26
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Sejarah Singkat PT. PERTAMINA (Persero) Menjelang perang dunia ke-2 kondisi perindustrian minyak di Indonesia dikuasai oleh pihak asing yaitu Belanda dengan perusahaan Shell dan Amerika dengan perusahaan Stanvac. Setelah Indonesia merdeka, maka dilakukanlah usaha oleh pemerintah agar perindustrian minyak yang ada di Indonesia dapat diambil alih. Pada bulan januari 1951 didirikan Perusahaan Tambang Minyak Republik Indonesia dimana daerah yang diliputi oleh kegiatannya adalah Jawa Tengah dan Sumatera Utara. Setelah dilakukan perundingan, pada bulan Oktober 1956 ditetapkan lapangan minyak Sumatera Utara berada dibawah pengawasan pemerintah pusat yang kemudian diserahkan kepada KSAD dan kemudian dirubah namanya menjadi PT. Eksploitasi Tambang Minyak Sumatera (PT. ETMSU) berdasarkan perintah Kolonel Ibnu Sutowo. Pada tanggal 10 Desember 1957 PT. ETMSU dirubah namanya menjadi PT Perusahaan Minyak Negara (PT.PERMINA) dengan Dr. Ibnu Sutowo sebagai direktur utama. Penemuan-penemuan sumber minyak di daerah lain di Indonesia mulai banyak dilakukan, seperti di Telaga Sahid daerah pantai Sumatera Utara tahun 1885, di

BAB I.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I.docx

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Sejarah Singkat PT. PERTAMINA (Persero)

Menjelang perang dunia ke-2 kondisi perindustrian minyak di Indonesia

dikuasai oleh pihak asing yaitu Belanda dengan perusahaan Shell dan Amerika

dengan perusahaan Stanvac. Setelah Indonesia merdeka, maka dilakukanlah usaha

oleh pemerintah agar perindustrian minyak yang ada di Indonesia dapat diambil

alih.

Pada bulan januari 1951 didirikan Perusahaan Tambang Minyak Republik

Indonesia dimana daerah yang diliputi oleh kegiatannya adalah Jawa Tengah dan

Sumatera Utara. Setelah dilakukan perundingan, pada bulan Oktober 1956

ditetapkan lapangan minyak Sumatera Utara berada dibawah pengawasan

pemerintah pusat yang kemudian diserahkan kepada KSAD dan kemudian

dirubah namanya menjadi PT. Eksploitasi Tambang Minyak Sumatera (PT.

ETMSU) berdasarkan perintah Kolonel Ibnu Sutowo. Pada tanggal 10 Desember

1957 PT. ETMSU dirubah namanya menjadi PT Perusahaan Minyak Negara

(PT.PERMINA) dengan Dr. Ibnu Sutowo sebagai direktur utama.

Penemuan-penemuan sumber minyak di daerah lain di Indonesia mulai

banyak dilakukan, seperti di Telaga Sahid daerah pantai Sumatera Utara tahun

1885, di daerah Kruka sebelah selatan Surabaya tahun 1888, di desa Minyak

Hitam daerah Muara Enim-Sumatera Selatan tahun 1898, di daerah Riam Kiwa

dekat Sanga-Sanga-Kalimantan Timur tahun 1897 dan di desa Ledok-Jawa Timur

tahun 1901. Dengan adanya penemuan sumber minyak bumi di Indonesia tersebut

mengakibatkan tumbuhnya perusahaan-perusahaan minyak asing baik besar

maupun kecil pada abad ke 19, seperti:

a. AS (Andrian Stoop), pada tahun 1887

b. KNPC (Klininklijke Nederlandsche Petroleum Company), pada tahun 1890

c. STTC (Shell Transport and Trading Company), pada tahun 1890

d. TKSG (The Kloninklijke Shell Group), pada tahun 1894

Page 2: BAB I.docx

e. BPM (Bataafsche Petroleum Company), pada tahun 1894

f. DPC (Dortsche Petroleum Company), pada tahun 1894

g. NKPM (Nederlandsche Koloniale Petroleum Maatschappij), pada tahun 1894

h. NPPM (Nederlandsche Pacific Petroleum Maatschappij), pada tahun 1894

i. Kilang minyak di Plaju didirikan oleh Shell pada tahun 1907

j. Kilang Sungai Gerong didirikan oleh Stanvac pada tahun 1933

Setelah Indonesia memperoleh kemerdekaan, maka usaha-usaha untuk

mengambil alih kekuasaan di bidang industri minyak dan gas bumi mulai

dilaksanakan. Pada tanggal 10 Desember 1957, berdasarkan perintah dari Kolonel

Ibnu Sutowo, PT EMTSU diambil alih oleh Indonesia dan diubah namanya

menjadi PN Permina. Tanggal ini kemudian ditetapkan sebagai hari lahirnya

PERTAMINA. Ekspor pertama PN Permina dilakukan pada tanggal 24 Mei 1958.

