Upload
ngominh
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
1
EXECUTIVE SUMMARY
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Penataan ruang pada dasarnya adalah suatu proses, yang meliputi proses
perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan ruang yang dilakukan
secara terus menerus dan berkesinambungan sebagai suatu sistem. Berdasarkan
Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang penataan ruang, maka rencana tata
ruang di Indonesia dirumuskan secara berjenjang mulai dari tingkat yang sangat
umum sampai tingkat yang sangat rinci. Mengingat rencana tata ruang merupakan
matra keruangan dari rencana pembangunan daerah dan bagian dari pembangunan
nasional maka antara satu jenis rencana tata ruang dengan jenis rencana tata ruang
lainnya mempunyai hubungan yang saling terkait dan saling berurutan satu sama
lainnya serta dijaga konsistensinya baik dari segi substansi maupun
operasionalisasinya.
Desentralisasi dan otonomi daerah telah menegaskan bahwa kewenangan
pelaksanaan pembangunan termasuk penyusunan rencana tata ruang daerah berada
pada pemerintah kabupaten/Kecamatan. Kewenangan tersebut merupakan peluang
sekaligus tantangan yang harus dicermati dan disikapi oleh pemerintah
kabupaten/Kecamatan terutama dalam merencanakan tata ruang daerah yang tidak
lagi terbatas oleh cakupan administrasi atau politis saja, tetapi harus pula
mempertimbangkan keterkaitan sosial, ekonomi dan ekologis.
Untuk kawasan yang mempunyai mempunyai pengaruh sangat penting dalam
lingkup kabupaten terhadap ekonomi, sosial, budaya dan/atau lingkungan maka
zonasi kawasan tersebut akan di atur dalam rencana rinci tata ruang. Penyusunan
dan penetapan rencana rinci tata ruang meliputi wilayah kepulauan atau pulau,
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
2
EXECUTIVE SUMMARY
kawasan strategis dan wilayah kabupaten/kota. Rencana rinci tata ruang
kabupaten/kota merupakan dasar penyusunan rencana tata bangunan dan
lingkungan bagi zona-zona yang pada rencana rinci tata ruang ditentukan sebagai
zona yang penanganannya diprioritaskan. Wilayah dengan pengaruh penting
terhadap kabupaten yang penataan ruangnya diprioritaskan maka disebut dengan
kawasan strategis. Kawasan strategis yang ada di Kabupaten Banyuwangi meliputi
PKLp, kawasan agropolitan, kawasan minapolitan, kawasan industry, kawasan
pelabuhan, kawasan bandar udara, dan kawasan pariwisata.
Salah satu kawasan strategis di Kabupaten Banyuwangi adalah kawasan
Bandar Udara Blimbingsari. Bandar Udara Blimbingsari berada di Kecamatan
Rogojampi dan Kecamatan Kabat. Pada satu sisi transportasi udara merupakan
prasarana pokok dalam penyelenggaraan penerbangan yang merupakan tempat
untuk pelayan jasa angkutan udara dan prasarana transportasi yang vital dalam
memberikan kemudahan mobilitas bagi para pelaku ekonomi dan masyarakat. Pada
sisi lain kegiatan penerbangan juga memberikan dampak terhadap kawasan di
sekitar Bandar udara seperti kebisingan, getaran, dan beberapa dampak yang lain
terkait dengan aktivitas lepas landas (take off) atau pendaratan (landing) pesawat.
Dengan aktivitas yang ada di wilayah ini serta keberadaan Bandar Udara komersil,
perkembangan kegiatan fisik khususnya disekitar Bandar Udara Blimbingsari dan
wilayah perkotaan perlu dikendalikan dan direncanakan secara teknis.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Banyuwangi Nomor 8 Tahun 2012
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuwangi Tahun 2012-2032,
lokasi Bandar udara pada Kecamatan Rogojampi dan Kecamatan Kabat berada pada
Wilayah Pengembangan (WP) Banyuwangi Tengah Timur. Wilayah kecamatan yang
masuk dalam WP Banyuwangi Tengah Timur meliputi Kecamatan Rogojampi,
Muncar, Songgon, Kabat, Singojuruh, Srono dan Cluring dengan pusat
pengembangannya berada di Kota Rogojampi. Fungsi kawasan dari WP Banyuwangi
Tengah Timur adalah sebagai kawasan pertanian, kawasan peternakan, kawasan
perikanan, kawasan perkebunan, kawasan pertambangan, kawasan industry,
kawasan lindung, dan kawasan Bandar udara.
Bandar Udara merupakan salah satu fasilitas yang penting dalam peningkatan
mobilitas penduduk. Kebutuhan sarana dan prasarana transportasi yang terintegrasi
sangat diperlukan utuk menunjang kelancaran aktivitas pada Bandar Udara. Bandar
udara menjadi tumpuan penting bagi pergerakan antar wilayah dan juga menjadi
bagian penting dalam menunjang sistem transporatasi nasional. Oleh karena itu,
Pengembangan kawasan Bandar Udara Blimbingsari sebagai Bandar Udara
Pengumpan (spoke) yang berada di Kecamatan Rogojampi dan Kecamatan Kabat
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
3
EXECUTIVE SUMMARY
memerlukan beberapa syarat dalam pembangunan dan pemanfaatannya baik dalam
area bandara maupun area pendukng keselamatan operasional penerbangan.
Kawasan di sekitar Bandar udara yang termasuk dalam kawasan Keselamatan
Operasional Penerbangan (KKOP) harus sangat diperhatikan dan diatur dengan
terencana. Oleh karena itu, tata guna lahan di sekitar bandar udara harus
mempertimbangkan kemungkinan – kemungkinan pengembangan fasilitas bandar
udara. Dengan melihat kecenderungan di beberapa bandar udara, bahwa lingkungan
sekitar bandar udara adalah daerah prospektif untuk lahan usaha, maka banyak
timbul bangunan-bangunan yang melanggar prosedur keselamatan dan operasi
penerbangan. Untuk menjaga kemungkinan-kemungkinan ini timbul, perlu adanya
pengaturan dan pengawasan pembangunan secara terpadu. Berdasarkan hal
tersebut, perlu dilakukan Penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Strategis
Sekitar Bandar Udara Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi.
1.2 MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud Penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Strategis Sekitar
Bandar Udara Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi mempunyai maksud untuk
memberikan pedoman pengembangan pada kawasan Keselamatan Operasional
Penerbangan Bandar Udara Blimbingsari dalam rangka upaya pengendalian dan
pengawasan pelaksanaan pembangunan fisik secara terukur supaya tidak
mengganggu sistem keselamatan operasional penerbangan.
Tujuan Penyusunan Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan Strategis Sekitar
Bandar Udara Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi adalah mendapatkan gambaran
mengenai pola spasial kawasan sekitar Bandar Udara Blimbingsari dan untuk
menentukan arah pengembangan kawasan sekitar Bandar Udara Blimbingsari
berdasarkan peraturan mengenai keselamatan operasional penerbangan.
1.3 SASARAN
Sasaran yang ingin dicapai dalam pekerjaan ini, yaitu:
a. Teridentifikasi karakteristik kawasan pada wilayah di sekitar Bandar Udara
Blimbingsari.
b. Teridentifikasi potensi dan permasalahan pada wilayah perencanaan
c. Merumuskan kebijakan, konsep dan strategi dalam penataan ruang kawasan
sekitar Bandar Udara Blimbingsari
d. Menyusun pedoman teknis yang merinci syarat-syarat, ketentuan dan kriteria
pengaturan zonasi pembangunan di sekitar Bandar Udara Blimbingsari.
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
4
EXECUTIVE SUMMARY
e. Merumuskan pengendalian kawasan yang diharapkan dapat menjadi panduan
yang berkekuatan hukum untuk mewujudkan arahan pembangunan yang lebih
harmonis, serasi, selaras dan seimbang dan terkoordinasi antar sektor, antar
wilayah, maupun antar pemangku kepentingan dalam pelaksanaan
pembangunan.
1.4 MANFAAT
Berdasarkan tujuan dan sasaran di atas, maka manfaat Penyusunan Rencana
Rinci Tata Ruang Kawasan Strategis Sekitar Bandar Udara Blimbingsari Kabupaten
Banyuwangi yaitu:
Sebagai dokumen yang mengatur dan mengendalikan pemanfaatan ruang di
kawasan sekitar Bandar Udara dengan persyaratan-persyaratan dan
pengawasan pembangunan di bawah fungsi kontrol instansi terkait menjaga
agar kawasan bandar udara selalu dalam kawasan yang memenuhi
persyaratan kawasan keselamatan dan operasi penerbangan.
Perlindungan dan perbaikan lingkungan kawasan sekitar Bandar Udara.
Pedoman perencanaan pengembangan sistem transportasi yang terintegrasi
dengan Bandar Udara.
1.5 RUANG LINGKUP
Lingkup kegiatan penyusunan dokumen ini meliputi:
a. Ruang lingkup materi :
Wilayah yang masuk dalam Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan
(KKOP) di sekitar Bandar Udara Blimbingsari, Kabupaten Banyuwangi.
b. Lingkup substansi meliputi aspek spasial,yaitu :
1) Identifikasi Lokasi : dilakukan untuk memperoleh data dan informasi fisik
mengenai lokasi di sekitar bandar udara yang terkena dampak langsung
akibat aktivitas Bandar Udara Blimbingsari yang termasuk dalam Kawasan
Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP).
2) Identifikasi Data Instansional : dimaksudkan untuk memperoleh data dan
informasi yang tidak bisa didapatkan di lapangan. Beberapa jenis informasi
yang dibutuhkan diharapkan terdapat pada instansi tersebut (dengan
anggapan adanya relevansi antara data dan informasi tersebut dengan
tugas dan fungsi instansi termaksud); yang menyangkut antara lain :
- Data topografi yang berupa peta topografi lokasi Bandar udara dan
daerah sekitarnya skala 1: 50.000;
- Peta tata guna lahan di lokasi bandar udara dan daerah sekitarnya;
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
5
EXECUTIVE SUMMARY
- Data sosial ekonomi kawasan di sekitar bandara meliputi: PDRB,
Kependudukan, perdagangan, potensi pariwisata, perindustrian,
Sumber Daya Alam, (7) Profil Potensi Investasi di Daerah,
Kondisi Sosial Ekonomi lingkungan masyarakat setempat, Potensi
ekonomi berbagai sektor /sub sektor yang terkait dengan pertumbuhan
lalu lintas angkutan udara. Untuk data statistik disampaikan dalam
bentuk series minimal 5 tahun terakhir.
- Dokumen Kebijaksanaan Pembangunan dan Kebijaksanaan Spasial
serta Rencana Pengembangan dan Pembangunan
3) Perumusan dasar hukum, kecenderungan perkembangan kawasan, dan
isu-isu strategis dan permasalahan, serta pembuatan peta-peta tematik.
4) Analisis Deskriptif Evaluatif : melakukan analisa dengan metode deskriptif
dan evaluatif dengan tujuan mendeskripsikan sejauh mana Kawasan
Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP) Bandar Udara Blimbingsari ini
bisa bermanfaat bagi perkembangan wilayah tersebut. Analisa ini juga
menjabarkan hambatan dan rintangan yang dapat diminimalisir dengan
mengkaji isu-isu yang dapat menjadi kekuatan wilayah tersebut.
5) Penyusunan Naskah Raperda Rencana Rinci Tata Ruang Kawasan
Strategis Sekitar Bandar Udara Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi.
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS
SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
6
EXECUTIVE SUMMARY
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
7
EXECUTIVE SUMMARY
1.6 PROFIL WILAYAH KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA
BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
A) Desa Blimbingsari
1) Letak Geografis dan Administratif
Desa Blimbingsari berada pada koordinat 8º18’-8º19’ Lintang Selatan dan
114º19’-114º21’ Bujur Timur. Kedudukan administrasi Desa Blimbingsari
berada di sebelah selatan Kota Banyuwangi yang wilayahnya membentang di
sepanjang pesisir timur kabupaten dengan jarak 15 Km dari kota Banyuwangi.
Berdasarkan administrasi, Desa Blimbingsari memiliki luas 533 ha dan dibatasi
oleh:
- Sebelah Utara : Kecamatan Kabat
- Sebelah Timur : Selat Bali
- Sebelah Selatan : Desa Patoman dan Desa Watukebo
- Sebelah Barat : Desa Karangbendo
2) Penggunaan Lahan
Gambaran penggunaan lahan di Desa Blimbingsari masih didominasi oleh
pertanian, dan dapat diuraikan sebagai berikut :
Tabel 3.1
Penggunaan Lahan di Desa Blimbingsari
No. Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha) 1. Permukiman 28,50 2. Pertanian 200,00 3. Perkebunan 8,00 4. Makam 2,00 5. Lain-lain 123,90
Sumber: Kecamatan Rogojampi dalam Angka 2012
B) Desa Karangbendo
1) Letak Geografis dan Administratif
Kedudukan administrasi Desa Karangbendo berada di sebelah selatan Kota
Banyuwangi yang wilayahnya membentang di sepanjang pesisir timur
kabupaten dengan jarak 15 Km dari kota Banyuwangi.
Berdasarkan administrasi, Desa Karangbendo memiliki luas 885 ha dan
dibatasi oleh :
- Sebelah Utara : Kecamatan Kabat
- Sebelah Timur : Desa Blimbingsari
- Sebelah Selatan : Desa Rogojampi, Desa Blimbingsari
- Sebelah Barat : Desa Gitik
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
8
EXECUTIVE SUMMARY
2) Penggunaan Lahan
Gambaran penggunaan lahan di Desa Karangbendo secara umum masih
didominasi oleh pertanian dan permukiman. Untuk permukiman berkembang
menyebar secara linier mengikuti jalan-jalan yang utama desa. Untuk perdagangan
dan jasa juga menyebar di antara kawasan permukiman.
C) Desa Badean
1) Letak Geografis dan Administratif
Kedudukan administrasi Desa Badean berada di sebelah selatan Kota
Banyuwangi yang wilayahnya membentang di sepanjang pesisir timur
kabupaten dengan jarak 15 Km dari kota Banyuwangi.
Berdasarkan administrasi, Desa Badean memiliki luas 583 ha dan dibatasi oleh:
- Sebelah Utara : Desa Sukojati dan Desa Pakistaji
- Sebelah Timur : Selat Bali
- Sebelah Selatan : Kecamatan Rogojampi
- Sebelah Barat : Kecamatan Rogojampi
2) Penggunaan Lahan
Gambaran penggunaan lahan di Desa Badean masih didominasi oleh
pertanian, dan dapat diuraikan sebagai berikut :
Tabel 3.12
Penggunaan Lahan di Desa Badean Tahun 2011
No Jenis Penggunaan Lahan Luas (Ha)
1. Sawah Irigasi 300,00
2. Sawah Non Irigasi 0,00
3. Pertanian Non Sawah 115,00
4. Non Pertanian 168,00
Sumber : Kecamatan Kabat dalam Angka, 2012
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
9
EXECUTIVE SUMMARY
BAB II
TUJUAN PENATAAN
KAWASAN STRATEGIS SEKITAR
BANDAR UDARA BLIMBINGSARI
2.1 TINJAUAN RTRW TERHADAP WILAYAH PERENCANAAN
2.1.1 VISI DAN MISI PENATAAN RUANG KABUPATEN BANYUWANGI
Visi penataan ruang wilayah Kabupaten Banyuwangi dirumuskan berdasarkan
isu pengembangan wilayah dan visi pembangunan wilayah yang tertuang dalam
RPJP Kabupaten Banyuwangi. Visi tersebut adalah : “Terwujudnya pengembangan
wilayah dan pertumbuhan ekonomi kabupaten berbasis pada potensi sumber
daya alam daerah yang didukung oleh pembangunan sarana dan prasarana
yang memadai dengan memperhatikan harmoniasi antara pengelolaan kawasan
budidaya, kawasan lindung, dan pengendalian kawasan rawan bencana”.
