20
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu Berdasarkan judul penelitian ini kami membandingkan dengan penelitian- penelitian sebelumnya dengan beberapa perbedaan problematik, variabel dan tempat penelitian. Berikut hasil penelitian terdahulu untuk membandingkan hasil penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian terdahulu: Tabel. 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu No Nama/ Tahun Judul Metode Analisis Variabel Hasil 1 Aynurrido (2007) Pengaruh atribut produk terhaap peutusan pembelian air mineral bermutu (studi kasus pada Mahasiswa-mahasiswi indekos di RT 04 Rw 03 kelurahan ketawanggede Kec. Lowokwaru kota Malang) Analisis Regresi Linier berganda a. Merek b. Kemasan c. Label Merek, kemasan dan label berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Variabel yang paling domenan pengaruhnya adalah merek. 2 M. Habibiy Ma’mun (2009) Pengaruh atribut produk terhadap keputusan pembelian produk sepeda motor merk Suzuki (Studi kasus pada Suzuki Tlogo mas) Analisis Regresi Linier berganda a. Merek b. Kualitas c. Layanan pelengkap d. Jaminan produk Variabel yang paling dominan berpengaruh terhadap keputusan pembelian adalah kualitas. 3 Moh Sufyan (2012) Pengaruh atribut Produk terhadap keputusan pembelian Ponsel Blackberry (Studi kasus mahasiswa fakultas ekonomi UIN Maliki Malang) Analisis Regresi Linier berganda a. Merek b. Kemasan c. Label d. Layanan pelengkap e. Garansi Variabel yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian adalah layanan pelengkap. Sumber: Data Diolah

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1. - etheses.uin-malang.ac.idetheses.uin-malang.ac.id/2326/5/09510005_Bab_2.pdfpenelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian terdahulu: Tabel. 2.1 Hasil

Embed Size (px)

Citation preview

1

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1. Hasil-hasil Penelitian Terdahulu

Berdasarkan judul penelitian ini kami membandingkan dengan penelitian-

penelitian sebelumnya dengan beberapa perbedaan problematik, variabel dan

tempat penelitian. Berikut hasil penelitian terdahulu untuk membandingkan hasil

penelitian yang dilakukan peneliti dengan penelitian terdahulu:

Tabel. 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No Nama/

Tahun

Judul Metode

Analisis

Variabel Hasil

1 Aynurrido

(2007)

Pengaruh atribut produk

terhaap peutusan

pembelian air mineral

bermutu (studi kasus pada

Mahasiswa-mahasiswi

indekos di RT 04 Rw 03

kelurahan ketawanggede

Kec. Lowokwaru kota

Malang)

Analisis

Regresi

Linier

berganda

a. Merek

b. Kemasan

c. Label

Merek, kemasan dan

label berpengaruh

terhadap keputusan

pembelian. Variabel

yang paling domenan

pengaruhnya adalah

merek.

2 M. Habibiy

Ma’mun

(2009)

Pengaruh atribut produk

terhadap keputusan

pembelian produk sepeda

motor merk Suzuki (Studi

kasus pada Suzuki Tlogo

mas)

Analisis

Regresi

Linier

berganda

a. Merek

b. Kualitas

c. Layanan

pelengkap

d. Jaminan

produk

Variabel yang paling

dominan berpengaruh

terhadap keputusan

pembelian adalah

kualitas.

3 Moh

Sufyan

(2012)

Pengaruh atribut Produk

terhadap keputusan

pembelian Ponsel

Blackberry (Studi kasus

mahasiswa fakultas

ekonomi UIN Maliki

Malang)

Analisis

Regresi

Linier

berganda

a. Merek

b. Kemasan

c. Label

d. Layanan

pelengkap

e. Garansi

Variabel yang paling

berpengaruh terhadap

keputusan pembelian

adalah layanan

pelengkap.

Sumber: Data Diolah

2

Seperti yang dipaparkan tabel 2.1 di atas perbedaan penelitian ini dengan

penelitian terdahulu adalah pada permasalahan pengaruh atribut produk yang

paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Pada penelitian yang

dilakukan Aynurrido, (2007), dari variabel atribut produk merek, kemasan, dan

label yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian adalah merek.

