Upload
ardynaaprisapoetri
View
23
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Sejarah Singkat PT. PERTAMINA (Persero)
Menjelang perang dunia ke-2 kondisi perindustrian minyak di Indonesia
dikuasai oleh pihak asing yaitu Belanda dengan perusahaan Shell dan Amerika
dengan perusahaan Stanvac. Setelah Indonesia merdeka, maka dilakukanlah usaha
oleh pemerintah agar perindustrian minyak yang ada di Indonesia dapat diambil
alih.
Pada bulan januari 1951 didirikan Perusahaan Tambang Minyak Republik
Indonesia dimana daerah yang diliputi oleh kegiatannya adalah Jawa Tengah dan
Sumatera Utara. Setelah dilakukan perundingan, pada bulan Oktober 1956
ditetapkan lapangan minyak Sumatera Utara berada dibawah pengawasan
pemerintah pusat yang kemudian diserahkan kepada KSAD dan kemudian
dirubah namanya menjadi PT. Eksploitasi Tambang Minyak Sumatera (PT.
ETMSU) berdasarkan perintah Kolonel Ibnu Sutowo. Pada tanggal 10 Desember
1957 PT. ETMSU dirubah namanya menjadi PT Perusahaan Minyak Negara
(PT.PERMINA) dengan Dr. Ibnu Sutowo sebagai direktur utama.
Penemuan-penemuan sumber minyak di daerah lain di Indonesia mulai
banyak dilakukan, seperti di Telaga Sahid daerah pantai Sumatera Utara tahun
1885, di daerah Kruka sebelah selatan Surabaya tahun 1888, di desa Minyak
Hitam daerah Muara Enim-Sumatera Selatan tahun 1898, di daerah Riam Kiwa
dekat Sanga-Sanga-Kalimantan Timur tahun 1897 dan di desa Ledok-Jawa Timur
tahun 1901. Dengan adanya penemuan sumber minyak bumi di Indonesia tersebut
mengakibatkan tumbuhnya perusahaan-perusahaan minyak asing baik besar
maupun kecil pada abad ke 19, seperti:
a. AS (Andrian Stoop), pada tahun 1887
b. KNPC (Klininklijke Nederlandsche Petroleum Company), pada tahun 1890
c. STTC (Shell Transport and Trading Company), pada tahun 1890
d. TKSG (The Kloninklijke Shell Group), pada tahun 1894
e. BPM (Bataafsche Petroleum Company), pada tahun 1894
f. DPC (Dortsche Petroleum Company), pada tahun 1894
g. NKPM (Nederlandsche Koloniale Petroleum Maatschappij), pada tahun 1894
h. NPPM (Nederlandsche Pacific Petroleum Maatschappij), pada tahun 1894
i. Kilang minyak di Plaju didirikan oleh Shell pada tahun 1907
j. Kilang Sungai Gerong didirikan oleh Stanvac pada tahun 1933
Setelah Indonesia memperoleh kemerdekaan, maka usaha-usaha untuk
mengambil alih kekuasaan di bidang industri minyak dan gas bumi mulai
dilaksanakan. Pada tanggal 10 Desember 1957, berdasarkan perintah dari Kolonel
Ibnu Sutowo, PT EMTSU diambil alih oleh Indonesia dan diubah namanya
menjadi PN Permina. Tanggal ini kemudian ditetapkan sebagai hari lahirnya
PERTAMINA. Ekspor pertama PN Permina dilakukan pada tanggal 24 Mei 1958.
Berdasarkan UU tahun 1960, maka dibentuklah tiga perusahaan negara
di sektor minyak dan gas bumi. Ketiga perusahaan negara itu adalah :
1. PN Pertamin didirikan berdasarkan PP No.3/1961.
2. PN Permina didirikan berdasarkan PP No.199/1961.
3. PN Permigan didirikan berdasarkan PP No.199/1961.
Pada tahun 1965 PN Permigan dibubarkan dengan menggunakan SK
Menteri Urusan Minyak dan Gas Bumi No.6/M/MIGAS/66 tanggal 4 Juni 1966.
