21
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) membawa dampak yang positif bagi kemudahan manusia dalam berkomunikasi dan kualitas sumberdaya manusia karena persebaran informasi yang semakin cepat. Perkembangan TIK memberikan pengalaman baru dalam berkomunikasi bagi manusia diseluruh penjuru dunia tanpa batasan jarak dan waktu. Kehadiran TIK dewasa ini dapat diaplikasikan untuk mengoptimalkan sarana dan prasarana ruang publik terutama di wilayah perkotaan yang memiliki ruang publik terbatas akibat dari kebutuhan lahan untuk pengembangan kota. Kota merupakan sebuah sistem terbuka dimana setiap orang bebas untuk memasuki dan melakukan kegiatan di perkotaan. Tambahan sarana dan prasarana yang lebih baik di kota dibandingkan dengan di desa menjadi daya tarik bagi masyarakat di sekitar kota untuk mengakses kota dan menimbulkan kesulitan bagi pemerintah kota dalam memantau perkembangan kota. Perencanaan tata ruang yang sudah ditetapkan dan dijalankan prosedurnya terkadang tidak dapat mengakomodir adanya fenomena dimana setiap orang menuju kota. Ruang publik pun semakin terancam keberadaannya dikarenakan adanya kebutuhan lahan yang meningkat seiring adanya pergerakan (movement) menuju wilayah perkotaan padahal ruang publik merupakan ruang yang dimanfaatkan warga sebagai sarana untuk berinteraksi sosial dan kegiatan rekreasi. Tantangan jaman dengan segala perkembangan teknologi dan perlunya peningkatan terhadap kualitas sumberdaya manusia yang diwujudkan melalui pemanfaatan berbagai fasilitas yang ada dalam ruang telah menjadi latar belakang dicanangkannya kebijakan program Jakarta Smart City oleh pasangan gubernur dan wakil gubernur Jakarta terpilih untuk periode 2012-2017, Joko Widodo dan Basuki Purnama. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari www.en.tempo.co (diakses pada tanggal 6 November 2013 pada pukul 06.00 WIB) diketahui bahwa program

BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86269/potongan/S1-2015... · pemanfaatan berbagai fasilitas yang ada dalam ruang telah menjadi latar

  • Upload
    dangnhi

  • View
    215

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86269/potongan/S1-2015... · pemanfaatan berbagai fasilitas yang ada dalam ruang telah menjadi latar

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) membawa

dampak yang positif bagi kemudahan manusia dalam berkomunikasi dan kualitas

sumberdaya manusia karena persebaran informasi yang semakin cepat.

Perkembangan TIK memberikan pengalaman baru dalam berkomunikasi bagi

manusia diseluruh penjuru dunia tanpa batasan jarak dan waktu. Kehadiran TIK

dewasa ini dapat diaplikasikan untuk mengoptimalkan sarana dan prasarana ruang

publik terutama di wilayah perkotaan yang memiliki ruang publik terbatas akibat

dari kebutuhan lahan untuk pengembangan kota.

Kota merupakan sebuah sistem terbuka dimana setiap orang bebas untuk

memasuki dan melakukan kegiatan di perkotaan. Tambahan sarana dan prasarana

yang lebih baik di kota dibandingkan dengan di desa menjadi daya tarik bagi

masyarakat di sekitar kota untuk mengakses kota dan menimbulkan kesulitan bagi

pemerintah kota dalam memantau perkembangan kota. Perencanaan tata ruang

yang sudah ditetapkan dan dijalankan prosedurnya terkadang tidak dapat

mengakomodir adanya fenomena dimana setiap orang menuju kota. Ruang publik

pun semakin terancam keberadaannya dikarenakan adanya kebutuhan lahan yang

meningkat seiring adanya pergerakan (movement) menuju wilayah perkotaan

padahal ruang publik merupakan ruang yang dimanfaatkan warga sebagai sarana

untuk berinteraksi sosial dan kegiatan rekreasi.

Tantangan jaman dengan segala perkembangan teknologi dan perlunya

peningkatan terhadap kualitas sumberdaya manusia yang diwujudkan melalui

pemanfaatan berbagai fasilitas yang ada dalam ruang telah menjadi latar belakang

dicanangkannya kebijakan program Jakarta Smart City oleh pasangan gubernur dan

wakil gubernur Jakarta terpilih untuk periode 2012-2017, Joko Widodo dan Basuki

Purnama. Berdasarkan informasi yang didapatkan dari www.en.tempo.co (diakses

pada tanggal 6 November 2013 pada pukul 06.00 WIB) diketahui bahwa program

Page 2: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86269/potongan/S1-2015... · pemanfaatan berbagai fasilitas yang ada dalam ruang telah menjadi latar

2

Jakarta Smart City oleh pemerintah DKI Jakarta dilakukan dengan menggandeng

PT. Telekomunikasi Tbk (Telkom). Langkah awal dari program ini adalah instalasi

jaringan internet nirkabel pada taman kota di Jakarta yang sampai pada 9 Mei 2013

saja setidaknya telah ada 5 taman kota di Jakarta yang telah dipasang internet

wireless fidelity (Wi-Fi) gratis. Taman kota tersebut adalah Taman Langsat, Taman

Suropati, dan Taman Ayodya di Jakarta Selatan serta Taman Situ Lembang dan

Taman Menteng di Jakarta Pusat.

Keberadaan taman kota di Jakarta yang telah memiliki jaringan internet

melalui Wi-Fi merupakan peningkatan kualitas dari ruang publik sekaligus

mencerminkan perwujudan dari persiapan menuju ruang publik yang berbasis TIK.

Taman sebagai ruang publik diharapkan dapat menjadi tempat bagi warga Kota

Jakarta untuk dapat mengembalikan fungsi ruang publik taman kota sebagai sarana

kegiatan rekreasi dan melakukan interaksi sosial.

1.2. Perumusan Masalah

Adanya program Jakarta Smart City oleh pemerintah provinsi D.K.I. Jakarta

dengan menggandeng PT. Telekomunikasi Tbk (Telkom) dimana salah satu

langkah awalnya adalah memfasilitasi ruang publik taman kota di Jakarta dengan

akses internet melalui jaringan nirkabel (Wi-Fi) memberikan nilai lebih dari fungsi

ruang publik taman kota untuk dinikmati oleh warga Kota Jakarta. Maraknya

pembangunan gedung-gedung tinggi disekitar taman kota dan polusi kendaraan di

sekitar area taman kota menjadi faktor utama dari kurangnya minat masyarakat

untuk menggunakan ruang publik terutama taman kota yang menjadi tidak nyaman

untuk dipergunakan sarana berinteraksi sosial dan kegiatan rekreasi.

Keberadaan taman kota dengan akses internet gratis merupakan salah satu

dari spesifikasi taman kota yang berbasis TIK. Konsep ruang publik taman kota

yang pro terhadap konsep smart city tidak hanya sekedar memiliki jaringan internet

yang dapat diakses oleh masyarakat sekitar saja. Masih ada kebutuhan yang

diperlukan pengguna ruang publik taman kota lainnya agar taman kota sebagai

ruang publik yang sejalan dengan konsep smart city yang dapat dijadikan solusi

Page 3: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86269/potongan/S1-2015... · pemanfaatan berbagai fasilitas yang ada dalam ruang telah menjadi latar

3

atas permasalahan pengembangan Kota Jakarta yang kerap menjadi masalah besar

bagi perencanaan Kota Jakarta kedepannya.

Berdasarkan pada permasalahan tersebut di atas, beberapa pertanyaan

penelitian dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah ketersediaan bentuk layanan ruang publik taman kota berbasis

teknologi informasi dan komunikasi yang tersedia?

2. Bagaimanakah pemanfaatan ruang publik taman kota berbasis teknologi

informasi dan komunikasi?

3. Bagaimanakah kebutuhan pengembangan ruang publik taman kota berbasis

teknologi informasi dan komunikasi?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk :

1. Mengetahui ketersediaan layanan ruang publik taman kota berbasis teknologi

informasi dan komunikasi.

2. Mengetahui pemanfaatan ruang publik taman kota berbasis teknologi informasi

dan komunikasi.

3. Mengetahui kebutuhan pengembangan ruang publik taman kota berbasis

teknologi informasi dan komunikasi.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat maupun

pemerintah, yaitu :

1. Memberikan informasi tentang pemanfaatan ruang publik taman kota berbasis

TIK yang sesuai dengan konsep smart city.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan pertimbangan bagi

pemerintah provinsi DKI Jakarta dan para ahli perencana kota dalam

mengembangkan konsep kota smart city agar dapat mengembangkan wilayah

atau kota dengan lebih baik lagi, khususnya untuk ruang publik taman kota.

Page 4: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86269/potongan/S1-2015... · pemanfaatan berbagai fasilitas yang ada dalam ruang telah menjadi latar

4

1.5. Tinjauan Pustaka

1.5.1. Keterkaitan dengan geografi

Salah satu ciri yang membedakan geografi dengan ilmu-ilmu lain adalah

pendekatan keruangan atau pendekatan spasial. Pendekatan keruangan mempelajari

perbedaan lokasi mengenai sifat-sifat penting atau khas yang membedakan antara

satu ruang dengan yang lainnya. Pendekatan keruangan yang harus diperhatikan

adalah penyebaran penggunaan ruang yang telah ada dan penyediaan ruang yang

akan digunakan untuk berbagai kegunaan yang telah direncanakan. Dalam

pendekatan keruangan maupun analisa keruangan banyak berhubungan dengan

unsur jarak (absolut dan relatif), unsur pola, unsur site dan situation yang erat

hubungannya dengan sifat dan fungsi sebuah wilayah, unsur aksesibilitas yang erat

kaitannya dengan topografi dan teknologi dari suatu wilayah tertentu dan unsur

keterkaitan.

Penyediaan ruang publik taman kota berbasis TIK menggunakan

pendekatan keruangan terutama pada kebutuhan akan pengembangan penyediaan

layanan taman kota untuk perencanaan perwujudan Jakarta Smart City. Taman

Menteng yang letaknya tidak jauh dari kawasan Central Business District (CBD)

Jakarta yang ramai oleh gedung pemerintahan, perkantoran, restoran, penginapan

dan perumahan warga menjadikan taman ini memiliki keterkaitan sebagai akses

yang paling ideal sebagai ruang terbuka hijau dan berperan sebagai penyeimbang

lingkungan dalam kawasan CBD dengan adanya vegetasi yang dirawat secara

berkala oleh petugas taman.

