9
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sehat adalah sebuah fase sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang untuk dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Kondisi tubuh yang sehat memungkinkan manusia untuk melakukan aktivitas dengan maksimal, karena alasan itulah kesehatan merupakan salah satu kondisi yang ingin selalu dijaga setiap manusia. Selain menjaga pola makan dan gaya hidup, upaya yang mampu dilakukan manusia untuk meminimalisir risiko dari kondisi kesehatan yang memburuk adalah dengan menjadi konsumen lembaga asuransi kesehatan. Dewasa ini, pilihan lembaga asuransi kesehatan kian beragam, baik swasta maupun yang dikelola oleh pemerintah. Salah satu upaya pemerintah dalam membantu rakyat adalah mendirikan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan (dulu bernama PT. Askes). PT. Askes yang dahulu berada dibawah naungan BUMN, sejak 2014 lalu telah berubah menjadi badan hukum publik bernama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden Republik Indonesia. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah dalam upayanya untuk membantu masyarakat. Namun kenyataannya keseriusan pemerintah ini tidak dibarengi dengan aksi nyata dari masyarakat sendiri. Indonesia justru masih berstatus sebagai salah satu negara yang underinsured, yakni sebuah negara yang tingkat kepemilikan asuransinya masih sangat rendah. Fakta ini menunjukkan bahwa masih banyak masyarakat Indonesia yang belum mengenal dan mengetahui manfaat asuransi

BAB I PENDAHULUAN - abstrak.ta.uns.ac.idabstrak.ta.uns.ac.id/wisuda/upload/C0712001_bab1.pdfBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sehat adalah sebuah fase sejahtera dari badan,

  • Upload
    dotuong

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sehat adalah sebuah fase sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang

memungkinkan setiap orang untuk dapat hidup produktif secara sosial dan

ekonomis. Kondisi tubuh yang sehat memungkinkan manusia untuk melakukan

aktivitas dengan maksimal, karena alasan itulah kesehatan merupakan salah satu

kondisi yang ingin selalu dijaga setiap manusia. Selain menjaga pola makan dan

gaya hidup, upaya yang mampu dilakukan manusia untuk meminimalisir risiko dari

kondisi kesehatan yang memburuk adalah dengan menjadi konsumen lembaga

asuransi kesehatan.

Dewasa ini, pilihan lembaga asuransi kesehatan kian beragam, baik swasta

maupun yang dikelola oleh pemerintah. Salah satu upaya pemerintah dalam

membantu rakyat adalah mendirikan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

Kesehatan (dulu bernama PT. Askes). PT. Askes yang dahulu berada dibawah

naungan BUMN, sejak 2014 lalu telah berubah menjadi badan hukum publik

bernama Badan Penyelenggara Jaminan Sosial yang bertanggung jawab langsung

kepada Presiden Republik Indonesia. Hal ini menunjukkan keseriusan pemerintah

dalam upayanya untuk membantu masyarakat.

Namun kenyataannya keseriusan pemerintah ini tidak dibarengi dengan aksi

nyata dari masyarakat sendiri. Indonesia justru masih berstatus sebagai salah satu

negara yang underinsured, yakni sebuah negara yang tingkat kepemilikan

asuransinya masih sangat rendah. Fakta ini menunjukkan bahwa masih banyak

masyarakat Indonesia yang belum mengenal dan mengetahui manfaat asuransi

2

kesehatan (Kompas, 2012). Persepsi yang beredar di masyarakat mengenai asuransi

kesehatan, khususnya BPJS Kesehatan, hingga kini dinilai masih negatif, ditambah

lagi minimnya sosialisasi dari pemerintah mengenai prosedur pendaftaran hingga

klaim dana peserta BPJS Kesehatan.

Berangkat dari permasalahan tersebut di atas, penulis akan membuat

perancangan motion graphic sebagai media sosialisasi manfaat dan pentingnya

Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan. Penulis berharap animasi

motion graphic dapat menjadi alternatif media dalam menyampaikan suatu

informasi dengan cepat, sederhana, dinamis dan menarik agar mudah dipahami

kepada masyarakat.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana merancang animasi motion graphic sebagai media sosialisasi dan

informasi mengenai manfaat dan pentingnya BPJS Kesehatan?

2. Bagaimana merancang media pendukung animasi motion graphic agar menarik

atensi masyarakat?

C. Tujuan Perancangan

1. Akan dihasilkan sebuah animasi motion graphic yang mampu menjadi media

sosialisasi yang sarat akan informasi mengenai manfaat dan pentingnya BPJS

Kesehatan.

