Upload
ines-runy-anggiyani
View
61
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Persalinan adalah suatu proses fisiologik yang memungkinkan serangkaian
perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan janinnya melalui jalan
lahir. Ini di definisikan sebagai pembukaan serviks yang progresif, dilatasi
atau keduanya, akibat kontraksi rahim teratur yang terjadi sekurang-
kurangnya setiap 5 menit dan berlangsung sampai 60 detik.
Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani
komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu atau janin. Bila diambil keputusan
untuk melakukan campur tangan ini harus dipertimbangkan dengan hati-hati.
Tiap campur tangan bukan saja membawa keuntungan potensial, tetapi juga
resiko potensial pada sebagian besar kasus, penanganan yang terbaik dapat
berupa “observasi yang cermat”
Kematian ibu banyak disebabkan oleh infeksi Nifas yaitu infeksi luka jalan
lahir. Seperti Toxemia 19,2%, Hemorrhage 14,4%, infeksi 23,4%, Non
Abortus 12,8%, Abortion 10,6% dan yang lainnya 43,0%. Kebanyakan
kematian ibu dapat dicegah,misalnya kematian akibat perdarahan dengan
pertolongan tepat dan cepat dan dengan persediaan darah yang
1
cukup,Toxaemia dengan prenatal care (perawatan dan pengawasan sebelum
melahirkan), yang teliti,infeksi dengan kebersihan badan, pertolongan aseptis
dan dengan antibiotika,dapat menurunkan angka kematian ibu.
Seorang bidan harus mampu mengidentifikasi faktor-faktor penyebab
persalinan sehingga diharapkan dalam memberikan asuhan kebidanan pada
proses persalinan dapat memperhatikan faktor-faktor tersebut.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah adalah:
1. Pengertian passager dalam faktor-faktor yang mempengaruhi
persalinan?
2. Pengertian psikologi dalam faktor-faktor yang mempengaruhi
persalinan?
3. Pengertian penolong dalam faktor-faktor yang mempengaruhi
persalinan?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dalam makalah ini adalah
1. Untuk mengetahui Pengertian passager dalam faktor-faktor yang
mempengaruhi persalinan.
2. Untuk mengetahui Pengertian psikologi dalam faktor-faktor yang
mempengaruhi persalinan.
2
3. Untuk mengetahui Pengertian penolong dalam faktor-faktor yang
mempengaruhi persalinan.
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan dalam makalah ini adalah
1. Memberikan informasi mengenai passager dalam faktor-faktor
yang mempengaruhi persalinan.
2. Memberikan informasi mengenai psikologi dalam faktor-faktor
yang mempengaruhi persalinan
3. Memberikan informasi mengenai penolong dalam faktor-faktor
yang mempengaruhi persalinan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Passanger
Cara penumpang (passenger) atau janin bergerak di sepanjang jalan lahir
merupakan akibat interaksi beberapa faktor, yaitu ukurang kepala janin,presentasi,
letak, sikap dan posisi janin.
3
Plasenta juga harus melalui jalan lahir sehingga dapat juga dianggap sebagai
penumpang yang menyertai janin. Namun, plasenta jarang menghambat proses
persalinan pada kelahiran normal.
Janin dapat memengaruhi jalannya kelahiran karena ukuran dan
presentasinya. Kepala banyak mengalami cidera pada persalinan sehingga dapat
membahayakan hidup dan kehidupan janin. Padapersalinan, oleh karena tulang-
tulang masih dibatasi fontanel dan sutura yang belum keras, maka pinggir tulang
dapat menyisip antara tulang satu degan tulang yang lain, disebut molase sehingga
kepala bayi bertambah kecil. Biasanya apabila kepala janin sudah lahir, maka
bagian-bagian lain dari janin akan dengan mudah menyusul.
