BAB II Densitas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bab densitas

Citation preview

Bab 2

BAB II

DENSITAS, SAND CONTENT DAN PENGUKURAN KADAR MINYAK

PADA LUMPUR BOR

2.1. TUJUAN PERCOBAAN

1. Mengenal material pembentuk lumpur pemboran serta fungsi-fungsi utamanya.2. Menentukan densitas lumpur pemboran dengan menggunakan alat Mud Balance.3. Menentukan kandungan pasir dalam lumpur pemboran. 4. Mengetahui besarnya kadar pasir (%) yang terkandung dalam lumpur bor.5. Menentukan kadar minyak dan padatan yang terdapat dalam lumpur bor (emulsi).2.2. DASAR TEORI

2.2.1. Densitas Lumpur

Lumpur sangat besar peranannya dalam menentukan berhasil atau tidaknya suatu operasi pemboran, sehingga perlu diperhatikan sifat sifat dari lumpur tersebut, seperti densitas viscositas, gel strenght, atau filtration loss. Dalam percobaan ini akan dibahas satu sifatnya saja, yaitu densitas.

Densitas lumpur bor merupakan salah satu sifat lumpur yang sangat penting, karena peranannya berhubugan langsung dengan fungsi lumpur bor sebagai penahan tekanan formasi. Adanya densitas lumpur bor yang terlalu besar akan menyebabkan lumpur hilang ke formasi (loss circulation), sedangkan jika terlalu kecil dapat menyebabkan kick (masuknya fluida ke lubang sumur). Maka densitas lumpur harus disesuaikan dengan keadaan formasi yang akan dibor.

Densitas lumpur dapat menggambarkan gradien hidrostatik dari lumpur bor dalam psi/ft. Tetapi di lapangan biasanya dipakai satuan ppg (pound per gallon).

Asumsi asumsi :

1. Volume setiap material adalah merupakan additive :

Vs + Vml = Vmb..(2.1)

2. Jumlah berat adalah merupakan additive :

ds x Vs + dml x Vml = dmb x Vmb .(2.2)

Dimana :

Vs : Volume solid, bbl

Vml : Volume lumpur lama, bbl

Vmb : Volume lumpur baru

ds : berat jenis solid, ppg

dml : berat jenis lumpur lama, ppg

dmb : berat jenis lumpur baru, ppg

Dari persamaan (2.1) dan (2.2) diperoleh :

Vs = ....(2.3)

Karena zat pemberat (solid) beratnya adalah :

Ws = Vs x dsBila dimasukkan ke dalam persaman (2.3)

Ws = ..(2.4)

% volume solid :

..(2.5)

% berat solid :

.(2.6)

Maka bila yang digunakan adalah barit dengan SG = 4.3, untuk menaikkan densitas dari lumpur lama seberat dml ke lumpur baru sebesar dmb setiap bbl lumpur lama memerlukan berat solid, Ws sebanyak :

Ws = 684 x ...(2.7)

Keterangan :

Ws = berat solid / zat pemberat, kg barit/bbl lumpur. Sedangkan jika yang digunakan sebagai zat pemberat adalah bentonit dengan SG = 2.5, maka untuk tiap barrel lumpur diperlukan :

Ws = 398 x ...(2.8)

Dimana Ws = kg benonite/bbl lumpur lama

2.2.2. Sand Content

Tercampurnya serpihan serpihan formasi (cutting) ke dalam pemboran akan menbawa pengaruh kepada operasi pemboran. Serpihan serpihan pemboran yang biasanya berupa pasir akan menyebabkan abrasif dan dapat mempengaruhi karakteristik lumpur yang disirkulasikan, dalam hal ini akan menambah densitas lumpur yang telah mengalami sirkulasi. Bertambahnya densitas lumpur yang tersikulasi ke permukaan akan menambah beban pompa sirkulasi lumpur. Oleh karena itu setelah lumpur disirkulasikan harus mengalami proses pembersihan terutama menghilangkan partikel partikel yang masuk ke dalam lumpur selama sirkulasi. Alat alat ini, yang biasanya disebut Conditioning Equipment, adalah :

Shale Shaker

Fungsinya membersihkan lumpur dari serpihan serpihan atau cutting yang berukuran besar.