Berdasarkan UU tahun 1960, maka dibentuklah tiga perusahaan negara

di sektor minyak dan gas bumi. Ketiga perusahaan negara itu adalah :

1. PN Pertamin didirikan berdasarkan PP No.3/1961.

2. PN Permina didirikan berdasarkan PP No.199/1961.

3. PN Permigan didirikan berdasarkan PP No.199/1961.

Pada tahun 1965 PN Permigan dibubarkan dengan menggunakan SK

Menteri Urusan Minyak dan Gas Bumi No.6/M/MIGAS/66 tanggal 4 Juni 1966.

Semua kekayaan PN Permigan, yaitu sumur minyak dan penyulingan di Cepu,

diserahkan kepada Lemigas. Sedangkan fasilitas produksinya diserahkan kepada

PN Permina dan fasilitas pemasarannya diserahkan kepada PN Pertamin.

Berdasarkan PP No.27/1968 dibentuklah Perusahaan Negara Pertambangan

Minyak dan Gas Bumi Nasional (PN Pertamina) yang merupakan penggabungan

dari PN Pertamin dan PN Permina. Pembentukan ini dilakukan pada tanggal 20

Agustus 1968. Sebagai landasan kerja bagi PN Pertamina dibuatlah UU No.8

tahun 1971 yang menyatakan bahwa Pertamina sebagai pengelola tunggal

dibidang pengusahaan minyak dan gas bumi di Indonesia. Berdasarkan UU No.20

tahun 2001 serta PP No.31 tahun 2003 pada tanggal 17 September 2003

menyatakan bahwa Pertamina berubah nama menjadi PT PERTAMINA

(PERSERO).

Page 3: BAB I.docx

Saat ini PT. PERTAMINA (Persero) telah mempunyai 6 buah kilang dari

total 7 buah kilang, yaitu:

Tabel 1. Kapasitas Produksi Kilang PT. PERTAMINA (Persero)

NAMA KILANG KAPASITAS

RU-I PANGKALAN BRANDAN

RU-II DUMAI

RU-III PLAJU

RU-IV CILACAP

RU-V BALIKPAPAN

RU-VI BALONGAN

RU-VII KASIM-SORONG

5.000 BPSD*

170.000 BPSD

133.700 BPSD

300.000 BPSD

253.000 BPSD

125.000 BPSD

10.000 BPSD

TOTAL 996.700 BPSD

Sumber: PERTAMINA

BPSD :Barrel per stream day

*kilang ini sudah tidak beroperasi lagi.

1.1.1 Visi dan Misi

a. Visi

“Menjadi Perusahaan yang Unggul dan terpandang” (To be a respected

leading company)

b. Misi

1. Melakukan usaha dalam bidang energi dan petrokimia

2. Merupakan identitas bisnis yang dikelola secara provesional,

kompetitif, dan berdasar tata nilai unggulan

3. Memberikan nilai tambah lebih bagi pemegang saham, pelanggan,

pekerja, dan masyarakat, serta mendukung pertumbuhan ekonomi

nasional

1.1.2 Logo dan Slogan

Sudah selama 37 tahun (20 Agustus 1968 - 1 Desember 2005) orang

mengenal logo kuda laut sebagai identitas PERTAMINA. Pemikiran perubahan

Page 4: BAB I.docx

logo sudah dimulai sejak 1976 setelah terjadi krisis PERTAMINA. Pemikiran

tersebut dilanjutkan pada tahun – tahun berikutnya dan diperkuat melalui tim

restrukturisasi PERTAMINA tahun 2000 (Tim Citra) termasuk kajian yang

mendalam dan komprehensif sampai pada pembuatan TOR dan perhitungan

biaya. Akan tetapi program tersebut sempat tidak terlaksana karena adanya

perubahan kebijakan atau pergantian direksi. Wacana perubahan logo tetap

berlangsung sampai dengan terbentuknya PT. PERTAMINA (PERSERO) pada

tahun 2003. Adapun pertimbangan pergantian logo yaitu agar dapat membangnun

semangat baru, mendorong perubahan corporate culture bagi seluruh pekerja,

mendapatkan image yang lebih baik diantara global oil dan gas companis serta

mendorong daya saing perusahaan dalam menghadapi perubahan – perubahan

yang terjadi, antara lain :

