8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Permanganometri Permanganometri adalah salah satu bagian dari titrasi redoks (reduksi-oksidasi). Reaksinya adalah merupakan serah terima elektron yaitu elektron diberikan oleh pereduksi (proses oksidasi) dan diterima oleh pengoksidasi (proses reduksi) (Setiartini, 2014). Permanganometri merupakan salah satu analisa kuantitatif volumetrik yang didasarkan pada reaksi oksidasi ion permanganat. Larutan standar yang digunakan adalah KMnO 4. Sebelum digunakan untuk titrasi, larutan KMnO 4 harus distandarisasi terlebih dahulu karena bukan merupakan larutan standar primer. Selain itu KMnO 4 mempunyai karakteristik sebagai berikut : 1. Tidak dapat diperoleh secara murni 2. Mengandung oksida MnO dan Mn 2 O 3 3. Larutannya tidak stabil ( jika ada zat organik ) Reaksi : 4 MnO 4 - + 2H 2 O 4 MnO 2 + 3 O 2 + 4OH - 4. Tidak boleh disaring dengan kertas saring ( zat organik ) dengan glass wool 5. Sebaiknya disimpan di dalam botol coklat 6. Distandarisasi dengan larutan standar primer. Zat standar primer yang biasa digunakan antara lain : As 2 O 3 , Na 2 C 2 O 4 , H 2 C 2 O 4 , Fe(NH 4 ) 2 (SO 4 ) 2 , K 4 Fe(CN) 6 , logam Fe, KHC 2 O 4 H 2 C 2 O 4 .2H 2 O.

BAB II agung Suharmanto

Embed Size (px)

DESCRIPTION

di jamin

Citation preview

BAB IITINJAUAN PUSTAKA2.1 Pengertian PermanganometriPermanganometri adalah salah satu bagian dari titrasi redoks (reduksi-oksidasi). Reaksinya adalah merupakan serah terima elektron yaitu elektron diberikan oleh pereduksi (proses oksidasi) dan diterima oleh pengoksidasi (proses reduksi) (Setiartini, 2014).Permanganometri merupakan salah satu analisa kuantitatif volumetrik yang didasarkan pada reaksi oksidasi ion permanganat. Larutan standar yang digunakan adalah KMnO4. Sebelum digunakan untuk titrasi, larutan KMnO4 harus distandarisasi terlebih dahulu karena bukan merupakan larutan standar primer. Selain itu KMnO4 mempunyai karakteristik sebagai berikut :1. Tidak dapat diperoleh secara murni2. Mengandung oksida MnO dan Mn2O33. Larutannya tidak stabil ( jika ada zat organik )Reaksi : 4 MnO4- + 2H2O 4 MnO2 + 3 O2 + 4OH-4. Tidak boleh disaring dengan kertas saring ( zat organik ) dengan glass wool5. Sebaiknya disimpan di dalam botol coklat6. Distandarisasi dengan larutan standar primer.Zat standar primer yang biasa digunakan antara lain : As2O3, Na2C2O4, H2C2O4, Fe(NH4)2(SO4)2, K4Fe(CN)6, logam Fe, KHC2O4H2C2O4.2H2O. (Meiditya, 2013).2.2 Kalium Permanganat (KMnO4)Kalium permanganat telah banyak dipergunakan sebagai pengoksidasi selama lebih dari 100 tahun. Reagen ini dapat diperoleh dengan mudah, tidak mahal, dan tidak membutuhkan indikator terkecuali untuk larutan yang amat encer. Satu tetes 0,1 N permanganat memberikan warna merah muda yang jelas pada volume dari larutan yang biasa dipergunakan dalam sebuah titrasi. Warna ini dipergunakan untuk mengindikasi kelebihan reagen tersebut. Permanganat menjalani beragam reaksi kimia, karena mangan dapat hadir dalam kondisi-kondisi oksidasi +2, +3, +4, +6, dan +7. Permanganat dengan asam oksalat, dengan adanya asam sulfat, menghasilkan gas karbon dioksida:2MnO4- + 5(COO)22- + 16 H+ 10CO2+ 2Mn2+ + 8H2OReaksi ini lambat pada suhu kamar, tetapi menjadi cepat pada 60C. Maka diperlukan pemanasan sebelum dititrasi, dalam percobaan praktikan harus memanaskan larutan terlebih dahulu (Yasinta, 2014).2.3 Prinsip Titrasi PermanganometriPrinsip permanganometri didasarkan atas reaksi oksidasi ion permanganat. Oksidasi ini dapat dijalankan dalam suasana asam, netral ataupun alkali. Jika titrasi dilakukan dalam lingkungan asam, maka akan terjadi reaksiMnO4- + 4 H+ + 3 eMn2+ + 4 H2ODimana potensial oksidasinya sangat dipengaruhi oleh adanya kepekatan ion hidrogen akan tetapi konsentrasi ion mangan (II) pada persenyawaan di atas tidak terlalu berpengaruh terhadap potensial redoks, karena konsentrasi ion mangan (II) sendiri mampu mereduksi ion permanganat dengan membentuk ion-ion Mn3+ dan MnO2. Dalam suasana asam reaksi di atas berjalan sangat lambat, tetapi masih cukup cepat untuk memucatkan warna dari permanganat setelah reaksi sempurna. Jadi umunya titrasi dilakukan dalam lingkungan asam karena lebih mudah mengamati titik akhirnya (Angreyni, 2013).2.4 Kelebihan dan Kekurangan Titrasi Permanganometri2.4.1Kelebihan Titrasi Permanganometri1. Larutan standarnya yaitu KMnO4 mudah diperoleh dan harganya murah2. Tidak memerlukan indikator untuk TAT. Hal itu disebabkan karena KMnO4 dapat bertindak sebagai indikator.3. Reaksinya cepat dengan banyak pereaksi2.4.2Kekurangan Titrasi Permanganometri1. Harus ada standarisasi awal terlebih dahulu2. Dapat berlangsung lebih baik jika dilakukan dalam suasana asam3. Waktu yang diperlukan untuk analisa cukup lama(Meiditya, 2013)