2.1.1 Janin
Janin adalah passage utama lewat jalan lahir. Bagian janin yang
paling penting (karena ukurannya paling besar) adalah kepala. Posisi
dan besar kepala dapat mempengaruhi jalan persalinan. Ukuran kepala
lebih lebar dari bahu dan kurang lebih seperempat dari panjang bayi.
96% bayi dilahirkan dengan bagian kepala lahir pertama. Kepala paling
banyak mengalami cedera pada persalinan, sehingga dapat
membahayakan hidup dan kehidupan janin kelak: hidup sempurna,cacat
atau akhirnya meninggal. Biasanya apabila kepala janin sudah lahir,
maka bagian-bagian lahir dengan mudah menyusul kemudian.
1. Ukuran kepala janin
4
Dalam persalinan kepala janin adalah bagian terpenting sebagai
perbandingan antara besarnya kepala dan luasnya panggul .
Jika kepala dapat melalui jalan lahir bagian-bagian lainnya dapat
menyusul dengan mudah, tengkorak janin terdiri dari atas dua tulang
pariental, dua tulang temporal, satu tulang frontal, dan satu tulang
oksipital. Tulang-tulang ini disatukan oleh sutura membranosa :
sagitalis, lamdoidalis, koronalis, dan frontalis. Rongga yang berisi
membrane ini disebut fontanel, terletak dipertemuan antar sutura. Saat
persalinan dan setelah selaput ketuban pecah, fontanel dan sutura
dipalpasi untuk menentukan presentasi , posisi, dan sikap janin ;
pengkajian ukuran janin memberi informasi usiadan kesejateraan bayi
baru lahir.
Dua fontanel yang paling penting ialah fontanel anterior dan
posterior. Fontanel yang paling besar (fontanel anterior) berbentuk
seperti intan dan terletak pada pertemuan sutura sagitalis, koronalis, dan
5
frontalis ; menutup pada usia 18 bulan. Fontanel posterior terletak
dipertemuan suturadua tulang parital dan satu tulang oksipital,
berbentuk segitiga, dan menenutup pada usia 6-8 minggu.
Sutura dan fontanel menjadikan tengkorak bersifat fleksibel,
sehingga dapat menyesuaikan diri terhadap otak bayi. Akantetapi,
karena belum dapat menyatu dengan kuat, tulang-tulang ini dapat saling
tumpang tindih disebut molase. Kemampuan tulang untuk saling
menggeser memungkinkan kepala bayi beradaptasi terhadap berbagai
diameter panggul ibu.
1) Ukuran Diameter
a) Diameter Suboccipito-Bregmatika: 9,5 cm
b) Diameter Suboccipito-Frontalis :11 cm
c) Diameter Occipito-Frontalis : 12cm (letak puncak kepala)
d) Diameter Mento-occipitalis : 13,5 cm (letak dahi)
e) Diameter submento-Bregmatika: 9,5 cm
f) Diameter Biparietalis : 9 cm
g) Diameter bitemporalis : 8 cm
2) Ukuran Lingkaran
a) Circumferensia Fronto-Occipitalis : 34 cm
b) Circumferensia Mento-occipitalis : 35 cm
c) Circumferensia SubOccipito-bregmatika: 32 cm
6
2. Persentasi dan Posisi Janin
faktor yang lain berpengaruh terhadap persalinan adalah faktor janin.
Yang meliputi sikap janin, letak, presentasi, bagian tebawah, dan posisi
janin.
Istilah letak anak dalam ilmu kebidanan mengandung 4 pengertian :
1. Sikap (attitude = habitus)
Menunjukan hubunga bagian –bagian janin dengan sumbu
janin, biasanya terhadap tulang punggungnya. Janin umumnya
dalam sikap fleksi dimana kepala, tulang punggung, dan kaki
dalam keadan fleksi, serta lengan bersilang di dada.
