10
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja dan fungsi dari alat-alat yang ada di laboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing- masing alat, praktikan dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna.(Walton. 1998). Pengenalan alat-alat ini meliputi macam-macam alat, mengetahui nama-namanya, memahami bentuk, fungsi, serta cara kerja alat-alat tersebut. Setiap alat dirancang atau dibuat dengan bahan-bahan yang berbeda satu sama lain dan mempunyai fungsi yang sangat spesifik. Kebanyakan peralatan untuk percobaan-percobaan didalam laboratorium terbuat dari gelas. Meskipun peralatan-peralatan tersebut telah siap dipakai, tetapi di dalam pemasangan alat untuk suatu percobaan kadang kala diperlukan sambungan-sambungan dengan gelas atau membuat peralatan khusus sesuai dengan kebutuhan. (Imamkhasani, 2000). Dalam suatu laboratorium, ada banyak jenis alat – alat yang digunakan, salah satu jenis alat yang sering digunakan dalam laboratorium mikrobiologi adalah alat sterilisasi. Dalam laboratorium, sterilisasi media dilakukan dengan menggunakan autoklaf yang menggunakan tekanan yang disebabkan uap air, sehingga suhu dapat mencapai 121 0 C.

BAB I PENGENALAN ALAT.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENGENALAN ALAT.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam sebuah praktikum, praktikan diwajibkan mengenal dan memahami cara kerja

dan fungsi dari alat-alat yang ada di laboratorium. Selain untuk menghindari kecelakaan

dan bahaya, dengan memahami cara kerja dan fungsi dari masing-masing alat, praktikan

dapat melaksanakan praktikum dengan sempurna.(Walton. 1998).

Pengenalan alat-alat ini meliputi macam-macam alat, mengetahui nama-namanya,

memahami bentuk, fungsi, serta cara kerja alat-alat tersebut. Setiap alat dirancang atau

dibuat dengan bahan-bahan yang berbeda satu sama lain dan mempunyai fungsi yang

sangat spesifik. Kebanyakan peralatan untuk percobaan-percobaan didalam laboratorium

terbuat dari gelas. Meskipun peralatan-peralatan tersebut telah siap dipakai, tetapi di dalam

pemasangan alat untuk suatu percobaan kadang kala diperlukan sambungan-sambungan

dengan gelas atau membuat peralatan khusus sesuai dengan kebutuhan. (Imamkhasani,

2000).

Dalam suatu laboratorium, ada banyak jenis alat – alat yang digunakan, salah satu jenis

alat yang sering digunakan dalam laboratorium mikrobiologi adalah alat sterilisasi. Dalam

laboratorium, sterilisasi media dilakukan dengan menggunakan autoklaf yang

menggunakan tekanan yang disebabkan uap air, sehingga suhu dapat mencapai 1210C.

Sterilisasi dapat terlaksana bila mencapai tekanan 15 psi dan suhu 1210C selama 15 menit.

Media biakan yang telah disterilkan harus diberi penutup agar tidak dicemari oleh

mikroorganisme yang terdapat disekelilingnya (Lay,W.B,1994).

Pemanasan basah bertekanan tinggi (autoklaf) dapat digunakan untuk mensterilkan

larutan komponen media, bahan dan alat-alat yang tahan terhadap pemanasan tinggi.

Sterilisasi ini lebih baik dibandingkan sterilisasi dengan pemanasan kering karena dengan

autoklaf tidak hanya mematikan mikroorganisme tapi juga mematikan sporanya. Waktu

sterilisasi sangat bervariasi, tergantung dari ukuran obyek yang disterilkan. Lamanya

waktu sterilisasi bahan cair (air, media) tergantung pada volume cairan yang disterilkan.

Sterilisasi alat gelas dan metal dapat dilakukan dengan pemanasan kering (oven) (Novilia,

2008).

Page 2: BAB I PENGENALAN ALAT.docx

Sterilisasi peralatan dapat digunakan dengan api dan bahan kimia seperti methanol, dan

sejenisnya. Sterilisisasi juga dapat dilakukan dengan alat sterilisasi seperti autoklaf.

Autoklaf merupakan alat yang dikhususkan utukmensterilkan alat, media dan bahan dari

mikroba yang ada, sistem kerja autoklaf adalah memecah membran sel yang ada dalam

mikroba dengan uap panas bertekanan 10-30 lbs/inchi dan temperature 134oC

(maksimum). Berdasarkan penggunaannya, autoklaf terbagi menjadi 2, yaitu autoklaf

kalsik dan autoklaf modern (lihat hasil percobaan). Cara pengoperasian autoklaf modern

yaitu dengan sistem digital, sehingga waktu, suhu dan tekanan dapat diatur dengan mudah

untuk sterilisasi alat. autoklaf modern bekerja lebih baik dibandingkan dengan autoklaf

klasik yang cara pengoperasiannya masih manual, sehingga sterilisasi alat sebelum

digunakan menggunakan autoklaf modern, dan sterilisasi alat setelah digunakan

menggunakan autoklaf klasik (Winarno, 1999).

