31
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Dewasa ini keperawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar. Anak sebagai klien tidak lagi dipandang hanya sebagai miniatur orang dewasa, melainkan sebagai makhluk unik yang memiliki kebutuhan spesifik dan berbeda dengan orang dewasa. Masa todler berada dalam rentang dari masa kanak-kanak mulai berjalan sendiri sampai mereka berjalan dan berlari dengan mudah, yaitu mendekati usia 12 sampai 36 bulan. Todler tersebut ditandai dengan peningkatan kemandirian yang di perkuat dengan kemampuan mobilitas fisik dan kognitif lebih besar. Todler terus meningkatkan kewaspadaan terhadap kemampuan mereka untuk mengontrol dan senang dengan keberhasilan usaha keterampilan baru ini. Keberhasilan ini membuat mereka mengulangi usaha untuk mengontrol lingkungan mereka. Ketidakberhasilan usaha pada pengontrolan dapat menimbulkan perilaku negatif dan temper tantrum. Perilaku ini paling umum terjadi pada saat orang tua menghalangi tindakan mandiri pertama kalinya. Orang tua melihat hal tersebut seagai perilaku yang paling bermasalah selama tahun toddler dan waktu untuk mengekpresikan rasa prustasi dengan mencoba untuk membuat batasan hukum yang konsisten dan sambil secara simultan mendorong kemandirian.(potter,perry,2005 hal 660) Konsep Keperawatan Anak Todler Page 1

BAB I.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mk

Citation preview

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dewasa ini keperawatan anak telah mengalami pergeseran yang sangat mendasar.

Anak sebagai klien tidak lagi dipandang hanya sebagai miniatur orang dewasa, melainkan

sebagai makhluk unik yang memiliki kebutuhan spesifik dan berbeda dengan orang

dewasa. Masa todler berada dalam rentang dari masa kanak-kanak mulai berjalan sendiri

sampai mereka berjalan dan berlari dengan mudah, yaitu mendekati usia 12 sampai 36

bulan. Todler tersebut ditandai dengan peningkatan kemandirian yang di perkuat dengan

kemampuan mobilitas fisik dan kognitif lebih besar. Todler terus meningkatkan

kewaspadaan terhadap kemampuan mereka untuk mengontrol dan senang dengan

keberhasilan usaha keterampilan baru ini. Keberhasilan ini membuat mereka mengulangi

usaha untuk mengontrol lingkungan mereka. Ketidakberhasilan usaha pada pengontrolan

dapat menimbulkan perilaku negatif dan temper tantrum. Perilaku ini paling umum terjadi

pada saat orang tua menghalangi tindakan mandiri pertama kalinya. Orang tua melihat hal

tersebut seagai perilaku yang paling bermasalah selama tahun toddler dan waktu untuk

mengekpresikan rasa prustasi dengan mencoba untuk membuat batasan hukum yang

konsisten dan sambil secara simultan mendorong kemandirian.(potter,perry,2005 hal 660)

B. TUJUAN PENULISAN

1. Tujuan Umum

Setelah membahas tentang “Konsep Asuhan Keperawatan pada Todler” mahasiswa

mampu memahami konsep dasar system “Konsep Asuhan Keperawatan pada Todler”.

2. Tujuan Khusus

Setelah membahas tentang system “Konsep Asuhan Keperawatan pada Todler”

mahasiswa mampu :

a. Memahami dan menjelaskan Konsep Tumbuh Kembang Todler.

b. Memahami dan menjelaskan Masalah Kesehatan Todler.

c. Memahami dan menjelaskan Bimbingan Dan Antisipasi Todler.

d. Memahami dan menjelaskan Asuhan Keperawatan Todler

Konsep Keperawatan Anak Todler Page 1

C. METODE PENULISAN

Dalam penulisan makalah ini kami menggunakan metode deskriptif, yang diperoleh

dari literature dari berbagai media baik buku maupun internet yang disajikan dalam

bentuk makalah.

D. SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika dalam penulisan makalah ini adalah :

BAB I :Pendahuluan yang terdiri dari Latar Belakang, Tujuan, Metode, dan

SistematikaPenulisan.

BAB II : Terdiri dari konsep tumbuh kembang todler, masalah kesehatan todler,

bimbingan dan antisipasi todler dan asuhan keperawatan todler

BAB III : Penutup yang terdiri dari Kesimpulan dan Saran.

Konsep Keperawatan Anak Todler Page 2

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. KONSEP TUMBUH KEMBANG TODLER

Masa todler berada dalam rentang dari masa kanak-kanak mulai berjalan sendiri

sampai mereka berjalan dan berlari dengan mudah, yaitu mendekati usia 12 sampai 36

bulan. (Potter & Perry, 2005. Hal 660)

Terdapat berbagai pandangan tentang teori pertumbuhan dan perkembangan anak.

Berikut ini akan diuraikan teori perkembangan fisik, psikoseksual, psikososial, kognitif,

dan perkembangan motorik. (Supartini , 2004. Hal 59)

1. Perkemangan fisik (Muscari, 2005. Hal 43)

Parameter Umum

a. Peningkatan ukuran tubuh terjadi secara bertahap bukan secara linier yang

menunjukan karakteristik percepatan atau perlambatan pertumbuhan pada masa

toddler.

