31
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Semakin bertambah usia manusia maka semakin tambah kemungkinan terkena penyakit. Semakin bertambah usia maka sel- sel manusia bertambah tua dan berkurang fungsi serta anatominya. Dengan demikian akan semakin dekat dan mudah terkena penyakit. Penyakit yang mungkin muncul adalah salah satunya diabetes melitus. Meskipun diabetes melitus mungkin juga terjadi pada usia anak dan muda tergantung jenis DM yang menjangkit. Dari tahun ketahun penderita Diabetes Melitus sangat meningkat. Penyakit ini lebih banyak terjadi pada orang dewasa. Makin tua umur makin tinggi resiko terkena penyakit. Diabetes Melitus Suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadargula (Glukosa) darah akibat kekurangan Insulin baik absolute maupun Relatif. Diabetes Melitus penyakit yang tidak dapat disembuhkan namun bisa dikendalikan. Untuk mengendalikan penyakit Diabetes Melitus diperlukan pengetahuan dan kemauan dari pasien. Untuk itu pasien memerlukan bantuan dalam menghadapi penyakit Diabetes Melitus dengan asuhan keperawatan yang komprehensif. 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa definisi dari diabetes miletus ? 2. Apa klasifikasi dari diabetes miletus ? 1

BAB I · Web viewNIC NOC INTERVENSI AKTIVITAS OUTCOME INDICATOR Manajemen Cairan Definisi : Peningkatan keseimbangan cairan dan pencegahan komplikasi Timbang BB dan monitor setiap

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I · Web viewNIC NOC INTERVENSI AKTIVITAS OUTCOME INDICATOR Manajemen Cairan Definisi : Peningkatan keseimbangan cairan dan pencegahan komplikasi Timbang BB dan monitor setiap

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin bertambah usia manusia maka semakin tambah kemungkinan terkena penyakit.

Semakin bertambah usia maka sel-sel manusia bertambah tua dan berkurang fungsi serta

anatominya. Dengan demikian akan semakin dekat dan mudah terkena penyakit. Penyakit

yang mungkin muncul adalah salah satunya diabetes melitus. Meskipun diabetes melitus

mungkin juga terjadi pada usia anak dan muda tergantung jenis DM yang menjangkit.

Dari tahun ketahun penderita Diabetes Melitus sangat meningkat. Penyakit ini lebih

banyak terjadi pada orang dewasa. Makin tua umur makin tinggi resiko terkena penyakit.

Diabetes Melitus Suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang disebabkan oleh

karena adanya peningkatan kadargula (Glukosa) darah akibat kekurangan Insulin baik

absolute maupun Relatif. Diabetes Melitus penyakit yang tidak dapat disembuhkan namun

bisa dikendalikan. Untuk mengendalikan penyakit Diabetes Melitus diperlukan pengetahuan

dan kemauan dari pasien. Untuk itu pasien memerlukan bantuan dalam menghadapi penyakit

Diabetes Melitus dengan asuhan keperawatan yang komprehensif.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari diabetes miletus ?

2. Apa klasifikasi dari diabetes miletus ?

3. Apa etiologi dari diabetes miletus ?

4. Bagaimana patofisiologi dari diabetes miletus ?

5. Apa manifestasi klinis dari diabetes miletus ?

6. Apa komplikasi dari diabetes miletus ?

7. Bagaimana penatalaksanaan dari diabetes miletus ?

1.2 Tujuan

2 Untuk mengetahui definisi dari diabetes miletus ?

3 Untuk mengetahui klasifikasi dari diabetes miletus ?

4 Untuk mengetahui etiologi dari diabetes miletus ?

5 Untuk mengetahui bagaimana patofisiologi dari diabetes miletus ?

6 Untuk mengetahui manifestasi klinis dari diabetes miletus ?

1

Page 2: BAB I · Web viewNIC NOC INTERVENSI AKTIVITAS OUTCOME INDICATOR Manajemen Cairan Definisi : Peningkatan keseimbangan cairan dan pencegahan komplikasi Timbang BB dan monitor setiap

7 Untuk mengetahui komplikasi dari diabetes miletus ?

8 Untuk mengetahui bagaimana penatalaksanaan dari diabetes miletus ?

2

Page 3: BAB I · Web viewNIC NOC INTERVENSI AKTIVITAS OUTCOME INDICATOR Manajemen Cairan Definisi : Peningkatan keseimbangan cairan dan pencegahan komplikasi Timbang BB dan monitor setiap

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi

Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh kenaikan

kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia (Mansjoer, 2000).

Diabetes Mellitus adalah suatu kumpulan gejala yang timbul pada seseorang yang

disebabkan oleh karena adanya peningkatan kadar gula (glukosa) darah akibat kekurangan

insulin baik absolut maupun relatif (Arjatmo, 2002).