a. Perubahan peran dan status hukum perusahaan menjadi perseroan

b. Perubahan strategi perusaan untuk menghadapi persaingan pasca PSO dan

semakin banyak terbentuknya identitas bisnis baru bidang hulu dan hilir.

Slogan “ALWAYS THERE” yang diterjemahkan mejadi “SELALU

HADIR MELAYANI”. Dengan slogan ini diharapkan prilaku seluruh jajaran

pekerja akan berubah menjadi enterpreneur dan customer oriented, terkait dengan

persaingan yang sedang dihadapi dan akan dihadapi oleh perusahaan. Permohonan

pendaftaran ciptaan logo baru telah disetujui dan dikeluarkan oleh Direktur Hak

Cipta, Desain Industri, Desain Tata Letak Sirkuit Terpadu dan Rahasia Dagang,

Departemen Hukum dan HAM dengan syarat pendaftaran ciptaan No.0.8344

tanggal 10 Oktober 2005. Logo baru PERTAMINA sebagai identitas perusahaan

dikukuhkan dan diberlakukan terhitung mulai tanggal 10 Desember 2005. Selama

masa transisi, lambang/ tanda pengenal PERTAMINA masih dapat dipergunakan.

Page 5: BAB I.docx

Gambar 1. Logo PT. PERTAMINA (Persero)

Arti makna Logo :

1. Elemen logo membentuk huruf P yang secara keseluruhan yang merupakan

representasi bentuk panah, dimaksudkan sebagai PERTAMINA yang bergerak

maju dan progresif

2. Warna-warna yang berani menunjukkan langkah besar yang diambil

PERTAMINA dan aspirasi perusahaan akan masa depan yang lebih positif

dan dinamis dimana :

a. Biru : mencerminkan andal, dapat dipercaya, dan bertanggung

jawab,

b. Hijau : mencerminkan sumber daya energi yang berwawasan

lingkungan,

c. Merah : mencerminkan keuletan dan ketegasan serta keberanian

dalam menghadapi berbagai macam kesulitan.

Peranan PT. PERTAMINA (Persero) dalam pembangunan adalah:

1. Menyediakan dan menjamin pemenuhan akan kebutuhan BBM.

2. Sebagai sumber devisa negara.

3. Menyediakan kesempatan kerja sekaligus pelaksana alih teknologi dan

pengetahuan.

Ketika PERTAMINA membeli kilang minyak Sei. Gerong dari PT

Stanvac tahun 1970, pada saat itu tumbuh tekad untuk melaksanakan kemandirian

bangsa di bidang energi dengan mengoperasikan kilang minyak sendiri untuk

memenuhi kebutuhan dalam negeri. Dalam mengoperasikan kilang-kilang dalam

negeri, PERTAMINA mendasari langkahnya pada tiga kebijakan utama yaitu

Page 6: BAB I.docx

kepastian dalam pengadaan, pertimbangan ekonomi pengadaan, dan keluwesan

pengadaan.

1.2 Sejarah PT PERTAMINA (PERSERO) RU-III Plaju-Sungai Gerong

Sejarah perkembangan kilang RU III Plaju secara umum dimulai dengan

ditemukannnya sumur minyak bumi di telaga tunggal pada tahun 1985 oleh

A.O.Zijkler, dimana kemudian sumur tersebut dikenal dengan nama Telaga Said

yang merupakan awal produksi minyak bumi. Keberhasilan penemuan minyak di

Telaga Said tersebut dan beberapa daerah di Indonesia mendorong pembangunan

kilang pada saat itu termasuk Kilang Plaju.