1) Tinggi badan

a) Rata-rata todler bertambah tinggi sekitar 7,5 cm per tahun.

b) Rata-rata tinggi todler usia 2 tahun sekitar 86,6 cm. Tinggi badan pada

usia 2 tahun adalah setengah dari tinggi dewasa yang diharapkan.

2) Berat badan

a) Rata-rata pertambahan berat badan todler adalah 1,8-2,7 kg per tahun.

b) Rata-rata berat badan todler usia 2 tahun adalah 12,3 kg.

c) Pada usia 2,5 tahun berat badan todler mencapai empat kali berat lahir.

3) Lingkar kepala (LK)

a) Pada usia 1 sampai 2 tahun, ukuran LK sama dengan lingkar dada.

b) Total laju peningkatan LK pada tahun kedua adalah 2,5 cm, kemudian

berkurang menjadi 1,25 cm per tahun sampai usia 5 tahun.

b. Karakteristik todler dengan penonjolan abdomen adalah akibat otot-otot abdomen

yang kurang berkembang.

c. Kaki yang melengkung biasanya menetap selama masa todler karena otot kaki

harus menahan berat tubuh yang relative lebih besar.

Konsep Keperawatan Anak Todler Page 3

Nutrisi

1. Kebutuhan nutrisi

a. Kecepatan pertumbuhan berkurang secara dramatis sehingga kebutuhan todler

terhadap kalori, protein, dan cairan menurun.

b. Kebutuhan kalori adalah 102 kkal/kg/hari

c. Kebutuhan protein adalah 1,2 g/kg/hari

d. Susu harus dibatasi tidak lebih dari sekitar 1 liter setiap hari untuk membantu

menjamin asupan makanan yang kaya zat besi. Pemeriksaan hematokrit harus

dilakukan untuk skrining anemia.

e. Todler dengan diet vegetarian tidak menerima protein nabati yang cukup.

Mereka harus dirujuk ke ahli gizi.

2. Pilihan dan pola makan

a. Pada usia 12 bulan, kebanyakan todler makan makanan keluarga.

b. Pada usia 18 bulan, sebagian besar todler mengalami anoreksia fisiologis dan

menjadi pemilih dalam hal makanan,menginginkan suatu makanan

(menginginkan makanan tertentu, seperti roti lapis mentega kacang dan jeli

untuk periode beberapa hari), dan makan dalam jumlah besar pada suatu hari

dan sangat sedikit dihari berikutnya.

c. Todler memilih makan sendiri dan lebih menyukai makan dalam porsi kecil

makanan yang enak (mengundang selera).

d. Todler lebih menyukai satu jenis makanan dalam piring dari pada makanan

yang dicampur. Berbagai jenis makanan harus ditawarkan, tetapi makanan

yang sama harus sering diberikan sehingga todler dapat mengenal jenis

makanan tersebut.

e. Orang tua harus menganjurkan penggunaan peralatan makan, tetapi menyadari

bahwa todler lebih menyukai menggunakan tangan.

3. Pendidikan anak dan keluarga

a. Pemberian kudapan bergizi yang sering dapat menggantikan makanan utama ;

namun, ingatkan orangtua untuk tidak menawarkan kudapan satu jam sebelum

waktu makan untuk menghindari menurunnya nafsu makan todler.

b. Todler beresiko mengalami aspirasi sejumlah makanan yang kecil seperti

kacang. Todler dapat juga tersedak wortel mentah, seledri, dan hotdog.

c. Ingatkan orangtua untuk menggunakan makanan sebagai suatu penghargaan

atau hukuman.

Konsep Keperawatan Anak Todler Page 4

Pola tidur

1. Total kebutuhan tidur menurun selama tahun kedua sampai rata-rata 12 jam per

hari.

2. Kebanyakan todler tidur siang satu kali sehari sampai akhir tahun kedua dan

ketiga.

3. Masalah tidur umum terjadi dan dapat disebabkan rasa takut berpisah.

4. Ritual waktu tidur dan objek transisi yang melambangkan rasa aman, seperti

selimut atau seperangkat mainan, akan sangat membantu.

Kesehatan gigi

1. Jumlah gigi primer (20 gigi desidua) lengkap ketika mencapai usia 2,5 tahun.

2. Kunjungan ke dokter gigi pertama kali harus dilakukan sebelum usia todler 2,5

tahun.

3. Orang tua harus membersihkan gigi todler dengan sikat gigi lembut dan air, dan

kemudian selah-selah gigi dengan benang halus. Pasta gigi mungkin tidak

digunakan karena todler tidak akan menyukai busanya. Pasta gigi berfluorida

berbahaya jika tertelan.

4. Todler memerlukan suplemen fluoride jika sumber air ditempat tinggalnya tidak

mengandung fluorida.

5. Diet harus rendah makanan yang bersifat kariogenik mis, gula pasir, yang dapat

meningkatkan karies gigi.

Eliminasi

1. Karakteristik fases berubah sesuai dengan makanan yang ditambahkan dalam diet.

Makanan yang berwarna (seperti, gelatin, gula bit, minuman berwarna, dan buah

arbei) dapat mewarnai fases.