Diabetes melitus adalah gangguan metabolik kronik yang tidak dapat disembuhkan, tetapi

dapat dikontrol yang dikarakteristikan dengan ketidak ade kuatan penggunaan insulin

(Barbara Engram; 1999, 532)

Diabetes melitus adalah gangguan metabolik kronis yang ditandai oleh kurangnya sekresi

insulin dan/atau peningkatan resistensi seluler terhadap insulin, sehingga kadar darah gula

sederhana (glukosa) meningkat dan dapat menciptakan komplikasi yang melibatkan

kerusakan pada mata, ginjal, sistem saraf dan sistem vaskular.

2.2 Klasifikasi

Boughman dan Hackley (2001) mengklasifikasikan Diabetes Mellitus, yaitu :

1. Tipe I : Insulin – Dependent Diabetes Mellitus (IDDM). Para ilmuan percaya bahwa

fungsi lingkungan berupa infeksi virus, fungsi gizi pada masa kanak-kanak atau dewasa

awal menyebabkan sistim kekebalan menghancurkan sel penghasil insulin di

pancreas. Awitan mendadak biasanya terjadi sebelum usia 30 tahun.

2. Tipe II : Non – Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM). Kondisi ini diakibatkan

oleh penurunan sensitivitas terhadap insulin (resisten insulin) atau akibat penurunan

jumlah pembentukan insulin. Paling sering terjadi pada mereka yang berusia lebih dari 40

tahun dan pada mereka yang obesitas.

3. Diabetes Mellitus gestasional (GDM) : terjadi selama kehamilan (pada trimester kedua

atau ketiga)

4. Diabetes Mellitus Yang Lain : Merupakan diabetes yang timbul akibat penyakit lain yang

mengakibatkan gula darah meningkat, misalnya infeksi berat, pemakaian obat

kortikosteroid, dan lain-lain.

3

Page 4: BAB I · Web viewNIC NOC INTERVENSI AKTIVITAS OUTCOME INDICATOR Manajemen Cairan Definisi : Peningkatan keseimbangan cairan dan pencegahan komplikasi Timbang BB dan monitor setiap

2.3 Etiologi

1. Diabetes tipe I : 

Faktor genetik 

Penderita diabetes tidak mewarisi diabetes tipe I itu sendiri; tetapi mewarisi suatu

predisposisi atau kecenderungan genetik ke arah terjadinya DM tipe I. Kecenderungan

genetik ini ditemukan pada individu yang memiliki tipe antigen HLA.

Faktor-faktor imunologi 

Adanya respons otoimun yang merupakan respons abnormal dimana antibodi terarah pada

jaringan normal tubuh dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggapnya

seolah-olah sebagai jaringan asing. Yaitu otoantibodi terhadap sel-sel pulau Langerhans dan

insulin endogen.

Faktor lingkungan

Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses otoimun yang menimbulkan destruksi

selbeta.

2. Diabetes Tipe II 

Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin pada diabetes tipe II masih belum diketahui. Faktor genetik memegang peranan dalam proses terjadinya resistensi insulin. Faktor-faktor resiko : 

Usia (resistensi insulin cenderung meningkat pada usia di atas 65 th)

Obesitas

Riwayat keluarga

Faktor Predisposisi

1. Umur sudah mulai tua

2. Multiparitas

3. Penderita gemuk (obesitas)

4. riwayat melahirkan anak lebih besar dari 4000 g

5. Riwayat kehamilan : Sering meninggal dalam rahim, Sering mengalami lahir mati, Sering

mengalami keguguran

6. Hipertensi

4

Page 5: BAB I · Web viewNIC NOC INTERVENSI AKTIVITAS OUTCOME INDICATOR Manajemen Cairan Definisi : Peningkatan keseimbangan cairan dan pencegahan komplikasi Timbang BB dan monitor setiap

7. Suku bangsa tertentu (Afrika, Latin, Asia, dan Amerika),

8. Mempunyai riwayat diabetes mellitus gestasional pada kehamilan sebelumnya

9. Faktor autoimun setelah infeksi mumps, rubella dan coxsakie B4.

10. Meningkatnya hormon antiinsulin seperti GH, glukogen, ACTH, kortisol, dan epineprin.

11. Obat-obatan

2.4 Patofisiologi

Ibarat suatu mesin, tubuh memerlukan bahan untuk membentuk sel baru dan mengganti

sel yang rusak. Disamping itu tubuh juga memerlukan energi supaya sel tubuh dapat

berfungsi dengan baik. Energi yang dibutuhkan oleh tubuh berasal dari bahan makanan yang

kita makan setiap hari. Bahan makanan tersebut terdiri dari unsur karbohidrat, lemak dan

protein (Suyono,1999).  

Pada keadaan normal kurang lebih 50% glukosa yang dimakan mengalami metabolisme

sempurna menjadi CO2 dan air, 10% menjadi glikogen dan 20% sampai 40% diubah menjadi

lemak. Pada Diabetes Mellitus semua proses tersebut terganggu karena terdapat defisiensi

insulin. Penyerapan glukosa kedalam sel macet dan metabolismenya terganggu. Keadaan ini

menyebabkan sebagian besar glukosa tetap berada dalam sirkulasi darah sehingga terjadi

hiperglikemia.