Pada penelitian yang dilakukan oleh M. Habibiy Ma’mun, (2009), dari

variabel atribut produk merek, kualitas, layanan pelengkap, dan jaminan produk

yang paling berpengaruh terhadp keputusan pembelian adalah kualitas. Sedangkan

dalam penelitian ini dari variabel atribut produk merek, kemasan, label, layanan

pelengkap dan garansi diasumsikan yang paling berpengaruh terhadap keputusan

pembelian adalah layanan pelengkap.

2.2. Kajian Teoritis

A. Pemasaran dan Konsep strategi pemasaran

Marketing adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi

kebutuhan dan keinginan melalui melalui proses pertukaran, (Philip Kotler,

1999:2).

Menurut Bennett dalam Tjiptono, (1997: 6) Strategi pemasaran

merupakan pernyataan (baik secara implisit maupun eksplisit) mengenai

bagaimana suatu merek atau lini produk mencapai tujuannya.

Menurut Corey dalam Tjiptono, (1997: 6), strategi pemasaran terdiri

atas lima elemen yang saling terkait. Kelima elemen tersebut adalah:

1). Pemilihan pasar.

2). Perencanaan produk.

3

3). Penetapan harga.

4). Sistem distribusi.

5). Komunikasi pemasaran (promosi), (Fandi Tjiptono,1997: 7).

B. Produk

1. Pengertian Produk

Produk adalah suatu sifat yang kompleks baik dapat diraba maupun

tidak dapat diraba, termasuk bungkus, warna, harga, prestasi perusahaan,

pelayanan perusahaan dan pengecer yang diterima oleh pembeli untuk

memuaskan keinginan dan kebutuhan konsumen, (Rismiati dan Suratno,

2001: 198).

Produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan kepada sebuah

pasar agar diperhatikan, diminta, dipakai, atau dikonsumsi sehingga

mungkin memuaskan keinginan atau kebutuhan. Produk bisa berupa benda

fisik, jasa, orang, tempat, organisasi, dan gagasan, (Philip Kotler, 1999:

189).

Kita juga perlu memperhatikan jenis produk. Jenis produk adalah

unit produk yang bisa dibedakan menurut ukuran, harga, penampilan, atau

beberapa atribut lain. (Philip Kotler, 1999: 189) Secara lebih rinci, konsep

produk total meliputi barang, kemasan, merek, label, pelayanan, dan

jaminan. Konsep produk total sebagai berikut: Produk= barang + kemasan +

merek + label + pelayanan + jaminan = kepuasan pelanggan, (Fandy

Tjiptono, 1997:103).

4

C. Atribut Produk

1. Pengertian Atribut Produk

Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting

oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.

Atribut Produk meliputi merek, kemasan, jaminan (garansi), dan layanan

pelengkap, (Fandy Tjiptono, 1997:103).

Semua produk memeliki atribut yang berwujud seperti mutu, ciri-

ciri, dan model. Semua atribut produk terbentuk dalam proses realisasi

produk yang akhirnya dibuat prototipe produk. Setelah perusahaan

memperkenalkan atribut produk dipasaran, maka ia akan menyempurnakan

atribut produk agar bisa bertahan dalam menghadapi tantangan dalam siklus

kehidupan produk, (Rismiati dan Suratno, 2001;204).

2. Unsur Atribut Produk

Atribut produk adalah unsur-unsur produk yang dipandang penting

oleh konsumen dan dijadikan dasar pengambilan keputusan pembelian.

Atribut Produk meliputi merek, kemasan, jaminan (garansi), dan layanan

pelengkap, (Fandy Tjiptono, 1997:103).

a. Merek

Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol/lambang, desain,

warna, gerak atau kombinasi atribut-atribut produk lainnya yang

diharapkan dapat memberikan identitas dan diferensiasi terhadap produk

pesaing, (Fandy Tjiptono, 1997:104).

5

Keakraban merek (brand familiarity) berarti beberapa konsumen

mengenali dan menerima merek suatu perusahaan, (Cannon dkk, 2008:

300).

1. Menetapkan Merek

Beberapa kondisi yang menguntungkan penetapan merek Mc.

Carthy, dan Perreault, (1996:194) adalah sebagai berikut:

a) Produk mudah dikenali dengan merek atau cap dagang

b) Mutu produk adalah “nilai” terbaik yang dapat diperoleh untuk

harga yang ditetapkan, dan mutunya mudah dipertahankan.

c) Dimungkinkan keandalan dan penyebaran.

d) Banyak permintaan atas golongan produk umum

e) Permintaan akan produk itu cukup kuat sehingga harga pasar cukup

tinggi agar upaya penetapan merek itu menguntungkan

f) Terdapat ekonomi skala. Apabila penetapan merek itu benar-benar

berhasil. Biaya akan menurun dan lama meningkat

g) Lokasi atau tempat pajangan di toko akan membatu penjualan.

2. Makna Merek

Ada enam makna yang bisa disampaikan melalui suatu merek

(kotler dalam Tjiptono, 1997:104):

a) Atribut : Sebuah merek menyampaikan atribut-atribut tertentu.

b) Alat promosi: Merek bukanlah sekedar sekumpulan atribut, karena

yang dibeli konsumen adalah manfaat, bukannya atribut. Atribut

6

harus diterjemahkan ke dalam manfaat-manfaat fungsional dan atau

emosional.

c) Nilai-nilai: Merek juga menyatakan nilai-nilai produsennya.

d) Budaya: Merek juga mungkin mencerminkan budaya tertentu.

e) Kepribadian: Merek juga dapat memproyeksikan kepribadian

tertentu. Apabila merek itu menyangkut orang, binatang, atau suatu

obyek, apa yang terbayangkan.

f) Pemakai: Merek memberi kesan mengenai jenis konsumen yang

membeli atau menggunakan produknya.

3. Karakteristik Nama Merek yang Bagus

Karakteristik nama merek yang bagus menurut McCarthy, dan

Perreault, (1996:194) adalah sebagai berikut:

a) Singkat dan sederhana

b) Mudah dieja dan dibaca

c) Mudah dikenal dan diingat

d) Mudah diucapkan

e) Dapat diucapkan dengan satu cara

f) Dapat diucapkan dalam semua bahasa (untuk pasar internasional)

g) Menyiratkan manfaat produk

h) Dapat disesuaikan dengan kemasan dan kebutuhan label

i) Tidak menghina, cabul, dan negatif

j) Selamanya tepat waktu (tidak kadaluarsa)

7

b. Kemasan

Kemasan adalah kegiatan merancang dan memproduksi wadah

atau bungkus bagi sebuah produk. Kemasan mungkin sampai mencakup

tiga peringkat bahan. Kemasan primer adalah wadah langsung bagi

produk. Kemasan sekunder merupakan bahan yang melindungi kemasan

primer dan kemudian dibuang apabila produk akan di pergunakan.

Kemasan pengiriman adalah kemasan yang penting untuk menyimpan,

identifikasi dan transportasi, (Philip kotler, 1999:200).

Pengemasan (packaging) merupakan proses yang berkaitan

dengan perancangan dan pembuatan wadah (container) atau pembungkus

(wrapper) untuk suatu produk, (Fandy Tjiptono, 1997:107).

Pengemasan dapat menjadi hal yang penting, baik bagi para

penjual maupun bagi pelanggan. Pengemasan dalam membuat produk

terlihat lebih mudah diguankan atau disimpan, serta mencegah

kerusakan. Kemasan yang baik mempermudah upaya mengenali suatu

produk dan mempromosikan mereknya, (McCarthy, dan Perreault,

1996:200).

1. Manfaat Kemasan

Saat ini, kemasan telah menjadi alat pemasaran yang penting.

Kemasan yang dirancang cermat bisa menimbulkan nilai kecocokan

bagi konsumen dan nilai promosi bagi para produsen. Banyak faktor

telah meningkatkan penggunaan kemasan sebagai alat pemasaran

menurut Philip kotler, (1999:201) yaitu sebagai berikut:

8

a). Swalayan (self-service). Jumlah produk yang semakin menambah

dijual dengan cara swalayan di pasaraya dan toko yang

memberikan potongan harga. Kemasan sekarang harus

menampilkan banyak fungsi penjualan. Kemasan harus menarik

perhatian, menggambarkan keistimewaan produk, memberi

keyakinan konsumen, dan membuat kesan yang mendukung

produk.

b). Bertambahnya konsumen (consmer affluence). Melimpahnya

jumlah konsumen berarti bahwa para konsumen bersedia

membayar sedikit lebih tinggi untuk kecocokan, penampilan,

ketergantungan dan prestise kemasan yang lebih baik.

c). Citra merek dan perusahaan. Perusahaan mengenal baik kekuatan

kemasan yang dirancang rapi sehingga dengan cepat akan membuat

konsumen mengenal perusahaan dan merek produk.

d). Kesempatan inovasi. Kemasan inovasi bisa memberi banyak

keuntungan bagi produsen.

Pemberian kemasan pada suatu produk bisa memberikan tiga

manfaat utama yaitu manfaat komunikasi, manfaat fungsional, dan

manfaat perseptual, (Fandy Tjiptono, 1997:107).

a). Manfaat komunikasi

Manfaat utama kemasan adalah sebagai media

mengungkapkan informasi produk kepada konsumen. Informasi

tersebut meliputi cara menggunakan produk, komposisi produk,

9

dan informasi khusus (efek sampingan, frekuensi pemakaian yang

optimal, dan sebagainya). Informasi lainnya berupa segel atau

simbol bahwa produk tersebut halal dan telah lulus

pengujian/diisyaratkan oleh instansi pemerintah yang berwenang.

b). Manfaat fungsional

Kemasan seringkali pula memastikan peranan fungsional

yang penting, seperti memberikan kemudahan, perlidungan, dan

penyimpanan.

c). Manfaat perseptual

Kemasan juga bermanfaat dalam menanamkan persepsi

tertentu dalam benak konsumen, (Fandy Tjiptono, 1997:106-107).

c. Label

Label merupakan bagian dari suatu produk yang menyampaikan

informasi mengenai produk dan penjual. Sebuah label bisa merupakan

bagian dari kemasan, atau bisa pula merupakan etiket (tanda pengenal)

yang dicantumkan pada produk, (Fandy Tjiptono, 1997:107).

Label bisa menyesatkan konsumen atau bisa pula gagal

menjelaskan isi produk yang penting atau gagal mencakup peringatan

keamanan produk, (Philip Kotler, 1999:201).

1. Macam-macam Label

Secara garis besar terdapat tiga macam label (Stantom salam

Tjptono, 1997: 107), yaitu:

10

a) Brand label, yaitu nama merek yang diberikan pada produk atau

dicantumkan pada kemasan.

b) Descriptive label, yaitu label yang memberikan informasi obyektif

mengenai penggunaan, konstruksi/pembatan , perawatan/perhatian

dan kerja produk, serta karakteristik-karakteristik lainnya yang

berhubungan dengan produk.

c) Grabe label, yaitu label yang mengidentifikasi penilaian kualitas

produk (product’s judged quality) dengan suatu huruf, angka, atau

kata.

2. Label Perspektif Islam

Islam melarang menyembunyikan kecacatan suatu barang atau produk

apabila ada cacat harus diutarakan kepada konsumen disinilah fungsi

label yaitu untuk memberikan informasi tentang produk yang

ditawarkan kepada konsumen. Sebagaimana firman Allah SWT.

melarang menyembunyikan sesuatu yang bathil dan itu bukan hak kita

sedangkan kita mengetahuinya. Hal ini sebagaimana dijelaskan pada

surat Al- baqarah ayat 42 yang berbunyi:

Artinya:

“Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang bathil

dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu

mengetahui. Di antara yang mereka sembunyikan itu Ialah: Tuhan

11

akan mengutus seorang Nabi dari keturunan Ismail yang akan

membangun umat yang besar di belakang hari, Yaitu Nabi

Muhammad s.a.w.”

d. Layanan Pelengkap (Supplementary Services)

1. Klasifikasi Layanan Pelengkap

Layanan pelengkap dapat diklasifikasikan menjadi delapan

kelompok menurut Lovelock dalam Tjiptono, (1997:107), yaitu:

a) Informasi, misalnya jalan/arah menuju tempat produsen, jadwal

atau skedul penyampaian produk/jasa, harga, instruksi mengenai

cara menggunakan produk inti atau layanan pelengkap, peringatan

(warnings), kondisi penjualan/layanan, pemberitahuan adanya

perubahan, dokumentasi, konfirmasi reservasi, rekapitulasi

rekening, tanda terima dan tiket.