2. Terciptanya media pendukung animasi motion graphic yang mampu menarik

atensi masyarakat.

3

D. Manfaat Perancangan

1. Membuat masyarakat Indonesia khususnya yang belum mengenal BPJS

Kesehatan agar paham dan sadar akan manfaat dan pentingnya perlindungan

BPJS Kesehatan.

2. Turut membantu upaya pemerintah dalam mencapai visi Cakupan Semesta

2019 BPJS Kesehatan, serta turut serta menciptakan bangsa yang rakyatnya

sadar akan pentingnya bergabung dengan BPJS Kesehatan.

E. Kerangka Pikir dan Metode Penelitian

1. Kerangka Pikir

Kerangka pikir merupakan langkah-langkah pemikiran di dalam

merancang media komunikasi visual dengan berdasar kepada narasumber

sebagai komunikator dan target audiens sebagai komunikan guna memastikan

pesan yang ingin disampaikan sesuai dan tepat sasaran. Peranan dari

narasumber atau informan inilah yang nantinya akan membantu desainer

sebagai kontributor utama dan perantara dalam mengomunikasikan kebutuhan

informasi sebagai pesan utama dalam bentuk karya media komunikasi visual

kepada target audiens.

Adapun kerangka pikir diatas dapat digambarkan dengan bagan sebagai

berikut:

4

Gambar 1. Kerangka Pikir

Penulis sebagai kontributor DKV akan mengumpulkan data mengenai

masalah apa yang perlu diselesaikan, dalam hal ini yaitu mengenalkan manfaat

dan pentingnya BPJS Kesehatan dalam peranannya sebagai lembaga proteksi

kesehatan. Penulis juga akan mencari data dari target audiens guna

mendapatkan consumer insight baik dari segmentasi geografis, demografis,

psikografis dan perilakunya. Dari data yang diperoleh, penulis akan menyusun

strategi komunikasi visual dari sisi kreatif, visual dan media demi terciptanya

visualisasi karya motion graphic yang diharapkan mampu menyelesaikan

masalah.

2. Metode Penelitian

Dalam melakukan riset atau penelitian, penulis menggunakan penelitian

deskriptif kualitatif. Bogdan dan Taylor seperti dikutip oleh Lexi J. Moleong

(2010:4) menjelaskan metode kualitatif ialah sebuah prosedur penelitian yang

5

menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-

orang dan perilaku yang dapat diamati.

Penggunaan jenis penelitian deskriptif kualitatif ini didasarkan pada

rumusan-rumusan yang nantinya muncul selama penelitian yang akan

menuntut penulis untuk memahami, menganalisis dan menjelaskan fokus

utama masalah. Sehingga teknik pengumpulan data kualitatif yang nantinya

akan penulis gunakan diantaranya adalah wawancara, observasi dan kajian

pustaka.

a. Objek dan Subjek Penelitian

Objek penelitian kali ini adalah pokok permasalahan berupa

menguak seberapa pentingnya perancangan animasi motion graphic

sebagai media sosialisasi tentang manfaat dan pentingnya BPJS Kesehatan

sebagai lembaga yang menawarkan proteksi berupa asuransi kesehatan.

Subjek penelitian dalam perancangan animasi motion graphic ini

adalah BPJS Kesehatan. Penulis ingin menggali poin-poin pemikiran dan

pendapat subjek penelitian mengenai masalah yang muncul dalam

usahanya untuk berusaha mengenalkan manfaat dan pentingnya

keberadaan lembaga BPJS Kesehatan serta produk yang ditawarkan guna

menyusun konsep perancangan karya.

b. Sasaran dan Lokasi Penelitian

Sasaran dari penelitian dalam menyusun rancangan animasi motion

graphic kali ini adalah mengetahui seberapa besar pemahaman masyarakat

akan manfaat dan pentingnya BPJS Kesehatan bagi kehidupan mereka.

6

Lokasi penelitian adalah kantor cabang BPJS Kesehatan Surakarta

yang terletak di Jalan H. Agus Salim no 2, Surakarta.

c. Jenis dan Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian terbagi menjadi data

primer dan data sekunder. Data primer merupakan data dalam bentuk

verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan. Sedangkan data

sekunder, merupakan data yang diperoleh dari teknik pengumpulan data

yang menunjang data primer yang diperoleh tidak langsung dari

sumbernya.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian kualitatif secara umum

dapat dikelompokkan ke dalam dua cara, yaitu metode interaktif dan non-

interaktif (H. B. Sutopo, 2002: 56). Metode interaktif meliputi wawancara

mendalam, observasi berperan dalam beberapa tingkatan, dan focus group

discussion (FGD). Sedangkan metode non-interaktif meliputi kuesioner,

mencatat dokumen atau arsip, dan observasi tak berperan.