Perusahaan NKPM berganti nama menjadi SVPM dan pada tahun 1959

berganti nama menjadi PT Stanvac Indonesia. Kilang yang didirikan oleh NKPM

beserta kilang BPM Shell yang didirikan di Plaju oleh Belanda merupakan cikal

bakal kilang PERTAMINA RU-III. Rincian upaya pendirian PERTAMINA RU-

III Plaju adalah sebagai berikut:

1. Pada tahun 1904 didirikannya kilang minyak di Plaju oleh Shell dengan

kapasitas 110 MBSD

2. Pada tahun 1926 Kilang Sungai Gerong didirikan oleh Stanvac dengan

kapasitas 70 MBSD

3. Pada tahun 1965 Kilang Plaju dengan kapasitas 110 MBSD dibeli dari Shell

4. Pada tahun 1970 Kilang Sungai Gerong dengan kapasitas 70 MBSD dibeli dari

Stanvac

5. Pada tahun 1971 Pembangunan Kilang Polypropilen dengan kapasitas 20.000

ton pertahun

6. Pada tahun 1972 Proyek Integrasi kilang Plaju dan kilang Sungai Gerong

7. Pada tahun 1982 Proyek kilang Musi PKM I dengan kapasitas 98 MBSD yang

meliputi :

a). modifikasi Dapur CD II, CD III, CD IV, CD V dengan penambahan APH

b). pembangunan unit HVU II

c). up grading proses kilang FCCU

Page 7: BAB I.docx

8. Pada tahun 1983 Proyek pembangunan TA/PTA dengan kapasitas 150.000 ton

pertahun dan beroperasi tahun 1986

9. Pada tahun 1987 Proyek “Energy Conservation Improvement” (ECI)

10. Pada tahun 1988 Proyek Usaha Peningkatan Efisiensi dan Produksi Kilang

(UPEK)

11. Pada tahun 1990 Debottlenecking kilang TA/PTA dengan kapasitas 225.000

ton/tahun.

12. Pada tahun 1993 Total Plant Test dengan kapasitas 131,1 MBSD dan Proyek

RTL hasil Plant Test

13. Pada tahun 1994 Proyek Kilang Musi II yang meliputi :

a). Revamping Kilang RFCCU

b). Pembangunan New Polypropilene

c). Perubahan listrik 60 Hz ke 50 Hz di Sungai Gerong

d). Modifikasi Unit Redistilling I/II Plaju

e). Redesign Cyclone FCCU Sungai Gerong

14. Pada tahun 1996 modifikasi unit Redistiling I/II Plaju menjadi CDU

15. Pada tahun 2002 Pembangunan jembatan Integrasi kilang Musi

16. Pada tahun 2004 Retropane System Process Control pada CD I/II/III/IV DCS

Centum V menjadi DCS Centum CS 3000 (Freedbus Central).

Tugas pokok PERTAMINA RU-III Plaju / Sungai Gerong sesuai dengan

UU No.8 tahun 1971 yaitu: “ Menyediakan bahan baku bagi perkembangan dan

pertumbuhan industri dalam negeri, Karena itu kegiatan PERTAMINA RU-III

Plaju / S.Gerong hanya mengolah bahan bakar minyak (BBM) dan non BBM ”.

PERTAMINA RU-III memiliki 2 buah kilang, yaitu :

1. Kilang minyak Plaju, yang berbatasan dengan Sungai Musi di sebelah selatan

dan Sungai Komering di sebelah barat

2. Kilang minyak Sungai Gerong, yang terletak di persimpangan Sungai Musi

dan Sungai Komering.

Kilang RU-III Plaju/Sungai Gerong mempunyai 2 unit produksi yaitu :

1. Unit Produksi I (Kilang BBM/Petroleum) yang mengolah minyak mentah.

Kilang BBM/ Petroleum terdiri dari primary process dan secondary process.

Page 8: BAB I.docx

2. Unit Produksi II (Kilang Petrokimia). Kilang Petrokimia yang terdiri dari

kilang TA/PTA dan Polypropylene.

1.3 Lokasi Pabrik dan Tata Letak Pabrik

PT. Pertamina (Persero) RU III merupakan salah satu unit proses produksi

dalam jajaran direktorat pengolahan yang terletak di Sumatera Selatan. RU III ini

mempunyai dua buah kilang yaitu :

1. Kilang Minyak Plaju

2. Kilang Minyak S. Gerong

Kilang minyak Plaju terletak di sebelah selatan Sungai Musi dan sebelah

barat Sungai Komering, sedangkan kilang minyak S. Gerong terletak di

persimpangan Sungai Musi dan Sungai Komering. Untuk lebih jelasnya, lokasi

PT. Pertamina (Persero) RU III dapat dilihat pada Gambar 2 dibawah ini.