Sedangkan misi penataan ruang Kabupaten Banyuwangi yaitu :
1. Mewujudkan pengelolaan kawasan lindung, kawasan budidaya, dan
pengendalian kawasan rawan bencana secara harmonis dan berkelanjutan;
2. Mengembangkan sarana dan prasarana wilayah perkotaan dan perdesaan
untuk mendukung pengembangan wilayah dan untuk mengurangi disparitas
antar wilayah;
3. Mewujudkan pengembangan kawasan ekonomi unggulan yang berbasis
sumber daya lokal berupa pertanian tanaman pangan, perkebunan, kehutanan,
peternakan, perikanan, dan pariwisata untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat;
4. Mewujudkan pengembangan kawasan perdagangan dan jasa, industri kecil dan
menengah serta industri besar untuk memacu pertumbuhan ekonomi;
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
10
EXECUTIVE SUMMARY
5. Mewujudkan pengembangan pendidikan yang berbasis sumber daya lokal
dalam rangka mendukung peningkatan sumber daya manusia;
6. Meningkatkan kerjasama investasi antara pemerintah, pelaku usaha dan
masyarakat untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan masyarakat;
7. Mewujudkan pengelolaan sumber daya alam secara optimal untuk mendorong
kemandirian ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Disamping itu, visi ini juga didasarkan atas azas penyusunan rencana tata
ruang wilayah dan tujuan penyelenggaraan penataan ruang nasional. Azas
penyusunan penataan ruang yaitu:
1. Keterpaduan;
2. Keserasian, keselarasan dan keseimbangan;
3. Keberlanjutan;
4. Keberdayagunaan dan keberhasilgunaan;
5. Keterbukaan;
6. Kebersamaan dan kemitraan;
7. Perlindungan kepentingan umum;
8. Kepastian hukum dan keadilan; serta
9. Akuntabilitas.
Sementara itu, tujuan dari penyelenggaraan penataan ruang nasional adalah
untuk mewujudkan ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan
berkelanjutan berlandaskan wawasan nusantara dan ketahanan nasional melalui :
1. Terwujudnya keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan;
2. Terwujudnya keterpaduan dalam penggunaan sumber daya alam dan sumber
daya buatan dengan memperhatikan sumber daya manusia; dan
3. Terwujudnya perlindungan fungsi ruang dan pencegahan dampak negatif
terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
Berdasarkan azas dan tujuan penataan ruang wilayah nasional serta isu
pengembangan wilayah dan visi yang telah ditetapkan dalam RPJP Kabupaten
Banyuwangi, maka disusunlah tujuan penataan ruang wilayah Kabupaten
Banyuwangi yaitu:
“Mewujudkan ruang kabupaten berbasis pertanian bersinergi dengan
pengembangan perikanan, pariwisata, industri, perdagangan dan jasa yang
berdaya saing dan berkelanjutan”.
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
11
EXECUTIVE SUMMARY
2.1.2 RENCANA STRUKTUR RUANG KABUPATEN BANYUWANGI
A. Rencana Pengembangan Kawasan Perdesaan
Kawasan perdesaan secara umum dicirikan oleh wilayah yang mempunyai
kegiatan utama pertanian termasuk pengelolaan sumber daya alam dengan susunan
fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perdesaan, pelayanan jasa
pemerintahan, pelayanan sosial, dan kegiatan ekonomi. Sedangkan kawasan
perkotaan adalah kawasan yang mempunyai kegiatan utama bukan pertanian
dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat permukiman perkotaan, pemusatan
dan distribusi pelayanan jasa pemerintahan, pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.
Dengan demikian untuk menjamin hubungan desa-kota yang dinamis (urban-
rural linkages), kota dan desa harus berperan di dalam menjalankan fungsinya
masing-masing, agar dapat terjadi aliran timbal balik yang seimbang antara desa dan
kota, yakni terjadinya aliran manusia (tenaga kerja, pedagang), aliran barang
(pertanian, agro industri, kerajinan, barang kebutuhan), aliran kapital (investasi,
tabungan), dan aliran informasi (siaran radio, TV, surat kabar, telekomunikasi).
Untuk tetap menjamin hubungan desa-kota yang dinamis, maka salah satu
usaha yang dapat dilakukan adalah dengan penataan struktur kawasan pedesaan
yang dikembangkan dengan sistem Pusat Pelayanan Lingkungan (PPL) antar desa.
PPL diarahkan dapat terkait dengan pusat-pusat desa di sekitarnya dan dapat
memberikan efek menetes secara mikro bagi kawasan desa di sekitarnya. Pusat
pelayanan pedesaan akan menginduk pada pusat-pusat Ibu Kota kecamatan,
sedangkan Ibu Kota Kecamatan menginduk pada PKL (Pusta Kegiatan
Lingkungan)/PKLp (Pusat Kegiatan Lingkungan promosi), sedangkan PKL/PKLp
akan menginduk ke PKW (Pusat Kegiatan Wilayah).
Pola penataan struktur ruang pedesaan seperti tersebut di atas juga merupakan
upaya untuk mempercepat efek pertumbuhan dari pusat-pusat Kegiatan
Lingkungan/promosi. Pola penataan sistem pusat pelayanan dapat dilihat dalam
gambar berikut.
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
12
EXECUTIVE SUMMARY
Gambar 2.1
Struktur Ruang Kawasan Perdesaan
Sumber : RTRW Kabupaten Banyuwangi 2012-2032
B. Rencana Pengembangan Kawasan Perkotaan
Memperhatikan keterkaitan antar wilayah, fungsi, dan peran pelayanan dari sistem
kota-kota di Kabupaten Banyuwangi, ke depan pengelolaan pengembangan wilayah
di Kabupaten Banyuwangi, pola regionalisasi wilayah perkembangan/pembangunan
masih tetap diperlukan untuk memperkecil kepincangan-kepincangan pembangunan
dan perbedaan kemakmuran antar wilayah. Untuk mengakomodasi keterkaitan antar
wilayah, maka konsep yang dapat digunakan adalah konsep Wilayah
Pengembangan. Konsep ini juga memuat mengenai pusat-pusat pengembangan
yang menyesuaikan dengan hirarki kota. Dalam artian bahwa tiap Wilayah
Pengembangan memiliki pusat pengembangan sendiri namun dengan hirarki yang
berbeda-beda.
Adapun fungsi Pusat Wilayah Pengembangan ini adalah :
1) Sebagai pusat pertumbuhan bagi wilayah hinterlandnya, yang diharapkan dapat
menjadi motor penggerak pembangunan
2) Sebagai simpul dan pusat pelayanan, dan berfungsi sebagai “Prime Mover”
bagi wilayah yang menjadi wilayah pelayanannya
3) Sebagai motor penggerak perekonomian wilayah
4) Sebagai stimulator bagi perkembangan pembangunan dan pertumbuhan
perekonomian wilayah
Sedangkan fungsi Sistem Wilayah Pengembangan adalah :
1) Merupakan bagian strategi pembangunan keruangan wilayah
2) Menciptakan keserasian dan keterpaduan struktur ruang secara hierarki dari
tingkat pelayanan lokal sampai regional
3) Merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari struktur ruang propinsi
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
13
EXECUTIVE SUMMARY
Kabupaten Banyuwangi sendiri berdasarkan karakteristiknya dibagi menjadi 4
Wilayah Pengembangan yaitu :
1) Wilayah Pengembangan Banyuwangi Utara
2) Wilayah Pengembangan Banyuwangi Tengah timur
3) Wilayah Pengembangan Banyuwangi Tengah barat
4) Wilayah Pengembangan Banyuwangi Selatan
Dari ke-4 (empat) Wilayah Pengembangan tersebut, ditetapkan 1 (satu) pusat
Wilayah Pengembangan, yang akan menjadi pusat orientasi dari wilayah-wilayah
yang ada di belakangnya. Pusat-pusat Wilayah Pengembangan tersebut ditetapkan
berdasarkan hasil analisis sistem pusat kegiatan perkotaan. Pusat kegiatan
perkotaan yang dimaksud adalah :
A. Banyuwangi ditetapkan sebagai pusat pengembangan seluruh Kabupaten
Banyuwangi yang sekaligus sebagai pusat pengembangan Wilayah
Pengembangan Banyuwangi Utara. Adapun fungsi utama dari Kota
Banyuwangi adalah :
Pusat pemerintahan skala kabupaten
Pusat perdagangan dan jasa skala kabupaten
Pusat fasilitas umum skala kabupaten
Pusat pendidikan skala kabupaten
Pusat pergudangan skala kabupaten
Sedangkan untuk wilayah belakangnya meliputi Kecamatan Wongsorejo,
Kalipuro, Giri, Licin dan Glagah, dan berfungsi sebagai :
Kawasan pertanian,
Kawasan perkebunan,
Kawasan perikanan,
Kawasan peternakan
Kawasan industri,
Kawasan pelabuhan,
Kawasan lindung
Kawasan wisata
B. Kota Rogojampi ditetapkan sebagai pusat pengembangan untuk Wilayah
Pengembangan Banyuwangi Tengah Timur. Adapun fungsi utama dari Kota
Rogojampi adalah :
Pusat pemerintahan skala kecamatan
Pusat perdagangan dan jasa skala beberapa kecamatan
Pusat fasilitas umum skala beberapa kecamatan
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
14
EXECUTIVE SUMMARY
Sedangkan wilayah belakangnya meliputi Kecamatan Muncar, Songgon, Kabat,
Singojuruh, Srono dan Cluring yang berfungsi sebagai :
Kawasan pertanian
Kawasan perikanan
Kawasan peternakan
Kawasan perkebunan
Kawasan pertambangan
Kawasan industry
Kawasan lindung
Kawasan bandar udara
C. Kota Genteng ditetapkan sebagai pusat pengembangan untuk Wilayah
Pengembangan Banyuwangi Tengah Barat. Adapun fungsi utama dari Kota
Genteng adalah :
Pusat pemerintahan skala kecamatan
Pusat perdagangan dan jasa skala beberapa kecamatan
Pusat fasilitas umum skala beberapa kecamatan
Sedangkan wilayah belakangnya meliputi Kecamatan Kalibaru, Glenmore,
Tegalsari, Sempu dan Gambiran yang berfungsi sebagai :
Kawasan pertanian
Kawasan peternakan
Kawasan perkebunan
Kawasan pariwisata
Kawasan industri kecil
Kawasan lindung
D. Kota Bangorejo ditetapkan sebagai pusat pengembangan untuk Wilayah
Pengembangan Banyuwangi Selatan. Adapun fungsi utama Kota Bangorejo
adalah :
Pusat pemerintahan skala kecamatan
Pusat perdagangan dan jasa skala beberapa kecamatan
Pusat fasilitas umum skala beberapa kecamatan
Sedangkan wilayah belakangnya meliputi Kecamatan Siliragung, Pesanggaran
dan Tegaldlimo yang berfungsi sebagai :
Kawasan pertanian
Kawasan perikanan
Kawasan peternakan
Kawasan perkebunan
Kawasan pertambangan
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
15
EXECUTIVE SUMMARY
Kawasan pariwisata
Kawasan industri kecil
Kawasan lindung
Struktur ruang Kota Banyuwangi sangat dipengaruhi oleh fungsi dan perannya
sebagai pusat perdagangan dan jasa, pemerintahan dan pendidikan serta
pergudangan bagi Kabupaten Banyuwangi. Struktur ruang Kota Rogojampi
sangat dipengaruhi oleh adanya pengembangan bandar udara Blimbingsari
maupun fishery town yang secara langsung maupun tidak langsung akan
mempengaruhi perkembangan kotanya. Struktur ruang Kota Genteng akan
dipengaruhi oleh kegiatan pariwisata di bagian barat utara yang merupakan
daerah perkebunan dan menjadi salah satu tujuan wisata di Kabupaten
Banyuwangi. Sedangkan struktur ruang untuk kota-kota lainnya (ibukota
kecamatan) sangat dipengaruhi oleh potensi yang dimiliki oleh daerah
belakangnya (kawasan pedesaan).
Gambar 2.2
Skenario Pengembangan Kawasan Perkotaan
Sumber : RTRW Kabupaten Banyuwangi 2012-2032
Skenario pengembangan kawasan perkotaan yang direncanakan pada tahun
2029 adalah kawasan pengembangan Perkotaan Kalipuro-Banyuwangi-
Rogojampi. Kawasan pengembangan ini memiliki pembagian fungsi sebagai
berikut :
1. Fungsi Kawasan perkotaan:
- Pusat pemerintahan skala kabupaten
- Pusat perdagangan dan jasa skala kabupaten
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
16
EXECUTIVE SUMMARY
- Pusat fasilitas umum skala kabupaten
- Pusat pendidikan skala kabupaten
- Pusat pergudangan skala kabupaten
2. Pusat Kawasan Pengembangan adalah Kota Banyuwangi sebagai Pusat
Perkotaannya.
3. Sub pusat pengembangan perkotaan;
> Kecamatan Kalipuro, dengan fungsi kawasan perkotaan sebagai;
- Kawasan permukiman
- Kawasan pelabuhan,
> Kecamatan Rogojampi, dengan fungsi kawasan perkotaan sebagai;
- Pusat pemerintahan skala kecamatan
- Pusat perdagangan dan jasa skala beberapa kecamatan
- Pusat fasilitas umum skala beberapa kecamatan
- Kawasan Bandara Udara
Secara jelas peta rencana struktur ruang Kabupaten Banyuwangi dapat dilihat
pada peta di bawah ini.
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
17
EXECUTIVE SUMMARY
Gambar 2.3
Rencana Struktur Ruang Kabupaten Banyuwangi
Sumber : RTRW Kabupaten Banyuwangi 2012-2032
2.1.3 RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM PRASARANA WILAYAH KABUPATEN
BANYUWANGI
A. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Transportasi Darat
Rencana pengembangan sistem jaringan prasarana transportasi darat yang melewati
wilayah perencanaan diantaranya:
1) Untuk mendukung kegiatan aktivitas di jalur akses menuju Bandar Udara
Blimbingsari, perlu dilayani oleh angkutan umum, terutama untuk pergantian
moda angkutan.
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
18
EXECUTIVE SUMMARY
2) Rencana pembangunan terminal induk penumpang dan barang di Kecamatan
Rogojampi, diarahkan terintegrasi dengan moda transportasi dari Bandar Udara
Blimbingsari.
B. Rencana Pengembangan Sistem Jaringan Prasarana Transportasi Udara
Lokasi yang terpengaruh gelombang suara mesin pesawat udara yang dapat
mengganggu lingkungan, maka perlu ditetapkan :
1. Daerah/Kawasan Kebisingan Tingkat – I (70 – 75 WECPNL), tanah dan
ruang udara di kawasan ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai jenis kegiatan
dan atau bangunan kecuali untuk jenis kegiatan dan atau bangunan sekolah
dan rumah sakit. Bangunan sekolah dan rumah sakit yang sudah ada agar
diperlengkapi dengan insulasi udara sesuai dengan prosedur yang standart.
2. Daerah/Kawasan Kebisingan Tingkat – II (75 – 80 WECPNL), kawasan ini
dapat dimanfaatkan untuk berbagai jenis kegiatan dan atau bangunan kecuali
untuk kegiatan dan atau bangunan sekolah, rumah sakit dan rumah tinggal.
Jika sudah terlanjur atau telah ada bangunan, maka agar dilengkapi dengan
pemasangan insulasi suara yang sesuai dengan standart yang ditetapkan.
3. Daerah/Kawasan Kebisingan Tingkat – III ( >= 80 WECPNL), pada kawasan
ini hanya dimanfaatkan untuk membangun bangunan atau fasilitas bandar
udara yang diperlengkapi dengan insulasi suara yang sesuai dengan standard
yang ditetapkan. Pada kawasan ini dapat pula dimanfaatkan sebagai jalur hijau
atau sarana pengendalian lingkungan dan pertanian yang tidak mengundang
burung, namun perlu ada pembinaan dan pengawasan teknis.