Semua kekayaan PN Permigan, yaitu sumur minyak dan penyulingan di Cepu,
diserahkan kepada Lemigas. Sedangkan fasilitas produksinya diserahkan kepada
PN Permina dan fasilitas pemasarannya diserahkan kepada PN Pertamin.
Berdasarkan PP No.27/1968 dibentuklah Perusahaan Negara Pertambangan
Minyak dan Gas Bumi Nasional (PN Pertamina) yang merupakan penggabungan
dari PN Pertamin dan PN Permina. Pembentukan ini dilakukan pada tanggal 20
Agustus 1968. Sebagai landasan kerja bagi PN Pertamina dibuatlah UU No.8
tahun 1971 yang menyatakan bahwa Pertamina sebagai pengelola tunggal
dibidang pengusahaan minyak dan gas bumi di Indonesia. Berdasarkan UU No.20
tahun 2001 serta PP No.31 tahun 2003 pada tanggal 17 September 2003
menyatakan bahwa Pertamina berubah nama menjadi PT PERTAMINA
(PERSERO).
Saat ini PT. PERTAMINA (Persero) telah mempunyai 6 buah kilang dari
total 7 buah kilang, yaitu:
Tabel 1. Kapasitas Produksi Kilang PT. PERTAMINA (Persero)
NAMA KILANG KAPASITAS
RU-I PANGKALAN BRANDAN
RU-II DUMAI
RU-III PLAJU
RU-IV CILACAP
RU-V BALIKPAPAN
RU-VI BALONGAN
RU-VII KASIM-SORONG
5.000 BPSD*
170.000 BPSD
133.700 BPSD
300.000 BPSD
253.000 BPSD
125.000 BPSD
10.000 BPSD
TOTAL 996.700 BPSD
Sumber: PERTAMINA
BPSD :Barrel per stream day
*kilang ini sudah tidak beroperasi lagi.
1.1.1 Visi dan Misi
a. Visi
“Menjadi Perusahaan yang Unggul dan terpandang” (To be a respected
leading company)
b. Misi
1. Melakukan usaha dalam bidang energi dan petrokimia
2. Merupakan identitas bisnis yang dikelola secara provesional,
kompetitif, dan berdasar tata nilai unggulan
3. Memberikan nilai tambah lebih bagi pemegang saham, pelanggan,
pekerja, dan masyarakat, serta mendukung pertumbuhan ekonomi
nasional
1.1.2 Logo dan Slogan
Sudah selama 37 tahun (20 Agustus 1968 - 1 Desember 2005) orang
mengenal logo kuda laut sebagai identitas PERTAMINA. Pemikiran perubahan
logo sudah dimulai sejak 1976 setelah terjadi krisis PERTAMINA. Pemikiran
tersebut dilanjutkan pada tahun – tahun berikutnya dan diperkuat melalui tim
restrukturisasi PERTAMINA tahun 2000 (Tim Citra) termasuk kajian yang
mendalam dan komprehensif sampai pada pembuatan TOR dan perhitungan
biaya. Akan tetapi program tersebut sempat tidak terlaksana karena adanya
perubahan kebijakan atau pergantian direksi. Wacana perubahan logo tetap
berlangsung sampai dengan terbentuknya PT. PERTAMINA (PERSERO) pada
tahun 2003. Adapun pertimbangan pergantian logo yaitu agar dapat membangnun
semangat baru, mendorong perubahan corporate culture bagi seluruh pekerja,
mendapatkan image yang lebih baik diantara global oil dan gas companis serta
mendorong daya saing perusahaan dalam menghadapi perubahan – perubahan
yang terjadi, antara lain :
a. Perubahan peran dan status hukum perusahaan menjadi perseroan
b. Perubahan strategi perusaan untuk menghadapi persaingan pasca PSO dan
semakin banyak terbentuknya identitas bisnis baru bidang hulu dan hilir.
