33
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penyakit Parkinson pertama kali diperkenalkan secara tertulis dalam “an essay on the shaking palsy” oleh James Parkinson pada tahun 1817 di London. James Parkinson menggunakan istilah paralisis agitans atau shaking palsy. Mula-mula digambarkan oleh James Parkinson berupa gerakan tremolous diluar kemauan dengan menurunnya kekuatan motorik dalam keadaan tidak beraktivitas dan bahkan disokong oleh kecenderungan badan membungkuk dan beralih dari kecepatan berjalan kepada kecepatan berlari. Sedangkan perasaan dan intelek tidak terganggu. Sebenarnya penyakit ini sudah ada ribuan tahun yang lalu seperti dalam ayurveda, system praktek dan pengobatan di India pada awal 5000 tahun sebelum masehi dan dalam teks Kedokteran China yang pertama (Neijing) 2500 tahun yang lalu. Penyakit Parkinson merupakan gangguan neurodegeneratif kedua terbanyak, setelah penyakit Alzheimer. Dikarakterisasi secara klinis oleh parkinsonisme (resting tremor, bradikinesia, rigiditas, dan ketakstabilan postural) dan secara patologis dengan kehilangan neuron pada substantia nigra, dan dimana saja yang berhubungan dengan adanya deposit protein ubiquinated pada sitoplasma neuron (Lewy bodies) dan inklusi pada proteinaseus seperti benang dalam neurit (Lewy neurites). Kejadian penyakit Parkinson sekitar 0,5-1% pada orang usia 65-69 tahun, 1

BAB I1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

parkinson

Citation preview

Page 1: BAB I1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyakit Parkinson pertama kali diperkenalkan secara tertulis dalam “an essay on the

shaking palsy” oleh James Parkinson pada tahun 1817 di London. James Parkinson

menggunakan istilah paralisis agitans atau shaking palsy. Mula-mula digambarkan oleh

James Parkinson berupa gerakan tremolous diluar kemauan dengan menurunnya kekuatan

motorik dalam keadaan tidak beraktivitas dan bahkan disokong oleh kecenderungan badan

membungkuk dan beralih dari kecepatan berjalan kepada kecepatan berlari. Sedangkan

perasaan dan intelek tidak terganggu. Sebenarnya penyakit ini sudah ada ribuan tahun yang

lalu seperti dalam ayurveda, system praktek dan pengobatan di India pada awal 5000 tahun

sebelum masehi dan dalam teks Kedokteran China yang pertama (Neijing) 2500 tahun yang

lalu.

Penyakit Parkinson merupakan gangguan neurodegeneratif kedua terbanyak, setelah

penyakit Alzheimer. Dikarakterisasi secara klinis oleh parkinsonisme (resting tremor,

bradikinesia, rigiditas, dan ketakstabilan postural) dan secara patologis dengan kehilangan

neuron pada substantia nigra, dan dimana saja yang berhubungan dengan adanya deposit

protein ubiquinated pada sitoplasma neuron (Lewy bodies) dan inklusi pada proteinaseus

seperti benang dalam neurit (Lewy neurites). Kejadian penyakit Parkinson sekitar 0,5-1%

pada orang usia 65-69 tahun, meningkat 1-3% pada orang usia 80 tahun atau lebih. Diagnosa

secara klinis, meskipun gangguan lain dengan gejala menyolok dan tanda parkinsonisme,

seperti postencephalitis, drug-induced, dan parkinsonisme arteriosklerotik, dapat rancu

dengan penyakit Parkinson sampai diagnosa dipastikan dengan otopsi.

1.2 Tujuan

Melengkapi syarat Kepaniteraan Klinik Senior ( KKS ) di Rumah Sakit Umum Daerah

( RSUD ) Solok.

1

Page 2: BAB I1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Penyakit Parkinson adalah suatu penyakit yang ditandai oleh tremor saat istirahat,

rigiditas, bradikinesia dan hilangnya refleks postural, dan secara patologi berupa degenerasi

neuron berpigmen neuromielanin yang mempengaruhi neurotransmisi dopaminergik. Selain

itu juga terkait dengan gejala neurologis kompleks lainnya yang mencerminkan masalah di

area otak selain system dopaminergik

Gambar 1. Pasien penderita Parkinson

1.2 Epidemiologi

Kejadian penyakit Parkinson sekitar 0,5-1% pada orang usia 65-69 tahun, meningkat 1-

3% pada orang usia 80 tahun atau lebih. Parkinson lebih banyak menyerang pria daripada

wanita. Kejadian meningkat dengan meningkatnya usia (angka harapan hidup). Onsetnya

terjadi pada sekitar usia 60 tahun.