Degasser

Fungsinya untuk membersihkan lumpur dari gas yang mungkin masuk ke lumpur pemboran.

Desander

Fungsinya untuk membersihkan lumpur dari partikel partikel padatan yang berukuran kecil yang bisa lolos dari shale shaker.

Desilter

Fungsinya sama dengan desander, tetapi desilter dapat membersihkan lumpur dari partikel partikel yang berukuran lebih kecil.

Penggambaran sand content dari lumpur pemboran adalah merupakan prosen volume dari partikel partikel yang diameternya lebih besar dari 74 mikron. Hal ini dilakukan melalui pengukuran dengan saringan tertentu. Jadi rumus untuk menentukan kandungan pasir atau sand content pada lumpur pemboran adalah :

n =

dimana :

n= kandungan pasir

Vs= volume pasir dalam lumpur

Vm= volume Lumpur2.3. PERALATAN DAN BAHAN2.3.1. Alat Mud Balance

Retort Kit

Multi Mixer

Sand Content Set

Gelas Ukur 500 cc

2.3.2. Bahan Bentonite

Barite Aquadest

Wetting Agent

Oil

Pasir

Keterangan1. Lid

2. Cup

3. Base

4. Knife dan Fulcrum5. Rider6. Arm Balance7. Calibrator

Keterangan:

1. Sieve (Saringan Ukuran : 200)

2. Funnel

3. Aquadest

4. Tube

Keterangan:

1. Mixer Cup

2. Mixer Hanging

3. Mixer

2.4. PROSEDUR PERCOBAAN2.4.1. Prosedur Operasi Standar

Mud Balance

a. Mengambil alat Mud Balance dari box.

b. Mencuci cup pada wastafel, kemudian di lap dengan kanebo.

c. Melakukan kalibrasi alat dengan mengukur densitas air, caranya dengan mengisi air ke dalam cup sampai penuh kemudian ditutup (apabila ada air yang tumpah dilap dengan kanebo agar pengukurannya lebih tepat).

d. Meletakkan Mud Balance pada box (posisi knife berada di atas fulcrum), kemudian mengukur densitas air yang sudah diketahui harganya (p = 8,33 ppg pada 70o F), caranya dengan menggeser rider ke angka 8,33 ppg (pada skala bagian atas) atau ke angka 1 gr/cc (pada skala bagian bawah), jika kalibrasi berhasil gelembung udara pada level glass akan berada di tengah-tengah atau menyentuh garis tengah, jika masih belum tepat, takar ulang lah pasir yang ada pada ujung balance arm sampai kalibrasi berhasil. Setelah itu air dibuang lalu cup dibersihkan kembali.

e. Mengukur densitas lumpur yang akan diuji dengan cara memasukkan lumpur pada cup sampai penuh kemudian di tutup (apabila ada lumpur yang tumpah di lap dengan kanebo agar pengukurannya lebih tepat).

f. Meletakkan Mud Balance pada box kemudian mengukur densitas lumpur dengan cara menggeser rider, sampai gelembung udara pada level glass berada di tengah-tengah.

g. Setelah harga densitas diketahui, lumpur dibuang, lalu cup dibersihkan lalu Mud Balance ditaruh kembali ke dalam box.

Multimixer

a. Menyiapkan bahan-bahan untuk membuat lumpur.b. Mengisi cup lumpur dengan air.c. Mengkaitkan cup pada Multimixer dengan menekan pada penjepit atas dan meletakkan cup pada penyangga bawah hingga mixer berputar

d. Memasukkan bahan-bahan solid yang akan digunakan.e. Setelah campuran lumpur selesai dibuat, lepas cup dengan menaikkan cup, kemudian tarik ke bawah.f. Membersihkan mixer dengan memasang cup berisi air bersih lalu lap hingga bersih.Sand Content Set

a. Mengambil alat dari box kemudian membersihkan Sieve, Funnel, dan Tube dengan air.