Sikap adalah hubungan bagian tubuh janin yang satu
dengan bagian yang lain. Janin mempunyai postur yang khas
(sikap) saat berada dalam rahim. Hal ini di sebabkan
merupakan akibat pasa pertumbuhan janin dan sebagian lagi
akibat penyesuaian janin terhadap bentuk rongga rahim. Pada
kondisi normal, punggung janin sangat fleksi kearah dada, dan
paha fleksi kea rah sendi lutut, disebut fleksi umum. Yangan
disilang di depan toraks dan tali pusat terletak di antara lengan
dan tungkai. Penyimpangan sikap normal dapat menimbulkan
kesulitan saat kelahiran. Misalnya pada presentasi kepala,
kepala janin dapat berada dalam sikap ekstensi atau fleksi yang
7
menyebabkan diameter kepala berada dalam posisi yang tidak
mennguntungkan terhadap batas-batas panggul ibu.
Diameter bipariental ialah diameter lintang terbesar kepala
janin. Kepala dalam sikap fleksi sempurna memungkinkan
diameter suoksipitobregmatika (diameter terkecil) memasuki
panggul sejati dengan mudah.
2. Letak (lie = situs)
Letak janin adalah bagaimana sumbu janin berada pada sumbu
ibu. Letak adalah hubungan antara sumbu panjang (punggung)
janin terhadap sumbu panjang (punggung) ibu. Ada dua macam
letak yaitu (1) memanjang atau vertical dimana sumbu panjang
janin parallel dengan sumbu panjang ibu; (2) ssmelintang atau
horizontal, dimana sumbu panjang janin membentuk sudut
8
terhadap sumbu panjang ibu. Letak memanjang dapat berupa
presentasi kepala atau presentasi sacrum.
3. Presentasi (presentation)
Presentasi digunakan untuk menentukan bagian janin yang ada
di bagian bawah rahim yang dijumpai pada palpasi atau pada
pemeriksaan dalam. Misalnya presentasi kepala, bokong, bahu,
dan lain-lain
4. Bagian terbawah (presenting part)
Sama dengan presentasi, hanya diperjelas istilahnya. Presentasi
adalah bagian janin yang pertama kali memasuki pintu atas
panggul dan terus melalui jalan lahir saat persalinan mencapai
aterm. Tiga presentasi janin yang utama ialah kepala (96 %);
sungsang (3%); dan bahu (1%).
Bagian presentasi ialah bagian tubuh janin yang pertama
kali teraba oleh jari pemeriksa saat melakukan pemerikasaan
dalam. Faktor-faktor yang mempengaruhi bagian presentasi
ialah letak janin, sikap janin, dan ekstensi atau fleksi kepala
janin.
9
5. Posisi (position)
Posisi merupakan indicator untuk menetapkan arah bagian
terbawah janin apakah sebelah kanan, kiri, depan, atau
belakang kepala (LBK), ubun-ubun kecil kiri depan (UUK) ,
atau kanan belakang.
Posisi ialah hubungan antara bagian presentasi (oksiput,
sacrum, mentum (dagu) sinsiput, puncak kepala yang
defleksi/menengadah) terhadap 4 kuadran panggul ibu. Posisi
dinyatakan dengan singkatan yang terdiri atas huruf pertama
masing-masing kata kunci : OAKa = posisi Oksipito Anterior
Kanan.
10
Letak janin dalam rahim
Letak adalah hubungan antara sumbu panjang (punggung) janin
terhadap sumbu panjang (punggung) ibu. Terhadap dua macam
letak janin dalam rahim, yaitu (1) memanjang atau vertical,
dimana sumbu panjang janin parallel dengn sumbu panjang ibu;
(2) melintang atau horizontal, diman sumbu panjang janin
membentuk sudut terhadap sumbu panjang ibu. Letak
memanjang dapat berupa presentasi kepala atau presentasi
sacrum.