      Penyakit Diabetes Mellitus disebabkan oleh karena gagalnya hormon insulin. Akibat

kekurangan insulin maka glukosa tidak dapat diubah menjadi glikogen sehingga kadar gula

darah meningkat dan terjadi hiperglikemi. Ginjal tidak dapat menahan hiperglikemi ini,

karena ambang batas untuk gula darah adalah 180 mg% sehingga apabila terjadi hiperglikemi

maka ginjal tidak bisa menyaring dan mengabsorbsi sejumlah glukosa dalam darah.

Sehubungan dengan sifat gula yang menyerap air maka semua kelebihan dikeluarkan

bersama urine yang disebut glukosuria. Bersamaan keadaan glukosuria maka sejumlah air

hilang dalam urine yang disebut poliuria. Poliuria mengakibatkan dehidrasi intra selluler, hal

ini akan merangsang pusat haus sehingga pasien akan merasakan haus terus menerus

sehingga pasien akan minum terus yang disebut polidipsi.

      Produksi insulin yang kurang akan menyebabkan menurunnya transport glukosa ke sel-sel

sehingga sel-sel kekurangan makanan dan simpanan karbohidrat, lemak dan protein menjadi

menipis. Karena digunakan untuk melakukan pembakaran dalam tubuh, maka klien akan

5

Page 6: BAB I · Web viewNIC NOC INTERVENSI AKTIVITAS OUTCOME INDICATOR Manajemen Cairan Definisi : Peningkatan keseimbangan cairan dan pencegahan komplikasi Timbang BB dan monitor setiap

merasa lapar sehingga menyebabkan banyak makan yang disebut poliphagia. Terlalu banyak

lemak yang dibakar maka akan terjadi penumpukan asetat dalam darah yang menyebabkan

keasaman darah meningkat atau asidosis. Zat ini akan meracuni tubuh bila terlalu banyak

hingga tubuh berusaha mengeluarkan melalui urine dan pernapasan, akibatnya bau urine dan

napas penderita berbau aseton atau bau buah-buahan. Keadaan asidosis ini apabila tidak

segera diobati akan terjadi koma yang disebut koma diabetik (Price,1995).

WOC

6

Page 7: BAB I · Web viewNIC NOC INTERVENSI AKTIVITAS OUTCOME INDICATOR Manajemen Cairan Definisi : Peningkatan keseimbangan cairan dan pencegahan komplikasi Timbang BB dan monitor setiap

2.5 Manifestasi Klinis

Pada awalnya, pasien sering kali tidak menyadari bahwa dirinya mengidap diabetes

melitus, bahkan sampai bertahun-tahun kemudian. Namun, harus dicurigai adanya DM jika

seseorang mengalami keluhan klasik DM berupa:

- poliuria (banyak berkemih)

- polidipsia (rasa haus sehingga jadi banyak minum)

- polifagia (banyak makan karena perasaan lapar terus-menerus)

- penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan sebabnya

Jika keluhan di atas dialami oleh seseorang, untuk memperkuat diagnosis dapat diperiksa

keluhan tambahan DM berupa:

- lemas, mudah lelah, kesemutan, gatal

- penglihatan kabur

- penyembuhan luka yang buruk

- disfungsi ereksi pada pasien pria

- gatal pada kelamin pasien wanita

Diagnosis DM tidak boleh didasarkan atas ditemukannya glukosa pada urin saja.

Diagnosis ditegakkan dengan pemeriksaan kadar glukosa darah dari pembuluh darah vena.

Sedangkan untuk melihat dan mengontrol hasil terapi dapat dilakukan dengan memeriksa

kadar glukosa darah kapiler dengan glukometer.

Seseorang didiagnosis menderita DM jika ia mengalami satu atau lebih kriteria di bawah

ini:

- Mengalami gejala klasik DM dan kadar glukosa plasma sewaktu  ≥200 mg/dL

- Mengalami gejala klasik DM dan kadar glukosa plasma puasa  ≥126 mg/dL

- Kadar gula plasma 2 jam setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) ≥200 mg/dL

- Pemeriksaan HbA1C ≥ 6.5%

2.6 Komplikasi

Komplikasi diabetes mellitus dapat muncul secara akut dan secara kronik, yaitu timbul

beberapa bulan atau beberapa tahun sesudah mengidap diabetes mellitus.

Komplikasi Akut Diabetes Mellitus

Dua komplikasi akut yang paling penting adalah reaksi hipoglikemia dan koma diabetik.