Beberapa teknik pengumpulan data yang akan digunakan dalam

penelitian kali ini adalah wawancara, mencatat dokumen dan observasi tak

berperan.

1) Wawancara

Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan mengajukan

pertanyaan secara langsung oleh pewawancara kepada narasumber

untuk kemudian jawabannya dicatat atau direkam menggunakan alat

perekam. Peneliti akan melakukan wawancara kepada narasumber,

yaitu pimpinan kantor cabang BPJS Kesehatan Surakarta.

7

2) Observasi

Observasi adalah teknik pengumpulan data melalui pengamatan atau

peninjauan secara langsung ke tempat penelitian oleh peneliti untuk

memperoleh data yang ada. Metode observasi yang akan peneliti

gunakan adalah observasi tak berperan.

3) Dokumentasi

Teknik pengumpulan data dengan dokumentasi berarti pengumpulan

data secara visual atau hal-hal yang dapat dikategorikan sebagai data,

melalui media kamera maupun video, sebagai penyempurna data-data

diatas.

4) Kajian Dokumen

Dokumen tertulis dan arsip merupakan sumber data yang memiliki

posisi penting dalam penelitian kualitatif. Terutama jika sasaran

kajian mengarah pada berbagai peristiwa yang terjadi di masa lalu

berkaitan dengan kondisi masa kini yang sedang diteliti.

d. Analisis Data

Untuk memetakan kelebihan dan kekurangan dari animasi motion

graphic, penelitian ini menggunakan analisis SWOT. Sebagaimana

dijelaskan oleh Freddy Rangkuti (1997: 18), bahwa Analisis SWOT adalah

identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi

perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat

memaksimalkan Strength dan Opportunity, namun secara bersamaan dapat

meminimalkan Weakness dan Threat. Analisis SWOT membandingkan

8

antara faktor eskternal berupa peluang (O) dan ancaman (T), dengan faktor

internal yaitu kekuatan (S) dan kelemahan (W).

Tabel 1. Analisis SWOT

Sumber: Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi 12 Jilid 1 (Philip Kotler dan Gary Amstrong, 2008)

SWOT sendiri berarti memilah dan menginventarisasi sebanyak

mungkin objek yang diteliti dari segi kekuatan (strength), kelemahan

(weakness), peluang (opportunity), dan ancaman (threat). Hasil dari

analisis ini kemudian dapat ditarik kesimpulan SWOT sendiri berarti

memilah dan menginventarisasi sebanyak mungkin objek yang diteliti dari

segi kekuatan (strength), kelemahan (weakness), peluang (opportunity),

dan ancaman (threat). Hasil dari analisis ini kemudian dapat ditarik

kesimpulan berupa strategi pemecahan masalah, perbaikan,

pengembangan, dan optimalisasi.

e. Sistematika Penulisan

1) Bab I: Pendahuluan

Dalam Bab I memaparkan hal-hal yang melatar belakangi

permasalahan, rumusan masalah, tujuan perancangan, dan manfaat

9

perancangan. Disampaikan pula metode penelitian dan kerangka pikir

yang digunakan dalam proses penelitian.

2) Bab II: Kajian Teori

Dalam Bab II menjelaskan tentang seluruh rujukan teori yang

digunakan. Selain itu juga dijelaskan hubungannya dengan kegiatan

penelitian dan perancangan.

3) Bab III: Identifikasi Data

Setelah melakukan pengumpulan data dan riset, identifikasi akan

dipaparkan secara jelas di Bab III. Di bab ini juga dipaparkan analisa

penulis terhadap data-data yang ada.

4) Bab IV: Konsep Perancangan

Dari kesimpulan analisa, penulis selanjutnya akan merancang strategi

yang tepat dan efektif. Mulai dari konsep kreatif, konsep visual, dan

pemilihan media yang efektif untuk mendukung keberhasilan

perancangan.

5) Bab V: Visualisasi Karya

Memaparkan visualisasi karya dari hasil perancangan motion graphic

sebagai media sosialisasi manfaat dan pentingnya Badan

Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.

6) Bab VI: Penutup

Memaparkan penutup berupa kesimpulan dan saran mengenai

perancangan motion graphic sebagai media sosialisasi manfaat dan

pentingnya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan.