7
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Analisis Vegetasi Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun vegetasi itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang hidup dan tumbuh serta dinamis. Vegetasi tanah dan iklim berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat mempunyai keseimbangan yang spesifik. Vegetasi di suatu tempat akan berbeda dengan vegetasi di tempat 1ain karena berbeda pula faktor lingkungannya. Vegetasi hutan merupakan sesuatu sistem yang dinamis, selalu berkembang sesuai dengan keadaan habitatnya. Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi secara bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis vegetasi diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari penvusun komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan. Berdasarkan tujuan pendugaan kuantitatif komunitas vegetasi dikelompokkan kedalam 3 kategori yaitu :

Bab II Eko Pohon

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kajian teori

Citation preview

Page 1: Bab II Eko Pohon

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Analisis Vegetasi

Vegetasi merupakan kumpulan tumbuh-tumbuhan, biasanya terdiri dari beberapa jenis

yang hidup bersama-sama pada suatu tempat. Dalam mekanisme kehidupan bersama

tersebut terdapat interaksi yang erat, baik diantara sesama individu penyusun vegetasi

itu sendiri maupun dengan organisme lainnya sehingga merupakan suatu sistem yang

hidup dan tumbuh serta dinamis.

Vegetasi tanah dan iklim berhubungan erat dan pada tiap-tiap tempat mempunyai

keseimbangan yang spesifik. Vegetasi di suatu tempat akan berbeda dengan vegetasi di

tempat 1ain karena berbeda pula faktor lingkungannya. Vegetasi hutan merupakan sesuatu

sistem yang dinamis, selalu berkembang sesuai dengan keadaan habitatnya.

Analisis vegetasi adalah suatu cara mempelajari susunan dan atau komposisi vegetasi secara

bentuk (struktur) vegetasi dari masyarakat tumbuh-tumbuhan. Unsur struktur vegetasi adalah

bentuk pertumbuhan, stratifikasi dan penutupan tajuk. Untuk keperluan analisis vegetasi

diperlukan data-data jenis, diameter dan tinggi untuk menentukan indeks nilai penting dari

penvusun komunitas hutan tersebut. Dengan analisis vegetasi dapat diperoleh informasi

kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan. Berdasarkan tujuan

pendugaan kuantitatif komunitas vegetasi dikelompokkan kedalam 3 kategori yaitu :

1.      pendugaan komposisi vegetasi dalam suatu areal dengan batas-batas jenis dan

membandingkan dengan areal lain atau areal yang sama namun waktu pengamatan berbeda

2.      menduga tentang keragaman jenis dalam suatu areal

3.      melakukan korelasi antara perbedaan vegetasi dengan faktor lingkungan tertentu atau

beberapa faktor lingkungan (Greig-Smith, 1983 dalamHeriyanto 2009).

Ilmu vegetasi telah mengembangkan berbagai metode untuk menganalisis suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendekripsikan suatu vegetasi sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini suatu metodologi sangat berkembang dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan lainnya tetapi tetap harus diperhitungkan berbagai kendala yang ada (Syafei,1990).

Pengamatan parameter vegetasi berdasarkan bentuk hidup pohon, perdu, serta herba. Suatu ekosistem alamiah maupun binaan selalu terdiri dari dua komponen utama yaitu komponen biotik dan abiotik. Vegetasi atau komunitas tumbuhan merupakan salah satu komponen biotik yang menempati habitat tertentu seperti hutan, padang ilalang, semak belukar dan lain-lain. Struktur dan komposisi vegetasi pada suatu wilayah dipengaruhi oleh komponen ekosistem lainnya yang saling

Page 2: Bab II Eko Pohon

berinteraksi sehingga vegetasi yang tumbuh secara alami pada wilayah tersebut sesungguhnya merupakan pencerminan hasil interaksi berbagai faktor lingkungan dan dapat mengalami perubahan drastik karena pengaruh anthropogenik (Syafei, 1990).

Pada dasarnya hampir semua kegiatan pengukuran untuk analisis vegetasi dilakukan pengukuran terhadap jenis-jenisnya, kerapatan atau jumlah individu per jenis, frekuensi kehadirannya, diameter batang atau luas penutupan tajuk dan tinggi pohon. Walaupun demikian, parameter vegetasi yang diukur akan tergantung pada informasi yang dikehendaki dan tujuan penelitian(Wolf dan Naughton, 1990).