Selain itu diperhatikan juga mengenai ketentuan Kawasan Keselamatan Operasi
Penerbangan (KKOP) di sekitar Bandara Blimbingsari, Banyuwangi. Pada daerah
yang terletak di bawah bidang kawasan keselamatan operasi penerbangan tersebut
dilarang untuk mendirikan, mengubah atau melestarikan bangunan, serta dilarang
menanam atau memelihara benda tumbuh melebihi batas-batas ketinggian yang
telah diatur dalam KKOP, sehingga dapat membahayakan atau mengganggu
pendaratan, lepas landas atau gerakan pesawat udara. Adapun rencana tata guna
lahan di sekitar bandara harus mempertimbangkan 3 faktor utama, yaitu :
1. Faktor Kebisingan
Kriteria untuk kontrol tata guna lahan telah diatur baik dalam bentuk persyarata-
persyaratan nasional maupun dalam persyaratan-persyaratan yang lazim
digunakan. Kriteria tersebut adalah :
a) WECPNL > = 70, daerah yang tidak diizinkan untuk fungsi sekolah, rumah
sakit, tempat ibadah dan lain sebagainya kecuali dalam izin prinsipal
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
19
EXECUTIVE SUMMARY
b) WECPNL <= 75, daerah yang tidak diizinkan mendirikan hunian/rumah
baru, kecuali dalam izin prinsipal dan direkomendasikan daerah ini lebih
baik digunakan sebagai lahan pertanian/perladangan
c) WECPNL >= 85, daerah yang tidak diijinkan sebagai daerah
hunian/perumahan, kecuali dalam ijin prinsipal, dan disarankan
hunian/pemulihan yang berada di daerah ini untuk dipindahkan pada
daerah dengan WECPNL < 70
2. Pengembangan fasilitas bandar udara di masa yang akan datang
Tata guna lahan di sekitar bandar udara harus mempertimbangkan
kemungkinan – kemungkinan pengembangan fasilitas bandar udara. Dengan
melihat kecenderungan di beberapa bandar udara, bahwa lingkungan sekitar
bandar udara adalah daerah prospektif untuk lahan usaha, maka banyak timbul
bangunan-bangunan yang melanggar prosedur keselamatan dan operasi
penerbangan. Untuk menjaga kemungkinan-kemungkinan ini timbul, perlu
adanya pengaturan dan pengawasan pembangunan secara terpadu
C. Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan
Bentuk obyek obstacle dapat berupa bangunan, pohon dan bukit. Timbulnya
obstacle dapat tumbuh secara alamiah seperti pohon dan bukit juga akibat dari
pengembangan permukiman, perhotelan dan bangunan lain. Untuk menjaga
agar kawasan bandar udara selalu dalam kawasan yang memenuhi
persyaratan kawasan keselamatan dan operasi penerbangan, maka diperlukan
persyaratan-persyaratan dan pengawasan pembangunan di bawah fungsi
kontrol instansi terkait
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
20
EXECUTIVE SUMMARY
Gambar 2.4
Rencana Pengembangan Bandara Blimbingsari
Sumber : RTRW Kabupaten Banyuwangi 2012-2032
2.1.4 RENCANA POLA RUANG KABUPATEN BANYUWANGI
A. Penetapan Kawasan Lindung
Secara umum rencana pengembangan kawasan lindung di Kabupaten
Banyuwangi dapat dibagi menjadi :
1. Kawasan pelestarian alam dan cagar budaya terdiri atas Kawasan Suaka Alam,
Pelestarian Alam dan Cagar Budaya meliputi kawasan cagar alam dan suaka
alam laut, kawasan pantai berhutan bakau, taman nasional dan taman wisata
alam, kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
2. Kawasan Yang Memberikan Perlindungan Kawasan Bawahannya meliputi
kawasan hutan lindung dan kawasan resapan air yaitu kawasan disekitar rawa
3. Kawasan Perlindungan Setempat meliputi kawasan sempadan pantai, kawasan
sempadan sungai, kawasan disekitar waduk, dan kawasan disekitar mata air.
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
21
EXECUTIVE SUMMARY
4. Kawasan Rawan Bencana Alam meliputi kawasan rawan gempa bumi,
kawasan rawan tanah longsor, dan kawasan rawan gelombang pasang dan
tsunami.
5. Kawasan lindung geologi terdiri atas kawasan rawan letusan gunung berapi
B. Penetapan Kawasan Budidaya
Rencana pengembangan kawasan budidaya di Kabupaten Banyuwangi, secara
garis besar dibagi menjadi :
1. kawasan peruntukan hutan produksi, yang dirinci meliputi kawasan-kawasan:
peruntukan hutan produksi terbatas, peruntukan hutan produksi tetap, dan
hutan rakyat;
2. kawasan peruntukan pertanian, yang dirinci meliputi kawasan-kawasan:
peruntukan tanaman pangan, hortikultura, perkebunan dan peternakan;
3. kawasan peruntukan perikanan;
4. kawasan peruntukan pertambangan;
5. kawasan peruntukan industri, yang dirinci meliputi kawasan-kawasan:
peruntukan industri besar, peruntukan industri sedang dan peruntukan industri
rumah tangga;
6. kawasan peruntukan pariwisata, yang dirinci meliputi kawasan-kawasan:
peruntukan pariwisata budaya, peruntukan pariwisata alam, dan peruntukan
pariwisata buatan;
7. kawasan peruntukan permukiman. Sebagai kawasan budidaya maka
permukiman diarahkan dalam kajian lokasi dan fungsi masing-masing
permukiman, terutama dikaitkan dengan karakter lokasi, misalnya di
pegunungan, dataran tinggi, permukiman pantai, dan sebagainya; dan
8. kawasan peruntukan lainnya yang dirinci meliputi kawasan khusus
pengembangan sector informal, wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil, serta
kawasan pertahanan keamanan.
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
22
EXECUTIVE SUMMARY
Gambar 2.5
Pola Ruang Kabupaten Banyuwangi
Sumber : RTRW Kabupaten Banyuwangi 2012-2032
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
23
EXECUTIVE SUMMARY
BAB III
RENCANA POLA RUANG
3.1 KONSEP PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA
BLIMBINGSARI
3.1.1 SKENARIO PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR
UDARA BLIMBINGSARI
Pengembangan Kawasan Strategis Sekitar Bandar Udara Blimbingsari
didasarkan kepada kebijakan, kebutuhan, potensi dan permasalahan yang ada.
Adapun skenario pengembangan sub kawasan bandar udara Blimbingsari adalah:
1. Menetapkan dan Mengembangkan kegiatan perdagangan jasa yang
mendukung kegiatan bandara di Kawasan Strategis Sekitar Bandar Udara
Blimbingsari terutama kawasan yang berada di jalan arteri primer Banyuwangi-
Jember dan Rencana Jalan Arteri Lintas Selatan yang melewati Bandar Udara
Blimbingsari dengan beberapa ketentuan.
2. Mengembangkan sistem jaringan yang menjadi bagian dan terintegrasi
dengan sistem jaringan khususnya Kecamatan Rogojampi dan Kecamatan
Kabat dengan kecamatan lain di Kabupaten Banyuwangi, serta secara umum
Kabupaten Banyuwangi dengan Kabupaten di sekitarnya.
3. Mengembangkan kawasan permukiman untuk mengakomodasi arah
pertumbuhan kawasan berdasarkan peraturan Kawasan Keselamatan
Operasi Penerbangan (KKOP) dan tetap memperhatikan kebutuhan fasilitas
dalam alokasi pola ruang dan jenis kegiatan yang dikembangkan dalam
masing-masing zona pengembangan.
4. Menyusun program yang lebih rinci dalam sub kawasan yang diprioritaskan
pengembangannya.
5. Meningkatkan kapasitas dan sirkulasi pergerakan melalui peningkatan mutu
jalan eksisting dan penyediaan sarana penunjang terutama ruang pejalan kaki
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
24
EXECUTIVE SUMMARY
atau pedestrian, sarana angkutan umum, dan rambu-rambu lalu lintas
pendukung.
6. Mengembangkan sistem pelayanan utilitas yang melayani semua kebutuhan
yang terdiri dari jaringan air bersih, drainase, listrik, pengolahan limbah, dan
telekomunikasi terutama pada Bandar Udara Blimbingsari untuk mendukung
kegiatan penerbangan.
7. Mengembangkan intensitas bangunan dan kegiatan secara efesien dan
saling menunjang serta menghindari konflik antar kegiatan melalui
pengalokasian ruang yang sesuai dengan kebutuhan dan tetap memperhatikan
daya dukung lingkungan serta keselamatan penerbangan.
3.1.2 SISTEM KETERPUSATAN KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA
BLIMBINGSARI
Sistem Keterpusatan menggambarkan sebuah sistem alokasi ruang untuk
pelayanan fasilitas dan kegiatan yang mempengaruhi kecenderungan pergerakan
penduduk, arah dan dampak perkembangan kawasan, serta hirarki jaringan jalan.
Pembentukan sistem keterpusatan didasari oleh keberadaan fasilitas-fasiltas
eksisting, arahan struktur ruang wilayah, kecenderungan perkembangan kawasan
serta rencana pengembangan jaringan jalan, dan kelayakan lahan.
Sistem keterpusatan yang dibentuk pada Sub Kawasan Bandar Udara Blimbingsari
diuraikan sebagai berikut:
1. Bandara udara Blimbingsari yang sebagian besar terletak di Desa Blimbingsari
merupakan pusat pelayanan dan pertumbuhan kawasan.
2. Masing-masing pusat desa lainnya sebagai pusat pelayanan pemerintahan bagi
lingkup sub kawasan atau blok.
3. Pelayanan kegiatan perdagangan dan jasa komersil diarahkan berada pada
sepanjang jalan arteri primer dan rencana jalan arteri lintas selatan serta
simpul-simpul pertemuan jaringan jalan.
4. Kawasan dan pusat-pusat permukiman selain di sebut di atas merupakan
kawasan pendukung dan memiliki tingkat pelayanan lingkungan (RT/RW).
3.1.3 ARAHAN PENGEMBANGAN KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA
BLIMBINGSARI
Berdasarkan pengamatan terhadap perkembangan pola ruang dari hasil survey
primer dan survey sekunder serta analisa, maka diketahui bahwa Kawasan Strategis
Sekitar Bandar Udara Blimbingsari berkembang dan meningkat intensitasnya. Pusat
perkembangan kawasan dipicu tidak lain karena keberadaan Bandar Udara
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
25
EXECUTIVE SUMMARY
Bimbingsari sendiri. Untuk itu, maka perkembangan kawasan yang menjadi perhatian
utama adalah pada kawasan sekitar pusat-pusat pertumbuhan dan sepanjang koridor
jalan arteri Banyuwangi-Jember dan jalan utama menuju Bandar Udara Blimbingsari.
Secara umum, arah perkembangan Kawasan Bandar Udara Blimbingsari
meliputi:
1. Pengembangan berupa penataan kawasan dan peningkatan daya dukung
kawasan pada lokasi-lokasi yang diprediksi kelebihan beban terutama yang
bersentuhan langsung dengan pusat-pusat pertumbuhan.
2. Pengembangan berupa intensifikasi atau peningkatan intensitas kawasan
terbangun pada lahan-lahan permukiman yang masih memiliki lahan kosong
cukup tinggi dalam rangka meningkatkan efisiensi layanan prasarana dan
mengurangi laju konversi lahan pertanian/perkebunan sebagai lahan terbangun.
3. Pengembangan berupa ekstensifikasi yaitu pengembangan pada lahan-lahan
yang belum terbangun untuk memenuhi kebutuhan. Pengembangan ini sulit
dihindari namun perlu diarahkan. Adapun arah pengembangnya adalah meliputi
pada sekitar kawasan yang sudah terbangun diprioritaskan pada lahan kurang
produktif dengan peruntukan fasilitas umum dan permukiman. Pengarahan ini
perlu dilakukan guna mengefisienkan ruang dan mengendalikan laju konversi
lahan pertanian/perkebunan ke lahan terbangun.
3.2 PEMBAGIAN SUB KAWASAN DAN BLOK
Sub Kawasan adalah bagian dari Kawasan yang dibatasi dengan
batasan fisik dan terdiri dari beberapa blok dan memiliki pengertian yang
sama dengan subzona. Dari pengertian tersebut diketahui bahwa Kawasan
terbagi dalam 3 (tiga) Sub Kawasan.
Sedangkan pengertian Blok menurut Permen Nomor 20 Tahun 2011
adalah sebidang lahan yang dibatasi sekurang-kurangnya oleh batasan fisik
yang nyata seperti jaringan jalan, sungai, selokan, saluran irigasi, saluran
udara tegangan ekstra tinggi, dan pantai, atau yang belum nyata seperti
rencana jaringan jalan dan rencana jaringan prasarana lain yang sejenis
sesuai dengan rencana kota.
Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka pembagian Sub
Kawasan dan Blok pada Kawasan Strategis Sekitar Bandar Udara
Blimbingsari adalah sebagai berikut :
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
26
EXECUTIVE SUMMARY
Tabel 4.1
Pembagian Sub Kawasan dan Blok
SUB KAWASAN BLOK
Sub Kawasan A (Blimbingsari) 27 Blok ( A1 s/d A27 )
Sub Kawasan B (Karangbendo) 31 Blok ( B1 s/d B31)
Sub Kawasan C (Badean) 35 Blok ( C1 s/d C35 )
Sumber : Hasil Perencanaan, 2013
3.3 RENCANA POLA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA
BLIMBINGSARI
Rencana pola ruang Kawasan Strategis Sekitar Bandar Udara Blimbingsari
meliputi kawasan lindung dan kawasan budidaya. Kawasan lindung yang terdapat di
Kawasan Strategis Sekitar Bandar Udara Blimbingsari terdiri dari zona perlindungan
setempat, zona ruang terbuka hijau, dan zona rawan bencana. Sementara itu pada
kawasan budidaya di Sub Kawasan Bandar Udara Blimbingsari terdiri dari zona
perumahan, zona perdagangan dan jasa, zona perkantoran, zona sarana pelayanan
umum, zona industri, zona peruntukkan khusus, zona peruntukkan campuran dan
zona peruntukkan lainnya. Rencana pola ruang berlaku hingga 20 tahun ke depan
dan digambarkan pada peta.
Untuk lebih jelasnya, berikut uraian pola ruang berupa zona lindung dan zona
budidaya di Kawasan Strategis Sekitar Bandar Udara Blimbingsari :
3.3.1 RENCANA ZONA LINDUNG
Kawasan lindung adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi utama
melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup sumber daya alam dan
sumber daya buatan. Adapun zona kawasan lindung di Kawasan Strategis Sekitar
Bandar Udara Blimbingsari adalah sebagai berikut :
1) Zona Perlindungan Setempat
Zona perlindungan setempat merupakan bagian dari kawasan lindung yang
mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan terhadap sempadan pantai,
sempadan sungai, kawasan sekitar danau atau waduk dan kawasan sekitar
mata air. Letak zona perlindungan setempat yang terdapat di Kawasan
Strategis Sekitar Bandar Udara Blimbingsari adalah sempadan sungai dan
kawasan sekitar resapan air/waduk. Sempadan sungai ini terletak pada sub
kawasan A (Blimbingsari) yang terdiri dari blok A6 dan A11 sedangkan
kawasan sekitar resapan air/waduk terletak di sub kawasan C (Badean) yang
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
27
EXECUTIVE SUMMARY
terdiri dari blok C1, C10, dan C18. Adapun kriteria yang digunakan untuk
merencanakan zona perlindungn setempat adalah sebagai berikut :
a) sempadan waduk:
daratan sepanjang tepian danau yang lebarnya proporsional dengan bentuk
dan kondisi fisik danau/waduk antara 50 (lima puluh)- 100 (seratus) meter
dari titik pasang tertinggi ke arah darat
b) sempadan sungai :
- garis sempadan sungai bertanggul ditetapkan dengan batas lebar paling
sedikit 5 (lima) meter di sebelah luar sepanjang kaki tanggul
- garis sempadan sungai tidak bertanggul ditetapkan berdasarkan
pertimbangan teknis dan sosial ekonomis oleh pejabat yang berwenang
- garis sempadan sungai yang bertanggul dan tidak bertanggul yang
berada di wilayah perkotaan dan sepanjang jalan ditetapkan tersendiri
oleh pejabat yang berwenang
2) Zona Ruang Terbuka Hijau
Rencana zona ruang terbuka hijau untuk Kawasan Strategis Sekitar Bandar
Udara Blimbingsari adalah sebagai berikut :
a) RTH Privat
RTH privat merupakan RTH yang terdapat pada lahan terbangun seperti
perumahan, perkantoran, perdagangan dan jasa, sarana pelayanan umum
dan sebagainya dengan ketentuan minimal 10% dari luas lahan yang dimiliki.
