Upload
phungthuan
View
215
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Graf berarah (quiver) yang selanjutnya hanya dikatakan graf saja, dapat di-
pandang secara aljabar sebagai 4-tupel, E = (E0, E1, s, r) yang terdiri dari him-
punan titik-titik E0, himpunan sisi-sisi E1 dan dua buah fungsi s, r dari E1 ke E0.
Fungsi s disebut sumber (source) sisi dan fungsi r disebut ujung (range) sisi. Jika
E0 himpunan berhingga maka graf E disebut graf berhingga. Graf E disebut graf
baris berhingga (row-finite graph) jika invers fungsi s berhingga untuk setiap titik.
Sebuah lintasan (path) dengan panjang n dalam suatu graf adalah barisan
n buah sisi-sisi sedemikian sehingga ujung sisi ke-i sama dengan sumber sisi ke-
(i+ 1) dengan i = 1, 2, ..., n− 1. Suatu lintasan disebut sikel (cycle) jika ujung dan
sumber dari lintasan tersebut sama, tetapi tidak ada sisi dalam lintasan tersebut yang
mempunyai sumber yang sama. Adapun sikel dengan panjang satu disebut loop.
Himpunan semua lintasan dengan panjang n dinotasikan dengan En, sedangkan
Path(E) menotasikan himpunan semua lintasan dalam E. Abrams, dkk. (2014)
Telaah tentang aljabar lintasan atas lapangan K pada graf E yang dino-
tasikan dengan KE dilakukan oleh Assem, dkk. (2006), Ara, dkk. (2007), Moli-
na (2008) dan Aranda Pino, dkk. (2010). Aljabar lintasanKE didefinisikan sebagai
suatu K-aljabar bebas dengan basis Path(E) yang memenuhi dua syarat:
1. Setiap titik dalam graf bersifat idempoten dan perkalian sebarang dua buah
titik berbeda hasilnya nol.
2. Sebarang sisi dikalikan ujungnya sama dengan sumbernya dikalikan sisi terse-
but dan sama dengan sisi itu sendiri.
Beberapa sifat penting aljabar lintasan yang telah dibahas Assem, dkk. (2006),
antara lain: aljabar lintasan KE = ⊕m≥0
KEm merupakan aljabar bertingkat yang
1
2
assosiatif, KE merupakan aljabar unital jika E0 berhingga, serta KE berdimensi
hingga jika graf E berhingga dan asiklis. Hasil penelitian mutakhir oleh Moli-
na (2008) dan Aranda Pino, dkk. (2010) tentang aljabar lintasan KE adalah dite-
mukannya syarat perlu dan cukup pada suatu graf E sedemikian sehingga aljabar
lintasan KE merupakan aljabar semiprima.
Sebarang graf E dapat diperluas dengan cara menambahkan himpunan sisi-
sisi dengan arah kebalikan dari sisi-sisi dalam E1. Sisi-sisi dalam E1 disebut sisi-
sisi nyata (real edges) dan sisi-sisi dengan arah kebalikannya disebut sisi-sisi hantu
(ghost edges). Himpunan semua sisi hantu dinotasikan (E1)∗. Selanjutnya, graf
perluasan (extended graph) didefinisikan oleh Leavitt (1962) sebagai pasangan 4-
tupel, E = (E0, E1 ∪ (E1)∗, s′, r′), dengan dua fungsi s′, r′ dari E1 ∪ (E1)∗ ke
E0 didefinisikan sebagai s′|E1 = s, s′|(E1)∗ = r, r′|E1 = r, r′|(E1)∗ = s. Aljabar lin-
tasanKE yang terbentuk dari graf perluasan Leavitt disebut aljabar lintasan Leavitt
(Leavitt Path Algebra), jika memenuhi dua syarat Cuntz-Krieger. Aljabar lintasan
Leavitt pada graf E atas lapangan K dinotasikan dengan LK(E) yang juga meru-
pakan K-aljabar bebas.(Abrams dan Aranda Pino,2008)
Selain aljabar lintasan, penelitian aljabar lintasan Leavitt atas lapangan terus
berkembang yang menghasilkan teori-teori baru. Beberapa topik penelitian telah
dilakukan dan diperoleh hasil antara lain ditemukannya syarat perlu dan cukup pada
graf E sedemikian sehingga aljabar lintasan Leavitt LK(E) berdimensi berhingga
(Aranda Pino, dkk., 2007); LK(E) bersifat sederhana (Abrams dan Aranda Pino,
2005, 2008); LK(E) adalah Locally Finite atau Noether (Abrams, dkk. , 2008);
dan LK(E) merupakan aljabar prima (Aranda Pino, dkk., 2006, 2009; Larki,2012).