b) Konsultasi, seperti pemberian saran, auditing, konseling pribadi,

dan konsultasi manajemen/teknis.

c) Order taking, meliputi aplikasi keanggotaan di klub atau program

tertentu; jasa langganan; jasa yang berbasis kualifikasi (misalnya

pergurua tinggi), order entry, dan reservasi (tempat duduk, meja,

ruang, professional appointments, admisi untuk fasilitas yang

terbatas (contohnya pameran).

d) Hospitality, diantaranya sambutan, food and beverages, toilet dan

kamar kecil, perlengkapan kamar mandi, fasilitas menunggu

(majalah, hiburan, koran, ruang tunggu), transportasi , dan sekuriti.

12

e) Caretaking, terdiri dari perhatian dan perlindungan atas barang

milik pelanggan yang mereka bawa (parkir kendaraan roda dua dan

roda empat; penanganan bagasi; titipan tas; dan lain-lain), serta

perhatian dan perlindungan atas barang yang dibeli pelanggan

(pengemasan, transportasi, pengantaran, instalasi, pembersihan,

inspeksi dan diagnosis, pemeliharaan preventif, reparasi dan

inovasi, upgrades).

f) Exceptions, meliputi permintaan khusus sebelumnya penyampaian

produk; menangani komplain/pujian/saran, pemecahan masalah

(jaminan dan garansi atas kegagalan pemakaian produk: kesulitan

yang muncul dari pemakaian produk; kesulitan yang disebabkan

kegagalan produk, termasuk dengan masalah staf atau dengan

pelanggan lainnya), dan restitusi (pengembalian uang, kompensasi,

dan sebagainya).

g) Billing, meliputi laporan rekening periodik, faktur untuk transaksi

individual, laporan verbal mengenai jumlah rekening, dan self-

billing.

h) Pembayaran, berupa swalayan oleh pelanggan, pelanggan

berinteraksi dengan personil perusahaan yang menerima

pembayaran, pengurangan atomatis atas rekening nasabah, serta

kontrol dan verifikasi.

13

2. Layanan Perspektif Islam

Layanan dalam perspektif Islam yaitu pelayanan harus ramah

dan tidak diperkenankan menggunakan cara-cara yang maksiat,

seperti firman Allah SWT dalam surat Thaahaa, ayat 44, yang

berbunyi:

Artinya:

“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata

yang lemah lembut, Mudah-mudahan ia ingat atau takut" (Q.S.,

Thaahaa, Ayat:44)

e. Garansi

Garansi adalah janji yang merupakan kewajiban produsen atas

produknya kepada konsumen, dimana para konsumen akan diberi ganti

rugi bila produk ternyata tidak bisa berfungsi sebagaimana yang

diharapkan atau dijanjikan. Jaminan bisa meliputi kualitas produk,

reparasi, ganti rugi, (uang kembali atau produk ditukar), dan sebagainya.

Jaminan sendiri ada yang bersifat tertulis dan adapula yang tidak tertulis.

Dewasa ini jaminan seringkali dimanfaatkan sebagai aspek promosi,

terutama pada produk-produk tahan lama, (Tjiptono, 1997: 108).

14

D. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi cara kita berperilaku,

khususnya, cara kita membeli. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokkan ke

dalam variabel sosial, termasuk budaya, karakteristik pribadi, dan variabel

psikologis, (Smith, 2001:86).

1. Pihak yang terlibat dalam proses keputusan pembelian

Dalam keputusan membeli barang konsumen seringkali ada lebih

dari dua pihak yang terlibat dalam proses pertukaran atau pembeliannya.

Umumnya ada lima macam peranan yang dapat dilakukan seseorang.

Adakalanya kelima peran ini dipegang oleh satu orang, namun seringkali

pula peranan tersebut dilakukan beberapa orang. Pemahaman mengenai

masising-masing peranan ini sangat berguna dalam rangka memuaskan

kebutuhan dan keinginan konsumen. Menurut Kotler, dalam

Tjiptono,(1997:20) lima peranan tersebut meliputi:

a. Pemrakarsa (initiator), yaitu orang yang pertama kali menyadari adanya

keinginan atau kebutuhan yang belum terpenuhi dan mengususlkan ide

untuk membeli suatu barang atau jasa tertentu.

b. Pemberi pengaruh (influencer), yaitu orang yang pandangan, nasihat atau

pendapatnya mempengaruhi keputusan pembelian.

c. Mengambil keputusan (decider), yaitu orang yang menentukan keputusan

pembelian misalnya apakah jadi pembeli, apa yang dibeli, bagaimana

cara membeli, atau dimana membelinya.

d. Pembeli (buyer), yakni orang yang melakukan pembelian aktual

15

e. Pemakai (user), yaitu orang yang mengkonsumsi atau menggunakan

barang atau jasa yang dibeli.

