian model pembelajaran Picture and Picture yang

lain yaitu menurut penelitian Erni Santia Dewi “Upaya meningkatkan

motivasi belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Picture

and Picture pada mata pelajaran IPA di Kelas IV SD Negeri 020270

Binja” dapat meningkatkan motivasi belajar. Hasil Siklus I, dapat

dikatakan masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari Siklus I Pertemuan ke-1

mendapat rata-rata 2,32 dan Siklus I Pertemuan ke-2 mendapat rata-rata

2,85. Sedangkan pada Siklus II Pertemuan ke-1 mendapat rata-rata 3,0 dan

Page 17: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 elajaran Ilmu Pengetahuan Alam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8065/2/T1_292010260_BAB II.pdf · Pengertian belajar menurut Slameto (2003:2),

22

Siklus II Pertemuan ke-2 mendapat rata-rata 3,68 pada indikator untuk

menghadapi kesulitan, tekun menghadapi tugas, kemandirian dalam

belajar tergolong baik, keaktifan dalam kegiatan belajar, minat dalam

belajar, kreatif, senang menghadapi tantangan, dan pada minat dalam

belajar. Dari hasil diperoleh 24 orang siswa dapat dilihat setelah dilakukan

tindakan siklus terjadi peningkatan nilai.

Pembelajaran dengan model pembelajaran Group Investigation dan

Picture and Picture memiliki dampak positif dalam meningkatkan prestasi belajar

siswa yang ditandai dengan peningkatan ketuntasan belajar siswa dalam setiap

siklus.

2.3 Kerangka Pikir

Keberhasilan proses pembelajaran juga didukung oleh penggunaan

model atau metode pembelajaran yang tepat, sesuai mata pelajaran, materi

dan kondisi siswa secara keseluruhan, selain oleh kemampuan siswa itu

sendiri. Salah satu wujud model pembelajaran yang menekankan keaktifan

siswa adalah dengan model pembelajaran Group Investigation dan Picture

and Picture.

Model pembelajaran Group Investigation dan Picture and Picture

adalah suatu teknik pembelajaran kooperatif dengan belajar kelompok antara

4-5 orang yang saling bekerja sama, saling ketergantungan antara teman satu

dengan teman yang lainnya, dalam menerima suatu materi dan setiap

kelompok harus bertanggung jawab untuk dapat menyampaikan materi yang

dipelajarinya kepada orang lain. Jadi, dengan menerapkan model

pembelajaran Group Investigation dan Picture and Picture dapat

meningkatkan hasil belajar siswa karena siswa dapat lebih aktif serta lebih

mudah memahami dan mengingat materi pembelajaran.

Page 18: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 elajaran Ilmu Pengetahuan Alam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8065/2/T1_292010260_BAB II.pdf · Pengertian belajar menurut Slameto (2003:2),

23

Gambar 2.1

Kerangka Pikir

Hasil belajar

siswa rendah

Melalui penerapan

model GI dan PAP hasil

belajar IPA siswa pada

pokok bahasan pesawat

sederhana kelas V SDN

Kradenan 02

Kecamatan Kaliwungu

Kabupaten Semarang

dapat meningkat.

Strategi

pembelajaran yang

konvensional

Siklus 2

Proses

pembelajaran

pada siklus 2

adalah refleksi

dari

pelaksanaan

siklus 1

Siklus1

Proses pembelajaran

menekankan pada:

1.Kerja sama.

2.Bertanggung jawab

atas suatu materi yang

dipelajari

3.Dapat menyampaikan

materi pada orang

lain.

Menerapkan

model GI dan

PAP (Group

Investigation dan

Picture and

Picture

TINDAKAN

KONDISI

AKHIR

KONDISI

AWAL

Page 19: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 elajaran Ilmu Pengetahuan Alam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8065/2/T1_292010260_BAB II.pdf · Pengertian belajar menurut Slameto (2003:2),

24

2.4 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka pemikiran di atas, maka

dapat dirumuskan hipotesis/dugaan sementaranya adalah:

Dengan mendiskripsikan dan menggunakan model pembelajaran Group

Investigation dan Picture and Picture dalam pembelajaran IPA dapat

digunakan dengan baik dan dapat berjalan secara efektif dan efesien, maka

diduga atau ditafsirkan kemampuan siswa kelas V akan meningkat.

2.5 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan penelitian tindakan kelas ini adalah apabila

kemampuan siswa memahami materi dan hasil belajar dapat mencapai

KKM yaitu 65.

Pelajaran IPA merupakan salah satu mata pelajaran utama yang

dipelajari di SD. Namun, yang terjadi saat ini adalah tujuan pembelajaran

IPA kurang bisa tercapai, secara khusus di SD Negeri Kradenan 02 kelas

V. Materi yang disampaikan terlihat sulit untuk diterima oleh siswa. Hasil

belajar siswa kelas V pada mata pelajaran ini juga kurang begitu

maksimal. Bisa dikatakan bahwa tujuan pembelajaran belum bisa dicapai

sepenuhnya.

Penyampaian materi dengan model ceramah adalah salah satu faktor

utama penyebab tidak maksimalnya pencapaian tujuan pembelajaran.

Siswa yang merasa jenuh dengan model pembelajaran ini memicu

berkurangnya konsentrasi siswa terhadap penerimaan materi pelajaran.

Siswa kesulitan untuk menerima materi dengan guru sebagai pusat

pembelajaran. Hasil belajar siswa juga tidak akan tercapai secara

maksimal dengan kegiatan pembelajaran yang sudah bisa ditebak oleh

siswa, dengan kata lain kegiatan pembelajaran yang monoton. Seharusnya

ada cara lain agar penyampaian materi lebih menarik minat siswa untuk

belajar.

Page 20: BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1.1 elajaran Ilmu Pengetahuan Alam …repository.uksw.edu/bitstream/123456789/8065/2/T1_292010260_BAB II.pdf · Pengertian belajar menurut Slameto (2003:2),

25

Siswa yang merasa bosan dalam kegiatan pembelajaran tidak akan

bisa dengan baik menangkap materi pelajaran. Perlu sistem pembelajaran

dengan model yang baru agar bisa menarik minat siswa untuk belajar.

Model pembelajaran secara bervariasi dirasa bisa mengatasi persoalan

tersebut. Model pembelajaran yang baru bisa membuat siswa menjadi

lebih tertarik untuk memahami suatu materi. Siswa yang sudah kembali

memiliki minat yang bagus untuk mempelajari materi, bisa dengan lebih

baik mengalami peningkatan hasil belajar.

Model pembelajaran Group Investigation dan Picture and Picture

adalah salah satu model pembelajaran yang efektif untuk membangkitkan

minat siswa dalam belajar. Model pembelajaran ini mengajak siswa secara

aktif mempelajari materi ajar. Siswa berperan sebagai pusat kegiatan

pembelajaran. Model pembelajaran ini juga bisa digunakan sebagai model

pembelajaran yang lebih menarik untuk meningkatkan minat siswa dalam

kegiatan belajar dibandingkan dengan model ceramah. Sehingga, tujuan

pembelajaran yang ingin diacapai oleh guru bisa secara lebih mudah untuk

tercapai. Tentu saja dengan minat siswa yang lebih baik dapat membuat

hasil belajar siswa meningkat dan sesuai dengan tujuan pembelajaran.