Ketersediaan ruang yang terbatas terutama pada permukiman padat dapat
disiasati dengan penggunaan pot-pot, bangunan hijau dan RTH diatas atap.
b) RTH Publik
- Taman dan hutan kota
- Taman RT : Fasilitas yang harus disediakan adalah setidaknya
tersedia bangku taman dan fasilitas mainan anak-anak, diusahakan
ada pada setiap RT dengan luas minimum 250 m2. Luas area yang
ditanami tanaman (ruang hijau) minimal seluas 40% dari luas taman.
- Taman RW : setidaknya seluas 1.250 m2 dan luas area yang ditanami
tanaman (ruang hijau) minimal seluas 70% dari luas taman sisanya
dapat berupa pelataran yang diperkeras sebagai tempat melakukan
berbagai aktifitas.
- Taman Kelurahan : Luas area minimum 5.000 m2 yang ditanami
tanaman (ruang hijau) minimal seluas 90% dari luas taman sisanya
dapat berupa pelataran yang diperkeras sebagai tempat melakukan
berbagai aktifitas.
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
28
EXECUTIVE SUMMARY
- Taman Kecamatan : Taman ini minimum memiliki luas 24.000 m2, yang
ditanami pohon tahunan, perdu, dan semak ditanam secara
berkelompok atau menyebar.
- Jalur Hijau Jalan
Pada prinsipnya penempatan dan pemilihan tanaman pada jalur jalan
diupayakan tidak mengganggu pandangan pemakai jalan khususnya
pengendara kendaraan. Baik penempatan disisi jalan (berm jalan),
khususnya penempatan ditengah jalan (boulevard), atau taman pada
simpul-simpul persimpangan jalan.
- Jalan kolektor primer
- Jalan lokal
- Jalan lingkungan
Adapun pengembangan RTH publik pada kawasan perencanaan berada
pada sub kawasan di blok A10, A11, A16, C21, B1, B6, B8, B10, B13, dan
B25. Sedangkan RTH Privat maupun publik dengan skala yang lebih kecil
nantinya direncakan pada masing-masing sub kawasan dan menjadi satu
kesatuan dengan pengembangan zona budi daya yang ada.
3) Zona Rawan Bencana Alam
Bencana alam yang mungkin terjadi di wilayah perencanaan adalah tsunami
yang terletak di sempadan pantai. Pantai tersebut terdiri dari pantai
Blimbingsari dan pantai yang berada di kawasan Badean. Perencanaan zona
rawan bencana ini ditetapkan dengan batas 100 meter dari pasang air laut
tertinggi sebagai garis sempadan pantai.
Wilayah yang termasuk dalam zona rawan bencana ini adalah sub kawasan
Blimbingsari dan Badean yang memiliki garis pantai. Wilayah tersebut adalah
blok A23, A24, A25, A26, A27, C31, C2, C33, C34, C5 dan sebagian dari blok
A17, A20, A21, A22, C19, C23, C24, C25, C26, C27, C28, C29 dan C30.
3.3.2 RENCANA ZONA BUDIDAYA
1) Rencana Kawasan Budidaya
Kawasan budidaya adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi utama
untuk dibudidayakan dengan dasar kondisi dan potensi sumber daya alam,
sumber daya manusia dan sumber daya buatan. Pemanfaatan kawasan
budidaya dilakukan dengan memperhatikan prinsip serasi, selaras dan
seimbang agar terwujud keseimbangan antara kepentingan sosial ekonomi
masyarakat dan upaya-upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan sesuai
dengan prinsip pembangunan berkelanjutan dalam berwawasan lingkungan.
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
29
EXECUTIVE SUMMARY
Adapun zona yang terdapat pada kawasan budidaya di Kawasan Strategis
Sekitar Bandar Udara Blimbingsari meliputi zona perumahan, zona
perdagangan dan jasa, zona perkantoran, zona sarana pelayanan umum, zona
peruntukan lainnya, zona peruntukan khusus, zona peruntukan campuran dan
zona peruntukan industri.
a) Zona Perumahan
Zona perumahan di Kawasan Strategis Sekitar Bandar Udara Blimbingsari
terbagi menjadi 4 (empat) sub zona yaitu : rumah berkepadatan tinggi,
rumah kepadatan sedang, rumah kepadatan rendah dan rumah kepadatan
sangat rendah.
- Rumah Kepadatan Tinggi (R2)
Rumah kepadatan tinggi memiliki kepadatan bangunan antara 100-1000
rumah/hektar. Rumah kepadatan tinggi di Kawasan Strategis Sekitar
Bandar Udara Blimbingsari dapat berupa rumah tinggal, asrama, kos-
kosan.
Adapun persebaran rumah kepadatan tinggi di Kawasan Strategis Sekitar
Bandar Udara Blimbingsari adalah pada sub kawasan A (Blimbingsari)
blok A14, sub kawasan B (Karangbendo) blok B6, B24, B29, dan pada
sub kawasan C (Badean) blok C17.
- Rumah Kepadatan Sedang (R3)
Rumah kepadatan sedang memiliki kepadatan bangunan antara 40-100
rumah/hektar. Rumah kepadatan sedang di Kawasan Strategis Sekitar
Bandar Udara Blimbingsari adalah berupa rumah tinggal.
Adapun persebaran rumah kepadatan sedang di Kawasan Strategis
Sekitar Bandar Udara Blimbingsari adalah pada sub kawasan A
(Blimbingsari) blok A2,A10, A11, A12, A14, A15, A16, A18, A19, A21,
A22. Pada sub kawasan B (Karangbendo) blok B1, B2, B3, B5, B7, B8,
B9, B10, B13, B14, B15, B16, B20, B22, B23, B25, B26, B27. Sedangkan
pada sub kawasan C (Badean) terdapat di blok C10, C11, C12, C13, C14,
C15, C16, C17, C18, C19, C24, C26, C27, C28, C29, C30.
- Rumah Kepadatan Rendah (R4)
Rumah kepadatan rendah memiliki kepadatan bangunan antara 10 - 40
bangunan/hektar. Rumah kepadatan rendah di Kawasan Strategis Sekitar
Bandar Udara Blimbingsari adalah berupa rumah tinggal.
Adapun persebaran rumah kepadatan rendah di Kawasan Strategis
Sekitar Bandar Udara Blimbingsari adalah pada sub kawasan A
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
30
EXECUTIVE SUMMARY
(Blimbingsari) blok A20 dan pada sub kawasan C (Badean) blok C2, C6,
dan C26.
- Rumah Kepadatan Sangat Rendah (R5)
Rumah kepadatan sangat rendah mwmiliki kepadatan bangunan 10
bangunan/hektar. Rumah kepadatan sangat rendah di Kawasan Strategis
Sekitar Bandar Udara Blimbingsari adalah berupa rumah tinggal.
Adapun persebaran rumah kepadatan sangat rendah di Kawasan
Strategis Sekitar Bandar Udara Blimbingsari pada sub kawasan A
(Blimbingsari) blok A6, sub kawasan B (Karangbendo) blok B9, B15, sub
kawasan C blok C19, C25.
b) Zona Perdagangan dan Jasa
Zona perdagangan dan jasa di Kawasan Strategis Sekitar Bandar Udara
Blimbingsari hanya terdiri 1 (satu) sub zona yaitu perdagangan dan jasa
berbentuk deret.
- Deret (K3)
Zona perdagangan dan jasa deret merupakan kelompok kegiatan
perdagangan dan jasa dengan skala pelayanan regional yang
dikembangkan dalam bentuk deret. Zona perdagangan dan jasa deret di
Kawasan Strategis Sekitar Bandar Udara Blimbingsari dapat berupa
sekumpulan kegiatan perdagangan dan jasa yang saling berdekatan.
Adapun zona perdagangan dan jasa deret di Kawasan Strategis Sekitar
Bandar Udara Blimbingsari adalah pada sub kawasan B (Karangbendo)
blok B1, B2, B5, B11, B18, B19, B20, B21, dan B30, sub kawasan C
(Badean) blok C6, C7,C8.
c) Zona Perkantoran
Zona perkatoran di Kawasan Strategis Sekitar Bandar Udara Blimbingsari
hanya terdiri dari 1 (satu) sub zona yaitu Perkantoran Pemerintahan.
- Perkantoran Pemerintahan (KT-1)
Zona perkantoran pemerintahan merupakan zona yang difungsikan untuk
pengembangan kegiatan pemerintahan dan pelayanan masyarakat. Zona
perkantoran pemerintahan di Kawasan Strategis Sekitar Bandar Udara
Blimbingsari dapat berupa kantor kecamatan, kantor kelurahan, KUA, dan
lain-lain. Adapun zona perkantoran pemerintahan di Kawasan Strategis
Sekitar Bandar Udara Blimbingsari adalah pada sub kawasan A
(Blimbingsari) blok A3, A10, sub kawasan B (Karangbendo) blok B22, sub
kawasan C (Badean) blok C21.
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
31
EXECUTIVE SUMMARY
d) Zona Sarana Pelayanan Umum
Zona sarana pelayanan umum (SPU) di Kawasan Strategis Sekitar Bandar
Udara Blimbingsari terbagi menjadi 4 (empat) sub zona yaitu SPU
pendidikan, transportasi, kesehatan dan peribadatan.
- Pendidikan (SPU-1)
Zona SPU pendidikan merupakan zona yang dikembangkan untuk sarana
pendidikan dasar sampai dengan pendidikan tinggi, pendidikan formal
dan informal, serta dikembangkan secara horizontal dan vertikal. SPU
pendidikan yang terdapat di Kawasan Strategis Sekitar Bandar Udara
Blimbingsari mulai dari TK sampai dengan SMA. Adapun persebaran SPU
Pendidikan di Kawasan Strategis Sekitar Bandar Udara Blimbingsari
adalah pada sub kawasan A (Blimbingsari) blok A2, A10, A11, A13, A16,
sub kawasan B (Karangbendo) blok B1, B2, B5, B14, B23, sub kawasan
C (Badean) blok C7, C8, C10, C20, C21, C27, C28.
- Tranportasi (SPU-2)
Zona SPU transportasi merupakan zona yang dikembangkan untuk
manampung fungsi transportasi dalam upaya untuk mendukung kebijakan
pengembangan sistem transportasi yang tertuang didalam rencana tata
ruang yang meliputi transportasi udara di Kawasan Strategis Sekitar
Bandar Udara Blimbingsari. Adapun persebaran SPU Transportasi di
Kawasan Strategis Sekitar Bandar Udara Blimbingsari adalah pada sub
kawasan A (Blimbingsari) blok A1, A2, A4, A8, A9, A16, sub kawasan B
(Karangbendo) blok B19, B31, sub kawasan C (Badean) blok C19, C22.
- Kesehatan (SPU-3)
Zona SPU kesehatan merupakan zona yang dikembangkan untuk
pengembangan sarana kesehatan dengan hierarki dan skala pelayanan
yang disesuaikan dengan jumlah penduduk yang akan dilayani yang
dikembangkan secara horizontal dan vertikal. SPU Kesehatan di
Kawasan Strategis Sekitar Bandar Udara Blimbingsari berupa rumah
posyandu, puskesmas, praktik dokter, dan lain sebagainya.
Pengembangan SPU kesehatan untuk skala pelayanan permukiman baik
lingkungan maupun unit masyarakat dikembangkan menyatu dengan
zona permukiman. Untuk SPU skala kecamatan berada pada sub
kawasan B (Karangbendo) blok B20, sub kawasan C (Badean) blok C21.
- Peribadatan (SPU-6)
Zona SPU peribadatan merupakan zona yang dikembangkan untuk
menampung sarana ibadah dengan hierarki dan skala pelayanan yang
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
32
EXECUTIVE SUMMARY
disesuaikan dengan jumlah penduduk. SPU peribadatan yang terdapat di
Kawasan Strategis Sekitar Bandar Udara Blimbingsari berupa mushola
dan masjid. Dalam pengembangannya, SPU peribadatan ini
dikembangkan menjadi satu dengan pengembangan perumahan yang
ada dan akan diatur lebih detail lagi pada peraturan zonasi. Persebaran
SPU Peribadatan di Kawasan Strategis Sekitar Bandar Udara
Blimbingsari adalah pada sub kawasan A (Blimbingsari) blok A2, A5, A10,
A13, A21, sub kawasan B (Karangbendo) blok B1, B2, B3, B4, B5, B6,
B11, B16, B21, B23, B26 sub kawasan C (Badean) blok C4, C17, C27,
C28.
e) Zona Peruntukan Lainnya
Zona peruntukan lainnya di Kawasan Strategis Sekitar Bandara Udara
Blimbingsari terbagi menjadi 2 (dua) sub zona yaitu : pertanian perkebunan
dan pariwisata.
- Pertanian Perkebunan (PL-1)
Zona pertanian lahan kering merupakan zona yang dikembangkan untuk
menampung kegiatan yang berhubungan dengan pengusahaan
mengusahakan tanaman tertentu, pemberian makanan, pengkandangan,
dan pemeliharaan hewan untuk pribadi atau tujuan komersial. Jenis
pertanian lahan kering yang terdapat di Kawasan Strategis Sekitar
Bandara Udara Blimbingsari berupa sawah, kebun dan tegalan yang
berada pada perumahan warga. Adapun persebaran di Sub Kawasan A
(Blimbingsari) Blok A3, A5, A6, A7, A10, A17, A18, A19, A20, A22; Sub
Kawasan B (Karangbendo) Blok B9, B11, B12, B13, B15, B17, B19, B25,
B27, B28, B30; dan Sub Kawasan C (Badean) Blok C1, C5, C9, C10,
C12, C18, C19, C21, C23, C24, C25, C29, C30, C34.
- Pariwisata (PL-3)
Zona pariwisata merupakan zona yang dikembangkan untuk
mengembangkan kegiatan pariwisata baik alam, buatan, maupun budaya.
Yang merupakan zona pariwisata pada Kawasan Strategis Sekitar
Bandara Udara Blimbingsari adalah kawasan pariwisata pemandian.
Adapun persebaran di Sub Kawasan B (Karangbendo) Blok B16 dan Sub
Kawasan C (Badean) Blok C2
f) Zona Peruntukan Khusus
Zona peruntukan khusus di Kawasan Strategis Sekitar Bandar Udara
Blimbingsari adalah berupa zona peruntukan khusus pertahanan dan
keamanan (Hankam).
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
33
EXECUTIVE SUMMARY
- Pertahanan Keamanan / Hankam (KH-1)
Zona peruntukan khusus pertahanan keamanan merupakan zona yang
dikembangkan untuk menjamin kegiatan dan pengembangan bidang
pertahanan dan keamanan. Jenis peruntukan khusus pertahanan dan
keamanan yang terdapat di Kawasan Strategis Sekitar Bandara Udara
Blimbingsari berupa kantor dan perumahan koramil yang berada di Sub
Kawasan B (Karangbendo) Blok B 1
g) Zona Peruntukan Campuran
Zona peruntukan campuran di Kawasan Strategis Sekitar Bandar Udara
Blimbingsari adalah berupa zona peruntukan campuran diantaranya
campuran perumahan dan perdagangan/jasa serta campuran perkantoran
dan perdagangan/jasa.
- Perumahan dan Perdagangan/Jasa (C-1)
Zona peruntukan campuran perumahan dan perdagangan/jasa
merupakan zona yang dikembangkan untuk menjamin kegiatan dan
pengembangan bidang perdagangan/jasa yang berada di lingkungan
perumahan. Jenis peruntukan ini di kawasan strategis sekitar bandar
udara Blimbingsari berupa campuran antara perumahan dan pertokoan
yang berada di sub kawasan A (Blimbingsari) blok A10, A13, A14.
