13
1 BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) merupakan cetak biru mengenai strategi dalam memajukan perekonomian di Indonesia. Proses penyusunan MP3EI merupakan inisiatif presiden yang disampaikan pada tanggal 30 Desember 2010 dalam Rapat Kabinet Terbatas. Presiden menganggap Indonesia kaya akan potensi dan keunggulan ekonomi sehingga perlu diadakan transformasi ekonomi berupa percepatan dan perluasan pembangunan ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, MP3EI menjadi arahan pembangunan ekonomi Indonesia hingga tahun 2025. Dokumen MP3EI merupakan dokumen yang bersifat komplementer dari dokumen perencanaan pembangunan nasional yakni RPJPN, RPJMN, dan lain- lain. Visi MP3EI selaras dengan visi pembangunan nasional yang tertuang dalam Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2005-2025 yakni “Mewujudkan Masyarakat Indonesia yang Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur”. Dengan visi tersebut maka strategi perluasan pembangunan ekonomi ini tidak hanya mewujudkan kesejahteraan masyarakat dari sisi pendapatan dan daya beli masyarakat namun juga diiringi dengan peningkatan dan pemerataan kualitas sumber daya manusia. Penguatan kemampuan sumberdaya manusia dan IPTEK merupakan salah satu dari tiga pilar utama dalam dokumen MP3EI. Dua pilar utama lainnya adalah koridor ekonomi dan penguatan konektivitas nasional. Struktur ekonomi Indonesia saat ini masih terfokus pada pertanian dan industri yang mengekstraksi dan mengumpulkan hasil alam. Industri yang berorientasi pada peningkatan nilai tambah produk, proses produksi dan distribusi di dalam negeri masih terbatas. Peranan MP3EI dalam struktur perekonomian Indonesia memberikan arahan strategis untuk pembangunan berdasarkan potensi alam yang dimiliki di tiap koridor ekonomi MP3EI. Pengembangan potensi melalui koridor ekonomi (enam koridor), yaitu: (1) Sumatra, (2) Jawa, (3) Kalimantan, (4) Sulawesi, (5) Bali -

BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/90915/potongan/S1-2015... · pertumbuhan ekonomi di tiap koridor. Untuk mampu mewujudkan tiap-tiap

  • Upload
    dodan

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/90915/potongan/S1-2015... · pertumbuhan ekonomi di tiap koridor. Untuk mampu mewujudkan tiap-tiap

1

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1. Latar Belakang

Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia

(MP3EI) merupakan cetak biru mengenai strategi dalam memajukan

perekonomian di Indonesia. Proses penyusunan MP3EI merupakan inisiatif

presiden yang disampaikan pada tanggal 30 Desember 2010 dalam Rapat Kabinet

Terbatas. Presiden menganggap Indonesia kaya akan potensi dan keunggulan

ekonomi sehingga perlu diadakan transformasi ekonomi berupa percepatan dan

perluasan pembangunan ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, MP3EI menjadi

arahan pembangunan ekonomi Indonesia hingga tahun 2025.

Dokumen MP3EI merupakan dokumen yang bersifat komplementer dari

dokumen perencanaan pembangunan nasional yakni RPJPN, RPJMN, dan lain-

lain. Visi MP3EI selaras dengan visi pembangunan nasional yang tertuang dalam

Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka

Panjang Nasional 2005-2025 yakni “Mewujudkan Masyarakat Indonesia yang

Mandiri, Maju, Adil, dan Makmur”. Dengan visi tersebut maka strategi perluasan

pembangunan ekonomi ini tidak hanya mewujudkan kesejahteraan masyarakat

dari sisi pendapatan dan daya beli masyarakat namun juga diiringi dengan

peningkatan dan pemerataan kualitas sumber daya manusia.

Penguatan kemampuan sumberdaya manusia dan IPTEK merupakan salah

satu dari tiga pilar utama dalam dokumen MP3EI. Dua pilar utama lainnya adalah

koridor ekonomi dan penguatan konektivitas nasional. Struktur ekonomi

Indonesia saat ini masih terfokus pada pertanian dan industri yang mengekstraksi

dan mengumpulkan hasil alam. Industri yang berorientasi pada peningkatan nilai

tambah produk, proses produksi dan distribusi di dalam negeri masih terbatas.