Gambar 2. Lokasi dan Tata Letak PT. Pertamina (Persero) RU III

Page 9: BAB I.docx

Luas wilayah kerja PT. Pertamina (Persero) RU III sebesar 1812,6 Ha,

sedangkan luas wilayah efektif yang dipergunakan oleh PT. Pertamina RU III

dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut.

Tabel 2. Luas Wilayah Efektif PT. Pertamina (Persero) RU III

No. Tempat Luas (Ha)

1. Area perkantoran dan kilang Plaju 229,60

2. Area kilang S. gerong 153,90

3. PUSDIKLAT fire & safety 34,95

4. RDP dan lap. golf Bagus Kuning 51,40

5. RDP Kenten 21,20

6. Lapangan golf Kenten 80,60

7. RDP Plaju, S. Gerong dan 3 Ilir 349,37

Sumber : Pedoman BPST Angkatan XIV Pertamina, 1999, Palembang

1.3.1 Kilang Unit Operasi Plaju

Kilang unit operasi Plaju terletak di sebelah selatan Sungai Musi dan

sebelah barat Sungai Komering. Berdasarkan tata letak, kilang unit operasi Plaju

terdiri dari unit-unit :

a. Pengilangan utara

Unit-unit yang terdapat di pengilangan utara adalah : Crude Distiller II,

Crude Distiller III, Crude Distiller IV.

b. Pengilangan tengah

Unit-unit yang terdapat di pengilangan tengah adalah : Crude Distiller V,

Redistiller I/II, Stabilizer C/A/B, Straight Run Main Gas Compressor

(SRMGC).

c. Pengilangan selatan (Gas Plant)

Page 10: BAB I.docx

Unit-unit yang ada di pengilangan selatan adalah : Butane Butylene

Motor Gas Compressor (BBMGC), Butane Butylene Distiller, Butane Butylene

Treating, Polymerisasi, Alkylasi, Storage & Blending Musicool.

d. Kilang Petrokimia

Kilang Petrokimia yang terdapat di PERTAMINA (Persero) RU-III terdiri

atas dua unit kilang, yakni : Kilang Polypropylene dan Unit Silo & Bagging,

Kilang Terephtalic Acid / Purified Terephtalic acid dan Unit Silo & Bagging.

1.3.2 Kilang Unit Operasi Sungai Gerong

Kilang Unit Operasi Sungai Gerong terletak di persimpangan Sungai Musi

dan Sungai Komering. Kilang Minyak Sungai Gerong terdiri dari unit-unit Crude

Distiller VI, Redistiller III/IV, High Vacuum Unit II, Residue Fluid Catalytic

Cracking Unit, Stabilizer III, Caustic Treater Unit, Merichame Unit.

1.4 Deskripsi Proses PT. PERTAMINA (Persero) RU-III

PT. PERTAMINA (Persero) UP III melakukan pengolahan minyak

mentah menjadi produk-produk seperti bahan bakar (BBM), solvent (non-BBM),

produk gas, produk khusus dan produk petrokimia. Pada kilang BBM, minyak

bumi mengalami empat proses utama, yaitu primary process, secondary process,

treating dan blending. Kilang petrokimia di RU-III menghasilkan produk

polypropyene dan PTA.

Proses utama pengolahan minyak bumi dan petrokimia di Unit Pengolahan

III Plaju-Sungai Gerong meliputi :

1. Primary Process

Proses primer merupakan proses pemisahan komponen-komponen minyak

mentah yang dilakukan secara fisik. Pada tahap ini minyak mentah dipisahkan

menjadi fraksi-fraksinya dengan menggunakan proses destilasi. Hasil dari

desilasi harus melewati secondary process. Unit operasi yang digunakan pada

proses ini adalah Crude Distiller (CD) dan Redistiller. Crude Distiller

Page 11: BAB I.docx

digunakan untuk memproses minyak mentah. Unit ini terdiri dari unit CD II,

CD III, CD IV, dan CD V, sedangkan Redistiller sudah tidak beroperasi lagi.

Unit lain untuk primary process adalah HVU (High Vacum Unit). HVU

digunakan untuk memisahkan residu hasil pemisahan dari unit CD dan

Redistiller menjadi fraksi-fraksinya.