2. Tahap-tahap proses pengambilan keputusan pembelian

Menurut Philip Kotler dkk, (2004: 223-229) Tahap-tahap proses

pengambilan keputusan umumnya melalui lima tahap yaitu sebagai berikut:

a. Pengenalan masalah

Proses pembelian dimulai waktu pembeli mengenal masalah

atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan keadaan

sebenarnya dan keadaan yang diidamkannya. Kebutuhan itu bisa

ditumbuhkan oleh rangsangan dari dalam.

b. Pencarian informasi

Seorang konsumen yang bergerak, mungkin atau mungkin juga

tidak mencari informasi lebih banyak. Apabila drive konsumen itu amat

kuat dan produk yang akan memuaskan drivenya sudah tersedia di

tangan, konsumen itu akan membelinya. Bila tidak, kebutuhan konsumen

cukup disimpan dalam ingatan saja. Konsumen mungkin berhenti

mencari, melakukan sedikit upaya pencarian, atau sebaliknya dengan

gigih mencari informasi sehubungan dengan kebutuhannya.

Ketika mencari informasi, konsumen mungkin akan berpaling

pada:

1. Sumber-sumber pribadi (keluarga, kawan-kawan, tetangga, kenalan)

2. Sumber-sumber komersial (iklan, wiraniaga, penyalur, kemasan,

pameran)

16

3. Sumber-sumber publik (media massa, lembaga konsumen)

4. Sumber-sumber pengalaman (penanganan, pengamatan, dan

penggunaan produk)

c. Evaluasi berbagai alternatif

Tidak ada proses evaluasi tunggal yang sederhanayang

dipergunakan oleh semua konsumen, atau bahkan oleh seorang

konsumen untuk segala macam situasi pembelian. Konsep-konsep dasar

tertentu membantu memperjelas proses-proses evaluasi konsumen.

1. Evaluasi terhadap atribut-atribut produk. Konsumen akan menaruh

perhatiannya kepada atribut-atribut itu yang berkenaan dengan

kebutuhan-kebutuhan mereka.

2. Konsumen memberikan bobot kepentingan yang berbeda-beda pada

atribut-atribut yang relevan. Pembedaan bisa dibuat berdasarkan

kepentingan dan penonjolan atribut, atau kepentingan atribut. Atribut

yang menonjol adalah atribut yang masuk kedalam benak konsumen

ketika ia diminta untuk memikirkan kualitas produk.

3. Konsumen ingin menciptakan seperangkat kepercayaan merek

sehingga setiap merek menampilkan setiap atribut. Seperangkat

kepercayaan yang menggambarkan merek tertentu dikenal sebagai cita

merek.

4. Konsumen dianggap mempunyai fungsi kegunaan bagi setiap atribut.

Fungsi keguanaan menggambarkan seberapa jauh kepuasan yang

diharapkan oleh konsumen dari setiap atribut itu.

17

5. Konsumen mengambil sikap terhadap alternatif merek produk lewat

beberapa prosedur evaluasi. Konsumen mempunyai cara-cara yang

berbeda dalam menjatuhkan pilihannya di antara beberapa marek.

d. Keputusan pembelian

Tahap evaluasi membuat para konsumen menyusun daftar

peringkat barang dalam peringkat pilihan. Mereka akan menciptakan

hasrat pembelian. Umumnya, para konsumen akan membeli barang-

barang yang paling mereka sukai. Namun demikian, dua faktor bisa

timbul diantara pembelian dan keputusan pembelian yaitu sikap orang-

orang lain dan faktor situasi yang tak-tersangka-sangka.

e. Perilaku setelah pembelian

Setelah membeli sebuah produk, konsumen akan merasa puas atau

tidak puas, setelah pembelian, konsumen juga akan melakukan tingkah

laku yang menarik perhatian pemasar. Kepuasan atau ketidakpuasan

konsumen terhadap produk akan memberi umpan balik berupa tingkah-

laku setelah pembelian. Apabila konsumen puas, ia mungkin akan

membeli lagi produk itu dilain saat. Konsumen yang puas juga cenderung

memberitahukan hal-hal yang baik mengenai produk itu pada kawan-

kawannya.