2. Pengeluaran urine rata-rata selama masa anak adalah 500-1000 ml/hari.

2. Perkembangan Psikoseksual (Sigmunt Freud)

Selama fase kedua yaitu fase anal, menginjak tahun pertama sampai tahun ketiga,

kehidupan anak berpusat pada kesenangan anak, yaitu selama perkembangan otot

sfingter. Anak senang menahan fases, bahkan bermain-main dengan fases nya sesuai

dengan keinginannya. Dengan demikian, toilet training adalah waktu yang tepat

dilakukan pada periode ini. (Supartini, 2004. Hal 59)

Konsep Keperawatan Anak Todler Page 5

Menurut Muscari, 2005. Hal 49

a. Perkembangan tahap anal dimulai dari usia 8 bulan sampai 4 tahun.

b. Zona erogenus terdiri dari anus dan bokong, dan aktivitas seksual berpusat pada

pembuangan dan penahanan sampah tubuh.

1) Focus todler bergantian dari area oral ke area anal, dengan penekanan pada

pengendalian defekasi saat ia mencapai pengendalian neuromuscular terhadap

sfingter anal.

2) Todler mengalami kepuasan dan frustasi saat ia menahan dan mengeluarkan,

memasukan, dan melepaskan.

3) Konflik antara “menahan” dan “melepaskan” secara bertahap diselesaikan

seiring dengan kemajuan latihan defekasi ; penyelesaian terjadi saat

kemampuan mengendalikan benar-benar terbentuk.

Manifestasi klinis

1. Seksualitas mulai berkembang

a. Masturbasi dapat terjadi akibat dari eksplorasi tubuh.

b. Mempelajari kata-kata dapat dikaitkan dengan anatomi dan eliminasi.

c. Perbedaan jenis kelamin menjadi jelas.

2. Toilet training adalah tugas utama todler

a. Todler sebelum usia 18-24 biasanya belum siap (penyuluhan anak dan

keluarga)

b. Latihan defekasi dilakukan sebelum melatih buang air kecil ; latihan buang air

kecil yang tuntas pada malam hari biasanya tidak terjadi sampai usia 4 atau 5

tahun.

c. Tempat pembuangan (misalnya pispot dan WC) harus menawarkan

keamanan ; kaki anak harus mencapai lantai (untuk defekasi).

Konsep Keperawatan Anak Todler Page 6

Toilet Training

Adalah latihan untuk berkemih dan defekasi. Pada tahapan usia 1 sampai 3 tahun

atau usia todler, kemampuan sfingter uretra untuk mengontrol rasa ingin berkemih

dan sfingter ani untuk mengontrol defekasi mulai berkembang. Biasanya sejalan

dengan anak mampu berjalan, kedua sfingter tersebut semakin mampu mengontrol

rasa ingin berkemih dan defekasi. Walaupun demikian dari satu anak ke orang lain

berbeda kemampuan dalam pencapaian tersebut, bergantung pada beberapa faktor

baik fisik maupun psikologis, yang biasanya sampai usia 2 tahun. (Supartini, 2004,

hal 161)

3. Perkembangan Psikososial (Erick Erikson)

Pada usia todler perkembangan psikososial berfokus pada Otonomi VS Rasa Malu

& Ragu. Perkembangan otonomi berpusat pada kemampuan anak untuk mengontrol

tubuh dan lingkungannya. Anak ingin melakukan hal-hal yang ingin dilakukannya

sendiri dengan menggunakan kemampuan yang sudah mereka miliki, seperti berjalan,

berjinjit, memanjat, dan memilih mainan atau barang yang di inginkannya. Pada fase

ini, anak akan meniru prilaku orang lain disekitarnya dan hal ini merupakan proses

belajar. Sebaliknya, perasaan malu dan ragu akan timbul apabila anak merasa dirinya

kerdil atau saat mereka dipaksa oleh orang tua nya atau orang dewasa lainnya untuk

memilih atau berbuat sesuatu yang dikehendaki mereka. (Supartini, 2004. Hal 61)

Menurut erikson (1963), perasaan autonomi muncul selama masa todder. Anak-

anak mencoba kemandirian dengan memnggunakan ootot-oto mereka yang

berkembang untukl melakukan apa saja untuk mereka senditri dan menjadi ahli dari

fungsi tubuh tubuh mereka. Kemauan kekuatan mereka sering diperlihatkan dalam

perilaku yang negatif pada saat pengasuh berusaha untuk mengrahkan tindakan

mereka. Temper tantrum mungkin terjadi pada saaat toddler frustasi dengan batasan

orang tua. Orang tua perlu memberi toddler kemandirian bertahap, membiarkan

mereka melakukan hal-hal yang tidak membahayakan diri mereka sendiri dan orang

lain. Tindakan ini mencegah mereka dari perasaan ragu tentang kemampuan mereka

untuk melakukan hal-hal yang mereka mampu pelajari atau merasakan perasaan malu

untuk hal-hal yang telah mereka lakukan. Batasan ketegatsan, kesabaran, dan

dukungan memungkinkan toddler mengembangkan perilaku yang diterima secara

sosial dimana ini merupakan tujuan dari bimingan orang tua. (Potter & Perry, 2005.

Hal 662 )

Konsep Keperawatan Anak Todler Page 7

Secara sosial, toddler tetap secara kuat terikat dengan orang tua mereka dan merasa

takut untuk berpisah dari orang tua. Kehadiran mereka membuat toddler, merasa

aman, da mersa ingin tahu mereka ditandai dengan eksplorasi mereka terhadap

lingkungan. Kemampuan perkembangan daya grak yang terbaru dan keingintahuan

yang tidak terpenuhi dari toddler menempatkan mereka pada bahaya untuk

keselamatan mereka sendiri. Toddler membutuhkan pengawasan yang ketat setiap

waktu dan khususnya pada saat dalam lingkungan yang tidak terdapat “child-profed”.