2. Secondary Process

Proses sekunder melibatkan terjadinya perubahan struktur kimia dari suatu

senyawa. Proses yang bertujuan untuk mengolah fraksi-fraksi dari hasil proses

primer ini meliputi dekomposisi molekul (cracking), kombinasi molekul

(polimerisasi dan alkilasi) dan perubahan struktur molekul (reforming). Unit-

unit yang beroperasi pada proses iini adalah FCCU (Fluid Catalytic Cracking

Unit), Polimerisasi, Alkilasi, Stabilizer C/A/B, SRMGC (Straight Run Motor

Compressor), dan BB Distiller (Buthane-Buthylene Distiller).

3. Treating

Proses treating bertujuan untuk menghilangkan senyawa-senyawa yang

tidak diinginkan dari produk BBM sepeti senyawa belerang, merkaptan-

merkaptan. Proses treating ini dilakuka pada unit CTU (Causti Treating Unit),

BB treater (Buthane-Buthylene Treater), Doctor Treater (untuk menghilangkan

merkaptan-merkaptan), dan SAU (Sulphuric Acid Recovery Unit).

4. Blending

Proses blending/pencampuran bertujuan untuk meningkatkan kualitas

produk atau agar produk yang dihasilkan memenuhi spesifikasi yang telah

ditentukan. Proses pencampuran dilakukan dengan penambahan zat aditif atau

dengan pencampuran dua produk berbeda spesifikasinya. Contoh proses

pencampuran adalah penambahan TEL (Tetra Ethyl Lead) untuk meningkatkan

angka oktan bensin atau pencampuran HOMC (High Octane Magas

Page 12: BAB I.docx

Component) dengan naptha untuk menghasilkan bahan bakar premium dangen

angka oktan tinggi.

5. Produksi Polypropylene

Bahan baku unit ini adalah Raw Propane-Propylene dari hasil

perengkahan di FCCU. Proses pengolahannya terbagi menjadi tiga bagian,

yaitu pemurnian bahan mentah menggunakan proses ekstraksi, pengeringan,

distilasi, polimerisasi atau pelestasi. Polypropylene menjadi bijih plastik

(pellet).

6. Produksi TA/PTA

Proses utama dalam Unit TA adalah proses oksidasi antara bahan baku

Paraxylene dengan Oxygen dalam suatu larutan Acetic Acid (Solvent). Unit TA

berfungsi megolah bahan baku Paraxylene menjadi Crude Terephtalic Acid

(PTA). Saat ini produksi TA/PTA sudah tidak beroperasi lagi.

1.5 Struktur Organisasi dan Manajemen Perusahaan

Didalam menata dan mengelolah perusahaannya, Pertamina memiliki

berbagai macam struktur organisasi dan manajemen perusahaan.

General Manager juga langsung membawahi kilang PERTAMINA RU III

sekarang ini sudah menjadi perusahaan stabil data yang sesuai dengan standar

internasional. Struktur Organisasi Pertamina RU III Plaju berbentuk line staff,

dipimpin oleh seorang General Manager yang bertanggung jawab langsung

kepada Director Refinery Pertamina Pusat di Jakarta, Struktur Organisasi

Pertamina RU III (Gambar 3).

1.5.1 Struktur Organisasi PT. Pertamina (Persero) RU-III

Sistem organisasi PT. Pertamina (Persero) RU-III Plaju berdasarkan surat

keputusan Direksi Pertamina No. Kpts 007/C0000/99-SO tanggal 13 Januari

1999. PT. Pertamina (Persero) RU-III Plaju dipimpin oleh seorang General

Manager (GM) yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Pengolahan

Page 13: BAB I.docx

Pertamina di Jakarta. General Manager PT. Pertamina (Persero) RU-III Plaju

membawahi beberapa manager. Masing–masing manajer, kepala bidang (KaBid),

dan direktur membawahi lagi beberapa bagian yang masing–masing dipimpin

oleh kepala bagian (KaBag), yang membawahi kepala jaga. Khusus manajer

kilang membawahi beberapa unit, yaitu Unit Produksi I, Unit Produksi II,

Reliabilitas, dan Laboratorium. Posisi manajer kilang lebih tinggi bila

dibandingkan dengan manajer lainnya. Hal ini dapat terjadi karena tanggung

jawab yang diemban seorang manajer kilang lebih besar bila dibandingkan dengan

manajer lainnya.