1. Letak membujur (longitudinal)
a. Letak kepala
b. Letak sungsang
2. Letak sungsang (transverse lie)
3. Letak miring (oblique lie)
Posisi dan variasi
1. Letak belakng kepala
2. Presentasi dahi
3. Presentasi muka
4. Presentasi bokong
5. Letak lintang
Selama janin dan plasenta berada di dalam rahim, belum
tentu pertumbuhannya normal. Adanya kelainan genetic dan
11
kebiasaan ibu yang buruk dapat menjadikanpertumbuhannya
tidak normal seperti berikut
1. Kelainan bentuk dan besar janin : anensefalus, hidrosefalus, atau
janin makrosomia
2. Kelainan pada letak keapla : presentasi puncak, presentasi muka,
presentasi dahi, dan kelainan oksiput.
3. Kelainan letak janin : letak sungsang, letak lintang, letak
mengolak (oblique), presentasi rangkap ( kepala tangan, kepala
kaki, atau kepala tali pusat).
Kepala janin ( bayi) merupakan bagian penting dalam
proses persalinan dan memiliki cirri sebagai berikut.
1. Bentuk kepala oval, sehingga setelah bagian besarnya lahir,
maka bagian lainnya akan lebih mmudah lahir
2. Persendian kepala terbentuk kogel, sehingga dapat digerakkan
kesegala arah dan memberikan kemungkinan untuk melakukan
putaran paksi dalam.
3. Letak persendian kepala sedikit kebelakang, sehingga kepala
melakukan fleksi untuk putaran paksi dalam.
Setelah kepala janin lahir, maka bagian badan janin tidak akan
mengalami kesulitan untuk dilahirkan. Pada beberapa kasus
dengan anak yang besar pada ibu dengan diabetes mellitus,
terjadi kemungkinan kegagalan persalinan bahu. Persalinan bahu
12
yang berat cukup berbahya karena dapat terjadi asfiksia pada
janin. Persendian leher yang masih lemah dapat merusak pusat-
pusat vital janin yang berakibat fatal.
Pada letak sungsang degan mekanisme persalinan kepala
dapat mengalami kesulitan, karena persalinan kepla terbatas
dengan waktu sekitar 8 menit dan tulang dasar kepala tidak
mempunyai mekanisme molase yang dapat memperkecil volume
tampa merusak jaringan otak. Dengan demikian, persalinan
kepala dalam letak sungsang atau versi ekstraksi letak lintang
harus dipertimbangkan agar tidak menimbulkan morbiditas yang
lebih tinggi. Berbagai posisi kepala janin dalam kondisi defleksi
dnegan lingkaran yang melalui jalan lahir bertambah panjang
sehingga menimbulkan persoalan baru. Kedudukan rangkap
yang paling berbahaya adalah antara kepala dan tali pusat,
sehingga makin turun kepala makin terjepit tali pusat,
menyebabkan asfiksia sampai kematian janin dalam rahim
3. Fetal skull
1) Bagian muka dan tulang-tulang dasar tengkorak.
a) Os nasalis (tulang hidung)
b) Os maksilaris (tulang rahang atas)
c) Os mandibularis (tulang rahang bawah)
13
d) Os Zygomaticum (tulang pipi)
2) Bagian tengkorak
Bagian ini yang terpenting pada persalinan karena biasanya
bagian tengkoraklah yang paling depan. Yang membuat bagian
tengkorak adalah :
a) Os frontalis (tulang dahi)
b) Os parietalis (tulang ubun-ubun)
c) Os temporalis (tulang pelipis)
d) Os occipitalis (tulang belakang kepala)
3) Sutura
Antara tulang-tulang diatas terdapat sela tengkorak (sutura)
yang pada janin memungkinkan pergeseran. Kalo kepala anak
tertekan, maka tulang yang 1 bergeser dibawah tulang yang lain,
hingga ukuran kepala menjadi kecil (maulage) Ini salah satu tanda
untuk mengenal tulang belakang kepala pada pemeriksaan dalam.