Keracunan sering terjadi karena anak-anak menjelang usia 2 tahun tertarik meletakkan

bendaatau sustansi lainnya dalam mulut mereka untuk mempelajari benda-benda

tersebut. Untungnya, tindakan ini tidak selalu menimbulkan kematian, tapi mereka

memiliki banyak kensekuesi negati seperti neumonia kimiawi. Orang tua yang

bijksana memindahkan atau menyimpan semua kemungkinan yang beracun, termasuk

tumbuh-tumbuhan, bahan pembersih, dan obat-obatan. Tindakan orang tua ini

menciptakan lingkungna yang lebih aman perilaku ekplorasi. (Potter & Perry, 2005.

Hal 662 )

Kekurangan kewaspadan toddler pada bahaya air dan keterampilan berjalan yang

baru saja berkembang bergaung untuk memuat anak tenggelam yang merupak

penyebab utama dari kecelakaan yang menyebabkan kematian dalam kelompok usia

ini. Batasan lingkungan merupakan hal yang dsangat penting untuk keselamatan

toddler. Keselamatan dalah kendaraan bermobil membutuhkan toddler untuk tetap

ditempat duduk mobil, walaupun mereka berkata (sering dengan keras) ahwa mereka

lebih suka untuk bergerak dengan bebas dalam mobil. Anak –anak sering belajar

melepaskan pengikat dalam mobil, dan orang tua harus tegas dalam pemecahan

masalah mereka untuk tidak mengemudi kecuali anak-anak terikat secara aman.

Toddler secra penuh bergantung pada orang tua mereka akan keselamatan fisik.

(Potter & Perry, 2005. Hal 662 )

4. Perkembangan Kognitif (Piaget)

Pencapaian todler terhadap perkembangan benda permanen, kemampuan mereka

untuk mengingat kemampuan, dan kemampuan permulaan mereka untuk

menempatkan pemikiran kedalam kata pada kira-kira usia 2 tahun melihatkan transisi

mereka dari perkembangan kognitif tahap sensori motorik ketahap pemikiran pra-

operasional ( poaget, 1992). Todler mengenali bahwa mereka adalah sesuatu yang

terpisah dari ibu mereka, tetapi mereka tidak mampu mengkonsumsi pandangan dari

Konsep Keperawatan Anak Todler Page 8

orang lain. Mereka menunjukkan simbol untuk menunjukkan benda, tempat dan

orang. Fungsi ini di demonstrasikan pada saat anak meniru perilaku orang lain, yang

mereka lihat lebih awal, mengandaikan suatu benda ( menggunakan jari-jari dalam

menggunakan senjata), dan menggunakan bahasa untuk meminta benda yang tidak

ada (meminta botol) Anak menggunakan hampir sepuluh kata. (Potter & Perry, 2005.

Hal 662 )

Anak usia 24 bulan memiliki kosakata sampai 300 kata dan secara umum mampu

berbicara dalam kalimat pendek. Ekspresi verbal seperti ‘saya yang melakukan itu’

dan ‘itu milik saya’ memperlihatkan penggunaan kata ganti pada usia 2 tahun dan

keinginan untuk mandiri dan mengontrol. Walaupun kosakata yang dimiliki oleh

todler yang lebih tua sudah meluas, keanyakan orang tua memberi komentar bahwa

kata kesukaan anak mereka adalah tidak sampai tahun ketiga. Karena perkembangan

moral anak-anak secara dekat berhubungan dengan kemampuan kognitif mereka,

perkembangan moral todler hanya permulaan dan juga merupakan egosentris.

bagaimanapun juga mereka mengerti fakta bahwa beberapa perilaku membawa hasil

yang menyenangkan(penguatan positif ) dan yang lain membawa hasil yang tidak

menyenangkan ( penguatan negatif).

(Potter & Perry, 2005. Hal 662 )

5. Perkembangan motorik (muscari, 2005. Hal 43)

a. Motorik kasar

Keterampilan motorik utama masa todler adalah lokomotor.

1) Todler berjalan tanpa bantuan pada usia 15 bulan.

2) Todler berjalan menaiki tangga dengan berpegangan pada satu tangan saat usia 18

bulan.

3) Todler berjalan menaiki dan menuruni tangga dengan satu langkah pada usia 24

bulan.

4) Todler melompat dengan kedua kaki pada usia 30 bulan.

b. Motorik halus

1) Todler membangun menara dua blok dan mencoret-coret secara spontan pada usia

15 bulan.

2) Todler membangun menara tiga sampai empat blok pada usia 18 bulan.

3) Todler meniru coretan vertical pada usia 24 bulan.

Konsep Keperawatan Anak Todler Page 9

4) Todler membangun menara delapan blok dan meniru tanda silang pada usia 30

bulan.

B. Reaksi Anak Terhadap Hospitalisasi(Supartini, 2004. Hal 190)

Anak akan menunjukan berbagai prilaku sebagai reaksi terhadap pengalaman

hospitalisasi. Reaksi tersebut bersifat individual dan sangat bergantung pada tahapan

usia perkemangan anak, pengalaman sebelumnya terhadap sakit, sistem pendukung

yang tersedia, dan kemampuan koping yang dimiliki. Pada umumnya, reaksi anak

terhadap sakit adalah kecemasan karena perpisahan, kehilangan, perlukaan tubuh, dan

rasa nyeri.