Lebih jauh menurut Ullman (1954), geografi merupakan interaksi antar

ruang. Dengan adanya ruang publik taman kota berbasis TIK untuk konsep Jakarta

Smart City memiliki pengaruh terhadap interaksi antar ruang. Dengan terwujudnya

smart city, akses informasi dan komunikasi memberikan pengaruh terhadap

pergerakan seseorang antar ruang. Penggunaan TIK dapat mengurangi mobilisasi

atau perpindahan seseorang dari suatu lokasi ke lokasi lainnya karena sudah

terhubung dunia virtual yang dinamakan internet. Hal ini dapat mengurangi

penumpukan kemacetan transportasi terutama di Jakarta dalam suatu lokasi yang

dapat menetralisir interaksi antar ruang yang sudah begitu penuh di Jakarta.

Page 5: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86269/potongan/S1-2015... · pemanfaatan berbagai fasilitas yang ada dalam ruang telah menjadi latar

5

1.5.2. Keterkaitan dengan pembangunan wilayah

Dalam pembangunan wilayah dikenal perencanaan berjangka yang dibagi

kedalam perencanaan jangka pendek (1 tahun), jangka menengah (5-7 tahun) dan

jangka panjang (10-25). Penyediaan ruang publik taman kota berbasis TIK dalam

mendukung Jakarta Smart City di Taman Menteng merupakan jenis perencanaan

yang berjangka panjang. Program ini dicanangkan mulai dari akhir tahun 2012

dengan akses Wi-Fi di taman Kota Jakarta sebagai langkah awalnya. Pencanangan

konsep pengembangan kota ini dimaksudkan untuk memberikan kemandirian Kota

Jakarta dalam menangani permasalahan kota yang setiap hari terjadi di Jakarta

dengan menggunakan media teknologi informasi dan komunikasi.

Penyediaan sarana TIK di taman-taman Kota Jakarta khususnya Taman

Menteng memerlukan adanya kebutuhan pengembangan agar dapat optimal dalam

mendukung Jakarta Smart City. Hal ini dapat dianalisis dengan memperhatikan

ketersediaan dan pemanfaatan layanan TIK yang sudah ada saat ini untuk

kepentingan terwujudnya Jakarta Smart City melalui ruang publik. Dengan

demikian, apabila penggunaan layanan TIK di taman Kota Jakarta sudah optimal

dapat memberikan pengaruh positif terhadap kemandirian kota oleh warganya

dalam menangani informasi permasalahan perkotaan seperti banjir, macet, polusi

dan sebagainya dengan aktual.

1.6. Keaslian penelitian

Penelitian mengenai pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi

(TIK) dalam ranah pembangunan wilayah merupakan salah satu fenomena yang

menarik guna mengetahui bagaimana bentuk-bentuk pemanfaatan dan peran TIK

dalam perkembangan suatu wilayah terutama yang saat ini gencar dilakukan di

daerah perkotaan dengan menyasar ruang publik dan RTH sebagai obyek

penempatan fasilitas TIK-nya. Daya tarik fenomena ini dapat dikaji dari berbagai

bidang keilmuan sehingga telah banyak dilakukan penelitian yang mengkaji tema

penelitian serupa sebelumnya baik dari sisi perekonomian, pendidikan maupun

kaitannya dengan pembangunan wilayah.

Page 6: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86269/potongan/S1-2015... · pemanfaatan berbagai fasilitas yang ada dalam ruang telah menjadi latar

6

Penelitian oleh Cahyani (2008) sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.1.

poin nomor 1 menjelaskan bahwa ruang publik berupa RTH dengan kondisi iklim

mikro (suhu, kelembaban, dan indeks kenyamanan) dan kerapatan vegetasi dapat

mendukung fungsi estetika dan sosial pada berbagai cluster ruang terbuka hijau di

Yogyakarta. Faktor penggunaan RTH seperti taman kota di perkotaan besar oleh

masyarakat ditentukan oleh seberapa nyamannya taman tersebut dapat

dipergunakan sebagai tempat kunjungan. Dalam penelitian Penyediaan Ruang

Publik Taman Kota Berbasis TIK Dalam Mendukung Jakarta Smart City di Taman

Menteng, Jakarta Pusat dilakukan beberapa riset pertanyaan mengenai alasan para

pengunjung taman memilih mengunjungi Taman Menteng dibandingkan dengan

taman lainnya di sekitar Taman Menteng serta adakah pengaruh dari penambahan

fungsi taman dengan adanya fasilitas TIK di Taman Menteng bagi para pengunjung

taman?

Perkembangan yang pesat menyebabkan adanya perubahan dalam bidang

perekonomian terutama kegiatan perbankan. Menurut penelitian oleh Rachmawati

(2011) sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 1.1. poin 2 bahdwa dengan adanya

layanan TIK berupa fasilitas Automatic Teller Machine (ATM) dan layanan e-

banking yang dapat diakses secara online, nasabah diberikan banyak keuntungan

berupa pertukaran informasi dengan kecepatan tinggi dan mengurangi mobilitas

nasabah karena tidak perlu secara fisik hadir ke bank untuk melakukan aktivitas

perbankan mereka. Dalam penilitian “Penyediaan Ruang Publik Taman Kota

Berbasis TIK Dalam Mendukung Jakarta Smart City di Taman Menteng, Jakarta

Pusat” peran TIK dalam perekonomian oleh pengunjung taman dikaji melalui

wawancara mengenai seberapa sering penggunaan fasilitas TIK di taman untuk

kegiatan e-shopping, e-banking atau e-payment.