1. Reaksi Hipoglikemia

7

Page 8: BAB I · Web viewNIC NOC INTERVENSI AKTIVITAS OUTCOME INDICATOR Manajemen Cairan Definisi : Peningkatan keseimbangan cairan dan pencegahan komplikasi Timbang BB dan monitor setiap

Reaksi hipoglikemia adalah gejala yang timbul akibat tubuh kekurangan glukosa, dengan

tanda-tanda rasa lapar, gemetar, keringat dingin, pusing, dan sebagainya. Penderita koma

hipoglikemik harus segera dibawa ke rumah sakit karena perlu mendapat suntikan glukosa

40% dan infuse glukosa. Diabetisi yang mengalami reaksi hipoglikemik (masih sadar), atau

koma hipoglikemik, biasanya disebabkan oleh obat anti-diabetes yang diminum dengan dosis

terlalu tinggi, atau penderita terlambat makan, atau bisa juga karena latihan fisik yang

berlebihan.

2. Koma Diabetik

Berlawanan dengan koma hipoglikemik, koma diabetik ini timbul karena kadar darah

dalam tubuh terlalu tinggi, dan biasanya lebih dari 600 mg/dl. Gejala koma diabetik yang

sering timbul adalah:

- Nafsu makan menurun (biasanya diabetisi mempunyai nafsu makan yang besar).

- Minum banyak, kencing banyak.

- Kemudian disusul rasa mual, muntah, napas penderita menjadi cepat dan dalam, serta

berbau aseton

- Sering disertai panas badan karena biasanya ada infeksi dan penderita koma diabetik

harus segara dibawa ke rumah sakit

Komplikasi Kronis Diabetes Mellitus

Komplikasi kronik DM pada dasarnya terjadi pada semua pembuluh darah di seluruh

bagian tubuh (angiopati diabetik). Untuk kemudahan, angiopati diabetik dibagi 2 :

1. Makroangiopati (makrovaskular) :

Gangguan-gangguan yang disebabkan oleh insufisiensi insulin dapat menjadi penyebab

berbagai jenis penyakit vaskuler. Gangguan ini berupa :

-  Penimbunan sorbitol dalam intima vascular

- Hiperlipoproteinemia

-  Kelainan pembekun darah

Pada akhirnya makroangiopaty diabetik akan mengakibatkan penyumbatan vaskular jika

mengenai arteria-arteria perifer maka dapat menyebabkan insufisiensi vaskular perifer yang

disertai Klaudikasio intermiten dan gangren pada ekstremitas. Jika yang terkena adalah

arteria koronaria, dan aorta maka dapat mengakibatkan angina pektoris dan infark

miokardium. Contoh lainnya MCl, Stroke, penyakit vaskular perifer.

2. Mikroangiopati (mikrovaskular)

8

Page 9: BAB I · Web viewNIC NOC INTERVENSI AKTIVITAS OUTCOME INDICATOR Manajemen Cairan Definisi : Peningkatan keseimbangan cairan dan pencegahan komplikasi Timbang BB dan monitor setiap

Merupakan lesi spesifik diabetes yang menyerang kapiler dan arteriola retina (retinopaty

diabetik), glomerulus ginjal (nefropatik diabetik), syaraf-syaraf perifer (neuropaty diabetik),

otot-otot dan kulit. Manifestasi klinis retinopati berupa mikroaneurisma (pelebaran

sakular  yang kecil) dari arteriola retina. Akibat terjadi perdarahan, neovasklarisasi dan

jaringan parut retina yang dapat mengakibatkan kebutaan.

Manifestasi dini nefropaty berupa protein urin dan hipetensi jika hilangnya fungsi nefron

terus berkelanjutan, pasien akan menderita insufisiensi ginjal dan uremia. Neuropaty dan

katarak timbul sebagai akibat gangguan jalur poliol (glukosa—sorbitol—fruktosa) akibat

kekurangan insulin. Penimbunan sorbitol dalam lensa mengakibatkan katarak dan kebutaan.

Pada jaringan syaraf terjadi penimbunan sorbitol dan fruktosa dan penurunan kadar

mioinositol yang menimbulkan neuropaty. Neuropaty dapat menyerang syaraf-syaraf perifer,

syaraf-syaraf kranial atau sistem syaraf otonom.

2.7 Penatalaksanaan

Tujuan penatlaksanaan DM adalah :

a. Jangka panjang    : mencegah komplikasi

b. Jangka pendek    : menghilangkan keluhan/gejala DM

Penatalaksanaan DM

1. Diet

Perhimpunan Diabetes Amerika dan Persatuan Dietetik Amerika Merekomendasikan = 50

– 60% kalori yang berasal dari :

Karbohidrat    60 – 70%

Protein    12 – 20 %

Lemak    20 – 30 %

2. Latihan

Latihan dengan cara melawan tahanan dapat menambah laju metablisme istirahat, dapat

menurunkan BB, stres dan menyegarkan tubuh.

Latihan menghindari kemungkinan trauma pada ekstremitas bawah, dan hindari latihan

dalam udara yang sangat panas/dingin, serta pada saat pengendalian metabolik buruk.