- Perkantoran dan Perdagangan/Jasa (C-3)
Zona peruntukan campuran perkantoran dan perdagangan/jasa
merupakan zona yang dikembangkan untuk menjamin kegiatan dan
pengembangan bidang perkantoran dan perdagangan/jasa yang berada
dalam satu sub blok. Jenis peruntukan ini di kawasan strategis sekitar
bandar udara Blimbingsari berupa campuran antara perkantoran dan
perdagangan/jasa yang berada di sub kawasan A (Blimbingsari) blok A3,
A5, A6, A7, A10.
h) Zona Peruntukan Industri
Zona peruntukan industri di Kawasan Strategis Sekitar Bandar Udara
Blimbingsari adalah berupa zona peruntukan aneka industri.
- Aneka Industri (I-4)
Zona peruntukan aneka industri merupakan zona yang dikembangkan
untuk menjamin kegiatan industri yang menghasilkan beragam kebutuhan
konsumen. Jenis peruntukan ini di kawasan strategis sekitar bandar udara
Blimbingsari berupa industri pembuatan batu bata dan penggilingan padi
yang berada di sub kawasan A (Blimbingsari) blok A3, A14, A15, sub
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
34
EXECUTIVE SUMMARY
kawasan B (Karangbendo) blok B1, B5, B8, B11, B13, B16, B23, B25, B26,
B27, B28, sub kawasan C (Badean) blok C3.
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS
SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
35
EXECUTIVE SUMMARY
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
36
EXECUTIVE SUMMARY
BAB IV
RENCANA JARINGAN PRASARANA
4.1 SISTEM JARINGAN JALAN
Berdasarkan hierarkinya, jaringan jalan di Kawasan Strategis Sekitar Bandar
Udara Blimbingsari dapat dibedakan menjadi:
1) Jalan Arteri Primer
Adapun rencana pengembangan jalan arteri primer ini adalah berupa peningkatan
lebar dan mutu jalan untuk mengantisipasi adanya peningkatan volume kendaraan
akibat berkembangnya kawasan. Hal ini untuk mendukung pergerakan manusia dan
barang dalam lingkup regional.
2) Jalan Kolektor Primer
Adapun rencana pengembangan jalan kolektor primer ini adalah berupa peningkatan
lebar dan mutu jalan untuk mengantisipasi adanya peningkatan volume kendaraan
akibat berkembangnya kawasan.
3) Jalan Lokal Sekunder
Adapun rencana pengembangan jalan lokal sekunder ini adalah berupa peningkatan
lebar dan mutu jalan untuk mengantisipasi adanya peningkatan volume kendaraan
akibat berkembangnya kawasan.
4) Jalan Lingkungan
Adapun rencana pengembangan jalan lingkungan ini adalah berupa peningkatan
lebar dan mutu jalan untuk mengantisipasi adanya peningkatan volume kendaraan
akibat berkembangnya kawasan.
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
37
EXECUTIVE SUMMARY
4.2 SISTEM JARINGAN PERGERAKAN UDARA
Sistem jaringan pergerakan udara ini diantaranya adalah sistem pergerakan
yang ada di Bandar Udara Blimbingsari. Dalam perencanaan sistem pergerakan
udara ini penentuan rencana disesuaikan dengan yang telah direncanakan dalam
rencana induk pengembangan Bandar Udara Blimbingsari Kabupaten Banyuwangi.
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS
SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
38
EXECUTIVE SUMMARY
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
39
EXECUTIVE SUMMARY
4.3 RENCANA JARINGAN ENERGI/KELISTRIKAN
Berikut rencana pengembangan energy/kelistrikan :
1) Pengembangan jaringan distribusi sekunder berupa Saluran Udara Tegangan
Menengah (SUTM) 6 KV – 20 KV yang ditempatkan pada jaringan jalan
lingkungan untuk meningkatkan pelayanan listrik dari jaringan distribusi primer
yang ada. Pengembangan jaringan ini akan dilengkapi dengan infrastruktur
pendukungnya.
2) Penambahan dan perbaikan sistem jaringan listrik pada kawasan-kawasan
yang belum terlayani serta pemasangan penerangan jalan pada jalur utama
dan terutama pada daerah rawan kecelakaan.
4.4 RENCANA JARINGAN TELEKOMUNIKASI
Berikut rencana jaringan telekomunikasi :
1) Peningkatan pelayanan jaringan telekomunikasi yang menjangkau seluruh
wilayah di Kawasan Strategis Sekitar Bandar Udara Blimbingsari.
2) Pembangunan BTS bersama. Pendirian menara Base Transceiver Station
(BTS) dengan sistem menara bersama untuk menyinergikan ketersediaan
ruang kawasan dan kebutuhan menara BTS yang diseimbangkan dengan
jumlah pengelolaan menara bersama, sehingga dapat dicapai efektivitas dan
efisiensi pemanfaatan tata ruang kawasan.
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS
SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
40
EXECUTIVE SUMMARY
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
41
EXECUTIVE SUMMARY
4.5 RENCANA JARINGAN AIR BERSIH
Adapun rencana pengembangan jaringan air bersih di Kawasan Strategis
Sekitar Bandar Udara Blimbingsari berupa rencana kebutuhan dan sistem
penyediaan air bersih, yang terdiri atas:
1) Pengembangan sistem penyediaan air minum yang mencakup sistem jaringan
perpipaan dan bukan jaringan perpipaan. Pengembangan jaringan air minum
direncanakan pada seluruh sub kawasan yang dimana pengembangannya
mengikuti pengembangan jaringan jalan yang ada;
2) Pembangunan bangunan pengambil air baku, bangunan penunjang dan
bangunan pelengkap serta bak penampung air;
3) Pembangunan sumur resapan di kawasan perumahan pada seluruh sub
kawasan;
4) Monitoring kualitas air bersih untuk menjaga kualitas air bersih yang dikonsumsi
oleh penduduk sesuai dengan standar baku mutu pada seluruh sub kawasan.
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS
SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
42
EXECUTIVE SUMMARY
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
43
EXECUTIVE SUMMARY
4.6 RENCANA JARINGAN DRAINASE
Adapun kebutuhan pegembangan saluran pembuangan di Kawasan Strategis
Sekitar Bandar Udara Blimbingsari yang perlu diperhatikan yaitu :
1) Perluasan jaringan ke wilayah-wilayah permukiman dan penyediaan saluran
sesuai perkiraan kebutuhan, kebutuhan terhadap drainase ini tidak hanya untuk
rumah tangga, tetapi juga untuk fasilitas sosial, perdagangan dan komersial
pada seluruh sub kawasan;
2) Pemeliharaan dan pengawasan pada tiap saluran drainase secara rutin dari
penumpukan sedimen dan sampah;
3) Pemeliharaan pintu air secara berkala;
4) Pensosialisasian program kepedulian terdahap kebersihan dan perawatan
sungai, dengan tidak membuang sampah dan limbah ke sungai.
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS
SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
44
EXECUTIVE SUMMARY
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
45
EXECUTIVE SUMMARY
4.7 RENCANA JARINGAN PEMBUANGAN AIR LIMBAH
Adapun rencana pengembangan jaringan air limbah pada wilayah perencanaan
meliputi pengembangan sistem on site yaitu berupa sistem pembuangan air imbah
yang dimiiki oleh masing-masing pihak yang melakukan kegiatan yang menghasilkan
limbah. Jaringan tersebut terutama ditujukan untuk semua kawasan industri, baik
industri kecil maupun aneka industri yang terdapat pada wilayah perencanaan. Hal
tersebut dimaksudkan untuk mempermudah pembangunan dan perawatan jaringan
air limbah di seluruh sub kawasan.
4.8 RENCANA JARINGAN PERSAMPAHAN
Adapun rencana penanganan sampah di Kawasan Strategis Sekitar Bandar
Udara Blimbingsari antara lain adalah :
1) Peningkatan pelayanan persampahan baik untuk sistem pengangkutan maupun
pengelolaan dengan mengembangkan konsep bank sampah pada seluruh sub
kawasan;
2) Peningkatan penyediaan sarana dan prasarana pengangkutan dan pengelolaan
sampah dari TPS menuju TPA;
3) Program pengolahan sampah dengan sistem composting atau pengomposan
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
46
EXECUTIVE SUMMARY
BAB V
PENETAPAN SUB KAWASAN YANG
DIPRIORITASKAN PENANGANANNYA
5.1 PENETAPAN SUB KAWASAN YANG DIPRIORITASKAN
Dalam penetapan lokasi Sub Kawasan yang diprioritaskan penanganannya,
dilakukan penilaian terhadap seluruh Sub Kawasan di Kawasan Strategis Sekitar
Bandar Udara Blimbingsari. Mengingat tujuan penataan ruang Kawasan Strategis
Sekitar Bandar Udara Blimbingsari diarahkan pada pengembangan pusat-pusat baru
sebagai penunjang fungsi Kawasan Strategis Sekitar Bandar Udara Blimbingsari,
maka ditentukan Sub Kawasan mana yang dapat mewakili isi dari tujuan tersebut.
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS
SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
47
EXECUTIVE SUMMARY
Tabel 6.1
Tabel Penentuan Sub Kawasan yang Diprioritaskan
SUB KAWASAN
FUNGSI UTAMA SUB KAWASAN
TINGKAT KESESUAIAN
DENGAN TUJUAN KAWASAN
NILAI PENTING SUB KAWASAN
KONDISI SOSIAL, EKONOMI DAN LINGKUNGAN
DAYA DUKUNG
DAN DAYA TAMPUNG
KETENTUAN PERATURAN
PERUNDANGAN TERKAIT
TOTAL SKOR
A Sarana Pelayanan Umum Transportasi Udara, Permukiman, Peruntukan campuran perkantoran - perdagangan dan jasa, pertanian
Sangat Tinggi - menunjang pengembangan kawasan karena sesuai dengan tujuan Kawasan Strategis Kawasan Skitar Bandar Udara Blimbingsari
Sangat Penting - karena pengembangan sarana pelayanan umum transportasi udara, perumahan, serta kegiatan perkantoran, perdagangan dan jasa diarahkan pada pusat-pusat baru
Menunjang karena: Ek: Pengembangan kegiatan perdagangan dan jasa Sos – bud: Membentuk masyarakat dengan adanya pengembangan SPU Link: Perubahan lahan pertanian menjadi kawasan terbangun sehingga terjadi peningkatan kegiatan
Sedang
Sesuai : karena sudah mendukung kegiatan perdagangan jasa, sarana pelayanan umum dan perumahan
21
Skor - 5 Skor - 5 Skor – 4 Skor - 3 Skor - 4 B Perumahan dan
Pertanian Sedang - menunjang salah satu fungsi utama pengembangan kota
Kurang penting: Karena kurang didukung oleh pengembangan pelayanan umum.
Cukup Menunjang karena: Ek: mempertahankan pertanian produktif Sos – bud: Membentuk masyarakat dengan adanya pengembangan SPU Link: Perubahan lahan pertanian menjadi perumahan sehingga terjadi peningkatan kegiatan
Sedang
Sesuai : Mendukung kawasan perumahan perkotaan dan kelengkapan prasarana umum
15
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS
SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
48
EXECUTIVE SUMMARY
SUB KAWASAN
FUNGSI UTAMA SUB KAWASAN
TINGKAT KESESUAIAN
DENGAN TUJUAN KAWASAN
NILAI PENTING SUB KAWASAN
KONDISI SOSIAL, EKONOMI DAN LINGKUNGAN
DAYA DUKUNG
DAN DAYA TAMPUNG
KETENTUAN PERATURAN
PERUNDANGAN TERKAIT
TOTAL SKOR
Skor – 3 Skor - 2 Skor - 3 Skor - 3 Skor - 4 C Pendidikan,
perumahan, , perdagangan, pertanian
Sedang - menunjang salah satu fungsi utama pengembangan kota
Kurang penting: Karena kurang didukung oleh pengembangan pelayanan umum.
Cukup Menunjang karena: Ek: mempertahankan pertanian produktif Sos – bud: Membentuk masyarakat dengan adanya pengembangan SPU Link: Perubahan lahan pertanian menjadi perumahan sehingga terjadi peningkatan kegiatan
Sedang Sesuai : Mendukung pengembangan perdagangan – jasa dan prasarana umum
15
Skor – 3 Skor - 2 Skor – 3 Skor – 3 Skor - 4
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
49
EXECUTIVE SUMMARY
5.2 RENCANA PENANGANAN SUB KAWASAN YANG DIPRIORITASKAN
Penanganan yang dimaksud adalah pengaturan Bandar Udara
Blimbingsari sebagai salah satu kawasan strategis Kabupaten yang ditunjang
oleh kegiatan perdagangan dan jasa.
1) Penataan kawasan secara lebih rinci dengan penyusunan RTBL;
Untuk melakukan penataan Sub Kawasan yang diprioritaskan
penangannanya terlebih dahulu perlu dilakukan kajian khusus terkait Sub
Kawasan tersebut. Kajian yang dilakukan bisa berupa studi lanjutan atau
penyusnan Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan untuk mengatur
secaran lebih mendetail Sub Kawasan tersebut.
2) Penyediaan lahan untuk pengembangan Bandar Udara Blimbingsari;
Lahan dan lokasi yang telah diijinkan untuk pengembangan Bandar Udara
Blimbingsari kemudian dikembangkan sesuai fungsinya seperti
penambahan bangunan gedung yang dibutuhkan serta persiapan lahan
yang kemudian akan disiapkan untuk pembangunan fasilitas lain.
3) Penyediaan sarana dan prasarana;
Berbagai kegiatan yang dapat dilakukan dalam membutuhkan suatu sarana
dan prasarana sebagai wadah berkembangkan kawasan tersebut. Sarana
berupa pembangunan atau penyediaan fasilitas baru.
4) Pengembangan prasarana pejalan kaki;
Salah satu prasarana yang penting dalam lingkungan permukiman ada
prasarana pejalan kaki. Sebagai fasilitas penunjang untuk pejalan kaki,
fasilitas ini membutuhkan pelengkap antara lain jalur hijau, tempat
peristirahatan, tempat sampah dan sebagainya.
5) Penyediaan RTH;
Ruang terbuka hijau yang dibutuhkan dalam perkotaan sebesar 30% terbagi
atas 20% RTH publik dan 10% RTH privat. RTH yang perlu disediakan pada
semua Sub Kawasan termasuk dalam RTH privat yang disediakan pada
pekarangan perkantoran dan pekarangan peribadatan, serta RTH publik.
6) Penataan sirkuasi lalu lintas; dan Pengaturan sistem perparkiran.
Adanya kegiatan pada Sub Kawasan prioritas membuat tarikan semakin
besar sehingga untuk mengatasi permasalahan lalu lintas dibuthkan sarana
penunjang yaitu parkir. Dalam hal penataan sirkulasi lalu lintas,
berhubungan pula dengan pengaturan sistem perparkiran pada Sub
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
50
EXECUTIVE SUMMARY
Kawasan prioritas. Untuk mengurangi kemacetan diharuskan sistem
perperkiran menggunakan sistem parkir off street.
7) Pengaturan sistem perparkiran.
Penataan area perparkiran merupakan salah satu dari kegiatan penataan
estetika perkotaan. Apabila sistem perparkirannya tidak terkendali dan tidak
disediakan area parkir yang memadai maka dampaknya adalah rawannya
kemacetan lalu lintas, hal ini karena dengan tidak tersedianya lokasi parkir
yang memadai/mencukupi, maka alternatif utamanya adalah pemanfaatan
badan jalan. Apabila badan jalan dimanfaatkan sebagai tempat parkir,
padahal volume kendaraan padat dan aktivitas kawasan padat, maka akan
menimbulkan kemacetan lalu lintas. Guna mengatasi masalah tersebut
maka perlu adanya penataan sistem perparkiran baik dengan sistem parkir
pararel ataupun dengan cara membuat tempat parkir tersendiri.