Kajian mengenai bagaimana smart city dapat terlaksana dengan ideal

membutuhkan panduan mengenai konsep smart city yang telah berkembang di

negara-negara lain. Penelitian oleh Thierry van Landegem (2012) sebagaimana

dapat dilihat pada Tabel 1.1. poin 3 bahwa konsep smart city perlu memperhatikan

parameter connectivity, smart, secure, private and resilient, dan energy yang dalam

Page 7: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86269/potongan/S1-2015... · pemanfaatan berbagai fasilitas yang ada dalam ruang telah menjadi latar

7

penelitian ini digunakan untuk mengetahui kualitas fasilitas TIK yang telah ada di

Taman Menteng dalam mendukung Jakarta Smart City.

Pengembangan wilayah dengan basis TIK sebelumnya sudah pernah

dilakukan di Yogyakarta oleh penelitian dari Achmad Djunaedi et. al (2012) yang

kemudian mengembangkan model layanan masyarakat berbasis TIK untuk

mendukung Jogja Cyber Province. Hasil dari penelitian sebagaimana dapat dilihat

pada Tabel 1.1 poin 4 menggambarkan bahwa layanan Digital Government Service

(DGS), forum e-government Pempov DIY dan layanan masyarakat lainnya berbasis

TIK lainnya di Yogyakarta kemudian melihat respon masyarakat terhadap adanya

layanan tersebut dan kebutuhan layanan berbasis TIK lainnya. Untuk kebutuhan

penelitian dilakukan adaptasi mengenai penggambaran kondisi macam layanan

berbasis TIK yang tersedia di Taman Menteng, mengidentifikasi respon masyarakat

terhadap adanya layanan TIK di Taman Menteng dan identifikasi terhadap

kebutuhan pengembangan layanan TIK di Taman Menteng untuk mendukung

Jakarta Smart City.

Terapan layanan TIK dalam dunia pendidikan menurut penelitian oleh Sisca

R. Aprilia (2013) mengenai Layanan Konsultan Belajar Siswa (KBS) secara Online

dalam Sistem Pembelajaran Anak di Kota Yogyakarta yang sebagaimana dapat

dilihat pada Tabel 1.1. poin 5 menyatakan bahwa layanan KBS secara online

memberikan manfaat dalam menambah referensi belajar mandiri siswa dengan

biaya seminim mungkin. Adaptasi yang dilakukan dari penelitian tersebut adalah

dalam hal identifikasi terhadap pihak penyedia fasilitas TIK yang terlibat,

pemanfaatannya secara online dan identifikasi kebutuhan pengembangan layanan

yang ditujukan terhadap pihak penyedia layanan.

Page 8: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86269/potongan/S1-2015... · pemanfaatan berbagai fasilitas yang ada dalam ruang telah menjadi latar

8

Tabel 1.1. Keaslian Penelitian

No. Judul Penelitian Tahun Nama

Penulis

Tujuan

Penelitian

Analisa Data Hasil Penelitian

1. Kajian Fungsi Ruang

Terbuka Hijau pada

berbagai Cluster

Ruang di Kota

Yogyakarta

2008 Cahyani

Alfiah

c. Mengetahui fungsi

estetika dan fungsi

sosial setiap RTH

pada beberapa

kawasan

Metode survei secara

purposive sampling

serta analisis

deskriptif kuantitatif.

Fungsi estetika dan fungsi sosial

RTH cluster

2. ICT Based Services In

Bank Sector and its

Benefit for Citizen in

Yogyakarta

Municipality,

Indonesia

(Pelayanan Dasar

TIK dan

Keuntungannya bagi

Masyarakat di Kota

2011 Rini

Rachmawati

c. Menunjukkan layanan

dasar TIK di sektor

perbankan, kegunaan

fasilitas ini, dan

keuntungan bagi

masyarakat di Kota

Yogyakarta

Metode pengumpulan

data: wawancara

terstruktur, in-depth

interview.

Metode analisis data:

analisis deskripsi

Faktor penggunaan TIK

bersifat praktis, mudah, bisa

kapan saja, efisisensi waktu,

dan aman.

Banyak warga menggunakan

fasilitas ATM daripada e-

banking. Banyak keuntungan

dari ATM dan e-banking

yaitu sebagai informasi

dengan kecepatan tinggi baru

Page 9: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86269/potongan/S1-2015... · pemanfaatan berbagai fasilitas yang ada dalam ruang telah menjadi latar

9

Yogyakarta,

Indonesia)

dan pengembangan teknologi

komunikasi di sektor

perbankan memungkinkan

pengguna untuk melakukan

kegiatan tanpa secara fisik

hadir di bank dan efek jarak

dan waktu pergerakan

berkurang.

3. ICT Infrastructure As

Key Enabler of Smart

Cities

2012 Thierry Van

Landegem

Memberikan parameter

TIK yang diperlukan

untuk mendukung Smart

City

Penelitian ini fokus

pada penyediaan TIK

untuk mendukung

konsep Smart City

pada berbagai elemen

target Smart City.

Smart City yang sarat dengan

penggunaan TIK memerlukan

parameter untuk mendukung

konsep Smart City, diantaranya

connectivity, smart, secure,

private, and resilient and energy

efficient.