Pada anak usia todler bereaksi terhadap hospitalisasi sesuai dengan sumber

stresnya. Sumber stres yang utama adalah cemas akibat perpisahan. Respon prilaku

anak sesuai dengan tahapannya, yaitu tahap protes, putus asa, dan pengingkaran

(denial). Pada tahap protes, perilaku yang ditunjukan adalah menangis kuat, menjerit

memanggil orang tua, atau menolak perhatian yang di berikan orang lain. Pada tahap

putus asa, prilaku yang ditunjukan adalah, menangis berkurang, anak tidak aktif,

kurang menunjukan minat untuk bermain dan makan, sedih dan apatis. Pada tahap

pengingkaran, perilaku yang ditunjukan adalah secara samar mulai menerima

perpisahan, membina huungan secara dangkal dan anak mulai terlihat menyukai

lingkungannya.

Oleh karena itu adanya pembatasan terhadap pergerakannya, anak akan kehilangan

kemampuannya mengontrol diri dan anak menjadi tergantung pada lingkungannya.

Akhirnya, anak akan kemali mundur pada kemampuan sebelumnya atau regresi.

Terhadap perlukaan yang dialami atau nyeri yang dirasakan karena mendapatkan

tindakan invasif, seperti injeksi, infus, pengambilan darah, anak akan meringis,

menggigit bibirnya, dan memukul. Walaupun demikian, anak dapat menunjukan

lokasi rasa nyeri dan mengkomunikasikan rasa nyerinya.

Konsep Keperawatan Anak Todler Page 10

C. Masalah Kesehatan Toddler (Supartini, 2004. Hal 190)

1. Tuberkulosis

Sampai saat ini dibeberapa negara, tuberkulosis masih merupakan penyebab

kematian. Penyakit ini disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang sebagian besar

menyerang masyarakat dengan kelas sosial ekonomi rendah karena umumnya

masyarakat ini mengalami gangguan nutrisi sehingga daya tahan tubuh rendah dan

tinggal di pemukiman yang padat dan tidak sehat sehingga mudah terjadi penularan

penyakit. Apabila seorang anak terkena tuberkulosis, organ tubuh yang akan terkena

adalah paru-paru, kelenjar, tulang, sendi, dan selaput otak. Cara penularan adalah melalui

droplet atau percikan air ludah, sedangkan reservoar adalah manusia. Imunisasi yang

dapat mencegah penyakit ini adalah BCG. Ada kesulitan untuk menilai dampak

imunisasi BCG terhadap angka kejadian tuborkulosis karena banyaknya faktor yang

mempengaruhi, seperti pemukiman yang padat dan tidak sehat dan bayaknya sumber

penularan di masyarakat yang tidak mendapat pengobatan yang tepat. Walaupun

demikian, dampak vaksinasi BCG paling tidak apa bila terkena penyakit, akan lebih

ringan sehingga menurunkan angka kematian atau kecacatan. (Supartini, 2004. Hal 177)

2. Tetanus

Penyakit infeksi ini disebabkan oleh Mycobacterium tetani yang berbentuk spora

masuk kedalam luka terbuka, berkembang biak secara anaerobik, dan membentuk toksin.

Tetanus yang khas terjadi pada usia anak adalah tetanus neonatorum.tetanus neonatorum

dapat menimbulkan kematian karana terjadi kejang, sianosis dan henti nafas.

Reservoarnya adalah kotoran hewan atau tanah yang terkontaminasi kotoran hewan dan

manusia. Gejala awal ditunjukan dengan mulut mencucu dan bayi tidak mau menyusu.

Kekebalan pada penyakit ini hanya diperoleh dengan imunisasi atau vaksinasi lengkap

karena riwayat penyakit tetanus tidak menyebabkan kekebalan pada anak. Imunisasi

yang diberikan tidak hanya DPT pada anak, tetapi juga TT pada calon pengantin (TT

caten), TT pada ibu hamil yang diberikan pada saat antenatal care (ANC), dan DT pada

anak sekolah dasar kelas 1 dan 6. (Supartini, 2004. Hal 178-179)

3. Campak

Penyebab penyakit infeksi ini adalah virus morbili yang menular melalui droplet

gejala awak ditunjukan dengan adanya kemerahan yang mulai timbul pada bagian

belakang telinga, dahi, dan menjalar kewajah dan anggota badan. Selain itu timbul

Konsep Keperawatan Anak Todler Page 11

gekala seperti flu disertai mata berair dan kemerahan (konjungtivitas). Setelah 3 sampai

4 hari, kemerahan mulai hilang dan berubah menjadi kehitaman yang akan tampak

bertambah dalam 1 sampai 2 minggu dan apa bila sembuh, kulit anak tampak seperti

bersisik. Imunisasi diberikan pada anak usia 9 bulan dengan rasional kekebalan dari ibu

terhadap penyakit campak berangsur akan hilang sampai usia 9 bulan. Komplikasi yang

harus dicegah adalah, otitis media, konjungtivitis berat, enteritis, dan pneumonia, terlebih

pada anak dengan status gizi buruk. (Supartini, 2004. Hal 179)