Slogan “ALWAYS THERE” yang diterjemahkan mejadi “SELALU
HADIR MELAYANI”. Dengan slogan ini diharapkan prilaku seluruh jajaran
pekerja akan berubah menjadi enterpreneur dan customer oriented, terkait dengan
persaingan yang sedang dihadapi dan akan dihadapi oleh perusahaan. Permohonan
pendaftaran ciptaan logo baru telah disetujui dan dikeluarkan oleh Direktur Hak
Cipta, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dan Rahasia Dagang,
Departemen Hukum dan HAM dengan syarat pendaftaran ciptaan No.0.8344
tanggal 10 Oktober 2005. Logo baru PERTAMINA sebagai identitas perusahaan
dikukuhkan dan diberlakukan terhitung mulai tanggal 10 Desember 2005. Selama
masa transisi, lambang/ tanda pengenal PERTAMINA masih dapat dipergunakan.
Gambar 1. Logo PT. PERTAMINA (Persero)
Arti makna Logo :
1. Elemen logo membentuk huruf P yang secara keseluruhan yang merupakan
representasi bentuk panah, dimaksudkan sebagai PERTAMINA yang bergerak
maju dan progresif
2. Warna-warna yang berani menunjukkan langkah besar yang diambil
PERTAMINA dan aspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih positif
dan dinamis dimana :
a. Biru : mencerminkan andal, dapat dipercaya, dan bertanggung
jawab,
b. Hijau : mencerminkan sumber daya energi yang berwawasan
lingkungan,
c. Merah : mencerminkan keuletan dan ketegasan serta keberanian
dalam menghadapi berbagai macam kesulitan.
Peranan PT. PERTAMINA (Persero) dalam pembangunan adalah:
1. Menyediakan dan menjamin pemenuhan akan kebutuhan BBM.
2. Sebagai sumber devisa negara.
3. Menyediakan kesempatan kerja sekaligus pelaksana alih teknologi dan
pengetahuan.
Ketika PERTAMINA membeli kilang minyak Sei. Gerong dari PT
Stanvac tahun 1970, pada saat itu tumbuh tekad untuk melaksanakan kemandirian
bangsa di bidang energi dengan mengoperasikan kilang minyak sendiri untuk
memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dalam mengoperasikan kilang-kilang dalam
negeri, PERTAMINA mendasari langkahnya pada tiga kebijakan utama yaitu
kepastian dalam pengadaan, pertimbangan ekonomi pengadaan, dan keluwesan
pengadaan.
1.2 Sejarah PT PERTAMINA (PERSERO) RU-III Plaju-Sungai Gerong
Sejarah perkembangan kilang RU III Plaju secara umum dimulai dengan
ditemukannnya sumur minyak bumi di telaga tunggal pada tahun 1985 oleh
A.O.Zijkler, dimana kemudian sumur tersebut dikenal dengan nama Telaga Said
yang merupakan awal produksi minyak bumi. Keberhasilan penemuan minyak di
Telaga Said tersebut dan beberapa daerah di Indonesia mendorong pembangunan
kilang pada saat itu termasuk Kilang Plaju.
Perusahaan NKPM berganti nama menjadi SVPM dan pada tahun 1959
berganti nama menjadi PT Stanvac Indonesia. Kilang yang didirikan oleh NKPM
beserta kilang BPM Shell yang didirikan di Plaju oleh Belanda merupakan cikal
bakal kilang PERTAMINA RU-III. Rincian upaya pendirian PERTAMINA RU-
III Plaju adalah sebagai berikut:
1. Pada tahun 1904 didirikannya kilang minyak di Plaju oleh Shell dengan
kapasitas 110 MBSD
2. Pada tahun 1926 Kilang Sungai Gerong didirikan oleh Stanvac dengan
kapasitas 70 MBSD
3. Pada tahun 1965 Kilang Plaju dengan kapasitas 110 MBSD dibeli dari Shell
4. Pada tahun 1970 Kilang Sungai Gerong dengan kapasitas 70 MBSD dibeli dari
Stanvac
5. Pada tahun 1971 Pembangunan Kilang Polypropilen dengan kapasitas 20.000
ton pertahun
6. Pada tahun 1972 Proyek Integrasi kilang Plaju dan kilang Sungai Gerong
7. Pada tahun 1982 Proyek kilang Musi PKM I dengan kapasitas 98 MBSD yang
meliputi :
a). modifikasi Dapur CD II, CD III, CD IV, CD V dengan penambahan APH
b). pembangunan unit HVU II
c). up grading proses kilang FCCU
8. Pada tahun 1983 Proyek pembangunan TA/PTA dengan kapasitas 150.000 ton
pertahun dan beroperasi tahun 1986
9. Pada tahun 1987 Proyek “Energy Conservation Improvement” (ECI)
10. Pada tahun 1988 Proyek Usaha Peningkatan Efisiensi dan Produksi Kilang
(UPEK)
11. Pada tahun 1990 Debottlenecking kilang TA/PTA dengan kapasitas 225.000
ton/tahun.