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS
SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
51
EXECUTIVE SUMMARY
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS
SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
52
EXECUTIVE SUMMARY
BAB VII
PERATURAN ZONASI
7.1 PERATURAN ZONASI KAWASAN LINDUNG
7.1.1 KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN
Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan di kawasan lindung mengacu
kepada Matriks ITBX pada tabel berikut :
Tabel 8.1
Kegiatan dan Penggunaan Lahan Kawasan Lindung
Kawasan Strategis Sekitar Bandar Udara Blimbingsari
KEGIATAN/ ZONA ZONA
PERLINDUNGAN SETEMPAT
ZONA RUANG TERBUKA HIJAU
ZONA RAWAN BENCANA
KETERA-NGAN
PS RTH RB
PERUMAHAN
Rumah Susun X X X Rumah kost X X X Rumah kampung X X X Rumah tunggal X X X Rumah kopel X X X Rumah deret X X X Guest house X X X Asrama X X X
PERJAS Ruko X X X Toko X X X Warung X X X Pasar lingkungan X X X
PKL X X X
PKL liar yang ada hendaknya direlokasi ke dalam sentra PKL atau ke dalam pasar agar tidak mengganggu aksesibiltas serta agar tidak menyebabkan kekumuhan
Penyaluran grosir X X X Supermarket X X X Bahan bangunan dan perkakas
X X X
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS
SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
53
EXECUTIVE SUMMARY
KEGIATAN/ ZONA ZONA
PERLINDUNGAN SETEMPAT
ZONA RUANG TERBUKA HIJAU
ZONA RAWAN BENCANA
KETERA-NGAN
PS RTH RB
Peralatan rumah tangga
X X X
Hewan peliharaan X X X Alat dan bahan farmasi
X X X
Pakaian dan aksesoris
X X X
Tanaman X X X Kendaraan bermotor dan perlengkapannya
X X X
Jasa bangunan X X X Jasa lembaga keuangan
X X X
Jasa komunikasi X X X Jasa bengkel X X X SPBU X X X Jasa penyediaan ruang pertemuan
X X X
Jasa pemasaran properti
X X X
Jasa perkantoran/bisnis lainnya
X X X
Taman hiburan X X X Taman perkemahan X X X Bisnis lapangan olah raga
X X X
Relaksasi X X X Restoran X X X Penginapan hotel X X X Penginapan losmen X X X Salon X X X Laundry X X X Penitipan anak X X X
PEMERINTAHAN Kantor pemerintahan pusat
X X X
Kantor pemerintahan propinsi
X X X
Kantor pemerintahan kota/kabupaten
X X X
Kantor kecamatan X X X Kantor kelurahan X X X Polsek X X X Kantor Swasta X X X
INDUSTRI Makanan minuman X X X Industri Bahan Bangunan
X X X
SARANA PELAYANAN
UMUM
TK X X X SD X X X SMP X X X SMA/SMK X X X Perguruan tinggi/akademi
X X X
Laboratorium kesehatan
X X X
Puskesmas X X X Puskesmas pembantu
X X X
Apotek X X X Posyandu X X X Praktek Dokter X X X Bidan X X X Poliklinik X X X
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS
SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
54
EXECUTIVE SUMMARY
KEGIATAN/ ZONA ZONA
PERLINDUNGAN SETEMPAT
ZONA RUANG TERBUKA HIJAU
ZONA RAWAN BENCANA
KETERA-NGAN
PS RTH RB
Lapangan olah raga X X X Gelanggang olah raga
X X X
Gedung olah raga X X X Masjid X I X Gereja X I X Pura X I X Vihara X I X Kelenteng X I X Langgar/Mushola X I X Gedung pertemuan lingkungan
X X X
Gedung pertemuan kota
X X X
Balai pertemuan dan pameran
X X X
Gedung Serbaguna X X X Bandar Udara X X X X Tempat Parkir X X X RUANG TERBUKA
HIJAU
Jalur hijau X I I Taman kota X I X TPU X I X Sempadan/penyangga
I I I
Pekarangan X T T RUANG TERBUKA
NON HIJAU
Plasa X X X Taman bermain dan rekreasi
X X X
Trotoar X X X Tempat Parkir X X T
PERUNTUKAN LAINNYA
Wisata alam I X X Wisata buatan X X X Wisata budaya X X X Tambak X X X Kolam X X X Pertanian X X X
PERUNTUKAN KHUSUS
BTS X X X Pengolahan sampah X X X Komando Rayon Militer
X X X
Sumber: Rencana, 2013
7.1.2 KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG
A) KDB
KDB maksimum yang diizinkan untuk masing – masing zona pada kawasan lindung
dapat dilihat pada tabel berikut :
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS
SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
55
EXECUTIVE SUMMARY
Tabel 8.2
KDB Maksimum Kawasan Lindung
Kawasan Strategis Sekitar Bandar Udara Blimbingsari
No Zona dan Sub Zona Kode Zona KDB Maksimum
(%) 1 Perlindungan Setempat PS 10 2 Ruang Terbuka Hijau RTH 10 3 Rawan Bencana RB 10
Sumber: Rencana, 2013
B) KLB
KLB maksimum yang diizinkan untuk masing – masing zona pada kawasan lindung
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 8.3
KLB Maksimum Kawasan Lindung
Kawasan Strategis Sekitar Bandar Udara Blimbingsari
No Zona dan Sub Zona Kode Zona KLB Maksimum
(%) 1 Perlindungan Setempat PS 10 2 Ruang Terbuka Hijau RTH 10 3 Rawan Bencana RB 10
Sumber: Rencana, 2013
C) KDH
KDH minimum yang diizinkan untuk masing – masing zona pada kawasan lindung
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 8.4
KDH Maksimum Kawasan Lindung
Kawasan Strategis Sekitar Bandar Udara Blimbingsari
No Zona dan Sub Zona Kode Zona KDH Minimum
(%) 1 Perlindungan Setempat PS 90 2 Ruang Terbuka Hijau RTH 90 3 Rawan Bencana RB 90
Sumber: Rencana, 2013
7.1.3 KETENTUAN TATA BANGUNAN
A) GSB
GSB yang ditetapkan untuk masing – masing zona dan sub zona di kawasan lindung
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 8.5
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS
SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
56
EXECUTIVE SUMMARY
GSB Kawasan Lindung
Kawasan Strategis Sekitar Bandar Udara Blimbingsari
No Zona dan Sub Zona Kode Zona GSB Depan
(Meter) 1 Perlindungan Setempat PS 0 2 Ruang Terbuka Hijau RTH 0 3 Rawan Bencana RB 0
Sumber: Rencana, 2013
B) Ketinggian Maksimum
Ketinggian yang ditetapkan untuk masing – masing zona dan sub zona di kawasan
lindung dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 8.6
Ketinggian Maksimum Kawasan Lindung
Kawasan Strategis Sekitar Bandar Udara Blimbingsari
No Zona dan Sub Zona Kode Zona Ketinggian Maksimum
(meter) 1 Perlindungan Setempat PS 4 2 Ruang Terbuka Hijau RTH 4 3 Rawan Bencana RB 4
Sumber: Rencana, 2013
Ketentuan lain yang mengatur mengenai ketinggian bangunan adalah:
- Jarak vertikal dari lantai dasar ke lantai di atasnya tidak boleh lebih dari 7 meter
- Bangunan yang memiliki luas mezanin lebih dari 50% dari luas lantai dasar
dianggap sebagai lantai penuh.
C) Tampilan Bangunan
Ketentuan tampilan bangunan pada masing – masing zona dan sub zona di kawasan
lindung adalah sebagai berikut :
1) Zona Perlindungan Setempat (PS)
- Ketentuan arsitektural yang berlaku pada zona ini adalah bebas, dengan
catatan tetap memperhatikan keindahan dan keserasian lingkungan sekitar
- Bahan bangunan yang berlaku pada sub zona ini adalah bahan bangunan
yang bersifat alami seperti kayu, rotan, dll.
- Warna bangunan, tekstur bangunan, tidak diatur mengikat
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS
SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
57
EXECUTIVE SUMMARY
2) Zona Ruang Terbuka Hijau (RTH) dan Zona Rawan Bencana (RB)
- Ketentuan arsitektural yang berlaku pada zona ini adalah bebas, dengan
catatan tetap memperhatikan keindahan dan keserasian lingkungan sekitar
- Bahan bangunan yang berlaku pada sub zona ini adalah bahan bangunan
ramah lingkungan
- Warna bangunan, tekstur bangunan, tidak diatur mengikat
7.1.4 KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMAL
A) Jalur Pejalan Kaki
- Zona Perlindungan Setempat (PS)
Jalur pejalan kaki berupa jalan setapak selebar 2 meter tanpa perkerasan
- Zona Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Jalur pejalan kaki dalam zona ini adalah selebar 4 meter dengan perkerasan
paving dan dilengkapi dengan penerangan jalan
B) Utilitas Perkotaan
- Zona Ruang Terbuka Hijau (RTH)
Terpenuhinya jaringan listrik, drainase dan air bersih untuk kebutuhan Ruang
Terbuka Hijau Pasif
C) Prasarana Lingkungan
- Zona Perlindungan Setempat (PS)
Memiliki kemudahan akses yang dapat dilewati pemadam kebakaran dan
perlindungan sipil, lebar jalan minimum 3,5 meter
7.1.5 KETENTUAN PELAKSANAAN
A) Pembangunan yang sesuai dengan peraturan zonasi ini akan diberikan insentif
berupa kemudahan perizinan pembangunan, keringanan pajak, kompensasi imbalan,
subsidi prasarana, pengalihan hak membangun dan ketentuan teknis lainnya
B) Pembangunan yang tidak sesuai dengan peratruan zonasi ini akan diberikan izin
mendirikan bangunan apabila terjadi pelanggaran akan dikenakan sanksi berupa
pengenaan denda, pengenaan pajak dan retribusi yang tinggi, serta pembatasan
penyediaan prasarana dan sarana
7.1.6 MATERI OPSIONAL
A) Ketentuan Tambahan
Bagi bangunan yang telah berdiri ataupun dimiliki secara turun temurun tidak
diperbolehkan merubah ataupun menambah bangunan.
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS
SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
58
EXECUTIVE SUMMARY
B) Ketentuan Perubahan Peraturan Zonasi
Perubahan peraturan zonasi dapat berupa perubahan ketentuan prasarana minimum
atau perubahan lainnya yang masih ditoleransi tanpa menyebabkan perubahan
fungsi sub blok sebagai kawasan lindung.
7.2 ARAHAN ZONASI KAWASAN BUDIDAYA
7.2.1 KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN
Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan di kawasan budi daya mengacu kepada
Matriks ITBX pada tabel berikut :
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS
SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
59
EXECUTIVE SUMMARY
Tabel 8.7
Keiatan dan Penggunaan Lahan Kawasan Budidaya
Kawasan Strategis Sekitar Bandar Udara Blimbingsari
KEGIATAN/ ZONA
ZONA PERUMAHAN
ZONA PERDA-GANGAN
DAN JASA
ZONA PERKAN-TORAN
INDUSTRI SPU ZONA
PERUNTUKAN LAINNYA
ZONA PERUN-TUKAN
KHUSUS
ZONA PERUNTUKAN
CAMPURAN KETERANGAN
R-2 R-3 R-4 R-5 K-3 KT-1 I-4 SPU-1 SPU-2 SPU-3 SPU-6 PL-1 PL-3 KH-1 C-1 C-3
PERUMAHAN
Rumah Susun I I T T X X X X X X X X X X I X
Rumah kost I I I I X X X X X X X X X X I X
Rumah kampung I I I I X X X X X X X X X X I X
Rumah tunggal I I I I T X X X X X X X X X I X
Rumah kopel I I I I T X X X X X X X X X I X
Rumah deret I I I I X X X X X X X X X X I X
Guest house B I I I T X X X X X X X X X I X
Asrama I I I I X X X T X X X X X X X X
PERJAS
Ruko T I I I I T X X X X X X X X I I
Toko T I I I I T X X X X X X X X I I
Warung T I I I I T X T X X X X X X I I
Pasar lingkungan B B B B I X X X X X X X X X I I
PKL X X X X T X X X X X X X X X T T
PKL liar yang ada hendaknya direlokasi ke dalam sentra PKL atau ke dalam pasar agar tidak mengganggu aksesibiltas serta agar tidak menyebabkan kekumuhan
Penyaluran grosir X T B B I X X X X X X X X X X X
Supermarket T I I I I X X X X X X X X X X X
Bahan bangunan dan perkakas
X B B B I X X X X X X X X X I I
Peralatan rumah tangga
T B B B I X X X X X X X X X I I
Hewan peliharaan B B I I I X X X X X X X X X I I
Alat dan bahan B B B B I X X X X X X X X X I I
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS
SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
60
EXECUTIVE SUMMARY
KEGIATAN/ ZONA
ZONA PERUMAHAN
ZONA PERDA-GANGAN
DAN JASA
ZONA PERKAN-TORAN
INDUSTRI SPU ZONA
PERUNTUKAN LAINNYA
ZONA PERUN-TUKAN
KHUSUS
ZONA PERUNTUKAN
CAMPURAN KETERANGAN
R-2 R-3 R-4 R-5 K-3 KT-1 I-4 SPU-1 SPU-2 SPU-3 SPU-6 PL-1 PL-3 KH-1 C-1 C-3
farmasi
Pakaian dan aksesoris
T T I I I X X X X X X X X X I I
Tanaman T T B B I X X X X X X X X X I I
Kendaraan bermotor dan perlengkapannya
X T I I I X X X X X X X X X I I
Jasa bangunan T I I I I X X X X X X X X X I I
Jasa lembaga keuangan
X B B B I X X X X X X X X X I I
Jasa komunikasi T T I I I X X X X X X X X X I I
Jasa bengkel T I I I I X X X X X X X X X I I
SPBU B B B B I X B X X X X X X X X X
Jasa penyediaan ruang pertemuan
T I I I I T X X X X X X X X I I
Jasa pemasaran properti
T B B B I X X X X X X X X X I I
Jasa perkantoran/bisnis lainnya
T T T T I X T X X X X X X X I I
Taman hiburan T T T T I X X X X X X X X X I I
Taman perkemahan
X X T T I X X X X X X X X X I I
Bisnis lapangan olah raga
T T T T I X X X X X X X X X I I
Relaksasi T T I I I X X X X X X X X X I I
Restoran T I T T I T X X X X X X X X I I
Penginapan hotel X T B B I X X X X X X X X X I I
Penginapan losmen
B B B B I X X X X X X X X X I I
Salon I B I I I X X X X X X X X X I I
Laundry I I I I I X X X X X X X X X I I
Penitipan anak I I I I I X X X X X X X X X I I
PEMERINTAHAN
Kantor pemerintahan pusat
X X X X X I X X X X X X X X X X
Kantor pemerintahan
X X X X X I X X X X X X X X X X
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS
SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
61
EXECUTIVE SUMMARY
KEGIATAN/ ZONA
ZONA PERUMAHAN
ZONA PERDA-GANGAN
DAN JASA
ZONA PERKAN-TORAN
INDUSTRI SPU ZONA
PERUNTUKAN LAINNYA
ZONA PERUN-TUKAN
KHUSUS
ZONA PERUNTUKAN
CAMPURAN KETERANGAN
R-2 R-3 R-4 R-5 K-3 KT-1 I-4 SPU-1 SPU-2 SPU-3 SPU-6 PL-1 PL-3 KH-1 C-1 C-3
propinsi
Kantor pemerintahan kota/kabupaten
X X X X X I X X X X X X X X X X
Kantor kecamatan X T T T X I X X X X X X X X X X
Kantor kelurahan T T I I X I X X X X X X X X X X
Polsek B B B B X I X X X X X X X X X X
Kantor Swasta X X X X X X X X X X X X X X X I
INDUSTRI
Makanan minuman
X B B B X X I X X X X X X X X X
Industri Bahan Bangunan
X X X X X X I X X X X X X X X X
SARANA PELAYANAN
UMUM
TK I I I I X X X I X X X X X X X X
SD I I I I X X X I X X X X X X X X
SMP I I I I X X X I X X X X X X X X
SMA/SMK B I I I X X X I X X X X X X X X
Perguruan tinggi/akademi
X B I I X X X I X X X X X X X X
Laboratorium kesehatan
T I I I X X X X X I X X X X X X
Puskesmas T T I I X X X X X I X X X X X X
Puskesmas pembantu
T T T T X X X X X I X X X X X X
Apotek T T T T X X X X X I X X X X X X
Posyandu T T T T X X X X X I X X X X X X
Praktek Dokter T I I I I X X X X I X X X X X X
Bidan T I I I X X X X X I X X X X X X
Poliklinik T I I I X T T T X I X X X X X X
Lapangan olah raga
I I I I X T X I X X X X X X X X
Gelanggang olah raga
T I I I X X X X X X X X X X X X
Gedung olah raga I I I I T X X X X X X X X X X X
Masjid I I I I I I T T T T I X X X X X
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS
SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
62
EXECUTIVE SUMMARY
KEGIATAN/ ZONA
ZONA PERUMAHAN
ZONA PERDA-GANGAN
DAN JASA
ZONA PERKAN-TORAN
INDUSTRI SPU ZONA
PERUNTUKAN LAINNYA
ZONA PERUN-TUKAN
KHUSUS
ZONA PERUNTUKAN
CAMPURAN KETERANGAN
R-2 R-3 R-4 R-5 K-3 KT-1 I-4 SPU-1 SPU-2 SPU-3 SPU-6 PL-1 PL-3 KH-1 C-1 C-3
Gereja I I I I I I T T T T I X X X X X
Pura I I I I I I T T T T I X X X X X
Vihara I I I I I I T T T T I X X X X X
Kelenteng I I I I I I T T T T I X X X X X
Langgar/Mushola I I I I I I T T T T I X X X I I
Gedung pertemuan lingkungan
I I I I X X X T X X X X X X X X
Gedung pertemuan kota
B B I I X I X T X X X X X X X X
Balai pertemuan dan pameran
I I I I X I X T X X X X X X X X
Gedung Serbaguna
I I I I I I X I X X X X X X X X
Bandar Udara X X X X X X X X I X X X X X X X X
Tempat Parkir T T T T I I I T T T T X X X I I
RUANG TERBUKA HIJAU
Jalur hijau I I I I I I I X X X X X X X I I
Taman kota I I I I I I X X X X X X X X I I
TPU X X I I X X X X X X X X X X X X
Sempadan/penyangga
X X I I X X I X X X X I I X X X
Pekarangan T T I I X X X T X X X X I I X X
RUANG TERBUKA NON
HIJAU
Plasa B B I I I I X T X X X X X X I I
Taman bermain dan rekreasi
I I I I I I X X X X X X I X I I
Trotoar I I I I I I X I I I X X I I I I
Tempat Parkir T T I I I I I T I I X X I I I I
PERUNTUKAN LAINNYA
Wisata alam X B B B X X X X X X X X X X X X
Wisata buatan B B B B B X X X X X X X I X B B
Wisata budaya B B B B X X X X X X X X X X X X
Tambak X X X X X X X X X X X X X X X X
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS
SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
63
EXECUTIVE SUMMARY
KEGIATAN/ ZONA
ZONA PERUMAHAN
ZONA PERDA-GANGAN
DAN JASA
ZONA PERKAN-TORAN
INDUSTRI SPU ZONA
PERUNTUKAN LAINNYA
ZONA PERUN-TUKAN
KHUSUS
ZONA PERUNTUKAN
CAMPURAN KETERANGAN
R-2 R-3 R-4 R-5 K-3 KT-1 I-4 SPU-1 SPU-2 SPU-3 SPU-6 PL-1 PL-3 KH-1 C-1 C-3
Kolam X X X X X X X X X X X X X X X X
Pertanian X X B B X X X X X X X I X X X X
PERUNTUKAN KHUSUS
BTS X B B B X X X X X X X X X X X X
Pengolahan sampah
X B B B X X T X X X X X X X X X
Komando Rayon Militer
X I I I X X T X X X X X X I X X
Sumber: Rencana, 2013
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS
SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
64
EXECUTIVE SUMMARY
1) Zona Perumahan
Perumahan Kepadatan Tinggi (R-2)
a) Pemanfaatan Bersyarat Secara Terbatas (T) :
> Ruko, toko, warung, supermarket, peralatan rumah tangga, pakaian dan
asesoris, tanaman, jasa bangunan, jasa komunikasi, jasa bengkel, jasa
penyediaan ruang pertemuan, jasa pemasaran properti, jasa
perkantoran/bisnis lainnya, taman hiburan, bisnis lapangan olahraga,
relaksasi, dan restoran dengan batasan :
1. Sesuai dengan kebutuhan masyarakat berdasarkan jangkauan
2. Berada pada bangunan rumah toko dan/atau terdapat pada lantai 1
> Polsek dengan batasan
1. Sesuai dengan kebutuhan minimum masyarakat dan berdasarkan
standar jangkauan pelayanan
2. Dibangun terpisah dari rumah
> Laboratorium kesehatan, puskesmas, puskesmas pembantu, posyandu,
apotek, praktek dokter, bidan dan poliklinik dengan batasan :
1. Sesuai dengan kebutuhan minimum masyarakat dan berdasarkan
standar jangkauan pelayanan.