4. Pengembangan

Model Layanan

Masyarakat Berbasis

Teknologi Informasi

2012 Achmad

Djunaedi et al.

d. Menggambarkan

macam layanan

masyarakat berbasis

teknologi informasi

1. Pengumpulan

Data dan Analisis

terhadap:

1. Macam layanan masyarakat

berbasis teknologi informasi

dan komunikasi :

Page 10: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86269/potongan/S1-2015... · pemanfaatan berbagai fasilitas yang ada dalam ruang telah menjadi latar

10

Dan Komunikasi

Untuk Mendukung

Jogja Cyber Province

dan komunikasi yang

tersedia.

e. Mengidentifikasi

respon masyrakat

terhadap penyediaan

layanan berbasis

teknologi informasi

dan komunikasi.

f. Mengidentifikasi

kebutuhan layanan

berbasis teknologi

informasi dan

komunikasi

Data sekunder:

laporan kegiatan,

hasil penelitian.

Data Primer:

indepth interview,

Focus Group

Disscussion

terhadap penyedia

dan pengguna

layanan

2. Metode

Pemodelan (untuk

mengembangkan

model layanan

berbasis teknologi

informasi dan

komunikasi)

Pengembangan Digital

Government Service (DGS)

Forum E-Government

Pemprov DIY

Layanan Masyarakat

Berbasis TIK Kota

Yogyakarta

2. Respon Masyarakat terhadap

penyediaan layanan berbasis

teknologi informasi dan

komunikasi

Kampung Cyber Kel.

Patehan, Kec. Kraton,

Kota Yogyakarta.

Cyber Village Kelurahan

Suryatmajan, Kec.

Page 11: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86269/potongan/S1-2015... · pemanfaatan berbagai fasilitas yang ada dalam ruang telah menjadi latar

11

Danurejan, Kota

Yogyakarta.

Kelurahan

Tegalpanggung

3. Kebutuhan layanan berbasis

teknologi informasi dan

komunikasi

5. Penyediaan dan

Pemanfaatan

Layanan Konsultan

Belajar Siswa secara

Online dalam Sistem

Pembelajaran Anak

di Kota Yogyakarta

2013 Sisca Rizki

Aprilia

1. Mengidentifikasi

penyediaan layanan

KBS Online di Kota

Yogyakarta

2. Mengidentifikasi

pemanfaatan

layanan KBS Online

di Kota Yogyakarta.

Metode pengumpulan

data: wawancara

terstruktur, in-depth

interview.

Metode analisis data:

Analisis deskripsi

1. Penyediaan layanan KBS

Online diselerenggarakan

oleh Dinas Pendidikan Kota

Yogyakarta dan bekerjasama

dengan Bagian Teknologi

Informas dan Telematika

serta Dinas Bangunan

Gedung dan Aset Daerah.

2. Pemanfaatan layanan KBS

tidak hanya secara Online

Page 12: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86269/potongan/S1-2015... · pemanfaatan berbagai fasilitas yang ada dalam ruang telah menjadi latar

12

3. Mengidentifikasi

kebutuhan

pengembangan

layanan KBS Online

dari pihak penyedia

dan pemanfaat

layanan tersebut di

Kota Yogyakarta.

tetapi saat ini juga dilayani

secara offline atau datang

langsung ke kantor KBS di

Komplek Taman Pintar.

Pengguna layanan setelah

mengakses layanan ini

merasakan manfaat layanan

tersebut bermanfaat untuk

membantu proses belajar

serta menambah referensi

untuk belajar mandiri dengan

biaya yang dkeluarkan

seminim mungkin.

3. Kebutuhan Pengembangan

dilihat dari pihak penyedia

dan pengguna layanan dalam

hal perbaikan teknis layanan

serta kualitas layanan.

Page 13: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86269/potongan/S1-2015... · pemanfaatan berbagai fasilitas yang ada dalam ruang telah menjadi latar

13

6. Penyediaan Ruang

Publik Taman Kota

Berbasis Teknologi

Informasi dan

Komunikasi Dalam

Mendukung Jakarta

Smart City di Taman

Menteng, Jakarta

Pusat

2015 Pembrimen

Saragih

1. Mengetahui

ketersediaan layanan

ruang publik taman

kota berbasis TIK

2. Mengethaui

pemanfaatan ruang

publik taman kota

berbasis TIK

3. Mengetahui

kebutuhan

pengembangan ruang

publik taman kota

berbasis TIK

Metode pengumpulan

data: wawancara

terstruktur, in-depth

interview.

Metode analisis data:

Analisis deskripsi

1. Penyediaan layanan

diselenggarakan oleh

pemerintah dan swasta yang

bertindak sebagai provider

dalam pengadaan fasilitas

TIK di taman Jakarta

2. Pemanfaatan layanan TIK di

Taman Menteng didominasi

oleh kegiatan browsing,

jejaring sosial dan kebutuhan

akan pendidikan dan

pengetahuan

3. Kebutuhan yang diperlukan

Taman Menteng untuk dapat

mendukung Jakarta Smart

City diantaranya adalah: (a)

penambahan titik akses

Page 14: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86269/potongan/S1-2015... · pemanfaatan berbagai fasilitas yang ada dalam ruang telah menjadi latar

14

sebanyak 30 titik; (b)

kecepatan dari 31 KB/s

menjadi 100 kB/s; serta (c)

penambahan sensor untuk

dapat mengatur pengaturan

taman dengan mandiri.