Unit Produksi I merupakan unit produksi Bahan Bakar Minyak (BBM) dan

produk penunjang kilang. Unit–unit yang tergabung dalam Unit Produksi I adalah

CD & GP, CD & L, utilitas, dan ITP (Instalasi tangki dan pengapalan). CD & GP

dan CD & L berfungsi untuk mengolah minyak mentah menjadi produk–produk

BBM. Bagian utilitas berfungsi untuk mensuplai bahan penunjang yang

dibutuhkan oleh unit-unit yang ada di UP III Pertamina seperti air, listrik, steam,

udara, dan nitrogen. Unit Produksi II merupakan unit petrokimia yang

menghasilkan produk non BBM. Unit–unit yang tergabung di dalamnya yaitu unit

TA/PTA yang sedang tidak beroperasi dan unit polypropylene (unit PP) yang

memproduksi polytam.

Page 14: BAB I.docx

General Manager PT. Pertamina (Persero) RU-III langsung membawahi

beberapa manager yang memiliki tugas dan fungsi masing-masing, dimana masih

terdapat keterikatan diantara tugas-tugas manager tersebut. Adapun bidang-

bidang yang dipegang Manager yang ada di bawah GM RU III antara lain:

1. Engineering and Development

Bertugas untuk melakukan pengembangan kilang demi menghasilkan produk

yang bernilai jual dengan modifikasi pada proses sehingga dihasilkan kondisi

operasi yang lebih efisien dan ekonomis.

2. Reliability

Bertugas untuk melihat kehandalan instrumen kilang, sebelum direncanakan

untuk di-maintenance dan setelah di-maintenance.

3. Refinery Planning and Optimization

Bertugas untuk merencanakan pengolahan untuk mencari groos-margin

sebesar-besarnya, menyiapkan dan menyajikan perspektif keekonomian kilang,

serta mengembangkan perencanaan yang dapat memaksimumkan pendapatan

berdasarkan pasar dan kondisi kilang yang ada.

4. Production

Bertugas untuk menyelenggarakan (operator) pengolahan minyak mentah

(crude) menjadi produk BBM dengan biaya semurah-murahnya.

5. Maintenance Planning and Support

Menjaga peralatan kilang yang tersedia dalam jangka waktu tertentu agar

proses pengolahan berjalan lancar dan target pengolahan dapat tercapai dengan

Page 15: BAB I.docx

cara memperbaiki secepat mungkin peralatan operasi serta melakukan pekerjaan

terencana untuk TA (Turn Arround) dan Non-TA.

6. General Affairs and Legal

General affairs membidangi public relations yang mencakup external

relations, CSR, internal relations and protokoler, serta media relations.

Sedangkan fungsi legal memiliki peran untuk pengamanan aset-aset yang dimiliki

kilang, perijinan, pengkajian Undang-Undang, serta menganalisa peraturan.

7. HSE (Health Safety and Environment)

PERTAMINA RU-IIII melindungi keselamatan, kesehatan, dan lingkungan

kerja karyawan – karyawannya melalui unit HSE. Selain itu HSE juga berfungsi

sebagai pengelola lingkungan hidup.

8. Procurement

Kegiatan utama dari bidang Procurement adalah inventory controlling

(pengendalian persediaan), purchasing (pengadaan material), contract officer

(kontrak jasa), dan terakhir service and warehousing.

9. Turn Arround

Turn Arround (TA) adalah kegiatan pemeliharaan yang berskala besar

(extraordinary maintenance activites) yang dilakukan secara berkala (3-4 tahun)

yang hanya dapat dilaksanakan pada saat unit dalam keadaan stop operasi.

10. OPI (Operational Performance Improvement)

OPI diadakan untuk memberi pelatihan untuk meningkatkan performance

pekerja serta untuk merubah budaya kerja yang tidak baik, dan menjaga

sustainability dari improvement yang sudah terlaksana.

11. Maintenance Execution

Maintenance execution berperan melaksanakan program pemeliharaan yang

telah direncanakan oleh MPS, Reliability, dan Turn/Around serta mengeksekusi

maintenance harian.