Hasil lain dari penelitian Aranda Pino, dkk. (2008, 2010), bahwa sebarang aljabar
lintasan Leavitt LK(E) bersifat nondegenerate atau merupakan aljabar semiprima.
Aljabar lintasan Leavitt LK(E) bersifat sederhana bukan karena lapangan
yang pasti merupakan ring sederhana, namun bergantung pada struktur graf yang
memenuhi syarat tertentu. Syarat perlu dan cukup dari aljabar tersebut berdimensi
berhingga bergantung pada grafnya yang asiklis. Demikian pula sifat semiseder-
3
hana dan prima dari LK(E), bahkan keprimaan ideal bertingkat dalam LK(E)
bergantung pula pada struktur grafnya. Selain itu, syarat perlu dan cukup aljabar
lintasan KE semiprima bergantung pada struktur grafnya pula. Hal inilah yang
menimbulkan dugaan bahwa hasil-hasil penelitian di atas dapat dikembangkan pada
ruang lingkup yang lebih umum. Perumuman ruang lingkup yang dapat dilakukan
antara lain pengembangan aljabar lintasan dan aljabar lintasan Leavitt atas ring ko-
mutatif dengan elemen satuan.
Ide pengembangan aljabar lintasan Leavitt LR(E) atas ring komutatif de-
ngan elemen satuan, telah dimulai oleh Tomforde (2011). Aljabar lintasan Leavitt
LR(E) merupakan R-aljabar bebas dengan basisnya suatu subhimpunan dari him-
punan semua lintasan dari graf perluasan E, yang dinyatakan sebagai :
LR(E) = SpanR {αβ∗ : α, β ∈ Path(E), r(α) = r(β)} (1.1)
Selanjutnya, Tomforde mengkaji sifat-sifat aljabar lintasan Leavitt yang tetap berlaku
pada LR(E), dan beberapa sifat yang sedikit berbeda antara LK(E) dan LR(E),
seperti Teorema Ketunggalan Bertingkat dan Teorema Ketunggalan Cuntz-Krieger.
Temuan lain yang menarik untuk dikaji lebih jauh dari Tomforde (2011)
adalah ditemukannya definisi ideal dasar (basic ideal) pada LR(E). Ideal I dari
LR(E) dikatakan ideal dasar, jika memenuhi sifat :
∀c ∈ R\{0},∀v ∈ E0, cv ∈ I ⇒ v ∈ I (1.2)
Sifat (1.2) selalu berlaku pada setiap ideal dalam LK(E), karena setiap koefisien
tak nol dalam K selalu memiliki invers. Artinya, sebarang ideal dalam LK(E)
merupakan ideal dasar.
Berdasar definisi ideal dasar tersebut, Tomforde (2011) mendefinisikan al-
jabar sederhana mendasar (basically simple algebras) pada LR(E).Aljabar lintasan
Leavitt LR(E) bersifat sederhana mendasar jika ideal dasar dari LR(E) hanyalah
{0} dan LR(E). Selanjutnya, Tomforde (2011) menemukan syarat perlu dan cukup
aljabar lintasan Leavitt LR(E) sederhana mendasar yang bergantung pada bentuk
grafnya. Hal ini sejalan dengan temuan Abrams dan Aranda Pino (2005, 2008).
4
Aljabar (ring) semisederhana adalah aljabar (ring) yang merupakan hasil
tambah langsung dari ideal-ideal minimalnya, yaitu ideal yang tidak memuat ideal
sejati selain dirinya sendiri. Secara analog, ideal dasar dalam LR(E) yang tidak
memuat ideal dasar sejati selain dirinya sendiri dikatakan ideal dasar minimal. Se-
cara analog pula, LR(E) bersifat semisederhana mendasar jika LR(E) merupakan
hasil tambah langsung dari ideal-ideal dasar minimal dalam LR(E). Salah satu ke-
las khusus lain dari aljabar berdasarkan sifat idealnya adalah aljabar (semi) prima
(Wisbauer (1991) dan Lam (1991)). Senada dengan kelas khusus tersebut, dapat
didefinisikan ideal dasar (semi) prima dari LR(E) yang menentukan sifat aljabar
LR(E) yang (semi) prima mendasar.