Page 15: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86269/potongan/S1-2015... · pemanfaatan berbagai fasilitas yang ada dalam ruang telah menjadi latar

15

1.7. Landasan Teori

1.7.1. Pengertian kota

Menurut Inogouchi et al. (2003), kota merupakan tempat aktivitas hidup

manusia baik untuk permukiman, tempat bekerja, pusat pemerintahan, tempat

pelayanan umum, tempat rekreasi dan lain-lain. Dari pengertian tersebut dapat

digambarkan bahwa kota adalah rona kepadatan bangunan, lalu lintas kendaraan

yang sibuk berlalu-lalang, tingkat perpindahan barang yang tinggi dan secara

bersamaan menjadi tempat tingal disertai dengan pelayanan kehidupan.

Adanya sarana dan prasarana kehidupan yang lebih baik di kota telah

menjadi faktor yang menarik perpindahan penduduk dari desa ke kota dimana

masyarakat yang berasal dari desa berharap dapat menikmati peluang hidup yang

lebih baik. Namun dibalik peluang kehidupan agar lebih baik yang ditawarkan oleh

kota muncul masalah sebagai akibat dari kepadatan yang tidak terkendali, baik yang

berkaitan dengan pemerataan penduduk maupun bangunan infrastruktur (Cahyani,

2008).

1.7.2. Pemanfaatan ruang di perkotaan

Menurut Undang-Undang No. 26 Tahun 2007, yang dimaksud dengan

pemanfaatan ruang adalah upaya untuk mewujudkan struktur ruang dan pola ruang

sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ditetapkan. Hal ini memberikan

kemungkinan terdapat perbedaan alokasi pemanfaatan ruang apabila terjadi

pergantian Rencana Tata Ruang dan Wilayah tergantung hasil yang disepakati.

Pemanfaatan ruang di perkotaan dewasa ini memiliki permasalahan

diantaranya adalah adanya konversi lahan terutama lahan yang seharusnya tetap

hijau oleh tanaman dan pepohonan menjadi daerah terbangun untuk mengimbangi

tingginya kebutuhan akibat tekanan penduduk. Perkembangan ruang kota telah

menggejala pembangunan anti ruang, yang mengubah taman atau jalur hijau

menjadi taman beton atau jalur beton. Akibatnya kualitas lingkungan di daerah

perkotaan menjadi menurun, yang berimplikasi secara tidak langsung terhadap

perilaku sosial masyarakat yang cenderung kontraproduktif dan memicu timbulnya

bencana alam lainnya, seperti banjir dan kerawanan sosial (Cahyani, 2008).

Permukiman kumuh banyak terdapat di kawasan yang bukan diperuntukkan bagi

Page 16: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86269/potongan/S1-2015... · pemanfaatan berbagai fasilitas yang ada dalam ruang telah menjadi latar

16

tempat tinggal, bahkan di kawasan yang dilindungi (Irwan, 2005). Kebutuhan akan

ruang terbuka merupakan hal yang tidak dapat dipisahkan dari manusia. Hilangnya

ruang terbuka di daerah perkotaan menyebabkan ketidakstabilan psikologis,

emosional dan dimensional, sehingga ruang gerak masyarakat untuk beraktivitas

dan berfikir menjadi sangat terbatas (Budiharjo, 1999).

Kondisi kota yang tidak nyaman merupakan kelemahan perencanaan kota.

Kerancuan tata ruang perkotaan yang seringkali disebabkan oleh tingginya ego-

sektoral para pemegang kewenangan dan sukarnya membentuk keterpaduan dana,

serta kurang jelasnya pihak yang bertanggungjawab dalam proses perubahan lahan

sehingga kota yang berkelanjutan semakin jauh dari kenyataan (Hearuman, 1999

dalam Irwan, 2005).

1.7.3. Ruang publik di perkotaan

Kota layak huni adalah kota yang mampu menyediakan ruang publik yang

layak bagi warga. Ruang publik di perkotaan merupakan tempat bagi warga untuk

berinteraksi sekaligus merupakan ruang untuk berekspresi bagi warga.

Menurut Carmona et al. (2003:111), ruang publik terbagi menjadi beberapa

tipologi antara lain; (1) external public space yang merupakan ruang publik yang

berbentuk ruang luar dan dapat di akses oleh publik seperti taman kota, alun-alun,

jalur pejalan kaki, dan lain sebagainya; (2) internal public space yang merupakan

ruang publik hasil kelola pemerintah dan dapat diakses oleh warga secara bebas

tanpa ada batasan tertentu, seperti kantor pos, kantor polisi, rumah sakit dan pusat

pelayanan warga lainnya; (3) external and internal “quasi” public space yang

merupakan fasilitas umum namun biasanya dikelola oleh sektor privat dan memiliki

batasan atau peraturan yang harus dipatuhi warga seperti mall, diskotek, restoran

dan lain sebagainya.

Ruang publik di perkotaan merupakan ruang yang secara tidak langsung

dapat mendorong seseorang untuk menjaga dan mengembangkan kotanya sendiri.