D. Bimbingan dan Antisipasi Toddler

1. Kecenderungan Kecelakaan Pada Anak Toddler (Supartini, 2004. Hal 157)

kecelakaan pada anak usia toddler sering kali mengakibatkan kondisi yang fatal pada

anak, yaitu kematian. Kondisi yang dimaksud, diantaranya terbabrak motor/mobil, luka

bakar, keracunan, jatuh, dan tenggelam. Kondisi tersebut sebenarnya tidak perlu terjadi

apabila orang tua memahami tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak, khususnya

usia toddler. Pemahaman tentang tingkat perkembangan anak tentunya perlu diikuti

dengan pemahaman tentang pentingnya antisipasi terhadap bahaya yang dapat muncul

karena aktivitas gerak yang khas dari anak usia toddler, yaitu tidak bisa diam dan

bergerak terus.

Kecenderungan terjadi kecelakaan pada anak usia toddler dilatarbelakangi oleh

kondisi berikut:

a. Anak usia toddler sedang mengembangkan keterampilan motorik kasarnya yang

membuat mereka bergerak terus, berlari, berjinjit, naik-turun tangga, pagar, atau

mainan, serta sepedanya.

b. Anak usia Todler mengalami penigkatan kemampuan motorik halus ketika mereka

semakin terampil menggenggam sesuatu, membuka dan menutup botol, membuka dan

menutup lemari yang tidak dikunci, jendela, dan pintu, serta menggengam dan

melempar benda-benda kecil. Dengan demikian, mereka mencoba terus kemampuan

motorik halusnya dengan benda-benda yang ada disekelilingnya, sementara mereka

belum mengetahui bahaya yang mengancam akibat mengeksplorasi benda di

sekelilingnya.

Konsep Keperawatan Anak Todler Page 12

c. Anak toddler mempunyai rasa ingin tahu yang besar dibanding dengan anak usia

lainnya dan senang mencoba melakukan sesuatu yang belum dikenalnya, padahal ia

belum dapat membaca sehingga belum tahu hal-hal yang membahayakannya. Ia

tertarik untuk selalu mencoba.

d. Anak laki-laki cenderung lebih berpotensi mengalami kecelakaan dari pada anak

perempuan karena lebih aktif bergerak.

e. Anak yang tidak dijaga sewaktu bermain saat orang tuanya sedang bekerja, sibuk

dengan kegiatan lainnya, terlalu letih, atau merasa ada orang lain yang telah

menjaganya, menyababkan anak berisiko untuk mengalami kecelakaan.

f. Risiko kecelakaan akan lebih besar terjadi saat anak lapar dan lelah karena pada saat

itu kemampuan tenaga menurun dan mungkin anak merasa lemah atau lesu.

g. Anak marasa asing dengan lingkungan atau orang yang menjaganya karena tidak

mengenal denga baik.

h. Anak belum tahu dan belum berpengalaman dalam upaya melindungi diri dari bahaya

kecelakaan.

2. Upaya Pencegahan Terhadap Kecelakaan Dirumah (Supartini, 2004. Hal 160-

161)

Untuk memahami upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah terjadinya kecelakaan,

terutama dilingkungan rumah, orang tua harus diajak berpikir tentang kemungkinan

adanya bahaya dilingkungan rumah. Untuk, itu upaya yang dapat dilakukan oleh orang

tua di rumah adalah sebagai berikut.

a. Benda tajam untuk memasak atau berkebun dapat disimpan didalam laci yang

dapat dikunci sehingga tidak dapat dibuka anak.

b. Benda-benda kecil seperti manik-manik,perhiasan,jarum,harus disimpan di

dalam laci yang tertutup dan terkunci.

c. Amankan kompor dan berikan penutup yang aman. Jika menggunakan kompor

minyak tanah,desain dapur cukup tinggi,berikan pengaman pada sekeliling

kompor dengan bhan yang terbuat dari kayu atau ditembok sekelilingnya

dengan ketinggian yang cukup bagi orang dewasa.

d. Jaga lantai rumah selalu bersih dan kering.jaga anak apabila lantai baru atau

sedang dipel dan segera dilap jika ada air atau cairan lain tumpah.

Konsep Keperawatan Anak Todler Page 13

e. Apabila ada tangga,pasang pintu dibagian bawah atau atas tangga dan jaga

anak apabila akan naik atau turun tangga.

f. Sekring listrik harus tertutup dan atur kabel supaya tidak terlalu panjang

sehingga tidak terjuntai kebawah dan dapat dijangkau anak.

g. Apabila ada parit disamping atau depan rumah, tutup dengan papan atau

disemen,

h. Bagi yang letak rumahnya di tepi jalan raya,sebaiknya ada pintu pagar yang

harus selalu terkunci rapat.

i. Apabila rumah menggunakan sumber air dengan sumur gali, buat

selongsongnya,kemudian tutup dengan papan/kayu atau besi yang tidak dapat

dibuka anak.

j. Bayi yang tidur di tempat tidurnya jangan ditinggal tanpa dipasang pengaman

pada pinngir tempat tidur. Apabila ditidurkan ditempat tidur orang dewasa,

bayi harus dalam pengawasan.