Uraian di atas menginspirasikan penelitian atau kajian guna menyelidiki
syarat perlu dan cukup suatu ideal dasar dalam LR(E) bersifat prima. Hasil ini
berimplikasi syarat perlu dan cukup pada graf sedemikian sehingga aljabar lintasan
Leavitt atas ring komutatif dengan elemen satuan LR(E) merupakan aljabar prima
mendasar. Selain itu, berdasar temuan Abrams dan Aranda Pino (2008) dan Aranda
Pino, dkk. (2010) bahwa sebarang LK(E) merupakan aljabar semiprima, akan dise-
lidiki apakah sebarang LR(E) juga semiprima mendasar. Hal ini menginspirasikan
perlunya diselidiki sifat semiprima dari ideal-ideal dasar dalam LR(E).
Aljabar lintasan KE merupakan subaljabar bertingkat dari aljabar lintasan
Leavitt LK(E) (Aranda Pino, dkk.,2010). Namun, berbeda dengan aljabar lintasan
Leavitt LK(E), aljabar lintasan KE tidak selalu merupakan aljabar semiprima.
Temuan Molina (2008) dan Aranda Pino, dkk. (2010) tentang syarat perlu dan
cukup pada suatu graf E sehingga KE merupakan aljabar semiprima, memberikan
indikasi bahwa syarat tersebut merupakan syarat perlu keprimaan KE.
Konstruksi aljabar lintasan Leavitt LR(E) oleh Tomforde (2011) dan Lar-
ki (2012), menginspirasikan perumuman aljabar lintasan atas ring komutatif dengan
elemen satuan,RE.Aljabar lintasanRE juga merupakanR-aljabar bebas, mengacu
pada konstruksi aljabar lintasan KE dari Assem, dkk. (2006), Molina (2008) dan
Aranda Pino, dkk. (2010). Jika diperhatikan konstruksi ideal sisi (arrow ideal)
5
dalam KE serta ideal-ideal yang termuat dalam ideal sisi (Assem, dkk.,2006), ma-
ka konstruksi ideal dasar dalam aljabar lintasan RE, tidak dapat secara langsung
dianalogkan dengan ideal dasar dalam LR(E). Konstruksi ideal dasar dalam aljabar
lintasan RE merupakan masalah sangat penting untuk mengkaji sifat-sifat aljabar
lintasan RE, khususnya keprimaan mendasarnya.
Secara umum, aljabar lintasan dan aljabar lintasan Leavitt merupakan al-
jabar bebas. Jika diberikan aljabar bebas A atas lapangan K dan ideal I ′ ⊆ A maka
selalu berlaku sifat bahwa
∀ basis X ⊂ A, ∀k ∈ K\{0},∀x ∈ X, kx ∈ I′ ⇒ x ∈ I′ (1.3)
Sifat (1.3) belum tentu berlaku pada ideal I ′ dalam R-aljabar bebas atas ring komu-
tatif dengan elemen satuan. Kita dapat mendefinisikan ideal dasar dalam R-aljabar
bebas atas ring komutatif dengan elemen satuan, yakni ideal yang memenuhi (1.3)
dengan menggantikan lapangan K dengan ring komutatif R dengan elemen satuan.
Definisi ini merupakan generalisasi ideal dasar dalamLR(E) oleh Tomforde (2011).
Merujuk Wisbauer (1991) dan Lam (1991), ideal dasar minimal dan ideal
dasar (semi) prima dalam R-aljabar bebas dapat didefinisikan. Secara analog pu-
la, R-aljabar bebas dapat dikarakterisasi berdasarkan sifat ideal dasarnya, seperti :
R-aljabar bebas merupakan aljabar (semi) prima mendasar jika ideal nolnya meru-
pakan ideal dasar (semi) prima. Kajian tentang sifat ideal dasar (semi) prima dalam
R-aljabar bebas sangat mendukung pembahasan tentang sifat prima dan semiprima
mendasar aljabar lintasan RE dan aljabar lintasan Leavitt LR(E).
1.2 Rumusan Masalah
Uraian dalam latar belakang masalah di atas menyiratkan banyaknya masalah
terbuka dalam aljabar lintasan maupun aljabar lintasan Leavitt atas ring komutatif
dengan elemen satuan. Namun, gagasan utama yang dikaji dalam disertasi ini
adalah keprimaan mendasar aljabar lintasan RE dan aljabar lintasan Leavitt LR(E)
atas ring komutatif dengan elemen satuan pada graf berhingga. Pembatasan graf
berhingga dimaksudkan untuk mendapatkan aljabar lintasan dan aljabar lintasan
6
Leavitt unital, karena definisi sifat (semi) prima mendasar mensyaratkan R-aljabar
bebas unital. Secara terperinci, masalah-masalah dalam telaah keprimaan mendasar
aljabar lintasan dan aljabar lintasan Leavitt ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana konstruksi ideal dasar dalam aljabar bebas atas ring komutatif
dengan elemen satuan sebagai generalisasi ideal dasar dalam aljabar lintasan
Leavitt atas ring komutatif dengan elemen satuan. Ideal dasar ini yang akan
mengkarakterisasi sifat-sifat prima dan semiprima mendasar aljabar bebas
tersebut. Sifat-sifat tersebut akan mendukung pembuktian sifat-sifat kepri-
maan mendasar aljabar lintasan dan aljabar lintasan Leavitt ini.