Jakarta sebagai ibu kota belum memiliki ruang publik yang cukup, dari jumlah ideal

ketersediaan ruang publik sekitar 30% Jakarta hanya memiliki ketersediaan sekitar

9% saja yang diperuntukkan sebagai tempat interaksi antarwarga bahkan ruang

Page 17: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86269/potongan/S1-2015... · pemanfaatan berbagai fasilitas yang ada dalam ruang telah menjadi latar

17

publik seperti trotoar dan jalur pedestrian pun sudah beralih fungsi menjadi tempat

parkir atau tempat berjualan (Sigit Kusumawijaya, 2013).

1.7.4. Pengertian teknologi informasi dan komunikasi

Teknologi informasi dan komunikasi (TIK) merupakan sekumpulan

teknologi dan aplikasinya terkait dengan proses elektronik, penyimpanan dan

pemindahan informasi untuk penggunaan yang bervariasi (Cohen dkk, 2002 dalam

Rachmawati, 2011). Karakteristik dari TIK adalah : (1) sangat dinamis terhadap

perubahan, (2) menurunkan biaya, (3) aplikasi dan penetrasi TIK dalam banyak

bidang terkait dengan profesi dan gaya hidup meningkat secara cepat, dan (4)

diperlukan kualitas keterampilan sumberdaya manusia dalam mengoperasikan TIK.

Beberapa jenis TIK adalah telephone, handphone (mobile phone), faximile,

komputer dan internet. Teknologi informasi dapat meliputi seluruh komponen yang

berbasis informasi, digerakkan oleh komputer, dan komuniasi berkaitan dengan

aktivitas (Knox dan Marston, 2004 dalam Rachmawati, 2011).

Menurut Indrajit (2000), teknologi informasi dan komunikasi adalah

teknologi yang berhubungan dengan pengolahan sumber data menjadi informasi

dan disalurkan dalam batasan ruang dan waktu melalui teknologi alat bantu untuk

memproses/mentransfer data dari satu perangkat ke perangkat lainnya. Teknologi

informasi dan komunikasi memiliki kemampuan untuk mengalami proses

pertukaran data dan informasi seiring dengan inovasi dan perkembangan teknologi

informasi dan komunikasi itu sendiri.

1.7.5. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi

Menurut Wardianna (2002) dalam Rachmawati (2011), pada era

pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi, jarak fisik atau jarak geografis

tidak lagi menjadi faktor penghubung antara manusia satu dengan yang lainnya atau

lembaga usaha sekalipun, jagad ini menjadi sebuah dusun semesta atau global

village dimana sering diistilahkan dengan “jarak sudah mati” (distance is dead).

Pemanfaatan TIK semakin mempermudah akses untuk mencapai dan berbagi

sesuatu. Kehadiran sistem e-learning, e-commerce, e-banking, e-government dan

lain sebagainya menghadirkan suatu sistem baru dalam kehidupan manusia yang

Page 18: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86269/potongan/S1-2015... · pemanfaatan berbagai fasilitas yang ada dalam ruang telah menjadi latar

18

dapat dimanfaatkan dimana saja dan kapan saja selama terhubung dengan teknologi

informasi dan teknologi komunikasi itu sendiri.

Kehadiran teknologi dan informasi memberikan pengaruh terhadap gaya

hidup dan pola berpikir seseorang. Perkembangan teknologi informasi mengalami

perkembangan yang sangat pesat bagi masyarakat perkotaan dan menjadi gaya

hidup high-technology (Knox dan Marston, 2004 dalam Rachmawati, 2011).

1.7.6. Konsep Jakarta Smart City

Menurut Yusuf (2012), istilah Smart City merupakan istilah yang masih

baru di Indonesia namun sebenarnya sudah banyak di implementasikan di negara-

negara lain. Penggunaan konsep Smart City dalam ‘Jakarta Smart City’ merupakan

usaha nyata dari pemerintah Jakarta untuk mendorong pengembangan ekonomi

yang berkelanjutan dan kualitas hidup yang tinggi, pemanfaatan sumberdaya alam

yang bijak melalui tata kelola pemerintahan yang partisipatif dengan

memperhatikan aspek investasi modal sosial dan manusia, infrastruktur transportasi

serta teknologi. Konsep ini mengarah kepada perencanaan dan pengembangan

wilayah yang menekankan pada peningkatan pemanfaatan media teknologi dan

fasilitas ruang terbuka untuk umum yang dimiliki Kota Jakarta.

Dengan smart city, berbagai macam data dan informasi yang berada di

seantero Jakarta dapat dikumpulkan melalui sensor-sensor yang terpasang di setiap

sudut kota, dianalisis dengan aplikasi cerdas, selanjutnya disajikan sesuai

kebutuhan pengguna melalui aplikasi yang dapat di akses oleh berbagai jenis

gadget. Melalui gadget-nya, secara interaktif pengguna juga dapat menjadi sumber

data, mereka mengirim informasi ke pusat data untuk dikonsumsi oleh pengguna

yang lain. Sebagai contoh, penduduk Jakarta dapat memantau kondisi kemacetan

jalan melalui gadget. Mereka mengetahui kecepatan rata-rata yang dapat ditempuh,

melihat gambar, kondisi cuaca, dan sebagainya. Lebih jauh dapat mengetahui lokasi

aksi demo, kriminalitas, ketersediaan tempat parkir dan lainnya. Mereka mendapat

rekomendasi rute alternatif yang lebih baik, bahkan rekomendasi untuk bepergian

dengan moda transportasi lain seperti kereta listrik (KRL). Seluruh informasi

tersebut diperoleh secara aktual, mudah dan nyaman.

