Upload
others
View
5
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1. Analisis Kesalahan
2.1.1. Pengertian Analisis Kesalahan
Analisis adalah suatu pemeriksaan terhadap suatu objek tertentu untuk
mengetahui permasalahan yang terjadi kemudian permasalahan tersebut diselidiki
dan disimpulkan guna dapat memahami dari akar permasalahan tersebut
(Nawangsasi, 2011). Analisis adalah penyelidikan suatu peristiwa (karangan,
perbuatan dan sebagainya) untuk mengetahui apa sebab-sebabnya, bagaimana
duduk perkaranya (Kamus Bahasa Indonesia, 2006). Kesalahan dapat diartikan
sebagai suatu bentuk penyimpangan terhadap sesuatu yang telah ditetapkan atau
suatu bentuk penyimpangan terhadap hal yang dianggap benar atau suatu bentuk
penyimpangan dari prosedur atau langkah-langkah yang telah disepakati (Wijaya
dan Masriyah, 2011). Kesalahan adalah kekeliruan, kekhilafan, sesuatu yang
salah, perbuatan yang salah (melanggar hukum dan sebagainya) (Kamus Bahasa
Indonesia, 2006).
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan, analisis kesalahan merupakan
suatu pemeriksaan terhadap bentuk penyimpangan terhadap hal yang dianggap
menyimpang dari prosedur untuk mengetahui akar permasalahan tersebut terjadi.
2.1.2. Jenis-jenis Kesalahan
Jenis kesalahan dalam menyelesaikan masalah pada matematika menurut
Bistari (2012) adalah; (1) Kesalahan konsep, merupakan kesalahan dalam
memahami konsep atau makna dalam soal tersebut. (2) Kesalahan prosedur,
8
merupakan kesalahan dalam menemukan jawaban yang tidak mengikuti prosedur
atau langkah-langkah yang sesuai. (3) Kesalahan perhitungan atau kecerobohan,
merupakan kesalahan dalam menghitung atau ketidaktelitian dalam perhitungan,
sehingga tidak memberikan jawaban dengan tepat.
Kastolan mengelompokkan kesalahan menjadi dua jenis, yakni kesalahan
konseptual dan kesalahan prosedural. Kesalahan konseptual adalah kesalahan
dalam menafsirkan istilah, konsep dan prinsip yang terdapat dalam konsep
prasyarat dimana konsep tersebut dijadikan acuan dasar untuk memahami suatu
topik selanjutnya. Terdapat 3 indikator kesalahan konseptual yakni; (1) Salah
dalam menentukan rumus, teorema ataupun definisi dalam menjawab suatu
masalah. (2) Penggunaan rumus, teorema ataupun definisi tidak sesuai dengan
berlakunya rumus, teorema ataupun definisi. (3) Tidak menuliskan rumus,
teorema, ataupun definisi dalam menjawab masalah. Kesalahan prosedural adalah
kesalahan dalam menyusun sistematis kaidah atau aturan, langkah-langkah atau
algoritma-algoritma dalam menjawab suatu masalah. Terdapat 2 indikator dalam
kesalahan prosedural yakni; (1) Tidak sesuai dengan langkah-langkah dalam
menyelesaikan masalah. (2) Kesalahan dalam memanipulasi langkah-langkah
menjawab masalah (Sahriah, Muksar & Lestari, 2013).
Berdasarkan pendapat ahli di atas, dapat disimpulkan secara garis besar
jenis kesalahan dibagi menjadi dua, yaitu kesalahan konseptual dan kesalahan
prosedural. Kesalahan konseptual yakni, kesalahan dalam memahami konsep
ataupun kesalahan dalam memahami makna soal. Kesalahan prosedural adalah
kesalahan dalam menemukan jawaban tidak mengikuti kaidah-kaidah.