Selain alat sterilisasi ada juga jenis alat yang dikhususkan untuk pengerjaan mikroba,

seperti Laminar Air Flow atau Biological Safety Cabinet dan enkas. Laminar air flow

ditujukan untuk pengerjaan bakteri, sedangkan enkas digunakan untuk perkembangbiakan

jamur dan kapang. Kedua alat ini telah dilengkapi dengan sinar UV (apabila dihidupkan)

untuk menghambat pertumbuhan mikroba (Hadiutomo, 1990).

BSC telah menjadi bagian standar dari peralatan di banyak laboratorium karena medan

memperluas penelitian biologi. Ada tiga kategori BSC, Kelas I, II, dan III. Kabinet Kelas

II, yang biasanya digunakan untuk pekerjaan laboratorium umum, memiliki aliran

udara steril turun dari langit-langit kabinet diinstal dengan partikulat efisiensi tinggi

menangkap (HEPA) filter. Aliran ditarik melalui dua kisi-kisi (atau slot), yang masing-

masing diatur dekat doorsill dan dinding belakang yang lebih rendah dari kabinet (Huang

and Chun, 2009).

B. Tujuan

Page 3: BAB I PENGENALAN ALAT.docx

BAB III

PEMBAHASAN

N

ONama

Jenis Alat

FungsiElektrik Glass Non

Glass

1. Mikroskop cahaya V

Untuk mengamati objek

yang sangat kecil

(mikroskopis) yang tidak

dapat dilihat dengan mata

telanjang

2. Autoklaf V

Alat pemanas tutup yang

digunakan untuk

mensterilisasi suatu benda

menggunakan uap

bersuhu dan bertekanan

tinggi

3. Inkubator V

Untuk menginkubasi atau

memeram mikroba pada

suhu yang terkontrol.

Page 4: BAB I PENGENALAN ALAT.docx

4. Stirrer / Hot plate V

Untuk menghomogenkan

suatu larutan dengan

pengadukan.

5. Colony counter V

Untuk mempermudah

perhitungan koloni yang

tumbuh setelah diinkubasi

di dalam cawan karena

adanya kaca pembesar.

6. Biological safety cabinet

(BSC)

V

Untuk bekerja secara

aseptis pada suatu

ruangan.

7. Mikropipet V

Untuk memindahkan

cairan yang bervolume

cukup kecil.

Page 5: BAB I PENGENALAN ALAT.docx

8. Sartorius Membran Filter V

Untuk sterilisasi secara

mekanik dengan

penyaringan

9. Cawan Petri V

Untuk menumbuhkan,

memelihara serta

membiakkan (kultivasi)

mikroorganisme

10. Pipet Ukur V

Untuk memindahkan atau

mengambil larutan

dengan volume yang

diketahui.

11. Pipet Tetes V Merupakan alat ukur

volume yang bias

memindahkan suatu

volume dari satu wadah

ke wadah yang lain

12. Tabung Reaksi V Untuk uji-uji biokimiawi

dan untuk menumbuhkan

mikroba.

Page 6: BAB I PENGENALAN ALAT.docx

13. Labu Erlenmeyer V

Untuk menaruh dan

mencampurkan bahan

kimia dan mentetrasikan.

Hadiutomo. 1990. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga.

Lay, W. B. (1994). Analisis Mikrobiologi di Laboratorium. Jakarta :

Penerbit PT. Raja Grafindo Persada. Hal. 32, 71-73.

Novilia, 2008. Artikel Ilmiah Penelitian Mikroba. Gramedia. Indonesia.

Winarno, 1999. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Industri Pangan.

Pustaka Harapan. Jakarta.

Imamkhasani. 2000. Biokimia Nutrisi dan Metabolisme. UI Press; Jakarta.

Page 7: BAB I PENGENALAN ALAT.docx

Walton. 1998. Kamus Istilah Kimia Analitik Indonesia. Pusat Pembinaan. BSC telah menjadi bagian standar dari peralatan

di banyak laboratorium karena medan memperluas

penelitian biologi. Ada tiga kategori

BSCs, yang ditunjuk Kelas I, II, dan III

(Clark, 1983a). Kelas II kabinet, yang biasanya

digunakan untuk pekerjaan laboratorium umum, memiliki aliran

udara steril turun dari langit-langit kabinet diinstal

dengan partikulat efisiensi tinggi menangkap

(HEPA) filter. Aliran ditarik melalui dua kisi-kisi

(atau slot), yang masing-masing diatur dekat

doorsill dan dinding belakang yang lebih rendah dari kabinet.

Beberapa BSCs memiliki lubang udara koleksi terpisah dari

depan dan belakang kisi-kisi, seperti lubang di seluruh

bekerja permukaan. Aliran ditarik melalui

kisi-kisi melewati saluran ke sistem penggemar dan filter

mana bagian dari aliran diresirkulasi melalui

wilayah kerja, dan sisanya dari aliran habis dalam

atmosfer melalui filter. Kelas II BSCs

yang ditunjuk B1 Type, jika 70% dari arus total

diresirkulasi dan ditunjuk Tipe B2 saat tidak ada aliran

diresirkulasi (NSF Joint Committee on Biosafety

Cabinetry, 2004). Kelas II Type B2 BSC adalah

subyek penelitian ini.