2.4 Etiologi

2

Page 3: BAB I1

Berbagai kondisi bisa menyebabkan Parkinsonism :

a) Encephalitis virus, peradangan otak langka yang diikuti infeksi seperti flu

b) Gangguan struktur otak, seperti tumor otak dan stroke

c) Luka kepala, terutama luka berulang yang terjadi ketika bertinju (membuat seseorang

pusing kena tinju).

d) Obat-obatan, seperti antipsikotis dan antihipertensi methyldopa dan reserpine. Obat-

obatan tertentu dan racun-racun mengganggu atau menghambat aksi dopamine dan

neurotransmitter lain. Misal, obat-obatan antipsychotic, digunakan untuk mengobati

paranoia dan schizoprenia, menghambat aksi dopamine.

2.5 Patofisiologi

Penurunan dopamin dalam korpus striatum mengacaukan keseimbangan antara

dopamin (penghambat) dan asetilkolin (perangsang). Inilah yang menjadi dasar dari

kebanyakan gejala penyakit parkinson. Sampai saat ini belum diungkapkan dengan baik

bagaimana berkurangnya dopamin di striatum yang menyebabkan gejala parkinson (tremor,

rigiditas, dan akinesia) Suatu teori mengemukakan bahwa, munculnya tremor diduga oleh

karena dopamin yang disekresikan dalam nukleus kaudatus dan putamen berfungsi sebagai

penghambat yang merusak neuron dopamingik di substansia nigra sehingga menyebabkan

kaudatus dan putamen menjadi sangat aktif dan kemungkinan menghasilkan signal

perangsang secara terus menerus ke sistem pengaturan motorik kortikospinal

2.6 Klasifikasi

Klasifikasi parkinsonism terdiri dari :

1. Primer atau idiopatik

a. Penyebab tidak diketahui

b. Ada peran toksin yang berasal dari lingkungan

c. Ada peran genetik, bersifat sporadik

2. Sekunder atau akuisita

a. Timbul setelah terpajan suatu penyakit atau zat

b. Infeksi dan pasca infeksi otak (ensefalitis)

c. Terpapar

3

Page 4: BAB I1

2.7 Gejala Klinis

A. Gejala utama dari Parkinson adalah:

Tremor (tremor terutama pada saat beristirahat)

Tremor disebabkan karena kontraksi yang berganti ganti secara teratur (empat sampai

enam siklus perdetik) dari otot otot antagonis. Tremor makin bertambah jika pasien

lelah dan mengalami ketegangan emosi. Tremor terjadi pada jejari tangan, sendi sendi

metakarpo-falangisi, kepala mengangguk-angguk atau menggeleng-geleng.

Rigiditas (kekakuan).

Rigiditas selalu ada pada pasien Parkinson yaitu dengan meningkatnya tonus otot,

baik otot fleksor maupun ekstensor berkontraksi dengan kuat yang menunujukan

gangguan kelompok kelompok otot inhibitor yang bersesuaian. Regiditas nampak

pada wajah sehingga wajah seperti topeng karena terbatasnya mimik, kedip mata

menjadi jarang, sikap tubuh menjadi agak membungkuk, lengan dan tungkai berada

pada keadaan fleksi ringan, jalan dengan langkah kecil kecil.

Bradikinesia dan Akinesia..

Bradikinesia di tandai dengan kelambatan yang abnormal pada gerakan-gerakan yang

di sengaja, sedangkan akinesia di tandai berkurangnya gerakan spontan :

1) Kerusakan postural, sikap tubuh, gangguan gaya berjalan

2) Kerusakan otonom seperti adanya inkontinensi urine, konstipasi, hipotensi

orthostatic, berkeringat, kulit berminyak.

3) Gangguan penglihatan, penglihatan pasien menjadi kabur karena tidak mampu

mempertahankan kontraksi otot-otot mata.

4) Rasa lelah berlebihan dan otot terasa nyeri karena rigiditas.