9
2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
Beberapa peneliti memberikan faktor yang mempengaruhi belajar
dikelompokkan menjadi dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal
(Astutik & Kurniawan, 2015; Ismail, 2016; Syarifuddin, 2011).
a. Faktor Internal
Menurut Ismail faktor internal yang mempengaruhi belajar terdiri dari segi
intelektual seperti kecerdasan, bakat, minat, motivasi, keadaan fisik. Sependapat
dengan Ismail, Hamalik mengungkapkan faktor internal yakni faktor yang
berasal dari diri sendiri siswa. Syarifuddin juga berpendapat bahwa faktor
internal yang mempengaruhi belajar yakni terdiri dari kondisi jasmani dan
rohani siswa, pertumbuhan siswa, kecerdasan, minat, motivasi belajar dan
motivasi diri sendiri
b. Faktor Eksternal
Menurut Ismail faktor eksternal terdiri dari guru dan para staf, teman-teman
sekolah, sarana dan prasarana di sekolah seperti alat-alat belajar, gedung
sekolah, letak dan jarak sekolah, dan keluarga. Hamalik menjabarkan faktor
eksternal yang mempengaruhi belajar yakni kurangnya penguasaan bahasa
menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam memahami dan memaknai soal,
Seringkali siswa kurang dalam menguasai materi baik materi yang sedang
dipelajari maupun materi prasyarat. Misalnya dalam mengerjakan soal siswa
tidak mengikuti prosedur atau menggunakan rumus yang berbeda, seringkali
siswa dalam mengerjakan soal cerita tidak menuliskan apa yang diketahui, apa
yang ditanyakan dan kesimpulan. Dan kebiasaan yang sering siswa lakukan
10
lainnya adalah belajar jika ada tes. Jika tidak ada tes maka tidak belajar, kondisi
siswa yang terganggu pada saat tes atau sebelum tes dimulai, seperti sakit,
gugup, tergesa-gesa. Hal senada disampaikan oleh Syarifuddin yang
mengungkapkan faktor eksternal yang mempengaruhi belajar diantaranya
motivasi dan kondisi keluarga, cara mengajar guru, guru dan stafnya, pendekatan
yang digunakan dalam pembelajaran, dan motivasi dari lingkungan sekitar.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa faktor yang
mempengaruhi proses belajar dan hasil belajar dikelompokkan menjadi dua yakni
faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal terdiri dari motivasi dari diri
sendiri, minat dalam belajar, kecerdasan. Faktor eksternal terdiri dari dukungan
dari keluarga, kondisi siswa tersebut, penguasaan materi, pengaruh dari
lingkungan belajar, misalnya guru, teman sebaya, fasilitas sekolah, jarak sekolah.
2.2. Soal Cerita Matematika
Menurut Dharma, Suarjana & Suartama (2016) soal cerita adalah
permasalahan-permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang dinyatakan dalam
bentuk kalimat bermakna dan mudah dipahami, dan dalam mencari
penyelesaiannya dapat menggunakan kalimat matematika yakni kalimat yang
memuat operasi-operasi hitung bilangan. Fitria (2013) juga berpendapat bahwa
soal cerita merupakan soal yang disajikan dengan cerita yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari yang berguna melatih proses berfikir matematis dan analitis
siswa serta melatih kemampuan perhitungan siswa. Penguasaan konsep materi,
kemampuan memahami bahasa, membuat model matematika, melakukan
perhitungan atau operasi dan menentukan jawaban akhir yang sesuai dengan apa
11
yang ditanyakan, hal tersebut adalah kemampuan yang harus dimiliki siswa dalam
menyelesaikan soal cerita.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa soal cerita
merupakan soal yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yang berguna
melatih proses berfikir serta melatih kemampuan berhitung siswa dengan mencari
penyelesaiannya menggunakan kalimat matematika yaitu kalimat yang memuat
bilangan, operasi hitung dan relasi.
2.3. Metode Analisis Newman
Metode Analisis Newman menyebar luas di Asia Pasifik yang dipromosikan
pada tahun 1980an dan 1990an oleh Clements. Latar belakang masuknya Metode
Analisis Newman yaitu membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam
memahami soal cerita matematika dengan memberikan lebih banyak latihan dan
praktik dengan harapan siswa akan memperbaiki kesalahan dalam menyelesaikan
soal cerita. Dari kesulitan yang dihadapi oleh siswa, guru dapat menentukan letak
kesulitan dan menetukan strategi untuk mengatasi kesulitan tersebut (White,
2010).