Gunakan alas kaki yang tepat dan periksa kaki setiap hari sesudah melakukan latihan.

Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM, adalah :

1. Meningkatkan kepekaan insulin, apabila dikerjakan setiap 1 1/2 jam sesudah makan,

9

Page 10: BAB I · Web viewNIC NOC INTERVENSI AKTIVITAS OUTCOME INDICATOR Manajemen Cairan Definisi : Peningkatan keseimbangan cairan dan pencegahan komplikasi Timbang BB dan monitor setiap

berarti pula mengurangi insulin resisten pada penderita dengan kegemukan atau

menambah jumlah reseptor insulin dan meningkatkan sensivitas insulin dengan

reseptornya.

2. Mencegah kegemukan bila ditambah latihan pagi dan sore

3. Memperbaiki aliran perifer dan menambah suplai oksigen

4. Meningkatkan kadar kolesterol – high density lipoprotein

5. Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan akan dirangsan

pembentukan glikogen baru.

6. Menurunkan kolesterol (total) dan trigliserida dalam darah karena pembakaran asam

lemak menjadi lebih baik.

3. Pemantauan

Pemantauan kadar Glukosa darah secara mandiri.

4. Obat (Terapi)

a) Tablet OAD (Oral Antidiabetes)

1. Mekanisme kerja sulfanilurea

Obat ini bekerja dengan cara menstimulasi pelepasan insulin yang tersimpan,

menurunkan ambang sekresi insulin dam meningkatkan sekresi insulin sebagai akibat

rangsangan glukosa. Obat golongan ini biasanya diberikan pada penderita dengan berat

badan normal dan masih bisa dipakai pada pasien yang berat badannya sedikit lebih.

2. Mekanisme kerja Biguanida

Biguanida tidak mempunyai efek pankreatik, tetapi mempunyai efek lain yang dapat

meningkatkan efektivitas insulin, yaitu :

Biguanida pada tingkat prereseptor → ekstra pankreatik

-  Menghambat absorpsi karbohidrat

- Menghambat glukoneogenesis di hati

- Meningkatkan afinitas pada reseptor insulin

Biguanida pada tingkat reseptor : meningkatkan jumlah reseptor insulin

 Biguanida pada tingkat pascareseptor : mempunyai efek intraselluler

b) Insulin

Indikasi penggunaan insulin :

a. DM tipe I

b. DM tipe II yang pada saat tertentu tidak dapat dirawat dengan OAD

c.  DM kehamilan

d. DM dan gangguan faal hati yang berat

10

Page 11: BAB I · Web viewNIC NOC INTERVENSI AKTIVITAS OUTCOME INDICATOR Manajemen Cairan Definisi : Peningkatan keseimbangan cairan dan pencegahan komplikasi Timbang BB dan monitor setiap

e.  DM dan gangguan infeksi akut (selulitis, gangren)

f. DM dan TBC paru akut

g. DM dan koma lain pada DM

h. DM operasi

i. DM patah tulang

j.   DM dan underweight

k.  DM dan penyakit Graves

5. Pendidikan

Penyuluhan merupakan salah satu bentuk penyuluhan kesehatan kepada penderita

DM, melalui bermacam-macam cara atau media misalnya : leaflet, poster, TV, kaset video,

diskusi kelompok, dan sebagainya.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan yang diperlukan adalah pemeriksaan kadar gula darah atau skrining glukosa

darah, ultrasonografi untuk mendeteksi adanya kelainan bawaan dan makrosomia,

Hemoglobin glikosida (HbA1c) yang menunjukkan kontrol diabetik (HbA1c lebih besar dari

8,5% khususnya sebelum kehamilan, membuat janin beresiko anomali kongenital,

Pemeriksaan kadar keton urin untuk menentukan status gisi, Budaya urin untuk

mengidentifikasi ISK asimtomatik, protein dan kliren kreatinin (24 jam) untuk memastikan

tingkat fungsi ginjal, khusus pada diabetes durasi lama, tes`toleransi glukosa (GTT), kultur

vagina mungkin positif untuk candida albicans, Contraction stress test ( CST), Oxytocin

challenge test (OCT) menunujukkan hasil positif jika trjadi insufisiensi plasenta, Kriteria

profil biofisik (BPP)

Kadar glukosa darah sewaktu 

Plasma vena : 

- <100>

- 100 - 200 = belum pasti DM

- >200 = DM

Darah kapiler : 

- <80>

- 80 - 100 = belum pasti DM

- > 200 = DM

Kadar glukosa darah puasa 

Plasma vena : 

- <110>

11

Page 12: BAB I · Web viewNIC NOC INTERVENSI AKTIVITAS OUTCOME INDICATOR Manajemen Cairan Definisi : Peningkatan keseimbangan cairan dan pencegahan komplikasi Timbang BB dan monitor setiap

- 110 - 120 = belum pasti DM

- > 120 = DM

Darah kapiler : 

- <90>

- 90 - 110 = belum pasti DM

- > 110 = DM

BAB IIIASUHAN KEPERAWATAN

12

Page 13: BAB I · Web viewNIC NOC INTERVENSI AKTIVITAS OUTCOME INDICATOR Manajemen Cairan Definisi : Peningkatan keseimbangan cairan dan pencegahan komplikasi Timbang BB dan monitor setiap

DIABETES MILETUS

Contoh Kasus

Ny. D (45 thn) datang dengan keluhan luka di ibu jari kaki kiri yang lama tidak sembuh

dan sudah terjadi neuropati ekstremitas. Klien mengatakan sering buang air kecil, sering

merasa haus dan lapar. Dari hasil pengkajian sementara kondisi umum klien terlihat lemah,

dengan TTV TD: 170/90 mmHg, Nadi: 112x/menit, Suhu: 37 C, RR: 20x/menit, gula darah

sementara: 450 mg/dl, ada riwayat DM pada anggota keluarganya (bapaknya ibu D

meninggal karena komplikasi DM), sejak kecil Ny D mengalami gizi lebih (obesitas), BB

sekarang: 45 kg, sebelum sakit-sakitan BB nya pernah mencapai 80 Kg.

1. PENGKAJIAN

IDENTITAS KLIEN

Nama : Ny. D

Umur : 45 Tahun

Jenis Kelamin : P

Suku / Bangsa : Indonesia

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan : SMA

Alamat : Ds. Bendet Cukir, Jombang

No. Register : -

Tgl MRS : -

Tgl Pengkajian : 15 Maret 2014

Diagnosa Medis : Diabetes Miletus

I. RIWAYAT KEPERAWATAN ( NURSING HISTORY )

Keluhan utama :

Adanya luka yang tidak sembuh-sembuh pada ibu jari kaki kiri

1.1. Riwayat Penyakit Sekarang

Klien mengatakan sejak 2 bulan yang lalu pada ibu jari kaki kirinya luka lecet (sering

terkena air) dan sebulan terakhir ini jadilah borok pada sela ibu jari kaki kiri, keluhan

lain  yang menyertai sering buang air kecil dan sering merasa haus dan lapar

1.2. Riwayat Kesehatan Terdahulu

Obesitas dan Hipertensi

13

Page 14: BAB I · Web viewNIC NOC INTERVENSI AKTIVITAS OUTCOME INDICATOR Manajemen Cairan Definisi : Peningkatan keseimbangan cairan dan pencegahan komplikasi Timbang BB dan monitor setiap

1.3. Riwayat Kesehatan Keluarga

Ada riwayat DM pada anggota keluarga klien ,ayah klien meninggal karena komplikasi

DM

Genogram

Ket :

Laki- laki Klien

Perempuan Ayah klien

1.4. Riwayat Kesehatan Lingkungan

Lingkungan tempat tinggal pasien cukup terjaga kebersihannya

PEMERIKSAAN FISIK

1.5. TANDA – TANDA VITAL

TD : 170/90 mmHg

Nadi : 112 x/menit

Suhu : 37° C

RR : 20 kali/menit

BB : 45 Kg

1.6. PEMERIKSAAN PER SISTEM

A. Sistem PernafasanAnamnesa : tidak ada keluhan dan kelainan pada system pernafasanHidungInspeksi : tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak ada secret/ingus, tidak ada

pemberian O2 melalui nasal/masker.Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak ada fraktur tulang nasalMulutInspeksi : mukosa bibir pucat, tidak menggunakan alat bantu nafas ETTLeherInspeksi : bentuk leher normal dan simetrisPalpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada massa, tidak ada pembesaran kalenjer tiroid

14

Page 15: BAB I · Web viewNIC NOC INTERVENSI AKTIVITAS OUTCOME INDICATOR Manajemen Cairan Definisi : Peningkatan keseimbangan cairan dan pencegahan komplikasi Timbang BB dan monitor setiap

FaringInspeksi : tidak ada kemerahan dan tanda-tanda infeksi/oedemArea DadaInspeksi : tidak ada penggunaan otot bantu pernafasan, pergerakan dada simetris,

bentuk dada normal.Palpasi : tidak ada nyeri tekan dan tidak ada kelainan pada dinding thorax.Perkusi : bunyi paru sonor pada seluruh lapang paru.Auskultasi : suara nafas vesikuler

B. Kardiovaskuler Dan Limfe 

Anamnesa : pasien terlihat lemah dengan nadi : 112x/menitWajahInspeksi : pucat dan konjungtiva merah mudaLeherInspeksi : tidak ada bendungan vena jugularisPalpasi : tidak ada nyeri tekanDadaInspeksi : bentuk dada normal dan simetrisPalpasi : tidak ada pembesaran ictus cordisPerkusi : adanya bunyi redup pada batas jantung dan tidak terjadi pelebaran atau

pengecilanAuskultasi : bunyi jantung normalEkstermitas atasInspeksi : perfusi merah, tidak ada sianosis dan clubbing fingerPalpasi : suhu akral hangatEkstermitas bawahInspeksi : adanya luka pada ibu jari kaki kiri Palpasi : suhu akral dingin dan terlihat pucat

C. PersyarafanAnamnesa : pada luka pasien sudah terjadi neuropati ekstermitas

D. Perkemihan-Eliminasi UriAnamnesa : Pasien sering buang air kecil

E. Sistem Pencernaan-Eliminasi AlviAnamnesa : Pasien sering merasa haus dan lapar, terjadi penurunan berat badan.MulutInspeksi : Mukosa bibir pucatPalpasi : Tidak ada nyeri tekan pada rongga mulut, LidahInspeksi : Bentuk simetris, tidak ada tremor dan lesi.Palpasi : Tidak ada nyeri tekan dan edema.

15

Page 16: BAB I · Web viewNIC NOC INTERVENSI AKTIVITAS OUTCOME INDICATOR Manajemen Cairan Definisi : Peningkatan keseimbangan cairan dan pencegahan komplikasi Timbang BB dan monitor setiap

AbdomenInspeksi : tidak terdapat pembesaran abdomen (distensi abdomen), tidak ada luka.Auakultasi : peristaltic ususPerkusi : hipertympaniPalpasiKuadran IHepar tidak terdapat hepatomegali dan nyeri tekanKuadran IIGaster tidak ada nyeri tekan abdomen dan tidak terdapat distensi abdomenKuadran IIITidak ada massa dan nyeri tekanKuadran IVTidak ada nyeri tekan pada titik Mc Burney

F. Sistem Muskuloskeletal Dan IntegumenAnamnesa : terdapat luka pada ibu jari kaki kiri pasien yang lama tidak sembuh dan

sudah terjadi neuropati ekstremitasWarna Kulit Terjadi hiperpigmentasi pada kulit disekitar luka dan turgor kulit menurun (kering)LukaInspeksi : pada daerah sekitar luka sudah terjadi nekrosis Palpasi : suhu teraba dingin

G. Sistem Endokrin dan EksokrinAnamnesa : Pada pasien didapatkan gejala trias P yaitu Poliuria, Polidipsi dan

Poliphagia, dan disertai lemahKepala Inspeksi : tidak terlihat moon faceLeher Inspeksi : bentuk leher simetris.Palpasi : tidak ada pembesaran kalenjar tyyroid, dan tidak ada nyeri tekan.Ekstremitas bawahPalpasi : terdapat luka pada ibu jari kaki kiri

H. Persepsi SensoriAnamnesa : tidak ada keluhan dan kelainan pada persepsi sensoriMataInspeksi : bentuk simetris, tidak ada katarakPalpasi : tidak ada nyeri dan tidak ada pembengkakan kelopak mataPenciuman-(hidung)Palpasi : tidak ada pembengkakan dan tidak ada nyeri tekan

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN

16

Page 17: BAB I · Web viewNIC NOC INTERVENSI AKTIVITAS OUTCOME INDICATOR Manajemen Cairan Definisi : Peningkatan keseimbangan cairan dan pencegahan komplikasi Timbang BB dan monitor setiap

NS.

DIAGNOSIS :

(NANDA-I)

Kekurangan volume cairan (00027)

DEFINITION

Penurunan cairan intravaskuler, intersisia,dan/ atau intra selule.ini

mengacu Pada dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa perubahan pada

natrium

DEFINING

CHARACTE

RISTICS

- Perubahan status mental

- Penurunan tekanan darah

- Penurunan tekanan nadi

- Penurunan volume nadi

- Penurunan turgor kulit

- Penurunan turgor lidah

- Dispnea setelah beraktivitas

- Perubahan cara berjalanah

- Penurunan haluran urin

- Penurunan pengisian vena

- Membran mukosa kering

- Kulit kering

- Peningkatan hematocrit

- Peningkatan suhu tubuh

- Peningkatan frekuensi nadi

- Peningkatan kosentrasi urin

- Penurunan berat badan tiba- tiba ( kecuali pada ruang ketiga)

- Haus

- Kelemahan

RELATED

FACTORS:

- Kehilangan cairan aktif

- Kegagalan mekanisme regulasi

17

Page 18: BAB I · Web viewNIC NOC INTERVENSI AKTIVITAS OUTCOME INDICATOR Manajemen Cairan Definisi : Peningkatan keseimbangan cairan dan pencegahan komplikasi Timbang BB dan monitor setiap

ASS

ESS

ME

NT

Subjective data entry

- Klien mengeluh luka pada ibu jari

kaki kiri yang lama tidak sembuh-

sembuh.

- Klien mengatakan sering buang air

kecil, sering merasa haus dan lapar

Objective data entry

- TD : 170/90 mmHg

- Nadi : 112 x/menit

- Gula darah sementara : 450 mg/dl

- Pada luka sudah terjadi neuropati

ekstremitas

- Pasien terlihat lemah

- Penurunan berat badan

DIA

GN

OSI

S Client

Diagnostic

Statement:

Ns. Diagnosis (Specify):

Kekurangan volume cairan

Related to:

Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangancairan aktif

18

Page 19: BAB I · Web viewNIC NOC INTERVENSI AKTIVITAS OUTCOME INDICATOR Manajemen Cairan Definisi : Peningkatan keseimbangan cairan dan pencegahan komplikasi Timbang BB dan monitor setiap

III. INTERVENSI

Inisial Pasien : Ny D

Tanggal : 15 Maret 2014

Diagnosa Keperawatan : Kekurangan Volume Cairan

NIC NOC

INTERVENSI AKTIVITAS OUTCOME INDICATOR

Manajemen Cairan

Definisi :

Peningkatan keseimbangan

cairan dan pencegahan

komplikasi

- Timbang BB dan monitor setiap hari

- Catat intake dan output

- Monitor status hidrasi (membran mukosa, nadi, dan tekanan darah)

- Monitor laboratorium (BUN, Hematokrit, osmolitas urine)

- Monitor masukan cairan dan kalori

- Monitor status nutrisi

- Intake cairan selama 24 jam, jika sesuai beri snack (juice fruite)

- Monitor elektrolit

Keseimbangan Cairan

Definisi :

Keseimbangan air dalam

kompartemen intraseluler

dan ekstraseluler tubuh.

Hidrasi

Definisi :

Air yang memadai dalam

kompartemen intraseluler

dan ekstraseluler tubuh.

- Tekanan darah (5)

- Keseimbangan masukan dan keluaran 24 jam (5)

- Berat badan stabil (5)

- Turgor kulit (5)

- masukan cairan (4)

- keluaran urine (5)

- kehilangan BB (5)

- keinginan untuk makan (5)

19

Page 20: BAB I · Web viewNIC NOC INTERVENSI AKTIVITAS OUTCOME INDICATOR Manajemen Cairan Definisi : Peningkatan keseimbangan cairan dan pencegahan komplikasi Timbang BB dan monitor setiap

Nafsu Makan

Definisi :

keinginan untuk makan

ketika perlakuan buruk

atau menerima

Eliminasi urine

Definisi :

Pengumpulan dan pembuangan urin

- masukan makanan (5)

- masukan nutrisi (5)

- pola eliminasi (5)

- jumlah urine (5)

- warna urine (5)

- kejernihan urine (5)

- frekuensi urine (5)

20

Page 21: BAB I · Web viewNIC NOC INTERVENSI AKTIVITAS OUTCOME INDICATOR Manajemen Cairan Definisi : Peningkatan keseimbangan cairan dan pencegahan komplikasi Timbang BB dan monitor setiap

IV. IMPLEMENTASI

TGL/JAM IMPLEMENTASI PARAF

15 Maret 2014 - menimbang BB dan memonitor setiap hari

- mencatat intake dan output

- Memonitor status hidrasi (membran mukosa, nadi, dan tekanan darah)

- Memonitor laboratorium (BUN, Hematokrit, osmolitas urine)

- Memonitor masukan cairan dan kalori

- Memonitor status nutrisi

- Intake cairan selama 24 jam, jika sesuai beri snack (juice fruite)

- Memonitor elektrolit

BAB IV

21

Page 22: BAB I · Web viewNIC NOC INTERVENSI AKTIVITAS OUTCOME INDICATOR Manajemen Cairan Definisi : Peningkatan keseimbangan cairan dan pencegahan komplikasi Timbang BB dan monitor setiap

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Diabetes atau yang sering disebut dengan Diabetes Mellitus merupakan penyakit kelainan

metabolisme yang disebabkan kurangnya produksi insulin,zat yang dihasilkan oleh kelenjar

pankreas.Bisa pula karena adanya gangguan pada fungsi insulin,meskipun jumlahnya normal.

Cara mengontrol gula darah dalam tubuh ialah dengan cara berolah raga secara teratur,

melakukan senam khusus diabetes,  berjalan kaki, bersepeda, berenang, serta diet dengan cara

yang benar.

DAFTAR PUSTAKA

22

Page 23: BAB I · Web viewNIC NOC INTERVENSI AKTIVITAS OUTCOME INDICATOR Manajemen Cairan Definisi : Peningkatan keseimbangan cairan dan pencegahan komplikasi Timbang BB dan monitor setiap

www.google.co.id

www.wikipedia.co.id

http://ainicahayamata.wordpress.com/nursing-only/keperawatan-medikal-bedah-kmb/askep-diabetes-

melitus/

http://diabetesmelitus.org/gejala-diabetes-melitus/

http://veeandroid.blogspot.com/2013/03/askep-diabetes-mellitus.html

23