3. Proses Pengambilan Keputusan Yang Sederhana dan Kompleks

Proses pengambilan keputusan pembelian sangat bervariasi. Ada

yang sederhana dan ada pula yang kompleks. Hawkins dan Engal dalam

Tjiptono,(1997:20) membagi proses pengambilan keputusan pembelian ke

18

dalam tiga jenis, yaitu pengambilan keputusan yang luas (extended decision

making), pengambilan keputusan yang terbatas (limited decision making),

dan pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan (habitual decision

making).

a. Proses pengambilan keputusan yang diperluas merupakan jenis

pengambilan keputusan yang paling lengkap, bermula dari pengenalan

masalah konsumen yang dapat dipecahkan melalui pembelian beberapa

produk. Untuk keperluan ini, konsumen mencari informasi tentang

produk atau merek tertentu dan mengevaluasi beberapa baik masing-

masing alternatif tersebut dapat memecahkan masalahnya. Evaluasi

merek atau produk akan mengarah kepada keputusan pembelian.

b. Proses pengambilan keputusan terbatas terjadi apabila konsumen

mengenal masalahnya, kemudian mengevaluasi beberapa alternatif

produk atau merek berdasarkan pengetahuan yang dimiliki tanpa

berusaha (atau hanya melakukan sedikit usaha) mencari informasi

tentang produk atau merek tersebut. Ini biasanya berlaku untuk

pembelian produk-produk yang kurang penting atau pembelian yang

bersifat rutin.

c. Proses pengambilan keputusan yang bersifat kebiasaan merupakan proses

yang paling sederhana, yaitu konsumen mengenal masalahnya kemudian

langsung mengambil keputusan untuk membeli merek

vavorit/kegemarannya (tanpa eavaluasi alternatif).

19

E. Hubungan Atribut Aroduk dengan Keputusan Pembelian

Dalam penjelasan tahap pengambilan keputusan pembelian ditas, telah

dijelaskan bahwa dalam tahap evaluasi alternatif-alternatif konsumen akan

memperhatikan atribut produk sebagai alternatif yang paling atas.

Menurut Fandy Tjiptono, (1997:103) Atribut produk adalah unsur-

unsur produk yang dipandang penting oleh konsumen dan dijadikan dasar

pengambilan keputusan pembelian. Atribut Produk meliputi merek, kemasan,

jaminan (garansi), pelayanan, dan sebagainya.

2.3. Kerangka Berfikir

Gambar 2.1

Kerangka berfikir

Keterangan: = pengaruh secara simultan

= pengaruh secara parsial

Atribut Produk (X)

Merek (X1)

Label (X2) Keputusan

pembelian (Y) Kemasan(X3)

Layanan

pelengkap (X4)

Garansi (X4)

20

2.4. Hipotesis

Dari teori-teori yang telah dijelaskan diatas, peneliti dapat membuat

hipotesa atau kesimpulan sementara bahwasannya:

1. Atribut produk yang terdiri dari variabel: merek (X1), kemasan (X2), label

(X3), layanan pelengkap (X4) dan garansi (X5) mempengaruhi secara bersama-

sama terhadap keputusan pembelian ponsel Blackberry (Y) studi kasus

Mahasiswa Fakultas Ekonomi UIN Maliki Malang.

2. Atribut produk yang terdiri dari variabel: merek (X1), kemasan (X2), label

(X3), layanan pelengkap (X4) dan garansi (X5) mempengaruhi secara parsial

terhadap keputusan pembelian ponsel Blackberry (Y) studi kasus Mahasiswa

Fakultas Ekonomi UIN Maliki Malang.

3. Indikator layanan pelengkap merupakan atribut produk yang paling dominan

mempengaruhi keputusan pembelian ponsel blackberry pada mahasiswa

Fakultas Ekonomi UIN Maliki Malang.