3. Pendidikan kesehatan untuk orang tua (Supartini, 2004. Hal 163)

Pendidikan kesehatan dapat dilakukan secara individual ataupun berkelompok dengan

menggunakan prinsip pendidikan kesehatan , yaitu sebagai berikut (suliha dkk.,

2002,dalam buku supatini,2004. Hal 163)

a. Diberikan berdasarkan pada kebutuhan spesifik klien. Oleh karna itu, pada

pengkajian, perawat harus menemukan hal apa yang sudah atau belum dipahami oleh

orang tua. Sejauh mana orang tua telah memahami proses tumbuh-kembang anaknya

dan upaya apa yang harus dilakukannya untuk menstimulasi perkembangan anak,

memelihara, dan menigkatkan kesehatannya.

b. Pendidikan kesehatan yang diberikan bersifat menyeluruh. Apabila materi yang

diberikan adalah tentang pencegahan kecelakaan pada anak, materi itu harus

mencakup seluruh aspek yang terkait, yaitu tumbuh-kembang anak, bahaya yang

dapat terjadi pada anak berkaitan dengan masalah yang ada dalam tahapan

perkembangan anak tertentu dan upaya pencegahannya, dengan mempertimbangkan

kemampuan orang tua menerimanya. Tanamkan pada orang tua bahwa anak berada

dalam proses tumbuh-kembang sehingga masalah tentang bahaya dapat setiap risiko

saat muncul, terutama pada anak yang berusia lebih kecil (misalnya, bayi dan toddler).

c. Harus terjadi interaksi timbal-balik antara perawat dan orang tua dan bukan hanya

perawat sepihak yang aktif memberikan materi pendidikan kesehatan. Akan tetapi,

Konsep Keperawatan Anak Todler Page 14

yang terpenting bagaimana orang tua berproses sampai memahaminya dan dapat

melaksanakannya. Orang tua harus mempunyai kenyakinan bahwa peran mereka

begitu penting dalam upaya meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan anak dan

mempertahankan serta meningkatkan kesehatan anak. Untuk itu, proses belajar harus

diciptakan sedemikian rupa supaya orang tua aktif berpikir dan berdiskusi dengan

perawat.

d. Pendidikan kesehatan diberikan dengan mempertimbangkan usia klien yang

menerimanya. Sangat dimungkinkan orang tua yang masih muda dan baru

mempunyai anak mempunyai pengalaman yang berbeda dalam merawat anak

dibandingkan dengan orang tua yang lebih tua dan mempunyai beberapa anak dan

berpengalaman dalam perawatan anak dirumah sakit. Dianjurkan untuk tidak

memberikan materi terlalu banyak dalam waktu yang relatif singkat dan gunakan

bahasa yang mudah dipahami orang tua.

e. Proses pendidikan kesehatan harus memperhatikan prinsip belajar dan mengajar.

Artinya, perawat sebagai pemberi pendidikan kesehatan harus memahami faktor

pendukung dan penghambat terjadinya proses belajar pada orang tua, keberadaan

orang tua pada fase apa dalam menerima materi pendidikan kesehatan, karakteristik

orang tua dalam belajar, dan menggunakan metode, media, dan alat bantu

pembelajaran yang efektif.

f. Perubahan perilaku pada orang tua menjadi tujuan utama pendidikan kesehatan yang

diberikan. Oleh karna itu, perawat perlu memahami konsep berubah dan latar

belakang sosial budaya orang tua yang akan memengaruhi terjadinya perubahan pada

orang tua memahami pertumbuhan dan perkembangan anak dan upaya untuk

memelihara dan meningkatkan kesehatan anaknya adalah tujuan antara dan tujuan

akhirnya orang tua dapat mendidik anak secara bertahap, agar anak menyadari

kemampuan perkembangan yang telah dicapainya dan upaya pencegahan kecelakaan

serta menghindari diri dari bahaya.

Konsep Keperawatan Anak Todler Page 15

E. Asuhan Keperawatan Toddler

Cedera, resiko

1. Pengkajian

a) Keluarga

1) Pengetahuan Keluarga

2) Peran orang tua

b) Anak

Karakteristik Umum

Ukuran peningkatan dalam setiap tahap agak seperti pola linear, yang

merupakan refleksi dari pertumbuhan yang cepat dan karakteristik pertumbuhan

yang lambat dari toddler.

Karakteristik yang menonjol pada perut toddler merupakan hasil dari otot-otot

abdomen yang kurang berkembang.

Kaki bengkok yang kas yang terjadi terus-menerus pada toddler karena otot kaki

harus menopang beratbadan yang terlalu besar.

Tinggi Badan

Rata-rata 7,5 cm pertahun.

Untuk usia 2 tahun tinggi badan ± 86,6 cm.

Tinggi badan pada usia 2 tahun diharapkan setengah tinggi badan pada

saat dewasa.

Berat Badan

Rata-rata naik 1,8-2,7 kg pertahun. Pada usia 2 tahun berat badannya rata-

rata 12,3 kg.

Berat badan naik empat kali pada usia 2,5 tahun.

Lingkar kepala

Usia 1-2 tahun lingkar copula sama dengan lingkar dada.

Lingkar kepala meningkat total pada tahun ke dua yaitu 2,5 tahun, kemudian

meningkat secara perlahan-lahan rata-rata 0,5 inchi tiap tahun sampai 5 tahun

kemudian.

2. Perkembangan kognitif,yang perlu dikaji antara lain :

a. Pengetahuan anak yang berhubungan dengan pengalaman kongkrit.