b. Mengisi Tube dengan lumpur yang akan di uji sampai batas mud to here kemudian tambahkan air sampai batas water to here.

c. Kocok Tube dengan menutup mulut tube sampai campuran lumpur dan air menyatu.

d. Menyaring campuran tersebut dengan cara menuangkannya ke dalam Sieve sehingga endapan pasir akan terpisah diatas mesh.

e. Membilas Sieve dengan air dengan cara menggabungkan Funnel ke bagian bawah Sieve dan mulut Tube sehingga endapan pasir akan terendapkan di bagian bawah Tube.

f. Apabila masih ada endapan pasir di dalam mesh, bilas dengan air.

g. Dengan menggunakan skala yang ada pada Tube, kita dapat membaca volume pasir yang terkandung dalam lumpur.

h. Setelah itu alat-alat dibersihkan kembali, kemudian diletakkan ke dalam box.

Retort Kit

a. Menyiapkan lumpur yang akan diuji (sebelumnya sudah disaring oleh Marsh Funnel untuk melepaskan LCM dan pasir).

b. Mengisi Upper Chamber dengan steel wall.

c. Mengisi Mud Chamber dengan lumpur, lalu tutup dengan Lid, bersihkan jika ada lumpur yang tumpah dengan kanebo.

d. Pasangkan Mud Chamber dengan Upper Chamber kemudian tempatkan kembali ke Insulator Block.

e. Menambahkan beberapa tetes (umumnya 3 tetes) Wetting Agent pada gelas ukur dan tempatkan di bawah Kondensator.f. Menancapkan kabel Insulator Block agar pemanasan lumpur bisa dimulai. Menunggu sampai tak terjadi kondensasi lagi yang ditandai dengan matinya lampu indikator pada Insulator Block.

g. Setelah diperoleh data hasil percobaan bersihkan Mud Chamber dan ambil sabut baja dari Upper Chamber. Bersihkan kembali alat-alatnya kemudian letakkan kembali ke dalam box.

2.4.2. Prosedur PercobaanDensitas Lumpur

1. Mengkalibrasi peralatan Mud Balance sebagai berikut :

Membersihkan peralatan Mud Balance.

Mengisi cup dengan air hingga penuh, lalu ditutup dan dibersihkan bagian luarnya. menegeringkannya dengan kertas tissue.

Meletakkan kembali Mud Balance pada kedudukan semula.

Rider ditempatkan pada skala 8,33 ppg.

Mengecek pada Level Glass, bila tidak seimbang, mengatur Calibration Screw sampai seimbang.

2. Menimbang beberapa zat yang digunakan sesuai dengan petunjuk asisten.

3. Menakar air 350 cc dan mencampurnya dengan 22,5 gr bentonite. Caranya memasukkan air ke dalam bejana, lalu memasang bejana pada Multimixer dan memasukkan bentonite sedikit demi sedikit setelah mixer dijalankan, selang beberapa menit setelah tercampur, mengambil bejana dan menuangkan lumpur yang telah dibuat kedalam cup Mud Balance.

4. Menutup cup dan membersihkan lumpur yang melekat pada dinding bagian luar dan penutup cup sampai bersih.

5. Meletakkan balance arm pada kedudukan semula, lalu mengatur rider hingga seimbang dan membaca densitas yang ditunjukkan pada skala.

6. Mengulang langkah 5 untuk kompisisi campuran yang diberikan asisten.

Sand Content

1. Mengisi tabung gelas ukur dengan lumpur pemboran dan tandai. Menambahkan air pada batas berikutnya. Menutup mulut tabung dan mengocoknya dengan kuat.

2. Menuangkan campuran tersebut ke dalam saringan. Bairkan cairan mengalir keluar melalui saringan. Menambahkan air ke dalam tabung, mengocok dan menuangkan kembali ke dalam saringan. Mengulangi hingga tabung menjadi bersih. Mencuci pasir yang tersaring untuk melepaskan sisa sisa dari lumpur yang masih melekat.