Peranan MP3EI dalam struktur perekonomian Indonesia memberikan arahan

strategis untuk pembangunan berdasarkan potensi alam yang dimiliki di tiap

koridor ekonomi MP3EI. Pengembangan potensi melalui koridor ekonomi (enam

koridor), yaitu: (1) Sumatra, (2) Jawa, (3) Kalimantan, (4) Sulawesi, (5) Bali -

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/90915/potongan/S1-2015... · pertumbuhan ekonomi di tiap koridor. Untuk mampu mewujudkan tiap-tiap

2

Nusatenggara, (6) Papua-Kepulauan Maluku; pengembangan konektivitas intra

dan inter koridor serta internasional (membangun konektivitas nasional) dan

peningkatan kapasitas SDM dan IPTEK (mempercepat kemampuan SDM dan

IPTEK Nasional). Integrasi antar pilar-pilar tersebut menjadi suatu strategi bagi

keberhasilan MP3EI namun pilar-pilar ini pun menimbulkan isu-isu permasalahan

strategis terkait dengan penjabaran masing-masing dari pilar-pilar tersebut.

Fokus utama penyusunan MP3EI terletak pada pembentukan koridor-

koridor ekonomi. Koridor-koridor ekonomi ditentukan untuk mengetahui

persebaran potensi-potensi sumberdaya yang ada pada enam koridor tersebut.

Pengembangan potensi melalui enam koridor ekonomi yang dilakukan dengan

cara mendorong investasi BUMN, Swasta Nasional dan FDI (Foreign Direct

Investment) dalam skala besar di 22 kegiatan ekonomi utama. Penyelesaian

berbagai hambatan akan diarahkan pada kegiatan ekonomi utama sehingga

diharapkan akan terjadi peningkatan realisasi investasi untuk memacu

pertumbuhan ekonomi di tiap koridor. Untuk mampu mewujudkan tiap-tiap pilar

maka pilar ketiga menjadi kunci utama, namun dalam MP3EI pilar ketiga yang

mengusung permasalahan SDM dan IPTEK tidak dikembangkan lebih rinci.

Gambar 1.1. Sebagian isi dokumen MP3EI, Hal. 40

Sumber : Dokumen MP3EI

2

Nusatenggara, (6) Papua-Kepulauan Maluku; pengembangan konektivitas intra

dan inter koridor serta internasional (membangun konektivitas nasional) dan

peningkatan kapasitas SDM dan IPTEK (mempercepat kemampuan SDM dan

IPTEK Nasional). Integrasi antar pilar-pilar tersebut menjadi suatu strategi bagi

keberhasilan MP3EI namun pilar-pilar ini pun menimbulkan isu-isu permasalahan

strategis terkait dengan penjabaran masing-masing dari pilar-pilar tersebut.

Fokus utama penyusunan MP3EI terletak pada pembentukan koridor-

koridor ekonomi. Koridor-koridor ekonomi ditentukan untuk mengetahui

persebaran potensi-potensi sumberdaya yang ada pada enam koridor tersebut.

Pengembangan potensi melalui enam koridor ekonomi yang dilakukan dengan

cara mendorong investasi BUMN, Swasta Nasional dan FDI (Foreign Direct

Investment) dalam skala besar di 22 kegiatan ekonomi utama. Penyelesaian

berbagai hambatan akan diarahkan pada kegiatan ekonomi utama sehingga

diharapkan akan terjadi peningkatan realisasi investasi untuk memacu

pertumbuhan ekonomi di tiap koridor. Untuk mampu mewujudkan tiap-tiap pilar

maka pilar ketiga menjadi kunci utama, namun dalam MP3EI pilar ketiga yang

mengusung permasalahan SDM dan IPTEK tidak dikembangkan lebih rinci.

Gambar 1.1. Sebagian isi dokumen MP3EI, Hal. 40

Sumber : Dokumen MP3EI

2

Nusatenggara, (6) Papua-Kepulauan Maluku; pengembangan konektivitas intra

dan inter koridor serta internasional (membangun konektivitas nasional) dan

peningkatan kapasitas SDM dan IPTEK (mempercepat kemampuan SDM dan

IPTEK Nasional). Integrasi antar pilar-pilar tersebut menjadi suatu strategi bagi

keberhasilan MP3EI namun pilar-pilar ini pun menimbulkan isu-isu permasalahan

strategis terkait dengan penjabaran masing-masing dari pilar-pilar tersebut.