Untuk menjalankan operasinya, Pertamina memperkerjakan pegawai-pegawai

yang secara garis besar terbagi menjadi:

1. Pegawai Pembina : pegawai dengan golongan 2 ke atas

2. Pegawai Utama : pegawai dengan golongan 5-3

Page 16: BAB I.docx

MANAGER, EGINEERING & DEVELOPMENT

SECTION HEADPROCESS ENGINEERING

SENIOR SUPERVISORPRIMARY PROCESS

SENIOR SUPERVISORSECONDARY PROCESS

SENIOR SUPERVISOR PROCESS CONTROL

EXPERT ENVIRONMENT

PROCESS ENGINEERCDU

PROCESS ENGINEERGAS PLANT

PROCESS ENGINEEROFFSITE & PRODUCT

DISTRIBUTION

JUNIOR ENGINEERPRIMARY PROCESS

PROCESS ENGINEERPOLYPROPYLENE

PROCESS ENGINEERFCC

PROCESS ENGINEERUTILITIES

JUNIOR ENGINEERSECONDARY PROCESS

ENGINEERING PROCESSCONTROL & LMI3 DC3

EXPERTSAFETY

EXPERTCDU, OFFSITE, UTL

EXPERTFCC, GAS PLANT, PP

ASSISTANT ENGINEERINGDATA & LIBRARY

3. Pegawai Madya : pegawai dengan golongan 9-6

4. Pegawai Biasa : pegawai dengan golongan 16-10

1.5.2 Process Engineering (PE)

Process Engineering (PE) berada dibawah pengawasan langsung Manager

Engineering & Development. Process Engineering dikepalai oleh Section Head

Process Engineering. Struktur organisasi di PE dapat dilihat pada bagan berikut

ini :

Gambar 4. Struktur Organisasi di Process Engineering (PE)

Tugas Process Engineering (PE) di PT. Pertamina (Persero) adalah sebagai berikut :1. Melakukan studi-studi untuk pengembangan kilang RU-III.

Manager Engineering & Development

Page 17: BAB I.docx

2. Melakukan sourcing bahan-bahan kimia dan katalis-katalis baru.

3. Bekerja sama dengan bagian operasi dalam menyelesaikan masalah teknis.

Masalah teknis yang biasa diselesaikan bukan yang bersifat harian melainkan

masalah harian yang bersifat kontinu.

4. Memberikan saran kepada bagian operasi untuk melakukan perbaikan atau

perubahan agar dapat mencapai kondisi proses yang optimum.

5. Melakukan modifikasi pada proses sehingga dihasilkan kondisi operasi yang

lebih efisien dan ekonomis.

1.5.3 Peraturan Kerja

Berdasarkan waktu kerjanya, karyawan PT. PERTAMINA UP III dapat

dibagi menjadi dua, yaitu karyawan kerja shift dan reguler. Karyawan kerja shift

terlibat langsung dengan proses produksi sedangkan karyawan reguler tidak

terlibat secara langsung dalam proses produksi. Jam kerja karyawan shift adalah:

1. Shift Pagi : pukul 07.00 s.d. 15.00

2. Shift Sore : pukul 15.00 s.d. 23.00

3. Shift Malam : pukul 23.00 s.d. 07.00

Karyawan kerja shift dibagi menjadi empat kelompok yaitu A, B, C, dan

D. Sistem hari kerjanya adalah 3 hari kerja dan 1 hari libur. Sedangkan untuk

karyawan reguler, jadwal kerjanya adalah:

1. Senin s.d. Kamis : pukul 07.00 s.d. 15.30, istirahat pukul 12.00 s.d. 12.30

2. Jum’at : pukul 07.00 s.d. 15.30, istirahat pukul 11.30 s.d. 13.00

1.6 Distribusi dan Pemasaran Produk

Pendistribusian produk PT. Pertamina (Persero) RU III bertanggung jawab

dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan produksi minyak terutama bahan

bakar kendaraan bermotor dan minyak tanah di Sumbagsel (Sumatera bagian

selatan) yang mencakup 4 propinsi antara lain Sumatera Selatan, Jambi,

Bengkulu, dan Bandar Lampung. Pendistribusian minyak di PT. Pertamina

(Persero) RU III dilakukan melalui :

1. Pipa-pipa

Page 18: BAB I.docx

2. Kapal-kapal tangker

3. Mobil-mobil pendistribusi

Pemasaran produk PT. Pertamina (Persero) RU III dilakukan oleh Unit

Pemasaran dan Pembekalan Dalam Negeri (UPPDN).