a) Sutura sagitalis (sela panah)
b) Sutura coronaria (sela mahkota)
c) Sutura Lambdoidea (sela lambda)
d) Sutura frontalis (sela dahi)
4) Ubun-Ubun (fontanel)
14
a) Ubun-ubun besar (fontanel mayor)
b) Ubun-ubun kecil (fontanel minor)
5) Daerah-daerah
a) Sinciput (depan kepala)
b) Vertex (puncak kepala)
c) Occiput (belakang kepala)
6) Ubun-ubun kecil (fonticulus minor) bukan merupakan lubang besar
pada tengkorak tapi tempat dimana 3 sutura bertemu yaitu sutura
lambdoidea dan sutura sagitalis. Sebenarnya masih ada ubun-ubun
dan sutura lain pada tengkorak tapi ubtuk ilmu kebidanan tidak
begitu penting (ubun-ubun temporal, sutura temporalis) ubun-ubun
dan sela-sela baru tertutup kalau anak berumur 1,5 – 2 tahun.
2.1.2 Plasenta
1. Pengertian plasenta
Plasenta adalah alat yang sangat penting bagi janin karena
merupakan alat pertukaran zat antara ibu dan anak dan sebaliknya.
15
Jiwa anak tergantung pada plasenata,baik tidaknya anak tergantung
pada baik buruknya faal plasenta.
Pada penampang sebuah plasenta, yang masih melekat pada
dinding rahim Nampak bahwa plasenta terdiri dari 2 bagian,yaitu:
a. Bagian yang terdiri dari jaringan anak disebut: piring penutup
atau membrane chorii,yang dibentuk oleh amnion, pembuluh-
pembuluh darah janin,chorion dan villi.
b. Bagian yang terbentuk oleh jaringan ibu disebut: piring
deciduas atau piring basal yang terdiri dari decidua compacta
dan sebagian dari deciduas spongiosa,yang kelak ikut lepas
dengan plasenta.
2. Faal plasenta
a. Plasenta sebagai tempat pertukaran zat:
Mula-mula makanan bagi janin diambil dengan
penghancuran dan absorpsi dari decidua,dan kemudian dari
darah ibu.
Zat yang dibutuhkan oleh janin seperti zat hydrat arang,zat
lemak, zat protein,vitamin dan mineral diambil dari darah
ibu. Ada juga bukti bahwa zat-zat immune ibu dapat masuk
ke dalam darah anak. Sebaliknya zat sampah seperti CO2 dan
ureum dibuang kedalam darah ibu
16
b. Plasenta dapat menghasilkan hormone:
1) Steroid hormone: estrogen dan progesterone
2) Protein hormone: Human Chorionic Gonadotropin
Hormone (HCG), Human Plasental Lactogen Hormone
(HPL), Human Chorionic Thyrotropin Hormon (HCT),
Human Chorionic Corticotropin Hormon (HCCT)
3) Releasing Hormon: TSH releasing hormone dan
LH/FSH releasing hormone.
c. Plasenta sebagai Barrier
1) Barrier mekanis physis terhadap erythrocyte,kuman dan
molekul besar. Plasenta menghalangi masuknya kuman
yang terdapat dalam darah ibu kedalam janin,tapi virus
sedemikian kecilnya hingga tidak dapat terhalang oleh
plasenta.
2) Barrier kimiawi
Beberapa zat yang masuk kedalam syncitium
dirubah,seperti insulin yang berasal dari ibu.
(sumber:Obstetri Fisiologi;109-119)
17
2.1.3 Air Ketuban
1. Pengertian air ketuban
Air ketuban berada dalam ruangan amnion banyaknya kadang-
kadang sangat berbeda. Ruangan amnion berisi 1 liter air ketuban, kalau
banyaknya lebih dari 2 liter dinamakan Polyhydramnion atau
Hydramnion. Kalau terlalu sedikit, kurang dari 500 cc disebut
Oligihidramnion.
Air ketuban untuk sebagaian besar terdiri dari air tapi mengandung
juga sedikit ureum, protein, asam urine, gula, garam-garam malahan
juga enzim-enzim. Sifat-sifat air ketuban seperti jernih atau
keruhnya,banyaknya dan susunannya dapat dipergunakan untuk
pengenalan keadaan janin dengan cara amnioskopi.
2. Faal air ketuban adalah:
a. Memungkinkan anak bergerak dengan bebas dan tumbuh dengan
bebas kesegala jurusan karena tekanan pada anak sama pada
semua bagiannya. Hal ini sangat penting karena seandainya anak
tertekan oleh alat sekitarnya maka pertumbuhan tentu terganggu.
b. Untuk melindungi anak terhadap pukulan-pukulan dari luar dan
ibu terhadap gerakan-gerakan anak. Kalau air ketuban
berkurang,pergerakan anak dirasakan nyeri oleh ibu.
c. Mempertahankan suhu yang tetap bagi anak.
18
d. Waktu persalinan membuka serviks dengan mendorong selaput
janinke dalam ostium uteri. Bagian selaput anak yang diatas
ostium uteri yang menonjol waktu his disebut ketuban, dan
ketuban inilah yang membuka serviks.
(sumber:Obstetri Fisiologi;120-121)
2.2 Psikologi
Banyaknya wanita normal bisa merasakan kegairahan dan
kegembiraan disaat merasa kesakitan awal menjelang kelahiran bayinya.
Perasaan positif ini berupa kelegaan hati, seolah-olah pada saat itulah benar-
benar terjadi realitas “kewanitaan sejati” yaitu munculnya rasa bangga bias
melahirkan atau memproduksi anaknya. Khususnya rasa lega itu berlangsung
bila kehamilannya mengalami perpanjangan waktu. Mereka seolah-olah
mendapatkan kepastian bahwa kehamilan yang semula dianggap sebagai
suatu “ keadaan yang belum pasti “ sekarang menjadi hal yang nyata.
Psikologis meliputi :
· Melibatkan psikologis ibu, emosi dan persiapan intelektual
· Pengalaman bayi sebelumnya
· Kebiasaan adat
· Dukungan dari orang terdekat pada kehidupan ibu
19
Sikap negatif terhadap peralinan dipengaruhi oleh:
• Persalinan sebagai ancaman terhadap keamanan
• Persalinan sebagai ancaman pada self-image
• Medikasi persalinan
• Nyeri persalinan dan kelahiran
2.3 Penolong
Peran dari penolong persalinan adalah mengantisipasi dan menangani
komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin. Dalam hal ini proses
tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan penolong dalam menghadapi
proses persalinan. Penolong persalinan adalah petugas kesehatan yang mempunyai
legalitas dalam menolong persalinan antara lain dokter, bidan serta mempunyai
kompetensi dalam menolong persalinan, menangani kegawatdaruratan serta
melakukan rujukan jika diperlukan. Penolong persalinan selalu menerapkan upaya
pencegahan infeksi yang dianjurkan termasuk diantaranya cuci tangan, memakai
sarung tangan dan perlengkapan pelindung pribadi serta pendokumentasian alat
bekas pakai.
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
5 P sangat menentukan apakah suatu persalinan secara fisik dapat
diprediksi akan berjalan lancar atau tidak, meskipun yang paling berperan
utama adalah : power, passage, passanger. Tetapi bukan berarti bahwa
psykologis ibu hamil dan faktor penolong tidak ikut menentukan.
3.2 Saran
Bagi Penolong persalinan lebih memperhatikan kesehatan ibu
hamil dengan mengutamakan 4 P (power,passenger,passage,psykis) ,
terutama pada persalinan, dan dapat melakukan pendekatan dengan baik
agar dapat menjaga hubungan baik antara ibu dan petugas kesehatan,
selain itu bidan harus memantau dan mengantisipasi kejadian atau kelainan
yang bisa terjadi pada ibu dan bayi pada saat persalinan
Demikian makalah ini kami buat, sebagaimana pepatah
mengatakan “tiada gading yang tak retak”. Oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca demi kesempurnaan
makalah ini.
21