Fokus utama penyusunan MP3EI terletak pada pembentukan koridor-

koridor ekonomi. Koridor-koridor ekonomi ditentukan untuk mengetahui

persebaran potensi-potensi sumberdaya yang ada pada enam koridor tersebut.

Pengembangan potensi melalui enam koridor ekonomi yang dilakukan dengan

cara mendorong investasi BUMN, Swasta Nasional dan FDI (Foreign Direct

Investment) dalam skala besar di 22 kegiatan ekonomi utama. Penyelesaian

berbagai hambatan akan diarahkan pada kegiatan ekonomi utama sehingga

diharapkan akan terjadi peningkatan realisasi investasi untuk memacu

pertumbuhan ekonomi di tiap koridor. Untuk mampu mewujudkan tiap-tiap pilar

maka pilar ketiga menjadi kunci utama, namun dalam MP3EI pilar ketiga yang

mengusung permasalahan SDM dan IPTEK tidak dikembangkan lebih rinci.

Gambar 1.1. Sebagian isi dokumen MP3EI, Hal. 40

Sumber : Dokumen MP3EI

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/90915/potongan/S1-2015... · pertumbuhan ekonomi di tiap koridor. Untuk mampu mewujudkan tiap-tiap

3

Dari 210 halaman dokumen MP3EI, pemaparan mengenai sumberdaya manusia

sangat sedikit sekali seperti yang dapat dilihat pada gambar 1.1. Pentingnya

mengetahui potensi SDM di tiap-tiap koridor ekonomi adalah agar dapat

dirancang suatu penyelesaian atau solusi terhadap permasalahan yang terjadi di

tiap koridor tersebut. Pada MP3EI perhatian lebih ditekankan pada perwujudan

SDM yang berkualitas dengan meningkatkan variabel pendidikan dan tidak ada

tindak lanjut kedepannya mengenai alokasi dari SDM tersebut.

Pendidikan juga menjadi salah satu indikator komposit dalam Indeks

Pembangunan Manusia (UNDP, 1993). Pendidikan memiliki peranan sangat

penting dalam membentuk kapabiltas penduduk untuk menangkap modernisasi

tekhnologi serta mengembangkan potensi diri untuk terciptanya pembangunan

yang berkelanjutan, karena salah satu indikator dalam pendidikan yakni buta

huruf menjadi salah satu gejala kemiskinan (Tukiran, 2001).Variabel-variabel

indeks pendidikan menjadi penting untuk ditelaah untuk mengetahui kondisi IPM

dari sisi pendidikan sehingga dapat dilakukan perencanaan yang tepat terhadap

permasalahan terkait pendidikan yang terjadi di masing-masing koridor ekonomi

MP3EI.

1. 2. Permasalahan Penelitian

Dokumen MP3EI memuat rencana strategis untuk mewujudkan kutub-

kutub perekonomian Indonesia di tiap koridor ekonomi yang telah ditentukan.

Ditentukannya kutub-kutub pertumbuhan bedasarkan potensi sumberdaya alam

yang ada di masing-masing koridor ekonomi tersebut. Pada bab tiga dokumen

MP3EI dijelaskan secara rinci mengenai potensi-potensi sumberdaya alam tiap

provinsi masing-masing koridor dan keterkaitan instansi-instansi dalam

mengambangkan potensi yang ada di tiap koridor ekonomi tersebut namun tidak

membahas secara rinci mengenai ketersediaan sumberdaya manusia yang ada di

masing-masing koridor ekonomi yang telah ditentukan pada dokumen MP3EI

tersebut. Hal ini mengingat sumberdaya manusia yang berkualitas dapat

mengoptimalisasikan potensi sumberdaya yang ada sehingga rencana strategis

yang ada pada dokumen MP3EI dapat direalisasikan demi terrwujudnya

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/90915/potongan/S1-2015... · pertumbuhan ekonomi di tiap koridor. Untuk mampu mewujudkan tiap-tiap

4

masyarakat Indonesia yang mandiri, maju, adil, dan makmur. Kritik terhadap

dokumen MP3EI ini menjadi latar belakang dilakukannya penelitian ini.

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kualitas SDM berdasarkan indeks pendidikan di Indonesia

menurut koridor ekonomi MP3EI?