2.5 Penentuan-Penentuan dengan PermanganatPada percobaan titrasi ini sampel permanganat sebagai titran pengoksidasi. Larutan yang dititrasi adalah besi dalam asam sulfat, penitrasian ini dilakukan dalam suasana asam. Untuk proses standarisasi larutan yang dititrasi adalah asam oksalat dalam asam sulfat dan larutan ini dipanaskan sampai 73 oC, hal ini dilakukan karena untuk titrasi permanganat jika dilakukan dalam suhu ruangan reaksinya berjalan sangat lambat maka dari itu membutuhkan titrasi dalam keadaan yang sangat asam dan harus dalam suhu yang tinggi atau menggunakan katalis baru dapat berjalan reaksinya dengan lebih cepat. Hasil titik akhir titrasi pada saat proses standarisasi kalium permanganat yaitu ditunjukkan dengan adanya perubahan warna larutan menjadi merah rosa yang stabil, warna ini didapat dalam percobaan ketika sudah dititrasi dengan kalium permanganat (Nadia, 2014).2.6 Aplikasi Permanganometri Pengujian Air Secara AsamKecenderungan pemakaian air minum isi ulang (AMIU) oleh masyarakat terutama di perkotaan semakin meningkat. Namun demikian kualitasnya masih perlu dikaji dalam rangka pengamanan kualitas airnya yang mempengaruhi kesehatan masyarakat. Oleh karena itu telah dilakukan penelitian kualitas air minum dari depot air minum isi ulang di Jakarta, Tangerang dan Bekasi. Tujuan: adalah untuk mengetahui proses pengolahan air minum di depot AMIU, kualitas air minum isi ulang dari depot AMIU yang banyak beredar saat ini dan mengetahui kondisi kesehatan lingkungan dan jumlah konsumsi serta pendapat konsumen terhadap air minum dari depot AMIU. Metodologi: Jumlah sampel depot air minum adalah 38, sedangkan untuk sampel air setiap depot diambil 1 sampel air baku dan 1 sampel air minum sehingga jumlah sampel air seluruhnya adalah 76. Parameter kualitas air yang diperiksa meliputi parameter fisik, kimia, dan bakteriologi sesuai dengan Permenkes 416 tahun 1990 untuk air baku (air bersih) dan Kepmenkes 907 tahun 2002 untuk air minum. Pemeriksaan sampel air berdasarkan Standard Method for Examination Water and Wastewater dilakukan di laboratorium Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL) Jakarta (Ramadhan, 2012).

2.6.1Flowchart Pengujian Air Secara Asam

Mulai

Diambil 50 ml sampel air dan dimasukkan ke dalam labu erlenmeyer yang sudah dibebaskan dari zat organikDipipet 10 ml larutan H2C2O4 2 Nmasukkan kedalam erlenmeyer

Ditambahkan 2,5 ml H2SO4 4 N

A

A

Dititrasi dengan KMnO4

TidakApakah larutanberubah menjadi warna merah muda

YaDipanaskan diatas hot plate sampai hampir mendidih

Ditambahkan 5 ml KMnO4 0,01 N

Dibiarkan mendidih selama 5 menit

Ditambahkan 15 ml asam oksalat 0,01 N setelah pemanasan

Dititrasi dengan KMnO4

Apakah larutanTidakberubah menjadi warna merah muda? YaDihitung volume KMnO4 yang digunakan

Selesai

Gambar 2.1 Flowchart Pengujian Air Secara Asam(Ramadhan, 2012)