5) Gangguan fungsi pernapasan seperti hipoventilasi dan berkurangnya fungsi

pembersihan saluran napas

6) Perubahan perilaku dan mental, kemungkinan terjadinya demensia dan

kerusakan memori, depresi, menarik diri.

Postural Instability

Postural reflex terganggu yaitu hilangnya reflex ketidakseimbangan tubuh, gangguan

ini menyebabkan pasien sering terjatuh, dapat dideteksi dengan menarik dari

4

Page 5: BAB I1

nbelakang pada bahu pasien dalam keadaan berdiri (pull test). Pada pemeriksaan

reflex tersebut pasien akan jatuh atau mundur kebelakang dengan langkah cepat dan

pendek

Gambar 5. Perubahan sikap tubuh pasien parkinson

B. Gejala tambahan

Gejala non motorik antara lain hipotensi ortostatik, disfungsi dalam sekresi keringat,

disfungsi proses miksi dan disfungsi ereksi.

Dimensia adanya perubahan status mental selama perjalanan penyakitnya dengan

deficit kognitif. Mudah takut, sikap kurang tegas, depresi. Cara berfikir dan respon

terhadap pertanyaan masih lambat (bradifrenia).

2.8 Diagnosa

1) Kriteria diagnosa klinis Hughes

Possible (mungkin)

Terdapat salah satu dari gejala utama : resting tremor, rigiditas, bradikinesia,

kegagalan refleks postural

Probable (kemungkinan besar)

Kombinasi dua gejala utama (termasuk kegagalan refleks postural) atau satu dari tiga

gejala pertama yang tidak simetris (dua dari empat tanda motorik)

Definite (pasti)

5

Page 6: BAB I1

Kombinasi 3 dari 4 gejala atau dua gejala dengan satu gejala lain yang tidak simetris

(tiga tanda kardinal) dan responsif terhadap pengobatan levodopa.

2) Skala Hoehn dan yahr

Tabel 1. skala hoehn dan Yahr

2.9 Penatalaksanaan

2.9.1 Terapi non farmakologis

Dukungan dan edukasi merupakan hal sangat kritis saat seorang pasien

didiagnosia sebagai penderita penyakit Parkinson. Pasien harus mengerti bahwa penyakit

Parkinson merupakan penyakit kronik progresif, dengan tingkat progresifitas yang

berbeda-beda pada setiap orang, dan telah banyak pendekatan yang dilakukan untuk

memperingan gejala. Pasien harus diberikan nasehat mengenai latihan, termasuk

stretching, strengthening, fitness kardiovaskular, dan latihan keseimbangan, walaupun

hanya dalam waktu singkat

6

Page 7: BAB I1

Algoritma Penatalaksanaan Penyakit Parkinson

YA TIDAK

YA TIDAK

7

Gangguan

Fungsional

Terapi

Simptomatis

Terapi

Neuroprotektif

- Anti oksidan

-Agonis dopamin/ Pramipeksol

Tremor

Dominan

-antikolinergik

-pramipeksol Usia <60 thn Usia >60 tahun

-agonis dopamin/pramipeksol

-agonis dopamin + levodopa dosis rendah

-optional dosis levodopa

Pertahankan dosis

rendah

Respons terhadap pengobatan

Levodopa

DiskinesiaWearing offTidak responsBaik

-kurang dosis Levodopa

-tingkatkan dosis agonis

dopamin

-ganti dengan agonis

dopamin

-tindakan pembedahan

-COMT-1

-Agonis

Dopamin+Levodopa

kombinasi+Levodopa

-Antikolinergik

-Tingkatan Dosis

-Diagnosis Lain

Page 8: BAB I1

Jenis Obat-Obatan Penyakit Parkinson

Jenis Contoh Dosis Awal Dosis

Pemeliharaan

Efek Samping

Dopaminergik Lini Pertama

Karbidova +

Levodova

Immediate

release

25 mg C, 100

mg L

½ tab tid 1-2 tab tid Awal : Anoreksia,

nausea, vomitus,

hipotensi, pusing

Terapi lama :

fluktuasi motorik,

diskinesia, konfusi

Karbidova +

Levodopa +

Entakapon

12,5 mg C

50 mg L

200 mg E

1 tab tid - Sama seperti preparat

immediate release,

ditambah diare

25 mg C

100 mg L

200 mg E

1 tab tid -

37,5 mg C

150 mg L

200 mg E

1 tab tid -

Agonis

Dopamin

Nonergot Pramipeksol 0,125 mg

tid

0,5-1,5 mg tid Nausea, vomitus,

hipotensi, edema mata

kaki, mengantuk,

perilaku kompulsif,

konfusi, halusinasi

Ropinirole 0,25 mg

tid

3-8 mg tid Sama dengan

pramipeksol

Ergot Pergolid 0,05 mg 1 mg tid Sama dengan non

8

Page 9: BAB I1

tid ergot +

retroperitoneal,

pulmonal dan fibrosis

jantung

Dopaminergik Lini Kedua

Antikolinergik Triheksifenidil 1 mg tid 2 mg tid Gangguan memori,

konfusi, konstipasi,

pandangan kabur,

retensi urine,

xerostomia, dan

glaukoma

Benztropin 0,5 mg tid 1 mg Sama dengan

Triheksifenidil

Inhibisi MAO-

B selektif

Selegiline 5 mg 5 mg tid Insomnia, nausea,

anoreksia, halusinasi,

efek sinergis dengan

SSRIs dan meperidine

Antagonis

NMDA

Amantadine 100 mg tid 100 mg tid Pusing, insomnia,

halusinasi, konfusi,

ketegangan,

livedoretikularis

2.10 Diagnosa Banding

1) Progresif supranuclear palsy

2) Multiple system atrophy

3) Corticobasal degeneration

4) Hutington disease

5) Primary pallidal Atrophy

6) Diffuse lewy body disease

7) Parkinson sekunder

9

Page 10: BAB I1

2.11 Komplikasi

1) Gangguan motorik

2) Kerusakan berjalan, keseimbangan dan postur

3) Gangguan autonom

4) Demensia

5) Depresi

2.12 Prognosa

Penyakit parkinson bukan penyakit yang fatal, tetapi berkembang secara progresif sesuai

dengan waktu serta tidak dapat diprediksi. Dengan terapi yang adekuat, pasien dapat cukup

lama hidup produktif setelah didiagnosis. Angka harapan hidup penderita penyakit parkinson

umumnya lebih rendah dibandingkan dengan orang sehat. Pada tahap akhir, penyakit

parkinson menyebabkan komplikasi seperti tersedak, pneumonia dan terjatuh yang dapat

menyebabkan kematian.

10

Page 11: BAB I1

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Identitas Pasien

Nama : Tn. A

Umur : 50 th

Jenis kelamin : Laki-laki

Pekerjaan : swasta

Agama : Islam

Alamat : Cupak

B. Anamnesa

Keluhan Utama :

Tn. A datang dengan kontrol berobat

Riwayat Penyakit Sekarang :

Gemetaran pada kedua tangan sudah mulai berkurang

Saat berjalan dan menaiki tangga merasa kedua lututnya gemetaran.

langkah kaki ketika berjalan menjadi kecil dan merasa kaku sehingga sulit

mengenakan alas kaki

Pada saat berdiri cendrung akan terjatuh dan tampak sedikit membungkuk.

Mengeluh nyeri pada kedua lutut

Riwayat Penyakit Dahulu :

Pasien pernah di diagnosa dengan stroke iskemik lebih kurang 3 tahun yang lalu

pasien juga ada riwayat hipertensi dan mengkonsumsi obat rutin

pasien tidak pernah menderita diabetes mellitus

tidak ada riwayat trauma kepala

Riwayat Penyakit keluarga :

Kakak pasien pernah menderita penyakit yang sama sebelumnya

11

Page 12: BAB I1

Riwayat hipertensi didalam keluarga

Tidak ada keluarga yang menderita DM

Riwayat Pribadi dan sosial :

Pasien adalah seorang pekerja swasta dengan 1 istri dan 3 orang anak, tidak

merokok dan tidak mengkonsumsi kopi semenjak sakit. Pasien menggunakan air

PDAM dirumahnya.

Pemeriksaan Fisik

- Umum

Keadaan umum : sedang

Kesadaran : compos mentis kooperatif

Tekanan darah : 170/110 mmHg

Nadi : 88x/menit

Pernapasan : 22x/menit

Suhu : 36,70C

BB : 70 kg

TB : 170 cm

Kelenjar getah bening

Leher : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

Aksila : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

Inguinal : tidak ada pembesaran kelenjar getah bening

Thorak

Paru

Inspeksi : simetris kiri = kanan , statis dinamis

Palpasi : fremitus kanan = kiri

Perkusi : sonor

12

Page 13: BAB I1

Auskultasi : vesikuler, ronki (-), wheezing (-)

Jantung

Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat

Palpasi : Ictus cordis teraba pada RIC 5

Perkusi : jantung dalam batas normal

Auskultasi : reguler, gallop (-),bising (-)

Abdomen

Inspeksi : perut tidak terlihat membengkak

Palpasi : tidak teraba massa, nyeri tekan (-)

Perkusi : tympani

Auskultasi : bising usus (+) normal

- Status neurologis

GCS : E4 M6 V5 = 15

Tanda rangsangan meningeal

Kaku kuduk : (-)

Brudzinsky I : (-)

Brudzinsky II : (-)

Tanda kernig : (-)

Tanda peningkatan tekanan intrakranial

Pupil : isokor, diameter 3 mm / 3 mm

Refleks cahaya : +/+

Muntah proyektil : tidak ada

Pemeriksaan Nervus Cranialis

a. N I : Olfaktorius

Penciuman Kanan Kiri

13

Page 14: BAB I1

Subjektif Normal Normal

Objektif dengan bahan Tidak dilakukan Tidak dilakukan

b. N II : Optikus

Penglihatan kanan Kiri

Tajam penglihatan Normal Normal

Lapang pandang Normal Normal

Melihat warna Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Funduskopi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

c. N III : Okulomotorius

kanan Kiri

Bola mata Normal Normal

Ptosis Tidak ada Tidak ada

Gerakan bulbus Bebas kesegala arah Bebas kesegala arah

Strabismus Tidak ada Tidak ada

Nistagmus Tidak ada Tidak ada

Ekso-endotalmus Tidak ada Tidak ada

Pupil

Bentuk Isokor Isokor

Reflek cahaya + +

Reflex akomodasi Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Reflex Konvergen Tidak dilakukan Tidak dilakukan

d. N IV : troklearis

Kanan Kiri

Gerakanmatakebawah Normal Normal

Sikapbulbus Dalambatas normal Dalambatas normal

Diplopia Tidakada Tidakada

14

Page 15: BAB I1

e. N V: Trigeminus

Kanan Kiri

Motoric

Membukamulut Normal Normal

Menggerakanrahang Normal Normal

Menggigit Normal Normal

Mengunyah Normal Normal

Sensorik

Divisioptalmika

Reflekkornea + +

Sensibilitas Baik Baik

Divisimaksila

Reflek masseter Baik Baik

Sensibilitas Baik Baik

Divisi mandibular

Sensibilitas Baik Baik

f. N. VI : Abdusen

kanan Kiri

Gerakanmata lateral Normal Normal

Sikapbulbus Dalambatas normal Dalambatas normal

Diplopia Tidakada Tidakada

g. N.VII: Fasialis

kanan Kiri

Rautwajah Simetris Simetris

Sekresi air mata Normal Normal

Fissura palpebral Simetris Simetris

Menggerakkan dahi Simetris Simetris

Menutup mata Normal Normal

15

Page 16: BAB I1

Mencibir/bersiul Normal Normal

Memperlihatkan gigi Normal Normal

Sensasi 2/3 depan Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Hiperakustik Tidak dilakukan Tidak dilakukan

h. N.VIII: Vestibularis

Kanan Kiri

Suara berbisik Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Detik arloji Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Rinne test Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Weber test Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Swabach test

Memanjang Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Memendek Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Nistagmus

Pendular Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Vertical Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Siklikal Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Pengaruh posisi kepala Tidak dilakukan Tidak dilakukan