12. Pada tahun 1993 Total Plant Test dengan kapasitas 131,1 MBSD dan Proyek
RTL hasil Plant Test
13. Pada tahun 1994 Proyek Kilang Musi II yang meliputi :
a). Revamping Kilang RFCCU
b). Pembangunan New Polypropilene
c). Perubahan listrik 60 Hz ke 50 Hz di Sungai Gerong
d). Modifikasi Unit Redistilling I/II Plaju
e). Redesign Cyclone FCCU Sungai Gerong
14. Pada tahun 1996 modifikasi unit Redistiling I/II Plaju menjadi CDU
15. Pada tahun 2002 Pembangunan jembatan Integrasi kilang Musi
16. Pada tahun 2004 Retropane System Process Control pada CD I/II/III/IV DCS
Centum V menjadi DCS Centum CS 3000 (Freedbus Central).
Tugas pokok PERTAMINA RU-III Plaju / Sungai Gerong sesuai dengan
UU No.8 tahun 1971 yaitu: “ Menyediakan bahan baku bagi perkembangan dan
pertumbuhan industri dalam negeri, Karena itu kegiatan PERTAMINA RU-III
Plaju / S.Gerong hanya mengolah bahan bakar minyak (BBM) dan non BBM ”.
PERTAMINA RU-III memiliki 2 buah kilang, yaitu :
1. Kilang minyak Plaju, yang berbatasan dengan Sungai Musi di sebelah selatan
dan Sungai Komering di sebelah barat
2. Kilang minyak Sungai Gerong, yang terletak di persimpangan Sungai Musi
dan Sungai Komering.
Kilang RU-III Plaju/Sungai Gerong mempunyai 2 unit produksi yaitu :
1. Unit Produksi I (Kilang BBM/Petroleum) yang mengolah minyak mentah.
Kilang BBM/ Petroleum terdiri dari primary process dan secondary process.
2. Unit Produksi II (Kilang Petrokimia). Kilang Petrokimia yang terdiri dari
kilang TA/PTA dan Polypropylene.
1.3 Lokasi Pabrik dan Tata Letak Pabrik
PT. Pertamina (Persero) RU III merupakan salah satu unit proses produksi
dalam jajaran direktorat pengolahan yang terletak di Sumatera Selatan. RU III ini
mempunyai dua buah kilang yaitu :
1. Kilang Minyak Plaju
2. Kilang Minyak S. Gerong
Kilang minyak Plaju terletak di sebelah selatan Sungai Musi dan sebelah
barat Sungai Komering, sedangkan kilang minyak S. Gerong terletak di
persimpangan Sungai Musi dan Sungai Komering. Untuk lebih jelasnya, lokasi
PT. Pertamina (Persero) RU III dapat dilihat pada Gambar 2 dibawah ini.
Gambar 2. Lokasi dan Tata Letak PT. Pertamina (Persero) RU III
Luas wilayah kerja PT. Pertamina (Persero) RU III sebesar 1812,6 Ha,
sedangkan luas wilayah efektif yang dipergunakan oleh PT. Pertamina RU III
dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut.