Sampling tumbuhan menentukan permasalahan yang sering kita hadapi dalam menentukan suatu individu tanaman. Tumbuhan yang berbentuk pohon atau herba. Untuk tanaman yang hidup di dalam kelompok atau bereproduksi secara vegetatif dengan akar di dalam tanah, cara yang umum digunakan adalah menganggap individu-inidividu tersebut terputus-putus. Sedangkan untuk tanaman yang tumbuh dalam bentuk rumpun, maka setiap rumpun dianggap sebagi satu individu. Dalam ekologi, frekuensi dipergunakan untuk menyatakan proporsi antara jumlah sampel yang berisi suatu spesies tertentu dengan jumlah total sampel. Frekunsi relatif suatu spesies adalah frekuensi dari suatu spesies dibagi dengan jumlah frekuensi dari semua spesies yang terdapat dalam suatu komunitas (Soegianto, 1994).

Kelimpahan setiap spesies individu atau jenis struktur biasanya dinyatakan sebagai suatu persen jumlah total spesies yang ada dalam komunitas, dan dengan demikian merupakan pengukuran yang relatif. Dari nilai relatif ini, akan diperoleh sebuah nilai yang merupak INP (Indeks Nilai Penting). Nilai ini digunakan sebagai dasar pemberian nama suatu vegetasi yang diamati. Secara bersama-sama, kelimpahan dan frekuensi sangat penting dalam menentukan struktur komunitas (Michael, 1990).

Tanaman pohon adalah jenis tanaman berkayu yang biasanya mempunyai batang tunggal

dan dicirikan dengan pertumbuhan yang sangat tinggi. Tanaman berkayu adalah 176

tanaman yang membentuk batang sekunder dan jaringan xylem yang banyak. Biasanya,

tanaman pohon digunakan sebagai tanaman pelindung dan centre point.

Page 3: Bab II Eko Pohon

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 1. Data hasil identifikasi fisik pohon (data kelompok).

Poho

nJenis

Kelilin

g

(cm)

Diamete

r

(cm)

Jari-

jari

(cm)

Jara

k

(cm)

Suh

u

(°C)

kelembaba

n

p

H

Keceraha

n

AMangiver

a Indica52 16,54 8,27 - 35 1 8 1800

BMangiver

a Indica38 12,09 6,05 487 37 0,8

7,

52000

CMangiver

a Indica46 14,63 7,32 783 36 1 8 2000

DMangiver

a Indica54 17,18 8,59 775 40 0 7 2500

EMangiver

a Indica45 14,32 7,16 487 36 1 8 2000

Page 4: Bab II Eko Pohon

Total 235 74,7637.3

92532

Rata-rata 47 14,95 7.48 633

Tabel 2. Data hasil identifikasi fisik pohon (data kelas)

Stasiun Pohon Jenis Keliling Diameter Jari-jari Jarak

1 AMangivera

Indica52 16,54 8,27 -

BMangivera

Indica38 12,09 6,05 487

CMangivera

Indica46 14,63 7,32 783

DMangivera

Indica54 17,18 8,59 775

EMangivera

Indica45 14,32 7,16 487

2 AMangivera

Indica49,5 15,76 7,88 -

BMangivera

Indica49 15,60 7,80 486

CMangivera

Indica30 9,55 4,77 844

DMangivera

Indica26 8,28 4,14 1026

EMangivera

Indica30 9,55 4,77 737,5

3 AMangivera

Indica34 5,41 -

BMangivera

Indica40 6,37 759

CMangivera

Indica49 7,80 483

Page 5: Bab II Eko Pohon

DMangivera

Indica45 7,17 742

EMangivera

Indica34 5,41 497

4 AMangivera

Indica45 14,4 7,2 -

BMangivera

Indica43 13,6 6,8 1.000

CMangivera

Indica36,5 11,6 5,8 1.018

DMangivera

Indica34 10,8 5,4 954

EMangivera

Indica58 18,4 9,2 1.016

5

AMangivera

Indica

BMangivera

Indica

CMangivera

Indica

DMangivera

Indica

EMangivera

Indica