2. Bagaimana distribusi potensi SDM bidang pendidikan di Indonesia menurut

koridor ekonomi MP3EI

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah dijelaskan

sebelumnya, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai

“Analisis Potensi Sumberdaya Manusia Bidang Pendidikan Menurut

Koridor Ekonomi MP3EI (Masterplan Percepatan dan Perluasan

Pembangunan Ekonomi Indonesia) ”.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu untuk

mengidentifikasi dan menganalisis :

1. Mengkaji potensi SDM bidang pendidikan menurut koridor ekonomi

MP3EI

2. Menganalisis kesesuaian potensi SDM bidang pendidikan dengan potensi

sumberdaya alam dalam koridor ekonomi MP3EI dalam mengimbangi

potensi SDA di masing-masing koridor MP3EI

1.4. Kegunaan Penelitian

Manfaat yang ingin diberikan dalam penelitian ini adalah dapat dijadikan

sebagai sumbang saran untuk pertimbangan kebijakan pemerintah dalam

melaksanakan rencana kegiatan yang telah disusun dalam dokumen MP3EI.

Selain itu, sebagai referensi dalam suatu studi kasus dan menjadi bahan

pertimbangan dalam penelitian selanjutnya yang memiliki keterkaitan tema

penelitian, sehingga berguna bagi penelitian di masa datang.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/90915/potongan/S1-2015... · pertumbuhan ekonomi di tiap koridor. Untuk mampu mewujudkan tiap-tiap

5

1.5. Telaah Pustaka

1.5.1. Sumberdaya Manusia

Sumberdaya manusia produktif dan berkualitas unggul merupakan faktor

penggerak ekonomi dalam pembangunan. Pembangunan yang berhasil adalah

pembangunan yang melihat manusia baik sebagai modal pembangunan maupun

sebagai komponen pembangunan. Manusia merupakan modal pembangunan

karena sesungguhnya tidak ada pembangunan yang tidak menggunakan manusia.

Manusia merupakan subjek dan objek dalam pembangunan karena pembangunan

itu sendiri memang bertujuan menyejahterakan manusia (Ananta dan Hatmadji,

1985). Sebagai modal pembangunan, maka mutu atau kualitas sumberdaya

manusia harus ditingkatkan agar memiliki kualitas unggul dan daya saing tinggi.

Thomas Robert Malthus seorang pendeta Inggris yang terkenal dengan

teori Malthusnya mengungkapkan bahwasanya pertumbuhan penduduk apabila

tidak ada pembatasan, akan berkembang biak dengan cepat dan memenuhi seluruh

muka bumi. Selain itu, manusia memerlukan bahan makanan untuk

melangsungkan hidup, sedangkan laju pertumbuhan makanan jauh lebih lambat

dibandingkan laju pertumbuhan penduduk (Mantra, 2003). Namun, teori Malthus

ini memiliki kekurangan karena Malthus menggunakan asumsi bahwa

sumberdaya alam dan sumberdaya manusia merupakan suatu koefisien tetap, yang

tidak dapat ditingkatkan.

B C D

Gambar 1.2. Penduduk sebagai Modal (Ananta dan Hatmadji, 1985)

Jumlahbarang

dan jasa

Jumlah penduduk

g0

g1

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/90915/potongan/S1-2015... · pertumbuhan ekonomi di tiap koridor. Untuk mampu mewujudkan tiap-tiap

6

Bedasarkan grafik pada gambar 1.2 walaupun dalam kondisi g0 jumlah C

merupakan beban pembangunan, namun kondisi g1 jumlah C justru merupakan

modal pembangunan. Dengan kata lain, jumlah penduduk yang besar belum tentu

merupakan suatu beban pembangunan. Kualitas sumberdaya manusia berperan

penting dalam menentukan apakah suatu jumlah penduduk merupakan beban atau

modal pembangunan. Kualitas sumberdaya manusia dapat dianalisis melalui

indikator-indikator terkait dengan sumberdaya manusia.

Indikator kualitas sumberdaya manusia merupakan salah satu pendekatan

untuk mengetahui perkembangan kesejahteraan rakyat (Kasto, 1988 : 121).