2. Bagaimana konstruksi ideal dasar dalam aljabar lintasan RE yang dibangun
oleh subhimpunan herediter dan tersaturasi sebagai generalisasi ideal dasar
dalam aljabar lintasan Leavitt LR(E) dan sekaligus generalisasi dari ideal sisi
dalam aljabar lintasan RE. Konstruksi ini sangat penting dalam penentuan
syarat perlu dan cukupnya ideal dasar tersebut merupakan ideal dasar (semi)
prima, sehingga dapat ditentukan syarat perlu dan cukup suatu graf sehingga
aljabar lintasan RE (semi) prima mendasar.
3. Apakah syarat perlu dan cukup suatu graf sedemikian sehingga aljabar lin-
tasan Leavitt LR(E) merupakan aljabar prima mendasar, sama dengan pada
sifat prima aljabar lintasan Leavitt atas lapangan. Demikian pula, apakah
sebarang LR(E) bersifat semiprima mendasar, dan bagaimana dengan ke-
semiprimaan ideal-ideal dasar dalam LR(E).
1.3 Tujuan Penelitian
Terdapat tiga (3) bagian permasalahan yang diselesaikan dalam penelitian
ini. Berdasarkan rumusan masalah di atas, ditetapkan bahwa tujuan dari penelitian
disertasi ini adalah sebagai berikut :
1. Menelaah R-aljabar bebas yang merupakan generalisasi dari aljabar lintasan
dan aljabar lintasan Leavitt atas ring komutatif dengan elemen satuan, se-
7
hingga menghasilkan konstruksi ideal dasar dalam R-aljabar bebas beserta
sifat-sifatnya.
2. Menemukan syarat perlu dan cukup suatu ideal dasar dalam R-aljabar bebas
merupakan ideal dasar (semi) prima yang akan menghasilkan syarat perlu dan
cukup R-aljabar bebas merupakan aljabar (semi) prima mendasar.
3. Menghasilkan konstruksi ideal dasar dalam aljabar lintasan RE yang diben-
tuk oleh subhimpunan herediter tersaturasi beserta sifat-sifatnya.
4. Menemukan syarat perlu dan cukup suatu ideal dasar dalam RE adalah pri-
ma, yang berakibat ditemukannya syarat perlu dan cukup suatu graf sehingga
aljabar lintasan RE merupakan aljabar prima mendasar.
5. Menentukan syarat perlu dan cukup suatu graf sehingga aljabar lintasan RE
merupakan aljabar semiprima mendasar, dengan menentukan syarat perlu dan
cukup suatu ideal dasar dalam RE adalah semiprima.
6. Menentukan syarat perlu dan cukup aljabar lintasan Leavitt LR(E) prima
mendasar.
7. Menyelidiki keberlakuan bahwa sebarang ideal dasar dalam LR(E) adalah
semiprima sehingga sebarang aljabar lintasan Leavitt LR(E) pasti semiprima
mendasar.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan bagi pengem-
bangan ilmu pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan struktur aljabar dan
lebih khusus lagi berkaitan dengan aljabar lintasan dan aljabar lintasan Leavitt atas
ring komutatif dengan elemen satuan. Secara rinci, manfaat yang diharapkan dalam
penelitian ini adalah :
1. Membuka peluang untuk mengembangkan definisi ideal dasar dari LR(E)
pada aljabar bebas pada umumnya, sehingga dapat memperkaya pengetahuan
8
tentang sifat (semi) sederhana mendasar dan (semi) prima mendasar pada al-
jabar bebas.
2. Ideal dasar dalam R-aljabar bebas dapat diaplikasikan untuk mengkonstruk-
si ideal dasar dalam aljabar lintasan RE, sehingga dapat ditentukan syarat
perlu dan cukupnya suatu graf sehingga aljabar lintasan RE (semi) prima
mendasar.
3. Membawa hasil-hasil penelitian sebelumnya tentang syarat perlu dan cukup
sifat sederhana mendasar aljabar lintasan leavitt LR(E) atas ring komutatif
dengan elemen satuan, ke permasalahan yang lebih umum yaitu syarat perlu
dan cukup LR(E) prima mendasar ataupun semiprima mendasar.