Page 19: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86269/potongan/S1-2015... · pemanfaatan berbagai fasilitas yang ada dalam ruang telah menjadi latar

19

1.8. Kerangka Pemikiran

Penyediaan layanan ruang publik taman kota berbasis teknologi informasi

dan komunikasi memerlukan kebutuhan pengolahan data antara bentuk penyediaan

layanan dan jenis pemanfaatan layanan yang ada untuk optimalisasi ruang publik

taman kota berbasis TIK dan dapat mendukung program Jakarta Smart City,

sebagaimana disajikan dalam Gambar 1.1. Penyediaan layanan merupakan

tanggung jawab dari pihak penyedia layanan yang dalam hal ini adalah pihak dari

Dinas Pertamanan Jakarta. Layanan disediakan pada awalnya tentunya dengan

rencana jenis aktivitas pemanfaatan yang dapat dilakukan dengan adanya layanan

yang disediakan. Data mengenai jenis penyediaan layanan dan pemanfaatan

layanan menurut persepsi dari penyedia layanan (Dinas Pertamanan Jakarta)

diambil melalui survei instansi ke dinas terkait dan melakukan wawancara

mendalam dengan narasumber yang potensial dalam memahami seluk-beluk

penyediaan setiap fasililtas atau layanan di Taman Menteng.

Di lapangan (Taman Menteng) terkait dengan persiapan taman kota sebagai

ruang publik untuk mendukung Jakarta Smart City, peneliti akan meneliti mengenai

sejauh mana fasilitas atau layanan TIK yang disediakan oleh Dinas Pertamanan

Jakarta agar dapat dipergunakan oleh pengunjung taman dengan optimal.

Optimalisasi penyediaan dan pemanfaatan dari suatu layanan diantaranya dapat

diketahui dengan mengkaji beberapa hal berikut: (a) identifikasi ketersediaan

layanan ruang publik taman kota berbasis TIK di lapangan; (b) identifikasi

pemanfaatan layanan ruang publik taman kota berbasis TIK yang ada; dan (c)

identifikasi kebutuhan pengembangan ruang publik taman kota berbasis TIK.

Identifikasi terhadap ketersediaan layanan ruang publik taman kota berbasis

TIK berkaitan dengan kebenaran data antara penyediaan layanan yang disebutkan

oleh Dinas Pertamanan Jakarta dan fakta ketersediaan layanan tersebut di Taman

Menteng. Melalui observasi lapangan akan di cross-check kebenarannya oleh

peneliti dengan mempertimbangkan unsur: (a) jenis layanan TIK yang tersedia; dan

(b) spesifikasi aktual dari layanan yang disediakan. Hasil identifikasi dari

ketersediaan akan memberikan gambaran mengenai fasilitas apa saja yang sudah

tersedia dan seperti apa kualitas yang diberikan layanan tersebut.

Page 20: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86269/potongan/S1-2015... · pemanfaatan berbagai fasilitas yang ada dalam ruang telah menjadi latar

20

Gambar 1.1. Diagram kerangka pemikiran

Identifikasi pemanfaatan ruang publik taman kota berbasis TIK dalam hal

ini mengacu pada jenis aktivitas pemanfaatan layanan TIK oleh pengunjung Taman

Menteng dalam kunjungan mereka. Jenis pemanfaatan yang dilakukan oleh

pengunjung Taman Menteng akan mencerminkan sejauh mana optimalisasi layanan

berbasis TIK di Taman Menteng telah terlaksana menurut persepsi pengunjung.

Identifikasi kebutuhan pengembangan ruang publik taman kota berbasis

TIK merupakan langkah untuk memperoleh informasi mengenai keluhan

penggunaan layanan berbasis TIK di Taman Menteng dan solusi seperti apa yang

dibutuhkan untuk memecahkan masalah tersebut berdasarkan persepsi pengunjung.

Identifikasi ini juga berupaya untuk memperoleh saran seputar kebutuhan

pengembangan layanan ruang publik taman kota khususnya di Taman Menteng

agar pemanfaatan layanan berbasis TIK yang sudah tersedia dapat berfungsi dengan

optimal.

Faktor ketersediaan, pemanfaatan dan kebutuhan pengembangan layanan

ruang publik taman kota berbasis TIK baik yang bersumber dari pihak penyedia

layanan dan pihak pengguna layanan akan memberikan informasi mengenai

kebutuhan pengembangan yang diperlukan agar dapat mewujudkan ruang publik

Page 21: BAB I PENDAHULUAN - etd.repository.ugm.ac.idetd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/86269/potongan/S1-2015... · pemanfaatan berbagai fasilitas yang ada dalam ruang telah menjadi latar

21

seperti Taman Menteng dapat mendukung dengan baik adanya program Jakarta

Smart City ditinjau dari segi layanan TIK-nya dan sarana pendukung lainnya.

Penyediaan layanan yang baik akan memberikan manfaat optimal untuk pihak

pengguna layanan dan pencapaian tujuan pihak penyedia layanan dalam

menyediakan layanan untuk mewujudkan keberhasilan program yang dicanangkan,

dalam hal ini adalah program Jakarta Smart City.