Banyak penelitian yang menganalisis mengenai kualitas sumberdaya manusia,

dalam penelitian yang dilakukan secara regenerasi tersebut disimpulkan bahwa

kualitas penduduk ada dua aspek yakni aspek fisik dan non fisik yang kemudian

indikator dari kedua aspek tersebut dapat menentukan kualitas sumberdaya

manusia. Berdasarkan indikator-indikator yang diteliti dan dipilah maka untuk

mengukur kualitas sumberdaya manusia dapat digunakan pendekatan kualitas

fisik hidup manusia atau lebih dikenal dengan PQLI yang disusun menggunakan

Angka Harapan Hidup setelah Usia Setahun (e1) , Angka Kematian Bayi (IMR)

dan melek huruf dewasa (Morris and Morris, 1979)

PQLI semakin tertinggal dengan perubahan tuntutan kehidupan manusia di

era global. Maka pertengahan periode ini atau sekitar tahun 1988, UNDP

menawarkan ide yang tidak jauh berbeda dengan periode sebelumnya, ide ini

lebih dikenal dengan memperluas pilihan-pilihan hidup yang lebih baik atau yang

lebih dikenal dengan istilah enlarging people choice (UNDP, 1993). Pada periode

ini lah, tepatnya tahun 1990 IPM mulai diperkenalkan. Akhirnya dengan berbagai

kelemahan yang ada maka pilihan-pilihan hidup yang lebih baik diukur melalui

tiga indikator yaitu kesehatan, pendidikan, dan pendapatan. Selanjutnya parameter

IPM digunakan sebagai indikator keberhasilan pembangunan sumberdaya

manusia (Tukiran, 2011).

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/90915/potongan/S1-2015... · pertumbuhan ekonomi di tiap koridor. Untuk mampu mewujudkan tiap-tiap

7

1.5.2. Aspek Pendidikan dalam Pembangunan Sumberdaya Manusia

Pembangunan pendidikan yang merupakan bagian dari pembangunan

nasional dan indikator komposit dari Indikator Pembangunan Manusia (IPM) ini

memiliki peranan penting dalam terwujudnya kesejahteraan sosial (UNDP, 1993).

Pendidikan adalah suatu usaha yang kerap kali dikaitkan dengan investasi dalam

bidang sumberdaya manusia. Yang dikorbankan adalah sejumlah dana yang

dikeluarkan dan kesempatan memperoleh penghasilan selama proses investasi.

Yang diperoleh sebagai imbalannya adalah tingkat penghasilan yang lebih tinggi

untuk mencapai tingkat konsumsi yang lebih tinggi pula. Investasi yang demikian

dinamakan human capital (Jhingan, 1996:521 522).

Teori human capital dalam bidang pendidikan dapat digunakan : (1)

sebagai dasar pengambilan keputusan mengenai apakah seseorang melanjutkan

atau tidak melanjutkan sekolah, (2) untuk menerangkan situasi tenaga kerja

seperti terjadinya pengangguran di kalangan tenaga kerja terdidik, (3)

memperkirakan pertambahan penyediaan waktu dari masing-masing tingkat dan

jenis pendidikan dalam kurun waktu tertentu, dan (4) dalam menyusun

kebijaksanaan pendidikan dan perencanaan tenaga kerja. Don Tappscott (1998)

pada bukunya yang berjudul “Digital Economy: Promise and Perilin the Age of

Networked Intelligence” mengemukakan 12 tema ekonomi baru akibat dari

meluasnya pengaruh internet. Dalam buku tersebut terdapat paparan mengenai

tema ekonomi berbasis pengetahuan (knowledge based economy).

Implementasinya adalah hanya pegawai yang memiliki pengetahuan yang luas

dan terus menambah pengetahuan yang dapat beradaptasi dengan kondisi

perkembangan teknologi dan perubahan lingkungan strategis yang luar biasa

cepatnya.