4. Mampu menjadi motivasi dan ide bagi para peneliti lain untuk dapat mengem-
bangkan permasalahan yang belum terpecahkan dalam penelitian ini.
1.5 Tinjauan Pustaka
Aljabar lintasan dan aljabar lintasan Leavitt merupakan aljabar bebas. Peneli-
ti merujuk Grillet (2007) untuk mengkaji R-aljabar bebas unital dengan R adalah
ring dengan elemen satuan. Karena aljabar lintasan dan aljabar lintasan Leavitt atas
ring komutatif dengan elemen satuan sebagai ruang lingkup penelitian ini, maka
pembicaraan R-aljabar bebas unital dikhususkan dengan R ring komutatif dengan
elemen satuan.
Ideal dasar dalam aljabar lintasan Leavitt LR(E) yang didefinisikan oleh
Tomforde (2011) sangat berperan dalam pengembangan penelitian ini. Definisi ini
dapat diperumum menjadi definisi ideal dasar dalamR-aljabar bebas, menggunakan
sifat basisnya. Selanjutnya,R-aljabar bebas dapat dikarakterisasi berdasarkan ideal-
ideal dasar, analog dengan aljabar (ring) yang dapat dikarakterisasi berdasarkan
ideal-idealnya sebagaimana dalam Wisbauer (1991) dan Lam (1991).
Pengembangan aljabar lintasan Leavitt telah banyak dilakukan dalam dekade
terakhir ini. Para peneliti telah mengkonstruksi aljabar lintasan Leavitt baik atas la-
9
pangan maupun atas ring komutatif dengan elemen satuan. Beberapa teorema atau
lema penting telah dihasilkan dari penelitian-penelitian tersebut.
Pengembangan aljabar lintasan RE atas ring komutatif dengan elemen sa-
tuan dilakukan dengan mengacu kajian aljabar lintasan atas lapangan KE dari As-
sem, dkk. (2006), Ara, dkk. (2007), Molina (2008) dan Aranda Pino, dkk. (2010).
Berdasarkan pengertian ideal sisi dalam KE oleh Assem, dkk. (2006), dapatlah
didefinisikan ideal sisi dalam RE dengan E graf berhingga terhubung, sebagai ide-
al yang terdiri dari kombinasi linear dari lintasan-lintasan dengan panjang ≥ 1.
Ideal sisi ini merupakan ideal dasar dalam RE yang tidak memuat titik, dan dapat
diperumum menjadi ideal dasar dalam RE pada graf yang tidak terhubung. Se-
lain itu, ideal dasar tersebut memuat subhimpunan herediter tersaturasi yang cara
membentuknya, senada dengan ideal dasar dalam LR(E) yang dikonstruksi oleh
Tomforde (2011) dan ideal dalam LK(E) oleh Aranda Pino, dkk. (2009). Namun,
sifat-sifat ideal dasar dalamRE tidak sama persis dengan ideal dasar dalam LR(E).
Temuan penting dalam aljabar lintasan KE oleh Molina (2008) dan Aranda
Pino, dkk. (2010) adalah syarat perlu dan cukup suatu graf sedemikian sehingga
KE merupakan aljabar semiprima. Temuan ini tidak diikuti dengan kajian kepri-
maan ideal dalam KE. Namun, temuan tersebut menginspirasikan bahwa syarat
tersebut tetap bertahan pada aljabar lintasan RE yang semiprima mendasar. Selain
itu, temuan tersebut juga mengisyaratkan bahwa syarat perlu dan cukup tersebut
merupakan syarat perlunya aljabar lintasan KE merupakan aljabar prima. Hal ini
sebagai motivasi untuk meneliti bagaimana syarat perlu dan cukup aljabar lintasan
RE merupakan aljabar prima mendasar. Kajian diawali dengan mencari syarat perlu
dan cukup ideal dasar dalam RE yang dibentuk oleh subhimpunan herediter tersa-
turasi, merupakan ideal dasar prima. Kajian ini didukung pula oleh temuan Aranda
Pino, dkk., (2006, 2009) tentang syarat perlu dan cukup ideal yang dibentuk sub-
himpunan herediter tersaturasi dalam LK(E) merupakan ideal prima.