2. Tergabung dengan bangunan rumah susun dan terdapat pada lantai
1.
3. Jumlah maksimal perbandingan dari masing – masing kegiatan lahan
tersebut dengan jumlah rumah yang ada di blok tersebut adalah
1:100
> Gelanggag olahraga dengan batasan :
1. Melayani kebutuhan tingkat lingkungan
2. Dibangun terpisah dari rumah
3. Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya
> Pekarangan dan tempat parkir dengan batasan :
1. Bergabung dengan lahan terbangun, merupakan bagian dari luas
lahan yang tidak terbangun
2. Luasan berdasarkan kebutuhan pemilik lahan
b) Pemanfaatan Bersyarat Tertentu (B) :
> SPBU diizinkan dengan syarat :
- Melaksanakan penyusunan dokumen AMDAL;
- Melaksanakan penyusunan ANDALIN;
- Mengenakan biaya dampak pembangunan (development impact fee);
- Mendapat persetujuan dari Ketua RT dan Ketua RW setempat;
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS
SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
65
EXECUTIVE SUMMARY
- Memperoleh persetujuan dari Ketua RT dan Ketua RW setempat,
memperoleh persetujuan dari masyarakat setempat; dan
> Perdagangan/jasa hewan peliharaan serta perdagangan/jasa alat dan
bahan farmasi
- Melaksanakan penyusunan dokumen AMDAL;
- Limbah kegiatan tidak mengganggu kelestarian lingkungan;
- Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya.
> Penginapan atau losmen dengan syarat :
- Melaksanakan penyusunan dokumen AMDAL;
- Melaksanakan penyusunan UKL dan UPL;
- Melaksanakan penyusunan ANDALALIN;
- Memperoleh persetujuan dari Ketua RT, Ketua RW dan masyarakat
setempat;
> POLSEK, SMA/SMK, Gedung pertemuan kota, plasa dengan syarat :
- Memperoleh persetujuan dari Ketua RT, Ketua RW dan masyarakat
setempat;
- Sesuai dengan kebutuhan minimum masyarakat pada sub-kawasan
dan berdasarkan standar radius jangkauan pelayanan
Perumahan Kepadatan Sedang (R-3)
a) Pemanfaatan Bersyarat secara Terbatas (T) :
> Penyaluran grosir, jasa pakaian dan aksesoris, perdagangan tanaman,
kendaraan bermotor dan perlengkapannya, jasa komunikasi, jasa
perkantoran dan bisnis lainnya, taman hiburan, bisnis lapangan
olahraga, relaksasi, penginapan hotel, Kantor kecamatan dan kantor
kelurahan, Puskesmas dan puskesmas pembantu, posyandu, dengan
batasan:
- Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
- Sesuai kebutuhan minimal masyarakat pada zona terkait
- Berdasarkan standar jangkauan pelayanan minimum
- KDB maksimum sebesar 60%;
- KLB maksimum 180%;
- KDH minimal 40% dari luas persil.
> Tempat parkir dengan batasan :
- Bergabung dengan lahan terbangun, merupakan bagian dari luas
lahan yang tidak terbangun.
- Luasan berdasarkan kebutuhan pemilik lahan.
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS
SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
66
EXECUTIVE SUMMARY
b) Pemanfaatan Bersyarat Tertentu (B)
> Pasar lingkungan, perdagangan bahan bangunan dan perkakas,
peralatan rumah tangga, hewan peliharaan, alat dan bahan farmasi, jasa
lembaga keuangan, jasa pemasaran property,penginapan losmen,
salon, Polsek, Perguruan tinggi atau akademi, dan gedung pertemuan
kota, plasa dengan syarat :
- Memperoleh persetujuan dari Ketua RT, Ketua RW, dan masyarakat
setempat;
- Melaksanakan penyusunan dokumen AMDAL;
- Sesuai dengan kebutuhan minimum masyarakat pada sub kawasan
dan berdasarkan standar radius jangkauan pelayanan
> SPBU, industri makanan dan minuman, Wisata alam, wisata buatan
dan wisata budaya dengan syarat :
- Melaksanakan penyusunan UKL dan UPL;
- Melaksanakan penyusunan ANDALIN;
- Mengenakan biaya dampak pembangunan (development impact fee);
- Memperoleh persetujuan dari pihak pengelola/manajemen kawasan
terkait serta perangkat desa dan masyarakat setempat.
> BTS dan pengelolaan sampah dengan syarat :
- Melaksanakan prosedur perijinan sesuai dengan peraturan
administrative
- Memperoleh persetujuan dari Ketua RT, Ketua RW dan masyarakat
setempat;
- Sesuai dengan kebutuhan minimum masyarakat pada sub-BWP dan
berdasarkan standar radius jangkauan pelayanan
Perumahan Kepadatan Rendah (R-4) dan Sangat Rendah (R-5)
a) Pemanfaatan Bersyarat secara Terbatas (T):
Rumah susun, puskesmas pembantu, posyandu, jasa perkantoran dan
bisnis lainnya, taman hiburan, taman perkemahan, bisnis lapangan
olahraga dan kantor kecamatan dengan batasan :
- Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
- Sesuai kebutuhan minimal masyarakat pada zona terkait
- Berdasarkan standar jangkauan pelayanan minimum
- KDB maksimum sebesar 60%;
- KLB maksimum 180%;
- KDH minimal 40% dari luas persil.
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS
SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
67
EXECUTIVE SUMMARY
b) Pemanfaatan Bersyarat Tertentu (B):
> Pasar lingkungan, penyaluran grosir, perdagangan bahan bangunan dan
perkakas, peralatan rumah tangga, perdagangan alat dan bahan
farmasi, perdagangan tanaman, jasa lembaga keuangan, jasa
pemasaran property, peginapan hotel, penginapan losmen, Polsek
dengan batasan :
- Memperoleh persetujuan dari Ketua RT, Ketua RW dan masyarakat
setempat;
- Melaksanakan penyusunan dokumen AMDAL;
- Sesuai dengan kebutuhan minimum masyarakat pada sub-kawasan
dan berdasarkan standar radius jangkauan pelayanan
> SPBU, industri makanan dan minuman, Wisata alam, wisata buatan
dan wisata budaya dengan syarat :
- Melaksanakan penyusunan UKL dan UPL;
- Melaksanakan penyusunan ANDALIN;
- Mengenakan biaya dampak pembangunan (development impact fee);
- Memperoleh persetujuan dari pihak pengelola/manajemen kawasan
terkait serta perangkat desa dan masyarakat setempat.
> BTS dan pengelolaan sampah dengan syarat :
- Melaksanakan prosedur perijinan sesuai dengan peraturan
administrative
- Memperoleh persetujuan dari Ketua RT, Ketua RW dan masyarakat
setempat;
- Sesuai dengan kebutuhan minimum masyarakat pada sub-kawasan
dan berdasarkan standar radius jangkauan pelayanan
> Peternakan dengan syarat :
- Memiliki tempat pembuangan khusus untuk limbah yang
dihasilkan
- Memperoleh persetujuan dari Ketua RT, Ketua RW dan masyarakat
setempat;
2) Zona Perdagangan dan Jasa
Perdagangan dan Jasa Deret (K-3)
a) Pemanfaatan Bersyarat secara Terbatas (T) :
> Rumah tunggal dan guest house dengan batasan :
- Sesuai kebutuhan minimal masyarakat pada zona terkait;
- Menampung kebutuhan panduduk;
- KDB maksimum sebesar 70%;
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS
SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
68
EXECUTIVE SUMMARY
- KLB maksimum sebesar 180%.
> Gedung olahraga dengan batasan :
- Sesuai kebutuhan minimal masyarakat pada zona terkait;
- Berdasarkan standar jangkauan pelayanan minimum;
- KDH minimal 20% dari luas persil.
b. Pemanfaatan Bersyarat secara bersyarat (B) :
> Wisata buatan dengan syarat :
- Memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi kawasan wisata
buatan.
- Tidak mengganggu lingkungan sekitar.
- Memiliki sinkronisasi denga kegiatan utama.
3) Zona Perkantoran
Perkantoran Pemerintah (KT-1)
a) Pemanfaatan Bersyarat secara Terbatas (T) :
> Ruko, toko, warung, jasa penyediaan ruang pertemuan, restoran dan
poliklinik diizinkan secara terbatas dengan batasan :
- Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
- Sesuai kebutuhan minimal masyarakat pada zona terkait
- Berdasarkan standar jangkauan pelayanan minimum
- KDB maksimum sebesar 60%;
- KLB maksimum 180%;
- KDH minimal 40% dari luas persil.
> Lapangan olahraga diizinkan secara terbatas dengan batasan :
- Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
- KDB maksimum sebesar 10%;
- KLB maksimum 10%;
- KDH minimal 90% dari luas persil.
4) Zona Industri
Aneka Industri (I-4)
a) Pemanfaatan Bersyarat secara Terbatas (T) :
> Jasa perkantoran/bisnis lainnya, poliklinik, Masjid, Gereja, Pura, Vihara,
Kelenteng, Langgar/Mushola, diizinkan secara terbatas dengan batasan
sebagai berikut :
- Sesuai kebutuhan minimal masyarakat pada zona terkait;
- Berdasarkan standar jangkauan pelayanan minimum;
- KDB maksimum sebesar 70%;
- KLB maksimum sebesar 210%;
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS
SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
69
EXECUTIVE SUMMARY
- KDH minimal 30% dari luas persil
b) Pemanfaatan Bersyarat Tertentu (B) :
> SPBU diizinkan dengan syarat :
- Melaksanakan penyusunan dokumen AMDAL;
- Melaksanakan penyusunan UKL dan UPL;
- Melaksanakan penyusunan ANDALIN;
- Mengenakan biaya dampak pembangunan (development impact fee);
- Memperoleh persetujuan dari pihak pengelola/manajemen kawasan
terkait serta perangkat desa dan masyarakat setempat.
> Pengolahan sampah dan TPS diizinkan dengan syarat :
- Melaksanakan penyusunan dokumen AMDAL;
- Melaksanakan penyusunan UKL dan UPL;
- Memperoleh persetujuan dari Ketua RT, Ketua RW dan masyarakat
setempat;
- Sesuai dengan kebutuhan minimum masyarakat pada sub-kawasan
dan berdasarkan standar radius jangkauan pelayanan
5) Sarana Pelayanan Umum
Pendidikan (SPU-1)
a. Pemanfaatan Bersyarat secara Terbatas (T) :
> Asrama diizinkan secara terbatas dengan batasan :
- Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya
- Bermanfaat sebagai kegiatan pendudukung pendidikan
- KDB maksimum sebesar 60% dari luas persil;
- KLB maksimum 180%;
- KDH minimal 40% dari luas persil;
> Warung diizinkan secara terbatas dengan batasan :
- Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
- KDB maksimum sebesar 70% dari luas persil;
- KLB maksimum 210%;
- KDH minimal 30% dari luas persil;
- Sesuai dengan kebutuhan minimum masyarakat pada sub kawasan
dan berdasarkan standar radius jangkauan pelayanan.
> Poliklinik, Masjid, Gereja, Pura, Vihara, Kelenteng, Langgar/Mushola,
Gedung Pertemuan Lingkungan, Gedung Pertemuan Kota, serta Balai
Pertemuan dan Pameran diizinkan secara terbatas dengan batasan :
- Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
- KDB maksimum sebesar 60% dari luas persil;
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS
SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
70
EXECUTIVE SUMMARY
- KLB maksimum 180%;
- KDH minimal 40% dari luas persil;
- Sesuai dengan kebutuhan minimum masyarakat pada sub kawasan
dan berdasarkan standar radius jangkauan pelayanan.
> Pekarangan, Plasa, Tempat Parkir diizinkan secara terbatas dengan
batasan:
- Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
- Sesuai dengan kebutuhan minimum masyarakat pada sub kawasan
dan berdasarkan standar radius jangkauan pelayanan.
Transportasi (SPU-2)
a. Pemanfaatan Bersyarat secara Terbatas (T):
> Masjid, Gereja, Pura, Vihara, Kelenteng, Langgar/Mushola, diizinkan
secara terbatas dengan batasan :
- Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya
- Tidak Mengganggu keselamatan operasi penerbangan
- KDB maksimum sebesar 60% dari luas persil
- KLB maksimum 180%
- Sesuai dengan kebutuhan minimum masyarakat pada sub kawasan
dan berdasarkan standar radius jangkauan pelayanan
> Tempat Parkir diizinkan secara terbatas dengan batasan:
- Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
- Sesuai dengan kebutuhan minimum masyarakat pada sub kawasan
dan berdasarkan standar radius jangkauan pelayanan.
Kesehatan (SPU-3)
a. Pemanfaatan Bersyarat secara Terbatas (T):
> Masjid, Gereja, Pura, Vihara, Kelenteng, Langgar/Mushola, diizinkan
secara terbatas dengan batasan :
- Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya
- KDB maksimum sebesar 60% dari luas persil
- KLB maksimum 180%
- Sesuai dengan kebutuhan minimum masyarakat pada sub kawasan
dan berdasarkan standar radius jangkauan pelayanan
> Tempat Parkir diizinkan secara terbatas dengan batasan:
- Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
- Sesuai dengan kebutuhan minimum masyarakat pada sub kawasan
dan berdasarkan standar radius jangkauan pelayanan.
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS
SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
71
EXECUTIVE SUMMARY
Peribadatan (SPU-6)
a. Pemanfaatan Bersyarat secara Terbatas (T):
> Tempat Parkir diizinkan secara terbatas dengan batasan:
- Tidak mengganggu lingkungan sekitarnya;
- Sesuai dengan kebutuhan minimum masyarakat pada sub kawasan
dan berdasarkan standar radius jangkauan pelayanan.
7.2.2 KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG
1) KDB
KDB maksimum yang diijinkan untuk masing-masing zona pada kawasan budidaya
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 8.8
KDB Maksimum Kawasan Budidaya
Kawasan Strategis Sekitar Bandar Udara Blimbingsari
No Zona dan Sub Zona Kode Zona KDB Maksimum
(%) 1 Perumahan
Perumahan Kepadatan Tinggi R-2 70 Perumahan Kepadatan Sedang R-3 70 Perumahan Kepadatan Rendah R-4 60 Perumahan Kepadatan Sangat Rendah
R-5 60
2 Perdagangan dan Jasa Deret K-3 60
3 Perkantoran Pemerintahan KT-1 70
4 Industri Anaka Industri I-4 50
5 Sarana Pelayanan Umum Pendidikan SPU-1 60 Transportasi SPU-2 60 Kesehatan SPU-3 60 Peribadatan SPU-6 60
6 Peruntukan Lainnya Pertanian Lahan Basah PL-1 0 Pariwisata PL-3 40
7 Peruntukan Khusus Pertahanan dan Keamanan KH-1 70
8 Campuran Perumahan dan Perdagangan/Jasa
C-1 70
Perkantoran dan Perdagangan/Jasa
C-3 70
Sumber: Rencana, 2013
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS
SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
72
EXECUTIVE SUMMARY
2) KLB
KLB maksimum yang diijinkan untuk masing-masing zona pada kawasan budidaya
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 8.9
KLB Maksimum Kawasan Budidaya
Kawasan Strategis Sekitar Bandar Udara Blimbingsari
No Zona dan Sub Zona Kode Zona KLB Maksimum
(%) 1 Perumahan
Perumahan Kepadatan Tinggi R-2 210 Perumahan Kepadatan Sedang R-3 210 Perumahan Kepadatan Rendah R-4 120 Perumahan Kepadatan Sangat Rendah
R-5 120
2 Perdagangan dan Jasa Deret K-3 180
3 Perkantoran Pemerintahan KT-1 210
4 Industri Anaka Industri I-4 100
5 Sarana Pelayanan Umum Pendidikan SPU-1 180 Transportasi SPU-2 180 Kesehatan SPU-3 180 Peribadatan SPU-6 180
6 Peruntukan Lainnya Pertanian Lahan Basah PL-1 0
7 Peruntukan Khusus Pertahanan dan Keamanan KH-1 210
8 Campuran Perumahan dan Perdagangan/Jasa
C-1 210
Perkantoran dan Perdagangan/Jasa
C-3 210
Sumber: Rencana, 2013
3. KDH
KDH minimum yang diijinkan untuk masing-masing zona pada kawasan budidaya
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 8.10
KDH Minimum Kawasan Budidaya
Kawasan Strategis Sekitar Bandar Udara Blimbingsari
No Zona dan Sub Zona Kode Zona KDH Minimum
(%) 1 Perumahan
Perumahan Kepadatan Tinggi R-2 30 Perumahan Kepadatan Sedang R-3 30 Perumahan Kepadatan Rendah R-4 40
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS
SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
73
EXECUTIVE SUMMARY
No Zona dan Sub Zona Kode Zona KDH Minimum
(%) Perumahan Kepadatan Sangat Rendah
R-5 40
2 Perdagangan dan Jasa Deret K-3 40
3 Perkantoran Pemerintahan KT-1 30
4 Industri Anaka Industri I-4 50
5 Sarana Pelayanan Umum Pendidikan SPU-1 40 Transportasi SPU-2 40 Kesehatan SPU-3 40 Peribadatan SPU-6 40
6 Peruntukan Lainnya Pertanian Lahan Basah PL-1 100
7 Peruntukan Khusus Pertahanan dan Keamanan KH-1 30
8 Campuran Perumahan dan Perdagangan/Jasa
C-1 30
Perkantoran dan Perdagangan/Jasa
C-3 30
Sumber: Rencana, 2013
7.2.3 KETENETUAN BANGUNAN
1. GSB
GSB yang ditetapkan untuk masing-masing zona dan sub zona pada kawasan
budidaya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 8.11
GSB Kawasan Budidaya
Kawasan Strategis Sekitar Bandar Udara Blimbingsari
No Zona dan Sub Zona Kode Zona GSB Depan
(meter) 1 Perumahan
Perumahan Kepadatan Tinggi R-2 3-5 Perumahan Kepadatan Sedang R-3 3-5 Perumahan Kepadatan Rendah R-4 6-8 Perumahan Kepadatan Sangat Rendah
R-5 6-8
2 Perdagangan dan Jasa Deret K-3 5-10
3 Perkantoran Pemerintahan KT-1 10-20
4 Industri Anaka Industri I-4 10-20
5 Sarana Pelayanan Umum Pendidikan SPU-1 10-20
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS
SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
74
EXECUTIVE SUMMARY
No Zona dan Sub Zona Kode Zona GSB Depan
(meter) Transportasi SPU-2 10-20 Kesehatan SPU-3 10-20 Peribadatan SPU-6 10-20
6 Peruntukan Lainnya Pertanian Lahan Basah PL-1 0
7 Peruntukan Khusus Pertahanan dan Keamanan KH-1 10-20
8 Campuran Perumahan dan Perdagangan/Jasa
C-1 5-10
Perkantoran dan Perdagangan/Jasa
C-3 5-10
Sumber: Rencana, 2013
2. Ketinggian Maksimum
Ketinggian bangunan maksimum yang diijinkan untuk masing-masing zona pada
kawasan budidaya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 8.12
Ketinggian Maksimum Kawasan Budidaya
Kawasan Strategis Sekitar Bandar Udara Blimbingsari
No Zona dan Sub Zona Kode Zona Ketinggian Maksimum
(meter) 1 Perumahan
Perumahan Kepadatan Tinggi R-2 18 Perumahan Kepadatan Sedang R-3 18 Perumahan Kepadatan Rendah R-4 15 Perumahan Kepadatan Sangat Rendah
R-5 15
2 Perdagangan dan Jasa Deret K-3 18
3 Perkantoran Pemerintahan KT-1 18
4 Industri Anaka Industri I-4 18
5 Sarana Pelayanan Umum Pendidikan SPU-1 18 Transportasi SPU-2 18 Kesehatan SPU-3 18 Peribadatan SPU-6 18
6 Peruntukan Lainnya Pertanian Lahan Basah PL-1 0
7 Peruntukan Khusus Pertahanan dan Keamanan KH-1 18
8 Campuran Perumahan dan Perdagangan/Jasa
C-1 18
Perkantoran dan C-3 18
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS
SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
75
EXECUTIVE SUMMARY
No Zona dan Sub Zona Kode Zona Ketinggian Maksimum
(meter) Perdagangan/Jasa
Sumber: Rencana, 2013
Ketentuan lain yang mengatur mengenai ketinggian bangunan adalah:
- Jarak vertikal dari lantai dasar ke lantai di atasnya tidak boleh lebih dari 7 meter
- Bangunan yang memiliki luas mezanin lebih dari 50% dari luas lantai dasar
dianggap sebagai lantai penuh.
- Mengingat ketinggian bangunan di Kawasan Strategis Sekitar Bandar Udara
Blimbingsari sangat berpengaruh dengan keselamatan operasi penerbangan
maka dalam menentukan ketinggian bangunan diperlukan adanya pengukuran
lapangan berdasarkan rekomendasi otoritas bandar udara terkait.
3. Tampilan Bangunan
Ketentuan tampilan bangunan pada masing-masing zona dan sub zona adalah sebai
berikut:
- Perumahan (R-2, R-3, R-4, dan R-4), Perdagangan dan Jasa (K-3),
Perkantoran (KT-1), Sarana Pelayanan Umum (SPU1, SPU-2, SPU-3, dan
SPU-6), Industri (I-4), Peruntukan Lainnya (PL-1 dan PL-3), Peruntukan
Khusus (KH-), dan Campuran (C-1 dan C-3)
- Ketentuan arsitektural yang berlaku adalah bebas serta tetap
memperhatikan keindahan dan keserasian lingkungan sekitar.
- Bahan bangunan yang dipergunakan adalah bahan bangunan ramah
lingkungan
- Warna bangunan dan tekstur bangunan tidak diatur mengikat.
7.2.4 KETENTUAN PRASARANA DAN SARANA MINIMAL
1. Jalur Pejalan Kaki
Zona Peruntukan Lainnya (PL-1 dan PL-3)
Jalur pejalan kaki berupa jalan setapak selebar 2 meter tanpa perkerasan.
Zona Perumahan (R-2, R-3, R-4 dan R-5), Perdagangan dan Jasa (K-3),
Perkantoran (KT-1), Sarana Pelayanan Umum (SPU1, SPU-2, SPU-3 dan SPU-6),
Industri (I-4), Peruntukan Khusus (KH-1), Campuran (C-1 dan C-3)
- Jalur pejalan kaki dengan tipe sidewalk dengan LOS B seluas 5,6m2/pejalan
kaki dan arus pejalan kaki lebih dari 16-23 orang/menit/meter.
- Dilengkapi fasilitas pejalan kaki seperti lampu jalan, bangku jalan, fasilitas
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS
SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
76
EXECUTIVE SUMMARY
penyeberangan, dan jalur hijau serta dapat terintegrasi dengan tempat
parkir/jalur sepeda.
2. Ruang Terbuka Hijau
Zona Perumahan (R-2, R-3, R-4 dan R-5), Perdagangan dan Jasa (K-3),
Perkantoran (KT-1), Sarana Pelayanan Umum (SPU1, SPU-2, SPU-3 dan SPU-6),
Industri (I-4), Peruntukan Khusus (KH-1), Campuran (C-1 dan C-3)
Ruang terbuka hijau berupa taman atau lapangan skala lingkungan
3. Utilitas Perkotaan
Zona Perumahan (R-2, R-3, R-4 dan R-5), Perdagangan dan Jasa (K-3),
Perkantoran (KT-1), Sarana Pelayanan Umum (SPU1, SPU-2, SPU-3 dan SPU-6),
Industri (I-4), Peruntukan Khusus (KH-1), Campuran (C-1 dan C-3)
- Terpenuhinya jaringan listrik, drainase dan air bersih untuk kebutuhan masing-
masing peruntukan.
- Jalan lokal dan lingkungan harus memenuhi unsur luas bangunan dengan
lebar perkerasan minimal 4 meter dan mengikuti model cul de sac, model T,
rotary, atau melingkar.
4. Prasarana lingkungan
Zona Perumahan (R-2, R-3, R-4 dan R-5), Perdagangan dan Jasa (K-3),
Perkantoran (KT-1), Sarana Pelayanan Umum (SPU1, SPU-2, SPU-3 dan SPU-6),
Industri (I-4), Peruntukan Khusus (KH-1), Campuran (C-1 dan C-3)
- Memiliki kemudahan akses yang dapat dilewati pemadam kebakaran dan
perlindungan sipil, lebar jalan minimum 3,5 meter.
- Tempat sampah volume 50 liter sudah dibedakan jenis sampahnya (organik
dan non organik) serta diangkut menggunakan gerobak berkapasitas 1,5
meter kubik dengan metode angkut tidak tetap.
- Tersedia prasarana pembuangan limbah domestik sebelum dialirkan ke
bangunan pengolahan air limbah (sistem off site).
- Drainase lingkungan tepi jalan dibuat berada dibawah trotoar.
- Penyediaan lahan parkir diharuskan pada tiap kavling bangunan yang
disesuaikan dengan perkiraan jumlah penduduk pada masing-masing kavling.
7.2.5 KETENTUAN PELAKSANAAN
a. Pembangunan yang sesuai dengan peraturan zonasi ini akan diberikan insentif
berupa kemudahan perizinan pembangunan, keringanan pajak, kompensasi,
imbalan, subsidi prasarana, pengalihan hak membangun dan ketentuan teknis
lainnya.
PENYUSUNAN RENCANA RINCI TATA RUANG KAWASAN STRATEGIS
SEKITAR BANDAR UDARA BLIMBINGSARI KABUPATEN BANYUWANGI
77
EXECUTIVE SUMMARY
b. Pembangunan yang tidak sesuai dengan peraturan zonasi ini tidak akan
diberikan izin mendirikan bangunan dan apabila terjadi pelanggaran akan
dikenakan sanksi berupa pengenaan denda, pengenaan pajak dan retribusi
yang tinggi, serta pembatasan penyediaan prasarana dan sarana.
7.2.6 MATERI OPSIONAL
1. Ketentuan Tambahan
Mengingat ketinggian bangunan di Kawasan Strategis Sekitar Bandar Udara
Blimbingsari sangat berpengaruh dengan keselamatan operasi penerbangan maka
dalam menentukan ketinggian bangunan diperlukan adanya pengukuran lapangan
berdasarkan rekomendasi otoritas bandar udara terkait.
2. Ketentuan Perubahan Peraturan Zonasi
Zona Perumahan (R-2, R-3, R-4 dan R-5), Perdagangan dan Jasa (K-3),
Perkantoran (KT-1), Sarana Pelayanan Umum (SPU1, SPU-2, SPU-3 dan SPU-6),
Industri (I-4), Peruntukan Khusus (KH-1), Campuran (C-1 dan C-3)
- Perubahan peraturan zonasi dapat berupa perubahan penggunaan lahan,
perubahan intensitas pemanfaatan lahan, perubahan ketentuan tata massa
bangunan, perubahan ketentuan prasarana minimum, atau perubahan
lainnya yang masih ditoleransi tanpa menyebabkan perubahan keseluruhan
blok/sub blok.
- Perubahan kecil (kurang dari 10% fungsi sub zona yang ditetapkan) dan
tidak mengubah pola ruang (zoning map) wilayah perencanaan dapat
diputuskan oleh gubernur/walikota atau kepala dinas tata kota.
- Perubahan besar (lebih dari 10% fungsi sub zona yang ditetapkan) dan
mengubah sebagian pola ruang (zoning map) wilayah perencanaan dapat
diputuskan oleh gubernur/walikota.