Indeks pendidikan adalah angka atau bilangan yang menunjukkan tingkat

atau ranking dalam bidang pendidikan (yang termasuk dalam kategori Indeks

Pembangunan Manusia/IPM). Indeks pendidikan ini merupakan pencerminan

hasil pembangunan bidang pendidikan yang diukur dengan dua pertiga angka

melek huruf dan sepertiga rata-rata lama sekolah (Riani, 2004). Pendidikan

memiliki peranan sangat penting dalam membentuk kapabilitas penduduk untuk

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/90915/potongan/S1-2015... · pertumbuhan ekonomi di tiap koridor. Untuk mampu mewujudkan tiap-tiap

8

menangkap modernisasi teknologi serta mengembangkan potensi diri untuk

terciptanya pembangunan secara berkelanjutan. Karena salah satu indikator dalam

pendidikan yakni buta huruf menjadi salah satu gejala kemiskinan (Tukiran,

2001). Dan pendidikan menjadi satu-satunya upaya untuk mengeluarkan

penduduk dari The vicious cyrcle of poverty atau lingkaran setan kemisikinan

yang mana lingkaran setan ini memiliki sifat berkelanjutan pula sehingga hal ini

dapat menghambat pencapaian visi MP3EI di tahun 2025.

Pendapatan

Pendidikan Kemiskinan

Gambar 1.3. The vicious cyrcle of poverty (Payne, 2005)

Lingkaran kemisikinan terdiri dari pendidikan, pendapatan, dan

kemiskinan seperti yang diilustrasikan gambar 1.3 ini dimulai dari pendapatan

yang rendah sehingga mengakibatkan sifat konsumtif masyarakat juga rendah

dalam memenuhi kebutuhannya termasuk dalam memenuhi kebutuhan

pendidikan, pendidikan yang rendah ini menyebabkan pekerjaan yang mampu di

dapat merupakan pekerjaan yang kurang prestise dan pekerjaan strata bawah,

begitu seterusnya siklus ini terjadi. Seperti halnya virus, siklus tersebut dapat

menyebar dari satu generasi ke generasi lainnya, misal dari orang tua ke anaknya.

Pendidikan menjadi satu-satunya cara untuk keluar dari lingkaran setan tersebut.

Tingginya kesadaran terhadap pendidikan dari seseorang yang berpendapatan

rendah mampu mengeluarkannya dari lingkaran setan tersebut. Keberhasilan

pendidikan sangat tergantung pada kualitas kesehatan yang dimiliki. Usia harapan

hidup yang lebih panjang dapat meningkatkan pengembalian atas investasi dalam

pendidikan. Kesehatan yang lebih baik akan menyebabkan rendahnya tingkat

depresiasi dari modal pendidikan. Dengan demikian pendidikan dan kesehatan

merupakan komponen pertumbuhan dan pembangunan yang vital. Peningkatan

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/90915/potongan/S1-2015... · pertumbuhan ekonomi di tiap koridor. Untuk mampu mewujudkan tiap-tiap

9

mutu pendidikan dan kesehatan merupakan kunci untuk menikmati tingkat

kesejahteraan yang lebih baik (Todaro, 2006 : 404-407).

Indeks pendidikan merupakan pencerminan hasil pembangunan dalam

bidang pendidikan yang mempunyai kedudukan strategis, mengingat kualitas

sumberdaya manusia tercermin di dalamnya sangat menentukan tingkat

produktivitas suatu masyarakat dalam skala nasional. Terdapat beberapa indikator

berdasarkan Indikator Kesejahteraan Rakyat (Inkesra) terdapat beberapa indikator

yang menjadi indikator terhadap kondisi pendidikan antara lain : angka partisipasi

sekolah (APS), angka melek huruf (AMH), rata-rata lama sekolah, tingkat

pendidikan, dan sarana prasana sekolah (jumlah guru dan jumlah sekolah).

1. Angka Partisipasi Sekolah merupakan indikator penting dalam

menentukan indeks pendidikan karena indikator ini digunakan untuk

menilai pencapaian pendidikan dasar untuk semua, dan ini menjadi salah

satu tujuan Millenium Development Goals (MDGs), tepatnya tujuan kedua

yaitu pendidikan untuk semua atau Education for All (EFA). Menurut

BPS, angka partisipasi sekolah adalah proporsi anak sekolah pada usia

jenjang pendidikan tertentu dalam kelompok usia yang sesuai dengan

jejang pendidikan tersebut. Angka Partisipasi Sekolah juga dapat

menunjukkan apakah akses pendidikan di suatu wilayah dapat dijangkau

dengan mudah atau tidak.