Tabel 2. Luas Wilayah Efektif PT. Pertamina (Persero) RU III
No. Tempat Luas (Ha)
1. Area perkantoran dan kilang Plaju 229,60
2. Area kilang S. gerong 153,90
3. PUSDIKLAT fire & safety 34,95
4. RDP dan lap. golf Bagus Kuning 51,40
5. RDP Kenten 21,20
6. Lapangan golf Kenten 80,60
7. RDP Plaju, S. Gerong dan 3 Ilir 349,37
Sumber : Pedoman BPST Angkatan XIV Pertamina, 1999, Palembang
1.3.1 Kilang Unit Operasi Plaju
Kilang unit operasi Plaju terletak di sebelah selatan Sungai Musi dan
sebelah barat Sungai Komering. Berdasarkan tata letak, kilang unit operasi Plaju
terdiri dari unit-unit :
a. Pengilangan utara
Unit-unit yang terdapat di pengilangan utara adalah : Crude Distiller II,
Crude Distiller III, Crude Distiller IV.
b. Pengilangan tengah
Unit-unit yang terdapat di pengilangan tengah adalah : Crude Distiller V,
Redistiller I/II, Stabilizer C/A/B, Straight Run Main Gas Compressor
(SRMGC).
c. Pengilangan selatan (Gas Plant)
Unit-unit yang ada di pengilangan selatan adalah : Butane Butylene
Motor Gas Compressor (BBMGC), Butane Butylene Distiller, Butane Butylene
Treating, Polymerisasi, Alkylasi, Storage & Blending Musicool.
d. Kilang Petrokimia
Kilang Petrokimia yang terdapat di PERTAMINA (Persero) RU-III terdiri
atas dua unit kilang, yakni : Kilang Polypropylene dan Unit Silo & Bagging,
Kilang Terephtalic Acid / Purified Terephtalic acid dan Unit Silo & Bagging.
1.3.2 Kilang Unit Operasi Sungai Gerong
Kilang Unit Operasi Sungai Gerong terletak di persimpangan Sungai Musi
dan Sungai Komering. Kilang Minyak Sungai Gerong terdiri dari unit-unit Crude
Distiller VI, Redistiller III/IV, High Vacuum Unit II, Residue Fluid Catalytic
Cracking Unit, Stabilizer III, Caustic Treater Unit, Merichame Unit.
1.4 Deskripsi Proses PT. PERTAMINA (Persero) RU-III
PT. PERTAMINA (Persero) UP III melakukan pengolahan minyak
mentah menjadi produk-produk seperti bahan bakar (BBM), solvent (non-BBM),
produk gas, produk khusus dan produk petrokimia. Pada kilang BBM, minyak
bumi mengalami empat proses utama, yaitu primary process, secondary process,
treating dan blending. Kilang petrokimia di RU-III menghasilkan produk
polypropyene dan PTA.
Proses utama pengolahan minyak bumi dan petrokimia di Unit Pengolahan
III Plaju-Sungai Gerong meliputi :
1. Primary Process
Proses primer merupakan proses pemisahan komponen-komponen minyak
mentah yang dilakukan secara fisik. Pada tahap ini minyak mentah dipisahkan
menjadi fraksi-fraksinya dengan menggunakan proses destilasi. Hasil dari
desilasi harus melewati secondary process. Unit operasi yang digunakan pada
proses ini adalah Crude Distiller (CD) dan Redistiller. Crude Distiller
digunakan untuk memproses minyak mentah. Unit ini terdiri dari unit CD II,
CD III, CD IV, dan CD V, sedangkan Redistiller sudah tidak beroperasi lagi.
Unit lain untuk primary process adalah HVU (High Vacum Unit). HVU
digunakan untuk memisahkan residu hasil pemisahan dari unit CD dan
Redistiller menjadi fraksi-fraksinya.
2. Secondary Process
Proses sekunder melibatkan terjadinya perubahan struktur kimia dari suatu
senyawa. Proses yang bertujuan untuk mengolah fraksi-fraksi dari hasil proses
primer ini meliputi dekomposisi molekul (cracking), kombinasi molekul
(polimerisasi dan alkilasi) dan perubahan struktur molekul (reforming). Unit-
unit yang beroperasi pada proses iini adalah FCCU (Fluid Catalytic Cracking
Unit), Polimerisasi, Alkilasi, Stabilizer C/A/B, SRMGC (Straight Run Motor
Compressor), dan BB Distiller (Buthane-Buthylene Distiller).