Konsep Keperawatan Anak Todler Page 16

b. Perkembangan moral usia anak terkait dengan pemahaman tentang perilaku

yang disadari secara sosial benar atau salah.

c. Perkembangan bahasa anak termasuk kosakata, yang memungkinkan

penggabungan berbagai personifikasi yang berbeda.

3. Perkembangan Psiko – social

a. Bagaimana hubungan anak dengan teman sebayanya

b. Kaji permainan yang disenangi anak

4. Persepsi Kesehatan

a. Kita mengkaji persepsi kesehatan melalui keluarga,pola hidup mereka,sensasi

pada tubuh anak itu sendiri ,dan kemampuan orang tua untuk melakukan

aktivitas sehari – hari yang biasanya membantu anak - anak

mengembangkan perilaku sehat mereka,berpakaian dan makan.

Definisi

Beresiko mengalami cedera sebagai akibat dari kondisi lingkungan yang berinteraksi

dengan sumber-sumber adaptif dan pertahanan individu.

a) Faktor resiko

Internal

usia perkembangan ( fisiologis, psikososial )

penyakit imun atau autoimun

malnutrisi

disfungsi biokimiawi (mis: disfungsi sensori)

fisik (mis: kulit rusak, hambatan )

psikologis (orientasi afektif )

b) eksternal

Biologis

tingkat imunisasi komunitas

mikroorganisme

Kimia

obat-obatan (mis: bahan pengawet,kafein,pewarna,agens farmasi,alkohol)

zat gizi (mis: vitamin dan jenis makanan)

racun

polutan

Konsep Keperawatan Anak Todler Page 17

Fisik

Rancangan, struktur dan penataan komunitas, bangunan, atau peralatan jenis kendaraan

atau transportasi. Individu atau penyedia layanan kesehatan (agens nosokomial; pola

pengaturan staf, pola kognitif,afektif,dan psikomotor).

c) Diagnosis yang disarankan

Jatuh resiko, infeksi resiko, trauma resiko. Setiap orang berisiko mengalami kecelakaan

dan cedera, pada diagnosis ini hanya untuk orang yang memerlukan intervensi keperawatan

guna mencegah cedera.

d) Aktivitas keperawatan

1. Pengkajian

Identifikasi faktor lingkunagn yang memungkinkan resiko terjatuh (mis:

lantai licin, karpet yang sobek, anak tangga tanpa pagar pengaman, jendla,

dan kolam renang).

2. Identifikasi faktor yang mempengaruhi kebutuhan keamanan rumah

misalnya perubahan status mental , derajat keracunan, keletihan, usia

kematangan, pengobatan, dan defisit motorik atau sensorik (mis: berjalan

dan keseimbangan).

e) Penyuluhan untuk orang tua

1. Berikan materi edukasi yang berhubungan dengan startegi dan tindakan untuk

mencegah cedera.

2. Peringatkan orang tua tentang perlunya mendampingi anak yang masih kecil

ketika mereka bermain dengan air

3. Ajarkan orang tua tentang keamanan api dan kebakaran.

4. Ajarkan orang tua pentingnya keamanan saat bermain.

5. Ajarkan keamanan senjata kepada orang tua dan anak.

Konsep Keperawatan Anak Todler Page 18

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Masa todler berada dalam rentang dari masa kanak-kanak mulai berjalan sendiri

sampai mereka berjalan dan berlari dengan mudah, yaitu mendekati usia 12 sampai 36

bulan. Terdapat berbagai pandangan tentang teori pertumbuhan dan perkembangan

anak diantaranya perkembangan fisik, psikoseksual, psikososial, kognitif, dan

perkembangan motorik. Dimana pada pertumbuhan fisiknya akan terlihat dari

bertambah tinggi dan berat badan anak, dari perkembangan psikoseksual anak todler

berada pada fase anal dan perkembangan psikososialnya otonom VS rasa malu dan

ragu. Tugas anak pada usia toddler ialah mulai berlajar menerapkan toilet training.

Adapun masalah kesehatan yang dialami pada usia toddler antara lain : Tuberkulosis,

Tetanus, Campak.

B. Saran

Setelahpembuatanmakalahinisuksesdiharapkan agar

mahasiswagiatmembacamakalahini, danmencariilmu yang

kebihbanyakdiluardarimakalahiniterkaittentangmeteridalampembahasan,

dantidakhanyaberpatokandengansatusumberilmu( materiterkait ).

Saran yang disampaikankepadaMahasiswaKeperawatanadalah :

1. Agar lebihmemahami konsep tumbuh kembang.

2. Agar lebihmemahami masalah kesehatan toddler.

3. Agar lebihmemahami bimbingan dan antisipasi toddler.

4. Agar lebihmemahami asuhan keperawatan toddler.

Konsep Keperawatan Anak Todler Page 19

DAFTAR PUSTAKA

Potter & Perry, (2005).Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik.

Volume 1, Edisi 4. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Supartini Yupi, (2004). Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak,Jakarta: Buku

Kedokteran EGC.

Musacari Mary E, (2005). Keperawatan pediatrik edisi 3,Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Ahern Nancy R, (2012). Buku saku diagnostik keperawatan edisi 9. Jakarta : Buku

Kedokteran EGC

Konsep Keperawatan Anak Todler Page 20

Konsep Keperawatan Anak Todler Page 21