2. Angka Melek Huruf adalah salah satu indikator yang dapat menunjukkan

terlaksananya pendidikan yang baik bagi masyarakat. Angka melek huruf

dapat mendeskripsikan kondisi mutu sumberdaya manusia di suatu

wilayah dalam aspek pendidikan (Inkesra, 2011)

3. Rata-rata Lama Sekolah merupakan salah satu indikator pendidikan yang

mengindikasikan bahwa sampai sejauh mana seseorang menjalani tingkat

pendidikannya. Semakin tinggi tingkat pendidikan yang dijalani maka

semakin tinggi pula rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan penduduk usia

15 tahun ke atas untuk menempuh jenis pendidikan formal.

4. Tingkat pendidikan merupakan indikator lain yang dapat digunakan untuk

mengetahui kualitas sumberdaya manusia yaitu tingkat pendidikan yang

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/90915/potongan/S1-2015... · pertumbuhan ekonomi di tiap koridor. Untuk mampu mewujudkan tiap-tiap

10

telah ditamatkan atau ijasah terakhir yang dimilikinya. Indikator tingkat

pendidikan juga dapat digunakan untuk mengetahui persentase penduduk

yang telah menyelesaikan pendidikan dasar 9 tahun (Inkesra, 2011)

5. Sarana dan prasarana merupakan indikator yang menjadi syarat awal

dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Komponen penting dalam

sarana dan prasarana pendidikan yaitu guru, murid, dan sekolah. Rasio

antar komponen tersebut dapat menggambarkan ketersediaan sarana dan

prasarana pendidikan di suatu wilayah.

6. Jumlah Pe

Pendidikan erat kaitannya dengan pendapatan dengan determinan tenaga

kerja yang menjadi penghubung kedua aspek tersebut. Terkait dengan dokumen

MP3EI mengenai kutub-kutub pertumbuhan ekonomi di Indonesia maka kualitas

sumberdaya manusia melalui pendidikan memiliki keterkaitan dengan lapangan

pekerjaan yang dikembangkan pada koridor-koridor ekonomi. Dalam indikator

kualitas sumberdaya manusia, pendidikan merupakan input untuk meningkatkan

kualitas sumberdaya manusia dan tenaga kerja merupakan output, secara

konvensional, adalah output yang dapat dinilai di pasar.

1.5.3. Pendidikan dalam Dokumen MP3EI

Dokumen MP3EI pun membahas mengenai pentingnya aspek pendidikan

dalam menciptakan tenaga kerja yang berkualitas. Hal ini dikarenakan pergeseran

arah ekonomi yang berbasis pengetahuan dan teknologi. Perkembangan ekonomi

menuntut modernitas dalam menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

dibutuhkan, untuk meningkatkan nilai tambah kegiatan ekonomi yang

berkelanjutan.

Indikator pendidikan yang dibahas pada dokumen ini hanya pada angka

partisipasi kasar. Menurutnya semakin tinggi jenjang pendidikan yang diperoleh

oleh seseorang maka kualitas sumberdaya manusia tersebut unggul. Padahal

indikator pendidikan lainnya perlu menjadi pertimbangan. Angka partisipasi kasar

tidak dapat menjadi acuan ataupun asumsi untuk menentukan kualitas unggul

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/90915/potongan/S1-2015... · pertumbuhan ekonomi di tiap koridor. Untuk mampu mewujudkan tiap-tiap

11

tenaga kerja sebagaimana output dari pendidikan. Menurut Kasto (1988) dalam

tulisannya menjelaskan bahwa variabel-variabel indikator pendidikan memiliki

keterkaitan satu sama lain. Misalnya, angka partisipasi sekolah (APS) tentu harus

mempertimbangkan sarana dan prasarana sekolah secara kuantitatif

Gambar 1.4. Konsep Angka Partisipasi Kasar (Dokumen MP3EI, 2011: 40)

MP3EI adalah living document, sehingga apa yang tertulis di dalamnya

dapat senantiasa diupdate dan diperbaiki. Dalam mendukung strategi

pengembangan sektor pembangunan, dimensi spasial merupakan variabel penting

yang harus dimasukkan sehingga diharapkan dapat diperoleh strategi

pengembangan sektor pembangunan yang konkret dan spesifik sesuai dengan

potensi dan keunggulan masing-masing koridor ekonomi, dengan demikian,

strategi pengembangan koridor ekonomi diharapkan sudah mengintegrasikan

aspek sektoral maupun regional.

Namun lebih dari itu, kekurangan yang terdapat di MP3EI merupakan

kelemahan dasar dalam merancang kebijakan, yaitu asymmetric information.