Aljabar lintasan Leavitt LR(E) oleh Larki (2012) dipandang sebagai ring
(aljabar atas dirinya sendiri), yang kajiannya menghasilkan syarat perlu dan cukup
10
LR(E) merupakan ring prima, yaituRmerupakan daerah integral danE0 memenuhi
kondisi ekor maksimal. Karena lapangan pasti merupakan daerah integral, maka
sifat ini berakibat bahwa syarat perlu dan cukup LK(E) merupakan aljabar (ring)
prima adalah E0 memenuhi kondisi ekor maksimal. Temuan yang sama dihasilkan
oleh Aranda Pino, dkk., (2006, 2009), sebagai akibat dari suatu proposisi yang
menyatakan bahwa ideal yang dibentuk oleh subhimpunan herediter tersaturasi H,
yakni IH merupakan ideal prima jika dan hanya jika M = E0\H memenuhi kon-
disi ekor maksimal. Uraian ini memberikan inspirasi bahwa syarat perlu dan cukup
tersebut tetap berlaku pada keprimaan ideal dasar IH dalam LR(E).
Temuan lain dalam aljabar lintasan Leavitt LK(E) dari Aranda Pino, dkk.,
(2008, 2009) adalah bahwa sebarang LK(E) memenuhi sifat nondegenerate yang
ekuivalen dengan aljabar semiprima. Temuan ini menjadikan dasar untuk menduga
bahwa sebarang LR(E) merupakan aljabar semiprima mendasar. Namun, dalam
pembuktiannya tidak dengan ditunjukkan bahwa LR(E) memenuhi sifat nondege-
nerate. Hal ini dikarenakan aljabar semiprima mendasar belum tentu merupakan
aljabar semiprima, yang ditunjukkan dengan suatu contoh penyangkal.
Kajian aljabar lintasan dan aljabar lintasan Leavitt atas ring komutatif de-
ngan elemen satuan pada graf berhingga memerlukan penguasaan materi dasar teori
graf, teori ring, aljabar dan aljabar lintasan. Graf sebagai objek kombinatorial be-
serta istilah-istilah dalam graf dipelajari dari buku Rosen (2003) dan referensi dari
Godsil dan Royle (2001). Graf atau quiver dengan pendekatan aljabar banyak diru-
juk dari Assem, dkk. (2006), Ara, dkk. (2007), Molina (2008) dan Aranda Pino,
dkk. (2010).
Pembahasan tentang ring komutatif, lapangan, ideal, ideal (semi) prima, dan
ring (semi) prima beserta sifat-sifatnya, juga teori modul dan aljabar mengacu pada
referensi Dummit dan Foote (2004), Rotman (2003), Grillet (2007), Lam (1991)
dan Wisbauer (1991,1996). Penggabungan graf yang dipandang secara aljabar se-
bagai semigrup multiplikasi dengan lapangan atau ring, secara teori dapat dirujuk
dalam buku Passman (1997) dan Wisbauer (1991). Guna memahami paper Tom-
11
forde (2011) diperlukan teori latis (Lattice theory) yang dipelajari dalam Chajda,
dkk. (2007).
Berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya, dalam penelitian ini akan
dilakukan hal-hal berikut :
1. Akan ditelaah R-aljabar bebas dengan sifat-sifatnya sehingga menghasilkan
konstruksi ideal dasar dalam R-aljabar bebas. Selanjutnya, akan diteliti sifat-
sifat (semi) prima mendasar dari R-aljabar bebas. Pengkajian ini tidak ter-
lepas dari keterkaitan terminologi ideal dasar (semi) prima beserta sifat-sifat-
nya. Hasil ini akan digunakan untuk membuktikan sifat (semi) prima aljabar
lintasan dan aljabar lintasan Leavitt atas ring komutatif dengan elemen satu-
an.
2. Akan dikonstruksi aljabar lintasan RE atas ring komutatif dengan elemen
satuan sehingga dihasilkan konstruksi ideal dasar di dalamnya beserta sifat-
sifatnya.
3. Akan dicari syarat perlu dan cukup suatu ideal dasar dalam RE merupakan
ideal dasar (semi) prima, sehingga ditemukan syarat perlu dan cukupnya RE
merupakan aljabar (semi) prima mendasar.
4. Akan dicari syarat perlu dan cukup LR(E) bersifat prima mendasar dengan
menentukan syarat perlu dan cukup suatu ideal dasar dalam LR(E) bersifat
prima, secara analog dalam aljabar lintasan Leavitt LK(E) atas lapangan.
5. Akan diselidiki apakah sebarang ideal dasar dalam LR(E) merupakan ide-
al dasar semiprima, sehingga sebarang aljabar lintasan Leavitt LR(E) selalu
merupakan aljabar semiprima mendasar.
1.6 Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan reseach and development yang didasarkan pada
studi pustaka dan kajian teoritis. Sebagian metode yang digunakan dalam peneli-
tian ini adalah metode deduksi-induksi. Deduksi adalah cara berpikir yang di-
12
tangkap atau diambil dari pernyataan yang bersifat umum lalu ditarik kesimpulan
yang bersifat khusus. Sebaliknya, metode induktif adalah metode yang digunakan
dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum.