i. N.IX: Glossopharingeus

Kanan Kiri

Sensasi lidah 1/3 belakang Tidak dilakukan Tidak dilakukan

Reflek muntah/ Gag reflek Tidak dilakukan Tidak dilakukan

j. N.X: Vagus

kanan Kiri

Arkus faring Simetris Simetris

Uvula Ditengah Ditengah

Menelan Normal Normal

16

Page 17: BAB I1

Artikulasi Normal Normal

Suara Normal Normal

Nadi Teratur Teratur

k. N. XI: Asssesorius

kanan Kiri

Menoleh ke kanan Normal Normal

Menoleh ke kiri Normal Normal

Mengangkat bahu ke

kanan

Normal Normal

Mengangkat bahu ke kiri Normal Normal

l. N. XII: Hipoglosus

kanan Kiri

Kedudukan lidah dalam Simetris Simetris

Kedudukan lidah

dijulurkan

Simetris Simetris

Tremor - -

Fasikulasi - -

Atrofi Simetris Simetris

1. Pemeriksaan koordinasi

Cara berjalan Tidak lakukan Disatria Tidak lakukan

Romberg test Tidak lakukan Disfagia Tidak lakukan

Ataksia Tidak lakukan Supinasi-pronasi Tidak lakukan

Rebound

phenomen

Tidak lakukan Tes jari hidung Tidak lakukan

Tes tumit lutut Tidak lakukan Tes hidung jari Tidak lakukan

2. Pemeriksaan fungsi Motorik

17

Page 18: BAB I1

a. Badan Respirasi Tidak

lakukan

Tidak

lakukan

Duduk Tidak

lakukan

Tidak

lakukan

b. Berdiri & berjalan Gerakan

spontan

Tidak

lakukan

Tidak

lakukan

Tremor Tidak

lakukan

Tidak

lakukan

Atetosis Tidak

lakukan

Tidak

lakukan

Mioklonik Tidak

lakukan

Tidak

lakukan

Khorea Tidak

lakukan

Tidak

lakukan

c. Ekstremitas Superior Inferior

Kanan Kiri Kanan Kiri

Gerakan Normal Normal Normal Lemah

Kekuatan 555 555 555 444

Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi

Tonus Eutonus Eutonus Eutonus Eutonus

3. Pemeriksaan Sensibilitas

Sensibilitas taktil Tidak dilakukan

Sensibilitas nyeri Normal

Sensibilitas termis Tidak dilakukan

Sensibilitas Tidak dilakukan

Sensibilitas kortikal Tidak dilakukan

Streognosis Tidak dilakukan

Pengenalan 2 titik Normal

Pengenalan rabaan Normal

18

Page 19: BAB I1

4. System reflex

1.Fisiologi Kanan Kiri Kanan Kiri

Kornea + + Biseps ++ ++

Berbamgkis Tidak

dilakukan

Tidak

dilakukan

Triceps ++ ++

Laring Tidak

dilakukan

Tidak

dilakukan

APR ++ +

Maseter Tidak

dilakukan

Tidak

dilakukan

KPR ++ +

Dindingperut Tidak

dilakukan

Tidak

dilakukan

Bulboca

vernosus

Tidak

dilakukan

Tidak

dilakukan

Atas Tidak

dilakukan

Tidak

dilakukan

Cremater Tidak

dilakukan

Tidak

dilakukan

Tengah Tidak

dilakukan

Tidak

dilakukan

Sfingter Tidak

dilakukan

Tidak

dilakukan

Bawah Tidak

dilakukan

Tidak

dilakukan

2. Patologis

Lengan Tungkai

Hoffman-

Tromner

Tidak

dilakukan

Babinski - -

Chaddoks - -

Oppenheim - -

Gordon - -

Schaeffer - -

Klonus paha Tidak

dilakukan

Tidak

dilakukan

Klonus kaki Tidak

dilakukan

Tidak

dilakukan

19

Page 20: BAB I1

ROM

Fleksi : Terbatas

Ekstensi : Terbatas

Rotasi : Terbatas

3. Fungsi Otonom

Miksi : Normal

Defekasi : Normal

Sekresi keringat : Normal

Fungsi luhur

Kesadaran Tanda dementia

Reaksi bicara Normal Refleks Glabela Tidak dilakukan

Fungsi Intelektual Normal Refleks Snout Tidak dilakukan

Reaksi Emosi Normal Refleks

memegang

Tidak dilakukan

Refleks

Palmomental

Tidak dilakukan

Pemeriksaan Laboratorium: Tidak ada

Rencana pemeriksaan tambahan

Radiologis : CT-scan

Patologi Anatomi

Diagnosa

Diagnosa Klinis : Parkinson disease grade 3

Diagnosa Topik : Substansia Nigra

Diagnosa Etiologis : Neurogeneratif

Diagnosa Sekunder : Hipertensi

20

Page 21: BAB I1

Differensial diagnose

Hutington disease

Progresif supranuclear palsy

Multiple system atropi

Corticobasal degeneration

Prognosa

Prognosa Quo et Vitam

Prognosa Quo et Sanam

Prognosa Quo et Funciosa

Terapi

Non Farmakologis

Dukungan dan edukasi yang diberikan kepada pasien

Pasien harus diberikan nasehat mengenai latihan, termasuk stretching, strengthening,

fitness kardiovaskular, dan latihan keseimbangan, walaupun hanya dalam waktu singkat.

Farmakologis

Golongan Generik Nama Dagang Sediaan Dosis

Antimuskarini

k

Triheksilfenidil Arkine Kaptabs 2 mg (K) 3 x 2 mg

Dopaminergik Levodopa Levopar Tab 100 mg 3 x 100 mg

Dopaminergik

(anti parkinson

lemah)

Amantadine

(pendamping

Levodopa)

100 – 300

mg 3x 1

21

Page 22: BAB I1

Dopamin

agonis

Pramipekson Sifrol Tab = 0,125 mg,

0,25 mg, 1 mg

3 x 1 (1,5 –

4,5 mg/hari)

Antagonis Ca

(anti

hipertensi)

Amlodipin Amdixal Tab 5 mg, 10 mg 2 x 5 mg, 2

x 10 mg

22

Page 23: BAB I1

BAB IV

KESIMPULAN

Seorang pasien laki-laki umur 50 tahun, pekerjaan swasta, datang ke bangsal Neurologi

dengan keluhan gemetar pada kedua tangan dan kaki sejak 2 tahun yang lalu. Setelah

mengkonsumsi obat rutin gemetaran sudah berkurang. Pasien mengeluhkan langkah kaki

ketika berjalan menjadi kecil dan sulit mengenakan alas kaki pada kedua kaki. Pada saat berdiri

pasien cenderung akan terjatuh dan tampak membungkuk. Pasien pernah menderita stroke

iskemik 2 tahun yang lalu. pasien juga ada riwayat hipertensi dan mengkonsumsi obat rutin

pasien tidak pernah menderita diabetes mellitus dan tidak ada riwayat trauma kepala

Berdasarkan pembahasan teori tentang Parkinsonisme yang menyebutkan kumpulan dari

beberapa gejala parkinson yang disertai dengan penyakit penyerta seperti hipertensi, pasca

stroke maka kasus di atas tergolong parkinsonisme karena dalam pemeriksaan fisik terdapat

beberapa gejala Parkinson seperti resting tremor, rigiditas, bradikinesia, postural instability dan

disertai dengan penyakit penyerta yaitu pasca stroke dan riwayat hipertensi.

Pada pasien ini, dalam menegakkan diagnosis selain dengan diagnosis dan pemeriksaan

fisik serta pemeriksaan neurologis, dapat di evaluasi perkembangan penyakitnya dengan skala

Hoehr and Yahr. Menurut skala Hoehr and Yahr, pasien termasuk skala 3.

23

Page 24: BAB I1

DAFTAR PUSTAKA

1. Arsono. Neurologi klinis.. Jakarta : EGC, 2009

2. Martin JB. Molecular basis of the neurodegenerative disorders. N Engl J Med 1999;340:1970-1980. [Erratum, N Engl J Med 1999;341:1407.]

3. Agoes, Azwar. Penyakit usia tua. Jakarta : EGC, 2010

4. Hoehn MM, Yahr MD. Parkinsonism: onset, progression and mortality. Neurology 1967;17:427-442.

5. Aru, Sudoyo. Penyakit Parkinson. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III. Jakarta :

Interna Publishing. 2010

6. Dewanto, George. Diagnosa dan Tatalaksana penyakit syaraf. EGC : Jakarta. 2009

7. Tanner CM, Goldman SM. Epidemiology of Parkinson's disease. Neurol Clin 1996;14:317-335.

8. Burn DJ, Mark MH, Playford ED, et al. Parkinson's disease in twins studied with 18F-dopa and positron emission tomography. Neurology 1992;42:1894-1900.

9. Funayama M, Hasegawa K, Kowa H, Saito M, Tsuji S, Obata F. A new locus for Parkinson's disease (PARK8) maps to chromosome 12p11.2-q13.1. Ann Neurol 2002;51:296-301

10. Nutt John G, Wooten G. Frederick. Diagnosa dan initial management of Parkinson’s

disease. The new England journal of medicine, 2005

24