Ketidaksempurnaan informasi membuat sulit untuk memetakan potensi-potensi

dari setiap daerahnya, tak terkecuali potensi sumberdaya manusia di setiap daerah.

Dengan wilayah yang terbentang luas, dan terdiri atas 500 Kabupaten/Kota dan 33

Provinsi, wajar apabila pemetaan potensi daerah tidak bisa dilakukan dengan

Universitas(pusat) Riset

Universitas Pengajaran/Politeknik(termasuk pendidikan berkelanjutan)

Community colleges (di tiap

kota/Ibukota Kabupaten)

SMA/SMK

Siswaberpotensi

SiswaBerprestasi

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/90915/potongan/S1-2015... · pertumbuhan ekonomi di tiap koridor. Untuk mampu mewujudkan tiap-tiap

12

sempurna. Menjadi kewajiban pemerintah untuk terus memperbaiki masterplan ini

dengan menyesuaikan dengan potensi dan kebutuhan setiap daerahnya.

Indonesia tengah berada dalam periode transisi struktur penduduk usia

produktif. Pada kurun waktu 2020-2030, penurunan indeks (rasio) ketergantungan

Indonesia (yang sudah berlangsung sejak tahun 1970) akan mencapai angka

terendah. Implikasi penting dari kondisi ini adalah semakin pentingnya

penyediaan lapangan kerja agar perekonomian dapat memanfaatkan secara

maksimal besarnya porsi penduduk usia produktif.

Kepercayaan, menurut Francis Fukuyama (1995) merupakan modal sosial

yang sama pentingnya dengan modal fisik dalam mencapai kejayaan ekonomi di

tengah persaingan global. Bila tingkat pendidikan secara umum diasumsikan terus

membaik, produktivitas perekonomian negara ini sesungguhnya dalam kondisi

meningkat dan tingkat kepercayaan publik pun berjalan beriringan seiring

meningkatnya daya beli masyarakat terhadap produk lokal. Hal tersebut tentu

akan sangat bermanfaat untuk tujuan percepatan maupun perluasan pembangunan

ekonomi Indonesia yang kemudian tidak hanya difokuskan pada objek

pembangunannya tapi juga penguatan kapasitas sumberdaya manusia sebagai

subjek pembangunan.

Sejatinya, kualitas sumber daya manusia masih menjadi tantangan di

Indonesia. Dengan pertambahan penduduk yang terus meningkat, masalah-

masalah sosial multidimensional yang menyangkut hak dasar dari kebutuhan

manusia pun tidak akan ada habisnya (endless problem). Saat ini sekitar 50 persen

tenaga kerja di Indonesia masih berpendidikan sekolah dasar dan hanya sekitar 8

persen yang berpendidikan diploma/sarjana (Dokumen MP3EI : 19) . Kualitas

sumber daya manusia ini sangat terkait dengan kualitas sarana pendidikan,

kesehatan, dan akses ke infrastruktur dasar.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/90915/potongan/S1-2015... · pertumbuhan ekonomi di tiap koridor. Untuk mampu mewujudkan tiap-tiap

13

Gambar 1.5. Diagram Alir Kerangka Pemikiran

Pemetaan IndeksPendidikan Bedasarkan

Koridor MP3EI

SDM

Analisis Potensi danKesesuaian antara SDM

dan SDA menurutkoridor MP3EI

MP3EI

Rumusan Masalah

1. Persebaran kualitas SDM di Indonesia sesuai dengan koridor ekonomi MP3EI berdasarkan indekspendidikan2. Potensi SDM perlu dipetakan dan bagaimana hubungannya dengan kutub ekonomi yang akandirealisasikan pada tiap koridor ekonomi MP3EI3. Pengaruh potensi SDM terhadap pertumbuhan kutub-kutub ekonomi di tiap koridor ekonomi MP3EI

IPM

SDA

Enam koridorekonomi

Pemetaan(Telah dipetakan dalam

dokumen MP3EI)

Indikator Pendidikan1. Tingkat Pendidikan2.Rata-rata lama sekolah3. Angka Partisipasi Sekolah4. Angka Melek Huruf6. Sarana dan prasarana

Pendidikan

Kesehatan

Ekonomi

Perhitungan indeks pendidikan