Secara umum langkah-langkah yang dilakukan selama penelitian sampai
dengan diperolehnya hasil penelitian adalah sebagai berikut :
1. Kajian teori-teori dasar yang berkaitan dengan aljabar lintasan (KE) dan al-
jabar lintasan Leavitt (LK(E)) atas lapangan, serta ide konstruksi aljabar lin-
tasan Leavitt atas ring komutatif dengan elemen satuan (LR(E)) pada graf
berhingga sebagai generalisasi LK(E), terutama ide didefinisikannya ideal
dasar dan sifat sederhana mendasar aljabar LR(E).
2. Pengembangan penelitian diawali dengan metode deduksi-induksi sehing-
ga diperoleh definisi ideal dasar minimal, ideal dasar prima dan ideal dasar
semiprima dalam LR(E) pada graf berhingga sampai dengan sifat-sifat semi-
sederhana mendasar dan keprimaan mendasar pada aljabar tersebut.
3. Kajian aljabar bebas atas ring komutatif R dengan elemen satuan (R-aljabar
bebas) diperlukan karena aljabar lintasan dan aljabar lintasan Leavitt meru-
pakan aljabar bebas, dan diperolehlah generalisasi ideal dasar dalamR-aljabar
Bebas. Selanjutnya, dihasilkan pula sifat-sifat penting dari R-aljabar bebas
yang (semi) sederhana mendasar dan (semi) prima mendasar.
4. Konstruksi ideal dasar IH dalamRE yang memuat subhimpunan herediterH,
yang evolusinya berawal dari definisi ideal sisi dalam KE. Selain merupakan
generalisasi ideal dasar dalam LR(E), ideal dasar IH dalam RE berperan
dalam penemuan syarat perlu dan cukup suatu graf berhingga sehingga RE
bersifat (semi) prima mendasar berdasarkan temuan syarat perlu dan cukup
ideal dasar tersebut (semi) prima.
5. Pengembangan penelitian dilakukan untuk mencari syarat perlu dan cukup
ideal dasar IH dalam LR(E) merupakan ideal dasar prima, sehingga diper-
oleh syarat perlu dan cukup aljabar lintasan Leavitt LR(E) bersifat prima
13
mendasar. Selain itu, dapat ditunjukkan bahwa sebarang ideal dasar dalam
LR(E) merupakan ideal dasar semiprima, yang berakibat sebarang aljabar
lintasan Leavitt LR(E) bersifat semiprima mendasar.
Langkah-langkah penelitian di atas dapat disederhanakan dengan diagram
dalam Gambar 1.1 berikut :
Gambar 1.1 Flowchart Langkah-langkah Penelitian Disertasi
Anak panah menunjukkan hubungan antara teori, konsep yang melandasi, dan hasil
yang diperoleh. Lebih khusus, anak panah warna biru menandai suatu proses peru-
muman (generalisasi) dan warna hijau menunjukkan adanya perluasan. Perumuman
maupun perluasan yang dilakukan peneliti, ditandai oleh anak panah dengan garis
putus-putus. Adapun hasil penelitian yang diperoleh, ditandai dengan garis putus-
putus warna coklat.
14
1.7 Sistematika Penulisan
Laporan penelitian disertasi ini terdiri dari lima (5) bab, dengan masing-
masing bab terdiri dari beberapa subbab dan subsubbab. Penulisan kutipan yang
digunakan adalah bodynote dengan tanda kurung terdiri dari nama penulis (au-
thor) dan tahun penerbitan referensi, sesuai dengan template yang ditentukan. Jika
penulis lebih dari dua orang, akan dituliskan penulis pertama ditambahkan dkk.
Secara umum, definisi, lema, proposisi, teorema, dan contoh yang merujuk su-
atu referensi, kutipan disisipkan setelah penomerannya. Penomeran definisi, lema,
proposisi, teorema dan contoh diurutkan berdasarkan bab dan subbabnya. Ada-
pun penomeran gambar maupun persamaan hanya berdasarkan bab tanpa memper-
hatikan subbab ke berapa.
Bab I adalah Pendahuluan, terdiri dari tujuh (7) subbab. Latar belakang
masalah menjelaskan ide atau motivasi terpilihnya topik disertasi sehingga muncul
rumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian. Tinjauan pustaka meng-
gambarkan perjalanan penelitian-penelitian serupa yang menjadi inspirator dan dasar
pengembangan penelitian ini, serta menunjukkan posisi dan perbedaan penelitian
disertasi ini dengan penelitian sebelumnya. Langkah-langkah penelitian dijabarkan
pada metode penelitian, sedangkan subbab terakhir tentang sistematika penulisan.