3. Memasang Funnel tersebut pada sisi atas Sieve. Membalikkan rangkaian tersebut dengan perlahan lahan dan memasukkan ujung Funnel ke dalam gelas ukur. Menghanyutkan pasir ke dalam tabung dengan menyemprotkan air melalui saringan hinggga semua pasir tertampung ke dalam gelas ukur. Membiarkan pasir mengendap. Dari skala yang ada dalam tabung, membaca prosen volume dari pasir yang mengendap.

4. Mencatat sand content dari lumpur dalam prosen volume.

Penentuan Kadar Cairan Lapisan

1. Mengambil himpunan retort keluar dari Insulator Block, mengeluarkan Mud Chamber dari Retort.

2. Mengisi Upper Chamber dengan steel wall.

3. Mengisi Mud Chamber dengan lumpur dan menempatkan kembali penutupnya lalu membersihkan lelehan lumpur.

4. Menghubungkan Mud Chamber dengan Upper Chamber, kemudian menempatkan kembali ke dalam Insulator Block.

5. menambahkan setetes Wetting Agent pada gelas ukur dan menempatkan di bawah Kondensator.

6. Memanaskan lumpur sampai tidak terjadi kondensasi lagi yang ditandai dengan matinnya lampu indikator.

2.5. HASIL PERCOBAAN DAN PERHITUNGAN

2.5.1. Hasil Percobaan

Tabel II-1Tabel Pengukuran Densitas, % Sand Content, Kandungan minyakPlugLumpur DasarAdditiveDensitas (ppg)Sand ContentKadar Minyak

Air (ml)Bentonite (gr)Barite (gr)Air (ml)LD + Pasir (gr)%SCLD + Solar (ml)Kadar Minyak (%)

A35022.508.640.5154

B35022.5108.880.6205

C35022.5208.9121.5258

D35022.5-1008.5160.8308

E35022.5-1258.52013510

F35022.5-3008.4241.24012

2.5.2. Perhitungan1. Pengukuran Densitas

a) Lumpur dasar : 350 ml air + 22,5 gr Bentonite + 300 ml Airb) Densitas lumpur dasar = 8,4 ppg2. Pengukuran Sand Content

a) Lumpur dasar : 350 ml air + 22.5 gr bentonite + 24 gr pasir + 40 ml minyakb) Menghasilkan Sand Content = 1.2 % pasir

3. Pengukuran Kadar Minyak

a) Lumpur dasar =Lumpur Dasar + 20 ml solar + 24 gram pasirb) Volume minyak=1.2 ml

c) Volume air=8.4 ml

d) % Volume minyak =1.2 ml x 10

=12 %

e) % Volume air =8.4 ml x 10

=84 %

f) % Volume padatan =100- ( ml minyak ml air ) x 10

=100- (1.2+ 8.4 ) x 10

=4 %

g) Gram minyak =ml minyak x 0,8

=1.2 x 0,8

=0.96 gr

h) Gram lumpur=lb/gal lumpur x 1,2

=8.4 x 1,2

=10.08 gr

i) Gram padatan=massa lumpur(gr minyak + gr air)

=10.08 (0.96 + 8.4)

=0.72 gr

j) Volume padatan=10 (ml minyak + ml air)

=100 ( 1.2+ 8.4) x 10

= 4 ml

k) SG padatan rata rata=gr padatan / ml padatan

=0.72 / 0.4

=1.8 l) % Berat padatan=(gr padatan / gr lumpur) x 100 %

=(0.72/ 10.08) x 100 %

=7.14 %

2.6. PEMBAHASAN

Percobaan ini bertujuan untuk menentukan densitas lumpur dan sand content dalam lumpur. Alat yang digunakan dalam percobaan ini diantaranya mud balance, retort kit, multi mixer.

Dalam pengukuran densitas menggunakan mud balance, pada awal percobaan alat terlebih dahulu dikalibrasikan dengan air 8,33 ppg untuk menambah keakuratan alat. Setelah dikalibrasikan, lumpur dimasukkan untuk diukur densitasnya. Hasil yang didapat adalah 8.4 ppg. Densitas lumpur ini mempengruhi harga dari Ph yang mana dari rumus nya di ketahui bahwa Ph itu berbanding lurus dengan densitas lumpur. Jadi,jika densitas lumpur nya besar otomatis Ph nya juga besar dan begitu juga sebalik nya. Adapun Ph yang baik yakni lebih besar dari Tekanan Formasi ( Pf ) dan lebih kecil dari tekanan rekah formasi ( Pfracture ). Jika Ph lebih besar dari Pfracture maka akan dapat menyebabkan Loss Circulation yakni, hilang nya sebagian atau seluruh lumpur pemboran akibat masuk ke dalam formasi yang di tembus. Tetapi, jika Ph lebih kecil dari Pf maka akan dapat menyebabkan Kick yakni, masuk nya fluida formasi yang tidak di inginkan ke dalam lubang pemboran. Dari grafik Hubungan antara Barite dengan densitas di dapat bahwa penambahan Barite meningkatkan Densitas lumpur pemboran karena barite sebagai weighting material yang mana berfungsi sebagai penambah densitas lumpur.

Pengukuran sand content menggunakan tube, saringan dan funnel. Tabung yang berisi air dicampur lumpur pemboran dan kemudian menyaringnya dengan bersih. Setelah itu, menghayutkan pasir dalam tabung hingga semua pasir tertampung dalam tube. Setelah pasir mengendap, kita dapat membaca volume pasir. Hasil yang didapat adalah terdapat sand content sebesar 1.2 %. Apabila terdapat kandungan pasir di dalam lumpur pemboran kita maka harus di lakukan evaluasi lumpur. Sebab pasir ini bersifat abrasive, yang mana dapat merusak peralatan-peralatan pemboran kita.

Yang berikutnya pengukuran kadar minyak dalam lumpur pemboran dengan retort kit. Pengukuran dilakukan dengan mengisi mud chamber dengan lumpur dan menghubungkannnya dengan upper chamber lalu menempatkan kembali ke insulator. Setelah ditetesi wetting agent, kemudian menempatkannya kembali dibawah kondensator. Setelah itu dipanaskan sampai tidak terjadi kembali kondensasi. Hasilnya, dalam lumpur terdapat kadar minyak sebesar 12 %.

Fungsi steel wall dalam percobaan penentuan kadar minyak adalah untuk mempercepat terjadinya proses kondensasi, sedangkan fungsi wetting agent adalah untuk menambahkan tegangan permukaan sehingga batas air dan minyak terlihat dengan jelas.

Dari grafik hubungan antara sand content dengan % pasir yakni berbanding lurus, semakin banyak pasir dalam lumpur kita maka otomatis % kadar nya juga banyak. Untuk grafik kadar solar dengan volum minyak semakin banyak solar yang di tambahkan maka % kadar minyak nya juga banyak,atau dengan kata lain berbanding lurus.2.7. KESIMPULAN

1. Dari hasil percobaan dapat disimpulkan:

a) Besarnya densitas lumpur (LD + Air)=8.4 ppg.b) Besarnya Sand Content

=1.2 %.c) Besarnya % kadar minyak

=12 %.

d) Besarnya % berat padatan

=7.14 %.

2. Harga densitas lumpur dapat diperbesar dan diperkecil tergantung pada jenis additive yang ditambahkan pada lumpur. Dalam hal ini digunakan barite yang bertidak sebagai weighting material yang berfungsi untuk menaikkan densitas dan air yang berfungsi untuk menurunkan densitas. Aplikasi lapangannya, guna menentukan besarnya tekanan hidrostatis (Ph) agar dapat mengimbangi tekanan formasi (Pf) sesuai dengan lapisan batuan yang ditembus.3. Jika Pf > Pfracture maka dapat menyebabkan Loss Circulation dan jika Ph < Pf maka akan dapat menyebabkan Kick 4. Dengan pengukuran Sand Content, kita dapat menentukan % kadar pasir dalam lumpur. Dimana kandungan pasir dalam lumpur dapat merusak peralatan pemboran karena bersifat abrasif, serta dapat meningkatkan densitas lumpur sehingga mempersulit proses pemisahan cutting. Aplikasi lapangannya, guna menanggulangi terbawanya pasir bersama lumpur maka digunakan seperangkat alat pada Conditioning Area untuk memisahkan lumpur dari pengotornya, salah satunya pasir.5. Dengan pengukuran kadar minyak, kita dapat mengetahui prosentase kadar cairan atau padatan dalam sampel lumpur. Aplikasi lapangannya, dengan melihat kadar kandungan minyak pada fraksi cairan dalam lumpur, kita dapat mengindikasikan apakah proses pengeboran sudah menembus lapisan minyak atau belum.PERTANYAAN DAN JAWABAN MODUL