3. Treating
Proses treating bertujuan untuk menghilangkan senyawa-senyawa yang
tidak diinginkan dari produk BBM sepeti senyawa belerang, merkaptan-
merkaptan. Proses treating ini dilakuka pada unit CTU (Causti Treating Unit),
BB treater (Buthane-Buthylene Treater), Doctor Treater (untuk menghilangkan
merkaptan-merkaptan), dan SAU (Sulphuric Acid Recovery Unit).
4. Blending
Proses blending/pencampuran bertujuan untuk meningkatkan kualitas
produk atau agar produk yang dihasilkan memenuhi spesifikasi yang telah
ditentukan. Proses pencampuran dilakukan dengan penambahan zat aditif atau
dengan pencampuran dua produk berbeda spesifikasinya. Contoh proses
pencampuran adalah penambahan TEL (Tetra Ethyl Lead) untuk meningkatkan
angka oktan bensin atau pencampuran HOMC (High Octane Magas
Component) dengan naptha untuk menghasilkan bahan bakar premium dangen
angka oktan tinggi.
5. Produksi Polypropylene
Bahan baku unit ini adalah Raw Propane-Propylene dari hasil
perengkahan di FCCU. Proses pengolahannya terbagi menjadi tiga bagian,
yaitu pemurnian bahan mentah menggunakan proses ekstraksi, pengeringan,
distilasi, polimerisasi atau pelestasi. Polypropylene menjadi bijih plastik
(pellet).
6. Produksi TA/PTA
Proses utama dalam Unit TA adalah proses oksidasi antara bahan baku
Paraxylene dengan Oxygen dalam suatu larutan Acetic Acid (Solvent). Unit TA
berfungsi megolah bahan baku Paraxylene menjadi Crude Terephtalic Acid
(PTA). Saat ini produksi TA/PTA sudah tidak beroperasi lagi.
1.5 Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan
Didalam menata dan mengelolah perusahaannya, Pertamina memiliki
berbagai macam struktur organisasi dan manajemen perusahaan.
General Manager juga langsung membawahi kilang PERTAMINA RU III
sekarang ini sudah menjadi perusahaan stabil data yang sesuai dengan standar
internasional. Struktur Organisasi Pertamina RU III Plaju berbentuk line staff,
dipimpin oleh seorang General Manager yang bertanggung jawab langsung
kepada Director Refinery Pertamina Pusat di Jakarta, Struktur Organisasi
Pertamina RU III (Gambar 3).
1.5.1 Struktur Organisasi PT. Pertamina (Persero) RU-III
Sistem organisasi PT. Pertamina (Persero) RU-III Plaju berdasarkan surat
keputusan Direksi Pertamina No. Kpts 007/C0000/99-SO tanggal 13 Januari
1999. PT. Pertamina (Persero) RU-III Plaju dipimpin oleh seorang General
Manager (GM) yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Pengolahan
Pertamina di Jakarta. General Manager PT. Pertamina (Persero) RU-III Plaju
membawahi beberapa manager. Masing–masing manajer, kepala bidang (KaBid),
dan direktur membawahi lagi beberapa bagian yang masing–masing dipimpin
oleh kepala bagian (KaBag), yang membawahi kepala jaga. Khusus manajer
kilang membawahi beberapa unit, yaitu Unit Produksi I, Unit Produksi II,
Reliabilitas, dan Laboratorium. Posisi manajer kilang lebih tinggi bila
dibandingkan dengan manajer lainnya. Hal ini dapat terjadi karena tanggung
jawab yang diemban seorang manajer kilang lebih besar bila dibandingkan dengan
manajer lainnya.
Unit Produksi I merupakan unit produksi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan
produk penunjang kilang. Unit–unit yang tergabung dalam Unit Produksi I adalah
CD & GP, CD & L, utilitas, dan ITP (Instalasi tangki dan pengapalan). CD & GP
dan CD & L berfungsi untuk mengolah minyak mentah menjadi produk–produk
BBM. Bagian utilitas berfungsi untuk mensuplai bahan penunjang yang
dibutuhkan oleh unit-unit yang ada di UP III Pertamina seperti air, listrik, steam,
udara, dan nitrogen. Unit Produksi II merupakan unit petrokimia yang
menghasilkan produk non BBM. Unit–unit yang tergabung di dalamnya yaitu unit
TA/PTA yang sedang tidak beroperasi dan unit polypropylene (unit PP) yang
memproduksi polytam.
General Manager PT. Pertamina (Persero) RU-III langsung membawahi
beberapa manager yang memiliki tugas dan fungsi masing-masing, dimana masih
terdapat keterikatan diantara tugas-tugas manager tersebut. Adapun bidang-
bidang yang dipegang Manager yang ada di bawah GM RU III antara lain:
1. Engineering and Development
Bertugas untuk melakukan pengembangan kilang demi menghasilkan produk
yang bernilai jual dengan modifikasi pada proses sehingga dihasilkan kondisi
operasi yang lebih efisien dan ekonomis.
2. Reliability
Bertugas untuk melihat kehandalan instrumen kilang, sebelum direncanakan
untuk di-maintenance dan setelah di-maintenance.
3. Refinery Planning and Optimization
Bertugas untuk merencanakan pengolahan untuk mencari groos-margin
sebesar-besarnya, menyiapkan dan menyajikan perspektif keekonomian kilang,
serta mengembangkan perencanaan yang dapat memaksimumkan pendapatan
berdasarkan pasar dan kondisi kilang yang ada.
4. Production
Bertugas untuk menyelenggarakan (operator) pengolahan minyak mentah
(crude) menjadi produk BBM dengan biaya semurah-murahnya.
5. Maintenance Planning and Support
Menjaga peralatan kilang yang tersedia dalam jangka waktu tertentu agar
proses pengolahan berjalan lancar dan target pengolahan dapat tercapai dengan
cara memperbaiki secepat mungkin peralatan operasi serta melakukan pekerjaan
terencana untuk TA (Turn Arround) dan Non-TA.
6. General Affairs and Legal
General affairs membidangi public relations yang mencakup external
relations, CSR, internal relations and protokoler, serta media relations.
Sedangkan fungsi legal memiliki peran untuk pengamanan aset-aset yang dimiliki
kilang, perijinan, pengkajian Undang-Undang, serta menganalisa peraturan.
7. HSE (Health Safety and Environment)
PERTAMINA RU-IIII melindungi keselamatan, kesehatan, dan lingkungan
kerja karyawan – karyawannya melalui unit HSE. Selain itu HSE juga berfungsi
sebagai pengelola lingkungan hidup.
8. Procurement
Kegiatan utama dari bidang Procurement adalah inventory controlling
(pengendalian persediaan), purchasing (pengadaan material), contract officer
(kontrak jasa), dan terakhir service and warehousing.
9. Turn Arround
Turn Arround (TA) adalah kegiatan pemeliharaan yang berskala besar
(extraordinary maintenance activites) yang dilakukan secara berkala (3-4 tahun)
yang hanya dapat dilaksanakan pada saat unit dalam keadaan stop operasi.
10. OPI (Operational Performance Improvement)
OPI diadakan untuk memberi pelatihan untuk meningkatkan performance
pekerja serta untuk merubah budaya kerja yang tidak baik, dan menjaga
sustainability dari improvement yang sudah terlaksana.
11. Maintenance Execution
Maintenance execution berperan melaksanakan program pemeliharaan yang
telah direncanakan oleh MPS, Reliability, dan Turn/Around serta mengeksekusi
maintenance harian.
Untuk menjalankan operasinya, Pertamina memperkerjakan pegawai-pegawai
yang secara garis besar terbagi menjadi:
1. Pegawai Pembina : pegawai dengan golongan 2 ke atas
2. Pegawai Utama : pegawai dengan golongan 5-3
MANAGER, EGINEERING & DEVELOPMENT
SECTION HEADPROCESS ENGINEERING
SENIOR SUPERVISORPRIMARY PROCESS
SENIOR SUPERVISORSECONDARY PROCESS
SENIOR SUPERVISOR PROCESS CONTROL
EXPERT ENVIRONMENT
PROCESS ENGINEERCDU
PROCESS ENGINEERGAS PLANT
PROCESS ENGINEEROFFSITE & PRODUCT
DISTRIBUTION
JUNIOR ENGINEERPRIMARY PROCESS
PROCESS ENGINEERPOLYPROPYLENE
PROCESS ENGINEERFCC
PROCESS ENGINEERUTILITIES
JUNIOR ENGINEERSECONDARY PROCESS
ENGINEERING PROCESSCONTROL & LMI3 DC3
EXPERTSAFETY
EXPERTCDU, OFFSITE, UTL
EXPERTFCC, GAS PLANT, PP
ASSISTANT ENGINEERINGDATA & LIBRARY
3. Pegawai Madya : pegawai dengan golongan 9-6
4. Pegawai Biasa : pegawai dengan golongan 16-10
1.5.2 Process Engineering (PE)
Process Engineering (PE) berada dibawah pengawasan langsung Manager
Engineering & Development. Process Engineering dikepalai oleh Section Head
Process Engineering. Struktur organisasi di PE dapat dilihat pada bagan berikut
ini :
Gambar 4. Struktur Organisasi di Process Engineering (PE)
Tugas Process Engineering (PE) di PT. Pertamina (Persero) adalah sebagai berikut :1. Melakukan studi-studi untuk pengembangan kilang RU-III.
Manager Engineering & Development
2. Melakukan sourcing bahan-bahan kimia dan katalis-katalis baru.
3. Bekerja sama dengan bagian operasi dalam menyelesaikan masalah teknis.
Masalah teknis yang biasa diselesaikan bukan yang bersifat harian melainkan
masalah harian yang bersifat kontinu.
4. Memberikan saran kepada bagian operasi untuk melakukan perbaikan atau
perubahan agar dapat mencapai kondisi proses yang optimum.
5. Melakukan modifikasi pada proses sehingga dihasilkan kondisi operasi yang
lebih efisien dan ekonomis.
1.5.3 Peraturan Kerja
Berdasarkan waktu kerjanya, karyawan PT. PERTAMINA UP III dapat
dibagi menjadi dua, yaitu karyawan kerja shift dan reguler. Karyawan kerja shift
terlibat langsung dengan proses produksi sedangkan karyawan reguler tidak
terlibat secara langsung dalam proses produksi. Jam kerja karyawan shift adalah:
1. Shift Pagi : pukul 07.00 s.d. 15.00
2. Shift Sore : pukul 15.00 s.d. 23.00
3. Shift Malam : pukul 23.00 s.d. 07.00
Karyawan kerja shift dibagi menjadi empat kelompok yaitu A, B, C, dan
D. Sistem hari kerjanya adalah 3 hari kerja dan 1 hari libur. Sedangkan untuk
karyawan reguler, jadwal kerjanya adalah:
1. Senin s.d. Kamis : pukul 07.00 s.d. 15.30, istirahat pukul 12.00 s.d. 12.30
2. Jum’at : pukul 07.00 s.d. 15.30, istirahat pukul 11.30 s.d. 13.00
1.6 Distribusi dan Pemasaran Produk
Pendistribusian produk PT. Pertamina (Persero) RU III bertanggung jawab
dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan produksi minyak terutama bahan
bakar kendaraan bermotor dan minyak tanah di Sumbagsel (Sumatera bagian
selatan) yang mencakup 4 propinsi antara lain Sumatera Selatan, Jambi,
Bengkulu, dan Bandar Lampung. Pendistribusian minyak di PT. Pertamina
(Persero) RU III dilakukan melalui :
1. Pipa-pipa
2. Kapal-kapal tangker
3. Mobil-mobil pendistribusi
Pemasaran produk PT. Pertamina (Persero) RU III dilakukan oleh Unit
Pemasaran dan Pembekalan Dalam Negeri (UPPDN).