Penulisan laporan penelitian disertasi ini tidak mengkhususkan landasan atau
dasar teori dalam bab tersendiri, namun tersebar dalam bab II, III, dan IV yang juga
berisi hasil penelitiannya. Namun demikian, bab II tetap merupakan pijakan untuk
membuktikan beberapa temuan dalam bab berikutnya. Pemilihan sistematika terse-
but beralasan agar fokus dari setiap bab lebih tegas, bab II lebih umum dari bab III,
bab III lebih umum dari bab IV, namun bab IV lebih luas dari bab III.
Bab II berisi dua (2) subbab, dengan subbab 2.1 merupakan dasar teori ten-
tang graf yang terdiri dua (2) subsubbab dan subbab 2.2 terdiri dari tiga (3) sub-
subbab. Tidak ada hal yang baru dalam subbab 2.1 dan subsubbab 2.2.1. Beberapa
temuan penting dalam bab II dipaparkan dalam subsubbab 2.2.2 dan 2.2.3. Temuan
penting dalam bab ini antara lain definisi dan sifat dari ideal dasar dan ideal bebas
15
dalam R-aljabar bebas, syarat perlu dan cukup ideal dasar dalam R-aljabar bebas
merupakan ideal dasar minimal maupun (semi) prima, juga syarat perlu dan cukup
R-aljabar bebas merupakan aljabar (semi) prima mendasar.
Salah satu topik besar disertasi ini adalah ”Sifat Prima dan Semiprima Men-
dasar Aljabar Lintasan”, disajikan dalam bab III yang terdiri dari empat (4) subbab.
Mayoritas kajian dalam bab ini merupakan hal baru, kecuali subbab 3.1 tentang Al-
jabar lintasan RE dan sifat-sifatnya yang merupakan perumuman aljabar lintasan
KE. Temuan berharga dalam bab ini adalah konstruksi ideal dasar bertingkat IH
dalam RE yang memuat subhimpunan herediter H, disajikan dalam subbab 3.2.
Evolusi ideal dasar tersebut diawali dari definisi ideal sisi dalam RE yang harus
didefinisikan pada graf berhingga dan terhubung. Evolusi tersebut memperlihatkan
berbagai bentuk ideal dasar dalamRE. Temuan penting lainnya dibahas dalam sub-
bab 3.3 dan 3.4, yaitu teorema tentang syarat perlu dan cukup ideal dasar IH meru-
pakan ideal dasar (semi) prima, jika subhimpunan herediterH juga tersaturasi. Teo-
rema tersebut berakibat ditemukannya syarat perlu dan cukup aljabar lintasan RE
bersifat (semi) prima mendasar.
Bab IV terdiri dari enam (6) subsubbab yang terbagi dalam tiga (3) sub-
bab, memaparkan tentang Sifat Prima dan Semiprima Mendasar Aljabar Lintasan
Leavitt. Tidak ada hal yang baru dalam subsubbab 4.1.1, 4.1.2 dan 4.2.1, kecuali
beberapa sifat LR(E) yang merupakan perumuman sifat LK(E). Secara beruru-
tan, ketiga subsubbab ini berisi tentang konstruksi aljabar lintasan Leavitt LR(E)
dan sifat-sifatnya serta konstruksi ideal dasar dalam LR(E). Adapun ketiga subsub-
bab terakhir dalam bab IV merupakan temuan hasil penelitian, kecuali tentang sifat
sederhana mendasar LR(E) dalam subsubbab 4.2.2 tentang beberapa sifat LR(E)
berdasarkan ideal dasarnya. Secara umum temuan dalam bab ini merupakan pe-
rumuman temuan-temuan sebelumnya, namun dibuktikan secara berbeda karena
peran ideal dasarnya. Perbedaan signifikan tampak pada subsubbab 4.3.1 akhir dan
4.3.2, terutama temuan bahwa sebarang ideal dasar bertingkat dalam LR(E) meru-
pakan ideal dasar semiprima yang berakibat sebarang LR(E) merupakan aljabar
semiprima mendasar.
16
Bab V hanya terdiri dari dua (2) subbab, yaitu Kesimpulan dan Masalah
Terbuka. Kesimpulan merupakan jawaban dari rumusan masalah yang merupakan
tujuan dari penelitian disertasi ini. Adapun Masalah Terbuka memaparkan kajian
yang berpeluang untuk dikembangkan dan ditindaklanjuti pada penelitian berikut-
nya.