No

Komposisi Lumpur

( ppg )Sand Content

( % Volume )

1Lumpur Dasar (LD)8.650.50

2LD + 2 gram barite8.700.50

3LD + 5 gram barite8.750.50

4LD + 10 gram CaCO38.750.75

5LD + 15 gram CaCO38.800.75

1. Dilihat dari hasil pecobaan di atas, jelaskan apakah barite dan CaCO3 mampunyai fungsi yang sama?

Penyelesaian:

Barite dan CaCO3 mempunyai fungsi yang sama yaitu sebagai material pemberat yang digunakan untuk meningkatkan densitas lumpur.

Penggunaan calcium carbonat sebagai material pemberat terutama terbatas pada lumpur dasar minyak (oil base mud) dan work over fluid.

Nilainya dibawah kondisi ini untuk memberikan peningkatan berat lumpur, densitas lumpur yang disebabkan oleh kecepatan pengendapannya rendah (lost setting rate).

CaCO3 bisa juga digunakan untuk material lost circulation ktika mengkompleksi / bekerja pada zona yang dapat merusak produktivitas dari material lost circulation yang lazim.

2. Jika saudara bekerja sebagai seorang mud engineer pada suatu operasi pemboran. Berdasarkan pengalaman, densitas lumpur yang akan digunakan berkisar antara 914 ppg. Dari dua jenis material pemberat diatas, material manakah yang akan saudara gunakan?

Penyelesaian :

Material pemberat yang akan digunakan untuk meningkatkan densitas lumpur berkisar 914 ppg yaitu : barite karena kandungan pasirnya kecil bersifat inner solid serta ekonomis untuk meningkatkan densitas lumpur.

3. Barite (BaSO4) mempunyai nilai specific grafity dari 4.24.5. Dari data diatas perkirakan specific grafity dari barite tersebut, jika diketahui specific grafity bentonite adalah 2.6!

Penyelesaian :

Diket :(m1 ((air)= 8.33 ppg

(m2 ((lumpur)= (air x SG bentonite

= 8.33 x 2.6

= 21.568 ppg

Maka :

=

0.5

=

4.165 x SG= 13.328 + 4.165

SGbentonite= 4.2

4. Dari jawaban soal no 3, perhatikan apakah harga yang diperoleh tersebut berada dalam range specific grafity barite seperti tertulis dalam soal ?

Jika ya, tentukan apakah barite tersebut termasuk pure barite (barite murni) atau API barite ?jika TIDAK, saudara jelaskan apa sebabnya!

Penyelesaian :

Ya , termasuk API barite

Sebab : API barite

SG = 4.2 (min)

5. Dari tabel diatas, terlihat bahwa selain densitas, juga diukur kadar pasir. Jelaskan secara singkat, mengapa perlu dilakukan pengukuran kadar pasir dan bagaimana cara mengatasi masalah tersebut dalam suatu operasi!