Terdapat lima kegiatan spesifik yang dapat membantu menemukan
penyebab dan jenis kesalahan siswa saat menyelesaikan suatu masalah berbentuk
soal cerita. Kelima kegiatan tersebut tercantum dalam petunjuk wawancara
metode analisis kesalahan Newman (Karnasih, 2015).
1. Please read the question to me. If you don’t know a word, leave it out
(Silahkan baca pertanyaannya pada saya. Jika kamu tidak mengetahui satu
kata atau bilangan, tinggalkan).
12
2. Tell me what the question is asking you to do (Katakan pada saya apa
pertanyaan ditanyakan padamu untuk dikerjakan).
3. Tell me how you are going to find the answer (Katakan atau tunjukkan pada
saya bagaimana kamu mulai menemukan jawaban pada pertanyaan ini).
4. Show me what to do to get the answer. “Talk aloud” as you do it, so that I
can understand how you are thinking (Tunjukkan pada saya bagaimana
kamu mendapat jawaban. “Bicaralah dengan suara keras” saat Anda
melakukannya, agar saya bisa mengerti bagaimana kamu berpikir).
5. Now, write down your answer to the question (Tuliskan jawaban
pertanyaannya).
Berdasarkan uraian di atas jenis dan kesalahan siswa dalam mengerjakan
soal cerita matematika dapat ditemukan. Menurut Newman, siswa harus melewati
prosedur dengan 5 tahapan secara berurutan yang masing-masing akan dijabarkan
sebagai berikut (Singh, Rahman, & Hoon, 2010):
a) Kesalahan membaca (reading eror)
Kesalahan membaca disebabkan siswa tidak mengenali kata-kata atau
simbol dalam soal sehingga tidak menemukan solusi dari soal tersebut.
Kemampuan membaca siswa dalam menghadapi berbagai masalah berpengaruh
terhadap bagaimana siswa tersebut akan memecahkan sebuah permasalahan.
Berdasarkan uraian di atas, indikator dari kesalahan membaca yakni:
1) Siswa tidak dapat membaca kata, simbol, atau angka yang menjadi kata
kunci dalam soal.
13
b) Kesalahan Memahami Masalah (Comprehension Error)
Kesalahan dalam memahami masalah disebabkan siswa mampu membaca
soal dengan baik namun tidak dapat menunjukkan syarat dalam soal tersebut
sehingga siswa gagal dalam menemukan atau mencoba solusi dalam
permasalahan tersebut. Berdasarkan uraian di atas, indikator dari kesalahan
memahami masalah yakni:
1) Tidak dapat memahami arti keseluruhan yang ada pada soal tersebut.
2) Tidak dapat menuliskan apa yang diketahui dari soal.
3) Tidak dapat menuliskan apa yang ditanyakan dari soal.
c) Kesalahan Transformasi (Transformation Error)
Kesalahan transformasi disebabkan siswa mampu memahami apa yang
ditanyakan dalam soal namun gagal dalam menentukan rangkaian operasi yang
benar dalam menyelesaikan permasalahan tersebut. Berdasarkan uraian di atas,
indikator dari kesalahan memahami masalah yakni:
1) Tidak dapat menentukan operasi matematika atau rangkaian operasi
untuk menyelesaikan permasalahan dalam soal tersebut dengan tepat.
2) Tidak dapat membuat model matematis dari soal yang disajikan.
d) Kesalahan Keterampilan Proses (Process Skills Error)
Kesalahan ketrampilan disebabkan siswa mampu dalam menentukan operasi
matematika dengan benar, akan tetapi masih salah dalam menggunakan
prosedur. Kesalahan ini merupakan kesalahan siswa dalam melakukan
perhitungan. Berdasarkan uraian di atas, indikator dari kesalahan memahami
masalah yakni:
14
1) Tidak mengetahui prosedur untuk menyelesaikan soal tersebut dengan
tepat meskipun sudah menentukan rumus dengan benar.
2) Tidak dapat menjalankan tahapan-tahapan operasi hitung yang
digunakan untuk menyelesaikan soal.
3) Tidak dapat menemukan hasil akhir sesuai prosedur yang digunakan
untuk menyelesaikan soal.
e) Kesalahan Penulisan Jawaban (Encoding Error)
Kesalahan penulisan jawaban disebabkan siswa sudah menyelesaikan tugas
sampai akhir dengan benar, namun tidak bisa menuliskan jawaban yang
dimaksudkan dengan tepat sehingga menyebabkan berubahnya makna jawaban.
Berdasarkan uraian di atas, indikator dari kesalahan memahami masalah yakni:
1) Tidak dapat menuliskan jawaban dengan benar.
2) Tidak dapat menunjukkan jawaban akhir dari penyelesaian soal tersebut.
2.4. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan dilaksanakan
peneliti yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya antara lain: Arnidha (2015)
melakukan penelitian tentang analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal
operasi hitung bilangan cacah. Berdasarkan penelitiannya pada soal operasi hitung
bilangan cacah berupa penjumlahan dan pengurangan dapat dijabarkan sebagai
berikut; (1) Kesalahan pada operasi penjumlahan. Terdapat 2 jenis kesalahan
yakni kesalahan fakta dasar penjumlahan yang mencapai prosentase 35% dan
kesalahan acak dengan prosentase 10.02%. (2) Kesalahan pada operasi
pengurangan. Terdapat 2 jenis kesalahan yakni kesalahan fakta dasar pengurangan
dengan prosentase 36.58% dan kesalahan fakta dengan prosentase 18.40%.
15
Berdasarkan prosentase yang dijabarkan diatas kesalahan fakta pengurangan
adalah prosentase tertinggi. Penyebab siswa melakukan kesalahan pada operasi
hitung bilangan cacah berupa penjumlahan dan pengurangan adalah kurangnya
siswa memahami konsep penjumlahan dan pengurangan, teknik menyimpan dan
meminjam serta kurang hati-hati dalam menyelesaikan soal tersebut. Keterkaitan
dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu sama-sama menganalisis kesalahan
siswa. Perbedaan penelitian ini dengan peneitian yang akan dilakukan diantaranya
terletak pada bentuk soal yakni memakai bentuk soal cerita dan menggunakan
metode analisis newman dalam menganalisis.
Sementara itu, Farida (2015) juga melakukan penelitian tentang analisis
kesalahan siswa SMP kelas VIII dalam menyelesaikan masalah soal cerita
matematika. Berdasarkan hasil penelitian didapat kesimpulan bahwa; (1) Siswa
mengalami kesalahan dalam mengubah informasi yang sudah diberikan ke dalam
bentuk matematika, karena siswa tidak memperhatikan maksud soal. (2)
Kesalahan siswa tidak dapat menentukan rumus yang akan digunakan karena lupa
rumus apa yang digunakan. Siswa cenderung menghafalkan rumus sehingga cepat
lupa. (3) Kesalahan dalam aspek konsep karena terjadi miskonsepsi pada diri
siswa. (4) Kesalahan dalam memahami konsep bunga perbulan jika diketahui
pertahun, penyebabnya adalah kurang paham dalam menghitung perbulan jika
diketahui pertahun dan dalam pembelajaran kurang diberikan soal yang bervariasi
sehingga ketika siswa diberikan soal yang berbeda dari contoh maka siswa tidak
menjawab dengan benar. (5) Kesalahan dalam meafsirkan solusi karena tidak
memperhatikan apa yang ditanyakan dalam soal. (6) Kebanyakan siswa tidak
menulis kesimpulan diakhir karena siswa cenderung ingin menyingkat jawaban
16
dan tidak terbiasa menuliskan kesimpulan di akhir jawaban. (7) Kesalahan dalam
pengoperasian karena terburu-buru dan kurang teliti dalam melakukan
perhitungan. Keterkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu sama-sama
menganalisis kesalahan dalam soal cerita. perbedaan penelitian ini dengan
penelitian yang akan dilakukan diantaranya terletak pada metode analisis yang
akan digunakan dalam penelitian.
Selain penelitian diatas, Rindyana & Chandra (2012) juga melakukan
penelitian tentang analisis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita
matematika materi sistem persamaan linear dua variabel berdasarkan analisis
newman (studi kasus MAN Malang 2 Batu). Berdasarkan hasil penelitian didapat
kesimpulan bahwa pada tahap membaca siswa dapat membaca dengan benar dan
lancar, namun ternyata siswa tidak dapat memaknai kalimat yang dibaca. Pada
tahap kedua yakni tahap memahami, siswa tidak menuliskan apa yang diketahui
dan ditanyakan. Selanjutnya tahap transformasi, siswa melakukan kesalahan
dalam mentransformasikan dari informasi yang diperoleh ke dalam kalimat
matematika, dan tidak mengetahui rumus yang akan digunakan. Tahap ke empat
yakni ketrampilan proses, siswa melakukan kesalahan dalam operasi perhitungan.
Tahap terakhir adalah penulisan jawaban akhir. Siswa pada tahap ini tidak
menuliskan jawaban akhir yang sesuai dengan apa yang ditanyakan pada soal.
Keterkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan yaitu sama-sama menganalisis
kesalahan dalam soal cerita. perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang akan
dilakukan diantaranya terletak pada materi yang akan digunakan dalam penelitian.
17
2.5. Kerangka Konseptual
Rendahnya kemampuan matematika siswa dapat dilihat dari penguasaan
materi. Misalkan diberikan soal tentang materi tersebut kepada siswa, dalam
menyelesaikan soal tersebut siswa melakukan kesalahan yang dapat dijadikan
tolak ukur untuk mengetahui seberapa kemampuan siswa dalam materi tersebut
(Setiyasih, 2012). Soal cerita penting untuk diberikan kepada siswa guna melatih
siswa dalam menyelesaikan masalah. Namun, banyak siswa yang melakukan
kesalahan dalam menyelesaikan soal cerita. Kesalahan-kesalahan dilakukan siswa
dalam menyelesaikan soal cerita yaitu kesalahan memahami soal, kesalahan
melakukan komputasi, dan kesalahan dalam membuat persamaan matematika
(Rahardjo & Astuti, 2011).
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Analisis
Newman. Digunakannya metode analisis Newman dimaksudkan untuk
menyelidiki penyebab dan jenis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal cerita.
Setelah diketahui letak kesalahan siswa, dilakukan wawancara untuk mengetahui
penyebab terjadinya siswa melakukan kesalahan tersebut. Berdasarkan penyebab
kesalahan yang dilakukan siswa maka dapat diklasifikasikan kesalahan yang ia
lakukan termasuk jenis kesalahan apa berdasarkan metode analisis kesalahan
Newman. Jenis-jenis kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal matematika
berdasarkan prosedur Newman yaitu kesalahan membaca soal (reading errors),
kesalahan memahami masalah (comprehension errors), kesalahan transformasi
(transformation errors), kesalahan keterampilan proses (process skills errors),
dan kesalahan penulisan jawaban (encoding errors) (Jha, 2012). Jika diketahui
18
penyebab dan jenis kesalahan, maka siswa dapat meminimalisir kesalahan siswa
dalam menyelesaikan soal cerita.
Kerangka konseptual merupakan kerangka berfikir mengenai hubungan
antar konsep dengan konsep lainnya dari masalah yang akan diteliti serta diamati
dalam suatu penelitian. Kerangka konseptual dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Menyelesaikan soal cerita
Prosedur Newman
1. Kesalahan Membaca
2. Kesalahan Memahami
3. Kesalahan Transformasi
4. Kesalahan Ketrampilan Proses
5. Kesalahan Menulis Jawaban Akhir
Mengetahui jenis dan penyebab kesalahan
Mengurangi terjadinya kesalahan yang sama dalam mengerjakan soal cerita