Penyelesaian :

Pengukuran kadar pasir dilakukan karena kandungan pasir membawa pengaruh pada operasi pemboran, serpih-serpih pemboran yang biasanya dapat mempengaruhi karakteristik harga kadar pasir yang disirkulasi, dalam hal ini akan menambah densitas lumpur yang telah mengalami sirkulasi. Berhubung densitas lumpur yang bersirkulasi ke permukaan akan menentukan beban pompa sirkulasi lumpur. Cara mengatasi masalah dalam operasi pemboran yaitu setelah lumpur disirkulasi harus mengalami proses pembersihan terutama menghilangkan partikel-partikel yang masuk ke dalam lumpur selama sirkulasi. Alat ini yang biasanya disebut Conditioning Equipment adalah:

shale shaker

degasser

desander

desilter6. Pada saat ini, selain barite dapat juga digunakan hematite (Fe2O3) dan ilmenit (FeO.nO2) sebagai density control additive. Hematite mempunyai harga specific grafity antara 4,9 5,3 sedangkan ilminete dari 4,5 5,11 dengan kekerasan (hardness) masing-masing dua kali lebih besar dari barite. Dari data tersebut buatlah analisa kelebihan dan kekurangan kedua additive terebut jika dibandingkan dengan barite!

Penyelesaian:

Dengan SG yang lebih besar dibandingkan barite maka additive ini dapat meningkatkan densitas yang lebih besar dibanding barite. Kekurangan kedua additive tersebut yaitu komplain pengotoran / perubahan warna yang serius pada kulit dan pakaian yang disebabkan penurunan dalam penggunaan hematite sebagai material pemberat.

7. Galena (PbS) mempunyai harga spesefic grafity sekitar 7,5 dan dapat digunakan untuk membuat lumpur dengan densitas lebih dari 19 ppb. Jelaskan mengapa material ini jarang digunakan sebagai density control additive dan hanya digunakan untuk masalah-masalah pemboran khusus!

Penyelesaian :

Hal tersebut disebabkan karena SG galena yang tinggi sehingga dapat meningkatkan densitas mencapai lebih dari 19 ppg, dan apabila galena ini digunakan pada kondisi pemboran yang standard, maka galena ini akan mengakibatkan terjadinya loss circulation. Pada pemboran yang terjadi kick (densitas lumpur rendah) untuk mengatasinya perlu menaikkan densitas lumpur yang dalam hal ini galena digunakan sebagai material pemberat.

8. Suatu saat saudara berada dilokasi pemboran. Pada saat bit mencapai kedalaman 1600 ft. Saudara diharuskan menaikkan densitas dari 200 bbl lumpur 11 ppg menjadi 11,5 ppg dengan menggunakan barite (SG = 4,2) dengan catatan bahwa volume akhir tidak dibatasi. Hitung jumlah barite yang dibutuhkan (dalam lb)!

Penyelesain :

Diketahui :Vml

= 200 bbl

D ml

= 11 ppg

D mb

= 11.5 ppg

SG barite = 4.2

1 ppg

= 0.12 gr/cc

barite = 4.2 gr/cc

= 4.2 gr/cc x

= 35 ppg

Ditanya :Ws (jumlah barite ) ( dalam lb

Jawab:

Ws = x (ds x Vml)

= x (35 lb/gal . 200 bbl . 4.2 gal/bbl)

= 625.53 lb

1

3

2

7

6

5

4

Gambar 2.1. Mud Balance

(http://www.ofite.com/products/Drilling/Balances/115-2.jpg)

41

31

21

11

Gambar 2.2. Sand Content Set

(http://www.durhamgeo.com/testing/misc/images/DE-11600.jpg)

Gambar 2.3. Retort Kit

(http://www.fann.com/products/Drilling/Retorts/180-195.jpg)

41

21

11

31

Keterangan:

Kondensator

Gelas Ukur

Insulator Block

Wetting Agent

3

2

1

Gambar 2.4. Multi Mixer

(http://www.geocities.com/nostalgia_diner/hambeachmilkshake3cream.jpg)

Grafik 2.1. Additive Vs Densitas

Grafik 2.2. Penambahan Pasir Vs Sand Content

Grafik 2.3. Volume Minyak Vs Kadar Minyak

_1398997825.unknown

_1398997827.unknown

_1398997829.unknown

_1398997830.unknown

_1398997828.unknown

_1398997826.unknown

_1330952445.unknown

_1330952447.unknown

_1330952449.unknown

_1398997824.unknown

_1330952448.unknown

_1330952446.unknown

_1330952444.unknown